BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aerodinamika adalah salah satu cabang dinamika yang berkenaan dengan
kajian pergerakan udara, khususnya ketika udara tersebut berinteraksi dengan benda
padat. Aerodinamika adalah cabang dari dinamika fluida dan dinamika gas, dengan
banyak teori yang saling berbagipakai di antara mereka. Aerodinamika seringkali
digunakan secara sinonim dengan dinamika gas, dengan perbedaan bahwa dinamika
gas berlaku bagi semua gas.
Pemahaman akan pergerakan udara (seringkali disebut "medan aliran") di
sekitar suatu benda membolehkan perhitungan gaya-gaya dan momen-momen yang
bertindak pada benda tersebut. Sifat-sifat sejenis yang dihitung untuk suatu medan
aliran meliputi kecepatan, tekanan, kerapatan, dan temperatur sebagai fungsi posisi
ruang dan waktu. Aerodinamika membolehkan definisi dan solusi persamaan untuk
kekekalan massa, momentum, dan energi di dalam udara. Penggunaan aerodinamika
melalui analisis matematika, hampiran empirik, percobaan lorong angin, dansimulasi
komputer membentuk landasan ilmiah bagi pesawat terbang dan sejumlah teknologi
lainnya.
Persoalan-persoalan aerodinamik dapat dikelompokkan menurut lingkungan
alirannya. Aerodinamika eksternal adalah kajian aliran di sekitar benda-benda padat
dengan bentuk yang berbeda-beda. Pengevaluasian gaya angkat dan gaya
hambat pada sebuah pesawat terbang bersayap diam atau gelombang kejut yang
terbentuk di depan moncong roket merupakan contoh-contoh aerodinamika eksternal.
Aerodinamika internal adalah kajian aliran melalui bagian di dalam benda padat.
Misalnya, aerodinamika internal mencakup kajian aliran udara melalui enjin jet atau
melalui pipa penyaman udara.
1
Persoalan-persoalan aerodinamik dapat juga dikelompokkan menurut
perbandingannya terhadap laju suara, yaitu laju aliran di bawah, di sekitar, atau di
atas laju suara. Suatu persoalan disebut subsonik jika semua laju dalam persoalan
tersebut lebih kecil daripada laju suara, transonik jika laju di atas dan di bawah laju
suara kedua-duanya hadir (biasanya ketika laju karakteristik hampir menyamai laju
suara), supersonik ketika laju aliran karakteristik lebih besar daripada laju suara,
dan hipersonik ketika laju aliran sangat-lebih-besar daripada laju suara. Para
aerodinamikawan tidak sepakat dalam hal ketepatan definisi aliran
hipersonik; bilangan Mach minimum untuk aliran hipersonik berada pada kisaran 3
sampai 12.
Pengaruh viskositas dalam aliran memberikan klasifikasi ketiga. Beberapa
persoalan mungkin hanya akan menghadapi efek viskos sangat kecil pada solusinya,
di mana kasus viskositas dianggap dapat diabaikan. Hampiran terhadap persoalan-
persoalan ini disebut aliran invisid. Aliran di mana viskositas tidak dapat diabaikan
disebut aliran viskos.
2
BAB II PEMBAHASA
A. Pengertian Aerodinamika
Aerodinamika diambil dari kata Aero dan Dinamika yang bisa diartikan udara
dan perubahan gerak dan bisa juga ditarik sebuah pengertian yaitu suatu perubahan
gerak dari suatu benda akibat dari hambatan udara ketika benda tersebut melaju
dengan kencang. Benda yang dimaksud diatas dapat berupa kendaran bermotor
(mobil,truk,bis maupun motor) yang sangat terkait hubungannya dengan
perkembangan aerodinamika sekarang ini. Adapun hal-hal yang berkaitan dengan
aerodinamika adalah kecepatan kendaraan dan hambatan udara ketika kendaraan itu
melaju.
