UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
UJI EFEK ANTIHIPERLIPIDEMIA EKSTRAK
ETANOL BUAH PARIJOTO (Medinilla speciosa Blume)
TERHADAP KOLESTEROL TOTAL, TRIGLISERIDA,
DAN VLDL PADA TIKUS PUTIH JANTAN
SKRIPSI
ANI KURNIAWATI
NIM. 1111102000127
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI FARMASI
JAKARTA
MEI 2015
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
UJI EFEK ANTIHIPERLIPIDEMIA EKSTRAK
ETANOL BUAH PARIJOTO (Medinilla speciosa Blume)
TERHADAP KOLESTEROL TOTAL, TRIGLISERIDA,
DAN VLDL PADA TIKUS PUTIH JANTAN
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi
ANI KURNIAWATI
NIM. 1111102000127
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI FARMASI
JAKARTA
MEI 2015
i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS
Skripsi ini adalah hasil karya sendiri, dan
semua sumber yang dikutip maupun dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar.
Nama : Ani Kurniawati
NIM : 1111102000127
Tanda Tangan :
Tanggal : 28 Mei 2015
ii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
iii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
iv UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
ABSTRAK
Nama : Ani Kurniawati
Program Studi : Farmasi
Judul :Uji Efek Antihiperlipidemia Ekstrak Etanol Buah Parijoto
(Medinilla Speciosa Blume) Terhadap Kolesterol Total,
Trigliserida, Dan VLDL Pada Tikus Putih Jantan.
Buah Parijoto memiliki senyawa flavonoid, tanin, dan saponin yang telah
diketahui pada penelitian sebelumnya memiliki efek antihiperlipidemia. Tujuan
dari penelitian ini untuk mengetahui aktivitas ekstrak etanol 70% buah parijoto
sebagai antihiperlipidemia dengan melihat kadar kolesterol total, trigliserida, dan
VLDL pada pada tikus jantan. Tikus diberi induksi kolesterol dan lemak dengan
komposisi kuning telur 80%, larutan sukrosa 65% sebesar 15%, dan lemak hewan
5%. Sebanyak 30 ekor tikus galur Sparague dawley berusia ± 2 bulan dibagi
dalam enam kelompok yang terdiri dari kontrol normal (Na CMC 0,5%), kontrol
induksi kolesterol dan lemak, kontrol pembanding (Simvastatin), kelompok dosis
I (5 mg/Kgbb), Dosis II (50 mg/Kgbb), dan Dosis III (500 mg/Kgbb). Setelah 42
hari dilakukan pengujian kadar kolesterol total, trigliserida, dan VLDL. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ketiga dosis memiliki efek penurunan terhadap
kadar kolesterol total, trigliserida, dan VLDL tetapi dosis 500 mg/Kgbb memiliki
efek penurunan yang paling signifikan karena memberikan hasil yang yang
berbeda bermakna (p < 0,05) dibandingkan dengan kontrol induksi kolesterol dan
lemak.
Kata Kunci : Medinilla speciosa Blume, efek antihiperlipidemia, Kolesterol total,
trigliserida, VLDL, kandungan Flavonoid total, kandungan tanin total.
v UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
ABSTRACT
Name : Ani Kurniawati
Program Study : Pharmacy
Judul : Test of Antihyperlipidemia Effects of Ethanol Extract of
Parijoto fruit (Medinilla speciosa Blume) Toward
Cholesterol total,Triglyceride, and VLDL in White Male.
Parijoto fruit contain flavonoid, tannin, and saponin which known before in few
researchs had antihyperlipidemia efffect. The aim of the present study to observed
the effect of antihyperlipidemia from 70% Ethanol Extract of Parijoto fruit
(Medinilla speciosa Blume) seen from total Cholesterol,Triglyceride, and VLDL
in male white rats. Rats given induction of cholesterol and fat by composition of
80% yolk, 65% sucrose solution 15%, and 5% animal fat. Thirty white male rats
Sparague dawley strain with age ± 2 months were devide into 6 groups are
normal control (Na CMC 0,5%), Induction of cholesterol and fat control,
comparator control (simvastatin), and Dose I (5 mg/Kg body weight), Dose II (50
mg/Kg body weight), dan Dose III (500 mg/Kg body weight). After 42 days,
examination carried out on total Cholesterol,Triglyceride, and VLDL. These
finding showed that every doses can reduce total Cholesterol,Triglyceride, and
VLDL but dose 500 mg/Kg body weight has significant effect because it gives
results that significantly different (p < 0,05) compared with Induction of
cholesterol and fat control.
Key Word : Medinilla speciosa Blume, Antihyperlipidemia Effects, total
Cholesterol,Triglyceride, and VLDL.
vi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu
memberikan jalan dan bantuan sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat serta salam untuk baginda Rasulullah SAW yang telah diutus Allah
untuk membawa peengetahuan yang luar biasa dan semoga kita mendapatkan
syafaatnya nanti.
Skripsi yang berjudul “Uji Efek Antihiperlipidemia Ekstrak Etanol Buah Parijoto
(Medinilla Speciosa Blume) Terhadap Kolesterol Total, Trigliserida, Dan VLDL
Pada Tikus Putih Jantan” disusun sebagai salah satu persyaratan guna
memperoleh gelar Sarjana Farmasi di Program Studi Farmasi Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Selama proses penulisan skripsi tidak dipungkiri ada banyak hambatan yang
terkadang membuat saya berada ditik terlemah, adanya dukungan, doa, dan restu
dari orang tua membuat saya tetap semnagat dalam melanjutkan penulisan skripsi
ini. Untuk saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada mereka,
Bapak Suko dan Ibu Sudarni. Serta adik saya tercinta Tika dwi apri yanti yang
selalu menyemangati saya untuk menjadi panutan yang baik Selanjutnya dengan
segala kerendahan hati saya ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Yardi Ph.D., M.Si., Apt selaku pembimbing I dan Dr. Dra. Delina
Hasan, M.Kes., Apt selaku pembimbing II, yang memiliki andil besar dalam
proses penelitian dan penyelesaian skripsi saya ini, semoga bantuan dan
bimbingan yang telah diberikan mendapat imbalan yang lebih baik dari-Nya
2. Kementrian Agama selaku pemberi beasiswa, sehingga saya bisa menempuh
pendidikan di Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Dr. Arif Sumantri, M.KM selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
vii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4. Drs. Umar Mansur, M.Sc., Apt selaku ketua Program Studi Farmasi Dekan
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
5. Seluruh Bapak/ Ibu staf pengajar, laboran, dan karyawan yang telah
mencurahkan waktu dan membekali ilmu kepada saya selama di bangku
perkuliahan.
6. Bapak Herry dan keluarga yang telah membantu mengumpulkan sampel buah
parijoto (Medinilla speciosa Blume) dari Gunung Muria Kudus.
7. Teman-taman sejawat CSS MoRA UIN Jakarta 2011 (Community Santri
Scholar of Ministry of Religious Affair) dan Farmasi BD 2011 (Beng-beng)
Khususnya Rifda, Indri, Norma, Iis, Sukma, Azmi, Eca, Aska yang selalu
memberikan dukungan dan semnagat dalam masa perkuliahan hingga
penulisan skripsi ini selesai.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semuanya.
Demi perbaikan selanjutnya, saran dan kritik yang membangun sangat saya
harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat dan
memberikan pengetahuan yang lebih luas khususnya bagi penulis dan umumnya
bagi pembaca.
Jakarta, 28 Mei 2015
Penulis
viii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK
Sebagai sivitas akademik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Ani Kurniawati
NIM : 1111102000127
Program studi : Farmasi
Fakultas : Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK)
Jenis Karya : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui skripsi karya ilmiah
saya dengan judul
UJI EFEK ANTIHIPERLIPIDEMIA EKSTRAK ETANOL BUAH
PARIJOTO (Medinilla speciosa Blume) TERHADAP KOLESTEROL
TOTAL, TRIGLISERIDA, DAN VLDL PADA TIKUS PUTIH JANTAN
Untuk dipublikasikan atau ditampilkan di internet atau media lain yaitu Digital
Library Perpustakaan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta untuk
kepentingan akademik sebatas sesuai dengan Undang-Undang Hak Cipta.
Dengan demikian persetujuan publikasi karya ilmiah ini saya buat dengan
sebenarnya.
Dibuat : Ciputat
Pada tanggal : 28 Mei 2015
Yang menyatakan,
(Ani Kurniawati)
ix UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
DAFTAR ISI
HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS ................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............... Ошибка! Закладка не
определена. HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ....... Ошибка! Закладка не определена.
ABSTRAK ............................................................................................................. ii ABSTRACT ........................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ................... viii DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix DAFTAR TABEL ............................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................1
1.1. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1 1.2. Rumusan masalah .................................................................................. 3 1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................... 3
1.3.1. Tujuan Umum ............................................................................ 3 1.3.2. Tujuan khusus ............................................................................ 3
1.4. Manfaat Hasil Penelitian ....................................................................... 4 1.4.1. Secara teoritis ............................................................................. 4 1.4.2. Secara metodologi ...................................................................... 4 1.4.3. Secara aplikatif ........................................................................... 4
1.3. Ruang Lingkup ...................................................................................... 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................5
2.1. Medinilla speciosa Blume ..................................................................... 5 2.1.1 Taksonomi ................................................................................... 5 2.1.2 Pertelaan ...................................................................................... 6 2.1.3 Ekologi dan Penyebaran .............................................................. 6 2.1.4 Kandungan Kimia ....................................................................... 7 2.1.5 Khasiat ......................................................................................... 8
2.2. Lipid .......................................................................................................9 2.2.1 Lipoprotein ................................................................................ 10 2.2.2 Kolesterol .................................................................................. 13 2.2.3 Trigliserida ................................................................................ 14
2.3. Hiperlipidemia ..................................................................................... 14 2.3.1 Definisi ......................................................................................14 2.3.2 Terapi Farmakologi hiperlipidemia ........................................... 16 2.3.3 Obat-obat yang digunakan dalam hiperlpidemia ...................... 17 2.3.4 Induksi Hiperlipidemia .............................................................. 20
2.4. Senyawa Flavonoid, Saponin, dan Tannin .......................................... 21 2.5.1 Senyawa Flavonoid ................................................................... 21 2.5.2 Senyawa Saponin ...................................................................... 23 2.5.3 Senyawa Tannin ........................................................................ 25
2.5. Ekstraksi .............................................................................................. 26
x UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.6. Penapisan Fitokimia ............................................................................ 28 BAB 3 METODE PENELITIAN ........................................................................33
3.1. Jenis Penelitian dan Metode ............................................................... 33 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 33 3.2.Alat...................... ................................................................................. 33 3.3. Bahan ................................................................................................... 33
3.3.1. Bahan Uji.................................................................................. 33 3.3.2. Hewan Uji ................................................................................ 34 3.3.3. Bahan Kimia ............................................................................. 34
3.4. Cara Kerja ............................................................................................ 34 3.4.1. Persiapan Hewan Uji ................................................................ 34 3.4.2. Penentuan Dosis Bahan Uji ...................................................... 34 3.4.3. Penentuan Dosis Simvastatin ................................................... 35 3.4.4. Penyiapan Bahan Uji ................................................................ 35 3.4.5. Penapisan Fitokimia Kualitatif ................................................. 37 3.4.6. Standarisasi Ekstrak Etanol 70% Buah Parijoto ..................... 38 7.4.7. Pelaksanaan Percobaan ............................................................ 42 3.4.8. Analisa Data ............................................................................. 48
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................49 4.1 Hasil Penelitian ..................................................................................... 49
4.1.1 Hasil Ekstraksi Buah Parijoto ................................................... 49 4.1.2 Hasil Uji Penapisan Fitokimia................................................... 49 4.1.3 Hasil Pengamatan Organoleptis ............................................... 50 4.1.3 Hasil Uji Susut Pengeringan ..................................................... 50 4.1.4 Hasil Uji Kadar Abu .................................................................. 50 4.1.5 Hasil Kandungan Flavonoid Total ............................................ 51 4.1.6 Hasil Kandungan Tanin Total ................................................... 53 4.1.7 Hasil Pengamatan Berat Badan Hewan Uji............................... 54 4.1.8 Hasil Pengukuran Kadar Plasma Darah ................................... 54
4.2 Pembahasan ......................................................................................... 58 4.2.1 Hasil ekstraksi ........................................................................... 58 4.2.2 Pembuatan Makanan Induksi Kolesterol dan Lemak ................ 60 4.2.3 Pelaksanaan percobaan Antihiperlipidemia .............................. 62 4.2.4 Pengukuran Kadar Plasma Darah ............................................. 64 4.2.5 Aktivitas Farmakologi Kandungan Kimia Ekstrak Parijoto ..... 66
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................71
5.1. Kesimpulan ................................................................................. 67 5.2 Saran ........................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................72
xi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Kandungan Buah parijoto ...................................................................... 7
Tabel 2.2. Klasifikasi kolesterol .......................................................................... 15
Tabel 2.3. Klasifikasi hiperlipoprtoteinemia Fredickson-Levy-Lees ................... 15
Tabel 2.4. Efek-efek terapi obat pada lipid dan lipoprotein .................................. 16
Tabel 3.1. Pengelompokan Hewan uji dan perlakuan. ........................................... 43
Tabel 3.2. Pengukuran kadar kolesterol total ........................................................ 45
Tabel 3.3. Pengukuran kadar trigliserida ............................................................... 47
Tabel 4.1. Hasil Uji penapisan fitokimia ekstrak kering ........................................ 49
Tabel 4.1. Hasil Uji Kadar Air ............................................................................... 50
Tabel 4.3. Hasil Uji kadar abu total........................................................................ 50
Tabel 4.4. Hasil Uji kadar abu yang tidak larut asam ............................................ 51
Tabel 4.5. Nilai Absorbansi Standar Rutin. ........................................................... 51
Tabel 4.6. Kandungan flavonoid total dari ekstrak parijoto ................................... 52
Tabel 4.7. Nilai Absorbansi Standar Asam Galat .................................................. 53
Tabel 4.8. Kandungan tanin total dari ekstrak parijoto .......................................... 54
Tabel 4.9. Kadar rata-rata kolesterol & % penurunann total, trigliserida, dan
VLDL .................................................................................................... 55
xii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Parijoto (Medinilla speciosa Blume) ................................................ 5
Gambar 2.2. Komponen Lipid Plasma ................................................................... 9
Gambar 2.3. Mekanisme kerja Niasin,Resin,Ezetimibe,dan HMG CoA reduktase
inhibitor ......................................................................................... 19
Gambar 2.4. Struktur Rutin ................................................................................... 22
Gambar 2.5 . Struktur soysaponin dan azukasaponin ............................................ 24
Gambar 2.6 . epikatekin (a) katekin (b) ................................................................. 25
Gambar 2.7. Reaksi Uji Mayer ............................................................................. 29
Gambar 2.8. Reaksi Uji Dragendorff .................................................................... 29
Gambar 2.9. Mekanisme reaksi pembentukan garam flavilium .......................... 30
Gambar 2.10. Reaksi hidrolisis saponin dalam air ................................................ 31
Gambar 2.11. perkiraan uji keller kiliani .............................................................. 32
Gambar 4.1. Kurva Standar Rutin ......................................................................... 52
Gambar 4.2. Kurva Standar Asam Galat ............................................................... 53
Gambar 4.3. Grafik peningkatan berat badan hewan uji pada setiap kelompok ... 54
Gambar 4.4. Diagram batang kadar kolesterol total rata-rata ............................... 57
Gambar 4.5. Diagram batang kadar trigliserida rata-rata ...................................... 57
Gambar 4.6. Diagram batang kadar VLDL rata-rata ............................................ 58
xiii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kerangka Penelitian ......................................................................... 80
Lampiran 2. Konversi dosis ekstrak dan pembuatan larutan Uji ......................... 81
Lampiran 3. Perhitungan dosis dan pembuatan suspensi simvastatin ................. 82
Lampiran 4. Pembuatan diit tinggi kolesterol dan lemak .................................... 83
Lampiran 5. Perhitungan Kadar Total Flavonoid ................................................ 84
Lampiran 6. Perhitungan Kadar Total Tanin ....................................................... 85
Lampiran 7. Tabel kadar kolesterol total, trigliserida, dan VLDL ....................... 86
Lampiran 8. Uji statistik kadar kolesterol total hewan uji (SPSS 16.0) ............... 87
Lampiran 9. Uji statistik kadar trigliserida hewan uji (SPSS 16.0) ..................... 92
Lampiran 10. Uji statistik kadar VLDL hewan uji (SPSS 16.0) ............................ 96
Lampiran 11. Alat dan Bahan ............................................................................. 100
Lampiran 12. Ekstrak Buah parijoto dan Skrining Fitokimia ............................. 101
Lampiran 13. Gambar Kandungan Flavonoid Total ........................................... 103
Lampiran 14. Gambar Kandungan Tanin Total .................................................. 104
Lampiran 15. Hasil Determinasi Buah Parijoto (Medinilla speciosa Blume) ... 105
Lampiran 16. Surat Keterngan Kesehatan Hewan Uji ....................................... 106
Lampiran 17. Certificate of Analysis Asam Galat .............................................. 107
Lampiran 18. Certificate of Analysis Folin Ciocalteu ......................................... 108
Lampiran 19. Certificate of Analysis Rutin Hydrate ........................................... 109
1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Perubahan gaya hidup meliputi perubahan aktivitas dan konsumsi
makanan tinggi lemak dan kolesterol seperti makanan cepat saji yang jumlah
pengkonsumsinya semakin meningkat serta kebiasaan merokok pada
masyarakat, tentunya menyebabkan peningkatan resiko terjadinya berbagai
penyakit. Adapun salah satu penyakit yang terjadi akibat perubahan gaya
hidup adalah hiperkolesterolemia (Polychronopoulus et al.,2005).
Hiperlipidemia merupakan penyakit gangguan metabolisme
kolesterol yang disebabkan kadar kolesterol dalam darah yang melebihi batas
normal (Murray, Granner dan Rodwell., 2009). Hiperlipidemia ditandai
dengan meningkatnya total kolesterol dan trigliserida, penurunan HDL,
peningkatan apolipoprotein B, peningkatan VLDL dan peningkatan LDL
(Dipiro, 2005 dan Khera and Aruna.,2012).
Ketidaknormalan kadar lipid di dalam darah merupakan salah satu
faktor resiko timbulnya penyakit kardiovaskular dan metabolik, misalnya
aterosklerosis dan penyakit jantung koroner. Menurut data Riskesdas (Riset
Kesehatan Dasar) tahun 2007, berdasarkan diagnosa dan gejala menunjukkan
prevalensi penderita penyakit jantung sebesar 7,2%. Sedangkan menurut data
Riskesdas tahun 2013 menunjukkan prevalensi penderita penyakit jantung
koroner, gagal jantung, dan stroke yang pernah didiagnosa dokter masing-
masing sebesar 0,5% , 0,13% , dan 7% dan berdasarkan diagnosa dokter serta
gejala masing-masing sebesar 1,5%, 0,3%, dan 12,1%. Dalam data Riskesdas
tahun 2013 juga dicantumkan bahwa penduduk >15 tahun didapatkan
kolesterol total abnormal 35,9%, HDL rendah 22,9%, LDL tidak optimal
dengan kategori gabungan near optimal-borderline tinggi 60,3% dan kategori
tinggi-sangat tinggi 15,9%, trigliserida abnormal dengan kategori borderline
tinggi 13,0% dan kategori tinggi-sangat tinggi 11,9%.
2 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Dari data Riskesdas 2013 diketahui jika abnormalitas kadar lipid
dalam darah merupakan salah satu faktor resiko timbulnya penyakit
kardiovaskuler dan metabolik, misalnya aterosklerosis, penyakit jantung
koroner, stroke, sindrom metabolik dan sebagainya. Oleh karena itu penting
untuk mengontrol kadar lipid plasma agar resiko terjadinya penyakit tersebut
dapat diturunkan. Dengan menurunkan kolesterol total dan LDL dapat
menurunkan kematian yang disebabkan oleh penyakit jantung koroner dan
kematian total (Dipiro, 2005). Peningkatan kadar trigliserida diketahui sebagi
salah satu faktor resiko independen penyakit jantung koroner dan paling
sering dijumpai pada penderita sindrom metabolik, yang menjadi target
penatalaksanaan gangguan profil lipid (Riskesdas, 2013). Kenaikan
trigliserida juga berimplikasi terhadap kenaikan VLDL dan menyebabkan
meningkatnya kadar LDL (Gilman, 2012).
Dari sekian banyak orang yang menderita hiperlipidemia
kebanyakan menggunakan obat-obat sintetik seperti golongan klofibrat, statin
yang terbukti efektif dalam menurunkan kadar kolesterol. Akan tetapi obat-
obat ini memiliki efek samping seperti gangguan pencernaan, miopati, dan
kemerahan pada kulit (Gilman, 2012). Oleh sebab itu, banyak dilakukan
penelitian-penelitian tanaman yang memiliki efek yang sama dengan obat
sintetik namun memiliki efek samping yang lebih ringan seperti tanaman
seledri, buah oyong atau gambas, dan buah belustru yang biasa digunakan
masyarakat (Juheini, 2002 ; Purwanti, 2012 ; Pimple, 2011).
Parijoto (Medinilla speciosa Blume) diketahui selain sebagai
tanaman hias juga tanaman obat, masyarakat kudus dan sekitarnya biasanya
mengkonsumsi parijoto untuk mengobati sariwan, diare, dan menurunkan
kolesterol. Masyarakat kudus dan sekitarnya meyakini dengan mengkonsumsi
parijoto saat hamil akan membuat anak menjadi cantik atau ganteng (Anonim,
2014)
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Wachidah (2013)
dan Niswah (2014), Parijoto (Medinilla speciosa L.) merupakan tanaman
yang telah diketahui mengandung tanin, Flavonoid, Saponin dan glikosida
dalam buahnya, serta memiliki aktivitas sebagai antioksidan dan antibakteri.
3 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tanaman-tanaman lain yang mengandung tanin, flavonoid, dan saponin
seperti Woodfordia fruticosa, Cucumis melo, Saussurae lappa, Luffa
acutangula, dan Bacoppa moniera masing-masing telah diuji dan memiliki
efek antihiperlipidemia (Khera and Aruna., 2012 ; Luhure et al., 2013 ; Anbu
et al.,2011 ; Purwanti, 2012 ; Kamesh and Thangarajan,2012). Dengan
demikian buah parijoto diprediksi mempunyai efek antihiperlipidemia karena
memiliki kandungan yang sama seperti tanin, flavonoid, dan saponin.
1.2. Rumusan masalah
Buah parijoto secara empiris sering digunakan masyarakat kudus
dan sekitarnya sebagai obat untuk sariawan, diare, dan menurunkan
kolesterol. Penelitian yang telah dilakukan pada buah ini adalah efek
antibakteri dan antioksidan (Wachidah, 2013 dan Niswah, 2014). Sementara
aktivitas terhadap efek antihiperlipidemia belum pernah dilakukan sehingga
peneliti tertarik untuk menguji efek antihiperlipidemia.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui efek antihiperlipidemia ekstrak etanol 70%
buah parijoto (Medinilla speciosa Blume) pada tikus putih jantan yang
diberi induksi kolesterol dan lemak.
1.3.2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui efek terhadap pengendalian kadar kolesterol
total.
b. Untuk mengetahui efek terhadap pengendalian kadar trigliserida.
c. Untuk mengetahui efek terhadap pengendalian kadar VLDL.
4 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
1.4. Manfaat Hasil Penelitian
1.4.1. Secara teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
dalam memperkaya khasanah ilmu pengetahuan tentang tanaman
herbal yang memiliki efek antihiperlipidemia.
1.4.2. Secara metodologi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan
peneliti lain dalam melakukan penelitian tentang efek
antihiperlipidemia secara in vivo.
