27
PERAN INDUSTRI KEUANGAN NON BANK DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN EKONOMI NASIONAL Banda Aceh, September 2014 Disampaikan oleh: Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non Bank

Presentasi Kepala Eksekutif IKNB OJK dalam Seminar Nasional OJK di Aceh

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non Bank (IKNB) OJK Firdaus Djaelani yang menjadi pembicara diskusi panel dalam seminar mengatakan ada beberapa program yang telah dan sedang disiapkan OJK untuk terus mendorong perkembangan IKNB sehingga bisa memajukan perekonomian daerah dan Negara. Salah satu program yang sedang dilakukan adalah penguatan kegiatan usaha perusahaan pembiayaan untuk pembiayaan sektor riil di bidang infrastruktur dan UKM.

Citation preview

Page 1: Presentasi Kepala Eksekutif IKNB OJK dalam Seminar Nasional OJK di Aceh

PERAN INDUSTRI KEUANGAN NON BANK DALAM MENINGKATKAN

PERTUMBUHAN EKONOMI NASIONAL

Banda Aceh, September 2014

Disampaikan oleh:Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non Bank

Page 2: Presentasi Kepala Eksekutif IKNB OJK dalam Seminar Nasional OJK di Aceh

2

OJK adalah lembaga yang independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas

dari campur tangan pihak lain, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam Undang-

Undang ini. Pasal 2 ayat (2) UU No 21 Th 2011

Status OJK

Page 3: Presentasi Kepala Eksekutif IKNB OJK dalam Seminar Nasional OJK di Aceh

Visi &

Misi OJK Menjadi lembaga

pengawas industri jasa keuangan yang

terpercaya, melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat, dan mampu mewujudkan

industri jasa keuangan menjadi pilar

perekonomian nasional yang berdaya saing

global dan dapat memajukan

kesejahteraan umum

Mewujudkan terselenggaranya seluruh kegiatan di

dalam sektor jasa keuangan

secara teratur, adil, transparan

dan akuntabel

Mewujudkan sistem

keuangan yang

tumbuh secara

berkelanjutan dan stabil

Melindungi kepentinga

n konsumen

dan masyaraka

t

3

Page 4: Presentasi Kepala Eksekutif IKNB OJK dalam Seminar Nasional OJK di Aceh

Pengalihan Fungsi Pengaturan dan Pengawasan Sektor Jasa Keuangan ke OJK

Periode 2012 Periode 2013 Periode 2014

Bapepam-LK

Fungsi pengaturan dan pengawasan Pasar Modal dan Industri Keuangan Non Bank

OJK

Per 1 Januari 2013, Fungsi pengaturan dan pengawasan Pasar Modal dan Industri Keuangan Non Bank beralih dari Bapepam-LK ke OJK

Bapepam-LK dibubarkan

Bank Indonesia

Fungsi pengaturan dan pengawasan Perbankan

Per 1 Januari 2014, Fungsi pengaturan dan pengawasan Perbankan beralih dari Bank Indonesia ke OJK

Bank Indonesia menjalankan fungsi otoritas moneter dan sistem pembayaran

4

Page 5: Presentasi Kepala Eksekutif IKNB OJK dalam Seminar Nasional OJK di Aceh

Pasar Modal

Tugas OJK

5

OJK melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan jasa

keuangan di sektor:

Pasal 6 UU No 21 Th 2011

Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya

Perbankan

Page 6: Presentasi Kepala Eksekutif IKNB OJK dalam Seminar Nasional OJK di Aceh

Ruang Lingkup IKNB berdasarkan UU OJK terdiri dari: Perasuransian Dana Pensiun Lembaga Pembiayaan:

Perusahaan Pembiayaan, Modal Ventura, Lembaga Pembiayaan Infrastruktur

Lembaga Jasa Keuangan Lainnya: Pergadaian, Lembaga Penjaminan, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia, Perusahaan Pembiayaan Sekunder Perumahan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lain yang dinyatakan diawasi OJK berdasarkan Peraturan Perundang-undangan (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial dan Lembaga Keuangan Mikro)

Ruang Lingkup IKNB

6 6

Page 7: Presentasi Kepala Eksekutif IKNB OJK dalam Seminar Nasional OJK di Aceh

Struktur Aset antara Bank & IKNB Di Sejumlah Negara

Rp 4.262 Triliun

Negara Aset Perbankan dalam Sistem Keuangan

Aset IKNB dalam Sistem Keuangan

Japan 60.1% 39.9%

South Korea 69.9% 30.1%

Malaysia 69.5% 30.5%

Indonesia 78% 22%

Pada tahun 2012, porsi aset IKNB dalam sistem keuangan hanya 22 %, jauh lebih rendah dibandingkan negara-negara Asia lainnya

