i
TUGAS TRIWULAN I
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SBI 561)
“Review Pengembangan Sistem Informasi Insourcing dan Outsourcing di Organisasi”
Oleh :
Nudiya Khairunnisa
K25161100
Untuk memenuhi salah satu persyaratan kurikuler pada Program Studi Magister
Manajemen dan Bisnis Sekolah Bisnis Institut Pertanian Bogor
PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS
SEKOLAH BISNIS
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2017
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa penulis mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar
menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, penulis yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Bekasi, Februari 2017
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................................. iii
I. PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2. Tujuan............................................................................................................................... 1
II. PEMBAHASAN ...................................................................................................................... 2
2. 1. Sistem Informasi ................................................................................................................. 2
2. 2. Pengembangan Sistem Informasi Dalam Perusahaan ........................................................ 3
2. 3. Pemilihan Penyusunan dan Pengembangan Sistem Informasi ........................................... 5
2.3.1. Insourcing .................................................................... Error! Bookmark not defined.
2.3.2. Outsourcing .................................................................................................................. 7
2. 4. Kelebihan dan Kekurangan Insourcing dan Outsourcing ................................................ 10
III. KESIMPULAN .................................................................................................................. 13
3.1. Kesimpulan..................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 13
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Di era persaingan global dimana kompetisi semakin ketat setiap perusahaan harus mampu
melakukan inovasi untuk bertahan, salah satunya adalah dengan menerapkan teknologi tepat guna.
Sistem informasi merupakan salah satu tool yang sering digunakan oleh perusahaan untuk
mewujudkan tujuan perusahan demi mencapai efektifitas dan efesiensi perusahaan. Efektifitas dan
efisiensi dalam mentransfer teknologi memerlukan perubahan yang terus menerus dan
berkelanjutan. Teknologi dan sistem informasi yang merupakan kolaborasi antara teknologi
informasi dan komunikasi yang memainkan peran utama pengembangan sistem informasi.
Penerapan sistem informasi yang terintegrasi pada suatu perusahaan membutuhkan biaya
yang sangat tinggi. Banyak diantara perusahaan-perusahaan yang membatalkan rencananya dalam
membuat suatu sistem informasi yang terintegrasi. Keterbatasan sumberdaya yang dimiliki
perusahaan serta pentingnya peran sistem informasi bagi perusahaan membuat perusahaan
menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan dan pengembangan sistem informasi untuk efisiensi
operasional perusahaan harus dilaksanakan. Beberapa alternatif perusahaan untuk penyusunan dan
pengembangan sistem informasi adalah dengan melakukan pendekatan insourcing dan/atau
outsourcing.
Dalam menerapkan suatu sistem informasi tentunya perusahaan harus memperhitungkan
beberapa faktor dalam mengelola pengerjaan tersebut seperti biaya investasi bagi pelatihan dan
pengembangan, SDM yang handal, hardware yang memadai serta waktu manajemen untuk
memperhatikan detil pengembangan sistem informasi dan sebagainya. Pendekatan insourcing dan
outsourcing dalam pengembangan sistem informasi perusahaan tentunya memiliki kelebihan dan
kekurangan. Dalam makalah ini, penulis mencoba untuk mengulas kelebihan dan kekurangan
pengembangan sistem informasi di organisasi baik insourcing atau outsourcing.
1.2. Tujuan
a. Mengetahui kelebihan dan kekurangan pengembangan sistem informasi di organisasi baik
insourcing dan outsoursing.
b. Mengetahui pendekatan yang tepat dalam pengembangan sistem informasi di organisasi.
2
II. PEMBAHASAN
2. 1. Sistem Informasi
Sistem Informasi adalah kombinasi dari teknologi informasi dan aktivitas orang yang
menggunakan teknologi itu untuk mendukung operasi dan manajemen. Sistem informasi
merupakan gabungan dari berbagai resources baik hardware, software, netware, brainware, dan
data. Dalam sistem informasi juga ada input, model, proses, output, penyimpanan dan control,
sehingga sistem informasi dapat digunakan untuk merencanakan, mengolah, mengendalikan serta
meracik data dalam suatu organisasi berdasarkan critical sukses untuk menentukan keberhasilan
perusahaan.
