60
LAMPIRAN-LAMPIRAN
61
Lampiran I Hasil Belajar Pra-siklus
Tabel
Gambaran Hasil Belajar Siswa
Pra-Siklus
No Nama Nilai Ketuntasan KKM
1. A 54 Belum Tuntas
2. B 54 Belum Tuntas
3. C 59 Belum Tuntas
4. D 64 Belum Tuntas
5. E 79 Tuntas
6. F 73 Tuntas
7. G 70 Tuntas
8. H 58 Belum Tuntas
9. I 59 Belum Tuntas
10. J 51 Belum Tuntas
11. K 81 Tuntas
12. L 79 Tuntas
13. M 84 Tuntas
14. N 74 Tuntas
15. O 69 Belum Tuntas
16. P 61 Belum Tuntas
17. Q 63 Belum Tuntas
18. R 92 Tuntas
19. S 72 Tuntas
20. T 69 Belum Tuntas
21. U 35 Belum Tuntas
22. V 78 Tuntas
62
Sumber: Observasi Pra-siklus
23. W 74 Tuntas
24. X 48 Belum Tuntas
25. Y 43 Belum Tuntas
26. Z 79 Tuntas
27. AA 74 Tuntas
28. BB 75 Tuntas
29. CC 76 Tuntas
30. DD 54 Belum Tuntas
31. EE 81 Tuntas
32. FF 85 Tuntas
33. GG 81 Tuntas
34. HH 86 Tuntas
35. II 67 Belum Tuntas
36. JJ 63 Belum Tuntas
37. KK 83 Tuntas
38. LL 64 Belum Tuntas
39. MM 69 Belum Tuntas
40. OO 72 Tuntas
Prosentase Ketuntasan 52,5 %
Nilai KKM 70
63
Lampiran II Lembar Sikap dan Aktivitas Siswa Pra-siklus
Tabel
Gambaran Sikap Siswa
Pra-Tindakan
No. Aspek yang Diamati
Pelaksanaan
SA A CA KA TA
5 4 3 2 1
1 Menempati tempat duduknya masing-
masing.
√
2 Perhatian siswa dalam materi pembelajaran. √
3 Keaktifan dalam mengajukan pertanyaan. √
4 Membagi kelompok dengan tertib. √
5 Peran serta siswa dalam kegiatan kelompok. √
6 Kerja sama siswa dalam menyelesaikan
tugas kelompok.
√
7 Antusiasme siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran.
√
8 Mempunyai keberanian untuk melaporkan
hasil kerja kelompok di depan kelas.
√
9 Siswa secara aktif membuat rangkuman. √
10 Mendengarkan dengan serius ketika guru
menerangkan.
√
11 Melakukan kegiatan sesuai dengan instruksi
guru.
√
12 Mampu membuat kesimpulan secara tepat. √
13 Menyelesaikan tugas kelompok tepat waktu. √
Jumlah Skor 10 0 12 12 1
64
Skor Maksimum 65 52 39 26 13
Rata-rata 35/13 = 2.69
Keterangan:
Kriteria dan kategori rata-rata:
4,1 – 5,0 = Sangat aktif
3.1 – 4,0 = Aktif
2,1 – 3,0 = Cukup aktif
1,1 – 2,0 = Kurang aktif
0,1 – 1,0 = Tidak aktif
Sumber : Observasi Pra-siklus
65
Lampiran III RPP Siklus I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SDN Mangunsari 05
Kelas/semester : IV/II
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Alokasi Waktu : 2 x pertemuan (2x35 menit)
I. Standar Kompetensi
9. Memahami perubahan kenampakan permukaan bumi dan benda langit.
II. Kompetensi Dasar
7. 1 Mendeskripsikan perubahan kenampakan bumi.
III. Indikator Pencapaian Kompetensi
- Siswa mengetahui proses perubahan kenampakan yang terjadi di
permukaan bumi.
- Siswa dapat mengidentifikasi jenis-jenis perubahan kenampakan yang
terjadi di permukaan bumi.
- Siswa dapat mengetahui penyebabnya perubahan kenampakan bumi
IV. Tujuan Pembelajaran
- Siswa dapat mendefinisikan perubahan yang terjadi di permukaan bumi
melalui diskusi dan tanya jawab.
- Siswa dapat mengidentifikasi jenis-jenis perubahan permukaan bumi
berdasarkan artikel yang berkaitan dengan materi.
66
- Siswa dapat menyebutkan dan mengetahui jenis-jenis perubahan
penampakan permukaan bumi.
- Siswa dapat menyebutkan penyebab dan akibat perubahan penampakan
yang terjadi di permukaan bumi dengan benar.
Karakter siswa: Displin, tekun, tanggung jawab, kritis, ingin tahu
V. Materi Ajar
- Artikel mengenai perubahan penampakan permukaan bumi (terlampir)
- Lembar kerja siswa (terlampir)
- Soal-soal latihan (terlampir)
VI. Model Pembelajaran
Pembelajaran berbasis masalah (PBL)
VII. Metode Pembelajaran
- Tanya Jawab
- Diskusi
VIII. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
A. Kegiatan Awal (5 menit)
- Siswa diajak oleh guru untuk menceritakan tentang fenomena-fenoma
alam yang beberapa waktu terakhir terjadi di Indonesia.
“Apa yang kalian mengetahui kejadian alam apa yang beberapa saat ini
terjadi di Indonesia?”
- Siswa diberi pertanyaan apakah mereka pernah pergi ke sungai atau
pantai? Apa saja yang mereka lihat?
B. Kegiatan Inti (55 menit)
1. Eksplorasi
a. Siswa akan melihat video pendek mengenai fenomena perubahan
kenampakan permukaan bumi.
b. Siswa akan memberikan tanggapan singkat mengenai video yang
telah mereka saksikan.
67
2. Elaborasi
a. Siswa dibagi dalam kelompok dan akan menerima sebuah artikel
yang akan mereka diskusikan.
b. Siswa dalam kelompok akan menganalisis artikel tersebut.
c. Kelompok akan maju untuk menyampaikan hasil diskusi mereka.
d. Masing-masing kelompok akan memberikan tanggapan atau
memberikan pertanyaan kepada kelompok yang mempresentasikan
diskusinya.
3. Konfirmasi
a. Guru memberikan tanggapan dan penjelasan singkat tentang materi
perubahan kenampakan bumi.
“Dari presentasi yang sudah kalian dengar dan perhatikan tadi ada
beberapa hal yang perlu kalian catat yaitu….”
C. Kegiatan Penutup (10 menit)
- Dengan bimbingan oleh guru siswa akan mengulas secara singkat
pelajaran yang sudah mereka dapat hari ini.
“Apa yang kalian bisa ceritakan tentang pelajaran hari ini?”
Pertemuan 2
A. Kegiatan Awal (5 menit)
- Siswa diajak oleh guru untuk mengingat kembali materi pembelajaran
hari kemarin.
“Ada yang masih ingat tidak kemarin kita belajar apa?”
- Setelah siswa menjawab pertanyaan guru, siswa dibimbing untuk masuk
ke dalam materi pembelajaran.
B. Kegiatan Inti (55 menit)
1. Eksplorasi
a. Siswa diingatkan kembali dengan masalah-masalah yang mereka
diskusikan kemarin.
68
“Kemarin masalah-masalah apa yang kalian bahas dan diskusikan
dalam kelompok ya?”
2. Elaborasi
a. Siswa dibagi dalam kelompok dan akan menerima sebuah gambar
yang akan mereka diskusikan.
b. Siswa dalam kelompok akan menganalisis gambar tersebut.
c. Kelompok akan maju untuk menyampaikan hasil diskusi mereka.
d. Siswa akan mempraktekan percobaan tentang erosi di pinggir
pantai.
3. Konfirmasi
a. Guru memberikan tanggapan dan penjelasan singkat tentang materi
perubahan kenampakan bumi.
“Dari presentasi yang sudah kalian dengar dan perhatikan tadi ada
beberapa hal yang perlu kalian catat yaitu….”
b. Siswa dan guru menyimpulkan bersama perubahan kenampakan
bumi.
“Jadi kesimpulan apa yang bisa kita dapat dari materi kali ini?”
C. Kegiatan Penutup (10 menit)
- Dengan bimbingan oleh guru siswa akan mengulas secara singkat
pelajaran yang sudah mereka dapat hari ini.
“Apa yang kalian bisa ceritakan tentang pelajaran hari ini?”