Aerodinamika berasal dari dua buah kata yaitu aero yang berarti bagian dari
udara atau ilmu keudaraan dan dinamika yang berarti cabang ilmu alam yang
menyelidiki benda benda bergerak serta gaya yang menyebabkan gerakan-gerakan
tersebut. Aero berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara, dan Dinamika yang
diartikan kekuatan atau tenaga. Jadi Aerodinamika dapat diartikan sebagai ilmu
pengetahuan mengenai akibat akibat yang ditimbulkan udara atau gas-gas lain yang
bergerak.
3
Dalam Aerodinamika dikenal beberapa gaya yang bekerja pada sebuah benda
dan lebih spesifik lagi pada mobil seperti dikemukakan oleh Djoeli Satrijo(1999:53).
“Tahanan Aerodinamika, gaya angkat aerodinamik , dan momen angguk
aerodinamik memiliki pengaruh yang bermakna pada unjuk kendaraan pada
kecepatan sedang dan tinggi. Peningkatan penekanan pada penghematan bahan bakar
dan pada penghematan energi telah memacu keterkaitan baru dalam memperbaiki
unjuk kerja aero dinamika pada jalan raya”.
Aerodinamika hanya berlaku pada kendaraan-kendaraan yang mencapai
kecepatan diatas 80 km/ jam saja, seperti yang diterapkan pada mobil sedan, formula
1, moto gp. Untuk kendaraan-kendaraan yang kecepatannya dibawah 80 km/ jam
aerodinamis tidak begitu diperhatikan, seperti pada mobil-mobil keluarga, mobil land
rover dan sejenisnya. Pada kendaraan yang mempunyai kecepatan diatas 80 km/jam
faktor aerodinamis digunakan untuk mengoptimalkan kecepatannya disamping unjuk
performa mesin juga berpengaruh .
4
B. Gaya-Gaya Yang Bergerak Pada Mobil(Kecepatan 80km/Jam)
a. Gaya lift up.
Yaitu gaya angkat keatas pada mobil sebagai akibat pengaruh dari:
1. Speed.
2. Bentuk sirip.
3. Stream line.
4. Aerodinamika desain.
5
b. Down Force.
Yaitu gaya tekan kebawah pada mobil akibat pengaruh dari:
1. Konstruksi chasis
2. Desain konstruksi mobil
3. Penempatan beban pada mobil
4. Penambahan aksesories pada mobil
5. Bentuk telapak(kembangan ban)
6. Penempatan titik berat
7. Bobot berat dan bobot penumpang
8. Penempatan spoiler (front spoiler dan rear spoiler).
c. Gaya Turbulen.
Gaya yang terjadi dibagian belakang mobil yang berupa hembusan angin dari
depan membentuk pusaran angin dibagian belakang mobil.
d. Gaya gesek kulit.
Disebabkan oleh gaya geser yang timbul pada permukaan- permukaan luar
kendaraan melalui aliran udara.
e. Ground Clearance.
Yaitu gaya yang bekerja dibagian bawah mobil yang berpengaruh juga pada
lift up.
6
C. Penerapan Aerodinamika Pada Kehidupan Sehari-Hari
1. Aerodinamika Pada Pesawat Terbang
Pada prinsipnya, pada saat pesawat mengudara, terdapat 4 gaya utama yang
bekerja pada pesawat, yakni gaya dorong (thrust T), hambat (drag D), angkat (lift L),
dan berat pesawat (weight W). Pada saat pesawat sedang menjelajah (cruise) pada
kecepatan dan ketinggian konstan, ke-4 gaya tersebut berada dalam kesetimbangan: T
= D dan L = W. Sedangkan pada saat pesawat take off dan landing, terjadi akselerasi
dan deselerasi yang dapat dijelaskan menggunakan Hukum II Newton (total gaya
adalah sama dengan massa dikalikan dengan percepatan).
Pada saat take off, pesawat mengalami akselerasi dalam arah horizontal dan
vertikal. Pada saat ini, L harus lebih besar dari W, demikian juga T lebih besar dari D.
