BERFIKIR ILMIAH
Kelompok 3
Suherman 22020115183001
Istirochah 22020115183002
Caslina 22020115183009
Hermin Setyanti 22020115183020
Yurongki Donana 22020115183025
PENGERTIAN
Walgito dan Drever, 1997 dikutip Khodijah, 2006.
Berpikir adalah melatih ide-ide dengan cara yang tepat dan seksama
dimulai dengan adanya masalah.
Solso, 1998 dalam Khodijah, 2006:117.
Sebuah proses representasi mental baru dibentuk melalui transformasi
informasi dengan interaksi komplek atribut-atribut mental seperti
penilaian, abstraksi, logika, imajinasi, dan pemecahan masalah.
Khodijah, 2006:117.
Representasi simbol dari beberapa peristiwa atau item.
.
Para ahli Psikologi asosiasi.
Jalannya atau bekerjanya tanggapan – tanggapan.
Para ahli Psikologi Gestalt.
Keaktifan psikis yang absrak, yang prosesnya tidak dapat kita amati dengan
alat indera kita
Para ahli Aliran Behaviorisme.
gerakan – gerakan reaksi yang dilakukakan urat syaraf dan otot – otot bicara
seperti bila kita mengucapkan ”buah pikiran”.
Ahmad Abu Hamid, 2005.
Pemikiran ilmiah terjadi dari penggabungan antara kemampuan akal dengan
pengamatan sehari – hari yang melahirkan tata cara ilmiah sering disebut
metode ilmiah.
Suharsaputra,2013.
proses berpikir secara sistematis faktual tentang obyek tertentu sehingga
menghasilkan pengetahuan ilmiah yang disebut dengan ilmu.
Menurut Davidoff yang menyertai proses fikir :
Berfikir melalui imaginary : imajinasi atau analisis
terhadap fakta untuk membuat keputusan.
Berfikir melalui perbuatan
Berfikir representatif atau melalui konsep :Berfikir
representetif ini tidak sekedar imajintif dan berbuat, tetapi
melibatkan pemehaman kemampuan tentang aktivitas,
objek, kejadian, dan abstraksinya
TUJUAN.
Untuk pembuktian suatu kebenaran yang dapat diatur oleh
pertimbangan yang logis.
Untuk mencari pengetahuan dimulai dari penemuan
masalah, pengumpulan data, menanalisis data dan diakhiri
dengan menarik suatu kesimpulan.
Membantu memecahkan masalah dengan pembuktian
Dapat menguji penelitian yang telah dilakukan orang lain
sehingga didapatkan kebenaran yang objektif dan
memuaskan.
JENIS ATAU TYPE BERPIKIR ILMIAH
Floyd L. Ruch, 1967.
1. Berpikir Deduktif
2. Berpikir Induktif
3. Berpikir Evaluatif
Morgan dkk,1986 dalam Khodijah, 2006: 118
1. Berpikir autistik (autistic thinking).
2. Berpikir langsung (directed thinking).
Kartono, 1996 dalam Khodijah, 2006:118
1. Berpikir konkrit
2. Berpikir abstrak
3. Berpikir klasifikatoris
4. Berpikir analogis
5. Berpikir ilmiah
6. Berpikir pendek
De Bono, 1989 dalam Khodijah, 2006:119.
1. Berpikir vertikal, (berpikir
konvergen)
2. Berpikir pendek atau berpikir lateral
(berpikir divergen)
Khodijah, 2006
Pikiran sadar.
Pikiran bawah sadar.
Gilliland
Reverie (peranan)
Routine Thinking.
Llinschoten
Berfikikr Representatif
Berfikir dengan pengertian
Berfikir membangun.
William Stern.
a. Fikiran kebendaan.
b.Fikiran sangkut paut.
c. Fikiran arti
Dakir, 1993.
a. Berfikir abstrak
b. Berfikir skematis
c. Bersifat konkret
KARAKTERISTIK BERPIKIR ILMIAH.
