Transcript
Page 1: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Olahraga Lompat Jauh Gaya Jongkok Dengan Menggunakan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR OLAHRAGA LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK DENGAN MENGGUNAKAN

MEDIA “KARDUS” MELALUI MODEL RESPIROKAL PADA SISWA KELAS VII² SEMESTER GANJIL

SMP NEGERI 5 SABANG TP 2012/2013

OLEH:TIM MGMP

PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN SMP/MTs NEGERI DAN SWASTA KOTA SABANG

DINAS PENDIDIKAN KOTA SABANGSMP NEGERI 5 KOTA SABANG

WORKSHOP PENGEMBANGAN KARIR PTK DIKDASTAHUN 2012

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Mengajar merupakan proses dua dimensi, yaitu sebagai proses penyampaian materi

pelajaran dan sebagai proses pengaturan lingkungan yang dapat merangsang siswa untuk

belajar. Menurut The Ling Gie (1982:6) bahwa belajar adalah segenap

rangkaian kegiatan dan aktivitas yang dilakukan secara sadar oleh seseorang dan

mengakibatkan perubahan pengetahuan dan kemahiran yang sedikit permanen. Pelaksanaan

suatu keberhasilan belajar mengajar sudah harus dipikirkan faktor-faktor apa saja yang

Page 2: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Olahraga Lompat Jauh Gaya Jongkok Dengan Menggunakan

mampu menghantar materi atau pokok bahasan seperti sarana, media, alat peraga, sehingga

penyampaian pesan pembelajaran itu lebih efektif, efisien, dan menyenangkan.

Sarana adalah sesuatu yang mendukung secara langsung terhadap kelancaran proses

pembelajaran, media pembelajaran, alat-alat pelajaran, perlengkapan sekolah dan sebagainya.

Selaras dengan itu pembelajaran pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan

(Penjaskes) SMP, dimana siswa dituntut harus mampu menguasai 3 Aspek domain yaitu

Aspek Psikomotorik, Aspek Kognitif dan Aspek Afektif. Untuk mencapai ketiga Aspek ini

guru sudah seharusnya mencari dan menetukan model, teknik, media pendukung, karena

salah satu keputusan yang paling penting dalam merancang pembelajaran ialah dengan

menggunakan media yang sesuai dalam rangka penyampaian pesan-pesan pembelajaran Dick

dan Carey (Dalam Lamudji, 2005).

Menciptakan Proses Pembelajaran praktik tidaklah mudah mencapai ketuntasan

mengingat waktu yang tersedia sangatlah terbatas sehingga Penelititan Tindakan Kelas ini

sangatlah tepat untuk mencari upaya penyelesaian permasalahan siswa.

Dengan adanya Model Pembelajaran, Media yang bervariasi diharapkan dapat lebih

membangkitkan aktivitas Praktik dan kompetensi yang diharapkan. Seperti Pembelajaran

Atletik merupakan salah satu materi penjaskes disekolah SMP. Pendidikan Penjaskes

dirancang melalui aktivitas jasmani yang di desain untuk meningkatkan kebugaran jasmani

siswa, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat, aktif

dan sportif, salah satunya Nomor Olahraga Lompat Jauh Gaya Jongkok. Olahraga lompat

jauh Gaya Jongkok pada kurikulum KTSP SMP terdapat pada Standar kompetensi pertama

yaitu mempraktikkan berbagai teknik dasar permainan dan olahraga serta nilai-nilai yang

terkandung didalamnya. Adapun indikatornya siswa dituntut untuk mampu melakukan

Teknik Dasar melompat tanpa awalan.

Page 3: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Olahraga Lompat Jauh Gaya Jongkok Dengan Menggunakan

Berdasarkan data Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan pengamatan dilapangan,

siswa SMP Negeri 5 Sabang hasil belajar olahraga lompat jauh belum menncapai KKM disisi

lain keaktifan siswa dalam menerima pembelajaran terlihat kaku dan kurang menyenangkan.

Dasar inilah Peneliti mencoba melakukan penelitian tindakan kelas (PTK), dengan judul ”

Upaya meningkatkan hasil belajar Olahraga Lompat Jauh Gaya Jongkok menggunakan media

”Kardus” melalui model Resiprokal/timbal balik pada siswa Kelas VII² Semester Ganjil SMP

Negeri 5 Sabang Tahun Pelajaran 2012/2013”.

