Diajukan untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Ekonomi Kependudukan
“Upaya Mengatasi Ketimpangan Distribusi Pendapatan Melalui Destinasi Kuliner
Pantai Kamal dan Pemberdayaan Modal”
(Dusun Kejawan Desa Kamal RT 05/RW 01)
Disusun Oleh :
1. Rusdi (150231100070)
2. Shifatul Maushofi (150231100057)
3. Violita Septy Wardani (150231100072)
4. Rifie Mawardi (130231100045)
PRODI EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
BANGKALAN
2016
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Penyajian Data dan Identifikasi Masalah
Pembangunan jembatan Suramadu telah banyak mempengaruhi kondisi tingkat
perekonomian masyarakat Kamal Bangkalan. Kondisi pelabuhan yang dulu ramai
pengunjung kini menjadi sepi dan terbengkalai dengan menyisakan hanya beberapa
masyarakat yang masih setia mengais rizki dari pelabuhan Kamal apalagi dengan
statusnya yang telah dinobatkan menjadi pelabuhan kritis menyebabkan besarnya
kemungkinan penutupan. Pemangkasan biaya yang diterapkan di Suramadu hingga
50% menyebabkan kondisi Pelabuhan Kamal semakin terpuruk dan berakhir dengan
penurunannya secara drastic jumlah penumpang yang kini hanya di dominasi oleh
pejalan kaki.
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan terhadap 16 responden di Dusun
Kejawan, Desa Kamal RT 5/RW 1 dapat diketahui bahwa 50% masyarakat masih
bergantung pada beroperasinya pelabuhan tersebut untuk mendapatkan penghasilan,
sehingga kelangsungan satu-satunya lajur penghubung Madura-Surabaya melalui
transportasi kapal ini perlu diberdayakan dengan sedikit upaya yang akan dijelaskan
dalam Bab rekomendasi untuk membuat pelabuhan menjadi ramai pengunjung kembali.
Tempat survey yang dipaparkan tersebut hanyalah salah satu sampel yang mendapatkan
pengaruh negative dari pembangunan jembatan Suramadu karena pada faktanya masih
banyak RT lain atau bahkan Desa yang masih menumpukan sektor perekonomian pada
pelabuhan Kamal sehingga permasalahan ini akan menjadi focus utama terkait dengan
upaya yang akan dilakukan untuk meningkatkan rendahnya pendapatan masyarakat
melalui pelabuhan Kamal.
Ada beberapa hal yang perlu digaris bawahi dari hasil survey bahwa tidak semua
masyarakat Kamal memiliki kesejahteraan tinggi karena berdiferensiasinya penghasilan
yang didapat. Banyak faktor yang memepengaruhi tinggi rendahnya pendapatan seperti
pendidikan, usia dan beberapa faktor lainnya.
2
Dari data hasil survey bisa diambil sebuah permasalahan yang dijadikan sebagai
permasalahan utama terkait dengan data penghasilan masyarakat yakni adanya
ketimpangan distribusi pendapatan sehingga menyebabkan sebagian masyarakat
berpendapatan rendah. Berikut data grafik batang pendapatan 16 responden dan kurva
Lorenz yang menunjukkan ketimpangan distribusi pendapatan di RT 5 RW 1.
