BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Sistem Informasi
Sistem informasi adalah kombinasi antara komponen yang saling berkolaborasi
untuk menyediakan informasi yang digunakan untuk menyelesaikan tugas tertentu.
Pendapat tersebut diperkuat oleh Satzinger, Jackson, & Burd(2010, p. 6), sistem
informasi adalah kumpulan komponen yang saling berhubungan yang
mengumpulkan, memproses, menyimpan dan menyediakan output berupa informasi
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas bisnis.
Gambar 2.1 Piramida Sistem Informasi
Sumber : (Hall, 2004)
Dalam sebuah perusahaan tentunya memiliki tingkatan manajemen yang
berbeda, dimana pada setiap tingkatan memiliki tugas dan tanggung jawab yang
berbeda. Untuk menyelesaikan tugas bisnis yang ada, diperlukan sistem informasi
untuk dapat memberikan informasi yang dibutuhkan pada setiap tingkatan
manajemen. Oleh karena itu, setiap tingkatan manajemen membutuhkan tipe sistem
informasi yang berbeda untuk memenuhi kebutuhan informasi.
Pada Gambar 2.1 merupakan piramida sistem informasi yang terdapat dalam
suatu perusahaan. Tujuan dari piramida ini adalah untuk menjelaskan arus informasi
yang terjadi, dimulai dari bagian personel operasional sampai pada bagian
manajemen puncak. Pada gambar tersebut terlihat bahwa ada beberapa tingkatan
manajemen yang ada di dalam sebuah perusahaan yaitu :
7
8
a. Personel operasional merupakan personel yang mendukung operasional harian
sebuah perusahaan
b. Manajemen operasional merupakan manajemen yang bertanggung jawab terhadap
proses operasional, dan membuat keputusan harian seperti memberikan tugas
kepada pekerja.
c. Manajemen menengah merupakan manajemen yang bertanggung jawab membuat
perencanaan jangka pendek, mengontrol dan mengorganisasikan.
d. Manajemen puncak. Merupakan tingkatan teratas dalam manajemen yang
bertanggung jawab untuk membuat keputusan strategi yang akan mempengaruhi
perusahaan nantinya.
Beberapa tipe sistem infromasi untuk setiap tingkatan manajemen :
a. Transaction processing system merupakan sistem informasi yang digunakan untuk
tingkatan personel operasional. Sistem ini membantu proses operasional seperti
mengumpulkan, menyimpan, dan memproses data dari transaksi harian bisnis.
Contohnya seperti pada supermarket yang menggunakan scan barcode untuk
mencatat setiap transaksi yang terjadi.
b. Management information system merupakan sistem informasi yang digunakan
untuk tingkatan manajemen operasional. Sistem ini membantu manajemen
operasional untuk meringkas data dan membuat laporan yang akan diberikan
kepada manajemen menengah.
c. Decision support system merupakan sistem informasi yang digunakan untuk
tingkatan manajemen menengah. Sistem ini mendukung manajemen menengah
untuk membuat keputusan.
d. Executive information system merupakan sistem informasi yang digunakan untuk
tingkatan manajemen puncak. Sistem ini memberikan informasi yang dibutuhkan
oleh manajemen puncak untuk membuat keputusan strategi dalam sebuah
perusahaan.
2.2 Business Intelligence
Business Intelligence(BI)merupakan sebuah sistem yang mengkolaborasikan
produk, teknologi, dan metode yang dibangun untuk mengumpulkan, menyimpan,
menganalisis dan memberikan informasi untuk perusahaan guna mendukung
pengambilan keputusan. Business intelligencebertujuan untuk membantu perusahaan
9
dalam menjalankan bisnisnya, seperti mendukung eksekutif dalam melakukan
pengambilan keputusan strategi, mengurangi biaya, meningkatkan pendapatan, dan
identifikasi terhadap peluang bisnis baru. Pendapat tersebut diperkuat oleh Williams
& Williams(2007, p. 2), business intelligence mengkombinasikan produk, teknologi,
dan metode untuk mengorganisasikan kunci informasi yang mengatur kebutuhan
untuk meningkatkan keuntungan dan kinerja dan keuntungan.Contoh business
intelligence yaitu dapat melakukan forecasting terhadap penjualan di masa yang akan
datang, sehingga eksekutif dapat meningkatkan produksi yang juga akan berdampak
pada peningkatan pendapatan.
Manfaat dari Business Intelligence menurut Turban, Sharda, & Delen, (2011)
adalah kemampuan untuk menyediakan informasi yang akurat ketika dibutuhkan,
termasuk melihat performa perusahaan secara real-time.
Melaluikemampuannya dalam menyediakan informasi yang akurat dan
diberikan secara real-time dan mudah diakses, perusahaan dapat menerima laporan
yang cepat dan akurat untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan,
pelayanan terhadap pelanggan yang pada akhirnya bertujuan untuk meningkatkan
keuntungan perusahaan.
2.3 Executive Information System
2.3.1 Pengertian Executive Information System
Executiveinformation system adalah sebuah sistem yang menyediakan
informasi yang dibutuhkan oleh pihak eksekutif. Tujuan sistem ini dirancang untuk
membantu memenuhi kebutuhan para eksekutif dengan cepat dan akurat untuk
mendukung pembuatan keputusan.Executive information system harus dirancang
dengan tampilan yang menarik agar para eksekutif mampu memahami dan
menganalisis informasi yang ditampilkan dalam bentuk grafik. Pendapat tersebut
diperkuat oleh Turban, Aronson, & Liang (2005) berpendapat bahwa
Executiveinformationsystem adalah sebuah sistem berbasis komputer yang
menyediakan informasi yang dibutuhkan eksekutif, dimana sistem ini memiliki akses
yang cepat dan akurat untuk mendapatkan informasi dan membuat laporan
manajemen.
Agar sebuah sistem dapat dikatakan sebagai executive informationsystem,
terdapat beberapa kemampuan yang harus dimiliki sistem, diantaranya yaitu (Turban,
Aronson, & Liang, 2005):
10
a. Drill down : merupakan salah satu kemampuan dari executive information system
dimana drill downbertujuan untuk memberikan informasi yang lebih rinci atau
detil kepada eksekutif. Sistem ini meringkas informasi menjadi data yang lebih
rinci yang fokus terhadap suatu informasi. Contoh drill-down dapat dilihat pada
Gambar 2.2, pada gambar tersebut dapat dilihat penjualan makanan pada tahun
2002. Pada contoh tersebut, bagian makanan seafood di drill-down agar dapat
melihat yang data yang lebih detil lagi.
