26
PENGEMBANG JERUK DI D INDAH M AM SR SMAN 2 LABAKK KA GAN INVESTASI AGROBIS I KABUPATEN PANGKEP DIUSULKAN OLEH : MUTHMAINNAH (14.02061) MALUDDIN (15.03027) RI WILDA (14.02034) KANG BOARDING SCHOOLANDA ABUPATEN PANGKEP 2015/2016 1 SNIS ALAN

Pengembangan investasi agrobisnis jeruk di kabupaten pangkep

Embed Size (px)

Citation preview

PENGEMBANGAN INVESTASI AGROBISNIS

JERUK DI KABUPATEN PANGKEP

DIUSULKAN OLEH :

INDAH MUTHMAINNAH (14.02061)

AMALUDDIN (15.03027)

SRI WILDA (14.02034)

SMAN 2 LABAKKANG BOARDING SCHOOLANDALAN

KABUPATEN PANGKEP

PENGEMBANGAN INVESTASI AGROBISNIS

JERUK DI KABUPATEN PANGKEP

DIUSULKAN OLEH :

INDAH MUTHMAINNAH (14.02061)

AMALUDDIN (15.03027)

SRI WILDA (14.02034)

SMAN 2 LABAKKANG BOARDING SCHOOLANDALAN

KABUPATEN PANGKEP

2015/2016

1

PENGEMBANGAN INVESTASI AGROBISNIS

SMAN 2 LABAKKANG BOARDING SCHOOLANDALAN

2

LEMBAR PENGESAHAN

“Kami yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa tulisan terlampir

adalah murni hasil pekerjaan kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang

kami gunakan tanpa menyebutkan sumbernya. Materi ini tidak/belum pernah

disajikan/digunakan sebagai bahan untuk perlombaan lain kecuali kami

menyatakan dengan jelas bahwa kami menyatakan menggunakannya.”

“Kami memahami bahwa tulisan yang kami kumpulkan ini dapat diperbanyak

dan atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.”

Asal Sekolah :

SMAN 2 ANDALAN LABAKKANG BOARDING SCHOOL

Judul Karya Tulis :

PENGEMBANGAN INVESTASI AGROBISNIS JERUK DI KABUPATEN

PANGKEP

Ttd. Ttd. Ttd.

Indah Muthmainnah Sri Wilda Amaluddin

NIS. 14.02061 NIS. 14.02034 NIS. 15.03027

Pengesahan

Drs. Abdurrasyid, M.Pd

NIP. 19670417 1995031005

3

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh ...

Segala bentuk rasa syukur senantiasa tercurah kepada Tuhan Yang Maha

Esa, yang telah melimpahkan berjuta nikmat kepada kami sehingga kami dapat

menyelesaikan apa yang telah dipercayakan kepada kami, yaitu karya tulis ilmiah

(KTI) yang berjudul “Pengembangan Investasi Agrobisnis Jeruk Besar (Pamelo)

Di Kabupaten Pangkep” dalam rangka mengikuti salah satu cabang lomba yang

diselenggarakan oleh Universitas Indonesia (UI).

Selama penyusunan karya tulis ilmiah ini, banyak pihak yang turut

membantu dalam menyelesaikan karya tulis ini. Maka dari itu kami

menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak kepala

sekolah kami Drs.Abdurrasyid, M.Pd, guru pembimbing, narasumber, serta

teman-teman kami yang senantiasa mendukung penuh dengan keikhlasan dan

membimbing serta memberikan ide-ide mulai dari pemilihan judul hingga

penyelesaian karya tulis ilmiah ini.

Kami menyadari bahwa penyusunan karya tulis ilmiah ini masih terdapat

banyak kekurangan dan tentunya masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu

saran serta kritikan sangat diharapkan dari pembaca demi kesempurnaan karya

tulis ilmiah ini. Akhir kata, kami berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat

bermanfaat bagi semua pihak terutama masyarakat lokal.

Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh ...

Pangkep, 25 Desember 2015

Penulis

4

DAFTAR ISI

Bagian Awal

i. Halaman Judul ...................................................................... i

ii. Lembar Pengesahan .............................................................. ii

iii. Kata Pengantar ...................................................................... iii

iv. Daftar Isi ............................................................................... iv

v. Abstrak ................................................................................. v

I. Bagian Inti

i. Pendahuluan ......................................................................... 1

ii. Tinjauan Pustaka .................................................................. 2

iii. Apa Yang Akan Diberitahu Dari Karya Tulis ...................... 5

iv. Tujuan Dan Manfaat ............................................................. 5

v. Metodologi Penelitian .......................................................... 6

II. Pembahasan ............................................................................................ 9

III. Penutup

iii.i Kesimpulan ................................................................................ 16

iii.ii Saran.......................................................................................... 16

Bagian Akhir

i. Daftar Pustaka ...................................................................... 18

ii. Lampiran ............................................................................... 19

5

BAB I PENDAHULUAN

i.i. PERUMUSAN MASALAH

Bagaimanakah pengembangan investasi agrobisnis jeruk besar (Pamelo) di

Kabupaten Pangkep?

i.ii LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki sumber daya yang

melimpah, dimana luas daratan mencapai 1.922.570 km². Dengan sumber daya

berupa minyak bumi, timah, gas alam, nikel ,kayu, bauksit, batu bara, emas dan

tanah subur. Tanah subur yang dimiliki indonesia dapat menghasilkan banyak

tanaman yang jika dikelola dengan baik dapat membantu perekonomian

masyarakat indonesia.