1.4.3. Secara aplikatif
Hasil peneltian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman
kepada masyarakat tentang pengaruh buah parijoto terhadap
penurunan kadar kolesterol dan lemak. juga dapat digunakan sebagai
informasi kepada Badan POM dalam membuat daftar obat tradisional
yang memiliki khasiat antihiperlipidemia.
1.3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini mencakup fitokimia dan
farmakologi. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2014
hingga April 2015 di Fakultas kedokteran dan Ilmu Kedokteran UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Jumlah sampel yang digunakan adalah 30
ekor tikus putih jantan galur Sparague Dawley yang diberi induksi
kolesterol dan lemak. Bahan intervensi yang diberikan adalah ekstrak
etanol 70% buah parijoto.
5 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Medinilla speciosa Blume
2.1.1 Taksonomi
Adapun taksonomi dari tanaman parijoto adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spertaphyta (menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan Berbunga)
Kelas : Rosidae
Ordo : Myrtales
Famili : Melastomaceae
Genus : Medinilla
Species : Medinilla speciosa Blume
(www.plantamor.com)
[Koleksi pribadi]
Gambar 2.1: Parijoto (Medinilla speciosa Blume)
6 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.1.2 Pertelaan
Parijoto merupakan tanaman obat dengan bentuk perdu, tegak
dengan tinggi 1-2 m. memiliki batang bulat, jika tua kulit batangnya
berlapis gabus, bergerigi, kasar, dan berwarna putih kecoklatan.
Morfologi daun tunggal, bersilang berhadapan, memiliki tangkai
pendek, bulat, lunak, berwarna ungu kemerahan, helaian daun
berbentuk lonjong sedangkan pangkal dan ujung daun runcing, bertepi
rata, panjang 10-20 cm, lebar 5-15 cm, pertulangan melengkung,
permukaan alas licin, berwarna hijau, permukaan bawah kasar
danberwarna hijau kelabu. Bunga majemuk, di ketiak daun, sempurna,
berkelamin ganda, kelopak 5 helai, ujung runcing, pangkal berlekatan,
panjang 3-8 mm, warna ungu tua, benang sari 2 kali lipat jumlah
mahkota, kepala sari berupa kuncup membengkok, warna merah
keunguan, kepala putik duduk di atas bakal buah, kepala putik bulat,
ungu, mahkota lepas, 5 helai, bentuk kuku, panjang 5-8 mm, warna
merah muda. Buah buni, bulat, bagian ujung berbenjol bekas
pelekatan kelopak, diameter 5-8 mm, warna merah keunguan. Biji
bulat, berjumlah banyak, kecil, putih. Akar serabut, putih kotor
(Anonim, 2014 dan Wachidah, 2013).
2.1.3 Ekologi dan Penyebaran
Parijoto merupakan tumbuhan liar yang tumbuh di lereng –
lereng gunung atau di hutan-hutan dan terkadang dibudidayakan
sebagai tanaman hias. Tumbuh baik pada tanah yang berhumus tinggi
dan lembab, pada ketinggian 800 m sampai 2.300 m di atas
permukaan laut. Tanaman ini berbunga pada bulan November-Januari
dan waktu panen yang tepat bulan Maret-Mei (Anonim,2014 dan
wachidah, 2013).
Prijoto juga ditemukan di daerah Kinabalu-Borneo dan juga di
daerah Bali dengan sebutan “Trijata”. Di Bali Trijata biasa disebut
sebagai tanaman surga dan digunakan dalam upacara adat (Sumantera,
2014). Tidak hanya di Indonesia Medinilla speciosa Blume juga
ditemukan di Malaisya dan India. Di india, tanaman parijoto ini
7 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
termasuk spesies baru dalam bidang ilmu pengetahuan (Annual
Report, 2010-2011). Di Malaisya, Medinilla speciosa Blume tumbuh
di Gunung Kajang dengan tinggi 3 meter pada ketinggian 500-1200
m dan endemik di daerah Penang, Perak, Pahang, dan Selangor (Latif,
A.,1999).
Di daerah gunung Kinabalu, Borneo di hutan tropis terdapat
delapan spesies Medinilla, yaitu: M.amplectens, M.Beamanii,
M.clemensiana, M.crassifolia, M.homoeandra, M.speciosa,
M.stephanostegia, dan M. Suberosa yang telah diteliti aktivitas masa
optimal berbunga (Flowering) dan berbuahnya (fruiting) (Kazuya et
al, 2009). Spesies lain dari Medinilla juga ditemukan di Romania yaitu
Medinilla magnifica yang dikenal sebagai tanaman indoor yang
eksotis dan menarik dengan harga tinggi (Maria, Buta, and Hort,
2012).
2.1.4 Kandungan Kimia
Parijoto (Medinilla speciosa L.) merupakan tanaman yang
telah diketahui mengandung tanin, flavonoid, dan saponin dalam buah
dan daunnya (Anonim, 2014). Dari hasil penelitian Wachidah (2013)
dan Niswah (2014) buah parijoto dilaporkan mengandung tanin,
saponin, flavonoid dan glikosida. Data yang dihasilkan dari penelitian
tersebut dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:
Tabel 2.1: Kandungan Buah parijoto dari hasil penapisan
fitokimia ekstrak kasar, fraksi n-heksan, fraksi etil asetat dan fraksi
metanol (Wachidah, 2013)
No. Metabolit
sekunder
Ekstrak
kasar
Fraksi n-
heksan
fraksi etil
asetat
Fraksi
metanol
1 Alkaloid - - - -
2 Saponin ++ - + +
3 Glikosida + - + ++
4 Flavonoid ++ - ++ ++
5 Tannin +++ - +++ +++
6 Antrakuinon - - - -
8 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Spesies lain dari Medinilla, yaitu Medinilla Magnifica telah
diteliti oleh Casteele (1981) mengandung Fenol 19%, flavonoid 5%,
dan Tanin terhidrolisis 69%, tanin terkondensasi 7%. Senyawa fenol
dan asam fenolat sederhana yang diidentifikasi adalah floroglusinol,
asam p-hidroksibenzoat, asam vanilat, asam protokatekin, asam galat,
asam syringat, asam trans p-kumarik, asam trans-ferulat dan asam
trans-kafeat. Ekstrak metanol Medinilla speciosa Blume mengandung
Fenolat total 388 mg GAE/g ekstrak dan Flavonoid total 164 mg RE/g
ekstrak (Wachidah,2013).
2.1.5 Khasiat
Menurut Anggana (2011) parijoto merupakan jenis tumbuhan
obat yang menjadi primadona bagi masyarakat Jawa khususnya
masyarakat lereng Gunung Merapi karena dipercaya dapat
meningkatkan kesuburan janin dan kesehatan ibu. Sedangkan menurut
Wibowo, Wasino dan Dewi (2012) masyarakat Colo punya keyakinan
kalau makan buah Parijoto saat hamil jika lahir anak laki-laki akan
terlihat cakap, sedangkan jika perempuan akan terlihat cantik secara
budi pekerti. Dan biasanya parijoto ini digunakan secara tradisional
sebagai antiradang, sariawan, dan antibakteri (Anonim, 2014).
Parijoto juga dikabarkan mempunyai khasiat untuk mengobati
sariawan, diare, dan dapat menurunkan kolesterol Daun dan buah
parijoto merupakan bagian yang sering dimanfaatkan baik segar
maupun kering (Anonim, 2014). Menurut wachidah (2013) ekstrak
parijoto aktif sebagai antioksidan dengan IC50 pada fraksi etil asetat
20,34 µg/mL, fraksi metanol 46,65 µg/mL, dan ekstrak kasar 48,24
µg/mL. Niswah (2014) menyatakan jika parijoto juga memiliki
aktivitas sebagai antibakteri terhadap bakteri uji Escherichia coli dan
Staphylococcus aureus pada ekstrak metanol dan n-heksan. Medinilla
Luchuenesis telah diteliti oleh Xia Jin Yao et al (2009) memiliki efek
sebagai antbakteri.
Spesies lain dari Medinilla seperti Medinilla crassinorvia
Blume yang berasal dari Papua New geniu diteliti sebagai terapi
9 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
kanker nasal (Maffei,2003). Spesies lain seperti Medinilla arbaricola
F.C How (X.Zeng et al.,2013) yang ada di Cina merupakan tanaman
yang digunakan secara tradisional sebagai obat luka luar. Tanaman
lain dari famili yang sama yaitu melastomaceae seperti Melastoma
malabathricum Linn telah diteliti aktif sebagai antihiperlipidemia
pada dosis 150-300 mg/KgBB pada tikus putih jantan yang diinduksi
diabetes (Balamurugan et al.,2014).
2.2 Lipid
Lipid adalah sekelompok senyawa heterogen yang terdiri dari lemak,
minyak, steroid, malam (wax), dan senyawa terkait, yang berkaitan lebih
karena sifat fisiknya dari pada sifat kimianya. Lipid secara relatif tidak larut
dalam air dan dapat larut dalam pelarut nonpolar (eter dan kloroform). Lipid
dibagi menjadi lipid sederhana (lemak dan wax), lipid kompleks (Fosfolipid,
glikolipid, dan lipid kompleks lain), dan prekusor serta turunan lipid (asam
lemak, gliserol, steroid, alkohol lain, aldehida, lemak, badan keton,
hidrokarbon, vitamin larut lemak, dan hormon (Murray, Granner, dan
Rodwell, 2009).
Lemak (fat) yang diserap dari makanan dan lipid yang disintesis di
hati dan jaringan adiposa harus diangkut ke berbagai jaringan dan organ
untuk digunakan dan disimpan. Karena lipid tidak larut dalam air, maka
untuk mengangkut lipid dalam plasma darah diperlukan penggabungan lipid
nonpolar (trigliserida dan ester kolesterol) dengan lipid amfipatik (fosfolipid
dan kolesterol) serta protein untuk menghasilkan lipoprotein yang dapat
bercampur dengan air (Murray, Granner, dan Rodwell, 2009).
[ Su mb er : M ur r a y, G r ann e r , d an Ro dwe l l ,2 00 9]
G amb ar 2 .2 : K ompo n en l i p i d p l as m a
10 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lipid diangkut di dalam plasma sebagai lipoprotein. Lipid plasma
terdiri dari trigliserida (16%), fosfolipid (30%), kolesterol (14%), dan ester
kolesterol (36%), serta sedikit asam lemak rantai panjang tak terseterifikasi
(asam lemak bebas, FFA) (4%) merupakan lemak plasma yang paling aktif
secara metabolik (Murray, Granner, dan Rodwell, 2009).
2.2.1 Lipoprotein
Lipoprotein merupakan kompleks antara lipid dengan protein.
Lipoprotein mengangkut lipid dari usus sebagai kilomikron dan dari
hati sebagai lipoprotein berdensitas sangat rendah atau VLDL (Very
Low Density Lipoprotein) ke sebagian jaringan untuk dioksidasi dan
ke jaringan adiposa untuk disimpan. Kelainan metabolisme lipoprotein
dapat menyebabkan hipo/hiperlipoproteinemia. Lipoprotein terdiri
dari inti nonpolar (trigliserida dan ester kolesterol) serta dikelilingi
oleh satu lapisan permukaan molekul kolesterol dan fosfolipid
amfipatik. Terdapat empat kelompok utama lipoprotein plasma yang
telah diketahui dan penting secara fisiologis dan penting dalam
diagnosa klinis, meliputi: kilomikron, VLDL (Very Low Density
Lipoprotein), LDL (Low Density Lipoprotein), dan HDL (High
Density Lipoprotein) (Murray, Granner, dan Rodwell, 2009).
a. Kilomikron
Kilomikron ditemukan dalam kilus yang hanya dibentuk
oleh sistem limfa yang mengaliri usus. Kilomikron bertanggung
jawab mengangkut semua lipid dari makanan ke dalam sirkulasi.
Pembersihan kilomikron dari darah berlangsung cepat, dengan
waktu paruh kurang dari satu jam pada manusia. Asam-asam
lemak dari triasilgliserol klilomikron terutama disalurkan 80% ke
jaringan adiposa, jantung, dan otot dan 20% ke hati. (Murray,
Granner, dan Rodwell, 2009). Pada individu normal, kilomikron
terdapat di dalam plasma setelah 3-6 jam mengkonsumsi daging
berlemak, namun setelah 10-12 jam kilomikron tidak terdapat lagi
di dalam plasma (Gilman, 2012).
11 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
b. Lipoprotein Densitas Sangat Rendah (VLDL)
VLDL (Very Low Density Lipoprotein) atau pra-β-
lipoprotein yang berasal dari hati untuk ekspor trigliserida ke
jaringan ekstrahepatik. Reseptor VLDL berperan penting dalam
penyaluran asam lemak dari trigliserida VLDL ke adiposit dengan
mengikat VLDL dan membawanya berkontak dengan lipoprotein
lipase (Murray, Granner, dan Rodwell, 2009).
VLDL Memiliki diameter 400-1000 A dan cukup besar
untuk menimbulkan kekeruhan plasma, tetapi tidak seperti
kilomikron, pertikel VLDL tidak mengapung spontan ke
permukaan tubular plasma yang didiamkan tanpa diganggu
selama 12 jam (Gilman, 2012). Kilomikron dan VLDL
dimetabolisme melalui hidrolisis triasilgliserolnya, dan sisa
lipoprotein tetap berada di dalam sirkulasi. Sisa lipoprotein ini
diserap oleh hati, tetapi sebagian sisa (IDL) yang berasal dari
VLDL membentuk LDL yang diserap oleh hati jaringan lain
melalui reseptor LDL (Murray, Granner, dan Rodwell, 2009).
Faktor-faktor yang meningkatkan sintesis trigliserida dan
VLDL oleh hati meliputi, keadaan kenyang, menkonsumsi
induksi karbohidrat terutama sukrosa dan fruktosa yang
meningkatkan lipogenesis dan esterifikasi asam lemak, tingginya
kadar asam lemak bebas dalam darah, konsumsi etanol, dan
adanya insulin yang tinggi dan kadar glukagon yang rendah
sehingga meningkatkan sintesis dan esterifikasi asam lemak serta
manghambat oksidasinya (Murray, Granner, dan Rodwell, 2009).
c. Lipoprotein Densitas Rendah (LDL)
LDL (Low Density Lipoprotein) atau β-lipoprotein
merupakan lipoprotein berdensitas rendah yang menggambarkan
suatu tahap akhir metabolisme VLDL. LDL bertugas
menyalurkan kolesterol ke jaringan. Setelah dimetabolisme
menjadi IDL, VLDL kemudian dapat diserap oleh hati secara
langsung melalui reseptor LDL (apo B-100 E) atau dapat diubah
12 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
menjadi LDL. Hanya terdapat satu molekul apo B-100 di
masing-masing partikel lipoprotein dan dipertahankan selama
transformasi sehingga setiap partikel LDL berasal dari satu
partikel VLDL prekusor. Pada manusia, cukup banyak IDL
membentuk LDL dan merupakan penyebab meningkatnya kadar
LDL pada manusia dibanding hewan mamlalia (Murray, Granner,
dan Rodwell, 2009).
LDL memiliki waktu paruh 1,5-2 hari, hal ini menyebabkan
konsentrasi LDL dalam plasma lebih tinggi dibanding VLDL dan
IDL. Penanganan hiperkolesterolemia yang paling efektif melalui
diet dan farmakologi bekerja dengan meningkatkan ekspresi
reseptor LDL di hati (Gilman, 2012).
d. Lipoprotein Densitas Tinggi (HDL)
HDL (High density Lipoprotein) atau α-lipoprotein
disintesis di hati dan diekskresikan ke dalam usus. HDL berperan
dalam transpor kolesterol bebas keluar jaringan yang dikenal
sebagi transport kolesterol balik (reverse cholesterol transport)
dan pada metabolisme VLDL dan kilomikron. HDL yang
disintesis miskin akan kolesterol dan mengandung Apo A, C, dan
E, disebut HDL nascent yang menerima kolesterol bebas. Fungsi
utama HDL adalah bertindak sebagai tempat penyimpanan untuk
apo C dan E yang dibutuhkan dalam metabolisme kilomikron dan
VLDL. Lipoprotein ini disintesis dalam hati dan usus, namun
sintesis di usus terjadi lewat rute tak langsung. Kadar HDL
bervariasi secara timbal balik dengan kadar Trigliserida plasma
dan secara langsung dengan aktivitas lipoprotein lipase yang
mungkin disebabkan oleh konstituen permukaan surplus, misanya
fosfolipid dan apo A-1 ynag dibebaskan sewaktu hidrolisis
kilomikron dan VLDL serta ikut membentuk praβ-HDL dan HDL
diskoid (Murray, Granner, dan Rodwell, 2009).
13 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.2.2 Kolesterol
Kolesterol terdapat di jaringan dan plasma sebagai kolesterol
bebas atau dalam bentuk simpanan, yang berikatan dengan asam
lemak rantai panjang sebagai ester kolesteril. Kolesterol merupakan
lipid amfipatik dan merupakan komponen struktural esensial pada
membran dan lapisan luar lipoprotein plasma. Senyawa ini disintesis
di banyak jaringan dari asetil-koA dan sebagai prekusor semua steroid
di dalam tubuh. Sebagai produk tipikal metabolisme hewan, kolesterol
terdapat dalam makanan hewani seperti kuning telur, daging, hati dan
otak. Kolesterol adalah unsur pokok batu empedu dan sebagai faktor
utama pembentukan aterosklerosis arteri-arteri vital, yang
menimbulkan penyakit pembuluh darah perifer, koroner, dan
serebrovaskuler. Peningkatan kadar kolesterol yang terdapat di VLDL
dan IDL, atau LDL menyebabkan aterosklerosis, sedangkan HDL
dalam kadar tinggi memberikan efek protektif. (Murray, Granner, dan
Rodwell, 2009).
Biosintesis kolesterol dapat dibagi menjadi lima tahap. (1)
mevalonat, yang meruakan senyawa enam-karbon, disintesis dari
asetil KoA. (2) Unit isoprenoid dibentuk dari mevalonat dengan
menghilangkan CO2. (3) enam unit isoprenoid mengadakan
kondensasi untuk membentuk intermediet, skualen. (4) Skualen
mengalami siklisasi untuk menghasilkan senyawa steroid induk, yaitu
lanosterol. (5) kolesterol dibentuk dari lanosterol setelah melewati
beberapa tahap lanjut, termasuk menghilangnya tiga gugus metil.
Sintesis kolesterol dikendalikan oleh regulasi HMG KoA reduktase
(Murray, Granner, dan Rodwell, 2009).
Setiap hari, sekitar 1 gram kolesterol di keluarkan dari tubuh,
separuhnya di dalam tinja setelah mengalami konversi menjadi asam
empedu. Sisanya diekskresikan sebagai kolesterol. Koprostanol adalah
sterol utama dalam tinja, senyawa ini dibentuk dari kolesterol oleh
bakteri di usus di bagian bawah (Murray, Granner, dan Rodwell,
2009).
14 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.2.3 Trigliserida
Trigliserida (triasilgliserol) merupakan ester trihidrat alkohol
gliserol dengan asam lemak dan merupakan bentuk simpanan utama
asam lemak. Mono- dan diasilgliserol, tempat satu atau dua asam
lemak teresteriifikasi dengan gliserol, juga ditemukan di jaringan.
Simpanan trigliseridadi jaringan adiposa terus menerus mengalami
lipolisis (hidrolisi) dan re-esterifikasi. Sintesis trigliserida terjadi di
hati dan sejumlah kecil di jaringan adiposa. Tahap biosintesis
trigliserida berawal dari molekul asil-KoA yang dibentuk dari
pengaktifan asam lemak oleh asil-KoA sintase, berikatan dengan
gliserol 3-fosfat untuk membentuk fosfatidat (1,2-diasilgliserol fosfat),
yaitu, prekusor dalam biosintesis triasilgliserol. Fosfatidat ini akan
diubah oleh fosfatidat fosfohidrolase dan diasilgliserol asiltransferase
(DGAT) menjadi 1,2-diasilgliserol dan kemudian menjadi
triasilgliserol (Murray, Granner, dan Rodwell, 2009).
2.3. Hiperlipidemia
2.3.1 Definisi
Hiperlipidemia didefinisikan sebagai terjadinya peningkatan
satu atau lebih kolesterol, ester kolesterol, fosfolipid, atau trigliserida.
Hiperlipidemia juga biasanya dikaitkan dengan meningkatnya total
kolesterol dan trigliserida, penurunan HDL, peningkatan
apolipoprotein B, dan peningkatan LDL (Dipiro, 2005).
Hiperlipidemia ditandai dengan meningkatnya serum kolesterol total
(LC), LDL (Low Density Lipoprotein), VLDL (Very Low Density
Lipoprotein), dan penurunan HDL (High Density Lipoprotein) (Khera
and Aruna., 2012).
Hiperlipidemia (naiknya kadar trigliserida atau kolesterol) dan
menurunnya kadar HDL-C disebabkan oleh beberapa faktor yang
mempengaruhi konsentrasi berbagai lipoprotein plasma. Faktor-
faktornya meliputi gaya hidup atau perilaku (diet atau kerja fisik),
genetik (mutasi gen yang mengatur lipoprotein), atau kondisi
15 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
metabolik (diabetes melitus) yang mempengaruhi metabolisme
lipoprotein plasma (Gilman, 2012).
Hipertrigliseridemia dan tingkat HDL rendah berhubungan
dengan obesitas (BMI> 26 Kg/m2),merokok, gaya hidup, tekanan
darah 140/90 mmHg atau lebih, dan glukosa darah di atas 4,4 mmol/L.
Kenaikan trigliserida yang berlebihan dapat meningkatkan resiko
kardiovaskuler (Dipiro, 2005). Pada hipertrigliserida yang parah
(>1000 mg/dL) diperlukan terapi untuk mencegah pankreatitis
(Gilman, 2012).
Tabel 2.2 : Klasifikasi kolesterol total, kolesterol LDL, kolesterol
HDL, dan Trigliserida menurut NCEP ATP III 2001 mg/dl
Kolesterol Total
<200
200-239
≥240
Optimal
Diinginkan
Tinggi
Kolesterol LDL
<100
100-129
130-159
160-189
≥190
Optimal
Mendekati optimal
Diinginkan
Tinggi
Sangat tinggi
Kolesterol HDL
<40
≥60
Rendah
Tinggi
Trigliserida
<150
150-199
200-499
≥500
Optimal
Diinginkan
Tinggi
Sangat tinggi
[Sumber: Dipiro,2005]
Tabel 2.3 : klasifikasi hiperlipoprtoteinemia Fredickson-Levy-Lees
Tipe Peningkatan Lipoprotein
I
IIa
IIb
III
IV
V
Kilomikron
LDL
LDL+ VLDL
IDL (LDL1)
VLDLVLDL + Kilomikron
[Sumber: Dipiro,2005]
16 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.3.2 Terapi Farmakologi hiperlipidemia
Obat-obat penurun lipid dapat dikelompokkan menjadi agen
yang menurunkan sintesis VLDL dan LDL, agen yang meningkatkan
klirens VLDL, agen yang meningkatkan katabolisme LDL, agen yang
menurunkan absorpsi kolesterol, agen yang meningkatkan HDL, atau
beberapa kombinasi yang dapat dilihat dalam tabel 2.
Tabel 2.4 : Efek-efek terapi obat pada lipid dan lipoprotein
Drug
Mekanisme
kerja
Efek pada
lipid
Efek pada
lipoprotein Keterangan
Kolestiramin,
kolestipol,
dan
kolsevelam
↑Katabolisme
LDL,↓Absor
psi
kolesterol,
↓Kolesterol, ↓LDL,
↑VLDL
Bermasalah
dengan
kepatuhan,
mengikat
kebanyakan obat-
obat asam yang
diberikan sebagai
tambahan
Niasin ↓sintesis
LDL dan
VLDL
↓trigliserida
dan
kolesterol
↓VLDL,
↓LDL,
↑HDL
Bermasalah
dengan kepatuhan
pasien, baik
dikombinasikan
dengan resin
asam empedu.
