Kontrasepsi Implan
Disusun oleh :
1. Mardiana (1211010068)
2. Marifatul Auliyah (1211010069)
3. Mita Eka Wulandari (1211010070)
4. Mutrofin Nafidah (1211010071)
5. Nia Lafinia (1211010072)
6. Novi Hidayatul (1211010073)
7. Nur Halimah (1211010074)
8. Riming Ika Noria (1211010075)
9. Shilfi Nur Atika W (1211010076)
10. Shindy Ade Z (1211010077)
11. Siti Murtowah (1211010079)
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
POLITEKNIK KESEHATAN MAJAPAHIT
MOJOKERTO
2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kesempatan dan kesehatan kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan
makalah ini. Dan tidak lupa pula kami panjatkan syukur kepada nabi Muhammad SAW yang
telah membawa kami dari alam kebodohan menjadi alam yang penuh dengan ilmu
pengetahuan seperti sekarang ini. Ucapan terimakasih kepada pembimbing yang telah
memberikan ilmu dalam mata kuliah ini.
Dalam makalah ini kami membahas tentang KONTRASEPSI IMPLAN. Kami selaku
penyusun makalah berharap agar makalah ini dapat bermanfaat dan digunakan dalam
perkuliahan.
Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca agar makalah ini bisa
menjadi lebih baik.
Mojokerto, 10 April 2014
PENYUSUN
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ………………………………………………………………
Daftar Isi ………………………………………………………………
BAB 1 Pendahuluan
1.1 Latar belakang……………………………………………………..
2.2 Rumusan Masalah………………………………………………….
3.3 Tujuan………………………………………………………………
BAB II Pembahasan
2.1 Pengertian Implan dan jenis-jenisnya………………………………
2.2 Mengetahui keuntungan dan kekurangan Implan………………….
2.3 Mengetahui efek samping Implan………………………………….
2.4 Mengetahui cara pemasangan dan pencabutan Implan……...........
BAB III Penutup
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………
3.2 Saran……………………………………………………………….
BAB IV
Daftar Pustaka……………………………………………………………...
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri,
memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Program keluarga berencana mempunyai misi yang
sangat menekankan pentingnya upaya menghormati hak – hak reproduksi dan sebagai upaya
untuk meningkatkan kualitas keluarga. Sedangkan visi dari program keluarga berencana
adalah memberdayakan masyarakat untuk membangun keluarga kecil berkualitas,
menggalang kemitraaandalam peningkatan kesejahteraan, kemandirian, dan ketahanan
keluarga, dan meningkatkan kualitas pelayanan KB dan kesehatan reproduksi.
Susuk disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kulit pada lengan
atas, alat kontrasepsi ini disusupkan di bawah kulit lengan atas sebelahdalam.
Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus plastik berongga dan
ukurannya sebesar batang korek api. Susuk dipasang seperti kipas dengan enam buah kapsul
atau tergantung jenis susuk yang akan dipakai. Di dalamnya berisi zat aktif berupa hormon.
Susuk tersebut akan mengeluarkan hormon sedikit demi sedikit. Jadi, konsep kerjanya
menghalangi terjadinya ovulasi dan menghalangi migrasi sperma.
Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun, 3 tahun, dan ada juga yang diganti setiap
tahun. Penggunaan kontrasepsi ini biayanya ringan. Pencabutan bisa dilakukan sebelum
waktunya jika memang ingin hamil lagi.
Pada makalah ini yang akan dibahas lebih lanjut tentang KB implan adalah jenis, cara
kerja, efektitas, keuntungan, kerugian, yang tidak boleh menggunakan KB implant, jadwal
kunjungan.
2.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Implan dan jenis-jenisnya ?
2. Apa keuntungan dan kekurangan Implan ?
3. Apa efek samping dari Implan ?
4. Bagaimana cara pemasangan dan pencabutan Implan ?
3.3 Tujuan
Adapun Tujuan yang dapat kita ambil dari penyusunan makalah ini adalah agar mahasiswa
mampu:
1. Mengetahui pengertian Implan dan jenis-jenisnya
2. Mengetahui keuntungan dan kekurangan Implan
3. Mengetahui efek samping dari Implan
4. Mengetahui cara pemasangan dan pencabutan Implan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Implan dan jenis-jenisnya
Implan adalah metode kontrasepsi hormonal yang efektif, tidak permanen dan dapat
mencegah terjadinya kehamilan antara tiga hingga lima tahun. Metode ini dikembangkan oleh
the population council, yaitu suatu organisasi internasional yang didirikan tahun 1952 untuk
mengembangkan teknologi kontrasepsi.
Berbagai jenis kontrasepsi hormonal implan :
Norplant terdiri dari 6 kapsul yang secara total bermuatan 216 mg levenorgestrel.
Panjang kapsul adalah 34 mm dengan diameter 2,4 mm. Kapsul terbuat dari bahan
silastik medik (polydimethylsiloxane) yang flesibel dimana kedua ujungnya ditutup
dengan penyumbat sintetik yang tidak menggangu kesehatan klayen. Setelah
penggunaan lima tahun, terrnyata masih tersimpan sekitar 50% bahan aktif
levonorgestrel asalh yang masih belum terdistribusi kejaringan insterstisial dan
sirkulasi. 6 kapsul korplant dipasng menurut konvigurasi kipas dilapisan subdermal
dilapisan atas.
