i
UNIVERSITAS DIPONEGORO
KAJIAN KARAKTERISTIK KAMPUNG BATIK LAWEYAN
SEBAGAI KAMPUNG TRADISIONAL DI KOTA SOLO
TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Oleh:
RATIH KUSUMANDARI
L2D 007 049
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
SEMARANG
SEPTEMBER 2011
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Tugas Akhir ini diajukan oleh :
NAMA : Ratih Kusumandari
NIM : L2D007049
Jurusan : Perencanaan Wilayah & Kota
Fakultas : Teknik
Judul Tugas Akhir : Kajian Karakteristik Kampung Batik Laweyan Sebagai
Kampung Tradisional di Kota Solo
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Tim Penguji dan diterima sebagai bagian
persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana pada Jurusan Perencanaan
Wilayah & Kota, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro.
TIM PENGUJI
Pembimbing : Ir. Rina Kurniati, MT ( .................... )
Penguji I : Mohammad Muktiali, SE, MSi, MT ( .................... )
Penguji II : Ir. Hadi Wahyono, MA ( .................... )
Semarang, 28 September 2011
Mengetahui, Ketua Jurusan Perencanaan Wilayah & Kota
Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Dr.rer.nat. Imam Buchori, ST NIP. 197011231995121001
iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Tugas Akhir yang berjudul, “Kajian Karakteristik Kampung Batik Laweyan Sebagai
Kampung Tradisional di Kota Solo” ini adalah hasil karya saya sendiri,
dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar.
NAMA : Ratih Kusumandari
NIM : L2D007049
Tanda Tangan : ......................................
Tanggal : 28 September 2011
iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai civitas akademika Universitas Diponegoro, saya yang bertandatangan di bawah
ini :
Nama : Ratih Kusumandari
NIM : L2D007049
Jurusan : Perencanaan Wilayah & Kota
Fakultas : Teknik
Jenis Karya : Tugas Akhir
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas
Diponegoro Hak Bebas Royalti Non-eksklusif (None-exclusive Royalty Free Right) atas
karya ilmiah saya yang berjudul:
“Kajian Karakteristik Kampung Batik Laweyan Sebagai Kampung Tradisional di
Kota Solo”
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti/ Non-eksklusif
ini Universitas Diponegoro berhak menyimpan, mengalih media/ formatkan, mengelola
dalam bentuk pangkalan data (data base), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak
Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Semarang
Pada Tanggal : 28 September 2011
Yang menyatakan
Ratih Kusumandari
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dan Allah lebih mengetahui (dari pada kamu) tentang musuh-musuhmu. Dan
cukuplah Allah menjadi Pelindung (bagimu). Dan cukuplah Allah menjadi Penolong
(bagimu) QS An Nisaa' : 45
“Tidak pernah ada kata gagal bagi setiap muslim yang
tawwakal, yang ada adalah keberhasilan yang diberikan
Allah berbeda dengan yang kita inginkan tidak semua yang
menurut kita baik, baik juga menurut Allah”
Waktu mengubah semua hal kecuali kita.
Kita mungkin menua dengan berjalanannya waktu, tetapi belum tentu membijak.
Kita-lah yang harus mengubah diri kita sendiri
_Mario Teguh_
Kupersembahkan karya ini untuk
kedua orang tuaku, keluargaku serta orang-orang terdekatku
* I Love Them *
vi
ABSTRAK
Suatu kota pasti mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Perkembangan tersebut merupakan proses alami yang membawa perubahan. Kelahiran suatu kota melalui proses sejarah yang panjang seiring perkembangan zaman akan memperlihatkan perkembangan dan perubahan baik pada kondisi fisik maupun non fisik. Seiring perkembangan zaman, modernisasi perkotaan umumnya mengacu pada gaya hidup tradisional ke perubahan sosial modern. Era modernisasi seperti sekarang ini banyak bermunculan pusat-pusat pertumbuhan kota baru yang secara tidak langsung dapat mengancam keberadaan kawasan lama dengan kondisi lingkungan yang masih tradisional dan memiliki nilai sejarah. Modernitas menjadikan manusia monodimensi, manusia jadi terasing dari kebudayaan aslinya. Fenomena yang berkembang saat ini adalah banyaknya penghancuran dari berbagai bangunan-bangunan tua bersejarah untuk memberikan tempat bagi bangunan-bangunan modern yang dirancang secara tidak sensitif, kurang cocok untuk lingkungan sekitarnya yang unik (Budiharjo, 2009). Pengaruh modernisasi juga mengakibatkan berubahnya kawasan lama terutama di kawasan perkotaan sehingga secara perlahan ciri ketradisionalan kawasan mulai memudar. Berbagai kawasan lama yang menarik diantaranya kampung tradisional dan kawasan etnis yang memiliki nilai sejarah dan filosofi kebudayaan.
Kota Solo merupakan salah satu kota di Jawa Tengah yang cukup dikenal sebagai kota budaya. Oleh karena itu Solo mempunyai potensi yang berkaitan dengan kebudayaan seperti Keraton Kasunanan, Pasar Antik Windu Jenar, Istana Mangkunegaran, Museum Radya Pustaka, Kampung Batik dan lain-lain. Beberapa diantaranya merupakan kawasan lama yang juga merupakan heritage yang memiliki bangunan dengan arsitektur unik dan tradisional. Salah satu kawasan lama yang cukup terkenal di Solo adalah Kampung Batik Laweyan.
Kampung Batik Laweyan merupakan kawasan sentra industri batik yang unik, spesifik dan merupakan situs sejarah yang legendaris di Indonesia. Kampung tersebut didominasi oleh bangunan kuno yang kini telah terancam punah. Bekas kejayaan para saudagar batik tempo dulu dapat dilihat di dalam kampung tersebut. Namun pengaruh modernisasi menjadikan bangunan kuno di kampung mulai terkikis secara perlahan karena adanya bangunan dengan fungsi baru seperti ruko dan showroom batik dengan arsitektur yang lebih modern. Bangunan asli yang mayoritas sudah berusia tua terancam usang dan kumuh karena tidak terpelihara dengan baik.
Studi penelitian ini mengkaji karakteristik Kampung Batik Laweyan sebagai suatu kampung tradisional perkotaan yang masih bertahan. Kampung tersebut dikaji berdasarkan kriteria kampung tradisional perkotaan sehingga apakah kampung tersebut masih bisa dikatakan sebagai kampung tradisional, mengingat adanya beberapa faktor yang berpotensi mengkikis karakter ketradisionalan kawasan seperti adanya pengaruh modernisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik Kampung Batik Laweyan sebagai kampung tradisional perkotaan. Adapun sasaran penelitian ini adalah mengidentifikasi aspek kesejarahan kampung, identifikasi serta analisis karakter perkampungan yang ditinjau dari pola perkampungan dan karakter kampung kota, identifikasi serta analisis karakter kampung tradisional perkotaan, serta identifikasi dan analisis karakter fisik dan karakter non fisik kawasan.
Teknik pengumpulan data primer dengan observasi lapangan, kuesioner dan wawancara, sedangkan pengumpulan data sekunder dengan survei instansi dan kajian literatur. Untuk mencapai tujuan penelitian maka dilakukan beberapa analisis melalui pendekatan kuantitatif. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis statistik deskriptif. Adapun tahapan analisis yang dilakukan berupa analisis karakter perkampungan yang ditinjau dari pola perkampungan dan karakter kampung kota; analisis karakter kampung tradisional perkotaan; analisis karakter fisik yang ditinjau dari pola ruang dan keteraturan massa bangunan, linkage kawasan dan pola jaringan jalan; serta karakter non fisik kawasan yang ditinjau dari sistem aktivitas dan sosial budaya masyarakat.
Output penelitian berupa temuan karakteristik Kampung Batik Laweyan sebagai kampung tradisional perkotaan. Hasil penilaian pada penelitian ini menunjukkan bahwa Kampung Batik Laweyan memenuhi kriteria sebagai kampung tradisional perkotaan dengan karakter ketradisionalan yang kuat., sehingga dapat disimpulkan bahwa Kampung Batik Laweyan merupakan salah satu kampung kota yang mampu mempertahankan karakter ketradisionalannya. Key words : Karakteristik, Kampung Batik, Kampung Tradisional Perkotaan
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat,
karunia, serta hidayah-Nya, karena dengan izin dan kelancaran yang diberikan-Nya memberi
kemudahan bagi penyusun dalam menyelesaikan penyusunan laporan Tugas Akhir yang berjudul
“Kajian Karakteristik Kampung Batik Laweyan Sebagai Kampung Tradisional di Kota
Solo“, dapat berjalan dengan baik.
Dalam penyusunan pelaporan Tugas Akhir ini penyusun banyak melibatkan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. rer. nat. Imam Buchori, ST selaku Ketua Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota,
Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Semarang;
2. Ibu Ir. Rina Kurniati, MT selaku dosen pembimbing Tugas Akhir yang senantiasa membimbing
dan memberikan pengarahan kepada penyusun dengan sabar hingga terselesaikannya laporan
Tugas Akhir ini;
3. Bapak Mohammad Muktiali, SE, MSi, MT dan Bapak Ir. Hadi Wahyono, MA selaku dosen
penguji sidang Tugas Akhir yang telah memberikan masukan dan pengarahan kepada
penyusun;
4. Kedua orang tuaku Bapak Umaryadi, SPd dan Ibu Suryani serta saudaraku tercinta Widya
Senjawati, ST , Fredy Suprastyono, ST dan Wiyan Aji Permadi, ST yang selalu memberikan
dukungan, baik itu moral maupun materiil;
5. Teman terdekatku Surya Adi, terimakasih atas semangat, dukungan dan doanya;
6. Teman-teman terbaikku PWK Undip angkatan 2007: Novita, Ratih Purnita, Ratna, Isma, Santi,
Tika, Joe serta teman lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terimakasih atas
bantuan, dukungan dan doanya;
7. Teman-teman kos Ngesrep Timur: Nelva, mba Dewi, Ambar, Yuvi, Ayu, Cintya dkk
terimakasih atas bantuan dan persaudaraanya;
8. Segenap pihak-pihak yang tidak disebutkan disini yang telah memberikan bantuannya.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih memiliki kekurangan dan jauh dari
sempurna, sehingga penyusun mengharapkan saran dan kritik dari pembaca sekalian. Semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terkait yang membutuhkan.
