RESUME BUKU HUBUNGAN MASYARAKAT
“HUBUNGAN MASYARAKAT”
Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir Semester
Mata Kuliah Hubungan Masyarakat (HUMAS)
Dosen: Hj. I.G.A. Aju Nitya Dharmani, S.ST., SE., M.M.
Tugas ini merupakan rangkuman dari buku Hubungan Masyarakat
Penulis: Prof. Drs. Onong Uchjana Effendy, MA.
Disusun Oleh:
ASRI ISMARDINI 098554005
ROHMATUL KHUSNAH 098554101
PK 09 A
PRODI ADMINISTRASI PERKANTORAN
S1 PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2011
COVER BUKU
DAFTAR ISI
Bab I
PERKEMBANGAN HUBUNGAN MASYARAKAT
DARI MASA KE MASA
A. GEJALA-GEJALA HUBUNGAN MASYARAKAT
Terdapat perbedaan mengenai sejak kapan dimulainya praktek humas, namun
yang sama pendapatnya adalah bahwa humas merupakan bagian integral dari
pemerintahan, dan gejala-gejalanya yang kemudian menjadi unsur-unsur penting
bagi konsep humas diakui sudah ada sejak manusia ada. Gejala-gejala tersebut
adalah hubungannya antara seseorang dengan orang lain, hasrat seseorang untuk
memberitahukan sesuatu kepada orang lain, upaya seseorang untuk
mempengaruhi orang lain, dan sebagainya.
Secara kodratiah seseorang tidak dapat hidup sendiri. Ia akan mencari orang
lain untuk dijadikan teman hidup dalam rangka memenuhi dorongan hatinya, yang
secara naluriah terdiri atas kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1. Gejala karena naluri perjuangan hidup
Setiap orang merasakan betapa pentingnya peranan orang lain dalam rangka
memenuhi kebutuhan untuk melangsungkan kehidupannya. Dan dalam memenuhi
dorongan kelangsungan hidupnya, seseorang akan tetap bergantung pada orang
lain, baik pada waktu yang lalu, saat sekarang, maupun masa yang akan datang.
2. Gejala karena naluri mempertahankan diri
Dorongan untuk mempertahankan diri dari berbagai ancaman dapat diketahui
dengan jelas, baik pada masa kini maupun pada waktu-waktu yang lampau. Hidup
secara kerja sama dengan orang lain demi keamanan dirinya adalah mutlak. Oleh
sebab itu muncullah kegiatan-kegiatan memengaruhi, meyakinkan, menanamkan
kepercayaan, dan sebagainya, yang kesemuanya adalah gejala-gejala yang akan
menjadi unsur-unsur Humas.
3. Gejala karena naluri melanjutkan keturunan
Adalah menjadi kodrat manusia pula untuk berupaya agar keturunannya tidak
terputus. Untuk memperoleh keturunan, seseorang harus mempunyai teman hidup
yang berlainan jenis.
Gejala yang timbul dalam interkomunikasi menjadi unsur-unsur dari konsep
Humas. Unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut:
a. Citra baik (good image),
b. Itikad baik (goodwill),
c. Saling pengertian (mutual understanding),
d. Saling menghargai (mutual appreciation),
e. Toleransi (tolerance).
B. MENGAPA HUBUNGAN MASYARAKAT DIPERLUKAN?
Masyarakat dalam perkembangannya menyebabkan manusia yang satu
dengan manusia lainnya semakin longgar keakrabannya dan semakin jauh jarak
hubungannya. Kalaupun masih tampak adanya keakraban, hanyalah terbatas pada
kelompok inti masyarakat, yakni keluarga.
Longgarnya keakraban manusia itu disebabkan oleh timbulnya nilai-nilai baru
dalam masyarakat sebagai akibat perubahan politik dan kemajuan teknologi.
Untuk menciptakan dan membina suasana yang harmonis antar masyarakat,
diperlukan suatu kegiatan yang di kelak kemudian hari dinamakan public
relations atau hubungan masyarakat.
C. DARI KONSEP KE PROFESI HUBUNGAN MASYARAKAT
Terkonsepsinya humass adalah berkat pmikirn dan kegiatan yang dilakukan
oleh para cendekiawan, antara lain, Ivy L. Lee, Paul Garret, T.J. Ross, Eric
Johnston, dan lainnya.
1. Ivy Lee sebagai Bapak Hubungan Masyarakat
Ivy Ledbetter Lee dianggap sebagai the father of Public Relation yang telah
memikirkan dan mempraktekkan Humas secara terkonsepsional. Dianggapnya Ivy
Lee sebagai Bapak Hubungan Masyarakat ialah karena dengan konsepsinya ia
berhasil mengembangkan Humas yang oleh para cendekiawan kemudian
dijadikan landasan untuk dimekarkan dan dijadikan objek studi ilmiah.
2. Deklarasi asas-asas
Dalam declaration of principles yang disebarkan kepada pers oleh Lee, ia
menegaskan bahwa dikantornya tidak terdapat hal-hal yang bersifat rahasia;
segalanya bersifat terbuka.
Lee menunjukkan bahwa, jika kita memberikan informasi yang wajar tanpa
menyembunyikan kebenaran kepada pers selaku wakil masyarakat dan menaruh
kepercayaan kepadanya, maka pers dan masyarakat akan memberikan penilaian
yang jujur dan adil.
Keberhasilan Ivy Lee itulah yang menyebabkan ia diakui oleh para ahli
sebagai “Bapak Hubungan Masyarakat”, sebagai pemrakarsa, perintis, pelaksana,
dan pembina humas.
D. HUBUNGAN MASYARAKAT DI INDONESIA
Hubungan masyarakat yang disingkat humas merupakan terjemahan dari
public relations, baru dikenal di Indonesia pada dekade 1950-an, setelah
kdaulatan Indonesia diaki oleh Kerajaan Belanda pada tanggal 27 Desember 1949.
Pada waktu itu disadari bahwa rakyat perlu segera tahu mengenai fungsi
setiap kementerian/departemen, jawatan, badan, dan lain-lain, sehingga segala
sesuatunya berjalan sesuai yang diharapkan.
1. Aspek hakiki dari hubungan masyarakat
Pada public relations melekat dua aspek yang hakiki. Kedua aspek tersebut
adalah sebagai berikut:
a. Sasaran public relations adalah public intern (internal public) dan public
ekstern (external public)
b. Kegiatan public relations adalah komunikasi dua arah timbal balik (reciprocal
two way traffic communication)
2. Organisasi Kehumasan
Upaya pengembangan kehumasan di Indonesia pada dekade 1970-an tidak
saja terbatas pada wilayah dalam negeri, tetapi juga melintasi batas tanah air.
Kehumasan di Indonesia menyatakan diri sebagai anggota Federation of the
Asean Public Relation Organization (FAPRO) yang didirikan di Kuala Lumpur
pada tahun 1977.