Menurut O’brien (2004) sistem informasi merupakan kombinasi yang teratur antara people
(orang), hardware (perangkat keras), software (perangkat lunak), network (jaringan komunikasi)
dan data resources (basis data) yang mengumpulkan, merubah dan menyebarkan informasi dalam
organisasi. Komponen sistem informasi tersebut digambarkan sebagai berikut :
Gambar 1. Komponen Sistem Informasi
Sistem informasi adalah kombinasi dari teknologi informasi dan aktivitas orang yang
menggunakan teknologi itu untuk mendukung operasi dan manajemen. Sebuah sistem informasi
melakukan pemrosesan data dan kemudian mengubahnya menjadi informasi. Sistem informasi
pada dasarnya mendukung strategi bisnis organisasi, proses bisnis, struktur dan budaya organisasi
dalam meningkatkan nilai bisnis dari organisasi khususnya dalam lingkungan bisnis yang dinamis
3
(Silver, dkk, 1995). Fungsi sistem informasi mencakup; 1) mendukung kesuksesan berbagai fungsi
utama bisnis seperti akuntansi, finance, manajemen operasi, pemasaran dan manajemen
sumberdaya manusian, 2) kontributor utama dalam mendukung efisiensi kegiatan operasional,
produktivitas dan moral SDM, pemberian layanan prima pada customer dan kepuasan customer, 3)
sumber informasi utama bagi manajer dalam mendukung proses pengambilan keputusan yang
efektif, 4) bagian yang penting dari upaya pengembangan produk dan jasa yang kompetitif,
sehingga dapat memberikan keunggulan kompetitif bagi organisasi dalam persaingan global, 5)
bagian utama dari sumberdaya organisasi dan biayanya dalam menjalankan bisnis, sehingga
memerlukan pengelolaan sumberdaya yang prima dan 6) kesempatan pengembangan karier yang
dinamis dan menantang.
Sehingga terdapat 4 (empat) komponen utama dalam mengatur sistem informasi yaitu :
1. Teknologi yang menyediakan infrastruktur elektronik dan informasi untuk perusahaan.
2. Pekerja informasi dalam suatu perusahaan yang menjalankan teknologi informasi untuk
mencapai tujuan perusahaan.
3. Fungsi pengembangan dan pengiriman sistem yang mendukung teknologi dan user untuk
bekerjasama.
4. Manajemen fungsi sistem informasi yaitu seluruh tanggung jawab dalam memanfaatkan
teknologi informasi untuk meningkatkan performance pekerja dan perusahaan.
2. 2. Pengembangan Sistem Informasi Dalam Perusahaan
Beberapa faktor yang dapat mendukung keberhasilan penerapan sistem informasi dalam
suatu perusahaan atau organisasi adalah adanya keterlibatan end user, dukungan manajemen
eksekutif, adanya kejelasan pernyataan kebutuhan, perencanaan yang matang dan tepat serta
harapan yang realistik terhadap penyusunan sistem informasi tersebut (Rosemary Cafasso dalam
O’Brien, 2005). Jika ditinjau dari perspektif usaha dan manajemen, sistem informasi adalah
merupakan solusi manajemen yang di dukung oleh teknologi informasi untuk memecahkan
permasalahan yang timbul dalam lingkungan organisasi. Oleh karena itu seorang pemimpin
organisasi harus mengetahui keseluruhan mengenai organisasi, manajemen dan dimensi teknologi
informasi serta mempergunakan peranan mereka dalam menyediakan solusi permasalahan.