Semarang, 28 Sepetember 2011
Penulis
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................................................. iii
HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI .................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................................................... v
ABSTRAK ..................................................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL........................................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................................... xiii
DAFTAR PETA ............................................................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................... 4
1.3 Tujuan, Sasaran dan Manfaat Penelitian .......................................................................... 5
2.1.1 Tujuan ................................................................................................................ 5
2.1.2 Sasaran ............................................................................................................... 5
2.1.3 Manfaat ............................................................................................................. 5
1.4 Ruang Lingkup ............................................................................................................... 6
2.1.1 Ruang Lingkup Materi ........................................................................................ 6
2.1.2 Ruang Lingkup Wilayah ..................................................................................... 6
1.5 Keaslian Penelitian .......................................................................................................... 7
1.6 Kerangka Pemikiran ........................................................................................................ 9
1.7 MetodePenelitian ............................................................................................................ 10
1.7.1 Pendekatan Penelitian ......................................................................................... 10
1.7.2 Metode Penelitian ............................................................................................... 10
1.7.3 Definisi Operasional ........................................................................................... 11
ix
1.7.4 Kebutuhan Data Penelitian .................................................................................. 12
1.7.5 Teknik Pengumpulan Data .................................................................................. 16
1.7.6 Teknik Sampling ................................................................................................ 18
1.7.7 Teknik Pengolahan Data ..................................................................................... 19
1.7.8 Analisis Data ...................................................................................................... 21
1.8 Sistematika Pembahasan.................................................................................................. 26
BAB II KARAKTERISTIK KAMPUNG TRADISIONAL PERKOTAAN ............................ 27
2.1 Permukiman .................................................................................................................... 27
2.2 Perkampungan ................................................................................................................ 28
2.2.1 Pola Perkampungan ............................................................................................ 28
2.2.2 Kampung Kota ................................................................................................... 29
2.2.3 Karakteristik Kampung Kota............................................................................... 30
2.3 Kampung Tradisional Perkotaan ...................................................................................... 31
2.4 Karakter Fisik Kawasan Kampung Tradisional Perkotaan ................................................ 36
2.4.1 Teori Figure Ground .......................................................................................... 36
2.4.2 Teori Linkage .................................................................................................... 39
2.4.3 Pola Jaringan Jalan ............................................................................................. 40
2.5 Karakter Non Fisik Kawasan Kampung Tradisional Perkotaan ........................................ 42
2.5.1 Sistem Aktivitas.................................................................................................. 42
2.5.2 Sosial Budaya ..................................................................................................... 44
2.6 Kampung Batik ............................................................................................................... 46
2.7 Sintesis Kajian Literatur .................................................................................................. 46
BAB III TINJAUAN KAMPUNG BATIK LAWEYAN ............................................................ 52
3.1 Profil Kota Solo .............................................................................................................. 52
3.2 Deliniasi Wilayah Studi ................................................................................................... 56
3.3 Profil Kampung Batik Laweyan ...................................................................................... 60
3.3.1 Sejarah Perkembangan Kampung ........................................................................ 60
3.3.2 Kondisi Eksisting Kampung Batik Laweyan ...................................................... 63
3.3.3 Kondisi Kependudukan ....................................................................................... 64
3.3.4 Fasilitas Umum dan Sosial .................................................................................. 66
x
3.3.5 Sosial Budaya Masyarakat .................................................................................. 66
3.3.6 Aktivitas Kampung Batik Laweyan ..................................................................... 67
BAB IV ANALISIS KARAKTERISTIK KAMPUNG BATIK LAWEYAN SEBAGAI
KAMPUNG TRADISIONAL PERKOTAAN .............................................................. 72
4.1 Identifikasi Aspek Kesejarahan Kampung ....................................................................... 72
4.2 Analisis Karakter Perkampungan ..................................................................................... 73
4.2.1 Analisis Pola Perkampungan ............................................................................... 73
4.2.2 Analisis Karakter Kampung Kota ........................................................................ 75
4.3 Analisis Karakter Kampung Tradisional Perkotaan .......................................................... 78
4.4 Analsis Karakter Fisik Kampung Tradisional Perkotaan .................................................. 86
4.4.1. Analisis Figure Ground ...................................................................................... 87
4.4.2. Analisis Linkage Kawasan .................................................................................. 88
4.4.3. Analisis Pola Jaringan Jalan ................................................................................ 89
4.5 Analisis Karakter Non Fisik Kampung Tradisional Perkotaan .......................................... 91
4.5.1. Analisis Sistem Aktivitas .................................................................................... 91
4.5.2. Analisis Sosial Budaya ....................................................................................... 97
4.6 Penilaian Karakteristik Kampung Batik Laweyan Sebagai Kampung Tradisional
Perkotaan Berdasarkan Trained Observed Method ........................................................... 107
BAB V PENUTUP ..................................................................................................................... 118
5.1 Temuan Studi .................................................................................................................. 118
5.2 Kesimpulan ..................................................................................................................... 121
5.3 Rekomendasi ................................................................................................................... 123
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel I.1 Perbedaan Penelitian ini dengan Penelitian-Penelitian Sebelumnya ......................... 8
Tabel I.2 Kebutuhan Data Penelitian ...................................................................................... 13
Tabel 1.3 Penilaian Berdasarkan TOM .................................................................................... 23
Tabel II.1 Pola Kampung di Indonesia ..................................................................................... 29
Tabel II.2 Karakter Bangunan Rumah Tradisional Jawa dan Kolonial ...................................... 35
Tabel II.3 Teori Figure Ground ............................................................................................... 38
Tabel II.4 Teori Linkage .......................................................................................................... 39
Tabel II.5 Pola Jaringan Jalan ................................................................................................. 41
Tabel II.6 Ringkasan Kajian Literatur ..................................................................................... 47
Tabel II.7 Variabel Penelitian Terpilih ..................................................................................... 49
Tabel III.1 Pembagian Wilayah Administratif dan Jumlah Penduduk di Kota Solo Tahun 2009 . 54
Tabel III.2 Daftar Kawasan Bersejarah di Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta yang
Dilindungi Undang-Undang No 5 Tahun 1992 Tentang Benda Cagar Budaya .......... 55
Tabel III.3 Mata Pencaharian Penduduk Kampung Laweyan Tahun 2009 ................................. 65
Tabel IV.1 Analisis Perbandingan Pola Kampung ..................................................................... 74
Tabel IV.2 Jenis Pekerjaaan Penduduk di Kampung Batik Laweyan Secara Spesifik ................. 78
Tabel IV.3 Asal Penduduk Kampung Batik Laweyan ................................................................ 79
Tabel IV.4 Etnis Penduduk di Kampung Batik Laweyan ........................................................... 80
Tabel IV.5 Tradisi Turun Temurun di Kampung Batik Laweyan ............................................... 80
Tabel IV.6 Analisis Perbandingan Pola Ruang Kawasan Kampung Tradisional Perkotaan ......... 87
Tabel IV.7 Analisis Perbandingan Pola Jaringan Jalan Kawasan Kampung Tradisional
Perkotaan ................................................................................................................ 90
Tabel IV.8 Aktivitas yang dilakukan Penduduk di Dalam Kampung .......................................... 92