Direktorat merumuskan fungsi Humas adalah sebagai berikut:
a. Melaksanakan hubungan ke dalam
b. Melakukan hubungan ke luar
c. Melakukan penelaahan serta pembinaan pendapat umum melalui hubungan-
hubungan khusus dengan unsur-unsur lembaga masyarakat
d. Melakukan pembinaan serta bimbingan untuk mengembangkan kehumasan
sebagai media penerangan
e. Menyelenggarakan koordinasi, integrasi, dan sinronisasi serta kerja sama
kegiatan hubungan masyarakat untuk penyempurnaan pelayanan penerangan
terhadap umum.
3. Orientasi ke masa depan
Karena tugasnya menghadapi masyarakat, maka para kahumas tidak mungkin
menghindarkan diri dari denyut politik, sosial, ekonomi, hukum, dan kebudayaan.
Untuk mengantisipasi setiap gejolak yang timbul, para kahumas harus
membiasakan diri berorientasi ke masa depan, future oriented, sebagai sikap yang
harus dimiliki oleh orang yang bergumul dengan problema kemasyarakatan.
Para kahumas harus tangguh menghadapi gejolak revolusi teknologi –
khususnya revolusi komunikasi elektronik – yang mau tidak mau harus digeluti.
Bab II
DIMENSI-DIMENSI HUBUNGAN MASYARAKAT
A. METODE DAN TEKNIK HUBUNGAN MASYARAKAT
Hubungan masyarakat adalah terjemahan dari istilah public relations. Secara
terminologis terjemahan tersebut sebenarnya kurang tepat; sama dengan kurang
tepatnya terjemahan istilah public relation menjadi “pendapat umum”.
1. Problematik pengertian hubungan masyarakat
Kurang tepatnya terjemahan public relations menjadi hubungan masyarakat,
menyangkut makna istilah public. Terjemahan relations menjadi “hubungan”
dapat dinilai tepat, tetapi terjemahan public menjadi “masyarakat” tampaknya
kurang kena, sebab “masyarakat” mengarah ke pengertian society, sedangkan
sasaran kegiatan public relations bukanlah seluruh manusia yang menghuni suatu
wilayah di sebuah negara.
Sasaran kegiatan hubungan masyarakat sebagai terjemahan dari public
relations adalah, selain publik di luar organisasi, juga para orang-orang di
dalamnya. Hubungan dengan publik dilakukan dengan komunikasi yang meliputi
berbagai jenis dan teknik untuk dipilih salah satu mana yang paling efektif.
Hubungan masyarakat mempunyai dua pengertian yang biasa dikenal sebagai
teknik komunikasi dan metode komunikasi.
2. Definisi hubungan masyarakat
Karena begitu banyak definisi public relations, maka para pemraktek public
relations dari berbagai negara di seluruh dunia, bersepakat untuk merumuskan
sebuah definisi dengan harapan dapat diterima dan dipraktekkan bersama.
Definisinya adalah sebagai berikut
Hubungan Masyarakat adalah fungsi manajemen dari sikap budi yang
berencana dan bersinambungan, yang dengan itu organisasi-organisasi dan
lembaga-lembaga yang bersifat umum dan pribadi berupaya membina
pengertian, simpati, dan dukungan dari mereka yang ada kaitannya atau
mungkin yang ada hubungannya – dengan jalan menilai pendapat umum di
antara mereka, untuk mengorelasikan, sedapat mungkin, kebijaksanaan dan
tata cara mereka, yang dengan informasi yang berencana dan tersebar luas,
mencapai kerjasama yang produktif dan pemenuhan kepentingan bersama
yang lebih efisien.
B. CIRI DAN FUNGSI HUBUNGAN MASYARAKAT
1. Ciri hubungan masyarakat
Berfungsi tidaknya humas dalam sebuah organisasi dapat diketahui dari ada
tidaknya kegiatan yang menunjukkan ciri-cirinya. Ciri-ciri tersebut adalah:
a. Humas adalah kegiatan komunikasi dalam suatu organisasi yang berlangsung
dua arah secara timbal balik;
b. Humas merupakan penunjang tercapainya tujuan yang ditetapkan oleh
manajemen suatu organisasi;
c. Publik yang menjadi sasaran kegiatan humas adalah publik ekstern dan publik
intern;
d. Operasionalisasi humas adalah membina hubungan yang harmonis antara
organisasi dan publik.
2. Hubungan masyarakat dalam bandingan dengan metode komunikasi
lainnya
Guna memperoleh kejelasan mengenai pengertian humas beserta ciri-cirinya,
maka dapat dibandingkan dengan metode komunikasi lainnya, yaitu:
a. Jurnalistik
Jurnalistik seperti halnya humas, merupakan metode komunikasi karena
kegiatannya yang melembaga. Karena informasi yang disebarkannya kepada
masyarakat luas, maka kegiatan jurnalistik yang dilaksanakan oleh lembaga media
massa itu sering dimanfaatkan juga oleh humas, antara lain dengan mengirimkan
siaran pers (press release).
b. Penerangan
Penerangan termasuk metode dan teknik komunikasi, sebab jelas
mengandung unsur pesan atau informasi yang akan diterangkan unsur
komunikator dan diterima unsur komunikan. Penerangan sebagai teknik
komunikasi sering dipraktekkan oleh humas, baik yang ditujukan kepada publik
intern maupun publik ekstern.
c. Pendidikan
Pendidikan juga termasuk metode komunikasi, sebab jelas unsur-unsur yang
dicakup olehnya, dan jelas pula proses yang dilangsungkannya. Pendidikan
sebagai teknik komunikasi kadang-kadang dilakukan oleh para pehumas untuk
aspek-aspek tertentu dalam bidang kehumasan.
d. Penyuluhan
Penyuluhan adalah suatu metode komunikasi untuk meningkatkan
keterampilan seseorang atau sejumlah orang dengan cara memberikan penjelasan
disertai peragaan dengan menggunakan benda-benda nyata. Adakalanya
penyuluhan dilakukan dalam bidang kehumasan untuk meningkatkan
keterampilan para pehumas untuk aspek-aspek tertentu.
3. Fungsi hubungan masyarakat
Fungsi hubungan masyarakat dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi;
b. Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik, baik publik
ekstern maupun intern;
c. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik dengan menyebarkan informasi
dari organisasi kepada publik dan menyalurkan opini publik kepada
masyarakat;
d. Melayani publik dan menasehati pimpinan organisasi demi kepentingan umum.
C. RUANG LINGKUP HUBUNGAN MASYARAKAT
1. Hubungan masyarakat pemerintahan
Lembaga-lembaga pemerintahan dari tingkat pusat sampai tingkat daerah
dilengkapi dengan Bagian Humas untuk mengelola informasi dan opini publik.
