Upload
muhammad-alamsyah
View
235
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ayam ras pedaging disebut juga broiler, yang merupakan jenis ras
unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya
produktivitas tinggi, terutama dalam memproduksi daging ayam. Sebenarnya
ayam broiler ini baru populer di Indonesia sejak tahun 1980-an dimana pemegang
kekuasaan mencanangkan panggalakan konsumsi daging ruminansia yang pada
saat itu semakin sulit keberadaannya. Hingga kini ayam broiler telah dikenal
masyarakat Indonesia dengan berbagai kelebihannya. Hanya 5-6 minggu sudah
bisa dipanen. Dengan waktu pemeliharaan yang relatif singkat dan
menguntungkan, maka banyak peternak baru serta peternak musiman yang
bermunculan diberbagai wilayah Indonesia.
Usaha peternakan ayam broiler komersial dilakukan menggunakan strains
atau bibit ayam broiler unggulan. Strains ayam broiler unggulan diperoleh dari
usaha penyilangan ayam unggulan. Semula strains ayam broiler unggulan
diperoleh dengan melakukan penetasan alami atau menitipkan pada induk ayam.
Pada perkembangan waktu-waktu selanjutnya yakni pada tahun 1844, di amerika
didirikan pabrik penetasan (hatcheri) telur ayam untuk pertama kali. Saat ini telah
dikenal berbagai jenis strains ayam broiler unggul yang dikembangkan di berbagai
negara. Contohnya, di Italia dikenal terdapat strains ayam Leghorn paling
diunggulkan dan banyak dikembangkan sebagai hewan unggas yang diternakkan
secara komersial.
Kelompok Tani Karya Sejahtera adalah salah satu kelompok tani yg
membudidayakan ayam jenis pedaging ini.
1.2. Perumusan Masalah
Meneliti manajanemen produksi di Kelompok Tani Karya Sejahtera
1
1.3. Tujuan
Adapun kegiatan PKL ini bertujuan untuk :
1. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menerapkan pengetahuan
dan keterampilan yang dimiliki.
2. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa baik dalam hal keilmuan maupun
pengalaman kerja dan berwirausaha.
3. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam berkomunikasi dan
bersosialisasi dengan kalangan masyarakat di instansi atau perusahaan.
4. Memacu motivasi kewirausahaan yang berminat menjadi wirausaha.
5. Membuka peluang untuk memperoleh pengalaman praktis kerja dan
wirausaha bagi mahasiswa.
6. Menciptakan keterkaitan dan kesepadaan antara perguruan tinggi dan
instansi atau perusahaan terkait.
1.4. Manfaat
Adapun manfaat kegiatan PKL ini adalah :
1. Memahami manajemen produksi suatu produk dan dapat memahami
kualitas produk yang dihasilkan.
2. Mengenal metode yang dilakukan baik dari aspek teknologi maupun
organisasi.
3. Memahami permasalahan yang dihadapi dan cara mengatasi permasalahan
yang dihadapi.
4. Menumbuhakan sifat kreatif dan inovatif mahasiswa untuk bergerak
dibidang wirausaha.
Dengan demikian kegiatan PKL ini diharapkan dapat lebih memantapkan
kompetensi mahasiswa dengan menganut sistem pendidikan link and macth
anatara pendidikan di kampus dengan keahlian profesi yang diperoleh melalui
pengalaman kerja.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari kata “manage” yang artinya mengatur, mengurus
atau mengelola. Menajemen sebagai suatu seni (art) dan sebagai suatu ilmu
pengetahuan (science), menurut George Robert Terry “manajemen adalah
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu dengan menggunakan
kegiatan orang lain yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), penggerakan (actuating), dan pengendalian
(controlling).
Tujuan manajemen diantaranya untuk mencapai keteraturan, kelancaran,
dan kesinambungan usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya, untuk mencapai efisiensi, yaitu suatu perbandingan terbaik antara
input dan output.
2.2. Fungsi Manajemen
2.2.1. Perencanaan (planning)
Merupakan kegiatan yang berkaitan dengan pemilihan alternatif-
alternatif, kebijaksanaan-kebijaksanaan, prosedur-prosedur, dan program-
program sebagai bentuk usaha untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai.
2.2.2. Pengorganisasian (organizing)
Merupakan suatu tindakan atau kegiatan menggabungkan seluruh
potensi yang ada dari seluruh bagian dalam suatu kelompok orang atau badan
atau organisasi untuk bekerja secara bersama-sama guna mencapai tujuan
yang telah ditentukan bersama, baik untuk tujuan pribadi atau tujuan
kelompok dan organisasi. Dalam pengorganisasian dikenal istilah KISS
(Koordinasi, Integrasi, Simplifikasi, dan Sinkronisasi) dalam rangka
menciptakan keharmonisan dalam kegiatan organisasi.
3
2.2.3. Pelaksanaan atau penerapan (actuating)
Merupakan implementasi dari perencanaan dan pengorganisasian,
dimana seluruh komponen yang berada dalam satu sistem dan satu organisasi
tersebut bekerja secara bersama-sama sesuai dengan bidang masing-masing
untuk dapat mewujudkan tujuan.
2.2.4. Pengawasan (controlling)
Merupakan pengendalian semua kegiatan dari proses perencanaan,
pengorganisasian dan pelaksanaan, apakah semua kegiatan tersebut
memberikan hasil yang efektif dan efisien serta bernilai guna dan berhasil
guna.
