20
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN KUALITAS TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PADA PEMERINTAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN Deswati Supra [email protected] ABSTRAK The purpose of this study was to measure the effect of educational level, training and the quality of information technology to the implementation of Government Accounting Standards on the accrual basis of Musi Banyuasin Government. The theory that the writer used is the agency theory, stakeholders, New Public Management, Accrual Based Government Accounting Standards, level of education, training and the quality of information technology. The dependent variable in this research is the application of Accrual Based Government Accounting Standards. The independent variable is the level of education, training and the quality of information technology. Population and sample of this research is SKPD Musi Banyuasin about 29 SKPD and the number of respondents were 123 persons. Data collection techniques was used is a field study consisted of interviews and questionnaires. This study used multiple linear regression analysis (Multiple Regression Analysis). This study found the level of education, training and the quality of information technology and give significant positive impact on the application of Accrual Based Government Accounting Standards. Keywords:Accrual based government accounting standards, level of education, training and quality of information technology. PENDAHULUAN Penyusunan laporan keuangan pemerintah dilatarbelakangi dengan lahirnya paket Undang-Undang di bidang keuangan negara, yaitu Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 Tentang Keuangan Negara, Undang- Undang Nomor 1 tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara dan Undang- Undang Nomor 15 tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. Lahirnya Undang-Undang tersebut diiringi dengan lahirnya berbagai Peraturan Pemerintah yang bertujuan untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, terutama yang berkaitan dengan masalah keuangan seperti Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Komponen laporan keuangan menurut PP No.24 Tahun 2005 terdiri dari:Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan. Peraturan Pemerintah terbaru tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) adalah Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis akrual. PP Nomor 71 Tahun 2010 Jurnal ACSY Politeknik Sekayu 1

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN KUALITAS TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PADA PEMERINTAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN KUALITAS TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PADA PEMERINTAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN KUALITAS TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI

PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PADA PEMERINTAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN

Deswati [email protected]

ABSTRAKThe purpose of this study was to measure the effect of educational level, training and the quality of

information technology to the implementation of Government Accounting Standards on the accrual basis of Musi Banyuasin Government. The theory that the writer used is the agency theory, stakeholders, New Public Management, Accrual Based Government Accounting Standards, level of education, training and the quality of information technology. The dependent variable in this research is the application of Accrual Based Government Accounting Standards. The independent variable is the level of education, training and the quality of information technology. Population and sample of this research is SKPD Musi Banyuasin about 29 SKPD and the number of respondents were 123 persons.

Data collection techniques was used is a field study consisted of interviews and questionnaires. This study used multiple linear regression analysis (Multiple Regression Analysis). This study found the level of education, training and the quality of information technology and give significant positive impact on the application of Accrual Based Government Accounting Standards.Keywords:Accrual based government accounting standards, level of education, training and quality of

information technology.

PENDAHULUANPenyusunan laporan keuangan pemerintah

dilatarbelakangi dengan lahirnya paket Undang-Undang di bidang keuangan negara, yaitu Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 Tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara dan Undang-Undang Nomor 15 tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.

Lahirnya Undang-Undang tersebut diiringi dengan lahirnya berbagai Peraturan Pemerintah yang bertujuan untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, terutama yang berkaitan dengan masalah keuangan seperti Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Komponen laporan keuangan menurut PP No.24 Tahun 2005 terdiri dari:Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan.

Peraturan Pemerintah terbaru tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) adalah Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis akrual. PP Nomor 71 Tahun 2010 diperkuat dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 64 Tahun 2013 dalam lampiran II yang menyatakan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD) merupakan suatu instrumen penting yang harus disiapkan dalam rangka implementasi SAP berbasis akrual.

Penerapan sistem akuntansi pemerintahan berbasis akrual telah mempunyai landasan hukum sejak ditetapkannya PP No. 71 Tahun 2010. Hal ini berarti bahwa Pemerintah mempunyai kewajiban untuk dapat segera menerapkan SAP yang baru yaitu SAP berbasis akrual dan harus dilaksanakan selambat-lambatnya tahun 2015. Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis akrual dapat dilihat melalui indikator yang didasarkan atas komponen laporan keuangan menurut PP No.71 Tahun 2010, yaitu Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Arus Kas, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas dan Catatan atas Laporan Keuangan.

Tingkat pendidikan menurut Undang-undang No. 20 tahun 2003 adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan kemampuan yang dikembangkan. Lembaga pendidikan formal terdiri dari pendidikan seperti SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi.

Menurut Hamalik (2007) pelatihan adalah suatu proses yang meliputi serangkaian tindak (upaya) yang dilaksanakan dengan sengaja dalam bentuk pemberian bantuan kepada tenaga kerja yang dilakukan oleh tenaga profesional kepelatihan dalam satuan waktu yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kerja peserta dalam bidang pekerjaan tertentu guna meningkatkan

Jurnal ACSY Politeknik Sekayu 1

Page 2: PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN KUALITAS TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PADA PEMERINTAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN

efektivitas dan produktivitas dalam suatu organisasi.

Menurut Ishak (2008) teknologi informasi adalah hasil rekayasa manusia terhadap proses penyampaian informasi dari pengirim ke penerima sehingga pengiriman informasi akan lebih cepat, lebih luas sebarannya dan lebih lama penyimpanannya. Kualitas teknologi informasi dipengaruhi oleh perangkat keras, perangkat lunak dan manusia.Sumatera Selatan merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki 18 kabupaten/kota.