Informasi mengenai kebijaksanaan pemerintah disebarkan seluas-luasnya, dan
opini publik dikaji dan diteliti seefektif-efektifnya untuk keperluan pengambilan
keputusan dan penentuan kebijaksanaan berikutnya.
Sam Black dalam bukunya, Practical Public Relations, mengklasifikasikan humas
menjadi “humas pemerintahan pusat” (central government) dan “humas
pemerintahan daerah” (local government).
a. Hubungan masyarakat pemerintahan pusat
Humas pemerintahan pusat dapat dijelaskan bahwa humas pada departemen-
departemen mempunyai dua tugas: pertama, menyebarkan informasi secara teratur
mengenai kebijaksanaan, perencanaan, dan hasil yang telah dicapai; kedua,
menerangkan dan mendidik publik mengenai perundang-undangan, peraturan-
peraturan, dan hal-hal yang bersangkutan dengan kehidupan rakyat sehari-hari.
Selain itu, adalah tugasnya pula menasehati pimpinan departemen dalam
hubungannya dengan reaksi atau tanggapan publik terhadap kebijaksanaan yang
dijalankan.
b. Hubungan masyarakat pemerintahan daerah
Menurut Sam Black dalam bukunya yang sama, ada empat tujuan utama
humas pemerintahan daerah, yakni:
1. Memelihara penduduk agar tahu jelas mengenai kebijaksanaan lembaga beserta
kegiatannya sehari-hari;
2. Memberikan kesempatan kepada mereka untuk menyatakan pandangannya
mengenai proyek baru yang penting sebelum lembaga mengambil keputusan;
3. Memberikan penerangan kepada penduduk mengenai cara pelaksanaan sistem
pemerintahan daerah dan mengenai hak-hak dan tanggung jawab mereka;
4. Mengembangkan rasa bangga sebagai warga negara.
2. Hubungan masyarakat perusahaan
Perusahaan merupakan organisasi yang memiliki kekhasan dalam fungsi,
sifat, dan tujuannya, maka humas perusahaan mempunyai kekhasan pula,
meskipun dalam aspek-aspek tertentu terdapat persamaan dengan jenis-jenis
humas lainnya. Berikut adalah ciri-ciri khasnya:
a. Fungsi humas perusahaan
Menurut Edwin Emery dkk, dalam bukunya, Introduction to Mass
Comunication, yang mendefinisikan sebagai:
“ . . . upaya yang berencana untuk mempengaruhi dan membina opini yang
menyenangkan melalui penampilan yang dapat diterima, dilakukan secara jujur,
dan dengan kepercayaan melalui dua jalur komunikasi. Ia seharusnya merupakan
fungsi “manajemen”; yakni, upaya yang berencana itu harus didasarkan pada
pernyataan kebijaksanaan yang mapan dan yang disetujui, yang mencerminkan
prinsip-prinsip dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan, organisasi,
atau kelompok”.
b. Jenis-jenis pelayanan dasar
Dalam rangka menggalakkan fungsi humas di perusahaan, Charles H. Prout,
mengatakan adanya empat jenis pelayanan dasar yang harus dipraktekkan, yakni:
1. Nasehat (advise and counsel)
2. Pelayanan komunikasi (communications service)
3. Pengkajian humas (public relations research)
4. Promosi humas (public relations promotion)
Keempat jenis pelayanan dasar dalam kegiatan humas perusahaan perlu
ditangani secara konsepsional yang dilandasi teori komunikasi dan teori
manajemen secara terpadu.
3. Hubungan masyarakat internasional
Para ahli humas berpendapat bahwa humas internasional baru tampak sebagai
kegiatan yang terkonsepsikan di sekitar tahun 1950. Kegiatannya terutama
bergerak sebagai sarana pemasaran di negara-negara di Benua Eropa, Amerika
Latin, dan negara-negara yang sedang berkembang. Perusahaan-perusahaan besar
yang mengoperasikan humas internasional kebanyakan menitikberatkan
kegiatannya pada publisitas produksi.
Pada perkembangan humas internasional tampak terjadi pergeseran. Jika pada
saat mulai munculnya, yakni pada tahun 1950, humas internasional bergerak
dalam bidang ekonomi, khususnya aspek pemasaran, maka mulai tahun 1960
merembet ke bidang-bidang lainnya, antara lain politik.
Bab III
HUBUNGAN MASYARAKAT SEBAGAI OBJEK STUDI
ILMU KOMUNIKASI
A. KOMUNIKASI PARADIGMATIK DALAM KONSEP HUBUNGAN
MASYARAKAT
1. Pengertian dan sendi-sendi komunikasi
Yang dimaksud komunikasi disini adalah komunikasi manusia (human
communication), yakni komunikasi antara seseorang dengan orang lain, jadi
hanya antarmanusia.
a. Definisi komunikasi
Bernard Berelson dan Garry A. Stainer mendefinisikan komunikasi sebagai
berikut:
“Komunikasi: pernyampaian informasi, gagasan, emosi, keterampilan, dan
sebagainya, dengan menggunakan lambang-lambang - kata-kata, gambar,
bilangan, grafik, dan lain-lain. Kegiatan atau proses penyampaianlah yang
biasanya dinamakan komunikasi”.
Lawrence D. Brennan menyebutkan Seven Pillar of Communication Strategi
(Tujuh Sendi Strategi Komunikasi) yang menurut dia merupakan Strategi
Komunikasi) yang menurut dia merupakan the essentials of new communication
(dasar hakiki komunikasi baru). Ketujuh sendi atau pilar strategi tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Adaptasi Proses Komunikasi
2. Pikiran
3. Penguasaan Bahasa
4. Kejelasan
5. Daya Persuasi
6. Kelengkapan
7. Itikad Baik
2. Bagaimana berlangsungnya proses komunikasi?
Komunikasi adalah suatu proses, suatu kelangsungan yang
berkesinambungan. Dalam kelangsungannya mesti ada orang yang menyampaikan
suatu pesan tertentu dan harus ada orang lain yang menerima pesan. Jadi, dalam
proses komunikasi paling sedikit harus ada tiga unsur, dua unsur di antaranya
adalah manusia, yang satu lainnya adalah pesan.
a. Proses komunikasi secara primer
Proses komunikasi secara primer (primary process) adalah proses
penyampaian paduan pikiran dan perasaan seseorang secara langsung kepada
orang lain dengan menggunakan lambang (symbol). Lambang ini teramat penting,
sebab tidak mungkin seseorang menyampaikan pikiran dan perasaannya kepada
orang lain tanpa lambang.
