Download pdf - Zakat Gaji

Transcript

Assalamualaikum

Kontroversi Zakat Gaji (Hubungan islam dan ekonomi)

Elnik Febria Salma Erna Fitriyaningsih Ika Famela Kurnia Nurhayati Nunik Eka Yuniawati S

Pengertian Zakat Gaji / Profesizakat hasil kerja dari pekerja-pekerja yang bergerak di bidang jasa.

Zakat yang dikeluarkan dari penghasilan profesi (hasil profesi) bila telah mencapai nisab. Profesi tersebut misalnya pegawai negeri, pegawai perusahaan (swasta), dokter, pengacara, konsultan, notaris, akuntan, artis, wiraswasta dan sebagainya.

Inti dari ajaran zakat yang mutlak, universal, dan tidak berubah adalah 1. Siapa pun yang memiliki kelebihan harta maka ia harus menginfakkan sebagian harta yang diterimanya itu 2. Harta yang diinfakkan oleh atau dipungut dari yang mampu itu harus ditasarufkan untuk kemaslahatan seluruh anggota masyarakat, dengan memprioritaskan mereka yang lemah.

Teori Zakat Prespektif EkonomiDalam pandangan masdar Dalil qotI adalah nilai kemaslahatan dan keadilan, yang merupakan jiwa dari hukum itu sendiri.

Dalil zhonni adalah seluruh ketentuan teks, ketentuan normative yang bisa digunakan untuk menterjemahkan yang qotI (nilai kemaslahatan dan keadilan) dalam kehidupan nyata.

Menurut gagasan Masdar obyek zakat yang harus diperluas cakupannya

Tujuan dan Manfaat ZakatDalam surat At-Taubat ayat 103 bahwa: Secara teologis kewajiban zakat diberlakukan untuk membersihkan harta dari berbagai syubhat dan sekali gus membersihkan jiwa pemiliknya dari berbagai kotoran rohani. Secara social menunjukkan rasa solidaritas dan kesetiakawanan orang-orang kaya kepada orangorang miskin sehingga terjalin persaudaraan yang kokoh di masyarakat yang saling menolong dan saling menyayangi.

Fungsi dan manfaat zakat yang lain disebutkan oleh Wahbah (1989,II:732-733) antara lain :1. Menghindari kecemburuan social sehingga harta menjadi aman, karena kecemburuan sosial bisa menimbulkan kerawanan di masyarakat. 2. Memberi bantuan langsung kepada fakir miskin. Apabila mereka mempunyai keterampilan, maka uang bantuan itu dapat dipergunakan sebagi modal usaha kecil, dan apabila tidak mempunyai kerampilan, maka akan dipergunakan sebagai bantuan yang dapat meringankan beban hidupnya. 3. Membersihkan muzakki dari sifat-sifat yang tidak terpuji dan tidak peduli kepada orang lain. karena orang mumin yang telah membiasakan membayar zakat akan menjadi orang dermawan. 4. Sebagai pernyataan rasa syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan karunia dan memberikan kemudahan-kemudahan mencari rizki. Bukankah banyak orang yang telah bekerja keras dan membanting tulang tetapi rizkinya pas-pasan.

Macam macam Jenis Zakat Gaji / Profesi Profesi yang dihasilkan sendiri atau pekerjaan yang tidak terikat dengan pihak lain (al-mihan al-hurrah), Profesi yang dihasilkan dengan berkaitan pada orang lain dengan memperoleh gaji atau pekerjaan yang terikat dengan pihak lain atau dikenal sebagai kerja profesi (kasb al-amal).

Dasar hukum Zakat Gaji / ProfesiDasar hukum zakat profesi dapat diambil dari mafhum ayat dan hadits : Hai orang-orang yang beriman, infaqkanlah sebahagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebahagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu (QS Al-Baqarah,2:267)

Dari Ibnu Abbas RA berkata: bahwa ketika Nabi SAW mengutus Muadz ke negeri Yaman beliau memberikan amanat (kepadanya): Sesungguhnya engkau akan menghadapi masyarakat Ahli Kitab, maka ajaklah mereka untuk bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa aku adalah utusan Allah; apabila mereka telah taat kepadamu mengenai hal itu, maka beritahukan kepada mereka bahwa Allah mewajibkan shalat lima kali sehari semalam; apabila mereka telah taat kepadamu mengenai hal itu, maka beritahukan kepada mereka bahwa Allah mewajibkan shadaqah (zakat) kepada mereka, yang diambil dari orang-orang kaya dan disalurkan kepada orang-orang miskin dari kalangan mereka. Apabila mereka telah taat kepadamu mengenai hal itu, maka kamu hendaklah berhati hati, jangan mengambil yang baik-baiknya saja dari harta mereka, dan hindarilah doa orang-orang yang teraniaya, karena antara doanya dengan Allah tidak ada hijab (HR Sejumlah besar Ahli Hadits)

