74
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT. ADARO ENERGY, Tbk and Subsidiaries Periode 2010-2014 TUGAS MANAJEMEN KEUANGAN DOSEN: DR. WAHYOE SOEDARMONO DISUSUN OLEH : ABDUL SALAM 122130001 NANTI SAGALA 122140105 ROESDANIEL IBRAHIM 122140128 REGAS PANJI PRATOMO 122140124 AYU PURNAMA 122140030 ALFIAN 122140002 TRI SANDY FAJAR 122140143 MAGISTER MANAGEMENT TRISAKTI UNIVERSITY JAKARTA 2015

Paper analisis laporan keuangan - PT Adaro Energy Tbk

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Paper analisis laporan keuangan - PT Adaro Energy Tbk

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

PT. ADARO ENERGY, Tbk and Subsidiaries

Periode 2010-2014

TUGAS MANAJEMEN KEUANGAN

DOSEN: DR. WAHYOE SOEDARMONO

DISUSUN OLEH :

ABDUL SALAM 122130001

NANTI SAGALA 122140105

ROESDANIEL IBRAHIM 122140128

REGAS PANJI PRATOMO 122140124

AYU PURNAMA 122140030

ALFIAN 122140002

TRI SANDY FAJAR 122140143

MAGISTER MANAGEMENT

TRISAKTI UNIVERSITY

JAKARTA

2015

Page 2: Paper analisis laporan keuangan - PT Adaro Energy Tbk

2

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ....................................................................................................................................... 2

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................................ 3

BAB 1 TENTANG PERUSAHAAN ....................................................................................................... 4

1.1. Sejarah Perusahaan .......................................................................................................... 5

1.2. Visi dan Misi Perusahaan ................................................................................................. 6

1.3. Nilai – Nilai Perusahaan .................................................................................................... 6

BAB 2 LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ................................................................................... 7

2.1. Laporan Keuangan PT. Adaro Energy, Tbk tahun 2010-2011 ........................................... 7

2.2. Laporan Keuangan PT. Adaro Energy, Tbk tahun 2011-2012 ......................................... 15

2.3. Laporan Keuangan PT. Adaro Energy, Tbk tahun 2012-2014 ......................................... 24

2.4. Closing Price Tahun 2010-2014 ...................................................................................... 44

2.5. IHSG Tahun 2010-2014 ................................................................................................... 44

BAB 3 PERHITUNGAN ANALISIS RASIO ......................................................................................... 48

3.1. Tabel Perhitungan dan Formulasi Analisis Rasio ............................................................ 48

3.2. Hasil Perhitungan Analisis Rasio ..................................................................................... 54

BAB 4 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN ......................................................................................... 56

4.1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio) ..................................................................................... 56

4.2. Manajemen Aset (Asset Management) .......................................................................... 38

4.3. Manajemen Piutang (Debt Management) ..................................................................... 40

4.4. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio) .......................................................................... 60

4.5. Market Value Ratio ......................................................................................................... 63

4.6. Modal Kerja..................................................................................................................... 65

4.7. Analisis Persentase Pengembalian Investasi (% Return) ................................................ 65

4.8. Analisis Kinerja Perusahaan dibandingkan Pesaing-Pesaingnya .................................... 65

BAB 5 KESIMPULAN & SARAN ....................................................................................................... 70

5.1. Kesimpulan ..................................................................................................................... 70

5.2. Saran .............................................................................................................................. 72

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................................... 50

Page 3: Paper analisis laporan keuangan - PT Adaro Energy Tbk

3

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Logo PT. Adaro Energy,Tbk ............................................................................................ 6

Gambar 4.1 Tren Rasio Lancar PT. Adaro Energy, Tbk ................................................................. 56

Gambar 4.2 Tren Manajemen Aset ITO PT. Adaro Energy Tbk .................................................... 39

Gambar 4.3 Tren Manajemen Aset DSO PT. Adaro Energy, Tbk .................................................. 39

Gambar 4.4 Tren Manajemen Aset ICP PT. Adaro Energy, Tbk .................................................... 40

Gambar 4.5 Tren Manajemen Hutang Debt Ratio PT. Adaro Energy, Tbk ................................... 41

Gambar 4.6 Tren Ratio TIE PT. Adaro Energy, Tbk ....................................................................... 42

Gambar 4.7 Tren Profitabilitas Ratio PT. Adaro Energy Tbk ......................................................... 63

Gambar 4.8 Tren Nilai Pasar Saham PT. Adaro Energy, Tbk ............. Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.9 Tren Modal Kerja PT. Adaro Energy, Tbk .................................................................. 45

Gambar 4.10 Tren Cash Conversion Cycle PT. Adaro Energy, Tbk ............................................... 46

Page 4: Paper analisis laporan keuangan - PT Adaro Energy Tbk

4

BAB I

TENTANG PERUSAHAAN

1.1. Sejarah Perusahaan

Sejarah bisnis Adaro dimulai pada tahun 1992, ketika perusahaan ini mulai memproduksi batubara yang kemudian dipasarkan dengan nama Envirocoal dari konsesi seluas 258 km2 di kabupaten Tabalong, provinsi Kalimantan Selatan, berdasarkan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) generasi pertama dengan Pemerintah Indonesia.

Sejak saat itu, Adaro menyusuri perjalanan panjang yang membuahkan banyak kemajuan dan perkembangan. Perusahaan mulai beroperasi dengan memproduksi 1 juta ton batubara dua dekade lalu saat ini telah menjelma menjadi satu dari lima pengekspor terbesar bagi pasar batubara termal dengan pengiriman lintas samudera (seaborne) dan pemasok terbesar di pasar domestik. Pada akhir 2013, dengan kapitalisasi pasar sebesar US$2,9 miliar, Adaro tetap bertahan sebagai salah satu perusahaan pertambangan publik yang terbesar di Indonesia.

Pada tahun 2013, Adaro memproduksi 52,3 juta ton Envirocoal, sehingga total produksi dari tiga pit di Kalimantan Selatan sampai saat ini mencapai 509 juta ton. Dengan cadangan sebesar 900 juta tonne dan sumber daya batubara sebesar 4,9 miliar tonne di konsesi ini, menurut kajian JORC pada tahun 2012, Adaro berada di posisi yang baik untuk dapat mencapai target produksi jangka menengahnya yang telah ditetapkan sebesar 80 juta ton per tahun dan merealisasikan visinya untuk menjadi kelompok perusahaan tambang dan energi Indonesia yang terkemuka.

Adaro juga menjalankan strategi untuk menciptakan nilai maksimal dari batubara Indonesia dengan berfokus pada produksi batubara yang tumbuh secara organik, meningkatkan efisiensi dan pengendalian biaya dan mengembangkan dan melanjutkan integrasi divisi ketenagalistrikan.

Adaro berfokus pada pengembangan bisnisnya di Indonesia. Hal ini dimanifestasikan dengan strategi yang didasarkan pada pertumbuhan, yaitu pertumbuhan Indonesia, Asia Tenggara, Cina dan India. Adaro meyakini bahwa seiring peningkatan kebutuhan listrik di negara-negara ini sebagai akibat pertumbuhan populasi dan ekonomi, pilihan bahan bakar akan tetap jatuh pada batubara dengan harganya yang terjangkau dan jumlahnya yang melimpah.

Dengan memiliki sumber daya batubara sampai 12.8 miliar ton, Adaro merupakan salah satu dari segelintir produsen batubara di dunia yang dapat memberikan

Page 5: Paper analisis laporan keuangan - PT Adaro Energy Tbk

5

pasokan batubara yang handal dan dalam jangka waktu yang panjang kepada perusahaan-perusahaan listrik terkemuka yang sedang membangun pembangkit listrik berbahan bakar batubara di seluruh wilayah Asia. Perjanjian pasokan jangka panjang dengan perusahaan-perusahaan ini akan memungkinkan Adaro untuk mencapai target produksi jangka menengahnya yang telah ditetapkan sebesar 80 juta tonne per tahun. Perusahaan juga akan berfokus untuk mengembangkan basis konsumen yang ada dan bekerja bersama mereka untuk membangun pembangkit listrik yang akan mengkonsumsi batubaranya.

Konsumen Adaro

Dari tiga lokasi penambangan di provinsi Kalimantan Selatan, Adaro memproduksi salah satu batubara terbersih di dunia yang dikenal dengan nama Envirocoal. Batubara ini merupakan batubara jenis subbituminus dengan nilai kalori sedang dan kandungan sulfur, abu dan NOx yang sangat rendah.

Adaro dapat berbangga dengan catatan pertumbuhan yang berkelanjutan dalam sejarah penambangannya di Kalimantan yang telah berjalan lebih dari dua dekade, dan pada tahun 2014 Adaro berencana untuk menambang batubara dengan skala produksi 54-56 juta ton.

Sebagian besar batubara Adaro dijual kepada perusahaan pembangkit listrik, dan secara rata-rata, 25% penjualan batubara Adaro adalah untuk konsumen domestik di Indonesia dan 75% untuk konsumen luar negeri yang sebagian besar berada di wilayah Asia. Dalam tiga tahun terakhir ini, Adaro telah mengakuisisi kepemilikan atas lima properti batubara di Sumatera dan Kalimantan, yang saat ini tengah dipersiapkan untuk penambangan dan akan memproduksi batubara dengan kualitas ramah lingkungan yang serupa dengan Envirocoal.

Dengan adanya konsesi-konsesi baru tersebut serta tambang utamanya yang berada di Tabalong, Adaro sebagai kontraktor pemerintah Indonesia memiliki kendali atau opsi terhadap 12.8 miliar ton sumber daya batubara termal (berdasarkan kajian JORC). Dari sumber daya tersebut, 1,1 miliar ton batubaranya merupakan cadangan terbukti menurut JORC.

Produk Batubara Adaro

Batubara yag dihasilkan Adaro adalah jenis sub-bituminus dengan tingkat energi sedang, yang merupakan salah satu bahan bakar fosil terbersih di dunia berkat kandungan sulfur, abu dan nitrogennya yang sangat rendah. Merek dagang batubara ini telah dikenal di pasar global dengan nama Envirocoal. Dalam waktu

Page 6: Paper analisis laporan keuangan - PT Adaro Energy Tbk

6

dekat, batubara dari tambang Adaro lainnya dengan nama Ultima, Balangan dan Wahau, yang juga berkarakteristik polutan rendah, akan ikut meramaikan pasar.

Envirocoal telah banyak digunakan sejak tahun 1992 di Eropa, Asia, Amerika serta pasar domestik di Indonesia (lihat basis konsumen di sini) oleh pembangkit listrik, pabrik semen, dan sektor industri yang dinaungi oleh peraturan lingkungan yang ketat, atau untuk dicampur dengan batubara yang lebih umum dengan kandungan sulfur dan abu yang tinggi.