Gambar 2.2 Contoh Drill-downSumber : www.google.com
b. Critical Success Factor (CSF) : merupakan faktor kunci yang harus menjadi
bahan pertimbangan oleh perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan. Faktor-
faktor tersebut dapat berupa strategi atau operasional. Jika CSF yang ditentukan
oleh sebuah perusahaan tepat, maka perusahaan akan dapat mencapai tujuanyang
diharapkan oleh perusahaan. Contoh CSF misalnya suatu perusahaan memiliki
tujuan untuk berfokus pada kepuasan pelanggan, maka untuk mencapai tujuan
tersebut ada beberapa faktor (CSF) yang yang menentukan apakah tujuan berhasil
atau tidak yaitu seperti meningkatnya keuntungan perusahaan, dan pelanggan
bertambah.
c. Status Access : yaitu data dan laporan terbaru dapat diakses oleh eksekutif
kapanpun dalam jaringan.
11
d. Analysis : eksekutif tidak hanya dapat menggunakan executive informationsystem
tetapi juga mampu untuk melakukan analisis yang hasilnya akan membantu
eksekutif dalam melakukan pembuatan keputusan.
e. Exception Reporting : exception reporting didasari pada konsep management
byexception. Dimana eksekutif harus lebih memperhatikan penyimpangan yang
terjadi terhadap standar yang ada. Contoh exception reportingseperti laporan yang
menampilkan data penjualan yang berada diatas rata-rata seluruh penjualan.
f. Use of colors and audio : laporan yang diberikan kepada eksekutif bukan hanya
berupa laporan tetapi juga dapat memberikan laporan yang dilengkapi dengan
penggunaanwarna dan suara yang dapat dimengerti oleh pengguna. Contohnya
yaitu seperti warna hijau untuk status aman, warna kuning untuk status
peringatan, atau warna merah untuk status bahaya.
g. Navigation of Information : kemampuan untuk memperbolehkan sejumlah besar
data untuk dapat di explore secara cepat dan mudah.
h. Communication : eksekutif dapat melakukan komunikasi dengan pihak lain,
seperti melalui e-mail, voice mail.
Menurut Turban, Aronson, & Liang (2005),karakteristik EIS dan manfaat
dari penggunaan EIS adalah sebagai berikut :
a. Fleksibel
b. Menghasilkan informasi yang akurat, benar, tepat waktu, relevan, lengkap dan
cepat.
c. Memiliki tampilan GUI yang bagus dimana tampilan dari sebuah EIS bisa
merupakan kombinasi antara teks dan grafik.
d. User friendly
e. Mengijinkan akses informasi yang aman dan rahasia.
f. Bisa diakses dimanapun dan kapanpun.
g. Meminimalisir penggunaan keyboard karena lebih banyak menggunakan mouse.
h. Dapat menggunakan sumber data dari luar.
i. Dapat melakukan proses analisis secara ad-hoc dan multidimensi.
j. Dapat menampilkan analisis trend, deviasi, dan forecasting.
k. Dapat melakukan proses drill-down data sehingga data bisa dilihat hingga level
yang lebih detail.
l. Data telah dirangkum sehingga memudahkan eksekutif untuk membandingkan
rincian data kemudian membuat keputusan.
12
Untuk melakukan pembangunan executive information system diperlukan
perancangan serta pembangunan dari sistem itu sendiri. Perancangan EIS ini
dilakukan dengan menggunakan framework yang akan dibahas bada bagian berikut.
Dan pembangunan EIS dilakukan dengan menggunakan life cycle dari EIS yang
bersifat siklus, karena akan terus dilakukan evaluasi guna mendukung eksekutif
membuat keputusan strategi terhadap kebutuhan yang selalu berubah-ubah.
2.3.2 Framework Executive Information System
Gambar 2.3Framework Executive Information SystemSumber : Kamaruddin & Razali (2011)
Dalam membangun atau mengembangkan sebuah sistem, diperlukan kerangka
kerja untuk dapat mengatur jalannya pembangunan sistem tersebut. Kerangka kerja
merupakan pondasi awal untuk melakukan pembangunan atau pengembangan sebuah
sistem. Kerangka kerja atau framework ini menentukan beberapa faktor yang akan
mempengaruhi pembangunan sistem seperti lingkungan dari sistem tersebut,
kemudian siapa saja pihak perusahaan (lingkungan) yang terlibat dengan
13
pembangunan sistem, baik user dari sistem maupun pembangun sistem itu sendiri.
Kemudian faktor proses yang merupakan pembangunan sistem itu sendiri yang akan
dilakukan oleh pihak-pihak/people yang ada di dalam lingkungan/environment
perusahaan yang dimulai dari menganalisa sistem yang sedang berjalan sampai
pembangunan sistem telah selesai dilaksanakan, yang akan menghasilkan sebuah
product, yaitu sistem yang dibangun.
Pada Gambar 2.3 adalah framework dari executive information system
berdasarkan konsep Kamaruddin & Razali(2011)yang akan dibangun. Pada gambar
tersebut diawali dari kerangka/framework secara keseluruhan yang merupakan ruang
lingkup dari sistem yang akan dibangun, dan dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian
faktor dan bagian komponen dari faktor-faktor tersebut. Berikut adalah beberapa
faktor yang termasuk dalam framework :
1. Environment
Environment merupakan salah satu faktor dari frameworkexecutive
informationsystem. Environment merupakan lingkungan dari sistem atau lingkungan
perusahaan yang akan mendukung pembangunan sistem. Environment terdiri dari
beberapa komponen yaitu:
a. Management practises adalah yang melakukan koordinasi terhadap
pengembangan executive information system sampai sistem dapat digunakan
secara keseluruhan. Praktik manajemen ini memiliki beberapa kriteria seperti
sumber keuangan perusahaan, kesadaran akan sistem, dan sumber sistem
informasi.
b. Politics and culture yaitu budaya perusahaan dimana setiap perusahaan memiliki
budayayang berbeda dari perusahaan lainnya. Politik dan budaya memiliki
beberapa kriteria yaitu kerja sama untuk berbagi informasi, budaya organisasi
terhadap proyek, sikap.
c. Plan/Policy merupakan rencana atau aturan perusahaan dalam membangun
sistem. Plan/policy ini memiliki beberapa kriteria yaitu rencana strategi
perusahaan, KPI (Key Performance Indicator), SOP (Standard
OperatingProcedure), dan manajemen proyek.