Diagram Batang 1 (Diolah)
Tingkat Pendapatan Masyarakat RT 5 RW 1
Sumber : Data Survey
Kurva Lorenz (Diolah)
Tingkat Ketimpangan Distribusi Pendapatan
Indeks Gini = 0,34%
Sumber : Data Survey diolah
(Data Perhitungan Ketimpangan Distribusi Pendapatan di Sheet Ms Excel Terahir)
3
1 1 1 1 1 3 2 2 1 1 1 1
0100000020000003000000400000050000006000000700000080000009000000
10000000
Dari kurva Lorenz tersebut bisa diketahui bahwa ada ketimpangan distribusi
pendapatan dan menyebabkan kesejahteraan hanya dinikmati oleh segelintir masyarakat
golongan menengah ke atas. Berdasarkan perhitungan matematis yang dilampirkan
dalam data excel survey input data, didapat bahwa besarnya luas bidang A yang
merupakan besarnya angka ketimpangan yakni sebesar 0,34%. Jika digolongkan dalam
klasifikasi tingkat ketimpangan distribusi pendapatan maka indeks gini tersebut masih
tergolong ketimpangan rendah tapi bukan berarti tidak menimbulkan masalah
kesenjangan social. Kondisi tingkat ketimpangan yang rendah dapat diartikan bahwa
40% masyarakat kelompok miskin melakukan pengeluaran lebih dari 17% dari total
keseluruhan pengeluaran sehingga tingkat ketimpangan yang menjadi pemisah itu
cukup besar.
Ada beberapa hal yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut seperti
diperlukannya kesinergian antara pemerintah dan masyarakat dalam mencegah semakin
melebarnya bidang A dalam kurva Lorenz tersebut. Pemberdayaan UMKM dan
perbaikan infrastruktur serta fasilitas di pelabuhan Kamal oleh Pemerintah Kabupaten
akan sangat membantu bagi masyarakat dalam meningkatan kesejahteraan hidupnya
mengingat separuh responden di RT 5 yang dijadikan sampel acak menjadikan
pelabuhan Kamal sebagai objek tumpuan perekonomiannya dalam mendapatkan
pendapatan.
Berdasarkan data hasil survey ada sekitar 75 % (12 dari 16 Responden)
masyarakat yang berwirausaha dengan beberapa disversifikasi profesi seperti penjual
kue, toko, warung kopi, bengkel dan lainnya. Sebuah pertanyaan tambahan kami
berikan pada setiap responden untuk mengetahui penyebab sulitnya perkembangan
usaha yang telah ditekuni responden dan sekitar 83 % dari total wiraswasta menjawab
mengenai persoalan modal yang minim dan sepinya pelabuhan Kamal yang berimbas
pada menurunnya pembeli atau pemakai jasa. Sehingga dari kedua permasalahan pokok
ini menyebabkan menurunnya pendapatan nominal masyarakat.
4
Untuk mensiasati menurunnya konsumen akibat berkurangnya pemakai jasa
pelabuhan Kamal maka para wiraswasta disekitar pelabuhan kini hanya memproduksi
sebagian produk atau jasanya dari pada sebelum dibukanya jalur Suramadu. Hal ini,
secara otomatis akan mengurangi keuntungan yang didapatkan karena jumlah output
bekrurang dengan dampak akhir berimplikasi pada pendapatan. Sehingga masyarakat
banyak yang mengelukan agar pemerintah Kabupaten Bangkalan segera turun tangan
untuk mencarikan solusi terkait sepinya pelabuhan.
Sedangkan untuk mengatasi kesulitan permodalan beberapa responden bahkan
menyatakan bahwa mereka melakukan peminjaman pada ‘Bank Cuilan’ atau rentenir
agar usahanya tetap bisa terus beroperasi. Upaya ini tentunya akan berdampak buruk
pada kondisi mental maupun finansial di masa mendatang jika sampai tidak bisa
membayar utang pokok beserta bunganya pada saat jatuh tempo karena lembaga
keuangan non formal seperti ini biasanya akan menerapkan sistem bunga yang berkali-
kali lipat lebih tinggi dibanding pada Bank Konvensional. Bukanlah tanpa alasan
masyarakat memilih alternative tersebut, sulitnya birokrasi dalam pengajuan pinjaman
pada lembaga keuangan dan rumitnya peraturan membuat masyarakat golongan
menengah ke bawah enggan untuk berurusan dan lebih memilih meminjam pada
rentenir.
