MAKALAH
Dibuat untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Hukum Administrasi Negara
di Bawah Bimbingan Dosen
Eko Wahyudi SH MH
Oleh :
Denny Cahyo N. (1271010095)
Cakra Bawana (1271010016)
Rachman Dwi (1271010022)
KELAS A PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN" JAWA TIMUR
SURABAYA
2013
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Alloh SWT. bahwa penulis telah menyelesaikan
tugas mata kuliah Hukum Administrasi Negara dengan membahas Tindakan Pemerintahan I
dalam bentuk makalah dengan tepat waktu.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun
penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan,
dorongan dan bimbingan Dosen Pengampuh, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi
teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada .
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, sehingga sangat diharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan dalam penyelesaian tugas-
tugas lain di masa mendatang.
Surabaya, 1 Oktober 2013
penulis
2
DAFTAR ISI
Cover …………………………………………………………………………………………. 1
Kata Pengantar ……………………………………………………………………………….. 2
DAFTAR ISI ............................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ………………………………………………………….………..…….….
4
1.2. Rumusan Masalah ……………...…………………………………………..…….……..…
4
1.3. Tujuan ……………………..…………………………...……………………..………..….
4
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Tindakan Pemerintah ………………………. ……………..…………..……….……........ 5
2.2. Tindakan Pemerintah Bersegi Satu Menurut Hukum Publik ………………………………..
……………………..…....………....................................... 8
2.3 Macam – Macam Tindakan Hukum Publik bersegi satu yang dilakukan oleh Pemerintah
……………..……………………………..…………………………………...……….… 9
2.4 Contoh Tindakan Pemerintah Bersegi Satu Menurut Hukum Publik ………...…..……… 15
BAB III PENUTUP
3
3.1. Kesimpulan……….............................................................................................................. 20
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar BelakangHAN merupakan sekumpulan peraturan yang memberi wewenang kepada pemerintah
untuk mengatur masyarakat yang artinya pemerintah mempunyai fungsi untuk mengatur
masyarakat dengan mendapatkan wewenang dari HAN sebagai landasan hukum.
Dalam menjalankan fungsinya mengatur masyarakat, pemerintah melakukan bermacam-
macam perbuatan/tindakan untuk menyelenggarakan kepentingan umum.Tindakan
pemerintah tersebut yang disebut juga Bestuurs handeling adalah tindakan yang dilakukan
oleh alat perlengkapan pemerintah/penguasa dalam tingkat tinggi dan rendahan secara
spontan dan mandiri untuk memelihara kepentingan negara dan rakyat. Peran pemerintah
dalam tata usaha negara adalah sangat penting, ada beberapa tindakan yang harus
dilaksanakan oleh pemerintah dalam hukum administrasi negara.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud tindakan pemerintah?
2. Apakah yang dimaksud dengan tindakan pemerintah menurut hukum publik
bersegi satu?
3. Apa macam-macam tindakan pemerintah menurut hukum publik bersegi satu
dalam prakteknya?
4. Apa saja contoh Tindakan Pemerintah Bersegi Satu Menurut Hukum Publik?
1.3 Tujuan
1. Mengerti apa yang dimaksud tindakan pemerintah.
2. Memahami tindakan pemerintah menurut hukum publik bersegi satu.
4
3. Macam-macam tindakan pemerintah menurut hukum publik bersegi satu dalam
prakteknya.
4. Contoh Tindakan Pemerintah Bersegi Satu Menurut Hukum Publik
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tindakan Pemerintah
Hukum Administrasi Negara menurut E. Utrecht diartikan sebagai himpunan peraturan-
peraturan tertentu yang menjadi sebab negara berfungsi. Dengan kata lain Hukum Administrasi
Negara merupakan sekumpulan peraturan yang memberikan wewenang kepada administrasi
negara untuk mengatur masyarakat. Hal itu dapat diartikan bahwa administrasi negara
mempunyai fungsi mengatur warga masyarakat dengan mendapat wewenang dari Hukum
Administrasi Negara sebagai landasan hukum.
Perbuatan administrasi negara yang disebut juga bestuur handeling/overheids handeling
adalah perbuatan yang dilakukan oleh alat pemerintah/penguasa dalam tingkat tinggi dan
rendahan secara spontan dan mandiri (zelfstanding) untuk pemeliharaan kepentingan negara dan
rakyat.