- Guru memberikan kesimpulan dari pembelajaran hari ini.
IX. Kisi-kisi Soal
SK KD Indikator No. Soal
9.
Memahami
perubahan
kenampakan
9.1
Mendeskripsikan
perubahan
A. Siswa mengetahui
proses perubahan
kenampakan yang
2,3,4,5
69
permukaan
bumi dan
benda langit.
kenampakan
bumi.
terjadi di
permukaan bumi.
B. Siswa dapat
mengidentifikasi
jenis-jenis
perubahan
kenampakan yang
terjadi di
permukaan bumi.
C. Siswa dapat
mengetahui
penyebabnya
perubahan
kenampakan bumi.
7,8,10
1,6,9
X. Sumber Belajar
- Erlangga kelas IV hal 181-190
- Gembira Sains Kelas 4 hal 163 – 176
- Artikel-artikel
XI. Penilaian
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Instrumen/
Soal
Siswa mengetahui
proses perubahan
kenampakan yang
terjadi di permukaan
bumi.
Tertulis
Kelompok
Tugas
Kelompok
Terlampir
70
Siswa dapat
mengidentifikasi jenis-
jenis perubahan
kenampakan yang
terjadi di permukaan
bumi.
Siswa dapat
mengetahui
penyebabnya
perubahan kenampakan
bumi
Kelompok
Tugas
Kelompok
Tugas
Individu
FORMAT PENILAIAN
NILAI
I Benar x 1 = 10
II 5 x 5 = 25
Total 35+5= 40/4 = 10
71
72
IV. Lampiran RPP Siklus I
Lembar Analisis Siswa
1. Hal-hal penting apa yang bisa kalian dapat dari artikel tersebut?
2. Mengapa hal itu bisa terjadi?
3. Bagaimana solusi kalian untuk mengatasi masalah yang ada dalam artikel
tersebut?
Artikel untuk siswa
Erosi Hulu Brantas Ancam Bendungan Sengguruh
TEMPO.CO, Batu-Lahan pertanian sayuran di kawasan hulu Sungai Brantas longsor
saat musim penghujan. Setiap hektare kawasan menyumbang sekitar 60 meter kubik material
tanah ke aliran sungai itu. "Erosi tanah menyembabkan sedimentasi aliran Sungai Brantas,"
kata Tim Pengelolaan Sumber Daya Air (TKPSDA) Wilayah Sungai Brantas, MH Hudin Sonny,
Kamis, 21 Februari 2013.
Tim menyimpulkan setelah memantau kawasan arboretum, kawasan Taman Hutan
Raya Raden Soerjo dan kawasan hulu sungai. Pemantauan dilakukan oleh Dewan Sumber
Daya Air Jawa Timur, Perum Perhutani, dan TKPSDA wilayah Sungai Brantas. Sedimentasi, kata
Hudin, memenuhi Bendungan Sengguruh, Kepanjen sejauh 50 kilometer dari kawasan hulu
sehingga menganggu pembangkit listrik. Untuk itu, Pemerintah Jawa Timur
direkomendasikan untuk melakukan konservasi kawasan hulu. Menanam pepohonan akan
mengendalikan erosi kawasan hulu sungai.
Tujuannya adalah untuk menyelamatkan sumber air yang mengaliri 14 kota dan
kabupaten di Jawa Timur. Sebagian besar pengairan irigasi pertanian berasal dari aliran sungai
Brantas. Saat kemarau, sekitar 8 ribuan Desa yang mengalami kekeringan. Jika sumber air bisa
diselamatkan, target Pemerintah Provinsi Jawa Timur surplus 5 juta ton beras bisa terpenuhi.
PT Jasa Tirta 1 mencatat sampah di Bendungan Sengguruh, Kabupaten Malang,
mencapai 30 meter kubik per hari. Bahkan, saat musim hujan, sampah meningkat menjadi
200 meter kubik per hari. "Sampah plastik, kasur, kayu batangan, menumpuk," kata juru
bicara Perusahaan Umum Jasa Tirta 1, Tri Hardjono.
Rata-rata setiap tahun total sampah dan sedimen mencapai lima juta kubik.
Sedangkan kemampuan teknis mengeruk sampah dan sedimen hanya sekitar 300 ribu meter
73
kubik per tahun. Keterbatasan peralatan dan lahan penampung sedimen menjadi
penghambat. Selebihnya, sampah mengendap dan mengganggu bendungan.
Dampaknya, produksi pembangkit listrik tenaga air (PLTA) menurun. Awalnya
produksi listrik mencapai 29 megawatt, kemudian turun menjadi sekitar 18 MW per hari. Jika
sedimentasi dan sampah terus berlanjut, bendungan yang diresmikan Presiden Soeharto
pada 23 Maret 1989 itu terancam rusak. Selain memproduksi listrik, Bendungan Sengguruh
juga berfungsi mengendalikan dan menahan sedimen. Tujuannya, untuk menghentikan laju
sedimentasi yang mengancam waduk Sutami. Waduk Sutami yang telah berumur 42 tahun
itu merupakan waduk utama penampung air untuk kepentingan pembangkit listrik, air untuk
industri, irigasi, dan bahan baku air minum.
EKO WIDIANTO
Sumber: http://www.tempo.co/read/news/2013/02/21/058462736/Erosi-Hulu-Brantas-
Ancam-Bendungan-Sengguruh
Erosi Sungai Luk Ulo, Jalur KA Terancam Putus
KEBUMEN (www.beritakebumen.info) - Tak sekadar merusak lahan pertanian, erosi
di sepanjang aliran Sungai Luk Ulo mengancam pemukiman penduduk. Di Desa Kedungwaru,
Kecamatan Karangsambung, Kebumen sedikitnya 11 rumah warga nyaris ditelan erosi yang
terjadi di sungai tersebut. Longsor juga mengancam rel kereta api yang melintasi sungai
tersebut.Jika hal itu terjadi jalur KA Surabaya-Jakarta yang melalui Yogyakarta akan terputus.
Bahkan tiga rumah warga di Dusun Krajan yakni milik Ralim, Mad Sukardi, dan Ny Kambari
sudah dalam kondisi kritis. Pasalnya jarak bangunan dengan tebing sungai tinggal satu meter.
Sedangkan delapan rumah lain yakni milik Ladin, Masinem, Mad Suwarta, San Wardi,
Asmawikrama, Ali Ismun, Mad Sudarjo, dan Watin juga semakin mendekati tebing.
Kepala Desa Kedungwaru Supraptono AMd membenarkan semakin parahnya erosi
yang terjadi di Sungai Luk Ulo di desanya. Apalagi pada musim hujan seperti saat ini tebing
sungai terus berguguran akibat tergerus aliran air saat banjir. "Yang jelas, kalau hujan warga
menjadi was-was. Pada malam hari, perangkat desa piket untuk mengantisipasi jika terjadi
sesuatu yang tidak diinginkan," ujarnya di sela-sela meninjau lokasi erosi, Rabu (28/11).
Didampingi Sekretaris Desa Syamsul Bahri dan Kaur Pembangunan Siswoyo, dia
menambahkan, yang bisa dilakukan oleh pemerintah desa ialah penanganan jangka pendek.
Yakni dengan menggerakkan warga untuk gotong royong memasang patok bambu sebagai
upaya mencegah terus meluasnya erosi. Pihaknya juga telah mengusulkan penanganan
jangka panjang kepada Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) Yogyakarta melalui
Balai PSDA Progo Bogowonto Luk Ulo (Probolo) Kutoarjo.
74
"Beberapa waktu lalu sudah ditinjau, namun belum ada informasi bagaimana tindaklanjut
penanganannya," imbuhnya.
Paku Bumi
Menurut dia, penanganan erosi tidak cukup dengan dibronjong, melainkan dengan
pembangunan paku bumi. Selain itu, juga perlu pengembalian arus sungai ke lokasi semula.
Sebab, saat ini, aliran sungai Luk Ulo telah bergeser jauh hingga lebih dari 300 meter. Untuk
menangani Sungai Luk Ulo perlu melibatkan tiga desa di tiga kecamatan yakni Desa
Kedungwaru, Kecamatan Karangsambung, Desa Peniron, Kecamatan Pejagoan dan Desa
Karangrejo, Kecamatan Karanggayam.
