Tujuan yang ingin dicapai dari video tersebut adalah :
1. Mengetahui kurva pertumbuhan bakteri dan klasifikasi bakteri berdasarkan morfologi selnya.
2. Mengidentifikasi tipe – tipe media kultur darah dan mendeskripsikan proses kultur darah dari
sampel sampai mendapatkan hasil.
3. Menjelaskan proses kultur urin dan jaringan kulit/ jaringan lunak.
4. Mendeskripsikan prosedur pewarnaan dan uji – uji biokimia untuk membedakan bakteri.
5. Membandingkan dan membedakan virus, jamur, bakteri.
BAKTERI
Morfologi Sel Bakteri
Bakteri dibedakan menjadi beberapa kelompok berdasarkan bentuk selnya :
1. Cocci Coccus, Diplococci, Streptococci, Sarcina, Staphylococci, Tetrad.
2. Bacilli Coccobacillus, Bacillus, Diplobacilli, Streptobacilli.
3. Lain – lain Vibrio, Spirochete, Spirillum.
Kurva Pertumbuhan Bakteri
1. Fase Lag periode awal dan merupakan fase adaptasi, sehingga tidak ada
pertambahan jumlah sel.
2. Fase eksponensial periode pembiakan yang cepat dan pada periode ini dapat
teramati ciri – ciri sel yang aktif.
3. Fase Stasioner pembiakan/ pertumbuhan mulai berkurang dan beberapa sel
mati. Apabila laju pembiakan sama dengan laju kematian, maka secara keseluruhan jumlah
sel tetap konstan.
4. Fase Kematian fase dimana proses pembiakan telah berhenti.
Metode Kultur
Terdapat beberapa prosedur dalam metode kultur, yaitu :
1. Prosedur Pengambilan Sampel Darah
2. Prosedur Kultur Darah
3. Uji Spesies dan Kerentanan
Disiapkan semua kebutuhan untuk kultur
darah
Diambil 20 ml darah menggunakan jarum melalui venipuncture
menggunakan butterfly needle
Disterilisasi tutup botol kultur darah menggunakan
alcohol pad
Dimasukkan 10 ml sampel darah dengan jarum ke
dalam botol aerobic
Dimasukkan 10 ml sampel darah dengan jarum ke
dalam botol aerobic
Disiapkan kedua botol kultur darah ( botol aerobic dan
anaerobic )
Disimpan dalam alat kultur darah dengan sistem
otomatis
Setelah sensor sinyal menunjukkan hasil positif, diambil botol kultur darah
dari dalam alat
Dilakukan pewarnaan gram untuk membedakan gram
positif atau gram negatif dan dilakukan pengkulturan
alikuot
Diproses plate tersebut dengan mesin pembaca otomatis yang akan menunjukkan hasil akhir dalam waktu 16 jam
Diisi plate dengan suspensi organisme
Dibuat suspensi pada kultur broth menggunakan koloni yang telah diisolasi dari subkultur agar plate
4. Prosedur Kultur Urin
5. Prosedur untuk Kultur Jaringan Kulit dan Jaringan Lunak
6. Prosedur Pewarnaan untuk Identifikasi Morfologi Sel
a. Pembuatan Apusan
b. Pewarnaan
Keterangan : Pewarnaan dengan kristal violet.
Iodin sebagai mordant ( penajam warna ).
Pencucian dengan alkohol ( melunturkan warna ).
Safranin ( memberi warna merah ).
Hasil : Pada bakteri gram positif, pencucian dengan alkohol tidak menyebabkan
warna ungu luntur, dan ketika diberi safranin akan tetap berwarna ungu.