Jadelle (norplant II)
Study dan pengembangan implan levenorgestrel 2 kapsul (implan – 2 ) telah
dilakukan 20 tahun yang lalu. Setelah diproduksi dan penggunaannya disetujui oleh
badan pengawas obat internasional, implan -2 digunakan dibanyak negara (eropa, asia
& afrika). Implan – 2 eropa dikenal sebagai implan – II dan kemudian dipasarkan
dengan nama dagang jadelle (schering, herline)
Impalan – 2 yang sama, juga diproduksi di cina dengan nama sinoplant II. Walaupun
sudah mendapat persetujuan dari U.S. food & drug adminitration (FDA), tetapi
belum ada rencana untuk melakukan pemasaran implan 2 secara luas di Amerika
sampai saat ini. Implan -2 memakai levonorgestrel 150 mg dalam kapsul 43mm dan
diameter 2,5 mm. Pelepasan harian hormon levonorgestrel dari implan- 2 hampir
sama dengan norplant dan secara teoritis, masa kerjanya menjadi 40% lebih singkat.
U.S. FDA menyetujui masa kerja norplant adalah 5 tahun tetapi study komprasi
dengan implan-2 ternyata 5-years pregnancy rates dan efek samping kedua
kontrasepsi subdermal ini adalah sama. Popolation council baru baru ini menyatakan
bahwa jadelle dirkomendasiakan untuk penggunaan 5 tahun dengan norplant untuk 7
tahun. Komulasi dari 5 years pregnancy rate/100 women years jadelle diantara 0,8
hingga 1,0 dan norplant sebesar 0,2/tahun.
Implanon (organon, oss, netherlands) adalah kontrasepsi subdermal kapsul tunggal
yang mengandung etonogestrel (3- ketodesogestrel) merupakan metabolid desogestrel
yang efektif adrogenic nya lebih rendah dan aktifitas progetrational yang lebuh tinggi
dari levonogestrel. Kapsul polimer (etehylene veinyl acetate) mempunyai tingkat
pelepasan hormon yang lebih stabil dari pada kapsul silastik norplant sehingga
variabilitas kadar hormon serrum menjadi lebih kecil.
Telah banyak dilakukan penelitian tentang keamanan, efektifitas dan penerimaan
implanon dan bnyak negara di eropa dan asia telah menggunakan implanon. Implanon
dikemas dalam trokar steril yang sekaligus disertai pendorong (inserter) kapsul
sehingga pemasangan hanya membutuhkan waktu 1-2,5 menit. Tidak seperti implan-2
(jadelle, implan-2 dan sinoplant), implanon dirancang kusus untuk inhhibisi ovulasi
selama masa penggunaan. Karena ovulasi pertama dan luteinisasi terjadi pada paruh
kedua tahun ketiga penggunaan maka implanon hanya direkomendasikan tiga tahun
penggunaan walaupun ada penelitian yang menyatakan masa aktifnya dapat mencapai
4 tahun. Dengan tidak terjadinya kehamilan selama penggunaan pada tujuh puluh ribu
siklus perempuan maka implanon dapat dikategorikan sebagai alat kontrasepsi paling
efektiff dari yang pernah dibuat selama ini.
Implan lainya
The population council telah mengembangakan implan – 1 menggunakan nestorone
atau ST-1435. Nestorone adalah progestin kuat yang dapat menghambat ovulasi dan
tidakk terikat dengan sex hormone- binding globulin (SHBG) serta tanpa efek
estrogenik atau androgenik. Nestorone menjadi tidak aktif bila diberikan per oral
karena segera dimetabolisme dalam hati sehingga aman bagi bayi yang mendapat ASI
dari seorang ibu pengguna kontrasepsi hormon subderma. Penelitian saat ini
mengarah pengunaan kapsul 40mm dengan dosis normal atau 30 mm dengan dosis
yang lebih tinggi agar dapat bekerja aktif untuk jangka waktu 2 tahun. Kapsul tunggal
30mm sedang dditeliti ditiga center tetapi dalam waktu yang sama, nestorone kapsul
tunggal 30mm telah diregistrasi di Brazil dengan nama El-cometrine tetapi digunakan
untuk pengobatan endometriosis dengan waktu kerja aktif 6 bulan.
2.2 Keuntungan dan kekurangan Implan
Keuntunganya adalah :
Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan
Tidak melakukan pemeriksaan dalam
Bebas dari pengaruh estrogen
Tidak mengganggu ASI
Klien hanya perlu kembali ke klinik jika ada keluhan
Perdarahan lebih ringan
Tidak menaikkan tekanan darah
Mengurangi nyeri haid
Mengurangi/ memperbaiki anemia
Melindungi terjadinya kanker endometrium
Menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara
Melindungi diri dari beberapa penyakit radang panggul
Dan kekuranganya adalah :
Timbul beberapa keluhan nyeri kepala, peningkatan/ penurunan berat badan,
nyeri payudara, perasaan mual, pusing kepala, perubahan mood atau
kegelisahan.
Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan
Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual, termasuk
HIV/AIDS
Efektifitasnya menurun jika menggunakan obat-obat tuberkulosis atau obat
epilepsi.
Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per 100.000 perempuan
per tahun)
2.3 Efek samping dari Implan
Pemakaian klinik pada lebih dari 4 juta perempuan di 30 negara (termasuk lebih dari
1 juta di AS) menunjukkan bahwa tingkat di toleransi dari sebagian besar terhadap implant-2
adalah sangat tinggi. Keuntungan utama dari implant-2 adalah tidak mengandung estrogen
yang menyebabkan berbagai efek samping pada pemakaian pil kontrasepsi. Efek samping
yang paling sering terjadi pada pemakaian implant adalah perubahan pola pendarahan haid.
Dapat terjadi pendarahan bercak atau terus menerus 6-9 bulan pertama dari enggunaan
implant-2
Masalah ini sama dengan yaang sering terjadi pada pemakaian kontrasepsi suntikan dan pil
yang hanya mengandung progestin saja. Meskipun hampir semua pengguna akan mengalami
satu atau beberapa efek samping dalam 3-5 tahun pemakaian, jarang terjadi masalah yang
berat. Sayangnya, efek samping ringan ini, sering kali menyebabkan pengguna menghentikan
pemakaian implant-2. Penjelasan yang akurat oleh petugas dan pemahaman yang baik dari
klien tentang beberapa efek samping dan cara mengatasinya dapat membantu kelangsungan
pengguna implant-2. Konseling sebeum pemasangan implant-2, sangat berpengaruh terhadap
kepuasan atau kelangsungan pengguna.
Perubahan perdarahan haid
Perubahan pada pola pendarahan haid di alami oleh sebagian besar perempuan yang memakai
implant norplant, terutama pada 90 hari pemakaian pertama. Ini merupakan efek samping
terbanyak yang paling sering dilaporkan, termasuk :
Pendarahan yang lama selama beberapa bulan pertama pemakaian
Pendarahan atau bercak perdarahan di antara siklus haid
Lamanya pendarahan atau bercak pendarahan berkurang
Ttidak mengalami pendarahan atau bercak pendarahan sama sekali selama beberapa bulan
(amenorea), dan
Kombinasi dari beberapa efek samping tersebut diatas
Perubahan pendarahan yang sering terjadi terutama pendarahan yang lama dan tidak teratur,
akan berkurang sejalan dengan waktu dan masalah akan berkurang pada akhir tahun pertama.
Pada tahun pertama pemakaian, 66% mengalami siklus haid yang tidak teratur, 27% teratus
dan 7% amenorea. Setelah 3-5 tahun pemakaianya, hanya 38 tetap mengalami siklus haid
yang teratur, sementara 62% menjadi teratur dan tidak ada yang mengalami amenorea.
Jumlah pendarahan dan lamanya pendarahan atau bercak pendarahan akan berkurang sejalan
dengan waktu.
Efek samping yang lain
Disamping perubahan pola haid, beberapa efek samping lain, sama dengan yang dilaporkan
pada kontrasepsi pil. Cukup mengganggu tapi tidak berat. Efek samping yang paling bsering
terjadi adalah:
Sakit kepala (1,9%)
Perubahan berat badan (biasanya meningkat) (1,7%)
Perubahan suasana hati (gugup atau cemas) (1,1%)
Depresi (0,9%)
Lain lain (mual,perubahan selera makan,payudara lembek,bertambahnya rambut di
badan atau muka dan jerawat) (1,8%)
Beberapa dari efek samping tersebut tidak berhubungan langsung dengan pemakaian implan-
2 karena keluhan klien pada akhir tahun pertama penggunaan, sama dengan dikeluhkan oleh
pengguna AKDR, yaitu sakit kepala, gugup, dan depresi. Keluhan keluhan ini biasanya hanya
dihubungkan dengan metode kontrasepsi hormonal. Yang paling penting, saat ini adalah tidak
ada bukti terjadi peningkatan resiko kardiovaskuler atau keganasan (termasuk payudara
genital) yang dilaporkan pada pemakaian implant.
EndometriumBeberapa penelitian yang dilakukan untuk mengetahui efek levonorgestrel terhadap
endometrium. Kajian mikroskopis 225 endometrium pengguna implan dari 2-116 bulan
masih terlihat aktifitas sekresi dan proliferasi , tetapi sebagian di antara menunjukan
penurunan aktifitas endometrium (hipoklasia atau atrofi) sampai serupa dengan pola yang ada
ada penggunaan pil oral kombinasi dan hanya progestin. Sebagai tambahan, tidak di jumpai
perubahan patologi yang mempunyai arti klinis. Berdasarkan penelitian ini, disimpulkan
bahwa pemakaian yang lama daari LNG tidak ada hubunganya dengan efek yang
membahanyakan pada endometrium.
2.4 Mengetahui cara pemasangan Implan
PERSIAPAN PEMASANGAN
Langkah 1
Persilahkan klien mencuci seluruh lengan dengan sabun dan air yang mengalir serta
membilasnya. Pastikan tidak terdapat sisa sabun (sisa sabun menurunkan efektivitas antisetik
tertentu). Langkah ini sangat penting bila klien kurang menjaga kebersihan dirinya untuk
menjaga kesehatannya dan mencegah penularan penyakit.
Langkah 2
Tutup tempat tidur klien (dan penyangga lengan atau meja samping bila ada) dengan kain
bersih.
Langkah 3
Persilahkan klien berbaring dengan lengan yang lebih jarang digunakan (misalnya : lengan
kiri) diletakkan pada lengan penyangga atau meja di samping. Lengan harus disangga dengan
baik dan dapat digerakkan lurus atau sedikit bengkok sesuai dengan posisi yang disukai klinis
untuk memudahkan pemasangan.