Dalam hal ini kita harus membedakan antara perbuatan hukum administrasi negara (recht
handelingen) dan perbuatan yang bukan perbuatan hukum (feitelijke handeligen).Perbedaannya
adalah terdapat atau tidaknya akibat hukum dan perbuatan pemerintah termaksud.De Haan cs
(Bestuursrecht in sociale rechtstaat) menyebutkan sebagai perbuatan materiil atau tindakan
nyata. De Haan (1986:113) menyebutkan perbedaan antara keduanya ialah bahwa dalam
perbuatan hukum ada maksud untuk melakukan akibat hukum, sedangkan perbuatan materiil
tidak punya maksud itu.
5
Dalam melakukan aktifitasnya, pemerintah melakukan dua macam tindakan, tindakan
biasa (feitelijkehandelingen) dan tindakan hukum (rechtshandelingen).Dalam kajian hukum,
yang terpenting untuk dikemukakan adalah tindakan dalam katagori kedua, rechtshandelingen.
Tindakan hukum pemerintahan adalah tindakan yang dilakukan oleh Badan atau Pejabat
Tata Usaha Negara dalam rangka melaksanakan urusan pemerintahan.
Tindakan pemerintahan memiliki beberapa unsur yaitu sebagai berikut:
Perbuatan itu dilakukan oleh aparat Pemerintah dalam kedudukannya sebagai Penguasa
maupun sebagai alat perlengkapan pemerintahan (bestuurs-organen) dengan prakarsa dan
tanggung jawab sendiri;
Perbuatan tersebut dilaksanakan dalam rangka menjalankan fungsi pemerintahan;
Perbuatan tersebut dimaksudkan sebagai sarana untuk menimbulkan akibat hukum di
bidang hukum administrasi;
Perbuatan yang bersangkutan dilakukan dalam rangka pemeliharaan kepentingan negara
dan rakyat.
Menurut van Vollenhoven, tindakan pemerintah adalah pemeliharaan kepentingan negara dan
rakyat secara spontan dan tersendiri oleh penguasa tinggi dan rendahan.
Menurut van Poelje, tindakan pemerintah adalah tindakan-tindakan hukum yang dilakukan
oleh penguasa dalam menjalankan fungsi pemerintahan, sedangkan menurut Romeijn adalah
tiap-tiap tindakan atau perbuatan dari satu alat administrasi negara yang mencakup juga
perbuatan atau hal-hal yang berada di luar lapangan hukum tata pemerintahan, peradilan dan
lain-lain dengan maksud menimbulkan akibat hukum dalam bidang hukum administrasi.
Yang relevan dalam tindakan hukum TUN adalah unsur-unsur sebagai berikut:
a. Tindakan hukum publik
b. Bersifat sepihak
c. Konkret
d. Individual
6
Tindakan hukum yang demikian disebut Beschikking (ketetapan atau keputusan).
Perbuatan hukum pemerintah dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
a. Perbuatan hukum menurut Hukum Privat
Administrasi negara sering juga mengadakan hubungan-hubungan hukum dengan
subyek hukum-subyek hukum lain berdasarkan hukum privat seperti sewa menyewa, jual
beli dan sebagainya. Berkaitan dengan ini ada dua pendapat yang menanggapi tentang
diperbolehkannya administrasi negara mengadakan hubungan hukum berdasarkan hukum
privat.Pendapat yang pertama bahwa administrasi negara dalam menjalankan tugas
pemerintahan tidak dapat menggunakan hukum privat dengan alasan sifat hukum privat
itu mengatur hubungan hukum yang mengatur hubungan kehendak dua belah pihak dan
bersifat perorangan.Sedangkan hukum administrasi negara merupakan bagian dari hukum
publik yang merupakan hukum untuk bolehnya tindakan atas kehendak satu pihak.
Kedua yaitu administrasi negara dalam menjalankan tugasnya dalam beberapa hal
dapat juga menggunakan hukum privat, tetapi untuk menyelesaikan suatu soal yang
khusus dalam lapangan administrasi negara telah tersedia peraturan-peraturan hukum
publik.
b. Perbuatan hukum menurut Hukum Publik
Perbuatan hukum menurut Hukum Publik itu ada dua yaitu:
1) Perbuatan Hukum Publik yang bersegi satu
Beberapa sarjana seperti S. Sybenga hanya mengakui adanya perbuatan hukum
publik yang bersegi satu, artinya hukum publik itu lebih merupakan kehendak satu pihak
saja yaitu pemerintah.Menurut mereka tidak ada perbuatan hukum publik yang bersegi
dua, tidak ada perjanjian, misalnya yang diatur oleh hukum publik.Jika ada perjanjian
dengan pihak swasta maka perjanjian itu menggunakan hukum privat, karena itu
merupakan perbuatan hukum bersegi dua karena dilakukan oleh kehendak kedua belah
pihak dengan sukarela. Itulah tidak ada perjanjian hukum publik, karena hubungan
7
hukum yang diatur hukum publik hanya berasal dari satu pihak saja yakni pemerintah
dengan cara menentukannya dengan kehendaknya sendiri.
