218
PENINGKATAN HASIL BELAJAR KONSEP KESETIMBANGAN KIMIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PBL (Problem Based Learning) (Penelitian Tindakan Kelas di SMA Muhammadiyah 2 Cipondoh) SKRIPSI Oleh: LIN SUCIANI ASTUTI 106016200616 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011

101508 lin suciani astuti-fitk

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 101508 lin suciani astuti-fitk

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KONSEP

KESETIMBANGAN KIMIA MELALUI MODEL

PEMBELAJARAN PBL (Problem Based Learning)

(Penelitian Tindakan Kelas di SMA Muhammadiyah 2 Cipondoh)

SKRIPSI

Oleh:

LIN SUCIANI ASTUTI

106016200616

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011

Page 2: 101508 lin suciani astuti-fitk

LEMBAR PENGESAHAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KONSEP KESETIMBANGAN KIMIA

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PBL (Problem Based Learning) (Penelitian Tindakan Kelas Pada SMA Muhamadiyah 02 Cipondoh)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

Lin Suciani Astuti

NIM. 106016200616

Mengesahkan,

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Ahmad Sofyan, M.Pd. Burhanudin Milama, M.Pd.

NIP. 196501151987031020 NIP. 197702012008011001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATUALLAH

JAKARTA

1432 H/2011M

Page 3: 101508 lin suciani astuti-fitk

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul: “Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Konsep

Kesetimbangan Kimia melalui Model Pembelajaran PBL (Problem Based

Learning)”. Oleh Lin Suciani Astuti, NIM 106016200616. Diajukan kepada Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan LULUS dalam ujian Munaqosah pada

tanggal 7 Juni 2011 di hadapan Dewan Penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Kimia.

Jakarta, 7 Juni 2011

Panitia Ujian Munaqosah

Tanggal Tanda Tangan

Ketua Prodi Pendidikan Kimia

Dedi Irwandi, M.Si

NIP. 19710528 200003 1 002

Sekretaris Jurusan Pendidikan IPA

Nengsih Juanengsih, M.Pd .

NIP. 19760309 200501 2 002

Penguji I

Dedi Irwandi, M.Si

NIP. 19710528 200003 1 002

Penguji II

Tonih Feronika, M.Pd .........................

NIP. 19760107 200501 1 007

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

Prof. Dr. H. Dede Rosyada, MA

NIP. 19571005 198703 1 003

Page 4: 101508 lin suciani astuti-fitk
Page 5: 101508 lin suciani astuti-fitk

i

ABSTRAK

Lin Suciani Astuti. Peningkatan Hasil Belajar Konsep Kesetimbangan Kimia

Melalui Model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning), Program Studi

Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

2011.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan

dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan

dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPA-1 SMA Muhamadiyah

02 Cipondoh tahun ajaran 2010/2011 dengan jumlah siswa sebanyak 36 orang

yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 26 siswa perempuan. Penelitian ini

bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep kesetimbangan

kimia. Untuk mencapai tujuan tersebut, peneliti menerapkan desain tindakan

berdasarkan prinsip-prinsip desain pembelajaran model pembelajaran PBL

(Problem Based Learning) diantaranya adalah sikap berpikir kritis siswa dan

kemandirian siswa dalam pembentukan konsep kimia. Prinsip berpikir kritis siswa

dengan kegiatan eksperimen dan diskusi kelompok. Sedangkan, prinsip

kemandirian siswa dilakukan dengan kegiatan pemecahan masalah secara

individu.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar konsep

kesetimbangan kimia melalui model pembelajaran PBL (Problem Based

Learning) adalah rata-rata pencapaian hasil belajar siswa setiap siklusnya yaitu

67,33 pada siklus I, dan 77,56 pada siklus II.

Kata kunci: Penelitian Tindakan Kelas, Hasil belajar siswa, model pembelajaran

PBL (Problem Based Learning).

Page 6: 101508 lin suciani astuti-fitk

ii

ABSTRACT

Lin Suciani Astuti., To Increase The Result of Student’s Learning Equilibrum

Chemical Concept Via PBL’s Learning Model (Problem Based learning),

Majority of Chemystry Education, The Natural Sciences of Education

Departement, The Faculty of Tarbiyah and Teachers Training, State Islamic

University Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.

This research is the classroom action research. It was designed in two

cycle. Each cycle consists of planning, action, observation, and reflection. The

subjects of this research are students of XI IPA-1 class of SMA Muhamadiyah 02

Cipondoh in academic year 2010/2011 with amount of students 36 peoples that

consists of 10 mens and 26 girls. The research aims to increase the result of

student’s learning at equilibrum chemical concept. To reach the effect that,

researcher applies to design action bases model learning design principles PBL'S

learning ( Problem Based Learning ) amongst those is attitude think critical

student and student independence in formation chemical concept. Principle thinks

critical student with experiment and group discussion activity. Meanwhile, student

independence principle did by trouble-shooting activity individually.

The result of research showing. To Increase The Result of Student’s

Learning Equilibrum Chemical Concept Via PBL’s Learning Model (Problem

Based learning) Average of the student study result in first cycle is 67,33, the

second is 77,56.

Key word: The classroom action research, The result of Student’s Learning,

PBL’s Learning Model (Problem Based Learning).

Page 7: 101508 lin suciani astuti-fitk

iii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahim,

Puji syukur kehadirat Illahi Rabbi, Tuhan semesta alam, Raja Manusia

yang berkat rahmat dan kuasa-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan laporan karya ilmiah berupa skripsi dengan judul “Peningkatan

Hasil Belajar Konsep Kesetimbangan Kimia Melalui Model Pembelajaran PBL

(Problem Based Learning)”. Skripsi ini ditunjukkan untuk memenuhi persyaratan

memperoleh gelar Sarjana Strata I (S1). Salawat serta salam teriring kepada

Baginda Rasulullah SAW, sebagai pembawa peradaban yang membawa manusia

keluar dari masa kegelapan dan kebodohan menuju masa yang penuh cahaya dan

semoga salam tetap tercurah pada keluarga dan para sahabatnya.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini, tidak terlepas dari

dukungan dan dorongan dari berbagai pihak. Mudah-mudahan Allah SWT

membalas jasa dan pengorbanan yang telah membantu dalam menyelesaikan

skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga

kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Alam (IPA) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Nengsih Juanengsih, M.Pd., Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Dedi Irwandi, M.Si., Ketua Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Ahmad Sofyan, M.Pd., dan Bapak Burhanudin Milama, M.Pd., Dosen

pembimbing skripsi yang senantiasa meluangkan waktu, tenaga dan

Page 8: 101508 lin suciani astuti-fitk

iv

pikirannya untuk memberikan arahan, semangat, dukungan dan bimbingan

dengan penuh kesabaran.

6. Ibu Nimmi Pujianti, M.Pd., Kepala Sekolah SMA Muhamadiyah 02

Cipondoh yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

melakukan penelitian di sekolah tersebut.

7. Bapak Karmawan S.Pd., Guru pengajar kimia kelas XI IPA 1 di SMA

Muhamadiyah 02 Cipondoh yang telah memberikan kesempatan dan bersedia

bekerjasama dalam pelaksanaan penelitian.

8. Teruntuk keluarga, ayahanda Sumarno dan ibunda Rokhilah tercinta yang

tiada henti memberikan do’a, kasih sayang, dan nasihatnya.

9. Adik (Maghfi) yang selalu memberikan semangat untuk menjadi contoh yang

baik baginya.

10. Sahabat-sahabat, Ferlizha (Fevi, Rida, Lia, Susi, Isyfi, Eka). Persahabatan

kita adalah tali terindah dalam hidup ini, semoga selalu kuat dan terikat

selamanya.

11. Seluruh teman-teman kimia angkatan 2006, yang selalu memberikan

dukungan.

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

Penulis mengharapkan saran dan kritik bagi para pembaca skripsi ini.

Besar harapan penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi

semua pihak yang membaca dan membutuhkannya.

Akhirnya penulis hanya dapat memanjatkan do’a kepada Allah SWT

semoga segala perhatian, motivasi dan bantuan semua pihak dibalas oleh Allah

SWT sebagai amal kebaikan. Amin.

Jakarta, 29 Maret 2011

Penulis

Page 9: 101508 lin suciani astuti-fitk

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK .........................................................................................................i

ABSTRACT ........................................................................................................ii

KATA PENGANTAR .......................................................................................iii

DAFTAR ISI .....................................................................................................v

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................vii

DAFTAR TABEL ............................................................................................x

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1

B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian .............................................. 6

C. Pembatasan Fokus Penelitian ............................................................. 6

D. Perumusan Masalah Penelitian........................................................... 6

E. Tujuan Penelitian................................................................................ 7

F. Manfaat Hasil Penelitian .................................................................... 7

BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL

INTERVENSI TINDAKAN

A. Kajian Teoretik .......................................................................................... 8

1. Hasil Belajar ........................................................................................ 8

a. Pengertian Belajar Kimia ................................................................. 8

b. Ciri-ciri Belajar ................................................................................ 10

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ................................... 10

d. Pengertian Hasil Belajar .................................................................. 10

2. Model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning) ......................... 14

a. Pengertian Kontruktivisme .............................................................. 14

b. Pengertian Model Pembelajaran PBL ............................................. 16

c. Karakteristik PBL ............................................................................ 17

d. Tujuan Pembelajaran PBL (Problem Based Learning) ................... 18

Page 10: 101508 lin suciani astuti-fitk

vi

e. Tahapan Pembelajaran PBL (Problem Based Learning) ................. 18

f. Langkah-langkah PBL (Problem Based Learning) ......................... 19

g. Manfaat Pembelajaran Berdasarkan Masalah .................................. 21

h. Kelebihan dan Kelemahan PBL (Problem Based Learning) ........... 21

3. Konsep Kesetimbangan Kimia ............................................................. 22

B. Kajian Penelitian Relevan ......................................................................... 24

C. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan .......................................... 28

D. Hipotesis Tindakan .................................................................................... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian Tindakan ................................................... 31

B. Metode dan Desain Penelitian Tindakan ................................................... 31

1. Metode Penelitian ................................................................................. 31

2. Intervensi Tindakan atau Rancangan Setiap Siklus .............................. 32

C. Subjek/Parsitipan yang Terlibat dalam Penelitian .................................... 32

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ............................................... 32

E. Tahapan Intervensi Tindakan .................................................................... 33

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ............................................. 34

G. Data dan Sumber Data ............................................................................... 35

H. Instrumen-instrumen Pengumpul Data yang Digunakan .......................... 35

1. Wawancara .......................................................................................... 35

2. Tes ...................................................................................................... 36

3. Lembar Observasi ................................................................................. 37

4. Catatan Lapangan ................................................................................. 40

I. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 40

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan (Trusworthiness) Studi ................. 41

1. Validitas Data ....................................................................................... 41

2. Reliabilitas ............................................................................................ 42

3. Tingkat Kesukaran Soal........................................................................ 43

4. Daya Beda Soal .................................................................................... 43

K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis ............................................ 44

Page 11: 101508 lin suciani astuti-fitk

vii

L. Tindak Lanjut/Pengembangan Perencanaan Tindakan ............................. 46

M. Indikator Pencapaian ................................................................................. 48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Temuan Penelitian ........................................................................... 49

1. Siklus I .................................................................................................. 49

a. Perencanaan ..................................................................................... 49

b. Tindakan .......................................................................................... 50

c. Pengamatan ...................................................................................... 50

d. Hasil Belajar .................................................................................... 54

e. Refleksi ............................................................................................ 55

f. Keputusan ........................................................................................ 57

2. Siklus II ................................................................................................ 58

a. Perencanaan ..................................................................................... 58

b. Tindakan .......................................................................................... 58

c. Pengamatan ...................................................................................... 59

d. Hasil Belajar .................................................................................... 62

e. Refleksi ............................................................................................ 63

f. Keputusan ........................................................................................ 65

B. Pembahasan ............................................................................................... 65

C. Keterbatasan dalam Penelitian .................................................................. 69

BAB V PENUUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................ 70

B. Saran .......................................................................................................... 71

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 72

Page 12: 101508 lin suciani astuti-fitk

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Bagan Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan ..................... 28

Gambar 3.1. Model Penelitian Tindakan Kelas .................................................... 32

Page 13: 101508 lin suciani astuti-fitk

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Lima Tahapan PBL (Problem Based Learning) ................................ 19

Tabel 3.1. Tahapan Intervensi Tindakan ............................................................. 33

Tabel 3.2. Jenis Data, Sumber Data dan Instrumen ............................................ 35

Tabel 3.3. Kisi-kisi Lembar Wawancara ............................................................. 36

Tabel 3.4. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Konsep Kesetimbangan Kimia .......... 36

Tabel 3.5. Kisi-kisi Lembar Observasi Siswa pada Model Pembelajaran PBL .. 38

Tabel 3.6. Indikator-indikator PBL (Problem Based Learning) pada Lembar

Observasi Guru ................................................................................... 39

Tabel 3.7. Kisi-kisi Lembar Catatan Lapangan ................................................... 40

Tabel 3.8. Hasil Uji Validitas Soal ...................................................................... 42

Tabel 3.9. Kriteria Reliabilitas Instrumen ........................................................... 42

Tabel 3.10. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ......................................................... 43

Tabel 3.11. Pedoman Kriteria Indeks Kesukaran Soal .......................................... 43

Tabel 3.12. Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal ..................................................... 43

Tabel 3.13. Pedoman Klasifikasi Daya Pembeda Soal ......................................... 44

Tabel 3.14. Hasil Uji Daya Beda Soal................................................................... 44

Tabel 3.15. Klasifikasi Penilaian Indikator PBL (Problem Based Learning) pada

Lembar Observasi Guru ..................................................................... 45

Tabel 4.1. Data Hasil Observasi Kegiatan Siswa pada Siklus I .......................... 50

Tabel 4.2. Hasil Catatan Lapangan Siklus I ........................................................ 51

Tabel 4.3. Hasil Wawancara Siklus I .................................................................. 53

Tabel 4.4. Hasil Tes Hasil Belajar siswa pada Siklus I ....................................... 54

Tabel 4.5. Kekurangan dan Perbaikan Siklus I ................................................... 55

Tabel 4.6. Data Hasil Observasi Kegiatan Siswa pada Siklus II ......................... 59

Tabel 4.7. Hasil Catatan Lapangan Siklus II ....................................................... 60

Tabel 4.8. Hasil Wawancara Siklus II ................................................................. 61

Tabel 4.9. Hasil Tes Belakar Siswa pada Siklus II ............................................. 62

Tabel 4.10. Kekurangan dan Tindakan Perbaikan Siklus II.................................. 64

Page 14: 101508 lin suciani astuti-fitk

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus ............................................................................................75

Lampiran 2 Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I .............................77

Lampiran 3 Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ...........................90

Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa Siklus I .........................................................99

Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa Siklus II ........................................................110

Lampiran 6 Kisi-kisi Soal Tes Hasil Belajar Siswa Siklus I .............................117

Lampiran 7 Kisi-kisi Soal Tes Hasil Belajar Siswa Siklus II ............................121

Lampiran 8 Kisi-kisi Kunci Jawaban dan Penskoran Tes Hasil Belajar Siswa

Siklus I ...........................................................................................125

Lampiran 9 Kisi-kisi Kunci Jawaban dan Penskoran Tes Hasil Belajar Siswa

Siklus II ..........................................................................................133

Lampiran 10 Soal Tes Kemampuan Berpikir Kritis pada Siklus I ......................144

Lampiran 11 Soal Tes Kemampuan Berpikir Kritis pada Siklus II ....................146

Lampiran 12 Tabel Nilai Kimia Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Muhamadiyah 02

Cipondoh Tahun Ajaran 2009/2010 ..............................................147

Lampiran 13 Tabel Analisis Uji Coba Instrumen Tes Hasil Belajar Siswa Konsep

Kesetimbangan Kimia pada Siklus I dan Siklus II ........................149

Lampiran 14 Analisis Validitas dan Reliabilitas Tes Hasil Belajar Siswa pada

Siklus I ...........................................................................................150

Lampiran 15 Perhitungan Uji Validitas Instrumen Siklus I ................................151

Lampiran 16 Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen Siklus I ............................152

Lampiran 17 Tingkat Kesukaran Soal Siklus I ...................................................153

Lampiran 18 Daya Beda Soal Siklus I ................................................................154

Lampiran 19 Perhitungan Tingkat Kesukaran dan Daya Beda Soal Siklus I ......155

Lampiran 20 Analisis Validitas dan Reliabilitas Tes Hasil Belajar Siswa pada

siklus II ..........................................................................................156

Lampiran 21 Perhitungan Uji Validitas Instrumen Siklus II ...............................157

Lampiran 22 Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen Siklus II ...........................158

Lampiran 23 Tingkat Kesukaran Soal Siklus II ..................................................159

Page 15: 101508 lin suciani astuti-fitk

xi

Lampiran 24 Daya Beda Soal Siklus II ...............................................................160

Lampiran 25 Perhitungan Tingkat Kesukaran dan Daya Beda Soal Siklus II ....161

Lampiran 26 Tabel Pencapaian Ketuntasan Hasil Belajar Konsep Kesetimbangan

Kimia Siklus I ................................................................................162

Lampiran 27 Tabel Pencapaian Ketuntasan Hasil Belajar Konsep Kesetimbangan

Kimia Siklus II ...............................................................................163

Lampiran 28 Analisis Pretes Siklus I SMA Muhamadiyah 02 Cipondoh ..........164

Lampiran 29 Analisis Postes Siklus I SMA Muhamadiyah 02 Cipondoh ..........165

Lampiran 30 Analisis Pretes Siklus II SMA Muhamadiyah 02 Cipondoh .........166

Lampiran 31 Analisis Postes Siklus II SMA Muhamadiyah 02 Cipondoh ........167

Lampiran 32 Tabel Skor N-gain Siklus I ............................................................168

Lampiran 33 Tabel Skor N-gain Siklus II ...........................................................169

Lampiran 34 Tabel Tindakan Kegiatan Guru dan Siswa pada Siklus I ..............170

Lampiran 35 Tabel Tindakan Kegiatan Guru dan Siswa pada Siklus II .............173

Lampiran 36 Format Lembar Observasi Kegiatan Siswa (Kelompok) ...............175

Lampiran 37 Format Lembar Observasi Kegiatan Siswa (Individu) ..................177

Lampiran 38 Tabel Persentase Lembar Observasi Kegiatan Siswa ....................178

Lampiran 39 Lembar Observasi Kemampuan PBL (Problem Based Learning)

Guru ...............................................................................................179

Lampiran 40 Tabel Hasil Observasi Kegiatan Guru ...........................................182

Lampiran 41 Format Catatan Lapangan ..............................................................186

Lampiran 42 Tabel Hasil Catatan Lapangan pada Siklus I .................................187

Lampiran 43 Tabel Hasil Catatan Lapangan pada Siklus II ................................189

Lampiran 44 Berita Wawancara Observasi Awal Terhadap Guru Bidang Studi

Kimia .............................................................................................191

Lampiran 45 Pedoman Wawancara Siklus I .......................................................193

Lampiran 46 Pedoman Wawancara Siklus II ......................................................194

Lampiran 47 Tabel Hasil Wawancara pada Siklus I ...........................................195

Lampiran 48 Tabel Hasil Wawancara pada Siklus II ..........................................197

Page 16: 101508 lin suciani astuti-fitk

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam Dictionary of Psycohology seperti yang telah dikutip Syah,

pendidikan diartikan sebagai “Tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan

(seperti sekolah dan madrasah) yang dipergunakan untuk menyempurnakan

perkembangan individu dalam mengetahui pengetahuan, kebiasaan, sikap, dan

sebagainya”.1 Penetapan standar proses pendidikan merupakan kebijakan yang

sangat penting untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah

masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak

kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses

pembelajaran didalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk

menghafal informasi; otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun

berbagai informasi dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu

untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya? Ketika

anak didik kita lulus dari sekolah, mereka pintar secara teoritis, tetapi mereka

miskin aplikasi. Oleh karena itu, pendidik atau guru harus mengutamakan

keterampilan dasar dan meningpkatkan tingkat berpikir kritis yang harus

dimiliki oleh peserta didik agar mereka dapat memahami konsep dengan

sistematis, baik secara teoritis maupun aplikasinya.2 Kenyataan ini berlaku

untuk semua mata pelajaran khususnya mata pelajaran Science (IPA) yang

tidak dapat mengembangkan kemampuan anak untuk berpikir kritis dan

sistematis, karena strategi pembelajaran berpikir tidak digunakan secara baik

dalam setiap proses pembelajaran di dalam kelas.