Porsi aset IKNB dalam sistem keuangan sangat penting untuk bertambah dalam rangka menciptakan sistem keuangan Indonesia yang lebih stabil

Aset Bank per 2012 Rp 4.262T; aset IKNB per 2012 Rp1.164T

7

Page 8: Presentasi Kepala Eksekutif IKNB OJK dalam Seminar Nasional OJK di Aceh

Jumlah Pelaku Industri Keuangan Non Bank

8

Asuransi 142 (15%)

Dana Pensiun 264 (28%)

Lembaga Pembiayaan 274

(29%)

Lembaga Jasa Keuangan

Lainnya 15 (2%)

Jasa Penunjang IKNB 263 (27%)

Total pelaku IKNB : 958*

*Jumlah pelaku tersebut belum termasuk LKM

Page 9: Presentasi Kepala Eksekutif IKNB OJK dalam Seminar Nasional OJK di Aceh

Aset IKNB(dalam Triliun Rupiah)

Keterangan:*) Aset IKNB per 30 Juni 2014, kecuali Perasuransian dan Perusahaan Modal Ventura per 31 Mei 2014, Jasa Penunjang per 31 Des 2013

9

No. Industri 2011 2012 2013TW II 2014 *

1 Perasuransian 481,75 569,32 652,90 711,68

2 Dana Pensiun 142,03 158,37 162,06 174,24

3 Lembaga Pembiayaan 294,55 356,08 420,14 434,36

4 LJKL 62,44 75,79 96,06 105,09

5 Jasa Penunjang 2,43 3,49 4,29 4,24

Total Aset 983,20

1.163,05 1.335,45 1.429,61

Page 10: Presentasi Kepala Eksekutif IKNB OJK dalam Seminar Nasional OJK di Aceh

Pelaku IKNB Syariah

10

Page 11: Presentasi Kepala Eksekutif IKNB OJK dalam Seminar Nasional OJK di Aceh

Aset Asuransi Syariah(dalam Triliun Rupiah)

11

Page 12: Presentasi Kepala Eksekutif IKNB OJK dalam Seminar Nasional OJK di Aceh

Aset Pembiayaan Syariah(dalam Triliun Rupiah)

12

Page 13: Presentasi Kepala Eksekutif IKNB OJK dalam Seminar Nasional OJK di Aceh

ISU STRATEGIS DAN

ARAH KEBIJAKAN IKNB

Page 14: Presentasi Kepala Eksekutif IKNB OJK dalam Seminar Nasional OJK di Aceh

Lembaga Keuangan Mikro

Latar Belakang:

• UU Nomor 1 Tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro

• Mulai diberlakukan pada tahun 2015

• Pembinaan, pengaturan, dan pengawasan LKM dilakukan oleh OJK.

Program Kegiatan:

• Koordinasi dengan Kemendagri, Kemenkop dan UKM, dan BRI untuk melakukan kegiatan inventarisasi LKM yang belum berbadan hukum

• Melakukan inventarisasi karakteristik dan perkembangan LKM yang belum berbadan hukum

• pembangunan sistem aplikasi data base LKM (Sistem Informasi Geografis LKM)

• Penyusunan peraturan pelaksanaan (PP dan POJK)• Pelatihan Pengawas LKM (Pemda/Pemkot)• Sosialisasi peraturan pelaksanaan UU LKM dan Peraturan OJK14

Page 15: Presentasi Kepala Eksekutif IKNB OJK dalam Seminar Nasional OJK di Aceh

Pengembangan Asuransi Mikro

Latar belakang: • Kebutuhan akan adanya produk asuransi untuk masyarakat kelas

menengah ke bawah.• Untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap produk IKNB

khususnya asuransi.

Program Kegiatan:• Penyusunan peraturan terkait produk dan jaringan pemasaran asuransi

mikro.• Pelatihan kepada perusahaan asuransi. • Pilot project asuransi mikro.• Penyusunan program public awareness asuransi mikro.• Pelaksanaan Micro Insurance Market Place (MIMPI) sebagai upaya

mempertemukan supply dan demand asuransi mikro.