2) Perbuatan Hukum Publik yang bersegi dua
Van der Pot, Kranenberg, Vegting, Wiarda dan Donner mengakui adanya Hukum
Publik yang bersegi dua atau adanya perjanjian menurut Hukum Publik, mereka memberi
contoh dengan adanya perjanjian kerja jangka pendek yang diadakan seorang swasta
sebagai pekerja dengan pihak pemerintah sebagai pihak yang pemberi pekerjaan.
2.2 Tindakan Pemerintah Bersegi Satu Menurut Hukum Publik
Perbuatan Hukum Publik bersegi satu ini dikenal dengan nama keputusan (beschikking).
Beberapa sarjana seperti S. Sybenga hanya mengakui adanya perbuatan Hukum Publik yang
bersegi satu, artinya Hukum Publik itu lebih merupakan kehendak satu pihak saja yaitu
pemerintah.Menurut mereka tidak ada perbuatan Hukum Publik yang bersegi dua, tidak ada
perjanjian, misalnya yang diatur oleh Hukum Publik.Jika ada perjanjian dengan pihak swasta
maka perjanjian itu menggunakan Hukum Privat, karena itu merupakan perbuatan hukum bersegi
dua karena dilakukan oleh kehendak kedua belah pihak dengan sukarela. Itulah tidak ada
perjanjian Hukum Publik, karena hubungan hukum yang diatur Hukum Publik hanya berasal dari
satu pihak saja yakni pemerintah dengan cara menentukannya dengan kehendaknya sendiri.
Keputusan tata usaha negara (beschikking) oleh E. Utrecht disebut sebagai ‘ketetapan’,
sedangkan Prajudi Atmosudirdjo menyebutnya dengan ‘penetapan’. E. Utrecht, Prins, dan Van
der Pot, juga menjelaskan bahwa beschikking merupakan perbuatan Hukum Publik bersegi satu
atau merupakan perbuatan sepihak dari pemerintah dan bukan merupakan hasil persetujuan dua
belah pihak.
Berangkat dari beberapa pendapat tersebut S.F. Marbun menyimpulkan bahwa
beschikking ialah suatu perbuatan Hukum Publik bersegi satu, yang dilakukan oleh alat
pemerintah (dalam arti sempit) berdasarkan suatu kekuasaan atau wewenang istimewa dengan
maksud terjadinya perubahan hubungan hukum.
Beschikking menurut UU No. 5 Tahun 1986 jo. UU No. 9 Tahun 2004
8
Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara menyebutkan bahwa
Keputusan Tata Usaha Negara adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Badan atau
Pejabat Tata Usaha Negara yang berisi tindakan hukum Tata Usaha Negara yang berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang bersifat konkret, individual, dan final, yang
menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata. Dari definisi menurut UU
Nomor 5 Tahun 1986 tersebut dapat dirumuskan unsur-unsur keputusan sebagai berikut, yaitu:
- Penetapan tersebut tertulis dan dikeluarkan oleh badan atau Pejabat Tata Usaha Negara,
- Berisi tindakan hukum dalam bidang Tata Usaha Negara,
- Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
- Bersifat konkrit, individual, dan final,
- Serta menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan Hukum Perdata.
Dengan dasar pemikiran yang demikian, maka ketetapan berfungsi menetapkan situasi
hukum yang konkrit dan mempunyai akibat hukum bagi yang dikenai ketetapan tersebut.
2.3 Macam – Macam Tindakan Hukum Publik bersegi satu yang dilakukan
oleh Pemerintah
Ketetapan atau Keputusan (Beschikking)
Istilah ketetapan di Belanda dikenal dengan nama “beschikking” merupakan suatu wujud
dari tindakan hukum publik bersegi satu yang dilakukan oleh pemerintah. Menurut Van Der Pot
dan Van Vollenhoven, ketetapan adalah suatu tindakan hukum yang bersifat sebelah pihak,
dalam lapangan pemerintahan dilakukan oleh suatu badan Pemerintah berdasarkan kekuasaan
istimewa.
Menurut UU No.5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara dalam Pasal 1 angka
3 menyebutkan :
9
“ Keputusan Tata Usaha adalah suatu penetapan tertulis yang dilakukan oleh badan atau pejabat
tata usaha negara yang berisi tindakan hukum tata usaha negara (TUN) yang berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku yang bersifat konkret, individual, dan final, yang
menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata.”