Langkah 4
Tentukan tempat pemasangan yang optimal 8 cm di atas lipatan siku.
Langkah 5
Siapkan tempat alat-alat dan buka bungkus steril tanpa menyentuh alat-alat di dalamnya.
Langkah 6
Buka dengan hati-hati kemasan steril implan dengan menarik kedua lapisan pembungkusnya
dan jatuhkan seluruh kapsul dalam mangkuk steril.
Bila tidak ada mangkuk steril, kapsul dapat diletakkan dalam mangkuk yang didisinfeksi
tingkat tinggi (DDT) atau pada baki tempat alat-alat. Pilihan lain adalah dengan membuka
sebagian kemasan dan mengambil kapsul satu demi satu dengan klem steril atau DDT saat
melakukan pemasangan. Jangan menyentuh bagian dalam kemasan atau isinya kecuali
dengan alat yang steril atau DDT.
TINDAKAN SEBELUM PEMASANGAN
Langkah 1
cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan kain bersih.
Langkah 2
Pakai sarung tangan steril atau DDT (ganti sarung tangan untuk setiap klien guna mencegah
kontaminasi silang).
Langkah 3
Atur alat dan bahan-bahan sehingga mudah dicapai. Hitung kapsul untuk memstikan
jumlahnya.
Langkah 4
Persiapkan tempat insisi dengan larutan antiseptik. Gunakan klem steril atau DTT untuk
memegang kasa berantiseptik. (bila memegang kasa berantiseptik hanya dengan tangan, hati-
hati jangan sampai mengkontaminsai sarung tangan dengan menyentuh kulit yang tidak
steril). Mulai mengusap dari tempat yang akan dilakukan insisi ke arah luar dengan gerakan
melingkar sekitar 8-13 cm dan biarkan kering (sekitar 2 menit) sebelum memulai tindakan.
Hapus antiseptik yanga berlebihan hanya bila tanda yang sudah dibuat tidak terlihat.
Langkah 5
Bila ada guanakan kain penutup (doek) yang mempunyai lubang untuk menutupi lengan.
Lubang tersebut harus cukup lebar untuk memaparkan tempat yang akan dipasang kapsul.
Dapat juga dengan menutupi lengan di bawah tempat pemasangan dengan kain steril.
Langkah 6
Setelah memastikan tidak alergi terhadap obat anestesi, isi alat suntik dengan 3 ml obat
anestesi . Dosis ini sudah cukup untuk menghilangkan rasa sakit selama memasang kapsul
implan.
Langkah 7
Masukkan jarum di bawah kulit pada tempat insisi, kemudian lakukan aspirasi untuk
memastikan jarum tidak masuk ke dalam pembuluh darah. Suntikkan sedikit obat anestesi
untuk membuat gelembung kecil di bawah kulit. Kemudian tanpa memindahkan jarum,
masukkan ke bawah kulit sekitar 4 cm. Hal ini akan membuat kulit terangkat dari jaringan
lunak di bawahnya. Kemudian tarik jarum pelan-pelan sehingga membentuk jalur sambil
menyuntikkan obat anestesi sebanyak 1 ml di antara tempat untuk memasang kapsul.
PEMASANGAN KAPSUL
Sebelum membuat insisi, sentuh tempat insisi dengan jarum atau skalpel untuk memastikan
obat anestesi telah bekerja.
Langkah 1
Pegang skalpel dengan sudut 45◦, buat insisi dangkal hanya untuk sekedar menembus kulit.
Jangan membuat insisi yang panjang atau dalam.
Langkah 2
Ingat kegunaan ke-2 tanda pada trokar. Trokar harus dipegang dengan ujung yang tajam
menghadap ke atas. Ada 2 tanda pada trokar, tanda (1) dekat pangkal menunjukkan batas
trokar dimasukkan ke bawah kulit sebelum memasukkan setiap kapsul. Tanda (2) dekat ujung
menunjukkan batas trokar yang harus tetap di bawah kulit setelah memasang setiap kapsul.
Langkah 3
Dengan ujung yang tajam menghadap ke atas dan pendorong di dalamnya masukkan ujung
trokar melalui luka insisi dengan sudut kecil. Mulai dari kiri atau kanan pada pola seperti
kipas, gerakkan trokar ke depan dan berhenti saat ujung tajam seluruhnya berada di bawah
kulit. Memasukkan trokar jangan dengan paksaan. Jika terdapat tahanan coba dari sudut
lainnya.
Langkah 4
Untuk meletakkan kapsul tepat di bawah kulit angkat trokar ke atas sehingga kulit terangkat.
Masukkan trokar perlahan-lahan dan hati-hati ke arah tanda (1) dekat pangkal. Trokar harus
cukup dangkal sehingga dapat diraba dari luar dengan jari. Trokar harus selalu terlihat
mengangkat kulit selama pemasangan. Masuknya trokar akan lancar bila berada di bidang
yang tepat di bawah kulit.
Langkah 5
Saat trokar masuk sampai tanda (1) cabut pendorong dari trokar.
Langkah 6
Masukkan kapsul pertama ke dalam trokar. Gunakan ibu jari dan telunjuk atau pinset atau
klem untuk mengambil kapsul dan memasukkan ke dalam trokar. Bila kapsul diambil dengan
tangan pastikan sarung tangan tersebut bebas dari bedak atau pertikel lain.