Hal penting yang dilakukan dalam pengelolaan sumberdaya informasi adalah bagaimana
mengembangkan sistem informasi. Pengembangan sistem informasi adalah menyusun sistem yang
4
baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang
telah ada. Penggantian atau perbaikan ini disebabkan oleh beberapa hal antara lain :
a) Adanya permasalahan-permasalahan yang timbul pada sistem yang lama dan pertumbuhan
organisasi. Ketidakberesan sistem lama menyebabkan sistem tersebut tidak dapat beroperasi
sesuai dengan yang diharapkan sehingga kebenaran data kurang terjamin. Sedangkan
pertumbuhan organisasi adalah kebutuhan informasi yang semakin luas, volume pengolahan
data yang semakin meningkat, dan adanya perubahan prinsip baru sebagai akibat sistem lama
yang tidak dapat memenuhi semua kebutuhan informasi yang dibutuhkan manajemen.
b) Untuk meraih kesempatan-kesempatan. Dalam persaingan pasar yang semakin ketat,
kecepatan informasi sangat menentukan keberhasilan strategi dan rencana yang disusun untuk
meraih kesempatan dan peluang pasar sehingga teknologi informasi perlu digunakan untuk
meningkatkan penyediaan informasi untuk mendukung proses pengambilan keputusan yang
dilakukan oleh manajemen.
c) Adanya instruksi dari pimpinan atau dari luar organisasi, misalnya dari pemerintah.
Terdapat berbagai pendekatan yang dapat dipergunakan dalam proses pengembangan sistem
informasi antara lain :
a) System Development Life Cycle (SDLC), yaitu pengembangan suatu sistem dimulai dari proses
pembuatan rencana kerja yang akan dilakukan, analisis terhadap rencana sistem yang akan
dibuat, mendesain sistem dan mengimplementasikan sistem yang telah dibuat dan melakukan
evaluasi terhadap jalannya sistem yang dibuat.
b) Prototyping, sistem dikembangkan lebih sempurna karena adanya hubungan kerjasama yang
erat antara analis dengan end user. Kelemahan teknik ini adalah tidak mudah untuk
melaksanakan pada sistem yang relatif besar.
c) Rapid Application Development, adalah pendekatan pengembangan dengan
mengikutsertakan user dalam proses desain sehingga mudah untuk melakukan implementasi.
Kelemahan dalam pendekatan ini adalah sistem mungkin terlalu sulit dibuat dalam waktu yang
tidak terlalu lama yang pada akhirnya dapat mengakibatkan kualitas sistem yang dihasilkan
menjadi rendah.
d) Object Oriented Analysis and Development, yaitu mengintegrasikan data dan pemrosesan
selama dalam proses desain sistem yang akan menghasilkan sistem yang kualitasnya lebih baik
dan mudah di modifikasi.
5
Selain itu menurut Satzinger, 2007 dalam Hendradhy menambahkan bahwa pada saat ini
pengembangan sistem dapat dikatagorikan ke dalam 2 (dua) pendekatan pengembangan yaitu
pengembangan secara terstruktur dan pengembangan secara object oriented. Dalam
pengembangan sistem tersebut perlu diperhatikan bagaimana dan apa yang dibutuhkan dalam
mendesain sistem, yaitu bagaimana mendefinisikan event, usecase, dan event table sebelum
memulai pengembangan sistem yang akan di pilih, lalu bagaimana menentukan things sebagai
dasar dari pengembangan sistem, baru kemudian memilih pendekatan pengembangan sistem mana
yang akan digunakan. Alur pengembangan sistem tersebut digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2. Alur Pengembangan Sistem Informasi
2. 3. Pemilihan Penyusunan dan Pengembangan Sistem Informasi
Penyusunan dan pengembangan suatu sistem informasi akan selalu menghadapi
permasalahan dan tantangan antara lain adalah siapa yang akan melakukan proses penyusunan dan
pengembangan tersebut. Dalam menghadapi permasalahan tersebut O’Brien (2005)
mengemukakan bahwa perusahaan memiliki beberapa alternatif, yaitu :
1) Merancang dan membuat sendiri sistem informasi yang dibutuhkan dan menentukan pelaksana
penyusunan dan pengembangan sistem informasi (insourcing),
6
2) Perusahaan membeli paket sistem informasi yang sudah jadi (outsourcing). Pada alternatif ini
perusahaan membeli beberapa paket sistem aplikasi yang siap diimplementasikan yang dibuat
oleh vendor yang memiliki spesialisasi di bidang sistem aplikasi informasi.