1 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendidikan Baru, (Jakarta: Remaja Rosda

Karya, 2002) h. 11 2 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:

Kencana, 2009) h. 1

Page 17: 101508 lin suciani astuti-fitk

2

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang sangat penting

dalam memajukan perkembangan teknologi. Dengan pesatnya perkembangan

IPA memberikan sumbangan terhadap perkembangan teknologi, demikian juga

sebaliknya, perkembangan teknologi memberikan wahana yang

memungkinkan IPA dapat menjadi pesat. Perkembangan IPA dan teknologi

yang begitu pesat ini menuntut dan menggugah para pendidik untuk dapat

merancang dan melaksanakan pendidikan yang lebih terarah pada penguasaan

konsep IPA khususnya kimia.

Pada hasil observasi pendahuluan dengan guru kimia di SMA

Muhamadiyah 02 Cipondoh diperoleh data pencapaian hasil belajar kelas XI

IPA pada semester 1 tahun ajaran 2009/2010 masih banyak siswa yang

mendapat nilai dibawah KKM. Setelah wawancara dengan siswa-siswa kelas

XI IPA 1 SMA Muhamadiyah 02 Cipondoh, bahwa hal yang menyebabkan

nilai kimianya rendah dikarenakan mereka sudah memandang awal dari materi

kimia itu susah. Dari konsep yang sudah ditanam oleh siswa bahwa mata

pelajaran kimia itu susah maka mereka kurang yakin akan belajarnya, apalagi

jika dalam proses pembelajaran kimia disekolah hanya diterapkan metode

ceramah tanpa hands-on activity atau kinestetik tertentu dan kebiasaan untuk

berfikir lebih kritis dalam mempelajari suatu masalah pada materi-materi

kimia.

Setelah peneliti melakukan observasi di kelas XI.IPA.1 SMA

Muhamadiyah 02 Cipondoh Tangerang, dengan jumlah 36 siswa didapatkan

masalah-masalah yang ada pada proses pembelajaran diantaranya: Kurangnya

motivasi dalam diri siswa untuk belajar kimia. Hal ini tampak terlihat pada saat

proses pembelajaran kimia mereka kurang semangat. Apalagi jika guru studi

kimia pada saat belajar memberikan suatu masalah yang berhubungan dengan

rumus-rumus kimia, rata-rata siswa menjawabnya sangat lamban. Kemudian

apabila diberikan tugas, siswa sering tidak mengerjakannya. Masalah kedua,

yaitu sebagian siswa kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran kimia.

Pada saat di berikan metode pembelajaran konvensional, siswa hanya terpaku

pada guru dan kurang mengembangkan kreatifitasnya masing-masing.

Page 18: 101508 lin suciani astuti-fitk

3

Misalkan, ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung di kelas XI.IPA 1 guru

menerapkan metode pembelajaran ceramah dan latihan soal tanpa ada tanya

jawab tertentu, siswa tidak mengembangkan kemampuan berpikirnya untuk

mencoba mengerjakan soal-soal di papan tulis, mereka hanya mengandalkan

guru untuk menjawabnya. Disamping itu juga guru tidak memberikan

kesempatan siswa untuk berfikir aktif dan kreatif. Masalah yang ketiga,

Kurangnya interaksi siswa pada saat belajar kimia. Hal ini dikarenakan guru

jarang menerapkan metode yang dapat memberikan interaksi antara siswa

dengan siswa dan siswa dengan guru, seperti metode diskusi, demonstrasi atau

praktikum dan metode lainnya yang dapat menimbulkan interaksi siswa yang

positif. Di dalam kelas banyak siswa yang melakukan aktivitas diluar kegiatan

belajar kimia (misalkan berbicara sesama teman, bermain-main dengan teman

sebangku, dan tidak serius dalam belajar). Masalah yang kelima, siswa tidak

mempunyai keingintahuan tentang informasi-informasi yang berhubungan

dengan kimia. Siswa dikelas XI.IPA 1 apabila diperintah oleh guru untuk

mencari suatu informasi yang berhubungan dengan materi-materi kimia dalam

kehidupan sehari-hari, siswa selalu mengeluh. Misalkan diperintah untuk

mencari artikel tentang zat aditif di dalam makanan. Kemudian masalah yang

keenam yaitu sebagian besar siswa malas untuk berfikir lebih kritis dalam

memecahkan suatu masalah. Misalkan untuk memecahkan soal-soal yang

berhubungan dengan alam yang harus dibuktikan dengan bereksperimen. Jadi

bagaimana mereka akan mendapatkan nilai yang maksimal sedangkan dalam

memahami konsep kimia saja mereka belum bisa.

Pada wawancara hasil belajar kimia menurut guru bidang studi kimia,

siswa yang mendapatkan nilai kimia yang mencapai ketuntasan minimal yaitu

65 hanya ada 14 dari 36 siswa, dengan kata lain siswa yang mencapai nilai

ketuntasan minimal hanya ada 42%. Guru studi kimia di kelas XI.IPA 1 belum

pernah menerapkan model-model pembelajaran yang menerapkan masalah. Hal

ini yang menyebabkan siswa kurang mengerti dan kurang mengkritisi suatu

masalah dalam memahami materi-materi kimia. Dengan meningkatnya

pemahaman konsep kimia maka diharapkan hasil belajarnya juga meningkat.

Page 19: 101508 lin suciani astuti-fitk

4

Uraian di atas menunjukkan adanya masalah pembelajaran dikelas

XI.IPA 1 yang bermacam-macam. Salah satu diantaranya yaitu siswa malas

untuk berfikir kritis dalam memecahkan masalah yang akan mengakibatkan

kesanjangan antara suatu proses dan hasil belajar pada pembelajaran kimia

yang tidak diharapkan oleh para ahli pendidikan dengan pembelajaran yang

dilaksanakan di SMA Muhamadiyah 02 Cipondoh. Oleh karena itu, peneliti

perlu mengadakan usaha perbaikan proses pembelajaran dengan menerapkan

model-model pembelajaran efektif dan inovatif. Model pembelajaran yang

dipilih dalam penelitian ini adalah model pembelajaran berdasarkan masalah

atau Problem Based Learning (PBL) pada konsep kesetimbangan kimia, karena

konsep kesetimbangan kimia merupakan salah satu konsep yang dianggap sulit

oleh siswa. Hal ini terbukti dengan masih rendahnya nilai rata-rata ulangan

harian kelas XI IPA 1 SMA Muhamadiyah 02 Cipondoh tahun ajaran

2009/2010, sehingga dibutuhkan salah satu model pembelajaran yang dapat

meningkatkan hasilbelajar siswa.

Selain itu, pada Kompetensi Dasar yang harus dicapai pada konsep

kesetimbangan kimia yang pertama yaitu menjelaskan pengertian

kesetimbangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah

kesetimbangan dengan melakukan percobaan. Dengan dimunculkannya

masalah yang mengaitkan reaksi kesetimbangan dengan kehidupan sehari-hari

maka guru akan lebih menekankan pada proses tingkat berfikir kritis siswa

untuk memecahkan masalah tersebut dengan diadakannya penyelidikan

(praktikum). Hal inilah siswa dapat menjelaskan apa pengertian kesetimbangan

kimia dan faktor-faktor yang mmempengaruhi pergeseran kesetimbangan.

Pada Kompetensi Dasar yang kedua yaitu menentukan hubungan

kuantitatif antara pereaksi dengan hasil reaksi dari suatu reaksi kesetimbangan.

Setelah siswa mengamati suatu reaksi kesetimbangan kimia dan dapat

menjelaskan pengertian kesetimbangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi

pergeseran kesetimbangan, maka siswa juga di tekankan untuk dapat

memecahkan masalah perhitungan berdasarkan pereaksi dan hasil reaksi pada

suatu reaksi kesetimbangan yang telah dipraktikumkan. Kemudian Kompetensi

Page 20: 101508 lin suciani astuti-fitk

5

Dasar yan ketiga yaitu menjelaskan penerapan prinsip kesetimbangan dalam

kehidupan sehari-hari dan industri. Disini siswa di berikan suatu permasalahan

bagaimanakah aplikasi reaksi kesetimbangan kimia dalam kehidupan sehari-

hari dan industri berdasarkan lembar informasi permasalahan dari guru. Sesuai

dengan tujuan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) yaitu siswa

dapat mengembangkan ketrampilan berpikir kritis dan ketrampilan pemecahan

masalah baik secara kelompok maupun individu, maka untuk mencapai SK dan

KD pada konsep kesetimbangan kimia diterapkannya metode yang tepat yaitu

dengan melaksanakan praktikum, diskusi, dan proses pemecahan secara

individu. Belajar berdasarkan masalah atau PBL adalah model pembelajaran

yang dasar filosofinya adalah kontruktivisme.

Dalam pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning),

pembelajaran yang berdasarkan struktur masalah yang nyata dengan kehidupan

sehari-hari dan berkaitan dengan konsep-konsep kimia yang akan dibelajarkan.

Dengan cara ini, siswa mengetahui mengapa mereka belajar. Semua informasi

akan mereka kumpulkan melalui penelaahan materi ajar, eksperimen, ataupun

melalui diskusi dengan temannya, untuk dapat memecahkan masalah yang

dihadapinya.

Pembelajaran berdasarkan masalah merupakan suatu pendekatan

pembelajaran di mana siswa mengerjakan permasalahan yang autentik dengan

maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri

dan ketrampilan berpikir tingkat tinggi, mengembangkan kemandirian, dan

percaya diri. Dalam model pembelajaran ini guru memandu siswa dalam

menguraikan rencana pemecahan masalah menjadi tahap-tahap kegiatan.3

Berdasarkan pernyataan di atas peneliti mengambil judul penelitian:

“Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Kesetimbangan Kimia

dengan Model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning)”.

3 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana, 2010) h.

92

Page 21: 101508 lin suciani astuti-fitk

6

B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian

Identifikasi masalah dari penelitian tindakan ini adalah :

1. Kimia merupakan pelajaran yang dianggap susah dipahami oleh siswa jika

dibandingkan pelajaran-pelajaran yang lainnya.

2. Kurangnya motivasi internal siswa dalam belajar kimia.

3. Siswa pasif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran kimia.

4. Sebagian besar siswa belum terbiasa untuk berfikir lebih kritis.

5. Siswa kesulitan dalam memecahkan suatu masalah-masalah yang

berhubungan dengan materi kimia

6. Guru masih menerapkan teaching center bukan student center.

7. Hasil belajar kimia siswa masih rendah, hanya ada 42% siswa yang tuntas

dengan nilai KKM (65).

C. Pembatasan Fokus Penelitian

Dari uraian identifikasi masalah yang telah disebutkan, maka

pembahasan dalam ruang lingkup masalah pada judul Peningkatan Hasil

Belajar pada Konsep Kesetimbangan Melalui Model Pembelajaran PBL

(Problem Based Learning) akan dibatasi sebagai berikut:

1. Sebagian siswa belum terbiasa untuk berfikir lebih kritis.

2. Siswa kesulitan dalam memecahkan suatu masalah-masalah yang

berhubungan dengan materi kimia.

3. Hasil belajar siswa masih rendah, hanya ada 42% siswa yang tuntas

dengan nilai KKM (65).

D. Perumusan Masalah Penelitian

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Bagaimanakah

penerapan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) pada konsep

kesetimbangan kimia terhadap hasil belajar siswa?”.

Page 22: 101508 lin suciani astuti-fitk

7

E. Tujuan Penelitian Tindakan

Dalam penelitian ini, diharapkan nilai hasil belajar siswa kelas

XI.IPA.1 dapat meningkat melalui model pembelajaran PBL (Problem based

Learning) pada konsep kesetimbangan kimia.

F. Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi semua pihak yang

membutuhkannya, yaitu :

1) Bagi peneliti sendiri, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan

pemahaman terhadap pembelajaran model pembelajaran PBL (Problem

Based Learning).

2) Bagi sekolah SMA Muhamadiyah 02 Cipondoh, diharapkan menjadi

bahan masukan guru-guru SMA tersebut dalam memilih model

pembelajaran ataupun metode pembelajaran yang paling tepat, agar proses

belajar mengajar menjadi efektif dan mencapai kualitas hasil belajar yang

baik.

3) Sedangkan bagi siswanya sendiri, diharapkan nilai-nilai hasil belajar

dalam pembelajaran kimia dapat meningkat, khususnya pada konsep

kesetimbangan kimia.

Page 23: 101508 lin suciani astuti-fitk

8

BAB II

KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL

INTERVENSI TINDAKAN

A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti

1. Hasil Belajar Kimia

a. Pengertian Belajar

“Belajar adalah proses aktif siswa untuk mempelajari dan memahami

konsep-konsep yang dikembangkan sendiri atau kelompok, baik mandiri

maupun dibimbing”.1 Belajar merupakan kegiatan yang wajib dilakukan oleh

setiap orang, mulai dari lahir sampai ke liang lahat tidak terkecuali baik pria

maupun wanita.

“Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan unsur

yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang

pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan

pendidikan, sangat tergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik

dilingkungan sekolah maupun dilingkungan keluarganya sendiri”.2

Pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan segala aspek, bentuk,

dan manifestasinya mutlak diperlukan bagi para pendidik khususnya para

guru.

Belajar merupakan peristiwa atau kejadian tingkah laku siswa sehari-

hari di sekolah yang merupakan suatu hal kompleks. Kompleksitas belajar

tersebut dapat dipandang dari dua subjek, yaitu dari siswa dan dari guru. Dari

segi siswa, belajar dialami sebagai suatu proses. Siswa mengalami proses

mental dalam menghadapi bahan belajar. Bahan belajar tersebut berupa

keadaan alam, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia, dan bahan yang telah

terhimpun dalam buku-buku pelajaran.3

1 Tonih Feronika, Strategi Pembelajaran Kimia, (Jakarta: FITK UIN Jakarta, 2008), h. 2

2 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendidikan Baru, (Bandung; PT Remaja

Rosdakarya, 2002), h.89 3 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 17

Page 24: 101508 lin suciani astuti-fitk

9

“Pembelajaran menurut Dimyati dan Mudjiono adalah kegiatan

belajar mengajar ditinjau dari sudut kegiatan siswa berupa pengalaman

belajar siswa yaitu kegiatan siswa yang direncanakan guru untuk dialami

siswa selama kegiatan belajar-mengajar”.4

Beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian belajar, seperti yang

di kutip Syah di antaranya :5

1) Skinner

Belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang

berlangsung secara progresif.

2) Chaplin

Chaplin membatasi belajar dengan dua macam rumusan. Rumusan

pertama menyatakan bahwa belajar adalah perolehan tingkah laku yang

relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Sedangkan

rumusan yang kedua mrnyatakan bahwa belajar adalah proses memperoleh

respons-respons akibat adanya latihan khusus.

3) Hintzman

Belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organism (manusia

atau hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi

tingkah laku organisme tersebut. Dalam pandangannya, perubahan yang

ditimbulkan oleh pengalaman baru dapat dikatakan belajar apabila

mempengaruhi organisme.

4) Wittig

Belajar adalah suatu perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam

segala macam/keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil

pengalaman.

5) Reber

Reber membatasi belajar dengan dua macam definisi. Pertama, belajar

adalah proses memperoleh pengetahuan. Kedua, belajar adalah suatu

perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan

yang diperkuat.

Dari beberapa definisi di atas mengenai belajar dapat di simpulkan

bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari

pengalaman atau latihan dan proses berfikir.

4 Ibid.

5 Muhibin Syah, op.cit., h. 90

Page 25: 101508 lin suciani astuti-fitk

10

b. Ciri-Ciri Belajar

Berdasarkan pengertian atau definisi-definisi belajar, maka belajar

sebagai suatu kegiatan dapat diidentifikasi ciri-ciri kegiatannya sebagai

berikut:6

1) Belajar adalah aktifitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu

yang belajar (dalam arti perubahan tingkah laku) baik aktual maupun

potensial.

2) Perubahan itu pada dasarnya adalah didapatkannya kemampuan baru yang

berlaku dalam waktu relatif lama.

3) Perubahan itu terjadi karena adanya usaha (dengan sengaja).

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

1) Faktor Internal (faktor dari dalam siswa) yakni keadaan/kondisi jasmani

dan rohani siswa diantaranya adalah:7

- Minat belajar

- Kesehatan

- Perhatian

- Ketenangan jiwa di waktu belajar

- Motivasi

- Kegairahan diri

- Cita-cita

2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa) yakni kondisi lingkungan

disekitar siswa diantaranya adalah:

- Keadaan lingkungan belajar

- Cuaca

- Letak kelas

- Faktor interaksi sosial

- Faktor interaksi didik dengan pendidikannya

3) Faktor pendekatan belajar (approach to lerning) yakni jenis upaya belajar

siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk

melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.

d. Pengertian Hasil Belajar

“Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan

tindak mengajar”. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses

evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya

penggal dan puncak proses belajar. Hasil belajar untuk sebagian adalah berkat

6 Tonih Feronika, op.cit., h. 5

7 Ibid.

Page 26: 101508 lin suciani astuti-fitk

11

tindak guru, suatu pencapaian tujuan pengajaran. Pada bagian lain,

merupakan peningkatan kemampuan mental siswa.8 Hasil belajar dapat

dibedakan menjadi dua, yaitu dampak pengajaran dan dampak pengiring.

Dampak pengajaran adalah hasil yang dapat diukur, seperti tertuang dalam

angka rapor, angka dalam ijazah, atau kemampuan meloncat setelah latihan.

Dampak pengiring adalah terapan pengetahuan dan kemampuan di bidang

lain, suatu transfer belajar.

Menurut Nana Sudjana, hasil belajar adalah “kemampuan-kemampuan

yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya”.9

Menurut Gagne dalam bukunya Nana Sudjana hasil belajar dibagi

menjadi lima macam, yakni:10

1) Informasi verbal

2) Keterampilan intelektual

3) Strategi kognitif

4) Sikap

5) Keterampilan motoris

Prinsip penilaian hasil belajar adalah:11

1) Dalam menilai hasil belajar hendaknya dirancang sedemikian rupa

sehingga jelas abilitas yang harus dinilai, materi penilaian, alat penilaian,

dan interpretasi hasil penilaian.

2) Penilaian hasil belajar hendaknya menjadi bagian integral dari proses

belajar mengajar. Artinya, penilaian senantiasa dilaksanakan pada setiap

saat proses belajar mengajar sehingga pelaksanaannya berkesinambungan.

3) Agar diperoleh hasil belajar yang objektif dalam pengertian

menggambarkan prestasi dan kemampuan siswa sebagaimana adanya,

penilaian harus menggunakan berbagai alat penilaian dan sifat

komprehensif.

