Transcript
Page 1: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN JUGGLING …digilib.unila.ac.id/22699/3/SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf4 yang berjumlah 24 siswa, dengan jumlah 14 laki-laki dan 10 perempuan

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN JUGGLING DENGAN

MEDIA ALAT BANTU TERHADAP PERMAINAN FUTSAL

PADA SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 3 KOTABUMI

TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

(Skripsi)

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2015

Oleh

Dedi Alfatoni

Page 2: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN JUGGLING …digilib.unila.ac.id/22699/3/SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf4 yang berjumlah 24 siswa, dengan jumlah 14 laki-laki dan 10 perempuan

ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN JUGGLING DENGAN

MEDIA ALAT BANTU TERHADAP PERMAINAN FUTSAL

PADA SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 3 KOTABUMI

TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

Oleh

DEDI ALFATONI

Masalah dalam penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan efektivitas

pembelajaran dan memperbaiki keterampilan gerak dasar juggling pada siswa

kelas XI IPS 4 di SMA N 3 Kotabumi Lampung Utara tahun pelajaran

2014/20105 dengan penggunaan modifikasi alat bola plastik anak-anak, bola karet

anak-anak dan bola rotan yang diperbesar.

Metodologi penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas

(Classroom Action Research) dengan subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPS

4 yang berjumlah 24 siswa, dengan jumlah 14 laki-laki dan 10 perempuan.

Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan

menggunakan instrumen penilaian tes keterampilan gerak dasar juggling bola.

Hasil penelitian menunjukkan: pada siklus pertama diperoleh dengan rerata kelas

46,61 poin, sedangkan yang mendapat nilai di atas rerata kelas 20,83% dan yang

mendapat di bawah rerata kelas 79,17%. Jika dilihat dari perolehan nilai

ketuntasan belajar hanya 5 siswa dan yang mendapat di bawah nilai ketuntasan

belajar 19 siswa. Setelah diberikan tindakan siklus kedua dengan alat bantu

berupa bola karet yang telah dimodifikasi, maka dibandingakan hasil siklus kesatu

lebih meningkat hasil tes siklus kedua dan dilihat dari perolehan rerata kelas 55,83

poin, dan yang mendapat nilai di atas rerata kelas sebesar 45,83% dan yang

mendapat nilai di bawah rerata kelas 54,17% jika dilihat dari perolehan nilai

ketuntasan belajar hanya 11 siswa dan yang mendapat di bawah nilai ketuntasan

belajar 13 siswa. Pada siklus ke ketiga psikomotor dengan penggunaan alat yang

dimodifikasi bola rotan yang diperbesar keberhasilan ketuntasan belajar 87,50%,

dengan perhitungan tingkat efektivitas 93,37%. Hasil perhitungan telah meningkat

lebih dari 50% itu artinya tindakan sudah meningkat.

Kata Kunci: Gerak Dasar Juggling, bola modifikasi, bola plastik, bola karet,

bola rotan yang diperbesar.

.

Page 3: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN JUGGLING …digilib.unila.ac.id/22699/3/SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf4 yang berjumlah 24 siswa, dengan jumlah 14 laki-laki dan 10 perempuan

.

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN JUGGLING DENGAN

MEDIA ALAT BANTU TERHADAP PERMAINAN FUTSAL

PADA SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 3 KOTABUMI

TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

Oleh

DEDI ALFATONI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2015

Page 4: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN JUGGLING …digilib.unila.ac.id/22699/3/SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf4 yang berjumlah 24 siswa, dengan jumlah 14 laki-laki dan 10 perempuan
Page 5: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN JUGGLING …digilib.unila.ac.id/22699/3/SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf4 yang berjumlah 24 siswa, dengan jumlah 14 laki-laki dan 10 perempuan
Page 6: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN JUGGLING …digilib.unila.ac.id/22699/3/SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf4 yang berjumlah 24 siswa, dengan jumlah 14 laki-laki dan 10 perempuan
Page 7: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN JUGGLING …digilib.unila.ac.id/22699/3/SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf4 yang berjumlah 24 siswa, dengan jumlah 14 laki-laki dan 10 perempuan

vi

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kotabumi Kecamatan Kotabumi

Selatan Kabupaten Lampung Utara Provinsi Lampung,

pada tanggal 7 Desember 1990. Anak kelima dari enam

bersaudara pasangan Bapak Fatony Sahib dan Ibu

Sukartini..

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah Sekolah Dasar Negeri 6

Tanjung Aman Kotabumi Selatan Lampung Utara tamat pada tahun 2003,

kemudian menempuh pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Slamet

Riyadi Kotabumi Selatan tamat pada tahun 2006 dan melanjutkan Sekolah

Menengah Atas di SMAN 1 Kotabumi Lampung Utara tamat pada tahun 2009.

Pada tahun 2010 penulis menjadi mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung pada Program Studi Pendidikan Jasmani dan

Kesehatan yang ditempuh melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi

Negeri (SNMPTN). Penulis juga mengikuti kejuaraan resmi di tingkat Daerah

maupun Nasional, diantaranya adalah:

1. Pomnas 2009 di Sumatera Selatan mewakili Lampung.

2. Porprov 2010 di Tulang Bawang Barat Mewakili Kabupaten Lampung

Utara pada cabang sepak bola

Page 8: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN JUGGLING …digilib.unila.ac.id/22699/3/SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf4 yang berjumlah 24 siswa, dengan jumlah 14 laki-laki dan 10 perempuan

vii

3. Porprov 2014 di Kalianda Lampung Selatan Mewakili Kabupaten

Lampung Utara pada cabang futsal.

4. Mengikuti Kejurda Sepak bola antar mahasiswa se-lampung pada tahun

2010 dan 2011

5. Mengikuti Kejurnas Futsal DJ antar mahasiswa pada tahun 2012 dan 2013

di Lampung.

6. Mengikuti Kejurnas Futsal UGM pada tahun 2012 mewakili Lampung.

Penulis pada tahun 2013 melaksanakan KKN dan PPL di SMP Negeri 1

Way.Kenanga Kabupaten Tulang Bawang Barat. Demikianlah riwayat hidup

penulis, supaya bermanfaat bagi pembaca.

Page 9: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN JUGGLING …digilib.unila.ac.id/22699/3/SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf4 yang berjumlah 24 siswa, dengan jumlah 14 laki-laki dan 10 perempuan

vi

MOTTO

Berfikirlah dari sisi positif maupun negatif

. karena itu akan menghasilkan keseimbangan diantara keduanya

Dan janganlah hanya berfikir diantara salah satunya

Karena itu hanya memberatkan salah satu sisinya

DEDI ALFATONI

Page 10: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN JUGGLING …digilib.unila.ac.id/22699/3/SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf4 yang berjumlah 24 siswa, dengan jumlah 14 laki-laki dan 10 perempuan

vi

PERSEMBAHAN

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan

anugerah yang begitu banyak kepada penulis sehingga penulis dapat

mempersembahkan karya terbaik ini

kepada Bapak yang sangat penulis sayangi

kepada Ibu yang telah memberikan dukungan dan motivasi agar penulis berhasil

mencapai cita-cita dan menjadi yang terbaik.

Kak Iyan, kak Dedek, mba Ika, mba Uwek adik ku Deni serta Icha yang sangat

penulis sayangi, terima kasih atas perhatian dan motivasinya sehingga membuat

penulis menjadi kuat untuk berusaha menberikan karya terbaik ini.

Almamater-ku FKIP Unila,

tempat yang telah mendewasakan penulis.

Page 11: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN JUGGLING …digilib.unila.ac.id/22699/3/SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf4 yang berjumlah 24 siswa, dengan jumlah 14 laki-laki dan 10 perempuan

vi

SANWACANA

Asalamualaikum Warrohmatullahi Wabbarokatuh

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat

dan Salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang mulia.

Skripsi dengan judul Upaya Meningkatkan Keterampilan Juggling Dengan Media

Alat Bantu Terhadap Permainan Futsal Pada Siswa Kelas XI IPS 4 di SMA

Negeri 3 Kotabumi Lampung Utara Tahun Pelajaran 2014/2015” adalah dalam

rangka memenuhi salah satu syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di

Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.S Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP

Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Ade Jubaedi, M.Pd Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani dan

Kesehatan FKIP Universitas Lampung serta sebagai pembahas yang telah

memberikan bimbingan dan pengarahan juga kepercayaan kepada penulis.

4. Bapak Drs. Herman Tarigan, M.Pd Pembimbing pertama sekaligus

Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan

motivasi serta kepercayaan kepada penulis.

5. Bapak Drs. Suranto M.Kes Pembimbing kedua yang juga telah memberikan

bimbingan dan pengarahan serta kepercayaan kepada penulis

6. Bapak /Ibu Dosen dan karyawan Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang

telah memberikan ilmu pengetahuan dan keteladanan selama penulis

menjalani studi.

7. Ibu Dra. Hj. Roslini, M.M. selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 3 Kotabumi

Lampung Utara dan bapak Pamula Putra selaku guru Penjaskes di SMA N 3

Kotabumi Lampung Utara yang telah memberikan bantuan dan masukan

selama penulis melakukan penelitian. yang telah memberikan izin untuk

melaksanakan penelitian pada siswa kelas XI tahun pelajaran 2014/2015.

8. Siswa-siswi kelas XI-IPS 4 di SMA Negeri 3 Kotabumi Lampung Utara

tahun pelajaran 2014/2015, terimakasih atas waktu dan kerjasamanya.

Page 12: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN JUGGLING …digilib.unila.ac.id/22699/3/SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf4 yang berjumlah 24 siswa, dengan jumlah 14 laki-laki dan 10 perempuan

vii

9. Sahabat terbaik-ku Dimas Prabowo, Rico Ustiady, bang Suwarly, Mahyudi

Dwi Septian, Sigit Raharjo, Dian Syuriadi, Khairul Rahman,Fahmi Iskandar,

Robi Shandra, Joedika Permadi, Rino Anugrah, Tedy Afri Suhendri. Keluarga

besar Fans Club Pena Real Madrid de Indonesia Regional Lampung

(PAMELA), Bang Vde, Bang Jayus, Bang Ali, Bang Yoga serta Keluarga

Besar GALAXY yang menjadi motifator selama ini dan terimakasih atas

dukungan dan bantuan kalian.yang telah menjadi motivator, inspirator, dan

penyemangat selama ini, terimakasih atas semua doa, dukungan dan

bantuannya.

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu

penyelesaian tugas akhir ini.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan

bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

Wasalamualaikum Wr. Wb.