Probukol ↑Klirens
LDL
↓Kolesterol ↓LDL dan
HDL
↓HDL
Gemfibrozil,
klofibrat,
fenofibrat
↑Klirens
VLDL,
↓Sintesis
VLDL
↓Trigliserida
dan
kolesterol
↓LDL,
↓VLDL
dan ↑HDL
Klofibrat
menyebabkan
batu empedu
kolesterol
Lovastatin,
pravastatin,
flufastatin,
atorvastatin,
resuvastatin
↑Katabolisme
LDL,
menghambat
sintesis LDL
↓kolesterol ↓LDL -
Ezetimibe Menghambat
absorpsi
kolesterol
↓kolesterol ↓LDL Beberapa efek
samping, dan efek
tambahan pada
obat lain.
[Sumber: Dipiro,2005]
17 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Inhibitor reduktase (statin), niasin, atau eztimibe. Dari pilihan-
pilihan tersebut statin merupakan pilihan utama karena dianggap
sebagai agen yang paling poten dalam menurunkan LDL. Statin
mengganggu konversi HMG-KoA menjadi mevalonat, dengan
menghambat enzim HMG-KoA reduktase. Produk statin yang ada saat
ini termasuk lovastatin, pravastatin, simvastatin, fluvastatin, dan
atorvastatin (Dipiro,2005).
Kombinasi terapi dengan sequestran asam empedu dan
lovastatin dianggap rasional karena jumlah reseptor LDL meningkat,
memicu terjadinya degradasi kolesterol LDL, sintesis intraseluler
kolesterol dihambat, dan pengolahan kembali enterohepatik asam
empedu diganggu. Kombinasi terapi statin dengan ezetimibe juga
rasional karena eztimibe menghambat absorpsi kolesterol melewati
mukosa usus dan reduksi bertambah 12%-20% ketika dikombinasi
dengan statin atau obat lain (Dipiro,2005).
2.3.3 Obat-obat yang digunakan dalam hiperlpidemia
2.3.3.1 Statin
Statin (Simvastatin, lovastatin, atorvastatin, dan
Fluvastatin) merupakan senyawa yang paling efektif dan baik
toleransinya untuk mengobati dislipidemia. Merupakan
inhibitor kompetitif 3-OH-3-metilglutaril koenzim A (HMG-
CoA) reduktase yang mengkatalisis tahap awal pembatasan
laju pada biosintesis kolesterol. Mekanisme kerja dalam
menghambat kerja HMG CoA reduktase dapat dilihat pda
gambar 2.3. Statin yang lebih kuat (atorvastatin dan
simvastatin) dalam dosis tinggi dapat menurunkan kadar
trigliserida yang disebabkan naiknya kadar VLDL. Statin
juga mempengaruhi kadar kolesterol darah dengan
menghambat pembentukan kolesterol di dalam hati yang
menyebabkan peningkatan ekspresi gen reseptor LDL. Kadar
trigliserida tinggi > 250 mg/dl dikurangi secara berarti oleh
18 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
statin dan presentase penurunannya sama dengan presentase
penurunan LDL-C. Efek samping yang perlu diperhatikan
adalah terjadinya gangguan pencernaan, miopati, dan
gangguan hati (Gilman, 2012).
2.3.3.2 Sekuestren asam empedu (Resin)
Kolestiramin dan kolestipol merupakan obat
hipolipidemia yang pertama kali, dan paling aman karena
tidak di absorpsi dari usus. Kolestiramin dapat menurunkan
kolesterol total 13% dan LDL-C 20%, dibandingkan dengan
diet, penurunan kolesterol total 5% dan LDL-C 8%.
Sekuestren asam empedu sangat bermuatan positif dan
mengikat asam-asam empedu bermuatan negatif. Karena
ukurannya yang besar, resin tidak diabsorbsi, dan asam
empedu yang terikat diekskresi dalamm feses. Karena
biasanya lebih dari 95% asam empedu diabsorbsi, gangguan
ini akan mendeplesi akumulasi asam empedu dalam hati dan
sintesis asam empedu di hati meningkat. Akibatnya
kandungan kolesterol di hati berkurang, menstimulasi
produksi reseptor LDL. Karena resin diberikan dalam bentuk
garam klorida, jarang dilaporkan adanya asidosis
hiperkloremia. Penggunan terhadap hipertrigliserida parah
dihindari karena resin-resin ini dapat meningkatkan kadar
trigliserida (Gilman, 2012).mekanisme kerja resin sebagai
antihiperlipidemia dapat dilihat pada gambar 2.3.
19 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
[Sumber :Basic & clinical pharmacology,2007]
Gambar 2.3 : Mekanisme kerja Resin, Niasin,Ezetimibe, dan
Inhibitor HMG-CoA reduktase
2.3.3.3 Asam nikotinat (Niasin)
Niasin cenderung mempengaruhi hampir semua
parameter lipid. Niasin menghambat lipolisis trigliserida oleh
lipolisis sensitif hormon di jaringan adiposa yang akan
mengurangi transpor asam lemak bebas ke hati dan
menurunkan sintesis trigliserida di hati. Menurunnya
Trigliserida juga berimplikasi kepada penurunan VLDL dan
menyebabkan berkurangnya kadar LDL. Niasin juga
meningkatkan kadar LPL yang mendorong bersihan
kilomikron dan trigliserida VLDL serta meningkatkan HDL-
C dengan mengurangi bersihan fraksional apoA-1 dalam
HDL dan bukan meningkatkan sintesis HDL. Dua efek
samping yang penting untuk diperhatikan adalah terjadinya
kulit memerah dan dispepsia yang berakibat terhadap
usus Darah Hepatosit
Asam empedu
20 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
ketidakpatuhan pasien (Gilman, 2012). Mekanisme kerja
Niasin dapat dilihat pada gambar 2.3.
2.3.3.4 Turunan asam Fibrat
Asam fibrat bekerja dengan mengikat reseptor
Peroxisome Proliferator-Activated Receptors (PPARs) yang
mengatur transkripsi gen sehingga dapat menurunkan
trigliserida, LDL, dan meningkatkan HDL. Pengikatan ini
mengakibatkan terjadinya peningkatan oksidasi asam lemak,
aktivitas lipoprotein lipase, dan penurunan ekspresi Apo C-
III. Pada pasien dengan hipertrigliserida ringan (<400 mg/dl)
dapat menurunkan kadar trigliserida hingga 50% dan
meningkatkan HDL-c sekitar 15%. Efek samping yang sering
terjadi adalah gangguan gastrointestinal sebesar 5%,
kemudian ruam kulit, urtikaria, rambut rontok, mialgia, lelah,
sakit kepala, impotensi, dan anemia tapi jarang. Dilaporkan
terjadi sedikit peningkatan transaminase di hati dan
penurunan alkalinfosfatase (Gilman, 2012).
2.3.4 Induksi Hiperlipidemia
Induksi hiperlipidemia dapat dilakukan secara endogen dan
eksogen. Induksi eksogen dilakukan dengan memberikan
propiltiourasil yang merupakan antitiroid golongan tioamida. Hormon
tiroid berperan dalam mengaktifkan hormon sensitif lipase yang
bertanggung jawab terhadap proses katabolisme lipid dalam tubuh,
sehingga hewan hipertitoid laju katabolisme lipid di dalam tubuh
menjadi tinggi. Karena propiltiourasil merupakan antitiroid yang dapat
menurunkan kadar hormon tiroid, maka pemberian propiltiourasil
pada hewan uji dapat menurunkan hormon tiroid sehingga terjadi
penurunan laju katabolisme lipid (Tisnadjaja dkk, 2010). Sedangkan
induksi secara eksogen dilakukan dengan pemberian diet tinggi
kolesterol dan lemak yang terdiri dari campuran kuning telur, sukrosa
dan lemak hewani. Kuning telur dan lemak hewan yang merupakan
21 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
sumber lemak dan kolesterol hewani, Sedangkan menkonsumsi diet
tinggi karbohidrat terutama sukrosa dan fruktosa yang meningkatkan
lipogenesis dan esterifikasi asam lemak dan memicu peningkatan
sintesis Trigliserida dan VLDL (Juheini, 2002 dan Dipiro, 2005) atau
dapat juga diberikan makanan diet tinggi kolesterol berupa campuran
kolesterol dengan asam kolat (Anbu et al.,2011 dan luhure et al.,2013)
2.4. Senyawa Flavonoid, Saponin, dan Tanin
Flavonoid, saponin, alkaloid, glikosida dan tanin yang terkandung
dalam Woodfordia fruticosa telah dilaporkan aktif sebagai antioksidan pada
hewan coba tikus. Efek hipolipidemia kemungkinan disebabkan oleh aksi
individual atau sinergis komponen-komponen ini, dengan mengontrol
hidrolisis lipoprotein tertentu dan selective uptake dan metabolisme pada
jaringan tertentu. Kemungkinan, komponen-komponen menekan produksi
enzzim lipogenik atau dengan menghambat absorpsi kolesterol. Di sampig itu
adanya tanin yang memiliki efek diuretik kemungkinan juga ikut
berkontribusi efek antihiperkolesterolemia (Khera and Aruna., 2012).
Flavonoid dan kandungan fitosterol lain pada B.monniera dilaporkan
dapat menurunkan LDL, VLDL dan meningkatkan HDL dengan mereduksi
kolesterol total plasma dan meningkatkan sensitivitas reseptor LDL (kamesh
and Tangarajan.,2012). Adanya senyawa fenolik dan bioflavonoid (seperti
antosianin dan glikosida) memberikan efek antioksidan dan
antihiperlipidemia karena telah diketahui bahwa falvonoid merupakan agen
penagkap radikal bebas yang poten serta kemungkinan untuk menurunkan
sters oksidatif dengan menginduksi enzim antioksidan (Ochani and Priscilla,
2009).
2.5.1 Senyawa Flavonoid
Senyawa flavonoid tersebar luas di alam, terutama dalam
tumbuhan tingkat tinggi dan jaringan muda. Sekitar 5-10% metabolit
sekunder tumbuhan adalah flavonoid, flavonoid berperan sebagai
pigmen bunga dan berperan dalam menarik serangga untuk membantu
penyerbukan. Beberapa kemungkinan fungsi flavonoid yang lain bagi
22 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
tumbuhan adalah sebagai zat pengatur tubuh, pengatur proses
fotosintesis, zat antimikroba, antifirus, antiinsektisida, dan antioksidan
(Middleton et al., 1998).
Senyawa flavonoid adalah suatu kelompok senyawa fenol dan
terdistribusi luas dalam kingdom tumbuhan. Flavonoid memiliki tiga
struktur cincin dasar yang terdiri dari dua cincin aromatik (cincin A
dan B) dan sebuah pusat separuh heterosiklik oksigenasi (cincin C)
(Zou et al., 2005). Kerangka dasar flavonoid yaitu 15 atom karbon
yang membentuk susunan C6-C3-C6. Flavonoid sendiri
diklasifikasikan menjadi flavon, flavonol, flavanon, isoflavon, dan
antosianin (Dai and Russel, 2010). Salah satu contoh senyawa
flavonoid yang umum adalah rutin.
[Sumber:Unnikrishnan,2014]
Gambar 2.4 : Struktur Rutin
2.5.1.1 Aktivitas Flavonoid dalam Menurunkan kadar lipid plasma
Flavonoid telah dikenal sebagai senyawa yang
memiliki aktivitas potensial biologi yang aktif mencegah
penyakit kronik termasuk penyakit kardiovaskuler. Flavonoid
kemungkinan dapat mencegah kerusakan oksidasi dan
oksidasi dari LDL. Flavonoid aktif sebagai anti-inflamasi,
menurunkan kolesterol, antihipertensi, dan antiplatelet
(Gross, 2004). Flavonoid yang terkandung dalam citrus
aurantium menurunkan lipid dengan menghambat
adipogenesis dan diferensiasi pada sel 3T3-L1 yang
menginduksi down-regulation dari akumulasi lipid dan gen
yang memetabolisme lipid (Kim et al., 2012).
23 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Anioksidan merupakan antioksidan poten yang dapat
mencegah oksidasi LDL, memblokade ambilan LDL oleh
makrofag, mencegah pembentukan sel busa, dan mencegah
arterosklerosis pada model hewan. Aktivitas antioksidan
flavonoid dapat terjadi melelui beberapa mekanisme yaitu
mengeruk oksigen reakstif/nitrogen, logam pengkhelat, dalam
menghambat reaksi perkembangan peroksidasi lipid.
Beberapa penelitian juga melaporkan efek flavonoid pada
sintesis kolesterol dalam model seluler hepatosit dan sel
HepG2 menunjukkan menstimulasi penghambatan sintesis
kolesterol tergantung pada dosis dan flavonoid yang spesifik
(Gross, 2004). Penurunan kolesterol total oleh flavonoid juga
dipicu oleh adanya penghamabtan terhadap aktivias HMG
CoA reduktase atau mneingkatkan ekskresi asam empedu dan
kolesterol (Zou et al., 2005).
2.5.2 Senyawa Saponin
Saponin merupakan steroid atau triterpenoid glikosida, umum
terdapat dalam banayak tumbuhan dan produk tumbuhan yang penting
bagi manusia dan nutrisi hewan. Beberapa efek biologis dari saponin
telah dilaporkan telah yaitu sebagai immunostimulan, meningkatkan
permeabilitas membran, hipokolesterolemia, dan antikarsinogen.
Triterpenoid saponin terdeteksi pada banyak tumbuhan polong seperti
kedelai, kacang, dan polong dan lain-lain. Dan juga dalam bawang,
bayam, bunga matahari dan ginseng. Sedangkan steroid saponin
terdapat pada gandum, biji tomat, asparagus, ginseng, dan ubi rambat
(Francis et al., 2002).
Nama Saponin berasal dari kemampuannya membentuk busa,
seperti busa sabun dalam larutan air. Saponin terdiri dari bagian yang
selalu mengandung glukosa, galaktosa, asam glukoronat, xilosa,
ramnosa, atau metipentosa, dengan glikosida terikat pada aglikon
hidrofobik (sapogenin) yang dapat berupa terpenoid atau steroid di
alam. Sisi aglikon dapat terdiri dari satu atau lebih ikatan C-C tidak
24 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
jenuh. Rantai oligosakarida terikat pada posisi C3, tapi kebanyakan
saponin memiliki tambahan bagian gula pada C26 atau C28.
Kompleksitas dari struktur saponin disebabkan oleh variasi dari
struktur aglikon, salah satu contoh saponin adalah dioscin dengan
diosgenin sebagai aglikon (Francis et al., 2002).
[Sumber: Hong yu et al.2011]
Gambar 2.5: Struktur Soysaponin dan Azukasaponin
2.5.2.1 Aktivitas Saponin dalam Menurunkan kadar lipid plasma
Dalam review yang dilakukan oleh Francis et al.,
2002, sejumlah penelitian telah menujukkan jika saponin dari
sumber yang berbeda dapat menurunkan level serum
kolesterol pada hewan coba termasuk manusia. Sehingga dari
hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan jika
saponin memiliki efek hipokolesterolemia. karena saponin
terikat pada lumen usus, faktor-faktor seperti jumlah saponin
dan kolesterol, dan adanya ligan dari kedua senyawa tersebut
kemungkinan memegang peranan penting dalam aksi
pengikatan saponin-kolesterol sehingga dapat memiliki efek
hipokolesterolemia yang signifikan (Francis et al., 2002).
Pada penelitian kamesh dan tangarajan (2012)
saponin bekerja dengan mengendapkan kolesterol dari misel
dan ikut campur dengan sirkulasi enterohepatik asam empedu
membuat usus tidak mungkin untuk diabsorbsi dan memaksa
hati untuk memproduksi asam empedu lebih dari plasma
kolesterol dan meningkatkan reduksi level plasma kolesterol.
25 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.5.3 Senyawa Tanin
Tanin terdapat luas dalam tumbuhan berpembuluh, dalam
angiospermae terdapat khusus dalam jaringan kayu. Tanin dapat
bereaksi dengan protein membentuk kopolimer mantap yang tak larut
dalam air. Dalam industri, tanin adalah senyawa yang berasal dari
tumbuhan yang mampu mengubah kulit hewan yang mentah menjadi
kulit siap pakai karena kemampuanya menyambung silang protein.
Secara kimia terdpaat dua jenis tanin utama yaitu tanin terkondensasi
yang tersebar luas dalam paku-pakuan, gimnospermae, dan
angiospermae dan yang kedua tanin terhidrolisa yang penyebarannya
terbatas pada tumbuhan berkeping dua (Harbone, 1987).
Tannin merupakan senyawa yang larut dalam air dan dapat
ditemukan pada banyak taumbuhan tingkat tinggi. Tanin dapat
bereaksi dengan protein, enzim pencernaan, polisakarida dan molekul
lain (Aiura and Maria., 2007). Menurut Hagerman (2002) tanin
memiliki efek pada sistem biologi karena kemampuannya sebagai
agen pengkhelat ion logam, agen presipitasi protein, dan antioksidan
biologi.
(a) (b)
[Sumber:Hagerman, 2002]
Gambar 2.6 : epikatekin (a) katekin (b)
2.5.3.1 Aktivitas Tannin dalam Menurunkan kadar lipid plasma
Selain memilki efek antimikroba dengan menghambat
enzim dan membentuk komplek dengan ion logam, tanin
juga dapat menurunkan profil lipid dan meningkatkan
aktivitas antioksidan yang signifikan (Shallan et al.,2014).
Pada penelitian ekstrak etanol Terminalia chebula, tanin
26 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
menurunkan kadar kolesterol plasma dengan meningkatkan
ekskresi dalam asam empedu (Choudary, 2013). Tannin juga
memiliki efek diuretik yang dapat berkontribusi sebagai
antihiperkolesterolemia (Khera and Aruna., 2012). Tanin
terkondensasi dalam tanaman juga dapat menurukan serum
kolesterol dengan meningkatkan variasi makanan, pengikatan
tanin pada lipid dalam saluran pencernaan (Silanikove et al.,
2004).
2.5. Ekstraksi
2.6.1 Pengertian ekstrak
Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan
mengesktraksi senyawwa aktif dari simplisia nabati atau hewani
menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua-hampir semua
pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan
sedemikian rupa hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan
(Depkes RI, 2000). Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi mutu
ekstrak meliputi:
a. Faktor biologi
Faktor-faktor biologi yang mempengaruhi mutu ekstrak adalah
identitas jenis (spesies), lokasi tumbuhan asal, periode pemanenan
hasil tumbuhan, penyimpanan bahan tumbuhan, umur tumbuhan
dan bagian yang digunakan.
b. Faktor kimia
Faktor-faktor kimia yang mempengaruhi mutu ekstrak adalah:
1) Faktor internal : jenis senyaa aktif dalam bahan, komposisi
kualitatif-kuantitatif seyawa aktif, dan kadar total rata-rata
senyawa aktif.
2) Metode eksternal: metode ekstraksi, perbandinngan ukuran
alat ekstraksi (diameter dan tinggi alat) ukuran, kekerasan dan
27 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
kekeringan bahan,pelarut yang digunakan, kandungan logam
berat, dan kandungan pestisida.
2.6.2 Metode Ekstraksi menggunakan pelarut
Ekstraksi menggunakan pelarut dibagi menjadi dua, yaitu
ekstraksi dengan cara dingin dan cara panas. Cara dingin dapat
dilakukan dengan beberapa cara diantaranya
a. Maserasi
Maserasi adalah proses pengesktrakan simplisia dengan
menggunakan beberapa pelarut dengan beberapa kali pengocokan
atau pengadukan pada teperatur ruangan (kamar). Secara
teknologi termasuk ekstraksi dengan prinsip metode pencapaian
konsentrasi pada keseimbangan. Maserasi kinetik berarti
dilakukan pengadukan yang kontinu. Remaserasi berarti
dilakukan pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan
penyaringan maserat pertama dan seterusnya (Depkes RI, 2000).
b. Perkolasi
Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai
sempurna yang umumnya dilakukan pada temperatur ruangan.
Proses terdiri dari tahapan pengembangan bahan, tahap maserasi
antara, tahap perkolasi sebenarnya (penetesan/penampungan
esktrak, terus menerussampai diperoleh ekstrak (perkolat) yang
jumlahnya 1-5 kali bahan (Depkes RI, 2000).
Ekstraksi dengan cara panas dapat dilakukan dengan beberapa
cara, yaitu :
a. Refluks
Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik
didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang
relatif konstan dengan adanya pendinginan balik. Umumnya
28 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dilakukan pengulangan proses pada residu pertama sampai 3-5
kali sehingga dapat termasuk proses ekstraski sempurna (Depkes
RI, 2000).
b. Soxhlet
Soxhlet adalah ekstraski menggunakan pelarut yang selalu baru
umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi
kontinu dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya
pendingin balik (Depkes RI, 2000).
c. Digesti
Digesti adalah maserasi kinetik (dengan pengadukan kontinu)
pada temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan
(kamar) 40-50oC (Depkes RI, 2000).
d. Infus
Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur
penangas air (bejana infus terceluo dalam penangas air mendidih,
temperatur terukur 96-98oC) selama waktu tertentu (15-20 menit)
(Depkes RI, 2000).
e. Dekok
Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama (≥30oC) dan
temperatur sampai titik didih air (Depkes RI, 2000).
2.6. Penapisan Fitokimia
Tujuan utama dai penapisan fitokimia adalah mengetahui informasi
awal golongan senyawa sehingga memudahkan proses pengisolasiannya.
selain itu juga bertujuan untuk mengetahui apakah suatu jenis tumbuhan
tersebut potensial untuk dimanfaatkan. Pendekatan ini meliputi analisa
kualitatif kandungan dalam tumbuhan atau bagian tumbuhan (akar, batang,
daun, bunga, dan biji) terutama kandungan metabolit sekunder seperti
29 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, antrakuinon, dan glikosida (Harborne,
1987).
a. Alkaloid
Alkaloid adalah senyawa yang mengandung satu atau lebih atom
nitrogen, biasanya dalam gabungan, sebagai bagian dari sistem siklik.
Alkaloid biasaya tidak berwarna, seringkali bersifat optis aktif, dan
umumnya berbentuk kristal tetapi hanya sedikit yang berupa cairan pada
suhu kamar, misalnya nikotin (Harborne, 1987).
Alkaloid umumnya berada dalam bentuk garamnya dan larut dalam
air. Adanya alkaloid dapat diuji dengan pereaksi Mayer, di mana hasil
positif ditandai dengan terbentuknya endapan putih. Endapan tersebut
diperkirakan terjadi karena terbentuknya kompleks K+ dari kalium
tetraiodomerkurat (II) dan nitrogen pada alkaloid.
Uji alkaloid juga dapat dilihat dengan pereaksi Dragendorff. Hasil
positif alkaloid dengan pereaksi ini ditandai dengan terbentuknya endapan
coklat muda sampai kuning. Endapan tersebut adalah kalium-alkaloid.
[sumber : Marliana dkk, 2005]
Gambar2.8 : Reaksi Uji Dragendorff
[sumber : Marliana dkk, 2005]
Gambar 2.7 : Reaksi Uji Mayer
30 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
b. Flavonoid
Flavonoid merupakan senyawa yang umumnya terdapat pada
tumbuhan berpembuluh, terikat pada gula sebagai glikosida dan aglikon
flavonoid. Dalam menganalisa flavonoid, yang diperiksa adalah aglikon
dalam ekstrak tumbuhan yang sudah dihidrolisis. Pada ekstraksi senyawa
ini dilakukan dengan etanol mendidih untuk menghindari oksidasi enzim
(Harbone, 1987). Flavonoid dapat diekstraksi dalam keadaan segar, kering
atau beku. Kepolaran sangat penting menentukan ekstraksi flavonoid,
flavonoid yang kurang polar (seperti isoflavon, flavanon, flavanon
termetilasidan flavonol) diekstraksi dengan kloroform, diklorometan, dietil
eter, etil asetat, sementara flavonoid glikosida dan aglikon yang lebih polar
dapat diekstraksi dengan alkohol-campuran alkohol (Anderson &
Markham, 2006).