Dalam kehidupan sehari-hari terdapat sejumlah lambang yang dipergunakan
orang untuk berkomunkasi, yang diklasifikasikan sebagai lambang verbal dan
lambang nirverbal.
b. Komunikasi tatap muka sebagai komunikasi primer
Komunikasi secara primer berlangsung secara tatap muka, saling menatap
atau saling melihat antara komunikator dan komunikan sebagai pelaku
komunikasi. Karena itu komunikasi seperti ini dinamakan komunikasi tatap muka
(face-to-face communication). Komunikasi tatap muka ini berlangsung dalam dua
jenis situasi, yaitu komunikasi antarpersona dan komunikasi kelompok.
c. Proses komunikasi sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian paduan
pikiran dan perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan suatu
sarana sebagai media. Sarana tersebut adalah media kedua, sedangkan media
pertama adalah lambang, antara lain bahasa. Media kedua baru berfungsi apabila
media pertama berfungsi.
Jadi, dalam proses komunikasi, media kedua dipergunakan oleh seorang
komunikator apabila komunikan yang dituju berada ditempat yang jauh atau
jumlahnya banyak.
Media sekunder atau media kedua sebagai salah satu unsur dari komunikasi,
biasanya diklasifikasikan menjadi media massa dan media nirmassa.
B. KOMUNIKASI PERSUASIF
1. Pengertian persuasi
Istilah “persuasi” berasal dari bahasa Latin persuasio, yang secara harfiah
berarti hal membujuk, hal mengajak, atau meyakinkan.
Aspek komunikasi ini mendapat penelaahan banyak ahli komunikasi karena
memang amat penting untuk segala bidang kehidupan: sosial, ekonomi, politik,
diplomasi, dan lain-lain.
Kenneth E. Andersen mendefinisikan persuasi sebagai berikut:
“Suatu proses komunikasi antarpersona di mana komunikator berupaya
dengan menggunakan lambang-lambang untuk mempengaruhi kognisi
penerima, jadi secara sengaja mengubah sikap atau kegiatan seperti yang
diinginkan komunikator”.
2. Persuasi versus koersi
Koersi berarti upaya mencapai tujuan dengan menggunakan kekuatan.
Para ahli komunikasi acap kali mempertentangkan atau membandingkan
persuasi dengan koersi karena, meskipun terdapat perbedaan dalam
melaksanakannya, ada persamaan dalam tujuan.
Persamaan komunikasi persuasif denga komunikasi koersif ialah dalam
tujuannya, sama-sama mengubah sikap, opini, atau perilaku. Perbedaannya adalah
dalam gayanya, jika komunikasi persuasif dilakukan secara psikologis yang
mengandung ajakan, bujukan, imbauan, atau rayuan, komunikasi koersif
dilakukan secara imperatif yang mengandung sanksi, ancaman, kekhawatiran, dan
ketakutan.
C. KOMUNIKASI DAN OPINI PUBLIK
1. Opini publik sebagai efek komunikasi
Selama opini merupakan opini seseorang (individual opinion), tidak akan
menimbulkan permasalahan. Demikian pula bila opini itu merupakan opini
pribadi (private opinion). Permasalahan akan timbul apabila opini itu menjadi
opini publik (public opinion), menyangkut orang banyak karena berkaitan dengan
orang banyak. Terjadilah komunikasi di antara orang banyak itu dengan
menampilkan pendapat masing-masing yang berbeda satu sama lain. Dalam
situasi komunikasi yang galau seperti itu, opini yang berbeda-beda merupakan
pengekspesian sikap-sikap yang berbeda-beda pula.
Marian D. Irish dan James W. Prothro mendefinisikan opini publik yaitu
pengekspresian sikap mengenai persoalan masyarakat. Definisi Irish dan Prothro
itu mencakup tiga aspek:
a. Ekspresi (expression)
b. Persoalan (issue)
c. Kemasyarakatan (social)
2. Jenis-jenis Opini
Jenis-jenis opini yang berkaitan dengan opini publik, dan penting untuk
diketahui para kahumas adalah sebagai berikut:
a. Opini individual (individual opinion)
b. Opini pribadi (private opinion)
c. Opini kelompok (group opinion)
d. Opini mayoritas (majority opinion)
e. Opini minoritas (minority opinion)
f. Opini massa (massa opinion)
g. Opini umum (general opinion)
BAB IV
KONSEPTUALISASI HUBUNGAN MASYARAKAT
A. PENYUSUNAN KONSEP HUBUNGAN MASYARAKAT
Seseorang yang karena tingkat pendidikannya dianggap memadai lalu
diangkat sebagai kepala hubungan masyarakat (kahumas) sering merasa
bingung, apa yang harus dilakukan, darimana memulainya, bagaimana
mengerjakannya, dan sebagainya. Tugas pekerjaan seorang kahumas pelik
dan luas. Karena itu, ia harus mempunyai konsep dan harus selalu berpikir
konseptual, dalam arti kata metodologis, sistematis, dan logis agar dalam
operasionalisasinya mencapai tujuan dan sasaran.
1. Konsep fungsi hubungan masyarakat
Dalam konsepnya, seorang kahumas harus mencantumkan dengan
jelas fungsi humas yang akan digarapnya itu. Sementara itu fungsi humas
adalah :
a. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi
b. Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik intern dan
publik ekstern
c. Menciptakan kombinasi dua arah dengan menyebarkan informasi dari
organisasi kepada publik dan menyalurkan opini publik kepada masyarakat
d. Melayani publik dan menasihati pimpinan organisasi demi kepentingan
umum
2. Tujuan dan sasaran hubungan masyarakat
Tujuan sentral humas yang akan dicapai adalah tujuan organisasi.
Tujuan dan sasaran erat sekali hubungannya. Tujuan bersifat kualitatif
abstrak, sasaran kuantitatif. Dalam konsepnya, kahumas perlu mencantumkan
dengan jelas siapa saja public ekstern yang dijadikan sasaran.
Kejelasan sasaran yang dituju oleh kegiatan humas itu penting karena
berkaitan dengan Teknik komunikasi yang akan dilancarkan dan jenis media
yang digunakan. Dalam pembuatan suatu konsep humas perlu ditetapkan
penunjukan oleh personalia untuk pelaksanaan tugas tertentu, yang
disesuaikan dengan keahlian masing-masing.
3. Mekanisme kerja hubungan masyarakat
Dalam konsep humas perlu ditegaskan mekanisme dalam bentuk
“uraian tugas” (job description) sehingga antara satu seksi dengan yang lain
dan antara petugas satu dengan yang lain tidak terdapat tumpang tindih
(overlapping). Tanpa uraian tugas yang jelas, sering terjadi pelemparan
tanggung jawab. Mekanisme kerja yang dituangkan dalam uraian tugas
hendaknya disusun sedemikian rupa sehingga dalam operasionalisasinya
menjadi integratif dan koordinatif
B. SISTEMATIKA PROSES HUBUNGAN MASYARAKAT
Perlunya kegaiatan humas dilakukan secara sistematis ialah karena
tugas yang harus dikerjakan seorang humas amat banyak, sehingga sering
terjadi tumpang tindih. Sistematika kegiatan humas berlangsung menurut
tahap-tahap penelitian, perencanaan, penggiatan, dan penilaian.