2. People
People juga salah satu faktor yang ada di dalam framework. People merupakan
pihak-pihak yang terlibat langsung dalam pembangunan atau pengembangan sistem.
Pihak-pihak seperti penyedia dana untuk membangun sistem, pembangun sistem itu
14
sendiri, maupun para ahli yang dapat membantu memberikan saran kepada tim
pengembang. People terdiri dari beberapa komponen yaitu :
a. Executive/Top Management merupakan seseorang yang mendukung
pembangunan sistem, juga memberikan gambaran terhadap sistem yang
diinginkan untuk dapat dibangun dalam perusahaannya. EIS tidak akan berhasil
jika tanpa dukungan dan keterlibatan eksekutif, selain keuangan dan sumber daya
lainnya.Beberapa kriteria yang termasuk dalam komponen ini yaitu dukungan dan
keterlibatan eksekutif.
b. Development team berperan sebagai tim pembangun sistem, dimana tim ini harus
memiliki kemampuan teknikal dan kemampuan interpersonal ketika membangun
sistem. Kemampuan teknikal dibutuhkan untuk bagian operasional, sedangkan
kemampuan interpersonal dibutuhkan untuk mendapatkan kebutuhan yang benar
dan mendapatkan persetujuan user. Tim pengembang ini bertanggung jawab
dalam melakukan perencanaan, pengembangan dan perawatan infrastruktur dan
mengatur sistem operasi. Kriteria yang termasuk dalam development team adalah
kemampuan teknikal dan interpersonal.
c. Educational personnel berperan sebagai sumber informasi yang dapat mendukung
pembangunan sistem. Education personnelbertanggung jawab menyediakan data
yang benar dan cukup ke dalam sistem. Education personnel ini juga perlu untuk
mengelola informasi yang mereka dapatkan agar informasi yang diberikan dapat
dipercaya dan meningkatkan pengambilan keputusan oleh eksekutif.
3. Process
Process merupakan langkah-langkah yang akan dilakukan selama melakukan
pembangunan sistem. Proses ini dibagi menjadi dua komponen yaitu proses
perencanaan dan proses eksekusi yang terjadi selama pembagunan EIS:
a. Planning process yaitu proses menentukan langkah-langkah yang akan
dilaksanakan untuk melakukan pembangunan sistem. Proses perencanaan ini
terdiri dari beberapa kriteria yaitu metodologi, kebutuhan sistem, perawatan
sistem, proses monitoring, serta identifikasi terhadap infrastruktur yang akan
digunakan, baik hardware maupun software.
b. Execution process harus melakukan sinkronisasi terhadap aktivitas ekstrasi data
dan manajemen data untuk berbagai macam sumber informasi yang berbeda.
15
4. Product
Product merupakan hasil dari semua proses yang telah dilakukan, dan yang telah
disetujui oleh eksekutif yaitu berupa EIS itu sendiri. Sistem ini berisi fitur
terintegrasi dan fungsi yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
2.3.3 Life Cycle Executive Information System
Gambar 2.4Life Cycle EIS
Sumber :(Lungu & Bara, 2005)
Life cycleexecutive information system merupakan suatu siklus hidup sebuah
sistem yang menggambarkan tahapan pembangunan dari sistem EIS yang dimulai
dari melakukan perencanaan sampai melakukan evaluasi terhadap sistem. Life
cycleexecutive information system terdiri dari enam tahap yaitu justification,
planning, business analysis,design, construction, dan deployment. Tahapan dalam
life cycle ini dapat digunakan untuk membangun maupun mengembangkan sebuah
sistem. Lifecycleexecutive information systemmenurut Lungu & Bara (2005)dibagi
menjadi enam tahap, yaitu :
1. Justification
Justification merupakan tahap awal dalam pembangunan atau pengembangan
executive information system. Pada tahap ini akan dilakukan identifikasi terhadap
kebutuhan bisnis, peluang, masalah dan pengajuan solusi yang disesuaikan dengan
biaya dan manfaat. Tahap ini akan diidentifikasi dalambusiness case assesment, yang
terdiri dari beberapa bagian yaitu :
16
a. Introduction
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai deskripsi singkat mengenai proposal yang
diajukan serta tujuan dari pengajuan proposal tersebut. Deskripsi yang di tuliskan
harus singkat dan jelas serta tujuan dari proposal ini harus spesifik dan dapat diukur,
seperti contohnya akan menurunkan biaya produksi, meningkatkan keefektifan
sistem yang berjalan di dalam perusahaan, dan lain sebagainya.
b. Strategies
Pada bagian ini akan dilakukan identifikasi terhadap faktor internal melalui
valueshop analysisyang dan faktor eksternal melalui Porter’s five force model. Yang
dilanjutkan dengan menyesuaikan antara faktor eksternal dan faktor internal melalui
analisis SWOT untuk menemukan strategi.
c. Benefit
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai manfaat yang akan didapatkan oleh
perusahaan jika perusahaan setuju untuk melakukan realisasi atau implementasi
terhadap proposal yang diajukan.
d. Implications of not undertaking proposal
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai masalah yang akan muncul jika proposal
tidak direalisasikan. Dan di dalam proposal memberikan pemecahan masalah secara
langsung atau membuat peningkatan secara umum.
e. Alternatives
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai alternatif lain yang dapat dilakukan untuk
mengatasi masalah yang ada di dalam perusahaan.
f. Organizational areas effect
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai efek atau dampak yang akan dirasakan
oleh perusahaan setelah dilaksanakannya realisasi dari proposal yang diusulkan.
Dampak yang terjadi dapat mempengaruhi seluruh area perusahaan, seperti pekerja,
sistem, dan proses yang berlangsung di dalam perusahaan.
g. Risk
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai resiko yang akan terjadi jika proposal yang
diusulkan diimplementasi oleh perusahaan. Selain itu, dijelaskan juga tentang
manajemen resiko, yaitu apa yang akan dilakukan atau bagaimana tindakan dari
pengusul jika resiko yang telah diidentifikasi benar terjadi saat pembangunan
dilaksanakan.
17
h. Investment cost
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai ringkasan biaya investasi atau modal yang
harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk mengembangkan proposal yang diusulkan.
