30
PRINSIP-PRINSIP DAN PRAKTEK EKONOMI ISLAM Kelompok 2 : Anniza Widhytia Kirana Fajar Diah P Muhammad Romi A

Prinsip prinsip dan praktek ekonomi islam

Embed Size (px)

Citation preview

PRINSIP-PRINSIP DAN PRAKTEK

EKONOMI ISLAMKelompok 2 :

Anniza WidhytiaKirana Fajar Diah PMuhammad Romi A

JUAL BELI

PengertianJual-beli menurut syariat agama ialah kesepakatan tukar-menukar benda untukmemiliki benda tersebut selamanya. Melakukan jual-beli dibenarkan, sesuai

dengan firman Allah Swt. berikut ini:

Artinya:”... dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba...”(Q.S. al-Baqarah/2: 275).

Apabila jual-beli itu menyangkut suatu barang yang sangat besar nilainya,dan agar tidak terjadi

kekurangan di belakang hari, al-Qur’ãn menyarankan agar dicatat, dan ada saksi, lihatlah penjelasan ini

pada Q.S. al-Baqarah/2: 282.

Jual beli tidak dapat dihindarkan dari unsur-unsur berikut :

Kegiatan tukar menukar barang Dilakukan secra sukarela, tidak ada

paksaan Barang yang ditukarkan memiliki manfaat Barang yang diperjualbelikan merupakan

milik pribadi Barang dapat diserah terimakan

Dalil Perintah Jual Beli Dalil yang menerangkan bahwa jual beli itu

hukumnya halal, ada di surat Al-Baqarah Ayat 198. Dalil yang menerangkan bahwa hukum jual beli itu

bebas dari riba, ada di surat Al-Baqarah ayat 275. Dalil yang menerangkan bahwa jual beli yang tidak

tunai, hendaknya ditulis atau dicatat. Ada di surat Al-Baqarah ayat 282.

Dalil yang menerangkan bahwa jual beli tidak boleh dilakukan secara batil, karena hasil jual beli digunakan untuk kebutuhan hidup. Ada di surat An-Nisa ayat 29.

Syarat dan Rukun Jual Beli

Syarat adalah kegiatan yang

harus dipenuhi sebelum

kegiatan jual beli.

Rukun adalah kegiatan yang

harus dilakukan saat melakukan transaksi jual

beli.

Syarat-syarat yang telah ditetapkan dalam Islam tentang jual-beli adalah sebagai berikut :

1) Penjual dan pembelinya haruslah: a) ballig,

b) berakal sehat, c) atas kehendak sendiri, d) bukan orang ter-hajru.

2) Uang dan barangnya haruslah: a) halal dan suci. Haram menjual arak dan bangkai, begitu

juga babi dan berhala, termasuk lemak bangkai tersebut; b) bermanfaat. Membeli barang-barang yang tidak

bermanfaat sama dengan menyia-nyiakan harta atau pemboros.

c) Keadaan barang dapat diserahterimakan. Tidak sah menjual barang yang tidak dapat diserahterimakan.

Contohnya, menjual ikan dalam laut atau barang yang sedang dijadikan jaminan sebab semua itu mengandung

tipu daya. d) Keadaan barang diketahui oleh penjual dan pembeli.

e) Milik sendiri,

3) Ijab QobulSeperti pernyataan penjual (Ijab):

“Saya jual barang ini dengan harga sekian.”Pernyataan pembeli (Qabul):

“Baiklah saya beli.” Dengan demikian, berarti jual-beli itu berlangsung

suka sama suka. Rasulullah saw. bersabda,

“Sesungguhnya jual-beli itu hanya sah jika suka sama suka.” (HR. Ibnu Hibban)

Syarat Ijab Qabul Dilakukan atas kehendak sendiri,

Dilakukan secara langsung, Dilakukan secara bersambung,

Tidak digantungkan sesuatu yang lain,

Tidak ada batasan waktu.

Macam-macam

Model Jual Beli

A. Berdasarkan Kehalalan :

1. Jual beli dengan barang yang halal

2. Jual beli dengan proses yang benar, atas dasar sukarela, kontan, dan setara dalam

nilai.

B. Jual Beli yang Terlarang

1. Terlarang karena barangnya2. Terlarang karena prosesnya, seperti : penipuan,

barangnya fiktif (tidak ada), dan lelang.3. Jual beli dengan cara sentuhan,4. Jual beli dengan tukang tawar,5. Membeli barang yang sudah dibeli,6. Jual beli untuk menyempitkan pasar,7. Membeli barang untuk ditimbun,8. Memjual sesuatu yang berguna, tapi dijadikan

alat maksiat.

Hikmah Jual Beli Dapat memenuhi kebutuhan hidup

manusia, Dapat membuka peluang pekerjaan, Dapat mengerakkan ekonomi umat

islam.

Khiyār

Pengertian Khiyār

Khiyār adalah bebas memutuskan antara meneruskan jual-beli atau membatalkannya.

Islam memperbolehkan melakukan khiyār karena jual-beli haruslah berdasarkan suka sama suka, tanpa ada unsur paksaan sedikit pun.

Penjual berhak mempertahankan harga barang dagangannya, sebaliknya pembeli berhak menawar atas dasar kualitas barang yangdiyakininya.