Penjelasannya adalah sebagai berikut :
1. Penelitian
Penelitian merupakan kegiatan pertama dalam sistematika kegiatan
humas. Yang dimaksudkan penelitian disini adalah data collecting
(pengumpulan data) dan fact finding (pengkajian fakta). Datafaktual yang
sudah terhimpun merupakan keterangan mentah yang harus diolah terlebih
dahulu. Penelitian dalam humas dapat berjenis Penelitian opini (opinion
research) atau Penelitian motivasi (motivation research).
Penelitian opini adalah kegiatan untuk menyelidiki pendapat yang
berbeda mengenai sesuatu hal atau masalah. Sementara itu, Penelitian
motivasi sebagai cabang dari penelitian pemasaran (marketing research)
merupakan kegiatan mencari, menghimpun, dan mengelola data faktual
mengenai kebutuhan dan keinginan publik. Segala keterangan dalam tiap
penelitian harus diperoleh selengkap-lengkapnya agar di kemudian hari tidak
ada sesuatu yang ketinggalan yang untuk mendapatkannya diperlukan lagi
waktu, tenaga, dan biaya.
2. Perencanaan
Pada tahap perencanaan, kahumas perlu terlebih dahulu
menginventarisasi masalah untuk selanjutnya mengkorelasikan aspek yang
satu dengan lainnya sehingga dalam tahap pelaksanaannya kelak, masalah-
masalah yang menghambat tujuan akan dapat diatasi. Tahap perencanaan ini
menghendaki pemikiran yang matang kaena tahap inilah yang menentukan
keberhasilan pada tahap operasionalisasinya. Menyusun rencana harus venar-
benar berpijak pada fakta . Rencana harus terbagi menjadi program-program
dalam rangka memecahkan masalah khusus, tetapi tetap terpadu dalam
rencana yang merupakan program induk.
3. Penggiatan
Tahap penggiatan adalah pelaksanaan secara aktif rencana yang telah
disusun berdasarkan data factual yabg telah dikerjakan pada tahap-tahap
sebelumnya. Pada tahap pelakasanaannya, humas menggunakan berbagai
jenis, bentuk, dan teknik komunikasi. Pada tahap pelaksanaan ini, mapannya
mekanisme kerja merupakan hal yang terpenting agar koordinasi dan
sinkronisasi benar-bemar dapat direalisasi secara integratif.
4. Penilaian
Penilaian merupakan tahap terkahir dari proses humas. Penilaian
berfungsi mengkaji pelaksanaan suatu rencana yang atas program-program
yang dalam penyusunannyaditunjang oleh hasil penelitian yang dilakukan
secara seksama. Penilaian ini dimaksudkan agar di kemudian hari, jika suatu
kegiatan yang sama dilakukan, tidak menjumpai lagi hambatan yang sama.
Berdasarkan hasil penilaian tersebut kahumas harus mengambil
kebijaksanaan tertentu.
Selama masa perencanaan, para karyawan dengan manajer bersama-
sama mendiskusikan tujuan para karywan dalam waktu tertentu. Pada saat
pelaksanaan untuk mencapai tujuan itu dilakukan, para karyawan dapat
mengadakan pengecekan bersama-sama.Dengan selesainya pencapaian suatu
tujuan, berarti kepercayaan Manajer kepada karyawan telah meningkat.
C. KLASIFIKASI HUBUNGAN DENGAN PUBLIK SASARAN
1. Hubungan dengan publik intern
Publik intern sebagai humas terdiri atas orang-orang yang bergiat di
dalam organisasi (perusahaan, instansi, lembaga, badan, dan sebagainya) dan
yang secara fungsional mempunyai tugas dan pekerjaan serta hak dan
kewajiban tertentu.Apapun jenis organisasinya, salah satu public internya
adalah karyawan. Suatu organisasi tidaj mungkin tanpa karyawan, sebab
merekalah yang menggerakkan dan menghidupkan organisasi.
a. Hubungan dengan karyawan (employee relations)
Fungsi humas tidak berkaitan dengan penerimaan karyawan baru,
penggajian, kenaikan pangkat, pension, dan sebagainya, tetapi berkisar pada
kegiatan menciptakan dan mewujudkan hubungan yang harmonis antara
pimpinan organisasi dengan para karyawan. Jadi, jelas bahwa bila bagian
humas menetapkan para karyawan sebagai sasarannya, tidak akan terjadi
tumpang tindih dengan tugas dan kewajiban bagian umum atau seksi
personalia dari organisasi yang bersangkutan.
Bagaimana pentingnya hubungan dengan karyawan itu, Archibald
Williams menegaskan bahwa “hubungan karyawan meliputi filsafat seluruh
hubungan kerja dan merupakan landasan dimana itikad baik, gairah kerja,
kerja sama, dan motivasi dari angkatan kerja menjadi mapan atau sirna”.
Seorang kahumas akan berhasil dalam pelaksanaan hubungan dengan
karyawan apabila ia memahami kebutuhan para karyawan. Komunikasi dapat
dilakukan oleh kahumas secara lisan atau melalui media, misalnya berkala
organisasi; dapat dilaksanakan secara formal atau tak formal, yang
kesemuanya berlangsung secara timbal balik.
b. Hubungan dengan pemegang saham
Hubungan dengan para pemegang saham harus selalu dibina dalam
rangka menumbuhkan kepercayaan mereka kepada perusahaan. Komunikasi
dalam rangka pembinaan hubungan dengan pemegang saham (Stockholder
relation) itu antara lain :
1) Menyatakan selamat kepada pemegang saham baru
2) Mengirimkan berkala organisasi
3) Menyampaikan laporan tahunan
2. Hubungan dengan publik ekstern
Publik ekstern sebagai sasaran kegiatan humas terdiri atas orang-
orang atau anggota-anggota masyarakat di luar organisasi, baik yang ada
kaitannya dengan organisasi maupun yang diharapkan atau diduga ada
kaitannya dengan organisasi. Pada kenyataannya public ekstern suatu
organisasi yang terdiri atas banyak orang itu berbeda-beda kepentingannya
dengan suatu organisasi tertentu; karenanya, berbeda-beda pula teknik
pembinaan hubungan dengan mereka itu. Untuk efektifmya komunikasi
sebagai pengaktifan hubungan dengan mereka itu, para ahli humas umunya
mengklasifikasikannya menjadi kelompok-kelompok tertentu.
a. Hubungan dengan pelanggan (customer relations)
Bagi suatu perusahaan, pelanggan itu merupaka factor yang teramat
penting, jelas sekali, sebab maju mundurnya suatu perusahaan ditentukan oleh
pelanggan. Mujurlah suatu perusahaan yang memiliki pelanggan tetap.