Pada tahun 2004, luas panen jeruk mencapai 70.000 Ha dengan total

produksi sebesar 1.600.000 ton. Indonesia menempati urutan ke-13 sebagai

negara penghasil utama jeruk di dunia setelah negara vietnam. Namun indonesia

menempati urutan kedua sebagai pengimpor jeruk terbesar di ASEAN setelah

malaysia. dengan volume impor sebesar 94.696 ton; sedangkan ekspornya hanya

sebesar 1.261 ton dengan tujuan ke Malaysia, Brunei Darusalam, dan Timur

Tengah.

Peluang untuk mengolah jeruk bali sangatlah besar karena memiliki luas

lahan yang besar dan juga manfaat dari jeruk sendiri yang memungkinkan dapat

diproduksi menjadi berbagai produk olahan seperti kulit jeruk yang dapat

dijadikan manisan, pengkarbit pisang dan dari buahnya sendiri dapat diolah

menjadi minuman, makanan kaleng, bahkan dapat diolah menjadi obat-obatan

karena jeruk tidak hanya sebagai bahan konsumsi. Namun, juga memiliki khasiat

untuk kesehatan, seperti minyak atsiri berguna untuk menstabilkan sistem saraf

sehingga dapat menimbulkan efek tenang bagi pemakainya. Senyawa limonen

yang terkandung pada minyak atsiri juga dapat memperlancar peredaran darah,

meringankan rasa sakit akibat radang tenggorokan dan batuk, serta dapat juga

menghalangi berkembang biaknya sel kanker dalam tubuh, kemudian Lahan yang

1

6

luas tersebut dapat dijadikan sebagai agrowisata dan pada saat yang bersamaan

kita dapat mengolah jeruk pada tempat yang sama.

Salah satu sentra produksi jeruk besar (Pamelo) di Sulawesi Selatan adalah

Kabupaten Pangkep. Sesuai dengan Jargonnya Bolu (Ikan Bandeng), lemo (Jeruk),

doang (Udang) atau biasa disingkat BOLEDONG. Jeruk Besar (Pamelo) pada

awalnya dibudidayakan masyarakat di Kabupaten Pangkep merupakan tanaman

pekarangan. Namun setelah buah dengan rasa asem manis ini laris manis

dipasaran, maka petani kemudian mengembangkannya menjadi usahatani

komersial (Dinas Pertanian Kab. Pangkep, 2010). Sentra penghasil jeruk di

kabupaten Pangkep adalah dikecamatan Ma’rang. Kecamatan Ma’rang terletak 00

sampai 100 lintang utara 300 BT, dan 400-420BB . Luas daerah 75,22 Km2.

Dengan luas potensi perkebunan 15.801,1 Ha dari berbagai jenis tanaman antara

lain jeruk besar (Pamelo), kelapa, kapok, dan kopi. Dengan demikian, potensi

jeruk besar (Pamelo) pangkep dapat dikembangkan sehingga dapat menunjang

perekonomian dan taraf hidup para petani. Berdasarkan data di atas peniliti

beranggapan bahwa perlu adanya penelitian yang berhubungan tentang potensi

investasi danekonomi budidaya tanaman jeruk besar di kabupaten pangkep

khususnya di kecamatan Ma’rang.

i.ii. TINJAUAN PUSTAKA

A. Holtikultura

Definisi

Hortikultura (horticulture) berasal dari bahasa Latin hortus

(tanaman kebun) dan cultura/colere (budidaya) dan dapat diartikan sebagai

budidaya tanaman kebun (Wikipedia).

Secara harfiah istilah hortikultura diartikan sebagai usaha

membudidayakan tanaman buah-buahan, sayuran dan tanaman hias (Janick, 1972;

Edmond et al., 1975).

Undang-Undang yang Membahas Mengenai Holtikultura

UU Nomor 13 Tahun 2010 Pasal 1 ayat 1 : holtikultura adalah segala hal

yang berkaitan dengan buah, sayuran, bahan obat nabati, dan florikultura,

7

termasuk di dalamnya jamur, lumut, dan tanaman air yang berfungsi sebagai

sayuran, bahan obat nabati, dan atau bahan estetika.

B. Agrobisnis

Definisi

The sum total of all operation involved in the manufacture and all

distribution of farm supplies; production activiies on the farm; and the storage,

processing and distribution of farm commodities and items made from them.

(David dan Golberg, 1957)

Agribisnis adalah bisnis berbasis usaha pertanian atau bidang lain yang

mendukungnya, baik di sektor hulu maupun di hilir. Penyebutan hulu dan hilir

mengacu pada pandangan pokok bahwa agribisnis bekerja pada rantai sektor

pangan (food supply chain). (Wikipedia)

Agribinis berasal dari kata agri dan bisnis. Agri berasal dari bahasa

Inggris, agricultural (pertanian), bisnis berarti usaha komersial dalam dunia

perdagangan. (Soekartawi, 1993)

Agribisnis menurut pandangan secara luas, agribisnis mencakup semua

kegiatan mulai dari pengadaan sarana produksi pertanian (farm supplies) sampai

dengan tata niaga produk pertanian yang dihasilkan usaha tani atau hasil

olahannya. (Manajemen Agribisnis, 2009)

Sehingga dapat disimpulkan bahwa agribisnis merupakan suatu kegiatan

dalam bidang pertanian demi memperoleh keuntungan dengan cara mengelola

aspek budidaya, pasca panen, proses pengolahan hingga pemasaran dengan

memanfaatkan sumber daya yang ada.