2.2.5. Pengendalian
Menurut Gumbira dan Harizt (2001), pengendalian dalam usha
produksi pertanian berfungsi untuk menjamin agar proses produksi berjalan
pada rel yang telah direncanakan. Dalam usaha tani misalnya, pengendalian
dapat dilakukan pada masalah kelebihan penggunaan tenaga manusia,
kelebihan penggunaan air, kelebihan biaya pada suatu tahap produksi dan
lain-lain.
2.2.6. Evaluasi
Evaluasi dilakukan secara berkala, mulai dari saat perencanaan sampai
akhir usaha tersebut berlangsung, sehingga bila terjadi penyimpangan dari
rencana yang dianggap merugikan, maka segera dilakukan pengendalian,
Gumbira dan Harizt (2001).
2.3. Manajemen Produksi
Manajemen adalah ilmu dan seni perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pengkoordinasian, dan pengwasan atas sumber daya, terutama
sumber daya manusia untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan
terlebih dahulu. (Firdaus,2008). Menurut Adhyzalkahary (2010), manajemen
4
produksi adalah salah satu cabang manjemen yang kegiatannya mengatur agar
dapat menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang dan jasa. Proses
manajemen produksi Anoraga (2004) adalah penggabungan produk, pabrik,
proses program dan manusia.
Usaha tani sebagian besar masih dilakukan dengan cara tradisional dan
belum menerapkan teknologi maju, akibat dari kondisi ini menyebabkan mutu
rendah kurang memiliki daya saing untuk pasar dalam dan luar negeri. Perlu
upaya peningkatan melalui perbaikan manajemen produksi yang berbasis mutu
dan pasar, pola manajemen produksi merupakan kegiatan yang terintegrasi sistem
produksi, manajemen tanaman, manajemen nutrisi, manajemen air, manajemen
OPT, manajemen panen dan pasca panen, manajemen SDM serta manajemen
lingkungan.
2.4. Produksi Ayam Broiler
Ayam ras pedaging disebut juga broiler, yang merupakan jenis ras
unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya
produktivitas tinggi, terutama dalam memproduksi daging ayam. Sebenarnya
ayam broiler ini baru populer di Indonesia sejak tahun 1980-an dimana pemegang
kekuasaan mencanangkan panggalakan konsumsi daging ruminansia yang pada
saat itu semakin sulit keberadaannya. Hingga kini ayam broiler telah dikenal
masyarakat Indonesia dengan berbagai kelebihannya. Hanya 5-6 minggu sudah
bisa dipanen. Dengan waktu pemeliharaan yang relatif singkat dan
menguntungkan, maka banyak peternak baru serta peternak musiman yang
bermunculan diberbagai wilayah Indonesia.
Manajemen produksi adalah suatu fase untuk mengkoordinir laju pertumbuhan
ayam broiler dimana mencakup mulai masa Brooding hingga memasuki masa
pemanenan. Dimana didalam proses produksi tersebut meliputi:
a. Persiapan, yaitu persiapan yang mulai dilakukan sebelum DOC ( Day Old
Child ) datang hingga memasuki masa periode akhir / masa panen.
5
b. Pemeliharaan, yaitu tatalaksana memelihara ayam broiler, tatalaksana
pemberian pakan ayam broiler, tatalaksana pemberian vaksin dan
pengaturan lighting Progam pada ayam broiler.
c. Recoording, yaitu suatu pencatatan yang diberikan perusahaan untuk
mencatat kejadian yang ada di kandang dalam kurung waktu satu periode
Broiler.
d. Pemanenan, yaitu fase berakhirnya pemeliharaan ayam broiler didalam satu
periode dan masa penjualan ayam broiler.
e. Pasca panen, yaitu fase pencucian dan pembersihan kandang setelah satu
periode pemeliharan ayam broiler.
2.6. Manajemen Brooding
Manajemen Brooding adalah suatu pengaturan atau perlakuan terhadap
DOC dengan memperlakukannya seperti dalam naungan indukan pada alaminya,
ayam pada umur 1 – 10 hari. Seperti makhluk hidup umumnya, ayam broiler
mengalami tiga fase kehidupan dalam satu periode, yaitu fase brooder fase starter
dan dilanjutkan ke fase finister.( Rasyaf,2007)
Pada fase brooding tersebut kondisi tubuh ayam masih lemah dan organ
tubuhnya belum berfungsi secara optimal sehingga ayam memerlukan perhatian
yang lebih intensif agar dapat tumbuh secara optimal.
Pada pemeliharaan broiler secara komersial, pada umumnya anak ayam
diperoleh dari penetasan dengan menggunakan mesin tetas. Oleh sebab itu
dibutuhkan induk buatan ( Brooder ) sebagai pengganti untuk melindungi anak
ayam dari kondisi lingkungan yang buruk. Dengan adanya induk buatan tersebut
maka anak ayam akan dapat tumbuh dengan baik. Sistim induk buatan inilah
yang sering kita kenal dengan istilah brooding.
Brooding berasal dari kata brood yang berarti seperindukan.Jadi masa
brooding adalah masa dimana anak ayam masih butuh indukan atau butuh
penghangat buatan sampai umur tertentu yaitu sampai anak ayam bisa
menyesuaikan sendiri dengan suhu lingkungannya. Masa brooding merupakan
salah satu periode kehidupan ayam dan menjadi pondasi awal bagi kehidupan
6
maupun produktivitas ayam pada fase berikutnya. Keberhasilan pada fase
brooding ini akan diikuti oleh fase berikutnya sehingga memudahkan peternak
untuk memperoleh keuntungan yang optimal. Sebaliknya, kegagalan pada fase
brooding akan menyebabkan kegagalan fase berikutnya sehingga menyebabkan
produktivitasnya turun, hal ini karena potensi genetik ayam tidak dapat muncul
secara optimal.