Langkah 7
Gunakan pendorong untuk mendorong kapsul ke arah ujung trokar sampai terasa ada tahanan,
tapi jangan mendorong dengan paksa.
Langkah 8
Pegang pendorong dengan erat di tempatnya dengan satu tangna untuk menstabilkan. Terik
tabung trokar dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk ke arah luka insisi sampai tanda (2)
muncul di tepi luka insisi dan pangkalnya menyentuh pegangan pendorong. Hal yang penting
pada langkah ini adalah menjaga pendorong tetap di tempatnya dan tidak mendorong kapsul
ke jaringan.
Langkah 9
Saat pangkal menyentuh pegangan pendorong tanda (2) harus terlihat di tepi luka insisi dan
kapsul saat itu keluar dari trokar tepat berada di bawah kulit. Raba ujung kapsul dengan jari
untuk memastikan kapsul sudah keluar seluruhnya dari trokar. Hal yang penting adalah
kapsul bebas dari trokar untuk menghindari terpotongnya kapsul saat trokar digerakkan untuk
memasang kapsul berikutnya.
Langkah 10
Tanpa mengeluarkan seluruh trokar, putar ujung dari trokar ke arah laterla kanan dan
kembalikkan lagi ke posisi semula untuk memastikan kapsul pertama bebas. Selanjutnya
geser trokar sekitar 15-25 derajat. Untuk melakukan itu mula-mula fiksasi kapsul pertama
dengan jari telunjuk dan masukkan kembali trokar pelan-pelan sepanjang sisi jari telunjuk
tersebut sampai tanda (1). Hal ini akan memastikan jarak yang tepat antara kapsul dan
mencegah trokar menusuk kapsul yang dipasang sebelumnya. Bila tanda (1) sudah tercapai
masukkan kapsul berikutnya ke dalam trokar dan lakukan seperti sebelumnya.
Langkah 11
Pada pemasangan kapsul berikutnya, untuk mengurangi resiko infeksi atau ekspulsi pastikan
bahwa ujung kapsul yang terdekat kurang lebih 5 mm dari tepi luka insisi.
Langkah 12
Sebelum mencabut trokar, raba kapsul untuk memastikan kapsul semuanya telah terpasang.
Langkah 13
Ujung dari semua kapsul harus tidak ada tepi luka insisi. Bila sebuah kapsul keluar atau
terlalu dekat dengan luka insisi, harus dicabut dengan hati-hati dan dipasang kembali di
tempat yang tepat.
Langkah 14
Setelah kapsul terpasang semuanya dan posisi setiap kapsul sudah diperiksa, keluarkan trokar
pelan-pelan. Tekan tempat insisi dengan jari menggunakan kasa selama 1 menit
TINDAKAN SETELAH PEMASANGAN KAPSUL
1. Menutup luka insisi
- Temukan tepi kedua insisi dan gunakan band aid atau plester dengan kassa steril untuk
menutup luka insisi. Luka insisi tidfak perlu dijahit karena dapat menimbulkan jaringan parut
- Periksa adanya perdarahan. Tutup daerah pemasangan dengan pembalut untuk hemostasis
dan mengurangi memar (perdarahan subkutan)
2. Perawatan klien
- Buat catatan pada rekam medik pemasangan kapsul dan kejadiian tidak umum yang
mungkin terjadi selama pemasangan.
- Amati klien kurang lebih 15-20 menit untuk kemungkinan perdarahan dari luka insisi atau
efek lain sebelum memulangkan klien. Beri petunjuk untuk perawatan luka insisi setelah
pemaasangan, kalau bisa diberikan secara tertulis.
BILA TERJADI INFEKSI
- Obati dengan pengobatan yang sesuai untuk infeksi lokal
- Bila terjadi abses (dengan atau tanpa eksplusi kapsul) cabut semua kapsul.
PEMASANGAN IMPLAN
Iserter yang digunakan telah berisi 1 (buah) kapsul di dalamnya dan hanya untuk satu kali
pakai. Kemasan tersebut menyerupai alat suntik.
Langkah 1
Persiapkan tempat pemasangan dengan larutan antiseptik.
Langkah 2
Tentukan tempat pemasangan yang optimal, 8 cm diatas lipatan siku pada bagian dalam
lengan di alur antara otot biseps dan triseps. Gunakan spidol untuk menandai dengan
membuat garis sepanjang 6-8 cm.
Langkah 3
Setelah memastikan (dari anamnesis) tidak alergi terdapat obat anastesi, isi alat suntik dengan
2 ml obat anastesi (1% tanpa Epinefrin) dan suntikan tepat dibawah kulit sepanjang jalur
tempat pemasangan. Pemasangan anastesi juga dapat dilakukan dengan semprotan.
Langkah 4
Keluarkan insenter dari kemasannya. Regangkan kulit ditempat pemasangan dan masukan
jarum insenter tepat dibawah kulit sampai masukseluruh panjang jarum insenter. Untuk
melatakana jarum tepat dibawah kulit, angkat jarum insenter keatas, sehinnga kulit terangkat.
Langkah 5
Lepaskan segel insenter dengan menekan penopang pendorong insenternya.
Langkah 6
Putar pendorong insenter 90o atau 180o dengan mempertahankan pendorong insenter tetap
diatas lengan.