Sebagai mana kita ketahui bersama, untuk melakukan olahraga Praktik tidak mudah

seperti dibayangkan, karena tanpa ada proses sistematis ini malah akan membahayakan bagi

siswa (cidera). Pelajaran olahraga merupakan Pelajaran yang sangat di senangi oleh siswa,

tetapi berbeda halnya dengan cabang olahraga Lompat Jauh Gaya Jongkok justru siswa

sangat sulit untuk melakukan, alasan yang sering terdengar dominan melakukan gerakan yang

diawali dengan lari dan lompatan yang menguras tenaga serta sangat melelahkan. Oleh

karena itu Peneliti (Tim) mencoba memodifikasi Cabang olahraga Lompat Jauh Gaya

Jongkok ini kedalam bentuk bermain menggunakan Media “Kardus”, dengan tujuan

mengembangkan teknik dasar yaitu Pembedaharaan gerak dasar. Gerak dasar anak apabila

sesering mungkin dilakukan maka dia akan semakin berkembang dan lambat laun gerak

inilah yang nantinya akan mampu menciptakan gerak yang diharapkan. Dengan gerakan yang

sederhana, tidak terlalu terstruktur dan disesuaikan dengan tingkat kemampuan serta

karakteristik anak (Drs. Soepartono : 2004 : 11).

Media Kardus merupakan Media yang sangat mudah untuk di jumpai ditengah-tengah

masyarakat terlebih media bekas Pembungkus makanan ini sering sekali masyarakat

Page 4: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Olahraga Lompat Jauh Gaya Jongkok Dengan Menggunakan

membuangnya. Kelebihan media ini jika saat digunakan bila terkena atau tersentuh dengan

fisik siswa tidak akan mendatangkan resiko.

B.     Identifikasi Masalah

Pelajaran Penjaskes adalah Pelajaran yang sangat di senangi oleh siswa tetapi

berbeda halnya dengan cabang Olahraga Lompat Jauh Gaya Jongkok siswa sangat sulit dan

tidak mau melakukannya dengan alasan sangat melelahkan dan menguraskan tenaga. Oleh

sebab itu, dicarilah teknik atau model serta media yang mampu memodifikasi pelajaran

Lompat Jauh Gaya Jongkok ini ke dalam bentuk permainan. Karena dengan pola bermain

siswa lebih menyenangkan, dan disukai.

C.    Batasan Masalah

Fokus masalah PTK ini adalah meningkatkan hasil belajar praktik Olahraga

Lompat Jauh Gaya Jongkok melalui penggunaan Media “Kardus” pada siswa kelas VII²

Semester Ganjil SMP Negeri 5 Sabang Tahun Pelajaran 2012/2013 di Kota Sabang.

A.    Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka perumusan masalah dalam penelitian

ini adalah :

1.      Apakah melalui penggunaan Media ” Kardus ” dapat meningkatkan hasil belajar olahraga

Lompat Jauh Gaya Jongkok.

2.      Apakah siswa melakukan olahraga lompat jauh gaya jongkok dengan menggunakan media

”kardus” dan model pembelajaran Resiprokal/ timbal balik mampu membuat daya tarik siswa

sehingga menyenangkan.

Page 5: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Olahraga Lompat Jauh Gaya Jongkok Dengan Menggunakan

3.      Apakah hasil belajar siswa secara keseluruhan mampu mencapai Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM).

B.     Tujuan Penelitian

Untuk meningkatkan hasil belajar olahraga lompat jauh gaya jongkok melalui

penggunaan media ”kardus” dan Model Pembelajaran Resiprokal/timbale balik.

C.    Manfaat Penelitian

1.      Bagi Guru, Memberikan masukan dan meningkatkan kegiatan belajar mengajar materi

olahraga Lompat Jauh gaya jongkok melalui Media ”Kardus” yang termodifikasi serta

mampu menciptakan hasil belajar praktik yang maksimal.

2.      Bagi Siswa, Dapat menguasai lebih mudah melakukan teknik dasar olahraga lompat jauh

gaya jongkok dengan pola bermain model Resiprokal/timbal balik menggunakan media

“Kardus”.