Sebelum membuat brooding, kandang dan peralatan kandang harus sudah
dipersiapkan terlebih dahulu. Langkah-langkah dalam mempersiapkan kandang
antara lain:
1. membersihkan kotoran dan sekam yang ada dalam kandang habis panen
2. memasangan tirai kandang dilakukan dengan cara menutup semua
permukaan dinding kandang
3. Mencuci kandang dengan air bersih. Dilakukan dengan cara membasahi
atau menyemprot kandang dengan air disemua permukaannya.
4. Mencuci dengan deterjen. Pencucian ini dimaksudkan untuk membunuh
mikroorganisme yang memiliki lapisan lunak sebagai pelindung saat
berada di luar tubuh ternak dan juga akan menurunkan tegangan
permukaan dari kotoran-kotoran ayam yang menempel di lantai atau
dinding kandang.
5. Mencuci dengan desinfektan. Kegiatan mencuci/menyemprokan dengan
desinfektan ini ber tujuan agar semua mikroorganisma yang masih
menempel di dinding-dinding kandang, langit-langit kandang, lantai
kandang, tirai yang telah dipasang didinding kandang serta dilingkungan
sekitar kandang mati.
6. Mengapur kandang, dengan cara kapur diencerkan dengan air, kemudian
dioleskan dengan alat kuas pada permukaan kandang, yang meliputi :
dinding kandang baik di dalam maupun di luar kandang, lantai kandang,
kerangka kandang dan lantai disekitar kandang.
7. Menebar sekam. Sebelum dimasukkan kedalam kandang pastikan bahwa
sekam sudah disemprot dengan NaOH atau desinfektan lainnya, setelah
kering baru dimasukkan.
7
Setelah kandang dan peralatannya sudah siap maka kegiatan selanjutnya
adalah membuat brooding. Brooding harus sudah dipersiapkan kira-kira 3 hari
sebelum DOC broiler tiba. Brooding yang baik harus dapat melindungi ayam dari
angin, hujan, perubahan suhu yang mendadak dan serangan hewan liar (tikus,
burung). Serangkaian sistem yang mendukung brooding antara lain heater
(pemanas), chick guard (sekat), tempat ransum dan minum, litter, pencahayaan,
suhu dan kelembapan sirkulasi udara dan kepadatan brooding.
2.7. Persiapan Kandang Dan Pemeliharaan
2.7.1. Persiapan kandang :
Dalam memulai pemeliharaan ayam broiler, sebelum DOC masuk ke
kandang perlu dilakukan pembersihan dan istirahat kandang minimal 14 hari
untuk mengurangi resiko bakteri maupun virus. Langkah pertama persiapan
adalah pencucian peralatan kandang langkah- langkanya adalah : bilas tempat
pakan dan minum dengan detergen setelah dibilas kemudian direndam dengan
larutan desinfektan, bila perlu galon dan selang minum direndam dalam
larutan asam sitrat 100-300 gram per 100 liter air selam 12 jam dan dibilas
bersih, pipa, selang dan tower juga dibersihkan dengan asam nitrat seperti
dosis gallon, dilakukan dengan mengisi penuh tower dengan larutan asam
sitrat, ujung pipa dibuka hingga larutan mengalir ke ujung, tutup pipa dan
diamkan selama 12 jam. Dibilas dengan air bersih dan pastikan bersih dari
kotoran (sisa obat, lumut, lendir, dll). Penyekat DOC dicusi dengan
desinfektan dan dibilas sampai bersih. Untuk tirai, tirai plafon, tirai sekat, tirai
alas, tirai bawah direndam dan dicuci dengan detergen, dibilas hingga bersih
kemudian didesinfeksi agar semua bersih dan higienis serta bebas dari kuman
maupun bakteri.
Sebelum DOC datang, kandang ditaburi dengan sekam pada lantai
dengan ketebalan 3-5 cm. Tempat paka, minum, chick guard, lampu serta
8
pemanas harus terpasang 2 hari sebelum ayam masuk kandang. Tinggi chick
guard yang baik adalah 40-50 cm, dapat terbuat dari seng, kayu atau bambu.
Pemanas diletakkan ditengah chick guard dengan ketinggian 1,25 cm,
perhatikan arah pans dan temperaturnya. Pemakain koran diatas liter hanya 1
lapis dan dipaki pada hari pertama saja. Insensitas cahaya dalam kandang
minimal 20 lux, atau setara dengan 10 watt atau 60 watt lampu per chick
guard dengan ketinggian 170 cm. Untuk petugas yang keluar masuk kandang
disediakan celupan desinfektan atau hand sprayer. Setelah semua persiapan
telah dilakukan, desinfeksi ke seluruh bagian kandang harus dilaksanakan.
Sebelum DOC masuk, kandang perlu dipanaskan selam 2 jam, agar
temperatur brooding stabil dan liter sudah dalam keadaan hangat. Siapkan
pakan dan air minum, untuk air minum yang disarankan adalah air gula 2-3%
(20-30 gram gula per liter air). DOC yang cacat dapat langsung dikeluarkan,
sedangkan DOC yang masih lemas dapat dibantu minum dengan
mencelupkan paruh ke air minum. Amati tingkah laku ana ayam di chick
guard, lakukan evaluasi crop fill, dalam 6 jam minimal 80 % tembolok berisi
pakan dan air, dan setelah 12 jam berisi 100 %. Perhatikan tembolok ayam,
kondisi tembolok tidak boleh terlalu encer atau keras, hal itu berkaitan
dengan temperatur dan ketersediaan pakan. Amati kondisi secara menyeluruh,
bila perlu chick guard diketuk secara perlahan agar ayam aktif makan.