Hasil pencampuran ini secara konsisten menunjukkan penurunan yang signifikan terhadap dampak lingkungan jika dibandingkan dengan menggunakan batubara biasa. Karena kualitasnya yang langka, Envirocoal juga memberikan manfaat ekonomis dan teknis yang sangat tinggi melalui penghematan biaya operasional dan perawatan dan pembakaran, dan peningkatan pada penanganan abu dan efisiensi pembuangan abu, yang menjadikan Envirocoal sebagai bahan bakar padat dengan biaya yang efektif dan paling ramah lingkungan.

Permintaan Envirocoal yang kokoh dan terus meningkat – Adaro berencana untuk memproduksi 54-56 juta ton bagi konsumsi domestik dan ekspor pada 2014 – hal ini menunjukan bahwa Envirocoal dapat bersaing dengan batubara berkalori lebih tinggi berdasarkan energi per-unit yang dihasilkan.

Kandungan abu Envirocoal yang rendah dapat diartikan sebagai biaya pemeliharaan yang lebih rendah untuk pulveriser, pipa batubara, tabung boiler dan peralatan lainnya di sepanjang jalur batubara. Envirocoal juga memungkinkan produsen listrik untuk memenuhi peraturan lingkungan tanpa keharusan untuk memiliki mesin desulfurisasi gas buang (flue gas desulphurization – FGD), sehingga dapat mengurangi kebutuhan modal dan biaya operasional secara signifikan.

Anak perusahaan Adaro yang utama – PT Adaro Indonesia – telah memproduksi Envirocoal dari tiga tambang di wilayah konsesi di kabupaten Tabalong, provinsi Kalimantan Selatan selama 21 tahun. Adaro umumnya menjual dua jenis Envirocoal, yang dinamakan berdasarkan nilai kalori rata-ratanya: E5000, dari tambang Tutupan dan Paringin, dan E4000, dari tambang Wara. Pada tahun 2013, untuk memberikan pilihan yang lebih beragam bagi para konsumen, Adaro memperkenalkan E4700, namun produk tersebut mulai dihentikan pada tahun 2014, setelah perusahaan memperkenalkan E4900 di kuartal keempat tahun 2013.

Juga pada tahun 2013, Adaro mengakusisi Balangan Coal Project, sebuah konsesi yang terletak di lokasi strategis 11 kilometer arah tenggara dari konsesi PT Adaro Indonesia di Tabalong. Tambang ini merupakan bagian dari cekungan geologi yang sama dengan lokasi operasional Adaro di PT Adaro Indonesia, dan juga dengan karakteristik batubara yang sama dengan Envirocoal (kandungan sulfur dan abu

Page 7: Paper analisis laporan keuangan - PT Adaro Energy Tbk

7

yang rendah), namun dengan nilai kalori yang sedikit lebih tinggi dari E4000 yaitu 4.436 kcal/kg.

Batubara Adaro yang baru, Ultima, akan diproduksi oleh anak perusahaannya yaitu PT Mustika Indah Permai, dari lokasi tambang di Sumatera Selatan yang diakusisi belum lama ini. Batubara ini juga berkarakteristik polutan yang rendah – kandungan sulfur dan abu yang relatif rendah – namun nilai kalorinya sedikit lebih tinggi daripada Envirocoal E4000.

Dengan nilai kalori 4.281 kkal/kg (gar), Ultima membidik segmen yang berbeda. Adaro yakin bahwa Ultima, yang akan diproduksi dengan standar keandalan dan kualitas tinggi yang telah menjadi reputasi Adaro Indonesia, juga akan mendapat sambutan hangat di pasar batubara Asia. MIP terus berupaya untuk mendapatkan pesanan bagi Ultima dan sedang dalam proses untuk memasok para konsumen di wilayah yang ditargetkan.

Sementara itu, PT Bhakti Energi Persada (BEP) yang juga merupakan salah satu anak perusahaan Adaro, saat ini sedang mempersiapkan kegiatan penambangan di konsesi yang baru diakusisi di Kalimantan Timur. Batubara yang akan diproduksi di sini, yang dipasarkan dengan nama Wahau, berkarakteristik energi rendah, dengan nilai kalori 3.500 kkal/kg, namun kandungan sulfur dan abunya juga rendah. BEP akan dapat memanfaatkan keahlian Adaro yang mapan dalam mengembangkan pasar global untuk batubara peringkat rendah yang ramah lingkungan

Cadangan dan Sumber Daya Batubara melalui Pertumbuhan Batubara

Adaro menjalankan strategi untuk menciptakan nilai maksimal dari batubara Indonesia. Fokus perusahaan diarahkan pada pengembangan bisnis di Indonesia. Strategi ini didasarkan pada pertumbuhan, yakni pertumbuhan Indonesia, Asia Tenggara, Cina dan India. Adaro meyakini bahwa permintaan listrik negara-negara ini akan terus meningkat seiring peningkatan jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi, sehingga pilihan bahan bakar akan tetap jatuh pada batubara dengan harganya yang terjangkau dan jumlahnya yang melimpah. Dengan demikian, Adaro memiliki pendekatan yang solid dan proaktif untuk menumbuhkan sumber daya batubara (deposit yang berpotensi layak untuk dikeluarkan) dan cadangan (bagian sumber daya batubara yang telah teridentifikasi, yang dapat ditambang secara ekonomis dengan teknologi yang ada). Pendekatan yang dilakukan Adaro memerlukan adanya peningkatan sumber daya dan cadangan batubara baik di operasional tambang yang sudah berjalan di Kalimantan Selatan serta dengan mengakusisi dan mengembangkan properti batubara yang baru.

Page 8: Paper analisis laporan keuangan - PT Adaro Energy Tbk

8

Gabungan hal-hal tersebut telah menopang pertumbuhan Adaro sampai memiliki kendali atas 12.8 miliar ton sumber daya batubara, sehingga saat ini Adaro telah menjadi salah satu dari segelintir produsen batubara di dunia yang dapat memberikan pasokan batubara yang handal dan dalam jangka waktu yang panjang kepada perusahaan-perusahaan listrik terkemuka yang sedang membangun pembangkit listrik berbahan bakar batubara di seluruh wilayah Asia. Perjanjian pasokan jangka panjang dengan perusahaan-perusahaan ini akan memungkinkan Adaro untuk mencapai target produksi jangka menengahnya yang telah ditetapkan sebesar 80 juta ton per tahun, dibandingkan dengan skala produksi saat ini yang masih sekitar 50-55 juta ton per tahun.

Dalam hal pertumbuhan dari basis cadangan yang ada saat ini di konsesi Adaro Indonesia di Kalimantan Selatan, Adaro berupaya untuk terus tumbuh secara organik dengan membuat perencanaan penambangan yang terperinci. Dengan semakin bertambahnya usia tambang Tutupan, tambang Wara diharapkan akan menjadi pendorong utama pertumbuhan organic, didukung dengan kontribusi dari tambang Paringin.

Fokus pada peluang pertumbuhan ini telah meningkatkan ukuran sumber daya batubara inti Adaro di Kalimantan Selatan hingga 4% dari 4,7 miliar ton sumber daya batubara yang terukur, tereka, dan terkira per akhir tahun 2012 menjadi 4,9 miliar ton per akhir tahun 2013. Sementara itu, bagian yang terukur sebagai cadangan menurun 2% pada periode yang sama, dari 921 juta ton cadangan yang terbukti dan terkira menjadi 900 juta ton.

Memperluas Konsesi Sampai ke Luar Kalimantan Selatan

Upaya untuk memperbesar basis cadangan dan sumber daya batubara melalui akusisi terhadap deposit batubara yang belum dikembangkan (greenfield) di Indonesia sangat penting bagi keberlangsungan perusahaan. Karena itu, selama beberapa tahun terakhir telah berhasil menjalankan program untuk peningkatan cadangan melalui diversifikasi produk, lokasi dan perizinan pertambangan.

Tim geologi yang berpengalaman didorong untuk menelusuri potensi batubara di Indonesia, yang kemudian dinilai dengan seksama berdasarkan kualitas aset, ukuran dan lokasinya. Adaro hanya akan mengakusisi deposit berkualitas tinggi dengan cadangan yang cukup besar untuk dikembangkan dengan strategi yang sama seperti yang dijalankan di Adaro Indonesia: biaya rendah, pertumbuhan belanja modal yang rendah, dengan kendali atas rantai pasokan dan pertumbuhan berkelanjutan yang sesuai dengan kebutuhan konsumen.

Secara keseluruhan, perusahaan telah menginvestasikan AS$744 juta untuk program akusisi selama tiga tahun terakhir, yang sebagian besar telah rampung per

Page 9: Paper analisis laporan keuangan - PT Adaro Energy Tbk

9

akhir tahun 2012. Program akuisisi ini telah meningkatkan total potensi sumber daya batubara secara signifikan dan artinya Adaro telah meminimalisir risiko yang dapat ditimbulkan oleh ketergantungan pada satu tambang tunggal karena saat ini telah memiliki operasi di empat provinsi utama di Indonesia yang kaya akan kandungan batubara: Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah.

Lokasi-lokasi baru ini sedang dipersiapkan untuk kegiatan penambangan, dan informasi lebih lanjut mengenai proyek ini dapat dilihat pada bagian Investasi untuk Masa Depan di laman ini.

Aset Batubara Adaro Energy

Aset Kepemilikan Tahun

Akuisisi Sumber Daya Cadangan Jenis Perizinan

Adaro Indonesia,

Kalimantan Selatan 100% 1982 4.7Bt 921 Mt

Batubara

Termal

PKP2B sampai

2022

IndoMet Coal Project

(IMC) perusahaan

patungan dengan BHP

Billiton, Kalimantan

Tengah

25% 2010

774Mt yang

berasal dari

lima dari tujuh

konsesi

n/a Batubara

Kokas

PKP2B sampai 30

tahun setelah

penambangan

dimulai

Mustika Indah Permai

(MIP), Sumatra Selatan 75% 2011 282Mt 273Mt

Batubara

Termal IUP sampai 2030

Bukit Enim Energi (BEE),

Sumatra Selatan 61% 2011

Penelitian

geologi masih

ditangguhkan

n/a Batubara

Termal IUP sampai 2031

Bhakti Energi Persada

(BEP), Kalimantan Timur

10,22% (opsi

kepemilikan

hingga 90%)

2012 7.9Bt n/a Batubara

Termal

IUP sampai

2031-38

Proyek Batubara

Balangan, Kalimantan

Selatan

10,22% (opsi

untuk

kepemilikan

hingga 90%)

2013 172Mt n/a Batubara

Termal IUP sampai 2029

Page 10: Paper analisis laporan keuangan - PT Adaro Energy Tbk

10

Tabel di atas menampilkan informasi yang terperinci mengenai sumber daya dan cadangan batubara yang sudah diukur atau diperkirakan di properti yang dimiliki oleh Adaro, yang dilengkapi dengan penjelasan singkat tentang sumber daya batubara dan aktifitas eksplorasi di tambang-tambang ini. Divisi eksplorasi Adaro, PT Adaro Eksplorasi Indonesia (AEI), merupakan komponen utama dari kegiatan operasional Adaro. Sebelumnya, AEI hanya memfokuskan aktifitasnya pada operasional PT Adaro Indonesia di Tabalong, Kalimantan Selatan. Namun kini AEI telah melebarkan cakupannya seiring program akuisisi tambang yang dilakukan Adaro di Sumatra Selatan dan Kalimantan Timur.