2.3.1. Insourcing
Insourcing merupakan metode pengembangan sistem informasi yang dilakukan oleh
perusahaan itu sendiri melaui divisi IT yang dimiliki. Jika sudah diputuskan oleh manajemen
bahwa perusahaan harus mengembangkan sendiri sistem informasinya maka hal pertama yang
harus dilakukan adalah memastikan bahwa perusahaan memiliki tim IT yang menguasai sistem
informasi yang diinginkan dan diharapkan oleh perusahaan. Kendala yang sering dihadapi
perusahaan ketika memutuskan mengembangkan sendiri sistem informasinya adalah
ketidaksiapan sumber daya manusia yang ada. Adapun tahap tahap pengembangan sistem
informasi secara insourcing adalah sebagai berikut :
a. Survey sistem / preliminary
Dalam tahap ini, tim IT akan melakukan investigasi awal untuk mengetahui kebutuhan
pengguna, ruang lingkup aplikasi, pembuatan proposal dan yang meliputi gambaran umum
pelaksanaan proyek, aplikasi yang dikembangkan, serta biaya yang dibutuhkan. Setelah
proposal dipaparkan dan disetujui, maka dapat dilakukan tahap berikutnya.
b. Analisis sistem
Analisis sistem diperlukan untuk mengetahui apakah sistem yang lama perlu diperbaharui atau
harus dimatikan untuk diganti dengan yang baru. Analisis ini sangat diperlukan agar aplikasi
yang dikembangkan benar – benar dapat memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh
perusahaan. Beberapa aspek yang dianalisis dalam analisis sistem diantaranya adalah business
user, analisis jabatan, proses bisnis, business rules, problem solving, business tool, dan
business plan.
c. Desain sistem
Jika analisis sistem dipergunakan untuk menjawab pertanyaan sistem apa yang ingin dibuat,
desain sistem dipergunakan untuk menjawab pertanyaan bagaimana sistem tersebut di buat.
Desain sistem memberikan gambaran kepada programmer tentang garis besar sistem yang
ingin dibuat. Beberapa hal yang dilakukan dalam desain sistem adalah pemodelan sistem,
desain basis data, desain aplikasi, desain perangkat keras, dan deskripsi dari masing masing
penggguna.
7
d. Pembuatan sistem
Setelah desain selesai dibuat, langkah berikutnya adalah pembuatan sistem. Dalam pembuatan
sistem turut pula dilakukan pengujian terhadap aplikasi yang dikembangkan dan pembuatan
instruksi manual serta melakukan training terhadap pengguna.
e. Implementasi sistem
Ketika hardware telah dipersiapkan dengan matang, aplikasi telah selesai dibuat, langkah
berikutnya adalah implementasi sistem. Dalam tahap ini, sistem yang telah dibuat benar benar
diimplementasikan di dalam perusahaan. Tahap ini merupakan tahap yang paling kritis dalam
pengembangan sebuah sistem. Ada yang implementasinya dilakukan dengan paralel sebelum
sistem lama dimatikan, ada yang langsung mematikan sistem yang lama dan berganti dengan
sistem yang baru.
f. Pemeliharaan sistem.
Saat sistem berhasil di implementasikan, langkah terakhir adalah pemeliharaan sistem yang
dilakukan oleh seorang programmer untuk melihat kelemahan – kelemahan atau kekurangan
yang tidak terdeteksi saat sistem tersebut dilakukan pengetesan. Pemeliharaan meliputi
pemantauan pengoperasian oleh user, penyempurnaan, perbaikan dari gangguan kecil atau bug,
dan perbaikan – perbaikan akibat kerusakan dari luar seperti virus dan lain – lain.
