STUDI KELAYAKAN RENCANA PENDIRIAN PERUSAHAAN UMUM
DAERAH PARIWISATA BATUR UNESCO GLOBAL GEOPARK
DI KABUPATEN BANGLI
Oleh:1. DR. I GUSTI BAGUS SURYAWAN, SH.,M.Hum2. I KETUT SUKADANA, SH.,MH3. Dr. I GUSTI AGUNG GITA, SH.,MH4.
FAKULTAS HUKUMUNIVERSITAS WARMADEWA
i
2020KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang Widhi
Wasa, sehingga tim Fakultas Hukum Universitas Warmadewa dapat menyelesaikan sebuah
kajian yaitu: “Studi Kelayakan Rencana Pendirian Perusaahaan Umum Daerah Pariwisata Batur UNESCO global geopark di Kabupaten Bangli ”.
Batur UNESCO global geopark terletak di timur laut Bali, kawasan Kintamani,
Kabupaten Bangli, merupakan tujuan wisata internasional yang sangat populer di Indonesia
dengan area seluas + 370,5 km2, mencakup dua kaldera vulkanik dan menampilkan
pemandangan abu vulkanik lengkap dengan dinding kaldera, kawah, fenomena panas bumi
(fumarol, mata air panas), danau dan aliran lava yang berasal dari letusan gunung yang maha
dahsyat puluhan ribu tahun silam.
Perekonomian penduduk sekitar Batur UNESCO global geopark sebagian besar
pada sektor pertanian dan pariwisata. Jeruk manis Kintamani dan kopi luwak adalah produk-
produk geografi dari daerah Batur, di samping kerajinan kayu, bambu, dan ukiran kayu.
Kajian ini dibuat atas permintaan dari Pemerintah Daerah Bangli sebagai studi dan
bahan pertimbangan tentang kelayakan terhadap rencana pendirian Perusahaan Umum
Daerah Pariwisata Batur UNESCO global geopark di Kabupaten Bangli yang bertujuan untuk
meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Bangli .
Studi kelayakan ini ini tidak mungkin dapat terselesaikan tanpa bantuan doa,
kelengkapan sumber data, kerjasama tim kajian dan berbagai pihak. Dengan segala
ketulusan, segala rasa hormat dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada yang
terhormat:
1. Bupati Bangli,
2. Ketua DPRD Kabupaten Bangli
3. Direktur dan Wakil Direktur Badan Pengelola Pariwisata Batur UNESCO global geopark beserta jajarannya,
4. Dekan Fakultas Hukum Universitas Warmadewa beserta jajarannya,
5. Seluruh tim kajian Batur UNESCO global geopark Fakultas Hukum Warmadewa atas
kerjasamanya yang baik
ii
Dengan kerendahan hati kami persembahkan hasil studi kelayakan ini kepada
Pemerintah Daerah Kabupaten Bangli melalui Badan Pengelola Pariwisata Batur UNESCO
global geopark , semoga bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan kajian ilmiah yang
berharga dalam rencana pendirian Perusahaan Umum Daerah Pariwisata Batur UNESCO
global geopark sesuai harapan demi kemajuan perekonomian Kabupaten Bangli.
Denpasar, Pebruari 2020
Tim Kajian Hukum FH Unwar
DAFTAR ISI
iii
JUDUL............................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………….. ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................. 1
A. Dasar Pemikiran........................................................................................ 1
B. Rencana Pendirian Perusahaan Umum Daerah (Perumda)..................... 5
C. Prinsip-prinsip Pengelolaan BUMD........................................................... 7
D. Tujuan dan Kegunaan Studi...................................................................... 9
BAB II LANDASAN FILOSOFIS, SOSIOLOGIS DAN YURIDIS................................. 11
A. Landasan Filosofis dan Sosiologis............................................................ 11
B. Landasan Yuridis...................................................................................... 12
C. Syarat-syarat Pendirian Perusahaan Umum Daerah ............................... 15
BAB III SIMPULAN DAN REKOMENDASI.................................................................. 17
A. Simpulan................................................................................................... 17
B. Rekomendasi............................................................................................ 17
DAFTAR BACAAN............................................................................................................. 18
LAMPIRAN........................................................................................................................ 19
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Dasar Pemikiran
Pengembangan pariwisata berbasis ekowisata dan budaya merupakan salah satu
prioritas pemerintah dalam rangka percepatan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada era
global. Berdasarkan perjanjian kerjasama antara Kepala Balai Konservasi dan Sumber Daya
Alam Bali dengan Bupati Bangli tentang Penguatan Fungsi Taman Wisata Alam Penelokan
dan Taman Wisata Alam Gunung Batur Bukit Payang Kabupaten Bangli, Provinsi Bali maka
dalam rangka melanjutkan pelaksanaan kerja sama ini, Pemerintah Daerah Kabupaten Bangli
menyatakan turut berpartisipasi dalam pengembangan pariwisata Bali berbasis ekowisata
melalui rencana pendirian Perusahaan Umum Daerah Pariwisata Batur UNESCO global
geopark.