Dengan definisi yang diberikan UU No. 5 Tahun 1986 ini, maka hanya penetapan tertulis
saja yang dapat digugat di pengadilan TUN dengan memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a) Konkret, artinya objek yang diputuskan tidak abstrak tapi berwujud tertentu atau dapat
ditentukan, misalnya keputusan pemberian izin mendirikan bangunan (IMB) untuk si A.
b) Individual, artinya keputusan TUN tidak ditujukan untuk umum, tetapi tertentu, baik
nama, alamat maupun hal yang dituju.
c) Final, artinya sudah definitif, tidak lagi memerlukan persetujuan atasan dan karenanya
menimbulkan akibat hukum.
d) Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Walau demikian ketetapan yang ada bukan hanya ketetapan tertulis, tetapi ada juga
ketetapan tidak tertulis atau lisan. Ketetapan lisan hanya dapat dibuat bila:
a) Tidak membawa akibat yang kekal
b) Tidak begitu penting bagi administrasi Negara
c) Dikehendaki suatu akibat yang timbul dengan segera
Ketetapan tertulis lebih sering digunakan dengan alasan kebiasaan, di mana apabila
ketetapan tersebut dibuat secara tertulis maka dapat lebih memberikan kepastian hukum.
Ketetapan tertulis harus berisikan:
a) Badan atau pejabat yang mengeluarkan
b) Maksud serta mengenai hal apa isi tulisan
c) Kepada siapa ditujukan dan apa yang ditetapka di dalamnya jelas bersifat individual,
konkret dan final
10
d) Menimbulkan suatu akibat hukum bagi seseorang atau suatu badan hukum perdata
Berdasarkan jenisnya, Ketetapan dibedakan atas 2 macam, yaitu:
a) Ketetapan positif
Menurut W.F. Prins, dalam garis besar ketetapan positif yang mempunyai akibat hukum
terbagi atas 5 (lima) golongan:
a. Ketetapan yang pada umumnya baru melahirkan keadaan hukum yang baru
b. Ketetapan yang melahirkan keadaan hukum baru bagi objek yang tertentu
c. Ketetapan yang menyebabkan berdirinya atau bubarnya suatu badan hokum
d. Ketetapan yang memberikan hak-hak baru kepada seseorang atau lebih
e. Ketetapan yang membebankan kewajiban baru kepada seseorang atau lebih
Penggolongan tersebut dibagi berdasarkan akibat hukum yang ditimbulkan dari suatu
ketetapan positif.Jadi ketetapan positif adalah suatu ketetapan yang pada umumnya
menimbulkan suatu keadaan hukum baru baik pembebanan kewajiban baru maupun pemberian
hak baru kepada subjek tertentu. Misalnya Surat keputusan Rektor sebuah universitas yang
mengangkat dosen A sebagai anggota panitia penyelenggara Ujian dinas Universitas. Akibat
hukum dari dikeluarkanny Surat keputusan Rektor tersebut memberikan suatu kewajiban dan hak
bagi dosen A yaitu kewajibannya untuk menguji pegawai-pegawai yang ditunjuk untuk
mengikuti ujian dinas dan haknya untuk mendapat honorarium sebagai akibat dari
pengangkatannya tersebut.
b) Ketetapan negatif adalah ketetapan yang:
a. Untuk menyatakan tidak berhak
b. Untuk menyatakan tidak berdasarkan hokum
c. Untuk melakukan penolakan seluruhnya
Ketetapan negatif ini tidak menyebabkan lahirnya suatu hukum yang baru tetapi hanya
hukum yang lahir untuk menyelesaikan suatu masalah/kasus dimana setelah kasus tersebut
selesai maka ketetapan ini pun akan hilang.
Macam-macam ketetapan lainnya:
11
Ketetapan deklaratoir dan ketetapan konstitutif
Ketetapan deklaratoir adalah ketetapan yang menyatakan atau menetapkan mengikatnya
suatu hubungan hukum.Misalnya ketetapan yang menyatakan B mendapatkan cuti 12 hari kerja.
Ketetapan konstitutif adalah ketetapan yang melahirkan/menghapus suatu hubungan
hukum.Misalnya ketetapan tentang pemberhentian pegawai.
Ketetapan yang Menguntungkan dan Ketetapan yang Membebankan
Ketetapan yang menguntungkan adalah ketetapan yang memberikan hak-hak yang
sebelumnya tidak ada.Misalnya subsidi, pengangkatan pegawai dan sebagainya.
Ketetapan yang membebankan adalah ketetapan yang memberikan suatu beban yang
sebelumnya tidak ada.Misalnya penetapan pajak, pemberhentian pegawai.
Ketetapan Eenmalig dan Ketetapan Permanen
Ketetapan eenmalig adalah suatu ketetapan yang habis masa berlakunya setelah sekali
dipergunakan, misalnya IMB.