3.      Bagi sekolah, sebagai bahan masukan dalam mengelola Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)

lebih kreatif, inovatif, dan menyenangkan.

BAB II

KAJIAN TIORITIS

Page 6: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Olahraga Lompat Jauh Gaya Jongkok Dengan Menggunakan

A. Pengertian Belajar Mengajar

Belajar adalah segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas yang dilakukan secara sadar

oleh seseorang dan mengakibatkan perubahan pengetahuan atau kemahiran yang sedikit

permanen. Proses belajar akan berjalan dengan baik apabila disertai dengan tujuan yang

jelas. Tujuan belajar yaitu agar terjadinya perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman

sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya, sehingga perubahan tersebut bermakna dan

bermanfaat bagi dirinya sendiri dan masyarakat sekitarnya.

Mengajar mempunyai makna yaitu memindahkan ilmu dari guru ke siswa yang

dilakukan secara sengaja dengan berbagai proses yang dilakukannya. Berkenaan dengan hal

ini Sadiman (1994:49) mengemukakan bahwa :

Mengajar adalah menyampaikan pengetahuan pada anak didik yang tujuannya agar anak didik mendapatkan dan menguasai pengetahuan, ataupun mengajar dapat diartikan sebagai suatu aktivitas mengorganisasikan atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan berhubungan dengan anak, sehingga terjadi proses belajar dan menanamkan pengetahuan dengan suatu harapan terjadi proses pemahaman. Dalam hal ini siswa atau anak didik mengenal dan menguasai budaya bangsa untuk kemudian dapat memperkaya atau menciptakan suatu yang baru.

Menurut Sanjaya (2008) faktor-faktor yang berpengaruh terhadap sistem pembelajaran

adalah:

a.       Faktor Guru

Guru adalah komponen yang sangat menentukan dalam implementasi suatu strategi

pembelajaran. Tanpa guru, bagaimanapun bagus dan idealnya suatu strategi, maka strategi itu

tidak mungkin bisa diaplikasikan. Layaknya seorang prajurit di medan pertempuran.

Page 7: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Olahraga Lompat Jauh Gaya Jongkok Dengan Menggunakan

Keberhasilan penerapan strategi berperang untuk menghancurkan musuh akan sangat

bergantung kepada kualitas prajurit itu sendiri. Demikian juga dengan guru. Keberhasilan

implementasi suatu strategi pembelajaran akan tergantung pada kepiawaian guru dalam

menggunakan metode, teknik dan taktik pembelajaran.

b.      Faktor Siswa

Siswa adalah organisme yang unik yang berkembang sesuai dengan tahap

perkembangannya. Perkembangan anak adalah perkembangan seluruh aspek kepribadiannya,

akan tetapi tempo dan irama perkembangan masing-masing anak pada setiap aspek tidak

selalu sama. Proses pembelajaran dapat di pengaruhi oleh perkembangan anak yang tidak

sama itu, disamping karakteristik lain yang melekat pada diri anak.

c.       Faktor Sarana dan Prasarana

Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara langsung terhadap kelancaran

proses pembelajaran, misalnya media pembelajaran, alat-alat pelajaran, perlengkapan

sekolah, dan lain sebagainya, sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang secara tidak

langsung dapat mendukung keberhasilan proses pembelajaran, misalnya jalan menuju

sekolah, penerangan sekolah, kamar kecil, dan lain sebagainya. Kelengkapan sarana dan

prasarana akan menuntun guru dalam menyelenggarakan proses pembelajaran, dengan

memiliki sarana dan prasarana merupakan komponen penting yang dapat mempengaruhi

proses pembelajaran.

d.      Faktor Lingkungan

Dilihat dari dimensi lingkungan ada dua factor yang mempengaruhi proses

pembelajaran, yaitu factor organisasi kelas dan factor iklim social-psikologi. Faktor

organisasi kelas yang di dalamnya meliputi jumlah siswa dalam satu kelas merupakan aspek

penting yang bisa mempengaruhi proses pembelajaran.