Sejak dikeluarkannya Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah disebutkan dalam penjelasan umum bahwa pemberian
otonomi yang seluas-luasnya kepada Daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya
kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta
masyarakat. Di samping itu melalui otonomi luas, dalam lingkungan strategis globalisasi,
Daerah diharapkan mampu meningkatkan daya saing dengan memperhatikan prinsip
demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan serta potensi dan
keanekaragaman Daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Daerah
diberikan kewenangan dalam mengatur rumah tangganya, sehingga persoalan kemampuan
daerah baik secara ekonomi maupun politis perlu menjadi perhatian Pemerintah Daerah. Isu
yang paling penting dan sangat menarik dalam era otonomi adalah dilihat dari segi ekonomi,
karena hal ini menyangkut masalah pembiayaan pembangunan daerah yang terus mengalami
peningkatan, dilain pihak sumber-sumber pendapatan khususnya kabupaten/kota relatif
1
cukup banyak yang belum dimanfaatkan secara optimal, dalam upaya menggantikan
penerimaan yang diperoleh dari pemerintah pusat. Isu ini dapat dikatakan sangat strategis
oleh karena mengingat pelaksanaan otonomi daerah diartikan sebagai kemandirian daerah
dari sisi pembiayaan pembangunan. Untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh
Kabupaten/Kota adalah dengan membentuk Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) mempunyai
kedudukan yang sangat penting dan strategis dalam mendukung pelaksanaan otonomi
daerah. Oleh karena itu BUMD perlu dikembangkan dan dikelola dengan baik dan
dioptimalkan pengelolaannya agar benar-benar menjadi suatu kekuatan ekonomi yang handal
sehingga dengan demikian dapat berperan secara aktif, baik dalam menjalankan fungsi dan
tugasnya sebagai salah satu lembaga ekonomi di daerah yang diharapkan dapat mencari
laba atau keuntungan, selanjutnya dari laba tersebut dapat dikontribusikan sebagai
Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Kabupaten Bangli merupakan salah satu kabupaten di Bali yang tidak memiliki pantai
dan jalan lintas provinsi, sehingga kabupaten ini dapat digolongkan mempunyai PAD masih
relatif kecil bila dibandingkan dengan Kabupaten/Kota lainnya di Provinsi Bali, Tahun 2019
PAD Kabupaten Bangli sebesar 139 milyar, sedangkan di tahun 2020 target PAD
direncanakan sebesar 147 milyar dan sumber pendapatan yang potensial diandalkan adalah
sektor pariwisata, yaitu pajak hotel dan restoran demikian dikatakan oleh Kepala Badan
Keuangan, Pendapatan, dan Aset Daerah (BKPAD) Kabupaten Bangli I Gede Suryawan.
Kabupaten Bangli disamping sebagai daerah resapan air, juga banyak mempunyai obyek
wisata dan daya tarik wisata antara lain Batur, Desa Penglipuran, Pura Kehen, Pucak
Penulisan, Desa Trunyan dan P3GB. Adapun jumlah retribusi obyek wisata di Kabupaten
Bangli tahun 2014 – 2019 adalah sebagai berikut:
Tabel. 1Retribusi Obyek Wisata dan Daya Tarik Wisata
di Kabupaten BangliTahun 2014 – 2019
2
TAHUN BATUR PENGLIPURAN KEHEN PENULISAN TRUNYAN P3GB2014 4,805,432,500 575,031,500 175,801,000 9,940,000 120,007,500 498,180,000 2015 11,701,578,000 1,087,876,000 557,904,000 30,505,000 208,357,500 558,620,000 2016 12,924,436,000 2,263,626,000 563,441,000 40,540,000 2,261,500 468,510,000 2017 14,511,102,000 3,762,111,000 788,150,000 29,850,000 212,955,000 - 2018 11,361,859,000 4,405,963,000 489,188,000 27,555,000 169,275,000 - 2019 26,078,103,000 4,809,867,000 584,250,000 29,565,000 157,315,000 -
Sumber: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bangli.