"Memang semua pihak harus duduk bersama untuk mengatasi permasalahan ini,"
tandasnya. Sekdes Syamsul Bahri membenarkan bergesernya aliran Sungai Luk Ulo. Jika
dahulu jarak rumah penduduk dengan tebing sungai lebih dari 300 meter, saat ini ada yang
tinggal satu meter. Dari perhitungan, lebih dari lima hektare lahan pertanian milik warga Desa
Kedungwaru yang sudah berubah menjadi sungai. "Dahulu kami masih membayar pajak,
tetapi setelah pengukuran Sismiop (Sistem Manajemen Informasi Objek Pajak-red), tanah
tersebut sudah tidak dihitung lagi," ujarnya.
Sementara itu, di Kelurahan Panjer, setidaknya 15 rumah juga terancam longsor.
Sejumlah rumah dan satu mushala sudah hilang terbawa longsor. Pada bagian lain,
penambangan pasir di sepanjang Sungai Luk Ulo semakin tak terkendali. Meski dilarang,
sebagian besar penambangan tersebut dilakukan dengan mesin sedot pasir. Ironisnya,
tingginya kebutuhan pasir salah satunya untuk memenuhi kebutuhan proyek pemerintah.
Seperti pembangunan pasar tradisional, gedung perkantoran, hingga gedung sekolah. (J19-
45/suaramerdeka)
SUMBER:http://www.beritakebumen.info/2012/11/erosi-sungai-luk-ulo-jalur-ka-
terancam.html#ixzz2vtU04bSA
Tanjung Benoa Terancam Tenggelam karena Erosi Air laut
Denpasar, Bali (beritadewata.com) - Pemprov Bali diminta melakukan kajian teknis
untuk menyelematkan kawasan Tanjung Benoa yang kini posisinya dinilai lebih rendah dari
permukaan laut. Selain rehabilitasi Pulau Pudut, reklamasi juga bisa menjadi alternatif asalkan
memenuhi persyaratan dari berbagai aspek.
Harapan itu disampaikan sejumlah tokoh masyarakat Tanjung Benoa saat bertemu
Gubernur yang diwakili Wagub Ketut Sudikerta, Jumat ( 11/10/2013 ). Sejumlah tokoh
masyarakat Tanjung Benoa yang datang diantaranya Bendesa Pakraman Tanjung Benoa
75
Nyoman Wana Putra, Kertha Desa Wayan Ranten, Ketua LPM Wayan Darma. Selain itu hadir
pula DR.Ketut Sukada dan Nyoman Parek Sumerta selaku tokoh masyarakat.
Wayan Ranten selaku pemuka masyarakat memaparkan kondisi umum Tanjung
Benoa yang belakangan ramai dibicarakan karena terkait dengan wacana reklamasi. "Hampir
tiap hari wilayah kami naik di media," ujarnya. Terlepas dari wacana reklamasi yang
mengundang pro dan kontra, Ranten ingin membuka wawasan semua pihak tentang kondisi
riil kawasan Tanjung Benoa. Menurut dia, tanah kelahirannya itu kini terancam tenggelam
karena erosi air laut. Menurut kacamatanya sebagai orang awam, hal itu dipicu oleh kegiatan
pendalaman alur pelabuhan oleh PT Pelindo dan juga reklamasi Pulau Serangan. "Pihak
Pelindo beberapa kali melakukan pendalaman alur dan reklamasi terbatas untuk peningkatan
kapasitas pelabuhan. Serangan juga posisinya lebih tinggi dari wilayah kami," urainya.
Kondisi ini mengakibatkan kawasan Tanjung Benoa rentan erosi, bahkan bisa
tenggelam jika dibiarkan. Salah satu bukti, kata Ranten, Pulau Pudut yang dulunya cukup luas,
belakangan makin mengecil. Terkait dengan kondisi ini, Ranten dan pemuka masyarakat
lainnya minta Pemprov Bali melakukan kajian lebih mendalam untuk menyelamatkan Tanjung
Benoa. "Kalau yang lain bisa reklamasi, kenapa kami mau hanya jadi ‘korban’," tandasnya. Dia
juga minta agar pihak-pihak yang tidak tahu betul tentang Tanjung Benoa, jangan asal bicara
di media dan memperkeruh suasana. Hal itu dikhawatirkan akan menggangu ketentraman
masyarakat setempat.
Hal senada juga disampaikan Jero Bendesa Wana Putra. Sependapat dengan Ranten,
dia mengharapkan Pemprov Bali melakukan kajian untuk penyelamatan Tanjung Benoa.
"Apapun solusinya nanti, kami harapkan yang terbaik serta berdampak positif bagi Tanjung
Benoa dan masyarakat setempat," tambahnya.
Wagub Sudikerta memahami aspirasi yang disampaikan tokoh masyarakat Tanjung
Benoa. Menurutnya, semua masyarakat tentunya ingin sejajar dan punya hak yang sama
dengan yang lain. “Tentunya tak ada yang mau berada dalam posisi menjadi ‘korban’,”
ujarnya.
Terkait wacana reklamasi, dia minta semua pihak melihat jauh ke depan dan
menyikapinya dengan jernih. "Jangan selalu tendensius hanya karena kepentingan tertentu,"
ujarnya. Sesuai dengan harapan masyarakat setempat, pihaknya akan melaporkan ke
Gubernur untuk selanjutnya dilakukan kajian lebih konkrit. "Jauhkan dulu politik, kita lakukan
kajian yang benar-benar konkrit dari berbagai aspek," tandasnya. Dia berharap akan ada
solusi terbaik untuk penyelamatan kawasan Tanjung Benoa.
Sumber :
http://www.beritadewata.com/Sosial_Politik/Pemda/Tanjung_Benoa_Terancam_Tenggela
m_karena_Erosi_Air_laut.html
76
Perubahan Iklim, Pencairan Gletser Meluas di Alpen
Mencairnya gletser di pegunungan Alpen akan membanjiri dan merusak pemukiman
penduduk, berisiko merenggut nyawa manusia.
Efek perubahan iklim dan pemanasan global seperti bumerang bagi manusia. Dampak
perubahan iklim yang begitu nyata dampaknya terlihat di daerah pegunungan. Seperti
fenomena mencairnya gletser di pegunungan Alpen, Swiss.
Suhu pada abad ke-20 di Alpen meningkat dua kali dari rata-rata suhu global. Hingga
hari ini gletser di Swiss menyusut rata-rata hampir 10 meter per tahun. Terlebih lagi, dengan
intensitas hujan yang lebih banyak dan angin lebih kuat di negara tersebut.
Dua gletser besar menjulang di atas pegunungan Alpen yaitu Aletsch dan Fiescher.
Dua gletser ini menjadi teror tersendiri bagi warga yang tinggal di bawah pegunungan. Ketika
potongan gletser Aletsch jatuh lalu masuk ke dalam Danau Märjelen yang terletak di antara
dua gletser, maka danau tersebut akan meluap. Diperkirakan sekitar 10 juta meter kubik air
akan mengalir menyusuri lembah di bawahnya.
Dengan volume air yang sebanyak itu tentunya akan membanjiri dan merusak
pemukiman penduduk, bahkan dapat merenggut nyawa mereka. Para penduduk yang
tergolong warga miskin ini tidak memiliki pilihan lain selain membangun kembali hunian
mereka.
Gletser ini mulai surut pada 1860-an dan terus menyusut hingga hari ini. Gletser
Aletsch saat ini memiliki panjang sekitar 21 kilometer dengan kedalaman sekitar 900 meter.
Kondisi ini telah meyusut sebesar lima kilometer pada panjang dan kedalamannya berkurang
200 meter sejak tahun 1864.
"Kita berdoa agar es surut dan doa kita kita terkabul," Herbert Volken pemandu
gunung dan walikota Conches, sebuah distrik yang meliputi Fiesch.
Tidak jauh dari kota Fiesch, terdapat Gletser Giesen di mana telah terdapat celah
raksasa dan berisiko runtuh. Seandainya gletser tersebut runtuh maka akan mengenangi
desa-desa yang ada di bawahnya.
Mungkin tidak terpikir bagi kita bahwa ketika sepotong gletser mencair dapat
mengubah posisi wilayah sebuah negara. Di Zermat, akibat pergesaran gletser maka
pemerintah Swiss dan Italia harus melakukan negoisasi perbatasan wilayah mereka.
Dampak perubahan iklim pada akhirnya dirasakan luas lagi. Karena Gletser Aletsch
dan Fiescher dan beberapa gletser kecil lainnya merupakan sumber dari sungai Rhone, yang
merupakan salah satu sungai penting di Eropa. Jika terjadi gletser tersebut mencair secara
berlebihan maka bukan tidak mungkin akan berdampak pada hampir seluruh wilayah Eropa.
