SARANA PENTING DALAM MEWUJUDKAN KEBERHASILANMUTU PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH
Oleh : Agus SetyonoNIM : 016505222
Semester/Kelas : III/BFakultas Ilmu Perpustakaan
Universitas Terbuka UPBJJ-UT Malang Pokjar Trenggalek
ABSTRAK : Sekolah pada tingkatan dasar dan menengah merupakan pondasi bagi pembentukan karakter dankeberhasilan generasi muda di masa yang akan datang. Berbagai strategi dan fasilitas untuk meraih keberhasilan dalam proses pendidikan dan pendidikan menjadi penting bagi sekolah. Gedung perpustakaan, perlengkapan (perabot)/ peralatan, sumber daya koleksi, dan manajemen adalah hal-hal klasik yang perlu segera mendapat perhatian dari berbagai pihak. Tak kurang organisasi dunia maupun pemerintahpun mengeluarkan kebijakan dan landasan hukum yang diharapkan mampu mengurai masalah-masalah tersebut. Manifesto tentang perpustakaan sekolah oleh UNESCO/IFLA, UU Perpustakaan, Permendiknas tentang Standar Tenaga Perpustakaan Sekolah/Madrasah, dan Standar Nasional Indonesia tentang Perpustakaan sekolah adalah produk-produk yang diharapkan menjadi pedoman dan panduan bagi adanya perpustakaan dan pengelolaan perpustakaan sekolah yang lebih baik. Sehingga ke depan, perpustakaan sekolah dapat benar-benar menjadi sarana penting bagi keberhasilan proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah atau pendidikan tingkat dasar dan menengah. Tulisan ini mencoba memotret, mengurai dan menjelaskan bagaimana seharusnya perpustakaan sekolah didirikan dan dikelola agar fungsinya yang mendukung keberhasilan proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah dapat tercapai.Kata kunci: Perpustakaan Sekolah, Standar Perpustakaan Sekolah, Standar Tenaga Perpustakaan Sekolah, Pendidikan Dasar dan Menengah
Page | 1
Pendahuluan
Keberadaan perpustakaan sekolah di lingkungan sekolah masih kurang
mendapat perhatian. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya pertumbuhan
perpustakaan pada lembaga pendidikan, khususnya pada tingkat Pendidikan
Pendidikan Dasar. Kondisi-kondisi tentu tidak dapat dibiarkan berlarut
larut, mengingat tanggung jawab yang besar disandarkan pada institusi
pendidikan dasar dan menengah ini. Masyarakat dan berbagai organisasi
mulai ‘gerah’ terhadap kondisi-kondisi yang terjadi. Sehingga mulai ada
‘tuntutan’ agar perpustakaan benar-benar ‘dimasukkan’ dalam elemen
pengembangan pendidikan dan pembelajaran. Bahkan pada tahun 2000,
UNESCO dan IFLA telah mengeluarkan manifesto tentang Perpustakaan
Sekolah yang menyebutkan:
“Governments, through their ministries responsible for education,
are urged to develop
strategies, policies and plans that implement the principles of this
Manifesto”
Manifesto itu menegaskan bahwa Pemerintah melalui menteri-
menterinya yang bertanggungjawab atas pendidikan, diwajibkan
mengembangkan strategi, kebijakan- kebijakan dan rencana-rencana
yang mampu mengimplementasikan prinsip-prinsip manifesto ini.
Selain itu dalam misinya, manifesto ini ingin menegaskan bahwa
perpustakaan sekolah menyediakan informasi dan gagasan yang menjadi
dasar untuk membentuk masyarakat saat ini yang berbasis informasi
dan ilmu pengetahuan. Perpustakaan juga harus mampu membekali
siswa dengan kemampuan pembelajaran sepanjang hayat dan
mengembangkan imajinasinya, sehingga membekali mereka menjadi warga
negara yang bertanggungjawab.