Langkah 7
Dengan tangan yang lain sacara perlahan tarik jarum keluar dari lengan sambil tetap
memperthanakan penopang insenter ditempanya. (catatan: prosedur ini berlawanan dangan
suatu penyuntikan, dimana pendorong didorong dan insenter dipertahankan).
CARA PENCABUTAN
METODE PENCABUTAN
Metode pencabutan unutk sama hanya maupun Implano, Jadena™, Indlopantimplant
Norplant berbeda dalam jumlah yang kapsul yang terpasang.
Metode standar pencabutan menggunakan klem mosquito atau Crile untuk menjepit kapsul
telah digunakan sejak awal 1980an. Sejak itu telah banyak dilaporkan modifikasi dari metode
standar pencabutan, misalnya metode “pop out” yang dikenalkan oleh Darney dkk. Pada
tahun 1992. Kenyataannya bahwa banyak yang memikirkan untuk terus menyempurnakan
metode pencabutan, sedang perubahan pada metode pemasangan hanya sedikit, menunjukan
dengan jelas mtode standar pencabutan tidak seluruhnya sempurna. Pengamatan ini didukung
oleh pengalaman diberbagai negara. Dibandingkan pemasangan, pencabutan memerlukan
kesabaran dan keahlian. Selain itu pemasangan yang tidak baik (misalnya terlalu dalam atau
tidak menggunakan pola) menyebabkan pencabutan dengan metode apapun akan memakan
waktu yang lama dan lebih banyak pendarahan dibanding pada waktu pemasangan.
Praptohardjo dan Wibowo (1993) melaporkan metode baru untuk pencabutan implant
Norplant yaitu Teknik “U”. Perbadaaan yang besar antara teknik “u” dan tehnik standar
adalah :
- Posisi dari insisi kulit, dan
- Pemakaian klem pemegang implant Norplant, merupakan modifikasi klem yang digunakan
unutuk vasektomi tanpa pisau dengan diameter ujung klem diperkecil dari 3,5 manjadi 2,2
mm.
Persiapan bahan dan alat
Dalam melakukan persiapan, yang penting adalah alat-alat dalan kondisi baik (misalnya klem
harus dapat menjepti dengan kuat dan spakel harus tajam). Periksa alat dan bahan yang akan
dipakai sudah dalam keadaan steril atau DTT.
Peralatan yang diperlukan unutuk setiap pencabutan adalah sebagai berikut :
- Meja periksa untuk tempat tidur klien.
- Penyangga lengan atau meja samping
- Sabun untuk mencuci tangan
- Kain penutup operasi steril (bersih) yang kering.
- Tiga mangkok steril atau DTT (satu larutan antiseptik, satu tempat air mendidih atau steril
yang berisi kapas bulat untuk membersihkan bedak pada sarung tangan dan satu lagi berisi
larutan Klorin 0,5% untuk dekontaminasi kapsul yang telah dicabut).
- Sepasang sarung tangan steril/DTT.
- Larutan antiseptik
- Anastesi lokal (konsentrasi 0,1% tanpa Epinefrin ).
- Tabung suntik (5 atau 10ml ) dan jarum suntik dangan panjang 2,5 – 4 cm
TINDAKAN SEBELUM PENCABUTAN
Langkah 1:
Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan kain bersih.
Langkah 2 :
Pakai sarung tangan steril
Langkah 3 :
Atur alat dan bahan-bahan sehingga mudah dicapai.
Langkah 4 :
Usap tempat pencabutan dengan kasa berantiseptik. Gunakan klem steril untuk memegang
kasa tersebut. Mulai mengusap dari tempat yang akan dilakukan insisi ke arah luar dengan
gerakan melingkar sekitar 8-13 cm dan biarkan kering sebelum memulai tindakan.
Langkah 5 :
Gunakan doek/kain lubang untuk menutupi lengan. Lubang tersebut harus cukup lebaruntuk
memaparkan lokasi kapsul.
Langkah 6 :
Raba seluruh kapsul untuk menentukan lokasinya.
Langkah 7 :
Setelah memastikan klien tidak alergi terhadap obat anastesi, isi alat suntik dengan 3 ml obat
anastesi (1% tanpa epinefrin). Masukkan jarum tepat di bawah kulit pada tempat insisi akan
dibuat, kemudian lakukan aspirasi untuk memastikan jarum tidak masuk ke dalam pembuluh
darah. Suntikan sedikit obat anastesi untuk membuat gelembung kecil di bawah kulit.
Masukkan jarum secara hati-hati di bawah ujung kapsul pertama sampai kurang lebih 1/3
panjang kapsul, tarik jarum pelan-pelan sambil menyuntikan obat anastesi (0,5 ml) untuk
mengangkat ujung kapsul. Tanpa mencabut jarum, geser ujung jarum dan masukkan ke
bawah kapsul berikutnya. Ulangi proses ini sampai keenam ujung kapsul terangkat. Sebelum
memulai, sentuh tempat insisi dengan ujung jarum untuk memastikan obat anstesi telah
bekerja.
TINDAKAN PENCABUTAN KAPSUL
Metode Standar
Langkah 1 :
Tentukan lokasi insisi yang mempunyai jarak sama dari ujung bawah semua kapsul. Kira-kira
5 mm dari ujung bawah kapsul. Bila jarak tersebut sama maka insisi dibuat pada tempat insisi
waktu pemasangan. Sebelum menentukan lokasi, pastikan tidak ada ujung kapsul yang
berada di bawah insisi lama.