Dengan demikian diperlukan daya mesin yang besar pada saat take off. Gagal take off
bisa disebabkan karena kurangnya daya mesin (karena berbagai hal: kerusakan
mekanik, human error, gangguan eksternal, dsb), ataupun gangguan sistem pada
pesawat.
7
Dibalik Terbangnya Sebuah Pesawat
Sebagian besar pesawat komersial saat ini menggunakan mesin turbofan.
Turbofan berasal dari dua kata, yakni turbin dan fan. Komponan fan merupakan
pembeda antara mesin ini dengan turbojet. Pada mesin turbojet, udara luar dikompresi
oleh kompresor hingga mencapai tekanan tinggi. Selanjutnya udara bertekanan tinggi
tersebut masuk ke dalam ruang bakar untuk dicampurkan dengan bahan bakar (avtur).
Pembakaran udara bahan bakar tersebut akan meningkatkan temperatur dan
tekanan fluida kerja. Fluida bertekanan tinggi ini selanjutnya dilewatkan melalui
turbin dan keluar pada nosel dengan kecepatan sangat tinggi. Perbedaan kecepatan
udara masuk dan fluida keluar dari mesin mencitpakan gaya dorong T (Hukum III
Newton: Aksi dan Reaksi). Gaya dorong T ini dimanfaatkan untuk bergerak dalam
arah horizontal dan sebagian diubah oleh sayap pesawat menjadi gaya angkat L.
Fan pada mesin turbofan berfungsi memberikan tambahan laju udara yang
memasuki mesin melalui bypass air. Udara segar ini akan bertemu dengan campuran
udara bahan bakar yang telah terbakar di ujung luar mesin. Salah satu keuntungan
penggunaan turbofan adalah dia mampu meredam kebisingan suara pada turbojet.
Namun karena turbofan memiliki susunan komponen yang relative kompleks, maka
mesin jenis ini sangat rentan terhadap gangguan FOD (Foreign Object Damage) dan
pembentukan es di dalam mesin. Masuknya FOD (seperti burung) ke dalam mesin
bisa menyebabkan kejadian fatal pada pesawat.
8
Sayap: Mengubah T Menjadi L
Hingga saat ini, setidaknya ada 3 penjelasan yang diterima untuk fenomena
munculnya gaya angkat pada sayap: prinsip Bernoulli, Hukum III Newton, dan efek
Coanda. Sayap pesawat memiliki kontur potongan melintang yang unik: airfoil. Pada
airfoil, permukaan atas sedikit melengkung membentuk kurva cembung, sedangkan
permukaan bawah relatif datar. Bila sekelompok udara mengenai kontur airfoil ini,
maka ada kemungkinan bahwa udara bagian atas akan memiliki kecepatan lebih
tinggi dari bagian bawah: hal ini disebabkan karena udara bagian atas harus melewati
jarak yang lebih panjang (permukaan atas airfoil adalah cembung) dibandingkan
udara bagian bawah.
Prinsip Bernoulli menyatakan bahwa semakin tinggi kecepatan fluida (untuk
ketinggian yang relatif sama), maka tekanannya akan mengecil. Dengan demikian
akan terjadi perbedaan tekanan antara udara bagian bawah dan atas sayap: hal inilah
yang mencipakan gaya angkat L. Penjelasan dengan prinsip Bernoulli ini masih
menuai pro kontra; namun penjelasan ini pulalah yang digunakan Boeing untuk
menjelaskan prinsip gaya angkat.
Penjelasan menggunakan Hukum III Newton menekankan pada prinsip
perubahan momentum manakala udara dibelokkan oleh bagian bawah sayap pesawat.