15

Page 16: Presentasi Kepala Eksekutif IKNB OJK dalam Seminar Nasional OJK di Aceh

Pengembangan IKNB Syariah

Latar Belakang:• IKNB Syariah memiliki potensi untuk berkembang dengan pesat. • Porsi IKNB syariah terhadap IKNB secara keseluruhan masih sangat kecil. • Saat ini belum terdapat rencana induk dalam pengembangan IKNB Syariah.

Program Kegiatan:• Penyusunan cetak biru Pengembangan IKNB Syariah; • Pelaksanaan Seminar Internasional Tentang Pengembangan Jasa Keuangan

Syariah; • Koordinasi dan kerja sama dengan berbagai pihak terkait (DSN MUI, Asosiasi

Industri, Akademisi, Ormas) untuk membahas dan mensosialisasikan IKNB Syariah.

• pembentukan Komite Pengembangan Jasa Keuangan Syariah (KPJKS)

16

Page 17: Presentasi Kepala Eksekutif IKNB OJK dalam Seminar Nasional OJK di Aceh

Program 1000 Aktuaris

Latar Belakang:• Jumlah aktuaris di Indonesia masih sangat sedikit dibandingkan dengan kebutuhan

industri IKNB, khususnya asuransi dan dana pensiun. • Perkembangan asuransi dan dana pensiun masih membutuhkan tambahan jumlah

aktuaris yang memadai. • perlu diantisipasi masuknya tenaga aktuaris asing ke IKNB secara signifikan, pada

saat diimplementasikannya MEA tahun 2015.

Program Kegiatan:• Melanjutkan koordinasi dan sosialisasi ke perguruan tinggi dalam rangka

percepatan peningkatan jumlah aktuaris. • Kegiatan seminar, pelatihan, FGD terkait aktuaria. • Pelaksanaan program perkuliahan singkat sertifikasi aktuaris.

17

Page 18: Presentasi Kepala Eksekutif IKNB OJK dalam Seminar Nasional OJK di Aceh

Kapasitas Asuransi dan Reasuransi

Latar Belakang:• Kapasitas perusahaan asuransi untuk menahan risiko sendiri masih belum

optimal.• Perusahaan reasuransi dalam negeri belum mampu menampung limpahan risiko

tersebut. • Aliran premi ke luar negeri sangat besar sehingga menimbulkan defisit neraca

pembayaran.

Program Kegiatan:• Melanjutkan kajian terhadap upaya meningkatkan kapasitas asuransi dan

reasuransi• Mendukung pendirian perusahaan asuransi yang berkapasitas besar (giant

reinsurance)• Melaksanakan pemantauan terhadap implementasi rencana bisnis perusahaan

asuransi dan reasuransi • Melaksanakan pemantauan terhadap perusahaan asuransi yang ditengarai

menyumbang defisit.

18

Page 19: Presentasi Kepala Eksekutif IKNB OJK dalam Seminar Nasional OJK di Aceh

Latar Belakang:• Terdapat persaingan premi asuransi properti dan kendaraan bermotor yang

tidak sehat. • Untuk mengurangi persaingan tidak sehat tersebut, perlu dilakukan penetapan

tarif premi asuransi properti dan kendaraan bermotor.

Program Kegiatan:• Penyusunan regulasi terkait penetapan tarif premi dan pengawasan

implementasi tarif premi.• Pembentukan komite adhoc tarif premi yang terdiri dari komponen OJK dan

praktisi.

Penetapan Tarif Premi Asuransi

19

Page 20: Presentasi Kepala Eksekutif IKNB OJK dalam Seminar Nasional OJK di Aceh

Latar Belakang:• Jumlah peserta Dana Pensiun masih sangat kecil kecil yakni sekitar 3,5 juta

orang• Dana yang dikelola industri Dana Pensiun masih sekitar 2% dari PDB dan

pertumbuhan investasi industri Dana Pensiun masih belum optimal. • Peran Dana Pensiun sebagai salah satu sumber pembiayaan jangka panjang,

perlu ditingkatkan melalui investasi pada instrumen jangka menengah dan jangka panjang.

Program Kegiatan:• Bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemda, untuk sosialisasi dan

edukasi dana pensiun• Melakukan perubahan peraturan investasi Dana Pensiun untuk memberikan

ruang gerak yang lebih memadai bagi Dana Pensiun untuk berinvestasi• Mendorong Dana Pensiun mengalokasikan dananya pada instrumen jangka

panjang seperti SUN, obligasi korporasi penyertaan langsung dan property.