Penyusunan laporan keuangan yang sudah diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan terdiri dari 16 kabupaten/kota karena kabupaten Musi Rawas Utara dan kabupaten Pali baru dimekarkan dan sampai tahun 2014 belum menyusun laporan keuangan. Penyusunan laporan keuangan yang dilakukan oleh kabupaten/kota di Sumatera Selatan mengalami peningkatan opini audit setiap tahunnya seperti tabel berikut ini :

Tabel 1Opini Audit BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah

Wilayah Sumatera SelatanTahun 2010-2014

No. Entitas OPINI AUDIT BPK2010 2011 2012 2013 2014

1. Provinsi Sumsel WDP WDP WDP WDP WDP2. Kota Lubuk Linggau WDP WTP WTP WTP WTP3. Kabupaten OKI WDP WTP WTP WTP WTP4. Kota Palembang WTP WTP WTP WTP WTP5. Kabupaten Ogan Ilir WDP WDP WDP WDP WTP6. Kabupaten Banyuasin WDP WTP WTP WTP WTP7. Kabupaten OKU Timur WDP WDP WTP WTP WTP8. Kabupaten Musi Banyuasin WDP WDP WDP WTP WTP9. Kabupaten OKU selatan WDP WDP WDP WDP WTP10. Kabupaten Lahat WDP WDP WDP WDP WTP11. Kabupaten Empat Lawang WDP WDP TMP WDP WTP12. Kota Prabumulih WDP WDP WDP WTP WTP13. Kabupaten OKU WDP WDP WDP WDP WTP14. Kabupaten Muara Enim WDP WDP WDP WTP WTP15. Kabupaten Musi Rawas WDP WDP WDP WDP WTP16. Kabupaten Pagar Alam WDP WDP WDP WDP WDP

Sumber:BPK Provinsi Sumsel, 2015

Penyusunan laporan keuangan tahun 2010 hanya kota Palembang yang meraih opini audit WTP, tahun 2011 terdapat 4 kabupaten/kota yang meraih opini WTP dan 12 kabupaten/kota meraih Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Penyusunan laporan keuangan tahun 2012 terdapat 5 kabupaten/kota meraih opini WTP, 10 kabupaten/kota meraih WDP dan 1 kabupaten/kota meraih opini audit Tidak Memberikan Pendapat (TMP). Opini audit untuk laporan keuangan tahun 2013 berupa WTP untuk 8 kabupaten/kota dan WDP untuk 8 kabupaten/kota. Berdasarkan hasil pemeriksaan BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Tahun 2014, terdapat 12 kabupaten/kota yang berhasil meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) yaitu:kota Palembang, kota Lubuk Linggau, kota Prabumulih, kabupaten Ogan Ilir, kabupaten Muara Enim, kabupaten Lahat, kabupaten Musi Rawas, kabupaten Banyuasin, kabupaten Musi Banyuasin, kabupaten OKU Timur, kabupaten OKU Selatan dan kabupaten OKI. Sesuai dengan amanat PP No.71

Tahun 2010, maka sejak tahun 2015 semua kabupaten/kota di Sumatera Selatan harus menerapkan SAP berbasis akrual.

Pemerintah Daerah Kabupaten Musi Banyuasin merupakan salah satu Pemerintah Daerah yang berada di Provinsi Sumatera Selatan. Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis akrual mulai diterapkan pada Kabupaten Musi Banyuasin sejak ditetapkannya Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2015. Terdapat alasan perlunya melakukan penelitian mengenai penerapan akuntansi akrual pada pemerintah kabupaten Musi Banyuasin, karena konsep akuntansi akrual di lingkungan pemerintah tergolong baru dan amanat undang-undang agar pemerintah menggunakan standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual paling lambat tahun 2015. Dibandingkan dengan kota/kabupaten lainnya di Sumatera Selatan, tingkat pendidikan bagian keuangan pada Kabupaten Musi Banyuasin masih ada tamatan SMA, pelatihan SAP berbasis akrual yang diikuti belum maksimal, perangkat

Jurnal ACSY Politeknik Sekayu 2

Page 3: PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN KUALITAS TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PADA PEMERINTAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN

lunak pada SKPD masih dalam pembaharuan dan masih terdapat operator komputer yang belum menguasai SIMDA keuangan yang merupakan faktor kunci keberhasilan dalam penerapan SAP berbasis akrual.

Berdasarkan fenomena yang diuraikan dalam latar belakang tersebut, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul:Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pelatihan, dan Kualitas Teknologi Informasi terhadap Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin.Penelitian ini bertujuan untuk mengukur pengaruh tingkat pendidikan, pelatihan, dan kualitas teknologi informasi terhadap Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis akrual pada Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin.

TINJAUAN PUSTAKATeori Agensi (Agency Theory)

Masalah keagenan muncul dalam dua bentuk, yaitu antara pemilik perusahaan (principal) dengan pihak manajemen (agent). Pihak manajemen mengelola perusahaan dengan salah satu tujuannya untuk memperoleh laba yang maksimal sehingga dapat memperoleh bonus dan fasilitas yang besar dan bagus dari laba yang diperoleh perusahaan. Sementara pihak principal juga menginginkan keuntungan perusahaan yang besar. Keuntungan yang diperoleh perusahaan merupakan dasar dari pembagian keuntungan yang diperoleh principal dari investasi yang ditanamkan pada perusahaan yang bersangkutan. Pemberian bonus dan fasilitas kepada pihak manajemen akan mengurangi keuntungan yang diperoleh oleh pihak principal. Perbedaan kepentingan ini melahirkan teori agensi.

Pada dasarnya organisasi sektor publik dibangun atas dasar agency theory. Pada pemerintahan terdapat hubungan dan masalah keagenan dan teori keagenan dapat diterapkan dalam organisasi publik. Mardiasmo (2009) menjelaskan bahwa pengertian akuntabilitas sebagai kewajiban pemegang amanah (pemerintah) untuk memberikan Pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan dan mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya kepada pihak pemberi amanah (masyarakat) yang memiliki hak untuk meminta pertanggungjawaban tersebut.

Konsep Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual

Menurut Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 pasal 1 ayat 8 SAP berbasis akrual adalah Standar Akuntansi Pemerintahan yang mengakui pendapatan, beban, aset, utang dan ekuitas dalam pelaporan finansial berbasis akrual serta mengakui pendapatan, belanja dan pembiayaan dalam pelaporan pelaksanaan anggaran

berdasarkan basis yang ditetapkan dalam APBN/APBD.

Komponen laporan keuangan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 adalah sebagai berikut:1) Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

Laporan Realisasi Anggaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi dan pemakaian sumber daya keuangan yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah, yang menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam satu periode pelaporan.

2) Laporan Perubahan Saldo Anggaran LebihLaporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih menyajikan informasi kenaikan atau penurunan Saldo Anggaran Lebih tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

3) NeracaNeraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban dan ekuitas pada tanggal tertentu.