Mendukung PT Adaro Indonesia

Deposit batubara di Kalimantan Selatan yang ditambang oleh Adaro Indonesia terletak di perbatasan timur laut cekungan Barito, yang meliputi sebagian besar wilayah provinsi Kalimantan Tengah dan bagian barat Kalimantan Selatan, dimana bagian baratnya berbatasan dengan Sesar Sunda dan bagian timurnya berbatasan dengan lajur menanjak (upthrust) landasan batuan yang membentuk Jajaran Meratus. Formasi Warukin adalah rangkaian utama yang mengandung batubara di wilayah Adaro. Formasi ini dibagi menjadi tiga sub unit dimana permukaan batubara utama terdapat pada lapisan sub unit paling atas. Meskipun penambangan pada deposit batubara di bawah naungan Perjanjian Karya Pengusahaan Batubara (PKP2B) telah berjalan selama 21 tahun, masih terdapat potensi batubara di sana. AEI telah menemukan bahwa terdapat batubara peringkat rendah di sisi barat cekungan Barito, yang strukturnya sederhana dan dengan arus panas bumi yang tidak memadai untuk mengupgrade batubara. Adaro yakin akan masih adanya potensi penemuan baru di cekungan ini dan AEI akan terus mencari tempat yang tepat untuk eksplorasi. Adaro Indonesia merampungkan rencana umur tambang pada tahun 2013, yang akan memungkinkan evaluasi yang lebih terfokus terhadap sumber daya berikutnya di setiap wilayah tambang.

Cadangan menunjukkan bahwa secara keseluruhan ada sedikit tambahan perolehan sebanyak 30 juta ton, terutama karena peluncuran cadangan dengan rencana penambangan lima tahun untuk Paringin Utara. Saat ini, penambangan sedang dilakukan di Paringin Utara, namun jumlah cadangannya belum dilaporkan. Cadangan Tutupan menurun sebesar 16 juta ton dan Wara 1 turun 10 juta ton. Secara keseluruhan jumlah cadangan adalah sebesar 921 juta ton. Kualitas cadangan batubara AI secara keseluruhan tetap stabil.

Page 11: Paper analisis laporan keuangan - PT Adaro Energy Tbk

11

Sumatera Selatan : Akuisisi PT Mustika Indah Permai (MIP) & PT Bukit Enim Energi (BEE)

Pada tahun 2012 AEI menyelesaikan kajian JORC untuk perkiraan sumber daya dan cadangan MIP. Properti MIP seluas 2.000 hektar di kabupaten Lahat, Sumatera Selatan, sesuai seperti yang diperkirakan: struktur geologinya sederhana dan ketebalan dan kualitas lapisannya konsisten, dan MIP merupakan salah satu deposit terbaik untuk penambangan terbuka di provinsi tersebut. Batubara MIP akan dipasarkan dengan nama Ultima setelah infrastruktur tambangnya diselesaikan.

Pada tahun 2013, perkiraan eksternal untuk sumber daya dan cadangan batubara MIP telah dirampungkan oleh Marston Inc., anak perusahaan Golder. Sumber daya MIP sedikit meningkat akibat perubahan model dalam skala kecil. Marston juga memperkirakan kembali cadangan batubara MIP berdasarkan JORC. Hasilnya adalah penurunan dalam skala kecil pada tonase cadangan sebagai akibat revisi terhadap biaya pengalihan alur (diversi) sungai dan pengkinian asumsi harga.

Sejak Adaro mengakuisisi MIP, AEI telah membuat kajian lebih lanjut terhadap potensi cekungan Sumatera Selatan, yang juga meliputi formasi Muara Enim yang mengandung batubara yang izin pertambangannya (IUP) telah dimiliki BEE. Adaro memiliki saham sebesar 61,04% di BEE, yang diakuisisi pada tahun 2011. AEI juga mengevaluasi beberapa IUP dan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) di provinsi tersebut pada tahun 2012, sehingga memiliki pengetahuan yang luas mengenai cekungan tersebut. Berkat hal ini, Adaro Energy kini memahami potensi penggalian batubara di Sumatra Selatan, yang menguatkan keputusannya untuk mengakuisisi MIP dan BEE.

Kalimantan Timur : Akuisisi PT Bhakti Energi Persada (BEP)

Kajian yang dilakukan AEI atas aspek geologi dari konsesi BEP di Kalimantan Timur mengukuhkan bahwa melalui BEP, Adaro telah mengamankan sumber daya batubara yang terbaik di wilayah Muara Wahau. Deposit batubara termal peringkat rendah yang sangat besar ini berkarakteristik geologi yang sederhana. Di Kalimantan Timur juga ada batubara peringkat rendah lainnya, namun AEI meyakini bahwa BEP memiliki nisbah kupas yang paling rendah dan lokasi terbaik untuk menyediakan batubara tambang terbuka dalam tonase besar bagi pasar termal selama beberapa dekade ke depan. Lokasi BEP juga memiliki kelebihan karena memungkinkan rute pengangkutan batubara yang langsung ke pantai. AEI telah melakukan peninjauan kembali terhadap data geologi dan topografi BEP, serta mengestimasi penilaian sumber daya batubara menurut JORC dengan

Page 12: Paper analisis laporan keuangan - PT Adaro Energy Tbk

12

menggunakan metodologi tahun 2012. Saat ini diperkirakan bahwa total tonase batubara in-situ untuk seluruh lapisan sebesar 7,96 miliar ton. Adaro masih mempersiapkan laporan cadangan batubara untuk BEP. Adaro memiliki saham sebesar 10,22% di BEP, dan memiliki opsi untuk memperoleh kepemilikan hingga 90,02%. Jika diasumsikan bahwa Adaro menggunakan opsi tersebut, tonase sumber daya batubara yang dianggap milik Adaro akan mencapai 7,16 miliar ton.

Sumber daya batubara BEP berperingkat rendah, dengan total kelembaban mencapai 46,9%, kadar abu 3,1% ARB, dan nilai kalori 3.354 kkal/kg ARB. Total sulfur juga rendah pada 0,10% ARB.

Kalimantan Tengah : IndoMet Coal Project

Pada tahun 2010, Adaro Energy mengakuisisi 25% kepemilikan atas proyek IndoMet Coal di Kalimantan Tengah. Sisa porsi kepemilikan sebesar 75% dimiliki oleh BHP Billiton. Pada laporan tahunan 2012, BHP mengumumkan total sumber daya batubara metalurgi (kokas) dan termal sebesar 774 juta ton, tapi melalui revisi model geologi dan tambahan aktivitas pengeboran, sumber daya naik 64% menjadi 1,271 juta ton dari 774 juta ton pada tahun 2013.

Gambar 1 Logo PT. Adaro Energy, Tbk

1.2. Visi & Misi

VISI PERUSAHAAN ADARO

Menjadi Kelompok Perusahaan Tambang dan Energi Indonesia yang terkemuka

MISI PERUSAHAAN ADARO

Adaro Menjalankan Usaha di Bidang pertambangan dan Energi Untuk :

1. Memuaskan Kebutuhan Pelanggan

2. Mengembangkan Karyawan

Page 13: Paper analisis laporan keuangan - PT Adaro Energy Tbk

13

3. Menjalin Kemitraan dengan Pemasok

4. Mendukung pembangunan masyarakat dan Negara

5. Mengutamakan keselamatan dan Kelestarian Lingkungan

6. Memaksimalkan nilai bagi pemegang saham

Struktur Perusahaan

Adaro Energy didirikan pada tahun 2004 sebagai perseroan terbatas dengan nama PT Padang Karunia. Pada bulan April 2008, nama perusahaan berubah menjadi PT Adaro Energy Tbk dalam persiapan untuk menjadi perusahaan publik dalam penawaran perdana yang dilakukan dengan hasil yang memuaskan pada bulan Juli di tahun yang sama.

Adaro merupakan perusahaan grup yang terintegrasi secara vertikal. Selain anak perusahaan pertambangan utamanya yang bernama PT Adaro Indonesia, Adaro juga memiliki anak-anak perusahaan lainnya yang beroperasi di sepanjang rantai pasokan batubara mulai dari tambang ke pelabuhan dan berlanjut ke pembangkit listrik, yang meliputi penambangan, tongkang, pemuatan kapal, pengerukan, jasa pelabuhan, pemasaran dan ketenagalistrikan.

Anak-anak perusahaan Adaro bersama dengan para kontraktor memproduksi batubaranya dengan tingkat efisiensi yang tertinggi di sektornya dan biaya yang rendah.