77
Hanspeter Holzhäuser, ahli geografi yang mempelajari sejarah gletser di University of
Bern, Jerman, mengungkapkan, panjang Gletser Aletsch berkurang sekitar 23 meter dalam
satu tahun. Ia menganalisa peristiwa fluktuasi gletser selama ribuan tahun menggunakan
catatan sejarah yang ada. Dengan menganalisa inti es, fosil tanah, dan kayu-kayu yang
terperangkap di dalamnya, ia menyimpulkan bahwa kebanyakan dipengaruhi oleh variasi
iklim.
Warga di sekitar pegunungan Alpen memiliki prosesi khusus untuk mencegah gletser
mencair. Mereka mendaki ke puncak gunung menuju gereja kecil yang berada di pegunungan,
lalu mereka memanjatkan doa guna mencegah meluasnya pencairan gletser.
Meski demikian, warga sekitar juga mengalami dilema. Sebab, jika gletser tidak
mencair maka mereka harus menanggung risiko mengenai kurangnya ketersediaan air
minum, energi, pakan ternak dan air untuk mencegah kebakaran hutan.
Masalah lain akibat berkurang gletser yang mencair dapat berdampak pada
berkurangnya jumlah wistawan yang merupakan sumber utama pendapatan daerah. Terlebih
saat ini mereka tengah mengencangkan ikat pinggang karena resesi dan krisis ekonomi yang
menimpa zona euro.
(Umi Rasmi. Sumber: National Geographic News)
Polisi Tetapkan 24 Tersangka Pembakar Hutan Riau
TEMPO.CO, Pekanbaru - Kepolisian Daerah Riau menetapkan 24 tersangka pembakar
lahan di sejumlah wilayah di Riau, Selasa, 25 Februari 2014. Namun sejauh ini belum ada
tersangka yang berasal dari perusahaan.
"Semua tersangka saat ini ditangani kepolisian resor setempat untuk pemeriksaan,"
kata Kepala Bidang Humas Polda Riau Ajun Komisaris Besar Guntur Aryo Tejo kepada Tempo
hari ini. Menurut Guntur, kebanyakan tersangka tertangkap tangan saat membakar lahan
untuk dijadikan perkebunan. Namun lahan yang dibakar itu justru merembet ke lahan lainnya
sehingga api terus meluas.
Dalam kasus pembakaran lahan ini, kata Guntur, Polres Indragiri Hilir dan Polres
Meranti masing-masing menangani dua tersangka. Adapun Polresta Pekanbaru, Polres Siak,
dan Polres Dumai masing-masing menangani satu tersangka. Sedangkan Polres Pelalawan
menangani empat tersangka, Polres Bengkalis menahan delapan tersangka, dan Polres Rokan
Hilir memproses lima tersangka.
78
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Pekanbaru menyebutkan
satelit Terra dan Aqua mendeteksi 145 titik api di Riau. Jumlah ini menurun drastis dibanding
hari sebelumnya, 1.234 titik api. "Titik api tersebut menurut pantauan satelit pukul 05.00 pagi
tadi," kata analis dari BMKG Pekanbaru, Ardhitama, kepada Tempo. (Baca juga: Pekanbaru
Berasap, 2 Pesawat Dialihkan ke Batam)
Menurut Ardhitama, titik api terbanyak masih terdapat di Bengkalis, yaitu 117 titik,
lalu disusul Dumai (16), Rokan Hilir (10), Meranti (1), dan Pelalawan (1). Dia memperkirakan
wilayah Riau masih diliputi cuaca cerah berawan disertai kabut asap. "Potensi hujan minim,"
ujarnya.
Sumber: http://www.tempo.co/read/news/2014/02/25/058557390/Polisi-Tetapkan-24-
Tersangka-Pembakar-Hutan-Riau
Kabut Asap, Jarak Pandang di Pontianak 50-100 Meter
PONTIANAK, KOMPAS.com - Jarak pandang di Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan
Barat, Kamis, sekitar pukul 07.00 WIB hanya berkisar 50-100 meter akibat kabut asap sisa
terbakarnya lahan gambut yang sudah terjadi sejak dua pekan terakhir.
"Saya harus ekstra hati-hati ketika mengendarai sepeda motor saat mau pergi kerja," kata
Harun salah seorang warga Kecamatan Pontianak Utara, Kamis (6/2/2014).
Menurut dia, kabut asap yang menyelimuti Pontianak sejak beberapa hari terakhir
sangat tebal sehingga sangat mengganggu saat mengendarai kendaraan bermotor, baik roda
dua maupun roda empat. "Mudah-mudahan hujan cepat turun sehingga bisa mengurangi
kabut asap, akibat terbakarnya lahan gambut baik di Kota Pontianak maupun di sekitarnya
saat ini," kata Harun. Harun berharap pemerintah maupun pihak kepolisian menindak tegas
pelaku pembakaran lahan yang menyebabkan kabut asap tebal seperti sekarang. "Harus ada
tindakan tegas bagi pembakar lahan, agar bisa memberikan efek jera, kalau tidak maka
permasalahan kabut asap akan terjadi setiap musim kemarau," ujarnya.
Sementara itu, Pemerintah Kota Pontianak melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
kota setempat meliburkan aktivitas sekolah mulai Kamis (6/2/2014) hingga Selasa
(11/2/2014), sebagai dampak dari semakin tebalnya kabut asap sehingga berbahaya bagi
kesehatan.
Diliburkannya aktivitas belajar dan mengajar di sekolah berdasarkan surat dari Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pontianak No. 800/0281/TU-Kepeg/2014 tanggal 5 Februari
2014, perihal anak belajar di rumah mengingat kabut asap dan cuaca yang kurang
mendukung, sehingga para siswa diliburkan.
79
Sejumlah sekolah melalui surat pemberitahuan yang ditujukan ke pihak orang tua,
meliburkan aktivitas belajar selama lima hari, sesuai surat yang dikeluarkan Dinas Pendidikan
Kota Pontianak itu. Dalam surat itu, para siswa dan siswi SD diminta belajar di rumah sebagai
gantinya.
Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Pontianak Imran menyatakan, Indeks Standar
Pencemaran Udara (ISPU) di kota itu, mulai dari kategori tidak sehat hingga berbahaya bagi
kesehatan manusia.
"Udara mulai dari siang hingga malam hari masuk kategori sangat tidak sehat,
kemudian mulai pukul 00.30 WIB hingga pukul 02.00 dinihari kategori berbahaya bagi
kesehatan manusia," katanya.
Sumber:
http://regional.kompas.com/read/2014/02/06/0808059/Kabut.Asap.Jarak.Pandang.di.Ponti
anak.50-100.Meter
Gambar-gambar
80
Lampiran V Lembar Evaluasi Siswa Siklus I
Nama : _______________
Kelas : _______________
Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan menyilang huruf a, b, c atau d.
1. Penyebab utama terjadinya peristiwa pasang surut di bumi adalah adanya gaya
tarik ….
a. bulan c. planet
b. bumi d. bintang
2. Pada siang hari, bumi tampak terang karena….
a. bumi dekat dengan matahari
b. bumi tidak terhalang bulan
c. bumi lebih besar daripada matahari
d. bumi mendapat cahaya dari matahari
3. Pada malam hari, bumi tampak gelap karena….
a. bumi jauh dari matahari
b. bumi terhalang oleh bulan
c. bumi tidak mendapat cahaya matahari
d. bumi lebih kecil daripada matahari
4. Matahari tampak terbit di sebelah….
a. timur c. selatan
b. utara d. barat
5. Matahari tampak terbenam di sebelah….
a. timur c. selatan
b. utara d. barat
6. Yang mengakibatkan erosi di pantai adalah….
a. arus laut c. gelombang air laut
b. angin d. hujan
7. Es yang bergerak perlahan-lahan di suatu lembah disebut….
81
a. glester c. longsoran
b. rayapan d. salju
8. Hal yang bukan diakibatkan oleh erosi adalah….
a. hilangnya lapisan tanah yang mengandung humus.
b. air sungai keruh
c. tanah menjadi subur
d. banjir
9. Jika hutan terbakar akan menganggu penerbangan pesawat karena….
a. mesin pesawat akan rusak
b. oksigen menjadi berkurang
c. tanah menjadi gundul
d. asap yang timbul akan menganggu penglihatan
10. Daerah yang sangat besar kemungkinannya terjadi erosi oleh angin adalah….
a. hutan c. persawahan
b. padang rumput d. padang pasir
II. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar!