2.7.2. Pemeliharaan
Dalam masa 3 hari pertama pemaliharaan ayam broiler, mereka harus
dipaksa untuk aktif makan dan minum. Dan jika perlu diketuk chick guard
secara perlahan agar ayam aktif sesering mungkin. Pakan sisa harus diayak
terlebih dahulu sebelum diberikan ke ayam, tetapi tidak boleh bercampur
dengan pakan baru. Tempat pakan harus selalu dibersihkan sebelum
pemberian pakan baru. Mulai umur 2 hari tempat minum ayam harus
digantung dan tingginya disesuaikan dengan tinggi ayam. Untuk pengenalan
pakan yang digantung dilakukan pada usia ayam 8 hari sehingga pada usia 10
hari ayam telah mengenal tempat pakan gantung dan pada umur 12 hari
9
seluruh tempat pakan sudah diganti dengan model gantung. Selepas masa
brooding, pakan yang diberikan adalah 2 kali dalam sehari dan tingginya
sesuai tembolok ayam.
Dengan semakin besarnya ayam, maka dilakukan pelebaran sekat
secara bertahap. Pada umur 3 hari sudah mulai dilakukan pelebaran.
Pelebaran diikuti dengan penambahan serta pengaturan tempat pakan dan
minum, posisi pemanas diatur agar persebaran panas merata. Sebaiknya pada
setiap brooder diberikan termometer untuk memantau suhu, tetapi untuk
mengetahui kenyamanan ayam yang paling tepat adalah dengan mengamati
perilaku ayam dalam kandang. Pemanas dipakai dalam kandang sampai umur
14 hari, bila suhu dingin dapat diperpanjang, begitu pula sebaliknya bila
kondisi panas maka perlu dimatikan. Litter yang digunakan telah kering
sebelumnya dan telah didesinfeksi.
2.8. Keunggulan
Ayam broiler dan ayam pedaging dapat menghasilkan relatif banyak
daging dalam waktu yang singkat. Ciri-cirinya adalah sebagai
berikut:
a. Ukuran badan ayam pedaging relatif besar, padat, kompak, dan berdaging
penuh, sehingga disebut tipe berat.
b. Jumlah telur relatif sedikit.
c. Bergerak lambat dan tenang.
d. Biasanya lebih lambat mengalami dewasa kelamin.
e. Beberapa jenis ayam pedaging, mempunyai bulu kaki dan masih suka
mengeram.
Sedangkan kelemahannya adalah memerlukan pemeliharaan secara intensif
dan cermat, relatif lebih pekaterhadap suatu infeksi penyakit dan sulit beradaptasi
(Murtidjo, 1987: 5). Arga Sawung Kusuma (2010: 27) menyatakan ayam broiler
mampu memproduksi daging secara optimal dengan hanya mengkonsumsi pakan
dalam jumlah relatif sedikit. Ciri-ciri ayam broiler antara lain: ukuran badan
10
relatif besar, padat, kompak, berdaging penuh, produksi telur rendah, bergerak
lamban, dan tenang serta lambat dewasa kelamin.
11
BAB III
MATERI DAN METODE
3.1. Waktu Dan Tempat
Waktu PKL dilaksanakan pada tanggal 29 Juli s/d 23 September,
bertempat di Kelompok Tani Karya Sejahtera
3.2. Materi
Materi yang akan di pelajari selama PKL meliputi semua aspek yang ada
di perusahaan tersebut. Tetapi secara khusus materi yang diperlukan adalah
tentang manajemen produksi.
3.3. Metode
Metode yang di gunakan untuk PKL ini adalah praktek kerja ke lapangan
serta diikuti dengan pengamatan dan observasi langsung di lapangan.
3.3.1. Jenis Data Yang Diperlukan
1. Data Primer : Data yang diberikan secara langsung atau lisan, meliputi
manajemen produksi, penyiapan lahan, budidaya, hingga panen dll.
2. Dara Sekunder : Meliputi keadaan perusahaan, dan data – data lain yang
sudah ada.
3.3.2. Cara Pengumpulan Data
1. Data Primer : Cara pengumpulan data bisa dengan cara wawancara.
2. Data Sekunder : Cara pengumpulan data bisa dengan cara studi literatur,
dokumentasi, rekaman, dan lain-lain.
12
BAB IV
KONDISI WILAYAH
4.1. Letak Geografis
Kelompok Tani Karya Sejahtera berlokasi di Kp. Cirendeu RT. 01/03,
Desa Ciheulang Tonggoh, Kec. Cibadak, Kab. Sukabumi Jawa Barat. Desa
Cirendeu memiliki luas 894,13 Ha terdiri dari :
Nama Tanah Jumlah/hektar
Tanah Sawah 420 Hektar
Tegal 15,3 hektar
Tanah Kering 133,67 Hektar
Tanah Basah 1 Hektar
Tanah Perkebunan Rakyat
65 Hektar
Tanah Perkebunan Negara
70 Hektar
Tanah Perkebunan Swasta
62 Hektar
Tanah Umum 146,261 Hektar
Tanah Hutan Lindung 281 Hektar
4.2. Kondisi Biofisik
4.2.1. Kondisi Iklim
Iklim merupakan faktor penentu pada pelaksanaan kegiatan pertanian.