Pendeteksian adanyaa flavonoid dapat dilakukan dengan metode
wilstater sianidin. Uji wilstater sianidin biasa digunakan untuk mendeteksi
senyawa yang mempunyai inti alfa-benzophiron. Warna merah yang
terbentuk pada uji wilstater disebabkan karena terbentuknya garam
flavilium (Marliana dkk., 2005).
[Sumber : Achmad, 1986 dalam Marliana, dkk., 2005]
Gambar 2.9: mekanisme reaksi pembentukan garam flavilium
31 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
c. Saponin
Saponin adalah glikosida triterpen yang merupakan senyawa aktif
permukaan dan bersifat seperti sabun yang jika dikocok kuat akan
menimbulkan busa. (Harbone, 1987). Identifikasi saponin dapat dilakukan
dengan mengocok ekstrak bersama air di dalam tabung reaksi dan akan
timbul busa yang dapat bertahan lama (tidak hilang selama 30 detik
(Marliana dkk., 2005).
[sumber : Marliana dkk, 2005]
Gambar 2.10: Reaksi hidrolisis saponin dalam air
d. Tanin
Tanin merupakan senyawa umum yang terdapat pada dalam
tumbuhan berpembuluh, memiliki gugus fenol, memiliki rasa sepat dan
mampu menyamak kulit karena kemampuannya menyambung silang
protein membentuk kopolimer mantap yang tidak larut dalam air
(Harborne, 1987). Tanin pada ekstrak tumbuh-tumbuhan diidentifikasi
dengan uji gelatin dengan prinsip pengendapan protein dari gelatin oleh
tanin. Dan hasil positif juga diberikan oleh pereaksi ferri klorida (FeCl3),
di mana tanin terhidrolisa memberikan warna biru atau biru-hitam,
sedangkan kondensasi tanin memberikan warna biru-hijau. Senyawa
polifenol juga memberikan reaksi warna spesifik dengan FeCl3, tetapi
tidak memberikan endapan dengan gelatin (Tiwari, et al., 2011 dan
Marliana dkk., 2005).
32 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
e. Antrakuinon
Antrakuinon mungkin dijumpai baik dalam bentuk glikosida
dengan ikatan O- atau C-glikosida maupun aglikonnya. Biasanya
digunakan sebagai zat warna dan katartiks (Purgatives). Identifikasinya
dilakukan dengan cara uji Borntrager’s. Antrakuinon memberikan warna
spesifik dengan basa seperti merah, violet, dan hijau (Marliana dkk.,
2005).
f. Glikosida
Glikosida merupakan senyawa yang bila dihirolisis akan terurai
menjadi gula (glikon) dan senyawa lain (aglikon atau genin), contohnya
adalah amigdalin dan biasnya memiliki aktivitas sebagai antidiare (Tiwari
et al., 2011).
uji Keller Kiliani juga dapat digunakan untuk identifikasi
kandungan glikosida. Uji keller kiliani positif menunjukkan adanya deoksi
gula untuk glikosida. Warna merah yang terbentuk kemungkinan
disebabkan terbentuknya kompleks. Atom oksigen yang mempunyai
pasangan elektron bebas pada gugus gula bisa mendonorkan elektronnya
pada Fe3+
membentuk kompleks. Perkiraan reaksi yang terjadi pada uji
Keller Killiani adalah sebagai berikut:
[sumber : Marliana dkk, 2005]
Gambar 2.11: perkiraan uji keller kiliani
33 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian dan Metode
Jenis penelitian yang dikerjakan termasuk ke dalam jenis penelitian
eksperimental. Metode penelitian menggunakan ekstrak etanol 70% buah
parijoto yang diekstraksi dengan cara dingin, yaitu maserasi, selanjutnya
dilakukan standarisasi pada ekstrak. Ekstrak yang diperoleh diberikan ke
hewan uji yang diberi induksi kolesterol dan lemak untuk melihat efek
antihiperlipidemia, yang dievaluasi pada hari ke-43 melalui pengukuran
kolesterol total, trigliserida dan VLDL.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium penelitian I, Penelitian II,
Laboratorium Fitokimia, Laboratorium PMC, Laboratorium Biokimia, dan
Laboratorium Animal House, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, Ciputat, selama empat bulan, selama bulan
November hingga April 2015.
3.2. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah spektrofotometer
UV-Vis single beam, spektrofotometer UV-Vis double beam, kuvet,
sentrifugator, mikrotube, mikropipet, spuit, sonde lambung, timbangan
analitik, timbangan hewan, tanur, rotatory evaporator, alkoholmeter,
desikator, waterbath, Tabung ependorf, tabung EDTA, serta alat-alat gelas.
3.3. Bahan
3.3.1. Bahan Uji
Buah Medinilla speciosa Blume dengan spesifikasi warna
merah muda keunguan dan rasa asam sepat.
34 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3.3.2. Hewan Uji
Hewan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus galur
Sparague Dawley sebanyak 30 ekor, berumur 2 bulan, berjenis
kelamin jantan dengan berat 150-250 gram.
3.3.3. Bahan Kimia
Bahan kimia yang digunakan dalam penelitian ini adalah
reagen kit kolesterol total, reagen kit trigliserida, Na CMC,
Simvastatin (Kimia Farma), akuabides, etanol 70%, akuades, pereaksi
dragendorff, pereaksi Mayer, HCl 2N, asam sulfat pekat, H2SO4 1 M,
FeCl3, NaCl 10%, FeCl3 0,1%, NaOH, Kloroform, AlCl3, Na2CO3,
NaNO2, Rutin Hidrat (Sigma), Asam Galat (Sigma), Reagen Folin
ciocalteu (Merck), dan metanol.
3.4. Cara Kerja
3.4.1. Persiapan Hewan Uji
Hewan uji diaklimatisasi selama ±14 hari dengan tujuan untuk
mengadaptasikan hewan uji dengan lingkungannya yang baru dan
mengurangi stres pada tikus yang dapat mempengaruhi metabolisme
dan mengganggu penelitian. Setiap tikus diberi makan dan minum.
Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap keadaan umum hewan
uji meliputi berat badan dan keadaan fisiknya. Tikus yang
diikutsertakan dalam percobaan ini adalah tikus yang sehat dengan
ciri-ciri mata jernih, bulu tidak berdiri, warna putih bersih, aktif,
tingkah laku normal, dan mengalami peningkatan berat badan
(Purwanti, 2012).
3.4.2. Penentuan Dosis Bahan Uji
Dikarenakan pengujian efek antihiperlipidemia pada ekstrak
metanol buah parijoto (Medinilla speciosa Blume) baru pertama kali
dilakukan sehingga belum ada acuan dosis penggunaan ekstrak ini
35 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
secara langsung sebagai antihiperlipidemia. Maka dari itu penelitian
ini digunakan dosis skrining yaitu Dosis I (5 mg/KgBB/hari), Dosis II
(50 mg/KgBB/hari), dan Dosis III (500 mg/KgBB/hari). Setelah
dikonversi ke dosis hewan dengan dikali 0,018 dan di kali 10 sebagai
faktor farmakokinetik konversi dosis pada 200 g bb tikus yaitu : Dosis
I (0,9 mg/200 bb/hari), Dosis II (9 mg/200 bb/hari), dan Dosis III (90
mg/200 bb/hari).
3.4.3. Penentuan Dosis Simvastatin
Dosis lazim simvastatin pada manusia adalah 10-20mg/hari
(Dipiro, 2005). Dosis simvastatin yang digunakan pada percobaan
adalah 10 mg/hari. Dosis tikus didapatkan dari perkalian dengan
faktor konversi dari manusia ke tikus yaitu 0,018 dan faktor
farmakokinetik yaitu 10. Dosis untuk tikus adalah 10 mg x 0,018 x 10
= 1,8 mg/200 g bb per hari.
3.4.4. Penyiapan Bahan Uji
3.4.4.1. Pembuatan Ekstrak etanol 70% Buah parijoto
Buah Medinilla speciosa Blume yang digunakan pada
penelitian ini setelah dikumpulkan. Selanjutnya dilakukan
sortasi basah untuk dipisahkan dari kotoran-kotoran atau
bahan-bahan asing sehingga dapat mengurangi jumlah
pengotor yang ikut terbawa dalam bahan uji kemudian dicuci
dengan air. Kemudian dihaluskan dengan diblender dan
dimaserasi dengan etanol 70% selama 2-3 hari. Maserat yang
nanti terbentuk selanjutnya diuapkan menggunakan rotatory
evaporator dengan suhu ± 45o
C. Selanjutnya filtrat diuapkan
menggunakan cawan penguap didalam waterbath suhu ±
45oC hingga diperoleh ekstrak kental kemudian ekstrak
kental yang diperoleh ditimbang. 38,972 g dan dikeringkan
dengan cara freeze dried.
36 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3.4.4.2. Pembuatan Suspensi Ekstrak etanol 70% Buah Parijoto
Ekstrak etanol 70% bauh parijoto sesuai dengan dosis
yang telah ditentukan disuspensikan dengan Na CMC 0,5%.
Pembuatan suspensi ini dimulai dengan dosis tertinggi yaitu
90 mg ekstrak /200 g bb (dosis III). Dosis I dan dosis II
diperoleh dengan cara mengencerkan dosis III. Suspensi
yang sudah dibuat nantinya kan diberikan peroral ke hewan
uji dengan volume yang disesuaikan dengan berat badan
Lampiran 2.
3.4.4.3. Pembuatan suspensi Simvastatin
Simvastatin disuspensikan dalam larutan CMC 0,5%.
Tiap 3 ml suspensi simvastatin, mengandung 1,8 mg
simvastatin (Lampiran 3).
3.4.4.4. Pembuatan Larutan Na CMC 0,5%
Larutan Na CMC yang dibuat dengan cara
menimbang Na CMC sejumlah 0,5 g dan dikembangkan
dalam akuades dengan dipanaskan pada suhu 60oC sebanyak
10 ml (20 kali berat Na CMC) selama 30 menit lalu
dihomogenkan. Volume larutan dicukupkan hingga 100 ml
kemudian dihomogenkan kembali (Lampiran 3).
3.4.4.5. Pembuatan Makanan Induksi Kolesterol dan Lemak
Makanan induksi kolesterol dan lemak yang diberikan
ke hewan uji dibuat dengan komposisi kuning telur sebesar
80%, sukrosa 65% sebesar 15%, dan lemak hewan sebesar
5%. Dibuat dalam bentuk emulsi, semua bahan dicampurkan,
kemudian dikocok dengan kecepatan tinggi hingga homogen
dan dibuat baru setiap hari dan diberi peroral ke hewan uji
dengan volume yang sesuai dengan berat badan (Lampiran
4).
37 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3.4.5. Penapisan Fitokimia Kualitatif Ekstrak Etanol 70% Buah
Parijoto
Penapisan fitokimia dilakukan pada ekstrak kental dan ekstrak
kering. Penapisan ini dilakukan untuk melihat adanya senyawa
metabolit sekunder secara kualitatif, flavonoid, alkaloid, tanin,
saponin, Glikosida, dan terpenoid. Prosedur pengujiannya adalah
sebagai berikut:
a. Identifikasi senyawa alkaloid
Ekstrak ditimbang 10 mg dilarutkan dalam asam
klorida encer disaring, filtrat diguanakan untuk identifikasi
senyawa alkaloid. Filtrat yang diperoleh dibagi menjadi 2 bagian,
masing-masing bagian berturut-turut direaksikan dengan pereaksi
Dragendorff, dan perekaksi Mayer. Terbentuknya endapan
berwarna kuning yang ditetesi dengan pereaksi Mayer dan
endapan berwarna merah pada ekstrak yang ditetesi dengan
pereaksi dragendorf menunjukkan hasil positif adanya alkaloid
(Tiwari et al, 2011 dan Niswah, 2014).
b. Identifikasi senyawa flavonoid
Ekstrak parijoto ditetesi dengan larutan NaOH. Adanya
perubaha menjadi warna kuning dan ketika ditambahkan larutan
asam warna menjadi pudar menunjukkan hasil positif adanya
flavonoid (Tiwari et al, 2011).
c. Identifikasi senyawa Saponin
Uji Forth
Ekstrak ditimbang 10 mg, lalu ditambahkan 10 ml air
panas. Selanjutnya dikocok kuat selama 10 detik, akan terbentuk
buih yang mantap setinggi 1-10 cm selama 10 menit. Kemudian
ditambahkan 1 tetes HCl 2N dan diamati (Guevera, 1985 dalam
Wachidah,2013).
38 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
d. Identifikasi senyawa tanin
Ekstrak ditimbang 0,5 g ekstrak direbus dalam 10 mL air
dalam tabung reaksi dan disaring. Kemudian ditambahkan
beberapa tetes FeCl3 0,1% dan diamati warna hijau kecoklatan
atau biru kehitaman (Ayoola et al, 2008).
e. Identifikasi Senyawa Glikosida
Metode Keller-Killiani
Ekstrak sebanyak 10 mg lalu ditambahkan 3 ml
pereaksi FeCl3 kemudian diadukdan dipindahkan campuran ke
dalam tabung reaksi. Diteteskan 1 ml larutan asam sulfat pekat
melalui dinding tabung reaksi. Biarkan campuran beberapa lama
sehingga terbentuk warna dari merah kecoklatan, yang mungkin
berubah menjadi biru atau lembayung. Perubahan tersebut
menunjukkan reaksi positif terhadap 2-deoksi-gula (Guevera,
1985 dalam Wachidah,2013).
f. Identifikasi Terpenoid
Sebanyak 0,5 g ekstrak ditimbang kemudian
ditambahakan 2 ml klorofom. Sebanyak 3 ml H2SO4 ditambahkan
dengan hati-hati untuk membentuk lapisan. Perubahan warna
menjadi coklat kemerahan pada antar lapisan mengindikasikan
adanya terpenoid (Ayoola et al, 2008).
3.4.6. Standarisasi Ekstrak Etanol 70% Buah Parijoto
3.4.6.1. Pengamatan Organoleptis
Organoleptis ekstrak dinyatakan melalui pengamatan
dengan panca indera, mendeskripsikan bentuk, warna, bau,
dan rasa ekstrak (Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
2000).
39 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3.4.6.2. Penetapan kadar air (Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, 2000)
Eksrak ditimbang 1-2 g lalu dimasukkan ke dalam
botol timbang dangkal yang sebelumnya telah dipanaskan
pada suhu 105oC selama 30 menit dan telah ditara. Sebelum
ditimbang ekstrak diratakan dalam botol timbang dengan
menggoyangkan botol, hingga membentuk lapisan setebal
kurang lebih 5-10 mm. Kemudian dimasukkan ke dalam
oven, tutup botol dibuka, dikeringkan pada suhu 105oC
hingga bobot tetap. Sebelum setiap pengeringan, botol
timbang dalam posis tertutup dan dibiaran mendingin terlebih
dahulu dalam desikator hingga suhhu kamar. Jika ekstrak
sulit dikeringkan dan sulit mencair pada pemanasan, dapat
ditambahkan 1 g silika pengering yang telah ditimbang
seksama, setelah dikeringkan dan disimpan dalam desikator
pada suhu kamar. Silika tersebut dicampurkan secara rata
dengan ekstrak pada saat panas, kemudian dikeringkan
kembali pada suhu penetapan hingga bobot tetap.
3.4.6.3. Penetapan kadar abu (Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, 2000)
a. Penetapan Kadar Abu Total
Kurang lebih 1-2 g ekstrak yang telah digerus
dan ditimbang dengan seksama, dimasukkan ke dalam
krus silikat yang telah dipijarkan dan ditara, ekstrak
diratakan. Kemudian, krus silikat dipijarkan perlahan-
lahan hingga arang habis, didinginkan, dan ditimbang.
Jika cara ini arang tidak dapat dihilangkan, tambahkan
air panas, saring melalui kertas saring dalam krus yang
dipijarkan. Filtrat dimasukkan ke dalam krus, diuapkan,
dipijarkan hingga bobot tetap kemudian ditimbang.
Kadar abu dihitung terhadap bahan yang dikeringkan.
40 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
b. Penetapan Kadar Abu yang tidak larut dalam Asam
Abu yang diperoleh pada penetapan kadar abu
dididihkan dengan 25 ml asam sulfat encer selama 5
menit, bagian yang tidak larut dalam asam dikumpulka,
disaring melalui krus kaca masir atau kertas saring bebas
abu, dicuci dengan air panas, dipijarkan hingga bobot
tetap kemudian ditimbang. Kadar abu yang tidak larut
dalam asam dihitung terhadap bahan yang telah
dikeringkan di udara.
3.4.6.4. Penetapan Kadar Flavonoid Total
1. Pembuatan Larutan Uji
Ekstrak kering ditimbang sebanyak 15 mg kemudian
dilarutkan dalam 10 mL metanol (Konsentrasi larutan
1.500 µg/mL).
2. Pembuatan Larutan Standar
Ditimbang 20 mg rutin kemudian dilarutkan dengan
metanol hingga 20 mL (Konsentrasi larutan 1.000
µg/mL). Dipipet 1.250, 1.750, 2.250, 2.750, dan 3.250
µL ke dalam labu ukur dan ditambah metanol hingga 5
µL dan didapatkan konsentrasi sampel 250, 350, 450,
550, dan 650 µg/mL.
3. Pembuatan Larutan NaNO2 5%
Ditimbang sebanyak 1,25 gram NaNO2, kemudian
dilarutkan dengan aquadest hingga 25 mL.
4. Pembuatan Larutan AlCl3 10%
Ditimbang sebanyak sebanyak 2,5 gram AlCl3, kemudian
dilarutkan dengan aquadest hingga 25 mL.
5. Pembuatan Larutan NaOH 1 M
Ditimbang sebanyak sebanyak 1 gram NaOH, kemudian
dilarutkan dengan aquadest hingga 25 mL.
41 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
6. Penentuan Kandungan Flavonoid Total
1 mL sampel dimasukkan ke dalam vial yang sebelumnya
sudah ditambahkan 4 ml aquades, dan ditambahkan 0,3 ml
larutan NaNO2 5% dibiarkan 5 menit. Ditambah 0,3 mL
AlCl3 10% dan dibiarkan selama 6 menit, setelah itu
ditambahkan 2 mL NaOH I M, segera ditambahkan
aquades 2,4 mL, dikocok. Kemudian diukur
absorbansinya pada panjang gelombang 510 nm.
Percobaan dilakukan 3 kali pengulangan (Zou et al. 2004
dan Wachidah,2013).
3.4.6.5. Penetapan Kadar Tanin Total
1. Pembuatan Larutan Uji
Ekstrak kering ditimbang sebanyak 5 mg kemudian
dilarutkan dalam 5 mL aquades (Konsentrasi larutan
1.000 µg/mL).
2. Pembuatan larutan asam galat sebagai standar
Ditimbang 5 mg asam galat kemudian dilarutkan dengan
aquades hingga 5 mL (Konsentrasi larutan 1.000 µg/mL).
Dipipet 1.000, 1.500, 2.000, 2.500, dan 3.000 µL ke
dalam labu ukur dan ditambah metanol hingga 5 µL dan
didapatkan konsentrasi sampel 200, 300, 400, 500, dan
600 µg/mL.
3. Pembuatan Larutan Na2CO3 35%
Ditimbang sebanyak sebanyak 17,5 gram Na2CO3,
kemudian dilarutkan dengan aquadest hingga 50 mL.
4. Penentuan Kandungan Tanin Total
Sebanyak 0,1 mL sampel dicampur dengan 7,5 ml
aquades, kemudian ditambahkan reagen Folin Ciocalteu
0,5 ml, ditambahkan Na2CO3 35% sebanyak 1 ml, segera
ditambahkan air sebanyak 0,9 mL, campuran dikocok dan
didiamkan selama 30 menit. Absorbansinya diukur pada
42 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
panjang gelombang 725 nm. Percobaan ini dilakukan 3
kali pengulangan (Tambe and Rajendra, 2014).
7.4.7. Pelaksanaan Percobaan
7.4.7.1. Pengelompokan Hewan Uji dan Perlakuan
Hewan uji dibagi menjadi 6 (enam) kelompok,
pengelompokan hewan uji dilakukan secara acak lengkap
dengan jumlah minimal per kelompok mengikuti rumus
Federer tahun 1963 (Syam et al., 2011) yaitu:
(n-1)(t-1) ≥ 15
Keterangan : t adalah jumlah perlakuan
n adalah jumlah pengulangan untuk tiap
perlakuan
maka : (n-1)(6-1) ≥ 15
(n-1)(5) ≥ 15
5n-5 ≥ 15
5n ≥ 20
n ≥ 4
Sehingga jumlah minimum hewan uji yang digunakan
ialah 4 ekor tiap kelompok. Pada percobaan ini digunakan 30
ekor tikus yang dibagi ke dalam 6 kelompok, masing-masing
terdiri dari 5 ekor. Kelompok tersebut terdiri dari kelompok
normal, Induksi kolesterol-lemak, simvastatin, dan kelompok
dosis. Kelompok kontrol normal bertujuan untuk mengetahui
kadar lipid plasma tikus yang tidak mengalami
hiperlipidemia, sedangkan kelompok kontrol simvastatin
digunakan sebagi kelompok pembanding untuk melihat
perbandingan pengaruh bahan uji dengan obat, yang telah
diketahui efektif dalam menurunkan kadar lipid plasma.
Kelompok dosis dibuat dalam 3 variasi dosis untuk
mengetahui dosis yang secara signifikan dapat menurunkan
kadar kolesterol total, trigliserida, dan VLDL. Setiap
43 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
kelompok akan diberi perlakuan selama 42 hari dengan
rancangan perlakuan yang tercantum pada tabel 3.1.
Tabel 3.1. Rancangan perlakuan hewan uji selama 42 hari
No. Kelompok
Jumlah
tikus
(ekor)
Perlakuan
Hari ke 1-42
1. Kontrol normal 5 Diberi larutan Na CMC 0,5%
2.
Kontrol Induksi
kolesterol dan
lemak
5 Diberi induksi kolesterol dan
lemak 2,5 g/200 g bb/hari
3. Kontrol
simvastatin 5
Diberi induksi kolesterol dan
lemak 2,5 g/200 g bb/hari,
suspensi simvastatin 1,8
mg/200 g bb
4. Dosis I
(5 mg/Kgbb) 5
Diberi induksi kolesterol dan
lemak 2,5 g/200 g bb/hari,
suspensi ekstrak uji dosis I
5. Dosis II
(50 mg/Kgbb) 5
Diberi induksi kolesterol dan
lemak 2,5 g/200 g bb/hari,
suspensi ekstrak uji dosis II
6. Dosis III
(500 mg/Kgbb) 5
Diberi induksi kolesterol dan
lemak 2,5 g/200 g bb/hari,
suspensi ekstrak uji dosis III
Keterangan : selama 42 hari kelompok kontrol normal
diberikan Na CMC 0,5%, sedangkan kelompok kontrol
induksi kolesterol dan lemak, simvastatin, dosis I, II, III
diberikan induksi kolesterol dan lemak sebanyak 2,5 g/200 g
bb pada pukul 07.00 WIB kemudian pada pukul 16.00 WIB
diberikan larutan Na CMC 0,5% untuk kelompok kontrol
normal dan induksi kolesterol-lemak. Pada hari ke 43
dilakukan pengambilan darah dan pengukuran plasma.
44 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
7.4.7.2. Pengamatan Berat badan Hewan Uji
Hewan uji yang dikelompokkan dan diberi perlakuan,
juga dilakukan pengamatan berat badan dengan cara
menimbang semua hewan uji pada setiap kelompok
perlakuan setiap hari selama 42 hari. Pengamatan
peningkatan berat badan dilakukan perminggu atau pada hari
ke-7, ke-14, ke-21, ke-28, ke-35, dan ke-42.
7.4.7.3. Pengambilan Darah
Pengambilan darah dilakukan pada hari ke 43 pada
vena ekor dengan cara disayat menggunakan silet. Darah
kemudian ditampung pada tabung EDTA, selanjutnya
disentrifugasi selama 10 menit dengan kecepatan 7000 rpm.