Dari prinsip aksi reaksi, muncul gaya pada bagian bawah sayap yang besarnya sama
9
dengan gaya yang diberikan sayap untuk membelokkan udara. Sedangkan penjelasan
menggunakan efek Coanda menekankan pada beloknya kontur udara yang mengalir
di bagian atas sayap. Bagian atas sayap pesawat yang cembung memaksa udara untuk
mengikuti kontur tersebut. Pembelokan kontur udara tersebut dimungkinkan karena
adanya daerah tekanan rendah pada bagian atas sayap pesawat (atau dengan
penjelasan lain: pembelokan kontur udara tersebut menciptakan daerah tekanan
rendah). Perbedaan tekanan tersebut menciptakan perbedaan gaya yang menimbulkan
gaya angkat L. Meski belum ada konsensus resmi mengenai mekanisme yang paling
akurat untuk menjelaskan munculnya fenomena gaya angkat, yang jelas sayap
pesawat berhasil mengubah sebagian gaya dorong T mesin menjadi gaya angkat L.
Kontrol Gerak Pesawat
Pesawat terbang memiliki kemampuan bergerak dalam tiga sumbu, yakni
pitch, roll, dan yaw. Gerak naik turunnya hidung pesawat dikontrol oleh elevator,
gerak naik turunnya sayap pesawat dikontrol oleh aileron, sedangkan gerak berbelok
dalam bidang horizontal dikontrol oleh rudder yang berada di sirip (fin) pesawat.
Selain itu, dibagian belakang sayap juga terdapat flap yang berfungsi membantu
meningkatkan gaya angkat pada saat take off maupun mengurangi gaya angkat pada
saat landing (air brake). Pada saat menjelajah (cruise) flap ini akan masuk ke dalam
sayap untuk mengurangi gaya hambat D pesawat.
Kecelakaan Pesawat Pada Saat Take-Off
Sebagian besar kecelakaan pesawat pada saat take off terjadi karena kegagalan
fungsi mesin yang muncul karena berbagai sebab. Kegagalan fungsi mesin tersebut
bisa disebabkan karena kerusakan pada komponen mesin itu sendiri, kerusakan pada
daerah di dekat mesin yang berimbas pada mesin, kebocoran dan terbakarnya tanki
bahan bakar, ataupun kerusakan sistem kontrol pesawat, ataupun human error. Di
bawah ini akan diberikan gambaran kasus kecelakaan pesawat pada saat take off.
10
2. Aerodinamika Pada Roket
Roket merupakan wahana dirgantara yang dapat digunakan pada berbagai
misi yang dikehendaki, diantaranya adalah untuk kepentingan ilmiah dan pertahanan
wilayah. Roket terdiri dari berbagai sistem yang menyertainya antara lain nose cone,
sistem muatan, sirip dan motor roket.
3. Aerodinamika Pada Mobil F1
Ada sebuah kendaraan yang dibekali dengan sistem aerodinamika yang baik
akan mampu melesat bagai sebuah roket sebagaimana mobil F1 misalnya, namun
kesalahan dalam menjalankan sistem aerodinamika juga bisa fatal apabila dalam
kecepatan yang tinggi, mobil dapat terbang ke udara. Ada beberapa bagian yang perlu
diperhatikan untuk sisi aerodinamika pada sebuah mobil , yaitu:
a. Spoiler Belakang.
b. Spoiler Depan.
c. Wins.
d. Deflector.
e. Side Skirt.
Perangkat ini merupakan bagian dari perangkat aerodinamika pada sebuah
kendaran, yang fungsinya membuat aliran udara yang akan masuk kedalam kolong
mobil dibuat lebih minim, ini dibuat pada kendaraan balap terutama pada medan
rally, namun berbeda untuk mobil balap pada lintasan tim riset tinggal membuat
bagian kolong mobil rata, berikut penjelasannya:
11
a. Spoiler Belakang
Komponen yang sering dipakai untuk modifikasi oleh para penikmat
modifikasi kendaraan roda empat ini, biasanya modifikasi itu menganut paham mobil
sport atau mobil balap yang mempunyai karakteristik membuat kendaraan stabil dan
baik untuk kecepatan tinggi.