5
BAB II
REKOMENDASI
Sektor perekonomian berstruktur wirausaha adalah profesi dominan yang
menjadi mata pencaharian penduduk di Kamal dengan beberapa permasalahan yang
telah diungkapkan dalam Bab sebelumnya yakni terkait dengan sepinya pelabuhan
Kamal dan mengenai masalah permodalan. Untuk mengurangi tingat ketimpangan
distribusi pendapatan dan kesenjangan ekonomi yang ada maka beberapa solusi berikut
diharapkan mampu menjadi alternative pemecahan masalah yang dapat digunakan
untuk meningkatkan pendapatan masyarakat berpenghasilan rendah supaya tidak ada
ketimpangan distribusi pendapatan.
A. ‘Siwil’ makanan primadona Kamal
Kondisi pelabuhan Kamal yang semakin memperihatinkan karena jalur
penghubung Madura-Surabaya ini sepi pengunjung. Sempat terjadi antrean panjang
disebabkan hanya beroperasinya satu armada kapal membuat para penumpang resah
harus menunggu hampir tiga jam agar mendapatkan kapal. Telah disebutkan bahwa
dengan komposisi sekian persen masih banyak masyarakat yang mengandalkan
pelabuhan Kamal sebagai tumpuan perekonomian dan hal ini secara langsung
mempengaruhi, turunnya konsumen secara langsung berdampak pada menurunnya
pendapatan nominal.
Dengan adanya berbagai persoalan terkait dengan menumpuknya permasalahan
yang berkaitan dengan pelabuhan maka ada alternative lain yang bisa dilakukan untuk
mengatasi sepinya penumpang kapal dengan memberdayakan pantai pelabuhan Kamal.
Kawasan pesisir ini memiliki potensi besar untuk dijadikan destinasi wisata kuliner
terlebih di sekitar RT 5. Namun untuk menuju tahap tersebut ada beberapa hal yang
perlu dilakukan diantaranya yakni pembersihan kawasan pantai dari sampah terlebih
dahulu untuk kemudian dikelola lebih lanjut.
6
Upaya pembersihan pantai di sekitar pesisir bukanlah tanpa halangan dan
hambatan. Sudah seringkali pihak dari Dinas Kebersihan berupaya mengurangi volume
sampah dengan berbagai cara bahkan upaya pemberantasan sampah di pelabuhan juga
dilakukan oleh para TNI Karya Bakti namun sampah masih menggunung di lokasi.
Sebenarnya sampah tidak akan bisa teratasi jika yang bekerja hanyalah beberapa pihak,
karena untuk mengatasinya perlu diupayakan kesinergian antara piha pemerintah dan
masyarakat. Pasalnya, sebagian besar samapah di pelabuhan Kamal adalah sampah
rumah tangga yang berasal dari penduduk sekitar. Namun bukan berarti kajian ini
terfokus pada kesalahan masyarakat sekitar, dengan dalih tidak adanya TPA (Tempat
Pembuangan Akhir) maka para penduduk membuang sampah rumah tangganya di
pantai. Dari masalah ini bisa disimpulkan bahwa diperlukan kerjasama antara
pemerintah dan penduduk sekitar terkait dengan pengelolaan sampah. Berikut adalah
kawasan view yang akan dijadikan tempat sebagai objek wisata kuliner di pesisir sekitar
RT 5 dan perlu di lakukan pembersihan lebih lanjut.
Gambar 1
Lokasi Pesisir Pantai yang Penuh Sampah
Sumber : Data Lapangan dan Radar Madura
Jika upaya pembersihan pesisir pantai berhasil maka tahap selanjutnya adalah
pendirian dan pengembangan lebih lanjut terkait icon wisata kuliner Kamal, maka
dipastikan pelabuhan yang dikelola oleh PT ASDP itu tidak akan sepi pengunjung lagi.