Page 14: Paper analisis laporan keuangan - PT Adaro Energy Tbk

14

BAB 2

LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN

2.1. Laporan Keuangan PT. Adaro Energy, Tbk tahun 2010-2009

Page 15: Paper analisis laporan keuangan - PT Adaro Energy Tbk

15

Page 16: Paper analisis laporan keuangan - PT Adaro Energy Tbk

16

Page 17: Paper analisis laporan keuangan - PT Adaro Energy Tbk

17

Page 18: Paper analisis laporan keuangan - PT Adaro Energy Tbk

18

Page 19: Paper analisis laporan keuangan - PT Adaro Energy Tbk

19

Page 20: Paper analisis laporan keuangan - PT Adaro Energy Tbk

20

2.2. Laporan Keuangan PT. Adaro Energy, Tbk tahun 2011-2010

Page 21: Paper analisis laporan keuangan - PT Adaro Energy Tbk

21

Page 22: Paper analisis laporan keuangan - PT Adaro Energy Tbk

22

Page 23: Paper analisis laporan keuangan - PT Adaro Energy Tbk

23

Page 24: Paper analisis laporan keuangan - PT Adaro Energy Tbk

24

Page 25: Paper analisis laporan keuangan - PT Adaro Energy Tbk

25

Page 26: Paper analisis laporan keuangan - PT Adaro Energy Tbk

26

Page 27: Paper analisis laporan keuangan - PT Adaro Energy Tbk

27

Page 28: Paper analisis laporan keuangan - PT Adaro Energy Tbk

28

Page 29: Paper analisis laporan keuangan - PT Adaro Energy Tbk

29

Page 30: Paper analisis laporan keuangan - PT Adaro Energy Tbk

30

2.3. Laporan Keuangan PT. Adaro Energy, Tbk tahun 2013-2012

Page 31: Paper analisis laporan keuangan - PT Adaro Energy Tbk

31

Page 32: Paper analisis laporan keuangan - PT Adaro Energy Tbk

32

Page 33: Paper analisis laporan keuangan - PT Adaro Energy Tbk

33

Page 34: Paper analisis laporan keuangan - PT Adaro Energy Tbk

34

Page 35: Paper analisis laporan keuangan - PT Adaro Energy Tbk

35

Page 36: Paper analisis laporan keuangan - PT Adaro Energy Tbk

36

Page 37: Paper analisis laporan keuangan - PT Adaro Energy Tbk

37

2.4. Laporan Keuangan PT. Adaro Energy, Tbk tahun 2014-2013

Page 38: Paper analisis laporan keuangan - PT Adaro Energy Tbk

38

Page 39: Paper analisis laporan keuangan - PT Adaro Energy Tbk

39

Page 40: Paper analisis laporan keuangan - PT Adaro Energy Tbk

40

Page 41: Paper analisis laporan keuangan - PT Adaro Energy Tbk

41

Page 42: Paper analisis laporan keuangan - PT Adaro Energy Tbk

42

Page 43: Paper analisis laporan keuangan - PT Adaro Energy Tbk

43

Page 44: Paper analisis laporan keuangan - PT Adaro Energy Tbk

44

2.5. Closing Price PT. Adaro Energy, Tbk Tahun 2014-2010

Prices

Date Open High Low Close Avg Vol Adj

Close*

Dec 29, 2014 0.00094 Dividend

Dec 1, 2014 1,080.00 1,145.00 995.00 1,040.00 43,839,300 1,040.00

Nov 3, 2014 1,150.00 1,150.00 980.00 1,080.00 57,403,500 1,080.00

Oct 1, 2014 1,160.00 1,185.00 920.00 1,135.00 71,900,500 1,135.00

Sep 1, 2014 1,320.00 1,390.00 1,150.00 1,175.00 42,637,800 1,175.00

Aug 1, 2014 1,185.00 1,350.00 1,170.00 1,315.00 58,750,400 1,315.00

Jul 1, 2014 1,165.00 1,210.00 1,080.00 1,185.00 45,213,700 1,185.00

Jun 2, 2014 1,270.00 1,340.00 1,130.00 1,175.00 53,242,900 1,175.00

May 28, 2014 0.0011 Dividend

May 1, 2014 1,185.00 1,320.00 1,100.00 1,225.00 66,668,200 1,225.00

Apr 1, 2014 985.00 1,205.00 930.00 1,185.00 64,344,700 1,185.00

Mar 3, 2014 980.00 1,040.00 945.00 980.00 61,659,600 980.00

Feb 3, 2014 960.00 995.00 880.00 995.00 61,543,800 995.00

Jan 1, 2014 1,090.00 1,110.00 870.00 950.00 71,409,700 950.00

Dec 27, 2013 0.00125 Dividend

Dec 2, 2013 1,120.00 1,250.00 1,040.00 1,090.00 46,155,700 1,090.00

Nov 1, 2013 1,010.00 1,240.00 1,010.00 1,130.00 82,772,300 1,130.00

Oct 1, 2013 900.00 1,130.00 890.00 1,020.00 51,982,800 1,020.00

Sep 2, 2013 920.00 1,030.00 870.00 900.00 70,069,300 900.00

Page 45: Paper analisis laporan keuangan - PT Adaro Energy Tbk

45

Aug 1, 2013 700.00 940.00 640.00 930.00 78,545,600 930.00

Jul 1, 2013 830.00 860.00 670.00 700.00 50,444,100 700.00

Jun 3, 2013 890.00 930.00 750.00 860.00 52,554,700 860.00

May 30, 2013 0.00126 Dividend

May 1, 2013 1,200.00 1,240.00 920.00 930.00 46,852,100 930.00

Apr 1, 2013 1,300.00 1,340.00 1,190.00 1,230.00 29,454,600 1,229.99

Mar 1, 2013 1,560.00 1,580.00 1,250.00 1,310.00 36,855,000 1,309.99

Feb 1, 2013 1,640.00 1,680.00 1,550.00 1,570.00 27,721,300 1,569.99

Jan 1, 2013 1,590.00 1,770.00 1,590.00 1,650.00 29,204,500 1,649.99

Dec 27, 2012 0.0011 Dividend

Dec 3, 2012 1,320.00 1,610.00 1,320.00 1,590.00 33,456,500 1,589.99

Nov 1, 2012 1,370.00 1,430.00 1,320.00 1,340.00 25,942,700 1,339.99

Oct 1, 2012 1,480.00 1,490.00 1,340.00 1,370.00 29,963,700 1,369.99

Sep 3, 2012 1,390.00 1,610.00 1,350.00 1,500.00 26,848,500 1,499.99

Aug 1, 2012 1,510.00 1,610.00 1,330.00 1,370.00 25,834,100 1,369.99

Jul 2, 2012 1,560.00 1,630.00 1,320.00 1,460.00 39,478,200 1,459.99

Jun 1, 2012 1,380.00 1,490.00 1,180.00 1,450.00 62,818,200 1,449.99

May 30, 2012 65.800003 Dividend

May 1, 2012 1,870.00 1,880.00 1,460.00 1,470.00 36,701,300 1,469.99

Apr 2, 2012 1,960.00 1,960.00 1,770.00 1,860.00 36,483,700 1,783.97

Mar 1, 2012 1,900.00 1,980.00 1,870.00 1,930.00 40,896,900 1,851.11

Feb 1, 2012 1,870.00 2,025.00 1,790.00 1,920.00 60,254,700 1,841.52

Jan 2, 2012 1,760.00 1,860.00 1,750.00 1,830.00 43,343,000 1,755.20

Page 46: Paper analisis laporan keuangan - PT Adaro Energy Tbk

46

Dec 1, 2011 1,910.00 2,025.00 1,730.00 1,770.00 41,225,000 1,697.65

Nov 29, 2011 21.35 Dividend

Nov 1, 2011 1,990.00 2,150.00 1,830.00 1,910.00 55,160,000 1,831.93

Oct 3, 2011 1,610.00 2,150.00 1,500.00 2,025.00 82,228,800 1,920.41

Sep 5, 2011 1,990.00 2,125.00 1,430.00 1,720.00 90,738,200 1,631.16

Aug 1, 2011 2,675.00 2,700.00 1,990.00 2,025.00 74,306,900 1,920.41

Jul 1, 2011 2,500.00 2,700.00 2,450.00 2,650.00 45,169,800 2,513.12

Jun 1, 2011 2,425.00 2,500.00 2,250.00 2,450.00 40,360,700 2,323.45

May 30, 2011 20.50 Dividend

May 2, 2011 2,225.00 2,475.00 2,200.00 2,450.00 91,331,600 2,323.45

Apr 1, 2011 2,275.00 2,350.00 2,200.00 2,200.00 51,965,800 2,068.55

Mar 1, 2011 2,425.00 2,475.00 2,175.00 2,200.00 60,228,000 2,068.55

Feb 1, 2011 2,400.00 2,500.00 2,250.00 2,450.00 53,471,600 2,303.61

Jan 3, 2011 2,675.00 2,900.00 2,225.00 2,250.00 75,970,500 2,115.56

Dec 1, 2010 2,375.00 2,650.00 2,250.00 2,550.00 45,974,900 2,397.63

Nov 29, 2010 9.85 Dividend

Nov 1, 2010 2,125.00 2,500.00 2,100.00 2,325.00 70,574,600 2,186.08

Oct 1, 2010 2,050.00 2,300.00 2,000.00 2,100.00 63,251,900 1,966.16

Sep 1, 2010 1,870.00 2,150.00 1,760.00 2,025.00 119,488,700 1,895.94

Aug 2, 2010 2,050.00 2,150.00 1,880.00 1,900.00 61,193,700 1,778.90

Jul 1, 2010 1,970.00 2,100.00 1,940.00 2,000.00 54,380,400 1,872.53

Jun 3, 2010 17.00 Dividend

Jun 1, 2010 1,920.00 2,100.00 1,820.00 1,990.00 74,550,200 1,863.17

Page 47: Paper analisis laporan keuangan - PT Adaro Energy Tbk

47

May 3, 2010 2,175.00 2,175.00 1,700.00 2,000.00 120,657,900 1,856.04

Apr 1, 2010 1,970.00 2,250.00 1,970.00 2,200.00 103,636,100 2,041.64

Mar 1, 2010 1,850.00 1,980.00 1,820.00 1,960.00 105,335,100 1,818.91

Feb 1, 2010 1,880.00 1,960.00 1,760.00 1,830.00 113,034,300 1,698.27

Jan 4, 2010 1,730.00 2,075.00 1,730.00 1,890.00 135,613,600 1,753.95

* Close price adjusted for dividends and splits.

Berdasarkan Data Closing Price tersebut dapat diketuhui selama rentang waktu 2010 s/d 2014 adalah sebagai berikut :

Averange : 1,612.00

Max : 2,650.00

Min : 700.00

Gambar : Closing Price Berdasarkan grafik tersebut dapat diketahui bahwa ada tren harga saham yang cenderung menurun walaupun terjadi fluktuatif ada kenaikan dan penurunan, namun berdasarkan rentang waktu selama 5 tahun tersebut ada kecenderungan terus menurun hal ini berbanding terbalik dengan kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang cenderung terus mengalami kenaikan.