1.Acuan pernyataan dan
premisnya merupakan sumber
ilmiah.
2.Sistematik dan Runtut
3.Obyektif
4.Skeptik
5.Universal
SARANA BERPIKIR ILMIAH
1. Bahasa : Informatif, Reproduktif, Intersubjektif, Antiseptik.
2. Logika : masuk akal
3. Matematika : Menggunakan algoritma, manupulasi secara matematika,
Mengorganisasikan data, Memanfaatkan symbol, table dan grafik.
4. Statistika.
• Alat untuk menghitung besarnya anggota sampel yang akan diambil dari
populasi.
• Alat untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen.
• Teknik untuk menyajikan data-data, sehingga data lebih komunikatif.
• Alat untuk analisis data seperti menguji hipotesis penelitian yang
diajukan.
LANGKAH – LANGKAH BERPIKIR ILMIAH
Jujun dan Nazir
Merumuskan serta mendefinisikan masalah.
Mengadakan studi kepustakaan.
Memformulasikan hipotesa.
Menentukan model untuk menguji hipotesa.
Mengumpulkan data.
Menyusun, menganalisa dan memberikan interpretasi.
Membuat generalisasi kesimpulan.
Soetriono dan SRDm Rita Hanafie, 2007: 157.
Mencari, merumuskan, dan mengidentifikasi
masalah.
Menyusun kerangka pikiran ( logical construct ).
Merumuskan hipotesis ( jawaban rasional terhadap
masalah ).
Menguji hipotesis secara empirik.
Melakukan pembahasan.
Menarik kesimpulan
Archi J. Bahm.
1. Masalah.
• Dapat dikomunikasikan ( communicable )
• Dapat diganti dengan sikap ilmiah.
• Dapat ditangani dengan metode ilmiah.
2. Sikap Ilmiah.
• Rasa ingin tahu ( scientific curiosity ).
• Spekulatif
• Obyektif.
• Keterbukaan.
• Kesediaan untuk menunda penilaian.
• Tentatif, artinya tidak bersifat dogmatis terhadap hipotesis maupun
simpulan.
3. Aktivitas Ilmiah.
Walter R. Borg dan Meredith D. Gall
1. Menetapkan masalah
2. Merumuskan atau mendefinisikan masalah.
3. Menyusun hipotesis.
4. Menetapkan teknik dan menyusun instrumen
penelitian.
5. Mengumpulkan data yang diperlukan.
6. Menganalisis data yang terkumpul.
Menarik kesimpulan.
J. S. Roos dalam Dakir 1993
1. Relation- finding.
2. Correlation- finding
John Dewey
proses berfikir itu melalui lima langkah, yaitu :
1. The problem or felt difficulty
2. A statement of the problem
3. The development of possible situation
4. The tentative acception of one solution
5. It’s final acceptance on rejection on the basic of proof
Suryabrata, 2004.a. Pembentukan pengertian
Menganalisis ciri-ciri dari objek yang sejenis.
Membandingkan untuk diketemukan ciri-ciri mana yang sama, mana yang tidak sama,
mana yang selalu ada dan mana yang tidak selalu ada.
Mengabstrasikan.
b. Pembentukan pendapat.
Pendapat afirmatif atau positif adalah pendapat yang menyatakan keadaan sesuatu.
Pendapat negatif adalah pendapat yang menidakkan, yang secara tegas menerangkan
tentang adanya sesuatu sifat pada sesuatu hal.
Pendapat modalitas atau kebarangkalian adalah pendapat yang menerangkan
keberangkalian, kemungkinan sesuatu sifat pada sesuatu hal.
c. Penarikan kesimpulan atau pembentukan keputusan.
Keputusan induktif
Keputusan deduktif
Keputusan analogis
KRITERIA – KRITERIA PADA METODE ILMIAH
Berdasarkan kenyataan atau fakta.
Bebas dari Prasangka
Memakai prinsip analisa.