1. Menurut kalian proses erosi di laut atau di sungai yang lebih cepat? Mengapa
demikian? Berikan alasan kalian!
Jawab:…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………
2. Apa yang kalian ketahui tentang air pasang dan air surut?
Jawab:…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………
3. Menurut kalian apa yang mengakibatkan air di sungai menjadi keruh setelah
terjadi erosi? Jelaskan!
82
Jawab:…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
4. Apa yang bisa di lakukan untuk mencegah erosi di sungai atau di pantai?
Jawab:…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………
5. Menurut kalian apa kerugian yang bisa kalian dapatkan ketika terjadi
kebakaran hutan?
Jawab:………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
83
Lampiran VI Hasil Belajar Siswa Siklus I
Tabel
Gambaran Hasil Belajar Siswa
Siklus I
No Nama Nilai Ketuntasan KKM
1. A 57.5 Belum Tuntas
2. B 57.5 Belum Tuntas
3. C 30 Belum Tuntas
4. D 70 Tuntas
5. E 77.5 Tuntas
6. F 35 Belum Tuntas
7. G 97.5 Tuntas
8. H 87.5 Tuntas
9. I 77.5 Tuntas
10. J 70 Tuntas
11. K 92.5 Tuntas
12. L 85 Tuntas
13. M 95 Tuntas
14. N 85 Tuntas
15. O 65 Belum Tuntas
16. P 52.5 Belum Tuntas
17. Q 60 Belum Tuntas
18. R 100 Tuntas
19. S 95 Tuntas
20. T 77.5 Tuntas
21. U 55 Belum Tuntas
22. V 77.5 Tuntas
84
Sumber: Hasil Pengamatan Siklus I
23. W 82.5 Tuntas
24. X 62.5 Belum Tuntas
25. Y 42.5 Belum Tuntas
26. Z 92.5 Tuntas
27. AA 87.5 Tuntas
28. BB 57.5 BelumTuntas
29. CC 92.5 Tuntas
30. DD 47.5 Belum Tuntas
31. EE 60 Belum Tuntas
32. FF 100 Tuntas
33. GG 97.5 Tuntas
34. HH 100 Tuntas
35. II 90 Tuntas
36. JJ 62.5 Belum Tuntas
37. KK 85 Tuntas
38. LL 75 Tuntas
39. MM 85 Tuntas
40. OO 85 Tuntas
Prosentase Ketuntasan 65 %
Nilai KKM 70
85
Lampiran VII Lembar Aktivitas dan Sikap Siswa Siklus I
Tabel
Gambaran Sikap Siswa
Siklus I
No. Aspek yang Diamati
Pelaksanaan
SA A CA KA TA
5 4 3 2 1
1 Menempati tempat duduknya masing-
masing.
√
2 Perhatian siswa dalam materi
pembelajaran.
√
3 Keaktifan dalam mengajukan
pertanyaan.
√
4 Membagi kelompok dengan tertib. √
5 Peran serta siswa dalam kegiatan
kelompok.
√
6 Kerja sama siswa dalam menyelesaikan
tugas kelompok.
√
7 Antusiasme siswa dalam mengikuti
proses pembelajaran.
√
8 Mempunyai keberanian untuk
melaporkan hasil kerja kelompok di
depan kelas.
√
9 Siswa secara aktif membuat rangkuman. √
10 Mendengarkan dengan serius ketika
guru menerangkan.
√
86
11 Melakukan kegiatan sesuai dengan
instruksi guru.
√
12 Mampu membuat kesimpulan secara
tepat.
√
13 Menyelesaikan tugas kelompok tepat
waktu.
√
Jumlah Skor 5 24 18 0 0
Skor Maksimum 65 52 39 26 13
Rata-rata 47/13 = 3,61
Keterangan :
Kriteria dan kategori rata-rata:
4,1 – 5,0 = Sangat aktif
3.1 – 4,0 = Aktif
2,1 – 3,0 = Cukup aktif
1,1 – 2,0 = Kurang aktif
0,1 – 1,0 = Tidak aktif
Sumber: Hasil Pengamatan Siklus I
87
Lampiran VIII Hasil Validitas Siklus I
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
VAR00001 12.3250 10.379 .172 .641
VAR00002 12.1250 10.317 .325 .627
VAR00003 12.3750 10.599 .090 .652
VAR00004 12.2000 10.472 .188 .639
VAR00005 12.2500 9.782 .421 .613
VAR00006 12.3250 10.635 .087 .651
VAR00007 12.5500 10.203 .209 .637
VAR00008 12.3000 9.703 .419 .611
VAR00009 12.1750 11.122 -.055 .662
VAR00010 12.2250 10.640 .112 .647
VAR00011 12.5000 10.000 .272 .629
VAR00012 12.4750 9.897 .307 .624
VAR00013 12.3000 9.856 .363 .618
VAR00014 12.4000 9.682 .389 .614
VAR00015 12.6750 10.481 .137 .645
VAR00016 12.2500 10.397 .190 .639
VAR00017 12.4750 10.512 .110 .650
VAR00018 12.2750 9.948 .342 .621
VAR00019 12.4250 9.943 .296 .626
VAR00020 12.3750 10.035 .274 .629
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.646 20
88
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
VAR00002 5.7000 4.831 .226 .641
VAR00005 5.8250 4.456 .339 .621
VAR00008 5.8750 4.317 .386 .611
VAR00011 6.0750 4.584 .201 .651
VAR00012 6.0500 4.408 .289 .632
VAR00013 5.8750 4.420 .328 .623
VAR00014 5.9750 4.487 .259 .638
VAR00018 5.8500 4.490 .304 .628
VAR00019 6.0000 4.205 .400 .606
VAR00020 5.9500 4.203 .415 .603
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.650 10
89
Lampiran IX RPP Siklus II
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SD Mangunsari 05
Kelas/semester : IV/II
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Alokasi Waktu : 1 x pertemuan (2x35 menit)
I. Standar Kompetensi
9. Memahami perubahan kenampakan permukaan bumi dan benda langit.
II. Kompetensi Dasar
9. 2 Mendeskripsikan posisi bulan dan kenampakan bumi dari hari ke hari
III. Indikator Pencapaian Kompetensi
- Siswa mengetahui benda-benda langit yang ada di sekitar mereka.
- Siswa dapat mengidentifikasi jenis-jenis perubahan kenampakan yang
terjadi di di langit.
- Siswa dapat mengetahui penyebabnya perubahan kenampakan benda-benda
langit.
IV. Tujuan Pembelajaran
- Siswa dapat mendefinisikan perubahan kenampakan benda-benda di langit
dengan diskusi dan tanya jawab.
- Siswa dapat mengidentifikasi jenis-jenis penampakan benda-benda langit
berdasarkan artikel yang berkaitan dengan materi.
- Siswa dapat menyebutkan dan mengetahui jenis-jenis perubahan
penampakan benda-benda di langit.
- Siswa mengetahui proses perubahan posisi benda-benda langit dengan
benar.
90
Karakter siswa: Displin, tekun, tanggung jawab, kritis, ingin tahu
V. Materi Ajar
- Artikel mengenai perubahan penampakan benda-benda langit (terlampir)
- Lembar kerja siswa (terlampir)
- Soal-soal latihan (terlampir)
VI. Model Pembelajaran
Pembelajaran berbasis masalah (PBL)
VII. Metode Pembelajaran
- Tanya Jawab
- Diskusi
VIII. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan I
A. Kegiatan Awal (5 menit)
- Siswa di ajak oleh guru untuk menjawab apa cita-cita atau keinginan
mereka ketika sudah dewasa nanti? “Apa cita-cita kalian besok? Ada
yang mau menjadi seorang astronot?”
B. Kegiatan Inti (45 menit)
1. Eksplorasi
a) Siswa akan melihat video pendek mengenai benda-benda langit.
b) Siswa akan memberikan tanggapan singkat mengenai video yang
telah mereka saksikan.
2. Elaborasi
a) Siswa dibagi dalam kelompok dan akan menerima sebuah artikel
yang akan mereka diskusikan.
b) Siswa dalam kelompok akan menganalisis artikel tersebut.
c) Kelompok akan maju untuk menyampaikan hasil diskusi mereka.
d) Selama proses presentasi kelompok lain juga akan
menyampaikan pertanyaan dengan guru sebagai moderatornya.
e) Setelah selesai presentasi guru bersama dengan siswa akan
91
mendiskusikan hasil presentasi dan kesimpulan yang didapat.