8 Dimyati dan Mudjiono, op.cit., h. 3

9 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja

rosdakarya. 2008), h. 22 10

Ibid. 11

Ibid.

Page 27: 101508 lin suciani astuti-fitk

12

4) Penilaian hasil belajar hendaknya diikuti dengan tindak lanjutnya. Data

hasil penilaian sangat bermanfaat bagi guru maupun bagi siswa.

Hasil belajar merupakan “Prestasi belajar peserta didik secara

keseluruhan yang menjadi indicator kompetensi dasar dan derajat perubahan

perilaku yang bersangkutan”.12

Indikator hasil belajar merupakan target pencapaian kompetensi

secara operasional dari kompetensi dasar dan standar kompatansi. Ada tiga

aspek kompetensi yang harus dinilai untuk mengetahui seberapa besar

pencapaian kompetensi tersebut, yakni penilaian terhadap: 1) Penguasaan

materi akademik (kognitif), 2) Hasil belajar yang bersifat proses normatif

(afektif), dan 3) Aplikatif produktif (psikomotor).13

1) Hasil Belajar Penguasaan Materi

Pada ranah kognitif terdapat enam jenjang proses berfikir, mulai dari yang

tingkatan rendah sampai tinggi, yakni:14

a) Pengetahuan/ingatan – knowledge,

b) Pemahaman – comprehension,

c) Penerapan – application,

d) Analisis – analysis,

e) Sintesis – synthesis

f) Evaluasi – evaluation

2) Hasil Belajar Proses (Normatif/Afektif)

Ranah afektif ini dirinci oleh Krathwohl dkk, menjadi lima jenjang, yakni:

a) Perhatian/Penerimaan (receiving)

b) Tanggapan (responding)

c) Penilaian/penghargaan (valuing)

d) Pengorganisasian (organization)

e) Karakterisasi terhadap suatu atau beberapa nilai.

3) Hasil Belajar Aplikatif (Psikomotor)

Ranah psikomotor dibagi menjadi 7 tingkatan yaitu:

a) Persepsi – perception.

12

E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: Bumi

Aksara 2009), h. 212 13

Ahmad Sofyan, dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta:

Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press, 2006), h.13 14

Ibid.

Page 28: 101508 lin suciani astuti-fitk

13

b) Kesiapan – set.

c) Gerakan terbimbing – guided response.

d) Gerakan terbiasa – mechanism.

e) Gerakan kompleks – complex overt response.

f) Penyesuaian pola gerakan – adaptation.

g) Kretifitas/keaslian – creativity/origination.15

Penilaian hasil belajar tingkat nasional dilakukan oleh pemerintah

untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata

pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan

teknologi, dan dilakukan dalam bentuk ujian nasional. Ujian nasional

dilakukan secara objektif, berkeadilan dan akuntabel, serta diadakan

sekurang-kurangnya satu kali dan sebanyak-banyaknya dua kali dalam satu

tahun pelajaran (SNP).

Penilaian hasil belajar tingkat sekolah atau satuan pendidikan

bertujuan menilai pencapaian standar kompetensi lulusan untuk semua mata

pelajaran. Penilaian hasil belajar tingkat sekolah atau satuan pendidikan

identik dengan Ujian Berbasis Sekolah (UBS) atau School Based Exam

(SBE), yang sering juga disebut EBTA.16

Penilaian hasil belajar tingkat

kelas adalah “penilaian yang dilakukan oleh guru atau pendidik secara

langsung. Penilaian hasil belajar pada hakekatnya merupakan suatu kegiatan

untuk mengukur perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri peserta

didik”.17

Suatu tes hasil belajar baru dapat dikatakan tes yang baik apabila

materi yang tercantum dalam item-item tes tersebut merupakan pilihan yang

cukup representatif terhadap materi pelajaran yang diberikan di kelas yang

bersangkutan.18

Jadi hasil belajar adalah hasil dari proses pembelajaran yang

mengakibatkan perubahan tingkah laku yang mencakup ranah kognitif,

afektif dan psikomorik.

15

Ibid. 16

E. Mulyasa, op.cit., h.203 17

Ibid. 18

Wayan Nurkancana, Evaluasi pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional. 1986), h. 52

Page 29: 101508 lin suciani astuti-fitk

14

2. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning)

a. Pengertian Kontruktivisme

Teori kontruktivisme ini menyatakan bahwa siswa harus menemukan

sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi

baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu

tidak lagi sesuai. Bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat

menerapkan pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masalah,

menemukan segala sesuatu untuk diirinya sendiri, berusaha dengan susah

payah dengan ide-ide.19

Prinsip yang paling umum dan paling esensial yang

dapat diturunkan dari kontruktivisme ialah “anak-anak memperoleh banyak

pengetahuan di luar sekolah, dan pendidikan seharusnya memperhatikan hal

itu dan menunjang proses alamiah ini”.20

Konstruktivisme menjelaskan bahwa pemahaman bisa didapat dari

interaksi seseorang dengan lingkungannya, konflik kognitif dapat mendorong

seseorang untuk belajar, dan pengetahuan dapat terbentuk ketika siswa

menegosiasikan situasi sosial dan mengevaluasi pemahaman individualnya.

Terdapat banyak teori yang menjelaskan konstruktivisme. Teori-teori tersebut

menjelaskan bagaimana sebuah pengetahuan dan pemahaman terbentuk pada

diri seseorang.

Teori konstruktivisme kognitif ini tidak terlepas dengan teori Piaget

tentang teori perkembangan kognitif. Perkembangan kognitif sebagian besar

ditentukan oleh manipulasi dan interaksi aktif dengan lingkungannya. Piaget

yakin bahwa pengalaman-pengalaman fisik dan manipulasi lingkungan

penting bagi terjadinya perubahan perkembangan.21

Khususnya

berargumentasi dan berdiskusi membantu memperjelas pemikiran yang pada

akhirnya memuat pemikiran itu menjadi lebih logis. Piaget menyatakan juga

bahwa pembelajaran akan berjalan dengan sukses jika sesuai dengan

19

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-progresif, (Jakarta: Kencana 2010),

h. 28 20

Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar, ( Jakarta: Erlangga, 1996), h.160 21

Trianto, op. cit, h. 14

Page 30: 101508 lin suciani astuti-fitk

15

perkembangan kognitif siswa. Oleh karena itu, konstruktivisme ini disebut

dengan konstruktivisme kognitif.

Teori perkembangan Piaget mewakili kontruktivisme, yang

memandang kognitif sebagai suatu proses di mana anak secara aktif

membangun sistem makna dan pemahaman realitas melalui pengalaman-

pengalaman dan interaksi-interaksi mereka. Menurut teori Piaget, setiap

individu pada saat tumbuh mulai dari bayi yang baru dilahrkan sampai

menginjak usia dewasa mengalami empat tahapan perkembangan kognitif.

Keempat tahapan tersebut adalah tahap sensorimotor (0 – 2 tahun),

preoperational (2 – 7 tahun), concrete operational ( 7– 11 tahun), dan formal

operational (11 – menjelang dewasa).22

Dari keempat tahapan perkembangan

kognitif di atas, anak SMA perkembangan kognitifnya masuk pada tahap

formal operation (11 – dewasa).

Perspektif kognitif kontruktivisme, yang menjadi landasan PBL,

menurut pendapat Piaget, bahwa pelajar dengan umur berapapun terlibat

secara aktif dalam proses mendapatkan informasi dan mengkonstruksikan

pengetahuannya sendiri. Pengetahuan tidak statis, tetapi berevolusi dan

berubah secara konstan selama pelajar mengkonstruksikan pemgalaman-

pengalaman baru yang memaksa mereka untuk mendasarkan diri pada dan

memodifikasikan pengetahuan yang sebelumnya.23

Pernyataan ini sangat berkaitan dan didasarkan dengan konsep Piaget

tentang konstruktivisme kognitif dan tahapan-tahapan perkembangan kognitif

seseorang. Pengetahuan yang dikonstruksikan berdasarkan pengalaman akan

lebih lama tersimpan di dalam otak setiap pelajar sehingga dalam PBL

diperlukan suatu proses pembelajaran yang mengutamakan tingktat berfikir

kritis yang tinggi.

22

Ibid. 23 Sugiyanto, Model-model Pembelajaran Inovatif, (Surakarta: Yuma Pustaka bekerja

sama dengan FKIP UNS, 2010), h. 159

Page 31: 101508 lin suciani astuti-fitk

16

b. Pengertian Model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning)

PBL (Problem Based Learning) dapat didefinisikan sebagai “Proses

inquiri yang mengutamakan pertanyaan, keingintahuan, keraguan, dan

ketidakpastian tentang fenomena kompleks dalam kehidupan sehari-hari”.24

Model pembelajaran berdasarkan masalah merupakan “suatu model

pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang

membutuhkan penyelidikan autentik yakni penyelidikan yang membutuhkan

penyelesaian nyata dari permasalahan yang nyata”.25

Menurut Howard Barrows dan Kelson seperti yang telah dikutip Amir

Problem Based Learning (PBL) adalah kurikulum dan proses pembelajaran.

Dalam kurikulumnya dirancang masalah-masalah yang menuntut mahasiswa

mendapatkan pengetahuan yang penting, membuat mereka mahir dalam

memecahkan masalah, dan memiliki strategi belajar sendiri serta memiliki

kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarnya menggunakan

pendekatan-pendekatan yang sistematik untuk memecahkan masalah atau

menghadapi tantangan yang nanti diperlukan dalam karier dan kehidupan

sehari-hari.26

Strategi pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan sebagai

“rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses

penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah”.27

Tujuan yang ingin

dicapai oleh strategi pembelajaran berbasis masalah adalah kemampuan siswa

untuk berpikir kritis, analitis, sistematis, dan logis untuk menemukan

alternative pemecahan masalah melalui eksplorasi data secara empiris dalam

rangka menumbuhkan sikap ilmiah.

24

John Barell, Problem Based Learning An Inquiry Approach, (California: Corwin press,

2007), h. 3 25

Trianto, op.cit., h. 90 26

M. Taufiq Amir, Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based learning, (Jakarta:

Kencana. 2009), h.21 27

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi standar proses Pendidikan, (Jakarta:

Kencana, 2009), h.212

Page 32: 101508 lin suciani astuti-fitk

17

Hakekat masalah dalam strategi pembelajaran berbasis masalah adalah

gap atau kesanjangan antara situasi nyata dan kondisi yang diharapkan, atau

antara kenyataan yang terjadi dengan apa yang diharapkan.28

Kesanjangan

tersebut bisa dirasakan dari adanya keresahan, keluhan, kerisauan, atau

kecemasan. Oleh karena itu, maka materi pelajaran atau topik tidak terbatas

pada materi pelajaran yang bersumber dari buku saja, akan tetapi juga dapat

bersumber dari peristiwa-peristiwa tertentu sesuai dengan kurikulum yang

berlaku.

PBL (Problem Based Learning) mengambil psikologi kognitif sebagai

dukungan teoritisnya. Fokusnya tidak banyak pada apa yang sedang

dikerjakan siswa (perilaku mereka), tetapi ada apa yang sedang dipikirkan

oleh siswa (kognisi mereka) selama mereka mengerjakannya. Meskipun peran

guru dalam pelajaran yang berbasiskan masalah kadang-kadang juga

melibatkan, mempresentasikan, dan menjelaskan berbagai hal kepada siswa,

tetapi guru lebih harus sering memfungsikan diiri sebagai pembimbing dan

fasilitator sehingga siswa dapat belajar untuk berpikir dan menyelesaikan

masalahnya sendiri.

PBL merupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai

langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru.

Metode ini juga berfokus pada keaktifan peserta didik dalam kegiatan

pembelajaran. Peserta didik tidak lagi diberikan materi belajar secara satu

arah seperti pada metode pembelajaran konvensional. Dengan metode ini,

diharapkan peserta didik dapat mengembangkan pengetahuan mereka secara

sendiri.

c. Karakteristik PBL (Problem Based Learning)

Dengan karakter dan prinsip PBL, di mana pemelajar harus:29

1. Mengeksplorasi konsep dalam berbagai konteks.

28

Ibid 29 M. Taufiq Amir, op.cit., h. 93

Page 33: 101508 lin suciani astuti-fitk

18

2. Mengartikulasikan apa yang sudah diketahui tentang masalah (prior

knowledge)

3. Mengidentifikasi dan mencari informasi terkait dengan”apa yang

mereka tidak ketahui”

4. Menentukan bagaimana informasi baru terkait dengan pengetahuan

sebelumnya.

5. Saling berbagi dan menguji konsep baru yang mungkin.

6. Mereflesikan bagaimana pemelajar mengkonstruk pengetahuan sendiri

dan menjadi pembuat makna (meaning makers).

d. Tujuan Pembelajaran PBL (Problem Based Learning)

Tujuan pembelajaran berdasarkan masalah atau PBL (Problem Based

Learning) adalah:30

1. Membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan

pemecahan masalah

2. Belajar peranan orang dewasa yang autentik

3. Menjadi pembelajar yang mandiri

e. Tahapan Pembelajaran PBL (Problem Based Learning)

Ada lima tahapan utama dalam PBL (Problem Based Learning)

menurut Sugiyanto, kelima tahapan utama yang dimulai dengan guru

memperkenalkan siswa dengan suatu situasi masalah dan diakhiri dengan

penyajian dan analisis hasil kerja siswa. Kelima tahapan tersebut disajikan

pada table berikut:31

30

Trianto, op.cit., 31

Sugiyanto, Model-model Pembelajaran Inovatif, (Surakarta: Yuma Pustaka bekerja

sama dengan FKIP UNS, 2010), h. 159

Page 34: 101508 lin suciani astuti-fitk

19

Tabel 2.1. Lima tahapan PBL (Problem based Learning)

Tahap Tingkah laku Guru

Tahap – 1

Orientasi siswa kepada masalah

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,

menjelaskan logistik yang dibutuhkan,

memotivasi siswa terlibat pada aktivitas

pemecahan masalah yang dipilihnya.

Tahap – 2

Mengorganisasi siswa untuk belajar

Membantu siswa mendefinisikan dan

mengorganisasikan tugas belajar yang

berhubungan dengan masalah tersebut.

Tahap – 3

Membimbing penyelidikan individual

maupun kelompok

Mendorong siswa untuk

mengumpulkan informasi yang sesuai,

melaksanakan eksperimen, untuk

mendapatkan penjelasan dan

pemecahan masalah

Tahap – 4

Mengembangkan dan

mempresentasikan hasil karya

Membantu siswa dalam

menerencanakan dan menyiapkan karya

yang sesuai

Tahap – 5

Menganalisis dan mengevaluasi

proses pemecahan masalah

Membantu siswa untuk melakukan

refleksi atau evaluasi terhadap

penyelidikan mereka dan proses –

proses yang mereka gunakan

f. Langkah – langkah PBL (Pembelajaran Berbasis Masalah)

Menurut Wina Sanjaya, sesuai dengan tujuan strategi pembelajaran

berbasis masalah adalah untuk menumbuhkan sikap ilmiah, dari beberapa

bentuk strategi pembelajaran yang dikemukakan para ahli, maka secara

umum strategi pembelajaran berbasis masalah bisa dilakukan dengan

langkah-langkah sebagai berikut:32

1) Menyadari masalah

Pada tahapan ini guru membimbing siswa pada kesadaran adanya adanya

kesanjangan atau gap yang dirasakan oleh manusia atau lingkungan

sosial. Kemampuan yang harus dicapai oleh siswa pada tahapan ini

adalah siswa dapat menentukan atau menangkap kesanjangan yang

terjadi dari berbagai fenomena yang ada.

2) Merumuskan masalah

32 Wina Sanjaya, op.cit., h. 216

Page 35: 101508 lin suciani astuti-fitk

20

Rumusan masalah sangat penting, sebab selanjutnya akan berhubungan

dengan kejelasan dan kesamaan persepsi tentang masalah dan berkaitan

dengan data-data apa yang harus dikumpulkan untuk

menyelesaikannya.kemampuan yang diharapkan siswa dalam langkah ini

adalah siswa dapat menentukan prioritas masalah.

3) Merumuskan Hipotesis

Kemampuan yang diharapkan siswa dalam tahapan ini adalah siswa

dapat menentukan sebab akibat dari masalah yang ingin diselesaikan.

Melalui analisis sebab akibat inilah pada akhirnya siswa diharapkan

dapat menentukan berbagai kemungkinan penyelesaian masalah.

4) Mengumpulkan data

Proses berpikir ilmiah bukan proses berimajinasi akan tetapi proses yang

didasarkan pada pengalaman. Oleh karena itu, dalam tahapan ini siswa

didorong untuk mengumpulkan data yang relevan. Kemampuan yang

diharapkan pada tahap ini adalah kecakapan siswa untuk mengumpulkan

dan memilah data, kemudian memetakan dan menyajikan dalam bentuk

berbagai tampilan sehingga mudah untuk dipahami.

5) Menguji hipotesis

Kemampuan yang diharapkan dari siswa dalam tahapan ini adalah

kecakapan menelaah data dan sekaligus membahasnya untuk melihat

hubungannya dengan masalah yang dikaji. Disamping itu, diharapkan

siswa dapat mengambil keputusan dan kesimpulan.

6) Menentukan pilihan penyelesaian

Kemampuan yang diharapkan dari tahapan ini adalah kecakapan memilih

alternatif penyelesaian yang kemungkinan dapat dilakukan serta dapat

memperhitungkan kemungkinan yang akan terjadi sehubungan dengan

alternatif yang dipilihnya, termasuk memperhitungkan akibat yang akan

terjadi pada setiap pilihan.33

33

Wina Sanjaya, op.cit., h. 216

Page 36: 101508 lin suciani astuti-fitk

21

g. Manfaat Pembelajaran Berdasarkan Masalah

Menurut Sudjana manfaat khusus yang diperoleh dari metode Dewey

adalah metode pemecahan masalah. Tugas guru adalah membantu para siswa

merumuskan tugas-tugas, dan bukan menyajikan tugas-tugas pelajaran. Objek

pelajaran tidak dipelajari dari buku, tetapi dari masalah yang ada di

sekitarnya.34

Pengajaran berdasarkan masalah tidak dirancang untuk membantu

guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa. Pengajaran

berdasarkan masalah dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan

kemampuan berpikir pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual, belajar

berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengalaman

nyata atau simulasi, dan menjadi pembelajar yang otonom dan mandiri.

h. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Berdasarkan Masalah

Model pembelajaran berdasarkan masalah memiliki kelebihan dan

kekurangan. Kelebihan pembelajaran berdasarkan masalah sebagai model

pembelajaran adalah:35

1) Realistis dengan kehidupan nyata

2) Konsep sesuai dengan kebutuhan siswa

3) Memupuk sifat inquiri siswa

4) Retensi konsep jadi kuat

5) Memupuk kemampuan problem solving (pemecahan masalah)

Selain kelebihan tersebut, pembelajaran berdasarkan masalah (Problem

Based learning) juga memiliki beberapa kekurangan antara lain:36

1. Persiapan pembelajaran (alat, problem, konsep) yang kompleks

2. Sulitnya mencari problem yang relevan

3. Sering terjadi miss-konsepsi

34

Trianto, op.cit., h. 96 35

Ibid. 36

Ibid.

Page 37: 101508 lin suciani astuti-fitk

22

4. Konsumsi waktu, dimana model ini mmemerlukan waktu yang cukup

dalam proses penyelidikan. Sehingga terkadang banyak waktu yang tersita

untuk proses pembelajan tersebut.