Plasma yang diperoleh kemudian dipisahkan dengan
menggunakan mikropipet lalu disimpan dalam lemari
pendingin hingga dilakukan pengukuran kadar kolesterol
(Purwanti, 2012). Sebelum diambil darahnya hewan uji
dipuasakan selama 14 jam (Jeong et al,2010).
7.4.7.4. Pengukuran sampel (ELITech Clinical System. 2014)
a. Prosedur Pengukuran Kadar Kolesterol Total
Kadar koleterol total ditetapkan dengan metode
kolorimetri enzimatik dengan kolesterol esterase,
kolesterol oksidase, dan peroksidase sebagai katalis
indikator reaksi.
Prinsip dari metode ini adalah sebagai berikut:
Kolesterol ester + H2O kolesterol esterse
Kolesterol + O2 kolesterol oksidase
2 H2O2 + 4-aminoantipirin + fenol Peroksidase
kolest-4-en-3-
on + H2O2
Kuinonimin
+ 4 H2O
Kolesterol +
asam lemak
45 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Komposisi Reagen:
4-Aminoantipirin 0,5 mmol/L
Fenol 24 mmol/L
Sodium Cholate 5 mmol/L
Peroksidase ≥1000 U/L
Kolesterol esterase ≥180 U/L
Kolesterol oksidase ≥200 U/L
Buffer 50 mmol/L; pH 6,7
Komposisi Standar:
Standar Kolesterol 200 mg/dL
Jumlah aquades, sampel, standar, dan reagen kit
kolesterol yang dibutuhkan dapat dilihat pada tabel 3.2.
Tabel 3.2. Pengukuran kadar kolesterol total
Ke dalam kuvet diteteskan
Blangko
(µl)
Standard
(µl)
Sampel
(µl)
Akuabides 10 - -
Sampel
(plasma) - - 10
Standar - 10 -
Larutan reagen
Kit kolesterol 1000 1000 1000
Campuran sampel plasma dengan reagen kit
kolesterol dan campuran standar dan reagen kit
kolesterol diinkubasi selama 325 detik pada suhu 37oC.
Serapan sampel (A sampel) dan serapan standar (A
standar) diukur terhadap blangko pada panjang
gelombang 500 nm.
46 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Perhitungan :
Kadar kolesterol total dapat diperoleh dengan
menggunakan rumus:
𝐂 𝐊𝐨𝐥𝐞𝐬𝐭𝐞𝐫𝐨𝐥 𝐭𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐦𝐠
𝐝𝐋 =
𝐀 𝐬𝐚𝐦𝐩𝐞𝐥
𝐀 𝐬𝐭𝐚𝐧𝐝𝐚𝐫)𝑋𝐂 𝐬𝐭𝐚𝐧𝐝𝐚𝐫𝐝
b. Penetapan kadar Trigliserida dalam plasma Darah
(ELITech Clinical System, 2014)
Kadar trigliserida ditetapkan dengan metode
kolorimetri enzimatik menggunakan gliserol-3-fosfat
oksidase (GPO).
Prinsip dari metode ini adalah sebagai berikut:
Trigliserida Lipase gliserol + asam lemak
Gliserol + ATP Gliserol kinase
Gliserol-3-fosfat + O2
GPO
2 H2O2 +Amino-4-antipirin + 4-klorofenol
peroksidase
kuinonimin + HCl + 4H2O
Komposisi Reagen:
Buffer 50 mmol/L, pH 7
Mg2+
14,8 mmol/L
p-klorofenol 2,7 mmol/L
ATP 3,15 mmol/L
Potasium ferosianida 10 µmol/L
Amino-4-antipirin 0,31mmol/L
Lipoprotein Lipase ≥2000 U/L
Gliserol Kinase ≥500 U/L
Gliserol-3-fosfat oksidase ≥4000 U/L
Peroksidase ≥ 500 U/L
Gliserol-3-
fosfat + ADP
Dihidroksiaseton
+ fosfat + H2O2
47 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Komposisi Standar:
Standar Trigliserida(Gliserol) 200 mg/dL
Jumlah Aquades, sampel, standar, dan reagen kit
trigliserida yang dibutuhkan dapat dilihat pada tabel 3.3.
Tabel 3.3. Pengukuran kadar trigliserida
Kedalam kuvet dipipetkan :
Blangko
(µl)
Standard
(µl)
Sampel
(µl)
Aquades 10 - -
Sampel
(plasma) - - 10
Standar - 10 -
Larutan reagen
Kit trigliserida 1000 1000 1000
Campuran sampel plasma dengan larutan reagen
kit trigliserida dan campuran standar dan reagen kit
trigliserida akan diinkubasi selama 425 detik pada suhu
37oC. Serapan sampel (A sampel) dan serapan standar (A
standar) diukur terhadap blangko pada panjang
gelombang 500 nm.
Perhitungan :
Kadar trigliserida dapat diperoleh dengan menggunakan
rumus:
𝐂 𝐊𝐨𝐥𝐞𝐬𝐭𝐞𝐫𝐨𝐥 𝐭𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐦𝐠
𝐝𝐋 =
𝐀 𝐬𝐚𝐦𝐩𝐞𝐥
𝐀 𝐬𝐭𝐚𝐧𝐝𝐚𝐫)𝑋𝐂 𝐬𝐭𝐚𝐧𝐝𝐚𝐫𝐝
48 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
c. Penetapan kadar kolesterol LDL dalam Plasma Darah
Penetapan kadar kolesterol VLDL ditetapkan
dengan secara tidak langsung dengan menggunakan
rumus (Dipiro, 2005) :
Kolesterol VLDL (mg/dl) = Trigliserida : 5
3.4.8. Analisa Data
Data yang diperoleh diolah menggunakan SPSS versi 16 untuk
melihat uji homogenitas dan kenormalan (Uji saphiro-Wilk) yang
digunakan sebagai syarat uji ANOVA. Apabila data terdistribusi
normal dan homogen, dilakukan analisa satu arah (ANOVA) untuk
melihat adanya perbedaan rata-rata dari duaatau lebih kelompok
perlakuan dan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT).
49 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Hasil Ekstraksi Buah Parijoto
Ekstraksi buah parijoto sebanyak 1950 gram dengan 15 liter
etanol 70% didapatkan ekstrak kental sebesar 54,409 gram dengan
rendemen 2,790%.
4.1.2 Hasil Uji Penapisan Fitokimia
Ekstrak etanol 70% yang telah diperoleh dilanjutkan dengan
penapisan fitokimia untuk mengetahui kandungan kimia ekstrak.
Adapun hasil dari skrining fitokimia yang telah dilakukan dapat
dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1. Hasil uji penapisan fitokimia ekstrak kental dan ekstrak
kering
No. Metabolit Sekunder Ekstrak Kering
1. Alkaloid -
2. Saponin +
3. Tanin +
4. Flavonoid +
5. Glikosida +
6. Terpenoid -
Dari tabel terlihat bahwa masing-masing esktrak kering dan
kental memberikan hasil positif pada uji saponin, tanin, flavonoid, dan
glikosida. Sedangkan untuk uji alkaloid dan terpenoid memberikan
hasil negatif.
4.1.3 Hasil Pengamatan Organoleptis
Secara organoleptik ekstrak etanol 70% buah parijoto berupa
serbuk kering, berbau aromatik, berwarna coklat kemerahan, dan
terasa pahit.
50 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.1.4 Hasil Uji Kadar Air
Uji Kadar air dilakukan terhadap ekstrak kering etanol 70%
buah parijoto pada suhu 105oC hingga bobot tetap. Hasil uji kadar air
dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2. Hasil Uji kadar air ekstrak buah parijoto
No. Berat Ekstrak
yang ditimbang
(g)
Berat Akhir
(g)
Kadar Air
(%)
1. 1,001 0,94 3,921
2. 1,000 0,92 4,613
Rata-rata 4,267
Rata-rata kadar air ekstrak kering yang dihasilkan adalah < 10%
4.1.5 Hasil Uji Kadar Abu
4.1.5.1 Uji kadar abu total
Uji kadar abu total dilakukan pada ekstrak kering
buah parijoto menggunakan alat tanur dengan suhu 600oC
hingga bobot tetap. Hasil pengujian kadar abu total dapat
dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3. Hasil Uji kadar abu ekstrak kering etanol 70%
buah parijoto
No. Berat Ekstrak yang
ditimbang (g )
Berat Akhir
(g)
Kadar Abu
(%)
1. 1,000 0,150 0,295
2. 1,002 0,124 0,481
Rata-rata 0,388
Rata-rata kadar Abu esktrak kering yang didapatkan adalah <
1%
51 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.1.5.2 Uji kadar abu yang tidak larut dalam asam
Uji kadar abu yang tidak larut dalam asam dilakukan
pada ekstrak kering etanol 70% buah parijoto menggunakan
alat tanur dengan suhu 600oC. kadar abu yang tidak larut
dalam asam dapat dilihat hasilnya pada tabel 4.4.
Tabel 4.4. Hasil Uji kadar abu yang tidak larut asam
No. Berat Ekstrak
yang ditimbang
(g)
Berat
Akhir
(g)
Kadar Abu Tidak
larut asam
(%)
1. 1,000 0,0057 0,011
2. 1,002 0,0033 0,013
Rata-rata 0,012
Rata-rata kadar Abu yang tidak larut asam dari pada ekstrak
didapatkan sebesar <0,1%
4.1.6 Hasil Kandungan Flavonoid Total
Penentuan kandungan flavonoid total yang dilakukan dengan
menggunakan reagen AlCl3 dan rutin sebagai standar menghasilkan
absorbansi sebagai berikut (Tabel 4.5) :
Tabel 4.5 Nilai Absorbansi Standar Rutin
Sampel Konsentrasi
(µg/mL)
(x)
Absorbansi
(y)
Persamaan
Regresi
000 0,000
Rutin
250 0,229
y = 0,001x - 0,009
R² = 0,998
R = 0,999
350 0,342
450 0,437
550 0,546
650 0,649
Koefsien korelasi (R2) dari kurva kalibrasi standar rutin sebesar
0,999; lebih besar dari 0,98. Hasi linearitas yang baik jika nilai
koefisien regresi mendekati 1(Taylor,1990).
52 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Nilai absorbansi dari ekstrak kering diplotkan terhadap kurva
standar rutin dan dihitung kandungan flavonoid totalnya. Kandungan
flavonoid total dalam tumbuhan dinyatakan dalam RE (Rutin
Equivalent) yaitu jumlah kesetaraan miligram rutin dalam 1 gram
sampel.
Tabel 4.6. Kandungan flavonoid total dari ekstrak kering etanol 70%
buah parijoto.
No Konsentrasi
(µg/mL) (x)
Absorbansi
(y)
Kandungan Flavonoid total
(mg RE/g ekstrak)
1. 1500 0,261 180,00
2. 1500 0,265 182,67
3. 1500 0,267 184,00
Rata-rata 182,22
Kandungan flavonoid total yang dihasilkan dari pengukuran
menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada ʎ 510 nm sebesar
182,22 mg RE/g Ekstrak atau 0,009% dihitung dari jumlah total buah
parijoto yang diekstraksi.
y = 0,001x - 0,009
R² = 0,998
R = 0,999
-0.1
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0 100 200 300 400 500 600 700
Ab
sorb
ansi
Konsentrasi (µg/mL)
Gambar 4.1. Kurva Standar Rutin
53 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.1.7 Hasil Kandungan Tanin Total
Penentuan kandungan tanin total yang dilakukan dengan
metode Folin-Ciocalteu dan asam galat sebagai standar menghasilkan
absorbansi sebagai berikut (Tabel 4.7) :
Tabel 4.7. Nilai Absorbansi Standar Asam Galat
Nilai absorbansi dari ekstrak kering diplotkan terhadap kurva
standar rutin dan dihitung kandungan tanin totalnya. Kandungan tanin
total dalam tumbuhan dinyatakan dalam GAE (Gallic Acid
Equivalent) yaitu jumlah kesetaraan miligram asam galat dalam 1
gram sampel.
y = 0,0009x + 0,008
R² = 0,998
R = 0,999
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0 100 200 300 400 500 600 700
Ab
sorb
an
si
Konsentrasi (µg/mL)
Sampel Konsentrasi
(µg/mL)
(x)
Absorbansi
(y)
Persamaan
Regresi
000 0,000
Asam
Galat
200 0,200
y = 0,0009x +
0,008
R² = 0,999
R= 0,999
300 0,288
400 0,383
500 0,472
600 0,550
Gambar 4.2. Kurva Standar Asam Galat
Koefisien korelasi (R2) dari kurva kalibrasi standar asam galat sebesar
0,999; lebih besar dari 0,98. Hasi linearitas yang baik jika nilai koefisien
regresi mendekati 1(Taylor,1990).
54 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tabel 4.8. Kandungan tanin total dari ekstrak kering etanol 70% buah
parijoto.
No. Konsentrasi
(µg/mL) (x)
Absorbansi
(y)
Kandungan Tanin total
(mg GAE/g ekstrak)
1. 1000 0,335 363,33
2. 1000 0,335 360,00
3. 1000 0,332 360,00
Rata-rata 361,11
Kandungan tanin total pada ʎ 725 nm sebesar 361,11 mg GAE/g
Ekstrak atau 0,018% dihitung dari jumlah total buah parijoto yang
diekstraksi.
4.1.8 Hasil Pengamatan Berat Badan Hewan Uji
Pada penelitian dilakukan pengamatan berat badan hewan uji
selama 6 minggu atau 42 hari, yang dilakukan perminggu. Grafik
perubahan Berat badan ditunjukkan oleh Gambar 4.4.
Gambar 4.3. Grafik peningkatan berat badan hewan uji pada setiap kelompok
perlakuan, 1 = Kontrol normal (Na CMC 0,5%), 2 = Kontrol Induksi kolesterol dan
lemak (2,5 g/200 g bb), 3 = kontrol simvastatin, 4 = Dosis I (5 mg/KgBB), 5 = Dosis
II (50 mg/KgBB), 6 = Dosis III (500 mg/KgBB).
Dari grafik di atas (Gambar 4.3) terlihat pada kelompok
kontrol induksi kolesterol dan lemak terus mengalami kenaikan berat
0
50
100
150
200
250
300
0 2 4 6 8
Be
rat
Bad
an (
g)
Waktu (minggu )
1
2
3
4
5
6
55 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
badan perminggu, sedangkan pada kelompok lain terjadi perubahan
berat badan yang fluktuatif setiap minggunya.
4.1.9 Hasil Pengukuran Kadar koleterol total, kadar Trigliserida, dan
kadar VLDL
Pengambilan darah dilakukan pada hari ke-43 dan dilakukan
pengukuran kadar kolesterol total, kadar trigliserida, dan kadar VLDL,
dan diperoleh kadar rata-ratanya pada tabel 4.9, data selengkapnya
dapat dilihat pada lampiran 9.
Tabel 4.9. Kadar rata-rata (mg/dL) ± SD dan % Penurunan kolesterol total,
trigliserida, dan VLDL.
Kelompok
Kadar rata-rata (mg/dL) ± SD
Kolesterol
Total % Trigliserida % VLDL %
Normal 60,11 ±
7,386c
55,09 97,14 ±
6,535c
36,77 19,43 ±
1,307b
36,77
Induksi
(-)
133,84 ±
7,264
0 153,63 ±
38,835
0 30,73 ±
7,767
0
Simvastatin
(+)
93,26 ±
6,186c
30,32 95,05 ±
7,530c
38,13 19,01 ±
1,506c
38,14
5
mg/KgBB
126,68 ±
17,943d
5,37 129,23 ±
26,385d
15,88 25,85 ±
5,277d
15,88
50
mg/KgBB
124,44 ±
10,011d
7,02 127,65 ±
11,781d
16,91 25,53 ±
2,356d
16,92
500
mg/KgBB
107,95 ±
10,242b
19,30 108,11 ±
5,978a
29,63 21,62 ±
1,196a
29,64
Data ditunjukkan dalam bentuk rata-rata ± SD, n = 5 setiap kelompok kecuali kelompok II (n=4). amenunjukkan signifikansi statistik vs. Kelompok induksi kolesterol-lemak (p < 0,05).
bmenunjukkan signifikansi statistik vs. Kelompok induksi kolesterol-lemak (p < 0,01).
cmenunjukkan signifikansi statistik vs. Kelompok induksi kolesterol-lemak (p < 0,001).
dtidak menunjukkan signifikansi statistik vs. Kelompok induksi kolesterol-lemak (p > 0,05).
56 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Dari data di atas (tabel 4.9) dapat dilihat bahwa masing-masing
kelompok normal, simvastatin dan dosis III memiliki perbedaan yang
signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol induksi kolesterol-
lemak, dimana kelompok yang diberikan induksi kolesterol dan lemak
memiliki rata-rata kolesterol total 133,84 ± 7,264 mg/dL dan pada
masing-masing kelompok normal, simvastatin dan dosis III
mengalami penurunanan sebesar 55,09 %, 30,32 % , dan 19,30 %.
Untuk kelompok dosis I dan dosis II tidak terlihat perbedaan yang
signifikan dibandingkan kelompok induksi kolesterol dan lemak
karena hanya mengalami penurunan sebesar 5,37 % dan 7,02% .
Pada data trigliserida juga menunjukkan bahwa masing-masing
kelompok normal, simvastatin dan dosis III memiliki perbedaan yang
bermakna dibandingkan dengan kelompok induksi kolesterol dan
lemak, di mana rata-rata kadar trigliserida kelompok induksi koleterol
dan lemak sebesar 153,63 ± 38,835 mg/dL dan pada masing-masing
kelompok normal, simvastatin dan dosis III mengalami penurunan
36,77% , 38,13% , dan 29,63%. Untuk kelompok dosis I dan dosis II
tidak terlihat perbedaan yang signifikan dibandingkan kelompok
induksi kolesterol dan lemak karena hanya mengalami penurunan
yang kecil masing-masing 15,88% dan 16,91%.
Pada data VLDL dapat dilihat bahwa masing-masing
kelompok normal, simvastatin dan dosis III memiliki perbedaan yang
signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol induksi kolesterol-
lemak, di mana kelompok yang diberikan induksi kolesterol dan
lemak memiliki rata-rata VLDL 30,73 ± 7,767 mg/dL dan pada
masing-masing kelompok normal, simvastatin dan dosis III
mengalami penurunanan sebesar 36,77% , 38,14%, dan 29,64%.
Untuk kelompok dosis I dan dosis II tidak terlihat perbedaan yang
signifikan dibandingkan kelompok induksi kolesterol dan lemak
karena hanya mengalami penurunan yang kecil masing-masing
15,88% dan 16,92%.
57 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4.4. Diagram batang kadar kolesterol total rata-rata, 1 = Kontrol normal
(Na CMC 0,5%), 2 = Kontrol Induksi kolesterol dan lemak (2,5 g/200 g bb), 3 =
kontrol simvastatin, 4 = Dosis I (5 mg/KgBB), 5 = Dosis II (50 mg/KgBB), 6 =
Dosis III (500 mg/KgBB).
Gambar 4.4 menunjukkan bahwa kadar kolesterol total
kelompok induksi kolesterol-lemak paling tinggi dibandingkan
kelompok lain, diikuti dengan kelompok dosis dan simvastatin,
sedangkan kelompok normal menunjukkan kadar kolesterol total
yang paling rendah.
Gambar 4.5. Diagram batang kadar trigliserida rata-rata, 1 = Kontrol normal (Na
CMC 0,5%), 2 = Kontrol Induksi kolesterol dan lemak (2,5 g/200 g bb), 3 = kontrol
simvastatin, 4 = Dosis I (5 mg/KgBB), 5 = Dosis II (50 mg/KgBB), 6 = Dosis III
(500 mg/KgBB).
0
20
40
60
80
100
120
140
60.109
133.835
93.26
126.684 124.438
107.945
Ko
lest
ero
l To
tal (
mg/
dL)
Kelompok
1
2
3
4
5
6
0
5
10
15
20
25
30
35
19.428
30.727
18.764
25.846 25.53
21.622
VLD
L (m
g/d
L)
Kelompok
1
2
3
4
5
6
58 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4.5 menunjukkan bahwa kadar trigliserida kelompok
induksi kolesterol-lemak paling tinggi dibandingkan kelompok lain,
diikuti dengan kelompok dosis dan normal, sedangkan kelompok
simvastatin menunjukkan kadar trigliserida yang paling rendah.
Gambar 4.6. Diagram batang kadar VLDL rata-rata, 1 = Kontrol normal (Na CMC
0,5%), 2 = Kontrol Induksi kolesterol dan lemak (2,5 g/200 g bb), 3 = kontrol
simvastatin, 4 = Dosis I (5 mg/KgBB), 5 = Dosis II (50 mg/KgBB), 6 = Dosis III
(500 mg/KgBB).
Gambar 4.6 menunjukkan bahwa kadar VLDL kelompok
induksi kolesterol-lemak paling tinggi dibandingkan kelompok lain,
diikuti dengan kelompok dosis dan normal, sedangkan kelompok
simvastatin menunjukkan kadar VLDL yang paling rendah.
4.1 Pembahasan
4.2.1 Hasil ekstraksi
Buah parijoto segar diekstraksi dengan menggunakan cara
dingin yaitu metode maserasi. Pelarut yang digunakan adalah etanol
70%. Menurut Depkes RI (Departemen Kesehatan) tahun 2000
tentang penggunaan etanol sebagai pelarut dikarenakan penelitian ini
menggunakan hewan uji sehingga bila digunakan pelarut lain, seperti
metanol yang penggunaannya dihindari karena sifatnya yang toksik
akut dan kronik.
0
5
10
15
20
25
30
35
19.428
30.727
18.764
25.846 25.53
21.622
VLD
L (m
g/d
L)
Kelompok
1
2
3
4
5
6
59 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Penggunaan etanol 70% sebagai pelarut alasannya karena
senyawa aktif yang diduga berkhasiat sebagai antihiperlipidemia
seperti flavonoid, saponin, dan tanin lebih mudah untuk disari dengan
etanol 70% dibanding menggunakan etanol murni. Hasil penelitian ini
hampir sama dengan yang dilakukan oleh Bimakr et al. tahun 2010
yang menggunakan etanol 70% sebagai pelarut dalam mengesktraksi
Mentha spicata L. di mana kadar flavonoid yang diperoleh lebih
tinggi dibanding menggunakan etanol murni (99,5%).
Rendemen yang dihasilkan sangat kecil (2,790%)
kemungkinan karena buah parijoto yang digunakan dalam bentuk
segar. Selain itu juga karena faktor pemilihan pelarut. Hasil ini
hampir sama dengan penelitian yang dilakuakan wachidah tahun 2013
yang menggunakan metanol sebagai pelarut dan hanya menghasilkan
rendemen sebesar 4,60% di mana adanya perbedaan pelarut
mempengaruhi jumlah ekstrak yang dihasilkan. Skrining ekstrak buah
parijoto menunjukkan hasil positif terhadap flavonoid, saponin, tanin,
dan glikosida. Hasil skrining ini sesuai dengan yang telah dilakukan
oleh wachidah (2013) dan Niswah (2014). Skrining fitokimia yang
dilakukan merupakan jenis analisis kualitatif yang hanya
mengidentifikasi keberadaan suatu senyawa tanpa menentukan
kadarnya (Harvey 2000).
Pada ekstrak buah parijoto dilakukan uji kadar air untuk
mengetahui besarnya senyawa yang hilang pada proses pengeringan
(Depkes RI, 2000) dan karena sampel yang digunakan merupakan
sampel segar dan tidak mengandung minyak atsiri sehingga perlu
dicek kandungan air yang terdapat dalam ekstrak (Wachidah, 2013).
Penetapan kadar abu juga dilakukan untuk memberikan gambaran
kandungan mineral internal dan eksternal yang berasal dari proses
awal sampai terbentuknya ekstrak (Depkes RI, 2000).