Page 8: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Olahraga Lompat Jauh Gaya Jongkok Dengan Menggunakan

Guru dalam proses pembelajaran memengang peranan yang sangat penting. Peran

guru, untuk siswa pada usia pendidikan dasar, tidak mungkin dapat digantikan oleh perangkat

lain, seperti Televisi, Radio, Komputer dan lain sebagainya. Begitu juga halnya dengan siswa

sebuah organisme yang sedang berkembang yang memerlukan bimbingan dan bantuan orang

dewasa. Jadi proses pembelajaran guru dengan siswa adalah faktor utama dalam menentukan

keberhasilan belajar. Dengan demikian efektifitas proses pembelajaran terletak dipundak

guru.

Oleh karena itu, Salah satu faktor pendukung perencanaan proses pembelajaran

yaitu media. Peranan Media dalam proses belajar mengajar menurut Gerlac dan Ely (1971 :

285) ditegaskan bahwa ada tiga keistimewaan yang dimiliki media Pembelajaran yaitu :

1.      Media memiliki kemampuan untuk menangkap, menyimpan dan menampilkan kembali suatu

object atau kejadian.

2.      Media memiliki kemampuan untuk menampilkan kembali objek atau kejadian dengan

berbagai macam cara disesuaikan dengan keperluan dan,

3.      Media mempunyai kemampuan-kemampuan untuk menampilkan sesuatu objek atau kejadian

yang mengandung makna.

B. Lompat Jauh Gaya Jongkok

Pendidikan Jasmani adalah metode pendidikan melalui aktivitas jasmani yang dipilih

dan terus dilakukan dengan sepenuhnya memperhatikan nilai-nilai didalam pertumbuhan,

perkembangan dan kelakuan manusia. Perkembangan kelakuan anak akan terwujud seperti

tujuan pendidikan jasmani yaitu meningkatkan kesegaran jasmani anak didik. Bentuk-bentuk

dasar kesegaran jasmani tertuang salah satu pada cabang olahraga Atletik Nomor lompat jauh

gaya jongkok.

Page 9: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Olahraga Lompat Jauh Gaya Jongkok Dengan Menggunakan

Olahraga Lompat jauh adalah Suatu gerakan lompatan yang dilakukan untuk mencapai

lompatan yang sejauh-jauhnya. Untuk dapat mencapai jarak lompatan ini terlebih dahulu

harus menguasai teknik-teknik dasar dari lompat jauh itu sendiri antara lain :

1.              Awalan yaitu Untuk mendapat kecepatan pada waktu akan melompat. Awalan itu harus

dilakukan dengan secepat-cepatnya serta jangan mengubah langkah pada saat akan

melompat.

2.              Tolakan yaitu Menolak sekuat-kuatnya pada papan tolakan dengan kaki yang terkuat ke atas

(tinggi dan kedepan).

3.              Sikap Melayang diudara yaitu Badan harus di usahakan melayang selama mungkin diudara

serta dalam keadaan seimbang.

4.              Sikap Mandarat yaitu Pelompat harus mengusahakan jatuh/mendarat dengan sebaik-baiknya.

Menurut (Engkos Kosasih : 1993: 84) ada beberapa macam gaya lompat jauh di

antaranya :

1.              Lompat jauh gaya jongkok (tuck).

2.              Lompat jauh gaya berjalan diudara (walking in the air).

3.              Lompat jauh gaya Mengantung/melenting (schnapper).

C. Model Pembelajaran olahraga Lompat Jauh.

Dalam pemberian model pembelajaran Lompat Jauh gaya jongkok umumnya dalam

pemberian materi tidak sama dengan kompetensi Dasar yang lain, dari cara melakukan

awalan, tolakan, Melayang diudara, saat mendarat dan gerakan lanjutan. Ternyata

pembelajaran yang selama ini penulis (Tim) berikan walaupun dengan tahap yang sistematis

tidak memberikan hasil belajar yang maksimal.

Tahap berikutnya penulis (Tim) mencoba memasukkan unsur bermain dengan memakai

media ”kardus”. Media kardus adalah upaya mediasi yang membuat siswa-siswi senang akan

Page 10: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Olahraga Lompat Jauh Gaya Jongkok Dengan Menggunakan

melewati rintangan sederhana sambil bermain dengan melakukan gerakan teknik-teknik dasar

seperti gerakan awalan, tolakan, Melayang diudara dan saat mendarat. Permainan adalah

suatu kegiatan yang menarik, menantang dan menimbulkan kesenangan yang unik baik

dilakukan seseorang atau berkelompok.