Dilihat dari hasil restribusi yang diperoleh ternyata yang paling signifikan memberikan
kontribusi adalah daya tarik wisata Batur yaitu hampir setiap tahunnya terus mengalami
peningkatan yang realtif besar bila dibandingkan dengan obyek dan daya tarik wisata yang
lainnya, apa lagi di tahun 2019 mengalami peningkatan yang cukup tajam bila dibandingkan
dengan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan sistem
pengelolaan atau kelembagaan, adapun kronologi sistem pengelolaan obyek dan daya tarik
wisata Batur sebagai berikut ;
Sebelum tahun 1990 an obyek dan daya wisata Batur belum ada Lembaga yang
mengelolanya, sehingga pada tahun tersebut dapat dikatakan berjalan sendiri-sendiri,
sehingga hasilnya restribusinya tidak dikelola karena belum ada lembaganya. Pada tahun
1990 obyek wisata dan daya tarik wisata Batur dikelola oleh Lembaga Swadaya masyarakat
(LSM) yaitu Yayasan Bintang Danau sampai dengan tahun 2010, penghentian pengelolaan ini
disebabkan oleh berlakunya Undang-Undang Yayasan yang pada intinya adalah dilarang
atau tidak boleh yayasan bergerak di bidang profit oriented, karena yayasan lebih
menekankan pada fungsi sosialnya dibandingkan dengan mengejar keuntungan. Dengan
dikeluarkannya undang-undang tersebut maka pengelolaan obyek dan daya tarik wisata
Kintamani diambil alih oleh Pemerintah Kabupaten Bangli melalui Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan (Disbudpar) sampai tahun 2018, setelah dikelola oleh Disbudpar maka ada
pemasukan berupa distribusi dari obyek dan daya tarik Batur selama kurun waktu 5 tahun
seperti terlihat pada Tabel 2.
3
Tabel 2Penerimaan Retribusi Obyek dan Daya Tarik Wisata Batur
Tahun 2014 -2019
Dari Tabel 2 mencerminkan bahwa terjadi fluktuasi penerimaan retribusi daerah. Bila
dilihat dari perkembangan tahun ke tahun terutama tahun 2014 – 2015 terjadi peningkatan
yang signifikan atau tumbuh sebesar 144%, setelah itu pertumbuhannya mengalami
peningkatan hanya sebesar 10% di tahun 2016 dan di tahun 2017 pertumbuhannya
mengalami peningkatan 2% menjadi 12%, sedangkan di tahun 2018 pertumbuhan mengalami
perlambatan atau turun sebesar 12%. Penurunan penerimaan retribusi ini banyak faktor yang
mempengaruhi antara lain tentang status tenaga kerja yang dipekerjakan pada pengelolaan
tidak jelas keberadaannya terutama status kepegawaiannya, ketidak jelasan ini berakibat
pada kinerja mengalami penurunan yang berdampak pada penurunan penerimaan restribusi.
Berpijak dari Peraturan Bupati Nomor 7 tahun 2017 tentang Perubahan Status
Pengelolaan Obyek dan Daya Tarik Batur menjadi Badan Pengelola Pariwisata Batur
UNESCO global geopark dengan Surat Keputusan Bupati Nomor 800.05 /759/ 2018 tentang
Pengangkatan Dewan Pengawas, Direktur, Wakil Direktur, Sekretaris, Kepala Divisi Dan
Kepala Bidang Pada Badan Pengelola Pariwisata Batur UNESCO global geopark. Dengan
4
dikeluarkannya Surat Keputusan Bupati tersebut, terdapat penjelasan tentang tugas dan
wewenang Badan Pengelola dalam melakukan intensifikasi maupun ekstentifikasi sehingga
kinerjanya dapat dilihat dari penerimaan retribusi jauh meningkat tajam dua kali lipat lebih bila
dibandingkan dengan tahun 2018 meningkat sekitar 130% ini membuktikan dengan diberikan
kewenangan yang lebih luas, maka akan mampu meningkatkan pendapatannya.
B. Rencana Pendirian Perusahaan Umum Daerah (Perumda)
Untuk meningkatkan kinerja Badan Pengelola Pariwisata Batur Unesco Global
Geopark perlu dibentuk Badan Usaha Milik Daerah dengan model Perusahaan Umum Daerah
(Perumda) sehingga diharapkan mampu memberikan perlindungan, pelestarian, pemanfaatan
taman wisata alam dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar,
pengembangan yang relatif luas melalui diversifikasi usaha dalam jangka panjang.
Persyaratan minimal untuk dapat dibentuknya suatu perusahaan daerah tentu sangat
dipengaruhi oleh skala ekonomi optimal, besaran organisasi dan efisiensi biaya serta
berbagai faktor lainnya. Walaupun milik Pemerintah Daerah Kabupaten Bangli, Perusahaan
Umum Daerah merupakan suatu lembaga ekonomi. Pengelolaan oleh Perusahaan Daerah
diharapkan dapat mendorong terwujudnya profesionalisasi pengelolaan aset yang
mempunyai potensi untuk dikembangkan untuk mendatangkan keuntungan (laba).