3. Konfirmasi
a) Guru memberikan tanggapan dan penjelasan singkat tentang
materi benda langit. “Dari presentasi yang sudah kalian dengar
dan perhatikan tadi ada beberapa hal yang perlu kalian catat
yaitu….”
C. Kegiatan Penutup (10 menit)
a) Dengan bimbingan oleh guru siswa akan mengulas secara singkat
pelajaran yang sudah mereka dapat hari ini.
“Apa yang kalian bisa ceritakan tentang pelajaran hari ini?”
b) Guru memberikan kesimpulan dari pembelajaran hari ini.
Pertemuan II
A. Kegiatan Awal (5 menit)
- Guru mengingatkan siswa tentang pelajaran dipertemuan sebelumnya.
“Ada yang masih ingat dengan pelajaran kita di hari kemarin?”
- Siswa menceritakan secara singkat tentang apa yang sudah mereka
pelajari dipertemuan sebelumnya.
B. Kegiatan Inti (45 menit)
1. Eksplorasi
a. Siswa akan melihat video pendek mengenai benda-benda langit.
b. Siswa akan memberikan tanggapan singkat mengenai video yang
telah mereka saksikan.
2. Elaborasi
a. Siswa dibagi dalam kelompok dan akan menerima sebuah
gambar posisi bulan yang akan mereka diskusikan.
b. Siswa dalam kelompok mempraktekan posisi bulan dan bentuk
bulan.
92
c. Selama proses diskusi guru akan membimbing dengan
memberikan beberapa pertanyaan yang merangsang siswa
dalam praktek tersebut.
d. Selama proses presentasi kelompok lain juga akan
menyampaikan pertanyaan dengan guru sebagai moderatornya.
e. Setelah selesai presentasi guru bersama dengan siswa akan
mendiskusikan hasil presentasi dan kesimpulan yang didapat.
3. Konfirmasi
a. Guru memberikan tanggapan dan penjelasan singkat tentang
materi benda langit.
“Dari presentasi yang sudah kalian dengar dan perhatikan tadi
ada beberapa hal yang perlu kalian catat yaitu….”
C. Kegiatan Penutup (10 menit)
a. Dengan bimbingan oleh guru siswa akan mengulas secara singkat
pelajaran yang sudah mereka dapat hari ini.
“Apa yang kalian bisa ceritakan tentang pelajaran hari ini?”
b. Guru memberikan kesimpulan dari pembelajaran hari ini.
IX. Kisi-kisi Soal
SK KD Indikator No. Soal
9.Memahami
perubahan
kenampakan
permukaan
bumi dan
benda langit.
9.2
Mendeskripsikan
posisi bulan dan
kenampakan bumi
dari hari ke hari
- Siswa mengetahui
benda-benda langit
yang ada di sekitar
mereka.
- Siswa dapat
mengidentifikasi
jenis-jenis
perubahan
1, 6, 10
2, 5, 8
93
kenampakan yang
terjadi di di langit.
- Siswa dapat
mengetahui
penyebabnya
perubahan
kenampakan
benda-benda
langit.
3, 4, 7, 9
X. Sumber Belajar
- Erlangga kelas IV hal 181-190
- Gembira Sains Kelas 4 hal 163 – 176
- Bola pingpong
- Senter
XI. Penilaian
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Instrumen/
Soal
- Siswa mengetahui
benda-benda langit
yang ada di sekitar
mereka.
- Siswa dapat
mengidentifikasi
jenis-jenis perubahan
Tertulis
Kelompok
Tugas
Kelompok
Tugas
Kelompok
Terlampir
94
FORMAT PENILAIAN
NILAI
I Benar x 1 = 10
II 5 x 5 = 25
Total 35+5= 40/4 = 10
kenampakan yang
terjadi di di langit.
- Siswa dapat
mengetahui
penyebabnya
perubahan
kenampakan benda-
benda langit.
Kelompok Tugas
Individu
95
96
X. Lampiran RPP Siklus II
Lembar Analisis Siswa
1. Hal-hal penting apa yang bisa kalian dapat dari artikel tersebut?
2. Mengapa hal itu bisa terjadi?
3. Bagaimana solusi kalian untuk mengatasi masalah yang ada dalam artikel
tersebut?
Artikel untuk siswa
Seberapa Jauh Bulan Dari Bumi?
Astronesia-Bulan bumi adalah obyek paling terang di langit malam dan merupakan objek
angkasa paling dekat dengan Bumi.Kehadiran dan kedekatannya mungkin memainkan peran
besar dalam terbentuknya kehidupan di Bumi.Tarikan gravitasi bulan menstabilkan goyangan
bumi pada porosnya, dan mengarahkan Bumi ke iklim yang stabil.
Orbit bulan mengelilingi bumi berbentuk elips. Pada perigee - posisi terdekatnya - bulan
datang sedekat 225.623 mil (363.104 kilometer).Pada apogee - posisi terjauhnya - Bulan akan
berada pada jarak 252.088 mil (405.696 km) dari Bumi.Sementara jarak rata-rata Bulan dan
Bumi adalah sekitar 238.855 mil (384.400 km).
Namun, saat ini bulan bergerak menjauh dari Bumi dengan kecepatan sekitar 1,5 inci (4 cm)
per tahun.
Bulan berada dalam rotasi sinkron dengan Bumi.Dengan kata lain, bulan berputar pada
porosnya dalam jumlah waktu yang sama yang diperlukan untuk berputar di sekitar Bumi - 27
hari 8 jam, yang disebut bulan sidereal.Jadi kita selalu melihat sisi yang sama dari bulan, tidak
ada "sisi gelap bulan."Sebuah kalender bulan atau disebut juga bulan synodic, adalah waktu
yang diperlukan untuk bulan untuk menyelesaikan sebuah siklus bulan dari bulan purnama ke
bulan purnama lagi.Sebuah kalender Bulan berkisar 29 hari 13 jam. Kalender Bulan juga
dikenal sebagai kalender Hijriyah bagi kita yang Muslim.
Misi Apollo memerlukan waktu 3 hari untuk sampai di Bulan. Tapi perjalanan tercepat ke
bulan di lakukan oleh New Horizons probe yang melesat melewati bulan hanya dalam 8 jam
35 menit dalam perjalanan ke Pluto.
Sumber : Space.com
97
Puncak Siklus Matahari Terlemah
Kamis, 18 Juli 2013 | 17:56 WIB
KOMPAS.com - Tahun ini adalah puncak siklus ke-24 dari siklus 11 tahunan Matahari. Puncak
siklus ditandai banyaknya bintik Matahari (sunspot).
Bintik Matahari adalah daerah yang lebih gelap di permukaan Matahari sebagai hasil interaksi
plasma Matahari dan medan magnetnya.
Bintik itu merupakan asal lidah Matahari (flare) yang melontarkan partikel bermuatan dan
bisa berdampak pada Bumi, seperti rusaknya satelit, terganggunya jaringan listrik dan
telekomunikasi radio, hingga munculnya aurora.
Ternyata, siklus ke-24 yang dimulai tahun 2011, hingga kini tidak menunjukkan penambahan
jumlah bintik Matahari berarti.
”Ini merupakan aktivitas puncak siklus terlemah yang pernah teramati dalam 100 tahun
terakhir,” kata David Hathaway, peneliti dari Pusat Penerbangan Antariksa Marshall, Badan
Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat, seperti dikutip Space.com, Jumat (12/7/2013).
Peneliti Observatorium High Altitude, Colorado, AS, Giuliana de Toma, mengatakan, bintik
Matahari yang teramati tahun ini terletak di area yang sama dengan bintik Matahari yang
muncul selama puncak siklus Matahari sebelumnya.
Melemahnya puncak siklus Matahari cocok dengan pola memudarnya siklus Matahari setiap
100 tahun sekali. Kondisi serupa terjadi pada awal abad ke-19 dan ke-20. Para ilmuwan perlu
menggali dan menguji pengetahuan tentang kerja Matahari untuk memprediksi kekuatan
siklus Matahari pada masa depan. (M ZAID WAHYUDI/KOMPAS)
Malam Ini, Bulan Jadi Merah Darah
Diperkirakan, fenomena total lunar eclipse ini baru akan terjadi lagi pada April 2014.