Bandar Lampung, September 2015

Penulis

Dedi Alfatoni

Page 13: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN JUGGLING …digilib.unila.ac.id/22699/3/SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf4 yang berjumlah 24 siswa, dengan jumlah 14 laki-laki dan 10 perempuan

xii

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ............................................................................................................. xv

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................................... xvii

I. PENDAHULUAN ……………………………………………………………. 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................................................ 6

C. Rumusan Masalah ............................................................................................ 7

D. Tujuan Penelitian .................................................................................................. 7

E. Manfaat Penelitian ................................................................................................ 7

F. Batasan Masalah .............................................................................................. 8

G. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................... 9

H. Batasan Istilah ................................................................................................. 9

II. TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………………………. 11

A. Hakikat Pendidikan Jasmani .......................................................................... 11

B. Istilah Pendidikan Olahraga .......................................................................... 12

C. Pentingnya Pendidikan Olahraga .................................................................. 13

D. Prinsip-prinsip Belajar Dan Pembelajaran ....................................................... 15

1. Perhatian Dan Motivasi ............................................................................... 15

2. Keaktifan ..................................................................................................... 15

3. Keterlibatan langsung Atau Berpengalaman ............................................... 15

a. Pengulangan ........................................................................................ 16

b. Tantangan ........................................................................................... 16

4. Balikan ........................................................................................................ 16

5. Perbedaan Individu ..................................................................................... 17

E. Belajar Motorik ..................................................................................................... 17

1. Tahap Kognitif ............................................................................................ 18

2. Tahap Fiksasi .............................................................................................. 18

3. Tahap Otomatis .......................................................................................... 19

F. Permainan Futsal ............................................................................................ 19

Page 14: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN JUGGLING …digilib.unila.ac.id/22699/3/SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf4 yang berjumlah 24 siswa, dengan jumlah 14 laki-laki dan 10 perempuan

xiii

G. Pengertian Futsal .................................................................................................. 23

H. Teknik Dasar Bermain Futsal ............................................................................... 24

1. Passing ....................................................................................................... 25

2. Controlling ................................................................................................. 26

3. Dribbling .................................................................................................... 26

4. Shooting ..................................................................................................... 26

5. Chipping ..................................................................................................... 27

I. Keterampilan Juggling ................................................................................... 27

J. Alat Bantu ...................................................................................................... 29

K. Kerangka Pikir ............................................................................................... 32

L. Penelitian Yang Relevan ................................................................................ 33

M. Hipotesis ......................................................................................................... 35

III. METODOLOGI PENELITIAN ..................................................................... 36

A. Metode Penelitian ............................................................................................ 36

1. Perencanaan (Planning) ............................................................................. 37

2. Tindakan (Action) ...................................................................................... 38

3. Observasi ................................................................................................... 38

4. Refleksi ...................................................................................................... 38

B. Setting Penelitian ............................................................................................. 38

1. Tempat Penelitian ....................................................................................... 38

2. Pelaksanaan Penelitian ................................................................................ 38

C. Subjek Penelitian ............................................................................................. 38

D. Persiapan Tindakan Kelas ................................................................................ 39

1. Perencanaan ................................................................................................ 39

2. Tindakan ...................................................................................................... 39

3. Observasi ..................................................................................................... 39

4. Refleksi ....................................................................................................... 39

E. Pelaksanaan Tindakan ..................................................................................... 40

1. Siklus Pertama ............................................................................................. 40

2. Siklus Kedua ............................................................................................... 42

3. Siklus Ketiga ............................................................................................... 44

F. Instrumen Penelitian ........................................................................................ 46

G. Teknik Analisis Data ....................................................................................... 46

1. Peresentase Keberhasilan ............................................................................ 46

2. Efektifitas .................................................................................................... 47

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................. 48

A. Hasil Penelitian ................................................................................................ 48

1. Deskripsi Hasil PTK Pembelajaran Gerak Dasar Juggling ............................. 48

2. Analisis Efektifitas Pembelajaran Setiap Siklusnya ................................... 53

Page 15: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN JUGGLING …digilib.unila.ac.id/22699/3/SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf4 yang berjumlah 24 siswa, dengan jumlah 14 laki-laki dan 10 perempuan

xiv

B. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................................... 55

V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................ 59

A. Kesimpulan .................................................................................................. 59

B. Saran ............................................................................................................ 60

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 61

LAMPIRAN .................................................................................................................. 63

Page 16: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN JUGGLING …digilib.unila.ac.id/22699/3/SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf4 yang berjumlah 24 siswa, dengan jumlah 14 laki-laki dan 10 perempuan

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar. Halaman

Gambar 1.Juggling Bola. ............................................................................ 28

Gambar 2.Juggling Bola ............................................................................. 28

Gambar 3.Bola Plastik. ............................................................................... 31

Gambar 4.Bola Karet. ................................................................................. 31

Gambar 5.Bola Rotan Yang Diperbesar. .................................................... 31

Gambar 6.Spiral Penelitian Tindakan Kelas ............................................... 37

Gambar 7.Prosentase Ketuntasan Belajar Pada Tes Awal,

Siklus 1, Siklus 2 dan Siklus 3 .................................................................... 53

Page 17: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN JUGGLING …digilib.unila.ac.id/22699/3/SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf4 yang berjumlah 24 siswa, dengan jumlah 14 laki-laki dan 10 perempuan

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran. Halaman

Lampiran 1. Indikator penilaian (Instrumen) ............................................ 63

Lampiran 2. Hasil Tes Awal Keterampilan Gerak Dasar Juggling. ......... 65

Lampiran 3. Data Hasil Tes Siklus I Keterampilan

Gerak Dasar Juggling .......................................................... 66

Lampiran 4. Data Hasil Tes Siklus II Keterampilan

Gerak Dasar Juggling.. ........................................................ 67

Lampiran 5. Data Hasil Tes Siklus III Keterampilan

Gerak Dasar Juggling........................................................... 68

Lampiran 6. Foto Kegiatan Siklus I ......................................................... 69

Lampiran 7. Foto Kegiatan Siklus II ........................................................ 71

Lampiran 8. Foto Kegiatan Siklus III ...................................................... 72

Lampiran 9. Foto Gerbang SMA N 3 ...................................................... 73

Lampiran 10. Surat Izin FKIP .................................................................... 74

Lampiran 11. Surat Keterangan Kepala Sekolah SMA N 3 ...................... 75

Lampiran 12. Kartu Bimbingan 1 & 2 ....................................................... 76

Page 18: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN JUGGLING …digilib.unila.ac.id/22699/3/SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf4 yang berjumlah 24 siswa, dengan jumlah 14 laki-laki dan 10 perempuan

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1.Perbedaan futsal dan Sepakbola …………………………………………... 23

Tabel 2.Konversi Nilai Akhir Ke Huruf Mutu Berdasarkan

Penafsiran Stuarg ……………………………………………………...….. 49

Tabel 3.Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Pemelajaran Gerak

Dasar Juggling ……………………………………………………………………. 49

Tabel 4.Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaraan Gerak Dasar

Juggling Siklus 1 …...……………………………………..…………….… 50

Tabel 5.Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaraan Gerak Dasar

Juggling Siklus II …...……………………………………..……………… 51

Tabel 6.Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaraan Gerak Dasar

Juggling Siklus III ………………………………………..………………. 51

Tabel 7.Hasil latihan gerak Dasar Juggling Meningkat Secara

Nyata Pada Siklus III………………………………...………………… ......... 52

Tabel 8. Deskripsi Efektifitas Pembelajaran Pada Setiap Siklus ....................... ……… 54

Page 19: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN JUGGLING …digilib.unila.ac.id/22699/3/SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf4 yang berjumlah 24 siswa, dengan jumlah 14 laki-laki dan 10 perempuan

I. PENDAHULUAN

A. LatarBelakangMasalah

Mata pelajaran Pendidikan Jasmani merupakan media untuk mendorong

perkembangan keterampilan motorik, kemampuanfisik, pengetahuan,

penalaran, penghayatan nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial),

membantu siswa memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana

cara melakukan gerak secara aman, efisien, dan efektif sehingga menghargai

manfaat aktivitas jasmani bagi peningkatan kualitas hidup dan pembiasaan

pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan serta

perkembangan yang seimbang. Materi pokok Pendidikan Jasmani

diklasifikasikan menjadi enam aspek, yaitu :teknik/keterampilan dasar

permainan dan olahraga; aktivitas pengembangan; ujidiri/ senam; aktivitas

ritmik; aquatik (aktivitas air); dan pendidikan luar kelas (out door).

SK Mendikbud (No:413/U/1987) menyebutkan bahwa pendidikan olahraga

adalah bagian yang integral dari pendidikan melalui aktivitas jasmani yang

bertujuan untuk meningkatkan individu secara organik, neuromuscular,

intelektual, dan emosional. Pendidikan olahraga juga diatur pada sistem

keolahragaan nasional (SKN 2005) pasal 1 ayat 1 keolahragaan adalah

segala aspek yang diberikan dengan olahraga yang memerlukan

Page 20: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN JUGGLING …digilib.unila.ac.id/22699/3/SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf4 yang berjumlah 24 siswa, dengan jumlah 14 laki-laki dan 10 perempuan

2

pengaturan, pendidikan, pelatihan, pembinaan, pengembangan, dan

pengawasaan.

Pendidikan olahraga dalam kurikulum selalu mengalami perkembangan

mulai dari kurikulum 1994, kurikulum 1999, kurikulum KBK 2004,

kurikulum KTSP, dan kurikulum 2013. Pemerintah saat ini sedang gencar

menggalakan kurikulum 2013 yang disebut kurikulum berkarakter.

Kurikulum 2013 lebih berorientasi pada karakteristik kompetensi sikap

(menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, menghargai,

mengamalkan), keterampilan (mengamati, menanya, mencoba, menalar,

menyaji), pengetahuan (mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisa,

mengevaluasi, mecipta) serta menggunakan pendekataan saintifik,

karakteristik kompetensi sesuia jenjang. Kurikulum 2013(2013).

Salah satu tujuan pendidikan jasmani disekolah adalah mengembangkan

keterampilan gerak dan keterampilan teknik serta strategi berbagai

permainan dan olahraga Lutan (2002). Dalam perkembangannya melalui

suatu pembinaan yang sistematis dan teratur. Proses pembelajaran harus

sejalan dengan kematangan siswa dalam usia maupun fisik perlu dibedakan

antara setiap umur yaitu dari masa balita, anak-anak, masa remaja, dewasa

dan masa tua.

Dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani, guru diharapkan

mengajarkan berbagai ketrampilan gerak dasar, teknik dan strategi

permainan dan olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportifitas, jujur,

kerjasama, dan lain-lain) serta pembiasaan hidup sehat. Dalam pelaksanaan

Page 21: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN JUGGLING …digilib.unila.ac.id/22699/3/SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf4 yang berjumlah 24 siswa, dengan jumlah 14 laki-laki dan 10 perempuan

3

pembelajaran guru dapat memberikan berbagai pendekatan agar siswa

termotivasi dan tertarik untuk mengikuti pembelajaran. Cara pelaksanaan

pembelajaran kegiatan dapat dilakukan dengan latihan, menirukan,

permainan, perlombaan, dan pertandingan.

Pendidikan jasmani merupakan bagian dari sistem pendidikan secara

keseluruhan, yang memfokuskan pengembangan aspek kebugaran jasmani,

keterampilan gerak, kemampuan berfikir kritis, stabilisasi emosional,

keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui aktivitas jasmani.

Dalam intensifikasi penyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses

pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup, peran pendidikan

jasmani yakni memberikan kesempatan pada seseorang untuk terlibat

langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani yang

dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan

untuk membina, sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang

hayat.

Pendidikan jasmani yang diajarkan di sekolah berpengaruh besar terhadap

perkembangan, kecepatan, sikap dan tingkah laku anak didik. Oleh karena

itu pendidikan jasmani yang diajarkan dapat membangkitkan dan

mengarahkan potensi pada anak didik serta nantinya sehat serta berkualitas.

Penguasaan gerak merupakan salah satu aspek yang penting dan dominan

bagi tujuan yang akan dicapai dalam proses pendidikan jasmani. Lebih jauh

lagi, tujuan tersebut mengarah pada perkembangan dan kemampuan

Page 22: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN JUGGLING …digilib.unila.ac.id/22699/3/SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf4 yang berjumlah 24 siswa, dengan jumlah 14 laki-laki dan 10 perempuan

4

organik, neuromuscular, intelektual, emosional, dan moral peserta didik

secara menyeluruh.