Menggunakan hipotesis
Menggunakan ukuran yang objektif.
Menggunakan teknik kuantifikasi.
HAMBATAN DALAM BERFIKIR
Woodworth, dalam Dakir (1993)
Karena data yang diperlukan tidak mencukupi.
Beberapa bahan yang telah ada kadang – kadang tidak
diperlukan lagi, sehingga mengacau jalannya fikir.
Data yang ada tidak berhubungan antara satu dengan yang
lain sehingga akan mengalami kesulitan dalam menyusun
kerangka fikir.
Iterpretasi :
Bagian yang putih bisa diinterpretasikan sebagai vas
bunga, piala, cawan.
Bagian hitam bisa diinterpretasikan sebagai dua wajah
orang laki – laki yang sama persis atau kembar dan saling
berhadapan.
Interpretasi :
Gambar seorang wanita dengan hiasan
bunga.
Gambar bunga dan tangkainya dengan
kupu-kupu terbang di atas bunga.
Interpretasi :
Gambar seorang wanita muda berambut hitam yang
memakai kerudung putih, hiasan bulu berwarna hijau di
kepala dan memakai mantel coklat sedang menghadap ke
samping kanan.
Gambar seorang nenek tua yang berponi hitam, memakai
kerudung putih di kepala, memakai hiasan bulu dan
mantel berwarna coklat di leher sedang menunduk sedih
Interpretasi :
Gambar bayi atau janin seperti dalam kandungan.
Gambar sepasang kekasih di tepi danau atau pantai, berdiri
di bawah pohon besar yang sedang menikmati
pemandangan danau atau pantai.
Interpretasi :
Gambar kakek berambut botak dengan telinga yang terbuka
dan memakai selimut corak abu – abu yang saling
berhadapan dengan nenek beruban, memakai anting – anting
panjang, berkeriput dan memakai selimut corak merah di
malam hari.
Gambar dua orang laki – laki memakai topi besar yang
sedang duduk, sedangkan salah satu yang lainnya sedang
memetik gitar.
Gambar seorang wanita yang bersandar di depan pintu.
Gambar cawan atau vas bunga emas yang berada di tengah –
tengah gambar kakek dan nenek yang saling berhadapan.
Interpretasi :
HIJAU MERAH BIRU
ORANYE BIRU HITAM
MERAH COKLAT HIJAU
UNGU COKLAT ORANYE
COKLAT BIRU COKLAT
ORANYE COKLAT HIJAU
PENGAMATAN LINGKUNGAN UNTUK PENELITIAN
Mengamati lingkungan di sekitar kita dan mencermati apa yang dapat diambil untuk
penelitian harus dilakukan dengan teliti, cermat dan berhati – hati. Banyak sekali
yang dapat kita lakukan dalam pengamatan. Kita fungsikan secara maksimal panca
indera kita dan fasilitas – fasilitas teknologi yang canggih saat ini, berupa : kamera
video ataupun gambar foto.
Saat ini kita sedang menjalani musim penghujan. Banyak hal yang akan terjadi jika
hujan datang, diantaranya : banjir, meningkatnya kasus Demam Berdarah Dengue
(DBD). Banyak genangan air hujan di lingkungan kita yang dapat menjadi media
nyamuk Aides Aigepty untuk berkembang biak. Perilaku masyarakat yang tidak
mendukung terhadap kesehatan yang kurang baik seperti 3M+ ini sebagai faktor
penyebab terjadinya angka kejadian DBD dan angka kematian akibat DBD. Untuk
itulah Kelompok Kami mengangkat masalah “ Faktor yang mempengaruhi
masyarakat terhadap perilaku 3M+ “ sebagai masalah atau judul penelitian.
MEMULAI SEBUAH PENELITIAN
Sebuah penelitian didefinisikan oleh sebagian ahli ibarat membangun sebuah
bangunan rumah. Artinya, untuk bisa melakukan sebuah penelitian pertama anda
harus tahu persis di mana orang yang terakhir telah meletakkan “batu batanya”
atau anda harus tahu sampai dimana penelitian sebelumnya telah dilakukan.