4) Laporan Arus kasLaporan Arus Kas menyajikan informasi kas sehubungan dengan aktivitas operasi, investasi dan pendanaan yang menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir kas pemerintah pusat/daerah selama periode tertentu.

5) Laporan OperasionalLaporan Operasional menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang menambah ekuitas dan penggunaannya yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah untuk kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dalam satu periode pelaporan.

6) Laporan Perubahan EkuitasLaporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

7) Catatan Atas Laporan KeuanganCatatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian dari angka yang tertera dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan SAL, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, Neraca dan Laporan Arus Kas.

Tingkat pendidikanDefinisi pendidikan dikemukakan oleh

Mudyaharjo (2002) adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Menurut Ihsan (2003) pendidikan adalah aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina potensi-potensi kepribadiannya, yaitu rohani (pikir, karsa, rasa, cipta dan budi nurani) dan

Jurnal ACSY Politeknik Sekayu 3

Page 4: PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN KUALITAS TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PADA PEMERINTAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN

jasmani (panca indera dan keterampilan). Menurut Undang-undang No. 20 tahun 2003 jenjang pendidikan formal terdiri atas:a. Pendidikan Dasarb. Pendidikan Menengahc. Pendidikan Tinggi

Konsep PelatihanMenurut Pramudyo (2007) pelatihan

adalah proses pembelajaran yang dirancang untuk mengubah kinerja orang dalam melakukan pekerjaannya. Dessler (2006) mengartikan pelatihan merupakan proses mengajar ketrampilan yang dibutuhkan karyawan untuk melakukan pekerjaannya.1. Metode pelatihan

Menurut Bangun (2012), metode pelatihan yang bisa dilakukan adalah metode pekerjaan (on the job training) dan metode off the job training.

2. Isi pelatihanMenurut Mangkunegara (2006) prinsip-prinsip pelatihan adalah sebagai berikut:a. Materi yang diberikan secara sistematis

dan berdasarkan tahapan-tahapan.b. Tahapan-tahapan tesebut harus

disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai.

c. Pelatih/pengajar/pemateri harus mampu memotivasi dan menyebarkan respon yang berhubungan dengan serangkaian materi pelajaran.

d. Adanya penguat (reinforcement) guna membangkitkan respon yang positif dari peserta.

e. Menggunakan konsep pembentukan (shaping) perilaku.

3. Kemampuan Instruktur PelatihanMenurut Kirkpatrick (1996) keberhasilan program pelatihan tergantung juga pada mutu dan kualifikasi dari instruktur yang terlibat.

Kualitas Teknologi InformasiKadir dan Triwahyuni (2005)

mengemukakan bahwa teknologi informasi adalah gabungan antara teknologi komputer dan teknologi telekomunikasi. Bodnar dan Hopwood (1995) memaparkan bahwa teknologi informasi terdiri dari 3 (tiga) komponen utama yang terdiri dari:1. Perangkat keras (hardware)2. Perangkat lunak (software)3. Manusia (brainware)

Kualitas teknologi informasi diketahui dari kualitas komponen perangkat keras, perangkat lunak dan kualitas pemakai (manusia).

Penelitian TerdahuluKusuma (2013) melakukan penelitian

dengan judul Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Penerapan Akuntansi

Akrual pada Pemerintah. Hasil penelitian tingkat penerapan akuntasi akrual pada pemerintah untuk tingkat satuan kerja hanya sampai pada level tertentu yaitu 33,3%, atau dengan kata lain masih sangat rendah. Faktor pelatihan yang diberikan kepada staf keuangan terkait penerapan akuntansi akrual terbukti berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap tingkat penerapan akuntansi akrual. Tingkat pendidikan staf keuangan, kualitas teknologi informasi, dukungan konsultan, pengalaman sebelumnya dalam menjalankan basis kas menuju akrual, latar belakang pendidikan pimpinan dan ukuran satuan kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat penerapan akuntansi akrual.

Halen dan Astuti (2013) dengan judul Pengaruh Tingkat Pemahaman, Pelatihan dan Pendampingan Aparatur Pemerintah Daerah terhadap Penerapan Accrual Basis dalam Pengelolaan Keuangan Daerah di Kabupaten Jember. Hasil penelitian menunjukkan hasil pengujian dengan uji F dinyatakan bahwa variabel-variabel independen (tingkat pemahaman, pelatihan dan pendampingan) secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen (penerapan accrual basis).

Setyaningsih (2013) melakukan penelitian tentang Studi Eksplorasi Tingkat Pemahaman Aparatur Pemerintah Daerah dan Anggota DPRD terhadap Standar Akuntansi Berbasis Akrual (Studi Kasus di Pemerintah Kota Surakarta). Pemahaman anggota dewan terhadap SAP 71 2010 juga masih rendah dikarenakan belum dirasakannya sosialiasi standar akuntansi berbasis akrual, tidak tersedianya anggaran, serta kurangnya komitmen pribadi anggota dewan untuk memahami SAP ini.

Eriotis, Stamatiadis and Vasiliou (2011) melakukan penelitian dengan judul Assessing Accrual Accounting Reform in Greek Public Hospitals:An Empirical Investigation. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat adopsi reformasi secara positif berkaitan dengan kualitas teknologi informasi, pelatihan, tingkat pendidikan staf akuntansi dan dukungan konsultan profesional, ukuran rumah sakit, biaya pelaksanaan reformasi, latar belakang pendidikan pimpinan, pengalaman dan manajemen konflik terhadap adopsi reformasi akuntansi.

Penelitian Stamatiadis (2009) yang berjudul Government Accounting Reform in the Greek Public Hospitals:Some Preliminary Result of Its Implementation. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel dependen dengan variabel independen.

Windels and Christiaens (2008) melakukan penelitian tentang The Adoption of Accrual Accounting in Flemish Public Centres for Social Welfare:Examining the Importance of

Jurnal ACSY Politeknik Sekayu 4

Page 5: PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN KUALITAS TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PADA PEMERINTAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN

Agents of Change. Hasil penelitian tingkat umum pendidikan eksekutif dan staf, berdampak positif pada tingkat adopsi reformasi.

Penelitian yang dilakukan oleh Ouda (2008) dengan judul Towards a Generic Model for Government Sector Reform:The New Zealand Experience Terdapat hubungan positif dan signifikan antara kualitas teknologi informasi dengan tingkat kepatuhan akuntansi akrual.