Dalam pendidikan jasmani terdapat banyak materi olahraga permainan yang

diajarkan. Salah satunya yaitu permainan futsal. Permainan futsal identik

dengan berbagai kemampuan dan keterampilan gerak kompleks. Sepintas

dapat diamati bahwa dalam bermain futsal harus melakukan gerakan-

gerakan seperti lari cepat, berhenti dengan tiba-tiba dan segera bergerak

lagi, gerak meloncat, menjangkau, memutar badan degan cepat, melakukan

langkah lebar tanpa pernah kehilangan keseimbangan tubuh. Untuk

mendapatkan semua unsur kondisi fisik tersebut harus banyak melakukan

latihan. Tujuan serta sasaran utama dari latihan atau training adalah untuk

membantu atlet meningkatkan keterampilan dan performaatlet. Tujuan

umum latihan, di samping memperhatikan factor keselamatan (pencegahan

cidera) dan kesehatan, mencakup pengembangan dan penyempurnaan: (1)

fisik secara multilateral, (2) fisik secara khusus sesuai dengan tuntutan

kebutuhan cabang olahraganya, (3) teknik cabang olahraganya, (4)

taktik/strategis yang dibutuhkan, (5) kualitas kesiapan bertanding, (6)

persiapan optimal olahraga beregu, (7) keadaan kesehatan atlet, (8)

pengetahuan atlet tentang fisiologis, psokologis, rencana program, nutrisi,

serta massa regenerasi. Untuk mencapai hal itu, ada empat aspek latihan

yang perlu diperhatikan dan dilatih secara seksama oleh atlet, yaitu: (1)

latihanfisik, (2) latihanteknik, dan (3) latihantaktik.

Page 23: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN JUGGLING …digilib.unila.ac.id/22699/3/SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf4 yang berjumlah 24 siswa, dengan jumlah 14 laki-laki dan 10 perempuan

5

Gerakan-gerakan ini harus dilakukan berulang-ulang dan dalam tempo lama,

selama permainan berlangsung. Akibat proses gerakan itu akan

menghasilkan “kelelahan”, yang akan berpengaruh langsung pada kerja

jantung, paru-paru, sistem peredaran darah, pernapasan, kerja otot, dan

persendian tubuh. Oleh karena itu, seorang yang bermain futsal harus

memiliki kondisi fisik yang baik. Ini akan berdampak positif pada

kebugaran mental, psikis, yang akhirnya berpengaruh langsung pada

penampilan bermain. Itulah sebabnya, seorang yang bermain futsal sangat

membutuhkan kualitas kekuatan, daya tahan, fleksibilitas, kecepatan,

agilitas, dan koordinasi gerak yang baik dan penguasaan bola.Seorang atlet

yang mengikuti program latihan kondisi fisik secara intensif selama 6 – 8

minggu sebelum musim pertandingan, akan memiliki kekuatan, kelentukan,

dan daya tahan yang jauh lebih baik selama musim pertandingan.

Perkembangan kondisi fisik yang terbaik juga membantu seorang atlet untuk

mampu mengikuti latihan selanjutnya dalam usaha mencapai prestasi

setinggi-tingginya.(Harsono,2004)

Salah satu masalah yang dihadapi para siswa SMA N 3 Kotabumi Lampung

Utara dalam belajar pendidikan jasmani dan kesehatan khususnya pada

permainan futsal adalah rendahnya hasil belajar untuk menguasai bola.

Berdasarkan pengalaman dalam melatih penulis untuk siswa SMA pada

cabang olahraga futsal, ternyata penguasaan gerak dasar futsal relatif

rendah, terutama keterampilan Juggling, karena Juggling merupakan

keterampilan yang menunjang dalam penguasaan bola. Rendahnya

kemampuan guru pendidikan jasmani dalam mencari gerak dasar dalam

Page 24: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN JUGGLING …digilib.unila.ac.id/22699/3/SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf4 yang berjumlah 24 siswa, dengan jumlah 14 laki-laki dan 10 perempuan

6

bermain futsal, masih rendahnya kemampuan guru pendidikan jasmani

dalam mencari model–model pembelajaran penguasaan bola, dan rendahnya

keterampilan gerak dasar terutama Juggling di lihat dari nilai yang diperoleh

siswa. Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, maka

penelitian ini mengambil judul “UPAYA MENINGKATKAN

KETERAMPILAN JUGGLING DENGAN MEDIA ALAT BANTU

PERMAINAN FUTSAL PADA SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 3

KOTABUMI TAHUN PELAJARAN 2014/2015.”

Peranan dan Fungsi guru penjas yang baik apabila memiliki inisiatif,

kreatifitas dan inovatif serta selektif dalam menentukan metode dan

penggunaan alat penunjang pelaksanaan proses belajar mengajar yang

cocok, fleksibel, ekonomis dan disukai anak didiknya apabila memakai alat

tersebut saat proses kegiatan belajar mengajar.

Dalam menentukan alat penunjang keberhasilan terhadap tugas gerak yang

diberikan, kita harus memilih alat-alat yang mengarah pada pembentukan

gerakan yang kita harapkan tersebut. Yaitu dengan alat yang sederhana dan

fleksibhyrel tetapi disenangi oleh anak didik. Dalam penelitian ini penulis

mencoba menerapkan suatu cara penyampaian belajar penguasaan bola

futsal dengan keterampilan Juggling menggunakan modifikasi alat

permainan (bola plastik, bola rotan).

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,

masalah dalam penelitian ini dapat di identifikasi sebagai berikut :

Page 25: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN JUGGLING …digilib.unila.ac.id/22699/3/SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf4 yang berjumlah 24 siswa, dengan jumlah 14 laki-laki dan 10 perempuan

7

1. Rendahnya hasil belajar siswa saat melakukan Juggling.

2. Kurang nya keterampilan untuk menguasai bola.

3. Belum terlihat adanya modifikasi pembelajaran penjaskes

keterampilan gerak Juggling dalam pembelajaran futsal kelas XI SMA

N 3Kotabumi Lampung Utara.

4. Pembelajaran penjaskes pada gerak dasar Juggling di kelas XI SMA

Negeri 3 Kotabumi Lampung Utara kurang efektif.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian masalah di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah: “Apakah dengan bantuan alat yang di modifikasi dapat

meningkatkan keterampilan Juggling pada siswa kelas XI IPS 4 SMA N 3

Kotabumi Lampung Utara ?”.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian sebagai

berikut:

1. Untuk mengetahui hasil belajar keterampilan Juggling dengan

penggunaan modifikasi bola Plastik dan bola karet serta bola rotan

pada siswa kelas XI IPS 4 SMA N 3 Kotabumi Lampung Utara.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

Page 26: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN JUGGLING …digilib.unila.ac.id/22699/3/SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf4 yang berjumlah 24 siswa, dengan jumlah 14 laki-laki dan 10 perempuan

8

1. Bagi Peneliti

Peneliti dapat mengetahui salah satu upaya yang dapat dilakukan

untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar Juggling.

2. Bagi Siswa

Sebagai pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar

Juggling

3. Sekolah

Sebagai bahan referensi bagi Pembina sekolah mengenai penggunaan

bola plastik dan bola karet sebagai modifikasi bola pada pembelajaran

gerak dasar Juggling.

4. Bagi Program Studi Penjaskes FKIP UNILA.

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi gambaran pengembangan

materi futsal khususnya pada keterampilan gerak dasar Juggling.

F. Batasan Masalah

Berdasarkan masalah yang ada, agar tidak meluas maka batasan masalah

penelitian ini hanya terbatas pada masalah :

1. Rendahnya keterampilan gerak dasar Juggling pada siswa kelas XI

IPS 4 SMA N 3 Kotabumi Lampung Utara.

2. Rendah nya keterampilan gerak dasar Juggling yang mempengaruhi

penguasaan bola pada permainan futsal siswa kelas XI IPS 4 SMA N

3 Kotabumi Lampung Utara.

Page 27: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN JUGGLING …digilib.unila.ac.id/22699/3/SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf4 yang berjumlah 24 siswa, dengan jumlah 14 laki-laki dan 10 perempuan

9

G. Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah :

1. Penelitian dilaksanakan di lapangan futsal SMA N 3 Kotabumi

Lampung Utara.

2. Objek penelitian yang diamati hasil belajar keterampilan gerak dasar

Juggling,

3. Subjek penelitian yang diamati adalah siswa kelas XI IPS 4 SMA N 3

Kotabumi Lampung Utara.

H. Batasan Istilah

Untuk memperjelas istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian, maka

penelitian membatasi makna dalam istilah yang digunakan. Adapun makna

yang dalam istilah yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Upaya adalah usaha untuk mencapai suatu yang dimaksud, KAMUS

BESAR BAHASA INDONESIA (KBBI 1990).

2. Peningkatan adalah sebuah proses atau cara untuk meningkatkan

usaha atau kegiatan, KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA

(KBBI, 1990).

3. Gerak dasar adalah suatu bentuk gerakan yang menuntun kepada

keterampilan yang sifatnya kompleks. Gerakan dasar tersebut

meliputi gerakan lokomotor, nonlokomotor dan manipilatif.

(Arikunto, 2008).

Page 28: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN JUGGLING …digilib.unila.ac.id/22699/3/SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf4 yang berjumlah 24 siswa, dengan jumlah 14 laki-laki dan 10 perempuan

10

4. Juggling adalah memainkan bola dengan cara menimang dengan

menggunakan bagian tubuh diantaranya yaitu menggunakan kaki,

kepala, paha dll. (Lhaksana, 2006).

5. Modifikasi alat adalah perubahan keadaan dapat berupa bentuk, isi,

fungsi, cara penggunaan, dan manfaat tanpa sepenuhnya

menghilangkan aslinya, (Lutan, 2004).

6. Bola adalah bangunan ruang yang membatasi oleh sebuah sisi

lengkung atau kulit bola.

Page 29: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN JUGGLING …digilib.unila.ac.id/22699/3/SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf4 yang berjumlah 24 siswa, dengan jumlah 14 laki-laki dan 10 perempuan

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Hakekat Pendidikan Jasmani

Kegiatan belajar mengajar dalam pelajaran pendidikan jasmani amat

berbeda pelaksanaannya dari pembelajaran mata pelajaran lain. Pendidikan

jasmani adalah “ pendidikan melalui aktivitas jasmani “. Dengan

berpartisipasi dalam aktivitas fisik, siswa dapat menguasai keterampilan dan

pengetahuan, mengembangkan apresiasi estetis, mengembangkan

keterampilan generik serta nilai dan sikap positif, dan memperbaiki kondisi

fisik untuk mencapai tujuan pendidikan jasmani. Samsudin (2008).

Pada dasarnya program pendidikan jasmani memiliki kepentingan yang

relatif sama dengan pendidikan lainnya dalam ranah pembelajaran, yaitu

sama-sama mengembangkan tiga ranah utama : psikomotor, afektif dan

kognitif. Namun demikian, ada satu kekhasan dan keunikan dari program

penjaskes yang tidak dimiliki oleh program pendidikan, yaitu dalam hal

pengembangan wilayah psikomotor, yang biasanya dikaitkan dengan tujuan

mengembangkan kebugaran jasmani anak dan pencapaian keterampilan

geraknya. Samsudin (2008).