Disiapkan semua kebutuhan untuk kultur
urin
Dikoleksi sampel urin di wadah steril
Dimasukkan vacutainer ke dalam wadah steril
untuk mengambil kembali sampel urin
yang akan diuji
Dilakukan kultur urin , yang hasilnya dapat
diperoleh dalam 24 - 48 jam
Jika hasil positif, dilakukan uji sensitivitas
sebelum dilakukan pemilihan terapi
antimikoba yang sesuai
Pembuatan Apusan
Media CairDiambil bakteri menggunakan
ose dan diletakkan di atas kaca objek, kemudian
dipanaskan di atas nyala api
Media PadatDiteteskan H2O pada kaca objek kemudian dioleskan
bakteri di atasnya dan dipanaskan di atas nyala api
Diteteskan metilen biru ke kaca objek
Diamati di bawah mikroskop
Dialiri air
Dikeringkan
Dialiri airDitetesi iodium
1 menit
1 menit
Sedangkan pada bakeri gram negatif, pencucian dengan alkohol akan
melunturkan warna ungu, dan akan berwarna merah ketika diberi safranin.
7. Pewarnaan Spora
8. Pewarnaan Negatif
9. Pewarnaan Tahan Asam
Misalnya pada Mycobacterium tuberculosis
Uji Biokimia
1. Uji Gram Positif
a. Phennol Red Manitol
b. Slant
c. Catalase Test
d. Blood Agar
e. Mannitol Salt Agar Test
f. Coagulase Test
g. CHROM agar
2. Uji Gram Negatif
a. Mac Conkey
diletakkan paper towel di atas kaca
objek
ditetesi malasit hijau, dan didiamkan selama
5 menit
paper towel akan berwarna hijau
dipanaskan diambil paper towel dari kaca objekdibilas dengan air
diteteskan safranin pada kaca objek dikeringkan diamati dengan
mikroskop
diteteskan tinta india di atas kaca objek
diletakkan bakteri di atasnya
ditutup dengan kaca penutup
diamati dengan mikroskop
b. F Agar
c. EMB Agar
d. Indol
e. Metil Merah
f. Voges Proskaver
g. Sitrat
FUNGI
- Mikroorganisme eukariot yang meliputi kapang dan khamir.
- Kebanyakan tumbuh dalam bentuk silindris dan membentuk struktur yang disebut hifa
dengan ukuran diameter 2 – 10 µm.
- Reproduksi secara aseksual dengan konidia, dan reproduksi seksual melalui meiosis dan
dispersal spora.
- Mampu bersimbiosis.
- Memiliki mitokondria dan ribosom 80s.
VIRUS
- Merupakan agen infeksi berukuran kecil dengan diameter 10 – 300 nm.
- Replikasi RNA/ DNA tidak tergantung pada organisme lain.
- Contoh virus berdasarkan kelas Baltimore ( berdasarkan produksi mRNA ) :
I. Adenovirus, Herpesvirus, Poxvirus.
II. Parvovirus.
III. Reovirus.
IV. Picornavirus, Togavirus.
V. Orthomyxovirus, Rhabdovirus.
VI. Retrovirus.
VII. Hepadnavirus.
Novel Influenza AH1N1/09
o Genus – genus pada H1N1/09 virus :
a. North American Swine Influenza.
b. North American Avian Influenza.
c. Human Influenza.
d. Swine Influenza Virus yang secara tipe ditemukan di Asia dan Eropa.
o Virus H1N1/09 dapat menginfeksi sel paru – paru.
o Metode yang direkomendasikan untuk mengkonfirmasi H1N1/09 adalah rRT – PCR.
o Uji yang digunakan dan asal sampel yang diuji dapat mempengaruhi keakuratan tes diagnostik.
Uji Bakteri, Fungi, dan Virus
Ketiganya dapat dideteksi dengan FISH, NAR, Flow Cytometry, Serology, Culture, Gel
Electrophoresis, dan Immunoassays.
KESIMPULAN
- Metode Kultur dilakukan ketika pasien diduga terinfeksi suatu mikroorganisme.
- Bermacam jenis media dikembangkan untuk mengembangkan uji kultur darah.
- Bakteri dapat diklasifikasikan berdasarkan morfologi selnya dan pola pewarnaan yang
terlihat di bawah mikroskop, seperti beberapa dapat terlihat menggunakan prosedur
pewarnaan dengan spesifitas tinggi.
- Uji – uji biokimia dapat digunakan untuk membedakan spesies.
- Uji spesies dan uji kepekaan harus dikembangkan untuk membantu dalam mencegah
pandemi masa depan seperti Novel Influenza H1N1/09.