Penentuan kandungan flavonoid total dilakukan dengan
memanfaatkan adanya reaksi antara flavonoid dengan NaNO2, diikuti
60 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dengan pembentukan kompleks flavonoid-alumunium dalam AlCl3
berwarna kuning, serta dalam kondisi basa (penambahan NaOH) akan
berubah warna menjadi merah muda hingga merah tergantung kadar
flavonoid yang terkandung dan diukur absorbansinya pada panjang
gelombang 510 nm (Abu bakar et al, 2009). Prinsip penggunaan
metode kolorimetri AlCl3 juga karena adanya pembentukan kompleks
antara AlCl3 dengan gugus keto pada atom C-4 dan juga gugus
hidroksi pada atom C-3 dan C-4 yang bertetangga dengan flavon dan
flavonol. Sehingga metode ini dapat digunakan untuk menentukan
jumlah flavonoid golongan flavon dan flavonol (Desmiaty, Julia dan
Andini 2009). Pada penelitian digunkan rutin sebagai pembanding
karena rutin merupakan flavonoid golongan flavonol yang stabil (Dar
and Nahida, 2012 dan Jelena et al.,2012).
Prinsip penentuan kandungan tanin total dilakukan dengan
menggunakan metode folin ciocalteu dimana reagen folin ciocalteu
akan berubah warna menjadi biru ketika bereaksi dengan tanin yang
terkandung dalam ekstrak. Kemudian dittambahkan Na2CO3 35%
untuk menciptakan kondisi basa dan warna biru akan semakin pekat,
tetapi jika tidak ada senayawa tanin yang terkandung penambahan
Na2CO3 35% akan membuat warna menjadi pudar. Tanin yang
terkandung kemudian diukur pada panjang gelombang 725 nm
(Tambe and Rajendra, 2014). Asam galat digunakan sebagai
pembanding karena asam galat dalam kadar rendah dapat memberikan
serapan yang tinggi dibandingkan asam tanat. Selain itu asam galat
lebih mudah diperoleh, lebih stabil dalam bentuk larutan dan lebih
murah (Purwanti, 2012).
4.2.2 Pembuatan Makanan Induksi Kolesterol dan Lemak
Komposisi makanan induksi kolesterol dan lemak terdiri dari
campuran kuning telur 80%, larutan sukrosa 65% sebanyak 15%, dan
lemak hewan 5%. Komposisi ini pada penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh juheini (2002), Purwanti (2012) dan Nurcahyaningtias
61 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
(2012) pada tiga penelitian yang berbeda menghasilkan peningkatan
kadar kolesterol dan trigiserida secara bermakna. Pada penelitian ini
komposisi induksi kolesterol dan lemak yang digunakan sama dengan
komposisi yang digunakan oleh juheini, Purwanti, dan
Nurcahyaningtias yang juga berhasil meningkatan kadar koletserol
total dan trigliserida secara bermakna (Tabel 4.9 dan Lampiran
8,9,10).
Kuning telur dan lemak hewan yang digunakan berasal dari
ayam ras, dimana menurut Saidin (2002) kuning telur dan lemak
hewan yang berasal dari ayam ras memiliki kandungan kolesterol
yang cukup tinggi sekitar 290 mg - 732 mg. Pada penelitian
sebelumnya oleh juheini (2002) dan Purwanti (2012) juga
menggunakan kuning telur dan lemak hewan dari ayam ras.
Pengambilan lemak hewan dari kulit ayam ras dilakukan dengan
memanaskan kulit ayam dalam api kecil. Kemudian setelah minyak
yang berwarna kuning keluar ditampung dalam wadah kedap udara
serta terhindar dari cahaya untuk menghindari oksidasi lemak
(Nurcahyaningtias, 2012).
Campuran kuning telur dan lemak hewan merupakan sumber
kolesterol dan lemak yang dapat meningkatan kolesterol dan lemak
secara eksogen (Nurcahyaningtyas, 2012) sedangkan menkonsumsi
karbohidrat dalam jumlah banyak terutama sukrosa dan fruktosa dapat
meningkatkan lipogenesis dan esterifikasi asam lemak dan memicu
peningkatan sintesis Trigliserida dan VLDL (Juheini, 2002 dan
Dipiro, 2005). Glukosa akan mengalami glikolisis menjadi pirruvat
dan di dalam mitokondria piruvat akan mengalami dekarboksilasi
oksidatif menjadi Asetil KoA dalam siklus asam sitrat dan
menghasilkan energi. Jika kebutuhan energi sudah terpenuhi maka
asetil KoA akan mengalami lipogenesis menjadi asam lemak dan
disimpan sebagai trigliserida. Jika dibutuhkan energi, trigliserida akan
62 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dihidrolisis kembali menjadi asam lemak dan dapat dibentuk
kolseterol (Murray, Granner, and Rodwell, 2009).
Pemberian induksi kolesterol dan lemak secara eksogen
dipilih karena hewan uji ingin dibuat sebagai model hiperlipidemia
seperti yang dialami penderita hiperlipidemia yaitu pola makan yang
tidak sehat dengan mengkonsumsi makanan yang banyak
mengandung kolesterol. Selain itu juga karena bahan-bahan yang
diperlukan mudah didapatkan dan harganya lebih murah
(Nurcahyaningtyas,2012).
4.2.3 Pelaksanaan percobaan Antihiperlipidemia
Dalam penelitian, tikus dibagi menjadi 6 kelompok yaitu
kelompok normal yang hanya diberikan Na CMC, kelompok induksi
kolesterol-lemak, kelompok dosis dan kelompok pembanding.
Pembanding yang digunakan dalam penelitian ini adalah simvastatin
dari golongan statin karena simvastatin dapat menurunkan kolesterol
total 20% - 30% dan dapat menurunkan trigliserida 15%-45% (Kimble
et al, 2009 dan Miettinen et al., 2003).
Percobaan ini dilakukan selama 42 hari (6 minggu) dengan
tujuan untuk memastikan jika pemberian induksi kolesterol dan lemak
dapat meningkatkan kadar kolesterol dan trigliserida pada hewan uji
karena induksi yang diberikan berasal dari makanan yang
membutuhkan waktu yang cukup lama untuk meningkatkan kadar
kolesterol total dan trigliserida (Nurcahyaningtyas,2012). Seperti yang
ditunjukkan pada penelitian Dwiloka (2003) jika efek kolesterolemik
pada tikus yang diberi makan telur terlihat perbedaannya secara
signifikan terhadap kelompok kontrol setelah 4 minggu dan bertambah
tinggi setelah 8 minggu. Lamanya percobaan juga disesuaikan dengan
simvastatin yang dapat memberikan respon maksimum dalam 4-6
minggu terhadap penurunan kadar kolesteroltotal dan trigliserida
(Ascent, 2012). Penelitian yang sama juga dilkukan oleh juheini
(2002) yang juga menguji efek antihiperlipidemia selama 42 hari dan
63 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
menunjukkan peningkatan kolesterol total dan trigliserida secara
bermakna.
Induksi kolesterol dan lemak diberikan kepada hewan uji
dalam bentuk emulsi melalui sonde lambung pada pagi hari. Rentang
waktu yang dibutuhkan antara pemberian induksi kolesterol-lemak
dan pemberian simvastatin atau ekstrak buah parijoto adalah ± 9 jam.
Penelitian ini hampir sama dengan yang dilakukan oleh edwards et al
pada tahun 1972 dalam review yang ditulis oleh Santosa et al.(2007)
disebutkan jika edwards et al. memberikan makan tikus pada pagi hari
jam 9 pagi sampai jam 1 siang yang kemudian mengamati sintesis
koletserol dihati maksimal terjadi setelah 9 jam dan juga mengamati
sintesis kolesterol di dalam usus yang terjadi pada siang hari higga
jam 6 sore (Santosa et al,2007). Rentang yang cukup lama ini juga
dimaksudkan agar pemberian induksi kolesterol dan lemak berhasil
meningkatkan kadar kolesterol dan trigliserida di dalam tubuh hewan
uji dan disesuaikan dengan waktu pengosongan lambung hewan uji.
Setelah 42 hari perlakuan, pada hari ke-43 dilakukan
pengambilan darah hewan uji yang sebelumnya sudah dipuasakan
selama 14 jam (Jeong et al.,2010). Darah diambil dari vena ekor tikus
sebanyak ±0,5 mL dan ditampung dalam tabung EDTA untuk
mencegah koagulasi darah dan disentrifugasi untuk mendapatkan
plasma darah. Setelah plasma dipisahkan dari darah, plasma disimpan
dalam suhu 4oC selama 5-7 hari (ELITech Clinical System, 2014).
Pengukuran kadar kolesterol total dan triglierida dilakukan
dengan metode kolorimetri enzimetik (ELITech Clinical System,
2014) dimana akan terjadi reaksi secara enzimatik antara masing-
masing reagen kolesterol total dan reagen trigliserida terhadap
plasma kemudian akan menghasilkan perubahan warna yang dapat
diukur serapannya secara spektrofotometri. Untuk pengukuran VLDL
dapat dihitung dari kadar trigliserida yang didapat dan tidak
memerlukan reagen sehingga lebih ekonomis.
64 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.2.4 Pengukuran Kadar Kolesterol Total, Kadar Trigliserida, dan
Kadar VLDL
Dalam penelitian ini dilakukan pengamatan berat badan setiap
minggu selama 6 minggu. Hasil grafik pengamatan berat badan dapat
dilihat lebih lengkap pada gambar 4.1. Pada gambar terlihat jika
kelompok kontrol induksi kolesterol-lemak mengalami peningkatan
berat badan yang paling besar, hal ini dikarenakan pada kelompok ini
hanya diberikan makanan induksi kolesterol dan lemak dan tidak
diberikan intervensi simvastatin atau esktrak etanol 70% buah
parijoto. Pada kelompok kontrol normal dan kontrol simvastatin
terjadi peningkatan berat badan yang fluktuatif, hal ini terkait aktivitas
dan nafsu makan pada hewan uji. Untuk kelompok dosis juga terjadi
fluktuasi peningkatan berat badan, tetapi rata-rata menunjukkan
peningkatan berat badan yang kecil khususnya pada dosis III,
sehingga ada kemungkinan ekstrak etanol 70% buah parijoto dapat
menurunkan berat badan. Pada minggu ke-6 (hari ke-42) terjadi
peningkatan nafsu makan pada semua kelompok perlakuan kecuali
kelompok dosis II.
Pada hari ke-43 dilakukan pengambilan darah dan pengukuran
kadar kolesterol total, trigliserida, dan VLDL. Kadar rata-rata
kolesterol total dan trigliserida dapat dilihat pada tabel 4.9 dan data
selengkapnya pada lampiran 7. Berdasarkan tabel 4.9, dapat dilihat
jika dosis I, II, dan III memiliki kadar kolesterol total lebih rendah
dibandingkan kelompok kontrol induksi kolesterol-lemak. Hal ini
menunjukkan jika pemberian ekstrak etanol 70% buah parijoto dapat
menurunkan kadar kolesterol total dalam darah pada hewan uji. Data
yang diperoleh kemudian danalisis secara statistik dengan uji Saphiro-
Wilk, Uji Levene, Uji ANOVA, dan Uji BNT (Beda Nyata Terkecil).
Pada uji saphiro-wilk dan uji levene menunjukkan jika bahwa
data kolesterol total terdistribusi secara normal (p > 0,05) dan
bervariasi homogen (p > 0,05). Pada uji ANOVA diperoleh hasil
perbedaan yang bermakna antara kelompok perlakuan dengan nilai
signifikansi (p < 0,05). Selanjutnya dilakukan uji BNT untuk melihat
65 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
perbedaan antar kelompok. Dari uji BNT diperoleh hasil bahwa antara
kelompok normal dan kelompok kontrol induksi kolesterol dan lemak
terdapat perbedaan yang bermakna, hal ini berarti jika diet yang
diberikan memang dapat meningkatkan kadar kolesterol total pada
hewan uji.
Pada kelompok dosis I dan Dosis II tidak terlihat perbedaan
kadar kolesterol total yang bermakna (p > 0,05) dibandingkan dengan
kelompok induksi kolesterol-lemak, hal ini berarti pada dosis I (5
mg/Kgbb) dan dosis II (50 mg/KgBB) tidak bisa menurunkan kadar
kolesterol total secara signifikan, kemungkinan karena dosis terlalu
kecil. Pada dosis III (500 mg/Kgbb) terlihat perbedaan yang bermakna
(p < 0,05) dibandingkan dengan kelompok induksi kolseterol-lemak,
hal ini berarti dosis III dapat menurunkan kadar kolsterol total secara
signifikan.
Secara statistik, kadar kolesterol total antar kelompok dosis
tidak terdapat perbedaan bermakna (p > 0,05) sehingga efek
penurunan kadar kolesterol tidak sebanding dengan peningkatan dosis.
Antara kelompok simvastatin, dosis I, dan dosis II terjadi perbedaan
secara signifikan (p < 0,05) sedangkan jika dibandingkan dengan dosis
III tidak terjadi perbedaan yang bermakna (p > 0,05). Sehingga dapat
dikatakan bahwa kelopok dosis III dapat menurunkan kadar kolesterol
total seperti simvatatin namun efektivitasnya masih di bawah
simvastatin.
Menurut tabel 4.9 pengukuran kadar trigliserida pada
kelompok dosis I, II, dan III memiliki kadar trigliserida yang lebih
rendah dibandingkan kelompok yang hanya diberikan induksi
kolesterol dan lemak. Hal ini menunjukkan jika pemberian ekstrak
etanol 70% buah parijoto dapat menurunkan kadar trigliserida dalam
darah. Dari hasil uji statistik saphiro-wilk dan uji Levene diketahui
jika data trigliserida terdistribusi normal (p > 0,05) dan bervariasi
homogen (p > 0,05). Dari hasil uji ANOVA diperoleh hasil yang
berbeda secara bermakna antar kelompok perlakuan (p < 0,05). Pada
66 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
analisa BNT diketahui jika dosis I dan II, tidak berbeda secara
bermakna dengan kontrol induksi kolesterol-lemak sedangkan pada
dosis III berbeda secara bermakna. Pada kelompok dosis III
menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna (p > 0,05) dengan
kontrol normal yang menunjukkan jika dosis III dapat menurunkan
kadar trigliserida mendekati normal tetapi tidak lebih efektif dari
simvastatin yang menunjukkan penurunan lebih signifikan.
Menurut tabel 4.9 pengukuran kadar VLDL pada kelompok
dosis I, II, dan III memiliki kadar VLDL yang lebih rendah
dibandingkan kelompok yang hanya diberikan induksi kolesterol dan
lemak. Hal ini menunjukkan jika pemberian ekstrak etanol 70% buah
parijoto dapat menurunkan kadar VLDL dalam darah. Pada analisa
BNT diketahui jika dosis I dan II, tidak berbeda secara bermakna
dengan kontrol induksi kolesterol-lemak sedangkan pada dosis III
berbeda secara bermakna. Pada kelompok dosis III menunjukkan
perbedaan yang tidak bermakna (p > 0,05) dengan kontrol normal
yang menunjukkan jika dosis III dapat menurunkan kadar VLDL
mendekati normal tetapi tidak lebih efektif dari simvastatin yang
menunjukkan penurunan lebih signifikan karena Simvastatin
merupakan obat yang sudah dalam bentuk murni sedangkan parijoto
masih dalam bentuk ekstrak masih campuran berbagai senyawa.
4.2.5 Aktivitas Farmakologi Kandungan Kimia Ekstrak Parijoto
Aktivitas esktrak etanol 70%buah parijoto dalam menurunkan
kadar kolesterol, trigliserida, dan VLDL kemungkinan karena adanya
senyawa flavonoid, tanin, dan saponin. Flavonoid diketahui dapat
menurunkan kadar kolesterol total (Gross,2004). Maka dari itu
dianalisis kadar flavonoid total pada esktrak etanol 70% buah parijoto
dan diperoleh kadar flavonoid sebesar 182,22 mg RE/ g sampel
menggunakan standar rutin. Adanya flavonoid khususnya rutin yang
mungkin terdapat dalam ekstrak buah parijoto yang diketahui
memiliki aktivitas antioksidan juga berperan dalam menurunkan kadar
kolesterol pada hewan uji dengan menghambat reaksi peroksidasi lipid
67 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
serta menghambat oksidasi lipoprotein sehingga dapat menurunkan
resiko arteriosklerosis. Penelitian ini hampir sama dengan yang
dilakukan oleh Brenesel (2013) dimana kandungan rutin yang tinggi
dapat bermanfaat dalam regulasi metabolisme kolesterol atau dapat
mencegah hiperlipidemia.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Park et al (2002) juga
menunjukkan jika rutin (1 g/kgbb) memiliki efek penurunan lipid
plasma dan efek antioksidatif yang poten dengan menurunkan
absorbsi lemak. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Supkamonseni et al. (2009) yang membandingkan efek
antihiperlipidemia pada C. asiatica (1000 mg dan 2000 mg/4mL/Kg)
dan rutin (1000/4mL/Kg) menunjukkan adanya kandungan rutin
dalam C. asiatica kemungkinan memiliki efek langsung dalam
penghambatan aktivitas lipase pankreas. Aktivitas rutin dan C.
asiatica sebagai antihiperlipidemia juga telah dilakukan oleh
Adisakwattana et al.,(2012) dimana adanya rutin kemungkinan
berpengaruh terhadap aktivitas penghambatan koletserol esterase dan
pengikatan terhadap asam empedu.
Efek rutin sebagai antihiperlipidemia juga ditunjukkan oleh
Ziaee et al.(2009), di mana rutin bekerja dengan diperantarai oleh
adanya penurunan aktivitas enzim liver (3-hidroksi-3-metilglutaril-
coA reduktase) dan penurunan berat badan pada tikus yang diberi
induksi kolesterol. Rutin juga berperan dalam penurunan kadar
trigliserida yang paling tinggi dibandingkan naringenin dan asam
nikotinat (Santos et al, 1999). Adanya flavonoid seperti rutin yang
terkandung dalam buah mulberry juga menurunkan kadar kolesterol
total dan trigliserida dalam serum darah dengan menghambat
pembentukan produk peroksidasi lipid dan aktivitas enzim antioksidan
(Yang et al., 2010).
Penelitian lain yang menunjukkan aktivitas rutin sebagai
antihiperlipidemia adalah Ahmed (2010) yang membandingkan rutin
(50 mg/Kgbb) dengan Ruta graveolens (125 mg/Kgbb), di mana rutin
68 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
secara signifikan dapat menurunkan kadar kolesterol total,
Trigliserida, VLDL, dan menaikkan HDL hingga mendekati normal.
Tidak hanya rutin saja yang memiliki efek antihiperlipidemia,
senyawa flavonoid flavonol lain seperti kuersetin, mirisetin, dan morin
yang mungkin terdapat pada buah parijoto juga dapat berperan di
dalam menurunkan kadar lipid karena keempat senyawa tersebut telah
diteliti oleh Lu et al. (2006) memiliki aktivitas antioksidan yang
efektif.
Senyawa lain dalam buah parijoto yang diduga memiliki efek
sebagai antihiperlipidemia adalah saponin. Pada penelitian terdahulu
yang dilakukan oleh Francis et al (2002) saponin dari sumber yang
berbeda dapat menurunkan level serum kolesterol dengan
kemungkinan adanya pengikatan saponin dengan kolesterol.
Sementara menurut penelitian lain saponin juga bekerja dengan
mengendapkan kolesterol dan ikut campur dalam sirkulasi
enterohepatik asam empedu yang membuat penyerapan kolesterol di
usus terganggu (Kamesh dan tangarajan, 2012).
Mekanisme pengikatan saponin-kolesterol di usus dan
mengganggu absorbsi di usus yang telah dijelaskan oleh francis et al
(2002) dan Kamesh dan tangarajan (2012) kemungkinan juga
merupakan salah satu mekanisme kerja dari buah parijoto dalam
menurunkan kadar lipid, di mana terlihat peningkatan berat badan
yang kecil pada kelompok dosis dibanding kelompok induksi
kolesterol-lemak. Pada penelitian terdahulu juga memperlihatkan
bahwa saponin yang dimurnikan dari sumber yang berbeda dapat
menurunkan kadar trigliserida dengan menghambat pancreatic
lipoprotein lipase (Kamesh and Tangaradjan, 2012 dan Hong yu et al.,
2011).
Tanin yang terkandung dalam ekstrak etanol 70% buah
parijoto juga kemungkinan memiliki efek dalam menurunkan kadar
kolesterol melalui aktivitasnya sebagai antioksidan seperti yang
dilakukan Shallan et al (2014) yang menguji efek protektif
69 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Fagopyrum esculentum Moench pada hewan hiperkolesterolemia.
Tanin dalam buah parijoto kemungkinan juga bekerja dengan
mengikat lipid di saluran pencernaan sehingga mengganggu absorbsi
lipid di dalam usus seperti yang pernah diteliti Silanikove et al.,2006
pada tanaman Ceraonia siliqua.
Kandungan tanin total dalam eksktrak etanol 70% buah
parijoto sebesar 361,11 mg GAE/g sampel menggunakan standar asam
galat. Asam galat merupakan salah satu tanin terhidrolisis yang
memiliki aktivitas sebagai antioksidan, antikarsinogenik,
antimutagenik, antialergik, dan antiinflamasi. Asam galat yang
mungkin terkandung di dalam buah parijoto kemungkinan memiliki
efek antihiperlipidemia.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh latha dan daisy
(2011) menunjukkan jika pemberian asam galat dapat menurunkan
kadar kolesterol total dan trigliserida hingga mendekati kelompok
normal. Asam galat merupakan agen penurun lipid yang efektif dan
kemungkinan dapat melindungi dari penyakit kardiovaskuler (Jang et
al., 2008). Penelitian lain yang menunjukkan efek asam galat sebagai
antihiperlipidemia adalah Gandi et al. (2014) di mana asam galat
murni (20 mg/Kgbb) dapat meningkatkan metabolisme lipid dengan
cara menormalkan integritas struktur adiposa dan mengontrol
peningkatan berat badan.
Senyawa tanin lain seperti asam tanat yang kemungkinan
terkandung dalam buah parijoto juga dapat beraktifitas sebagai
antihiperlipidemia. Hal ini sesuai yang telah dilaporkan Park et al.
(2002) jika asam tanat (1 g/Kgbb) dapat menurunkan kolesterol total,
trigliserida, dan meningkatkan HDL melebihi kontrol normal pada
tikus yang diberi induksi kolesterol dengan menghambat enzim HMG-
CoA reduktase.
Penelitian yang dilakukan Adisakwattana et al. (2012)
menunjukkan jika kandungan fenolat total yang menggunakan standar
asam galat pada 9 tanaman yang berbeda antara lain Beijing grass
70 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
(12,2 mg GAE/g), Sweetleaf (34,8 mg GAE/g), pennywort (37,0 mg
GAE/g), Safflower (63,5 mg GAE/g), Ginkgo (37,5 mg GAE/g), Cat’s
whiskers (33,9 mg GAE/g), senna (65,4 mg GAE/g), jiaogulan
(80,1mg GAE/g), mulberry (130,9 mg GAE/g) dapat menurunkan
kolesterol dengan menghambat miselisasi kolesterol dan pengikatan
asam empedu, di mana semakin besar kandungan fenolat total
semakin besar aktivitasnya dalam menurunkan kolesterol.
Adanya fitokimia aktif yang terkandung dalam ekstrak etanol
70%buah parijoto seperti flavonoid, saponin, tanin dan senyawa
kemungkinan dapat memperbaiki kerusakan metabolisme lipid pada
hiperlipidemia, sehingga perlu untuk dilakukan evaluasi terkait
senyawa aktif dan mekanisme kerjanya yang memang bertanggung
jawab sebagai antihiperlipidemia.
71 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
a. Ekstrak etanol buah Parijoto memiliki efek sebagai antihiperlipidemia.