Keadaan ikiim di desa cirendeu dengan suhu rata-rata 210 C sampai dengan
25° C. dengan 2 bulan kering dan 6 bulan basah. Kelembaban udara rata-rata
di Desa Cirendeu sekitar 60% sampai dengan 70% dan curah bujan yang
cukup tinggi.
13
4.2.2. Kondisi Topografi
Desa Cirendeu merupakan desa dengan ketinggian antara 300 – 500 m
dpl (diatas permukaan laut).
Lahan yang dimiliki Kelompok Tani Karya Sejahtera berjenis Andosol
yang berwarna kecoklatan dan mengandung pasir dengan pR 5-6 pada
lapisan Top soil.
4.3 Kondisi Infrastruktur
Desa Cirendeu memiliki sarana dan prasarana jalan yang cukup baik
meskipun ada jalan yang rusak akibat adanya mobil muatan yang berlebihan
4.4. Kondisi Sosial Ekonomi, Pendidikan, dan Agama
Potensi sumber daya manusia di desa Cirendeu berjumlah 1.290 Kepala
Keluarga dan total jumlah warga yang terdaftar sehanvak 8.201 .Jiwa. Terbagi
atas jumlah warga laki-laki sebanyak 2.763 jiwa dan jumlah warga perempuan
sebanvak 2.773 jiwa.
Mata pencahanian masyarakat di desa Cirendeu sangat beragam. Namun
sebagian besar warga merupakan petani dan buruh tani. Data mata pencaharian
masyarakat desa Cirendeu dapat dilihal pada Tabel berikut.
Tabel 2. Mata pencaharian masyarakat desa Cirendeu
Nama Pekerjaan Jumlah Orang
Buruh Tani 1983Petani 290
Wirausahaawan 401Buruh Pabrik 1963
PNS 40Polri / TNI 6Karyawan 175
14
Tabel 3. Tingkat pendidikan masyarakat desa Cirendeu
Tingkat Pendidikan Jumlah Orang
Belum sekolah 2410
Tidak pernah sekolah 378
Tidak tamat SD `895
SD 4671
SLTP 450
SLTA 730
D1 15
D2 14
D3 5
S1 5
S2 2
S3 1
15
BAB V
PROFIL PERUSAHAAN
5.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
Kelompok Tani Karya Sejahtera berlokasi di Kp. Cirendeu RT. 01/03,
Desa Ciheulang Tonggoh, Kec. Cibadak, Kab. Sukabumi , Provinsi Jawa Barat,
peta lokasi dapat dilihat dilampiran. Kelompok tani ini bergelut di bidang
pertanian – peternakan yang baru berdiri 3 tahun,
Perkembangan Kelompok Tani Karya Sejahtera dimulai dengan berternak
ayam kampung, pada tahun 2011 dan beralih ke usaha ayam broiler pada tahun
2012. Lahan untuk produksi serta bangunan kantor, gudang, kolam dan lain-lain
terletak pada tanah seluas 3 Ha. Teknologi yang digunakan oleh perusahaan masih
tradisional ,termasuk struktur bangunan-bangunan yang tedapat di lokasi
kelompok tani.
5.2. Visi dan Misi Perusahaan
5.2.1 Visi
• Menjadi petani yang mandiri dan mampu bersaing dalam segi usaha
5.2.2 Misi
• Menjadi petani yang mandiri
• Menjadi Pribadi yang tangguh, jujur.
• Membuktikan kepedulian kepada sesama masyarakat tani khususnya
sesama masyarakat.
5.3. Kondisi dan Situasi Perusahaan
Kelompok Tani Karya Sejahtera memiliki kondisi infrastruktur yang
cukup memadai.
16
produk, jaringan komunikasi di Kelompok Tani Karya Sejahtera tersedia
telepon dan handphone. Dari segi komunikasi internet belum memadai karena
anggota-anggotanya belum memahami internet.
Kelompok Tani Karya Sejahtera saat ini dalam kondisi stabil. Kondisi
yang stabil ini antara lain pengambilan keputusan lebih cepat dan dalam disiplin
waktu lebih meningkat.
5.4. Struktur Organisasi Kelompok Tani
Kelompok Tani Karya Sejahtera mempunyai Ketua yang memiliki
kedudukan tertinggi. Kemudian terdapat sekretaris yang membawahi bendahara,
dan anggota-anggota kelompok tani.
Gambar 1. Struktur Organisasi Perusahaan
17
Ketua
Awaludin
Sekretaris Rosihoh
BendaharaYayat Sutrisna
Anggota
Cecep
Anggota
Kusnaedi
Anggota
Wawan Setiawan
Anggota
Syamsul
BAB VI
HASIL KEGIATAN PKL DAN PEMBAHASAN
6.1. Jenis-jenis Kegiatan PKL
Jenis-jenis kegiatan PKL yang di lakukan di Kelompok Tani Karya
Sejahtera meliputi kegiatan yang biasa dilakukan oleh para kelompok tani. Pada
awal minggu pertama materi yang diberikan berupa pengenalan mengenai ayam
broiler, cara pemeliharaan yang baik. Pada minggu berikutnya kegiatan yang
dilakukan adalah kegiatan lapangan mulai dari pemilihan bibit ayam, pembersihan
kandang, vaksinasi,perawatan, panen dan pasca panen.
6.2. Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan praktik kerja lapangan ini dimulai pada tanggal 29 Juli
sampai tanggal 23 September 2013. Kegiatan PKL dilaksanakan dari hari Senin
sampai dengan hari Sabtu, mulai pukul 08.00 sampai 12.00 WIB.
