BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori-teori Umum
Dalam teori umum, penulis menyajikan teori-teori umum yang berkaitan
dengan analisis dan perancangan sistem informasi yang meliputi, pengertian
data, informasi, sistem, sistem informasi, sistem informasi akuntansi, database,
Database Management System (DBMS), object, object oriented, Object Oriented
Analysis and Design (OOAD), Unified Modelling Language (UML), Rich
Picture, Class Diagram, Use Case Diagram, Event Table, Workflow Table,
Activity Diagram, Rancangan Formulir, Rancangan Layar, Rancangan Laporan,
Navigation Diagram, dan Visual Basic.
2.1.1 Pengertian Data
Pengertian data menurut Hall (2011, p11), data adalah “berbagai
fakta, yang akan atau mungkin tidak diproses (diedit, diringkas, atau
diperbaiki) dan tidak memiliki pengaruh langsung atas pengguna”.
Sedangkan Gelinas dan Dull (2008, p17) mengemukakan bahwa data
adalah “fakta-fakta atau angka dalam bentuk mentah”.
Dari pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa data adalah
fakta-fakta yang belum diproses (mentah), yang tidak berpengaruh
langsung atas pengguna.
8
9
2.1.2 Pengertian Informasi
Hall (2011, p11) mengemukakan bahwa informasi “menyebabkan
pengguna mengambil tindakan yang akan dilakukan atau tidak dilakukan.
Informasi sering didefinisikan sebagai data yang telah diproses”.
Menurut Gelinas dan Dull (2008, p17) informasi adalah “data yang
disajikan dalam suatu bentuk yang berguna dalam kegiatan pengambilan
keputusan”.
Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa informasi
adalah data-data yang telah diproses yang bertujuan untuk pengambilan
keputusan.
2.1.3 Pengertian Sistem
Menurut Hall (2011, p5) sistem adalah “kelompok dari dua atau lebih
komponen atau subsistem yang saling terkait yang melayani tujuan yang
sama”.
Sedangkan Satzinger, Jackson, dan Burd (2009, p6) mengemukakan
bahwa sistem adalah “sekumpulan komponen yang saling terkait yang
berfungsi bersama untuk mencapai tujuan tertentu”.
Dari kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah
sekumpulan komponen yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu
tujuan.
10
2.1.4 Pengertian Sistem Informasi
Menurut Hall (2011, p7) sistem informasi adalah “serangkaian
prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi,
dan didistribusikan ke para pengguna”.
Dan menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2009, p6) sistem
informasi adalah “sekumpulan komponen yang terkait, yang
mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyediakan hasil
informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah bisnis”.
Dari pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa sistem
informasi adalah suatu proses untuk mengumpulkan, memproses,
menyimpan dan menyebarkan informasi dalam suatu organisasi.
2.1.5 Sistem Informasi Akuntansi
2.1.5.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Rama dan Jones (2008, p6), sistem informasi
akuntansi merupakan “suatu subsistem dari sistem informasi
manajemen yang menyediakan informasi akuntansi dan keuangan,
juga informasi lainnya yang diperoleh dari pengolahan rutin atas
transaksi akuntansi”.
Sedangkan Gelinas dan Dull (2008, p14) menyatakan bahwa
sistem informasi akuntansi adalah “subsistem khusus dari sistem
informasi yang bertujuan untuk mengumpulkan, memproses, dan
melaporkan informasi yang berkaitan dengan aspek keuangan dari
suatu kejadian bisnis”.
11
Jadi kesimpulannya, sistem informasi akuntansi merupakan
subsistem dari sistem informasi yang mengumpulkan, memproses,
dan melaporkan informasi tentang akuntansi dan keuangan yang
diperoleh dari transaksi akuntansi.
2.1.5.2 Kegunaan Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Rama dan Jones (2008, p7), kegunaan penggunaan
sistem informasi akuntansi adalah:
a. Membuat laporan eksternal
b. Mendukung aktivitas rutin
c. Mendukung pengambilan keputusan
d. Perencanaan dan pengendalian
e. Menerapkan pengendalian internal.
Sedangkan berdasarkan Siamak Nejadhosseini Soudani
(International Journal of Economics and Finance, 2012), dampak
SIA dalam perusahaan untuk kinerja perusahaan yang efektif
adalah:
a. SIA merupakan variabel yang memberikan dampak terbesar
pada kinerja keuangan
b. Kinerja keuangan dan kinerja manajemen berpengaruh
langsung pada kinerja perusahaan
c. SIA sebagai faktor penting dalam membangun kinerja
perusahaan yang baik dengan mengumpul, menyimpan dan
memproses data keuangan dan data akuntansi untuk dievaluasi
12
yang berdampak pada peningkatan proses pengambilan
keputusan, kualitas dari informasi akuntansi, evaluasi kinerja,
memfasilitasi pengendalian internal dan transaksi pada
perusahaan.