Kerangka PemikiranDalam rangka mempermudah penyusunan

karya ilmiah ini, maka dapat disusun kerangka pemikiran teoritis seperti pada Gambar 1.

Gambar 1Kerangka Pemikiran Teoritis

Hipotesis PenelitianBerdasarkan beberapa penelitian

terdahulu, maka Hipotesis penelitian ini adalah diduga terdapat pengaruh tingkat pendidikan, pelatihan, dan kualitas teknologi informasi secara signifikan dan positif terhadap penerapan Standar Akuntansi Pemerintah berbasis akrual pada Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin.

METODE PENELITIANRuang Lingkup Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk mengukur dan menguji secara empirik pengaruh tingkat pendidikan, pelatihan dan, kualitas teknologi informasi terhadap penerapan SAP berbasis akrual. Adapun yang menjadi ruang lingkup penelitian ini adalah SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) yang ada di Kabupaten Musi Banyuasin.

Jenis dan Sumber DataPenulis menggunakan data primer berupa

jawaban responden terhadap item pernyataan tingkat pendidikan, pelatihan, kualitas teknologi informasi dan penerapan SAP berbasis akrual melalui penyebaran kuisioner dan wawancara

dengan kasubag keuangan dan staf keuangan pada SKPD Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin.

Teknik Pengumpulan dataTeknik pengumpulan data yang digunakan

dalam penyusunan penelitian ini adalah wawancara dan kuisioner. Menurut Sanusi (2011) wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subjek penelitian. Penulis melakukan pengumpulan data dengan melaksanakan tanya jawab langsung dengan kasubag keuangan dan staf keuangan yang mempunyai wewenang untuk memberi data dan informasi yang diperlukan dalam penulisan karya ilmiah ini.

Menurut Sanusi (2011) kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara tertulis kepada subjek penelitian. Penulis menyebarkan kuisioner kepada pihak-pihak yang dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini.

Pengolahan dataPenelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda (Multiple Regression Analysis) dengan alat bantu pengolahan data menggunakan program SPSS versi 17. Analisis regresi linier berganda ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Model dalam penelitian ini adalah:Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + eKeterangan : Y = Penerapan SAP berbasis akruala = Koefisien konstantab = Koefisien regresi dari masing-masing variabelX1 = Tingkat pendidikanX2 = PelatihanX3 = Kualitas teknologi informasie = Koefisien error (variabel pengganggu)

Teknik Analisis Data 1. Uji Validitas dan Reliabilitas

Menurut Priyatno (2010) uji validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin diukur. Uji reliabilitas menurut Priyatno (2010) adalah suatu pengujian untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat ukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Dalam penelitian metode yang digunakan adalah metode Cronbach’s Alpha.

2. Pengujian Asumsi Klasika. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk melihat apakah penyebaran data hasil penelitian terdistribusikan secara normal atau tidak.

b. Uji Multikolinearitas

Jurnal ACSY Politeknik Sekayu 5

Tingkat pendidikan

(X1)

Pelatihan (X2)

Kualitas teknologi

informasi (X3)

Penerapan SAP berbasis Akrual pada Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin (Y)

Page 6: PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN KUALITAS TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PADA PEMERINTAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah terdapat korelasi di antara variabel-variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.

c. Uji HeteroskedasitasUji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedatisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedasitas.

3. Pengujian Hipotesis dan Statistik1) Uji Statistik F

Uji F digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh tingkat pendidikan, pelatihan dan kualitas teknologi informasi terhadap penerapan SAP berbasis akrual secara simultan.

2) Koefisien Determinasi (R2)Koefisien Determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel dependen.

Definisi Variabel OperasionalDefinisi variabel operasional pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini.

Tabel 2Operasionalisasi Variabel Penelitian

No Variabel Definisi Indikator Skala1. Penerapan

SAP berbasis akrual (Y)

Penerapan SAP Berbasis Akrual adalah penerapan SAP yang mengakui pendapatan, beban, aset, utang, dan ekuitas dalam pelaporan fiansial berbasis akrual, serta mengakui pendapatan, belanja dan pembiayaan dalam pelaporan pelaksanaan anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan dalam APBN/APBD

a. Laporan Realisasi Anggaran

b. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih

c. Neracad. Laporan Arus Kase. Laporan Operasioalf. Laporan Perubahan Ekuitasg. Catatan atas Laporan

Keuangan

Ordinal

2. Tingkat pendidikan (X1)

Tingkat pendidikan merupakan tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan kemampuan yang dikembangkan.

a. SMAb. S1c. S2

Ordinal

3. Pelatihan (X2) Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dirancang untuk mengubah kinerja orang dalam melakukan pekerjaannya.

a. Metode pelatihan keuanganb. Isi pelatihan keuanganc. Kemampuan instruktur

pelatihan keuangan

Ordinal

4. Kualitas teknologi informasi (X3)

Kualitas teknologi informasi adalah kualitas semua teknologi yang digunakan untuk mengumpulkan, memproses dan menyebarkan informasi.

a. Kualitas Perangkat keras b. Kualitas Perangkat lunak c. Kualitas Manusia/pemakai

Ordinal

HASIL DAN PEMBAHASANGambaran Umum Objek Penelitian

Kabupaten Musi Banyuasin adalah salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Selatan dengan ibu kota Sekayu. Kabupaten ini memiliki luas wilayah ±14.265,96 km² yang terbentang pada lokasi 1,3°- 4° LS, 103°-105° BT. Kabupaten Musi Banyuasin berbatasan sebelah utara dengan Provinsi Jambi, sebelah selatan dengan Kabupaten Muara Enim, sebelah barat dengan Kabupaten

Musi Rawas dan sebelah timur berbatasan dengan Selat Bangka dan Kabupaten Banyuasin.

Akuntansi keuangan pada pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin merupakan bagian dari akuntansi sektor publik, yang mencatat dan melaporkan semua transaksi yang berkaitan dengan keuangan daerah. Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang, termasuk di dalamnya segala

Jurnal ACSY Politeknik Sekayu 6

Page 7: PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN KUALITAS TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PADA PEMERINTAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN

bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut.