Manifesto menurut Natajumena (2008) sesuai dengan misi UU
nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
yang bertujuan untuk berkembang potensi peserta didik agar menjadi
Page | 2
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia,
sehat, beriman, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga yang demokratis
serta bertanggungjawab.
Dari data yang sempat penulis dapatkan, sudah ada upaya dari
pemerintah melalui Kemendiknas paling tidak untuk Sekolah Dasar (SD) yang
menargetkan pada tahun 2015 seluruh SD di Indonesia harus sudah
mempunyai perpustakaan. Sampai saat ini, dari 148 ribu SD yang ada di
Indonesia, ada 50 ribu SD yang sudah memiliki perpustakaan, dan
Kemendiknas menargetkan setiap tahunnya akan ada tambahan 20 ribu SD
yang memiliki perpustakaan (Media Indonesia, 3 juli 2010). Tentu ini sebuah
kabar baik juga bagi sekolah-sekolah yang saat ini belum memiliki fasilitas
perpustakaan. Hal ini juga menunjukkan keseriusan pemerintah dalam
mewujudkan fasilitas pendidikan dan pembelajaran yang memadai bagi
generasi muda di Indonesia.
Untuk dapat mengatasi kendala-kendala yang di hadapi perlu adanya
perpustakaan, perpustakaan perlu direncanakan pendiriannya (1) Ruang Gedung
sebagai sarana wadah dalam menyelenggarakan perpustakaan. (2) Perlengkapan
(perabot) Peralatan Perpustakaan, (3) Koleksi, perpustakaan sekolah tidak harus
mempunyai koleksi banyak, sesuai dengan kebutuhannya saja. (4) Manajemen
SDM, perpustakaan harus mempunyai staf setidaknya mempunyai ilmu tentang
perpustakaan untuk mengelola perpustakaan dan (5) Pendanaan, mempunyai
sumber dana agar perpustakaan bisa berjalan dalam memenuhi kebutuhan
pemakainya.
Pengertian – Pengertian
Pengertian perpustakaan sekolah, menurut Sulistyo-Basuki (1994)
adalah perpustakaan yang berada di sekolah dengan fungsi utama membantu
tercapainya tujuan sekolah serta dikelola oleh sekolah yang bersangkutan.
Sedangkan menurut Standar Nasional Indonesia untuk Perpustakaan
Sekolah (SNI 7329-2009), pengertian perpustakaan sekolah adalah
perpustakaan yang berada pada satuan pendidikan formal di lingkungan
pendidikan dasar dan menengah yang merupakan bagian integral dari
Page | 3
kegiatan sekolah yang bersangkutan, dan merupakan pusat sumber belajar
untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan.
Dari dua pengertian di atas dapat ditarik Kesimpulan bahwa perpustakaan
sekolah harus menjadi bagian penting dari tujuan pendidikan di
sekolah yang bersangkutan.
Landasan Hukum
Saat ini peran, fungsi, dan bagaimana seharusnya perpustakaan
sekolah dikelola telah mempunyai banyak landasan hukum. Sebagai contoh
adalah payung hukum yang secara global mengatur tentang perpustakaan
sudah dikeluarkan oleh pemerintah melalui Undang-undang nomor 43 tahun
2007 tentang perpustakaan. Perpustakaan Sekolah juga tidak luput dari
diatur dalam UU tersebut yakni pada pasal 23 ayat 1-6 dimana diantaranya
disebutkan bahwa setiap sekolah/madrasah menyelenggarakan
perpustakaan yang memenuhi standar nasional perpustakaan dengan
memperhatikan standar nasional pendidikan, mengembangkan koleksi
yang mendukung kurikulum pendidikan, dan sekolah/madrasah
mengalokasikan paling sedikit 5% dari anggaran belanja operasional
sekolah/madrasah. Untuk menjamin pelaksanaan UU tersebut bahkan dalam
pasal 52 diatur tentang sanksi administratif yang akan dikenakan kepada
lembaga penyelenggara perpustakaan (sekolah/madrasah) yang tidak
melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 23. Sedangkan
untuk tenaga perpustakaan atau pustakawan sekolah/madrasah sudah ada
landasan hukumnya yang diatur melalui Permendiknas RI nomor 25 tahun
2008 tentang standar tenaga perpustakaan sekolah/madrasah.