Jadi berdasarkan pengertian-pengertian yang ada, Pembelajaran dengan

model PBL (Problem Based Learning) membantu siswa untuk memproses

informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka

sendiri tentang dunia sosial maupun ilmiah dan sekitarnya.

3. Konsep Kesetimbangan Kimia

Berdasarkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), konsep

yang akan diterapkan dalam model pembelajaran PBL (Problem Based

Learning) adalah konsep kesetimbangan kimia yang telah di sesuaikan pada

Standar Kompetensinya adalah Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan

kimia, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam

kehidupan sehari-hari.

Dalam SK tersebut di ambil 3 kompetensi dasar yaitu, Menjelaskan

kesetimbangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah

kesetimbangan dengan melakukan percobaan, menentukan hubungan

kuantitatif antara pereaksi dengan hasil reaksi dari suatu reaksi kesetimbangan,

dan menjelaskan penerapan prinsip kesetimbangan dalam kehidupan sehari-

hari dan industri.37

a) Pengertian Kesetimbangan Kimia

Reaksi yang berlangsung searah atau reaksi yang tidak dapat balik

disebut Irreversible. Sedangkan reaksi yang dapat balik disebut Reversible.

Salah satu diantaranya adalah reaksi antara nitrogen dengan hidrogen

membentuk ammonia. Jika campuran gas nitrogen dan hidrogen dipanaskan

akan menghasilkan amonia.38

37

Michael Purba, Buku Kimia SMA Kelas XI, (Jakarta: Erlangga, 2006), h. 2 38

Ibid

Page 38: 101508 lin suciani astuti-fitk

23

Kapankah suatu reaksi mencapai kesetimbangan? Suatu rekasi

kimia mencapai kesetimbangan, jika laju reaksi ke kanan sama dengan laju

reaksi ke kiri sehingga tidak terjadi lagi perubahan dalam sistem

kesetimbangan. Pada keadaan setimbang, tidak ada perubahan yang dapat

diamati atau diukur sehingga tidak ada perubahan makroskopis. Keadaan

sebenarnya, reaksi tetap terjadi secara terus menerus pada kedua arah.

Kondisi yang demikian disebut kesetimbangan dinamis.39

b) Persamaan Tetapan Kesetimbangan

mA + nB ⇌ pC + qD

persamaan kesetimbangannya adalah:

Kc = 40

c) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pergeseran Kesetimbangan

Jika terdapat sebuah sistem setimbang, kemudian diganggu oleh beberapa

pengaruh luar, seperti perubahan suhu, kosentrasi, volume, atau tekanan dari

salah satu pereaksi atau hasil reaksi, apa yang terjadi? Seorang kimiawan

Prancis, Hanry Le Chatelier, pada tahun 1884 mengungkapkan pernyataan

yang dapat menjawab pertanyaan tersebut. Berikut ini prinsip Le Chatelier.

“Sebuah sistem dalam keadaan kesetimbangan yang mengalami suatu

gangguan akan bereaksi sedemikian rupa sehingga cenderung melawan

pengaruh gangguan tersebut”.41

39

Muchtaridi dan Sandri Justiana, Buku Kimia 2 Sesuai Standar Isi 2006 KTSP, (Jakarta:

Yudistira, 2009), h. 101 40

Micheal Purba, op.cit., h. 139 41

Ibid

Page 39: 101508 lin suciani astuti-fitk

24

B. Kajian Penelitian Relevan

I Nyoman Suadarna dalam jurnal pendidikan dan pengajaran IKIP

singaraja, menyimpulkan penelitiannya yaitu kualitas kemampuan mahasiswa

dalam melakukan pemecahan masalah (Problem Solving) dapat ditingkatkan

atau dikembangkan melalui strategi pembelajaran berbasis masalah dengan

pendekatan kooperatif berbantuan modul, dapat meningkatkan aktivitas

mahasiswa atau kualitas proses pembelajaran Kimia Fisika I dan hasil belajar

mahasiswa dalam mata kuliah Kimia Fisika I dapat ditingkatkan melalui

strategi pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan kooperatif

berbantuan modul.42

Nurhayati Abbas, dalam jurnal pendidikan dan kebudayaan,

menyimpulkan penelitiannya tentang penerapan model pembelajaran

berdasarkan masalah (Problem Based Instruction) dalam pembelajaran

Matematika di SMU menyimpulkan bahwa berdasarkan analisis inferensial

dengan menggunakan Anakova, diperoleh F= 54,25>F(1-@,k-1,N-2k) = F(0,95,1,80) =

3,97. Hal ini menunjukan bahwa ada perbedaan hasil belajar antara peserta

didik yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran berdasarkan

masalah dengan peserta didik yang diajar dengan model pembelajaran

konvensional.43

Ida Bagus Putu Arnyana, jurnal pendidikan dan pengajaran tentang

pengaruh penerapan model belajar berdasarkan masalah dan model pengajaran

langsung dipandu strategi kooperatif terhadap hasil belajar biologi siswa SMA

menyimpulkan bahwa 1. Model belajar berdasarkan masalah dapat

meningkatkan hasil belajar lebih baik dibandingkan dengan model pengajaran

langsung. 2. Strategi kooperatif GI dapat meningkatkan hasil belajar lebih baik

dibandingkan dengan strategi kooperatif STAD. 3. Interaksi model belajar

berdasarkan masalah dengan strategi kooperatif GI memberikan pengaruh

42

I Nyoman Suadarna, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Singaraja, Penerapan

Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Pendekatan Kooperatif Berbantuan Modul untuk

Meningkatkan kualitas proses dan Hasil Belajar Mahasiswa, 2006, h. 766 43

Nurhayati Abbas, jurnal pendidikan dan kebudayaan, Penerapan Model Pembelajaran

Berdasarkan Masalah (Problem Based Instruction) dalam Pembelajaran Matematika di SMU,

2004, h. 842

Page 40: 101508 lin suciani astuti-fitk

25

paling baik dalam meningkatkan hasil belajar, diikuti berturut-turut oleh

interaksi model belajar berdasarkan masalah dengan strategi kooperatif STAD,

interaksi model pengajaran langsung dengan strategi kooperatif GI, dan

interaksi model pengajaran langsung dengan strategi kooperatif STAD.44

I Ketut Tika, jurnal pendidikan dan pengajaran UNDIKSHA tentang

penerapan problem based learning berorientasi penilaian kinerja dalam

pembelajaran fisika untuk meningkatkan kompetensi kerja ilmiah siswa,

dalam penelitiannya disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran

berbasis masalah berorientasi pada penilaian kerja dapat meningkatkan

kompetensi kerja ilmiah siswa kelas XI IPA3 SMAN 1 Singaraja dalam

pembelajaran Fisika. Hal ini dapat dilihat dari capaian kompetensi kerja ilmiah

pada siklus 1 adalah 78,8 dengan kategori baik meningkat pada siklus II

menjadi 87,5 dengan kategori sangat baik. Jika dianalisis per aspek kerja

ilmiah yaitu aspek kegiatan laboratorium, aspek membuat paper, aspek

laporan praktikum, dan aspek penyajian tugas proyek, ternyata terjadi

peningkatan secara signifikan untuk masing-masing aspek dari siklus I ke

siklus II.45

Ali Muhson, Jurnal kependidikan tentang peningkatan minat belajar

dan pemahaman mahasiswa melalui penerapan problem based learning

menyimpulkan penerapan metode problem based learning dalam pembelajaran

statistika lanjut mampu meningkatkan minat belajar mahasiswa baik minat

belajar di dalam maupun di luar kelas hal ini terjadi karena proses

pembelajaran lebih banyak diberikan penugasan analisis kasus baik secara

individual maupun kelompok sehingga menuntut partisipasi semua mahasiswa

dalam proses pembelajaran.46

44

Ida Bagus Putu Arnyana, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Pengaruh Penerapan

Model Belajar Berdasarkan Masalah dan Model Pengajaran Langsung Dipandu Strategi

Kooperatif terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMA , 2006, h. 710 45

I ketut Tika, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Penerapan Problem

Based Learning Berorientasi Penilaian Kinerja dalam Pembelajaran Fisika untuk Meningkatkan

Kompetensi Kerja Ilmiah Siswa, 2008, h. 698 46

Ali Muhson, Peningkatan minat Belajar dan Pemahaman Mahasiswa Melalui

Penerapan Problem Based Learning, Jurnal Kependidikan, 2009, h. 181

Page 41: 101508 lin suciani astuti-fitk

26

I wayan Sadia, jurnal pendidikan dan pengajaran UNDIKSHA,

penelitiannya tentang pengembangan kemampuan berfikir formal siswa SMA

melalui penerapan Model pembelajaran “Problem based Learning” dan “Cycle

Learning” dalam pembelajara Fisika, menyimpulkan bahwa model PBL

(Problem Based Learning) atau LCM (Learning Cycle Model) ternyata efektif

dalam mengembangkan kemampuan berpikir formal siswa.47

Ida Bagus Putu Arnyana, jurnal pendidikan dan pengajaran

penelitiannya tentang penerapa model PBL pada pelajaran biologi untuk

meningkatkan kompetensi dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas X SMA

Negeri 1 singaraja tahun pelajaran 2006/2007 menyimpulkan bahwa 1. Model

belajar berdasarkan masalah atau problem based learning (PBL) dapat

meningkatkan pemahaman konsep biologi siswa kelas X SMA Negeri 1

Singaraja tahun pelajaran 2006/2007. 2. Model PBL dapat meningkatkan

kemampuan memecahkan masalah biologi siswa kelas X SMA Negeri 1

singaraja tahun pelajaran 2006/2007. 3. Meningkatkan sikap positif siswa

terhadap pelajaran biologi, dan 4. Metode PBL dapat meningkatkan

kemampuan berfikir kritis siswa.48

Menurut Brian E. Myers, Assistant Professor dan James E. Dyer,

Associate Professor, jurnal international menyimpulkan penelitiannya yaitu

tujuan studi ini akan menentukan efek investigasi laboratorium

pengintegrasian terpasang ilmu pengetahuan dan pengetahuan isi siswa

memproses prestasi keterampilan dan gaya belajarnya. Pemeliharaan dalam

berkelompok menggunakan salah satu dari tiga tingkatan: pokok mendekati

tanpa percobaan di laboratorium, pokok mendekati dengan laboratorium yang

47

I Wayan Sadia, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Pengembangan Kemampuan

Berpikir Formal Siswa SMA Melalui Penerapan Model Pembelajaran PBL ddan CL dalam

Pembelajaran Fisika, 2007, h. 17 48

Ida bagus Putu Arnyana, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Penerapan Model PBL

pada Pelajaran Biologi untuk Meningkatkan Kompetensi dan Kemampuan Berpikir kritis Siswa

kelas X SMA N 1 Singaraja, 2007, h. 249

Page 42: 101508 lin suciani astuti-fitk

27

menentukan percobaan, dan pokok mendekati dengan investigasi laboratorium

percobaaan.49

Menurut Chris Keil Bowling Green State University, jurnal elektronik

pendidikan sains tentang penelitian tindakan kelas dalam abstraknya

menyatakan bahwa, tujuh tahun yang didanai pemerintah federal

pengembangan profesi guru tengah menyiapkan program guru kelas untuk

merancang dan mengimplementasikan integratif, yang berbasis masalah,

kurikulum kesehatan lingkungan dengan lebih dari 1600 siswa. Artikel ini

menguji bagaimana program ini dilakukan, melalui kurikulum yang

dikembangkan dan dilaksanakan, mempengaruhi kedua negara yang berbasis

masalah, skor tes kemahiran dan keterampilan proses tes. Analisis kemahiran

dan skor kinerja menunjukkan efek positif bagi kedua tindakan, menawarkan

pendidik lebih lanjut dukungan untuk penggunaan integratif berbasis masalah

kurikulum ilmu kesehatan lingkungan. 50

49

Brian E. Myers, Assistant Professor dan james E. Dyer, Associate Professor, Effects Of

Investigative Laboratory Instruction On Content Knowladge and Science Procces Skill

Achievment Across Learning Styles,2006, h. 52 50

Chris Keil Bowling Green State University Bowling Green State University,

Improvements in Student Achievement and Science Process Skills Environmental Health Science

Problem-Based Learning curricula, 2009, h. 1

Page 43: 101508 lin suciani astuti-fitk

28

C. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan

Gambar 2.2. Bagan Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan

Model, pendekatan dan metode dalam pembelajaran kimia merupakan

suatu komponen yang memiliki peranan yang sangat penting. Tidak ada satu

pun kegiatan belajar mengajar yang tidak menggunakan metode dan

pendekatan pembelajaran. Hal ini karena metode digunakan sebagai alat atau

cara yang digunakan oleh guru untuk mencapai tujuan pengajaran yang telah

ditetapkan melalui suatu pendekatan. Penggunaan metode dan pendekatan

yang tepat akan menentukan efektifitas dan efisien pembelajaran. Dengan

demikian, metode dan pendekatan harus dipilih dan dikembangkan untuk

meningkatkan kualitas hasil belajar kimia siswa.

Hasil Belajar

Internal Eksternal

1. Minat Belajar

2. Kesehatan

3. Perhatian

4. Ketenangan Jiwa

dalam belajar

5. Motivasi

6. Kegairahan diri

7. Cita-cita

1. Keadaan lingkungan

belajar

2. Cuaca

3. Letak kelas

4. Faktor social

5. Interaksi peserta didik

dengan pendidiknya

Model Pembelajaran

PBL (Problem Based

Learning)

Penerapan Model

Interaksi peserta didik

dengan pendidiknya

Keadaan

lingkungan belajar

Kognitif

Page 44: 101508 lin suciani astuti-fitk

29

Ilmu kimia sebagai cabang IPA (Knowladge Nature Science)

merupakan ilmu pengetahuan yang berlandaskan pada eksperimen atau

percobaan (experimental science). Berdasarkan hal tersebut, maka penggunaan

metode praktikum sangatlah diperlukan dalam proses pembelajaran kimia

disekolah. Melalui kegiatan praktikum, siswa diberikan kesempatan untuk ikut

aktif dalam proses belajar mengajar, dapat mempelajari kimia tidak hanya

sebagai produk tapi juga sebagai proses karena dalam kegiatan praktikum

dimungkinkan untuk dilatihkan sejumlah ketrampilan proses IPA yang

meliputi mengamati, menafsirkan hasil pengamatan, meramalkan,

menggunakan alat dan bahan, menerapkan konsep, merencanakan penelitian,

mengkomunikasikan, dan mengajukan pertanyaan berdasarkan masalah yang

sedang dipelajari siswa. Dari hal tersebut, maka siswa akan lebih tertarik dan

termotivasi untuk mempelajari kimia yang pada akhirnya akan berdampak

positif terhadap hasil belajar kimia siswa.

Pada saat ini masih banyak guru mata pelajaran kimia yang belum

menerapkan model pembelajaran PBL (Pembelajaran Berdasarkan Masalah)

dan lebih memilih memakai metode ceramah atau metode yang lain dalam

menyampaikan materi pelajaran. Hal ini disebabkan karena sebagai kendala

yang dihadapi guru yang dijadikan alasan untuk tidak dapat menerapkan

adanya eksperimen pada saat mengajar, apalagi jika ditambakan dengan model

pembelajaran PBL (Problem Based Learning) atau pembelajaran berdasarkan

masalah, tentu saja akan semakin repot. Beberapa kendala antara lain tidak

adanya fasilitas laboratorium di sekolah sebagai ruangan khusus untuk

melakukan praktikum, kurang tersedianya alat dan bahan kimia di

laboratorium, dan lainnya. Untuk itu, perlu diadakannya suatu masalah agar

siswa dalam memecahkan masalah tidak hanya dieksperimenkan bisa dengan

diskusi informasi, atau dari berbagai artikel tentang masalah yang diajukan

oleh guru. Di samping itu, nilai mata pelajaran kimia siswa relatif rendah,

siswa kelas XI.IPA.1 SMA Muhamadiyah 2 Cipondoh Tangerang nilai

kimianya masih ada yang dibawah standar KKM.

Page 45: 101508 lin suciani astuti-fitk

30

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar meliputi faktor internal

dan faktor eksternal, faktor eksternal inilah yang akan membawa pengaruh

besar bagi siswa pada keadaan lingkungan belajar (sekolah). Dalam upaya

meningkatkan hasil belajar kimia siswa yang mencakup aspek kognitif dan

aspek psikomotorik pada konsep kesetimbangan kimia, dengan diterapkannya

model pembelajaran PBL (Problem Based learning).

D. Hipotesis Tindakan

Merujuk kajian teori kerangka pikir yang telah dikemukakan di atas,

maka hipotesis tindakan dari penelitian ini adalah penerapan model

pembelajaran PBL (Problem Based Learning) dapat meningkatkan hasil

belajar kimia siswa pada konsep kesetimbangan kimia.

Page 46: 101508 lin suciani astuti-fitk

31

Page 47: 101508 lin suciani astuti-fitk

31

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian Tindakan

Penelitian ini dilakukan di kelas XI.IPA.1 SMA Muhamadiyah

Cipondoh Tangerang, tepatnya di Jl. KH. Hasyim Asyari Kec. Cipondoh

Tangerang. Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 15 November – 04

Desember 2010 pada semester 1 (ganjil).

B. Metode dan Desain Penelitian Tindakan

1. Metode Penelitian

Metode dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas

(Classroom Action Research). Esensi Classroom Action Research terletak

pada adanya tindakan dalam situasi yang alami untuk memperbaiki atau

meningkatkan praktek pembelajaran serta mampu memberi solusi pada

masalah yang ada baik secara perorangan maupun keseluruhan. Penelitian

tindakan kelas (PTK) adalah suatu penelitian tindakan yang dilakukan oleh

guru yang sekaligus sebagai peneliti dikelasnya atau bersama-sama dengan

orang lain (kolaborasi) dengan jalan merancang, melaksanakan dan

merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan

untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu proses pembelajaran di

kelasnya melalui suatu tindakan tertentu dalam suatu siklus.1

Penelitian tindakan kelas melibatkan deskripsi autentik tentang

tindakan. Deskripsi disini bukan penjelasan, melainkan rangkaian cerita

tentang kegiatan yang telah terjadi dan biasanya dalam bentuk laporan.

Penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu

praktik pembelajaran di kelas.

1 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi

Guru, (jakarta: PT Rajagrafindo persada,2008), h. 44-45

Page 48: 101508 lin suciani astuti-fitk

32

2. Intervensi Tindakan atau Rancangan Siklus Penelitian

Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas2

C. Subjek/Partisipan yang terlibat dalam Penelitian

Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah guru bidang studi

kimia dan siswa kelas XI IPA 1. Peneliti berperan langsung sebagai guru

yang melakukan proses pembelajaran kimia pada konsep kesetimbangan

kimia dengan menggunakan model pembelajaran PBL (Problem Based

Learning) pada kelas XI IPA 1 SMA Muhamadiyah 02 Cipondoh semester 1

Tahun ajaran 2010/2011 dengan jumlah siswa 36 orang yang terdiri dari 10

laki-laki dan 26 perempuan.

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti berkolaborasi dengan guru kimia SMA

Muhammadiyah 02 Cipondoh. Peneliti berperan dalam merancang Rencana

2 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi aksara, 2007) h.16

Perencanaan

SIKLUS I

Pengamatan

Perencanaan

SIKLUS II

Pengamatan

Pelaksanan Refleksi

Pelaksanaan Refleksi

?

Page 49: 101508 lin suciani astuti-fitk

33

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan mengolah data hasil penelitian. Peneliti

dan guru bidang studi kimia berperan sebagai pengajar dan observer secara

bergantian. Peneliti dan guru kimia berkolaborasi mengevaluasi kegiatan

belajar mengajar.