2.1.6 Database
Database adalah “sekumpulan data yang dikelola secara terpusat yang
dapat menyimpan sejumlah besar informasi dan membuatnya dapat
diakses oleh banyak pengguna dan sistem pada saat yang sama”. Ini
dikemukakan oleh Satzinger, Jackson, dan Burd (2009, p10).
Sedangkan menurut Rama dan Jones (2008, p194), basis data
(database) adalah “pengumpulan data terkait yang komprehensif”.
Jadi kesimpulannya adalah database adalah tempat penyimpanan
informasi yang dapat digunakan untuk tujuan tertentu.
2.1.6.1 Jenis File
Ada dua jenis penting dari file data adalah;
1. File induk (master file), memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. File induk menyimpan data yang relatif permanen
mengenai agen-agen eksternal, agen-agen internal, atau
barang dan jasa.
b. File induk tidak menyediakan perincian mengenai
transaksi-transaksi individual.
13
c. Data yang disimpan dapat memiliki karakteristik sebagai
data acuan (data deskriptif yang relatif permanen dan
tidak dipengaruhi oleh transaksi) maupun data ringkasan
(diubah ketika kejadian terjadi).
2. File transaksi (transaction file), memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
a. File transaksi menyimpan data tentang kejadian.
b. File transaksi biasanya mencakup suatu field untuk
tanggal transaksi.
c. File transaksi biasanya mencakup informasi kuantitas
dan harga
d. Dalam file transaksi field status bisa dimasukkan untuk
menunjukkan urutan kejadian yang terjadi setelah
kejadian awal.
Rama dan Jones (2008, p41)
2.1.6.2 Jenis Aktivitas
Tiga jenis aktvitas dalam SIA menurut Rama dan Jones
(2008, p48) yaitu:
1. Pencatatan (recording) mengacu pada penyiapan dokumen
sumber dan/atau penyimpanan data kejadian dalam file
transaksi.
14
2. Pembaruan (update) mengacu pada tindakan mengubah data
ikhtisar di suatu file induk untuk mencerminkan pengaruh
dari kejadin.
3. Pemeliharaan file (file maintanance) mengacu pada
menangkap dan mengorganisasi data acuan tentang file
induk.
2.1.6.3 Atribut dan Hubungan
Tiga konsep penting dalam class diagram menurut Rama
dan Jones (2008, p202):
1. Kunci utama (primary key) adalah atribut yang secara unik
mengidentifikasi record di tabel.
2. Kunci asing (foreign key) adalah field di tabel yang
merupakan kunci utama di beberapa tabel lainnya.
3. Kardinalitas hubungan menunjukkan berapa banyak
keterjadian dari satu jenis entitas (kejadian, sumber daya,
atau pelaku) dihubungkan dengan jenis entitas lainnya.
Berikut adalah kardinalitas yang digunakan dalam desain
basis data:
a. Hubungan satu dengan satu
b. Hubungan satu dengan banyak
c. Hubungan banyak dengan banyak
15
Hubungan banyak dengan banyak dapat diubah menjadi
dua hubungan satu dengan banyak dengan
menambahkan “tabel persimpangan”.
2.1.7 Pengertian Database Management System (DBMS)
Sistem manajemen basis data (database management system – DBMS)
adalah “peranti lunak sistem khusus yang diprogram untuk mengetahui
elemen data mana yang penggunanya memiliki hak untuk mengaksesnya”,
dikemukakan oleh Hall (2011, p27).
Dan menurut Rama dan Jones (2008, p194) sistem manajemen basis
data (database management system) merupakan “seperangkat program
yang memungkinkan pengguna untuk menyimpan, memodifikasi, dan
menyaring informasi dari basis data”.
Jadi, disimpulkan bahwa database management system (DBMS)
adalah suatu software dimana pengguna memiliki hak untuk mengakses
elemen data tertentu dimana pengguna bisa menyimpan, memodifikasi,
atau menyaring informasi dari database tersebut.
2.1.8 Pengertian Object
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2009, p59) object adalah
“sesuatu yang di dalam sistem komputer yang mampu menanggapi pesan”.