Setelah itu baru anda bisa melakukan penelitian dan hasilnya diletakkan di atas
“batu bata” yang ada sebelumnya.
Memulai sebuah penelitian secara dini dapat segera kita lakukan untuk
memperoleh data yang banyak, terperinci, terstruktur dan tidak tergesa – gesa
akan mendapatkankan hasil yang maksimal. Kita dapat memulai dari mencari
fenomena penelitian. Sebagai sumber penelitian didapatkan dari : observasi,
deduksi dari teori, kepustakaan, masalah sosial dan pengalaman pribadi.
Informan sosial dapat kita manfaatkan secara aktif dalam pengumpulan data,
yaitu : Ketua RT / RW, Keluarahan setempat, Ketua PKK, Kyai / Ustadz
setempat, tokoh masyarakat, aktifis kampung / Pemuda Karang Truna, Kader
kesehatan ataupun masyarakat yang ada pada saat pengambilan data.
KESIMPULAN
Proses berpikir merupakan aktivitas penghantaran
rangsang oleh saraf-saraf berpikir yaitu lobus frontalis
otak besar (serebrum). Manusia akan berpikir hanya
ketika mendapatkan rangsang yang potensial. Rangsang
dalam jumlah besar namun tidak mendapatkan perhatian
dari manusia, maka tidak akan melewati ambang
rangsang saraf-saraf lobus frontalis, sehingga tidak dapat
merangsang proses berpikir. Proses berpikir akan
menghasilkan suatu pengetahuan yang disimpan dalam
memori.
DAFTAR PUSTAKA
Khodijah, Nyayu. 2006. Psikologi Belajar. Palembang : IAIN Raden Fatah Press.
Suryabarata, Sumadi. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Walgito,Bimo.1997.Pengantar Psikologi Umum.Yogyakarta : Andi Offset.
Silbernagl S, Despopoulos A. Color atlas of physiology. 6th ed. Stuttgart : Thieme. 2009.
Bakhtiar, Amsal. 2010. Filsafat Ilmu, Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Suriasumantri, Jujun S. 2007. Filsafat Ilmu : Sebuah Pengantar Populer, Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.
Susanto 2010. Filsafat Ilmu: Suatu Kajian dalam Dimensi Ontologis, Epistemologis, dan Aksiologis, Jakarta : Bumi Aksara.
Soetriono & Rita Hanafie. 2007. Filsafat Ilmu dan Metodologi Penelitian. Yogyakarta : Andi Offset.
Supriyanto, Stefanus. 2013. Filsafat Ilmu. Jakarta : Prestasi Pustaka Publisher.
Gunawan, Adi W. 2003. Genius Learning Strategy Petunjuk Praktis untuk Menerapkan Accelarated Learning. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama
Juha, Mervat Amin. 2010. Thinking Skills Critical Thinking- 2 Chapter. Zaid .IQ
Potter, Mary Lane .2010. From Search to Research:Developing Critical Thinking Through Web Research Skills© 2010 Microsoft Corporation
Mustaji. 2012. Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif dalam Pembelajaran. Tersedia online : http://pasca.tp.ac.id/site/pengembangan-kemampuan-
berpikir-kritis-dan-kreatif-dalam-pembelajaran diakses tanggal 23-12-2012.
Hossoubah, Z. (2007). Develoving Creative and Critical Thinking Skills (terjemahan) . Bandung: Yayasan Nuansa Cendia.
Mertes (1991). Thinking and Writing. Middle School Journ. 22: 24-25.
Angelo, Thomas A. & Cross, Patricia (1995). Classroom Assessment Techniques: A Handbook for College Teachers, 2nd edition.
Walker, Paul & Finney, Nicholas. (1999). Skill Development and Critical Thinking in Higher Education. Higher Education Research & Development Unit, University
College, London WC1E 6BT, UK