Ketetapan permanen adalah ketetapan yang berlakunya untuk masa yang lama, misalnya
ketetapan pemberhentian pegawai.
Ketetapan Terikat dan Ketetapan Bebas
Ketetapan yang terikat adalah ketetapan yang sudah ditentukan oleh peraturan=
dasar.Misalnya ketetapan pemberian izin cuti.
Ketetapan bebas adalah ketetapan yang oleh peraturan dasar diberikan kebebasan kepada
pejabat TUN untuk/tidak mengeluarkan suatu ketetapan. Misalnya pemberian subsidi BBM
tergantung kepada anggaran negara.
Berdasarkan hubungan yang diatur, ketetapan terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
1) Ketetapan Intern adalah ketetapan yang dibuat untuk mengatur hubungan dalam
lingkungan badan pemerintah yang membuatnya.Misalnya keputusan pemberian cuti
tahunan 12 hari kerja kepada seorang pejabat TUN yang diberikan oleh atasannya.
12
2) Ketetapan Ekstern adalah ketetapan yang mengatur hubungan antara Pemerintah dengan
seorang warga negaranya atau antara pemerintah dengan badan swasta seperti surat izin
perumahan.
Ketetapan ini bukan hanya dapat dibuat oleh badan pemerintahan saja tetapi juga oleh badan
pembuat undang-undang (badan legislatif) dan hakim.Ketetapan yang dibuat bersifat kasuistis
artinya ketetapan tersebut dibuat untuk menyelesaikan suatu kasus/permasalahan.
Dalam pembuatan suatu ketetapan harus ada persyaratan yang harus dipenuhi antara lain:
1. Ketetapan harus dibuat oleh badan yang berwenang membuatnya
2. Ketetapan harus dibuat tanpa adanya unsur paksaan, kekeliruan dan penipuan
3. Ketetapan yang dibuat harus memperhatikan bentuk dan prosedur yang telah
ditetapkan dalam peraturan dasar
Isi dan tujuan ketetapan harus sesuai dengan isi dan tujuan peraturan dasarnya
Jika suatu ketetapan dianggap tidak sah, maka akan ada 3 jenis akibat yang dapat timbul,
yaitu:
a. Ketetapan tersebut dinyatakan batal berarti bahwa bagi hukum akibat perbuatan yang
dilakukan tersebut dianggap tidak pernah ada. Misalnya Si A telah diangkat menjadi PNS
berdasarkan Surat Keputusan Pengangkatan yang dikeluarkan oleh dinas kepegawaian.
Akan tetapi setelah dikeluarkan SK tersebut dinas kepegawaian menemukan adanya suatu
kecurangan saat penerimaan si A menjadi PNS, maka SK pengangkatan tersebut
dianggap batal dan jabatannya sebagai PNS dianggap tidak pernah ada.
b. Ketetapan tersebut dinyatakan batal demi hukum berarti, bahwa akibat suatu perbuatan,
untuk sebagian atau seluruhnya bagi hukum dianggap tidak ada tanpa suatu keputusan
hakim atau badan pemerintah yang berkompeten menyatakan pembatalan sebagian atau
seluruh akibat itu.
c. Ketetapan tersebut dapat dibatalkan berarti, bahwa bagi hukum perbuatan tersebut yang
dilakukan dan akibatnya dianggap ada sampai waktu pembatalan oleh hukum atau oleh
suatu badan pemerintahan lain yang berkompeten.
13
Suatu ketetapan yang sah mempunyai kekuatan hukum dimana kekuatan hukum ini
dibedakan atas 2 (dua) yaitu:
1. Kekuatan hukum formal artinya suatu ketetapan mempunyai kekuatan hukum formal
bilamana ketetapan itu tidak lagi dapat dibantah dan ditarik oleh suatu alat adminitrasi
negara karena ketetapan tersebut telah memenuhi syarat-syarat undang-undang tentang
berlakunya suatu ketetapan dimana hak banding bagi pihak yang dikenai ketetapan
tersebut tidak dapat dipakai.
2. Kekuatan hukum materiil artinya suatu ketetapan mempunyai kekuatan hukum materiil
bilamana ketetapan itu dapat dibantah dan ditarik kembali oleh alat administrasi negara
yang membuatnya dimana ketetapan ini dikeluarkan berdasarkan asas kebebasan
bertindak dan memungkinkan untuk menggunakan hak banding kepada pihak yang
dikenai.