Rencana pendirian Perusahaan Umum Daerah Pariwisata Batur UNESCO global
geopark memiliki peluang yang lebih besar bagi terwujudnya pengelolaaan yang professional.
Hal ini dapat dilihat dari beberapa aspek diantaranya:
1. Otonomi Pengelolaan kawasan
Perusahaan Daerah adalah Organisasi yang berdiri sendiri (independen) tidak berada
dibawah naungan instansi pemerintah daerah. Pengelolaan oleh Perusahaan Daerah
dapat memberikan kewenangan dan otoritas yang lebih otonom, khususnya dalam
5
pengambilan keputusan dan kebijakan yang berkaitan dengan upaya profesionalisasi
pengelolaan kawasan.
2. Tekanan Politis
Perubahan status Badan Pengelola Pariwisata Batur UNESCO global geopark menjadi
Perumda dapat mengurangi tekanan-tekanan politis dari kepentingan-kepentingan
eksternal terhadap pengelolaan lembaga Pengelola Pariwisata Batur UNESCO global
geopark, khususnya kepentingan-kepentingan yang dapat menghambat profesionalisasi
pengelolaan asset yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Bangli yang dikelola oleh
BUMD, karena sifat independennya.
3. Keleluasaan Penggunaan Anggaran Keuangan
Perusahaan Daerah merupakan suatu intitusi bisnis layaknya seperti perusahaan swasta,
Badan Umum Milik Daerah dapat menggunakan anggaran pendapatan untuk
pembiayaan operasionalnya secara langsung, tanpa harus disetor terlebih dahulu ke kas
daerah demi untuk pengembangan usaha sesuai dengan kesepakatan antara
Pemerintah Daerah Kabupaten Bangli sebagai pemegang saham yang dominan dengan
BUMD.
C. Prinsip-prinsip Pengelolaan Badan Usaha Milik Daerah
Perusahaan Umum Daerah dalam menjalankan usahanya harus berpegang teguh
pada prinsip-prinsip berikut ini:
1. Akuntabilitas
Prinsip ini memuat kewenangan-kewenangan yang harus dimiliki oleh Dewan Pengawas
dan Direksi beserta kewajiban-kewajibannya kepada pemegang saham (Pemerintah
Daerah) dan stakeholders lainnya. Dewan Direksi bertanggung jawab atas keberhasilan
pengelolaan Perusahaan Daerah dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan
oleh pemegang saham (Pemerintah Daerah). Dewan Pengawas bertanggung jawab atas
6
keberhasilan pengawasan dan wajib memberikan nasehat kepada direksi atas
pengelolaan perusahaan daerah sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Pemegang
saham (Kepala Daerah) bertanggung jawab atas keberhasilan pembinaan dalam rangka
pengelolaan perusahaan.
2. Pertanggungjawaban
Prinsip ini menuntut pimpinan dan manajer perusahaan umum daerah melakukan
kegiatannya secara bertanggung jawab. Sebagai pengelola perusahaan daerah
hendaknya dihindari segala biaya transaksi yang berpotensi merugikan pihak ketiga
maupun pihak lain di luar ketentuan yang telah disepakati, seperti tersirat pada undang -
undang, regulasi, kontrak maupun pedoman operasional bisnis perusahaan
3. Keterbukaan
Dalam prinsip ini, informasi harus diungkapkan secara tepat waktu dan akurat. Informasi
yang diungkapkan antara lain keadaan keuangan, kinerja keuangan, kepemilikan dan
pengelolaan perusahaan. Audit yang dilakukan atas informasi dilakukan secara
independen. Keterbukaan dilakukan agar pemegang saham (Pemerintah Daerah) dan
orang lain mengetahui keadaan perusahaan sehingga nilai pemegang saham dapat
ditingkatkan.
4. Kewajaran
Seluruh karyawan perusahaan daerah harus memiliki kesempatan untuk mendapatkan
perlakuan yang adil dari perusahaan. Pemberlakuan prinsip ini di perusahaan daerah
akan melarang praktek-praktek tercela yang dilakukan oleh orang dalam yang merugikan
pihak lain. Setiap anggota direksi harus melakukan keterbukaan jika menemukan
transaksi-transaksi yang mengandung benturan kepentingan.
5. Kemandirian
7
Prinsip ini menuntut para pengelola perusahaan daerah agar dapat bertindak secara
mandiri sesuai peran dan fungsi yang dimilikinya tanpa ada tekanan-tekanan dari pihak
manapun yang tidak sesuai dengan sistem operasional perusahaan daerah yang berlaku.
Tersirat dengan prinsip ini bahwa pengelola perusahaan harus tetap memberikan
pengakuan terhadap hak-hak stakeholders yang ditentukan dalam undang - undang
maupun peraturan perusahaan.