Tabel IV.9 Aktivitas yang dilakukan Penduduk di Luar Kampung ............................................. 92
Tabel IV.10 Aktivitas Harian Penduduk Kampung Batik Laweyan .............................................. 93
Tabel IV.11 Aktivitas Mingguan Penduduk Kampung Batik Laweyan......................................... 94
Tabel IV.12 Aktivitas Terlembaga Penduduk KAmpung Batik Laweyan ..................................... 95
Tabel IV.13 Interaksi Penduduk Kampung Batik Laweyan .......................................................... 97
xii
Tabel IV.14 Tingkat Kekerabatan Penduduk Kampung Batik Laweyan ....................................... 100
Tabel IV.15 Kegiatan Keagamaan Penduduk Kampung Batik Laweyan ...................................... 103
Tabel IV.16 Kesenian Tradisional di Kampung Batik Laweyan ................................................... 104
Tabel IV.17 Upacara Adat di Kampung Batik Laweyan .............................................................. 106
Tabel IV.18 Bahasa Sehari-hari Penduduk Kampung Batik Laweyan .......................................... 107
Tabel IV.19 Penilaian Karakteristik Kampung Batik Laweyan sebagai Kampung Tradisional
Perkotaan dengan TOM (Transfered Observer Method) ........................................... 109
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran ................................................................................................ 9
Gambar 1.2 Kerangka Analisis ................................................................................................... 25
Gambar 2.1 Ragam Arsitektur Tradisional Jawa ......................................................................... 35
Gambar 2.2 Contoh Pola Kawasan yang Bersifat Homogen ........................................................ 37
Gambar 2.3 Skema Elemen Pembentuk Aktivitas Kawasan ........................................................ 43
Gambar 3.1 Peta Kota Solo ......................................................................................................... 53
Gambar 3.2 Sebaran Kawasan dilindungi di Kota Solo ............................................................... 56
Gambar 3.3 Lokasi Kampung Batik Laweyan di Kota Solo ......................................................... 57
Gambar 3.4 Sketsa Letak Kampung Batik Laweyan dari Keraton Surakarta ................................ 58
Gambar 3.5 Foto Udara Kampung Batik Laweyan ...................................................................... 59
Gambar 3.6 Sketsa Desa Sala Semasa Kerajaan Pajang ............................................................... 60
Gambar 3.7 Prosentase Luas Penggunaan Lahan di Kampung Batik Laweyan ............................. 63
Gambar 3.8 Piramida Jumlah Penduduk di Kampung Batik Laweyan ......................................... 64
Gambar 3.9 Jumlah Penduduk menurut Agama di Kampung Batik Laweyan .............................. 65
Gambar 3.10 Fasilitas Umum dan Sosial di Kampung Batik Laweyan .......................................... 66
Gambar 3.11 Aktivitas Sosial Budaya di Kampung Batik Laweyan ............................................... 67
Gambar 3.12 Permukiman Penduduk di Kampung Batik Laweyan ................................................ 68
Gambar 3.13 Aktivitas Industri Batik di Kampung Batik Laweyan ............................................... 69
Gambar 3.14 Showroom Batik di Kampung Batik Laweyan .......................................................... 70
Gambar 3.15 Situs Bersejarah di Kampung Batik Laweyan ........................................................... 70
Gambar 3.16 Rombongan Wisatawan di Kampung Batik Laweyan ............................................... 71
Gambar 4.1 Identitas Sebagai Kampung Batik dan Kampung Wisata ......................................... 76
Gambar 4.2 Gang-gang Sempit di Kampung Batik Laweyan ....................................................... 77
Gambar 4.3 Industri Batik di Kampung Batik Laweyan .............................................................. 82
Gambar 4.4 Bangunan Rumah Jawa di Kampung Batik Laweyan ............................................... 84
Gambar 4.5 Bangunan Rumah Kolonial (Indisch) di Kampung Batik Laweyan ........................... 85
Gambar 4.6 Pengelolaan Air Limbah (IPAL) di Kampung Batik Laweyan .................................. 97
Gambar 4.7 Ruang Komunal Tempat Berkumpul Masyarakat Kampung Batik Laweyan ............. 99
xiv
Gambar 4.8 Pasar Rakyat Keliling di Jalan Sidoluhur Kampung Batik Laweyan ......................... 99
Gambar 4.9 Rombongan Warga Sepulang Takziah di Kampung Batik Laweyan ......................... 100
Gambar 4.10 Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Organisasi FPKBL...................................... 103
Gambar 4.11 Pengajian dan Tadarus di Kampung Batik Laweyan ................................................. 104
Gambar 4.12 Kesenian Ketoprak pada Acara “Selawenan” di Kampung Batik Laweyan ............... 106
xv
DAFTAR PETA
Peta 1.1 Peta Administrasi Kampung Batik Laweyan ............................................................ 6A
Peta 3.1 Peta Administrasi Kampung Batik Laweyan ............................................................ 59A
Peta 4.1 Peta Analisis Pola Kawasan Kampung Batik Laweyan ............................................. 74A
Peta 4.2 Peta Analisis Batasan Kampung Batik Laweyan ...................................................... 75A
Peta 4.3 Peta Analisis Bangunan Rumah Tradisional di Kampung Batik Laweyan ................. 85A
Peta 4.4 Peta Analisis Figure Ground Kampung Batik Laweyan ........................................... 87A
Peta 4.5 Peta Analisis Linkage Kawasan Elemen Garis.......................................................... 88A
Peta 4.6 Peta Analisis Linkage Kawasan Elemen Koridor ...................................................... 88B
Peta 4.7 Peta Analisis Jaringan Jalan Kampung Batik Laweyan ............................................. 90A
Peta 4.8 Peta Analisis Sistem Aktivitas di Kampung Batik Laweyan ..................................... 96 A
Peta 4.9 Peta Analisis Aspek Sosial Budaya di Kampung Batik Laweyan .............................. 106A
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Suatu kota pasti mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Perkembangan tersebut
merupakan proses alami yang membawa perubahan. Perubahan diperlukan demi kelangsungan hidup
kawasan khususnya daerah perkotaan. Pada dasarnya salah satu watak utama dalam kehidupan
perkotaan adalah kenyataan “perubahan”. Kemampuan untuk berubah adalah suatu kualitas yang
seharusnya dianggap sebagai suatu yang menentukan arti dari suatu bentuk dalam lingkupnya yang
luas (Zahnd, 1999).
Kelahiran suatu kota melalui proses sejarah yang panjang seiring perkembangan zaman akan
memperlihatkan perkembangan dan perubahan baik pada kondisi fisik maupun nonfisik. Perubahan
fisik kota dapat dilihat pada bangunan dan perkampungan lama masyarakat, sementara perubahan
nonfisik kota dapat dilihat pada perkembangan ekonomi dan politik masyarakat kota (Sujarto, 1996).
Seiring perkembangan zaman, modernisasi perkotaan umumnya mengacu pada gaya hidup ekonomi,
sosial, budaya dan perkotaan dari masyarakat tradisional ke perubahan sosial modern dalam sejarah
proses pembangunan (www.dfsjt.com). Modernisasi tersebut berarti sebuah kemajuan (Sedyawati,
2003). Kemajuan adalah suatu proses dimana orang semakin lama akan menguasai alam kebendaan.
Pada awalnya modernisasi berarti kekuasaan atas lingkungan fisik, dan selanjutnya kekuasaan rasional
objektif atas lingkungan sosial.
Pembangunan perkotaan menunjukkan banyak perubahan ditandai dengan maraknya
bangunan-bangunan baru dengan arsitektur modern. Modernitas menjadikan manusia monodimensi,
manusia jadi terasing dari kebudayaan aslinya (Budiharjo, 2009). Selain itu pada era modernisasi
seperti sekarang ini banyak bermunculan pusat-pusat pertumbuhan kota baru yang secara tidak
langsung dapat mengancam keberadaan kawasan lama dengan kondisi lingkungan yang masih
tradisional dan memiliki nilai sejarah. Beberapa tahun terakhir ini kita telah banyak menyaksikan
penghancuran dari berbagai bangunan-bangunan tua bersejarah untuk memberikan tempat bagi
bangunan-bangunan modern yang dirancang secara tidak sensitif, kurang cocok untuk lingkungan
sekitarnya yang unik (Budiharjo, 2009). Hal ini yang menyebabkan bangunan yang memiliki nilai
historis mulai tergusur karena dianggap monoton.
2
Pengaruh modernisasi mengakibatkan berubahnya kawasan lama terutama di kawasan
perkotaan yang ada sehingga secara perlahan ciri khas ketradisionalannya mulai memudar. Berbagai
bentuk kawasan lama yang menarik diantaranya kampung tradisional dan kawasan etnis yang menjadi
saksi sejarah dan mempunyai nilai filosofi dan kebudayaan. Di kawasan perkotaan masih banyak
ditemukan adanya kawasan warisan budaya yang berubah menjadi kumuh dan tidak terawat. Bagian
dari identitas suatu kota dapat berupa kawasan lama dengan keunikan dan karakteristiknya yang khas.
Salah satu bagian dari suatu kawasan lama adalah kampung tradisional.
Kampung tradisional perkotaan akan mengalami penurunan kualitas lingkungan seperti
bangunan yang mulai mengalami kerusakan, lingkungan menjadi kumuh. Selain itu juga adanya
fenomena perubahan sosial masyarakat seperti semakin banyak penduduk pendatang, bertambahnya
aktivitas masyarakat, faktor ekonomi, percampuran budaya, hubungan perkawinan, perubahan pola
pikir masyarakat, serta perkembangan kota sedikit banyak akan berpengaruh pada karakter
masyarakatnya dan eksistensi pekampungan tradisional itu sendiri (Mahendra, 2010). Kondisi ini
menjadikan vitalitas kawasan mengalami penurunan karena kehilangan produktivitas akibat adanya
tekanan dari luar dan dinamika perkembangan kawasan perkotaan yang kompleks.
Kota Surakarta atau yang lebih sering disebut Kota Solo merupakan salah satu kota di Jawa
Tengah yang cukup dikenal sebagai kota budaya. Kota Solo awalnya merupakan daerah Kasultanan
Mataram sehingga sampai sekarang ini masih identik dengan nuansa adat keraton. Sesuai dengan
sejarahnya, Kota Solo merupakan lokasi ibukota keraton yang baru sebagai daerah perluasan dari pusat
kerajaan Mataram di Kota Yogyakarata pada tahun 1745 (Wikipedia, 2010). Pada saat itu Kota Solo
menjadi pusat pemerintahan Kasunanan Surakarta sedangkan Yogyakarta sebagai pusat pemerintahan
Kasultanan Yogyakarta. Hal ini yang menjadikan Kota Solo masih kental dengan kebudayaan Jawa
seperti halnya Kota Yogyakarta.
Kota Solo mempunyai slogan The Spirit of Java (jiwanya jawa). Hal ini dimaksudkan untuk
kepentingan pemasaran Kota Solo sebagai pusat kebudayaan Jawa. Solo dikenal sebagai salah satu inti
kebudayaan Jawa karena secara tradisional merupakan salah satu pusat politik dan pengembangan
tradisi Jawa. Kemakmuran wilayah ini sejak abad ke-19 mendorong berkembangnya berbagai literatur
berbahasa Jawa, tarian, seni boga, busana, arsitektur, dan bermacam-macam ekspresi budaya lainnya.