Penggunaan spoiler belakang ini berfungsi untuk menahan gaya lift up
belakang yang ditimbulkan saat kecepatan tinggi agar mobil tidak melayang dan
terbang yang kan membahayakan pengemudi dan penumpang. Pemasanagn spoiler
belakang ini harus diimbangi dengan pemasangan spoiler depan agar pada saat mobil
melaju dengan kecepatan tinggi akan terjadi keseimbangan yang tepat, yaitu akan
bagian depan dan belakang akan menahan gaya lift up secara seimbang, apabila
hanya dalam pemasangannya hanya satu bagian saja, maka akan tetap beresiko mobil
menjadi tidak stabil pada saat kecepatan tinggi, jadi solusinya pemasangan spoiler
belakang harus diimbangi dengan pemasangan spoiler depan. spoiler belakang ini
biasanya dalam dunia otomotif disebut juga bemper belakang yang umumnya dibuat
untuk diletakkan di bagian buritan / belakang seperti bagasi atau untuk mobil tanpa
bagasi dibagian belakang atas kaca belakang. Bentuk spoiler itu menyerupai wing,
12
hanya saja spoiler itu cenderung berbentuk lebih landai dan kecil dan umumnya
langsung menempel pada body. Fungsi spoiler sebenarnya didesain untuk lebih
membantu fungsi spoiler depan, yaitu untuk mengurangi gejala melayang saat mobil
melaju (Fungsi Aerodinamika). Saat ini aplikasi spoiler bisa dipergunakan pada setiap
kendaraan non bagasi maupun bagasi, baik itu untuk kendaraan kontes ataupun
kendaraan harian karena mampu membuat penampilan mobil standar tampak lebih
sporty look.
Bentuk spoiler yang memiliki ukuran lebih kecil dengan desain lekukan
mengara keatas layaknya ekor itik serta terlihat lebih menyatu dengan body belakang
dikenal dengan sebutan ducktail. Placement spoiler ataupun ducktail tidak selalu
diatas bagasi mobil tetapi bisa juga diletakkan dibibir roof belakang mobil bagi
kendaraan yang tidak ada bagasinya. Bahannya pun ada dua macam, karbon dan
fiber. Pemasangan spoiler belakang ini merupakan penerapan prinsip aero dinamika
yang akan melawan gaya lift up dari sebuah mobil yang sedang emlaju dengan
ekcepatan tinggi, jadi kendaraan akan tetap aman dan stabil.
b. Spoiler Depan
Spoiler depan merupakan salah satu aksesoris pada kendaraan yang berkaitan
dengan penerpaan ilmu aerodinamika yang harus diperhatikan keberadaanya, karena
spoiler depan ini berfungsi untuk menahan angin yang melewati kendaraan dan
membuatnya ban kendaraan akan melekat dengan tanah atau menahan gaya udara
yang ditimbulkan pada saat kecepatan tinggi, spoiler depan ini pada dunia otomotif
dikenal dengan sebutan bemper depan, biasanya pemasangan spoiler depan ini
diimbangi dengan penmasangan spoiler belakang atau bemper belakang, hal tersebut
dilakukan agar pada saat kendaraan melaju dengan kecepatan tinggi maka akan
terjadi gaya tekan yang sama yang dihasikan antara spoiler depan dan belakang yang
akan melawan gaya lift up dari kendaraan itu sendiri.
13
Sebenarnya pemasangan spoiler depan ini juga banyak manfaatnya, yaitu
selain memodifikasi sebuah mobil atau meng custom mobil hal tersebut juga akan
membuat nyaman dan aman ketika kita berkendara, karena hal tersebut dapat
memaksimalkan fungsi aerodinamika body kendaraan, tetapi yang terjadi adalah
banyak yang memodifiaksi spoiler depan ini tanpa mengerti atau paham tentang sisi
aerodinamika dari sebuah kendaraan itu sendiri yang akan mengakibatkan kecelakaan
saar berkendara karena mobil akan melayang dan oleng kesamping, kalau ingin
membuat mobil modifikasi sebaiknya memperhatikan sisi aerodinamikanya untuk
kenyamanan dan keamanan.