7
Akan ada banyak masyarakat atau bahkan mahasiswa yang menghabiskan waktu disana
untuk akhir pekan mengingat terbatasnya sarana rekreasi dan wisata kuliner yang khas
di kawasan Kamal maka pemberdayaan pantai ini diharapkan mampu menarik minat
masyarakat sekitar untuk berkunjung.
Penonjolan Bidang Kuliner sebagai ikon daya tarik wisatawan sekaligus
primadona ini akan meningkatnya pengunjung di kawasan pelabuhan Kamal. Kamal
sendiri dari sisi kuliner memiliki makanan unik yang menjadi ciri khas yakni ‘Siwil’.
Makanan tradisional yang sudah akrab di telinga masyarakat Madura ini terbuat dari
campuran tepung tapioca, terasi dan bawang putih yang dipastikan mampu menjadi icon
tersendiri sebagai daya tarik wisata kuliner di Kamal bila dikelola lebih lanjut dan
dijadikan satu paket wisata pelengkap. Destinasi wisata kuliner khas ini diharapkan
nantinya akan mampu menjadi identitas khusus Kamal sehingga mampu meningkatkan
kapasitas nilai jualnya seperti di Bangkalan yang sudah terenal dengan icon kulinernya
yakni ‘Bebek Sijay’.
Untuk kedepannya dengan diterapkan beberepa rekomendasi seperti yang
disarankan maka output akhirnya akan mampu menciptakan icon ‘Siwil’ sebagai
makanan khas dan primadona kuliner di pelabuhan Kamal. Dijadikannya kawasan
pesisir menjadi daerah wisata kuliner dengan makanan primadona ‘Siwil’ diharapkan
mampu menjadikan pelabuhan Kamal ramai kembali dan berakhir dengan
meningkatnya sektor pendapatan masyarakat sekitar. Beberapa pendapatan tambahan
dapat didapat dari pembebanan pungutan retribusi parkir ketika berwisata kuliner yang
dapat masuk dalam kas desa dan hasil dari pembangunan rumah makan itu sendiri.
Beberapa sektor usaha UMKM dalam bidang lain juga akan ikut terangkat
dengan adanya pemusatan wisata kuliner di pesisir pantai ini. Kondisi senja yang
menarik dengan sunshet ditemani kuliner siwil akan menjadi objek dan menimbulkan
‘interst’ bagi masyarakat untuk berkunjung. Kondisi pantai yang sudah bersih sejatinya
akan langsung berdampak pada peningkatan nilai jual pelabuhan Kamal sendiri terkait
dengan difokuskannya upaya pemusatan wisata kuliner dalam rekomendasi ini.
8
Selain itu dengan ramainya pengunjung di kawasan pelabuhan diharapkan mampu
mendorong setor UMKM lain yang mendominasi khususnya RT 5 yang secara
geografis berada tepat di pesisir pantai Kamal seperti warteg, toko kelontong, bengkel
dan warung kopi yang secara otomatis akan langsung terangkat dengan adanya upaya
ini. Sehingga para pengusaha UMKM di Kamal tidak akan khawatir dan risau meskipun
pelabuhan Kamal sepi dan mengalami penurunan penumpang secara drastic karena
adanya solusi pendirian wisata kuliner tersbut.
Dijadikannya ‘Siwil’ sebagai ikon utama akan menjadi lead food bagi makanan
yang lainnya sehingga pengusaha wiraswasta dalam bidang lain bisa meningkatkan
penghasilannya. Posisi berekspansinya pendapatan akan berdampak pada peningkatan
konsumsi, perekonomian akan tumbuh dan bergerak sehingga peningkatan pendapatan
dari masyarakat melalui rekomendasi tersebut diharapkan akan mampu untuk menekan
ketimpangan distribusi pendapatan yang ada. Berikut adalah teknik implementasi yang
akan dilakukan untuk menjadikan kawasan pesisir pantai Kamal menjadi lokasi
pemusatan kuliner dengan ‘Siwil’ sebagai primadona kuliner. Untuk melakukan
program tersebut ada teknik implementasi yang harus dilakukan dan berikut adalah
beberapa pihak yang diperlukan kontribusinya akan dijelaskan dalam pembahasan
berikut.