Macam-macam Khiyar a) Khiyār Majelis, adalah selama penjual dan pembeli masih berada

di tempat berlangsungnya transaksi/tawar-menawar, keduanya berhak memutuskan meneruskan atau membatalkan jual-beli. Rasulullah SAW. bersabda,

“Dua orang yang berjual-beli, boleh memilih akan meneruskan atau tidak selama keduanya belum berpisah.” (HR.Bukhari dan Muslim).

b) Khiyār Syarat, adalah khiyar yang dijadikan syarat dalam jual-beli. Misalnya penjual mengatakan, “Saya jual barang ini dengan harga sekian dengan syarat khiyar tiga hari.” Maksudnya penjual memberi batas waktu kepada pembeli untuk memutuskan jadi tidaknya pembelian tersebut dalam waktu tiga hari. Apabila pembeli mengiyakan, status barang tersebut sementara waktu (dalam masa khiyār) tidak ada pemiliknya. Artinya, si penjual tidak berhak menawarkan kepada orang lain lagi. Namun, jika akhirnya pembeli memutuskan tidak jadi, barang tersebut menjadi hak penjual kembali. Rasulullah SAW. bersabda kepada seorang lelaki,

c) Khiyār Aibi, ditentukan dengan ada tidaknya cacat pada suatu barang.

Hikmah Khiyar Untuk membuktikan dan memperjelas

adanya kerelaan dari pihak yang terikat dengan perjanjian

Untuk menghindarkan terjadinya penipuan

Untuk menjamin kejujuran antara penjual dan pembeli

c. Riba

1) Pengertian RibāRibā adalah bunga uang atau nilai lebih

ataspenukaran barang. Hal ini sering terjadi

dalampertukaran bahan makanan, perak, emas,

danpinjam-meminjam. Ribā, apa pun

bentuknya, dalamsyariat Islam hukumnya haram.

2) Macam-Macam Ribāa) Ribā Faḍli, adalah pertukaran barang sejenis yang

tidak sama timbangannya. Misalnya, cincin emas 22 karat seberat 10 gram ditukar dengan emas 22 karat namun seberat 11 gram. Kelebihannya itulah yang termasuk riba.

b) Ribā Qorḍi, adalah pinjammeminjamdengan syarat memberi kelebihan saat mengembalikannya. Misal si A bersedia meminjami si B uang sebesar Rp100.000,00 asal si B bersedia mengembalikannya sebesar Rp115.000,00. Bunga pinjaman itulah yang disebut riba.

c) Ribā Yādi, adalah akad jual-beli barang sejenis dan sama timbangannya, namun penjual dan pembeli berpisah sebelum melakukan serah terima. Seperti penjualan kacang, ketela yang masih di dalam tanah.

d) Ribā Nasi’ah, adalah akad jual-beli dengan penyerahan barang beberapa waktu kemudian. Misalnya, membeli buah-buahan yang masih kecil-kecil di pohonnya, kemudian diserahkan setelah besar-besar atau setelah layak

3)

Kerja sama ekonomi islam

Syirkah

Secara bahasa, kata syirkah (perseroan) berarti mencampurkan dua bagian atau lebih sehingga tidak dapat lagi dibedakan antara bagian yang satu dengan bagian yang lainnya. Menurut istilah, syirkah adalah suatu akad yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih yang bersepakat untuk melakukan suatu usaha dengan tujuan memperoleh keuntungan.

b. Macam-Macam Syirkah Syirkah ‘inān adalah syirkah antara dua pihak

atau lebih yang masing- masing memberi kontribusi kerja (amal) dan modal (mal). Syirkah ini hukumnya boleh.

Syirkah ‘abdān adalah syirkah antara dua pihak atau lebih yang masing-masing hanya memberikan kontribusi kerja (amal), tanpa kontribusi modal (amal). Konstribusi kerja itu dapat berupa kerja pikiran (seperti penulis naskah) ataupunkerja fisik (seperti tukang batu). Syirkah ini juga disebut syirkah ‘amal.

D. Perbankan1. Pengertian PerbankanBank adalah sebuah lembaga keuangan yang bergerakdalam menghimpun dana masyarakat dan

disalurkannyakembali dengan menggunakan sistem bunga.Dengan demikian, hakikat dan tujuan bank ialah untukmembantu masyarakat yang memerlukan, baik dalammenyimpan maupun meminjamkan, baik berupa uangatau barang berharga lainnya dengan imbalan bungayang harus dibayarkan oleh masyarakat pengguna jasa bank.

2. macam-macam bank Bank umum, yang termasuk jenis bank

umum adalah BRI, BNI, BTN, MANDIRI, dan lainnya. Jenis bank umum menerapkan sistem bunga.

Bank islam, yang termasuk jenis bank islam adalah bank syariah, bank muamalat, BPR syariah. Jenis bank ini tidak menerapkan sistem bunga.

E. AsuransiAsuransi berasal dari bahasa Belanda,

assurantie yang artinya pertanggungan,

perlindungan,keamanan, ketenangan atau bebasdari perasaan takut. Asuransi hukum syuhbat, artinya belum

jelas halal dan haramnya karena tidak ada dalil yang jelas.

Macam macam asuransi Asuransi kesehatan Asuransi pendidikan Asuransi kecelakaan kerja Asuransi properti Asuransi jiwa

D. Hikmah Prinsip dan Praktik Ekonomi dalam Islam

Dapat mewujudkan kesejahteraan umat Dapat mengangkat ekonomi umat islam

menjadi umat yang kuat Terhindar dari praktik riba Dapat memperoleh pahala dan dicintai

oleh Allah swt