Hasil PenelitianHasil uji validitas dengan menggunakan

metode Bivariate Pearson (Produk Momen Pearson) untuk item-item variabel independen dan dependen diperoleh nilai r hitung yang lebih besar dari r tabel yang berarti semua item pertanyaan variabel independen dan dependen dinyatakan valid. Hal ini dapat dilihat pada lampiran 1.

Berdasarkan hasil uji reliabilitas dengan menggunakan metode cronbach alpha untuk item-item variabel tingkat pendidikan (X1), pelatihan (X2), kualitas teknologi informasi (X3), dan penerapan SAP berbasis akrual (Y) dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini:

Tabel 3Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach Alpha Kesimpulan

Tingkat pendidikan (X1)

0,869 Reliabel

Pelatihan (X2) 0,947 Reliabel Kualitas teknologi informasi (X3)

0,858 Reliabel

Penerapan SAP berbasis akrual (Y)

0,894 Reliabel

Sumber:Data Primer diolah, 2015

Hasil uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov Test sebagai berikut:

Tabel 4One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 123Normal Parametersa,,b

Mean ,0000000Std. Deviation

5,03072956

Most Extreme Differences

Absolute ,105Positive ,092Negative -,105

Kolmogorov-Smirnov Z 1,164Asymp. Sig. (2-tailed) ,133

a. Test distribution is Normal.b. Calculated from data.Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan

SPSS versi 17Besarnya probabilitas uji Kolmogorov-

Smirnov bisa dilihat dari nilai asymp.sig pada Tabel 4 yaitu sebesar 0,133. Nilai signifikansi ini

lebih besar dari tingkat signifikansi yang ditentukan yaitu 0,05 (5 %) sehingga uji ini menerima hipotesis nol. Artinya model penerapan SAP berbasis akrual residualnya didistribusikan secara normal.

Pengujian multikolinieritas dilakukan dengan melihat besarnya nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Hasil uji multikolonearitas dengan menggunakan bantuan program SPSS for Windows versi 17:

Tabel 5Uji Tolerance dan VIF

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

Tingkat Pendidikan ,829 1,206

Pelatihan ,734 1,362

Kualitas Teknologi Informasi ,782 1,279Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan

SPSS versi 17Hasil perhitungan Tabel 5, diketahui nilai

tolerance untuk masing-masing variabel diatas 0,10, yaitu 0,829 untuk tingkat pendidikan, 0,734 untuk pelatihan dan 0,782 untuk kualitas teknologi informasi. Nilai VIF variabel tingkat pendidikan (X1) sebesar 1,206 yang berarti nilai VIF < 10, variabel pelatihan (X2) bernilai 1,362 yang berarti nilai VIF < 10 dan variabel kualitas teknologi informasi (X3) sebesar 1,279 yang berarti nilai VIF < 10. Hal ini menggambarkan bahwa semua nilai VIF variabel-variabel bebas dalam penelitian ini, masih berada di bawah angka 10, maka dapat disimpulkan bahwa data-data dalam penelitian ini tidak mengandung multikolinieritas, sehingga data-data yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilanjutkan dengan uji-uji selanjutnya.

Metode pengambilan keputusan pada uji heteroskedastisitas adalah dengan glejser, jika nilai signifikansi antar variabel bebas dengan nilai residual lebih dari 0,05 maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. Hasil uji glejser dengan SPSS versi 17 adalah sebagai berikut:

Tabel 6Hasil Uji Glejser

Jurnal ACSY Politeknik Sekayu 7

Page 8: PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN KUALITAS TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PADA PEMERINTAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN

Model

Unstandardized Coefficients

Sig.B Std. Error

1 (Constant) 1,643 4,232 ,699

Tingkat Pendidikan ,051 ,077 ,510

Pelatihan -,042 ,058 ,476

Kualitas Teknologi Informasi

,038 ,069 ,586

Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS versi 17Hasil uji glejser pada Tabel 6 diperoleh

nilai signifikansi 0,510 untuk variabel tingkat pendidikan, 0,476 untuk variabel pelatihan dan 0,586 untuk variabel kualitas teknologi informasi. Hal ini berarti semua variabel independen memiliki nilai signifikansi diatas 0,05 yang berarti tidak terjadi heterokedastisitas.Analisis regresi linier berganda menggunakan bantuan program SPSS (Statistical Product and Service Solution). Berdasarkan perhitungan program SPSS versi 17 diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 7Hasil Regresi Linier Berganda

Model

Unstandardized Coefficients

T Sig.BStd.

Error

1 (Constant) 8,740 6,025 1,451 ,149

Tingkat Pendidikan ,252 ,109 2,310 ,023

Pelatihan ,240 ,083 2,898 ,004

Kualitas Teknologi Informasi

,510 ,098 5,212 ,000

Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS versi 17

Berdasarkan hasil pengolahan data yang disajikan pada Tabel 7, maka persamaan regresinya adalah sebagai berikut: Y = 8,740 + 0,252 X1 + 0,240 X2 + 0,510 X3

Persamaan regresi linier berganda diatas menggambarkan bahwa pengaruh variabel independen terhadap variabel dependennya adalah sebagai berikut:a. Nilai konstanta sebesar 8,740 berarti jika

variabel tingkat pendidikan (X1), pelatihan (X2) dan kualitas teknologi informasi (X3) nilainya sama dengan nol, maka penerapan SAP berbasis akrual (Y) nilainya adalah sebesar 8,740.

b. Koefisien regresi untuk variabel tingkat pendidikan adalah sebesar 0,252, artinya jika tingkat pendidikan mengalami kenaikan 1 satuan sedangkan yang lainnya tetap, maka

penerapan SAP berbasis akrual mengalami kenaikan sebesar 0,252 satuan, dan sebaliknya.

c. Koefisien regresi untuk variabel pelatihan adalah sebesar 0,240, artinya jika pelatihan mengalami kenaikan 1 satuan dan variabel independen lainnya tetap, maka penerapan SAP berbasis akrual mengalami kenaikan sebesar 0,240 satuan, dan sebaliknya.

d. Koefisien regresi untuk variabel kualitas teknologi informasi adalah sebesar 0,510, artinya jika kualitas teknologi informasi mengalami kenaikan 1 satuan dan variabel yang lainnya tetap, maka penerapan SAP berbasis akrual mengalami kenaikan sebesar 0,510 satuan, dan sebaliknya.