Di Indonesia, pemungutan zakat gaji/penghasilan diatur dalam Undangundang Nomor 38/1999, tentang Pengelolaan Zakat. Turunannya adalah Keputusan Menteri Agama (KMA) No. 581 /1999, tentang Pelaksanaan UU. No. 38/1999, dan Keputusan Dirjen Bimas Islam dan Haji, No. D/291/2000, tentang Pedoman Teknis pengelolaan Zakat.

Landasan zakat profesi dianalogikan kepada dua sifat qiyas.Pertama tentang waktu pembayaran diqiyaskan kepada zakat pertanian yaitu dibayarkan ketika mendapatkan hasilnya (panen). Kedua nishab dan kadar zakatnya dianalogikan kepada zakat emas yaitu seharga 94 gram emas sedangkan kadar zakatnya sebesar 2,5 persen (qaedah qiyas al-syabah : Didin Hafidzudin, Sumber Zakat Dalam Perekonomian Modern).

Qiyas, Nisab, Kadar dan Waktu Pengeluaran Zakat Gaji atau Profesi1. Qiyas Nishab, Kadar, dan Waktu mengeluarkan Zakat Gaji atau Profesi a. Jika dianalogikan pada zakat perdagangan, maka nishab, kadar, dan waktu mengeluarkannya sama dengan zakat emas dan perak. Nishabnya 93,6 gram emas, kadar zakatnya 2,5 % dan waktu mengeluarkannya 1 th sekali, setelah dikurangi kebutuhan pokok. b. Jika dianalogikan pada zakat pertanian, maka nishabnya senilai 653 kg padi atau gandum, kadar zakatnya sebesar 5% dan dikeluarkan pada setiap mendapatkan gaji atau penghasilan. Misalnya sebulan sekali. c. Jika dianalogikan pada zakat rikaz, maka zakatnya sebesar 20 % tanpa ada nishab, dan dikeluarkan pada saat menerimanya. 2. Nisab Zakat Gaji atau Profesi Nisab zakat pendapatan/profesi mengambil rujukan kepada nisab zakat tanaman dan buah-buahan sebesar 5 wasaq atau 652,8 kg gabah setara dengan 520 kg beras.

Untuk menghitung nisabnya ada 2 cara: a. Nisab dihitung sesuai gaji/jasa profesi yang diterimanya. Apabila jumlahnya mencapai 1 nisab, maka wajib bayar zakat, apabila jumlahnya tidak mencapai nisab, tidak wajib bayar zakat. b. Menjumlahkan seluruh pendapatan baik dari gaji maupun jasa profesi yang diterima berturut-turut dalam waktu yg berdekatan. 3. Kadar Zakat Gaji atau Profesi Kadar zakat profesi yang diqiyaskan dengan zakat emas dan perak, yaitu 2,5% dari seluruh penghasilan kotor. Persentase dari pendapatan hasil kerja profesi relatif dg ketentuan : Untuk zakat pendapatan aktif volume persentase zakat yang dikeluarkan 2,5 % dari sisa aset simpanan dan telah mencapai nisab pada akhir masa haul Untuk zakat pendapatan pasif hasil kerja profesi persentase zakat yang dikeluarkan 10 % dari hasil total pendapatan kotor/5% dari pendapatan bersih setelah dipotong pengeluaran untuk kebutuhan primer dan operasional.

a. Jenis zakat hadiah/bonus/komisi yang erat kaitannya dengan kadar zakat profesi: Jika hadiah terkait dengan gaji maka ketentuannya sama dengan zakat profesi/pendapatan. kadarnya 2,5%. Jika komisi, pertama, hasil prosentasi keuntungan perusahaan kepada pegawai, kadarnya 10% ,kedua, hasil profesi(makelar, dll) maka aturan pembayaran zakat mengikuti zakat profesi. Jika berupa hibah, pertama, tidak di duga-duga sebelumnya, kadarnya 20%, kedua, sudah diduga dan diharap, maka digabung dengan kekayaan yang ada dan kadarnya 2,5%. b. Hasil Profesi,berupa harta dikategorikan dalam zakat harta (simpanan/kekayaan). Kadarnya 2,5%. 4. Waktu Zakat Gaji atau Profesi Pendapat ulama mengenai waktu pengeluaran dari zakat profesi: Pendapat As-Syafi'i dan Ahmad mensyaratkan haul terhitung dari kekayaan itu didapat Pendapat Abu Hanifah, Malik dan ulama modern, seperti Muh Abu Zahrah dan Abdul Wahab Khalaf mensyaratkah haul tetapi terhitung dari awal dan akhir harta itu diperoleh. Pendapat Ibnu Abbas, Ibnu Mas'ud, Umar bin Abdul Aziz dan ulama modern seperti Yusuf Qardhawi tidak mensyaratkan haul