6. Profitabilitas.
Salah satu tujuan pendirian perusahaan daerah adalah menghasilkan profit untuk
Pemerintah Daerah. Perusahaan Daerah tidak ada manfaatnya jika tidak menghasilkan
profit.
7. Kualitas Pelayanan
Perusahaan Daerah harus memiliki komitmen untuk menyediakan kualitas pelayanan
yang baik bagi konsumen, sehingga dapat memberikan kepuasan pelayanan yang
berupa rasa nyaman dan aman selama menggunakan layanan. Kualitas pelayanan
merupakan inti dari terbentuknya loyalitas pelanggan.
8. Sumber Daya Manusia
Perusahaan daerah memiliki komitmen pada keanekaragaman dalam lingkungan kerja
yang diwarnai oleh sikap saling percaya dan saling menghormati di mana semua memiliki
rasa tanggung jawab atas kinerja dan reputasi BUMD. Perusahaan daerah hanya akan
merekrut, mempekerjakan dan mengembangkan para karyawan hanya atas dasar
kualifikasi dan kemampuan yang dibutuhkan bagi pekerjaan yang harus dilakukan.
Perusahaan daerah harus memilik komitmen untuk menyediakan kondisi kerja yang
aman dan sehat.
Berpijak dari dasar pemikiran, pendirian dan prinsip-prinsip pengelolaan perusahaan
daerah (BUMD) terdapat beberapa sumber yang sangat potensial yang kelak akan dapat
8
dikelola oleh Perumda Pariwisata Batur UNESCO global geopark dengan bentuk BUMD
antara lain:
1. Kawasan Penelokan yang luasnya kurang lebih 100 Ha dimana 10 Ha akan digunakan
fasilitas publik antara lain jogging track, wisata alam, wahana, kebun raya dan lainnya
2. Revitalisasi Restoran Batur Garden yang pengelolaannya belum optimal dan
3. Sentral Parkir
D. Tujuan dan Kegunaan Studi
1. Tujuan studi kelayakan dari rencana pendirian Perusahaan Umum Daerah
Pariwisata Batur UNESCO global geopark di Kabupaten Bangli:
a. Menyajikan uraian kelayakan rencana pendirian Perumda Pariwisata Batur
UNESCO global geopark
b. Memberikan arahan rencana pengembangan perlindungan, pelestarian dan
pemanfaatan sumber daya alam dan budaya di Perumda Pariwisata Batur
UNESCO global geopark untuk kesejahteraan masyarakat Kabupaten Bangli.
2. Kegunaan studi
a. Sebagai bahan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan tentang
kelayakan terhadap rencana pendirian Perusahaan Umum Daerah Pariwisata
Batur UNESCO global geopark di Kabupaten Bangli.
b. Sebagai wahana untuk memberikan informasi bagi masyarakat mengenai
dampak positif dari rencana pendirian Perusahaan Umum Daerah Pariwisata
Batur UNESCO global geopark di Kabupaten Bangli bagi percepatan
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bangli.
9
BAB II
LANDASAN FILOSOFIS, SOSIOLOGIS DAN YURIDIS
2.1. Landasan Filosofis dan Sosiologis
Masyarakat Bali telah memiliki warisan kearifan (filosofi) tentang kesejahteraan yang
utama yang berakar pada konsep Tri Hita Karana, yaitu konsep keseimbangan antara
manusia dengan manusia, manusia dengan Tuhannya dan manusia dengan alam. Konsep
asal usul budaya ini saling terkait antara manusia, alam dan kebudayaan. Budaya manusia
diwariskan dari kelompok manusia sebelumnya kepada kelompok manusia generasi
selanjutnya sebagai identitas, jati diri dan mencirikan keberadaan masyarakat Bali. Lestari
berarti tetap seperti keadaan semula, tidak berubah, bertahan dan kekal.1 Pentingnya
pelestarian warisan budaya sebagai upaya dalam menjaga ikatan identitas dari generasi yang
lampau dengan yang sekarang. Melestarikan keserasian dan keseimbangan lingkungan
berarti membuat tetap tak berubah atau kekal keserasian dan keseimbangan lingkungan. 2
Perwujudan pelestarian keseimbangan lingkungan yang kini sedang diolah dan akan
disempurnakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bangli melalui pendirian Perusahaan
Umum Daerah Pariwisata Batur Unesco global geopark diharapkan dapat memenuhi
1 Departemen Pendidikan Nasional, 2016, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat, Gramedia, Jakarta, h.821.