Peranan Agribisnis dalam Perekonomian Nasional

Agribisnis mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian

Indonesia sehingga mempunyai nilai strategis. Adapun peranan agribisnis dalam

perekonomian Indonesia adalah sebagai berikut :

1. Peranan agribisnis dalam penyerapan tenaga kerja

2. Peranan agribisnis dalam perolehan devisa

3. Peranan agribisnis dalam mewujudkan pemerataan hasil pembangunan

Sub Sistem Agribisnis

8

Agribisnis merupakan suatu sistem yang terdiri atas beberapa sub sistem.

Apabila salah satu sistemnya mengalami gangguan atau tidak berfungsi dengan

baik. Adapun sub sistem agribisnis meliputi :

1. Subsistem produksi (usahatani)

2. Subsistem pengolahan (agroindustri)

3. Subsistem pemasaran

4. Subsistem lembaga penunjang

C. Pengembangan Investasi Masyarakat di Indonesia

Definisi

Investasi ialah penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau

proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan. (KBBI)

Pengembangan Investasi di Masyarakat

Untuk mengembangkan investasi di masyarakat diperlukan adanya suatu

program, dimana program tersebut dapat memberikan bantuan baik modal

ataupun jasa dalam menumbuhkan perkembangan usaha agrobisnis sesuatu

dengan potensi pada masyarakat tersebut. Sehubungan dengan banyaknya yang

menjadi masalah utama dalam menjalankan usaha ekonomi terutama dalam usaha

agribisnis ialah modal masyarakat yang terlalu lemah terutama pada masyarakat

kategori ke bawah dan juga sulitnya masyarakat dalam hal mengelolah modal

mereka. Maka dari itu diperlukan program Pengembangan Usaha Agribisnis di

pedesaan sebagai media penunjang agar dapat mengurangi kemiskinan dan

pengangguran melalui pengembangan kegiatan usaha agribisnis sesuai dengan

potensi wilayah dan masyarakatnya.

D. Pengembangan Agribisnis Jeruk di Kabupaten Pangkep

Perkembangan Pertanian di Indonesia

Perkembangan pertanian di Indonesia mengalami kemajuan pesat melebihi

apa yang telah direncanakan departemen pertanian. (Badan Pusat Statistik, 2003)

Pengembangan Agribisnis Jeruk

Ada beberapa kebijakan yang terkait dengan pengembangan agribisnis

jeruk diantaranya yaitu kebijakan dalam hal peningkatan kompetensi Sumber

Daya Manusia, kebijakan peningkatan koordinasi dalam penyusunan kebijakan

dan pembangunan agribisnis jeruk, kebijakan peningkatan ketersediaan sarana dan

9

prasarana mendukung pengembangan agribisnis jeruk, kebijakan peningkatan

promosi dan proteksi jeruk.

Di Sulawesi selatan, jeruk besar (Pamelo) banyak dibudidayakan di

kabupaten Pangkep dan menjadi komoditas yang bernilai ekonomi bagi petani.

Populasi jeruk ini terus mengalami peningkatan dari tahun-ketahun dan

diusahakan oleh banyak petani, produktivitas dan mutunya belum memenuhi

harapan konsumen.

Untuk meningkatkan produktivitas dan mutu jeruk besar diperlukan

penerapan teknologi budidaya spesifiklokasi yang layak secara teknis, mudah

dilaksanakan oleh petani, dan secara ekonomi menguntungkan.

i.iii. APA YANG DITELITI

Potensi Ekonomi Perkebunan Jeruk Besar (Pamelo) Untuk Pengembangan

Ekonomi Masyarakat Kecamatan Ma’rang Kabupaten Pangkep

i.iv. TUJUAN DAN MANFAAT

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan potensi ekonomi

dari budidaya tanaman jeruk besar (Pamelo) sebagai komoditi pertanian andalan

kabupaten Pangkep.

Manfaat Penelitian

1. Bagi Petani Jeruk

Memberikan gambaran tentang prospek usaha dan pengembangannya

sehubungan budidaya tanaman jeruk.

2. Bagi Masyarakat

Sebagai sarana promosi untuk memperkenalkan tanaman jeruk besar

sebagai produk andalan kabupaten Pangkep khususnya di kecamatan Ma’rang.

3. Bagi Pemerintah

Memberikan gambaran kepada pemerintah dalam hal kendala yang

dihadapi oleh petani dalam meningkatkan produksi perkebunan tanaman jeruk

besar (Pamelo).

10

i.v. METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Waktu penelitian

Waktu yang dibutuhkan dalam penelitian ini mulai tanggal 8 November

2015 sampai dengan Desember 2015

Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Attangsalo. Adapun pengambilan tempat di

Attangsalo disebabkan oleh beberapa hal yang menjadi pertimbangan, yaitu:

1. Daerah Attangsalo merupakan daerah agrowisata sehingga memungkinkan

penulis untuk berkunjung kesana melakukan observasi

2. Banyak yang mengatakan bahwa daerah Attangsalo merupakan daerah

penghasil jeruk terbesar di Pangkep

3. Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap bagaimana cara

mengembangkan potensi ekonomi jeruk pangkep dalam pemberdayaan

masyarakat.