Page 30: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN JUGGLING …digilib.unila.ac.id/22699/3/SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf4 yang berjumlah 24 siswa, dengan jumlah 14 laki-laki dan 10 perempuan

12

Aktivitas jasmani harus dikelola secara sistematis, dipilih sesuai karakteristik

peserta didik, tingkat kematangan, kemampuan pertumbuhan dan

perkembangan peserta didik sehingga mampu meningkatkan aspek kognitif,

afektif, dan psikomotor.

Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas

jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani,

mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup

sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar

diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan

seluruh ranah, baik jasmani, psikomotor, kognitif, dan afektif setiap siswa.

Pengalaman yang disajikan akan membantu siswa untuk memahami mengapa

manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan gerakan secara aman,

efisien, dan afektif setiap siswa. Samsudin (2008).

B. Istilah Pendidikan Olahraga

Pendidikan olahraga adalah sebuah kurikulum dan pengembangan model

pengajaran, dalam pengembangan program pendidikan jasmani di sekolah.

Pendidikan olahraga mempunyai potensi untuk revolusi pendidikan jasmani.

Selama ini kurikulum yang berlaku di Indonesia dari awal kemerdekaan

sampai sekarang menggunakan model kurikulum pendidikan jasmani.

Model ini berlaku dari mulai sekolah dasar (SD) sampai sekolah lanjutan

tingkat atas (SMA). Akibatnya kurikulum untuk semua jenjang sekolah di

seluruh wilayah Indonesia sama. Kurikulum seperti ini kurang

menguntungkan bagi peserta didik karena minat dan bakat setiap anak tidak

Page 31: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN JUGGLING …digilib.unila.ac.id/22699/3/SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf4 yang berjumlah 24 siswa, dengan jumlah 14 laki-laki dan 10 perempuan

13

tersalurkan dengan baik. Pendidikan olahraga memberikan pengalaman

lebih komplit dan autentik daripada pendidikan jasmani. Dalam model ini,

murid tidak hanya belajar bagaimana belajar olahraga lebih lengkap tapi

juga belajar tanggung jawab individu dan kerja sama anggota kelompok

secara efektif serta dapat meningkatkan prestasi individu tersebut.

Pendidikan olahraga memiliki banyak tujuan daripada program pendidikan

jasmani. Model ini diharapkan dapat mendidik murid menjadi pemain dan

memiliki rasa tanggung jawab dan membantu mereka mengembangkan

kompeten, terpelajar dan orang yang antusiasme terhadap olahraga.

C. Pentingnya Pendidikan Olahraga

Beban belajar di sekolah begitu berat dan menekan kebebasan anak untuk

bergerak. Kebutuhan anak untuk bergerak lebih leluasa tidak bisa dipenuhi

karena keterbatasan waktu dan kesempatan. Lingkungan sekolah tidak

menyediakan wilayah yang menarik untuk dijelajahi. Pendidikanpun lebih

mengutamakan prestasi akademis. Pendidikan olahraga tumbuh dari rasa

ketidak puasan dengan melihat olahraga diajarkan tidak lengkap dan tidak

tepat didalam banyak kelas pendidikan jasmani, Misalnya bola voi, kita

telah melihat service, pass atas, dan teknik lainnya diajarkan secara terpisah

dari keterampilan. Seharusnya aturan dasar dikenalkan dan para pelajar

disatukan ke dalam tim supaya permainan dapat dimainkan. Strategi secara

nyata dilupakan. Keterampilan dipelajari dengan tidak lengkap dan secara

terpisah dan jarang diperankan dengan tepat didalam konteks permainan.

Permainan para murid sering terlihat lucu karena mereka tidak pernah diajar

Page 32: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN JUGGLING …digilib.unila.ac.id/22699/3/SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf4 yang berjumlah 24 siswa, dengan jumlah 14 laki-laki dan 10 perempuan

14

keterampilan yang melibatkan strategi yang tepat. Olahraga didalam

pendidikan jasmani mempunyai tipe yang tidak berhubungan dengan

konteks keterampilan yang diajarkan secara terpisah daripada sebagai

bagian dari konteks strategi didalam permainan seperti situasi sebenarnya.

Ritual, nilai-nilai agama tidak disebutkan dengan anggapan bahwa hal

tersebut dapat diperoleh melalui pengalaman. Pendidikan olahraga tumbuh

dari observasi dan kepedulian. Olahraga tumbuh dari keingginan untuk

membuat pengalaman pendidikan olahraga untuk anak-anak laki-laki dan

perempuan dalam pendidikan jasmani lebih autentik dan komplit. Arah

pndidikan olahraga menjadi jelas ketika cara-cara olahraga yang diorganisir

secara khusus diimplementasikan di olahraga anak muda, olahraga sekolah,

dan klub atau organisasi olahraga rekreasi.

Faktor kehidupan di rumah dan lingkungan luar sekolah ikut memberikan

pengaruh pada anak. Kebiasaan yang buruk seperti anak kurang bergerak

karena asyik menonton TV atau video game membuat kebugaran anak

semakin menurun. Sejalan dengan itu semakin diperparah oleh pengetahuan

dan kebiasaan makan yang buruk sehingga beresiko menurunkan fungsi

organ (degeneratif).

Disinilah pentingnya pendidikan olahraga, pendidikan olahragai

menyediakan ruang untuk belajar menjelajahi lingkungan, mencoba

kegiatan yang sesuai minat anak dan menggali potensi dirinya. Melalui

pendidikan olahraga anak-anak menemukan saluran yang tepat untuk

memenuhi kebutuhannya akan gerak, menyalurkan energi yang berlebihan

Page 33: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN JUGGLING …digilib.unila.ac.id/22699/3/SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf4 yang berjumlah 24 siswa, dengan jumlah 14 laki-laki dan 10 perempuan

15

agar tidak mengganggu keseimbangan perilaku dan mental anak,

menanamkan dasar-dasar keterampilan yang berguna dan merangsang

perkembangan yang bersifat menyeluruh, meliputi aspek fisik, mental,

emosi, sosial, dan moral.

D. Prinsip-Prinsip Belajar dan Pembelajaran

Banyak teori dan prinsip-prinsip yang dikemukakan oleh para ahli yang

satu dengan para ahli yang lainnya yang memiliki persamaan dan

perbedaaan. Prinsip-prinsip belajar dalam 7 kategori, antara lain :

1. Perhatian dan Motivasi

Perhatian mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan

belajar. Dari teori belajar pengolahan informasi terungkap bahwa

tanpa adanya perhatian tidak mungkin terjadi belajar. Sedangkan

motivasi juga mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar.

Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan

aktivitas seseorang. , (Dimyati,Mudjiono, 2006)

2. Keaktifan

Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan tidak juga

dilimpahkan oleh orang lain, Belajar hanya mungkin terjadi apabila

anak aktif mengalami sendiri. , (Dimyati,Mudjiono, 2006)

3. Keterlibatan langsung atau berpengalaman

Page 34: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN JUGGLING …digilib.unila.ac.id/22699/3/SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf4 yang berjumlah 24 siswa, dengan jumlah 14 laki-laki dan 10 perempuan

16

Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak sekedar

mengamati secara langsung dalam perbuatan dan bertanggung jawab

terhadap hasil belajarnya. , (Dimyati,Mudjiono, 2006)

a. Pengulangan

Di dalam prinsip belajar pengulangan memiliki peranan yang

penting, karena mata pelajaran yang kita dapat perlu diadakan

pengulangan-pengulangan supaya terjadi kesempurnaan dalam

belajar.

b. Tantangan

Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin

di capai tetapi selalu terdapat hambatan dengan mempelajari

bahan ajar, maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan

itu.Agar pada anak timbul motif yang kuat untuk mengatasi

hambatan dengan baik, maka bahan belajar harus memiliki

tantangan. Tantangan yang dihadapi dalam bahan belajar

membuat siswa bergairah untuk mengatasinya. Bahan belajar

yang baru mengandung masalah yang perlu dipecahkan

membuat siswa tertantang untuk mempelajarinya.

4. Balikan.

Prinsip belajar yang berkaitan dengan balikan terutama ditekankan

pada stimulus (rangsangan) dan respon (reaksi).

Page 35: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN JUGGLING …digilib.unila.ac.id/22699/3/SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf4 yang berjumlah 24 siswa, dengan jumlah 14 laki-laki dan 10 perempuan

17

5. Perbedaan individu

Perbedaan individu ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa,

karena perbedaan individu perlu diperhatikan oleh guru dalam upaya

pembelajaran di sekolah.

E. Belajar Motorik

Belajar gerak adalah belajar yang diwujudkan melalui respon-respon

muskular dan diekspresikan dalam gerak tubuh dan suatu gerak yang relatif

permanen sebagai hasil dari latihan dan pengalaman. Belajar gerak

merupakan serangkaian proses yang berkaitan dengan latihan atau

pembekalan pengalaman yang menyebabkan timbulnya perubahan penetap

dalam keterampilan. Yang dipelajari di dalam belajar gerak adalah pola-pola

gerak mempelajari gerakan olahraga, seorang atlet berusaha untuk mengerti

gerakan yang dipelajari kemudian apa yang dimengerti itu dikomandokan

kepada otot-otot tubuh untuk mewujudkan dalam gerakan tubuh secara

keseluruhan atau hanya sebagian sesuai dengan pola gerakan yang

dipelajari. (Sugianto, 2004)

Suatu proses belajar keterampilan gerak berlangsung dalam suatu rangkaian

kejadian dari waktu ke waktu dan dalam prosesnya melibatkan sistem

syaraf, otak dan ingatan. Tugas utama dari proses pembelajaran motorik

adalah menerima dan menginterpretasikan informasi tentang gerakan-

gerakan yang akan dipelajari kemudian mengolah dan menyusun informasi-

informasi tersebut sedemikian rupa sehingga memungkinkan realisasi

gerakan secara optimal dalam bentuk keterampilan jadi belajar motorik

Page 36: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN JUGGLING …digilib.unila.ac.id/22699/3/SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf4 yang berjumlah 24 siswa, dengan jumlah 14 laki-laki dan 10 perempuan

18

dapat menghasilkan perubahan yang relatif permanen, yaitu Perubahan

yang dapat bertahan dalam jangka waktu yang relatif lama.

Dalam proses untuk menyempurnakan suatu belajar gerak berlangsung

dalam tiga tahapan yaitu : 1. Tahap Kognitif, 2. Tahap Fiksasi, dan 3. Tahap

Otomatis. (Winkel, 2000)

1. Tahap Kognitif

Merupakan tahap awal dalam belajar gerak keterampilan motorik.

Dalam tahap ini peserta didik harus memahami mengenai hakikat

kegiatan yang akan dilakukan. Peserta didik harus memperoleh

gambaran yang jelas baik secara verbal maupun visual mengenai tugas

gerakan atau model teknik yang akan dipelajari agar dapat membuat

rencana pelaksanaan yang tepat.

2. Tahap Fiksasi

Pada tahap ini, pengembangan keterampilan dilakukan peserta didik

melalui tahap praktik secara teratur agar perubahan perilaku gerak

menjadi permanen. Selama latihan, peserta didik membutuhkan

semangat dan umpan balik untuk mengetahui apa yang dilakukan itu

benar atau salah. Lebih penting lagi peserta didik dapat mengkoreksi

kesalahan. Pola gerakan sudah sampai pada taraf merangkaikan

urutan-urutan gerakan yang didapatkan secara keseluruhan dan harus

dilakukan secara berulang-ulang sehingga penguasaan terhadap

gerakan akan semakin meningkat.