Peraturan Kebijaksanaan
Peraturan Kebijakan adalah peraturan yang sesungguhnya bukan dibuat oleh pembuat
UU yang diumumkan kepada publik sebagai langkah-langkah yang dilakukan oleh pemerintah
untuk melaksanakan ketentuan UU. Peraturan Kebijakan ini dibuat berdasarkan atas asas
kebebasan bertindak (Freis Ermessen). Dalam praktek pelaksanaannya, Peraturan Kebijakan ini
dapat dibuat dalam bentuk keputusan, pengumuman, instruksi ataupun surat edaran.
Penerapan Peraturan Kebijaksanaan harus memperhatikan :
a. Sesuai dan serasi dengan undang-undang yang memberikan kebebasan bertindak.
b. Sesuai dengan Azas-Azas Umum Pemerintahan yang Baik (AAUPB).
c. Sesuai dan serasi dengan tujuan yang hendak dicapai.
Perencanaan
Perencanaan yaitu keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang dari pada
hal-hal yang akan dikerjakan dimasa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang
telah ditentukan. Perencanaan merupakan fungsi organik pertama dari administrasi dan
manajemen karena tanpa adanya rencana, maka tidak ada dasar untuk melaksanakan kegiatan-
kegiatan tertentu dalam rangka usaha pencapaian tujuan.
14
Perencanaan terbagi dalam tiga kategori yaitu :
a. Perencanaan informatif (Informatieve Planning) yaitu rancangan estimasi mengenai
perkembangan masyarakat yang dituangkan dalam alternatif-alternatif kebijakan tertentu.
Rencana semacam ini tidak memiliki akibat hukum bagi warganya.
b. Perencanaan indikatif (Indicatieve Planning) yaitu rencana yang memuat kebijakan-
kebijakan yang akan ditempuh dan mengindikasikan bahwa rencana itu akan ditempuh.
Kebijakan ini masih perlu diterjemahkan dalam keputusan-keputusan operasional atau
normatif. (memiliki akibat yang tidak langsung).
c. Perencanaan Operasional (Operationele Planning) yaitu rencana-rencana yang terdiri dari
persiapan –persiapan, perjanjian-perjanjian, dan ketetapan-ketetapan. Misalnya RTRK,
rencana Subsidi, rencana pengembangan kota, dll. (memiliki akibat hukum langsung baik
bagi pemerintah maupun warganya.
Regeling
Peraturan adalah suatu tindakan pemerintah yang berupa pengaturan yang bersifat
umum dan abstrak yang artinya tindakan pemerintah ini berlaku untuk seluruh masyarakat
dan dibuat untuk menyelesaikan hal-hal yang belum dapat diketahui terlebih dahulu dan
mungkin akan terjadi. Pengaturan ini dapat berbentuk undang-undang, peraturan pemerintah,
peraturan menteri dsb.
2.4 Contoh Tindakan Pemerintah Bersegi Satu Menurut Hukum Publik
121 Honorer dan 394 Guru Bantu jadi CPNS
Sebanyak 121 tenaga honorer daerah Pemerintah Kabupaten Lamongan Selasa
(21/10) menyambut gembira pengumuman pengangkatan mereka menjadi Calon Pegawai
Negeri Sipil (CPNS) formasi tahun 2008. Salah seorang karyawan di Bagian Humas dan
Protokol Rustamadji menyatakan senang akhirnya diangkat CPNS setelah bekerja sebagai
penyiar dan kamerawan kegiatan Pemerintah Daerah Lamongan selama lima tahun.
15
Pengangkatan CPNS dan SK CPNS akan menunggu proses pemberkasan selesai dan
keputusan lebih lanjut dari BKN. Semua CPNS harus melengkapi persyaratan administrasi
agar tidak terjadi keterlambatan dan perlu revisi karena adanya berkas tidak lengkap.
Kepala Bagian Humas dan Protokol Kabupaten Lamongan Aries Wibawa
mengatakan Kabupaten Lamongan mendapat kuota mengangkat sebanyak 551 oarng CPNS,
terdiri 121 tenaga honorer dan sisanya lewat jalur umum sebanyak 356 orang dan Sekretaris
Desa sebanyak 74 orang. Sementara seleksi CPNS jalur umum dilaksanakan pada November
mendatang. Kuoata tersebut sesuai surat Badan Kepegawaian Negara tertanggal 23
September 2008 Nomor E.26-30/V.114.8/99 terkait revisi daftar nama tenaga honorer.
Badan Kepegawaian Daerah mulai Rabu (22/10) akan memberikan pembekalan
terhadap 121 tenaga honorer dario 25 instansi di lingkungan Pemkab Lamongan 44 orang
diantaranya dari dinas pendidikan. Golongan yang akan ditentukan untuk Sekdes yaitu paling
tinggi SLTA atau II (b), Sekdes akan menerima gaji bulanan sesuai golongan dan tambahan
kesejakhteraan. Sekdes yang berusia berusia diatas 51 tahun per Oktober akan diberikan uang
pensiun terhitung masa kerjanya, dan maksimal akan diberikan senilai Rp 20 juta untuk masa
kerja selama 20 tahun.