2 Otto Soemarwoto, 1994, Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan, Djambatan, Jakarta, h. 77.
10
kebutuhan perekonomian masyarakat, tetap menjaga kelestarian alam dan budaya yang
selama ini selalu terjaga dengan baik sejak masa pendahulu masyarakat Bali.
2.2. Landasan Yuridis
Geopark adalah sebuah wilayah geografi tunggal atau gabungan, yang memiliki Situs
Warisan Geologi (Geosite) dan bentang alam yang bernilai, terkait aspek Warisan Geologi
(Geoheritage), Keragaman Geologi (Geodiversity), Keanekaragaman Hayati (Biodiversity),
dan Keragaman Budaya (Cultural Diversity), serta dikelola untuk keperluan konservasi,
edukasi, dan pembangunan perekonomian masyarakat secara berkelanjutan dengan
keterlibatan aktif dari masyarakat dan Pemerintah Daerah, sehingga dapat digunakan untuk
menumbuhkan pemahaman dan kepedulian masyarakat terhadap bumi dan lingkungan
sekitarnya.3 Kondisi geologi Indonesia yang terletak pada pertemuan 3 (tiga) lempeng tektonik
mengakibatkan Indonesia memiliki Keragaman Geologi (Geodiversity) yang bernilai,
Keragaman Geologi (Geodiversity) tersebut memiliki nilai Warisan Geologi (Geoheritage)
yang terkait dengan Keanekaragaman Hayati (Biodiversity) dan Keragaman Budaya (Cultural
Diversity), serta dapat dimanfaatkan melalui konsep pengembangan Taman Bumi (Geopark)
yang berkelanjutan, utamanya dalam rangka pengembangan destinasi pariwisata,
pengembangan Taman Bumi (Geopark) melalui 3 (tiga) pilar meliputi konservasi, edukasi,
dan pembangunan perekonomian masyarakat secara berkelanjutan utamanya melalui
pengembangan sektor pariwisata, diperlukan tata kelola pengembangan Taman Bumi
(Geopark) yang dapat dijadikan pedoman bagi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
3 Pasal 1 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2019 tentang Pengembangan Taman Bumi (geopark)
11
Pengaturan terkait investasi taman bumi oleh Pemerintah Daerah terkandung dalam
beberapa ketentuan Konstitusi. Pasal 18 A (2) Undang Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 (selanjutnya disebut UUD NRI 1945) menentukan bahwa hubungan
keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam lainnya antara pemerintah
pusat dan pemerintah daerah diatur dan dilaksanakan secara adil dan selaras berdasarkan
undang-undang. Pokok pikiran dalam ketentuan ini dapat dibagi menjadi (1) hubungan
keuangan, (2) pemanfaatan sumber daya alam, (3) pemerintah pusat, dan (4) pemerintah
daerah, bahwa penyelenggaraan pemanfaatan sumber daya alam dapat dilakukan oleh
pemerintah daerah melalui pengelolaan serta pengembangannya yang berupa investasi yang
diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berkeadilan sosial.
Penjelasan Pasal 18 UUD NRI 1945 menyebutkan bahwa dalam territoir negara
Indonesia terdapat lebih kurang 250 zelfbesturendelanchappen dan volksgemeen schappen,
seperti desa di Jawa dan Bali, negeri Minangkabau, dusun dan marga di Palembang dan
sebagainya. Daerah-daerah itu mempunyai susunan asli dan oleh karenanya dapat dianggap
sebagai daerah yang bersifat istimewa. Negara Republik Indonesia menghormati kedudukan
daerah-daerah istimewa tersebut dan segala peraturan negara yang mengenai daerah-
daerah itu akan mengingati hak asal-usul daerah tersebut. Ketentuan dan penjelasan
mengenai asal usul konsep kewenangan pemerintah daerah ini menjadi pilar dan pondasi
pengalihan status kelembagaan dari pengelolaan taman bumi di Kabupaten Bangli yang tetap
selaras dengan tujuan pembukaan UUD NRI 1945 alinea 4 yang menyebutkan pemerintah
negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan
ikut melaksanakan ketertibajn dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial.
12
Badan Usaha Milik Daerah yang selanjutnya disingkat BUMD adalah badan usaha
yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Daerah.4 Ketentuan Pasal 331
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
menentukan:
1. Daerah dapat mendirikan BUMD
2. Pendirian BUMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Perda.
3. BUMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas perusahaan umum Daerah
dan perusahaan perseroan Daerah.
4. Pendirian BUMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk:
a. memberikan manfaat bagi perkembangan perekonomian Daerah pada umumnya;
b. menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa
yang bermutu bagi pemenuhan hajat hidup masyarakat sesuai kondisi, karakteristik
dan potensi Daerah yang bersangkutan berdasarkan tata kelola perusahaan yang
baik; dan
c. memperoleh laba dan/atau keuntungan.