VIVAnews - Sebelum pergi tidur malam ini, jangan lupa tengok ke langit. Sebuah gerhana
bulan total akan terjadi pada Sabtu, 10 Desember ini mulai sekitar pukul 12.45GMT atau 19.45
WIB. Anda yang beruntung akan melihat bulan menjadi lebih besar dan berubah warna
menjadi merah darah.
Gerhana bulan total (total lunar eclipse) terjadi saat Bumi melintas tepat di antara Matahari
dan Bulan dan membuatnya tertutup sama sekali oleh bayangan.
98
Fenomena itu akan terlihat dari sebagian kawasan di Amerika Utara. Mereka yang tinggal di
Kanada dan Amerika Serikat merupakan orang yang beruntung karena berada di posisi yang
paling tepat. Namun pemandangan ini juga bisa dinikmati dengan baik oleh mereka yang
tinggal di Alaska, Hawaii, Australia, Selandia Baru, Asia Tengah dan Asia Timur.
“Tak hanya menjadi berwarna merah, Bulan juga akan tampak lebih besar karena ilusi bulan,”
kata ilmuwan NASA, seperti dikutip dari Space, 10 Desember 2010. “Namun demikian
penyebabnya belum bisa dipahami betul oleh astronom,” ucapnya.
Kenyataannya, Bulan tidak membesar, hanya otak manusia yang melihatnya secara berbeda.
Sayangnya, mereka yang tinggal di kawasan barat Amerika Serikat saja yang akan dapat
melihat fenomena bulan membesar tersebut.
Khusus untuk warna merah yang dimunculkan oleh bulan, sebut juru bicara NASA,
penyebabnya adalah lapisan udara berdebu yang mengelilingi planet Bumi yang
menyebabkan memantulnya sinar matahari. “Ia memenuhi kegelapan di balik Bumi dengan
warna tersebut,” ucapnya.
Tergantung lokasi atau kondisi atmosfer saat gerhana bulan tersebut, Anda dapat melihat
bulan menjadi berwarna mulai dari oranye sampai merah darah. “Ini tentu bisa menjadi
momen yang sangat dramatis bagi para fotografer,” kata Alan MacRobert, dari Sky &
Telescope. “Anda bisa menggunakan lensa telephoto panjang atau bantuan teleskop kecil
untuk mengabadikan momen spesial tersebut,” ucapnya.
Diperkirakan, fenomena total lunar eclipse ini baru akan terjadi lagi pada April 2014
mendatang. (eh)
Sumber: http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/271159-malam-ini--bulan-jadi-merah-
darah
Nantikan, Bakal Ada 5 Supermoon Tahun Ini
Selasa, 7 Januari 2014 | 18:25 WIB
KOMPAS.com — Penikmat fenomena astronomi tahun ini bisa berbahagia. Ada banyak
fenomena yang menanti untuk diamati, salah satunya ialah supermoon. Tahun ini, bakal ada
5 supermoon!
Menurut situs web EarthSky, supermoon pertama pada tahun 2014 telah terjadi tepat pada
tahun baru, 1 Januari 2014 lalu. Sementara supermoon kedua bakal terjadi pada 30 Januari
2014 nanti.
Supermoon tidak dikenal dalam astronomi. Astronomi lebih mengenalnya sebagai bulan
purnama perigee, saat bulan mencapai titik terdekat dengan Bumi.
99
Istilah supermoon baru populer setelah astrolog (bukan astronom) Richard Nolle
memperkenalkannya pada tahun 1979 di majalah Horoscope.
Menurut Nolle, supermoon adalah bulan baru atau purnama yang terjadi saat Bulan berada
dalam rentang 90 persen dengan jarak terdekatnya dengan Bumi.
Di Indonesia, supermoon sendiri baru ramai dibicarakan pada tahun 2011. Saat itu, Bulan
mencapai jarak terdekat 356.577 km, terdekat sepanjang 20 tahun terakhir.
Saat supermoon, sebenarnya tak ada yang spesial. Hanya saja, bila teliti, Bulan akan tampak
lebih besar hingga 14 persen dari biasanya karena jarak yang lebih dekat.
Dari lima supermoon, dua di antaranya adalah bulan baru dan tiga lainnya bulan purnama.
Supermoon pada bulan Januari adalah bulan baru.
Selain bulan Januari, supermoon juga bakal terjadi pada 28 Juli, 10 Agustus, dan 9 September
2014.
Jarak antara Bulan dan Bumi pada saat supermoon bervariasi. Satu supermoon mungkin lebih
spektakuler dari lainnya karena jarak yang lebih dekat.
Pada tahun 2014, supermoon yang paling pantas dinanti adalah yang terjadi pada 10 Agustus.
Jarak antara Bumi dan Bulan hanya 356.896 km.
Fenomena supermoon biasa terjadi 4 - 6 kali dalam setahun. Namun, pada tahun 2017,
diperkirakan tidak akan ada supermoon sebab saat purnama dan perigee tidak akan
berimpitan.
Supermoon adalah fenomena biasa, tidak terkait bencana apa pun, seperti gempa, gunung
meletus, ataupun tsunami. Hanya saja, saat supermoon, perlu diwaspadai gelombang laut
yang tinggi.
Sumber:
http://sains.kompas.com/read/2014/01/07/1825024/Nantikan.Bakal.Ada.5.Supermoon.Tah
un.Ini
Hari ini, matahari dikelilingi cincin pelangi Reporter : Moch. Andriansyah | Rabu, 21 Agustus 2013 12:41
Merdeka.com - Hari ini (21/8) langit tampak indah. Matahari dikelilingi cincin pelangi. Kontan
saja, peristiwa alam ini menarik perhatian masyarakat.
Di Surabaya, Jawa Timur misalnya. Pengguna jalan di sepanjang Jalan Gubernur Suryo ada
sebagian yang menghentikan laju kendaraannya hanya sekadar untuk mengabadikan
fenomena alam itu melalui kamera Blackberry milik mereka.
100
Mereka rela menghentikan laju kendaraannya dan penasaran melihat warga sekitar yang
berkerumun mendongakkan kepalanya ke atas sambil memotret matahari yang tampak indah
itu ke dalam kamera ponsel-nya.
"Tadinya saya penasaran, lihat orang-orang melihat ke atas sambil memotret. Pas saya
berhenti karena penasaran untuk ikut melihat, ternyata mataharinya indah banget," kata
perempuan yang mengendarai mobil Avanza dan mengaku bernama Lia, Rabu (21/8).
Sementara itu, Wisnu, warga Sidoarjo yang bekerja di Surabaya mengatakan, dia tahu
matahari dikelilingi cincin pelangi karena peristiwa itu ramai dibicarakan di grup Blackberry
messengger. "Trus saya ikut melihat, sama teman-teman yang lain. Subhanallah, indah
sekali," katanya.
Sedangkan Budi, warga Surabaya, menganggap fenomena itu sebagai peristiwa alam yang
biasa disebut halo. "Peristiwa ini bukan kali pertama. Kalau istilah dalam Geofisika dan
Meteorologi biasanya disebut halo," kata alumnus Fakultas Ilmu Sosial Politik (Fisip) Untag
Surabaya tersebut.
Dia melanjutkan, sesuai dengan apa yang pernah dia baca, peristiwa tersebut dipengaruhi
oleh awan yang berinteraksi khusus dengan sinar matahari hingga membentuk halo. "Dari
buku-buku Geofisika yang pernah saya baca, awan yang membentuk halo itu berada dalam
ketinggian 2000 meter di atas permukaan tanah. Awan tersebut tidak berada permukaan
awan itu bereaksi dengan sinar matahari sehingga terjadi pembiasan cahaya menghasilkan
halo," tandasnya.
[war]
Sumber:http://www.merdeka.com/peristiwa/hari-ini-matahari-dikelilingi-cincin-
pelangi.html
Fenomena Langka Bulan Dampingi Bintang Spica
Minggu, 03-11-2013 12:45
Jakarta, Aktual.co — Bulan November ini juga akan muncul kejadian langka di atas langit bumi.
Yaitu Bulan sabit pada akhir bulan Oktober dan awal November ini akan terlihat
berdampingan dengan bintang paling terang di konstelasi Virgo, yaitu Bintang Spica.