Biaya ini seperti biaya pembangun, training karyawan, peralatan seperti hardware,
software, dan perlengkapan lain, dan lain-lain.
i. Running cost
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai biaya untuk menjalankan proposal sebagai
sebuah jasa. Biaya ini seperti biaya training berkelanjutan, pembaharuan lisensi, dan
biaya perawatan.
j. Payback
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai manfaat yang akan kembali setelah
proposal yang diusulkan dilaksanakan oleh perusahaan. Bentuk dari analisis
perbandingan terhadap biaya yang dikeluarkan dan keuntungan yang akan di
dapatkan oleh perusahaan dalam jangka waktu tertentu.
k. Timescales/Phasing
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai waktu yang diperlukan untuk
melaksanakan proposal yang diusulkan.
l. Decision
Pada bagian ini adalah keputusan dari perusahaan yang akan menentukan
pelaksanaan dari proposal yang diusulkan, serta ketentuan dari setiap keputusan. Jika
perusahaan menyetujui proposal ini, maka pembangunan akan dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan yang telah disepakati kedua pihak.
MenurutMoss & Atre (2003) tahap justification akan menunjukkan
keseimbangan antara biaya dan manfaat yang akan didapat melalui pembangunan
EIS, serta keuntungan yang bersifat tangible atau intangible. Tahap ini terdiri dari
empat komponen, yaitu :
18
Gambar 2.5KomponenBusiness JustificationSumber :(Moss & Atre, 2003)
a. Business drivers : akan dilakukan pengidentifikasian terhadap sasaran strategi
perusahaan yaitu dengan melakukan interview dengan manajer bisnis perusahaan
dan analis bisnis untuk mengetahui tujuan aplikasi EIS yang akan dibangun
dalam perusahaan. Setelah sasaran strategi perusahaan dan tujuan pembangunan
aplikasi EIS sejalan, maka langkah selanjutnya yaitu menentukan kebutuhan
analisa bisnis untuk mencapai sasaran strategi perusahaan.
b. Business analysis issues : akan ditentukan masalah analisa bisnis dan informasi
yang dibutuhkan untuk menemukan sasaran strategi bisnis. Kebutuhan informasi
didapatkan dari sumber data yang dimiliki perusahaan, baik data operasional,
data pribadi, dan data dari eksternal perusahaan.
c. Cost-benefit analysis : Pada komponen ini akan dilakukan perkiraan biaya untuk
pembangunan dan pengembangan EIS, serta menentukan ROI baik dari manfaat
tangible maupun intangible.
d. Risk assessment : Resiko adalah kejadian yang tidak pasti yang dapat terjadi
selama pembangunan atau pengembangan sistem yang dapat mengancam
jalannya pembangunan sistem. Resiko dapat ditentukan melalui beberapa
variabel yaitu teknologi yang digunakan, kerumitan kemampuan dan proses,
integrasi semua komponen data, oranisasi beserta dengan keuangan dan
dukungan moral, kemampuan, sikap, dan komitmen setiap pekerja, dan investasi
keuangan.
19
2. Planning
Dalam menyelesaikan sebuah proyek EIS diperlukan evaluasi terhadap
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dari sebuah proyek EIS.
Tahapan yang harus dilakukan yaitu melakukan evaluasi terhadap infrastruktur yang
ada di dalam perusahaan, yang dibagi menjadi dua tahap yaitu :
a. Evaluasi infrastruktur teknikal yang terdiri dari hardware, software, dan
middleware.
b. Evaluasi infrastruktur non-teknikal yang terdiri dari standar dan aturan yang
digunakan oleh perusahaan.
Hal ini dilakukan karena infrastruktur perusahaan sangat menentukan keberhasilan
dari EIS. Selain itu, dilakukan juga perencanaan proyek yang harus dilakukan secara
rinci, agar pembangunan proyek lebih terarah.
3. Business Analysis
Tahap selanjutnya yaitu business analysis. Pada tahap ini akan mendefinisikan
kebutuhan bisnis dan kebutuhan proyek yang dilakukan melalui pertemuan dan
interview dengan eksekutif dan manager. Dari hasil pertemuan tersebut, akan
didapatkan kebutuhan data yang digunakan untuk dianalisis dan merancang logical
model. Setelah itu juga dilakukan pembangunan dan pengujian aplikasi prototype
untuk memvalidasi kebutuhan bisnis. Dilakukan juga perancangan terhadap
penyimpanan metadata.
4. Design
Kemudian pada tahap design yaitu melakukan perancangan terhadap sistem EIS
sesuai dengan kebutuhan yang telah diidentifikasi sebelumnya. Dalam tahap
perancangan terdapat beberapa kegiatan yang akan dilakukan yaitu melakukan
perancangan data, merancang proses ETL, dan melakukan analisis terhadap
penyimpanan metadata.
5. Construction
Tahap construction yaitu melakukan konstruksi atau realisasi terhadap
perancangan yang telah dilakukan sebelumnya. Tahap ini melakukan konstruksi
terhadap proses ETL yang telah dirancang, melakukan pembangunan EIS
20
berdasarkan model perancangan yang sudah dibuat, dan juga membuat penyimpanan
metadata. Kemudian hasil proses ETL akan disimpan di dalam data mart.
6. Deployment
Deployment merupakan tahap akhir dari pembangunan EIS. Pada tahap ini akan
dilakukan implementasi sistem yang telah dibangun didalam sistem perusahaan.
Implementasi juga disertai dengan persiapan dukungan dari perusahaan untuk waktu
yang akan datang. Dan akan melakukan evaluasi terhadap pembangunan sistem,
yaitu dengan melakukan evaluasi terhadap tujuan awal dan hasil akhir, scope dan
bisa saja sistem akan melakukan pengembangan seiring berkembangnya teknologi.
2.4 Value Chain Analysis
Gambar 2.6Value Shop DiagramSumber :(Stabell & Fjeldstad, 1998)
Value shop digunakan untuk menyelesaikan persoalan atau masalah yang
menghambat klien atau pelanggan, Biasanya value shop digunakan untuk perusahaan
jasa. Gambar 2.6 merupakan value shop diagram terdiri dari support activitiespada
bagian atas dan primary activities di bagian bawah. Dimana primary activities
merupakan kegiatan utama yang dilakukan oleh perusahaan, dan support activities
mendukung kegiatan yang terjadi dalam primary activities. Menurut Stabell &
Fjeldstad(1998), primary activities dalam value shop terdiri dari :
21
1. Problem-finding and acquisition
Terdiri dari kegiatan yang berhubungan dengan perekaman, peninjauan, dan
merumuskan masalah untuk diatasi dan memilih pendekatan secara keseluruhan
untuk mengatasi masalah.