Untuk pemasangan spoiler depan ini agak berada dibagian bawah, sebenarnya
hal tersebut dibuat untuk lebih mendekatkan jarak bodi ketanah guna memperkecil
masuknya angin dari bawah sehingga pada kecepatan tinggi dapat mengurangi daya
limbung / melayang, namun penggunaannya saat ini lebih kepada segi fashion
modifikasi saja, terutama buat body kit custom yang desainnya tidak
memperhitungkan segi aerodinamika.
c. Wins
Penggunaan sayap / wing dibagian buritan (belakang) pada awalnya hanya
dipakai pada mobil-mobil yang akan bertarung diarena balap untuk meningkatkan
14
traksi ban, karena wing dipercaya mampu mengontrol arah angin yang datang ke
mobil sehingga mobil mendapat daya tekan lebih pada bagian buritan (Downforce)
agar bisa tetap melaju dengan mulus diatas aspal tanpa melayang ataupun melintir
saat menikung.
Bentuk umumnya wing memiliki tiang penyangga yang cukup tinggi dengan
lembaran karbon yang didesain cukup besar dan lekukan yang sporty sedikit terlihat
kaku dan berat. Sebenarnya wing ini fungsinya hampir sama dengan spoiler belakang
atau bumper belakang , karena letaknya yang berada dibelakang dan menahan atau
melawa gaya lift up pada kendaraan.
d. Deflector
Defector ini merupakan salah satu bagian dari sebuah mobil yang
memperhatikan sisi aerodinamika sebuah kendaraan yaitu dimana deflector ini
berfungsi untuk menyalurkan udara yang menerpa bagian depan kendaraan pertama
kali dan membuat aliran angin tersebut menjadi terarah keluar dan membuat
kendaraan kita menjadi stabil pada saat kecepatan tinggi, tetapi selian kegunaan
15
tersebut deflector ini juga berfungsi untuk membuang kotoran atau debu yang
menerpa kendaraan saat melaju pada kecepatan ynag tinggi dan membuang debu atau
kotoran itu langsung terlempar keatas sehingga tidak membentur kaca depan
mobil, Selain kegunaan atau fungsi deflector yang cukup bermanfaat ini yang akan
memaksimalkan aerodinamika sebuah kendaraan, deflector ini juga bisa menjadi
sebuah modifikasi yang bisa membuat tampilan exterior sebuah kendaraan menjadi
menarik dan elegan, karena pemasangan nya akan membuat sebuah mobil menjadi
memiliki tingkat kenyamanan dan keamanan yang tinggi.
Pemasangan deflector ini bisanya kurang diperhatikan atau agak diabaikan
oleh para pengguna kendaraan, karena efek nya tidak terasa langsung, sebaiknya para
pengguna lebih memperhatikan sisi aerodinamika secara keseluruhan.
e. Side Skirt
Side skirt merupakan bagian dari Body kit yaitu terdiri dari spoiler depan atau
bemper depan, spoiler belakang dan Side Skirt itu sendiri, side skirt ini berfungsi
untuk meneruskan laju hembusan angin supaya lancar dan tidak membuat mobil
oleng pada saat dikendarai, side skirt ini sangat penting juga dalam mendukung sisi
aerodinamika dalam sebuah kendaraan, hal tersebut dipasang selain untuk
16
mendukung sisi aerodinamika dalam sebuah mobil juga bisa untuk modifikasi
kendaraan yang bisa dijadikan andalan pada sebuah modifikasi karena bentuk nya
menarik dan sangat mempengaruhi dari exterior pada sebuah mobil.
Dalam kenyataanya banyak pembuat side skirt yang kurang paham akan apa
itu yang dinamakan aerodinamika, jadi ada beberapa modifikasi yang salah dalam
mendesain sebuah side skirt. Jadi solusi dari permasalahan itu harus diberi
pemahaman kepada bengkel modifikasi untuk lebih memperhatikan sisi aerodinamika
sebuah kendaraan.