a) Pihak yang Berkontribusi
a. Kepala Desa Kamal
Penanggung jawab sekaligus pengarah berlangsunya program.
b. Wiraswasta UMKM
Sasaran utama kebijakan sebagai ikon yang akan menjadi symbol wisata kuliner
Kamal
c. Dinas Kebersihan
Beruapaya dalam mencara solusi terkait sampah yang menggunung di pesisir
pantai yang akan dijadikan objek pendirian wisata kuliner
d. Dinas Periklanan
Mempromosikan mengenai wisata kuliner pelabuhan Kamal.
9
b) Teknik Implementasi Pemusatan Kuliner
Seberapa jauh terkait dengan keberhasilan program maka estimasi yang dapat
diambil adalah bahwa ketika pemusatan wilayah dalam hal kuliner ini terwujud maka
akan banyak perekonomian rumah tangga yang selama ini bergantung pada sektor
pelabuhan Kamal akan mengalami kenaikan pendapatan terutama di RT 5. Upaya
permasalahan terait dengan adanya ketimpangan distribusi pendapatan sebesar 3,5 % ini
akan teratasi sehingga laju kesenjangan social dalam masyarakat bisa ditekan dan
berdampak pada penghapusan kesal dan stratifikasi serta lunturnya kecemburuan social
dalam masyarakat.
B. Pemberdayaan Modal Melalui Konsep Koperasi Syariah
Dalam pembahasan identifikasi masalah telah dipaparkan menganai penyebab
stagnasinya usaha para wiraswasta di pelabuhan Kamal yakni terkait dengan sepinya
pengunjung dan terbatasnya permodalan. Kedua aspek tersebut menyebabkan terjadinya
ketimpangan distribusi pendapatan masyarakat di RT 5/RW 1 karena sektor wirausaha
yang bergantung pada beroperasinya pelabuhan Kamal adalah profesi yang
mendominasi.
10
Bekerja sama dengan Dinas Periklanan dalam kegiatan promosi
Menjadikan Siwil sebagai icon utama sekaligus primadona kuliner
Penyediaan tempat yang nyaman dengan view pantai Kamal
Pengkoordiniran oleh Kepala Desa untuk menyatukan seluruh wirausaha kuliner (Warkop, Warteg dll) di Pesisir pantai
Pembersihan sampah pada pesisir pantai dibawah tanggung jawab Dinas Kebersihan.
Dalam pembahasan sebelumnya telah diberikan rekomendasi terkait dengan
masalah sepinya pelabuhan Kamal yakni dengan menciptakan suatu awasan kuliner di
sekitar pesisir pantai Kamal dengan ‘Siwil’ sebagai primadona dan ikon utama. Pada
pembahasan kali ini akan dipaparkan cara mengatasi terkait dengan masalah pemodalan
yang minim tersebut yakni dengan membentuk sebuah Koperasi Simpan Pinjam
berbasis Syariah.
Koperasi Simpan Pinjam Syariah (KSPS) atau Koperasi Jasa Keuangan Syariah
(KJKS) adalah badan usaha koperasi yang menjalankan usahanya dengan prinsip-
prinsip syariah melalui produk pelayanannya yakni unit usaha produktif simpan pinjam
maka seluruh produk dan operasionalnya harus mengacu pada fatwa Dewan Syariah
Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia. Kegiatan Koperasi Simpan Pinjam Syariah
yang dalam hal ini disebut usaha Jasa Keuangan Syariah adalah kegiatan yang
dilakukan dengan menghimpun dana dari anggota dan menyalurkannya melalui
mekanisme usaha Jasa Keuangan Syariah dari dan ditujukan pengeluarannya untuk
anggota Koperasi, calon anggota Koperasi ataupun anggota Koperasi lain.