Hasil uji statistik F dengan menggunakan SPSS versi 17 dapat dilihat dari output berikut:

Tabel 8Hasil Uji Statistik F

ModelSum of Squares F Sig.

1 Regression 2233,045 28,688 ,000a

Residual 3087,605Total 5320,650

Nilai Fhitung adalah 28,688 sedangkan Ftabel adalah 2,68. Nilai signifikan (Sig F) adalah sebesar 0,000 yang berarti Sig F (0,000) < α (0,05), maka Ho ditolak dan Ha diterima. Nilai Fhitung > Ftabel yang artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen.

Untuk melihat seberapa besar pengaruh tingkat pendidikan (X1), pelatihan (X2) dan kualitas teknologi informasi (X3) secara bersama-sama terhadap penerapan SAP berbasis akrual (Y) dapat diketahui melalui uji koefisien determinasi sebagai berikut:

Tabel 9Hasil Uji Determinasi

Model Summary

Model R R SquareAdjusted R

SquareStd. Error of the Estimate

1 ,648a ,420 ,405 5,09375

a. Predictors: (Constant), Pelatihan, Tingkat Pendidikan, Kualitas Teknologi Informasi

Nilai korelasi pada Tabel 9 adalah 0,648 yang berarti hubungan antara variabel tingkat pendidikan, pelatihan dan kualitas teknologi informasi terhadap penerapan SAP berbasis akrual dikategorikan positif dan sedang (cukup). Nilai koefisien determinasi (R Square) adalah sebesar 0,420 (42 %). Hal ini berarti bahwa penerapan SAP berbasis akrual (Y) dapat dijelaskan oleh

Jurnal ACSY Politeknik Sekayu 8

Page 9: PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN KUALITAS TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PADA PEMERINTAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN

tingkat pendidikan (X1), pelatihan (X2), dan kualitas teknologi informasi (X3) secara bersama-sama sebesar 42 %, sedangkan sisanya sebesar 58 % dijelaskan oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini, seperti dukungan konsultan, komitmen organisasi, pengalaman sebelumnya dalam menjalankan basis kas menuju akrual, latar belakang pendidikan pimpinan dan ukuran satuan kerja.

Pembahasan Nilai F hitung untuk variabel tingkat

pendidikan (X1), pelatihan (X2) dan kualitas teknologi informasi (X3) terhadap penerapan SAP berbasis akrual (Y) adalah sebesar 28,688, maka F hitung (28,688) >F tabel (2,68) dan nilai signifikan (Sig F) adalah sebesar 0,000 yang berarti Sig F (0,000) < (0,05). Hal ini menunjukkan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara tingkat pendidikan (X1), pelatihan (X2), dan kualitas teknologi informasi (X3) terhadap penerapan SAP berbasis akrual (Y) pada Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin.

Tabel 7 menunjukkan nilai t hitung untuk masing-masing variabel independen. Variabel tingkat pendidikan diperoleh nilai sebesar 2,310 dan nilai signifikansi sebesar 0,023. Nilai t tabel adalah sebesar 1,980. Jadi t hitung > t tabel (2,310 > 1,980) dan nilai signifikansi 0,023 < 0,05, yang artinya tingkat pendidikan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap penerapan SAP berbasis akrual (Y). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Eriotis, Stamatiadis and Vasiliou (2011), Stamatiadis (2009), Windels and Christiaens (2008) dan Ouda (2008).

Penelitian ini menunjukkan tingkat pendidikan memiliki pengaruh dalam melaksanakan pekerjaan khususnya di bidang akuntansi karena semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin banyak ilmu pengetahuan yang dimiliki dan semakin luas wawasan serta semakin mudah dalam memahami pekerjaan yang dilakukan.

Pegawai pada pemerintahan harus siap ditempatkan disegala bagian pekerjaan karena mutasi jabatan sangat sering dilakukan dalam pemerintahan tidak terkecuali mutasi ke bagian akuntansi. Bagian akuntansi merupakan bagian yang sangat penting dan sering dilakukan pemeriksaan baik oleh pihak intern maupun pihak ekstern. Hal ini berarti bagian keuangan sangat memerlukan kemampuan dan ketelitian dalam bekerja.

Pelatihan memiliki nilai t hitung sebesar 2,898 dengan nilai signifikansi 0,004. Nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel (2,898 > 1,980) dan nilai signifikansi lebih kecil (0,004 < 0,05). Hal ini berarti pelatihan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap penerapan SAP berbasis akrual. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Kusuma

(2013), Halen dan Astuti (2013), Eriotis, Stamatiadis and Vasiliou (2011) dan Stamatiadis (2009).

Pelatihan tentang SAP berbasis akrual yang diikuti pegawai bagian akuntansi adalah satu sampai empat kali dan banyak pegawai yang belum pernah mengikuti pelatihan. Hal ini disebabkan karena masing-masing SKPD hanya dibatasi sebanyak dua orang yang diutus untuk mengikuti pelatihan. Pelatihan yang diikuti juga belum maksimal karena dalam pelatihan tersebut hanya bersifat teoritis saja tidak berupa studi kasus sehingga pegawai masih kurang memahami materi pelatihan yang diberikan dan metode pelatihan keuangan yang digunakan masih kurang membantu dalam memahami pelatihan. Alokasi waktu materi pelatihan masih kurang sehingga pemahaman mengenai isi materi pelatihan belum sepenuhnya dipahami.

Setiap SKPD pada kabupaten Musi Banyuasin terutama pihak DPPKAD memiliki keinginan supaya instruktur pelatihan SAP berbasis akrual seperti dari BPKP Sumatera Selatan bisa memberikan pelatihan dengan datang langsung (metode on the job training) pada setiap SKPD, namun hal ini belum bisa diwujudkan karena terbatasnya jumlah para instruktur pelatihan tersebut sementara seluruh kabupaten/kota lain di provinsi Sumatera Selatan juga membutuhkan pelatihan sehingga pihak instruktur pelatihan belum bisa memberikan pelatihan yang maksimal.