E. Tahapan Intervensi Tindakan

Adapun tahapan intervensi tindakan yang dilakukan pada setiap siklus yaitu:

Tabel 3.1 Tahapan Intervensi Tindakan

Kegiatan

Pendahuluan

a. Menentukan sekolah yang akan dijadikan subjek

penelitian.

b. Konsultasi dengan guru kimia pada tempat

dilaksanakannya penelitian.

c. Melakukan survei lapangan untuk memperoleh gambaran

kondisi sekolah. Survei dilakukannya dengan wawancara

kepada guru bidang studi kimia untuk mengetahui

permasalahan yang ada di sekolah. Survei juga dilakukan

terhadap hasil belajar siswa dan pendapat siswa tentang

pembelajaran kimia yang selama ini diterapkan oleh guru

bidang studi kimia.

Siklus 1 Perencanaan a. Orientasi siswa kepada masalah

b. Menganalisis dan merumuskan

masalah

c. Menyiapkan rencana pembelajaran

yang menerapkan model

pembelajaran PBL (Problem Based

Learning)

d. Menyiapkan LKS (Lembar Kerja

Siswa)

e. Menyiapkan instrumen (tes, lembar

observasi, catatan lapangan, dan

wawancara).

f. Melakukan uji coba instrumen

g. Menyusun kelompok belajar siswa

Pelaksanaan

(Tindakan)

Melaksanakan langkah-langkah sesuai

rencana pembelajaran yang telah

disusun.

a. Melakukan tes awal pada kelas

sampel penelitian tindakan untuk

mengetahui kemampuan awal

siswa.

b. Memberi perlakuan sesuai dengan

tahapan-tahapan model

Page 50: 101508 lin suciani astuti-fitk

34

pembelajaran PBL (Problem based

Learning)

c. Ketika selama proses pembelajaran

berlangsung, dilakukannya

observasi mengenai kinerja guru

dan siswa.

d. Melakukan tes akhir untuk

mengetahui hasil belajar siswa

sesudah diterapkannya model

pembelajaran PBL (Problem Based

Learning).

Pengamatan a. Mengumpulkan data penelitian

b. Melakukan diskusi dengan guru

kimia untuk membahas tentang

kelemahan atau kekurangan proses

pembelajaran yang telah dilakukan.

Refleksi a. Menganalisis data yang diperoleh

untuk memperbaiki dan

menyempurnakan tindakan pada

siklus selanjutnya

b. Menganalisis temuan saat

melakukan pengamatan proses

pembelajaran yang telah dilakukan

c. Menganalisis kelemahan dan

kelebihan dari proses pembelajaran

yang berlangsung dan

mempertimbangkan langkah

selanjutnya.

Siklus II dan seterusnya

Penulisan laporan penelitian

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Hasil intervensi tindakan yang diharapkan pada penelitian ini adalah

hasil belajar kimia siswa pada aspek kognitif mengalami peningkatan setelah

proses pembelajaran dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran

PBL (Problem based Learning).

Dalam pembelajaran siswa aktif secara mental menemukan

pengetahuan berupa konsep, prinsip maupun yang menjadikan pengetahuan

yang mereka dapatkan akan bertahan lama, mempunyai kemandirian yang

kuat dalam proses pembelajaran kimia khususnya pada materi kesetimbangan

kimia. Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Azwan Zain, apabila 75% dari

Page 51: 101508 lin suciani astuti-fitk

35

jumlah siswa yang mengikuti proses belajar mengajar atau mencapai taraf

keberhasilan minimal, optimal bahkan maksimal, maka proses belajar

mengajar berikutnya dapat membahas konsep baru.3 Sehingga keberhasilan

belajar yang diterapkan adalah sebanyak 75% dari jumlah siswa yang

mendapat nilai di atas KKM yaitu 65.

G. Data dan Sumber Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa nilai siswa yang

mencakup ranah kognitif, aktivitas guru dan siswa ketika proses pembelajaran

berlangsung melalui lembar observasi, catatan lapangan dan wawancara.

Tabel 3.2. Jenis Data, Sumber Data dan Instrumen

Data Sumber Data Instrumen

Kognitif Siswa Pretest dan Postest

Aktivitas guru dan

siswa ketika proses

pembelajaran

Siswa dan Guru Lembar Observasi dan

Catatan Lapangan

Wawancara Siswa dan Guru Lembar wawancara

H. Instrumen-instrumen Pengumpul Data yang Digunakan

Dalam penelitian ini pengumpulan data mengenai pelaksanaan dan

hasil dari program tindakannya akan dilakukan dengan menggunakan

beberapa instrumen, diantaranya:

1. Wawancara

Wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukann

secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan

informasi tentang hal-hal yang berhubungan dengan permasalahan

penelitian tindakan kelas.4 wawancara dilakukan untuk mengetahuui

kondisi permasalahan didalam kelas maupun di sekolah. Wawancara

dilakukan kepada guru kimia pada penelitian pendahuluan, sedangkan

pada akhir setiap siklus hanya pada siswa. Wawancara yang diterapkan

3 Syaiful Bahri Djamrah dan Aswan Zain, Strategi Belajar mengajar, (Jakarta, PT Rineka

Cipta, 2006) h. 122 4 Kunandar, op.cit., h. 157

Page 52: 101508 lin suciani astuti-fitk

36

merupakan jenis wawancara tidak terstruktur karena pedoman wawancara

yang disiapkan berupa daftar pertanyaan atau pokok-pokok masalah yang

perlu ditanyakan kepada responden.

Tabel 3.3. Kisi-kisi Lembar Wawancara

No. Indikator Uraian Hasil Wawancara

1. Kesenangan siswa

2. Motivasi siswa

3. Keaktifan siswa

4. Kekurangan dan kelebihan

model pembelajaran

5. Kemandirian siswa

2. Tes

Tes adalah sejumlah pertanyaan yang disampaikan kepada

seseorang atau sejumlah orang untuk mengukur hasil belajar siswa. Untuk

mengetahui penguasaan konsep siswa pada konsep kesetimbangan kimia

maka instrumen yang digunakan adalah tes tertulis dengan bentuk essay.

Tabel 3.4. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Konsep Kesetimbangan

Kimia

Kompetensi Dasar Indikator C1 C2 C3 C4 C5 C6 ∑

3.3 Menjelaskan

kesetimbangan

dan faktor-faktor

yang

mempengaruhi

pergeseran arah

kesetimbangan

dengan

melakukan

percobaan

- Menjelaskan konsep

kesetimbangan dinamis

- Menjelaskan

kesetimbangan

homogen dan

heterogen

- Menerapkan tetapan

kesetimbangan dan

tetapan kesetimbnagan

tekanan dalam suatu

reaksi kimia

- Meramalkan arah

pergeseran

kesetimbangan dengan

menggunakan azas Le

Chatelier

1

1

1

1

1

1

1

1

Page 53: 101508 lin suciani astuti-fitk

37

- Menganalisis pengaruh

perubahan suhu,

kosentrasi, tekanan,

dan volum pada

pergeseran

kesetimbangan

1 1

3.4. Menjelaskan

hubungan

kuantitatif antara

pereaksi dengan

hasil reaksidari

suatu reaksi

kesetimbangan

- Menafsirkan data

percobaan mengenai

kosentrasi pereaksi dan

hasil reaksi pada

keadaan setimbang

untuk menentukan

derajat ionisasi

- menghitung harga Kc

berdasarkan kosentrasi

zat dalam

kesetimbangan

- Menghitung harga Kp

berdasarkan tekanan

parsial gas pereaksi

dan hasil reaksi pada

keadaan

kesetimbangan

1

1

1

1

1

1

3.5. Menjelaskan

penerapan

prinsip

kesetimbangan

dalam

kehidupan

sehari-hari

- Menganalisis

penerapan prinsip

kesetimbangan dalam

industri

- Menjelaskan prinsip

reaksi kesetimbangan

dalam tubuh manusia

1

1 1

1

Jumlah 3 4 3 10

3. Lembar Observasi

Observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk

memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran.5 Lembar

observasi yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar observasi

untuk melihat aktivitas siswa ketika proses pembelajaran berlangsung dan

lembar observasi kegiatan guru. Lembar observasi guru bertujuan untuk

melihat konsistensi guru terhadap RPP yang telah dibuat. Aktivitas siswa

5 Kunandar, op.cit,. h. 143

Page 54: 101508 lin suciani astuti-fitk

38

yang diamati ketika proses pembelajaran disesuaikan dengan indikator-

indikator model pembelajaran PBL (Proses Based Learning).

Tabel 3.5. Kisi-kisi Lembar Observasi Siswa dalam Model

Pembelajaran PBL (Problem Based Learning)

No. Langkah-langkah PBL Aspek tiap tahapan yang di amati

1. Menyadari masalah a. Kesadaran adanya masalah pada materi

yang sedang dibahas

b. Keterlibatan langsung dalam proses

pembelajaran

2. Merumuskan masalah a. Kemampuan untuk mengemukakan

pertanyaan

b. Menjelaskan persepsi masalah yang

berkaitan dengan data-data apa yang

harus dikumpulkan

c. Siswa dapat memprioritaskan masalah

3. Merumuskan hipotesis a. Menentukan sebab akibat dari masalah

yang ingin diselesaikan

b. Menentukan kemungkinan-

kemungkinan penyelesaian masalah

4. Mengumpulkan data a. Kemampuan mengumpulkan data dan

memilih data

b. Kemampuan menyajikan dalam bentuk

berbagai tampilan agar mudah

dipahami

5. Menguji hipotesis a. Kecakapan menelaah data dan

membahasnya

b. Siswa dapat menyimpulkan pilihan

penyelesaian dengan baik dan benar

6. Menentukan pilihan

penyelesaian

a. Kecakapan memilih alternatif

penyelesaian

b. Siswa dapat memperhitungkan

kemungkinan yang akan terjadi dengan

alternatif yang dipilihnya

c. Siswa dapat memperhitungkan sebab

akibat yang akan dipilihnya

Sedangkan lembar observasi untuk melihat kegiatan guru selama

proses pembelajaran sesuai dengan indikator sebagai berikut:

Page 55: 101508 lin suciani astuti-fitk

39

Tabel 3.6. Indikator-indikator PBL (Problem Based Learning) pada

Lembar Observasi Guru

No Indikator Aspek Tiap Indikator yang diamati

1. Orientasi siswa pada

masalah

a. Menstimulus siswa, agar terdapat

pertanyaan yang mengarah pada masalah

b. Menjelaskan tujuan pembelajaran

c. Memotivasi siswa terlibat pada aktivitas

pemecahan masalah yang dipilihnya.

d. Menetapkan hipotesis untuk mencari

pemecahan masalah

2. Mengorganisasi siswa

untuk belajar

a. Membantu siswa mendefinisikan

masalah yang ada

b. Membantu siswa mengorganisasikan

tugas belajar yang berhubungan dengan

masalah tersebut

3 Membimbing

penyelidikan individual

maupun kelompok

a. Mendorong siswa untuk mengumpulkan

informasi yang sesuai

b. Membimbing siswa dalam melaksanakan

eksperimen

c. Membimbing siswa untuk

pemilihan/menggunakan alat dengan

benar

d. Mengarahkan siswa agar menggunakan

metode dan prosedur kerja dengan benar

e. Meminta siswa untuk mendiskusikan

hasil dan membandingkannya dengan

literatur

4 Mengembangkan dan

menyajikan hasil karya

a. Meminta siswa untuk mencatat hasil

penyelidikan yang sesuai

b. Membantu siswa untuk menyajikan

pemahaman baru

c. Membimbing siswa untuk membuat

kesimpulan

5 Menganalisis dan

mengevaluasi proses

pemecahan masalah

a. Membantu siswa untuk melakukan

refleksi atau evaluasi terhadap

penyelidikan dan proses-prosesnya

b. Membimbing setiap kelompok

mempresentasikan hasil penyelidikan

pemecahan masalah

c. Memberi kesempatan siswa untuk

mengkritisi hasil yang dipresentasikan

dari kelompok lain

d. Meminta siswa untuk mengumpulkan

laporan tertulis

Page 56: 101508 lin suciani astuti-fitk

40

4. Catatan Lapangan

Catatan lapangan adalah catatan yang dibuat oleh peneliti atau

mitra peneliti yang melakukan pengamatan atau observasi terhadap

subjek atau objek penelitian tindakan kelas.6 Catatan lapangan ini

memuat semua proses pembelajaran dikelas, indikator dari catatan

lapangan diantaranya; kegiatan siswa, kegiatan guru, interaksi siswa

dengan guru, interaksi siswa dengan siswa, jenis permasalahan atau

penugasan, sumber belajar dan pengolahan kelas.

Tabel 3.7. Kisi-kisi Lembar Catatan Lapangan

No. Indikator Uraian

1. Kegiatan siswa

2. Kegiatan guru

3. Interaksi siswa dengan guru

4. Interaksi siswa dengan siswa

5. Jenis permasalahan

6. Sumber belajar

7. Waktu

I. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara tes dan nontes. Tes berupa

pretest dan postest dengan menggunakan soal essay untuk mengetahui

penguasaan konsep siswa. Non tes berupa lembar observasi, wawancara, dan

catatan lapangan untuk mengamati aktivitas siswa dan guru ketika proses

pembelajaran berlangsung. Data observasi aktifitas siswa digunakan untuk

menganalisis keterlaksanaan model pembelajaran berdasarkan masalah

(Problem Based Learning) yang diterapkan. Data observasi aktifitas guru

untuk melihat cara mengajar guru ketika proses pembelajaran dengan

menerapan model pembelajaran PBL.

6 Kunandar, op.cit,. h. 197

Page 57: 101508 lin suciani astuti-fitk

41

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan (Trusworthiness) Studi

Peneliti melakukan analisis terhadap keseluruhan data dalam proses

penelitian yang disesuaikan dengan permasalahan penelitian dan tujuan

penelitian. Diharapkan akan diperoleh temuan yang dianggap sesuai untuk

mewakili gagasan melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran PBL (Problem Based Learning).

Untuk menganalisis butir soal yang diuji cobakan, peneliti melakukan

beberapa tahap perhitungan diantaranya :

1. Validitas Data

Validitas berasal dari kata validity, dapat diartikan tepat atau

sahih, yakni sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam

melakukan fungsi ukurnya. Artinya, bahwa valid tidaknya suatu alat ukur

tergantung kepada mampu tidaknya alat tersebut mencapai tujuan

pengukuran yang dikehendaki dengan tepat.7 Validitas dilakukan

terhadap soal tes kemampuan pemahaman siswa dan angket. Untuk

menghitung validitas soal uraian angket menggunakan rumus:8

r it =

Keterangan:

rit : koefisien korelasi antara skor batir dengan skor total

∑xixt : jumlah deviasi skor dari XiXt

∑x i2

: jumlah kuadrat deviasi skor dari Xi2

∑x t2

: jumlah kuadrat deviasi skor dari Xt2

Berdasarkan uji validitas untuk soal tes hasil belajar siswa

menggunakan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) pada

konsep kesetimbangan kimia diperoleh hasil sebagai berikut:

7 Ahmad Sofyan, dkk Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Gaung

persada, 2006), h. 105 8 Ahmad Sofyan, dkk, op,cit,. h. 106

Page 58: 101508 lin suciani astuti-fitk

42

Tabel 3.8. Hasil Uji Validitas Soal

No Jenis Tes Jumlah

butir soal

Jumlah soal

yang valid

1. Tes hasil belajar siklus I 10 5

2. Tes hasil belajar siklus II 10 5

Sedangkan data pengolahan untuk validitas setiap butir soal dapat dilihat

pada lampiran 14-15.

2. Reliabilitas

Reliabilitas dapat diartikan sebagai keterpercayaan, keterandalan,

keajegan, kestabilan, atau konsistensi. Dapat diartikan sejauh mana hasil

suatu pengukuran dapat dipercaya dan konsisten.9 Untuk menghitung

reliabilitas soal uraian dan angket menggunakan rumus10

:

r ii = [1 - ]

Keterangan:

Tabel 3.10. Kriteria Reliabilitas Instrumen

Kriteria Koefisien

Reliabilitas

Sangat Reliabel > 90

Reliabel 0,7 – 0,9

Cukup Reliabel 0,4 – 0,7

Kurang Reliabel 0,2 – 0,4

Tidak Reliabel < 0,2

Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas untuk soal tes

hasil belajar siswa terhadap model pembelajaran PBL (Problem Based

Learning) pada konsep kesetimbangan kimia, diperoleh hasil sebagai

berikut:

9 Ahmad Sofyan, op.cit., h. 105

10 Ahmad Sofyan, op.cit., h. 108

Page 59: 101508 lin suciani astuti-fitk

43

Tabel 3.11. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

No Jenis Tes Reliabilitas Kategori

1. Tes hasil belajar siklus I 0,90 Reliabel

2. Tes hasil belajar siklus II 0,74 Reliabel

3. Tingkat Kesukaran Soal

Rumus : I = B/N

Katerangan:

I = Indeks Kesukaran

B = Jumlah siswa yang menjawab benar

N = Jumlah peserta tes

Kriteria Indeks Kesulitan Soal adalah:

Tabel 3.12. Pedoman Kriteria Indeks Kesukaran Soal

Skor Indeks Kesukaran Soal Kriteria

0,00 – 0,30 Sukar

0,31 – 0,70 Sedang

0,71 – 1,00 Mudah

Berdasarkan uji tingkat kesukaran soal pada soal tes hasil

belajar siswa pada model pembelajaran PBL (Problem Based Learning)

pada konsep kesetimbangan kimia diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3.13. Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal

No Jenis Tes Persentase Soal (%)

Sukar Sedang Mudah

1. Tes hasil belajar siklus I 50% 50% -

2. Tes hasil belajar siklus II 70% 30% -

4. Daya Beda Soal

Rumus : D = (Ba-Bb) / 0,5 N11

11

Ahmad Sofyan, op.cit., h.107

Page 60: 101508 lin suciani astuti-fitk

44

Keterangan:

D = Daya Beda Soal

Ba = Jumlah yang menjawab benar pada kelompok atas

Bb = Jumlah yang menjawab benar pada kelompok bawah

N = Jumlah peserta

Klasifikasi daya pembeda:12

Tabel 3.14. Pedoman Klasifikasi Daya Pembeda Soal

Skor Daya Pembeda (D) Klasifikasi

0,00 – 0,20 Jelek (Poor)

0,20 – 0,40 Cukup (Satisfactory)

0,40 – 0,70 Baik (good)

0,70 – 1,00 Baik Sekali (good excellent)

Negatif Semuanya tidak baik

Berdasarkan uji daya beda soal terhadap tes hasil belajar siswa

diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3.15. Hasil Uji Daya Beda Soal

No. Jenis Tes

Persentase (%) daya beda

Jelek Cukup Baik Sangat

Baik

1. Tes hasil belajar siklus I 60% - 40% -

2. Tes hasil belajar siklus II 70% 20% - 10%

K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis

Setelah data terkumpul maka dilakukan teknik analisis data, peneliti

memberi uraian mengenai hasil penelitian. Menganalisis data merupakan

suatu cara yang digunakan peneliti untuk menguraikan data yang diperoleh

agar dapat dipahami bukan hanya orang yang meneliti, tetapi juga orang lain

yang ingin mengetahui hasil penelitian. Data yang didapat berupa hasil

belajar siswa pada ranah kognitif, lembar observasi, kegiatan siswa dan guru

pada proses pembelajaran, catatan lapangan, dan wawancara.

12

Ibid.

