A. Pengertian
Antibiotika ialah zat yang dihasilkan oleh mikroba terutama fungi, yang dapat menghambat pertumbuhan atau membasmi jenis mikroba lain.
Antibiotika ( latin : anti = lawan, bios = hidup ) adalah xzat-zat kimia yang dihasilkan miro organisme hidup tertuam fungi dan bakteri ranah. Yang memiliki kahsiat mematikan atau mengahambat pertumbuahn banyak bakteri dan beberapa virus besar, sedangkan toksisitasnya bagi manusia relative kecil.
B. Pembuatan Antibiotika
Pembuatan antibiotika lazimnya dilakukan dengan jalan mikrobiologi dimana mikro organisme dibiak dalam tangki-tangki besar dengan zat-zat gizi khusus. Kedalam cairan pembiakan disalurkan oksigen atau udara steril guna mempercepat pertumbuhan jamur sehingga produksi antibiotiknya dipertinggi setelah diisolasi dari cairan kultur, antibiotika dimurnikan dan ditetapkan aktifitasnya beberapa antibiotika tidak dibuat lagi dengan jalan biosintesis ini, melakukan secara kimiawi, antara lain kloramfenikol
Aktivitas Umumnya dinyatakan dalam suatu berat (mg),kecuali zat yang belum sempurna pemurniannya dan terdiri dari campuran beberapa zat misalnya polimiksin B basitrasin, atau karena belum diketahui struktur kimianya, seperti, nistatin.
C. Mekanisme Kerja
Beberapa antibiotika bekerja terhadap dinding sel (penisilin dan sefalosforin) atau membran sel (kleompok polimiksin), tetapi mekanisma kerja yang terpenting adalah perintangan selektif metabolisme protein bakteri sehingga sintesis protein bakteri, sehingga sintesis protein dapat terhambat dan kuman musnah atau tidak berkembang lagi misalnya kloramfenikol dan tetrasiklin.
Diluar bidang terapi, antibiotik digunakan dibidang peternakan sebagai zat gizi tambahan guna mempercepat pertumbuhan ternak, dan unggas yang diberi penisilin, tetrasiklin erithomisin atau basitrasin dalam jumlah kecil sekali dalam sehari harinya, bertumbuh lebih besar dengan jumlah makanan lebih sedikit.
4.Aminoglikosida
Aminoglokosida bersifat bakterisidal dan aktif terhadap bakteri gram posistif dan gram negative. Aminasin, gentamisin dan tobramisin d juga aktif terhadap pseudomonas aeruginosa. Streptomisin aktif teradap mycobacterium tuberculosis dan penggunaannya sekarang hamper terbatas untuk tuberkalosa.
a. Amikasin
Indikasi : infeksi generatif yang resisten terhadap gentamisin.
b. Gentamisin
Indikasi : septicemia dan sepsis pada neonatus, meningitis dan infeksi SSP lainnya. Infeksi bilier, pielonefritis dan prostates akut, endokarditis karena Str viridans. Atau str farcalis (bersama penisilin, pneumonia nosokomial, terapi tambahan pad meningitis karena listeria.
Peringatan : gangguan funsi ginjal, bayi dan usia lanjut ( (sesuaikan dosso, awasi fungsi ginjal, pendengaran dan vestibuler dan periksa kadar plasma), hindari penggunaan jangka panjang.
Kontraindikasi: kehamilan, miastenia gravis.
Efek samping : gangguna vestibuler dan pendengaran, netrotoksista, hipomagnesemia pada pemberian jangka panjang colitis karena antibiotic.
Dosis : injeksi intramuskuler, intravena lambat atau infuse, 2-5 mg/ kg/ hari ( dalam dosis terbagai tiap 8 jam) lihat juga keterangan diatas sesuaikan dosis terbagi tiap 8 jam ) lihat juga keterangan fungsi ginjal dan ukur kadar dalam plasma.
c. Neomisin Sulfat
Indikasi: Sterilisasi usus sebelum operasi
d. Netilmisin
Indikasi: infeksi berat kuman gram negative yang resisten terhadap gentainisin.
****Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama fungi, yang dapat menghambat atau membasmi mikroba jenis lain. Banyak antibiotik dewasa ini dibuat secara semisintetik atau sintetik penuh. Namun dalam praktik sehari-hari antimikroba sintetik yang tidak diturunkan dari produk mikroba (misalnya sulfonamid dan kuinolon) juga sering digolongkan sebagai antibiotik.