Sedangkan Hall (2011, p612) menyatakan bahwa object “setara
dengan kata benda dalam bahasa. Contohnya vendor, customer, inventory,
dan account semuanya adalah object”.
16
Jadi object secara umum adalah suatu entitas yang memiliki identitas,
state, dan tingkah laku yang merefleksikan kemampuan dari sistem untuk
menjaga informasi tentang sistem dan berinteraksi dengan sistem yang
digunakan untuk memanipulasi data.
2.1.9 Object Oriented
Satzinger, Jackson, dan Burd (2009, p59) mengemukakan bahwa
object oriented adalah “suatu pendekatan pada pengembangan sistem yang
melihat suatu sistem informasi sebagai sekumpulan objek yang
berinteraksi yang bekerja bersama untuk menyelesaikan tugas”.
Dennis, Wixom, dan Roth (2009, p493) menyatakan bahwa sistem
yang berorientasi pada objek berfokus pada “menangkap struktur dan
behaviour dari sistem informasi dalam modul-modul kecil (object) yang
terdiri dari data dan proses”.
Jadi dapat disimpulkan bahwa object oriented adalah pendekatan pada
pengembangan sistem dimana sistem informasi sebagai objek berfokus
pada menangkap struktur dan behaviour dalam modul-modul kecil.
2.1.10 Object Oriented Analysis and Design (OOAD)
2.1.10.1 Konsep Object Oriented Analysis (OOA)
Konsep Object Oriented Analysis (OOA) menurut
Satzinger, Jackson, dan Burd (2009, p60) yaitu “mendefinisikan
seluruh tipe objek yang melakukan kerja dalam sistem dan
17
menunjukkan use case apa yang diperlukan untuk
menyelesaikan tugas”.
2.1.10.2 Konsep Object Oriented Design (OOD)
Konsep Object Oriented Design (OOD) menurut Satzinger,
Jackson, dan Burd (2009, p60) yaitu “mendefinisikan semua tipe
objek yang dibutuhkan untuk berkomunikasi dengan orang dan
perangkat dalam sistem, menunjukkan bagaimana objek
berinteraksi untuk menyelesaikan tugas dan mendefinisikan
setiap tipe objek sehingga dapat diimplementasikan dengan
bahasa atau lingkungan yang spesifik”.
Sedangkan Hall (2011, p610) menyatakan bahwa object
oriented design adalah “untuk membangun sistem informasi dari
komponen atau objek standart yang dapat digunakan kembali”.
Berdasarkan kedua pengertian tersebut, dapat disimpulkan
bahwa object oriented design (OOD) adalah membangun suatu
sistem informasi diman obkek berinteraksi untuk menyelesaikan
tugas agar bisa diimplementasikan.
2.1.11 Pengertian UML (Unified Modelling Language)
Pengertian Unified Modeling Language (UML) menurut Dennis,
Wixom, dan Roth (2009, p501) adalah “Unified Modelling Language
bertujuan untuk memberikan kosa kata umum tentang istilah yang
18
berbasiskan object dan teknik-teknik diagram yang cukup banyak untuk
memodelkan proyek pengembangan sistem dari analisis sampai desain”.
Menurut Rama dan Jones (2008, p78), unified modeling language
(UML) adalah “suatu bahasa yang digunakan untuk menentukan,
memvisualisasikan, membangun, dan mendokumentasikan suatu sistem
informasi”.
Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa UML adalah suatu bahasa yang
digunakan untuk menganalisis dan mendesain suatu sistem informasi
dengan menggunakan beberapa teknik diagram.
2.1.12 Rich Picture
Menurut Mathiassen, Munk-Madsen, Nielsen, dan Stage (2000, p26)
rich picture adalah “gambaran informal yang mempresentasikan
ilustrator tentang sebuah situasi”.
Rich picture harus:
a. Berisi banyak informasi dan harus terbuka untuk interpe
b. Menyajikan proses dan stuktur yang koheren
c. Menunjukkan paling sedikit satu area permasalahan
d. Menunjukkan pada beberapa sistem terkomputerisasi yg relevan
e. Kaya, tapi tidak kacau
f. Menerangkan aspek-aspek kunci dari sebuah situasi dengan cara
mendukung pemahaman di berbagai tingkatan.
Mathiassen, Munk-Madsen, Nielsen, dan Stage (2000, p31).
19
2.1.13 Class Diagram
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2009, p60) class diagram
adalah “sebuah model grafis yang digunakan dalam pendekatan object
oriented untuk menunjukkan kelas-kelas dari objek pada sistem”.