Kualitas teknologi informasi memiliki nilai t hitung 5,212 dan nilai t tabel sebesar 1,980. Nilai t hitung lebih besar dari t tabel (5,212 <1,980). Nilai signifikansi adalah 0,000 lebih kecil dari 0,05 sehingga variabel kualitas teknologi informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerapan SAP berbasis akrual. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Kusuma (2013). Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan Eriotis, Stamatiadis and Vasiliou (2011), Stamatiadis (2009) dan Ouda (2008).

Kualitas teknologi informasi merupakan variabel independen yang paling mempengaruhi penerapan SAP berbasis akrual dibandingkan dengan variabel tingkat pendidikan dan pelatihan. Kualitas teknologi informasi dilihat dari kualitas perangkat keras sudah memadai. Hal ini diketahui dari tersedia nya komputer, laptop, printer dan perangkat keras lainnya dengan jumlah yang cukup di bagian akuntansi pada setiap SKPD. Perangkat keras dilakukan pemeliharaan secara teratur dan jika terdapat yang rusak atau telah usang dilakukan pendataan secara berlaka untuk diperbaiki atau diganti dengan perangkat yang baru.

Proses akuntansi sejak awal transaksi hingga pembuatan laporan keuangan dilakukan secara terkomputerisasi. Proses ini bisa berjalan secara lancar apabila perangkat keras, perangkat lunak dan operator memiliki kualitas yang baik.

Jurnal ACSY Politeknik Sekayu 9

Page 10: PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN KUALITAS TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PADA PEMERINTAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN

Pengolahan data transaksi keuangan menggunakan perangkat lunak yang mendukung pekerjaaan, namun secara keseluruhan kualitas perangkat lunak masih dalam proses pembaharuan terutama jaringan internet yang belum maksimal/ koneksinya lambat bahkan masih terdapat beberapa SKPD yang jaringan internetnya belum dipasang.

Penelitian yang dilakukan adalah tentang proses penerapan SAP berbasis akrual karena SAP tersebut baru diterapkan sejak awal tahun 2015 sehingga belum bisa dilakukan penelitian tentang tingkat penerapan SAP berbasis akrual pada SKPD kabupaten Musi Banyuasin. Tahapan yang dilakukan untuk Penerapan SAP Berbasis Akrual pada Pemerintah kabupaten Musi Banyuasin antara lain:a) Pemerintah Daerah telah memiliki Peraturan

Bupati nomor 15 tahun 2014 Tentang kebijakan Akuntansi kabupaten Musi Banyuasin

b) Mengalokasikan tambahan anggaran untuk pelatihan akrual bagi pengelola keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah

c) Menyiapkan Sumber Daya Manusia yang kompeten melalui pelatihan dan sosialisasi

d) Perbaikan pengelolaan barang milik daerah melalui inventarisasi, penatausahaan dan pengamanan, penetapan umur teknis dan menghitung penyusutan aset tetap dengan metode garis lurus

e) Penggunaan aplikasi SIMDA keuangan yang dalam proses pengembangan sehingga dapat mengakomodir sistem akuntansi pemerintahan berbasis akrual.

Melalui tahapan yang telah dilakukan tersebut diharapkan dapat menunjang pemerintah kabupaten Musi Banyuasin untuk lebih siap dan sukses menerapkan SAP Berbasis Akrual dalam menyajikan laporan keuangan. Dengan hal ini, pemerintah kabupaten Musi Banyuasin menunjukan komitmen dan apresiasi nyata dalam melaksanakan atau menerapkan peraturan pemerintah untuk menerapkan SAP Berbasis Akrual yang diharapkan dapat menghasilkan laporan keuangan yang lebih akuntabel dan transparan.

SIMPULAN DAN SARANKesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, membuktikan secara empiris tentang pengaruh tingkat pendidikan, pelatihan dan kualitas teknologi informasi terhadap penerapan Standar Akuntansi Pemerintah berbasis akrual pada Pemerintah Daerah kabupaten Musi Banyuasin. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel tingkat pendidikan, pelatihan dan kualitas teknologi informasi terhadap penerapan SAP berbasis akrual.

Saran

Berdasarkan simpulan di atas, maka penulis memberikan saran sebagai berikut:1. Kasubag dan staf keuangan yang masih

berpendidikan SMA pada SKPD Kabupaten Musi Banyuasin sebaiknya melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.

2. Bagian akuntansi/keuangan pada SKPD Kabupaten Musi Banyuasin sebaiknya diisi oleh pegawai yang memiliki latar belakang pendidikan akuntansi atau keuangan.

3. Pelatihan tentang SAP berbasis akrual perlu ditingkatkan lagi. Setiap kasubag dan staf keuangan diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan SAP berbasis akrual. Untuk meningkatkan kualitas teknologi informasi, operator SIMDA sebaiknya juga mengikuti pelatihan tentang SAP berbasis akrual.

4. Penelitian ini masih banyak memiliki keterbatasan dan kekurangan. Diharapkan ada penelitian lanjutan bagi peneliti selanjutnya untuk menyempurnakan konsep penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Bangun, Wilson. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Erlangga, Jakarta, Indonesia.

Bodnar, H.G., and S. Hopwood.1995. Accounting Information System, edisi bahasa Indonesia, oleh Amir Abadi Jusuf dan Rudi M Tambunan, buku satu edisi keenam. Salemba Empat, Jakarta, Indonesia.

Dessler, Gary. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. PT. Indeks , Jakarta, Indonesia.

Eriotis, N., F. Stamatiadis., and D. Vasiliou. 2011. Assessing Accrual Accounting Reform in Greek Public Hospitals: An Empirical Investigation. International Journal of Economic Science and Applied Research. 4, 1, pp 153-184. (http://www.ijesar.org/docs/.../publichospitals.pdf., diakses 30 Januari 2015).

Halen., dan D.D.Astuti. 2013. Pengaruh Tingkat Pemahaman, Pelatihan dan Pendampingan Aparatur Pemerintah Daerah terhadap Penerapan Accrual Basis dalam

Jurnal ACSY Politeknik Sekayu 10

Page 11: PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN KUALITAS TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PADA PEMERINTAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN

Pengelolaan Keuangan Daerah di Kabupaten Jember (Studi Kasus pada Dinas Pemerintahan Kabupaten Jember). Jurnal Ekonomi-Mandala Jember. Pp.98-119. (http:// download.portalgaruda.org/article.php., diakses 30 Januari 2015).