Page 37: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN JUGGLING …digilib.unila.ac.id/22699/3/SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf4 yang berjumlah 24 siswa, dengan jumlah 14 laki-laki dan 10 perempuan

19

3. Tahap Otomatis

Setelah peserta didik melakukan latihan dalam jangka waktu yang

relatif lama, maka akan memasuki tahap otomatis. Secara fisiologis

hal ini dapat diartikan bahwa pada diri anak telah terjadi suatu kondisi

reflek bersyarat, yaitu terjadinya pengerahan tenaga mendekati pola

gerak reflek yang sangat efisien dan hanya akan melibatkan unsur

motor unit yang benar-benar diperlukan untuk gerakan yang

diinginkan. Pada tahap ini kontrol terhadap gerakan semakin tepat dan

penampilan semakin konsisten dan cermat.

Penampilan gerak yang konsisten dan cermat pada tahap otomatis

dapat dilihat dari ciri-ciri khusus sebagai berikut:

a. Antisipasi gerakan mengarah pada kemampuan otomatis dan irama

gerakan terlihat nyata.

b. Penampilan gerakan dapat dilakukan diberbagai situasi dan kondisi

yang berubah-ubah tanpa menghilangkan kelancaran dan

kemulusan gerakan.

c. Proses dan hasil gerakan diperlihatkan dalam penampilan yang

konstan.

Gerak keterampilan adalah gerak yang mengikuti pola atau bentuk tertentu

yang memerlukan koordinasi dan kontrol sebagian atau seluruh tubuh yang

bisa dilakukan melalui proses belajar.

F. Permainan Futsal

Permainan futsal identik dengan permainan sepakbola, tetapi keterampilan

Page 38: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN JUGGLING …digilib.unila.ac.id/22699/3/SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf4 yang berjumlah 24 siswa, dengan jumlah 14 laki-laki dan 10 perempuan

20

bermain futsal tidak bisa menggunakan tes keterampilan sepakbola.

Keterampilan tersebut mengabaikan keterampilan khusus bagi penjaga

gawang, karena diasumsikan sebagai pemain yang spesifik, bukan pemain

secara umum.

Futsal merupakan olahraga yang mapan dibuktikan dengan sudah

dipertandingankan secara internasional sejak tahun 1965 di Paraguay.

Penyelenggaraan FIFA Futsal World Cup yang ke-6 di Brazil pada tahun

2008 membuktikan bahwa dunia internasional sudah memperhatikan futsal

sebagai olahraga yang bergengsi dan sangat kompetitif. Perkembangan futsal

juga berimbas kuat sampai di Indonesia, dibuktikan dengan ditunjuknya

Indonesia sebagai penyelenggara Kejuaraan Futsal Asia atau Asian Futsal

Cup dibawah inspeksi AFC (Asian FootballFederation) di Istora Senayan

Jakarta, 22-30 Oktober 2002. Dengan adanya kepercayaan tersebut, maka

secara otomatis Tim Nasional Futsal Indonesia dibentuk untuk pertama kali,

yang berisikan pemain-pemain sepakbola profesional. Kelanjutan dari

booming-nya olahraga ini adalah diselenggarakannya Liga Futsal Nasional

atau Indonesian Futsal League sebagai divisi utama professional dan Liga

Futsal Amatir Musim 2006-2007 untuk pertama kali. Badan Futsal Nasional

(BFN) sebagai badan otonom di bawah PSSI dalam usaha untuk

meningkatkan kompetisi olahraga, sebagai usaha awal dalam membentuk

Timnas Futsal Indoensia yang representative untuk menghadapi event

regional maupun internasional. Event tersebut antara lain adalah AFF Futsal

Cup tingkat ASEAN, AFC Futsal Cup tingkat Asia, FIFA Futsal World Cup

tingkat internasional, event olahraga regional dan internasional lainnya.

Page 39: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN JUGGLING …digilib.unila.ac.id/22699/3/SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf4 yang berjumlah 24 siswa, dengan jumlah 14 laki-laki dan 10 perempuan

21

Dari bukti-bukti bahwa futsal merupakan olahraga yang sangat mapan dengan

memiliki kompetisi yang berjenjang seperti halnya sepakbola profesional.

Oleh karena futsal dan sepakbola berhubungan sangat erat dan dekat namun

keduanya sebenarnya memiliki karakteristik permainan yang berbeda. Futsal

yang dicanangkan oleh FIFA sebagai developing game membutuhkan kajian-

kajian yang unik dan khusus. Pendapat Suharjanto, direktur teknik dan

pembinaan BFN, mengungkapkan bahwa futsal saat ini sangat kental dengan

nuansa sepakbola sebab hampir semua bentuk latihan dan prinsip bermain

relatif disamakan dengan sepakbola, padahal futsal memiliki bentuk dan

ukuran lapangan yang relative berbeda dari ukuran jauh lebih sempit dan

permukaan lapangan yang berbeda tekstur, ukuran gawang yang relatif lebih

kecil, bola yang relatif kecil dan jenis pantulan yang berbeda, bahkan jumlah

pemain relative lebih sedikit, serta peraturan-peraturan permainan yang relatif

jauh berbeda, maka dapat dikatakan tidak serta merta pemain sepakbola

mampu beradaptasi dalam permainan futsal. Futsal merupakan penyeragaman

permainan sepakabola mini di seluruh dunia oleh FIFA, dengan mengadopsi

permainan sepakbola dalam bentuk law of the game yang disesuaikan. Supaya

tidak rancu dengan keberadaan FIFA sebagai badan tertinggi sepakbola, maka

dibentuk komite futsal yang difokuskan untuk menangani masalah-masalah

tentang futsal. Hal ini menunjukkan keseriusan FIFA dalam mengembangkan

futsal karena merupakan elemen yang dapat mendukung peningkatan

sepakbola.

Permainan futsal lebih familiar dikenal dengan sepakbola yang diminikan.

Permainan futsal memang identik dengan lapangan yang lebih kecil dan

Page 40: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN JUGGLING …digilib.unila.ac.id/22699/3/SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf4 yang berjumlah 24 siswa, dengan jumlah 14 laki-laki dan 10 perempuan

22

dimainkan dengan pemain yang jumlahnya lebih sedikit atau separuh dari

pemain sepakbola. Perbedaan antara futsal dan sepakbola hanya pada law of

the game saja, sedangkan untuk element eknik dasar tetap sama. Secara

umum permainan futsal dan sepakbola relatif sama, yaitu memainkan bola

dengan kaki (kecuali penjaga gawang boleh menggunakan tangan) untuk

menciptakan atau menggagalkan terciptanya gol. Perbedaan mendasar pada

lapangan yang digunakan dengan perbandingan kurang lebih satu banding

enam, sehingga menuntut peralatan dan peraturan pertandingan atau

permainan yang disesuaikan.

Dimulai dari ukuran bola nomor empat (diameter 62-68cm) dan jumlah

pemain lima orang. Permainan dipimpin oleh referee and assistant referee

dalam lapangan, dimana setiap babak selama 20 menit bersih (khusus selama

ball in play), tanpa pembatasan jumlah pergantian pemain, diberikan

kesempatan satu kali untuk melakukan time out. Peraturan permainan terjadi

perubahan pada tidak ada offside, batas waktu empat menit untuk memulai

permainan kembali, tendangan ke dalam menggantikan lemparan kedalam,

pemain yang dikeluarkan (kena kartu merah) dapat digantikan apabila

permainan sudah berjalan selama 2 menit yang dimaksudkan dapat digantikan

adalah pemain lain dapat masuk sehingga jumlah pemain kembali normal,

dan tidak diperbolehkan ada benturan badan bahkan merebut dengan sliding.

JURNAL IPTEK OLAHRAGA, (VOL. 11, No. 2, Mei 2009: 144–156.)

Page 41: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN JUGGLING …digilib.unila.ac.id/22699/3/SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf4 yang berjumlah 24 siswa, dengan jumlah 14 laki-laki dan 10 perempuan

23

Tabel 1. Perbedaan Futsal dengan Sepakbola

Soccer Futsal

Ball circumference 68-70 cm (27-28” Ball circumference 62-68 cm (24-25”)

11 players 5 players

3 substitutions Unlimited “flying” substitutions

Throw-in Kick-in

Main referee and 2 assistents referee Main referee and assistents referee

Running clock operated by referee Stoped clock operated by timekeeper

45-minute halves 20-minute halves

No time-outs 1 time-out per half

Goal kick Goalkeeper throws ball into play

No absolute time limit to restart game 4 second rule on restarts

Offside rule No offside rule

(Goalkeeper) 6 second rule on restarts 4 second rule to put ball back into play

Unlimited fouling 5 foul limit, no wall after 5 fouls

No substitution for player send off No substitution for player send off

Player send off can be substituted

after2 minutes

or after opponent scores

Corner kick in area Corner kick in area Corner kick on corner

Unlimited playback to goalkeeper`s feet One playback to goalkeeper`s feet

Some contact, side tackling allowed Some contact, side tackling allowed

No shoulder charge or side tackle.

Non contact

slides allowed

G. Pengertian futsal

Futsal merupakan olahraga beregu yang cepat dan dinamis dengan passing

yang akurat yang memungkinkan terjadinya banyak gol (Lhaksana, 2006).

Ahli lain berpendapat bahwa futsal adalah sangat mirip dengan sepakbola

hanya saja dimainkan oleh lima lawan lima dalam lapangan yang lebih kecil,

gawang yang lebih kecil dan bola yang lebih kecil serta relatif berat

Murhananto (2006). Pendapat lain dilontarkan oleh United State Soccer

Federation (USSF) bahwa futsal merupakan mini-soccer yang biasa

dimainkan dalam lapangan seukuran dengan lapangan basket dalam berbagai

jenis permukaan yang sangat ekonomis dan aman dimainkan. Olahraga ini

Page 42: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN JUGGLING …digilib.unila.ac.id/22699/3/SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf4 yang berjumlah 24 siswa, dengan jumlah 14 laki-laki dan 10 perempuan

24

bertujuan untuk membangun keterampilan, membutuhkan persyaratan refleks

yang cepat, kecepatan berfikir dan ketepatan mengumpan serta merupakan

permainan yang menarik untuk dimainkan oleh anak-anak maupun orang

dewasa.

Futsal adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua regu, yang masing-

masing beranggotakan lima orang. Tujuannya adalah memasukkan bola ke

gawang lawan, dengan memanipulasi bola dengan kaki. Selain lima pemain

utama, setiap regu juga diizinkan memiliki pemain cadangan. Tidak seperti

permainan sepak bola dalam ruangan lainnya, lapangan futsal dibatasi garis,

bukan net atau papan.

Dengan berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa futsal adalah

aktivitas permainan invasi beregu yang dimainkan lima lawan lima orang

dalam durasi waktu tertentu yang dimainkan pada lapangan, gawang dan bola

yang relative lebih kecil dari permainan sepakbola yang mensyarakat

kecepatan bergerak, menyenangkan serta aman dimainkan serta tim yang

menang adalah tim yang lebih banyak mencetak gol kegawang lawannya.