Model pembelajaran yang penulis (tim) lakukan adalah Resiprokal/timbale balik. Ada

beberapa langkah yang ditempuh diantaranya :

1.        Guru mengatur siswa agar berpasang-pasangan.

2.        Guru membagikan bahan ajar, yang berisi deskripsi tangan dan indikator tugas gerak kepada

siswa.

3.        Siswa mempelajari tugas gerak dan indikator keberhasilannya.

4.        Siswa melaksanakan tugas gerak, dan bergantian dan bilamana pelaku sudah berhasil

menampilkan gerak sesuai indikator yang telah ditentukan.

5.        Guru memberikan kesimpulan secara umum.

6.        Evaluasi.

7.        Penutup.

D. Kerangka Berfikir

Dengan menerapkan strategi pembelajaran maka seorang siswa akan selalu terlibat

secara langsung dalam proses pembelajaran, sehingga dengan keterlibatan langsung materi

yang dibahas akan selalu teringat dalam pemikirannya (perencanaan) dan konsep-konsep apa

saja yang harus dikuasai oleh siswa agar mudah diterimanya.

Bertolak dari pemikiran Peneliti (tim) bahwa merencanakan siswa lebih aktif, kreatif

dalam proses pembelajaran akan memudahkan siswa menerima konsep yang harus

dikuasainya, maka secara otomatis langkah-langkah membawa siswa aktif dalam belajar ini

merupakan suatu langkah yang tersusun secara sistematis, efektif untuk menyampaikan suatu

materi yang diajarkan.

Page 11: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Olahraga Lompat Jauh Gaya Jongkok Dengan Menggunakan

E. Hipotesa Tindakan

Berdasarkan kajian teori diatas, hipotesis penelitian ini adalah melalui penggunaan

media “kardus” yang dimodifikasi baik secara individu, berpasangan dan kelompok, mampu

menciptakan daya tarik anak dalam mengikuti pembelajaran Lompat jauh gaya jongkok

sehingga berdampak pada peningkatan hasil belajar olahraga lompat jauh gaya jongkok.

 

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.    Setting Penelitian.

1. Waktu Penelitian.

Waktu Penelitian dilaksanakan selama Dua Bulan yaitu pada bulan Nopember s/d

Desember 2012. Pelaksanaan di bulan ini mengingat sedang berjalannya program Kegiatan

Belajar Mengajar Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013 dan program Dana

Pengembangan Workshop Pengembangan Karir PTK Dikdas MGMP Pendidikan Jasmani,

Olahraga dan Kesehatan (penjaskes) SMP/MTs Negeri dan Swasta Kota Sabang.

2. Tempat Penelitian.

Page 12: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Olahraga Lompat Jauh Gaya Jongkok Dengan Menggunakan

Penelitian PTK ini bertempat di SMP Negeri 5 Kota Sabang, mengingat pelaksanaan

Workshop Pengembangan Karir PTK Dikdas MGMP Pendidikan Jasmani, Olahraga dan

Kesehatan (penjaskes) SMP/MTs Negeri dan Swasta Kota Sabang sekaligus Guru Penjas

sekolah bersangkutan menemukan keluhan hasil belajar banyak tidak tuntas berdasarkan

pengamatan Kegiatan belajar mengajar selama ini pada Kompetensi Dasar Olahraga lompat

jauh gaya jongkok.

B.     Subjek Penelitian

Adapun yang menjadi Subjek Penelitian adalah Siswa kelas VII² (tujuh dua) Semester

Ganjil SMP Negeri 5 Kota Sabang Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 17 orang

terdiri dari 10 Siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan. Sedangkan yang menjadi objeknya

adalah Penerapan Media “kardus” melalui Model Resiprokal/timbale balik pada kompetensi

Dasar Olahraga Lompat Jauh Gaya Jongkok.

C.    Sumber Data

Data diperoleh dari siswa-siswi kelas VII² SMP Negeri 5 Kota Sabang dan guru yang di

tunjuk satu orang sebagai observer pada penelitian PTK ini.