Landasan-landasan hukum ini tentu sangat penting agar ke depan
perpustakaan benar-benar menjadi sarana penting yang diperhatikan
pengelola lembaga pendidikan dasar dan menengah dalam menjalankan
fungsinya terkait pendidikan dan pembelajaran.
Page | 4
Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Sekolah
Menurut Standar Perpustakaan Sekolah (SNI 7329-2009),
perpustakaan sekolah bertujuan menyediakan pusat sumber belajar
sehingga dapat membantu pengembangan dan peningkatan minat baca,
literasi informasi, bakat serta kemampuan peserta didik. Seperti dalam
Surachman (2007), apabila kita lebur tujuan tersebut ke dalam fungsi-fungsi
yang terdapat dalam perpustakaan, maka fungsi perpustakaan sekolah adalah
sebagai:
a. Pusat kegiatan belajar-mengajar yang terintegrasi dengan kurikulum di
sekolah
b. Pusat penelitian sederhana yang memungkinkan para siswa
mengembangkan kreativitas, bakat dan imajinasinya.
c. Pusat kegiatan rekreatif (hiburan) dan pusat peningkatan minat baca
d. Pusat belajar mandiri dan meningkatkan kemampuan literasi informasi bagi
siswa
Tujuan dan fungsi perpustakaan sekolah di atas menegaskan bahwa
perpustakaan sekolah harus dapat menjadi bagian integral dalam proses
pengembangan pendidikan dan pembelajaran yang dilakukan di sekolah.
Hal ini ke depan akan memberikan jaminan terbentuknya generasi yang
terampil belajar sepanjang hayat dan mampu mengembangkan daya pikir agar
mereka dapat hidup sebagai warga negara yang bertanggung jawab.
Page | 5
GEDUNG PERPUSTAKAAN, PERLENGKAPAN / PERALATAN,
SUMBER DAYA KOLEKSI dan MANAJEMEN (SDM)
Sedangkan mendirikan perpustakaan mempunyai banyak unsur penting
agar perpustakaan dapat menjalankan tugasnya, antara lain sebagai berikut :
Gedung / Gedung Perpustakaan
Secara umum gedung adalah suatu bangunan yang di bangun/didirikan
untuk menjalankan aktivitas dan tempat untuk meyimpan suatu barang. Dan
Gedung perpustakaan adalah suatu bangunan yang dibangun untuk mengelola
perpustakaan dimana perpustakaan itu berdiri. Perpustakaan sekolah harus
dirancang agar mempunyai rasa aman dan nyaman bagi siswa, dirancang kokoh
dan mempunyai daya tahan terhadap suhu maupun bencana yang sekarang ini
banyak terjadi di Indonesia, sebagai contohnya gempa bumi dan tanah longsor.
Perlengkapan (perabot) / Peralatan Perpustakaan.
Perabot perpustakaan adalah sarana pendukung atau perlengkapan
perpustakaan yang digunakan dalam proses pelayanan pemakai perpustakaan
dan merupakan kelengkapan yang harus ada untuk terselenggaranya
perpustakaan. Yang termasuk dalam perabot/perlengkapan perpustakaan antara
lain :
Rak buku
Rak majalah
Rak surat kabar
Rak atlas dan kamus
Papan peraga / pameran
Laci penitipan tas
Lemari catalog
Lemari multi media
Lemari Arsip
Meja dan kursi sirkulasi
Meja dan kursi baca
Page | 6
Meja dan kursi pegawai
Peralatan perpustakaan adalah barang-barang yang diperlukan secara
langsung dalam mengerjakan tugas/kegiatan di perpustakaan. Yang termasuk
dalam perlengkapan perpustakaan antara lain :
Buku pedoman perpustakaan
Buku klasifikasi
Kartu catalog
Buku Induk
Kantong buku
Lembar tanggal kembali
Label
Cap inventaris
Cap perpustakaan
Bak stempel
Kartu pemesanan
Mesin ketik/Komputer
ATK
Selotip
Lem dll.