Hamalik, Oemar. 2007. Manajemen Pendidikan Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu. Bumi Aksara, Jakarta, Indonesia.

Ihsan, F. 2003. Dasar-dasar Kependidikan. PT. Rineka Cipta, Jakarta, Indonesia.

Ishak. 2008. Pengelolaan Perpustakaan Berbasis Teknologi Informasi. Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi. Vol. 4, No. 2 pp 87. (http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/.../1/pus-des2008-%20(3).pdf., diakses 30 Januari 2015).

Kadir, A., dan T.C. Triwahyuni. 2005. Pengenalan

Teknologi Informasi. Andi, Yogyakarta, Jawa Tengah.

Kirkpatrick, Donald. 1996. Evaluating Training Program. Mc. Graw Hill International Inc, New York, USA.

Komite Standar Akuntansi Pemerintahan. 2012. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan/Komite Standar Akuntansi Pemerintahan. Salemba Empat, Jakarta, Indonesia.

Kusuma, Muhamad Indra Yuda. 2013. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Penerapan Akuntansi Akrual pada Pemerintah. Diponegoro Journal of Acounting. Vol 2 No. 3 Hal. 1-14. (http://download.portalgaruda.org., diakses 31 Januari 2015).

Mahmudi. 2006. Manajemen Kinerja Sektor Publik. UPP STIM YKPN, Yogyakarta, Jawa Tengah.

Mangkunegara, A.A Anwar Prabu. 2006. Perencanaan dan Pengembangan SDM. Refika Aditama, Bandung, Jawa Barat.

Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Andi, Yogyakarta, Indonesia.

Mudyohardjo, Redja. 2002. Filsafat Ilmu Pendidikan: Suatu Pengantar. Remaja Sousdakarya, Bandung, Jawa Barat.

Ouda, H. 2008.Towards a Generic Model for Government Sector Reform:the New Zealand Experience. International Journal on Governmental Financial Management. 8, 2, pp. 78-100. (http:// www.icgfm.org/journal/2008/2008-02.pdf., diakses 31 Januari 2015).

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

Pramudyo, Chrisogonus. D. 2007. Cara Pintar Jadi Trainer. Percetakan Galang Press, Jakarta, Indonesia.

Priyatno, Duwi. 2013. Mandiri Belajar Analisis Data degan SPSS. Mediakom, Yogyakarta, Jawa Tengah.

Sanusi, Anwar. 2011. Metodologi Penelitian Bisnis. Salemba Empat, Jakarta, Indonesia.

Setyaningsih, Titik. 2013. Studi Eksplorasi Tingkat Pemahaman Aparatur Pemerintah Daerah dan Anggota DPRD terhadap Standar Akuntansi Berbasis Akrual (Kasus di Pemerintah Kota Surakarta). Simposium Nasional Akuntansi XVI Manado, 25-28 September 2013.pp. 2378-2414. (http:// learning.fe.umy.ac.id., diakses 31 Januari 2015).

Stamatiadis, F. 2009. Assessing Accrual Accounting Reform in Greek Public Hospitals: An Empirical Investigation. International Journal of Economic Science and Applied Research. 4, 1, pp 153-184. (http;//www.lse.ac.uk/.../pdf/.../BUSINESS%20%20FIN., diakses 31 Januari 2015).

Undang-Undang No. 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Windels, P., and J. Christiaens. 2008. Management Reform in Flemish Public Centres for Social Welfare: Examining Organisational Change. Imprensa Da Universidade De Coimbra. ISBN 978-989-8074-39-3. pp.230-251. (http:// digitalis-dsp.uc.pt., diakses 30 Januari 2015).

Jurnal ACSY Politeknik Sekayu 11

Page 12: PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN KUALITAS TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PADA PEMERINTAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN

Lampiran 1. Hasil Uji Validitas

Tingkat pendidikan

Item rhitung rtabel Kesimpulan1 0,722** 0,349 Valid2 0,490** 0,349 Valid3 0,566** 0,349 Valid.4 0,777** 0,349 Valid5 0,739** 0,349 Valid6 0,746** 0,349 Valid7 0,680** 0,349 Valid8 0,765** 0,349 Valid9 0,703** 0,349 Valid10 0,693** 0,349 Valid

Pelatihan

1 0,785** 0,349 Valid2 0,687** 0,349 Valid3 0,624** 0,349 Valid4 0,789** 0,349 Valid5 0,808** 0,349 Valid6 0,818** 0,349 Valid7 0,757** 0,349 Valid8 0,720** 0,349 Valid9 0,710** 0,349 Valid10 0,659** 0,349 Valid11 0,806** 0,349 Valid12 0,843** 0,349 Valid13 0,815** 0,349 Valid14 0,751** 0,349 Valid15 0,843** 0,349 Valid

Kualitas Teknologi Informasi

1 0,459** 0,349 Valid2 0,725** 0,349 Valid3 0,550** 0,349 Valid4 0,594** 0,349 Valid5 0,661** 0,349 Valid6 0,856** 0,349 Valid7 0,687** 0,349 Valid8 0,661** 0,349 Valid9 0,567** 0,349 Valid10 0,480** 0,349 Valid11 0,512** 0,349 Valid12 0,684** 0,349 Valid13 0,366** 0,349 Valid14 0,435** 0,349 Valid15 0,574** 0,349 Valid

Penerapan SAP berbasis akrual

1 0,711** 0,349 Valid2 0,723** 0,349 Valid3 0,484** 0,349 Valid4 0,706** 0,349 Valid5 0,624** 0,349 Valid6 0,633** 0,349 Valid7 0,675** 0,349 Valid8 0,658** 0,349 Valid9 0,694** 0,349 Valid10 0,614** 0,349 Valid11 0,462** 0,349 Valid12 0,679** 0,349 Valid13 0,628** 0,349 Valid14 0,566** 0,349 Valid15 0,627** 0,349 Valid16 0,644** 0,349 Valid

Sumber:Data primer diolah, 2015

Jurnal ACSY Politeknik Sekayu 12