Konsep pemodalan berbasis syariah ini dapat dijadikan solusi terbaik karena
tidak menggunakan system bunga seperti yang terdapat pada Bank Konvensional
melainkan dengan asas Mudharabah atau bagi hasil dan sesuai dengan karakter local
wisdom masyarakat Kamal yang didominasi oleh muslim maka upaya pembentukan
Lembaga Pembiayaan berbasis Syariah ini bisa dijadikan alternative permodalan. Selain
karena tanpa adanya riba, sasaran yang dituju adalah masyarakat kecil dengan unit
usaha mikro sehingga Bank Konvensional tidak akan mampu mencapai karena biaya
Bank (Overhead Cost) yang mahal untuk pembiayaan kecil-kecilan dan akan terlalu
banyak jumlahnya.
Aspek pendidikan yang rendah serta masih awamnya pengetahuan masyarakat
terhadap sektor Perbankan dan lembaga keuangan apalagi dengan rumitnya persyaratan
yang harus dipenuhi adalah salah satu fator yang menyebabkan masyarakat enggan
berurusan.
11
Selain itu dengan adanya anggunan yang harus diserahkan semakin membuat sulitnya
akses permodalan pada lembaga pembiayaan formal mengingat masyarakat golongan
bawah mengalami kesulitan terkait harta yang bisa dijadikan bahan anggunan. Sehingga
posisi ini malah membuat masyarakat terjerat rentenir dengan bunga yang tinggi namun
berprosedur sederhana dan gampang dan meupakan sumber lembaga permodalan yang
menjadi pilihan utama masyarakat terkait dengan beberapa kelebihan tersebut.
Sehingga dengan dibentuknya Koprasi Simpan Pinjam berbasis Syariah
diharapkan mampu untuk meningkatkan pendapatan masyarakat terlebih dengan aturan
dan system usaha yang sederhana sehingga dapat dikembangkan dengan format ideal
yang diinginkan. Peningkatan pendapatan melalui insentif pembiayaan modal pada
Koperasi Syariah akan dapat mengurangi tingkat ketimpangan distribusi pendapatan
masyarakat sehingga kesejahteraan akan meningkat. Berikut adalah Penggunaan prinsip
berbeda pada setiap transaksi pembiayaan tergantung jenis kebutuhan anggotanya
dengan klasifikasi imbalan yang diterima :
a. Simpanan
Dalam koperasi keuangan syariah, simpanan diartikan sebagai dana yang
dipercayakan anggota, calon anggota atau anggota koperasi mitra kepada koperasi
simpan pinjam syariah dalam bentuk simpanan atau tabungan dan berjangka. Simpanan
ini biasa disebut dengan simpanan Wadiah Yad Adh-Dhammah yakni simpanan anggota
KJKS dengan akad Wadiah atau titipan dengan persetujuan penyimpanan dana
simpanan yang dapat digunakan oleh KJKS Koperasi pada kegiatan yang brsifat
operasional dengan ketentuan tidak akan mendapatkan bagi hasil atas penyimpanan
dananya tetapi bisa diganti kompensasinya dengan imbalan bonus yang besarnya
ditentukan dengan kebijakan dan kemampuan koperasi yang bersangkutan.
b. Pembiayaan
Kegiatan pembiayaan pada Koperasi Simpan Pinjam Syariah diterapkan
berdasarkan prinsip Mudharabah atau bagi hasil. Koperasi akan memberikan dananya
pada anggota untuk kemudian dana tersebut digunakan sebagai modal yang akan
digunakan secara produktif pada usahanya.