D.    Teknik dan Alat Pengumpulan Data

a. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik Pengumpulan data yang diperlukan dalam Penelitian ini antara lain :

1)      Metode Nilai Tes (Hasil Belajar)

Tes dilakukan berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, guna untuk mengukur

hasil belajar siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung, bentuk tes yang diberikan

menggunakan 4 Aspek Tes pada Lompat jauh Gaya Jongkok tanpa awalan.

Page 13: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Olahraga Lompat Jauh Gaya Jongkok Dengan Menggunakan

2)      Metode Observasi

Tes pengamatan tentang aktivitas siswa saat proses kegiatan belajar mengajar berlangsung.

Observasi oleh Pengamat sejauhmana keterlibatan aktif, kreatif antara guru dengan siswa saat

Proses Belajar Mengajar.

b. Alat Pengumpulan Data

1)      Praktik Olahraga Lompat Jauh Gaya Jongkok tanpa awalan dengan menggunakan aspek-

aspek indikator yang diharapkan.

2)      Lembar Observasi.

Observasi yang dilakukan melalui pengamatan yaitu cara siswa melakukan teknik dasar

lompat jauh gaya jongkok dengan menggunakan media ”kardus” model Resiprokal/timbal

balik.

E.           Analisis Data

Data hasil Penelitian diolah dengan menggunakan Analisis deskriptif digunakan untuk

memperoleh jawaban tentang aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran

berlangsung peneliti menggunakan rumus dari suharsimi arikunto (2006) yaitu:

Keterangan :

P = persentase jawaban responden

f = frekuensi / jumlah responden

n = Jumlah sampel

100% = Bilangan tetap

Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif yang terdiri dari:

Page 14: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Olahraga Lompat Jauh Gaya Jongkok Dengan Menggunakan

1.      Hasil belajar dengan menggunakan analisis deskriptif yaitu dengan membandingkan nilai tes

antar siklus.

2.      Observasi dengan analisis deskriptif berdasarkan hasil observasi aktifitas siswa dan observasi

Proses Belajar Mengajar guru serta refleksi.

F.     Indikator Kinerja

Untuk mengetahui indikator ketuntasan hasil belajar olahraga lompat jauh gaya jongkok

pada siswa kelas VII² SMP Negeri 5 Sabang selama penelitian berlangsung, maka dianalisa

ketuntasan secara individual. Pembelajaran akan tuntas apabila siswa dari suatu kelas

mendapat nilai minimal 70 (sesuai KKM yang ditetapkan di SMP Negeri 5 Sabang, yaitu ≥

70), Secara Klasikal Minimal 75 % dari jumlah siswa mencapai nilai minimal 70.

G.    Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas terdiri

dari Dua Siklus. Fokus permasalahan Perencanaan Tindakan, dan Pelaksanaan tindakan yang

diikuti dengan kegiatan observasi, Analisis, serta Refleksi disebut satu siklus. Langkah-

langkah pokok yang ditempuh pada siklus I dan siklus II sebagai berikut :

1)            Perencanaan Tindakan.

2)            Pelaksanaan Tindakan.

3)            Pengumpulan Data (pengamatan /observasi).

4)            Refleksi (Analisis dan Interprestasi).

5)            Perencanaan Tindak Lanjut.

Untuk lebih jelasnya, rangkaian kegiatan dari setiap siklus dapat dilihat pada gambar

berikut :

Page 15: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Olahraga Lompat Jauh Gaya Jongkok Dengan Menggunakan

Gambar 1. Model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Arikunto,

Suharsimi, 2002: 83) yaitu berbentuk spiral dari siklus.

Adapun langkah-langkah dalam setiap siklus terdiri dari:

SIKLUS I

1. Perencanaan (planning).

Rincian kegiatan yang dilakukan pada Tahap perencanaan adalah sebagai berikut :

Page 16: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Olahraga Lompat Jauh Gaya Jongkok Dengan Menggunakan

a)            Membuat skenario model Resiprokal/timbal balik pembelajaran penjaskes yang

diprioritaskan pada olahraga lompat jauh gaya jongkok tanpa awalan berupa Rencana

Pelaksanaan Pembekajaran (RPP).

b)            Menyiapkan Media berupa alat bantu yaitu ”kardus” dan perlatan modifikasi yang di anggap

perlu.

c)            Membuat instrumen observasi kegiatan siswa dan instrument observasi proses belajar

mengajar.