Dennis, Wixom, dan Roth (2009, p510) mengemukakan bahwa class
diagram adalah “sebuah model statis yang mendukung pandangan statis
dari sistem yang berkembang”.
Berdasarkan kedua pengertian tersebut maka class diagram adalah
sebuah model yang digunakan untuk menunjukkan kelas-kelas objek
pada sistem yang ditampilkan dalam pandangan statis.
Notasi untuk class diagram berdasarkan Dennis, Wixom, dan Roth
(2009, p513):
1. Class: merupakan orang, tempat, atau benda yang sistem harus
menangkap dan menyimpan informasinya.
Gambar 2.1 Class
2. Attributte: merupakan properti yang menggambarkan keadaan objek.
3. Method: merupakan tindakan atau fungsi yang class dapat lakukan.
4. Association: merupakan suatu hubungan antara beberapa class atau
sebuah class dan class itu sendiri.
20
Gambar 2.2 Association
2.1.14 Use Case Diagram
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2009, p242), use case
diagram adalah “sebuah diagram yang menunjukkan berbagai peran user
dan bagaimana peran tersebut menggunakan sistem”.
Sedangkan bedasarkan Rama dan Jones (2008, p329), diagram
usecase adalah “penyajian grafis yang dapat menyediakan daftar usecase
yang terjadi di suatu aplikasi”.
Jadi dapat disimpulkan bahwa use case diagram adalah diagram
yang terdiri dari aktor dan use case yang menunjukkan tanggung jawab
aktor untuk tiap use case serta interaksi aktor dengan sistem.
Notasi-notasi yang digunakan dalam use case diagram terdiri dari:
1. Use case: suatu kegiatan yang dilakukan oleh sistem, biasanya dalam
menanggapi permintaan oleh pengguna sistem.
2. Actor: orang yang menggunakan sistem pada setiap use case.
3. Connecting Line: berada di antara aktor dan use case yang
mengindikasikan aktor mana yang menjalankan use case.
4. Automation Boundary: menunjukkan batas antara lingkungan dimana
aktor berada dengan komponen internal dari sistem komputer.
21
Satzinger, Jackson, dan Burd (2009, p242)
Gambar 2.3 Notasi untuk Use Case Diagram
2.1.15 Event Table
Berdasarkan Rama dan Jones (2008, p22) event adalah “berbagai hal
yang terjadi pada suatu saat tertentu”.
Sedangkan menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2009, p168) event
table meliputi “baris dan kolom, yang mewakili event dan detilnya
masing-masing”.
2.1.16 Workflow Table
Rama dan Jones (2008, p95) mengatakan bahwa tabel arus kerja
(workflow table) “menyajikan informasi dalam bentuk dua kolom
sederhana. Para pelaku yang melaksanakan aktivitas spesifik didaftarkan
di dalam kolom pada sisi kiri. Aktivitas terkait didaftarkan pada sisi
kanan”.
Sedangkan Satzinger, Jackson, dan Burd (2009, p141)
mengungkapkan bahwa workflow adalah “urutan langkah-langkah
22
pemprosesan yang secara lengkap menangani satu transaksi bisnis atau
permintaan pelanggan”.
Jadi tabel workflow table adalah tabel untuk mengelola aliran kerja
dengan dua kolom yang mengidentifikasi para pelaku dan tindakan yang
dilakukannya dalam suatu proses.
2.1.17 Activity Diagram
Rama dan Jones (2008, p79) berpendapat bahwa diagram aktivitas
UML “memainkan peran seperti sebuah “peta” dalam memahami proses
bisnis dengan menunjukkan urutan aktivitas di dalam proses”.
Sedangkan berdasarkan Satzinger, Jackson, dan Burd (2009, p141),
activity diagram adalah “tipe dari workflow diagram yang
mendiskripsikan kegiatan user dan urutan alur mereka”.
Jadi Activity Diagram adalah salah satu jenis diagram dalam Unified
Modelling Language yang menggambarkan serangkaian aktivitas dalam
proses kegiatan bisnis dari sebuah sistem secara berurutan.
Notasi activity diagram terdiri dari:
1. Lingkaran penuh: memulai proses dalam suatu diagram aktivitas.
2. Segi empat panjang: kejadian, aktivitas, atau pemicu.
3. Garis tidak terputus: urutan dari satu kejadian atau aktivitas ke yang
berikutnya.
4. Garis putus-putus: alur informasi antarkejadian.
5. Dokumen: menunjukkan dokumen sumber atau laporan.
6. Berlian: sebuah cabang.
23
7. Tabel: suatu file komputer dari mana data bisa dibaca atau direkam
selama kejadian bisnis.