B. Metode dan Rancangan Penelitian

Adapun metode-metode pengumpulan data yang penulis gunakan sebagai

rujukan dalam menyusun karya tulis ini adalah :

1. Metode Wawancara

Metode wawancara ialah metode yang digunakan dengan cara memberi

beberapa pertanyaan kepada Narasumber yang berkaitan dengan karya tulis ini

2. Metode Langsung

Metode langsung ialah metode yang digunakan dengan cara mendatangi

subjek yang ingin diteliti untuk mencari informasi yang berhubungan dengan

masalah diatas

3. Metode Deskriptif Analitik

Metode deskriptif analitik ialah metode yang digunakan dengan cara

mendeskripsikan dan menganalisa literatur atau buku sebagai tambahan dalam

kajian terhadap objek yang ditulis.

11

C. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah para petani jeruk di Kabupaten

Pangkep. Kemudian kami mengambil 2 petani jeruk sebagai sampel.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan dalam proses

pengumpulan data sesuai dengan fokus penelitian. Alat tersebut berupa

wawancara, observasi, dan dokumentasi. Adapun pertanyaan wawancara yang

diajukan kepada narasumber adalah sebagai berikut :

1. Apakah menjadi petani jeruk merupakan pekerjaan pokok atau hanya

pekerjaan sampingan?

2. Berapa banyak modal yang dibutuhkan pada setiap tahunnya dalam

menjalankan usaha tersebut?

3. Berapa hasil dari yang anda dapatkan dalam menjalankan usaha tersebut?

4. Berapa luas lahan jeruk?

5. Berapa banyak pohon yang ada pada setiap lahan?

6. Berapa rata-rata banyaknya buah pada setiap pohonnya?

7. Berapa jenis tanaman jeruk yang ada pada lahan?

8. Apakah ada jenis tanaman selain jeruk pada lahan?

9. Dimana anda mendapatkan bibit jeruk?

10. Bagaimana cara perawatan tanaman jeruk tersebut?

11. Kapan dan bagaimana cara peyiraman tanaman jeruk?

12. Berapa tahun masa produktif pada tanaman jeruk?

13. Apa kendala dalam menjalankan usaha jeruk tersebut?

14. Kapan dan berapa kali panen dalam satu tahun?

15. Dimana dan kepada siapa saja hasil panen tersebut dijual?

16. Berapa harga buah jeruk?

17. Pernahkah mengalami gagal panen?

E. Pengumpulan Data dan Analisis Data

Teknik pengumpulan data

Pengumpulan data sebagai pendukung terhadap sejumlah masalah yang

telah dikemukakan, dilakukan dengan teknik wawancara secara mendalam

12

terhadap petani jeruk di kecamatan Ma’rang kabupaten Pangkep yang menjadi

responden dalam pengumpulan data. Berdasarakan pada asumsi tersebut teknik

yang digunakan untuk memperoleh data dilapangan antara lain:

1. Observasi, yaitu pengamatan langsung .

2. Wawancara, dilakukan dengan tanya jawab terhadap responden supaya

terjalin data yang kita inginkan.

3. Telaah dokumentasi, melalui kajian literatur dan dokumentasi.

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini mengunkan analisis

kualitatif. Data kualitatif yang dimaksud adalah suatu analisis data yang

berdasarkan informan. Yang diperoleh dilapangan melalui observasi langsung,

wawancara, dan hasil dokumen yang berkaitan dengan objek penelitian tersebut.

13

BAB II

PEMBAHASAN

Di kabupaten Pangkep ( Sulawesi Selatan ) khususnya di daerah

kecamatan ma’rang tanaman jeruk besar Pamelo menjadi komoditas yang bernilai

ekonomi bagi petani. Profesi sebagai petani jeruk dapat dijadikan sebagai

pekarjaan sampingan seperti apa yang dilakuakan oleh sebagian besar masyarakat

di daerah tersebut. Namun, tak sedikit masyarakat yang menjadikan pekarjaan

tersebut sebagai pekerjaan pokok mereka. Biasanya mereka yang berprofesi

sebagai petani jeruk mendapatkan lahan dari orang tua mereka, dengan kata lain

sebagai warisan. Adapun sistem pengolahan dan hasil produksi, dijabarkan sebagi

berikut.

A. Perkebunan Tanpa Agrowisata

Masyarakat yang memilih menjadi petani jeruk sebagai pekerjaan pokok

mereka akan sangat bergantung dari hasil panen jeruk dan menentukan tingkat

taraf hidup mereka. tetapi hingga saat ini banyak petani yang belum terlalu

merasakan keuntungan yang besar dalam bertani jeruk besar (Pamelo) pangkep

yang sudah menjadi komoditi kabupaten Pangkep. Narasumber I adalah salah satu

petani jeruk yang ada di daerah Ma’rang, bertani jeruk adalah pekerjaan

pokoknya. Pada setiap awal musim jeruk dia harus menyediakan modal sekitar

13-20 juta untuk lahan seluas 2,5 Ha. Para petani biasanya mengambil modal dari

hasil panen yang mereka dapatkan pada musim panen sebelumnya begitupula

dengan Narasumber I. Narasumber I biasanya memperoleh hasil sekitar 40 juta

pada tiap musimnya. Itupun belum dikurangi dengan modal yang akan digunakan.