Sumber Daya Koleksi
Merujuk pada Standar Perpustakaan Sekolah dimana
perpustakaan bertujuan menyediakan pusat sumber belajar, maka koleksi
atau sumber daya koleksi merupakan unsur penting dari keberadaan
perpustakaan sekolah. Koleksi perpustakaan merupakan bagian yang
menjadi keberhasilan fungsi dan tujuan perpustakaan sekolah. Banyak
kasus ditemui perpustakaan menjadi tidak laku karena koleksinya yang
sedikit, tidak lengkap dan kurang menarik. Hal ini juga menjadi
permasalahan yang ditemui di banyak perpustakaan sekolah di Indonesia.
Koleksi yang kurang beragam dan hanya mengandalkan buku teks bantuan
dari pemerintah merupakan hal yang lazim ditemui di perpustakaan-
Page | 7
perpustakaan sekolah, yang bahkan tidak mengalami perubahan selama
bertahun-tahun. Tak jarang tampilan bukupun menjadi tidak menarik bagi
siswa untuk menyentuhnya. Tentu ini menjadi masalah serius, karena salah
satu ciri keberhasilan sebuah perpustakaan adalah ketersediaan dan
keterpakaian koleksinya. Pada level masalah ini maka perlu adanya
kebijakan dan perencanaan dalam sistem pengembangan koleksi
perpustakaan.
Manajemen SDM
Sumber daya manusia merupakan hal yang sering ditemui
dalam pengelolaan perpustakaan. Untuk itu kiranya perlu juga diperhatikan
bagaimana manajemen sumber daya manusia atau pengelola perpustakaan
ini dilakukan. Pengambil kebijakan di sekolah dalam hal ini kepala
sekolah atau pemilik sekolah harus memahami bahwa SDM Perpustakaan
adalah SDM Profesional. Sehingga tidak lagi dapat dengan sembarang
menempatkan orang atau staf di perpustakaan. Perlu ada pertimbangan-
pertimbangan kompetensi di bidang perpustakaaan.
SDM atau staf pengelola perpustakaan merupakan kunci
utama dalam kesuksesan sebuah perpustakaan. Inovasi dan ide-ide
kreatifnya akan membawa perpustakaan menjadi perpustakaan yang
berdayaguna dan juga nyaman digunakan oleh siswa didik maupun staf
pendidik. Selain itu kemampuan dan keahlian dalam bidang perpustakaan
juga menjadi faktor yang sangat penting untuk diperhatikan.
Page | 8
Berdasarkan standar nasional perpustakaan, setidaknya SDM di
perpustakaan sekolah terdiri dari:
• Kepala Perpustakaan: seseorang yang bertanggungjawab kepada
kepala sekolah, memiliki kualifikasi pendidikan minimal diploma dua
(D2) bidang ilmu perpustakaan dan informasi, atau diploma dua (D2)
bidang lain yang sudah memperoleh sertifikat pendidikan di bidang
ilmu perpustakaan dan informasi dari lembaga pendidikan yang
terakreditasi.
• Tenaga Perpustakaan Sekolah: seorang yang merupakan tenaga
teknis perpustakaan dengan klasifikasi minimal pendidikan sekolah
menengah serta memperoleh pelatihan kepustakawanan dari lembaga
pendidikan dan pelatihan yang terakreditasi.