12
Hal ini sesuai dengan ajaran dalam agama islam bahwa didalam sistemnya sama seakale
tidak ada penambahan manfaat dalam bentuk apapun sehingga mampu mengklaimnya
sebagai bentuk riba. Upaya ini tentunya juga akan berimbang, jika mendapatkan untung
maka laba akan dibagi secara adil oleh kedua belah pihak dan begitupun jika terjadi
kerugian.
c. Investasi
Kegiatan investasi dalam koperasi syariah biasa disebut dengan Investasi
Mudharabah Al-Mutalaqah yakni investasi tabungan dari anggota pada koperasi dengan
akad Mudharabah Al-Mutalaq yang diprlakukan sebagai bentuk investasi anggota untu
dimanfaatkan secara produktif dalam betuk pembiayaan yang diujukan kepada aggota
koperasi, calon angota koperasi atau anggota koperasi lain. Penginvestasian dana
diksertai ketentuan penyimpanan dengan mendapatkan prinsip bagi hasil atas
penyimpanan dananya sesuai nisbah (proporsi bagi hasil) sesuai dengan yang disepakati
pada saat pembukaan reening tabungan.
d. Fungsi Sosial
Konsep Koperasi Syariah mengharuskan untuk memberi pelayanan social baik
kepada anggota masyarakat yang membutuhkan maupun kepada masyarakat dhuafa.
Misalnya kepada para anggota yang membutuhkan pinjaman darurat (Mergency Loan)
dapat diberikan pinjaman kebajikan dengan pengembalian pokok (Al Qard) yang
sumber dananya berasal dari modal maupun laba yang berhasil dihimpun sehingga
anggota yang terdesak tersebut tidak dibebankan bunga seperti pada Koperasi
Konvensional. Sedangkan untuk masyarakat dhuafa dapat diberikan pinjaman kebajikan
dengan atau tampa pengemablaian pokok (Qardhul Hasan) yang sumber dananya ari
ZIS (Zakat, Infaq dan Shodaqoh). Modal ini nantinya bagi masyarakat dhuafa akan
digunakan untuk usahanya namun jika ditengah kegiatannya terjadi kemacetan maka
pihak masyarakat dhuafa tidak dituntut untuk mengembalikan pinjaman tersebut.
13
Dari beberapa system yang telah dijelaskan dalam prinsip serta cara kerja
pembiayaan dalam lembaga Koperasi Syariah maka hal ini akan menjadi alternative
yang bagus untuk mengatasi masalah permodalan yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Tidak adanya siste bunga seperti pada Bank Konvensional serta syarat dan
mekanismenya yang lebih mudah akan mampu untuk meningkatkan usahanya. Output
akhir yang diharapkan jika terjadi suntikan modal untuk memperluas usaha masyarakat
sekitar pelabuhan adalah akan berdampak langsung pada meningkatnya pendapatan
penduduk yang masih dikategorikan rendah dan menekan tingkat ketimpangan
distribusi pendapatan masyarakat treutama di kawasan RT 5.
Untuk mewujudkan berdirinya Koperasi Simpan Pinjam berbasis Syariah yang
diketahui belum ada di Kamal makan berikut akan dijelaskan terkait dengan pihak yang
berkontribusi dan teknik implementasi yang akan dilakukan guna mensukseskan
program,
a) Pihak yang Berkontribusi
a. Kepala Desa Kamal
Menyetujui konsep berdirinya BMT (Baitul Maal Wa At-Tamwil) sebagai
pondasi Koperasi Simpan Pinjam Syariah.
b. Para Tetua Kamal
Memberikan nasehat pada Kepala Desa dalam pembentukan P3B (Panitia
Penyiapan Pendirian BMT).
c. P3B (Panitia Penyiapan Pendirian BMT).
Penghimpunan modal awal yang didapat dari simpanan poko anggota dan
pembentukan pengurus.
d. Pengurus
Mengelola urusan dan kegiatan operasional Koperasi.
e. Kepala Dinas Koperasi dan Pembinaan Usaha Kecil
Memberikan legalitas secara hokum pada pendirian Koperasi.
f. PINBUK (Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil)
Sebagai wadah yang akan melatih etrampilan pengurus Koperasi Simpan Pinjam
Syariah.