Berdasarkan hasil penelitian yang kami lakukan, terdapat sekitar 300

pohon pada lahan seluas 2,5 ha, dan pada setiap pohonnya memiliki buah sekitar

350 buah untuk satu musim. Jarak antar pohon dilahan Narasumber I sekitar 7

meter, hal ini ia ketahui dari informasi yang diberikan oleh dinas Pertanian. Jeruk

besar pangkep tidak hanya memiliki satu varietas jeruk saja namun telah banyak

varietas yang ada baik itu dari varietas yang memang sudah ada ataupun verietas

jeruk hasil persilangan. Terdapat empat verietas jeruk besar pangkep namun hanya

tiga yang sudah dipatenkan yaitu verietas jeruk besar pangkep merah, jeruk besar

9

14

pangkep putih, jeruk besar pangkep gula-gula dan satu verietas yang belum

dipatenkan yaitu jeruk besar pangkep bencong. Setiap jenis varietas memiliki

keunggulan tersendiri yang mampu menarik minat para penikmat.

Namun, bukan hanya tanaman jeruk besar (Pamelo) saja yang ada pada

lahan. Biasanya para pemilik lahan menyisipkan tanaman-tanaman lain seperti

pisang, rambutan dan tanaman sayur-mayur serta rempah-rempah baik dijadikan

sebagai tanaman pembatas ataupun untuk keperluan rumah tangga. Ini

menunjukkan bahwa daerah Ma’rang memang memiliki tingkat kesuburan tanah

yang tinggi. Tanaman-tanaman yang disisipkan pemilik lahan biasanya tidak ikut

dijual. Namun, terkadang ada yang tertarik untuk membelinya, seperti jeruk purut

milik Narasumber I. Biasanya dia memperoleh hasil sekitar 2 juta dari hasil

penjualan jeruk purutnya.

Biasanya jika umur tanaman jeruk telah mencapai empat tahun maka

pohon jeruk sudah dapat berbuah produktifitas pada awalnya berkisar 100 buah.

Pada puncak prodiktifitasnya biasanya menghasilkan buah berkisar 350 buah/

tahun. Dan tingkat produktifitasnya akan menurun seiring dengan umur pohon.

Masa produktif jeruk besar (Pamelo) pangkep sekitar 35 tahun. Jika jeruk sudah

tidak produktif lagi maka petani akan menggantinya dengan bibit baru. Bibit-bibit

tersebut mereka dapatkan dari hasil cangkokan. Adapula bibit yang berasal dari

pemerintah.

Bertani jeruk itu tak susah namun juga tak mudah. Bertani jeruk akan

sangat mudah jika menggunakan alat-alat modern. Namun pada kenyataanya

petani di daerah ma’rang belum memiliki alat-alat modern. Kebanyakan dari

mereka masih menggunakan cara tradisional. Sehingga membutuhkan tenaga

yang sangat besar. Terutama mengenai hal penyiraman. Seperti Narasumber I

yang masih menggunkan alat-alat sederhana seperti selang untuk menyiram pohon

jeruk miliknya. Biasanya dia melakukan penyiraman selama 3 hari untuk lahan

seluas 2,5 ha. Selama 3 hari tersebut ia harus selalu menjaga air yang dialirkan

secara terus menerus. Karena selang harus segera dipindahakan secara manual jika

volume air telah memenuhi tanggul. Pemberian tanggul pada setiap pohon

disekitar area batang bertujuan agar memudahkan penyerapan air oleh akar pohon,

tanggul tersebut terbuat dari tanah. Empat hari setelah penyiraman ia harus

15

menyiram kembali pohon jeruknya. Air yang ia gunakan berasal dari beberapa

sumur bor yang memiliki kedalaman sekitar 16 m. Ia harus mengeluarkan biaya

sebesar 7 juta pada setiap musim jeruk untuk membeli bahan bakar (bensin)

untuk pompa air sekitar 1 ton. Selain penyiraman, pemupukan juga sangat perlu

dalam hal bertani jeruk. Untuk menambah kesuburan tanah ia memakai pupuk

kandang. Sekitar 6 juta biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli 800 karung

pada lahan seluas 2,5 ha.

Terkadang ia juga melakukan pemangkasan pohon. Pemangkasan pada

tanaman jeruk besar (Pamelo) disesuaikan dengan kondisi pohon. Ia harus

memangkas daun, tangkai dan buah. Pemangkasan buah yang dilakukan untuk

mengurangi penyerapan air jika buah yang ada pada pohon terlalu banyak. Buah

yang terlalu banyak juga tidak baik karena pohon harus menyerap banyak nutrisi.

Biasanya petani membuang puluhan buah yang masih muda dalam satu pohon

untuk memaksimalkan buah yang lainnya.