Terbukti pada :
1. Dosis 5 mg/KgBB memiliki efek antihiperlipidemia tetapi tidak
signifikan (p>0,05)
2. Dosis 50 mg/KgBB memiliki efek antihiperlipidemia tetapi tidak
signifikan (p>0,05)
3. Dosis 500 mg/KgBB memiliki efek antihiperlipidemia dan signifikan
(p<0,05)
b. Jadi dosis 500 mg/KgBB ekstrkak buah Parijoto menunjukkan mempunyai
efek untuk pengendalian kolesterol total, Trigliserida, dan VLDL.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya sebagai
berikut:
a. Perlu dilakukan uji lebih lanjut untuk mengetahui dosis yang berbeda dan
lebih tinggi daaei dosis signifikan (500 mg/kgBB)
b. Perlu dilakukan uji toksisitas untuk mengetahui keamanan dari ekstrak
buah Parijoto
c. Perlu dilakukan uji lebih lanjut terhadap senyawa aktif yang berperan
sebagai antihiperlipidemia.
72 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
DAFTAR PUSTAKA
Abu Bakar M,F., Mohamed, M., Rahmat, A., and Fry, J. 2009. Phytochemicals
and antioxidant activity of different parts of bambangan (Mangifera
pajang) and tarap (Artocarpus odoratissimus). Food Chemistry 113:
479–483.
Adisakwattana et al., 2012. Extracts of Edible Plants Inhibit Pancreatic Lipase,
Cholesterol Esterase and Cholesterol Micellization, and Bind Bile Acids.
Food Technol. Biotechnol. 50 (1) 11–16
Ahmed et al., 2010. Antihyperglycemic, Antihyperlipidemic And Antioxidant
Effects And The Probable Mechanisms Of Action Of Ruta Graveolens
Infusion And Rutin In Nicotinamide-Streptozotocin-Induced Diabetic
Rats. Diabetologia Croatica :39-1,p.15-35.
Aiura, Felipe Shindy and Maria Regina B. 2007. Body Lipid depositon in Nile
tilapia fed on rations containing tannin. Pesq. Agropec.Brasilia, 42:1. 51-
56.
Anbu, J. Et al., 2011. Evaluation pf Antihyperlipidemic Activity of ethanolic
Extract of Saussurae Lappa in Rats. International Journal of pharma and
Bio Sciences. Vol.2.550-556.
Andersen, M. and Kenneth R. Markham. 2006. Flavonoid: Chemistry,
biochemistry, and application. America :CRC Press. Hal. 2-3.
Anggana, A.FA.2011. Kajian Etnobotani Masyarakat Di sekitar Taman Nasional
Gunung Merapi. Skripsi.Bogor :Institut Pertanian Bogor. Hal. 37.
Annual Report. 2010-2011. Ministry of Environment and Forest. Goverment of
India. Vol.22.p.3-4.
Anonim, 2014. http://alamendah.org/2014/08/10/parijoto-membuat-anak-cantik-
atau-ganteng/pertanyaan. diakses tangal 1 November 2014 jam 20:58.
Anonim.http;//www.warintek.ristek.go.id/pangan_kesehatan/tanaman_obat/depke
s/5-062.pdf. diakses tanggal 30 Juni 2014.
Ascent. 2012. Simvastatin-DP Product Information. South Melbourn. 130603.p1-
25.
Ayoola, GA., dkk. 2008. Phytochemical screening and antioxidant Activities of
some selected medicinal plants used for malaria therapy in southwestern
Nigeria. Tropical Journal of Pharmaceutical Research, September 2008;
7(3): 1019-1024.
Balamurugan et al.,2014. Antidiabetic and antihyperlipidaemic activity of ethanol
extract of Melastoma malabathricum Linn. leaf in alloxan induced
73 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
diabetic rats. Sciencediret: Asian Pac J Trop Biomed; 4(Suppl 1): S442-
S448.
Bimakr, Mandana et al., 2011. Comparison of different extraction methods for the
extraction of major bioactive flavonoid compounds from spearmint
(Mentha spicata L.) leaves. Elsevier : food and bioproducts processing.
89. 67–72.
Brenesel, Maja D. et al.,2013. Hypolipidemic and Antioxidant effects of
buckwheat leaf and flower mixture in hyperlipidemic rats. Bosn J Basic
Med Sci; 13 (2): 100-108.
Casteele et al., 1981. The Phenolics and a Hydrolysable Tannin Polyphenol
Oxidase of Medinilla Magnifica. Elsevier : Phytochemsitry. Vol. 20.
No.5. pp. 1105-1112.
Choudary, GP.2013. Hypocholesterolemic Effect of Ethanolic Extract of Fruits of
Terminalia Chebula in High Fat Diet Fed Foster Rats. IJAPBC – Vol.
2(1). ISSN: 2277 – 4688.
Dai, Jin and Russel. 2010. Plant Phenolics: Extraction, Analysis and Their
Antioxidant and Anticancer Properties. Molecules, Vol. 15.pp. 7313-
7352.
Dar, Arif M. and Nahida T. 2012. Rutin-Potent Natural Thrombolytic agent.
International Current Pharmaceutical Journal. 1(12): 431-435.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2000.Parameter Standar umum
ekstrak tumbuhan obat. Jakarta:Departemen Kesehatan RI., Hal. 13-17.
Desmiaty Y., Julia Ratnawati, dan Peni Andini. 2009. Penentuan Jumlah
Flavonoid Total Ekstrak Etanol Daun Buah Merah (Pandanus conoideus
Lamk.) Secara kolorimetri Komplementer. Cimahi : Jurusan Farmasi
Universitas Jend. Achmad Yani, 1-8.
Dipiro, Joseph T., 2005. Pharmacotherapy : A patophysiologic Approach. New
York : McGaraw-Hill.,p.429-452.
Dwiloka, B. 2003. Efek Kolesterolemik berbagai telur. Media Gizi & Keluarga.
27. 58-65.
ELITech Clinical System. 2014. Cholesterol SL. Zone Industrielle-61500 SEES
FRANCE.p.1-2.
Francis, George., Zohar kerem, Harider P.S., andKlaus Becker.. 2002. The
ciological action of saponins in animal systems: a review. British Journal
of Nutrition. (88).p.587-605.
Gandi et al., 2014. Gallic acidattenuateshigh-fatdietfed-streptozotocin-induced
insulin resistance via partial agonism of PPARγ in experimental type2
diabetic rats and enhances glucose uptake through translocation and
74 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
activation of GLUT4 in PI3K/p-Akt signaling pathway. Elsevier:
European Journal of Pharmacology.p.1-16.
Gilman, 2012. Goodman and Gilman: Dasar farmakologi terapi. Edisi 10. Vol. 2
Jakarta : EGC. Hal. 943-968.
Gross, Myron. 2004. Flavonoid and Cardiovascular Disease. Pharmaceutical
Biology. 21-35.
Hagerman, Ann E. (2002). Tannin Handbook. USA : Departement of chemistry
and Biochemistry Miami University. 3-17.
Harborne, J.B. (1987). Metode Fitokimia. Terjemahan dari Phytochemical
Methods oleh Kosasih Padmawinata & Iwang Soediro. Bandung:
Penerbit ITB.Hal. 84-116.
Harvey D. 2000. Modern Analytical Chemistry. The McGraw-Hill Companies,
Inc. 2-8.
Hong yu, et al., 2011. Effects of a Purified Saponin Mixture from Alfalfa on
Plasma Lipid Metabolism in Hyperlipidemic Mice. Journal of Health
Science, 57(5). 401-405.
Jang et al., 2008. Comparison of hypolipidemic activity of synthetic gallic acid–
linoleic acid ester with mixture of gallic acid and linoleic acid, gallic
acid, and linoleic acid on high-fat diet induced obesity in C57BL/6 Cr Slc
mice. Elsevier: Chemico-Biological Interactions 174. 109–117
Jelena B. et al., 2012. Irreversible UV-induced quercetin and rutin degradation in
solution studied by UV spectrophotometry and HPLC chromatography.
J. Serb. Chem. Soc. 77 (3) 297–312
Jeong et al., 2010. Antihyperlipidemic effects of buckwheat leaf and flower in rats
fed a high-fat diet.Elsevier: Food Chemistry.Vol.119.p.235–240
Juheini 2002. Pemanfaatan Herba Seledri (Apium graveolens L.) untuk
Menurunkan Kolesterol dan Lipid dalam Darah Tikus Putih yang diberi
diit tinggi kolesterol dan lemak. Makara Sains. 6. 65-68.
Kamesh, Venkatakrishnan and Thangarajan Sumathi. 2012.
Antihypercholesterolemic effect of Bacopa monniera Linn. On high
cholesterol diet induced hypercholesterolemia in rats. Asian Pasific
Journal of Tropical medicine, 949-955.
Katzung, Bertram G. 2007. Basic and Pharmacology, ed.10th. New york: Mc
Graw Hill.p.560 (35).
Kazuya et al., 2009. Flowering and fruiting seasonality of eight species of
Medinilla (Melastomataceae) in a tropical montane forest of Mount
Kinabalu, Borneo. Tropics. Vol. 18(1).p.35-44.
75 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Khera, Nishu and Aruna Bhatria. 2012. Antihyperlipidemic Activity of
Woodfordia fruticosa Extract in High Cholesterol Diet Fed Mice.
International Journal and Phytopharmacology Research. 2:3. 211-215.
Kim et al., 2012. Citrus aurantium flavonoids inhibit adipogenesis through the
Akt signaling pathway in 3T3-L1 cells. BMC Complementary and
Alternative Medicine. 12:31
Kimble, Marry A., et al., 2009. Applied Therapeuics-The clinical Use of Drugs.
USA: Lippincott Williams & Wilkins.p.12-28.
Latif,A. et al.,1999. On the vegetation and Flora Of Pulau Tioman, Peninsular
Malaisya.The Raffles Bulletin Of zoology. No.6:11-72.
Latha dan P. Daisy. 2011. Insulin-secretagogue, antihyperlipidemic and other
protective effects of gallic acid isolated from Terminalia bellerica Roxb.
in streptozotocin-induced diabetic rats. Elsevier : Chemico-Biological
Interactions 189. 112–118.
Lu et al., 2006 dalam Yang et al., 2010. Hypolipidemic and antioxidant effects of
mulberry (Morus alba L.) fruit. in hyperlipidaemia rats. Elsevier: Food
and Chemical Toxicology 48. 2374–2379.
Luhure R.R.. et al., 2013. Preclinical Evaluation For Determination Of
Antihyperlipidemic Potential Of Cucumis Melo Fruit Juice In High-
Cholesterol Diet Induced Hyperlipidemia In Rats. IPBSRD. 1-9.
Maffei, Massimo. 2003. Dietary Supplements of plat Origin:A nutrition and
Health approach. Taylor & Francis Ltd.p.229.
Maria, Buta, and Hort. 2014. Medinilla: an exotic and attractive indoor plant with
great value. Journal of Horticulture, Forestry and Biotechnology.Vol.
16(2).p.9-12.
Marliana, S.D., Venty Suryanti, Suyono. 2005. Skrining Fitokomia dan Analisis
Kromatografi Lapis Tipis Komponen Kimia Buah Labu Siam (Sechium
edule jacq. Swartz) Dalam Ekstrak etanol. Jurnal Biofarmasi 3(1): 26-31.
Middleton, E.C., Kandaswami, Theoharides. 1998. The effects of plant flavonoids
on mammalian cells:implications for inflamation, hearth disease, and
cancer. Pharmacological Reviews 52:673-571.
Miettinen et al.,2003 dalam Santosa, Sylvia., et al., 2007. Physiological and
therapeutic factor affecting cholesterol metabolism: Does a reciprocal
relationship between cholesterol absorption and synthesis really excist?.
Science Direct. 80. 505-514.
Murray.R.K., Granner, and Rodwell. 2009. Biokimia Harper (Brahm U. Pendit, et
all, penerjemah.). (Ed ke-27). Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC.,
128-137, 217-223, 225-237, 239-246.
76 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Niswah, Lukluatun. 2014. Uji aktivitas antibakteri dari ekstrak buah parijoto
(Medinilla speciosa Blume) menggunakan metode difusi cakram. Skripsi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.hal.14-27.
Nurcahyaningtyas, Haviani. 2012. (Skripsi) Efek Antihiperlipidemia Susu Kacag
kedelai (Glycine Max (L.) Merr.) Pada Tikus Putih Jantan yang Diberi
Diit Tinggi Kolesterol dan Lemak. Skripsi. Depok: Universitas
Indonesia.hal.31-55.
Ochani, Pooja C.dan priscilla D’Mello. 2009. Antioxidant and Antihyperlipidemic
activity of Hibiscus sabdariffa Linn. Leaves and calyces extract in rats.
Indian Journal of Experimental Biology Vol. 47, PP. 276-282.
Parijoto. www. Platamor.com/index.php?plant=826 diakses pada tanggal 30 Juni
2014.
Park et al., 2002. Effect of rutin and tannic acid supplements on cholesterol
metabolism in rats. Elsevier: Nutrition Research 22. 283–295.
Pimple, B.P., Kadam, P.V., dan Patil, M.J. 2011. Comparative antidiabetic
activity of herbal plants extract. An international Journal of
Pharmaceutical Sciences, 1, 12-19.
Polychronopulus, Evangelos, Panagiotakos, Demosthenes B dan Polystipioti
Anna. 2005. Diet, Lifestyle factors and hypercholesterolemia in elderly
men and women from Cyprus.Journal of Lipids Health Disease 4:17.p.1-
7.
Purwanti, Septi. 2012. (Skripsi) Efek Antihiperlipidemia Ekstrak Etanol 70% buah
Oyong (Luffa acutangula (L.) Roxb) Pada Tikus Putih Jantan yang
Diberi Diit Tinggi Kolesterol dan Lemak. Skripsi. Depok: Universitas
Indonesia.hal.17-41.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). 2007. Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementrian Kesehatan RI., 115.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. 92, 259-260.
Saidin, Muhammad. 2002. Cholesterol Content of Foods Originatinf From Animal
Tissue. Litbangkes-Depkes RI. 27(2). 224-230.
Santos et al, 1999. Hypolipidaemic Effects Of Naringenin, Rutin, Nicotinic Acid
And Their Associations. Pharmacological Research, Vol. 40, No. 6. 493-
496.
Santosa, Sylvia., et al., 2007. Physiological and therapeutic factor affecting
cholesterol metabolism: Does a reciprocal relationship between
cholesterol absorption and synthesis really excist?. Science Direct. 80.
505-514.
77 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Shallan et al., 2014. Protective Effects of Wheat Bran and Buckwheat Hull
Extracts against Hypercholesterolemia in Male Rats. International
Journal of Advanced Research. Vol. 2, Issue 4 ,724-736.
Silanikove et al., 2006. Analytical approach and effects of condensed tannins in
carob pods (Ceratonia siliqua) on feed intake, digestive and metabolic
responses of kids. Elsevier 99. 29– 38.
Sumantera, Wayan I.2004.Potensi Hutan Bukit Tapak sebagai Sarana Upacara
adat, Pendidikan, dan Konservasi Lingkungan. Biodiversitas. Vol.5 (2).
Hal. 81-84.
Supkamonseni et al., 2014. Hypolipidemic and hypoglycemic effects of Centella
asiatica (L) extract in vitro and in vivo. Indian Journl of Experimental
Biology. Vol.52.pp.965-971.
Syam et al., 2011. Gastric Ulcers induced by systemic hypoxia. Acta Med
Indonesia-Indonesia J. Intern Med, Vol. 43. p243-248.
Tambe, Vijay D., And Rajendra S. 2014. Estimation of Total Phenol, Tannin,
Alkaloid and Flavonoid in Hibiscus Tiliaceus Linn. Wood Extracts.
RRJPP. Volume 2. Issue 4. 41-47.
Taylor, Richard, 1990. Interpretation of the correlation coeffisient: A Basuc
Riview. Journal of Diagnostic Medical Sonography.Vol.1.pp.35-39.
Tisnadjaja, D., dkk., 2010. Pengkajian efek hipokolesterolemik kapsul monasterol
dan produksi senyawa bioaktif antidiabetes oleh kapang endofit dari
tanaman obat Indonesia. Laporan Akhir program intensif peneliti dan
perekayasa LIPI., 9-10.
Tiwari et al., 2011. Phytochemical screening and Extraction: A Review.
Internationale Pharmaceutica Sciencia. Jan-March. Vol. 1. Issue 1.p.98-
105.
Unnikrishnan et al.,2014. Antidiabetic, Antihyperlipidemic and Antioxidant
Effects of the Flavonoids.Elsevier: Polyphenols in Human Health and
Disease..p.143-161.
Wachidah, Leliana N., 2013. Uji aktivitas antioksidan serta penentuan kandungan
fenola dan flavonoid total dari buah parijoto (Medinilla speciosa
Blume).Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.hal.4-7,15-18,25-28,30-
48.
Wibowo, H.A., Wasino & Dewi Lisnoor Setyowati. 2012. Kearifan lokal dalam
menjaga Lngkungan Hidup (Studi Kasus Masyarakat di Desa Colo
Kecematan Dawe Kapbupaten Kudus), Journal of Educational Social
Studies 1 (1) : 25-30.
Xia. Jin Yao et al.., 2009. Screen of Chinese herbal medicines originated in
Yunnan province against drug resistant, Escherichia coli producing
78 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
ESBLs in vitro.Medical Journal of National Dfending Forces in
Southwest China. Vol.19(7).pp.664-666.
X. Zeng et al., 2013. Ethnobotanical study on medicinal plants around Limu
Mountains of Hainan Island, China. Elsevier: Journal of
Ethnopharmacology. 148.p964–974
Yang et al., 2010. Hypolipidemic and antioxidant effects of mulberry (Morus alba
L.) fruit. in hyperlipidaemia rats. Elsevier: Food and Chemical
Toxicology 48 . 2374–2379.
Ziaee et al.,2009. Effects of rutin on lipid profile in hypercholesterolaemic rats.
NCBI: Basic Clin Pharmacol Toxicol. 104(3):253(8).
Zou, Yanping., Yanhua Lu, Dongzhi Wei. 2005. Hypocholesterolemic Effect of
Flavonoid-Rich Ekstract of Hypericum perfolatum L. In Rats Fed a
Cholesterol-Rich Diet. Journal of Agricultural and food Chemistry. (53).
2462-2466.
Zou, Yanping., Yanhua Lu, Dongzhi Wei. 2004. Antioxidant Activity of a
Flavonoid-Rich Extract of Hypericum perforatum L. in Vitro. Journal of
Agricultural and food Chemistry. (52).p.5032-5039.
79 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
LAMPIRAN
80 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 1 : Kerangka Penelitian
Buah parijoto segar
ekstraksi dengan
etanol 70%
evaporasi
Ekstrak etanol 70%
parijoto
standarisasi
ekstrak
Skrining
fitokimia % rendemen
Pembuatan
suspensi intervensi
sesuai dosis
Pembuatan Diet
hiperlipidemia
Adaptasi Sampel
tikus 14 hari, dibagi 6
kelompok uji
Hewan siap diberikan
intervensi sesuai
kelompok uji
Pembuatan
suspensi
simvastatin
Cek BB sampel
seminggu sekali
Hari 43, pengambilan
darah sampel
Analisa dengan
spektrofotometer UV-Vis
Total Kolesterol
(TC)
Trigliserida (TG)
VLDL
A
N
O
V
A
Pemberian intervensi 42 hari
81 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 2: Konversi dosis ekstrak dan pembuatan larutan Uji
1. Konversi dosis ekstrak
Rata-rata bobot tikus yang digunakan adalah 200 g bb, sehingga perhitungan dosis
yang digunakan setelah dikonversi ke berat tikus:
Dosis I = 5 mg / Kg BB x 0,018 x 10 = 0,9 mg /200 bb/ hari
Dosis II = 50 mg / Kg BB x 0,018 x 10 = 9 mg /200 bb/ hari
Dosis III = 500 mg / Kg BB x 0,018 x 10 = 90 mg /200 bb/ hari
2. Pembuatan ekstrak Etanol 70% buah parijoto
Pembuatan larutan ekstrak etanol dibuat dengan perhitungan sebagai berikut
dengan volume larutan yang diberikan adalah 3 ml/200 bb, maka volume yang
dibutuhkan untuk masing-masing dosis adalah:
Dosis III : 5 ekor x 3 ml = 15 ml
Dosis II : 1/10 x 15 ml = 1,5 ml
Dosis I : 1/100 x 15 ml = 0,15 ml
Untuk suspensi bahan uji dosis I dan II, dibuat dengan pengenceran dari dosis III,
yakni dengan cara mensuspensikan larutan uji dosis III dalam Na CMC 0,5%
sampai volumenya 15 ml untuk masing-masing dosis I dan dosis II.
Jumlah total suspensi bahan uji dosis III yang dibutuhakan perhari adalah 15 + 1,5
+ 0,15 ml = 16,65 ml ≈ 18 ml. Jumlah ekstrak dosis III yang harus ditimbang = 18
ml/3 ml x 90 mg = 540 mg (disuspensikan dengan larutan CMC 0,5% ad 18 ml)
Dosis I dan II akan dibuat dari pengenceran dosis III
Dosis II : 1,5 ml suspensi dosis III, ditambahkan larutan Na CMC 0,5% ad 15 ml
Dosis I : 0,15 ml suspensi dosis, ditambahkan larutan Na CMC 0,5% ad 15 ml
82 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 3: Perhitungan dosis dan pembuatan suspensi simvastatin
Dosis efektif simvastatin pada manusia adalah 10-20 mg/hari, dan dosis yang
akan dipakai adalah simvastatin dengan dosis 10 mg/hari. Maka dosis untuk tikus
per 200 g bb adalah 10 mg/hari x 0,018 x 10 = 1,8 mg/hari. Volume larutan yang
akan diberikan adalah 3 ml maka volume yang dibutuhkan adalah: 5 ekor x 3 ml
=15 ml. Simvastatin yang digunakan adalah dapalm bentuk tablet berisi dosis 10
dengan berat tablet 100 mg. Jadi jumlah simvastatin yang akan ditimbang :
15 𝑚𝑙
3 𝑚𝑙𝑥 1,8 𝑚𝑔 = 9 𝑚𝑔 Simvastatin ≈ 90 mg dari berat tablet Simvastatin
Jadi, ditimbang 90 mg yang mengandung simvastatin 9 mg kemudian
disuspensikan dengan larutan Na CMC 0,5% ad 15 ml.
Na CMC yang ditimbang 0,5 𝑔
100 𝑚𝑙𝑥 15 𝑚𝑙 = 0,075 𝑔
Larutan Na CMC 0,5% dibuat dengan menimbang 0,1 g Na CMC lalu
ditaburkan dalam air panas pada suhu 60oC dengan volume 20 kali berat Na CMC
yaitu 2 ml dan didiamkan selama kurang lebih 30 menit hingga Na CMC
mengembang. Setelah pendiaman, Na CMC digerus hingga homogen, lalu
ditambahkan aquadest hingga 15 ml.
83 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 4: Pembuatan induksi kolesterol dan lemak
Induksi kolesterol dan lemak akan dibuat dengan komposisi:
Kuning telur 80%
Larutan sukrosa 65% 15%
Lemak hewan 5%
Volume emulsi yang diberikan 3 ml maka volume yang dibutuhkan adalah:
[(5 kelompok x 5 ekor) x 3 ml]= 75 ml
Kuning telur : 80 𝑔
100 𝑚𝑙𝑥 75 𝑚𝑙 = 60 𝑔
Larutan sukrosa 65% : 15 𝑔
100 𝑚𝑙𝑥 75 𝑚𝑙 = 11,25 𝑔
Lemak hewan : 5 𝑔
100 𝑚𝑙𝑥 75 𝑚𝑙 = 3,75 𝑔
Induksi kolesterol dan lemak dibuat dalam bentuk emulsi, sama bahan
dicampur, kemudian dikocok dengan kecepatan tinggi hingga homogen. Induksi
dibuat baru setiap harinya.