Oleh karena itu Solo mempunyai potensi yang berkaitan dengan kebudayaan seperti Keraton
Kasunanan, Kampung Batik, Istana Mangkunegaran, Pasar Antik Windu Jenar dan Radya Pustaka
Museum. Beberapa diantaranya merupakan kawasan lama yang juga merupakan kawasan bersejarah
atau heritage yang memiliki bangunan dengan arsitektur unik dan tradisional.
3
Kawasan yang memiliki nilai sebagai cagar budaya pada dasarnya merupakan jejak sejarah
fisik yang sangat penting bagi karakter kota Surakarta sebagai kota budaya. Banyak kawasan terbangun
yang memberikan ciri kejayaan pada masa itu seperti kawasan Kauman, Kawasan Laweyan, Kawasan
Balong dan lainnya. Rumah tinggal dengan ciri arsitektur yang khas dan bercorak tradisional banyak
terbangun di kawasan tersebut.
Salah satu kawasan lama yang cukup terkenal di Solo adalah Kampung Laweyan. Kampung
Laweyan merupakan salah satu kampung tradisional di tengah kota yang terdapat di Kecamatan
Laweyan, Kota Solo. Kampung Laweyan dijadikan sebagai kawasan sentra industri batik yang sudah
ada sejak zaman Kerajaan Pajang tahun 1546 M. Ki Ageng Henis beserta Sunan Kalijaga melakukan
syiar Agama Islam di Laweyan. Selain berdakwah, Ki Ageng Henis juga mengajarkan teknik
pembuatan batik kepada penduduk Laweyan. Sejak saat itu industri batik mulai berkembang dan
menyebar ke berbagai penjuru nusantara. Bahkan asal usul nama Laweyan berasal dari kata “lawe”
yang berarti “bahan sandang” (Priyatmono, 2004). Pada abad ke-19, kampung ini pernah mengalami
masa kejayaan sebagai kampung saudagar batik pribumi. Di kawasan itu pula berdiri Syarekat Dagang
Islam, asosiasi dagang pertama yang didirikan oleh Samanhudi dan para saudagar batik pribumi pada
tahun 1912 (Nugroho Adi, 2010). Oleh karena itu Kampung Laweyan disebut-sebut sebagai kampung
batik tertua di Indonesia (www.surakarta.go.id). Sejak dulu sampai sekarang, hampir seluruh penduduk
kampung ini memang berprofesi sebagai produsen sekaligus dan pedagang batik. Sekarang ini
Kampung Laweyan telah berkembang menjadi pusat perdagangan kain dan pakaian batik. Laweyan
merupakan suatu kawasan sentra industri batik yang unik, spesifik dan merupakan situs sejarah yang
sangat legendaris di Indonesia. Kampung Laweyan istimewa bukan semata-mata karena merupakan
kampung tua yang eksotis, tapi juga karena menyimpan jejak panjang industri batik di Solo.
Kondisi bangunan di Kampung Batik Laweyan didominasi oleh bangunan kuno yang kini telah
terancam punah. Bekas kejayaan para saudagar batik pribumi tempo dulu kampung Laweyan yang
biasa disebut gal gendhu, hingga kini masih bisa dilihat. Memasuki kampung Laweyan terlihat
tembok-tembok tinggi yang menutupi rumah-rumah besar, dengan pintu gerbang yang juga besar dari
kayu yang disebut regol, sepintas tidak menarik bahkan banyak yang kusam (kabarsoloraya.com).
Pengaruh modernisasi juga menjadikan bangunan kuno mulai terkikis secara perlahan karena adanya
bangunan dengan fungsi baru seperti ruko dan outlet batik dengan arsitektur yang lebih modern.
Bangunan asli yang mayoritas sudah berusia tua terancam usang dan kumuh karena tidak terpelihara
dengan baik.
Studi penelitian ini ingin mengkaji karakteristik Kampung Batik Laweyan sebagai suatu
kampung tradisional perkotaan yang masih bertahan. Dalam kajian ini, karakteristik Kampung Batik
4
Laweyan akan dikaji berdasarkan kriteria suatu kampung tradisional, sehingga akan didapat sebuah
kesimpulan apakah Kampung Batik Laweyan masih dapat dikatakan sebagai kampung tradisional
ataukah tidak mengingat adanya beberapa faktor yang berpotensi mengikis karakter ketradisionalan
suatu kawasan seperti adanya pengaruh modernisasi. Hal tersebut ikut mendorong pentingnya studi ini
dilakukan karena pengelolaan kampung tradisional sebagai wujud salah satu kawasan lama sangat
berpegaruh dalam pembentukan identitas suatu kota.
1.2 Rumusan Masalah
Keberadaan Kampung Laweyan di Kota Solo menandai pola pembentukan kawasan
permukiman yang berada di tengah kota beserta kawasan permukiman lainnya seperti Kampung
Kauman dan Kampung Pecinan. Kampung Laweyan memiliki keunikan yang bisa jadi tidak ditemui di
perkampungan-perkampungan lain. Karakteristik kampung ini memiliki citra sebagai kampung batik
yang sudah ada sejak jaman kerajaan Pajang. Kampung Laweyan merupakan bagian dari
perkampungan dengan usia yang cukup lama. Keberadaan Kampung Batik Laweyan pun mengalami
banyak dinamika pasang surut terkait dengan perkembangan zaman menuju era modernisasi. Karena
pengaruh eksternal pada Kampung Batik Laweyan maka pola permukiman dengan karakter tradisional
secara tidak langsung mengalami perubahan sebagai bagian dari proses adaptasi dari tekanan faktor
eksternal tersebut.
Permasalahan yang banyak dihadapi oleh beberapa kampung kota di Indonesia, adalah
keberadaannya yang sulit dipertahankan bahkan cenderung memudar dan sekarat. Adanya pengaruh
perkembangan modernisasi perkotaan yang banyak memunculan pusat-pusat pertumbuhan kota baru
yang secara tidak langsung dapat mengancam keberadaan kawasan lama (Budiharjo, 2009) seperti
halnya perkampungan tradisional perkotaan. Berbagai permasalahan yang muncul pada kawasan
Kampung Batik Laweyan diantaranya sebagai berikut :
- Pengaruh modernisasi memunculkan pusat-pusat pertumbuhan kota baru yang secara tidak
langsung dapat mengancam keberadaan kawasan lama dengan kondisi lingkungan yang
masih tradisional dan memiliki nilai sejarah. Kondisi demikian seperti halnya yang terjadi
pada Kampung Batik Laweyan.
- Adanya pertambahan penduduk, bertambahnya aktivitas masyarakat, faktor ekonomi,
percampuran budaya, hubungan perkawinan, perubahan pola pikir masyarakat, serta
perkembangan kota sehingga sedikit banyak akan berpengaruh terhadap karakter
5
perkampungan tradisional (Mahendra, 2010), sebagaimana mempengaruhi karakter ruang
fisik dan non fisik kawasan di Kampung Batik Laweyan.
Berdasarkan berbagai permasalahan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa yang menjadi
pertanyaan penelitian adalah “Bagaimana karakteristik Kampung Batik Laweyan sebagai kampung
tradisional perkotaan?”
1.3 Tujuan, Sasaran dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan, sasaran dan manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.3.1 Tujuan
Sesuai dengan perumusan masalah yang telah dijabarkan sebelumnya, maka tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik Kampung Batik Laweyan sebagai
kampung tradisional perkotaan.
1.3.2 Sasaran
Untuk mencapai tujuan penelitian di atas, maka disusun beberapa sasaran yaitu sebagai
berikut:
1. Mengidentifikasi aspek kesejarahan kampung
2. Mengidentifikasi dan menganalisis karakter perkampungan yang ditinjau dari pola
perkampungan dan karakter kampung kota
3. Mengidentifikasi dan menganalisis karakter kampung tradisional perkotaan
4. Mengidentifikasi dan menganalisis karakter fisik kawasan Kampung Batik Laweyan yang
ditinjau dari kondisi pola ruang dan keteraturan massa bangunan, linkage kawasan, dan pola
jaringan jalan.
5. Mengidentifikasi dan menganalisis karakter non fisik kawasan Kampung Batik Laweyan yang
ditinjau dari sistem aktivitas dan sosial budaya masyarakat
6. Menyimpulkan hasil temuan dan merumuskan rekomendasi.
1.3.3 Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak. Beberapa manfaat
penelitian secara praktis, antara lain:
6
1. Memberi gambaran tentang karakteristik perkampungan tradisional di perkotaan yang mampu
bertahan dari pengaruh modernisasi.
2. Penelitian ini juga dapat memberi masukan terkait dengan kebijakan pengelolaan keberlanjutan
kampung tradisional.
1.4 Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini meliputi ruang lingkup materi dan ruang lingkup wilayah.
Penentuan ruang lingkup ini untuk membatasi kedalaman materi dan lokasi penelitian.
1.4.1 Ruang Lingkup Materi
Ruang lingkup materi yang akan dibahas dalam studi ini meliputi :
1. Materi tentang karakter perkampungan meliputi pola perkampungan, pengertian kampung
kota dan karakteristik kampung kota.
2. Materi tentang karakter kampung tradisional perkotaan
3. Materi tentang karakter fisik kawasan kampung tradisional perkotaan meliputi analisis
figure ground, analisis linkage dan analisis pola jaringan jalan.