Pada bulan empat para petani biasanya telah memanen jeruk mereka

hingga bulan tujuh. Panen dilakukan secara bertahap. Yaitu panen pertama, kedua

dan ketiga. Setiap panen mempengaruhi harga jeruk. panen ketiga lebih murah

dari panen kedua dan penen kedua lebih murah dari panen ketiga. Panen pertama

biasanya hanya dihargai sekitar Rp.2500/ buah. Bahkan pada Panen kedua hanya

sekitar Rp. 2000/buah terlebih lagi pada penen ketiga hanya dihargai sekitar

Rp.1000/buah saja. Itu dikarenakan hasil panen mereka langsung ditadah oleh

para tengkulak. Para petani tidak mengetahui berapa harga yang diperjualkan oleh

para tengkulak. Kemudian, buah-buah jeruk tersebut dijual kembali oleh para

tengkulak, dan biasanya dijual per biji dipinggir jalan. Sampai saat ini belum ada

produk olahan dari jeruk besar pangkep. Hal ini dikarenakan masyarakat

menganggap bahwa buah jeruk telah banyak banyak di daerah ma’rang sehingga

mereka sudah merasa bosan. Selain itu mereka juga tidak mampu mengolah jeruk

besar (Pamelo) yang mereka miliki. Dikarenakan kurangnya pengetahuan mereka

mengenai manfaat jeruk besar (Pamelo) dan cara mengelolanya. Sehingga,

mereka hanya menjualnya kepada para tengkulak walaupun harga yang

diperjualkan begitu sangat murah. Hasil panen jeruk mereka yang dihargai murah

inilah penyebeb masyarakat didaerah ma’rang tidak begitu berkembang hingga

16

saat ini. Apalagi jika petani mengalami gagal penen, penghasilan mereka akan

berkurang.

Jika musim kemarau panjang datang, maka akan sangat mempengaruhi

kondisi tanaman jeruk. seperti mengenai hal penyiraman. Proses penyiraman

akan terhambat dikarenakan air yang sudah tak banyak. Terlebih lagi alat yang

diganakan masih sangat sederhana seperti yang digunkan Narasumber I. Dan hal

ini nantinya akan berpengaruh pada buah yang dihasilkan oleh pohon. Buah yang

dihasilkan oleh pohon, tak hanya dipengaruhi oleh musim. Namun, juga

dipengaruhi oleh hama dan penyakit yang menyerang tanaman jeruk. seperti

penyakit diplodia basa dan kering yang biasanya ditandai dengan keluarnya getah

pada batang tanaman. Dan juga hama seperti lalat buah.

B. Perkebunan dengan Agrowisata

Seperti halnya kebun jeruk yang sekarang menjadi tempat agrowisata

milik Narasumber II. Narasumber II menjadikan pekarjaan sebagai petani jeruk

hanya sebagai pekerjaan sampingan. Dalam menggerakkan pekerjaan

sampingannya tersebut Narasumber II harus mengeluarkan modal 6-7 juta per

musim, sudah termasuk pupuk beserta penyiraman (bensin).

Lahan kebun yang dijadikan tempat agrowisata tersebut memiliki 3

tahapan sebagai tolak ukur kelayakan kebun tersebut sebagai tempat agrowisata.

Yang pertama adalah tahapan PRIMA 3 yaitu, tahapan dimana kebun tersebut

haruslah aman untuk dikomsumsi. Kedua, yaitu tahapan PRIMA 2 dimana kebun

yang dijadikan sebagai tempat agrowisata haruslah aman untuk dikomsumsi dan

berkualitas. Ketiga, adalah tahapan PRIMA 1 yaitu, kebun yang dijadikan sebagai

tempat agrowisata dituntut agar mampu memiliki atau memproduksi buah yang

aman untuk dikomsumsi, berkualitas, serta ramah terhadap lingkungan. Pada

awalnya kebun wisata milik Narasumber II memiliki luas 1 Ha pada tahapan

prima 3 dengan jumlah pohon kurang lebih 200 pohon. Namun, setelah

melakukan banyak perbaikan dan perluasan lahan, untuk menuju ke tahap prima

2 lahan tersebut kini memiliki luas 2 Ha dengan jumlah pohon sebanyak 400

pohon. Kebun tersebut tidak hanya memiliki satu jenis tanaman jeruk. Tapi,

memiiki 3 varitas jeruk yang sudah dipatenkan di pusat yaitu, jeruk besar pangkep

17

merah, jeruk besar pangkep putih, dan jeruk gula-gula, serta varitas penunjang

yaitu jeruk bencong yang belum dipatenkan. Akan tetapi, dari pihak provinsi

menganjurkan agar dikembangkan terlebih dulu.

Pada awalnya Narasumber II mendapatkan bibit yang berasal dari hasil

cangkokan. Namun, setelah mendapatkan bantuan dari pemerintah pada tahun

2006 bibit yang didapatkan merupakan hasil okulasi atau sambungan. Setelah

banyak mendapatkan bantuan dan banyak mengikuti berbagai penyuluhan tentang

pembudidayaan tanaman jeruk yang baik dan benar. Narasumber II kini telah

mengetahui cara perawatan tanaman jeruk besar (Pamelo) dengan baik.