14
b) Teknik Implementasi
15
Persiapan pendirian kantor dan berkas administratif dibawah tanggung jawab pengurus.
Pelatihan pada perwakilan calon pengurus dan pengelola melalui PINBUK
Persiapan legalitas hukum melalui Kepala Dinas Koperasi dan Pembinaan Usaha Kecil di Bangkalan
Pendirian Pengurus ramping (Maksimal 5 orang) sekaligus pengelola BMT
P3B menghimpun modal sebesar 10 - 30 juta yang berasal dari Lembaga atau peorangan (Simpanan Pokok Anggota)
Pembentukan Panitia BMT (P3B) oleh Tetua dan Kepala Desa
Menyiapkan konsep pendirian BMT dengan persetujuan Kepala Desa
DAFTAR PUSTAKA
Fitri,Abu. 2010. Keuangan Syariah dan Studi Islam. Jakarta. (Diakses pada tanggal 10
November pukul 19.03, abufitri.blogspot.com/2010/10/panduan-praktis-koperasi.html?)
Fahar. 2014. Menghitung Koefisien Gini dengan Microsoft Excell. (Diakses pada
tanggal 10 November pukul 19.20,
http://fahar26.wordpress.com/2012/01/14/menghitung-koefisien-gini-dengan-ms-excel/)
Saputra,Yusup. 2012. Indikator Ketimpangan Distribusi Pendapatan. Jakarta. (Diakses
pada tanggal 10 November pukul 19.30,
http://ekonomi.blogspot.co.id/2012/02/indikator-ketimpangan-distribusi-
pendapatan.html?m=1/
Fansyah,Ari. 2014. Koperasi Syariah. (Diakses pada tanggal 10 November pukul 19.50,
http://Arifansyah1105.blogspot.com/2014/06/Koperasi-Syariah.html?m=1
Atom. 2012. Usaha Modal Kecil. (Diakses pada tanggal 10 November pukul 20.03,
http://Usahamodalkecil.blogspot.com/2012/08/Kendala-Usaha-Kecil-Menengah-dan-
Solusi.html?m=1
Muntasir, Qais. 2013. Sistem Pinjaman dalam Koperasi Syariah. Malang. UIN Malang.
(Diakses pada tanggal 10 November pukul 20.13,
syariah.uin-malang.ac.id/index.php/114-sistem-pinjaman-syariah/)
Tri,Hatma. 2015. Siwil Kamal. Surabaya. Surya News. (Diakses pada tanggal 10
November pukul 21.03, http://Surabaya.tribunews.com/2015/04/24/Siwil-Kamal/
Gemi. 2014. Koperasi Simpan Pinjam Syariah. (Diakses pada tanggal 10 November
pukul 21.14, www.gemi.co.id)
Zain, Rusydi. Kamal Jadi Pelabuhan Sampah. Jawa Pos. (Diakses pada tanggal 10
November pukul 21.23, www.jawapos.com/)
Lomoniroha. 2011. Indeks Williamson. (Diakses pada tanggal 10 November pukul
22.03, http://evolmy.blogspot.co.id/)
16
DESKRIPSI KONTRIBUSI
No Nama Deskripsi Rekomendasi
1 Violita Septy Wardani
(KETUA)
(150231100072)
(130231100045)
Penyusunan Laporan, PPT, Koordininator
data Ms Excel dan Pengolahan data
Ketimpangan.
2Rusdi
(150231100070)
Dokumentasi dan Mencari Sumber Data
Materi
3Shifatul Maushofi
(150231100057)
Penyusun, Pengolah Sumber Data dan
Pengembangan
4 Rifie Mawardi Penyusun Kerangka Laporan dan Editor
DOKUMENTASI
17