2.3.2. Outsourcing
Metode pengembangan lain yang bisa dipilih oleh perusahaan adalah dengan outsourcing.
Dengan metode ini perusahaan harus mencari vendor yang bisa mengerjakan sistem sesuai yang
diinginkan oleh perusahaan. Secara umum tahap – tahap dalam outsourcing hampir sama dengan
insourcing, hanya ditambahkan dua tahap awal sebelum dilaksanakan survey sistem / preliminary
yaitu tahap pemilihan vendor dan pertimbangan vendor.
a) Pemilihan vendor
Dalam tahap ini setiap vendor yang merupakan perusahaan IT developer harus menyerahkan
proposal awal berupa gambaran sistem yang pernah dibuat dan perkiraan harga untuk setiap
modul aplikasi. Gambaran yang detail dari vendor kepada user sangat diharapkan dalam tahap
ini agar perusahaan mendapatkan data yang jelas mengenai kualitas vendor dan sistem yang
ditawarkan.
8
b) Pertimbangan vendor
Setelah beberapa vendor mempresentasikan sistem dan harga dari sistem yang dibuat, user
dapat segera mempertimbangkan vendor mana yang ingin dipilih dengan mempertimbangkan
beberapa hal diantaranya benefit and risk, analisa proses dan evaluasi terhadap vendor. Jika
semua telah dilakukan, langkah berikutnya adalah menentukan vendor mana yang ditunjuk
untuk mengerjakan sistem tersebut.
Macam-macam Outsourcing
Menurut Indrajit (2003), berdasarkan jenisnya outsourcing teknologi informasi ada 4
macam, yaitu:
1) Total Outsourcing
Perusahaan menyerahkan jampir semua operasi yang berhubungan dengan teknologi informasi
seperti hardware, software, dan brainware kepada pihak lain.
2) Total Insourcing
Penyewaan atau peminjaman SDM yang dimiliki oleh perusahaan lain untuk dipekerjakan
pada perusahaan terkaut dalam jangka waktu tertentu.
3) Selective sourcing
Perusahaan melakukan pemilahan fungsi-fungsi dan entitas yang berhubungan dengan
teknologi informasi di perusahaannya dan memutuskan untuk menyerahkan sebagian
pekerjaan yang berhubungan dengan teknologi informasi pada perusahaan lain, sedangkan
sebagian sisanya dikerjakan atau dikelola oleh perusaan itu sendiri.
4) De facto insourcing
Penyerahan pengelolaan dan pekerjaan yang berhubungan dengan teknologi informasi kepada
perusahaan lain bukan karena hasil evaluasi obyektif, melainkan karena latar belakan sejarah.
Manfaat Outsourcing
Menurut Chen dan Perry, outsourcing teknologi informasi memiliki beberapa manfaat,
antara lain :
1) Mendapatkan Teknologi yang ter-update.
Perusahaan dapat selalu menggunakan teknologi yang ter-update karena semua teknologi
disediakan oleh pihak vendor outsourcing dan selalu di-update oleh vendor.
2) Memenuhi kebutuhan SDM TI yang terampil.
9
Perusahaan dapat memenuhi kebutuhan tenaga TI yang terampil dengan adanya verndor yang
memiliki tenaga kerja TI khusus untuk layanan yang mereka berikan.
3) Waktu pembangunan dan penyebaran layanan TI yang lebih cepat.
Pihak vendor menyediakan baik semua yang berhubungan dengan layanan TI dalam
perusahaan, sehingga dalam penerapan layanan TI bisa dalam waktu yang lebih cepat.
4) Fleksibilitas teknologi dan fiturnya.
Perusahaan dapat menerapkan teknologi informasi yang sesuai dengan pangsa pasar dengan
adanya vendor yang bertanggung jawab penuh dalam teknologi informasi perusahaan tersebut.