Kedua SDM tersebut yang akan bekerjasama dalam melaksanakan
pengelolaan perpustakaan. Kepala perpustakaan merupakan orang yang
bertanggungjawab secara penuh terhadap perpustakaan. Sudah seharusnya
kepala perpustakaan ini mempunyai kemampuan untuk mengelola
perpustakaan, memahami visi dan misi sekolah, dan juga memahami
kurikulum yang diterapkan di perpustakaan. Sedangkan tenaga
perpustakaan harus mempunyai kemampuan teknis dalam bidang
perpustakaan karena akan membantu kepala perpustakaan dalam mengelola
perpustakaan dalam keseharian.
Selain itu sebenarnya kita dapat memanfaatkan siswa didik untuk
membantu pelayanan di perpustakaan sekolah. Hal ini juga merupakan
bagian dari proses pembelajaran bagi siswa didik untuk menyukai
perpustakaan. Ini dapat dilakukan apabila sekolah mempunyai keterbatasan
SDM. Siswa didik dapat diberi pelatihan singkat yang terkait bagaimana
melakukan pelayanan perpustakaan.
Untuk menjamin keberlangsungan perpustakaan, maka SDM
perpustakaan sekolah harus; (1) mengembangkan kemampuan
professionalnya; (2) memperhatikan kemampuan yang diperlukan dan
prosedur yang dibutuhkan untuk dapat mengelola perpustakaan secara
efektif – dari perpustakaan yang sekedar bertahan hidup menjadi
Page | 9
perpustakaan yang benar-benar berjalan secara baik, (3) mengembangkan
kebijakan dan prosedur dengan prinsip-prinsip yang mengaktualisasikan
visi dari perpustakaan sekolah; (4) mampu memperlihatkan keterkaitan
antara sumber-sumber informasi dan tujuan dan prioritas sekolah, serta
program perpustakaan; (5) dan menunjukkan kemampuan dan peran
melalui rencana manajemen.
Penentuan Lokasi Gedung/Ruangan Perpustakaan Sekolah
Tempat pendirian lokasi perpustakaan sekolah agar dapat terjangkau
dan memaksimalkan pemanfaatannya dengan tujuan mendukung proses belajar
mengajar untuk tercapainya harus dapat memenuhi kriteria diantaranya :
a. Berada ditempat yang luas, mempunyai kelebihan tanah (huk) untuk memungkinka dilakukannya perluasan pada masa mendatang, sesuai dengan perkembangan perpustakaan.
b. Berada dalam lingkungan bangunan sekolah dan berkedudukan di pusat kegiatan sekolah.
c. Merupakan gedung/satu ruangan utuh yang tidak bergabung dengan ruangan lain.
d. Mudah dicapai oleh pemakai, sehingga pemakai tidak membuang-buang waktu secara sia-sia.
e. Cukup tenang dan aman untuk menghindari dari gangguan suara keras dan kegaduhan.
Page | 10
Alokasi Gedung/Ruangan Perpustakaan Sekolah
Gedung perpustakaan sekolah dalam penentuan lokasi harus berada di tempat
yang strategis yaitu berada sudut lapangan, karena mempunyai tempat untuk
perluasan dan suasana yang lebih tenang.
Contoh Gambar:
Page | 11
Perpustakaan pada umumnya minimal memiliki 4 (empat) macam
ruangan diantaranya :
- Ruang koleksi buku (rak-rak buku)
1 rak (1 sisi, 5 susun, lebar 100 cm) dapat memuat 115-165 buku eksemplar
buku dan jarak antar rak 100-110 cm. Jadi dapat dihitung berapa
kebutuhan luas ruang yang diperlukan untuk menempatan rak dan dapat
disesuaikan dengan bahan pustaka yang dimiliki. Hal ini pun perlu
dipertimbangan untuk tahun-tahun yang akan datang. Atau berdasarkan
buku standar gedung dan perabot perpustakaan sekolah yang dibuat
Perpusnas bahwa rumus menentukan luas ruangan adalah
Jumlah judul x jumlah eksemplar buku x 1 m 2 Populasi siswa
- Ruang ba c a
Dari beberapa pedoman bahwa untuk siswa
diperkirakan memerlukan tempat 1 m2 yang dapat secara
keseluruhan diambil sekitar 20-30% populasi siswa.