Page 61: 101508 lin suciani astuti-fitk

45

1. Tes Hasil Belajar

Dalam menganalisis data hasil belajar pada aspek kognitif atau

penguasaan konsep menggunakan analisis deskriptif dari setiap siklus

dengan menggunakan skor N-gain. Normalized Gain (N – gain) adalah

selisih antara nilai postest dengan pretest dibagi dengan kenaikan skor

maksimum, gain menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan

konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan guru.

g = 13

Terdapat tiga kategorisasi perolehan skor gain ternormalisasi:

g-tinggi : nilai (<g>) > 0,7

g-sedang : nilai 0,7 ≥ (<g>) ≥ 0,3

g-rendah : nilai (<g>) < 0,3

2. Data Observasi

a. Data Observasi kegiatan Guru

Data hasil olah kegiatan guru diolah secara kualitatif. Skor rata-

rata kegiatan guru akan dibagi menjadi empat kategori skala ordinal

yaitu baik, cukup baik, sedang, dan kurang baik seperti klasifikasi pada

tabel berikut.

Tabel 3.16. Klasifikasi Penilaian Indikator PBL (Problem Based Learning)

Skor Kualitatif Keterangan

4 Baik Kegiatan PBL (Problem Based Learning) ada dan sesuai

dengan tahapan-tahapan PBL

3 Cukup

baik

Kegiatan PBL (Problem Based Learning) ada dan kurang

sesuai dengan tahapan-tahapan PBL

2 Sedang Kegiatan PBL (Problem Based Learning) ada dan tidak

sesuai dengan tahapan-tahapan PBL

1 Kurang

baik

Kegiatan PBL (Problem based Learning) tidak ada

13

David E. Meltzer, Normalized Learning Gain : A Key Measure Of Student Learning,

Department of Physics and Astronomy, Iowa State University, Ames, Iowa 50011, 2010

Page 62: 101508 lin suciani astuti-fitk

46

b. Data Observasi Kegiatan Siswa

Analisis data kegiatan siswa dalam proses pembelajaran

menggunakan format observasi. Observasi kegiatan siswa dilakukan

pada setiap pertemuan ketika proses belajar mengajar berlangsung. Data

yang diperoleh dari observasi merupakan data kualitatif dan dikonversi

ke dalam bentuk penskoran kuantitatif berdasarkan jumlah siswa yang

memunculkan tiap aspek. Pada pengolahan data ini digunakan rumus:

P = x 100%

Keterangan :

P = angka presentasi

F = frekuensi siswa yang memunculkan indikator

n = jumlah responden14

Adapun kriteria pengujian:

P = 80% - 100% = Sangat baik

P = 70% - 79% = Baik

P = 60% - 69% = Cukup

P = 50% - 59% = Kurang

P = 0% - 49% = Sangat Kurang

L. Tindak Lanjut/Pengembangan Perencanaan Tindakan

Setelah peneliti melakukan tindakan pada siklus I, maka ditindak lanjuti

dengan melakukan tahapan pada siklus II, adapun tahapan pada siklus II adalah

sebagai berikut:

14

Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2008) h. 43

Page 63: 101508 lin suciani astuti-fitk

47

1. Perencanaan

a. Hasil refleksi dievaluasi, didiskusikan, dan mencari upaya

perbaikan untuk diterapkan pada pembelajaran berikutnya.

b. Mendata masalah dan kendala yang dihadapin saat pembelajaran

c. Merancang rencana pembelajaran setelah perbaikan berdasarkan

refleksi siklus I.

2. Pelaksanaan

a. Melaksanakan tindakan sesuai dengan perbaikan dari siklus I dan

memaksimalkan penerapan model pembelajaran PBL (Problem

Based Learning).

b. Melaksanakan langkah-langkah sesuai rencana pembelajaran yang

disusun sesuai dengan perbaikan.

1) Melakukan tes awal pada kelas sampel penelitian untuk

mengetahui kemampuan awal siswa.

2) Memberi perlakuan berupa model pembelajaran PBL (Problem

Based Learning) dengan metode pemecahan masalah.

3) Ketika proses peembelajaran berlangsung dilakukan observasi

mengenai kinerja guru dan siswa.

4) Melakukan tes akhir untuk mengetahui hasil belajar siswa

sesudah diterapkannya model pembelajaran PBL (Problem

Based Learning).

3. Pengamatan

a. Mengumpulkan data sesuai dengan instrumen yang telah

disusun

Page 64: 101508 lin suciani astuti-fitk

48

b. Melakukan diskusi dengan guru kimia untuk membahas tentang

kelemahan atau kekurangan proses pembelajaran yang telah

dilakukan.

4. Refleksi

Menganalisa, mengevaluasi, dan refleksi dari data penelitian

yang diperoleh. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui apakah dari

tindakan yang telah dilakukan menghasilkan perubahan kearah yang

lebih baik dari siklus I. Jika hasil yang diperoleh sudah mencapai

target yang diharapkan maka penelitian ini dicukupkan pada siklus ke

II ini.

M. Indikator Pencapaian

Adapun yang menjadi indikator keberhasilan penelitian ini adalah

meningkatnya rata-rata hasil belajar dengan menggunakan model

pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Learning) dalam

pembelajaran pada konsep kesetimbangan kimia berdasarkan ketuntasan

belajar, yaitu ≥ 65. Kriteria keberhasilan belajar yang diharapkan mencapai

persentase 75% dengan nilai KKM ≥ 65.

Page 65: 101508 lin suciani astuti-fitk

49

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Temuan Penelitian

1. Siklus 1

a. Perencanaan

Tahap perencanaan pada siklus 1 dimulai dengan

mengidentifikasi permasalahan yang terdapat di sekolah. Dari

penelitian pendahuluan didapatkan bahwa pada sekolah yang akan

diteliti mengalami permasalahan pada rendahnya hasil belajar kimia

siswa dan kurangnya keaktifan pada saat pembelajaran berlangsung.

Dari permasalahan tersebut, peneliti merancang desain pembelajaran

yang dapat meningkatkan keaktifan, kreativitas, kemandirian, dan

berpikir kritis, serta pembelajaran yang mementingkan proses agar

terbentuk suatu konsep.

Desain pembelajaran yang disiapkan meliputi rencana

pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran PBL (Problem

Based Learning) dengan memakai beberapa metode seperti;

eksperimen dan pemecahan masalah secara individu maupun

kelompok, LKS (Lembar Kerja Siswa), lembar observasi dan catatan

lapangan, wawancara, alat dan bahan untuk praktikum, instrumen tes

soal uraian untuk pretest dan postest serta membentuk kelompok

belajar siswa. Pembelajaran siklus I dilakukan dalam 3 kali

pertemuan. Pada pertemuan pertama, pembelajaran dilaksanakan

dilaboratorium, pada pertemuan kedua pembelajaran dilaksanakan

dikelas dan pertemuan ketiga pembelajaran dilaksanakan di

laboratorium. Indikator pembelajaran dari konsep kesetimbangan

kimia yang diterapkan pada siklus pertama ini diantaranya: (1)

Menjelaskan konsep kesetimbangan kimia (reversible dan

Irreversible). (2) Mendeskripsikan kesetimbangan kimia dinamis

Page 66: 101508 lin suciani astuti-fitk

50

(reversible) berdasarkan percobaan. (3) Membedakan kesetimbangan

homogen dan heterogen. (4) Menentukan tetapan kesetimbangan

dalam suatu reaksi. (5) Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi

pergeseran kesetimbangan. (6) Mendeskripsikan faktor-faktor yang

mempengaruhi kesetimbangan berdasarkan percobaan. Kegiatan

eksperimen yang dilakukan adalah mendeskripsikan reaksi reversible

berdasarkan percobaan dan mendeskripsikan faktor-faktor yang

mempngaruhi pergeseran kesetimbangan.

b. Tindakan

Pada tahap ini, guru berusaha menerapkan kegiatan

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran PBL

(Problem Based Learning) yang telah disusun dalam rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP). Langkah-langkah tindakan pada

siklus 1 dapat disajikan pada lampiran 34.

c. Pengamatan

1) Lembar Observasi Siswa

Dari hasil observasi yang dilaksanakan selama tindakan

pembelajaran kimia dengan menerapkan model pembelajaran PBL

(Problem Based Learning), diperoleh persentase jumlah siswa yang

memunculkan indikator PBL (Problem Based Learning) selama

proses pembelajaran sebagai berikut:

Tabel 4.1. Data Hasil Observasi Kegiatan Siswa pada Siklus I

No Langkah-langkah PBL Rata-rata Tiap

Langkah Kategori

1. Menyadari Masalah 71,82% Baik

2. Merumuskan Masalah 63,16% Cukup

3. Merumuskan Hipotesis 68,98% Cukup

4. Menyimpulkan data 73,61% Baik

Page 67: 101508 lin suciani astuti-fitk

51

5. Menguji Hipotesis 74,54% Cukup

6. Menentukan Pilihan

Penyelesaian

71,91% Baik

Rata-rata Keseluruhan 70,67% Baik

Tabel di atas menunjukkan persentase tiap langkah-langkah

PBL, pencapaian langkah PBL siswa yang berkategorikan cukup

yaitu pada langkah merumuskan masalah, dan merumuskan

hipotesis. Dengan persentasenya yaitu 63,16%, dan 68,98%.

Sedangkan pencapaian persentase pada langkah PBL yang

berkategorikan baik yaitu menyadari masalah, menyimpulkan data,

menguji hipotesis, dan menentukan pilihan penyelesaian dengan

persentase yaitu 71,82%, 73,16%, 74,54% dan 71,91%. Jadi,

beberapa siswa sudah memunculkan langkah-langkah PBL yang

menghasilkan kategori baik dengan rata-rata persentasenya

70,67%. Hal ini berarti siswa kelas XI.IPA1 SMA Muhamadiyah

02 Cipondoh telah sedikit mengalami peningkatan dari sebelum

tindakan, pada tingkat kemampuan berpikir kritis siswa selama

proses pembelajaran berlangsung. (Lampiran 38)

2) Lembar Observasi Guru

Kegiatan guru selama proses pembelajaran di amati dengan

menggunakan lembar observasi. Hasil observasi kegiatan guru pada

siklus I di muat pada lampiran 39.

Pada lampiran 39, menunjukkan kesesuaian cara mengajar

guru dalam menerapkan Rencana Proses Pembelajaran (RPP)

berkategori sangat baik. Terjadi penurunan persentase dari

pertemuan pertama ke pertemuan kedua. Akan tetapi terjadi

peningkatan persentase dari pertemuan 2 ke pertemuan ketiga.

Peningkatan ini terlihat dari diskusi ke praktikum. Pada tahap

pendahuluan baik dalam hal menggali ide awal siswa. Pada tahap

proses, guru berinteraksi dengan baik dan memfasilitasi siswa

Page 68: 101508 lin suciani astuti-fitk

52

dalam melakukan praktikum/eksperimen. Peran guru pada saat

pembelajaran tidak mendominasi kelas tetapi memberikan banyak

waktu untuk siswa terlibat langsung selama pembelajaran. Dalam

hal ini guru sudah menerapkan tahapan-tahapan model

pembelajaran PBL (Problem Based Learning) dengan baik. Pada

bagian penutup, guru membantu siswa dalam menyimpulkan materi

yang di pelajarinya.

3) Catatan Lapangan

Pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung

dimuat dalam catatan lapangan. Hasil catatan lapangan pada siklus

I adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2. Hasil Catatan Lapangan pada Siklus I

Hal-hal yang teramati dalam pelaksanaan PBL (Problem Based Learning)

Indikator Uraian

Kegiatan siswa Siswa masih kurang memahami dalam menjelaskan

persepsi tentang suatu masalah yang harus berkaitan

dengan data-data yang dikumpulkan.

Kegiatan guru Guru berperan sebagai fasilitator dalam kegiatan

praktikum dan diskusi dengan cara berkeliling kelas

dan memantau proses pembelajaran yang sedang

berlangsung dan menyajikan hasil karya.

Interaksi antar siswa Pada saat memecahkan masalah secara

berkelompok (diskusi) jumlah siswa yang

mengungkapkan pendapat dan mengkritisi jawaban

dari kelompok lain masih sangat sedikit

Interaksi siswa dengan

guru

Pada saat pemecahan masalah secara berkelompok

untuk menafsirkan grafik kesetimbangan kimia, di

sini banyak siswa yang menanyakan kepada guru

bagaimana mencari sumber data informasinya.

Jenis permasalahan

dan penugasan yang

akan dipecahkan oleh

siswa

Jenis permasalahan yang dikerjakan oleh siswa

adalah mencari solusi untuk memecahkan masalah

yang ada di pendahuluan LKS.

Sumber belajar yang Sumber belajar yang digunakan berupa LKS, buku

Page 69: 101508 lin suciani astuti-fitk

53

digunakan kimia kelas XI, dan buku-buku kimia yang lainnya.

Waktu Penggunaan waktu pada proses pembelajaran masih

kurang.

Berdasarkan hasil catatan lapangan, pada indikator kegiatan

siswa, interaksi antar siswa dan waktu pembelajaran didapatkan

hasil yang masih kurang efektif. Hal ini karena siswa merasa kaget

dengan model pembelajaran yang baru mereka kenal. Sedangkan

pada indikator kegiatan guru, interaksi siswa dengan guru dan jenis

penugasana di dapatkan hasil yang cukup baik dan sesuai dengan

apa yang di inginkan oleh model pembelajaran PBL. Uraian

lengkap hasil catatan lapangan pada lembar catatan lapangan siklus

I dapat dilihat pada lampiran 42.

4) Wawancara

Berdasarkan wawancara dengan beberapa siswa dari

perwakilan kelompok yang berbeda pada siklus I, didapatkan hasil

wawancara yang dapat di lihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3. Hasil Wawancara pada Siklus I

No. Indikator Uraian Hasil Wawancara

1. Kesenangan siswa Siswa mulai merasa senang dengan model

pembelajaran PBL, karena model atau metode

ini tidak monoton (satu arah) melainkan dua

arah antar siswa dengan guru dan antar siswa

dengan siswa.

2. Motivasi siswa Pertama kalinya siswa mengikuti proses

pembelajaran PBL agak sedikit kesulitan dan

membingungkan, karena mereka belum

terbiasa dengan model pembelajaran seperti

ini sehingga motivasi siswa masih kurang.

3. Keaktifan siswa Beberapa siswa sudah mulai aktif dalam

mengikuti proses pembelajaran PBL

meskipun ada beberapa siswa yang masih

pasif.

4. Kekurangan dan Kekurangannya: terlalu banyak masalah, guru

Page 70: 101508 lin suciani astuti-fitk

54

kelebihan model

pembelajaran PBL

kurang menerangkan tentang materi,

memerlukan waktu yang lebih lama

Kelebihan: metode pembelajaran yang dapat

melatih kita untuk belajar mandiri dan

berpikir lebih mendalam lagi, dan lebih

mendapatkan pengetahuan yang lebih luas.

5. Kemandirian siswa Siswa belum merasa mandiri dalam

mengerjakan solusi permasalahan karena

mereka hanya mengandalkan teman

kelompok satu sama lain.

Berdasarkan hasil wawancara pada siklus I, dari beberapa

indikator sudah menunjukkan peningkatan siswa dari sebelum

dilakukannya tindakan sampai sesudah dilakukannya tindakan.

Pada intinya siswa kelas XI IPA 1 SMA Muhamadiyah 02

Cipondoh telah merasa senang dengan adanya model pembelajaran

baru di sekolah tersebut meskipun terkadang mereka kesulitan

untuk menyesuaikannya. Uraian lengkap wawancara dari hal yang

ditanyakan sampai hasil wawancara siswa pada siklus I dapat di

lihat pada lampiran 47.

d. Hasil Belajar

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dari aspek

kognitif siswa pada siklus I dilakukan tes hasil belajar siswa. Adapun

hasil dari tes hasil belajar siswa adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4. Hasil Tes Hasil Belajar Siswa pada Siklus I

Pretest Postest N-gain

Rata-rata 23,67 67,33 0,61

SD 5,64 11,63

Pada siklus pertama, sebelum dilakukannya tindakan

mendapatkan rata-rata skor pretes 24. Tetapi setelah mengalami

tindakan rata-rata hasil belajar siswa meningkat menjadi 67,33. Untuk

mengetahui tingkat efektifitas dilakukannya tindakan pada penelitian

tindakan kelas pada siklus I maka data skor siswa dianalisis dengan N-

Page 71: 101508 lin suciani astuti-fitk

55

gain terhadap skor rata-rata pretest dan postest hasil belajar siswa.

Dari selisih skor pretest dan postest didapatkan nilai N-gain sebesar

0,61 yang berkategorikan sedang (nilai 0,7 > g > 0,3). Namun hasil tes

akhir (postest) siklus I hanya mencapai keberhasilan sebanyak 63,89%

siswa yang mencapai nilai KKM (65) dan belum memenuhi indikator

keberhasilannya yaitu 75% siswa yang harus memenuhi nilai KKM

(Lampiran 32-33). Sedangkan nilai daya serap siswa pada siklus I dari

setiap siswa dapat di lihat pada lampiran 28-29.

e. Refleksi

Pada siklus I, terdiri dari tiga pertemuan yang dilakukan

secara keseluruhan siswa telah berperan aktif selama proses

pembelajaran. Akan tetapi ada sedikit siswa yang kelihatan pasif

khususnya dalam proses penyelesaian masalah dengan menggunakan

metode praktikum.

Pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran PBL

(Problem Based Learning) pada konsep kesetimbangan kimia ini

masih terdapat kekurangannya. Sehingga perlu dilakukannya

perbaikan. Adapun kekurangan dan perbaikan yang terdapat pada

siklus I ini dapat di uraikan pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.5. Kekurangan dan Tindakan Perbaikan Siklus I

No Tindakan Kekurangan Perbaikan

1. Orientasi siswa pada

masalah

- Terkadang terlihat ada beberapa

anak yang tidak serius dalam

pembelajaran (bercanda dan

memainkan handphone) ketika

proses pembelajaran

berlangsung, sehingga siswa

tidak fokus dalam menentukan

atau menangkap masalah yang

ada.

- Siswa belum terbiasa belajar

mandiri dengan belajar yang

berbasiskan masalah

- Siswa kurang menangkap

adanya suatu masalah

- Guru harus lebih aktif

memantau siswa agar tidak

ada kesempatan siswa untuk

beraktivitas lain selain proses

belajar.

- Mengarahkan dan

membimbing siswa untuk

bisa belajar dengan masalah

secara bertahap

- Guru harus lebih kreatif dan

Page 72: 101508 lin suciani astuti-fitk

56

secara perlahan bagaimana

siswa dapat menangkap

masalah dari pertanyaan

yang diajukan oleh guru.

2. Mengorganisasi

siswa untuk belajar

- Siswa kurang memahami dalam

menjelaskan persepsi tentang

masalah yang berkaitan dengan

data-data yang harus

dikumpulkan

- Masih sangat sedikit siswa yang

berani mengungkapkan

pendapatnya untuk menentukan

kemungkinan-kemungkinan

penyelesaian masalah

- Rendahnya tingkat berpikir

kritis siswa

- Guru harus lebih

membimbing siswa pada

kesadaran adanya masalah

yang dirasakan oleh siswa

yang terkait dengan materi

yang dipelajarinya

- Memotivasi siswa agar

terbentuk sikap percaya diri

dalam mengungkapkan

pendapat

- Selalu memotivasi siswa

untuk berpikir dengan

berbagai pertanyaan

3. Membimbing

penyelidikan

individual maupun

kelompok

- Siswa merasa kesulitan dalam

menggunakan alat dan

memahami prosedur kerja

praktikum seperti bagaimana

memegang erlenmayer pada

saat mengocok larutan dan

pemakaian kaki tiga kompor

spirtus.

