Upload
mitra-rencana-edukasi
View
38
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
Investasi Emas
”Ya” atau ”Tidak”
Investasi Emas ”Ya” atau ”Tidak”
investasi emas merupakan investasi yang dapat dimiliki secara harfiah dan nilainya terus naik.
Pada dasarnya kebanyakan kita memang sulit mempercayai sesuatu hanya karena tidak terlihat mata
atau tidak dipegang fisiknya. Karakter ini juga terlihat ketika orang merasa kurang mantap
berinvestasi tanpa memegang bukti fisiknya. Makanya emas menjadi pilihan dalam menyimpan
uang sebab investasi emas merupakan investasi yang dapat dimiliki secara harfiah dan nilainya
terus naik. Namun tidak sedikit juga yang kontra dan berargumen bahwa secara rill emas tidak
memberikan pertumbuhan. Kita sebaiknya tidak memvonis bahwa investasi emas itu untung atau
rugi hanya karena kebanyakan orang bilang begitu. Analisalah terlebih dulu sebelum
mengatakan ”ya” atau ”tidak” kepada emas sesuai dengan kondisi anda.
Tiga Alternatif Investasi Emas.
Tak kenal maka tak sayang, hal ini berlaku untuk jenis investasi apa saja. Tidak peduli jika dia
mengklaim dirinya paling aman sekalipun, investasi tersebut hanya akan merepotkan anda jika tidak
paham bagaimana mengoptimalkannya.
Mari kita kenali terlebih dulu 3 (tiga) pilihan dalam investasi emas dan
karakternya yang berbeda satu sama lain :
1. Menyimpan fisiknya. Anda menyimpan fisik emasnya dalam beberapa pilihan yaitu emas
batangan (gold bar) dengan kadar 22 karat (95%) atau 24 karat (99%) , koin emas atau perhiasan
emas.
2. Menyimpan nilainya. Anda tidak menyimpan fisik emasnya namun membuka rekening di bank
dalam bentuk tabungan dan deposito emas dimana saldo rekening anda akan disetarakan dengan
nilai emas dari waktu ke waktu.
3. Memanfaatkan fluktuasi harganya. Anda tidak menyimpan fisik emasnya namun membeli
instrumen finansial dengan underlying asset emas. Contohnya reksadana dengan underlying
perusahaan pertambangan emas, efek saham dari perusahaan penambang emas, maupun
derivatif kontrak berjangka komoditi emas.
Berbagai Karakter Investasi Emas.
Karakter komoditas emas secara fisik nilainya cenderung stabil dan dianggap tak punya efek inflasi
sehingga returnnya kurang menarik bila dibandingkan saham atau properti. Walaupun demikian
jarang sekali harga emas turun. Apalagi di beberapa negara konon mengalami penurunan produksi
emas. Karenanya peningkatan kelangkaan emas harganya cenderung akan selalu naik. Harga emas
juga dipatok dalam USD, sehingga jika nilai USD menguat umumnya harga emas juga meningkat .
Dari segi storage dan handling, menyimpan “hard asset” seperti emas relatif beresiko dan mahal.
Selain itu, apabila penyimpanan kurang baik memungkinkan terjadinya oksidasi dan perubahan
warna, apalagi kalau jatuh, penyok, atau tercuil bisa mengurangi harganya. Adapun membuka
simpanan di bank dalam rekening tabungan dan deposito emas memang lebih praktis. Nasabah
dapat menikmati pertumbuhan emas layaknya menyimpan emas itu sendiri, dan pembukaan
rekening maupun setoran selanjutnya tidak harus dalam bentuk emas melainkan dengan uang tunai
saja. Nasabah selanjutnya mendapat bukti sertifikat kepemilikan emas, sementara fisiknya disimpan
oleh bank atau pihak yang sudah disepakati. .
Sementara karakter sekuritas emas hanya berbeda risk return profilenya dengan komoditas emas
, sehingga fluktuasi harga saham perusahaan penambang emas kurang lebih searah harga
komoditas emas. Hanya saja perbandingannya cenderung tidak linear, misalkan emas turun 5%,
saham turun 10% — tetapi ketika emas naik 5%, saham naik > 10%. Sehingga dari segi fluktuasi
harga,deviasi harga emas lebih rendah daripada deviasi harga saham penambang emas. Namun
harga emas secara rata-rata tumbuh lebih lebih rendah dibandingkan pertumbuhan rata-rata saham
perusahaan penambang emas . Biasanya kita akan melihat reward /risks trade off atau return/resiko,
sehingga walaupun membeli beberapa saham perusahaan penambang emas nampaknya lebih
menguntungkan namun sudah pasti risikonya juga lebih tinggi.