Mereka harus dipertahankan jangan sampai pindah perhatiannya dan menjadi
pelanggan perusahaan lain. Satu hal yang perlu mendapat perhatian ialah
bahwa barang yang dipromosikan harus tinggi mutunya, sesuai dengan kata-
kata yang dipergunakan dalam propaganda. Kalau tidak demikian akan
menjadi boomerang bagi perusahaan yang bersangkutan. Dengan terlibatnya
kahumas dalam perang propaganda antara perusahaan dengan perusahaan
saingannya itu, ia harus cekatan dan terampil dalam berkomunikasi dan dalam
memandu kegiatan lawan.
b. Hubungan dengan komunitas (community relations)
Komunitas yang terdapat di sekitar lembaga terdiri atas kelompok-
kelompok, dan kelompok-kelompok yang berjenis-jenis ini masing-masing
terdiri atas individu-individu yang bermacam-macam pula dalam
kepentingannya karena masing-masing berbeda dalam jenis kelamin, usia,
status sosial, ekonomi, agama, pendidikan, kebudayaan, dan lain-lain.
Pentingnya partisipasi sebagai pelaksanaan hubungan dengan komunitas
adalah karena merupakan perwujudan kebijakan bertetangga (neighborhood
policy). Dengan tetangga harus bersikap baik-baik sebab bila ada musibah,
yang pertama-tama akan menolong adalah tetangga. Demikian pula sebuah
proyek atau pabrik.
c. Hubungan dengan pemerintah (government relations)
Seorang pelaksana hubungan dengan pemerintah mempunyai dua
jenis kegiatan, yakni sebagai berikut :
1) Menguasai peraturan - peraturan pemerintah
2) Membina hubungan dengan instansi pemerintah
Seorang kahumas yang andal akan banyak prakarsanya untuk pembinaan
hubungan dengan pemerintah. Yang penting dalam hubungannya dengan
kegiatan itu adalah bahwa dalam pelaksanaanya jangan sampai didelegasikan
kepada perusahaan lain. Seorang kahumas memang harus memiliki staf yang
diberi tugas untuk berbagai kegiatan dalam rangka melaksanakan fungsi
humas, tetapi khusus membina hubungan dengan pejabat-pejabat
pemerintahan, seyogyanya dilakukan sendiri oleh kahumas.
d. Hubungan dengan media massa (mass media relations)
Dalam zaman modern sekarang ini, peranan media massa yang begitu
ampuh dalam penyebarluasan informasi. Bagi humas suatu organisasi, media
massa merupakan “penyambung tangan” untuk menjangkau publik yang
tersebar begitu banyak dalam wilayah yang sedemikian luas. Kahumas perlu
membina hubungan yang akrab dengan orang-orang media massa itu agar
segala sesuatau yang menyangkut penyebaran informasi kepada public
ekstern berjalan lancar.
Dalam rangka pembinaan hubungan dengan media massa itu,
khususnya pembinaan hubungan dengan pers (press relations) perlu
mendapat perhatian istimewa. Media pers, yakni surat kabar dan majalah,
merupakan sarana cetak yang memungkinkan berita-berita yang disiarkannya
dapat dibaca setiap saat, bisa dibaca berulang-ulang dan terdokumendasikan,
sehingga dapat dijadikan bukti otentik untuk suatu keperluan. Berbeda sekali
dengan media elektronik, seperti radio dan televise, yang dalam siaran
beritanya bagi public hanya sekilas dengar dan sekali pandang. Begitu
terdengar dan terlihat, begitu hilang dan tidak membekas.
Pentingnya perhatian istimewa terhadap hubungan dengan pers ialah
karena pers terutama menyiarkan berita, sedangkan media elektronik terutama
menyiarkan hiburan. Dalam kegiatan kehumasan, pengiriman siaran pers
mencakup publicity,yang dapat diindonesiakan menjadi publisitas. Publisitas
dalam bentuk siaran pers itu dianggap amat penting dalam kehumasan karena
informasi dari suatu organisasi disebarluaskan oleh media massa tanpa
membayar sama sekali.
BAB V
OPERASIONALISASI HUBUNGAN MASYARAKAT
A. PENYUSUNAN PIDATO
Mulai dari presiden sampai bupati atau walikota apabila muncul di
forum untuk mengucapkan pidato sering melakukannya dengan membaca
naskah.
1. Persiapan menyusun naskah pidato
Suatu pidato disusun oleh kahumas untuk dibacakan atasannya, tidak
hanya merupakan paparan informatif yang berisi keterangan atau penjelasan,
tetapi persuasif , yakni mengandung ajakan atau bujukan sehingga para
hadirin tergerak hatinya untuk melaksanakannya.Di sini penguasaan bahasa
dan seni penyusunan teramat penting.
2. Teknik menyusun pidato
Naskah pidato sudah tentu harus komunikatif, karena itu harus
disusun secara konsepsional sistematis. Susunan teknik pidato terdiri atas
empat bagian, 1)pendahuluan; 2) penampil masalah; 3)penegasan
argumentative 4)kesimpulan.Fungsi bagian pendahuluan adalah sebagai
upaya menyiapkan para hadirin secara psikologis mengenai hal atau masalah
pokok yang akan dikemukakan. Bagian berikutnya dari susunan pidato adalah
penampil masalah. Di bagian ini ditampilkannya pokok pembahasan yang
dalam penguraianyya harus bersifat persuasif. Lalu setelah itu ada argument
yang berfungsi memberikan penegasan disertai pengungkapan mengenai cara
melaksanakannya atau mencari jalan keluar dari masalah-masalah yang kita
jumpai. Bagian akhir dari suatu susunan pidato merupakan kesimpulan berisi
penandasan. Bagian ini harus singkat, sederhana, dan merupakan kebulatan
dari seluruh isi pidato.
B. PENERBITAN BERKALA ORGANISASI
Kahumas yang ditugasi menerbitkan publikasi dapat
mengklasifikasikannya berdasarkan public yang dijadikan sasaran, yakni
sebagai berikut:
1. Berkala intern
2. Berkala ekstern
3. Berkala intern-ekstern
C. PEMBUATAN FILM DOKUMENTER
Bagi manusia pada umunya, perkembangan teknologi dalam bidang
citra bergerak (moving image) yang didukung oleh media elektronik televisi itu
merupakan suatu keuntungan. Teknik perfilman secara mekanis dengan bahan
seleois yang pada mulanya merupakan film cerita (story film), kemudian
berkembang menjadi banyak jenis yang memenuhi berbagai kebutuhan. Bagi
kegiatan humas, film dokumenter dianggap penting, yakni sebagai rekaman
sejarah perkembangan organisasi dan untuk evaluasi kemajuan dari waktu ke
waktu. Oleh karena itu, kahumas perlu memahami sedikit banyak mengenai
seluk beluk film dokumenter tersebut.
1. Pengertian film dokumenter
Film dokumenter sering berkisar pada peristiwa yang merupakan
paduan manusia dengan alam atau binatang. Ditinjau dari ilmu komunikasi,
pesan yang dikandung film dokumenter itu harus dikelola sedemikian rupa
sehingga membangkitkan perhatian, memikat untuk dilihat dari awal hingga
akhir, dan mampu menimbulkan efek.