84 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 5: Perhitungan Kadar Total Flavonoid
Didapatkan persamaan regresi linier rutin :
Y = 0,001x - 0,009; R² = 0,998
Perhitungan kadar flavonoid total
1. Ekstrak etanol seri 1 (1.500 ppm)
Y = 0,001x - 0,009
0,261 = 0,001x – 0,009
X = (0,261+0,009) : 0,001 = 270 ppm
𝐹𝑙𝑎𝑣𝑜𝑛𝑜𝑖𝑑 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 =𝑥 𝑝𝑝𝑚 𝑥 𝐿(𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙)
𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
𝐹𝑙𝑎𝑣𝑜𝑛𝑜𝑖𝑑 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 =270 𝑥 0,01
0,015= 180,000 𝑚𝑔 RE/g 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘
2. Esktark etanol seri 2 (1.500 ppm)
Y = 0,001x - 0,009
0,265 = 0,001x – 0,009
X = (0,265+0,009) : 0,001 = 274 ppm
𝐹𝑙𝑎𝑣𝑜𝑛𝑜𝑖𝑑 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 =𝑥 𝑝𝑝𝑚 𝑥 𝐿(𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙)
𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
𝐹𝑙𝑎𝑣𝑜𝑛𝑜𝑖𝑑 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 =274 𝑥 0,01
0,015= 182,667 𝑚𝑔 RE/g 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘
3. Ekstrak etanol seri 3 (1.500 ppm)
Y = 0,001x - 0,009
0,267 = 0,001x – 0,009
X = (0,267+0,009) : 0,001 = 276 ppm
𝐹𝑙𝑎𝑣𝑜𝑛𝑜𝑖𝑑 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 =𝑥 𝑝𝑝𝑚 𝑥 𝐿(𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙)
𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
𝐹𝑙𝑎𝑣𝑜𝑛𝑜𝑖𝑑 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 =276 𝑥 0,01
0,015= 184,000 𝑚𝑔 RE/g 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘
85 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 6: Perhitungan Kadar Total Tanin
Didapatkan persamaan regresi linier Asam Galat :
y = 0,0009x + 0,008
Perhitungan kadar flavonoid total
1. Ekstrak etanol seri 1 (1.000 ppm)
Y = 0,0009x + 0,008
0,335 = 0,0009x + 0,008
X = (0,335-0,008) : 0,0009 = 363,333 ppm
𝑇𝑎𝑛𝑖𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 =𝑥 𝑝𝑝𝑚 𝑥 𝐿(𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙)
𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
𝑇𝑎𝑛𝑖𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 =363,333 𝑥 0,005
0,005= 363,333 𝑚𝑔 GAE/g 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘
2. Esktark etanol seri 2 (1.000 ppm)
Y = 0,0009x + 0,008
0,332 = 0,0009x + 0,008
X = (0,332-0,008) : 0,0009 = 360 ppm
𝑇𝑎𝑛𝑖𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 =𝑥 𝑝𝑝𝑚 𝑥 𝐿(𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙)
𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
𝑇𝑎𝑛𝑖𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 =360 𝑥 0,005
0,005= 360,000 𝑚𝑔 GAE/g 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘
3. Ekstrak etanol seri 3 (1.000 ppm)
Y = 0,0009x + 0,008
0,332 = 0,0009x + 0,008
X = (0,332-0,008) : 0,0009 = 360 ppm
𝑇𝑎𝑛𝑖𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 =𝑥 𝑝𝑝𝑚 𝑥 𝐿(𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙)
𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
𝑇𝑎𝑛𝑖𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 =360 𝑥 0,005
0,005= 360,000 𝑚𝑔 GAE/g 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘
86 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 7: Tabel kadar kolesterol total, trigliserida, dan VLDL setelah
perlakuan selama 42 hari.
Kelompok Kadar
Kolesterol Total
Kadar
Trigliserida Kadar VLDL
I. Kontrol Normal
(Na CMC 0,5%)
55,34 107,14 21,43
62,47 97,7 19,54
53,15 97,7 19,54
71,78 89,54 17,91
57,81 93,62 18,72
Rata-rata ± SD 60,11 ± 7,386 97,14 ± 6,535 19,42 ± 1,307
II. Kontrol Induksi
kolesterol-lemak
126,03 170,41 34,08
130,68 133,93 26,79
143,01 111,22 22,24
135,62 198,98 39,79
Rata-rata ± SD 133,84 ± 7,264 153,63 ± 38,835 30,73 ± 7,767
III. Kontrol
Simvastatin
95,62 105,1 21,02
95,89 94,64 18,93
100,55 88,52 17,7
89,59 87,24 17,45
84,66 99,74 19,95
Rata-rata ± SD 93,26 ± 6,186 95,05 ± 7,530 19,01 ± 1,506
IV. Dosis I (5
mg/KgBB)
118,9 120,66 24,13
114,79 172,7 34,54
123,01 133,93 26,79
158,36 112,25 22,45
118,36 106,63 21,33
Rata-rata ± SD 126,68 ± 17,943 129,23 ± 26,385 25,847 ± 5,277
V. Dosis II (50
mg/KgBB)
110,14 110,2 22,04
124,38 133,42 26,68
133,69 121,17 24,23
133,97 139,03 27,81
120 134,44 26,89
Rata-rata ± SD 124,44 ± 10,011 127,65 ± 11,781 25,53 ± 2,356
VI. Dosis III (500
mg/KgBB)
117,26 113,52 22,7
118,08 100,76 20,15
102,74 114,54 22,91
93,69 103,83 20,76
107,95 107,91 21,58
Rata-rata ± SD 107,95 ± 10,242 108,11 ± 5,978 21,62 ± 1,196
87 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 8: Uji statistik kadar kolesterol total hewan uji (SPSS 16.0)
1. Uji normalitas (Uji saphiro-Wilk) terhadap kolesterol total plasma seluruh kelompok
hewan uji (spss 16.0)
Tujuan: untuk melihat data kadar kolesterol total plasma seluruh kelompok hewan uji
terdistribusi normal atau tidak
Hipotesis: Ho = Data kadar kolesterol total plasma tikus terdistribusi normal
Ha = Data kadar kolesterol total plasma tikus tidak terdistribusi normal
p: 0,05
Pengambilan Kesimpulan:
Ho diterima jika nilai signifikan > 0,05
Ho ditolak jika nilai signifikan < 0,05
Kelompok
Shapiro-Wilk
Statistic df Sig.
Kolesterol_total Kontrol Normal .911 5 .475
Kontrol Induksi
kolesterol-lemak .986 4 .937
Kontrol Simvastatin .954 5 .764
Dosis 1 .702 5 .010
Dosis 2 .915 5 .496
Dosis 3 .926 5 .569
Keputusan : Data kadar kolesterol total plasma tikuspada tiap kelompok terdistribusi
normal
88 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Uji homogenitas (Uji Levene) terhadap kadar kolesterol total plasma seluruh
kelompok hewan uji (SPSS 16.0)
Tujuan: untuk melihat data kadar kolesterol total plasma seluruh kelompok hewan uji
bervariasi homogen atau tidak
Hipotesis: Ho = Data kadar kolesterol total plasma tikus bervariasi secara homogen
Ha = Data kadar kolesterol total plasma tikus tidak bervariasi secara
homogen
p: 0,05
Pengambilan Kesimpulan:
Ho diterima jika nilai signifikan > 0,05
Ho ditolak jika nilai signifikan < 0,05
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.087 5 23 .394
Keputusan : Data kadar kolesterol total plasma tikuspada tiap kelompok bervariasi
homogen
3. Uji analisis variansi (ANOVA) satu arah terhadap kadar kolesterol total plasma
seluruh kelompok hewan uji (SPSS 16.0)
Tujuan: untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan data terhadap kadar kolesterol total
plasma seluruh kelompok hewan uji
Hipotesis: Ho = Data kadar kolesterol total plasma tikus tidak berbeda secara
bermakna
Ha = Data kadar kolesterol total plasma tikus berbeda secara
bermakna
α: 0,05
Pengambilan Kesimpulan:
Ho diterima jika nilai signifikan > 0,05
Ho ditolak jika nilai signifikan < 0,05
89 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 18279.492 5 3655.898 31.876 .000
Within Groups 2637.875 23 114.690
Total 20917.367 28
Keputusan : Data kadar kolesterol total plasma tikus antar kelompok perlakuan berbeda
secara bermakna
4. Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) terhadap kadar kolesterol total plasma kelompok
hewan uji (SPSS 16.0)
Tujuan: Untuk mengetahui letak perbedaan data kadar kolesterol total plasma antar
kelompok hewan uji
Hipotesis: Ho = Data kadar kolesterol total plasma tikus tidak memiliki perbedaan
Ha = Data kadar kolesterol total plasma tikus berbeda memiliki
perbedaan
p : 0,05
Pengambilan keismpulan :
Ho diterima jika nilai signifikan > 0,05
Ho ditolak jika nilai signifikan < 0,05
90 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Uji BNT (Beda Nyata Terkecil) Kadar Kolesterol Total
(I) Kelompok (J) Kelompok
Mean
Difference (I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
Kontrol Normal Kontrol Induksi -73.725900* 7.184052 .000 -96.01804 -51.43376
Kontrol Simvastatin -33.150600* 6.773189 .001 -54.16783 -12.13337
Dosis 1 -66.575400* 6.773189 .000 -87.59263 -45.55817
Dosis 2 -64.329000* 6.773189 .000 -85.34623 -43.31177
Dosis 3 -47.835600* 6.773189 .000 -68.85283 -26.81837
Kontrol Induksi Kontrol Normal 73.725900* 7.184052 .000 51.43376 96.01804
Kontrol Simvastatin 40.575300* 7.184052 .000 18.28316 62.86744
Dosis 1 7.150500 7.184052 .915 -15.14164 29.44264
Dosis 2 9.396900 7.184052 .778 -12.89524 31.68904
Dosis 3 25.890300* 7.184052 .016 3.59816 48.18244
Kontrol
Simvastatin
Kontrol Normal 33.150600* 6.773189 .001 12.13337 54.16783
Kontrol Induksi -40.575300* 7.184052 .000 -62.86744 -18.28316
Dosis 1 -33.424800* 6.773189 .001 -54.44203 -12.40757
Dosis 2 -31.178400* 6.773189 .002 -52.19563 -10.16117
Dosis 3 -14.685000 6.773189 .290 -35.70223 6.33223
Dosis 1 Kontrol Normal 66.575400* 6.773189 .000 45.55817 87.59263
Kontrol Induksi -7.150500 7.184052 .915 -29.44264 15.14164
Kontrol Simvastatin 33.424800* 6.773189 .001 12.40757 54.44203
Dosis 2 2.246400 6.773189 .999 -18.77083 23.26363
Dosis 3 18.739800 6.773189 .100 -2.27743 39.75703
Dosis 2 Kontrol Normal 64.329000* 6.773189 .000 43.31177 85.34623
Kontrol Induksi -9.396900 7.184052 .778 -31.68904 12.89524
Kontrol Simvastatin 31.178400* 6.773189 .002 10.16117 52.19563
Dosis 1 -2.246400 6.773189 .999 -23.26363 18.77083
Dosis 3 16.493400 6.773189 .186 -4.52383 37.51063
Dosis 3 Kontrol Normal 47.835600* 6.773189 .000 26.81837 68.85283
Kontrol Induksi -25.890300* 7.184052 .016 -48.18244 -3.59816
Kontrol Simvastatin 14.685000 6.773189 .290 -6.33223 35.70223
Dosis 1 -18.739800 6.773189 .100 -39.75703 2.27743
91 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Dosis 2 -16.493400 6.773189 .186 -37.51063 4.52383
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
*Lanjutan : Uji BNT Kadar kolesterol total
92 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 9: Uji statistik kadar trigliserida hewan uji (SPSS 16.0)
1. Uji normalitas (Uji saphiro-Wilk) terhadap Trigliserida plasma seluruh
kelompok hewan uji (spss 16.0)
Tujuan: untuk melihat data kadar Trigliserida plasma seluruh kelompok hewan uji
terdistribusi normal atau tidak
Hipotesis: Ho = Data kadar Trigliserida plasma tikus terdistribusi normal
Ha = Data kadar Trigliserida plasma tikus tidak terdistribusi normal
p: 0,05
Pengambilan Kesimpulan:
Ho diterima jika nilai signifikan > 0,05
Ho ditolak jika nilai signifikan < 0,05
Kelompok
Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig.
Trigliserida Kontrol Normal .942 5 .679
Kontrol Induksi
kolesterol-lemak .974 4 .865
Kontrol Simvastatin .937 5 .644
Dosis 1 .867 5 .256
Dosis 2 .901 5 .413
Dosis 3 .924 5 .559
Keputusan : Data kadar Trigliserida plasma tikuspada tiap kelompok terdistribusi normal
2. Uji homogenitas (Uji Levene) terhadap kadar trigliserida plasma seluruh
kelompok hewan uji (SPSS 16.0)
Tujuan: untuk melihat data kadar trigliserida plasma seluruh kelompok hewan uji
bervariasi homogen atau tidak
93 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Hipotesis: Ho = Data kadar trigliserida plasma tikus bervariasi secara homogen
Ha = Data kadar trigliserida plasma tikus tidak bervariasi secara
homogen
p: 0,05
Pengambilan Kesimpulan:
Ho diterima jika nilai signifikan > 0,05
Ho ditolak jika nilai signifikan < 0,05
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.115 5 23 .100
Keputusan : Data kadar trigliserida plasma tikuspada tiap kelompok bervariasi homogen
3. Uji analisis variansi (ANOVA) satu arah terhadap kadar trigliserida plasma seluruh
kelompok hewan uji (SPSS 16.0)
Tujuan: untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan data terhadap kadar trigliserida
plasma seluruh kelompok hewan uji
Hipotesis: Ho = Data kadar trigliserida plasma tikus tidak berbeda secara bermakna
Ha = Data kadar trigliserida plasma tikus berbeda secara bermakna
p: 0,05
Pengambilan Kesimpulan:
Ho diterima jika nilai signifikan > 0,05
Ho ditolak jika nilai signifikan < 0,05
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups .000 5 .000 8.668 .000
Within Groups .000 23 .000
Total .000 28
94 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Keputusan : Data kadar trigliserida plasma tikus antar kelompok perlakuan berbeda
secara bermakna
4. Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) terhadap kadar trigliserida plasma kelompok
hewan uji (SPSS 16.0)
Tujuan: Untuk mengetahui letak perbedaan data kadar trigliserida plasma antar kelompok
hewan uji
Hipotesis: Ho = Data kadar trigliserida plasma tikus tidak memiliki perbedaan
Ha = Data kadar trigliserida plasma tikus berbeda memiliki perbedaan
p : 0,05
Pengambilan keismpulan :
Ho diterima jika nilai signifikan > 0,05
Ho ditolak jika nilai signifikan < 0,05
*Lanjutan : Uji BNT Kadar Trigliserida
95 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
(I) Kelompok (J) Kelompok
Mean
Difference (I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
Kontrol Normal Kontrol Induksi .003360* .000694 .001 .00121 .00551
Kontrol Simvastatin -.000100 .000655 1.000 -.00213 .00193
Dosis 1 .002328* .000655 .018 .00030 .00436
Dosis 2 .002370* .000655 .016 .00034 .00440
Dosis 3 .000947 .000655 .700 -.00108 .00298
Kontrol Induksi Kontrol Normal -.003360* .000694 .001 -.00551 -.00121
Kontrol Simvastatin -.003460* .000694 .001 -.00561 -.00131
Dosis 1 -.001032 .000694 .676 -.00319 .00112
Dosis 2 -.000990 .000694 .712 -.00314 .00116
Dosis 3 -.002413* .000694 .022 -.00457 -.00026
Kontrol
Simvastatin
Kontrol Normal .000100 .000655 1.000 -.00193 .00213
Kontrol Induksi .003460* .000694 .001 .00131 .00561
Dosis 1 .002428* .000655 .013 .00040 .00446
Dosis 2 .002470* .000655 .011 .00044 .00450
Dosis 3 .001047 .000655 .608 -.00098 .00308
Dosis 1 Kontrol Normal -.002328* .000655 .018 -.00436 -.00030
Kontrol Induksi .001032 .000694 .676 -.00112 .00319
Kontrol Simvastatin -.002428* .000655 .013 -.00446 -.00040
Dosis 2 .000042 .000655 1.000 -.00199 .00207
Dosis 3 -.001381 .000655 .317 -.00341 .00065
Dosis 2 Kontrol Normal -.002370* .000655 .016 -.00440 -.00034
Kontrol Induksi .000990 .000694 .712 -.00116 .00314
Kontrol Simvastatin -.002470* .000655 .011 -.00450 -.00044
Dosis 1 -.000042 .000655 1.000 -.00207 .00199
Dosis 3 -.001423 .000655 .287 -.00345 .00061
Dosis 3 Kontrol Normal -.000947 .000655 .700 -.00298 .00108
Kontrol Induksi .002413* .000694 .022 .00026 .00457
Kontrol Simvastatin -.001047 .000655 .608 -.00308 .00098
Dosis 1 .001381 .000655 .317 -.00065 .00341
Dosis 2 .001423 .000655 .287 -.00061 .00345
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Uji BNT (Beda Nyata Terkecil) Kadar Trigliserida
96 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 10: Uji statistik kadar VLDL hewan uji (SPSS 16.0)
1. Uji normalitas (Uji saphiro-Wilk) terhadap VLDL plasma seluruh kelompok
hewan uji (spss 16.0)
Tujuan: untuk melihat data kadar VLDL plasma seluruh kelompok hewan uji
terdistribusi normal atau tidak
Hipotesis: Ho = Data kadar VLDL plasma tikus terdistribusi normal
Ha = Data kadar VLDL plasma tikus tidak terdistribusi normal
p: 0,05
Pengambilan Kesimpulan:
Ho diterima jika nilai signifikan > 0,05
Ho ditolak jika nilai signifikan < 0,05
Kelompok
Shapiro-Wilk
Statistic df Sig.
VLDL Kontrol Normal .942 5 .679
Kontrol Induksi
kolesterol dan lemak .974 4 .865
Kontrol Simvastatin .937 5 .644
Dosis 1 .867 5 .256
Dosis 2 .901 5 .413
Dosis 3 .924 5 .558
Keputusan : Data kadar Trigliserida plasma tikuspada tiap kelompok terdistribusi normal
97 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Uji homogenitas (Uji Levene) terhadap kadar VLDL plasma seluruh kelompok
hewan uji (SPSS 16.0)
Tujuan: untuk melihat data kadar VLDL plasma seluruh kelompok hewan uji bervariasi
homogen atau tidak
Hipotesis: Ho = Data kadar VLDL plasma tikus bervariasi secara homogen
Ha = Data kadar VLDL plasma tikus tidak bervariasi secara homogen
α: 0,05
Pengambilan Kesimpulan:
Ho diterima jika nilai signifikan > 0,05
Ho ditolak jika nilai signifikan < 0,05
Keputusan : Data kadar VLDL plasma tikus pada tiap kelompok bervariasi homogen
3. Uji analisis variansi (ANOVA) satu arah terhadap kadar VLDL plasma seluruh
kelompok hewan uji (SPSS 16.0)
Tujuan: untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan data terhadap kadar VLDL plasma
seluruh kelompok hewan uji
Hipotesis: Ho = Data kadar VLDL plasma tikus tidak berbeda secara bermakna
Ha = Data kadar VLDL plasma tikus berbeda secara bermakna
p: 0,05
Pengambilan Kesimpulan:
Ho diterima jika nilai signifikan > 0,05
Ho ditolak jika nilai signifikan < 0,05
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.574 5 23 .054
98 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Keputusan : Data kadar VLDL plasma tikus antar kelompok perlakuan berbeda secara
bermakna
4. Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) terhadap kadar VLDL plasma kelompok hewan
uji (SPSS 16.0)
Tujuan: Untuk mengetahui letak perbedaan data kadar VLDL plasma antar kelompok
hewan uji
Hipotesis: Ho = Data kadar VLDL plasma tikus tidak memiliki perbedaan
Ha = Data kadar VLDL plasma tikus berbeda memiliki perbedaan
p : 0,05
Pengambilan keismpulan :
Ho diterima jika nilai signifikan > 0,05
Ho ditolak jika nilai signifikan < 0,05
(I) Kelompok (J) Kelompok
Mean
Difference (I-
J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
Kontrol Normal Kontrol Induksi .01700* .00348 .001 .0062 .0278
Kontrol
Simvastatin -.00200 .00328 .989 -.0122 .0082
Dosis 1 .01200* .00328 .015 .0018 .0222
Dosis 2 .01200* .00328 .015 .0018 .0222
Dosis 3 .00600 .00328 .469 -.0042 .0162
Kontrol Induksi Kontrol Normal -.01700* .00348 .001 -.0278 -.0062
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups .001 5 .000 9.676 .000
Within Groups .001 23 .000
Total .002 28
Uji BNT (Beda Nyata Terkecil) Kadar VLDL
99 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Kontrol
Simvastatin -.01900
* .00348 .000 -.0298 -.0082
Dosis 1 -.00500 .00348 .706 -.0158 .0058
Dosis 2 -.00500 .00348 .706 -.0158 .0058
Dosis 3 -.01100* .00348 .044 -.0218 -.0002
Kontrol
Simvastatin
Kontrol Normal .00200 .00328 .989 -.0082 .0122
Kontrol Induksi .01900* .00348 .000 .0082 .0298
Dosis 1 .01400* .00328 .004 .0038 .0242
Dosis 2 .01400* .00328 .004 .0038 .0242
Dosis 3 .00800 .00328 .185 -.0022 .0182
Dosis 1 Kontrol Normal -.01200* .00328 .015 -.0222 -.0018
Kontrol Induksi .00500 .00348 .706 -.0058 .0158
Kontrol
Simvastatin -.01400
* .00328 .004 -.0242 -.0038
Dosis 2 .00000 .00328 1.000 -.0102 .0102
Dosis 3 -.00600 .00328 .469 -.0162 .0042
Dosis 2 Kontrol Normal -.01200* .00328 .015 -.0222 -.0018
Kontrol Induksi .00500 .00348 .706 -.0058 .0158
Kontrol
Simvastatin -.01400
* .00328 .004 -.0242 -.0038
Dosis 1 .00000 .00328 1.000 -.0102 .0102
Dosis 3 -.00600 .00328 .469 -.0162 .0042
Dosis 3 Kontrol Normal -.00600 .00328 .469 -.0162 .0042
Kontrol Induksi .01100* .00348 .044 .0002 .0218
Kontrol
Simvastatin -.00800 .00328 .185 -.0182 .0022
Dosis 1 .00600 .00328 .469 -.0042 .0162
Dosis 2 .00600 .00328 .469 -.0042 .0162
*Lanjutan : Uji BNT Kadar VLDL
100 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 11. Alat dan Bahan
Buah Parijoto
Kit Kolesterol total dan
Trigliserida
Hewan Uji
Spektrofotometer UV-Vis
Double beam
Spektrofotometer UV-Vis
Single beam
Emulsi Induksi
hiperlipidemia
Oven
Rotatory Evaporator
Wather Bath
Mikropipet
Tanur
Tanur
Sentrifugator
101 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 12. Ekstrak Buah parijoto dan Skrining Fitokimia
102 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
103 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 13. Gambar Kandungan Flavonoid Total
Gambar 19. Kandungan senyawa flavonoid dari rutin
Gambar 20. Kandungan senyawa flavonoid dalam ekstrak
104 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 14. Gambar Kandungan Tanin Total
Gambar 3. Kandungan senyawa tanin dalam asam galat
Gambar 4. Kandungan senyawa tanin dalam ekstrak
105 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 15. Hasil Determinasi Buah Parijoto (Medinilla speciosa Blume)
106 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 16. Surat Keterngan Kesehatan Hewan Uji
107 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 17. Certificate of Analysis Asam Galat
108 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 18. Certificate of Analysis Folin Ciocalteu
109 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 19. Certificate of Analysis Rutin Hydrate