Zakat Gaji dalam Perspektif Islam 1. Zakat Harta (Gaji) yang SyarI Kaidah umum syar'i sejak dahulu menurut kesepakatan para 'ulama berdasarkan hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah wajibnya zakat harta harus memenuhi dua kriteria, yaitu: a.Batas minimal nishab. b.Harus menjalani haul.

Nishab zakat emas adalah 20 Dinar = 93,6 gram emas.

nishab zakat perak adalah 200 Dirham = 595 gram perak

2. Perhitungan Zakat Gaji yang benarGaji sebulan = Rp 2.000.000 Gaji setahun = Rp. 2.000.000 x12 = Rp 24.000.000 Sisa pengeluaran setahun pengeluaran = Rp 5.000.000 setelah dikurangi

Nishab 93,6 gram emas = Rp 9.360.000

Maka tidak terkena kewajiban zakat, karena harta di akhir tahun belum mencapai nishab emas 93,6 gram tersebut.

Gaji sebulan = Rp 5.000.000 Gaji setahun = Rp 60.000.000 Sisa pengeluaran setahun = Rp 10.000.000 Nishab 93,6 gram emas = Rp 9.360.000 Maka Akan terkena kewajiban zakat, karena harta di akhir tahun telah mencapai nishab emas 93,6 gram. Kemudian tunggu harta kita yang tersisa sebesar Rp 10.000.000,- tersebut hingga berlalu 1 tahun. Kemudian baru dikeluarkan zakat tersebut sebesar 2.5 % x Rp 10.000.000,- = Rp 250.000,- pada tahun berikutnya.

Fatwa Zakat1. 2. 3. 4. FATWA NO. 282 FATWA NO. 1360 FATWA NO. 2192 FATWA SYAIKH AL ALBANI

Setiap kali ia memperoleh tambahan harta, menurut para ulama maka tambahan harta itu digabungkan pada nishab yang sudah ada padanya

Menurut fatwa MUI diantaranya adalah mendasarkan ketentuan bahwa zakat gaji itu diwajibkan dari petunjuk dalam Alquran dan hadits nabi. Ada 4 hal yang ditetapkan dalam fatwa ini: a. Ketentuan Umum b. Hukum Semua bentuk penghasilan halal wajib dikeluarkan zakatnya dengan syarat telah mencapai nishab dalam satu tahun. c. Kadar Zakat Kadar zakat penghasilan adalah 2,5 %. d. Waktu Pengeluaran Zakat

Kontroversi Zakat Gaji / ProfesiZakat gaji masih dianggap kabur dari pemahaman fiqh bahkan pesoalan itu telah dipraktekkan dan diyakini oleh sebagian besar masyarakat Muslim bahwa zakat gaji itu wajib.

Abu Ubaidah As-Sidawi adalah seorang muridnya murid Syaikh Ibnu Utsaimin, ulama Hijaz, mengemukakan beberapa keganjilan zakat : 1. Tidak Ada Haul. zakat gaji tidak membutuhkan haul yakni dikeluarkan apabila harta telah tetap dimiliki selama satu tahun. 2. Qiyas kepada zakat pertanian Dari penolakan haul, maka mengqiyaskan dengan zakat pertanian yang dikeluarkan pada saat setelah panen. Padahal zakat pertanian adalah 10% hasil panen bila pengairannya tidak membutuhkan biaya dan 1/20 bila pengairannya membutuhkan biaya.

Jika ada argumentasi mengemukakan itu adalah dalil logika yaitu kalau petani saja diwajibkan mengeluarkan zakatnya, maka para dokter, eksekutif, karyawan lebih utama untuk mengeluarkan zakat karena kerjanya lebih ringan dan gajinya hanya dalam beberapa bulan sudah melebihi nisab. Konsep ini agak kabur karena dalam masalah ibadah, kita harus mengikuti dalil yang jelas atau sharih.