0500

10001500200025003000

01

/01

/20

10

01

/05

/20

10

01

/09

/20

10

01

/01

/20

11

01

/05

/20

11

01

/09

/20

11

01

/01

/20

12

01

/05

/20

12

01

/09

/20

12

01

/01

/20

13

01

/05

/20

13

01

/09

/20

13

01

/01

/20

14

01

/05

/20

14

01

/09

/20

14

Clo

sin

g P

rice

Closing Price

Close

Linear (Close)

Page 48: Paper analisis laporan keuangan - PT Adaro Energy Tbk

48

BAB 3

PERHITUNGAN ANALISIS RASIO

3.1. Tabel Perhitungan dan Formulasi Analisis Rasio

NO RASIO RUMUS TAHUN

2014 2013 2012 2011 2010

I LIQUIDITY

1 Current Ratio

Current Asset 1,271,632

1,370,879 1,413,875

1,297,525

1,109,776

Current Liabilities 774,595

773,679 899,223

779,201

644,497

1.64 1.77 1.57 1.67 1.72

2 Quick or Acid Test Ratio

Current Asset - 1,271,632

1,370,879 1,413,875

1,297,525

1,109,776

Inventories 96,743

102,747 64,487

52,420

32,045

Current Liabilities 774,595

773,679 899,223

779,201

644,497

1.52

1.64 1.50

1.60

1.67

II ASSET MANAGEMENT / ACTIVITY

1

Inventory Turn Over (ITO)

Cost of Good Sold (COGS) 2,605,444

2,540,984 2,679,867

2,559,012

1,888,920

Inventories 96,743 64,487

Page 49: Paper analisis laporan keuangan - PT Adaro Energy Tbk

49

102,747 52,420 32,045

26.9

24.7 41.6

48.8

58.9

2 Average Collection Periode (ACP)

Account Receivable 285,560

309,565 474,013

471,342

275,426

Sales / 365 3,325,444

3,285,142 3,722,489

3,987,405

2,717,643

365

365 365

365

365

31

34

46

43

37

3

Average Payment Periode (APP) atau Account Payable 351,145

326,987 352,675

388,342

268,394

Payables Defferal Period COGS / 365 2,605,444

2,540,984 2,679,867

2,559,012

1,888,920

365 365 365 365 365

49

47

48

55

52

4

Total Asset Turn Over

Sales 3,325,444 3,285,142 3,722,489

3,987,405

2,717,643

Total Asset 6,413,648 6,695,951 6,649,448

5,658,961

4,470,119

0.52 0.49 0.56

0.70

0.61

III DEBT MANAGEMENT

1 Debt Ratio

Total Liabilities 3,155,500 3,521,758 3,677,938

3,216,738

2,437,908

Total Assets 6,413,648 6,695,951 6,649,448

5,658,961

4,470,119

49% 53% 55% 57% 55%

Page 50: Paper analisis laporan keuangan - PT Adaro Energy Tbk

50

2 Time Interest Earned

Earning Before Interest & Tax 515,077

540,838 832,071

1,122,369

640,740

Interest Charge 189,717

116,582 118,347

119,758

115,424

2.71

4.64 7.03

9.37

5.55

4 Debt to Equity Ratio

Total Debt 3,155,500 3,521,758 3,677,938

3,216,738

2,437,908

Equity 3,258,148 3,174,193 2,971,510

2,442,223

2,032,211

97% 111% 124% 132% 120%

5 Debt to Total Capital

Total Debt 3,155,500 3,521,758 3,677,938

3,216,738

2,437,908

(Total Debt +

Equity) 6,413,648 6,695,951 6,649,448

5,658,961

4,470,119

49% 53% 55% 57% 55%

IV PROFITABILITY RATIO

1 Gross Profit Margin

Gross Profits 720,000 744,158 1,042,622

1,428,393

828,723

Sales 3,325,444 3,285,142 3,722,489

3,987,405

2,717,643

22% 23% 28% 36% 30%

2 Profit Margin on Sales

Net Income (loss) (EAT) 183,540

231,997 383,307

552,103

246,856

Sales 3,325,444 3,285,142 3,722,489

3,987,405

2,717,643

6% 7% 10% 14% 9%

3 Net Profit Margin

Earnings Available for Common Stockholders 183,540

231,997 383,307

552,103

246,856

Sales 3,325,444 3,285,142 3,722,489

3,987,405

2,717,643

Page 51: Paper analisis laporan keuangan - PT Adaro Energy Tbk

51

0.05519263 0.070620083 0.10297062 0.138461731 0.090834595

4 Earninng Per Share (EPS)

Earnings Available for Common Stockholders 183,540

231,997 383,307

552,103

246,856

Number of shares of common

stockholders 31,985,962,000 31,985,962,000 31,985,962,000 31,985,962,000 31,985,962,000

0.0000057

0.0000073 0.0000120

0.0000173

0.0000077

5 Return on Total Assets (ROA)

Net Income (loss) (EAT) 183,540

231,997 383,307

552,103

246,856

Total Assets 6413648 6695951 6649448 5658961 4470119

3% 3% 6% 10% 6%

6 Return on Common Equity (ROE)

Net Income (loss) (EAT) 183,540

231,997 383,307

552,103

246,856

Common Equity 1,497,434 1,497,434 1,497,434

1,518,221

1,518,221

12% 15% 26% 36% 16%

V MARKET VALUE 1

Price Earning Ratio (PER)

Closing Price 1040 1090 1590 1770 2550

Earning Per Share (EPS) 0.0000057

0.0000073 0.0000120

0.0000173

0.0000077

181,243,328 150,280,816 132,681,322 102,544,548 330,412,075

2 Market/Book (M/B) ratio

Closing Price 1040 1090 1590 1770 2550

Book Value Per

Share 0.0000468 0.0000468 0.0000468 0.0000475 0.0000475

22,214,936 23,282,962 33,963,219 37,290,456 53,723,538

3 Sum of Share Outstanding

EAT 183,540 231,997 383,307

552,103

246,856

EPS 0.0000057 0.0000073 0.0000120

0.0000173

0.0000077

31,985,962,000 31,985,962,000 31,985,962,000 31,985,962,000

Page 52: Paper analisis laporan keuangan - PT Adaro Energy Tbk

52

31,985,962,000

4 Book Value Per Share

Common Equity 1,497,434

1,497,434 1,497,434

1,518,221

1,518,221

Sum of Share Outstanding 31,985,962,000 31,985,962,000 31,985,962,000 31,985,962,000 31,985,962,000

0.0000468 0.0000468 0.0000468 0.0000475 0.0000475

VI WORKING CAPITAL

1 Modal Kerja yang Ada (MKA)

Current Asset- 1,271,632

1,370,879 1,413,875

1,297,525

1,109,776

Current Liabilities 774,595

773,679 899,223

779,201

644,497

497,037

597,200 514,652

518,324

465,279

2 Inventory Conversion Period (ICP)

Inventory 96,743

102,747 64,487

52,420

32,045

COGS/365 2,605,444

2,540,984 2,679,867

2,559,012

1,888,920

13.55

14.76 8.78

7.48

6.19

3

Receivable Convention Period (RCP) atau

Account Receivable 285,560

309,565 474,013

471,342

275,426

Day Sales Outstanding (DSO) Sales / 365 3,325,444

3,285,142 3,722,489

3,987,405

2,717,643

31

34

46

43

37

4 Cash Conversion Cycle (CCC)

(ICP- 13.55

14.76 8.78

7.48

6.19

DSO) - 31

34 46

43

37

APP 49

Page 53: Paper analisis laporan keuangan - PT Adaro Energy Tbk

53

47 48 55 52

(67) (67) (86) (91) (83)

5 Kebutuhan Modal Kerja (MKS)

CCC x

(67)

(67)

(86)

(91)

(83)

(COGS / 365 ) 7,138

6,962

7,342

7,011

5,175

(1,310)

(1,270) (1,724)

(1,749)

(1,172)

6 Selisih (MKA - MKS)

(MKA - 497,037

597,200 514,652

518,324

465,279

MKS)

(1,310)

(1,270) (1,724)

(1,749)

(1,172)

498,347

598,470 516,376

520,073

466,451

Page 54: Paper analisis laporan keuangan - PT Adaro Energy Tbk

54

3.2. Ringkasan Hasil Perhitungan Analisis Rasio Tabel

NO RASIO TAHUN Keterangan

2014 2013 2012 2011 2010

I LIQUIDITY

1 Current Ratio 1.64 1.77 1.57 1.67 1.72

2 Quick or Acid Test Ratio

1.52

1.64

1.50

1.60

1.67

II ASSET MANAGEMENT

1 Turnover Ratio (ITO) 26.93 24.73 41.56 48.82 58.95

2 Average Collection Periode (ACP) 31.34 34.39 46.48 43.15 36.99

3 Average Payment Periode (APP) 49.19 46.97 48.03 55.39 51.86

4 Total Asset Turn Over 0.52 0.49 0.56 0.70 0.61

III DEBT MANAGEMENT

1 Debt Ratio 0.49 0.53 0.55 0.57 0.55

2 Time Interest Earned 2.71 4.64 7.03 9.37 5.55

3 Debt to Equity Ratio 0.97 1.11 1.24 1.32 1.20

4 Debt to Total Capital 0.49 0.53 0.55 0.57 0.55

IV PROFITABILITY

1 Gross Profit Margin (GPM) 22% 23% 28% 36% 30%

2 Profit Margin on Sales 6% 7% 10% 14% 9%

3 Net Profit Margin (NPM) 6% 7% 10% 14% 9%

4 Earning Per Share (EPS) 0.000006 0.000007 0.000012 0.000017 0.000008

5 Return on Total Assets (ROA) 3% 3% 6% 10% 6%

6 Return on Common Equity (ROE) 12% 15% 26% 36% 16%

V MARKET VALUE

Page 55: Paper analisis laporan keuangan - PT Adaro Energy Tbk

55

1 Price Earning Ratio (PER) 181,243,328.32 150,280,816.48 132,681,322.23 102,544,548.28 330,412,074.65

2 Market / Book Ratio 22,214,936.00 23,282,961.77 33,963,219.47 37,290,455.57 53,723,537.68

3 Sum of Share Outstanding 31,985,962,000.00 31,985,962,000.00 31,985,962,000.00 31,985,962,000.00 31,985,962,000.00

4 Book Value per Share 0.000047 0.000047 0.000047 0.000047 0.000047

VI WORKING CAPITAL

1 Modal Kerja yang Ada (MKA) 497,037.00 597,200.00 514,652.00 518,324.00 465,279.00

2 Inventory Cenversion Periode (ICP) 13.55 14.76 8.78 7.48 6.19

3 Receivable Conversion Periode (RCP) 31.34 34.39 46.48 43.15 36.99

4 Cash Conversion Cycle (CCC) -66.98 -66.61 -85.73 -91.06 -82.66

5 Kebutuhan Modal Kerja -1,309.96 -1,270.36 -1,724.48 -1,749.09 -1,172.02

6 Selisih (MKA-MKS) 498,346.96 598,470.36 516,376.48 520,073.09 466,451.02

Page 56: Paper analisis laporan keuangan - PT Adaro Energy Tbk

56

BAB 4

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

4.1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan pengelola perusahaan dalam memenuhi kewajiban atau membayar hutang jangka pendeknya. Artinya seberapa mampu perusahaan untuk membayar kewajiban atau hutangnya yang sudah jatuh tempo. Jika perusahaan mampu memenuhi kewajibannya, maka perusahaan dinilai sebagai perusahaan yang likuid. Sebaliknya, jika perusahaan tidak dapat memenuhi kewajibannya, maka perusahaan dinilai sebagai perusahaan yang ilikuid. Rasio ini digunakan oleh pemberi pinjaman untuk menentukan apakah aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan tersebut cukup untuk dapat dikonversikan menjadi tunai guna melunasi hutang jangka pendeknya.