2. Tata cara pembuatan film dokumenter
Terjadinya sebuah film dimulai dari suatu ide. Demikian pula pada
film dokumenter. Ide pada film documenter berbeda dengan ide film cerita.
Ide yang akan divisualisasi terlebih dulu harus dituangkan dalam suatu
kerangka kisah yang merupakan susunan secara garis besar. Kerangka kisah
atau outline tersebut dalam bahasa asing dinamakan treatment yang acapkali
disebut dengan sinopsis. Pada treatment sudah dapat dicantumkan dialog-
dialog tanpa terlalu banyak istilah teknis.
3. Penyusunan skenario film dokumenter
Skenario atau shooting script merupakan naskah akhir bagi
pembuatan suatu film, juga untuk film dokumenter. Dengan scenario,
pelaksanaan shooting dapat dilakukan dengan menghemat biaya, tenaga, dan
waktu.
4. Bahasa kamera
Kamera dapat menunjukkan pada khalayak keadaan seseorang tanpa
keterangan dengan kata-kata. Untuk tujuan tertentu kamera dapat
memperlihatkan suatu proses yang tidak mungkin dapat dilakukan secara
biasa. Kamera dapat pula memperjelas gaya seorang olahragawan ketika
meraih kejuaraan, misalnya dengan teknik gerakan lambat (slow motion).
Berikut ini adalah teknik penggunaan kamera, yaitu :
a. Camera movement (gerakan kamera)
b. Camera position (posisi kamera)
c. Shot transtition (aliran shot)
D. PENYELENGGARAAN PAMERAN
Secara komunikologis, pameran atau exhibition merupakan sarana
yang efektif untuk menyebarkan suatu pesan karena bersifat informatif dan
persuasif. Publik pengunjung pameran akan melihat, mendengar, meraba,
mencium, bahkan mungkin mencoba benda-benda yang dipamerkan. Efektifnya
pameran adalah karena pada sarana komunikasi itu public dapat menyaksikan
peragaan benda tertentu, dapat bertanya sepuas hati, bahkan dapat pula
mencobanya. Berikut adalah hal-hal yang perlu mendapat perhatian.
1. Klasifikasi pameran
a. Berdasarkan jenisnya
- Pameran barang
- Pameran kegiatan
b. Berdasarkan sifatnya
- Pameran khusus
- Pameran bersama
- Pameran umum
c. Berdasarkan frekuensinya
- Pameran berkala
- Pameran incidental
d. Berdasarkan lingkup geografis
- Pameran lokal
- Pameran nasional
- Pameran Internasional
Klasifikasi pameran ini penting untuk diketahui, agar dalam
pelaksanaan pameran dapat berjalan dengan lancar.
2. Perencanaan menyelenggarakan pameran
Tujuan utama dari penyelenggaraan pameran sudah tentu agar
mendapat kunjungan publik sebanyak-banyaknya dengan perasaan sepuas-
puasnya. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat dipergunakan untuk
pedoman penyelenggaraan pameran yang berlaku untuk semua taraf.
a. Menentukan tema
b. Mengadakan penelaahan
c. Menetapkan perencanaan
d. Menentukan kontraktor
e. Menetapkan jenis barang yang akan dipamerkan
f. Menentukan personel
g. Mempersiapkan bahan bersifat tulisan
3. Cara-cara membuat pameran menarik
a. Menciptakan bentuk istimewa
b. Memberi warna kontras
c. Menyajikan suara keras
d. Menciptakan alat bergerak
e. Menyebarkan wewangian
Kelima cara untuk memikat perhatian khalayak agar masuk ke dalam
ruangan pameran itu dapat dilakukan oleh para kahumas.
4. Display dan Promotion
Disamping pameran (exhibition, exposition), baik tingkat lokal,
nasional, maupun internasional sebagaimana dikemukakan di muka, terdapat
pula kegiatan lain, yakni disebut display dan promotion sebagai upaya
peningkatan yang lebih intensif daripada pameran.
a. Display
Seperti halnya dengan pameran, display juga merupakan komunikasi
visual tiga dimensi. Kadar intensitasnya ditingkatkan dari keadaan “diam”
menjadi “hidup”
b. Promotion
Secara harfiah promosi berarti bergerak maju, dan secara maknawiah
berarti meningkat. Makna meningkat dari istilah promosi bias berlaku untuk
bidang pendidikan, kepegawaian, industry, dan perdagangan, dan lain-lain.
E. PEMBUATAN POSTER
Dalam kehidupan manusia yang semakin modern, sejalan dengan
kemajuan teknologi yang semakin berkembang, poster sebagai sarana
komunikasi semakin penting peranannya.
1. Fungsi poster
Dalam ilmu komunikasi poster merupakan media nirmassa karena
komunikan dalam menerima pesan dari poster tidak secara serempak seperti
halnya surat kabar, radio, dan televisi.Tujuan pemasangan poster adalah
untuk memikat khalayak sebanyak-banyaknya.
2. Teknik membuat poster komunikatif
Yang dimaksud dengan poster komunikatif disini ialah poster yang
memikat perhatian, menarik minat, menimbulkan kesan, sehingga
menimbulkan efek pada publik.
3. Poster transport
Poster transport terutama diperuntukkan bagi khalayak yang sedang
berada di stasiun kereta api, stasiun bis, stasiun trans listrik, dan lain-lain di
tempat banyak orang yang sedang menunggu kendaraan yang akan
mengangkutnya.
4. Poster berbentuk spanduk
Berlainan dengan poster umunya yang bias meraksasa dengan segala
bentuk dan ilustrasinya yang macam-macam, spanduk serba terbatas.
Bahannya tidak mungkin dibentuk, dan ruangan untuk digambari suatu
ilustrasi terlalu sempit. Karena itu, keefektifan spanduk hanya ditentukan oleh
pengolahan huruf-huruf.
F. PENYEBARAN SURAT LANGSUNG
Surat langsung adalah media komunikasi yang oleh banyak organisasi
dipergunakan sebagai sarana promosi yang disebarkan kepada orang-orang
tertentu atau instansi-instansi tertentu.
1. Surat langsung sebagai media promosi
Surat langsung selain dapat dikirimkan kepada perseorangan secara
pribadi bisa pula disampaikan kepada pimpinan organisasi. Surat langsung
tersebut dapat dilengkapi dengan peta situasi, folder, brosur, foto, ruangan
sidang pleno, sidang komisi, kamar panitia, ruangan makan, sarana olahraga,
dan fasilitas lainnya.
2. Bagaimana membuat surat langsung komunikatif
Pertama-tama yang perlu diperhatikan ialah bentuk dan mutu.