5) Meningkatkan manajemen arus kas.
Perusahaan dapat mengatur pembiayaan berdasarkan layanan yang diberikan oleh vendor, dan
perusahaan tidak perlu melakukan investasi awal secara besar-besaran.
6) Penghematan biaya.
Perusahaan lebih meminimalisir biaya dengan menggunakan outsourcing daripada perusahaan
tersebut mengimplementasikan teknologi informasi sendiri.
Resiko Outsourcing
Penerapan outsourcing teknologi informasi oleh perusahaan juga memiliki beberapa resiko,
antara lain :
1. Sumber daya mungkin harus ditransfer ke atau diperlukan oleh perusahaan pemberi
jasa,sehingga tetap kekurangan sumber daya
2. Perusahaan mungkin tidak dapat bebas seluruhnya dari kesulitan yang sebetulnya ingin
dihindari
3. Karena berbagai tujuan yang ingin dicapai, tidak sepenuhnya didapat, maka fokus core
business tidak tercapai
4. Biaya sesudah outsourcing mungkin tidak berkurang,tetapi tetap atau bahkan bertambah
5. Karena berbagai tujuan yang ingin dicapai tidak sepenuhnya diperoleh,mungkin resiko
usaha tetap saja besar
6. Karena perusahaan pemberi jasa juga tidak memiliki sumber daya yang diperlukan,maka
tujuan ini tidak tercapai
Outsourcing teknologi informasi rasanya sudah tidak terhindarkan lagi bagi perusahaan-
perusahaan. Banyak manfaat yang bisa dirasakan oleh perusahaan jika memanfaatkan outsourcing.
Meski demikian outsourcing bukan tanpa resiko, ketergantungan terhadap vendor, fleksibilitas
10
terhadap perubahan adalah beberapa kelemahan yang harus disadari dari awal sebelum melakukan
outsourcing.
2. 4. Kelebihan dan Kekurangan Insourcing dan Outsourcing
Pengembangan sistem informasi bertujuan untuk memberikan kemudahan dalam
penyimpanan informasi, mengurangi biaya dan menghemat waktu, meningkatkan pengendalian,
mendorong pertumbuhan, meningkatkan produktifitas serta profitabilitas perusahaan.
Pengembangan sistem ini sering terbentur oleh sumberdaya yang dimiliki oleh perusahaan,
sehingga harus dipilih pihak yang tepat dalam melaksanakannya. Pilihan tersebut harus dilihat
disesuaikan dengan sumberdaya perusahaan dan kelebihan/kekurangan yang terdapat pada pihak
pengembangan sistem informasi. Dibawah ini akan dipaparkan kelebihan dan kekurangan dari
insourcing dan outsourcing :
INSOURCING
Kelebihan Kekurangan
Umumnya sistem informasi yang
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan
perusahaan karena karyawan yang ditugaskan
mengerti kebutuhan sistem dalam perusahaan
Pengembangan sistem informasi
membutuhkan waktu yang relatif lama dalam
perbaikan dan modifikasi terhadap
pengembangan sistem informasi karena
konsentrasi karyawan harus terbagi dengan
pekerjaan rutin sehari-hari
Mudah untuk melakukan modifikasi dan
pemeliharaan (maintenance) terhadap sistem
informasi karena proses pengembangannya
dilakukan oleh karyawan perusahaan tersebut
Keterbatasan jumlah dan tingkat kemampuan
SDM dalam perusahaan yang menguasai
teknologi informasi
Kendali terhadap aplikasi strategi dan
pengambilan keputusan dalam pengembangan
sistem infomasi sepenuhnya ada ditangan
perusahaan tersebut
Resiko Kegagalan pengembangan sistem
informasi menjadi tanggung perusahan
sepenunya
Peningkatan kualitas sumberdaya manusia,
dimana karyawan mendapatkan kesempatan
untuk belajar dan membangun sistem
informasi perusahaan
Perubahan dalam teknologi informasi yang