Gambar 4.1 Tren Rasio Liquiditas PT. Adaro Energy, Tbk

Berikut ini merupakan hasil analisis rasio dari PT. Adaro Energy, Tbk :

Rasio Lancar / Current Ratio (CR) Merupakan perbandingan Current Asset dengan Current Liabilities.Nilai Rasio Lancar harus minimal 1 atau lebih dari 1 supaya dapat disebut likuid.Dari data keuangan PT. Adaro Energy, Tbk tahun 2014-2010 didapat nilai yang berubah-ubah dan cenderung menurun, hal ini dikarenakan penggunakan kewajiban

2014 2013 2012 2011 2010

Quick Ratio 1,64 1,77 1,57 1,67 1,72

Quick or Acid TestRatio

1,52 1,64 1,50 1,60 1,67

1,64

1,77

1,57

1,67

1,72

1,52

1,64

1,50

1,60

1,67

1,351,401,451,501,551,601,651,701,751,80

Nila

i Ras

io

Liquidity Ratio

Page 57: Paper analisis laporan keuangan - PT Adaro Energy Tbk

57

jangka pendek yang tidak efisien, perusahaan cenderung lebih menggunakan kewajiban jangka pendeknya untuk investasi jangka panjang, jadi pengelolaan yang tidak maching ini pada akhirnya menyebabkan fluktuasinya kedua rasio ini.

Sehingga dari data tersebut bisa dikatakan PT. Adaro Energy, Tbk memiliki rasio lancar lebih dari 1 dimana kemampuan perusahaan untuk membayar hutang jangka pendeknya adalah cukup baik, namun cukup berisiko karena masih rentan akan fluktuasi ekononomi dan gejolak lain secara internal perusahaan.

Rasio Cepat / Quick or Acid Test Ratio Merupakan rasio yang menunjukkan nilai relatif antara selisih aktiva lancar (Current Asset) dengan Inventory terhadap hutang lancar (Current Liabilities). Dari hasil perhitungan tahun 2014-2010, karena rasio ini tidak memperhitungkan nilai Inventory atau persediaan, maka dapat menyebabkan nilai Rasio Cepat akan menjadi lebih kecil daripada Rasio Lancar. Komponen persediaan dianggap tidak lancar untuk dapat segera digunakan memenuhi kewajiban atau hutang yang segera jatuh tempo. Dari grafik tersebut juga terlihat keidentikkan pergerakan tren rasio cepatnya semakin menurun dan menjauhi angka 1 dan sempat minus pada tahun 2012 disebabkan adanya tambahan current liabilitias yang besar dan perlu di evaluasi secara khusus, atau maka dapat dikatakan rasio cepat perusahaan PT. Adaro Energy, Tbk adalah cukup baik.

4.2. Manajemen Aset (Asset Management)

Merupakan rasio yang menunjukkan seberapa efektif perusahaan dalam mengelola aset / sumber dayanya supaya dapat menghasilkan keuntungan bagi perusahaan, manajemen aset dikenal dalam istilah lain yaitu Turn Over Ratio. Rasio ini terdiri dari :

Inventory Turn Over (ITO) Merupakan perbandingan dari Cost Of Goods Sold dengan Inventories. Rasio ini menunjukkan berapa kali barang dijual dan diadakan kembali selama satu periode tertentu. Dari laporan keuangan PT. Adaro Energy, Tbk Tahun 2010-2014 pada gambar 4.2, terlihat bahwa rasionya fluktuatif namun cenderung terus menurun dan jauh dari standar rasio yang sehat atau di atas 1, sehingga dapat dikatakan bahwa perusahaan kurang baik dalam mengelola persediaannya. Dan perlu untuk dilakukan evaluasi lebih dalam penyebab dari rasionya yang rendah.

Page 58: Paper analisis laporan keuangan - PT Adaro Energy Tbk

58

Gambar 4.2 Tren Manajemen Aset PT. Adaro Energy, Tbk

Average Collection Periode (ACP)/ DSO Merupakan rasio yang mengetahui jangka waktu rata-rata penagihan piutang menjadi kas yang berasal dari penjualan kredit perusahaan. Semakin besar nilai ACP, maka semakin lama pengembalian hutang dari perusahaan yang membeli secara kredit. Nilai ACP atau DSO yang cenderung naik pada hasil analisis laporan keuangannya menunjukkan bahwa perusahaan baik dalam mengelola piutangnya. Hal ini dilihat dari rata-rata pengumpulan piutang ini membutuhkan waktu 35 hari.

Average Payment Periode (APP)

2014 2013 2012 2011 2010

Inventory Turnover Ratio(ITO)

26,93 24,73 41,56 48,82 58,95

Average Collection Periode(ACP)

31,34 34,39 46,48 43,15 36,99

Average Payment Periode(APP) atau

49,19 46,97 48,03 55,39 51,86

Total Asset Turn Over 0,52 0,49 0,56 0,70 0,61

26,93 24,73

41,56

48,82

58,95

31,34 34,39

46,48 43,15

36,99

49,19 46,97 48,03

55,39 51,86

0,52 0,49 0,56 0,70 0,61

-10,00

-5,00

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

35,00

40,00

45,00

50,00

55,00

60,00

65,00

Nila

i Ras

io

Asset Management

Page 59: Paper analisis laporan keuangan - PT Adaro Energy Tbk

59

Merupakan rasio yang menggunakan seberapa lama rata-rata jangka waktu pembayaran utang. Semakin lama pembayaran piutang ini maka semakin bagus untuk perusahaan. Karena penggunaannya diarahkan untuk kegiatan operasi jangka pendek perusahaan. Dari Grafik tersebut dari 2014-2010 terlihat ada penurunan yang artinya kecenderungan perusahaan membayaran kewajibannya relatif baik. Namun secara industri masih belum dianalisis lebih lanjut.

4.3. Manajemen Hutang (Debt Management)

Rasio untuk kategori ini digunakan oleh calon pemberi pinjaman untuk memperoleh gambaran jelas mengenai resiko yang akan terjadi jika meminjamkan uang kepada suatu perusahaan. Pemberi pinjaman ingin diyakinkan bahwa uang mereka akan dibayarkan kembali sesuai dengan perjanjian ketika akad dilakukan. Rasio ini terbagi atas :

Gambar 4.5 Tren Manajemen Hutang PT. Adaro Energy, Tbk

2014 2013 2012 2011 2010

Debt Ratio 0,49 0,53 0,55 0,57 0,55

Time Interest Earned (TIE) 2,71 4,64 7,03 9,37 5,55

Debt to Equity Ratio 0,97 1,11 1,24 1,32 1,20

Debt to Total Capital 0,49 0,53 0,55 0,57 0,55

0,49 0,53 0,55 0,57 0,55

2,71

4,64

7,03

9,37

5,55

0,97 1,11 1,24 1,32 1,20 0,49 0,53 0,55 0,57 0,55

0,00

1,00

2,00

3,00

4,00

5,00

6,00

7,00

8,00

9,00

10,00

Nila

i Ras

io

Debt Management Ratio

Page 60: Paper analisis laporan keuangan - PT Adaro Energy Tbk

60

Debt Ratio

Merupakan perbandingan Total Debt dengan Total Asset. Rasio ini mengukur total dana yang disediakan oleh kreditur. Jika nilai rasio ini tinggi maka resiko akan semakin tinggi. Dari gambar tersebut, rasio pada tahun 2014-2010 makin kedepannya makin turun. bahwa awalnya pada tahun 2010, 55% aset yang dimiliki didanai dari hutang, dan di tahun 2014 menjadi 49% asetnya didanai dari hutang. Berarti dapat dikatakan bahwa perusahaan masih dapat memperhitungkan pinjaman hutang dan ini berakibat dalam pengelolaan asetnya 49% didanai dari hutang.

Times Interest Earned (TIE) Ratio

Merupakan perbandingan Earning Before Interest & Tax dengan Interest. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar beban bunga. Nilai rasio yang di tahun 2014-2010 sebesar 5.55 ke 2.71 maka perusahaan memiliki kemampuan untuk membayar bunga hutang. Jadi perusahaan agaknya kesulitan dalam memenuhi kewajibannya berupa pembayaran bunga. namun Perusahaan PT. Adaro Energy, Tbk mempunyai nilai rasio yang rentan, sehingga bisa dikatakan kurang baik.Namun memang yang masih perlu dievaluasi lebih lanjut adalah antara mengapa penurunannya terjadi secara terus-menerus apakah penurunan ini terjadi juga pada industri sejenis terutama kompetitornya

4.4. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)

Rasio profitabilitas memberikan gambaran tentang kemampuan manajemen perusahaan dalam menghasilkan laba untuk periode tertentu. Manajemen yang efektif dan efisien mengelola sumber daya perusahaannya akan memberikan tingkat profitabilitas yang berarti bagi pemilik kreditur, dan pihak manajemen sendiri. Rasio ini terdiri dari :

Page 61: Paper analisis laporan keuangan - PT Adaro Energy Tbk

61

Gross Profit Margin (GPM)

Merupakan rasio yang melihat penggunaan sales terhadap gross profit perusahaan sejauh mana pendapatan operasi/revenue/sales perusahaan dalam menopang laba kotornya.

Dari grafik terlihat bahwa PT. Adaro Energy, Tbk dari tahun 2014-2010 ada kecenderungan penurunan, hal ini menggambarkan bahwa sales perusahaan ini mempunyai kinerja yang kurang baik.

Profit Margin on Sales

Merupakan perbandingan antara Earning After Tax dengan Sales. Rasio ini menunjukkan laba atas setiap penjualan dalam Rupiah. Dalam 5 tahun terakhir nilai rasio PT. Adaro Energy, Tbk cenderung stabil pada range 0.06 – 0.09. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan cenderung mempertahankan margin keuntungan perusahaan pada range tersebut. Walaupun range ini diatas 5% namun pergerakan rasio yang fluktuatif menandakan kinerja perusahaan masih kurang baik. Seperti pada gambar

2014 2013 2012 2011 2010

Gross Profit Margin(GPM)

0,22 0,23 0,28 0,36 0,30

Profit Margin on Sales 0,06 0,07 0,10 0,14 0,09

Net Profit Margin(NPM)

0,06 0,07 0,10 0,14 0,09

0,06 0,07 0,10

0,14 0,09

0,06 0,07 0,10

0,14 0,09

0,000,050,100,150,200,250,300,350,40

Nila

i Ras

io

Profitability Ratio

Page 62: Paper analisis laporan keuangan - PT Adaro Energy Tbk

62

Return on Total Asset (ROA)

Merupakan perbandingan antara Earning After Tax dengan Total Asset. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atas aktiva yang digunakan. Pada gambar terlihat bahwa PT. Adaro Energy, Tbk mendapatkan rata-rata laba sebesar +/- 5% dari aset total yang dimilikinya, dan cenderung menurun di range 3% - 12%, kenaikan yang sedikit dan penurunan yang lebih lama ini berarti perusahaan tersebut mempunyai kemampuan yang cukup baik untuk menghasilkan laba yang kurang baik atas aktiva yang digunakan.