4. Materi tentang karakter non fisik kawasan kampung tradisional perkotaan meliputi analisis
sistem aktivitas dan kondisi sosial budaya masyarakat.
5. Kesimpulan dan rekomendasi berdasarkan hasil analisis karakteristik kawasan.
1.4.2 Ruang Lingkup Wilayah
Secara spasial, penelitian ini diorientasikan pada Kampung Laweyan yang terletak di
Kelurahan Laweyan, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta. Jawa Tengah. Penelitian ini hanya dibatasi
di kawasan Kampung Laweyan, Kota Surakarta dengan alasan sebagai berikut :
1. Kampung Laweyan merupakan bagian dari kawasan lama. Kampung ini berupa kampung
kota dengan ciri khas sebagai pusat pengembangan cluster batik. Hal ini yang menjadikan
Kampung Laweyan istemewa dibandingkan dengan kampung-kampung kota pada
umumnya.
2. Kampung Laweyan merupakan kampung batik tertua di Indonesia (www.surakarta.go.id),
sehingga kampung ini sudah banyak dikenal masyarakat.
7
Ruang lingkup wilayah penelitian Kampung Laweyan yang diambil adalah Kelurahan
Laweyan. Adapun deliniasi Kelurahan Laweyan secara administratif memiliki batas-batas wilayah
sebagai berikut :
- Sebelah utara : Kelurahan Sondakan
- Sebelah timur : Kelurahan Bumi
- Sebelah selatan : Kabupaten Sukoharjo
- Sebelah barat : Kelurahan Pajang
1.5 Keaslian Penelitian
Tujuan dari sub tema keaslian penelitian ini untuk melihat perbedaan antara penelitian ini
dengan penelitian-penelitian sejenis yang telah dilakukan sebelumnya. Hal ini dimaksudkan untuk
menghindari adanya kesamaan, pengulangan atau plagiasi penelitian. Keaslian penelitian ini disajikan
dalam bentuk tabel yang berisi nama penulis, judul penelitian, tujuan penelitian, variabel penelitian,
dan metode penelitian yang digunakan.
Penelitian yang berjudul “Kajian Karakteristik Kampung Batik Laweyan sebagai Kampung
Tradisional di Kota Solo” merupakan penelitian yang belum pernah diteliti oleh mahasiswa Jurusan
Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Diponegoro. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-
penelitian sebelumnya yaitu pada lokasi penelitian yang diambil serta fokus dan penekanan substansi
penelitian. Penelitian ini secara spasial hanya membahas tentang Kampung Batik Laweyan yang telah
dibatasi sesuai dengan ruang lingkup wilayah penelitian. Secara substansial, penelitian ini berusaha
untuk menemukenali karakteristik suatu kampung tradisional perkotaan.
Terdapat beberapa penelitian yang bertemakan kampung tradisional, akan tetapi fokus
penelitiannya berbeda. Sedangkan berdasarkan lingkup wilayah, terdapat beberapa penelitian yang
mengambil lokasi pada Kampung Batik Laweyan. Tentunya penelitian tersebut mempunyai tema dan
tujuan yang berbeda-beda. Oleh karena itu perbedaan antara penelitian-penelitian sejenis yang pernah
dilakukan sebelumnya dengan penelitian ini dapat dilihat pada Tabel I.1 di bawah ini.
8
Tabel I.1 Perbedaan Penelitian ini dengan Penelitian-Penelitian Sebelumnya
No. Penulis Tahun Judul Tujuan Metode analisis
1. Andri Satrio Pratomo
2006 Pelestarian Kawasan Kampung Batik Laweyan Kota Surakarta
Mengidentifikasi karakteristik kawasan Kampung Batik Laweyan Kota Surakarta.
Mengidentifikasi dan menganalisis bangunan dan lingkungan kuno yang potensial untuk dilakukan tindakan pelestarian di kawasan Kampung Batik Laweyan berdasarkan makna kulturalnya.
Menganalisis dan menentukan arahan pelestarian bangunan dan lingkungan kuno di kawasan Kampung Batik Laweyan Kota Surakarta.
Analisis deskriptif
2. Sidiq Maulana 2010 Kajian kesiapan Kampung Batik Laweyan sebagai kawasan wisata budaya
Mengkaji bagaimana kesiapan Kampung Batik Laweyan Solo sebagai kawasan Wisata Budaya dan sebagai salah satu daerah tujuan wisata (DTW) di Kota Solo
Metode deskriptif kualitatif
3. Suleman 2010 Kebertahanan Permukiman Tradisional Wolio di Kelurahan Melai, Kota Bau-bau
Mengkaji mekanisme dan penyebab kebertahanan kondisi permukiman tradisional Wolio di Kelurahan Melai, Kota Bau-Bau
Analisis kualitatif deskriptif
Strategis pendekatan Studi Kasus
4 Ratih Kusumandari
2011 Kajian Karakteristik Kampung Batik Laweyan Sebagai Kampung Tradisional di Kota Solo
Mengetahui karakteristik Kampung Batik Laweyan sebagai kampung tradisional perkotaan
Analisis kuantitatif
Sumber : Disarikan oleh Peneliti, 2011
9
Sumber : Analisis Peneliti, 2011 Gambar 1.1
Kerangka Pemikiran
1.6 Kerangka Pemikiran
RQ
Kajian Normatif : Kebijakan
terkait RDTRK
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Kesimpulan
Modernisasi perkotaan umumnya mengacu pada gaya hidup perkotaan dari masyarakat tradisional ke sosial modern
“Bagaimana karakteristik Kampung Batik Laweyan sebagai kampung tradisional perkotaan?”
Fenomena munculnya pusat-pusat
pertumbuhan kota baru
Kampung tradisional perkotaan terkikis karena
adanya perkembangan zaman
Memudarnya karakteristik fisik dan non fisik kampung tradisional perkotaan akibat pengaruh modernisasi
Kajian Teori : Karakter
perkampungan Karakter
Kampung Tradisional Perkotaan
Teori Figure Ground
Teori Linkage Teori Pola
jaringan Jalan Sistem
Aktivitas Aspek Sosial
Budaya
Kesimpulan
Identifikasi aspek
kesejarahan kampung
Identifikasi karakter non fisik kawasan kampung
tradisional perkotaan
Identifikasi karakter fisik
kawasan kampung tradisional perkotaan
Identifikasi karakter kampung tradisional perkotaan
Identifikasi karakter
perkampungan
Analisis karakter kampung
tradisional perkotaan
Analisis karakter fisik
kawasan kampung
tradisional perkotaan
Analisis karakter non fisik kawasan
kampung tradisional perkotaan
Analisis karakter
perkampungan
Analisis figure ground
Analisis linkage
Analisis pola jaringan jalan
Analisis pola perkampungan
Analisis karakter kampung kota
Analisis sistem aktivitas
Analisis aspek sosial budaya
Analisis karakter kampung tradisional perkotaan
Analisis Penilaian berdasarkan TOM
Temuan Karakteristik Kampung Batik Laweyan sebagai Kampung Tradisional Perkotaan
10
1.7 Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan prosedur ilmiah yang diterapkan untuk melaksanakan penelitian.
Metode penelitian digunakan untuk menjelaskan tentang langkah-langkah serta cara yang dilakukan
untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian. Metode ini juga menjelaskan bagaimana
proses menganalisis data serta output yang akan dihasilkan. Oleh karena itu metode ini
menggambarkan tentang alur penelitian yang meliputi input, proses dan output.
Pada sub bab metode penelitian ini dijabarkan ke dalam 7 bagian yang meliputi pendekatan
penelitian, metode penelitian, definisi operasional, kebutuhan data penelitian, teknik pengumpulan
data, teknik sampling, teknik pengolahan data, serta analisis data.
1.7.1 Pendekatan Penelitian
Penelitian kajian karakteristik Kampung Batik Laweyan sebagai kampung tradisional di Kota
Solo ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Pendekatan kuantitatif menitikberatkan pada
cara pandang positivistik dengan alur penelitian deduktif. Pendekatan ini menggunakan teori-teori yang
ada untuk diuji sesuai dengan kondisi empiris.
Pada penelitian kuantitatif ini digunakan instrumen-instrumen penelitian sebagai alat untuk
mengumpulkan data. Penggunaan instrumen tersebut harus menggunakan variabel-variabel penelitian
untuk mengukur suatu kondisi empiris atau fenomena yang terjadi di lapangan. Dengan demikian, hasil
yang diperoleh harus tepat (tidak bias) dan dapat merepresentasikan sampel dari suatu populasi
(Cresswell, 1994). Pendekatan kuantitatif ini merumuskan variabel-variabel berdasarkan teori-teori
yang ada.
1.7.2 Metode Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik Kampung Batik Laweyan sebagai
kampung tradisional perkotaan. Metode penelitian yang digunakan dalam pendekatan studi kajian
karakteristik Kampung Batik Laweyan adalah metode penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan
instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang
telah ditetapkan (Sugiyono, 2009). Metode kuantitatif disebut sebagai metode positivistik yang ilmiah
karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkret/empiris, objektif, terukur, rasional dan
sistematis.
11
Penelitian dengan metode kuantitaif didasarkan pada beberapa alasan yakni :
1. Penelitian menggunakan objek penelitian berupa sampel dari suatu populasi yaitu masyarakat
di Kampung Batik Laweyan.
2. Permasalahan yang ada sudah jelas yaitu memudarnya karakteristik fisik dan non fisik
kampung tradisional perkotaan akibat pengaruh modernisasi.