Fenomena angkasa ini sangat langka, karena belum tertu terjadi dalam beberapa puluh tahun
lagi. Pentagon Post mengungkapkan kabar gembira ini bagi para pecinta astronomi, bahwa
Bulan sabit pada akhir bulan Oktober dan awal November ini akan terlihat berdampingan
dengan bintang paling terang di konstelasi Virgo, yaitu Bintang Spica.
Bulan pun akan terlihat mengelilingi Spica selama 20 hari sebelum akhirnya muncul bulan
baru.
101
Spica (α Vir, α Virginis, Alpha Virginis) adalah bintang yang paling terang pada rasi bintang
Virgo dan merupakan bintang terterang ke-15 yang dapat terlihat pada malam hari. Bintang
ini memiliki jarak sekitar 260 tahun cahaya dari Bumi.
Bintang ini juga dikenal sebagai raksasa biru, dan merupakan variable dari Beta Cephei type.
Spica merupakan bintang yang paling panas dan umumnya akan terlihat berwarna biru.
Dhia Prekasha Yoedha
Sumber: http://www.aktual.co/warisanbudaya/110952fenomena-langka-bulan-dampingi-
bintang-spica
102
Lampiran XI Lembar Evaluasi Siswa Siklus II
Nama : ______________
Kelas : ______________
Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan menyilang huruf a, b, c atau d.
1. Benda langit yang memancarkan cahaya sendiri disebut . . . .
a. bintang c. planet
b. bulan d. meteor
2. Bulan tidak mengeluarkan cahaya sendiri, namun memantulkan cahaya dari
….
a. komet c. kunag-kunang
b. listrik d. matahari
3. Bintang tampak kecil dari penglihatan kita karena ….
a. bintang bentuknya kecil
b. bintang jaraknya jauh dari bumi
c. bumi lebih besar daripada bintang
d. bintang lebih kecil dari matahari
4. Bulan dan bintang bisa kita lihat dengan jelas pada waktu ….
a. pagi c. sore
b. siang d. malam
5. Bintang-bintang yang saling berdekatan dikelompokan menjadi….
a. rasi planet c. rasi bintang
b. rasi bumi d. rasi matahari
6. Kita bisa melihat benda-benda yang ada di langit dengan menggunakan alat…
a. teleskop c. lup
b. mikroskop d. termometer
7. Perubahan bentuk bulan terjadi selama …. Hari
a. 20 c. 29,5
b. 25 d. 31
103
8. Gambar bulan disamping disebut….
a. sabit c. purnama
b. penuh d. setengah
9. Kita bisa merasakan siang dan malam karena pengaruh….
a. rotasi bumi c. gravitasi bumi
b. revolusi bumi d. gravitasi bulan
10. Manusia yang pertama kali mendarat di bulan adalah….
a. Neil Amstrong c. Thompson
b. Edwin Aldrin d. Einstein
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar!
1. Mengapa benda-benda di langit hanya bisa terlihat jelas pada waktu malam hari
saja?
Jawab:
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
2. Mengapa bintang yang terlihat sangat kecil ketika kita memandangnya di
malam hari?
Jawab:
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
3. Mengapa bulan bisa terlihat dari bumi?
Jawab:
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
4. Sebutkan benda-benda langit yang bisa kita lihat pada malam hari dengan mata
telanjang!
Jawab:
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
5. Gambarkan dan berikan sedikit penjelasan tentang contoh fase bulan yang
kalian ketahui (3 contoh dan gambar)!
Jawab:
……………………………………………………………………………………
104
Lampiran XII Hasil Belajar Siswa Siklus II
Tabel
Gambaran Hasil Belajar Siswa
Siklus II
No Nama Nilai Ketuntasan KKM
1. A 72.5 Tuntas
2. B 67.5 Belum Tuntas
3. C 37.5 Belum Tuntas
4. D 85 Tuntas
5. E 87.5 Tuntas
6. F 77.5 Tuntas
7. G 85 Tuntas
8. H 80 Tuntas
9. I 75 Tuntas
10. J 80 Tuntas
11. K 80 Tuntas
12. L 80 Tuntas
13. M 100 Tuntas
14. N 77.5 Tuntas
15. O 65 Belum Tuntas
16. P 57.5 Belum Tuntas
17. Q 72.5 Tuntas
18. R 92.5 Tuntas
19. S 95 Tuntas
20. T 77.5 Tuntas
21. U 85 Tuntas
105
Sumber: Hasil Pengamatan Siklus II
22. V 85 Tuntas
23. W 77.5 Tuntas
24. X 82.5 Tuntas
25. Y 42.5 Belum Tuntas
26. Z 95 Tuntas
27. AA 87.5 Tuntas
28. BB 80 Tuntas
29. CC 77.5 Tuntas
30. DD 82.5 Tuntas
31. EE 80 Tuntas
32. FF 95 Tuntas
33. GG 95 Tuntas
34. HH 100 Tuntas
35. II 97.5 Tuntas
36. JJ 70 Tuntas
37. KK 92.5 Tuntas
38. LL 80 Tuntas
39. MM 85 Tuntas
40. OO 85 Tuntas
Prosentase Ketuntasan 87,5%
Nilai KKM 70
106
Lampiran XIII Lembar Sikap dan Aktivitas Siswa Siklus II
Tabel
Gambaran Skiap Siswa
Siklus II
No. Aspek yang Diamati
Pelaksanaan
SA A CA KA TA
5 4 3 2 1
1 Menempati tempat duduknya masing-
masing.
√
2 Perhatian siswa dalam materi
pembelajaran.
√
3 Keaktifan dalam mengajukan pertanyaan. √
4 Membagi kelompok dengan tertib. √
5 Peran serta siswa dalam kegiatan
kelompok.
√
6 Kerja sama siswa dalam menyelesaikan
tugas kelompok.
√
7 Antusiasme siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran.
√
8 Mempunyai keberanian untuk
melaporkan hasil kerja kelompok di depan
kelas.
√
9 Siswa secara aktif membuat rangkuman. √
10 Mendengarkan dengan serius ketika guru
menerangkan.
√
11 Melakukan kegiatan sesuai dengan
instruksi guru.
√
107
12 Mampu membuat kesimpulan secara
tepat.
√
13 Menyelesaikan tugas kelompok tepat
waktu.
√
Jumlah Skor 5 40 6 0 0
Skor Maksimum 65 52 39 26 13
Rata-rata 51/13 = 3,92
Keterangan:
Kriteria dan kategori rata-rata:
4,1 – 5,0 = Sangat aktif
3.1 – 4,0 = Aktif
2,1 – 3,0 = Cukup aktif
1,1 – 2,0 = Kurang aktif
0,1 – 1,0 = Tidak aktif
Sumber: Hasil Pengamatan Siklus II
108
Lampiran XIV Hasil Validitas Siklus II
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
VAR00001 13.2791 8.635 .489 .722
VAR00002 13.2093 8.598 .597 .716
VAR00003 13.2093 8.741 .527 .721
VAR00004 13.1628 8.806 .589 .719
VAR00005 13.3256 8.844 .369 .733
VAR00006 13.0698 9.828 .203 .746
VAR00007 13.0698 10.019 .003 .752
VAR00008 13.3953 8.292 .547 .715
VAR00009 13.7674 9.135 .257 .743
VAR00010 13.7674 9.373 .168 .751
VAR00011 13.8837 9.200 .311 .738
VAR00012 13.0930 9.801 .149 .747
VAR00013 13.2791 9.254 .234 .745
VAR00014 13.0930 9.563 .332 .739
VAR00015 13.0698 9.828 .203 .746
VAR00016 13.4651 8.445 .466 .723
VAR00017 13.6512 9.185 .205 .749
VAR00018 13.0698 9.733 .304 .743
VAR00019 13.4186 9.535 .090 .760
VAR00020 13.6047 8.911 .294 .741
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.748 20
109
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.789 11
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
VAR00001 7.0465 4.807 .571 .757
VAR00002 6.9767 4.690 .760 .738
VAR00003 6.9767 4.833 .662 .749
VAR00004 6.9302 4.876 .753 .744
VAR00005 7.0930 5.182 .325 .787
VAR00008 7.1628 4.711 .533 .761
VAR00011 7.6512 5.471 .257 .791
VAR00014 6.8605 5.790 .219 .791
VAR00016 7.2326 4.754 .485 .768
VAR00018 6.8372 5.759 .380 .785
VAR00020 7.3721 5.382 .182 .809
110
Dokumentasi
Pemberian Materi
Pembagian dan diskusi kelompok
111
112
Pembahasan dan Presentasi Hasil Diskusi