Return on Common Equity (ROE)

Merupakan perbandingan antara Earning After Tax dengan Common Equity – Preferred Stocks. Rasio ini mengukur tingkat pengembalian atas investasi bagi pemegang saham biasa. Rasio ini mengukur tingkat pengembalian atas investasi bagi pemegang saham biasa. Nilai rasio pada gambar yang cenderung meningkat signifikan pada tahun 2010, kemudian terus mengalami penurunan

2014 2013 2012 2011 2010

Gross Profit Margin (GPM) 0,22 0,23 0,28 0,36 0,30

Profit Margin on Sales 0,06 0,07 0,10 0,14 0,09

Net Profit Margin (NPM) 0,06 0,07 0,10 0,14 0,09

Earninng Per Share (EPS) 0,00000574 0,00000725 0,00001198 0,00001726 0,00000772

0,22 0,23

0,28

0,36

0,30

0,06 0,07

0,10

0,14

0,09

0,06 0,07

0,10

0,14

0,09

0,00000574 0,00000725 0,00001198 0,00001726 0,00000772

0,00

0,05

0,10

0,15

0,20

0,25

0,30

0,35

0,40

Nila

i Rat

io

Profitability Ratio

Page 63: Paper analisis laporan keuangan - PT Adaro Energy Tbk

63

dari 2012-2014. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu memberikan tingkat pengembalian investasi yang kurang baik bagi pemegang saham biasa.

Gambar 4.7 Tren Profitabilitas Ratio PT. Adaro Energy, Tbk

4.5. Market Value Ratio

Rasio ini menunjukkan kinerja perusahaan dilihat oleh investor melalui pendapatan dan harga saham di pasar modal. Hal ini terkait erat oleh laba dan nilai buku perusahaan sehingga dapat dilihat prospek ke depannya seperti apa. Berikut merupakan analisis market value dari perusahaan PT. Adaro Energy, Tbk :

1 2 3 4 5

Return on Total Assets(ROA)

0,03 0,03 0,06 0,10 0,06

Return on CommonEquity (ROE)

0,12 0,15 0,26 0,36 0,16

0,03 0,03 0,06

0,10

0,06

0,12

0,15

0,26

0,36

0,16

0,00

0,05

0,10

0,15

0,20

0,25

0,30

0,35

0,40

Nila

i Ras

io

Profitability Ratio

Page 64: Paper analisis laporan keuangan - PT Adaro Energy Tbk

64

Price Earning Ratio (PER)

Merupakan perbandingan Market Price per Share atau harga Saham saat ini di pasar dengan Earning per Share atau keuntungan tahunan per saham. Dalam kaitannya dengan kebijakan dividen yang dibuat perusahaan, menurut Deitiana (2009) “PER adalah ukuran tingkat harga pasar per saham terhadap laba per saham. PER menunjukan jumlah rupiah yang harus dibayar investor untuk setiap 1 rupiah laba periode berjalan. Maka semakin tinggi PER, semakin banyak mereka membayar, sehingga semakin besar pula pendapatan yang mereka harapkan”. Jika dilihat pada gambar tersebut dari tahun 2010 sangat tinggi kemudian terus mengalami penurunan yang paling dalam di tahun 2011 ke 102,544,548.00 walaupun tetap mengalami kenaikan sedikit demi sedikit namun tidak mampu melewati kenaikan yang terjadi pada tahun 2010. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi perusahaan masih kurang baik dan return yang dihasilkan perusahaan cukup kecil.

Market/Book

Merupakan perbandingan antara Market Price per Share dengan Book Value per Share. Rasio ini menunjukkan seberapa besar tingkat imbal balik (return). Jika melihat gambar, Market/Book PT. Adaro Energy, Tbk mempunyai rasio lebih dari 1 di mulai tahun 2014-2010, terus mengalami penurunan. Sehingga perusahaan kurang dapat memberikan penilaian harga saham yang kurang baik

2014 2013 2012 2011 2010

Price Earning Ratio (PER) 181.243.328,150.280.816,132.681.322,102.544.548,330.412.074,

Market/Book (M/B) ratio 22.214.936,023.282.961,733.963.219,437.290.455,553.723.537,6

181.243.328,32

150.280.816,48

132.681.322,23

102.544.548,28

330.412.074,65

22.214.936,00 23.282.961,77 33.963.219,47 37.290.455,57

53.723.537,68

0,00

50.000.000,00

100.000.000,00

150.000.000,00

200.000.000,00

250.000.000,00

300.000.000,00

350.000.000,00N

ilai R

asio

Market Value

Page 65: Paper analisis laporan keuangan - PT Adaro Energy Tbk

65

dan hal ini menjadi pertimbangan bagi investor untuk terus menanamkan modalnya pada perusahaan ini.

4.6. Modal Kerja

Modal kerja merupakan aspek penting lainnya yang perlu diperhatikan dalam analisis kinerja perusahaan. Hal ini berhubungan dengan pengelolaan investasi jangka pendek (sumber dana) yang merupakan keputusan mendasar jumlah setiap kategori aktiva lancar yang ditambah dan bagaimana aktiva lancar tersebut akan dibiayai. Modal kerja dapat diartikan sebagai investasi dalam kas, surat-surat berharga, piutang dan persediaan dikurangi hutang lancar yang digunakan untuk melindungi aktiva lancar. Modal kerja berhubungan dengan :

Inventory Conversion Period (ICP) Adalah waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk mengkonversi bahan baku menjadi barang jadi dan kemudian menjual barang tersebut. Semakin besar nilai ICP maka semakin lama waktu yang dibutuhkan suatu perusahaan untuk mengkonversi bahan baku menjadi barang jadi sampai menjualnya. Nilai ICP yang cenderung stabil dan menurun pada hasil laporan keuangannya menunjukkan bahwa perusahaan memerlukan waktu lebih dari 500 hari di tahun 2014-2010, jadi pengolalaan rasio ini kurang baik karena perputarannya sangat lama atau butuh waktu dua (2) tahun lebih.

Page 66: Paper analisis laporan keuangan - PT Adaro Energy Tbk

66

2014 2013 2012 2011 2010

Modal Kerja yang Ada (MKA) 497.037 597.200 514.652 518.324 465.279

Inventory Conversion Period(ICP)

13,55 14,76 8,78 7,48 6,19

Day Sales Outstanding (DSO) 31,34 34,39 46,48 43,15 36,99

Cash Conversion Cycle (CCC) -66,98 -66,61 -85,73 -91,06 -82,66

Kebutuhan Modal Kerja (MKS) -1.309,96 -1.270,36 -1.724,48 -1.749,09 -1.172,02

-1.309,96 -1.270,36 -1.724,48 -1.749,09 -1.172,02

(100.000)

0

100.000

200.000

300.000

400.000

500.000

600.000

700.000

Nila

i Ras

io

Working Capital

Page 67: Paper analisis laporan keuangan - PT Adaro Energy Tbk

67

Net Working Capital

Merupakan selisih antara modal kerja perusahaan dengan kewajiban lancar yang dimilikinya.Dari hasil perhitungan PT. Adaro Energy, Tbk didapat nilai selisih yang makin lama makin besar setiap tahunnya. Nilai idealnya adalah nol, atau setidak-tidaknya selisihnya mendekati nol. Hal ini berarti perusahaan ini memiliki nilai yang kurang baik karena perusahaan kurang efisien dalam mengelola aset sehingga kurang dapat melunasi kewajiban perusahaan.

Cash Conversion Cycle (CCC)

Merupakan jangka waktu perusahaan memulai pengeluaran tunai untuk sumber daya (bahan baku dan pekerja) hingga terealisasikan penagihan atas penjualan produk atau dapat dikatakan lamanya dana tertanam dalam bentuk modal kerja. Semakin pendek waktu yang diperlukan maka semakin baik kinerja perusahaan. Dari perhitungan data PT. Adaro Energy, Tbk tahun 2010 hingga 2014, nilainya cenderung fluktuatif, hal ini menunjukkan konversi pengeluaran tunai hingga penagihan atas penjualan yang tidak stabil dan membutuhkan waktu lebih dari dua tahun.

Deviasi Working Capital

Merupakan alat kontrol mengenai penggunaan arus kas modal perusahaan, nilai

idealnya adalah nol atau semakin mendekati nol semakin baik, jika bernilai

positif semakin besar semakin tidak baik, sebaliknya jika bernilai negatif

semakin kecil semakin tidak baik pula. Pada tabel hasil perhitungan analisis rasio

angka deviasi PT. Adaro Energy, Tbk, terlihat bahwa pada tahun 2010-2014

nilainya terus turun. Terutama terendahnya pada tahun 2010 artinya defisit

arus kas, hal ini disebabkan karena nilai hutang lancar (current liabilities) dari

tahun ke tahun semakin besar dan lebih besar daripada aset lancar (current

asset). Hal ini berarti pengelolaan modal kerja perusahaan yang tidak baik.

Page 68: Paper analisis laporan keuangan - PT Adaro Energy Tbk

68

ANALISIS HARGA SAHAM PT. ADARO ENERGY, Tbk

Memperhatikan grafik rata-rata tahunan IHSG dan Index Pertambangan terjadi perubahan

arah yang cukup signifikan pada semester kedua tahun 2012. Dimana Index Pertambangan

terkoreksi 50% dari IHSG. Hal ini salah satunya dampak kebijakan Tipping Off Bank Sentral

Amerika Serikat.

Para investor asing secara seperti Warrant Buffet, menarik dananya dari sektor ini untuk

ditanamkan di negaranya yang telah menaikan suku bunga deposito maupun obligasi

pemerintah. Hal ini terlihat pada pergerakan saham PT Adaro Energy, Tbk dan PT Bukit

Asam, Tbk yang searah dengan pergerakan harga Index Pertambangan.

498.346,96

598.470,36

516.376,48 520.073,09 466.451,02

0,00

100.000,00

200.000,00

300.000,00

400.000,00

500.000,00

600.000,00

700.000,00

1 2 3 4 5 6

Nila

i Ras

io

Working Capital Selisih (MKA-MKS)

Page 69: Paper analisis laporan keuangan - PT Adaro Energy Tbk

69

Page 70: Paper analisis laporan keuangan - PT Adaro Energy Tbk

70

BAB 5

KESIMPULAN & SARAN

5.1. Kesimpulan

Dalam menganalisis laporan keuangan PT. Adaro Energy, Tbk dalam berbagai aspek, maka didapat kesimpulan sebagai berikut :

Dari aspek Rasio Likuiditas, likuiditas perusahaan cenderung fluktuatif atau kurang baik dalam mengelola hutang jangka pendek Karena rasio-rasio ini masih diatas 1 atau 100% (seratus persen), dari perhitungan rasio likuiditas hanya rata-rata masing 167% dan 159%. Hal ini jika perusahaan mengkover pembayaran semua kewajibannya dan kemudian terjadi inflasi dan resesi ekonomi maka perusahaan mampu bertahan namun sangat rentan, jika saja rasionya diatas 2 atau 200%, maka perusahaan lebih kuat baik untuk sekedar bertahan dari krisis maupun untuk terus melakukan ekspansi bisnisnya. Hal ini akan mempengaruhi pertimbangan kreditur dalam memberikan pinjaman kepada perusahaan.