Obat yang digunakan untuk membasmi mikroba, penyebab infeksi pada manusia, ditentukan harus memiliki sifat toksisitas selektif setinggi mungkin. Artinya, obat tersebut haruslah bersifat sangat toksik untuk mikroba, tetapi relatif tidak toksik untuk hospes. Sifat toksisitas selektif yang absolut belum atau mungkin juga tidak akan diperoleh.
Meskipun ada lebih dari 100 macam antibiotik, namun umumnya mereka berasal dari beberapa jenis antibiotik saja, sehingga mudah untuk dikelompokkan. Ada banyak cara untuk menggolongkan antibiotik, salah satunya berdasarkan struktur kimianya. Berdasarkan struktur kimianya, antibiotik dikelompokkan sebagai berikut:
a. Golongan Aminoglikosida
Diantaranya amikasin, dibekasin, gentamisin, kanamisin, neomisin, netilmisin, paromomisin, sisomisin, streptomisin, tobramisin.
**Pengertian
Antibiotika ialah zat yang dihasilkan oleh mikroba terutama fungi, yang dapat menghambat pertumbuhan atau membasmi jenis mikroba lain.
Antibiotika ( latin : anti = lawan, bios = hidup ) adalah xzat-zat kimia yang dihasilkan miro organisme hidup tertuam fungi dan bakteri ranah. Yang memiliki kahsiat mematikan atau mengahambat pertumbuahn banyak bakteri dan beberapa virus besar, sedangkan toksisitasnya bagi manusia relative kecil.
2.2 Pembuatan Antibiotika
Pembuatan antibiotika lazimnya dilakukan dengan jalan mikrobiologi dimana mikro organisme dibiak dalam tangki-tangki besar dengan zat-zat gizi khusus. Kedalam cairan pembiakan disalurkan oksigen atau udara steril guna mempercepat pertumbuhan jamur sehingga produksi antibiotiknya dipertinggi setelah diisolasi dari cairan kultur, antibiotika dimurnikan dan ditetapkan aktifitasnya beberapa antibiotika tidak dibuat lagi dengan jalan biosintesis ini, melakukan secara kimiawi, antara lain kloramfenikol
2.3 Aktivitas
Umumnya dinyatakan dalam suatu berat (mg),kecuali zat yang belum sempurna pemurniannya dan terdiri dari campuran beberapa zat misalnya polimiksin B basitrasin, atau karena belum diketahui struktur kimianya, seperti, nistatin
2.4 Mekanisme Kerja
Beberapa antibiotika bekerja terhadap dinding sel ( penisilin dan sefalosforin ) atau membran sel ( kleompok polimiksin), tetapi mekanisma kerja yang terpenting adalah perintangan selektif metabolisme protein bakteri sehingga sintesis protein
bakteri, sehingga sintesis protein dapat terhambat dan kuman musnah atau tidak berkembang lagi misalnya kloramfenikol dan tetrasiklin
2.5 Penggunaan Lainnya
Diluar bidang terapi, antibiotik digunakan dibidang peternakan sebagai zat gizi tambahan guna mempercepat pertumbuhan ternak, dan unggas yang diberi penisilin, tetrasiklin erithomisin atau basitrasin dalam jumlah kecil sekali dalam sehari harinya, bertumbuh lebih besar dengan jumlah makanan lebih sedikit.
****D. Aminoglikosida
Aminoglokosida bersifat bakterisidal dan aktif terhadap bakteri gram posistif dan gram negative. Aminasin, gentamisin dan tobramisin d juga aktif terhadap pseudomonas aeruginosa. Streptomisin aktif teradap mycobacterium tuberculosis dan penggunaannya sekarang hamper terbatas untuk tuberkalosa.
1. Amikasin
Indikasi : infeksi generatif yang resisten terhadap gentamisin.
Peringatan; komtraindikasil efek samping: lihat gentamisin Dosis: injeksi intra muskuler, intravena lambat atau infuse 15 mg/ kg/ hari dibagi dalam 2 kali pemberian. Lihat juga catatan diatas.
Catatan: Kadar pucak ( 1 jam ) tidak boleh lebih dari 30 mg/ liter dan kadar lembah tidak boleh lebih dari 10 mg / liter.