8. Catatan: memberikan acuan bagi pembaca pada diagram atau
dokumen lain untuk peperinciannya.
9. Mata banteng: akhir dari proses.
Rama dan Jones (2008, p111)
2.1.17.1 Pengertian Overview Activity Diagram (OAD)
Menurut Rama dan Jones (2008, p79), overview diagram
menyajikan “suatu pandangan tingkat tinggi dari proses bisnis
dengan mendokumentasikan kejadian-kejadian penting, urutan
kejadian-kejadian ini, dan aliran informasi antarkejadian”.
2.1.17.2 Pengertian Detailed Activity Diagram (DAD)
Rama dan Jones (2008, p80) mengungkapkan bahwa
detailed diagram “menyediakan suatu penyajian yang lebih
detail dari aktivitas yang berhubungan dengan satu atau dua
kejadian yang ditunjukkan pada overview diagram”.
2.1.18 Rancangan Formulir
2.1.18.1 Pengertian Formulir
Rama dan Jones (2008, p321) mengungkapkan bahwa
formulir merupakan “dokumen terpola yang berisi field kosong
yang dapat diisi pengguna dengan data”.
24
Sedangkan Puspitawati dan Anggadini (2011, p69)
mengatakan bahwa formulir dapat didefinisikan sebagai “secarik
kertas/media yang memiliki ruang untuk diisi dengan berbagai
informasi sebagai dasar pencatatan transaksi/aktivitas ekonomi
suatu unit organisasi”.
Dari kedua pengertian tersebut, formulir adalah dokumen
terpola yang dapat diisi dengan data dari traksaksi/aktivitas
ekonomi suatu organisasi.
2.1.18.2 Manfaat Formulir
Puspitawati dan Anggadini (2011, p70) berpendapat bahwa
dalam perusahaan, formulir dapat bermanfaat untuk:
1. Menetapkan tanggung jawab timbulnya transaksi bisnis
perusahaan
2. Merekam data transaksi bisnis perusahaan
3. Mengurangi kemungkinan kesalahan dengan menyatakan
semua kejadian dalam bentuk tulisan
4. Untuk menyampaikan informasi dari orang yang satu ke
orang yang lain dari organisasi satu ke organisasi lain.
2.1.18.3 Jenis Formulir
Jenis-jenis formulir input berdasarkan Rama dan Jones
(2008, p323):
25
1. Formulir entri satu record
Digunakan untuk menambah, menghapus, atau
memodifikasi data di satu record satu tabel tertentu (contoh:
form arsip pelanggan).
2. Formulir entri bentuk table
Menyediakan desain seperti kertas kerja untuk memasukkan
banyak record di satu tabel (contoh: penerimaan kas).
3. Formulir entri multitable
Digunakan untuk menambahkan data ke lebih dari satu
tabel (contoh: form entri pesanan).
2.1.19 Rancangan Layar
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2009, p531), user interface
adalah “bagian dari sistem informasi yang membutuhkan interaksi untuk
menciptakan masukan dan keluaran”.
Berdasarkan Pietro Murano, Patrik O’Brian Holt (International
Journal of Technology and Human Interaction, 2007), “interaksi
manusia-komputer berfokus pada dialog antara pengguna dan komputer
melalui user interface (UI)”.
Beberapa kontrol input GUI pada umumnya menurut Satzinger,
Jackson, dan Burd (2009, p551) adalah:
1. Text Box: kontrol input yang menerima entri data dari keyboard.
2. List Box: kontrol input yang berisi sebuah daftar entri yang diterima
dimana pengguna dapat memilih.
26
3. Spin Box: sebuah variasi dari list box yang menyajikan beberapa entri
dalam text box dimana pengguna dapat memilih.
4. Combo Box: variasi lain dari list box yang memungkinkan pengguna
untuk memasukkan nilai baru atau memilih dari entri.
5. Radio Buttons (Option Buttons): kontrol input yang memungkinkan
pengguna untuk memilih satu pilihan dari suatu kelompok.
6. Check Boxes: kontrol input yang memungkinkan pengguna untuk
memilih lebih dari satu pilihan dari suatu kelompok.
2.1.20 Rancangan Laporan
2.1.20.1 Pengertian Laporan
Rama dan Jones (2008, p285) mengatakan bahwa laporan
merupakan “penyajian data yang terpola dan tersusun”.