6.3. Hasil Yang Dicapai
Hasil yang dicapai dalam praktik kerja lapang adalah dapat mengetahui
manajemen produksi mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
pengawasan, pengendalian, sampai evaluasi di Kelompok Tani Karya Sejahtera.
6.3.1. Perencanaan Produksi Ayam Broiler
Perencanaan produksi ayam broiler dumulai dengan pemilihan bibit
yang unggul, pembersihan kandang atau sanitasi kandang, penyedian pakan,
penyediaan obat-obatan untuk vaksinasi.
6.3.2. Pemilihan Bibit
Bibit yang baik mempunyai ciri : sehat dan aktif bergerak, tubuh gemuk
(bentuk tubuh bulat), bulu bersih dan kelihatan mengkilat, hidung bersih,
mata tajam dan bersih serta lubang kotoran (anus) bersih.
18
6.3.3. Kondisi Teknisi yang Ideal
1. Lokasi kandang. Kandang ideal terletak di daerah yang jauh dari
pemukiman penduduk, mudah dicapai sarana transportasi, terdapat
sumber air, arahnya membujur dari timur ke barat.
2. Pergantian udara dalam kandang. Ayam bernafas membutuhkan
oksigen dan mengeluarkan karbondioksida. Supaya kebutuhan oksigen
selalu terpenuhi, ventilasi kandang harus baik.
3. Suhu udara dalam kandang. Suhu ideal kandang sesuai umur adalah :
Umur (hari) Suhu ( 0C )
01 – 07 34 - 32
08 – 14 29 - 27
15 – 21 26 - 25
21 – 28 24 - 23
29 – 35 23 - 21
6.3.4. Pelaksanaan Pemeliharaan Kandang
1. Perkembangan
Tipe kandang ayam Broiler ada dua, yaitu bentuk panggung dan tanpa
panggung. Tipe panggung lantai kandang lebih bersih karena kotoran
langsung jatuh ke tanah, tidak memerlukan alas kandang sehingga
pengelolaan lebih efisien, tetapi biaya pembuatan kandang lebih besar. Tipe
litter lebih banyak dipakai peternak, karena lebih mudah dibuat dan lebih
murah.
Pada awal pemeliharaan, kandang ditutupi plastik untuk menjaga
kehangatan, sehingga energi yang diperoleh dari pakan seluruhnya untuk
pertumbuhan, bukan untuk produksi panas tubuh. Kepadatan kandang yang
ideal untuk daerah tropis seperti Indonesia adalah 8-10 ekor/m2, lebih dari
angka tersebut, suhu kandang cepat meningkat terutama siang hari pada
umur dewasa yang menyebabkan konsumsi pakan menurun, ayam
cenderung banyak minum, stres, pertumbuhan terhambat dan mudah
terserang penyakit.
19
2. Pakan
Pakan merupakan 70% biaya pemeliharaan. Pakan yang diberikan
harus memberikan zat pakan (nutrisi) yang dibutuhkan ayam, yaitu
karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral, sehingga pertambahan
berat badan perhari menjadi tinggi. Pemberian pakan dengan sistem ad
libitum (selalu tersedia/tidak dibatasi).
Apabila menggunakan pakan dari pabrik, maka jenis pakan
disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan ayam, yang dibedakan menjadi 2
(dua) tahap. Tahap pertama disebut tahap pembesaran (umur 1 sampai 20
hari), yang harus mengandung kadar protein minimal 23%. Tahap kedua
disebut penggemukan (umur diatas 20 hari), yang memakai pakan berkadar
protein 20 %. Jenis pakan biasanya tertulis pada kemasannya.
3. Vaksinasi
Vaksinasi adalah pemasukan bibit penyakit yang dilemahkan ke
tubuh ayam untuk menimbulkan kekebalan alami. Vaksinasi penting yaitu
vaksinasi ND/tetelo. Dilaksanakan pada umur 4 hari dengan metode tetes
mata, dengan vaksin ND strain B1 dan pada umur 21 hari dengan vaksin
ND Lasotta melalui suntikan atau air minum.
4. Pemeliharaan
• Minggu Pertama (hari ke-1-7). Kutuk/DOC dipindahkan ke indukan atau
pemanas, segera diberi air minum hangat yang ditambah POC NASA
dengan dosis + 1 - 2 cc/liter air minum atau viterna plus dengan dosis + 1
cc/liter air minum/hari dan gula untuk mengganti energi yang hilang
selama transportasi. Pakan dapat diberikan dengan kebutuhan per ekor 13
gr atau 1,3 kg untuk 100 ekor ayam. Jumlah tersebut adalah kebutuhan
minimal, pada prakteknya pemberian tidak dibatasi. Pakan yang diberikan
pada awal pemeliharaan berbentuk butiran-butiran kecil (crumbles).
20
• Mulai hari ke-2 hingga ayam dipanen air minum sudah berupa air dingin
dengan penambahan POC NASA dengan dosis 1 - 2 cc/liter air minum.
Vaksinasi yang pertama dilaksanakan pada hari ke-4.
• Minggu Kedua (hari ke 8 -14). Pemeliharaan minggu kedua masih
memerlukan pengawasan seperti minggu pertama, meskipun lebih ringan.
Pemanas sudah bisa dikurangi suhunya. Kebutuhan pakan untuk minggu
kedua adalah 33 gr per ekor atau 3,3 kg untuk 100 ekor ayam.