Berdasarkan pada pengertian BUMD sebagaimana telah dipaparkan, maka
ada dua bentuk hukum BUMD yaitu: Perumda dan Perseroda. Berdasarkan pada
Pasal 334 ayat (1) UU No. 23 Tahun 2014 dan Pasal 5 ayat (1) PP No. 54 Tahun
2017, Perumda adalah BUMD yang seluruh modalnya dimiliki oleh satu daerah dan
tidak terbagi atas saham. Dengan demikian, mengacu pada karakteristik BUMD yang
terdapat dalam Pasal 6 PP No. 54 Tahun 2017, Perumda hanya dapat dimiliki oleh
satu daerah. Sedangkan yang dimaksud dengan Perseroda berdasarkan Pasal 339
ayat (1) UU No. 23 Tahun 2014 dan Pasal 5 ayat (2) PP No. 54 Tahun 2017 adalah
BUMD yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) yang modalnya terbagi dalam
4 Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2017 tentang Badan Usaha Milik Daerah
13
saham yang seluruhnya atau paling sedikit 51% (lima puluh satu persen) sahamnya
dimiliki oleh satu daerah. Mengingat bentuk Perseroda adalah PT, maka Perseroda
juga harus tunduk pada UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UU No.
40 Tahun 2007). Perseroan terbatas adalah persekutuan yang berbentuk badan
hukum, yang disebut “perseroan”.5
Secara umum BUMD diamanahkan 3 misi penting, yaitu sebagai pelayan
masyarakat, sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan sebagai
agen pendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Di samping itu, PP No. 54 tahun
2017 tentang Badan Usaha Milik Daerah menjelaskan bahwa Pembentukan BUMD
tersebut harus sesuai dengan kebutuhan daerah; untuk pelayanan umum dan
kebutuhan masyarakat.
Berdasarkan penjelasan di atas, tujuan pembentukan BUMD tersebut adalah
untuk turut serta melaksanakan pembangunan daerah khususnya dan pembangunan
ekonomi nasional umumnya dalam rangka memenuhi kebutuhan rakyat menuju
masyarakat yang adil dan makmur. Pasal 7 No. 54 tahun 2017 tentang Badan Usaha
Milik Daerah, menjelaskan secara tegas tujuan pembentukan BUMD, yaitu:
Memberikan manfaat bagi perkembangan perekonomian daerah pada umumnya;
Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa
yang bermutu bagi pemenuhan hajat hidup masyarakat sesuai kondisi, karakteristik
dan potensi daerah yang bersangkutan berdasarkan tata kelola perusahaan yang
baik; dan Memperoleh laba dan/atau keuntungan. Dengan demikian tujuan dari
Pemerintah Daerah Kabupaten Bangli untuk mewujudkan kesejahteraan
masyarakatnya melalui pendirian perusahaan Umum daerah dapat diwujudkan
melalaui pengelolaan di bidang sumber daya air.
5C.S.T. Kansil dan Christine S.T.Kansil, Seluk Beluk Perseroan Terbatas Menurut Undang-Undang No. 40 Tahun 2007, Jakarta: Rineka Cipta, 2009, h. 2.
14
Pada Pasal 25 Undang - undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan
menegaskan bahwa pemanfaatan kawasan hutan pelestarian alam dan kawasan hutan suaka
alam serta taman bumi diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Selanjutnya dalam Pasal 26 menyebutkan pemanfaatan hutan lindung dilaksanakan melalui
pemberian izin usaha pemanfaatan kawasan, izin usaha pemanfaatan jasa lingkungan, dan
izin pemungutan hasil hutan bukan kayu. Kemudian pada Pasal 27 ayat (2) huruf d
menentukan bahwa Izin usaha pemanfaatan jasa lingkungan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 26 ayat (2), dapat diberikan kepada badan usaha milik negara atau badan usaha milik
daerah. Ketiga Pasal ini saling terkait menjelaskan secara tegas bahwa pemanfatan kawasan
hutan melalui izin usaha pemanfatan kawasan dapat dimiliki oleh BUMD.
C. Syarat-syarat Pendirian Perusahaan Umum Daerah
Pendirian BUMD sebagaimana dimaksud pada Pasal 331 ayat (1) Undang Undang
Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah didasarkan pada:6
1. kebutuhan Daerah; dan
2. kelayakan bidang usaha BUMD yang akan dibentuk.
Peningkatan prosentase kontribusi daya tarik wisata Batur setiap tahunnya merupakan
faktor utama yang mendorong Pemerintah Daerah Kabupaten Bangli untuk melakukan
inovasi dan pengembangan yang lebih signifikan, terarah, terstruktur melalui tata kelola yang
baik dan lebih profesional dari sistem yang ada sebelumnya melalui pendirian Perumda.