2. Problem-solving
Terdiri dari kegiatan yang berhubungan dengan menghasilkan dan mengevaluasi
solusi alternatif.
3. Choice
Terdiri dari kegiatan yang berhubungan dengan pemilihan diantara semua
alternatif solusi.
4. Execution
Terdiri dari kegiatan yang berhubungan dengan berkomunikasi,
pengorganisasian, dan pengimplementasian dari solusi yang dipilih
5. Control and evaluation
Terdiri dari kegiatan yang berhubungan dengan pengukuran dan pengevaluasian
terhadap sejauh mana implementasi telah memecahkan pernyataan masalah awal
Supportactivities terdiri dari :
1. Firm infrastructure
Kegiatan yang termasuk dalam firm infrastructure adalah sejumlah aktivitas
yang termasuk dalam manajemen umum, perencanaan, keuangan, akuntansi, legal,
governmentaffairs, dan manajemen kualitas.
2. Human resource management
Kegiatan yang termasuk dalam human resource management adalah aktivitas-
aktivitas seperti perekrutan, memperkerjakan, training, pengembangan, dan
kompensasi semua pekerja.
3. Technology development
Kegiatan yang termasuk dalam technology development adalah aktivitas yang
dapat dikelompokkan ke dalam usaha untuk meningkatkan produk dan proses.
4. Procurement
Kegiatan yang mengacu pada procurement adalah fungsi pembelian input yang
digunakan dalam rantai nilai perusahaan. Pembelian input seperti material mentah,
pasokan barang, dan item-item consumable atau aset seperti mesin, perlengkapan
laboratorium, perlengkapan kantor, dan gedung.
22
2.5 Porter Five Force Model
Untuk mempertahankan keberadaan suatu perusahaan, perusahaan harus
memiliki strategi untuk meningkatkan daya saingnya dalam industri. Five forcemodel
digunakan untuk mengembangkan strategi perusahaan yang bertujuan untuk
meningkatkan keunggulan kompetitif. Menurut (Porter, 1979), keadaan persaingan
dalam suatu industri tergantung pada lima kekuatan dasar.Five force model ini terdiri
dari :
Gambar 2.7 Porter’s Five Force ModelSumber : (Porter, 1979)
1. The threat of new entrants into one’s industry
Munculnya pendatang baru membawa kapasitas baru, keinginan untuk
mendapatkan pangsa pasar, dan sumber daya yang besar. Ada beberapa hal yang
mempengaruhi yaitu skala ekonomi, perbedaan produk, kebutuhan modal, kerugian
biaya, akses ke saluran distribusi, dan peraturan pemerintah.
2. The bargaining power of buyers
Kekuatan masing-masing kelompok pembeli yang penting bergantung pada
sejumlah karakterisik dari situasi pasar dan pada kepentingan relatif dari pembelian
untuk industri dibandingkan dengan bisnis secara keseluruhan. Ada beberapa hal
yang mempengaruhi hal ini yaitu banyaknya pembelian, perbedaan produk.
3. The bargaining power of suppliers
Supplier merupakan penyalur atau pemasok bahan material yang akan dijual
oleh perusahaan. Supplier memiliki kekuatan tinggi ketika pembeli hanya memiliki
sedikit pilihan, dan akan rendah jika pembeli memiliki banyak pilihan. Untuk itu,
23
perusahaan harus memiliki supplier berpotensi yang banyak sehingga dapat memiliki
kekuatan untuk menawar harga, kualitas, dan kondisi pengiriman.
4. Substitute products or services
Barang atau jasa pengganti dapat membatasi potensi suatu industri. Meskipun
suatu industri dapat meningkatkan kualitas produksi atau produk yang berbeda,
bagaimanapun juga, industri tersebut akan kesulitan untuk bertumbuh dan sulit untuk
mendapat keuntungan.
5. The intensity of rivalry among competitors
Pesaing diantara kompetitor yang sudah ada menggunakan taktik seperti
persaingan harga, pengenalan produk, dan iklan. Kekuatan pesaing dikaitkan dengan
beberapa faktor seperti pertambahan industri yang berjalan lambat, hambatan tinggi
untuk keluar industri, produk atau jasa tidak memiliki perbedaan atau penggantian
biaya, biaya tetap tinggi atau produk bertahan lama.
2.6 SWOT Analysis
SWOT Analisis adalah suatu metode analisis yang digunakan untuk
merumuskan strategi perusahaan. Perumusan strategi ini dilakukan dengan
mengkombinasikan antara faktor internal dan faktor eksternal perusahaan. Faktor
internal terdiri dari kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weakness), serta faktor
eksternal perusahaan terdiri dari peluang (Opportunities) dan ancaman (Threats).
Menurut Rangkuti(2004), SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Threats)
adalah identitas berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi
perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan
kekuatan (strength) dan peluang (opportunities) namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kekurangan (weakness) dan ancaman (threats). Analisis SWOT
membandingkan antara faktor internal dan faktor external perusahaan.
Kekuatan dari sebuah perusahaan meliputi keahlian yang dimiliki oleh
perusahaan, sumber daya yang dimiliki, kemampuan persaingan perusahaan, posisi
perusahaan dalam pasar, serta aset yang dimiliki perusahaan baik tangible, maupun
intangible. Kelemahan yaitu meliputi hal-hal yang kurang dapat dikerjakan oleh
perusahaan, aset yang tidak dimiliki perusahaan untuk dapat melakukan persaingan.
Peluang merupakan kesempatan yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk dapat
meningkatkan keuntungan perusahaan. Ancaman adalah hal yang dapat
24
membahayakan perusahaan, misalnya perubahan peraturan pemerintah, peningkatan
suku bunga, dan munculnya pesaing baru.
Berikut adalah diagram analisis SWOT yang dibagi menjadi empat kuadran :
Gambar 2.8 Diagram Analisis SWOTSumber : (Rangkuti, 2004)
Kuadran I : merupakan kondisi yang sangat menguntungkan bagi perusahaan.
Perusahaan memiliki kekuatan dan peluang, sehingga peluang yang
ada dapat dimanfaatkan. Strategi yang harus digunakan dalam kondisi
ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan agresif (growth
oriented strategy).
Kuadran II : meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan masih memiliki
kekuatan dari faktor internal. Strategi yang harus diterapkan dalam
kondisi ini adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan
peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi
(produk/jasa)
Kuadran III : perusahaan sedang menghadapi peluang yang sangat besar, tetap di sisi
internal, perusahaan juga memiliki beberapa masalah/kelemahan.