• Minggu Ketiga (hari ke 15-21). Pemanas sudah dapat dimatikan terutama
pada siang hari yang terik. Kebutuhan pakan adalah 48 gr per ekor atau 4,8
kg untuk 100 ekor. Pada akhir minggu (umur 21 hari) dilakukan vaksinasi
yang kedua menggunakan vaksin ND strain Lasotta melalui suntikan atau
air minum. Jika menggunakan air minum, sebaiknya ayam tidak diberi air
minum untuk beberapa saat lebih dahulu, agar ayam benar-benar merasa
haus sehingga akan meminum air mengandung vaksin sebanyak-
banyaknya.
• Minggu Keempat (hari ke 22-28). Pemanas sudah tidak diperlukan lagi
pada siang hari karena bulu ayam sudah lebat. Pada umur 28 hari,
dilakukan sampling berat badan untuk mengontrol tingkat pertumbuhan
ayam. Pertumbuhan yang normal
• mempunyai berat badan minimal 1,25 kg. Kebutuhan pakan adalah 65 gr
per ekor atau 6,5 kg untuk 100 ekor ayam. Kontrol terhadap ayam juga
harus ditingkatkan karena pada umur ini ayam mulai rentan terhadap
penyakit.
• Minggu Kelima (hari ke 29-35). Pada minggu ini, yang perlu diperhatikan
adalah tatalaksana lantai kandang. Karena jumlah kotoran yang
dikeluarkan sudah tinggi, perlu dilakukan pengadukan dan penambahan
alas lantai untuk menjaga lantai tetap kering. Kebutuhan pakan adalah 88
gr per ekor atau 8,8 kg untuk 100 ekor ayam. Pada umur 35 hari juga
dilakukan sampling penimbangan ayam. Bobot badan dengan
21
pertumbuhan baik mencapai 1,8 - 2 kg. Dengan bobot tersebut, ayam
sudah dapat dipanen.
• Minggu Keenam (hari ke-36-42). Jika ingin diperpanjang untuk
mendapatkan bobot yang lebih tinggi, maka kontrol terhadap ayam dan
lantai kandang tetap harus dilakukan. Pada umur ini dengan pertumbuhan
yang baik, ayam sudah mencapai bobot 2,25 kg.
5. Penyakit
Penyakit yang sering menyerang ayam broiler yaitu :
A. Tetelo (Newcastle Disease/ND) yaitu penyakit yang di sebabkan virus
Paramyxo yang bersifat menggumpalkan sel darah. Gejalanya ayam sering
megap-megap, nafsu makan turun, diare dan senang berkumpul pada
tempat yang hangat. Setelah 1 - 2 hari muncul gejala syaraf, yaitu kaki
lumpuh, leher berpuntir dan ayam berputar-putar yang akhirnya mati.
Ayam yang terserang secepatnya dipisah, karena mudah menularkan
kepada ayam lain melalui kotoran dan pernafasan. Belum ada obat yang
dapat menyembuhkan, maka untuk mengurangi kematian, ayam yang
masih sehat divaksin ulang dan dijaga agar lantai kandang tetap kering.
B. Gumboro (Infectious Bursal Disease/IBD) yaitu penyakit yang menyerang
sistem kekebalan tubuh yang disebabkan virus golongan Reovirus. Gejala
diawali dengan hilangnya nafsu makan, ayam suka bergerak tidak teratur,
peradangan disekitar dubur, diare dan tubuh bergetar-getar. Sering
menyerang pada umur 36 minggu. Penularan secara langsung melalui
kotoran dan tidak langsung melalui pakan, air minum dan peralatan yang
tercemar. Belum ada obat yang dapat menyembuhkan, yang dapat
dilakukan adalah pencegahan dengan vaksin Gumboro.
C. Penyakit Ngorok (Chronic Respiratory Disease) yaitu penyakit infeksi
saluran pernapasan yang disebabkan oleh bakteri Mycoplasma
gallisepticum. Gejala yang nampak adalah ayam sering bersin dan ingus
keluar lewat hidung dan ngorok saat bernapas. Pada ayam muda
menyebabkan tubuh lemah, sayap terkulai, mengantuk dan diare dengan
kotoran berwarna hijau, kuning keputih-keputihan. Penularan melalui
22
pernapasan dan lendir atau melalui perantara seperti alat-alat. Pengobatan
dapat dilakukan dengan obat-obatan yang sesuai.
D. Berak Kapur (Pullorum). Disebut penyakit berak kapur karena gejala yang
mudah terlihat adalah ayam diare mengeluarkan kotoran berwarna putih
dan setelah kering menjadi seperti serbuk kapur. Disebabkan oleh bakteri
Salmonella pullorum.