- Siswa merasa bosan dengan

proses pemecahan masalah

secara berkelompok

- Siswa merasa tertekan dengan

belajar yang berbasiskan

masalah terus menerus.

- Membimbing siswa yang

mengalami kesulitan dalam

menggunakan alat dan

memahami prosedur kerja

praktikum yang ada di LKS.

- Diadakannya proses

pemecahan masalah secara

individu agar siswa tidak

jenuh

- Dalam langkah-langkah PBL

diselipkannya suatu

permainan yaitu dengan

memberi reward atau hadiah

pada siswa yang berani

mengemukakan hasil karya

pemecahan masalah dengan

baik dan benar

4. Mengembengkan dan

menyajikan hasil

karya

- Kurangnya tingkat kreativitas

siswa dalam menemukan ide atau

kemampuan merancang sesuatu

yang baru dan unik

- Guru harus Lebih menggali

lagi pengetahuan siswa

dengan berbagai sumber

informasi agar siswa lebih

kreatif dan inovatif.

5. Menganalisis dan

mengevaluasi proses

pemecahan masalah

- Guru kurang menerangkan atau

menjelaskan tentang materi

- Guru harus lebih berinteraksi

lagi dengan siswa dan

menjelaskan semua materi

Page 73: 101508 lin suciani astuti-fitk

57

- Kurangnya waktu yang tersedia

dalam menerapkan model

pembelajaran PBL

- Siswa kurang teliti dalam

memperhitungkan akibat yang

terjadi pada setiap pilihan

penyelesaian masalah yang

dipilihnya

yang belum jelas bagi siswa

- Guru harus berusaha mampu

mengatur waktu yang tersedia

sehingga efektif selama

proses pembelajaran

- Guru harus lebih melatih

siswa untuk teliti dalam

menyelesaikan masalah

Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa dalam tiap tahapan

PBL masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki. Hal ini

menunjukkan kegiatan siswa pada siklus I ini kurang optimal dalam

melaksanakan tahapan-tahapan PBL, mulai dari tahapan orientasi

siswa pada masalah sampai tahapan menganalisis dan mengevaluasi

proses pemecahan masalah. Proses perbaikan akan dilaksanakan pada

siklus II guna mengoptimalkan kegiatan siswa pada setiap tahapan

PBL (Problem Based Learning).

f. Keputusan

Pada pelaksanaan siklus I berdasarkan tes hasil belajar siswa

yang telah dilaksanakan selama proses pembelajaran siklus I, bahwa

hasil belajar siswa pada konsep kesetimbangan kimia belum

memenuhi indikator yang peneliti harapkan. Indikator yang

ditetapkan oleh peneliti yaitu sebesar 75% siswa memliki nilai di atas

KKM sekolah tetapi pada siklus I ini hanya mencapai 63,89%. Dalam

hal ini perlu dilakukan tindak lanjut proses pembelajaran untuk

perbaikkan tindakan dan hasil belajar siswa. Oleh karena itu peneliti

memutuskan untuk melanjutkan penelitian tindakan kelas ini ke siklus

II.

Page 74: 101508 lin suciani astuti-fitk

58

2. Siklus II

a. Perencanaan

Perencanaan yang akan dilaksanakan pada siklus II berdasarkan

refleksi dari siklus I yang akan merubah desain pembelajaran untuk

lebih baik lagi. Perencanaa pada siklus II ini dimulai dengan

menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar

observasi, catatan lapangan, pedoman wawancara, dan tes.

Pembelajaran pada siklus II dilakukan dalam dua kali pertemuan,

setiap pertemuan berlangsung selama 2 x 45 menit. Indikator-

indikator pembelajaran dari konsep kesetimbangan kimia yang

ditetapkan pada siklus II diantaranya: (1) Menafsirkan data percobaan

mengenai kosentrasi pereaksi dan hasil reaksi pada keadaan setimbang

untuk menentukan derajat disosiasi dan tetapan kesetimbangan. (2)

Menghitung harga Kc berdasarkan kosentrasi zat dalam

kesetimbangan. (3) Menghitung harga Kp berdasarkan tekanan parsial

gas pereaksi dan hasil reaksi pada keadaan kesetimbangan. (4)

Menghitung harga Kc berdasarkan harga Kp atau sebaliknya. (5)

Menganalisis penerapan prinsip kesetimbangan dalam industri. (6)

Menerapkan prinsip reaksi kesetimbangan dalam tubuh manusia.

Target yang ingin dicapai pada siklus II adalah agar terjadi

peningkatan terhadap hasil belajar pada konsep kesetimbangan kimia

dengan menggunakan model pembelajaran PBL (Problem Based

Learning). Apabila pada siklus II sudah mencapai indikator

keberhasilan yaitu sebesar 75%, maka penelitian ini akan dihentikan.

b. Tindakan

Pada tahap ini, guru berusaha menerapkan kegiatan

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran PBL

(Problem Based Learning) yang diselipkan dengan memakai media

kartu soal. Penyusunan tindakan kegiatan dalam rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) siklus II dapat dilihat pada lampiran 35.

Page 75: 101508 lin suciani astuti-fitk

59

c. Pengamatan

1) Lembar Observasi Siswa

Kegiatan siswa selama proses pembelajaran diamati

dengan menggunakan lembar observasi. Hasil observasi kegiatan

siswa di uraikan pada tabel 4.3.

Tabel 4.6. Data Hasil Observasi Kegitan Siswa pada Siklus II

No Langkah-langkah PBL Rata-rata Tiap

Langkah Kategori

1. Menyadari Masalah 94,44% Sangat Baik

2. Merumuskan Masalah 71,65% Baik

3. Merumuskan Hipotesis 79,86% Baik

4. Menyimpulkan data 77,08% Baik

5. Menguji Hipotesis 87,50% Sangat Baik

6. Menentukan Pilihan

Penyelesaian

77,31% Baik

Rata-rata Keseluruhan 81,31% Sangat Baik

Tabel 4.6. menunjukkan hasil observasi kegiatan siswa

ketika pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

PBL (Problem Based Learning). Persentase tiap langkah

menghasilkan rata-rata keseluruhan persentase sebesar 81,31%

dengan kategori sangat baik. Langkah pertama yaitu menyadari

masalah dan menguji hipotesis didapatkan rata-rata persentasenya

94,44% dan 87,50% yang berkategorikan sangat baik. Sedangkan

langkah-langkah lainnya berkategorikan baik. (Lampiran 38).

2) Lembar Observasi Guru

Kegiatan guru selama proses pembelajaran diamati dengan

menggunakan lembar observasi. Hasil observasi kegiatan guru di

uraikan pada lampiran 39.

Page 76: 101508 lin suciani astuti-fitk

60

Lampiran 39 menunjukkan kesesuaian cara mengajar guru

dalam menerapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

berkategori sangat baik. Terjadi peningkatan presentase dari

pertemuan keempat ke pertemuan kelima. Peningkatan ini terlihat

pada menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

Pada tahap orientasi masalah baik dalam memotivasi siswa dalam

mendefinisikan masalah yang ada. Pada tahap proses, yaitu dalam

membimbing penyelidikan individual maupun kelompok terlihat

baik. Peran guru pada saat pembelajaran tidak mendominasi kelas

tetapi memberikan banyak waktu untuk siswa terlibat langsung

selama pembelajaran. Sehingga siswa bisa aktif, kreatif dan dapat

berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah yang ada dalam

pembelajaran.

3) Catatan Lapangan

Pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung dapat

diuraikan dalam catatan lapangan. Hasil catatan lapangan pada

siklus II adalah sebagai berikut:

Tabel 4.7. Hasil Catatan Lapangan pada Siklus I

Hal-hal yang teramati dalam pelaksanaan PBL (Problem Based Learning)

Indikator Uraian

Kegiatan siswa Peningkatan berpikir kritis siswa pada setiap

individu dalam mengikuti proses pembelajaran

terlihat baik, sebagian siswa sudah mulai sering

bertanya jika mengalami kesulitan dan tidak ragu

lagi untuk mengemukakan hasil pemecahan

masalahnya.

Kegiatan guru Guru telah berusaha membimbing, mengarahkan,

memberi motivasi dan melatih siswa untuk selalu

berfikir kritis dalam menghadapi masalah dan

berani mengkritisi hasil karya orang lain.

Interaksi antar siswa Pada saat proses pemecahan secara individu,

banyak siswa yang menanyakannya kepada siswa

lain karena masih ada soal yang belum dimengerti

dan berani mengoreksi hasil pekerjaan pemecahan

Page 77: 101508 lin suciani astuti-fitk

61

soal temannya.

Interaksi siswa dengan

guru

Siswa berinteraksi dengan guru selama

pembelajaran berlangsung, dan banyak siswa yang

menanyakan maksud dari lembar informasi.

Jenis permasalahan

dan penugasan yang

akan dipecahkan oleh

siswa

Jenis permasalahan yang dikerjakan oleh siswa

berupa kartu soal untuk pemecahan masalah secara

individu, dan lembar informasi untuk pemecahan

masalah secara berkelompok.

Sumber belajar yang

digunakan

Sumber belajar yang digunakan dari buku paket

kimia kelas XI, LKS dari sekolah dan internet.

Waktu Penggunaan waktu pada proses pembelajaran sudah

mulai efektif pada saat proses pemecahan secara

individu

Berdasarkan tabel hasil catatan lapangan, ada peningkatan

tindakan siswa kelas XI IPA 1 SMA Muhamadiyah 02 Cipondoh

dalam menerima dan melaksanakan model pembelajaran PBL

(Problem Based Learning). Uraian lengkap hasil catatan lapangan

siklus II dapat dilihat pada lembar catatan lapangan lampiran 43.

4) Wawancara

Hasil wawancara dengan guru dan siswa pada akhir siklus II

ini menunjukkan perubahan yang positif, hasil wawancara pada

siklus II ini diantaranya sebagai berikut:

Tabel 4.8. Hasil Wawancara pada Siklus II

No. Indikator Uraian Hasil Wawancara

1. Kesenangan siswa Setelah tahu manfaat dan selalu berlatih untuk

belajar dengan masalah melalui model

pembelajaran PBL terasa menyenangkan,

karena model atau metode ini menuntut kita

untuk memahami suatu konsep dari

permasalahan sehingga kita mempunyai

pengetahuan yang luas dari pembelajaran

kimia meskipun pertamanya kita merasa

kesulitan.

2. Motivasi siswa Dengan di terapkannya model pembelajaran

Page 78: 101508 lin suciani astuti-fitk

62

disekolah ini, maka belajar kita lebih

bersemangat dan lebih aktif sehingga hasil

belajar kita juga meningkat karena kita

termotivasi dari model tersebut.

3. Keaktifan siswa Keaktifan siswa makin meningkat, pada

siklus II siswa benar-benar melalakukan

pembelajaran secara langsung.

4. Kekurangan dan

kelebihan model

pembelajaran PBL

Kekurangannya: terlalu banyak masalah, guru

kurang menerangkan tentang materi,

memerlukan waktu yang lebih lama

Kelebihan: metode pembelajaran yang benar-

benar melatih kita untuk mandiri terutama

pada saat proses pemecahan secara individu.

5. Kemandirian siswa Siswa terlihat bertanggung jawab pada saat

proses pemecahan masalah secara individu

sehingga mereka bisa memecahkan masalah

dengan mandiri.

Berdasarkan tabel hasil wawancara, ada peningkatan

tindakan siswa kelas XI IPA 1 SMA Muhamadiyah 02 Cipondoh

dari setiap indikator wawancara pada siklus I ke siklus II, hal ini

terlihat pada uraian hasil wawancara yang telah dikemukakan pada

tabel 4.8. Uraian lengkap hasil wawancara dengan siswa kelas XI

IPA 1 SMA Muhamadiyah 02 Cipondoh pada siklus II dapat dilihat

pada lampiran 48.

d. Hasil Belajar

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada

siklus II dilakukan tes hasil belajar siswa. Adapun hasil tes hasil

belajar siswa adalah sebagai berikut:

Tabel 4.9. Hasil Tes Hasil Belajar Siswa pada

Siklus II

Pretes Postes N-gain

Rata-rata 32,39 77,56 0,71

SD 6,60 12,44

Page 79: 101508 lin suciani astuti-fitk

63

Pada siklus II, sebelum dilakukan pembelajaran mendapatkan

rata-rata skor pretest 32,39. Akan tetapi setelah dilakukannya

pembelajaran rata-rata hasil belajar siswa meningkat menjadi 77,56.

Untuk mengetahui tingkat efektifitas dilakukannya tindakan pada

penelitian tindakan kelas pada siklus kedua maka data skor siswa

dianalisis dengan N-gain terhadap skor rata-rata pretes dan postes

kemampuan siswa. Dari selisih skor pretes dan postes didapatkan

nilai N-gain sebesar 0,71. Berdasarkan kategorisasi perolehan skor

N-gain, skor N-gain 0,71 berkategori sedang (nilai 0,7 > g > 0,3).

(Lampiran 33). Tes hasil akhir (postes) siklus kedua telah mencapai

keberhasilan sebesar 86,11% siswa yang mencapai nilai KKM (65)

dan sudah memenuhi indikator keberhasilan yaitu 75%. (Lampiran

27). Sedangkan nilai daya serap siswa pada siklus II dapat di lihat

pada lampiran 30-31.

e. Refleksi

Berdasarkan proses pembelajaran pada siklus II ini, tampak

siswa mampu belajar mandiri, lebih kondusif, dan turut aktif dalam

kegiatan pembelajaran. Siswa yang sulit mengembangkan

kemampuan berfikirnya dalam proses pemecahan masalah mulai

dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik.

Pada siklus II, yang terdiri dari 2 pertemuan pembelajaran

kimia terutama materi kesetimbangan kimia di kelas XI IPA.1 sudah

bisa dikatakan efektif, hal tersebut dapat terlihat dari siswa yang

sudah mulai terbiasa belajar secara berkelompok maupun individu

dengan menerapkan model pembelajaran PBL (Problem Based

Learning). Walaupun banyak sekali peningkatan dalam proses

pembelajaran menggunakan model pembelajaran PBL (Problem

Based Learning) dari siklus I ke siklus II, akan tetapi masih ada

sedikit kekurangan yang ada pada tahapan-tahapan PBL (Problem

Page 80: 101508 lin suciani astuti-fitk

64

Based Learning). Uraian kekurangan dan perbaikan dari tahapan-

tahapan PBL pada siklus II ini adalah sebagai berikut:

Tabel 4.10. Kekurangan dan Tindakan Perbaikan Siklus II

No Tindakan Kekurangan Perbaikan

1. Orientasi siswa pada

masalah

- Tidak ada - Tidak ada

2. Mengorganisasi siswa

untuk belajar

- Tidak ada - Tidak ada

3. Membimbing

penyelidikan individual

maupun kelompok

- Siswa masih kurang

mampu dalam

mengungkapkan

pertukaran ide gagasan

secara bebas dan

penerimaan sepenuhnya

gagasan-gagasan

tersebut.

- Siswa masih merasa

kerepotan dalam

menjalani langkah-

langkah PBL yang

selalu menekankan

tingkat berfikir mereka.

- Guru harus lebih keras lagi

untuk mendorong dan melatih

siswa dalam mengungkapkan

pertukaran ide gagasan secara

bebas dan sepenuhnya gagasan-

gagasan tersebut tanpa

mengganggu aktivitas siswa.

- Guru harus lebih sabar dan

secara pelan-pelan

menanamkan kreatifitas dan

berpikir kritis siswa agar siswa

tidak merasa kerepotan

menjalankan langkah-langkah

PBL dan siswa bisa untuk

belajar mandiri

4. Mengembengkan dan

menyajikan hasil karya

- Masih Kurangnya tingkat

kreativitas siswa dalam

menemukan ide atau

kemampuan merancang

sesuatu yang baru dan

unik, karena masih dalam

kategori cukup

- Guru harus Lebih menggali lagi

pengetahuan siswa dan

membantu siswa mencari

berbagai sumber informasi agar

siswa lebih kreatif dan inovatif.

5. Menganalisis dan

mengevaluasi proses

pemecahan masalah

- Tidak ada - Tidak ada

Dari tabel di atas, terlihat bahwa peran guru terhadap

pembelajaran siklus II benar-benar tidak mendominasi kelas tetapi

memberikan banyak waktu untuk siswa terlibat langsung selama

pembelajaran, sehingga siswa bisa aktif, kreatif, berpikir kritis dalam

menyelesaikan masalah dan pembentukan konsep yang baik pada

penyelesaian masalahnya.

Siswa tampak lebih bersemangat dengan kegiatan

pembelajaran, karena termotivasi dengan masalah kehidupan sehari-

Page 81: 101508 lin suciani astuti-fitk

65

hari pada materi aplikasi kesetimbangan kimia dalam kehidupan

sehari-hari dan industri. Siswa juga sudah mulai serius dan fokus

dalam menganalisis masalah mungkin karena guru sudah lebih tegas

dalam membimbing proses penyelasaian masalah siswa. Pada saat

proses pemecahan masalah secara individu, banyak siswa yang mulai

berani menanyakan masalah yang belum jelas baginya kepada guru.

Ketika kegiatan diskusi berlangsung, terlihat sudah banyak siswa

aktif mengikuti proses pembelajaran. Siswa sangat aktif mencari

informasi dari beberapa sumber buku kimia dan LKS yang ada di

sekolah.

f. Keputusan

Berdasarkan hasil refleksi siklus II diperoleh nilai rata-rata

untuk tes hasil belajar siswa adalah 77,56%, nilai tersebut lebih baik

dari siklus I. Hal tersebut dapat diketahui bahwa siswa yang

mendapatkan nilai lebih dari KKM (65) sebesar 31 siswa dengan

presentase sebesar 86,11%.

Dari hasil belajar dan aktifitas belajar siswa, serta

tanggapan siswa yang positif tentang model pembelajaran PBL

(Problem Based Learning) sudah meningkat. Hal ini terlihat pada

hasil belajar konsep kesetimbangan kimia sudah mencapai indikator

keberhasilan (75%) yaitu sebesar 86,11%. Oleh karena itu dapat di

ambil keputusan bahwa siklus dapat dihentikan (tidak lanjut ke siklus

selanjutnya) karena hasil belajar siklus II sudah mencapai indikator

keberhasilan hasil belajar siswa.

B. Pembahasan

Setelah dilakukannya penelitian tindakan kelas yaitu dengan

menerapkan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) pada

konsep kesetimbangan kimia, hasil belajar kimia siswa mengalami

peningkatan khusunya konsep kesetimbangan kimia. Pada siklus I, terjadi

Page 82: 101508 lin suciani astuti-fitk

66

peningkatan nilai rata-rata dari pretes yaitu sebesar 23,67 menjadi 67,33 nilai

rata-rata dari postes. Hal ini mungkin disebabkan siswa masih belum

mengerti bagaimana langkah-langkah pembelajaran PBL yang baru mereka

dapatkan, selama proses pembelajaran guru bidang studinya belum pernah

menerapkan model pembelajaran seperti ini. Sehingga siswa merasa

kebingungan dan sulit untuk beradaptasi dengan proses pembelajaran baru.