Perusahaan harus fokus terhadap kondisi internal yaitu dengan
meminimalkan masalah-masalah yang terjadi di dalam perusahaan
sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.
Kuadran IV:merupakan situasi yang tidak menguntungkan bagi perusahaan karena
menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.
25
2.7 Critical Success Factor
Critical success factor adalah faktor-faktor yang menjadi tolak ukur
keberhasilan suatu perusahaan untuk mencapai visi dan misi perusahaan. Jika CSF
yang ditentukan suatu perusahaan tepat, maka dapat dipastikan bahwa perusahaan
tersebut akan mencapai kesuksesan.CSF memberikan beberapa manfaat (Ward &
Peppard, 2007) :
- CSF merupakan metode yang paling efektif dalam melibatkan manajemen senior
dalam membangun strategi sistem informasi karena semuanya berdasarkan pada
masalah bisnis dan komitmen mereka untuk mengajukan tindakan yang
berkontribusi pada pencapaian di area yang paling penting
- CSF menghubungkan proyek sistem informasi dengan objektifnya, mensejajarkan
strategi bisnis dan menyediakan dasar penjualan untuk mencapai persetujuan tim
manajemen tingkat atas.
- CSF merupakan katalisator dalam menggali kebutuhan informasi per orang.
- Dengan menghubungkan objektif dan kebutuhan informasi, CSF berperan penting
dalam memprioritaskan investasi yang potensial.
- CSF penting dalam perencanaan sistem informasi ketika strategi bisnis tidak ada
kemajuan, yaitu dengan memfokuskan perhatian pada aspek paling penting dari
bisnis yang membutuhkan tindakan untuk meningkatkan performanya.
- CSF sangat kuat ketika digunakan bersamaan dengan analisis value chain dalam
mengidentifikasi proses yang paling penting, dan memungkinkan untuk menunjuk
secara akurat orang beserta tindakan yang dilakukannya.
26
Gambar 2.9Critical Success Factor(Parmenter, 2010)
Pada Gambar 2.9 Menunjukkan kaitan antara CSF dan KPI, dimana visi / misi /
nilai sebuah organisasi diturunkan menjadi strategi untuk setiap departemen dalam
perusahaan. Dan dari strategi yang telah diturunkan maka setiap departemen
memiliki CSF masing-masing, yang kemudian turun lagi menjadi KPI. Apabila CSF
tepat maka akan mudah bagi sebuah perusahaan mencapai sukses.
2.8 Key Performance Indicator
KeyPerformance Indicatormerupakan pengukuran yang digunakan untuk
membantu organisasi dalam mengukur kinerja untuk mencapai tujuan organisasi.
Pendapat tersebut diperkuat oleh(Parmenter, 2010), KPI menampilkan serangkaian
pengukuran yang fokus terhadap aspek dari kinerja organisasi yang paling kritis
untuk kesuksesan organisasi saat ini dan di masa depan. Terdapat beberapa
karakteristik dari KPI yaitu :
a. Pengukuran nonfinancial(tidak dinyatakan dalam dolar, yen, pound, Euro, dll).
b. Sering diukur(misalnya, harian atau 24/7).
c. Ditindak lanjuti oleh CEO dan tim manajemen senior.
d. Memahami pengukuran dan diperlukan tindakan perbaikan oleh semua
karyawan.
e. Ikatan tanggung jawab kepada individu atau tim.
27
f. Dampak yang signifikan (misalnya, mempengaruhi sebagian besar
criticalsuccesfactors dan lebih dari satu perspektif BSC).
g. Dampak yang positif (misalnya, mempengaruhi semua ukuran kinerja dengan
cara yang positif ).
2.9 Activity Diagram
Activity diagram menggambarkan alur kerja dari aktivitas yang dilakukan oleh
user atau sistem secara bertahap. Pendapat tersebut diperkuat oleh (Satzinger,
Jackson, & Burd, 2010), activity diagram adalah sebuah diagram yang
menggambarkan alur kerja sederhana yang menjelaskan tentang aktivitas sejumlah
user (atau system), orang yang melakukan setiap aktivitas, dan alur sekuensial dari
aktivitas-aktivitas tersebut. Contoh activity diagram dapat dilihat pada Gambar 2.10.
Diawali dari user melakukan sign-up dilanjutkan dengan sistem mengirimkan email
konfirmasi. Setelah itu, user kembali konfirmasi email dan sistem mengirimkan
pesan selamat datang.
Gambar 2.10 Contoh Activity Diagram
2.10 Use Case Diagram
Use case diagram adalah diagram yang menggambarkan interaksi antara user
dengan sistem. Pendapat tersebut diperkuat oleh Bennett, McRobb, & Farmer(2006),
use casemenjelaskan perspektif pengguna terhadap fungsionalitas sebuah sistem. Use
28
case diagram digunakan untuk menunjukkan fungsionalitas bahwa sistem akan
mendukung dan untuk menunjukkan user mana yang akan berkomunikasi dengan
sistem. Berikut pada Gambar 2.11 merupakan contoh use case diagram yang
menggambarkan interaksi antara accountant dan sistem staff management.
Gambar 2.11 Contoh Use Case Diagram
2.11 Entity Relationship Diagram
Entity relationship diagram adalah diagram yang menggambarkan entitas dan
hubungan antara entitas. Pendapat tersebut diperkuat oleh Satzinger, Jackson, &
Burd (2010, p. 57), Entity Relationship Diagram adalah model yang berisi data yang
telah dianalisis menjadi informasi secara terstruktur dimana informasi tersebut
dibutuhkan oleh sistem. Selain itu menurut (Whitten, Bentley, & Dittman, 2004),
ERD adalah model data yang menggunakan beberapa notasi untuk menggambarkan
data dalam hubungan antara entity dan relationship yang digambarkan oleh data
tersebut. Contoh ERD dapat dilihat pada Gambar 2.12, dimana pada gambar tersebut
menggambarkan hubungan yang terjadi antara customer dengan order, dimana
seorang customer dapat tidak memiliki atau banyak memiliki order dan satu order
hanya dapat dimiliki oleh customer. Dan satu orderdapat memiliki satu atau
banyakorder item, dan satu order item hanya dapat dimiliki oleh satu order.
29
Gambar 2.12 Contoh ERD
Sumber : (Satzinger, Jackson, & Burd, 2010, hal. 183)
2.12 Sequence Diagram
Sequence Diagram adalah diagram yang menggambarkan kejadian secara
berurutan. Pendapat tersebut diperkuat oleh Bennett, McRobb, & Farmer (2006, p.