6. Pembersihan Kandang
Pembersihan kandang harus dilakukan setelah panen. Dilakukan dengan
beberapa tahap, yaitu pencucian kandang dengan air hingga bersih dari kotoran
limbah budidaya sebelumnya. Tahap kedua yaitu pengapuran di dinding dan lantai
kandang. Untuk sanitasi yang sempurna selanjutnya dilakukan penyemprotan
dengan formalin, untuk membunuh bibit penyakit. Setelah itu dibiarkan minimal
selama 10 hari sebelum budidaya lagi untuk memutus siklus hidup virus dan
bakteri, yang tidak mati oleh perlakuan sebelumn
6.3.5. Biaya Produksi Ayam Broiler
Biaya yang diperlukan untuk berternak ayam broiler di Kelompok
Tani Karya Sejahtera adalah sebagai berikut :
Tabel 6. Biaya produksi ayam broiler per kandang
No. Uraian
Biaya Produksi
Satuan Harga Volume Total
1 Pembelian Benih Rp/box 300.000 50 15.000.0002 Pengolahan
Kandang
Rp/kandang 1000.000 2 2.000.000
3 Pakan Rp/kg 5000 5 ton 25.000.0004 Upah Pekerja Rp/orang 100.000 5 500.000
Total 42.500.000
23
6.3.6. Manajemen Produksi Ayam Broiler di Kelompok Tani Karya
Sejahtera
1. Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan oleh Kelompok Tani Karya Sejahtera
telah disusun baik jangka panjang maupun jangka pendek, untuk
jangka panjang salah satunya meliputi kegiatan rutin yang dilakukan
dalam kegiatan produksi, yang diantaranya, persediaan DOC,
persiapan kandang dan persiapan lainnya. Sedangkan perencanaan
jangka pendek meliputi penyediaan pakan, penyediaan obat untuk
vaksinasi, dan penyediaan lainnya.
Sebelum kandang dijadikan lokasi untuk pembesaran ayam, para
petani melakukan peninjauan layak atau tidak layak kondisi kandang
untuk kegiatan pembesaran.
2. Pengorganisasian
Kelompok Tani Karya Sejahtera meliki satu ketua dan satu
anggota- angota yg memiliki pengalaman yang cukup memadai. Di
samping para anggota juga memiliki usaha sampingan bertani seperti
menaman jambu getas, menanam cabai, dan masih banyak lagi usaha
sampingan yang mereka kerjakan.
3. Kegiatan Produksi
Kegiatan produksi dilakukan bersama-sama, kegiatan tersebut
meliputi pemantauan lahan, vaksinasi, pemberian pakan,
pemeliharaan, panen, pasca panen, dan lain sebagainya.
4. Pengawasan Bibit Ayam
Pengawasan dilakukan langsung oleh para petani, dimulai dari
pemerikasaan beniha ayam langsung dari produsen, setelah itu benih
ayam yang siap di besarkan di periksa terlebih dahulu kesehatannya.
pengawasan ini bertujuan untuk memastikaan ayam yang di ternakan
menghasilkan kualitas yang sesuai dengan keinginan pasar.
24
5. Pengendalian Produksi
Pengendalian produksi di Kelompok Tani Karya Sejahtera
dilakukan untuk menjaga agar target produksi bisa tercapai. Salah satu
pengendalian yang menyangkut pembesaran ayam dilakukan oleh
semua anggota kelompok tani, hal ini dilakukan untuk mengnatisipasi
dari adanya serangan penyakit agar mutu dan kualitas terjaga.
Kegiatan ini sesuai dengan pernyataan Gumbira dan Harizt (2001)
dalam melakukan pengendalian produksi pertanian agar produksi
sesuai dengan rencana yang diharapkan.
7. Evaluasi Produksi
Evaluasi produksi di Kelompok Tani Karya Sejahtera dilakukan
pada saat-saat tertentu yaitu setiap selesai memasarkan produk, hal ini
dilakukan untuk mejaga kualitas dan kuantitas produk yang akan di
pasarkan. Adapun evaluasi lainnya yang dilakukan adalah untuk
menghadapi pra musim dan persiapan kegiatan panen pada hari-hari
berikutnya, dan evaluasi awal tahun biasa dilakukan untuk menilai
kinerja yang telah dicapai dan merencanakan perbaikan sarana
produksi atau menyediakan sarana produksi yang belum tersedia,
proses evaluasi yang telah dilakukan oleh Kelompok Tani Karya
Sejahtera ini sesuai dengan pernyataan Gumbira dan Harizt (2001)
bahwa evaluasi harus dilakukan secara berkala, mulai saat
perencanaan usaha sampai pada akhir usaha.
25
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
Manajemen produksi ayam broiler di Kelompok Tani Karya Sejahtera
berjalan cukup baik sesuai dengan prosedur. Namun, pada bagian pemasarannya
belum baik karena setiap akan memasarkan produk tidak secara langsung tetapi
melalui pengepul yang langsung datang dari Jakarta.
7.2. Saran
Kelompok Tani Karya Sejahtera diharapkan dapat meningkatkan produksi
ayam broiler dan meningkatkan kualitas sehingga masyarakat lebih menyukai
ayam broiler sebagai makanan pokok sehari-hari. Pada aspek pemasarannya
diharapkan dapat ditingkatkan dan Diharapkan pula Kelompok Tani Karya
Sejahtera dapat meningkatkan kinerja para petani untuk menjadi yang lebih baik.
26
DAFTAR PUSTAKA
Teguh, J.2013.Pembesaran Ayam Potong.http://www.idebisnis.biz/articles/2013/11/pembesaran-ayam-potongAnoraga.2004. Manajemen Produksi . Agromedia. Jakarta . Diakses 11 Juli 2014
Gumbira. Sa’id. E. dan Ibtan Harizt. A. 2001. Manajemen Agribisnis. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Lova, P.2012.Pengertian dan Fungsi Manajemen Produksi Agribisnis.http://lova241smk.wordpress.com/2012/02/2 6/menerapkan-fungsi- manajemen-poac-planning-organizing-actuating-controlling-dalam-aspek-perusahaan/.Diakses Juli 2013.
Inggit.2013.Tips Sukses Budidaya Ternak Ayam Broiler http://budidayausaha.blogspot.com/2013/02/tips-sukses-usaha-budidaya-
ternak-ayam.html
27