3. Variabel-variabel penelitian disusun berdasarkan landasan teori.
4. Beberapa analisis yang digunakan untuk mencapai sasaran dan tujuan penelitian digunakan
penggabungan beberapa aspek deskriptif yang diolah secara statistik.
Penelitian ini menggunakan strategi fenomenologi sehingga lebih mengupas terhadap
fenomena tertentu dengan proses empirisnya melalui pengkajian teori kemudian difokuskan dalam
tema-tema, dan selanjutnya perumusan konsep hingga pencapaian kesimpulan. Eksplorasi objek
penelitian yang kemudian dikaitkan dengan hasil pengkajian teori sebelumnya.
1.7.3 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara mengukur
variabel. Definisi operasional pada dasarnya bertujuan untuk memberikan batasan maupun pemahaman
yang sama agar tidak terjadi perbedaan persepsi dalam penelitian. Adapun substansi dalam penelitian
kajian karakteristik Kampung Batik Laweyan sebagai kampung tradisional di Kota Solo dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Karakteristik Kampung
Kawasan permukiman dengan karakter fisik dan non fisik yang khas yang mencirikan suatu
kampung.
Kampung Batik Laweyan
Merupakan kampung sentra industri batik yang unik, spesifik dan bersejarah. Batik sebagai
hasil karya seni tradisional dan suatu hasil proses dengan memakai kain, lilin/malam, dan zat
warna sebagai bahan utamanya. (www.kampoenglaweyan.com)
Kampung tradisional perkotaan
Bentuk permukiman pribumi pada area kota yang mayoritas masyarakatnya homogen yang
tumbuh secara alamiah.
Berdasarkan pada definisi-definisi operasional di atas, maka penelitian ini merupakan studi
kajian karakteristik kampung batik sebagai kampung tradisional yang berada di perkotaan. Pembahasan
mengenai data-data penelitian yang digunakan, akan terkait dengan definisi-definisi di atas.
12
1.7.4 Kebutuhan Data Penelitian
Data penelitian merupakan salah satu elemen penting dan harus ada dalam setiap penelitian.
Berdasarkan variabel penelitian yang telah dirumuskan, maka kebutuhan data yang akan digunakan
dalam penelitian ini dapat dijabarkan dalam list kebutuhan data di bawah ini :
13
Tabel I.2 Kebutuhan Data Penelitian
No Sasaran Variabel Kebutuhan Data Metode Analisis Teknik Pengumpulan Data
Sumber data
1. Identifikasi aspek kesejarahan kampung
Gambaran umum wilayah studi
Peta wilayah studi Analisis Deskriptif Sekunder : Survei instansi
Bappeda Kelurahan
Data monografi kelurahan Analisis Deskriptif Sekunder : Survei instansi
Kelurahan
Historis kawasan Sejarah perkembangan kampung
Analisis Deskriptif Primer : Wawancara Sekunder : Kajian literatur
Bappeda Tokoh masyarakat Pengelola FPKBL Literatur
Aspek kesejarahan kampung
Analisis Deskriptif Primer : Wawancara Sekunder : Survey instansi Kajian literatur
Bappeda Tokoh Masyarakat Pengelola FPKBL Literatur
2. Identifikasi dan analisis karakter perkampungan
Pola Perkampungan Pola Kampung Batik Laweyan
Peta foto udara Peta pola ruang
kawasan
Analisis Deskriptif Sekunder : Survei instansi Kajian Literatur
Bappeda Literatur
Karakter Kampung Kota : Adanya batasan
kampung Data tentang batas-batas kampung
Analisis Deskriptif Primer Observasi
Dokumentasi Survey lapangan
Identitas kampung Data tentang identitas kampung
Analisis Statistik Deskriptif
Primer : Kuesioner Wawancara
Masyarakat Tokoh Masyarakat Pengelola FPKBL
Keterkaitan secara fungsional dan ekonomis
Data tentang keterkaitan fungsional dan ekonomis
Analisis Statistik Deskriptif
Primer : Kuesioner Wawancara
Masyarakat Tokoh Masyarakat Pengelola FPKBL
3 Identifikasi dan analisis karakter kampung tradisional perkotaan
Karakter Kampung Tradisional Perkotaan Mata pencaharian
penduduk Data mata pencaharian penduduk
Analisis Statistik Deskriptif
Primer : Kuesioner
Masyarakat
Etnis tertentu Data etnis penduduk Analisis Statistik Primer : Masyarakat
14
No Sasaran Variabel Kebutuhan Data Metode Analisis Teknik Pengumpulan Data
Sumber data
Deskriptif Kuesioner Tradisi turun
temurun Data tentang tradisi turun-temurun di masyarakat
Analisis Statistik deskriptif
Primer : Kuesioner Wawancara
Masyarakat Tokoh Masyarakat
Bentuk rumah yang khas
Data tentang kondisi bentuk bangunan tradisional
Analisis Statistik Deskriptif
Primer : Observasi
Observasi lapangan
3 Identifikasi karakter fisik kawasan
Pola ruang dan keteraturan massa bangunan
Peta foto udara Peta solid viod kawasan
Analisis Deskriptif Sekunder : Survei instansi Kajian Literatur
Bappeda Literatur
Linkage kawasan Peta foto udara Peta keterkaitan ruang
kawasan
Analisis Deskriptif Sekunder : Survei instansi Kajian Literatur
Bappeda Literatur
Pola jaringan jalan Peta foto udara Peta jaringan jalan
Analisis Deskriptif Sekunder : Survei instansi Kajian Literatur
Bappeda Literatur
4. Identifikasi karakter non fisik kawasan
Sistem aktivitas kawasan : Kegitan rutin Data tentang kegiatan
rutin di masyarakat Analisis Statistik
deskriptif Primer : Kuesioner Observasi
Masyarakat
Kegiatan terlembaga
Data tentang kegiatan terlembaga di masyarakat
Analisis Statistik Deskriptif
Primer : Kuesioner Observasi
Masyarakat
Kegiatan organisasi
Data tentang kegiatan organisasi di masyarakat
Analisis Statistik Deskriptif
Primer Kuesioner Wawancara
Masyarakat
Sosial budaya masyarakat : Interaksi sosial Data tentang bentuk
interaksi sosial di masyarakat
Analisis Statistik Deskriptif
Primer Kuesioner Wawancara
Masyarakat Tokoh Masyarakat Pengelola FPKBL
Tingkat kekerabatan
Data tentang tingkat kekerabatan masyarakat
Analisis Statistik Deskriptif
Primer Kuesioner
Masyarakat
Organisasi kemasyarakatan
Data tentang bentuk organisasi
Analisis Statistik Deskriptif
Primer Kuesioner
Masyarakat
15
No Sasaran Variabel Kebutuhan Data Metode Analisis Teknik Pengumpulan Data
Sumber data
Religi Data tentang jenis kegiatan keagamaan
Analisis Statistik Deskriptif
Primer Kuesioner Wawancara Observasi
Masyarakat Tokoh Masyarakat
Adat istiadat Data tentang adat istiadat di masyarakat
Analisis Statistik Deskriptif
Primer Kuesioner Wawancara Observasi
Masyarakat Tokoh Masyarakat Pengelola FPKBL
Sumber : Analisis Peneliti, 2011
16
1.7.5 Teknik Pengumpulan Data
Berdasarkan list kebutuhan data yang diperlukan, teknik pengumpulan data disesuaikan dengan
jenis data dan sumber data. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui dilakukan
dua cara, yaitu teknik pengumpulan data primer melalui observasi lapangan dan wawancara serta
teknik pengumpulan sekunder melalui survei instansi dan kajian literatur. Untuk lebih jelasnya
mengenai teknik pengumpulan data yang akan dilakukan dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Teknik pengumpulan data primer
Teknik pengumpulan data ini dilakukan oleh peneliti secara langsung terhadap objek penelitian di
lapangan. Teknik yang digunakan melalui pengamatan (observasi) langsung, kuesioner dan
wawancara (interview).
a. Observasi lapangan
Observasi lapangan dilakukan untuk memperoleh informasi tentang gambaran yang lebih jelas
terkait dengan permasalahan yang diselidiki (Nasution, 2008). Dalam hal ini peneliti hanya
berperan sebagai pengamat. Kegiatan pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
dengan mengamati langsung kondisi eksisting di lapangan meliputi :
Kondisi fisik bangunan : gaya arsitektur bangunan Jawa dan Kolonial
Batasan kampung : batasan kampung berupa jalan, sungai atau benteng
Aktivitas masyarakat : kegiatan rutin, kegiatan terlembaga, kegiatan kegamaan, kesenian
tradisional dan upacara adat.
Teknik pengumpulan data melalui observasi lapangan ini dipilih karena melalui
pengamatan/observasi akan diketahui kondisi fisik yang ada di dalam lingkungan sehingga
suatu objek dapat digambarkan secara detail melalui penangkapan indera penglihat. Selain itu,
observasi lapangan juga dilakukan pengambilan gambar yang bertujuan untuk memberikan
gambaran tentang aktivitas masyarakat untuk memperkuat fakta yang ada.
b. Kuesioner
Kuesioner merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden dalam arti laporan tentang dirinya atau hal-hal yang ia ketahui
(Nasution, 2008). Kuesioner disusun guna mengumpulkan data sesuai dengan tema penelitian
yang diangkat. Perumusan pertanyaan kuesioner pada penelitian ini termasuk dalam
pertanyaan hibrida yaitu pertanyaan gabungan antara tertutup dan terbuka yang masih dalam
satu konteks. Pada penelitian ini pertanyaan kuesioner tidak hanya berupa pertanyaan yang
membatasi jawaban dari obyek penelitian tetapi juga membebaskan obyek untuk
17
mengungkapkan jawabannya. Pertanyaan disusun berdasarkan penjabaran sesuai dengan
sasaran penelitian.
c. Wawancara
Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui Tanya
jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu (Sugiyono, 2009).