- Ruang pengolahan bahan pustaka dan ruang Staf
Untuk melakukan kegiatan pengadaan dan pengolahan buku luas ruangan
tergantung berapa jumlah pengelola perpustakaan diperkirakan setiap
petugas memerlukan 2,5 m2
- Ruang sirkulasi
Ruang ini digunakan untuk pelayanan siswa dalam proses peminjaman dan
pengembalian buku, ruang yang diperlukan minimal cukup untuk
meletakan meja sirkulasi dan perlengkapan lainnya.
Page | 12
Pembagian Ruang Menurut FungsiMenurut fungsinya pembagian persentase untuk masing masing ruang
adalah sebagai berikut ;1. Untuk perpustakaan sistem tertutup
- areal untuk koleksi 45%- areal untuk pengguna / siswa 25%- areal untuk staf 20%- areal untuk keperluan lain 10%
2. Untuk perpustakaan sistem terbuka - areal koleksi dan pengguna 70 %- real untuk staf 20%- areal untuk keperluan lain 10 %
3. Yang termasuk dalam areal koleksi adalah ; - areal buku rujukan, bahan ajar- areal majalah, surat kabar / kliping- areal koleksi fiksi dan non fiksi
4. Sedangkan yang termasuk areal pengguna adalah ; - areal peminjaman- areal baca yang bercampur dengan koleksi- areal katalog perpustakaan
5. Yang termasuk staf - areal pengadaan dan pengolahan- areal kerja pimpinan- areal komputer pengolahan- areal tata usaha/administrasi- areal makan- gudang buku dan perlengkapan
Bentuk RuangBentuk ruang yang paling efektif adalah bentuk bujur sangkar, karena
bentuk ruang ini paling mudah dan sangat cocok dalam pengaturan perabot
perputakaan apalagi bila rak buku yang dimiliki banyak dan lalu lintas yang
ramai. Bentuk ini paling baik dan mudah dalam pengaturan penerangannya.
Tata Ruang
Dalam merencanakan tata ruang harus didasari dengan hubungan
antar ruang yang dipandang dari segi efisiensi, alur kerja, mutu layanan,
keamanan dan pengawasan. Lihat contoh
Penempatan perabotan perpustakaan diletakan sesuai dengan
kegunaannya dan berdasarkan pembagian ruang diperpustakaan sebagai
contoh :
a. Lobi, lemari penitipan barang, papan pengumuman dan pameran,
kursi tamu, meja dan kursi petugas
Page | 13
b. Ruang peminjaman, meja dan kursi sirkulasi, kereta buku, lemari
arsip, laci-laci kartu pengguna, jika sudah otomosi maka
komputer , bacode reader dan kursi petugas.
c. Ruang koleksi buku, rak buku baik dari satu sisi atau dua sisi.
d. Ruang baca, meja kursi baca kelompok, perorangan (studi karel) dan
meja kamus
e. Ruang administrasi, meja kursi petugas, lemari arsip, mesin
ketik, computer, pesawat telepon, lemari buku dsb.