Pasal 331 angka 5 huruf a Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014
ini menentukan syarat pendirian BUMD yang harus dipenuhi oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten Bangli dalam upaya peralihan status kelembagaan taman bumi (geopark) Bangli.
Pengelolaan BUMD paling sedikit harus memenuhi unsur:7
6 Pasal 331 angka 5 huruf a Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
7 Ibid, Pasal 343.
15
a. tata cara penyertaan modal;
b. organ dan kepegawaian;
c. tata cara evaluasi;
d. tata kelola perusahaan yang baik;
e. perencanaan, pelaporan, pembinaan, pengawasan;
f. kerjasama;
g. penggunaan laba;
h. penugasan Pemerintah Daerah;
i. pinjaman;
j. satuan pengawas intern, komite audit dan komite lainnya;
k. penilaian tingkat kesehatan, restrukturisasi, privatisasi;
l. perubahan bentuk hukum;
m. kepailitan; dan
n. penggabungan, peleburan, dan pengambil alihan.
Berdasarkan Pasal 334 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah bahwa:
1. Perusahaan Umum Daerah adalah BUMD yang seluruh modalnya dimiliki oleh satu
daerah dan tidak terbagi atas saham;
2. Dalam hal Perusahaan Umum Daerah akan dimiliki oleh lebih dari satu daerah,
Perusahaan Umum Daerah tersebut harus mengubah bentuk hukum menjadi Perusahaan
Perseroan Daerah;
3. Perusahaan Umum Daerah dapat memebentuk anak perusahaan dan atau memiliki
saham pada perusahaan lain.
Bentuk hukum Perusahaan Umum Daerah Pariwisata Batur UNESCO global geopark
sebagai bentuk yang paling strategis untuk menguasai aset atau sumber daya yang menurut
16
pemerintah daerah adalah bidang usaha yang menguasai hajat hidup orang banyak sehingga
untuk mencegah aset tersebut dikuasai oleh pihak perorangan maupun swasta maka
Perumda adalah bentuk hukum yang paling sesuai dalam memberikan manfaat bagi
perekonomian masyarakat serta menyelenggarakan kemanfaatan umum penyediaan jasa
pariwisata berbasis ekowisata budaya yang menguasai hajat hidup orang banyak
berdasarkan tata kelola perusahaan yang baik.
BAB III
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan hasil kajian studi terhadap rencana pendirian Perusahaan Umum
Daerah Pariwisata Batur UNESCO global geopark Kabupaten Bangli maka Pemerintah
Daerah Kabupaten Bangli LAYAK mendirikan Perusahaan Umum Daerah Pariwisata Batur
UNESCO global geopark dengan alasan sebagai berikut:
17
1. Perusahaan Umum Daerah Pariwisata Batur UNESCO global geopark sangat penting
dan sangat dibutuhkan oleh masyarakat Kintamani dan Bangli dalam rangka konsistensi
pelestarian Batur geopark dan
2. Dalam rangka mendukung program percepatan pertumbuhan perekonomian masyarakat
yang menjadi prioritas utama Pemerintah Daerah Kabupaten Bangli.
B. Rekomendasi
Bentuk lembaga investasi yang direkomendasikan dengan pengembangan Batur
Geopark Kabupaten Bangli yaitu Perusahaan Umum Daerah sesuai dengan karakteristik
kebutuhan dari pengembangan, perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan sumber daya
alam dari taman bumi (geopark) bagi kesejahteraan masyarakat daerah Kabupaten Bangli.
DAFTAR BACAAN
H. Salim HS, Budi Sutrisno, 2018, Hukum Investasi Di Indonesia, Rajagrafindo, Jakarta.
Otto Soemarwato, 1994, Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan, Djambatan, Jakarta
Yudho Taruno Muryanto, 2017, Tata Kelola BUMD Konsep,Kebijakan dan Penerapan, Intrans Publishing, Malang.
_______, 2018, Tanggung Jawab Pengelolaan BUMD Kajian Empirik Mengenai Tugas, Wewenang & Tanggung Jawab Pengelolaan BUMD, Setara Pres, Malang.
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah.Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan.
Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2017 tentang Badan Usaha Milik Daerah.
18
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2019 tentang Pengembangan Taman Bumi (Geopark).
Kamus Besar Bahasa Indonesia.
19
LAMPIRAN
20
1. Perjanjian kerjasama antara Kepala Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam Bali dengan Bupati Bangli tentang Penguatan fungsi taman wisata alam Penelokan dan taman wisata alam Gunung Batur Bukit Payang Kabupaten Bali, Provinsi Bali
21
22
23
24
25
26
27
28
2. Foto-foto:
29
30
31