Wawancara dilakukan karena dalam penelitian ini diperlukan untuk memperoleh informasi dari
responden. Data wawancara disini hanya bersifat melengkapi data hasil kuesioner sehingga
tidak perlu dilakukan secara mendalam. Pada penelitian ini, wawancara yang dilakukan akan
membahas tentang hal-hal apa sajakah yang menjadi karakter Kampung Batik Laweyan dilihat
dari aspek fisik dan non fisik sebagai kampung tradisional. Sasaran responden dalam
wawancara diantaranya :
Pemerintah : Bappeda
Tokoh masyarakat : Lurah, Ketua RW dan Ketua RT
Masyarakat : pengusaha batik
Pengurus FPKBL
Data hasil wawancara digunakan untuk memperkuat hasil kuesioner yang dijabarkan dalam
bentuk deskripsi.
2. Teknik pengumpulan data sekunder
Teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dari sumber-
sumber sekunder. Teknik yang digunakan melalui kajian literatur dan survei instansi terkait.
a. Kajian Literatur
Pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini dilakukan melalui kajian literatur khususnya
mengenai data-data yang berhubungan dengan karakteristik Kampung Batik Laweyan. Kajian
literatur penting dilakukan karena literatur digunakan sebagai acuan dalam penyusunan
laporan. Literatur tidak terbatas bisa berasal dari buku, journal, dokumen resmi, web resmi dan
lain-lain.
b. Survei Instansi
Pengumpulan data juga dilakukan dengan melakukan survei ke instansi-instansi yang terkait.
Instansi yang terkait dengan fokus penelitian karakteristik Kampung Batik Laweyan
diantaranya seperti Bappeda, Kecamatan dan Kelurahan Laweyan serta organisasi yang
mewadahi masyarakat Laweyan yaitu Forum Pengembangan Kampung Batik Laweyan
(FPKBL).
18
1.7.6 Teknik Sampling
Penggunaan sampel terpilih untuk penelitian ini yaitu menggunakan probability sampling
(random sample) yang ditujukan pada populasi penduduk di wilayah penelitian. Populasi sampel yang
digunakan yaitu diambil dari seluruh lapisan masyarakat secara acak (random) dengan peluang yang
sama untuk dapat dijadikan sampel (Sugiyono, 2009). Penggunaan sampel pada populasi penghuni
nantinya akan dikelaskan pada kriteria tertentu untuk dilakukan analisis dan menghasilkan output yang
sesuai dengan tujuan penelitian.
Pada penelitian ini sampel penduduk Kampung Batik Laweyan sangat penting karena konsep
dari penelitian ini sendiri mengacu pada identifikasi karakteristik Kampung Batik Laweyan dengan
penduduk sebagai sasarannya. Penduduk merupakan penghuni yang tentunya mempunyai hubungan
yang sangat erat dengan lingkungan yang mewadahinya.
Penentuan besaran ukuran sampel pada populasi penghuni di wilayah penelitian pada lingkup
Kelurahan Laweyan menggunakan rumus yang digunakan oleh Sugiarto (2001), yaitu :
Keterangan : n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
P = besaran proporsi populasi
Z = normal variabel yang merupakan nilai reliabilitas
80 % 90 % 95 % 100 %
Z 1,290 1,645 1,960 3
d = derajat kecermatan (level of significant ) : 1%, 5%, 10 %
Kriteria populasi yang dijadikan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan ukuran
populasi jumlah kepala keluarga (KK) yang ada di Kelurahan Laweyan. Penggunaan ukuran populasi
berdasarkan jumlah KK ini dipilih karena didasarkan dengan melihat objek yang akan dijadikan
responden adalah orang-orang yang berusia dewasa atau sudah berkeluarga. Kriteria ukuran populasi
NZ2 P(1-P)
n = Nd2 + Z2 P(1-P)
19
ini beranggapan bahwa dalam satu keluarga cukup 1 responden yang mewakili. Jumlah populasi di
Kelurahan Laweyan sebesar 600KK (Kecamatan Laweyan Dalam Angka, 2009).
Dalam pengambilan sampel ini menggunakan derajat kesalahan 10% dengan tingkat reliabilitas
sebesar 90% yang memiliki nilai normal variabel (Z) sebesar 1,645. Besaran proporsi populasi yang
akan digunakan adalah 50% dari seluruh jumlah total populasi yang dihitung per kepala keluarga
dengan pertimbangan keterbatasan pada sumberdaya manusia, waktu, dan biaya. Berdasarkan
perhitungan dengan menggunakan rumus diatas maka dapat dihitung ukuran sampel yang akan diambil
dalam penelitian ini. Berikut merupakan perhitungan ukuran sampel yang akan digunakan :
n = 600 (1,645)2 50% (1-50%) 600 (10%)2 + (1,645)2 50%(1-50%)
= 600 (2,706) (0,25) 6 + (2,706) (0,25)
= 405,9 6 + 0,677
= 60,79 dilbulatkan menjadi 62
Dari perhitungan di atas, dibutuhkan sampel sebanyak 62 sampel yang mewakili satu
kelurahan. Metode random ini digunakan dalam teknik penyebaran kuesioner.
Selain kuesioner, teknik wawancara juga digunakan dalam penelitian ini. Dalam teknik
wawancara, sampel yang dipilih menggunakan sampel purposive. Sehingga narasumber yang menjadi
sasaran penelitian lebih ditekankan pada pihak tertentu. Adapun kriteria bagi informan ialah :
- Pihak-pihak yang mengetahui kondisi lingkungan Kampung Batik Laweyan
- Pihak-pihak yang terlibat di dalam kegiatan produksi batik
- Pihak pengelola Kampung Batik Laweyan
1.7.7 Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data merupakan tahapan penting dalam menentukan hasil penelitian. Pengolahan
data dilakukan dalam identifikasi karakteristik Kampung Batik Laweyan sebagai kampung tradisional
di Kota Solo ini dengan beberapa tahapan diantaranya :
1. Pengkodean Data
Pengkodean data merupakan langkah awal dalam pengolahan data dengan cara pemberian
nama dan kode pada jawaban dan informasi yang telah diperoleh. Pengkodean ini bertujuan
untuk memudahkan dalam membaca data karena data telah dikelompokkan berdasarkan
20
masing-masing kategori. Data yang telah diberi kode untuk selanjutnya akan dianalisis.
Klasifikasi informasi disortir menurut sumber perolehan informasi seperti : kuesioner (K),
wawancara (W), observasi (O), studi literatur (L), dan data instansi (I). Kode-kode tersebut
terdiri dari 4 bagian keterangan yang dibatasi dengan garis miring seperti berikut :
Keterangan :
Bagian a : menunjukkan jenis informasi dan cara perolehan (K, W, O, L, atau I)
Bagian b : menunjukkan posisi responen (P untuk privat dan G sebagai pemerintah)
Bagian c : menunjukkan nomor responden
Bagian d : menunjukkan nomor halaman
Sedangkan kode jenis responden dengan keterangan sebagai berikut :
01 : pemerintah
02 : tokoh masyarakat
03 : masyarakat
04 : pengelola Kampung Batik Laweyan (FPKBL)
Pemberian kode seperti pada contoh berikut :
2. Reduksi Data
Reduksi data dilakukan dengan cara mengurangi data-data hasil wawancara di lapangan. Hal
ini penting dilakukan mengingat hasil wawancara akan menghasilkan informasi yang sangat
banyak sehingga perlu diringkas agar lebih terstruktur. Ringkasan data informasi disesuaikan
dengan kebutuhan data sebagaimana telah dijabarkan sebelumnya.
3. Penyajian Data
Data yang diperoleh akan disajikan dalam bentuk deskriptif, grafik, diagram, foto, peta dan
sebagainya.
4. Analisis Data
Analisis data dilakukan setelah data-data yang dibutuhkan telah diperoleh. Data tersebut
kemudian dikompilasi untuk selanjutnya dilakukan analisis sesuai dengan sasaran dalam
penelitian ini. Analisis dilakukan untuk menghasilkan output berupa temuan hasil penelitian.
a…../b…../c…../d…..
W-01
21
1.7.8 Analisis Data
Analisis data digunakan sebagai tahap lanjutan pengumpulan data, tahap ini dimaksudkan
untuk mengetahui fakta dari objek penelitian.
1.7.8.1 Teknik Analisis
Teknik analisis yang digunakan dalam studi ini adalah teknik analisis deskriptif. Metode ini
merupakan metode dengan cara memeparkan dan menafsirkan data yang ada (Surakhmad, 1980),
dengan ciri sebagai berikut :
- Memusatkan diri pada pemecahan-pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang, yaitu
pada masalah-masalah yang aktual.
- Data yang terkumpul, disusun kemudian dijelaskan dan dianalisis.