Pengembangan Dana Pensiun

20

Page 21: Presentasi Kepala Eksekutif IKNB OJK dalam Seminar Nasional OJK di Aceh

Latar Belakang:• Perusahaan pembiayaan selama ini fokus hanya pada pembiayaan konsumen dan

leasing.• Terdapat gap yang cukup besar untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan infrastruktur

dan UKM.• Perlu adanya perluasan kegiatan usaha bagi perusahaan pembiayaan, terutama untuk

pembiayaan terhadap pembangunan proyek infrastruktur dan pengembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM).

Program Kegiatan:• Melakukan revisi PMK Nomor 84/2006 tentang Perusahaan Pembiayaan dengan

menambahkan perluasan kegiatan usaha yang mencakup Pembiayaan Investasi, Pembiayaan Modal Kerja, dan Pembiayaan Multiguna.

• Disamping perluasan kegiatan usaha, juga akan ditambahkan pengaturan prudensial antara lain terkait dengan permodalan, tingkat kesehatan keuangan, manajemen risiko dan penerapan tata kelola yang baik.

Penguatan Kegiatan Usaha Perusahaan Pembiayaan Pada Pembiayaan Sektor Riil (Infrastruktur dan UKM)

21

Page 22: Presentasi Kepala Eksekutif IKNB OJK dalam Seminar Nasional OJK di Aceh

Pengawasan BPJS

22

Latar Belakang:• Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial mengamanatkan pengawasan BPJS oleh OJK.• Dalam rangka pelaksanaan tugas OJK untuk pengawasan BPJS, telah diterbitkan

POJK No. 5/POJK.05/2013.

Program Kegiatan:

• Penyiapan peraturan pelaksanaan dan infrastruktur pengawasan (tenaga pengawas, SOP Pengawasan dsb),

• Koordinasi dengan Pemerintah dalam rangka penyusunan Peraturan Pemerintah dan peraturan pelaksanaan lainnya

Page 23: Presentasi Kepala Eksekutif IKNB OJK dalam Seminar Nasional OJK di Aceh

Risk Based Supervision IKNB

Rule Based Supervision– Asuransi– Pembiayaan– Lembaga Jasa

Keuangan Lainnya

Risk Based Supervision– Dana Pensiun

23

SAAT INI

Rule Based Supervision– Lembaga Jasa

Keuangan Lainnya Risk Based

Supervision– Dana Pensiun– Asuransi – Pembiayaan

KE DEPAN

Page 24: Presentasi Kepala Eksekutif IKNB OJK dalam Seminar Nasional OJK di Aceh

24

Siklus RBS

1. Pemahaman LJKNB(memahami profil perusahaan,

kegiatan usaha dan kondisi keuangan perusahaan)

2. Pengukuran dan Pengkinian Tingkat Risiko(Mengukur dan meng-update tingkat

risiko berdasarkan aktivitas pengawasan)

4. Aktivitas Pengawasan(Melakukan aktivitas pengawasan a.l: pemeriksaan langsung, pemeriksaan

tidak langsung, rapat eksekutif)

3. Penetapan Status Pengawasan

(Menentukan status pengawasan berdasarkan tingkat risiko)

Page 25: Presentasi Kepala Eksekutif IKNB OJK dalam Seminar Nasional OJK di Aceh

25

Maksud dan Tujuan RBS

Mengidentifikasi risiko utama yang dihadapi entitas dan dampak risiko tersebut terhadap industri

Memfokuskan perhatian dan sumberdaya pengawas pada risiko utama tersebut

MaksudMenilai tingkat risiko dan kesehatan dari Lembaga Jasa Keuangan yang diawasi

Memberikan umpan balik yang sesua

Menggunakan kewenangan yang dimiliki OJK untuk melakukan intervensi yang tepat bila diperlukan

Tujuan

Page 26: Presentasi Kepala Eksekutif IKNB OJK dalam Seminar Nasional OJK di Aceh

Rendah SedangRendah

Sedang Tinggi Tinggi Sangat

Tinggi

Sangat Tinggi

Tinggi

Sedang

Rendah

NormalPengawasan Intensif

Penyehatan

Restrukturisasi

DA

MP

AK

PROBABILITY

0 1 21,5 3 4

Overall Risk

26

Matrik RBS IKNB

Matrik RBS ini menjadi referensi dalam menentukan tindakan pengawasan OJK yang didasarkan pada tingkat dan dampak risiko

Page 27: Presentasi Kepala Eksekutif IKNB OJK dalam Seminar Nasional OJK di Aceh

Terima Kasih…Akhir Presentasi