Lngkah 2 :
Pada lokasi yang sudah dipilih, buat insisi melintang yang kecil kurang lebih 4 mm dengan
menggunakan scalpel.
Langkah 3 :
Mulai dengan mencabut kapsul yang mudah diraba dari luar atau yang terdekat dengan
tempat insisi.
Langkah 4 :
Dorong ujung kapsul kea rah insisi dengan jari tangan sampai ujung kapsul tampak pada luka
insisi. Saat ujung kapsul tampak pada luka insisi, masukkan klem lengkung dengan
lengkungan jepitan mengarah ke atas, kemudian jepit ujung kapsul dengan klem
tersebut.Masukkan klem lengkung melalui luka insisi dengan lengkungan jepitan mengarah
ke kulit, teruskan sampai berada di bawah ujung kapsul dekat siku. Buka dan tutup jepitan
klem untuk memotong secara tumpul jaringan parut yang mengelilingi ujung kapsul. Ulangi
sampai ujung keenam kapsul bebas dari jaringan parut yang mengelilinginya. Selanjutnya,
dorong ujung kapsul pertama sedekat mungkin pada luka insisi. Sambil menekan kapsul
dengan jari telunjuk dan jari tengah, masukkan lagi klem lengkung sampai berada di bawah
ujung kapsul, jepit kapsul di dekat ujungnya dan secara hati-hati tarik keluar melalui luka
insisi.
Langkah 5 :
Bersihkan dan buka jaringan ikat yang mengelilingi kapsul dengan cara menggosok-gosok
pakai kasa steril untuk memaparkanujung bawah kapsul.
Langkah 6 :
Jepit kapsul yang sudah terpapar dengan menggunakan klem kedua. Lepaskan klem pertama
dan cabut kapsul secara pelan dan hati-hati dengan klem kedua. Kapsul akan mudah dicabut
oleh karena jaringan ikat yang mengelilinginya tidak melekat pada karet silikon. Bilakapsul
sulit dicabut, pisahkan secara hati-hati sisa jaringan yang melekat pada kapsul dengan
menggunakan kasa.
Langkah 7 :
Pilih kapsul yang tampak paling mudah dicabut. Sebelum mengakhiri tindakan, hitung untuk
memastikan keenam kapsul sudah dicabut.
Metode huruf “U”
Klem yang dipakai untuk mencabut kapsul pada teknik “U”, merupakan modifikasi klem
yang digunakan untuk vasektomi tanpa pisau dengan diameter ujung klem diperkecil dari 3,5
menjadi 2,2 mm.
Langkah 1 :
Tentukan lokasi insisi pada kulit diantara kapsul 3 dan 4 kurang lebih 5 mm dari jung kapsul
dekat siku.
Langkah 2 :
BUat insisi kecil (4mm) memanjang sejajar diantara sumbu panjang kapsul dengan
menggunakan scalpel.
Langkah 3 :
Masukkan ujung klem pemegang implant norplant secara hati-hati melaalui luka insisi.
Langkah 4 :
Fiksasi kapsul yang letaknya paling dekat luka insisi dengan jari telunjuk sejajar panjang
kapsul.
Langkah 5 :
Masukkan klem lebih dalam sampai ujungnya menyentuh kapsul, buka klem dan jepit kapsul
dengan sudut yang tepat pada sumbu panjang kapsul kurang lebih 5 mm diatas ujung bawah
kapsul. Setelah kapsul terjepit, tarik kea rah insisi dan balikkan pegangan klem 180O kea rah
bahu klien untuk memaparkan ujung bawah kapsul.
Langkah 6 ;
Bersihkan kapsul dari jaringan ikat yang mengelilinginya dengan menggosok-gosok
menggunakan kasa steril untuk memaparkan ujung bawah kapsul sehingga mudah dicabut.
Langkah 7 :
Gunakan klem lengkung untuk menjepit kapsul yang sudah terpapar. Lepaskan klem
pemegang norplant dan cabut kapsul dengan pela-pelan dan hati-hati. Taruh kapsul yang
telah dicabut dalam mangkok berisi klori 0,5% untuk dekontaminasi sebelum dibuang.
Langkah 8 :
Pencabutan kapsul berikutnya adalah tampak paling mudah dicabut, gunakan teknik yang
sama untuk mencabut kapsul berikutnya.
Metode “ Pop Out”
Pada tahun 1992,Darney Klaise dan Walker melaporkan metode pencabutan yang sederhana
untuk mencabut seluruh kapsul norplant yang dikenal dengan metode pencabutan “pop out”.
Metode ini dapat mengurangi rasa sakit maupun perdarahan dan biasanya luka insisi lebih
kecil. Teknik ini akan mengurangi resiko robek pada kapsul selama tindakan pencabutan.
Kerugiannya yaitu tidak bisa dilakukan bila lokasi kapsul tidak baik pada waktu dipasang.
Berikut langkah-langkahnya:
Langkah 1 :
Raba ujung-ujung kapsul di daerah dekat siku untuk memilih salah satu kapsul yang
lokasinya terletak di tengah-tengah dan mempunyai jarak yang sama dengan ujng kapsul
lainnya.Dorong ujung bagian atas kapsul yang telah dipilih dengan menggunakan jari. Pada
saat ujung bagian bawah kapsul tampak jelas di bawah kulit, buat insisi kecil (2-3 mm) diatas
ujung kapsul dengan menggunakan skalpel.