4. Aerodinamika Pada Mobil
Aerodinamika berkaitan dengan motorsport. Meski aerodinamika di mobil reli
tidak terlalu signifikan, pemasangan perangkat seperti ini tidak sembarangan. Semua
ada hitungan dan fungsinya. Apalagi hal ini juga diatur oleh Badan Otomotif
Internasional FIA lewat peraturannya yang ketat
17
Mamang diakui aerodinamika di mobil reli tidak sepenting seperti di mobil-
mobil balap Grand Prix. Apalagi bentuk mobil reli yang sekarang mengikuti bentuk
mobil aslinya yang diproduksi secara masal. Tidak seperti mobil F1 atau yang
lainnya. Tapi bukan berarti mobil reli mangabaikan masalah aerodinamika
.
Body shell dan aerodinamika mobil-mobil WRC (WRCar) yang digunakan
saat ini sangat berbeda dengan WRCar era 1908-an dan 1990-an. Hal itu disebabkan
peraturan FIA yang mengatur segi bobot kendaraan dan dimensi spoiler yang boleh
dipakai telah berubah. Selain juga disebabkan pemahaman orang akan fungsi
aerodinamika pada WRCar telah meningkat seiring kemajuan teknologi. Artinya,
semakin kencang laju mobil, maka mobil membutuhkan dukungan aerodinamika
yang baik dan tepat.
Dari keseluruhan aerodinamika WRCar buat bagian depan dan belakang, yang
paling diperhatikan adalah bagian depan. Bagian depan adalah bagian mobil yang
lebih dulu membelah angina ketika mobil melaju dalam kecepatan tinggi.
Makanya untuk menciptakan keseimbangan di bagian depan, para mekanik
WRCar paling concern pada bagian bumper. Tingkat aerodinamika pada bagian
WRCar sangat vital. Pasalnya, FIA menerapkan regulasi untuk sistim pendingin
mesin. Kalau mengikut aturan FIA, sistim pendinginan belum mampu bekerja secara
maksimal untuk mendinginkan mesin. Makanya mobil harus mangandalkan udara
sebagai alat pembantu pendinginan. Caranya dengan memodifikasi bentuk bumper
semaksimal mungkin.
Bentuk bumper yang baik dengan tingkat aerodinamika yang tepat bias
membantu mendinginkan radiator dan intercooler. Selain itu membantu memotong
(bypass) angina yang melewati ruang mesin. Volume udara dan kecepatan udara yang
18
masuk dari depan dapat berfungsi mendinginkan intercooler. Wakhasil, intercooler
yang dipasang bias berukuran lebih besar.
Ada lagi perangkat yang terdapat di dekat bumper, yaitu air conduct, yang
letaknya di bagian bawah bumper. Perangkat ini membantu mendinginkan system
rem sehingga suhunya tetap terjaga. Meski rem berkali-kali digunakan dalam keadaan
kecepatan tinggi, sistemnya dapat bekerja dengan baik.
Untuk mendapatkan area pendinginan yang lebih luas untuk mesin, fog lamp
yang dipasang di bumper harus berukuran kecil. Bentuk rumah fog lamp pun
hemispherical jarena terbukti membantu tingkat aerodinamika mobil.
Bumper yang digunakan pada WRCar lebar-lebar. Fungsinya untuk
menyesuaikan lebar kendaraan sehingga hambatan udara yang ditimbulkan oleh
bagian depan dapat diminimalisasi. Biasanya untuk mengetahui baik tidaknya cara
kerja bumper, mobil harus melalui pangujian di wind tunnel (terowongan angina)
sehingga diketahui kecepatan aerodinamika yang dibutuhkan.
Bahan dasar pembuatan bumper terbuat dari flexible soft carbon. Bahkan ini
anti pecah dan tidak gampang mengalami perubahan bentuk jika mobil bertabrakan.
Dulu sebelum bahan ini digunakan, bumper WRCar terbuat dari karet.
19
Setelah bagian depan, modifikasi batu dilakukan untuk bagian belakang.
Biasanya modifikasi belakang dilakukan untuk menyeimbangkan aerodinamika di
depan. Umumnya yang paling diperhatikan di bagian belakang adalah rear deck
spoiler. Bentuk bagian ini selalu berubah-ubah sesuai regulasi FIA.