Untuk setiap musim Narasumber II selalu menyisipkan 20% hingga 22%

dari setiap hasil panennya untuk dijadikan modal sekaligus untuk perawatan

tanaman jeruk yang ada di kebunnya. Perawatan yang diterapkan oleh

Narasumber II berdasarkan himbuaun dari pemerintah sangat berbeda dengan

petani kebun jeruk lainnya. Jika petani kebun jeruk lainnya merawat jeruk hanya

dengan menyiram, memberikan pupuk serta memangkas lahannya. Lain halnya

dengan apa yang dilakukan Narasumber II, beliau merawat kebun jeruknya tidak

hanya sekedar menyiram, memberi pupuk, serta membersikan lahannya. Namun,

beliau juga telah mengetahui cara mencegah penyakit pada tanaman jeruk besar

(Pamelo) dan cara mengusir hama serta tata cara perawatan jika terjadi kemarau

panjang. Seperti cara agar tanaman jeruknya tidak mudah diserang penyakit atau

hama yaitu, dengan cara memotong tangkai pohon yang berada dipuncak pohon

agar cahaya matahari tersebar merata keseluruh bagian pohon. Cara ini disebut

“pembuatan jendela pohon”

Bukan hanya itu beliau juga telah mengetahui penyiraman yang baik dan

juga tentu lebih mudah. Penyiraman di kebun agrowisata mengunakan sumur bor

lalu disambungkan ke pipa yang ditanam kemudian tersebar di banyak titik yang

mudah untuk disambungkan ke pipa karet yang sudah tersedia, tujuannya agar

memudahkan pada saat penyiraman. Penyiraman di kebun agrowisata milik

Narasumber II dilakukan pada bulan agustus. Karena musim penghujan yang

kemungkinan terjadi di bulan oktober. Hal ini dilakukan agar dapat mempercepat

pohon jeruk berbunga sebelum musim penghujan. Karena apabila pohon jeruk

18

berbunga pada musim penghujan maka bunga tersebut akan gugur dan hal

tersebut akan mengurangi produktifitas pohon jeruk.

Untuk pemupukan diperlukan pupuk kandang 70 s/d 80% dan selebihnya

memakai pupuk kimia yang pemakaiannya akan dikurangi setiap tahunnya. Dan

juga kini Narasumber II telah melakukan pemupukan pembesaran buah yang

sangat jarang dilakukan oleh petani kebun jeruk lainnya yang ada di daerah

Ma’rang.

Dalam setahun, Narasumber II dapat memanen hasil kebunnya 2 kali

dalam setahun, bahkan hingga 3 kali. Hal ini dikarenakan adanya panen buah sela.

Buah sela yaitu buah yang muncul setelah panen atau buah yang dapat dipetik

pasca panen. Hal ini dikarenakan pada saat panen, buah masih berukuran kecil

(belum layak panen ) setelah panen, barulah buah tersebut bisa dipetik (dipanen).

Harga perbuahnya dijual kepada tengkulak kisaran 2.500 hingga 3.000 rupiah.

Akan tetapi, pada panen buah sela, yang biasa dipetik sendiri oleh pengunjung

dijual dengan harga lebih mahal dangan harga pada panen raya yaitu, kisaran

3.000 hingga 5.000 rupiah. Selain dijual kepada pengunjung, buah jeruk milik

Narasumber II juga disalurkan ke pasar induk keramat jati Jakarta.

Salah satu kendala yang dapat menurunkan produktifitas pohon jeruk

yaitu. Selain faktor musim, ada juga yang menghambat atau kendala pada

budidaya tanaman jeruk. Seperti, penyakit diplodia basah dan diplodia kering

serta hama lalat buah. Penyakit diplodia merupakan penyakit yang menyerang

langsung pada batang, cabang pada tanaman jeruk sedangkan hama lalat buah

menyerang langsung ke buah tanaman jeruk. Namun, kendala tersebut dapat

ditanggulangi dengan perawatan pada tanaman yang baik.

Meskipun sekarang tempat agrowisata tersebut memiliki produktifitas

yang baik. Namun, semuanya didapatkan dengan kerja keras. Narasumber II

pernah mengalami gagal panen sewaktu beliau merintis kebunnya. Namun,

setelah banyak belajar tentang budidaya tanaman jeruk serta menekuninya, hal

tersebut dapat diatasi dengan baik hingga sekarang.

C. Potensi Ekonomi Budidaya Jeruk

19

Berdasarkan hasil penelitian, budidaya tanaman jeruk sangat

menguntungkan, apalagi jika pengelolaannya dilakukan dengan baik. Narasumber

I sebagai narasumber pertama dapat menghasilkan 40 juta dalam sekali panen.

Dengan modal yang dikeluarkan kurang lebih 13 juta. Akan tetapi, hal ini bisa

lebih besar lagi apabila narasumber pertama melakukan upaya-upaya seperti yang

dilakukan oleh Narasumber II. Dalam hal ini penyuluhan dari pemerintah sangat

berperan penting bagi petani jeruk. Karena masih sangat sedikit yang telah

mengetahui cara bertani jeruk besar (Pamelo) yang baik. Namun, koordinasi para

petani dengan pemerintah juga sangat penting, sehingga akan mempermudah

penyaluran informasi dari pemerintah kepada petani, seperti halnya yang telah

dilakukan oleh Narasumber II. Selain itu, petani di daerah Ma’rang juga belum

mengetahui dan menggunakan teknologi atau alat-alat modern yang bisa

menunjang pekerjaan mereka dalam bertani jeruk. Mereka hanya menggunakan

alat-alat sederhana sehingga akan membutuhkan tenaga yang besar.