2.1.20.2 Jenis Laporan
Empat model laporan menurut Rama dan Jones (2008,
p264):
1. Laporan daftar sederhana (simple list report)
Adalah daftar transaksi penjualan.
2. Laporan perincian yang dikelompokkan (grouped detail
report)
Adalah daftar transaksi penjualan yang dikelompokkan
menurut jenis produk yang dijual, dengan subtotal untuk
setiap jenis produk.
27
3. Laporan ringkasan (summary report)
Hanya memberikan ringkasan angka-angka penjualan,
seperti total penjualan untuk setiap produk, tanpa mendaftar
masing-masing transaksi penjualan.
4. Laporan entitas tunggal (single entity report)
Seperti faktur penjualan, hanya memberikan perincian
mengenai satu kejadian.
2.1.20.3 Tata Letak Laporan
1. Header laporan (report header)
Menunjukkan informasi yang diterapkan pada seluruh
laporan (misalnya, nama laporan dan perusahaan, tanggal
laporan, dan nomor halaman).
2. Header halaman (page header)
Dapat digunakan untuk menentukan informasi yang tampak
di bagian atas setiap halaman.
3. Footer halaman (page footer)
Tampak di bagian bawah setiap halaman dan biasanya
mencakup nomor halaman.
4. Footer laporan (report footer)
Terlihat satu kali, di bagian akhir laporan. Biasanya
digunakan untuk menyajikan informasi ringkasan seperti
total semuanya.
5. Perincian laporan (report detail)
28
Berisi informasi utama di laporan. Bagian ini menyajikan
data mengenai berbagai entitas (kejadian, agen, produk dan
jasa).
Rama dan Jones (2008, p266).
2.1.21 Navigation Diagram
Menurut Mathiassen, Munk-Madsen, Nielsen, dan Stage (2000,
p344), navigation diagram adalah “sejenis statechart diagram yang
fokus pada keseluruhan user interface yang dinamis”.
Gambar 2.4 Navigation Diagram
Mathiassen, Munk-Madsen, Nielsen, dan Stage (2000, p160)
29
2.1.22 Pengertian Visual Basic
Menurut Hirin (2011, p2) Visual Basic adalah “salah satu bahasa
pemrograman berbasis desktop yang dikeluarkan (diproduksi) oleh
perusahaan perangkat lunak komputer terbesar yaitu Microsoft”.
Berdasarkan Supardi (2011, p1), Visual Basic merupakan “bahasa
pemrograman yang dikembangkan dari bahasa pemrograman Basic.
Bahasa pemrograman basic merupakan bahasa pemrograman yang sangat
populer, dikembangkan tahun 1963”.
2.2 Teori-teori Khusus
Dalam teori khusus, penulis menyajikan teori-teori khusus yang berkaitan
dengan topik dalam penulisan skripsi ini, yang meliputi penjualan, penjualan
kredit, piutang, retur penjualan, pengendalian internal, dan laporan.
2.2.1 Penjualan
2.2.1.1 Pengertian Penjualan
Puspitawati dan Anggadini (2011, p165) mengemukakan
penjualan merupakan “aktivitas yang memperjualbelikan barang
dan jasa kepada konsumen”.
Sedangkan menurut Rama dan Jones (2008, p22), penjualan
(siklus pendapatan) mengacu pada “proses menyediakan barang
dan jasa untuk para pelanggan”.
Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
penjualan adalah suatu transaksi dalam perusahaan yang
30
menyediakan dan memperjualbelikan barang dan jasa kepada
pelanggan dimana proses transaksi tersebut bertujuan untuk
mendapatkan keuntungan atau laba bagi perusahaan.
2.2.1.2 Siklus Penjualan
Siklus penjualan/pendapatan dari jenis organisasi yang
berbeda dapat saja sama dan mencakup di dalamnya sebagian atau
semua operasi berikut ini:
a. Merespons permintaan informasi dari pelanggan
b. Membuat perjanjian dengan pada pelanggan untuk
menyediakan barang dan jasa di masa mendatang
c. Menyediakan jasa atau mengirim barang ke pelanggan
d. Menagih pelanggan
e. Melakukan penagihan uang
f. Menyetorkan uang kas ke bank
g. Menyusun laporan.
Rama dan Jones (2008, p23)
2.2.1.3 Penjualan Kredit
Berdasarkan Puspitawati dan Anggadini (2011, p165)
penjualan kredit merupakan “aktivitas penjualan yang
menimbulkan tagihan/klaim/piutang kepada pembeli sehingga
penjual tidak menerima uang secara tunai pada saat barang
diserahkan kepada pembeli”.