Pencahayaan, Sirkulasi Udara, Serta Pengamanan
Pencahayaan
Pencahayaan harus diatur sehingga tidak terjadi penurunan minat
membaca atau membuat silau. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
menghindari sinar matahari secara langsung serta memilih jenis yang
dapat memberikan sifat dan taraf penerangan yang tepat dengan
kebutuhan, misalnya :
- lampu pijar : memberikan cahaya setempat
- lampu TL/PL/Fluorescent : memberikan cahaya yang merata
- lampu sorot : memberi cahaya yang terfokus pada obyek tertentu
Ventilasi
Ventilasi dalam perpustakaan harus diperhatikan selain untuk petugas
juga diperlukan untuk bahan pustaka. Ada 2 macam system ventilasi :
- Ventilasi pasif
Ventilasi yang didapat dari alam caranya membuat lubang angin atau
jendela pada sisi dinding yang berhadapan serta sejajar dengan arah
angin lokal. Luas lubang angin atau jendela diusahakan
sebanding persyaratan dan fasilitas ruang (10% dari luas ruang
yang bersangkutan. Jika menggunakan ventilasi pasif seperti ini
sebaiknya rak tidak ditempatkan dekat jendela demi keamanan
koleksi dan terhindar dari sinar matahari secara langsung
Page | 14
- Ventilasi aktif
Ventilasi aktif adalah menggunakan sistem udara buatan yaitu
menggunakan AC ( Air Conditioning). Karena temperature dan
kelembaban ruang perpustakaan yang kontans maka dapat
menjaga keawetan koleksi dan peralatan tertentu seperti koleksi
langka.
Pengamanan
Untuk menjaga keamanan perpustakaan diperlukan antisipasi
apabila terjadi sesuatu. Contoh : kebakaran, bencana alam, dan hama.
1) Kebakaran
- Penempatan jalan darurat kearah luar pada tempat-tempat
strategis dan mudah di capai.
- Pemilihan bahan bangunan yang tidak mudah terbakar.
- Menyediakan alat-alat pemadam kebakaran
- Alat pendeteksi kebakaran (alarm)
2) Gempa bumi, angina topan, air hujan, banjir dan petir
- Perencanaan ketinggian permukaan lantai lebih tinggi dari pada
tanah disekitar bangunan.
- System pembuangan air hujan jangan menimbulkan genangan pada halaman perpustakaan.
- Perencanaan bangunan tahan gempa.- Memasang system penangkal petir terutama pada bangunan
yang berdiri pada tanah dataran tinggi.- Pemilihan bahan baku bangunan yang tahan terhadap hama.
Page | 15
Penggunaan Rambu-Rambu
Rambu-rambu dalam perpustakaan selain untuk memperindah ruangan
juga membantu pengguna menemukan dan memanfaatkan koleksi dan
fasilitas perpustakaan secara maksimal. Rambu-rambu dibuat dalam bentuk
tulisan, symbol ataupun gambar. Contoh rambu didalam perpustakaan seperti
symbol atau tulisan “meja informasi”, “ Penitipan Barang “, ‘ Harap
Tenang” atau “Dilarang merokok”. Dalam mendesain rambu di perpustakaan
perlu memperhatikan huruf, hendaknya huruf yang sederhana mudah dibaca
dari jauh dengan ukuran yang proposional. Kata-kata yang digunakan juga
harus yang singkat lugas, informasi secukupnya dan konsisten. Didalam
penempatan rambu-rambu perpustakaan biasanya menggunakan metode
digantung diplafon diantara rak, ditempel didinding atau perabot,
ditempatkan berdiri diatas lantai atau perabot perpustakaan
Penutup
Penjelasan dan uraian panjang diatas menunjukkan bahwa dalam
pendirian perpustakaan sekolah sebetulnya ada banyak faktor yang
mempengaruhi keberhasilannya. Bahkan berbagai aturan dan landasan
hukum juga telah dikeluarkan oleh berbagai pihak yang berkompetensi
untuk menjamin keberlangsungan perpustakaan sekolah dalam
mendukung proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Poin penting
yang perlu diperhatikan adalah bahwa perpustakaan harus dapat
mensinergikan program-program perpustakaan dengan visi-misi sekolah serta
kebutuhan kurikulum yang diterapkan. Perpustakaan sekolah adalah sebuah
proses kreatif dan inovatif yang mestinya menjadi bagian penting dalam
kegiatan belajar-mengajar di sekolah, dan tidak dapat dipisahkan dari sarana
tersebut.
Page | 16