Minimnya informasi menyebabkan masyarakat tidak mampu mengolah

aset besar yang mereka miliki yaitu jeruk besar (Pamelo) pangkep. Apabila jeruk

besar (Pamelo) pangkep diolah oleh masyarakat setempat maka akan

mendapatkan peluang yang sangat besar dalam pertumbuhan ekonomi masyarakat

setempat karena Jeruk besar (Pamelo) pangkep hanya dapat ditemui di daerah

Pangkep saja. Dengan demikian, peluang untuk pemasaran jeruk besar (Pamelo)

pangkep sangat besar. Bukan hanya karena buah jeruk hanya dapat di temukan di

kabupaten pangkep, namun juga manfaat dan banyaknya produk yang dapat

diolah dari jeruk besar (Pamelo) pangkep. Sehingga memungkinkan terbukanya

lapangan kerja baru seputar pengelolaan jeruk besar (Pamelo) ini. Hal ini telah

dibuktikan oleh Narasumber II sebagai petani jeruk yang bergerak dibidang

agrowisata. Dan tentu keuntungan dalam beragrowisata lebih besar jika

dibandingkan dengan petani jeruk lepas. Hal ini telah kami buktikan dengan

membandingkan penghasilan antara petani lepas dan petani yang bergerak

dibidang agrowisata.

Namun, pengelolaan agrowisata ini belum maksimal, sebab berdasarkan

pengamatan kami, tidak ditemukan adanya bentuk promosi agrowisata baik dalam

bentuk pamflet, poster ataupun spanduk dipinggir jalan ataupun ditempat-tempat

20

umum di kabupaten Pangkep. Tidak juga ditemukan bentuk promosi dalam surat

kabar maupun lewat internet. Agrowisata yang ada di kabupaten Pangkep hanya

disebarkan dari mulut-kemulut.

21

III

PENUTUP

iii.i. Kesimpulan

Dengan luas lahan 2,5 Ha, Penghasilan yang dapat diperoleh Narasumber I

dalam bertani jeruk besar Pangkep yaitu 40 juta rupiah dengan modal 13-20 juta

rupiah dengan harga jeruk 1.000-2.500 rupiah. Besar modal yang mereka

keluarkan serta penghasilan yang mereka peroleh kita dapat melihat bahwa

Narasumber II sebagai petani jeruk yang bergerak dibidang agrowisata

memperoleh keuntungan yang lebih besar dibanding dengan petani lepas yang

harga jeruknya 2.500-5.000 rupiah/buah. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa

faktor seperti pengelolaan tanaman dan juga perbedaan cara bertani jeruk.

Narasumber II yang telah memperoleh banyak informasi dari pemerintah

sehingga mampu menerapkan cara bertani yang berbeda dengan Narasumber I

yang masih sedikit mengetahui bagaimana cara bertani jeruk yang baik.

Narasumber II tidak hanya menyiram, memupuk, memangkas daun, ranting dan

juga buah yang berlebih. Namun, beliau juga telah melakukan pemupukan buah,

serta menerapkan cara bertani jeruk yang baik.

Peran pemerintah dalam mengembangkan potensi jeruk besar jeruk

pangkep sangat penting. Selain petani memperoleh informasi tentang bertani jeruk

mereka juga mendapatkan bantuan, baik berupa pemberian dana ataupun

pemberian bibit. Tak hanya pemerintah, para petani juga harus melakukan

koordinasi yang baik dengan pemerintah. Agar pemerintah mendapat gambaran

dalam hal kendala yang dihadapi oleh petani dalam meningkatkan produksi

perkebunan tanaman jeruk besar (Pamelo).

iii.ii Saran

Kabupaten pangkep khusunya di daerah Ma’rang memiliki potensi yang

sangat besar yaitu jeruk besar pangkep. Peluang jeruk besar (Pamelo) pangkep

dalam pemasaran sangatlah besar. Namun, hingga saat ini pengelolaan jeruk besar

(Pamelo) pangkep belum baik. Dalam mengembangkan potensi jeruk besar

(Pamelo) pangkep sebagai komoditi andalan kabupaten Pangkep, perlu adanya

16

22

koordinasi yang baik antara pemerintah dengan masyarakat khususnya para petani

jeruk. Agar dapat memudahkan penyampaian informasi kepada petani dan

masyarkat tentang bagaimana cara bertani jeruk yang baik serta bagaimana cara

mengolahnya. Karena dengan pengelolaan jeruk besar (Pamelo) pangkep dengan

cara yang baik akan menunjang perkonomian masyarkat serta akan meningkatkan

taraf hidup mereka.

23

BAGIAN AKHIR

i. Daftar Pustaka

Firdaus, Muhammad.2009.Manajemen Agribisnis.Jakarta: Bumi Aksara

Davis,H.H. and R.A Goldberg.1987.A Concept of Agribusiness.Boston: Graduate

school of business, Havard University. Manajemen Agribisnis. Ghalia

Indonesia.

Departemen Pertanian. 2004. Teknologi Budidaya Jeruk Besar (Pamelo).

Pangkep: Departemen Pertanian

http://www.ekasulistiyana.web.id

http://www.jdihukum.semarangkota.go.id/isi/uu/uu%25202010/uu13-2010bt.pdf

http://[email protected]

http://www.wikipedia.com

24

ii. Lampiran

VARIETAS JERUK

CONTOH VARIETAS JERUK GULA-GULA

25

WAWANCARA DENGAN PEMILIK LAHAN

POHON JERUK

26

KELOMPOK TANI

PENGAIRAN