Dari aspek Manajemen Aset, jika melihat tren rasio ITO dan ACP dari tahun 2010-2014, terlihat kecenderungan yang sangat fluktuatif dengan nilai rasio perputaran bahan baku hingga barang dijual adalah berkisar 30 s/d 60 kali dalam setahun atau rata-rata dan ini tidak baik dalam pengelolaannya. Nilai dari DSO, maka dapat dilihat bahwa nilainya semakin lama cenderung makin menurun, tetapi secara kinerja masih kurang baik. penyebab mengapa rasio likuiditas menjadi rendah. Piutang yang besar sebenarnya membuat nilai aset lancar menjadi besar, namun piutang ini mestinya juga diimbangi dengan sales yang besar pula. Perusahaan ini memiliki piutang yang besar dan terus diimbangi dengan dengan salesnya yang besar, sehingga memiliki nilai DSO yang rendah walaupun sedikit membaik. Kinerja ini menjadi pertimbangan bagi manajemen untuk memperbaiki sales tahunannya yaitu dengan melakukan ekspansi tambang-tambang batu bara baru yang lebih potensial dan menunjang kinerja jangka panjang perusahaan. Sisi lain manajemen harusnya mampu memberikan kinerja dengan melakukan kointegrasi bisnis agar efisien, biaya sales menurun, memperbanyak kolaborasi dengan perusahaan pembangkit listrik domestik sehingga dalam jangka panjang variable cost (biaya sewa kapal, biaya pengiriman, biaya penyimpanan dll). perusahaan akan menjadi fixed cost (mendirikan anak usaha atau kolaborasi) dan kemudian secara asset perusahaan akan bertambah besar. Dengan demikian owner akan senang

Page 71: Paper analisis laporan keuangan - PT Adaro Energy Tbk

71

karena asset perusahaan bertambah tanpa mengurangi nilai omset penjualan perusahaan.

Dari aspek Manajemen Hutang, perusahaan cenderung makin banyak berhutang, sehingga lebih dari 50% asetnya berasal dari hutang. Hal ini dapat dilihat pada Debt Ratio perusahaan, turun 2014 dan nilainya berkisar dari 49% sampai. Hal ini tentunya akan juga mempengaruhi keputusan untuk memberikan pinjaman dan juga besarnya pinjaman yang akan diberikan kepada perusahaan. Namun dalam hal membayar hutang, nilai TIE menunjukkan perusahaan mempunyai kemampuan yang cukup baik juga, namun memang di antara tahun 2010-2013 terjadi kenaikan beban bunga. Namun pada tahun 2014 ada sedikit kenaikan tetapi dari sisi kinerja manajemen hutang cukup baik.

Dari aspek Profitabilitas, perusahaan memiliki margin keuntungan yang fluktuatif yaitu jika melihat nilai rasio Profit Margin On Sales, di angka kurang dari 100%, walaupun pada tahun 2014 diangka 6% dari kenaikan laba, dan 2011 adalah puncak tertingginya. dan juga dalam pengelolaan asetnya (ROA) perusahaan cenderung kurang stabil dalam menghasilkan keuntungan, bahkan jika memperhatikan nilai ROE perusahaan sedikit mampu memberikan tingkat pengembalian investasi yang semakin menurun dari tahun ke tahun bagi pemegang saham biasa. Dengan demikian secara keseluruhan aspek profitabilitas masih cukup baik.

Artinya PT. Adaro Energy, Tbk berdasarkan kinerjanya ini belum dapat memberikan return yang baik bagi pemegang saham, kerana terjadi penuruun ROA dan ROE ini tiap tahunnya maka setidaknya berpengaruh pada penurunan harga sahamnya di bursa efek Indonesia.

Dari aspek Market Value, kinerja perusahaan kurang baik dalam meningkatkan image dan nilai perusahaan, hal ini dari nilai PER dan Market/Book Ratio yang rendah. Rendahnya nilai PER berarti semakin banyak kurang investor membayar, sehingga sulit mendapatkan return yang besar. Tentu saja dari aspek ini dapat mempengaruhi pandangan investor untuk tidak menanamkan sahamnya pada PT. Adaro Energy, Tbk ini.

Dari aspek deviasi penggunaan modal kerja / Working Capital, nilainya cenderung makin besar, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan mempunyai kekurangan dalam mengelola modal kerjanya dengan baik, besarnya hutang lancar (current liabilities) yang tidak seimbang dengan aset lancar (current asset) menyebabkan nilainya negatif dan semakin kecil dari tahun ke tahun. Sehingga perusahaan bisa dikatakan mempunyai resiko likuiditas atau performa perusahaan cukup baik. Terjadi penurunan pada tahun 2014 cukup significant artinya sebesar 17% dibandingkan tahun 2013.

Page 72: Paper analisis laporan keuangan - PT Adaro Energy Tbk

72

Perusahaan ini pengelolaan working capitalnya kurang baik.

Secara umum, kinerja perusahaan masih dapat dikatakan kurang sehat karena belum dapat menghasilkan keuntungan yang besar, nilai perusahaan yang kecil di pasar, dan belum mampu memberikan pengembalian investasi yang besar, atau dengan kata lain tingkat pengembalian investasinya rendah. Juga perusahaan mempunyai resiko di dalam likuiditasnya dan rasio hutang yang tinggi, sehingga menempatkan posisi perusahaan pada posisi yang beresiko. Perusahaan mengalami masa-masa sukarnya pada tahun 2010 dimana terdapat beban bunga yang besar dan perputaran aset yang melambat dan penjualanya yang rendah, hal ini dimungkinkan karena pada saat memasuki tahun 2010, ekonomi dunia sedang mengalami dua kejadian penting, yaitu: pertama, krisis ekonomi kapitalisme global yang sangat mendalam dan struktural, dan kedua, pergeseran kekuatan ekonomi dunia dari utara (AS dan eropa) ke Asia timur (Tiongkok) dan amerika latin. Sehingga kondisi pasar domestik menjadi kurang kondusif dan ditambah lagi stabilitas ekonomi dan politik di ujung tahun 2013 menjadi harapan bagi pemulihan ekonomi jika ada kepastian di Pemilu Legislatif maupun Pilpres nantinya. Namun perusahaan mengalami pemulihan di tahun 2011, dan di tahun 2012 hingga 2013 perusahaan mempunyai kinerja cukup baik, dan tahun 2014 kinerja perusahaan secara umum mengalami penurunan.

5.2. Saran

Berikut merupakan saran-saran untuk PT. Adaro Energy, Tbk dalam mengembangkan

perusahaan dilihat dari beberapa aspek rasio yang dikaji :

Perusahaan sebaiknya meningkatkan rasio likuiditas dan profitabilitasnya

dengan cara mempercepat proses penagihan piutang, sehingga tidak

membebani arus kas perusahaan untuk membayar hutang jangka pendek,

karena bisa jadi rasio hutang meningkat dikarenakan aset lancar perusahaan

tidak dapat memenuhi pembayaran hutang jangka pendek. Dan senantiasa

mengkaji hutang yang dimilikinya karena perputarannya yang sangat lama dan

memperketat pemberian jaminan kredit, agar terhindar dari masalah kredit

atau kredit macet. Hal ini diharapkan perusahaan dapat mendapatkan laba yang

sesuai sehingga mampu mensejahterakan segala aspek perusahaan.

Pemilihan rekan bisnis merupakan bagian yang vital dalam mendukung poin

sebelumnya mengenai rasio likuiditas, jadi perusahaan sebaiknya lebih selektif

lagi memilih rekan bisnis. Pemilihan rekan bisnis yang dimaksudkan adalah

memilih rekan bisnis yang dapat melakukan pembayaran lebih cepat, sehingga

dapat mengurangi beban arus kas dan perputaranya menjadi lebih cepat.

Page 73: Paper analisis laporan keuangan - PT Adaro Energy Tbk

73

Perusahaan sebaiknya mengurangi pembiayaan operasi dengan menggunakan

hutang. Apalagi jika hutang tersebut merupakan hutang jangka pendek, dengan

likuiditas yang rendah, maka perusahaan akan beresiko untuk kesulitan

membayar hutang jangka pendeknya. Dan perusahaan lebih tingkatkan lagi

penjualannya agar menyeimbangkan beban hutang yang besar.

Perusahaan sebaiknya mengevaluasi kembali harga saham, yang kurang aktif

diperdagangkan karena jika dilihat dari kenaikan IHSG 5.369, kenaikan yang

terjadi di PT. Adaro Energy, Tbk hanya setengahnya atau berkisar 1.040.

minimal harganya sahamnya di atas IHSG .Hal ini bertujuan untuk memberikan

deviden yang besar dan membuka kesempatan bagi calon investor dapat

membeli sahamnya.

Dalam menghadapi persaingan bisnis yang ketat, diharapkan PT. Adaro Energy

Tbk, dapat memaksimalkan potensi melalui :

- Pemanfaatan lokasi yang tepat untuk bisnis yang tepat dan berkualitas

- Menciptakan differensi dan menyasar kalangan investor-investor lokal maupun internasional dengan membuka kerjasama yang intens di pusat-pusat bisnis dunia, seperti china, amerika serikat, perancis, Arab Saudi, dll.

- Terus memberikan edukasi dan menfasilitasi masyarakat agar image perusahaan tumbuh dan besar. Sehingga secara tidak langsung akan mempengaruhi peningkatan penjualan.

Page 74: Paper analisis laporan keuangan - PT Adaro Energy Tbk

74

DAFTAR PUSTAKA

Houston, John F. dan Brigham. Eugene F, 2010. Essential of Financial Management, Edsi

II. Salemba Empat. Jakarta.

Harjito, D Agus dan Martono, 2005. Manajemen Keuangan..Edisi 5. Ekononisia UII.

Jogjakarta.

Margaretha, Farah. (2014). Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Dian Rakyat, Jakarta.

Margaretha, Farah. (2011). Manajemen Keuangan Untuk Manajer Non Keuangan,

Erlangga, Jakarta.

Kasmir. (2008). Analisis Laporan Keuangan. Rajawali Pers, Jakarta.

Harahap, Sofyan Syafri. (2013). Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Rajawali Pers,

Jakarta.

Hartono, Jogiyanto. (2013). Teori Portofolio dan Analisis Investasi.. Edisi 8. BPFE,

Yogyakarta.

Anonim (2015).http://finance.yahoo.com/ADROJK/historical-price/

Anonim (2014).http:// Adaro Energy.com/