2. Gentamisin
Indikasi : septicemia dan sepsis pada neonatus, meningitis dan infeksi SSP lainnya. Infeksi bilier, pielonefritis dan prostates akut, endokarditis karena Str viridans. Atau str farcalis (bersama penisilin, pneumonia nosokomial, terapi tambahan pad meningitis karena listeria.
Peringatan : gangguan funsi ginjal, bayi dan usia lanjut ( (sesuaikan dosso, awasi fungsi ginjal, pendengaran dan vestibuler dan periksa kadar plasma), hindari penggunaan jangka panjang. Lihat juga keterangan diatas, interaksi: lampiran 1 ( aminoglikosida)
Kontraindikasi: kehamilan, miastenia gravis.
Efek samping : gangguna vestibuler dan pendengaran, netrotoksista, hipomagnesemia pada pemberian jangka panjang colitis karena antibiotic.
Dosis : injeksi intramuskuler, intravena lambat atau infuse, 2-5 mg/ kg/ hari ( dalam dosis terbagai tiap 8 jam) lihat juga keterangan diatas sesuaikan dosis terbagi tiap 8 jam ) lihat juga keterangan fungsi ginjal dan ukur kadar dalam plasma.
Anak dibawah 2 minggu , 3 mg/ kg tiap 12 jam, 2 minggu samapi 2 tahun, 2 mg/ kg tiap 8 jam.
Infeksi intratekal : 1 mg. hari, daapt dinaikkan samai 5 mg / hari disertai pemberian intramuscular 2-4 mg/ kg/ hari dalam dosis terbagi tiap 8 jam. Profilaksis endikarditid pada deasa 120 mg. untuk anak dibawah 5 tahun 2 g / kg.
Catatan : kadar puncak ( 1 jam) tidak boleh lebih dari 10 mg/ liter dan kadar lembah (trough) tidak boleh lebih dari 2 mg/ liter.
3. Kanamisin
Indikasi : lihat catatan diatas
Peringatan; kontraindikasi ; efeks samping; lhat getaminsin
Dosis: infeksi intramuskuler, 250 mg tiap 6 jam atau 500 mg tia 12 jam. Lihat juga keterangan diatas.
Injeksi intavena: 15-30 mg/kg/hari dalam dosis terbagi tiap 8-12 jam
Catatan : kadar puncak tidak boleh lebih dari 30 mg/liter dan kadar lembah tidak boleh lebih dari 10 mg/liter
Kanamycin (Generic) serbuk Ijn. g/vial, 2 g/vial (K).
Kanamycin Meiji (Meiji Indonesia) serbuk Inj. 1 g/vial (K)
4. Neomisin Sulfat
Indikasi: Sterilisasi usus sebelum operasi lihat juga keterangan diatas.
Peringatan; Kontraindikasi; Efek Samping: gentamisin. Terlalu toksis untuk penggunaan sistemik. Lihat juga keterangan diatas. Hindarai penggunaan pada obstruksi usus dan gangguan fungsi ginjal.
Dosis : Oral, 1 g tiap 4 jam.
5. Netilmisin
Indikasi: infeksi berat kuman gram negative yang resisten terhadap gentainisin.
Peringatan : Kontraindikasi: efek samping : lihat gentamisin.
Dosis : Infeksi intramuskuler, intravena lambat atau infuse: 4-6 mg/kg/hari sebagai dosis tunggal atau dosis terbagi tiap 8-12 jam. Pada infeksi berat dosis dapat naik sampai 7,5 mg/kg/hari dalam tiga kali pemberian (dosis segera diturunkan bila terdapat perbaikan klinis, biasanya setelah 48 jam). NEONATUS kurang dari 1 minggu 3 mg/kg tiap 12 jam; diatas 1 minggu, 2,5-3 mg/kg tiap 12 jam; ANAK 2-2,5 mg/kg tiap 8 jam
Infeksi saluran kemih, 150 mg/hari (dosis tunggal) selama 5 hari.
Gonore: 300 mg Dosis tunggal
Catatan : Kadar puncak (1 jam) tidak boleh lebih dari 12 mg/liter dan kadar lembah tidak boleh lebih dari 2 mg/liter.
6. Tobramisin
Indikasi : lihat gentamisin dan catatan di atas.
Peringatan; kontraindikasi; efek samping: lihat gentamisin.