terjadi secara cepat belum tentu diikuti oleh
cepatnya perusahaan dalam mengadaptasi
perubahan tersebut sehingga bisa saja
menyebabkan tekhnologi yang digunakan oleh
perusahaan tidak up to date
Lebih mudah dalam melakukan pengawasan
(security access) pada proses pengembangan
Membutuhkan waktu dan biaya tambahan
untuk melakukan pelatihan bagi operator dan
11
sistem dan keamanan data lebih terjamin
karena hanya melibatkan pihak perusahaan
programmer dalam mengembangan sistem
informasi perusahaan
Dalam pengembangannya membutuhkan
biaya yang relatif lebih rendah karena hanya
melibatkan pihak perusahaan
Perusahaan dalam jangka pendek belum dapat
merasakan hasil dari pengembangan sistem
informasi perusahaan
Adanya insentif tambahan bagi karyawan yang
diberi tanggung jawab untuk mengembangkan
sistem informasi perusahaan tersebut
Kurangnya tenaga ahli (expert) di bidang
sistem informasi dapat menyebabkan
kesalahan persepsi dalam pengembangan
sistem dan hal tersebut menjadi tanggung
jawab perusahaan
Sistem informasi yang dibutuhkan dapat
segera direalisasikan dan dapat segera
melakukan perbaikan untuk menyempurnakan
sistem tersebut
Pada umumya penggunaan sumber daya
sistem informasi dalam perusahaan belum
optimal karena karyawan tidak memiliki
spesialisasi (core competency) dalam bidang
pengembangan sistem informasi
Dalam jangka panjang akan meningkatkan
keunggulan kompetitif perusahaan
OUTSOURCING
Biaya teknologi yang semakin meningkat dan
akan lebih murah jika perusahaan tidak
berinvestasi tidak berinvestasi lagi tetapi
menyerahkannya kepada pihak ketiga dalam
bentuk oursourcing yang lebih murah
dikarenakan outsourcer dapat dibagi ke
beberapa perusahaan.
Kehilangan kendali atau kontrol terhadap
sistem dan data karena bisa saja pihak
outsourcer menjual data ke pesaing
Meningkatkan fokus bisnis perusahaan (bisnis
inti) dengan skala lebih luas. Pelaksanaan
operasional lainnya dilakukan oleh perusahaan
outsourcing yang telah berpengalaman di
bidangnya. Dengan melakukan outsourcing,
maka perusahaan dapat berkonsentrasi secara
penuh dalam menangani bisnis intinya
Menjadi sangat bergantung pada pihak luar
sehingga sangat sulit bagi perusahaan untuk
mengambil alih kembali sistem yang sedang
berjalan terutama apabila ada kerusakan atau
gangguan mendadak terhadap sistem informasi
perusahaan
Perusahaan menjadi lebih flexible, lebih
dinamis, dan lebih baik. Perusahaan dapat
melakukan perubahan dengan cepat untuk
memenuhi perubahan kesempatan sesuai
dengan kondisi yang ada
Tidak ada transfer pengetahuan dari pihak luar
kepada pihak perusahaan
Segala resiko pekerjaan, ketenagakerjaan,
kriminalitas, dan resiko lainnya menjadi resiko
perusahaan penyedia jasa outsourcing
Dapat terjadi peluang penyalahgunaan sistem
informasi oleh vendor, misalnya pembajakan
atau pembocoran informasi perusahaan
12
Jasa yang diberikan oleh outsourcer lebih
berkualitas dibandingkan dikerjakan sendiri
secara internal karena outsourcer memang
dispesialisasi dan ahli di bidang tersebut
Resiko tidak kembalinya investasi yang telah
dikeluarkan apabila terjadi ketidakcocokan
sistem informasi yang dikembangkan
Pengembangan sistem informasi relatif lebih
cepat, efektif, dan efisisen karena dikerjakan
oleh orang yang profesional di bidangnya.
