13
BAB 5 BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH Kelompok 3 : Rendy Setya Aji Yuyun Indrawati

(Kelompok 3) Bab 5. BPR Syariah

  • Upload
    college

  • View
    105

  • Download
    3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: (Kelompok 3) Bab 5. BPR Syariah

BAB 5BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAHKelompok 3 :Rendy Setya AjiYuyun Indrawati

Page 2: (Kelompok 3) Bab 5. BPR Syariah

PENGERTIANBank Perkreditan Rakyat (BPR)

menurut Undang-undang (UU) Perbankan No. 7 Tahun 1992,adalah lembaga keuangan bank yang

menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka tabungan dan atau bentuk

lainnya yang dipersamakan dengan itu dan menyalurkan dana sebagai usaha BPR.

Page 3: (Kelompok 3) Bab 5. BPR Syariah

SEJARAH

Page 4: (Kelompok 3) Bab 5. BPR Syariah

TUJUAN

BPR Syaria

h

Page 5: (Kelompok 3) Bab 5. BPR Syariah

USAHA-US

AHA

BPR SYARIAH • Usaha Pengerahan Dana Masyarakat

• Usaha Penyaluran Dana Masyarakat

• Jasa Perbankan lainnyaSecara bertahap bank akan

menyediakan jasa untuk memperlancar pembayaran berupa proses transfer dan inkaso, pembayaran rekening air, listrik, telepon, angsuran KPR, dll. Bank juga mempersiapkan bentuk pelayanan berupa dana talang berdasarkan pembiayaan bai salam.

Page 6: (Kelompok 3) Bab 5. BPR Syariah

Pengerahan Dana

Masyarakat

Page 7: (Kelompok 3) Bab 5. BPR Syariah

Penyaluran Dana

Masyarakat

Page 8: (Kelompok 3) Bab 5. BPR Syariah

PENDIRIAN

BPR SYARIAH

Dalam pendirian BPR syariah harus mengacu pada bentuk hukum BPR syariah yang telah ditentukan dalam UU perbankan, sebagaimana dalam UU perbankan no 10 tahun 1998 pasal 2, bentuk hukum suatu BPR syariah dapat berupa :

1. Perseroan terbatas 2. Koperasi3. Perusahaan daerah

Page 9: (Kelompok 3) Bab 5. BPR Syariah

Adapun syarat-syarat untuk pendirian BPR syariah adalah sebagai berikut :

1. BPR syariah hanya dapat didirikan dan melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah dengan izin direksi bank indonesia.

2. BPR hanya dapat didirikan dan dimiliki oleh :a. Warga negara indonesia b. Badan hukum indonesia yang seluruh pemilikannya oleh warga

negara indonesiac. Pemerintah daerah, ataud. Dua pihak atau lebih sebagaimana dimaksud dalam hurup a,b

dan c

Page 10: (Kelompok 3) Bab 5. BPR Syariah

SUMBER MODAL

Modal yang harus disetor untuk mendirikan BPR syariah ditetapkan sekurang-kurangnya sebesar :

1. Rp. 2.000.000.000,- untuk BPR syariah yang didirikan diwilayah daerah khuhus ibu kota jakarta raya dan kabupaten/kotamadya tangerang,bogor,bekasi,dan karawang.

2. Rp.1.000.000.000,- untuk BPR syariah yang didirikan diwilayah ibu kota propinsi diluar wilayah seperti tersebut pada butir 1 diatas.

3. Rp.500.000.000,- untuk BPR syariah yang didirikan diluar wilayah yang disebut pada butir 1 dan 2 diatas.

Modal yang disetor tersebut, yang digunakan untuk modal kerja bagi BPR, syariah, wajib sekurang –kurangnya berjumlah 50%. Dengan

kata lain, biaya investasi dalam rangka pendirian BPR syariah itu tidak boleh melebihi 50% dari modal yang

disetor oleh pendirinya.

Page 11: (Kelompok 3) Bab 5. BPR Syariah

KENDALA

PERKEMBANGAN1. BPR syariah kurang dikenal

masyarakat sebagai BPR yang berprinsipkan syariah, bahkan beberapa pihak menganggap BPR syariah

sama dengan BPR konvensional.

2. Rendahnya sumber daya yang dimiliki oleh BPR syariah sehingga proses BPR syariah dalam

melakukan aktivitasnya cenderung lambat dan respon terhadap permasalahan ekonomi rendah.

3. Kurang adanya koordinasi di antara BPR syariah.

4. Aktivitas BPR syariah dibidang keuangan sering kali tidak “menyisahkan” waktu untuk melakukan

aktivitas yang berhubungan dengan syiar islam

Page 12: (Kelompok 3) Bab 5. BPR Syariah

Strategi Pengembangan

BPR Syaria

h 1. Langkah-langkah untuk mensosialisasikan keberadaan BPR, baik produknya maupun sistem yang

digunakannya. Melalui informasi di media-media masa, kerjasama dengan lembaga pendidikan/non

pendidikan.

2. Usaha-usaha untuk meningkatkan kualitas SDM melalui pelatihan-pelatihan mengenai lembaga

keuangan syariah serta lingkungan yang mempengaruhinya.

3. Melalui pemetaan potensi dan optimasi ekonomi daerah, hal ini untuk mengeketahui berapa besar kemampuan BPR syariah dan lembaga keuangan

syariah lain dalam mengelola sumber-sumber ekonomi yang ada serta untuk meningkatkan koordinasi

di antara lembaga keuangan syariah.

4. Perlu dilakukan kegiatan rutin keagamaan dgn tujuan meningkatkan kesadaran akan peran Islam dalam bidang ekonomi. Hal ini akan menjadikan kebijakan BPRS sesuai dgn kondisi masyarakat.

Page 13: (Kelompok 3) Bab 5. BPR Syariah

TERIMA KASIH