253), sequence diagram menunjukkan interaksi antara objek yang diatur berdasarkan
urutan waktu.Sequence diagram dapat digambarkan pada tingkat detil yang berbeda
dan tujuan yang berbeda pada beberapa tahap dalam development lifecycle. Contoh
sequence diagram dapat dilihat pada Gambar 2.13. Sequence Diagram Login dimulai
dari user membuka UI login, kemudian menginput username dan password,
dilanjutkan dengan pengecekan validasi oleh sistem. Jika username dan password
tidak sesuai maka UI akan menampilkan pesan error, tapi jika sesuai maka akan
masuk ke halaman Home.
30
sd Login
User
UI: Login
:m_karyawan
UI:Homealt
[True]
[False]
ref Home
create()
input_username()
input_password()
klik_login()
validate_login()
validate()
login_status()
create()
display_error_message()
reset_textbox()
Gambar 2.13 Contoh Sequence Diagram
2.13 Storyboard
Storyboard adalah serangkaian sketsa gambar yang menggambarkan suatu
urutan.Pendapat tersebut diperkuat oleh Satzinger, Jackson, & Burd (2010, hal. 546),
storyboard digunakan untuk mendokumentasikan perancangan dialog dengan
menampilkan urutan sketsa dari tampilan layar. Selain itu menurut (Vaughan, 2011),
perancangan diperlukan untuk merealisasikan ide dan konsep awal sebuah proyek.
Storyboard dapat digunakan untuk melakukan perancangan karena mampu
menjelaskan proyek secara detail menggunakan kata-kata dan sketsa untuk setiap
gambar, suara, dan pilihan navigasi yang ada pada tampilan layar.
31
2.14 Navigation Diagram
Navigationdiagram menggambarkan tampilan screen shoot dari windows yang
diperkecil yang ditambah dengan informasi mengenai tindakan yang dilakukan user
yang ingin pindah ke windows lain. Contoh navigation diagram dapat dilihat pada
Gambar 2.14.
Gambar 2.14 Contoh Navigation Diagram
Sumber : (Mathiassen, Munk-Madsen, Nielsen, & Stage, 2000)
Menurut Mathiassen, Munk-Madsen, Nielsen, & Stage(2000), navigation diagram
merupakan window yang direpresentasikan sebagai sebuah kondisi yang memiliki
nama dan terdiri atas sebuah icon yang merupakan screen shot dari aplikasi yang
diperkecil. Transisi window menunjukkan tindakan pengguna jika ingin
mengaktifkan window yang lain
2.15 Deployment Diagram
Deployment environment adalah diagram yang menggambarkan perangkat keras
(hardware), arsitektur jaringan, dan perangkat lunak yang akan digunakan oleh
sistem. Pendapat tersebut diperkuat oleh (Satzinger, Jackson, & Burd, 2010),
deployment environment adalah konfigurasi dari hardware komputer, software
sistem, dan jaringan dimana sistem akan dioperasikan. Contoh deployment diagram
dapat dilihat pada Gambar 2.15 dimana pada client hanya terdapat browser, dan pada
server terdapat application server dan databasel.
32
deployment Deployment Mo...
severClient
Browser Application_server MySql
Gambar 2.15 Contoh Deployment Diagram
2.16 Data Warehouse
Data warehouse adalah gudang data atau dapat dikatakan sebagai tempat
penyimpanan sejumlah besar data. Data warehouse digunakan untuk membantu
perusahaan mendapatkan informasi yang dibutuhkan untuk mendukung pembuatan
keputusan. Pendapat tersebut diperkuat olehTurban, Sharda, Delen, & King(2011),
data warehouse diproduksi untuk mendukung pembuatan keputusan serta berisi data
historical.
Karakteristik Data Warehouse
Datawarehouse adalah sebuah penyimpanan data yang disiapkan secara
khusus untuk mendukung pengambilan keputusan. Data didapat dari sistem
operasional dan sumber external. Untuk membuat datawarehouse, data dikeluarkan
dari sistem sumber, disaring (untuk mendapatkan dan memperbaiki kesalahan),
transformasikan (diringkas), dan dimasukan ke dalam penyimpanan data
(ditempatkan dalam sebuah data warehouse).
Data di dalam data warehouse memiliki beberapa karakterisitik (Inmon,
2005) :
a. Subject Oriented
Subject oriented berarti bahwa data warehouse dibuat atau disusun berdasarkan
subject utama dalam lingkungan perusahaan, bukan berorientasi pada proses atau
fungsi aplikasi. Subject area biasanya meliputi pelanggan, produk, dan transaksi.
Setiap areasubject utama yang diimplementasikan secara fisik sebagai kumpulan
tabel yang saling berhubungan dalam data warehouse.
33
b. Integrated
Karena sumber data didapat dari sistem aplikasi perusahaan yang berbeda-beda,
sumber data ini sering tidak konsisten, misalnya saja memiliki format yang berbeda.
Sumber data yang terintegrasi harus dibuat konsisten untuk menyajikan pandangan
yang menyatu mengenai data kepada pengguna.
c. Time Variant
Data pada data warehouse hanya akurat dan valid pada waktu tertentu atau
dalam jangka waktu tertentu. Tetapi dalam setiap kasus ada beberapa bentuk yang
menandai waktu untuk menunjukan saat dimana record akurat. Perbedaan waktu dari
datawarehouse memperlihatkan data yang ada dari waktu ke waktu secara
keseluruhan.
d. Non-volatile
Proses update tidak dilakukan secara real-time melainkan di-refresh dari sistem
operasional dalam basis regular. Data baru selalu ditambahkan sebagai tambahan
pada database, bukan sebagai pengganti. Database secara terus menerus mengambil
data baru dan menggabungkannya dengan data yang sudah ada.
2.17 Data Mart
Data mart merupakan bagian dari data warehouse sehingga data mart
memiliki ukuran yang lebih kecil dari data warehouse. Umumnya, data mart
digunakan untuk subjek atau departemen tertentu dalam sebuah organisasi. Pendapat
tersebut diperkuat olehTurban, Sharda, Delen, & King(2011), Data warehouse
menggabungkan data mart yang ada di seluruh perusahaan. Oleh karena itu,
datamart merupakan bagian kecil dari data warehouse. Biasanya, data mart fokus
terhadap subjek atau departemen tertentu, seperti data mart divisi marketing,
datamart divisi operasional.Data mart dapat dibagi menjadi dependent dan
independent. Dependentdata mart dibangun langsung melalui data warehouse.