ditinjau dari dalil yang syari maka istilah zakat profesi bertentangan dengan apa yang pernah dicontohkan oleh Rasululloh sholallohu alaihi wassallam, dimana antara lain adalah : 1. Tidak Ada Haul 2. Qiyas Zakat Pertanian

kesalahan zakat gaji yang berlaku saat ini, diantaranya adalah : Belum mencapai haul(satu tahun) tetapi sudah di potong dalam gaji Tidak terdapat akad antara yang memberikan zakat dan menerima zakat Pemotongan zakat gaji dilakukan tanpa memperhitungkan pengeluaran orang yang memberikan zakat

Membantah Argumentasi Penyeru Zakat Profesi Berdasarkan Dalil1. Dalil Logika Yang mengatakan:Apabila petani saja diwajibkan mengeluarkan zakatnya, maka para dokter, eksekutif, karyawan lebih utama untuk mengeluarkan zakat karena kerjanya lebih ringan dan gajinya hanya dalam beberapa bulan sudah melebihi nisab. 2. Dalil Atsar

Zakat Profesi Bertentangan dengan Zakat Maal (Harta)Menurut Yusuf Qardhawi perhitungan zakat profesi dibedakan menurut dua cara: 1. Secara langsung, zakat dihitung dari 2,5% dari penghasilan kotor secara langsung, baik dibayarkan bulanan atau tahunan. Metode ini lebih tepat dan adil bagi mereka yang diluaskan rezekinya oleh Allah. Contoh: Seseorang dengan penghasilan Rp. 3.000.000 tiap bulannya, maka wajib membayar zakat sebesar: 2,5% X 3.000.000=Rp 75.000 per bulan atau Rp 900.000 per tahun.

2. Setelah dipotong dengan kebutuhan pokok, zakat dihitung 2,5% dari gaji setelah dipotong dengan kebutuhan pokok. Metode ini lebih adil diterapkan oleh mereka yang penghasilannya pas-pasan. Contoh: Seseorang dengan penghasilan Rp 1.500.000,dengan pengeluaran untuk kebutuhan pokok Rp 1.000.000 tiap bulannya, maka wajib membayar zakat sebesar : 2,5% X (1.500.0001.000.000)=Rp 12.500 per bulan atau Rp 150.000,- per tahun.

Ulama yang mewajibkan zakat profesi 1. Ibnu Hazm menjelaskan bahwa telah sah riwayat dari Ibnu Abbas bahwa beliau mewajibkan zakat pada setiap harta yang wajib dizakati pada waktu dimiliki oleh seorang muslim (Al-Muhalla, VI:83). 2. Abu Ubaid meriwayatkan dari Hubairah bin Yarim bahwa Abdullah Ibnu Masud memungut zakat gaji prajurit (al-atha) yang terjadi dalam beberapa peperangan kecil (Fiqh al-Zakat, I:500) 3. Imam Malik meriwayatkan dari Ibnu Syihab bahwa orang yang pertama memungut zakat dari gaji (al-athiyah) adalah Muawiyah bin Abi Sufyan (Al-Muwatha, I:207).

Ulama yang Tidak Mewajibkan Zakat Profesi Abdullah bin Umar mengatakan bahwa harta tidak wajib dikeluarkan zakatnya kecuali apabila mencapai haul (Al-Muwatha, I:206-207) Ibnu Hazm menjelaskan bahwa Imam Abu Hanifah tidak mewajibkan zakat hasil profesi (al-maal al-mustafad) kecuali jika mencapai haul. Imam Abu Hanifah mengatakan bahwa apabila seseorang mempunyai harta sebanyak 200 dirham pada awal tahun kemudian uang itu digunakan sampai habis hingga tinggal satu dirham saja tetapi sesudah itu kira-kira sesaat sebelum akhir tahun orang itu usaha lagi hingga memperoleh hasil 199 dirham, maka orang itu wajib mengeluarkan zakatnya karena secara keseluruhan pada awal dan akhir tahun harta tersebut mencapai nisab. Imam Malik menegaskan bahwa harta hasil profesi tidak wajib dikeluarkan zakatnya kecuali apabila mencapai haul, baik yang bersangkutan mempunyai harta lain yang sejenis yang wajib dizakati atau tidak. Demikian pula pendapat Imam Asy-SyafiI (AlMuhalla, VI:84).

Pendapat Ulama KontemporerUlama kontemporer seperti Abdurrahman Hasan, Muhammad Abu Zahrah, Abdul Wahab Khalaf, Wahbah Az-Zuhaili dan Yusuf Qardhawi telah mengadakan penelitian dan memunaqasahkan argumen-argumen (adillah) yang dikemukakan oleh kedua belah pihak, pihak Ulama yang mewajibkan zakat profesi dan pihak Ulama yang tidak mewajibkan.

Ada Ada Pertanyaan?????? Pertanyaan???

Wassalamualaikum wr.wb


Recommended