31
Prosedur penjualan kredit terdiri dari aktivitas:
a. Permintaan informasi persediaan barang/jasa
b. Penerimaan pesanan penjualan (order penjualan)
c. Pengecekan persediaan dan harga
d. Persetujuan kredit
e. Pengambilan barang/persediaan
f. Pembuatan faktur penjualan
g. Pengiriman barang
h. Pencatatan transaksi
i. Penagihan.
Puspitawati dan Anggadini (2011, p165)
2.2.1.4 Kriteria 5C
Kriteris 5C dari manajemen kredit menurut Farah Margaretha
(2007, p83):
1. Character (Karakter)
Apakah konsumen mempunyai karakter/kecenderungan yang
selalu mau melakukan pembayaran kreditnya?
2. Capacity (Kapasitas)
Apakah konsumen mempunyai kapasitas yang bagus dalam
menjalankan usahanya?
3. Capital (Modal)
Apakah konsumen mempunyai modal yang cukup untuk dapat
melunasi pembayaran kreditnya?
32
4. Condition (Kondisi)
Apakah ada kondisi ekonomi yang memungkinkan
berpengaruh dalam kemampuan konsumen membayar?
5. Collateral (Kolateral)
Apakah konsumen mempunyai aset yang mudah dijual apabila
perusahaan yang bersangkutan bangkrut.
2.2.2 Piutang
Piutang adalah “catatan artefak yang digunakan hanya untuk
menyimpan dan mengirimkan data”, dikemukakan oleh Hall (2011, p28).
Berdasarkan Natasha Gural (Better Investing, 2011) piutang
merupakan “salah satu dari banyak metrik yang mengukur kinerja
penjualan perusahaan. Sebagian besar perusahaan memungkinkan
beberapa penjualan mereka untuk dikredit, biasanya untuk pelanggan yang
disukai. Ketika penjualan tumbuh lebih cepat dari piutang, perusahaan
umumnya melakukan pekerjaan penagihan piutang dengan baik”.
2.2.3 Retur Penjualan
Menurut Stice, Stice, dan Skousen (2010, p327), “dalam bisnis yang
normal, beberapa barang akan dikembalikan oleh customer dan faktor-
faktor untuk mengizinkannya harus dibuat seperti barang yang rusak
selama pengiriman, barang yang rusak atau cacat, atau salahnya
pengiriman karena jumlah atau tipe barang”.
33
2.2.4 Pengendalian Internal
2.2.4.1 Pengertian Pengendalian Internal
Berdasarkan Rama dan Jones (2008, p132), pengendalian
internal adalah “suatu proses, yang dipengaruhi oleh dewan direksi
entitas, manajemen dan personel lainnya, yang dirancang untuk
memberikan kepastian yang berkaitan dengan pencapaian sasaran”.
Sedangkan Mardi (2011, p59) mengungkapkan bahwa
pengendalian internal merupakan “suatu sistem yang meliputi
struktur organisasi beserta semua mekanisme dan ukuran-ukuran
yang dipatuhi bersama untuk menjaga seluruh harta kekayaan
organisasi dari berbagai arah”.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan
bahwa pengendalian internal merupakan proses yang dipengaruhi
oleh struktur organisasi yang dirancang untuk dipatuhi bersama
demi mencapai tujuan organisasi.
2.2.4.2 Tujuan Pengendalian Internal
Tujuan pengendalian internal, yaitu:
1. Menjaga keamanan harta milik perusahaan
2. Memeriksa ketelitian dan kebenaran informasi akuntansi
3. Meningkatkan efisiensi operasional perusahaan
4. Membantu menjaga kebijaksanaan manajemen yang telah
ditetapkan.
Mardi (2011, p59)
34
2.2.4.3 Komponen Pengendalian Internal
Komponen pengendalian internal yang saling berkaitan
menurut COSO, yaitu:
1. Lingkungan pengendalian
Mengacu pada faktor-faktor umum yang menetapkan sifat
organisasi dan mempengaruhi kesadaran karyawannya
terhadap pengendalian.
2. Penentuan resiko
Adalah identifikasi dan analisis resiko yang mengganggu
pencapaian sasaran pengendalian internal.