H. Teknik Dasar Bermain Futsal

Teknik-teknik yang digunakan dalam permain futsal relative tidak jauh

berbeda dalam permainan sepakbola namun karena factor lapangan yang

relative kecil dan permukaan lantai yang lebih rata menyebabkan perbedaan-

perbedaan penggunaan teknik. Pemain dalam tim futsal, seperti dalam

sepakbola, mempunyai dua pemain dengan beda teknik individual yang harus

Page 43: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN JUGGLING …digilib.unila.ac.id/22699/3/SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf4 yang berjumlah 24 siswa, dengan jumlah 14 laki-laki dan 10 perempuan

25

dimiliki, yaitu penjaga gawang dan pemain yang lain. Dengan demikian

secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua teknik individual yang umum,

yaitu antara penjaga gawang dan pemain yang lain. Teknik seorang penjaga

gawang meliputi posisi siaga di tempat, posisi bergerak, menghalau bola,

menghentikan bola dan menangkap bola untuk kemampuan bertahan,

sedangkan untuk kemampuan membantu penyerangan meliputi; distribusi

bola kepada pemain lain dan posisi dalam lapangan. Untuk keterampilan

pemain secara umum meliputi: receiving theball, kicking, passing, shooting,

advancing the ball, dribbling, heading, shielding, dan blocking. Selanjutnya,

secara umum maka teknik individu yang dominan dibutuhkan adalah teknik

pemain bukan sebagai penjaga gawang, karena digunakan untuk menjalin

kerjasama, baik dalam menyerang maupun bertahan. Pada pelatihan tingkat

dasar teknik indivudu sebagai berikut: mengumpan (passing), mengumpan

lambung (chipping), menahan (controlling), menggiring (dribbling), dan

menembak (shooting) yang harus dikuasai oleh pemain Lhaksana (2006).

Dengan demikian teknik individu yang dominan harus dikuasai sebagai dasar

bermain futsal meliputi: passing, controlling, dribbling, shooting dan

chipping.

1. Passing

Passing digunakan paling banyak sepanjang permainan,

dibandingkan dengan teknik dasar yang lain. Passing merupakan

salah satu teknik dasar permainan futsal yang sangat dibutuhkan oleh

setiap pemain, karena dengan lapangan yang rata dan ukuran yang

kecil dibutuhkan passing yang keras dan akurat. Kata ”pass” dapat

Page 44: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN JUGGLING …digilib.unila.ac.id/22699/3/SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf4 yang berjumlah 24 siswa, dengan jumlah 14 laki-laki dan 10 perempuan

26

diartikan sebagai mempersembahkan, oleh sebab itu dalam

melakukan passing, pemain harus mempersembahkan (dalam kontek

yang baik dan enak) bola keteman lain dalam satu tim. Sesuai

dengan karakteristik permainan futsal, maka teknik passing yang

dominan digunakan secara datar atau menyusur lantai.

2. Controlling

Controlling adalah kemampuan pemain saat menerima bola,

kemudian berusaha menguasai bola sampai saat pemain tersebut

akan melakukan gerakan selanjutnya terhadap bola. Gerakan

selanjutnya tersebut seperti mengumpan, menggiring atau pun

menembak ke gawang. Sesuai dengan karakteristik permainan futsal,

maka teknik controlling yang domain digunakan adalah dengankaki,

meskipun dapat dilakukan dengan semua anggota badan selain

tangan.

3. Dribbling

Dribbling adalah kemampuan pemain dalam menguasai bola dengan

baik tanpa dapat direbut oleh lawan, baik dengan berjalan, berlari,

berbelok maupun berputar. Tujuan dribbling adalah untuk melewati

lawan, mengarahkan bola ke ruang kosong, melepaskan diri dari

kawalan lawan, membuka ruang untuk kawan, serta menciptakan

peluang untuk melakukan shooting kegawang.

4. Shooting

Shooting adalah tendangan ke arah gawang untuk menciptakan gol.

Page 45: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN JUGGLING …digilib.unila.ac.id/22699/3/SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf4 yang berjumlah 24 siswa, dengan jumlah 14 laki-laki dan 10 perempuan

27

Shooting mempunyai cirri khas laju bola yang sangat cepat dan keras

serta sulit diantisipasi oleh penjaga gawang. Namun demikian

shooting yang baik harus memadukan antara kekuatan dan akurasi

tembakan. Shooting dapat dilakukan dengan semua bagian kaki,

terutama pada punggung kaki, sisi kaki bagian dalam,dan sisi kaki

bagian luar.

5. Chipping

Chipping adalah gerakan menendang bola yang lebih

mengutamakan akurasi tendangan tanpa menggunakan kekuatan dan

kecepatan tendangan. Gerakan menendang bola yang dimaksud lebih

cenderung sebagai gerakan menyendok bola. Chipping dapat

dilakukan untuk mengumpan maupun untuk memasukkan bola

kegawang lawan.

I. Keterampilan Juggling

Dalam permainan futsal sangat dibutuhkan seorang pemain untuk mempunyai

Skill bermain bola, terutama dapat menguasai bola dengan baik, skill atau

kemampuan dalam bermain bola tidak hanya sekedar menendang, mengontrol

serta menyundul saja tetapi sangat penting seorang pemain melindungi bola

dari serbuan lawan mereka.

Untuk menunjang skill yang dibutuhkan dalam permainan futsal seorang

pemain harus mempunyai latihan-latihan khusus, salah satunya yaitu latihan

Juggling atau menimang bola, dimana pada latihan ini pemain harus

mempunyai sentuhan yang baik, kontrol bola yang baik, tendangan bola yang

Page 46: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN JUGGLING …digilib.unila.ac.id/22699/3/SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf4 yang berjumlah 24 siswa, dengan jumlah 14 laki-laki dan 10 perempuan

28

baik serta sundulan yang baik. Dengan menguasai beberapa kemampuan tadi

maka pemain tersebut bisa dikatakan dapat menguasai bola dengan baik.

(Lhaksana, 2006)

Berikut adalah contoh gambar bagaimana seorang pemain melakukan

Juggling atau menimang bola :

Gambar 1 Juggling Bola

Gambar 2. Juggling Bola

Page 47: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN JUGGLING …digilib.unila.ac.id/22699/3/SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf4 yang berjumlah 24 siswa, dengan jumlah 14 laki-laki dan 10 perempuan

29

J. Alat bantu

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut guru agar mampu

menggunakan alat-alat yang dapat di sediakan oleh sekolah dan sekurang-

kurangnya guru dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang

meskipun sederhana dan bersahaja dapat membantu dalam pencapaian tujuan

pengajaran yang diharapkan.

Alat merupakan bagian dari fasilitas pendidikan yang digunakan untuk proses

kegiatan belajar mengajar. Dengan pembelajaran guru dapat memberikan

contoh secara langsung tentang materi yang akan diberikan kepada siswa,

dengan tujuan materi tersebut agar mudah dipahami dan dimengerti oleh

siswa. Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat

membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi

dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh psikologi

terhadapsiswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi

pembelajaran akan sangat membantu efektifitas proses pembelajaran dan

penyampaian pesan dan isi pelajaran saat itu. (Arsyad,2005)

Sudjana dan Rivai dalam Arsyad (2005) mengemukakan manfaat media

pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu :

1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat

menumbuhkan ktymotivasi belajar.

2. Bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih

dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan

mencapai tujuan pembelajaran.

Page 48: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN JUGGLING …digilib.unila.ac.id/22699/3/SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf4 yang berjumlah 24 siswa, dengan jumlah 14 laki-laki dan 10 perempuan

30

3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata

komuikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga

siswa tidak bosen dan guru tidak kehabisan tenaga.

4. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan sebab aktivitasnya

mengamati, melakukan, mendemontrasikan, memerankan dan lain-

lain.

Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu (peraga) digunakan untuk

membantu proses pembelajaran agar bahan pelajaran yang disampaikan oleh

guru lebih kongkret/jelas karena ada model atau replika yang dapat diamati

siswa sehingga mudah diterima atau dipahami peserta didik. Dalam proses

belajar mengajar alat peraga dipergunakan dengan tujuan membantu guru agar

proses belajar siswa lebih berhasil dalam proses pembelajaran dan efektif serta

efisien. (Arsyad,2005)

Penekanan alat bantu belajar terhadap pada visual dan audio. Alat bantu visual

terdiri dari alat peraga dua dimensi hanya menggunakan dua ukuran panjang

dan lebar (seperti : gambar, bagan, dan grafik), sedangkan alat peraga tiga

dimensi menggunakan tiga ukuran yaitu panjang, lebar, dan tinggi (seperti

benda asli, alat tiruan sederhana, dan barang contoh). (Hamzah,2001)

Dalam penelitian tindakan ini alat bantu yang akan digunakan adalah:

1. Bola yang terbuat dari plastik.

2. Bola yang terbuat dari karet.

3. Bola rotan yang di perbesar

Page 49: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN JUGGLING …digilib.unila.ac.id/22699/3/SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf4 yang berjumlah 24 siswa, dengan jumlah 14 laki-laki dan 10 perempuan

31

Gambar 3. Bola plastik

Gambar 4. Bola karet

Gambar 5. Bola rotan

Penggunaan alat bantu diatas diharapkan dapat memotivasi anak melakukan

tugas gerak yang diberikan. Ada 4 pembelajaran pendidikan jasmani dikatakan

berhasil apabila : (Lutan,2002)

Page 50: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN JUGGLING …digilib.unila.ac.id/22699/3/SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf4 yang berjumlah 24 siswa, dengan jumlah 14 laki-laki dan 10 perempuan

32

1. Jumlah waktu aktif berlatih (JWAB) atau waktu melaksanakan tugas

gerak yang dicurahkan siswa semakin banyak.

2. Waktu untuk menunggu giliran relatif sedikit, sehingga siswa aktif.

3. Proses pembelajaran melibatkan partisipasi semua kelas.

4. Guru penjaskes terlihat langsung dalam proses pembelajaran.

K. Kerangka Pikir

Dalam penelitian ini penulis mencoba menerapkan suatu cara penyampaian

belajar teknik Juggling atau menimang bola menggunakan media alat bantu

dalam permainan. Alat bantu dalam permainan merupakan bagian dari

inovasi yang dapat dilakukan dalam dunia pendidikan. Adapun kegiatan

inovatif dalam hal ini antara lain pengembangan dan produksi alat-alat

pelajaran.

Alat bantu yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan bola terbuat dari plastik, bola yang terbuat dari karet dan bola

takraw yang diperbesar yang sudah dimodifikasi yang relatif lebih ringan dan

mudah. Pada siklus pertama menggunakan bola yang terbuat dari bahan

plastik, pada siklus yang ke dua bola yang terbuat dari bahan karet, dan pada

siklus yang ke tiga menggunakan bola takraw yang diperbesar. Hal ini dapat

memberi kemudahan bagi anak dalam usahanya menuju teknik seperti yang

diharapkan, karena anak dapat mencoba secara berulang-ulang melakukan

gerakan Juggling atau menimang bola.

Walaupun bakat masing-masing orang memegang peran penting, akan

Page 51: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN JUGGLING …digilib.unila.ac.id/22699/3/SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf4 yang berjumlah 24 siswa, dengan jumlah 14 laki-laki dan 10 perempuan

33

tetapi hasil penguasaan psikomotor sebagian besar merupakan fungsi

kebiasaan dan keterampilan yang diperoleh ketika melakukan tugas

tersebut. Dengan demikian pembelajaran teknik Juggilng dengan alat

bantu yang sudah dimodifikasi dapat mengefektifkan pembelajaran dan

meningkatkan teknik Juggilng atau menimang bola pada siswa/i SMA N 3

Kotabumi.