Penghematan waktu proses dapat diperoleh
karena beberapa outsourcer dapat dipilih untuk
bekerja bersama-sama menyediakan jasa ini
kepada perusahaan
Mengurangi keunggulan kompetitif
perusahaan karena semua pengembangan
sistem informasi diserahkan kepada
perusahaan
Mendapatkan ide-ide yang inovatif dan
mendapatkan akses pada kemampuan kelas
dunia
Jika kekuatan tawar ada di tangan outsourcer,
perusahaan akan kehilangan banyak kendali
dalam memutuskan sesuatu apalagi jika terjadi
konflik diantaranya
Hasil pengembangan sistem infornasi lebih
berkualitas dan keuntungan dalam jangka
pendek dapat langsung dirasakan oleh
perusahaan
Perusahaan akan kehilangan kesempatan untuk
belajar membangun dan mengoperasikan
aplikasi sistem informasi tersebut
Memudahkan akses pada pasar global jika
menggunakan vendor yang mempunyai
kualitas dan reputasi yang baik
Perusahaan merasa tidak perlu melakukan
transfer teknologi dan pengetahuan kepada
outsourcer
Meningkatkan fleksibilitas untuk
mengantisipasi perubahan dalam persaingan
bisnis yang semakin kompetitif baik dalam
penggunaan teknologi maupun perubahan
volume bisnis
Memperbaiki kredibilitas perusahaan dengan
cara berasosiasi dengan pemberi jasa yang
unggul
Mengurangi resiko penggunaan sumber daya
sistem informasi yang belum optimal dan
meningkatkan kas dalam aset perusahaan
karena tak perlu ada aset untuk teknologi
informasi
13
III. KESIMPULAN
3.1. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa ketika perusahaan menginginkann
pengembangan dalam sistem informasi yang dimilikinya, harus dipertimbangkan dengan matang
apakah sistem tersebut akan dikembangkan sendiri atau dikembangakan oleh pihak ketiga. Untuk
perusahaan dalam skala kecil, sistem informasi lebih baik dikerjakan secara insourcing karena
biaya yang dibutuhkan relatif lebih kecil dan pengembangan sistemnya juga melibatkan data yang
lebih sedikit. Untuk perusahaan yang besar, sistem informasi sebaiknya dikerjakan oleh pihak
ketiga agar perusahaan dapat lebih fokus untuk menjalankan core bussines nya. Pengembangan
sistem dengan outsourcing yang biasanya tidak sesuai dengan sistem yang diinginkan perusahaan
dapat disiasati dengan kontrol yang lebih seksama saat sistem sedang dibangun oleh vendor.
DAFTAR PUSTAKA
Cortada, J. W. 1995. Total Quality Management: Terapan dalam Manajemen Sistem Informasi.
McGraw-Hill Book Co. Yogyakarta.
Indrajit RE. Djokopranoto R. 2003. Proses Bisnis Outsourcing. Jakarta: Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Jogiyanto, 2003. Sistem Teknologi Informasi : Pendekatan Terintegrasi: Konsep Dasar,
Teknologi, Aplikasi, Pengembangan dan Pengelolaan. Penerbit Andi Yogyakarta,
Yogyakarta.
O’Brien, J.A. & Marakas, G.M. (2006). Introduction to Information Systems, 7th Ed., McGraw-
Hill/Irwin. New York.
Raharjo. B. 2002. Memahami Teknologi Informasi. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta
Shadbolt N.M. and Rawlings K.M . An Exploration Of The Use Of The Balanced Scorecard
Approach To Achieve Better Farm Business Planning And Control. College of Sciences,
Massey University. Palmerston North, New Zealand.
http://www.agrifood.info/perspectives/2000/Shadbolt.html#Kaplan (diakses 15 Februari
2017)
http://nana-recycle.blogspot.com. 2012. Pengembangan Sistem Informasi. (diakses 15 Februari
2017)