3. Aktivitas pengendalian
Adalah kebijakan dan prosedur yang dikembangkan oleh
organisasi untuk menghadapi resiko. Terdiri dari aktivitas:
a. Penelaahan kinerja
Merupakan aktivitas-aktivitas yang mencakup analisis
kinerja, misalnya perbandingan hasil aktual dengan
anggaran proyeksi standar.
b. Pemisahan tugas
Mencakup pembebanan tanggung jawab untuk otorisasi
transaksi, pelaksanaan transaksi, pencatatan transaksi,
pemeliharaan aset kepada karyawan yang berbeda-beda.
c. Pengendalian aplikasi
Diterapkan pada masing-masing aplikasi SIA, misalnya
entri pesanan dan utang usaha.
35
d. Pengendalian umum
Adalah pengendalian umum yang berkaitan dengan
banyak aplikasi. Contohnya adalah pengendalian yang
membatasi akses ke komputer.
4. Informasi dan komunikasi
Sistem informasi perusahaan merupakan kumpulan prosedur
dan record yang dibuat untuk memulai, mencatat, memproses
dan melaporkan kejadian pada proses entitas.
Komunikasi meliputi penyediaan pemahaman mengenai peran
dan tanggung jawab individu.
5. Pengawasan
Manajemen harus mengawasi pengendalian internal untuk
memastikan bahwa pengendalian organisasi berfungsi
sebagaimana dimaksudkan.
Rama dan Jones (2008, p134).
2.2.4.4 Sasaran Pengendalian Internal
Sasaran pengendalian internal yang disebutkan di Laporan
COSO mencakup berikut ini:
a. Efektivitas dan efisiensi operasi
b. Keandalan pelaporan keuangan.
36
2.2.4.5 Pengendalian Internal Penjualan
Tujuan dari pengendalian internal penjualan:
a. Penjualan yang dicatat adalah untuk pengiriman aktual kepada
pelanggan non fiktif (keabsahan)
b. Transaksi penjualan yang ada telah dicatat (kelengkapan)
c. Penjualan yang dicatat adalah untuk jumlah barang yang
dikirim dan ditagih serta dicatat dengan benar (penilaian)
d. Transaksi penjualan yang diklasifikasikan dengan pantas
(klasifikasi)
e. Penjualan dicatat dalam waktu yang sesuai (ketepatan)
f. Transaksi penjualan yang dimasukkan dengan pantas dalam
berkas induk dan diikhtisarkan dengan benar (posting dan
pengikhtisaran).
Reeve et al. (2008, p366).
Sedangkan menurut Susan Muzorewa dan Rao Arundhati
(Journal of The International Academy for Case Studies, 2012),
tujuan sistem pengendalian internal penjualan adalah:
a. Laporan keuangan yang memiliki tingkat realibitas yang tinggi
b. Meningkatkan keefektifan dan efisiensi kegiatan perusahaan
c. Sebagai tembok pembatas kegiatan perusahaan agar tidak
melanggar peraturan atau hukum yang berlaku.
37
2.2.4.6 Pengendalian Internal Piutang
Menurut Herry (2010, p215), pengendalian internal atas
piutang usaha yang perlu diperhatikan yaitu “bagaimana
pengamanan yang efektif dan efisien dilakukan atas piutang usaha,
baik dari segi pengamanan atas perolehan kas, pemisahan tugas
(termasuk masalah persetujuan kredit), sampai pada penagihan dan
pencatatan akuntansi yang akurat”.
2.2.4.7 Pengendalian Internal Retur Penjualan
Elemen pengendalian internal dalam sistem retur penjualan
kredit :
a. Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi penerimaan barang
b. Fungsi pencatatan (piutang) harus terpisah dengan fungsi
penjualan
c. Transaksi retur penjualan harus dilaksanakan oleh fungsi
penjualan, fungsi penerimaan barang, fungsi pencatatan
piutang dan fungsi akuntansi. Tidak ada transaksi retur
penjualan yang dilaksanakan secara lengkap oleh hanya salah
satu fungsi.
Endang Tata (2010, p56).
38
2.2.5 Laporan
2.2.5.1 Pengertian Laporan Penjualan
Menurut Duwi Priyatno (2008, p115), laporan penjualan
adalah “laporan keuangan yang menginformasikan tentang
transaksi penjualan dari perusahaan kepada pelanggan”.
2.2.5.2 Pengertian Laporan Piutang
Menurut Himayati (2008, p155), laporan piutang adalah
“laporan yang digunakan untuk mengontrol jumlah piutang pada
perusahaan”.
2.2.5.3 Pengertian Laporan Retur
Menurut Himayati (2008, p155), laporan retur adalah “laporan
yang menyediakan data barang yang diretur atau dikembalikan
karena barang cacat produksi, rusak dan sudah tidak layak jual”.