Regulasi yang berlaku saat ini mengharuskan pamakaian rear deck spoiler
yang lebih kecil. Agar bias menyesuaikan dengan regulasi baru tersebut, sejumlah
mobil WRC mengandalkan jumlah wing. Dari hasil penambahan itu, down force
bagian belakang mobil semakin mencengkram.
Tapi ada juga yang menambhakan vertical rectifying plate (plat vertical pada
wing belakang). Ini bertujuan untuk meningkatkan stabilitas kendaraan pada
kecepatan menengah di tikungan saat kendaraan melakukan sliding. Dengan alat ini,
mobil tidak akan out saat menmikung dengan kecepat tinggi
20
BAB III PENUTUP
A. Kesimpilan
Aerodinamika diambil dari kata Aero dan Dinamika yang bisa diartikan udara
dan perubahan gerak dan bisa juga ditarik sebuah pengertian yaitu suatu perubahan
gerak dari suatu benda akibat dari hambatan udara ketika benda tersebut melaju
dengan kencang. Benda yang dimaksud diatas dapat berupa kendaran bermotor
(mobil,truk,bis maupun motor) yang sangat terkait hubungannya dengan
perkembangan aerodinamika sekarang ini. Adapun hal-hal yang berkaitan dengan
aerodinamika adalah kecepatan kendaraan dan hambatan udara ketika kendaraan itu
melaju. Aerodinamika berasal dari dua buah kata yaitu aero yang berarti bagian dari
udara atau ilmu keudaraan dan dinamika yang berarti cabang ilmu alam yang
menyelidiki benda-benda bergerak serta gaya yang menyebabkan gerakan-gerakan
tersebut. Aero berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara, dan Dinamika yang
diartikan kekuatan atau tenaga. Jadi Aerodinamika dapat diartikan sebagai ilmu
pengetahuan mengenai akibat-akibat yang ditimbulkan udara atau gas-gas lain yang
bergerak. Dalam Aerodinamika dikenal beberapa gaya yang bekerja pada sebuah
benda dan lebih spesifik lagi pada mobil seperti dikemukakan oleh Djoeli
Satrijo(1999;53).
“Tahanan Aerodinamika, gaya angkat aerodinamik , dan momen angguk
aerodinamik memiliki pengaruh yang bermakna pada unjuk kendaraan pada
kecepatan sedang dan tinggi. Peningkatan penekanan pada penghematan bahan bakar
dan pada penghematan energi telah memacu keterkaitan baru dalam memperbaiki
unjuk kerja aero dinamika pada jalan raya”. Aerodinamika hanya berlaku pada
kendaraan-kendaraan yang mencapai kecepatan diatas 80 km/ jam saja, seperti yang
diterapkan pada mobil sedan, formula 1, moto gp. Untuk kendaraan-kendaraan yang
kecepatannya dibawah 80 km/ jam aerodinamis tidak begitu diperhatikan, seperti
pada mobil-mobil keluarga, mobil land rover dan sejenisnya. Pada kendaraan yang
21
mempunyai kecepatan diatas 80 km/jam faktor aerodinamis digunakan untuk
mengoptimalkan kecepatannya disamping unjuk performa mesin juga berpengaruh.
B. Saran
Semoga makalah yang dibuat oleh penulis dapat dipahami dan memberikan
manfaat untuk para pembacanya, dan kami minta kritik atau saran dari para
pembacanya. Sekian makalah ini dibuat. Semoga bermanfaat.
22
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Aerodinamika
http://mechanicalengboy.wordpress.com/2013/01/21/aerodinamika-pada-f1-
part-2/
http://mardiyan22.files.wordpress.com/2011/01/aerodinamika.pdf
http://blogs.unpad.ac.id/cholik/2012/10/30/aerodinamika/
http://purnama-bgp.blogspot.com/2013/03/pengertian-aerodinamika.html
http://auditsu.blogspot.com/2009/11/aerodinamika-dan-ilmu-
penerbangan.html
http://id.prmob.net/pesawat/prinsip-bernoulli/daniel-bernoulli-2453488.html
23