2. Pelaksanaan (acting).

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada pelaksanaan sebagai berikut :

a)            Guru mengabsen dan mengecek kehadiran siswa sesuai dengan pembagian kelompok yang

telah pada pertemuan atau pada pertemuan sebelumya.

b)            Guru menghubungkan pelajaran sekarang dengan pelajaran yang lalu.

c)            Guru memotivasi siswa dan menjelaskan tujuan pembelajaran.

d)           Guru menjelaskan tahap-tahap penggunaan Media ”karsus”.

e)            Guru menjelaskan kelebihan metode dengan menggunakan media ”kardus”.

f)             Melakukan praktik aspek-aspek yang telah diberikan oleh guru.

g)            Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan perlombaan.

h)            Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan hasil belajar pembelajaran.

i)              Guru melakukan tes untuk melihat pemahaman siswa.

3. Pengamatan (observasing).

Pengamatan dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung, guru dan

observer mengamati hasil belajar siswa yang meliputi kemampuan siswa dalam melakukan

Page 17: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Olahraga Lompat Jauh Gaya Jongkok Dengan Menggunakan

olahraga lompat jauh gaya jongkok dengan menggunakan Media ”kardus”. Pengamatan

dilakukan oleh guru kolaborasi terhadap proses belajar mengajar berlangsung.

4. Refleksi (reflecting)

Refleksi digunakan pada akhir proses belajar mengajar berlangsung, untuk

mengetahui hasil dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kemudian hasil dari

refleksi pada siklus pertama merupakan acuan bagi peneliti (tim) untuk melakukan apakah

hasil belajar menunjukkan peningkatan sesuai penetapan dari KKM, indikator, bila belum

maka akan dilanjutkan siklus berikutnya.

SIKLUS II

Langkah pelaksanaan PTK pada siklus kedua ini meliputi :

1. Perencanaan (planning)

Rincian kegiatan yang dilakukan pada Tahap perencanaan adalah sebagai berikut :

a)            Membuat skenario model Resiprokal/timbal balik pembelajaran penjaskes yang

diprioritaskan pada olahraga lompat jauh gaya jongkok tanpa awalan berupa Rencana

Pelaksanaan Pembekajaran (RPP) Lanjutan.

b)            Menyiapkan Media berupa alat bantu yaitu ”kardus” dengan jumlah media di sesuaikan.

c)            Membuat instrumen observasi kegiatan siswa dan instrument observasi proses belajar

mengajar.

2. Pelaksanaan (acting)

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada pelaksanaan sebagai berikut :

a)            Guru mengabsen dan mengecek kehadiran siswa sesuai dengan pembagian kelompok yang

telah pada pertemuan sebelumya.

Page 18: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Olahraga Lompat Jauh Gaya Jongkok Dengan Menggunakan

b)            Guru menghubungkan pelajaran sekarang dengan pelajaran yang lalu.

c)            Guru memotivasi siswa dan menjelaskan tujuan pembelajaran lanjutan.

d)           Guru menjelaskan tahap-tahap penggunaan Media ”kardus” dengan modifikasi peningkatan

dari yang sebelumnya.

e)            Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan sendiri dan kelompok

perlombaan.

f)             Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan hasil pembelajaran.

g)            Guru melakukan tes untuk melihat pemahaman siswa.

3. Pengamatan (observasing).

Pengamatan dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung, guru dan

observer mengamati hasil belajar siswa yang meliputi kemampuan siswa dalam melakukan

olahraga lompat jauh gaya jongkok dengan menggunakan Media ”kardus”. Pengamatan

dilakukan oleh guru kolaborasi terhadap proses belajar mengajar berlangsung.

4. Refleksi (reflecting)

Refleksi digunakan pada akhir proses belajar mengajar berlangsung, untuk

mengetahui hasil dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kemudian hasil dari

refleksi pada siklus pertama merupakan acuan bagi peneliti (tim) untuk melakukan apakah

hasil belajar menunjukkan peningkatan 75 % dari jumlah siswa kelas yang bersangkutan

sesuai penetapan dari KKM, indikator, bila belum maka akan dilanjutkan siklus berikutnya.


Recommended