L. Penelitian yang Relevan

Dalam hal ini penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian

yang dilakukan oleh:

1. Capricorni Hutapea (2013).Judul : Upaya Meningkatkan Hasil

Belajar Shooting Pada Permainan Sepak Bola Melalui Gaya

Penemuan Terbimbing Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 6 Tebing

Tinggi Tahun Ajaran 2012/2013. Hasil penelitian yang diperoleh

bahwa hasil belajar Shooting bola dengan ujung kaki bagian dalam

pada siklus I sebesar 67.5%, kemudian meningkat menjadi 87.5%

pada siklus II. Hasil belajar nilai rata-rata Shooting bola dengan

ujung kaki bagian dalam siswa siklus I secara keseluruhan masih

mencapai 72.5%. Kemudian pada siklus II berdasarkan hasil refleksi

ternyata membawa peningkatan menjadi 80%.

2. M. Sidik Solihin, Sucipto, Dian Budiana (2011) (FPOK- UPI).

Judul: Penerapan Pendekatan Taktis dalam Upaya Meningkatkan

Penguasaan Keterampilan Dasar Passing Pada Permainan Sepakbola.

Page 52: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN JUGGLING …digilib.unila.ac.id/22699/3/SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf4 yang berjumlah 24 siswa, dengan jumlah 14 laki-laki dan 10 perempuan

34

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pendekatan taktis

berpengaruh terhadap upaya meningkatkan penguasaan keterampilan

dasar passing pada permainan sepakbola. hal ini ditunjukan oleh

perkembangan yang meningkat dari proses pembelajaran siklus I

(68,42%), II (73,6%), dan siklus III (89,47%). Kesimpulan penelitian

ini adalah bahwa melalui pendekatan taktis siswa mampu melakukan

passing menggunakan kaki bagian dalam dengan kaki tumpu sejajar

dengan bola dan kaki ayun diayunkan kebelakang saat sebelum

perkenaan kaki terhadap bola.

3. Ardiansyah Padang.(2013) Judul: Upaya Meningkatkan Hasil

Belajar Passing Pada Permainan Sepak Bola Dengan Menggunakan

Media Gawang Yang Dimodifikasi Pada Siswa Kelas VIII SMP

Yayasan Pendidikan Sabilina Tembung Tahun Ajaran 2012/2013.

hasil penelitian yang diperoleh bahwa hasil belajarpassing bola

dengan kaki bagian dalam pada siklus I sebesar 60% kemudian

meningkat menjadi 35 siswa (87.5%) tuntas dan 5 siswa (12,5%)

yang tidak tuntas pada siklus II. Hasil belajar passing bola dengan!!

kaki bagian dalam siswa siklus I secara keseluruhan masih mencapai

72.25%. Kemudian pada siklus II berdasarkan hasil refleksi ternyata

membawa peningkatan menjadi 80,2%.

Page 53: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN JUGGLING …digilib.unila.ac.id/22699/3/SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf4 yang berjumlah 24 siswa, dengan jumlah 14 laki-laki dan 10 perempuan

35

M. Hipotesis

Semua istilah hipotesis dari bahasa yunani yang mempunyai dua kata “hupo”

(sementara) dan “thesis” (pernyataan atau teori). Karena hipotesis merupakan

pernyataan sementara yang masih lemah kebenaran nya. Maka perlu diuji

kebenarannya. Kemudian para ahli menafsirkan arti hipotesis adalah sebagai

dugaan terhadap hubungan antara dua variabel atau lebih. (Kerlinger,2001)

Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai satu hal yang di buat untuk

menjelaskan hal itu yang sering di tuntut untuk melakukan pengecekan nya.

(Sudjana,2004)

Berdasarkan teori yang dikemukakan di atas maka hipotesis yang ada dalam

penelitian ini sebagai berikut:

1. Dengan memodifikasi bola berupa bola yang terbuat dari plastik

dapat meningkatkan pembelajaran keterampilan gerak Juggling

terhadap permainan futsal pada siswa kelas XI IPS 4 SMA N 3

Kotabumi Lampung Utara.

2. Dengan memodifikasi bola berupa bola karet dapat meningkatkan

pembelajaran keterampilan gerak Juggling terhadap permainan futsal

pada siswa kelas XI IPS 4 SMA N 3 Kotabumi Lampung Utara.

3. Dengan memodifikasi bola berupa bola rotan yang diperbesar dapat

meningkatkan pembelajaran keterampilan gerak Juggling terhadap

permainan futsal pada siswa kelas XI IPS 4 SMA N 3 Kotabumi

Lampung Utara.

Page 54: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN JUGGLING …digilib.unila.ac.id/22699/3/SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf4 yang berjumlah 24 siswa, dengan jumlah 14 laki-laki dan 10 perempuan

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode adalah suatu cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu

hasil. Sedangkan metode penelitian adalah cara yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data penelitiannya. Metode penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas PTK

(classroom action research). (Arikunto,2002) Penelitian tindakan adalah

salah satu strategi pemecah masalah yang memanfaatkan tindakan yang nyata

dalam bentuk proses pengembangan inovatif yang “di coba sambil berjalan”

dalam menditeksi dan memecahkan masalah. (Arikunto,2008)

Jadi jenis ini salah satu yang nyata dimana antar guru dengan siswa terlibat

langsung serta saling bekerja sama dalam proses memecahkan masalah dalam

penelitian tersebut.

Adapun ciri – ciri sebagai berikut :

1. Praktis dan langsung relevan untuk situasi aktual dalam dunia kerja.

2. Menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk memecahkan masalah

dan perkembangan–perkembangan baru yang lebih kuat.

3. Dilakukan melalui putaran–putaran berpiral.

Page 55: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN JUGGLING …digilib.unila.ac.id/22699/3/SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf4 yang berjumlah 24 siswa, dengan jumlah 14 laki-laki dan 10 perempuan

37

SI

SIII

SII

SKEMA PELAKSANAAN PTK

a b a b a b

d c d c d c

Gambar 6. Spiral Penelitian Tindakan Kelas. ( Muhajir, 2000)

Keterangan:

a : Perencanaan

b : Tindakan

c : Observasi

d : Refleksi

I : Siklus 1

II : Siklus 2

III : Siklus 3

1. Perencanaan (Planning)

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan,

dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan serta

pada tahap perencanaan ini dipersiapkan skenario pembelajaran,

fasilitas sarana pendukung yang diperlukan dan juga instrument untuk

merekam data mengenai proses hasil tindakan. Pada perencanaan ini

juga dilaksanakan simulasi pelaksanaan tindakan perbaikan untuk

menguji keterlaksanaan rancangan baik psikomotor.

Page 56: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN JUGGLING …digilib.unila.ac.id/22699/3/SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf4 yang berjumlah 24 siswa, dengan jumlah 14 laki-laki dan 10 perempuan

38

2. Tindakan (Action)

Tindakan adalah pelaksanaan ynag merupakan implementasi atau

penerapan isi rancangan yaitu mengenakan tindakan kelas.

3. Observasi

Observasi adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat

suatu tindakan.

4. Refleksi

Refleksi merupakan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah

dilakukan.

Dalam penelitian tindakan, ada kata tindakan artinya dalam hal ini guru

melakukan sesuatu yaitu untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan kata

lain, penelitian tindakan kelas ini harus menyangkut upaya guru dalam bentuk

proses belajar mengajar yang mengutamakan hasil lebih baik dari sebelumnya.

B. Setting Penelitian

1. Tempat penelitian:

SMA N 3 Kotabumi Lampung Utara

2. Pelaksanaan penelitian:

Penelitian dilaksanakan selama satu bulan.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah variabel penelitian yaitu sesuatu yang merupakan inti

dari problematika penelitian.(Arikunto,2010) Subjek penelitian ini adalah

Siswa Kelas XI IPS 4 SMA N 3 Kotabumi Bandar Lampung.

Page 57: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN JUGGLING …digilib.unila.ac.id/22699/3/SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf4 yang berjumlah 24 siswa, dengan jumlah 14 laki-laki dan 10 perempuan

39

D. Persiapan Tindakan Kelas

1. Perencanaan

Perencanaan pembelajaran direncanakan terbagi atas 3 siklus. Adapun

yang akan dijadikan penelitian tindakan kelas adalah menggunakan

alat yang di modifikasi dapat meningkatkan keterampilan Juggling

2. Tindakan

Tindakan penelitian ini terdiri dari siswa, guru dan teman sejawat

yang dijelaskan sebagai berikut :

a. Siswa, gunanya untuk mendapatkan data yang hasil belajar dan

aktivitas yang dilakukan dalam proses belajar mengajar.

b. Guru, untuk melihat tingkat keberhasilan penggunaan bantuan alat

yang di modifikasi pada keterampilan Juggling.

3. Observasi

Teknik yang digunakan yaitu :

a. Teknik

Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data yang diperoleh

siswa setelah akhir proses pembelajaran.

b. Observasi

Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang partisipasi

siswa dalam proses belajar mengajar.

c. Penerapan terakhir adalah refleksi hasil dari siklus dari PTK.

4. Refleksi

Data hasil pengamatan hasil belajar siswa selanjutnya dilakukan

analisis data sebagai kajian untuk melakukan refleksi, sehingga dapat

Page 58: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN JUGGLING …digilib.unila.ac.id/22699/3/SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf4 yang berjumlah 24 siswa, dengan jumlah 14 laki-laki dan 10 perempuan

40

diketahui perkembangan yang diperoleh dari penerapan alat yang di

modifikasi pada gerak Juggling pada siklus I, II, dan III.

E. Pelaksanaan Tindakan

Penelitian tindakan dari empat komponen pokok yang menunjukkan langkah

yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.Hubungan keempat

komponen tersebut menunjukkan sebuah siklus atau kegiatan berkelanjutan

berulang. Jadi bentuk penelitian tindakan tidak pernah merupakan kegiatan

yang tunggal, tetapi selalu harus berupa rangkaian kegiatan akan kembali

keasal, yaitu dalam bentuk siklus. Seperti yang digambarkan sebagai berikut:

1. Siklus Pertama

a. Rencana

1) Menyiapkan scenario pembelajaran yang berisi tentang kegiatan–

kegiatan yang akan dilakukan meliputi kegiatan pendahuluan, inti

dan penutup.

2) Menyiapkan peralatan bola yang terbuat dari plastik untuk proses

pembelajaran, seperti bola yang sudah di modifikasi.

3) Mempersiapkan instrument untuk pengamatan proses

pembelajaran.

4) Menyiapkan alat untuk dokumentasi (kamera).

5) Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus

pertama.

b. Tindakan

1) Siswa dibariskan dan dibagi menjadi 4 sap.

Page 59: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN JUGGLING …digilib.unila.ac.id/22699/3/SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf4 yang berjumlah 24 siswa, dengan jumlah 14 laki-laki dan 10 perempuan

41

2) Kemudian siswa diberikan penjelasan tentang bentuk latihan yang

akan dilakukan pada siklus pertama, yaitu posisi dari sikap awal

pelaksanaan dan sikap akhir.

3) Sebelumnya siswa diberikan contoh teknik melakukan Juggling

yang benar dari mulai sikap awalan, pelaksanaan dan sikap akhir

dengan menggunakan model pembelajaran bantuan guru, lalu siswa

satu persatu menirukan seperti apa yang di contohkan.

4) Pelaksanaan Pada Siklus Pertama

a) Sikap Awal:

Siswa masih di barisan 4 sap.

b) Pelaksanaan:

Siswa berpasangan dengan jarak pada sap 1 dan 2 mundur dan

sap 3 dan 4 seperti sap 1 dan 2 memberi jarak lalu maju untuk

mempraktekkan gerakan Juggling dengan bantuan guru didepan.

c) Sikap Akhir

Badan merunduk dan melakukan gerakan Juggling.

d) Setiap siswa melakukan gerakan Juggling sebanyak 3 kali

pengulangan.

e) Di berikan pengulangan gerakan Juggling secara berurutan.

f) Kegiatan tindakan selama 1 minggu untuk 3 kali pertemuan,

setelah 3 kali pertemuan pada minggu berikutnya diadakan tes

instrument Juggling.

g) Pada pertemuan ke 4 diambil penilaian.