Dosis: infeksi intramuskuler, intravena lambat atau infuse 3 mg/kg/hari dalam dosis terbagi tiap 8 jam. Pada infeksi berat dapat ditingkatkan dampai 5 mg/kg/hari dalam dosis terbagi tiap 6-8 jam (turunkan menjadi 3 mg/kg/hari setelah terjadi
perbaikan klinis). NEONATUS 2 mg/kg tiap 12 jam. BAYI/ANAK di atas 1 minggu 2-2,5 mg/kg tiap 8 jam.
Infeksi saluran kemih, 2-3 mg/kg/hari intramuscular, dosis tunggal.
Catatan: kadar puncak (1 jam) tidak boleh lebih dari 10 mg/liter dan kadar lembah tidak boleh lebih dari 2 mg/liter.
GOLONGAN AMINOGLIKOSIDA
posted in uncategories by Dini
�Antibiotika golongan aminoglikosida dihasilkan oleh berbagai jenis Streptomyces dan Micromonospora.
�Dari segi kimia senyawanya merupakan gula amino dengan ikatan glikosidik yang larut dalam air
�Garam sulfat dan HCl nya berupa kristal.
Yang termasuk antibiotika golongan aminoglikosida
�Sreptomisin dari Streptomyces griseus th 1943
Neomisin Streptomyces fradiae 1949
�Framisetin Streptomyces lavandulae 1953
�Kanamisin Streptomyces kanamyceticus 1957
�Paromomisin Streptomyces rimosus 1959
�Gentamisin Micromonospora purpurea 1963
Tobramisin Streptomyces tenebrarius 1968
�Amikasin Asilasi kanamisin A 1972
Karakteristik aminoglikosida
1. Tidak satupun aminoglikosida diabsorpsi secara memadai pada pemberian oral.
2. Mekanisme kerjanya identik satu sama lain
3. Spektrum aktivitas terutama terhadap bakteri gram neg
4. Toksisitas utama adalah ototoksis pada saraf otak ke 8 dan nefrotoksik.
5. Resistensi terhadap aminoglikosida dapat terjadi melalui 3 mekanisme yaitu:
a. Mutasi protein pada ribosom bakteri
b. Kegagalan penetrasi aminoglikosida
c. Inaktivasi aminoglikosida oleh enzim bakteri.
Spektrum kerja aminoglikosida
�Secara in vitro senyawa aminoglikosida aktif terhadap bakteri gram neg aerob.
�Diantara bakteri Gram positif hanya Staphylococcus yang dapat diinhibisi oleh aminoglikosida.
�Tidak aktif terhadap bakteri anaerob seperti Clostridia, Rickettsia, jamur dan virus.
MEKANISME KERJA AMINOGLIKOSIDA
- �Aminoglikosida berdaya kerja bakterisida.
- �Aminoglikosida terikat pada sub unit 30 S dari ribosom maka sub unit 70 S nya tidak terbentuk sehingga terjadi inhibisi sintesis protein karena salah baca kode genetik
�- Asam amino yang salah yang disambungkan pada rantai polipeptida sehingga terbentuk protein yang berbeda.
�Mekanisme lain yaitu merusak membran sel bakteri sehingga bakteri mati.
AMINOGLIKOSIDA PARENTERAL
�
� Garam sulfatnya diberikan secara intra muscular karena absorpsinya baik sekali.
� Kadar puncak dalam plasma dicapai setelah ½ – 2 jam.
� Streptomisin seluruhnya masuk ke dalam plasma,hanya sedikit yang masuk ke eritrosit maupun makrofag, sukar masuk ke dalam sel.
� Penetrasi pada sekret dan jaringan rendah.
� Penetrasi pada saluran nafas buruk.
� Ekskresinya melalui ginjal terutama dengan filtrasi glomerulus.
� Gangguan fungsi ginjal menghambat ekskresi, mempercepat efek nefrotoksik.
� Pada bayi neonatus atau prematur, usia lanjut juga cepat menimbulkan nefrotoksik.
� Pada gangguan fungsi ginjal waktu paruh cepat meningkat dari 2-3 jam menjadi 50-100 jam.
AMINOGLIKOSIDA NON SISTEMIK
�Neomisin, paromomisin dan framisetin tidak digunakan secara parenteral karena terlalu toksik.
�Neomisin yang diberikan 10 g secara oral selama 3 hari tidak mencapai kadar toksik dalam darah..
�Pada insufisiensi ginjal kadar neomisin dalam darah cepat meningkat sehingga menimbulkan nefrotoksik.
�Dosis harus dikurangi atau diganti kanamisin yang aktivitasnya sama tetapi kurang toksik.