Sementara itu sebanyak 394 guru bantu telah menerima Surat Keputusan (SK) CPNS.
Secara simbolis SK diberikan kepada Rufi ah guru TK Kembangbahu, Rachmatun guru SD,
Muntiqoh guru SMP, M Yatmin Heri guru SMA dan Sugeng Mujari guru SMK Negeri 2
Lamongan oleh Bupati Lamongan Masfuk. Penandatanganan ratusan SK tersebut telah
dikebut sehingga bisa keluar semua.Masfuk berharap agar pendidik tidak terpaku pada
pakem saja. Hidup jangan rata-rata, karena kalau hanya rata-rata tidak akan ada prestasi yang
diraih, katanya berpesan.
Dua PNS di Ende Dipecat
Rofinus Noe dan Mohamad Aqsa telah diberhentikan dengan tidak hormat sebagai
pegawai negeri sipil di lingkungan Pemerintah Kabupaten Ende di Flores, Nusa Tenggara
Timur.Keduanya diberhentikan terhitung 22 Juli 2008.Rofinus terakhir bertugas di Dinas
16
Kependudukan dan Catatan Sipil, sedangkan Mohamad Aqsa di Kantor Kecamatan
Kotabaru.
Keduanya telah meninggalkan tugas lebih dari enam bulan berturut-turut.Sanksi yang
dijatuhkan terhadap mereka mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1979
tentang Pemberhentian PNS.
Namun, Rofinus dan Aqsa menolak keputusan itu dan tak bersedia menerima surat
keputusan pemberhentian yang diberikan kepada yang bersangkutan. Meski Rofinus dan
Aqsa tak mau menerima SK pemberhentian itu, mereka tetap mempunyai hak jika keberatan
dapat mengadu ke BPK (Badan Pertimbangan Kepegawaian) di Badan Kepegawaian
Nasional di Jakarta.Tapi, waktunya hanya 14 hari sejak SK dikeluarkan, mereka harus segera
mengajukan pengaduan ke BPK.
Wajib Belajar 12 Tahun Dirintis Mulai 2012
JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah mulai tahun 2012 merintis terwujudnya
wajib belajar 12 tahun. Sebagai langkah awal, siswa SMA/SMK juga bakal mendapat
kucuran dana bantuan operasional sekolah seperti yang selama ini diberikan kepada siswa
jenjang pendidikan dasar SD dan SMP.
”Anggaran pendidikan nasional beberapa tahun ke depan cukup tinggi,” kata Menteri
Pendidikan Nasional Mohammad Nuh, Senin (26/9). Karena itu, setelah biaya operasional
sekolah (BOS) SD dan SMP terpenuhi, pemerintah berupaya memberikan BOS kepada
SMA/SMK dan madrasah aliyah (MA) supaya wajib belajar 12 tahun terwujud. Menurut
Nuh, pendidikan di jenjang SMA/SMK/MA dirasakan masih sulit dijangkau karena masalah
biaya sekolah. Hal ini terlihat dari angka partisipasi kasar (APK) pendidikan menengah tahun
2009/2010 yang baru mencapai 69,6 persen. ”Karena itu, untuk mengatasi kendala
keterjangkauan, diberikan dana BOS untuk setiap siswa SMA, SMK, dan MA,” kata Nuh.
Pada tahap rintisan ini, dana BOS yang diberikan pada 2012 sebesar Rp 200.000 per
siswa. Saat ini ada sekitar sembilan juta siswa di jenjang pendidikan menengah sehingga
dana yang dibutuhkan sekitar Rp 1,8 triliun.
17
Tingkatkan kapasitas
Untuk mempersiapkan wajib belajar 12 tahun, Nuh mengatakan, pihaknya juga akan
menambah kapasitas SMA dan SMK pada tahun 2013. Apabila wajib belajar 12 tahun
diberlakukan, APK SMA/SMK yang saat ini 69,6 persen diyakini akan naik. Jika APK naik 10
persen saja, sudah ada tambahan 900.000 siswa baru.Konsekuensinya, perlu ruang kelas baru dan
penambahan guru.
”Diharapkan nantinya di setiap kecamatan ada SMA atau SMK negeri yang baru,” ujarnya.