Keuntungan data mart ini adalah menggunakan model data yang konsistem dan
menyediakan kualitas data. dependentdata mart memastikan bahwa pengguna akan
melihat data yang sama dengan semua data yang diakses oleh pengguna
datawarehouse. Sedangkan independentdatamart dirancang untuk unit bisnis strategi
atau sebuah departemen.
34
2.18 Star Schema
Skema bintang merupakan model data dimensional yang memiliki sebuah
facttable dan dikelilingi oleh dimensiontable yang telah di denormaliasi. Pendapat
tersebut diperkuat oleh G, O, & S(2011, p. 18) skema bintang adalah sebuah
karakteritik dari satu atau lebih facttable yang sangat besar yang berisi informasi
utama di dalam datawarehouse, dan sejumlah kecil dimensiontable (atau
lookuptables), setiap dimensiontable berisi informasi tentang pemasukan dari atribut
khusus di facttable.
Selain itu Connolly & Begg(2010) berpendapat bahwa setiap model dibangun
dari satu tabel dengan compositeprimary key, yang disebut tabel fakta, dan kumpulan
tabel kecil lainnya yang disebut tabel dimensi. Setiap dimensi memiliki satu non-
composite primary key yang hanya cocok terhadap satu komponen dari composite
key di table fakta. Dengan kata lain, primary key dari tabel fakta dibangun dari dua
atau lebih foreign key. Karakteristik ini disebut sebagai star schema.
Berikut pada Gambar 2.16 adalah diagram hubungan antara facttable dan
dimensiontables.
35
Gambar 2.16Contoh Star Schema
Sumber : (Connolly & Begg, 2010)
2.19 Metadata
Metadata adalah informasi yang terstruktur yang mendeskripsikan,
menjelaskan, menemukan, atau menjadikan suatu informasi mudah untuk ditemukan
kembali, digunakan, atau dikelola. Pendapat tersebut diperkuat oleh(Inmon, 2005,
hal. 102), metadata adalah komponen penting dalam lingkungan datawarehouse.
Metadata, atau data tentang data telah menjadi bagian proses informasi selama
terdapat program dan data. Metadata mengizinkan pengguna akhir atau analis DSS
untuk melakukan navigasi terhadap berbagai kemungkinan yang ada. Metadata dapat
digunakan oleh pengguna sebagia acuan analisis. Dengan bantuan metadata, para
pengguna dapat dengan cepat mendapatkan data yang dibutuhkan atau menentukan
data yang tidak ada.
36
Syarat – syarat dalam pembuatan metadata(Inmon, 2005, hal. 103) :
a. Struktur data dikenal programmer
b. Struktur data dikenal analis DSS
c. Sumber data yang membantu datawarehouse
d. Transformasi data ketika melalui datawarehouse
e. Model data
f. Hubungan antara model data dan datawarehouse
g. History dari extracts
2.20 Extract Transform Load (ETL)
Untuk dapat menghasilkan data yang berkualitas dan baik, maka diperlukan
proses penyaringan data. Hal ini dilakukan karena data yang masuk berasal dari
banyak sumber dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Untuk melakukan
proses ini dilakukan dengan menggunakan ETL. ETL merupakan suatu proses yang
dilakukan ketika data dari sumber akan dimasukkan ke dalam data warehouse. ETL
merupakan gabungan dari tiga proses yaitu extract (menyaring data), transform
(mengubah data), dan loading (memasukkan data ke dalam database sumber). Pada
Gambar 2.17 merupakan gambaran proses ETL, dimana pada gambar tersebut ETL
mengambil sumber data yang bermacam-macam. Dan tujuan dari ETL adalah untuk
menggabungkan sejumlah besar data dari sumber yang berbeda menjadi suatu
standar yang digunakan oleh target databaseBI.
Gambar 2.17 Sumber data ETL
Sumber : (Moss & Atre, 2003)
37
MenurutConnolly & Begg (2010, hal. 1208), ETL adalah suatu proses ketika
data yang ditujukan untuk datawarehouse perusahaan harus di saring dari satu atau
lebih sumber data, kemudian ditransformasikan ke dalam bentuk yang mudah untuk
di analisis dan konsisten dengan kesiapan data di dalam warehouse, dan terakhir di
masukkan ke dalam datawarehouse perusahaan.
Extraction
Extraction merupakan tahap awal dalam proses ETL. Dalam tahap ini akan
dilakukan prosespenyaringan terhadapsejumlah data yang didapat dari berbagai
macam sumber yang dimiliki oleh perusahaan. Proses ini sangat penting untuk
dilakukan karena apabila data yang masuk tidak disaring, maka proses pengolahan
data akan menjadi lebih sulit dilakukan.
Transformation
Tahap berikutnya yaitu tahap transformation. Pada tahap ini akan dilakukan
standarisasi terhadap data dengan menggunakan aturan dan format yang diperlukan,
sehingga data bersih dan konsisten.
Loading
Tahapan akhir dalam proses ETL yaitu tahap loading. Pada tahap ini akan
dilakukan pengisian atau pemasukkan datake tujuan akhir, biasanya ke data
warehouse.
2.21 Dashboard
Dashboard adalah tampilan visual yang dirancang untuk memberikan
informasi penting serta menunjukkan performa yang dibutuhkan oleh eksekutif untuk
melakukan pengambilan keputusan. Pendapat tersebut diperkuat oleh (Rainer Jr &
Cegielski, Introduction to Information Systems, 2011, hal. 44), dashboard disebut
juga dengan digital dashboard yang mendukung semua manajer di dalam organisasi.
Dashboard memberikan akses yang cepat terhadap informasi dan akses langsung ke
informasi terstruktur dalam bentuk laporan. Dashboardyang disesuaikan dengan
kebutuhan eksekutif disebut dashboard eksekutif.
Selain itu (Turban, Sharda, Delen, & King, Business Intelligence A Managerial
Approach, 2011, hal. 201) berpendapat bahwa dashboard mampu menyediakan
gambar visual yang lengkap mengenai ukuran, tren, dan eksepsi performa korporasi.
Dashboard juga mengintegrasi informasi dari berbagai area bisnis dan juga
memperlihatkan grafik yang menggambarkan performa aktual dibangingkan dengan
satuan yang diinginkan.
38
Contoh dashboard dapat dilihat pada Gambar 2.18. Dimana gambar tersebut
menunjukkan dashboard penjualan kontinental.
Gambar 2.18 Contoh Dashboard