�Neomisin pada anak-anak harus dibatasi, dosis 100 mg/kg BB .
Jangan lebih dari 3 minggu.
Neomisin yang tidak diabsorpsi dalam usus akan keluar bersama feses dalam keadaan utuh.
EFEK SAMPING AMINOGLIKOSIDA
Alergi
�Potensinya untuk menimbulkan alergi rendah.
�Kadang-kadang dapat terjadi reaksi kulit memerah, eosinofilia, demam, kelainan darah, dermatitis, angioudem, stomatitis dan syok anafilaksis.
Reaksi iritasi:
�Reaksi iritasi berupa rasa nyeri di tempat penyuntikan.
�Suntikan diikuti radang dan peningkatan suhu 0,5-1,5 derajat C.
Misal: pada penyuntikan sreptomisin i.m.
EFEK TOKSIK
�Reaksi toksik dapat terjadi pada SSP berupa
Efek Ototoksik (gangguan pendengaran dan keseimbangan)
Efek Nefrotoksik (gangguan pada ginjal)
�Gejala lain pada SSP adalah gangguan pernafasan.
�Kadar plasma yang menimbulkan efek toksik tidak jauh dari kadar yang dibutuhkan untuk efek terapi.
�Penyesuaian dosis dapat dilakukan dengan memperpanjang interval pemberian atau mengurangi dosis, atau keduanya.
Efek Ototoksik:
�Efek ototoksik terjadi pada saraf otak ke 8 (nervus auditorius) yang mengenai komponen vestibular dan akustik.
�Setiap aminoglikosida berpotensi menyebabkan dua efek toksik dalam derajat yang berbeda.
�Streptomisin dan gentamisin lebih mempengaruhi vestibular.
�Neomisin, kanamisin, amikasin dan dihidrostreptomisin lebih mempengaruhi akustik.
�Tobramisin mempengaruhi akustik dan vestibular.
Gangguan vestibular:
�Gejala:- sakit kepala
– pusing
– mual
– muntah
– gangguan keseimbangan
�Pemulihan : 12-18 bulan ada yang menetap, dapat meluas ke ujung serabut saraf kohlea.
�Dosis toksik: 2 g sehari selama 60-120 hari
kejadian toksik sampai 75%
1 g sehari selama 60-120 hari
kejadian toksik sampai 25 %
Gangguan akustik:
�Gangguan tidak langsung di kedua telinga sekaligus ttp bertahap.
�Dapat berkembang jadi tuli saraf.
�Kerusakan berupa degenarasi sel rambut organ corti.
�Gangguan akustik terjadi pada anak-anak.
�Gejala awal : tinnitu
�Frekuensi kejadian:
Streptomisin 4-15%
Gentamisin, amikasin, tobramisin 25 %
Kanamisin 30%
�Neomisin paling sering menimbulkan tuli saraf.
�Neomisin topikal 5% juga dapat menimbulkan tuli saraf.
Efek nefrotoksik:
�Gejala:
Kemampuan ginjal menurun
Protein uria ringan
Filtrasi glomerulus menurun
Nekrosis tubuli berat ditandai dengan kenaikan
kreatinin, hipokalemia, hipokalsemia.
Gangguan terjasi reversibel
�Nefrotoksik
Terkuat : Neomisin
Terlemah : Streptomisin
Efek neurotoksik lain:
Streptomisin i.p menyebabkan gangguan pernafasan.
Perubahan biologi:
�Gangguan mikroflora tubuh dan absorpsi usus.
�Dapat menyebabkan superinfeksi pseudomonas: kanamisin
Kandidiasis: Penggunaan oral gentamisin
Kombinasi Interaksi
Aminoglikosida dg as. etakrinatOtotoksik meningkat
Aminoglikosida dg furosemid Ototoksik meningkat
Aminiglikosida/antikoagulan Produksi vit K di usus berkurang
Neomisin/Penisilin V Absorpsi penisilin berkurang
Aminoglikosida/relaksan otot rangka Efek relaksan meningkat
Aminoglikosida/aminoglikosid Ototoksik dan nefrotoksik aditif
Gentamisin/Karbenisilin Inaktivasi gantamisin
Tobramisin/Heparin Aritmia jantung
Aminoglikodida/karbenisilin Nefrotoksik meningkat
Aminoglikosida/sefalodporin Nefrotoksik meningkat
Recommended