Langkah 2 :
Lakukan penekanan dengan menggunakan ibu jari dan jari tangan lainnya pada ujung bagian
bawah kapsul untuk membuat ujung kapsul tersebut tepat berada di bawah tempat insisi.
Langkah 3 :
Masukkan ujung tajam skalpel ke dalam luka insisi sampai terasa menyentuh ujung kapsul.
Bila perlu, potong jaringan ikat yang mengelilingi ujung kapsul sambil tetap memegang
kapsul dengan ibu jari dan jari telunjuk.
Langkah 4 :
Tekan jaringan ikat yang sudah terpotong tadi dengan kedua ibu jari sehingga ujung bawah
kapsul terpapar keluar.
Langkah 5 :
Tekan sedikit ujung atas kapsul sehingga kapsul muncul pada luka insisi dan dengan mudah
dapat dipegang dan dicabut. Setelah keenam kapsul berhasil dicabut dan dihitung kembali
jumlahnya, luka insisi ditutup dengan kasa steril dan plester. Pembalut tekan biasanya tidak
diperlukan karena teknik pop out ini tidak menyebabkan atau hanya sedikit merusak jaringan
di tempat pencabutan.
PETUNJUK PENCABUTAN
- Kapsul yang sulit dicabut
Jika seluruh kapsul tidak bisa dicabut dalam waktu 20 sampai 30 menit atau klien tampak
gelisah maka hentikan tindakan pencabutan, memulangkan klien dan meminta datang
kembali bila luka insisi sudah benar-benar sembuh (4-6 minggu). Biasanya pada kunjungan
kedua sisa kapsul tersebut akan teraba dan dapat dicabut.
- Kapsul yang tidak dapat diraba
Ada dua cara menentukan lokasi kapsul yang dipasang terlalu dalam sehingga tidak bisa
diraba dengan jari yaitu dengan sinar X dan Ultrasound. Dengan sinar X, pasang pada 50 – 55
kilovolts dan 4-5 miliamper, dengan waktu pemaparan 0,03 detik. Dengan ultrasound,
bayangan yang ditimbulkan oleh kapsul dapat ditentukan. Penyetelan khusus ( posisi probe
ultrasound) mungkin diperlukan untuk memusatkan gambar pada ultrasound.
- Kapsul yang putus
Pencabutan akan lebih sulit jika kapsul putus. Sekali kapsul putus, maka ada kemungkina
akan putus lagi setiap kali melakukan jepitan dengan klem. Biasanya diperlukan insisi baru di
ujung atas kapsul sehingga sisa kapsul yang putus bisa dicabut.
TINDAKAN SETELAH PENCABUTAN
Menutup luka insisi
• Bila klien tidak ingin melanjutkan pemakaian implant lagi, bersihkan tempat insisidan
sekitarnya dengan menggunakan kasa berantiseptik. Gunakan klem untuk memegang kedua
tepi luka insisi selama 10-15 detik untuk mengurangi perdarahan dari luka insisi, kemudian
balut luka insisi.
• Dekatkan kedua tepi luka insisi kemudian tutup dengan band aid (plester untuk luka ringan)
atau kasa steril dan plester.
INTRUKSI KEPADA KLIEN UNTUK PERAWATAN LUKA DI RUMAH
• Beri tahu klien mungkin timbul memar, bengkak dan kulit kemerahan pada daerah
pencabutan selama beberapa hari, keadaan ini normal.
• Jaga luka insisi agar tetap kering dan bersih minimal 48 jam.
• Bila memakai pembalut tekan jangan dibuka selama 48 jam dan band aid boleh dibuka
setelah 3-5 hari.
• Klien segera melakukan pekerjaan ringan. Hindari benturan pada tempat insisi.
• Setelah sembuh, luka insisi boleh dicuci dan disentuh dengan tekanan normal.
• Segera kembali ke klinik jika timbul tanda-tanda infeksi (demam, radang) pada tempat
insisi.
• Beri tahu klien kapan kembali ke klinik untuk perawatan lanjut, jika perlu.
• Beri tahu klien bahwa jaringan ikat di lengan mungkin masih tetap terasa dan akan hilang
setelah beberapa bulan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan
sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sperma. Pelayanan kontrasepsi
(PK) merupakan salah satu komponen dalam pelayanan kependudukan/KB. Esensi tugas
program Keluarga Berencana (KB) yaitu menurunkan fertilitas agar dapat mengurangi beban
pembangunan demi terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan bagi rakyat dan bangsa
Indonesia
3.2 Saran
Tidak ada satupun metode kontrasepsi yang aman dan efektif bagi semua klien karena
masing-masing mempunyai kesesuaian dan kecocokan individual bagi setiap klien. Untuk itu
disarankan klien lebih cerdas memilih alat kontrasepsi yang sesuai dan cocok.
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, Nardho, dkk. 2010. Buku Pedoman Petugas Fasilitas Pelayanan Keluarga
Berencana. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Saifufuddin, A. B., dkk. 2011. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Sherli, 2010. Alat Kontrasepsi. http://bidansherly.wordpress.com/2010/04/06 /alatkontrasepsi/. Diakses 17 Desember 2010