Page 60: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN JUGGLING …digilib.unila.ac.id/22699/3/SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf4 yang berjumlah 24 siswa, dengan jumlah 14 laki-laki dan 10 perempuan

42

c. Observasi

Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi dan diberi waktu

pengulangan, kemudian dinilai atau di evaluasi dengan menggunakan

instrument yang telah dipersiapkan.

d. Refleksi

1) Dari data hasil observasi dapat disimpulkan.

2) Merencana tindakan pada siklus kedua.

2. Siklus Kedua

a. Rencana

1) Menyiapkan scenario pembelajaran yang berisi tentang kegiatan –

kegiatan yang akan dilakukan meliputi kegiatan pendahuluan, inti

dan penutup.

2) Menyiapkan peralatan bola yang terbuat dari karet yang sudah

dimodifikasi untuk proses pembelajaran.

3) Mempersiapkan instrument untuk pengamatan proses

pembelajaran.

4) Menyiapkan alat untuk dokumentasi (kamera).

5) Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus kedua.

b. Tindakan

1) Siswa dibariskan dan dibagi menjadi 4 sap.

2) Kemudian siswa diberikan penjelasan tentang bentuk latihan yang

akan dilakukan pada siklus kedua, yaitu posisi dari sikap awal

pelaksanaan dan sikap akhir.

Page 61: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN JUGGLING …digilib.unila.ac.id/22699/3/SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf4 yang berjumlah 24 siswa, dengan jumlah 14 laki-laki dan 10 perempuan

43

3) Sebelumnya siswa diberikan contoh teknik melakukan Juggling

yang benar dari mulai sikap awalan, pelaksanaan dan sikap akhir

dengan menggunakan model pembelajaran bantuan guru, lalu siswa

satu persatu menirukan seperti apa yang di contohkan.

4) Pelaksanaan Pada Siklus Kedua:

a) Sikap Awal :

Siswa masih di barisan 4 sap.

b) Pelaksanaan :

Siswa berpasangan dengan jarak pada sap 1 dan 2 mundur dan

sap 3 dan 4 seperti sap 1 dan 2 memberi jarak lalu maju untuk

mempraktekkan gerakan Juggling dengan bantuan guru didepan

c) Sikap Akhir :

Badan merunduk lalu mata melihat kearah bola dan melakukan

gerakan Juggling.

d) Setiap siswa melakukan gerakan Juggling 3 kali pengulangan.

e) Di berikan pengulangan gerakan Juggling secara berurutan.

f) Kegiatan tindakan selama 1 minggu untuk 3 kali pertemuan,

setelah 3 kali pertemuan pada minggu berikutnya diadakan tes

instrument Juggling

g) Pada pertemuan ke 4 diambil penilaian.

c. Observasi

Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi dan diberi waktu

pengulangan, kemudian dinilai atau di evaluasi dengan

menggunakan instrument yang telah dipersiapkan.

Page 62: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN JUGGLING …digilib.unila.ac.id/22699/3/SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf4 yang berjumlah 24 siswa, dengan jumlah 14 laki-laki dan 10 perempuan

44

d. Refleksi

a. Dari data hasil observasi dapat disimpulkan.

b. Jika siswa belum mencapai ketuntasan maka dilakukan siklus

selanjutnya.

3. Siklus Ketiga

a. Rencana

1) Menyiapkan scenario pembelajaran yang berisi tentang

kegiatan – kegiatan yang akan dilakukan meliputi kegiatan

pendahuluan, inti dan penutup.

2) Menyiapkan peralatan bola rotan yang diperbesar untuk proses

pembelajaran.

3) Mempersiapkan instrument untuk pengamatan proses

pembelajaran.

4) Menyiapkan alat untuk dokumentasi (kamera).

5) Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus

ketiga

b. Tindakan

1) Siswa dibariskan dan dibagi menjadi 4 sap.

2) Kemudian siswa diberikan penjelasan tentang bentuk latihan

yang akan dilakukan pada siklus ketiga, yaitu posisi dari sikap

awal pelaksanaan dan sikap akhir.

3) Sebelumnya siswa diberikan contoh teknik melakukan

Juggling yang benar dari mulai sikap awalan, pelaksanaan dan

sikap akhir dengan menggunakan model pembelajaran bantuan

Page 63: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN JUGGLING …digilib.unila.ac.id/22699/3/SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf4 yang berjumlah 24 siswa, dengan jumlah 14 laki-laki dan 10 perempuan

45

guru, lalu siswa satu persatu menirukan seperti apa yang di

contohkan.

4) Pelaksanaan Pada Siklus Ketiga:

a) Sikap Awal :

Siswa masih di barisan 4 sap.

b) Pelaksanaan :

Siswa berpasangan dengan jarak pada sap 1 dan 2 mundur

dan sap 3 dan 4 seperti sap 1 dan 2 memberi jarak lalu maju

untuk mempraktekkan gerakan Juggling dengan bantuan

guru didepan.

c) Sikap Akhir :

Badan merunduk lalu mata melihat kearah bola dan

melakukan gerakan Juggling.

d) Setiap siswa melakukan gerakan Juggling sebanyak 3 kali

pengulangan.

e) Di berikan pengulangan gerakan Juggling secara berurutan.

f) Kegiatan tindakan selama 1 minggu untuk 3 kali pertemuan,

setelah 3 kali pertemuan pada minggu berikutnya diadakan

tes instrument Juggling.

g) Pada pertemuan ke 4 diambil penilaian

c. Observasi

Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi dan diberi waktu

pengulangan, kemudian dinilai atau di evaluasi dengan menggunakan

instrument yang telah dipersiapkan.

Page 64: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN JUGGLING …digilib.unila.ac.id/22699/3/SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf4 yang berjumlah 24 siswa, dengan jumlah 14 laki-laki dan 10 perempuan

46

d. Refleksi

Dari data hasil observasi dapat disimpulkan.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan PTK

(Penelitian Tindakan Kelas) disetiap siklusnya (Muhajir,2004). Alat untuk

mengukur instrumen dalam PTK dikatakan valid bila tindakan itu memegang

aplikasi dan dapat berfungsi untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

Alat ini berupa indikator dari penilaian gerak Juggling dengan menggunakan

metode pembelajaran bantuan guru, yaitu : (1) Tahap Persiapan (2) Tahap

gerak atau tahap pelaksanaan dan (3) Akhir gerak.

G. Teknik Analisis Data

Setelah data dikumpulkan melalui tindakan setiap siklusnya, selanjutnya data

dianalisis melalui perhitungan kuantitatif menggunakan rumus sebagai berikut:

1. Persentse Keberhasilan

Keterangan :

P = Persentase Keberhasilan

f = Jumlah yang melakukan benar

N = Jumlah Siswa yang mengikuti tes

Page 65: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN JUGGLING …digilib.unila.ac.id/22699/3/SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf4 yang berjumlah 24 siswa, dengan jumlah 14 laki-laki dan 10 perempuan

47

2. Efektivitas

Keterangan :

E = Efektivitas tindakan yang dilakukan

Xn = Rerata nilai akhir siklus ketiga

Xi = Rerata tes awal

Bila hasil perhitungan meningkat 50% keatas maka tindakan yang dillakukan

dinyatakan efektif.

Page 66: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN JUGGLING …digilib.unila.ac.id/22699/3/SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf4 yang berjumlah 24 siswa, dengan jumlah 14 laki-laki dan 10 perempuan

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan dari penelitian, pada setiap siklus maka

dapat disimpulkan hasil penelitian tindakan dengan alat bantu pembelajaran

sebagai berikut:

1 Dengan menggunakan media alat bantu bola plastik anak-anak, siswa

dapat mempermudah dalam melakukan gerak dasar Juggling tetapi

belum efektif karena bola tersebut masih sedikit lebih keras dan terlalu

ringan dibandingkan dengan bola aslinya.

2 Dengan menggunakan media alat bantu bola karet anak-anak, siswa sudah

dapat melakukan gerak dasar Jiggling dengan baik tetapi masih belum

bisa efektif sepenuhnya dikarenakan bola tersebut masih sedikit lebih

ringan dari bola aslinya.

3 Dengan menggunakan media alat bantu bola rotan yang diperbesar

seukuran bola aslinya sehingga berat dan keras nya hampir sama dengan

bola aslinya , ternyata siswa dapat meelakukan gerak dasar Juggling

dengan sangat baik.

Page 67: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN JUGGLING …digilib.unila.ac.id/22699/3/SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf4 yang berjumlah 24 siswa, dengan jumlah 14 laki-laki dan 10 perempuan

60

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka dapat diajukan saran-saran bagi:

1. Siswa

Hendaknya siswa belajar dan memperbanyak intensitas latih agar

mendapat hasil yang maksimal.

2. Guru

Menambah metode pembelajaran yang inovatif agar terciptanya siswa

yang aktif dalam proses belajar mengajar.

3. Peneliti

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dan melihat masalah

sebelumnya ada permasalahan dapat diselesaikan dengan cara

menggunakan media alat bantu untuk menyelesaikan masalah yang

terjadi pada siswa kelas XI IPS 4 SMA N 3 Kotabumi Lampung Utara.

Oleh sebab itu peneliti memberi saran kepada peneliti lain agar dapat

menyempurnakan penelitian ini.

Page 68: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN JUGGLING …digilib.unila.ac.id/22699/3/SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf4 yang berjumlah 24 siswa, dengan jumlah 14 laki-laki dan 10 perempuan

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010, Prosedur Penelitian Suatu PendekatanPraktek. Jakarta: PT.

Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi kelima.

Jakarta Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2008. Belajar Motorik Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Arsyad, Azhar. 2005, Media Pembelajaran,ed. I, cet. 6, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.

Hamzah, Amir. 2001. Media Audio-visual. Gramedia : Jakarta.

Harsono. 2004. Perencanaan Program Latihan.Jakarta : KONI Pusat

Kerlinger. 2001. Metode penelitian. Jakarta: Erlangga

Lhaksana, Justinus. 2006. Materi Futsal Coaching Clinic Mizone. Jakarta:

Difamata Sport EO.

Lutan, Rusli. 2002. Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode.

Depdikbud Dirjen Dikti PPLPTK. Jakarta.

Lutan, Rusli, dkk. 2004. Pendidikan Kebugaran Jasmani: Orientasi Pembinaan Di

Sepanjang Hayat. Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Dirjen OR. Jakarta

Muhajir. 2000. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Erlangga.

Muhajir. 2004. Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Mata Pelajaran

Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. PT Erlangga. Bandung.

Murhananto. 2006. Dasar-Dasar Permainan Futsal. Jakarta : Kawan Pustaka.

Page 69: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN JUGGLING …digilib.unila.ac.id/22699/3/SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf4 yang berjumlah 24 siswa, dengan jumlah 14 laki-laki dan 10 perempuan

62

Samsudin. 2008. Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan SMA/MA.

Jakarta. Litera

Sudjana. 2004. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung. Sinar Baru Algensindo.

Sugianto. 2004. Perkembangan dan Belajar Motorik Jakarta. Universitas Terbuka.

Winkel. 2000. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: PT Gramedia