Dalam setiap investasi, pasti banyak risiko yang harus dihadapi. Baca juga artikel
Bagaimana Mengelola Risiko Investasi !
Mengoptimalkan Investasi Emas.
Ciri khas yang sangat membedakan investasi emas dari investasi lain adalah persepsi orang
terhadap nilai fisiknya. Harganya yang tinggi tidak saja berdasarkan penawaran dan
permintaan pasar yang kemudian membentuk nilai nominalnya. Lebih dari itu emas tertentu yang
memiliki pesona eksotis, magis dan historis dapat dikategorikan sebagai barang koleksi (collectible
items) ternyata mampu memiliki nilai intrinsik yang jauh melebihi nilai nominalnnya. Contoh ada
koin emas dan perhiasan emas yang nilainya milyaran rupiah karena ada variabel sejarah,
kepemilikan, dan mungkin kejadian penting yang berkaitan langsung dengan koin atau perhiasan
tersebut. Menyimpan fisik emas dalam hal ini bertujuan untuk dikoleksi. Sehingga horison investasi
yang tepat adalah pertumbuhan jangka panjang (>10 tahun), sebab barang koleksi makin lama
disimpan makin tinggi nilainya. Disini seseorang tidak hanya menjadi investor namun sekaligus
kolektor.
Akan halnya menyimpan fisik emas dalam bentuk batangan atau koin yang bukan berkategori
barang koleksi, lebih optimal digunakan untuk 4 (empat) tujuan keuangan, yaitu : (a) mencapai
tujuan keuangan jangka menengah (2-3 tahun) ; (b) mencapai tujuan keuangan tertentu yang
biayanya setara dengan emas (misalnya naik haji) ; (c) mempertahankan nilai kekayaan dengan
target pertumbuhan setara inflasi alias hedging; (d) diversifikasi. Misal Anda sudah berinvestasi di
saham, obligasi, reksa dana, properti kemudian emas. Walaupun demikian harus
mempertimbangkan dengan cermat masalah penyimpanan dan keamanan. Sebab makin besar
jumlah emas yang dimiliki makin tidak aman di simpan di rumah. Bisa saja emas diasuransi atau
disimpan di safe deposit di bank namun biayanya cukup besar.
Adapun emas berbentuk perhiasan kurang tepat untuk berinvestasi, sebab ada biaya pembuatan
perhiasan yang membuat harga yang harus dibayar menjadi lebih tinggi. Perhiasan juga sifatnya
subyektif, tergantung selera individu. Sangat mungkin Anda membelinya dengan mahal namun
ketika dijual harganya jatuh karena modelnya tak lagi up to date. Pilihan lain jika anda ingin
berinvestasi emas namun tidak ingin repot menyimpan fisiknya maka membuka tabungan dan
deposito emas. Ini berarti anda butuh menyimpan nilai emas tanpa memegang fisiknya. Sayangnya
di Indonesia tabungan emas maupun deposito emas ini belum bisa dimiliki, walaupun beberapa
bank syariah disini sudah mencoba merintisnya sejak tahun lalu.
Terakhir adalah memanfaatkan fluktuasi nilai emas yang bisa dilakukan dengan optimal dalam 2
(dua) horison waktu, yaitu : (a) pertumbuhan jangka panjang. Misalnya membeli reksadana emas
yang masuk ke saham-saham perusahaan produsen emas atau langsung membeli sahamnya ; (b)
Keuntungan jangka pendek. Anda melakukan jual beli sekuritas dan derivatif dengan underlying
asset emas secara simultan untuk mendapatkan capital gain.
Selamat mencoba investasi, melalui investasi emas :)
Penulis : Mike Rini Sutikno, CFP
Source : Investasi Emas, Investasi Emas
Mitra Rencana Edukasi - Perencana Keuangan / Financial Planner
Website. www.mre.co.id, Portal. www. kemandirianfinansial.com
Fanspage. MreFinancialBusiness Advisory, Twitter. @mreindonesia
Google+. Kemandirian Finansial, Email. [email protected],
Youtube. Mitra Rencana Edukasi – MRE Indonesia, Blog Kemandirian Finansial Blog