Beberapa analisis yang digunakan adalah :
a. Statistik Deskriptif
Hasan, 2004 (dalam www.scribd.com) menjelaskan bahwa analisis deskriptif adalah
merupakan bentuk analisis data penelitian untuk menguji generalisasi hasil penelitian
berdasarkan satu sample. Statistik deskriptif atau statistik deduktif adalah bagian dari statistik
mempelajari cara pengumpulan data dan penyajian data sehingga mudah dipahami. Statistik
deskriptif dalam hal ini hanya berhubungan dengan hal menguraikan atau memberikan
keterangan-keterangan mengenai suatu data atau keadaan/fenomena. Penarikan kesimpulan
pada statistik deskriptif hanya ditujukan pada kumpulan data yang ada. Statistik deskriptif
dalam penelitian ini digunakan untuk menjabarkan temuan berdasarkan hasil kuesioner. Teknik
analisis ini bertujuan untuk menjelaskan hasil temuan data yang bersifat kuantitatif untuk
kemudian diolah ke dalam bentuk yang lebih informatif agar lebih mudah dimengerti.
b. Deskriptif
Merupakan teknik yang digunakan untuk menarik kesimpulan melalui usaha menemukan
karakteristik pesan dan dilakukan secara objektif dan sistematis (Moleong, 2003). Teknik
analisis ini mentransformasikan data mentah ke dalam bentuk data yang mudah dimengerti dan
diinterpretasikan serta menyusun dan menyajikan data menjadi suatu informasi yang jelas.
Teknik analisis deskriptif digunakan untuk mendiskripsikan temuan-temuan identifikasi
karakteristik Kampung Batik Laweyan sesuai kondisi di lapangan. Temuan dalam penelitian
ini merupakan hasil observasi dan wawancara dengan narasumber yang terkait.
22
1.7.8.2 Kerangka Analisis
Berdasarkan kepada tujuan dan sasaran proposal penelitian ini disusun beberapa tahap analisis
yaitu :
a. Identifikasi aspek kesejarahan kampung
Identifikasi aspek kesejarahan kampung dengan cara analisis deskriptif. Analisis disusun
berdasarkan data yang diperoleh dari hasil wawancara dan literatur.
b. Analisis karakter perkampungan
Analisis dilihat dari aspek :
Pola perkampungan
Karakter kampung kota yang meliputi batasan kampung, identitas kampung, dan
keterkaitan secara fungsional dan ekonomis
Kedua aspek tersebut dianalisis menggunakan analisis deskriptif berdasarkan data hasil
observasi dan wawancara.
c. Analisis karakter kampung tradisional perkotaan
Analsisi karakter kampung tradisional perkotaan yang meliputi mata pencaharian penduduk,
etnis tertentu, tradisi turun temurun, dan bentuk rumah yang khas. Analisis yang digunakan
adalah statistik deskriptif.
d. Analisis karakter fisik kawasan Kampung Batik Laweyan
Analisis karakter fisik kawasan dengan cara analisis deskriptif. Analisis disusun berdasarkan
data struktur tata ruang dan keteraturan bangunan, keterkaitan kawasan dan pola jaringan jalan.
e. Analisis karakter non fisik kawasan Kampung Batik Laweyan
Analisis karakter non fisik dilihat dari aspek :
Sistem aktivitas kegitan rutin, kegiatan terlembaga, dan kegiatan organisasi
Sosial budaya masyarakat interaksi sosial, tingkat kekerabatan, organisasi kemasyarakatan,
religi dan adat istiadat
Kedua aspek tersebut dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif. Selain itu juga
diperkuat dengan analisis deskriptif berdasarkan data hasil observasi dan wawancara.
f. Penilaian berdasarkan TOM (Trained Observer Method )
Trained observer method merupakan salah satu pendekatan monitoring dan evaluasi untuk
menilai suatu program yang secara sistematis mengamati langsung dengan indera manusia
(Wholey, 2004).
23
Trained observer methods memiliki kelebihan yang menguntungkan sehubungan dengan
penilaian diantaranya :
Menyediakan cara yang relatif mudah dan murah untuk mengukur kondisi dan hasil.
Menghasilkan obyektifitas dan kehandalan dengan tingkat validitas data dan kredibilitas
dari pengamat
Rating dapat dilakukan oleh warga biasa tanpa perlu ahli dengan bayaran yang mahal,
dengan ketentuan orang tersebut memiliki kompetensi yang sesuai dengan kriteria yang
ditentukan
Namun dalam penelitian ini, metode ini digunakan sebagai pendekatan dalam memberikan
penilaian terhadap hasil analisis yang telah dilakukan. Metode ini digunakan sebagai metode
pengumpulan data dengan cara menilai suatu objek untuk kemudian dikonversikan ke dalam
bentuk kuantitatif. Konversi ini dilakukan dengan memberikan bobot poin yang mempunyai
skala dengan deskripsi yang jelas. Berdasarkan penilaian ini dapat dilihat selayaknya analisis
perbandingan. Penilaian ini diperlukan untuk memudahkan dalam penarikan kesimpulan
karena setiap variabel mempunyai bobot/poin sehingga dapat dilihat apakah jumlah poin dari
setiap hasil analisis memenuhi kriteria. Trained observer method disini digambarkan sebagai
berikut :
Tabel I.3
Penilaian Berdasarkan TOM
Variabel Indikator Poin
A 0 0 1 1
Sumber : Analisis Peneliti, 2011
Poin merupakan penskalaan dengan keterangan sebagai berikut :
0 : Tidak terdapat kriteria yang disebutkan
1 : Terdapat kriteria yang disebutkan
Sedangkan pada indikator yang menunjukkan tingkatan, pemberian bobot poin bertingkat
sesuai dengan tingkatannya.
Dalam penelitian ini penilaian dengan melihat hasil perbandingan antara total poin dari setiap
variabel hasil sintesis teori dengan poin dari hasil analisis kondisi eksisting di lapangan. Untuk
selanjutnya, hasil poin yang diperoleh diklasifikasikan berdasarkan rating. Total nilai
24
merupakan penjumlahan poin kriteria sebuah kampung tradisional perkotaan, dengan ketentuan
rating sebagai berikut :
A : Tidak memenuhi kriteria kampung tradisional
B : Memenuhi kriteria kampung tradisional dengan karakter ketradisionalan yang
lemah
C : Memenuhi kriteria kampung tradisional dengan karakter ketradisionalan yang
sedang
D : Memenuhi kriteria kampung trdisional dengan karakter ketradisionalan yang
kuat
Pemberian rating berdasarkan jumlah poin total kemudian diklasifikasikan menjadi 4 kelas.
Poin total hasil analisis dilihat berdasarkan kelas rating yang telah ditentukan sehingga dapat
disimpulkan bahwa bagaimana karakter ketradisionalan kampung wilayah studi penelitian.
Berikut merupakan penjabaran kerangka analisis penelitian :
25
Sumber : Analisis Peneliti, 2011 Gambar 1.2
Kerangka Analisis
Aspek kesejarahan kampung Analisis Deskriptif Sejarah Kampung Batik
Laweyan
INPUT PROSES OUTPUT
Karakter Perkampungan
Karakter Kampung Batik Laweyan sebagai kampung
kota
Karakter kampung kota
Analisis Deskriptif
Batas fisik kampung Identitas kampung Keterkaitan fungsional dan
ekonomis
Pola Kampung Batik Laweyan
Analisis Deskriptif Pola perkampungan Pola Kampung :
(Linear/ Radial/ Konsentrik/ Terpencar)
Struktur kawasan yang homogen Pola Ruang Kampung Batik
Laweyan
Pola Keterkaitan Kampung Batik Laweyan
Pola Jalan di Kampung Batik Laweyan
Analisis Deskriptif
Pola jalan grid
Linkage visual kawasan
Karakter Fisik Kampung Batik Laweyan
Pola ruang dan keteraturan massa bangunan
Linkage kawasan
Pola jaringan jalan
Sisi homogenitas Kampung Batik Laweyan
Karakter kampung tradisional perkotaan
Analisis Statistik Deskriptif
Mata pencaharian Etnis tertentu Tradisi turun temurun Bentuk rumah yang khas
Penilaian berdasarkan TOM
Karakter Non Fisik Kampung Batik Laweyan
Sosial budaya masyarakat
Analisis Statistik Deskriptif
Sistem aktivitas Kegiatan rutin, terlembaga dan
organisasi
Interaksi sosial Tingkat kekerabatan Organisasi kemasyarakatan Religi Adat istiadat
Pola Penggunaan Ruang Kampung Batik Laweyan
Pola interaksi manusia dengan lingkungan Kampung Batik
Laweyan
Karakteristik Kampung Batik Laweyan sebagai kampung tradisional
26
1.8 Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan penyusunan proposal tugas akhir dalam pelaksanaan penelitian ini
meliputi :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi mengenai latar belakang; rumusan masalah; tujuan, sasaran dan manfaat
penelitian; ruang lingkup; keaslian penelitian; kerangka pemikiran; metode penelitian dan
sistematika pembahasan.
BAB II KARAKTERISTIK KAMPUNG TRADISIONAL PERKOTAAN
Bab ini berisi mengenai literatur tentang permukiman, perkampungan; kampung tradisional
perkotaan; karakter fisik dan karakter non fisik kawasan kampung tradisional perkotaan;
serta literatur tentang kampung batik.
BAB III TINJAUAN KAMPUNG BATIK LAWEYAN
Bab ini berisi mengenai gambaran umum Kampung Batik Laweyan yang terdiri dari profil
Kota Solo; deliniasi wilayah; sejarah perkembangan kampung; profil Kampung Batik
Laweyan; dan aktivitas Kampung Batik Laweyan.
BAB IV ANALISIS KARAKTERISTIK KAMPUNG BATIK LAWEYAN SEBAGAI
KAMPUNG TRADISIONAL PERKOTAAN
Bab ini menjelaskan mengenai substansi studi yang berisi identifikasi aspek kesejarahan
kampung, analisis karakter perkampungan, analisis karakter kampung tradisional perkotaan,
dan analisis karakter fisik dan non fisik kawasan kampung tradisional perkotaan.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi tentang temuan studi, kesimpulan dan rekomendasi.