Mengenai bentuk dan mutu ini terdapat berbagai jenis, bergantung pada
organisasi yang menyebarkannya. Surat langsung yang motivatif adalah yang
dikelola sedemikian rupa sehingga seolah-olah merupaka surat pribadi.
G. PENGIRIMAN PRESS RELEASE
Press release atau siaran pres merupakan media yang banyak
digunakan dalam kegiatan kehumasan karena dapat menyebarkan berita.
1. Press release sebagai publisitas
Kekhasan makna publisitas dibandingkan dengan publikasi adalah
bahwa publisitas dilancarkan secara sistematis berdasarkan pola yang sama
serta melalui media massa. Kegiatan publisitas berwujud press release
sebagaimana disinggung di muka. Press release dikirimkan ke media massa
dengan harapan dapat disebarluaskan sebagai berita.
Press release demi kepentingan organisasi harus menyangkut
kepentingan masyarakat. Jika tidak berkaitan dengan kepentingan umum,
media massa tidak akan bersedia menyiarkannya.Dengan demikian, agar
press release sebagai kegiatan publisitas disiarkan oleh media massa, maka
segalanya harus memenuhi persyaratan berita yang biasa disusun oleh para
wartawan.
2. Persyaratan press release
Agar press release yang dikirimkan oleh kahumas kepada media
massa berkenan disiarkan, perlu dipenuhi syarat-syarat berikut ini :
a. Mengandung nilai berita (news value)
b. Faktanya termasa (timely)
c. Disusun secara piramida terbalik (inverted pyramid)
d. Mengandung rumus ‘5W & 1 H’
e. Disusun dengan kata-kata lazim
BAB VI
ETIKA, ETIKET, DAN PROTOKOL DALAM KEGIATAN
HUBUNGAN MASYARAKAT
A. IKHWAL ETIKET
Ditinjau dari sudut Ilmu Komunikasi seorang kahumas adalah
komunikator organisasional. Kahumas bergiat melayani publik sebagai wakil
organisasi tempat ia bekerja. Tujuan diadakannya kode etik tersebut adalah agar
para anggota organisasi bersangkutan mempunyai pedoman untuk bersikap dan
berperilaku dalam rangka menjaga citra organisasi.
1. Pengertian etika
Istilah etika mempunyai dua pengertian, secara luas dan secara
sempit. Etika dalam pengertian luas atau dalam bahasa inggris ethics secara
etimologis berasal dari bahasa Yunani ethica yang berarti cabang filsafat
mengenai nilai-nilai dalam kaitannya dengan perilaku manusia. Etika dalam
pengertian sempit atau dalam bahasa inggris ethic secara etimologis berasal
dari bahasa Latin “ethicus” atau bahasa Yunani “ethicos” yang berarti
himpunan asas-asas nilai atau moral.
Ada batas-batas yang mencegah kita untuk melakukan sesuatu yang
sebenarnya kita inginkan dan yang bias kita lakukan. Sebaliknya, ada sesuatu
yang harus kita lakukan yang sebenarnya tidak kita inginkan.
2. Etika dan citra
Dalam hubungannya dengan citra dan penampilan, tampak bahwa
citra dan penampilan tidak pernah serupa secara tepat. Itra menjadi sasaran
faktor-faktor yang sama sekali di luar kontrol kita.IPRA code of conduct,
yaitu kode etik atau kode perilaku organisasi humas internasional itu, diterima
dalam konversinya di Venice pada bulan Mei 1961. Berikut ini adalah
terjemahan dari ikhtisar kode etik tersebut :
a. Integritas pribadi dan professional
b. Perilaku terhadap klien dan karyawan
c. Perilaku terhadap publik dan media
d. Perilaku terhadap teman sejawat
B. PERIHAL ETIKET
Dalam kamus besar bahasa Indonesia etika diartikan sebagai tata cara
masyarakat beradab dalam memlihara hubungan baik antara sesama manusianya.
Dari definisi di atas dapat dijelaskan bahwa etiket adalah peraturan, baik secara
tidak tertulis maupun tertulis, mengenai pergaulan hidup manusia dalam suatu
masyarakat beradab. Etiket berfungsi membuat seseorang dinilai beradab. Etika
umumnya menyangkut perilaku seseorang yang dinilai baik atau buruk tanpa
merugikan orang lain. Apabila seseorang berperilaku dengan sengaja merugikan
atau menyinggung perasaan orang lain, ini dinilai tidak etis.
C. MASALAH PROTOKOL
Protokol berarti kebiasaan-kebiasaan dan peraturan-peraturan yang
berkaitan dengan formalitas, tata urutan, dan etiket diplomatic. Untuk urusan
kartu nama saja ada peraturan khusus. Untuk jamuan makan terdapat peraturan
khusus dimana letak tamu-tamu harus duduk.
1. Pedoman Preseance
a. Aturan dasar preseance
1) Orang yang dianggap paling penting adalah yang paling depan atau yang
paling mendahului
2) Jika orang-orang duduk atau berdiri sejajar, yang paling penting adalah
mereka sebelah kanan
b. Aturan umum tata tempat
1) Jika menghadapi meja, maka yang dianggap tempat pertama adalah yang
menghadap pintu keluar, sedangkan tempat terakhir adalah yang paling
dekat pintu keluar
2) Dalam pengaturan tempat suatu jajaran, yaitu bila orang-orang itu berjajar
pada garis yang sama, maka tempat sebelah kanan di luar atau tempat
paling tengah adalah yang pertama bergantung pada situasinya.
3) Urutan tempat duduk diatur menurut pedoman yang telah ditetapkan
c. Tata urutan dalam kendaraan
Tata urutan dalam kendaraan terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu
pada kapal terbang, kapal laut, kendaraan darat (mobil, kereta api), dan
kendaraan lainnya.
d. Tata urutan kedatangan dan kepulangan
Sebagai pedoman umum peristiwa-peristiwa resmi orang yang paling
dihormati selalu dating paling akhir dan pulang atau meninggalkan ruangan
paling duluan.
2. Preseance Negara
a. Tata urutan pejabat Negara R.I. sipil-militer
Tata urutan atau preseance Negara banyak bersangkutan dengan tata
tempat bagi para pejabat Negara sipil-militer pada upacara
kenegaraan/pertemuan resmi. Sesuai dengan perkembangan kelembagaan
Negara yang berubah-ubah sejak 1945, maka sebagai akibatnya presenance di
Indonesia juga mengikuti perkembangan kelembagaan tersebut.
b. Tata urutan perwakilan asing
Dalam tata urutan perwakilan asing, masing-masing perlakuan tiap
Negara tentu saja berbeda karena kelembagaan yang berbeda pula.
Itulah ikhwal etika, perihal etiket, dan maslah protocol yang
kesemuanya menyangkut penampilan para kahumas beserta para pehumas
sehubungan dengan citra organisasi yang diwakilinya, yang senantiasa harus
dibina.
Recommended