Secara terpisah, Raihan Iskandar, anggota Komisi X DPR, mengatakan, rencana pemerintah
menyelenggarakan program rintisan BOS untuk sekolah menengah atau rintisan wajib belajar 12
tahun mulai tahun 2012, perlu diikuti dengan kesiapan aparat pemerintah. ”Pemerintah perlu
melakukan sosialisasi dan memberikan penyadaran kepada setiap penyelenggara pendidikan
untuk tidak melakukan pungutan dan komersialisasi,” kata Raihan.
Menurut Raihan, pemerintah juga harus mengantisipasi berbagai persoalan yang bisa
menghambat terwujudnya program ini, misalnya persoalan mekanisme penyaluran dana BOS
SMA. Semua celah potensi penyalahgunaan dana harus diatasi. ”Rintisan program wajib belajar
12 tahun ini harus benar-benar tepat sasaran,” ujarnya.(ELN/LUK)
Purnawirawan Gugat SK Panglima TNI-AD
Ratusan orang terdiri dari para purnawirawan TNI bersama keluarganya menggelar
apel akbar peringatan hari ulang tahun (HUT) TNI ke-65, Selasa, (6/10/2010). Apel akbar
tersebut digelar didepan Monumen Mandala Pembebasan Irian Barat, Jalan Kenderal
Sudirman Makassar.Purnawirawan TNI bersama keluarga besarnya itu merupakan anggota
organisasi Forum Koordinasi Penghuni Rumah Negara (FKPRN) Kemhan-Polri, Pengda
Sulawesi Selatan. Dalam peringatan HUT TNI itu, mereka menggugat SK Kasad bernomor
409/2010 yang ditandatangani oleh Jenderal TNI George Toisutta.
Ketua FKPRN Pengda Sulsel, Letkol Gultom menegaskan, SK tentang kepemilikan
rumah Negara itu telah merampas hak purnawirawan. Banyak UU yang dilangar dengan
18
munculnya SK tersebut. Seperti UU 72 tahun 1957 tentang penjualan rumah Negara kepada
pegawai negeri serta UU nomor 4 tahun 1992 tentang perumahan dam pemukiman, tegas
Gultom kepada wartawan di Makassar.Makanya itu, Purnawirawan meminta kepada Presiden
SBY agar SK Kasad yang dikeluarkan Agustus lalu dicabut kembali. Alasannya, banyak para
purnawirawan yang umumnya prajurit kecil saat ini belum memiliki rumah pribadi.
Dengan SK tersebut, akan menutup peluang ribuan purnawirawan memiliki rumah
pribadi.FKPRN juga meminta SBY untuk mengambil alih masalah tersebut, karena
purnawirawan sejak awal kepemimpinan SBY, mereka mengalami banyak masalah. Baik
intimidasi maupun kekerasan secara langsung termasuk penggusuran.FKPN juga mendukung
Panja asset tanah/rumah negara Komisi I DPR RI dilingkungan Kemenhan untuk
menyelesaikan rumah yang mereka huni saat ini.
Pada poin terakhir, FKPRN Sulsel yang terdiri dari sekitar 1500 KK ini memberikn
ultimatum akan melakukan perlawanan terhadap semua kebijakan yang akan mengambil
rumah mereka. Hal itu dilakukan guna mempertahankan hak-hak mereka sebagai mantan
prajurit TNI.
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1) Arti dari tindakan pemerintahan yaitu pemeliharaan kepentingan negara dan rakyat secara
spontan dan tersendiri oleh penguasa tinggi dan rendahan.
Hukum Administrasi Negara merupakan sekumpulan peraturan yang memberikan
wewenang kepada administrasi negara untuk mengatur masyarakat.Hal itu dapat diartikan
bahwa administrasi negara mempunyai fungsi mengatur warga masyarakat dengan
mendapat wewenang dari Hukum Administrasi Negara sebagai landasan hukum.
Perbuatan administrasi negara terdiri atas feitelijke handelingen (tindakan nyata) dan
rechts handelingen (tindakan hukum). Tindakan hukum TUN ada dua macam, yairu
sebagai berikut :
2) Tindakan hukum TUN berdasar hukum perdata (hukum privat), misalnya menyewakan
ruangan (Pasal 1548 BW), jual beli (Pasal 1457 BW) ataupun perjanjian kerja (BK III BW) yang
dilakukan oleh pejabat TUN untuk kepentingan jabatan.
3) Tindakan hukum TUN berdasarkan hukum publik, yaitu tindakan menurut hukum publik yang
bersifat sepihak yang dilakukan oleh badan atau pejabat TUN dalam rangka melaksanakan
urusan pemerintahan dengan maksud menimbulkan akibat hukum.
Tindakan Hukum TUN berdasarkan hukum publik terbagi atas 4 yaitu ketetapan
(Beschikking), Kebijakan, Perencanaan dan Peraturan (Regeling).
20
21