Pada hasil belajar berupa kognitif pada siklus I, Jumlah siswa yang mencapai

nilai KKM yaitu 65 sebanyak 23 siswa, sedangkan jumlah siswa yang tidak

mencapai nilai KKM sebanyak 13 orang. Ada kemungkinan siswa yang

belum mencapai nilai KKM ini disebabkan belum bisa menangkap atau

menerima dengan baik model atau metode pembelajaran yang diterapkan oleh

guru. Skor N-gain yang didapatkan pada siklus I sebesar 0,61 dengan kategori

sedang. Pada siklus II, nilai rata-rata pretes 32,39% dan 77,56% dari nilai

rata-rata postes. Siswa yang mencapai nilai KKM (65) pada siklus II ada 31

siswa, sedangkan yang belum mencapai KKM ada 5 siswa. Skor N-gain dari

siklus I ke siklus II menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar

dengan skor N-gain pada siklus I sebesar 0,61 menjadi 0,71 pada siklus II.

Pencapaian hasil belajar siswa dipengaruhi oleh model pembelajaran

yang diterapkan selama proses pembelajaran menggunakan model

pembelajaran PBL (Problem Based Learning) dengan metode praktikum dan

pemecahan masalah baik secara individu maupun kelompok. Proses

pembelajaran ini dapat berinteraksi dengan siswa lainnya, guru dan dan

sumber belajar. Sumber belajar yang digunakan pada pembelajaran berupa

LKS dan buku paket kimia kelas XI dan buku-buku kimia yang lain yang

berkaitan dengan konsep kesetimbangan kimia.

Kegiatan siswa pada siklus I telah menunjukkan rata-rata

keterlaksanaannya langkah-langkah model PBL dengan kategori baik sebesar

70,67%. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian tindakan dengan

menerapkan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning)

memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung selama proses

pembelajaran. Akan tetapi, siswa masih kurang memunculkan langkah

Page 83: 101508 lin suciani astuti-fitk

67

merumuskan masalah dan merumuskan hipotesis. Pengungkapan pertanyaan

siswa pada suatu masalah masih bersifat konsep dasar dan bukan merupakan

pengembangan konsep. Siswa belum terlatih dalam kemandirian belajar atau

selalu mengandalkan guru untuk mengungkapkan suatu konsep dari suatu

permasalahan.

Kegiatan guru telah konsisten dalam menerapkan RPP selama

pembelajaran. Dari data pengamatan, sebagian besar siswa telah berperan

aktif selama proses belajar mengajar berlangsung, terutama pada saat

kegiatan praktikum. Setiap kelompok selalu memperhatikan prosedur-

prosedur yang ada di LKS. Hasil dari siklus I menunjukkan jumlah siswa

yang mencapai nilai KKM (65) belum memenuhi indikator keberhasilan yaitu

75% hanya mencapai 63,89%, sehingga penelitian ini akan dilanjutkan ke

siklus II.

Setelah dilanjutkan ke siklus II yaitu dengan berbagai tindakan

perbaikan yang dilaksanakan pada siklus II ternyata hasil belajarnya

mengalami peningkatan. Nilai rata-rata pretes 32,39% dan 77,56% dari nilai

rata-rata postes. Siswa yang mencapai nilai KKM (65) pada siklus II ada 31

siswa, sedangkan yang belum mencapai KKM ada 5 siswa. Skor N-gain dari

siklus I ke siklus II menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar

dengan skor N-gain pada siklus I sebesar 0,61 menjadi 0,71 pada siklus II.

Hal ini membuktikan bahwa siswa mampu mengembangkan proses berfikir

kritis mereka sehingga mereka bisa berkreasi dan dapat memecahkan masalah

secara sistematis, dan logis.

Peningkatan pada siklus II ditunjukan pula dengan data observasi

siswa yang menunjukan telah keterlaksanakannya langlah-langkah PBL

diantaranya yaitu menyadari masalah, merumuskan masalah, merumuskan

hipotesis, menyimpulkan data, menguji hipotesis, dan menentukan pilihan

penyelesaian. sehingga dihasilkan rata-rata siswa yang memunculkan semua

langkah-langkah PBL dari siklus I dan siklus II yaitu dari kategori baik

(70,67%) menjadi sangat baik (81,31%). Pada siklus II, jumlah siswa yang

memiliki nilai diatas nilai KKM (65) adalah 86,11%. Persentase tersebut telah

Page 84: 101508 lin suciani astuti-fitk

68

memadai nilai indikator keberhasilan yaitu 75%, sehingga pemberian

tindakan pada proses pembelajaran siklus II bisa dihentikan.

Penerapan model pembelajaran PBL (Problem based Learning) yang

berkelanjutan dalam dua siklus telah menunjukkan peningkatan pada setiap

aspek langkah-langkah PBL. Bila dianalisis setiap aspeknya, maka tiap-tiap

aspek telah menunjukan peningkatan dari siklus pertama ke siklus kedua, dan

pada siklus kedua semua aspek telah menunjukan kategorikan baik. Hal ini

berarti siswa telah mengalami perubahan dalam belajar dan memahami suatu

konsep dengan baik pula.

Selain itu, berdasarkan dari hasil wawancara siswa telah memberikan

tanggapan-tanggapan yang positif terhadap pembelajaran yang diterapkan

karena siswa diberikan pembelajaran secara langsung dan aktif serta diberi

kesempatan untuk mengungkapkan gagasan-gagasan baru dalam menyajikan

hasil karya penyelesaian masalah selama proses belajar mengajar yang

berlangsung di kelas. Sehingga pembelajaran pun terasa menyenangkan dan

tidak membosankan. Siswa juga tidak merasa penasaran dengan apa yang

mereka lihat, mereka dengar, dan mereka pelajari tentang konsep kimia,

terutama tentang konsep yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Siswa

merasa lebih menyukai model pembelajaran ini dan lebih mudah memahami

konsep kesetimbangan kimia dengan pemakaian penyelesaian masalah

menggunakan praktikum atau eksperimen. Hal ini terjadi karena dengan

bereksperimen maka siswa dapat membuktikan dan menjawab suatu

permasalahan yang ada pada konsep kesetimbangan kimia.

Hal penting yang harus diketahui dalam proses pembelajaran

berdasarkan masalah adalah bahwa guru perlu memiliki seperangkat aturan

yang jelas agar supaya pembelajaran dapat berlangsung tertib tanpa

gangguan, dapat mengenai perilaku siswa yang menyimpang secara tepat dan

tepat, juga perlu memiliki panduan mengenai bagaimana mengelola kerja

kelompok.

Dari penjelasan-penjelasan di atas, menunjukkan bahwa penerapan

model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) memberikan

Page 85: 101508 lin suciani astuti-fitk

69

kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung, aktif, mandiri, kreatif dan

berpikir kritis selama pembelajaran serta pembentukan suatu konsep yang real

dan sistematis. Sehingga pembelajaran mencapai tujuan pembelajaran yang

ditetapkan dan meningkatkan hasil belajar siswa yaitu berpikir kritis ilmiah

dalam menemukan suatu konsep pada kesetimbangan kimia. Oleh karena itu,

melalui model pembelajaran berdasarkan masalah atau PBL (Problem Based

Learning) dapat meningkatkan hasil belajar pada konsep kesetimbangan

kimia.

C. Keterbatasan dalam Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti mengalami keterbatasan seperti :

1. Keterbatasan peneliti dan mitra penelitian dalam melakukan observasi

pembelajaran secara lebih terperinci.

2. Pengelolan waktu, karena kegiatan praktikum biasanya menghabiskan

waktu yang sangat lama.

3. Keterbatasan sarana dan prasarana sekolah yang mendukung

keterlaksanaannya kegiatan penelitian ini yang menerapkan model

pembelajaran PBL (Problem Based Learning)

4. Keterbatasan peneliti dalam penulisan skripsi yang tidak melaporkan

semua hasil penelitian secara detail.

Page 86: 101508 lin suciani astuti-fitk

70

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penerapan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning)

dengan melalui 5 tahapan yaitu; a) Mengorientasi siswa kepada masalah,

b) Mengorganisasi siswa untuk belajar, c) Penyelidikan baik secara

kelompok maupun individu, d) Mengembangkan dan menyajikan hasil

karya, e) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

Dimana pada tahapan ketiga yaitu penyelidikan secara individu, dapat

melatih siswa untuk mandiri dan bertanggung jawab pada suatu masalah

dengan peranan guru yang selalu membimbing dan mengarahkan proses

penyelidikan dengan baik. Hal ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa

pada konsep kesetimbangan kimia.

Peningkatan hasil belajar dengan menggunakan model

pembelajaran PBL (Problem Based Learning) pada konsep kesetimbangan

kimia pada siklus II meningkat di bandingkan siklus I, dimana siklus I

nilai rata-rata hasil postest adalah 67,33 dengan ketuntasan belajar siswa

hanya mencapai 63,89%. Pada siklus II rata-rata hasil postest meningkat

hingga 77,56 dengan ketuntasan belajar siswa mencapai 86,11%. Dengan

demikian, dapat dikatakan bahwa penerapan model pembelajaran PBL

(Problem Based Learning) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada

konsep kesetimbangan kimia.

B. Saran

Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian ini, maka dapat

dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Guru kimia khususnya pada sekolah ini, disarankan dapat menerapkan

model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) karena model

pembelajaran ini mampu meningkatkan hasil belajar siswa khususnya

pada konsep kesetimbangan kimia.

Page 87: 101508 lin suciani astuti-fitk

71

2. Penerapan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) dapat

diterapkan dengan kondisi lingkungan sekolah dan pembelajaran dapat

membahas masalah-masalah aktual yang terjadi di lingkungan sekitar

yang terkait dengan pembelajaran kimia

3. Pihak sekolah hendaknya memberikan dukungan pada pengembangan

model pembelajaran berdasarkan masalah atau PBL (Problem Based

Learning) dengan menyediakan peralatan laboratorium yang lengkap

sehingga membantu siswa dalam belajar kimia terutama materi yang

mengharuskan siswa untuk praktikum.

Page 88: 101508 lin suciani astuti-fitk

72

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, Nurhayati. (2004). Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah

(Problem Based Instruction) dalam Pembelajaran Matematika di SMU.

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan.

Amir, M. Taufik. (2009). Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based learning,

Jakarta: Kencana.

Arikunto, Suharsimi, dkk. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi

Aksara.

Barell, John. (2007). Problem Based Learning An Inquiry Approach. California:

Corwin press.

Dahar, Ratna Wilis. (1996). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Dimyati dan Mudjiono, (2006). Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. (2006). Strategi Belajar Mengajar.

Jakarta: PT Rineka Cipta.

E. Myers, Brien Assistant Professor dan James E. Dyer, Associate Professor,

Effects Of Investigative Laboratory Instruction On Content Knowladge

and Science Procces Skill Achievment Across Learning Styles,2006

Feronika, Tonih, dkk. (2008). Strategi Pembelajaran Kimia, Jakarta: FITK UIN.

Kunandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai

Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Raja grafindo persada.

David E. Meltzer, Normalized Learning Gain : A Key Measure Of Student

Learning, Department of Physics and Astronomy, Iowa State University,

Ames, Iowa 50011

Muhson, Ali. (2009). Peningkatan Minat Belajar dan Pemahaman Mahasiswa

Melalui Penerapan Problem Based Learning. Jurnal Kependidikan.

Mulyasa, E. (2009). Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta:

Bumi Aksara.

Munadi, Yudhi. (2008). Media Pembelajaran. Jakarta: Gunung Persada Press,

2008.

Page 89: 101508 lin suciani astuti-fitk

73

Nurkancana, Wayan. (1986). Evaluasi pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Purwanto, M. Ngalim. (2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Remaja Rosda

Karya.

Putu Arnyana, Ida Bagus. (2006). Pengaruh Penerapan Model Belajar

Berdasarkan Masalah dan Model Pengajaran Langsung Dipandu

Strategi Kooperatif terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMA. Jurnal

Pendidikan dan Pengajaran.

Putu Arnyana, Ida Bagus. (2007). Penerapan Model PBL pada Pelajaran Biologi

untuk Meningkatkan Kompetensi dan Kemampuan Berpikir kritis Siswa

kelas X SMA N 1 Singaraja. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran.

Sadia, I Wayan. (2007). Pengembangan Kemampuan Berpikir Formal Siswa SMA

Melalui Penerapan Model Pembelajaran PBL ddan CL dalam

Pembelajaran Fisika. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran.

Sanjaya, Wina. (2009). Strategi Pembelajaran Berorientasi standar proses

Pendidikan, Jakarta: Kencana.

Sofyan, Ahmad, dkk. (2006). Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi,

Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press.

Suadarna, Nyoman. (2006). Penerapan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

dengan Pendekatan Kooperatif Berbantuan Modul untuk Meningkatkan

kualitas proses dan Hasil Belajar Mahasiswa. Jurnal Pendidikan dan

Pengajaran IKIP Singaraja.

Sudijono, Anas. (2008). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Sudjana, Nana. (2008). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:

Remaja rosdakarya.

Syah, Muhibbin. (2002). Psikologi Pendidikan dengan Pendidikan Baru.

Bandung; PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyanto. (2010). Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka

bekerja sama dengan FKIP UNS

Tika, I Ketut. (2008). Penerapan Problem Based Learning Berorientasi Penilaian

Kinerja dalam Pembelajaran Fisika untuk Meningkatkan Kompetensi

Kerja Ilmiah Siswa. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA.

Page 90: 101508 lin suciani astuti-fitk

74

Trianto. (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-progresif. Jakarta:

Kencana.

Trianto. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstuktivistik.

Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Wadji, Faried. Pengaruh Pemberian Bahan belajar Terhadap Hasil Belajar Pada

Mata Kuliah Rangkaian Dasar Listrik (Suatu studi di Jurusan Teknik

Elektro UNJ, Pusat Teknologi Komunikasi dan Informasi Depdiknas.

Jurnal Teknokdik No 15/VII/TEKNODIK/Desember/2004,

http://www.pustekom.go.id.

Page 91: 101508 lin suciani astuti-fitk

75

SILABUS

Nama Sekolah : SMA Muhamadiyah 02 Cipondoh

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : XI/ Ganjil

Standar Kompetensi : Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam

kehidupan sehari-hari dan industri.

Alokasi waktu : 20 Jam (4 jam untuk UH)

Kompetensi Dasar Materi

Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian

Alokasi

waktu

Sumber

Belajar

3.3.Menjelaskan

kesetimbangan

dan faktor-

faktor yang

mempengaruhi

pergeseran arah

kesetimbangan

dengan

melakukan

percobaan

Kesetimbangan

dinamis

Menjelaskan tentang

kesetimbangan dinamis,

kesetimbangan homogen dan

heterogen serta tetapan

kesetimbangan melalui

eksperimen dan pemecahan

masalah berkelompok

Merancang dan melakukan

eksperimen tentang faktor-

faktor yang mempengaruhi

arah pergeseran

kesetimbangan dalam kerja

kelompok di laboratorium.

Menyimpulkan faktor-faktor

yang mempengaruhi arah

pergeseran kesetimbangan

Menjelaskan kesetimbangan

dinamis

Menjelaskan kesetimbangan

homogen dan heterogen

Meramalkan arah pergeseran

kesetimbangan dengan

menggunakan azas Le Chatlier

Menganalisis pengaruh perubahan

suhu, kosentrasi, tekanan, dan

volum pada pergeseran

kesetimbangan melalui percobaan

Jenis tagihan:

Tugas

kelompok

Ulangan

Bentuk

Instrumen:

Performanc

e (kinerja

dan sikap),

laporan

tertulis, tes

tertulis

6 jam Sumber:

Buku

kimia

Bahan:

LKS,

Bahan/alat

untuk

praktikum

Page 92: 101508 lin suciani astuti-fitk

76

3.4. Menentukan

hubungan

kuantitatif

antara pereaksi

dengan hasil

reaksi dari

suatu reaksi

kesetimbangan

Hubungan

kuantitatif

antara pereaksi

dan hasil reaksi

kesetimbangan

Menghitung harga Kc, Kp, dan

derajat disosiasi (penguraian)

melalui pemecahan masalah

secara individu

Menafsirkan data percobaan

mengenai kosentrasi pereaksi dan

hasil reaksi pada keadaan

setimbang untuk menentukan

derajat disosiasi dan tetapan

kesetimbangan

Menghitung harga Kc

berdasarkan kosentrasi zat dalam

kesetimbangan

Menghitung harga Kp

berdasarkan tekanan parsial gas

pereaksi dan hasil reaksi pada

keadaan setimbang

Menghitung harga Kc

berdasarkan Kp atau sebaliknya

Jenis tagihan:

Tugas

individu

Ulangan

Bentuk

instrumen:

Kartu soal

Tes tertulis

6 jam Sumber:

Buku

kimia

Bahan:

LKS,

3.5. Menjelaskan

penerapan

prinsip

kesetimbangan

dalam

kehidupan

sehari-hari dan

industri

Proses Haber

Bosch dan

proses kontak

Mengkaji kondisi optimum

untuk memproduksi bahan-

bahan kimia di industri yang

didasarkan pada reaksi

kesetimbangan melalui

pemecahan masalah secara

berkelompok

Mensintesis penerapan prinsip

kesetimbangan dalam industri

Menjelaskan penerapan prinsip

kesetimbangan kimia dalam

tubuh manusia

Jenis tagihan:

Tugas

kelompok

Ulangan

Bentuk

instrumen:

Lembar

Informasi

Tes tertulis

4 jam Sumber:

Buku

kimia

Bahan:

Lembar

Informasi

Page 93: 101508 lin suciani astuti-fitk

77

Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KESETIMBANGAN KIMIA

SIKLUS 1

Sekolah : SMA Muhamadiyah 02 Cipondoh

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas / Semester : XI IPA 1

Pertemuan ke- : 1

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (4 jam pelajaran)

Standar Kompetensi

3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Kompetensi Dasar

3.3. Menjelaskan kesetimbangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah

kesetimbangan dengan melakukan percobaan.

Indikator

1. Menjelaskan konsep kesetimbangan kimia (reversible dan irreversible)

2. Mendeskripsikan kesetimbangan kimia dinamis berdasarkan kegiatan percobaan

A. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menjelaskan konsep kesetimbangan kimia dinamis.

2. Siswa dapat mendeskripsikan kesetimbangan kimia dinamis berdasarkan percobaan

B. Materi pembelajaran

1. Konsep Kesetimbangan Dinamis

a. Reaksi Reversible dan Irreversible

Reaksi yang berlangsung searah atau reaksi yang tidak dapat balik disebut

Irreversible. Sedangkan reaksi yang dapat balik disebut Reversible. Salah satu

Page 94: 101508 lin suciani astuti-fitk

78

diantaranya adalah reaksi antara nitrogen dengan hidrogen membentuk ammonia.

Jika campuran gas nitrogen dan hidrogen dipanaskan akan menghasilkan amonia.

N2(g) + 3H2(g) → 2NH3(g) ……….(4.1)

Sebaliknya, jika amonia (NH3) dipanaskan akan terurai membentuk nitrogen dan

hidrogen.

2NH3(g) → N2(g) + 3H2(g) ……….(4.2)

Apabila diperhatikan, ternyata reaksi (4.2) merupakan kebalikan dari reaksi (4.1).

Kedua reaksi itu dapat digabung sebagai berikut.

N2(g) + 3H2(g) 2NH3 ………..(4.3)

C. Metode pembelajaran

Model : Problem Based Learning (PBL)

Metode : - Praktikum

- Pemecahan masalah secara kelompok (diskusi)

D. Langkah-langkah pembelajaran

Kegiatan Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Waktu

Awal

Mengucapkan salam

Mengecek kehadiran siswa

Mengorientasi siswa pada masalah

Menyampaikan tujuan pembelajaran

bahwa pada pertemuan ini akan

dilaksanakan praktikum untuk

menjelaskan konsep kesetimbangan

dinamis.

Memusatkan perhatian siswa dengan

kehidupan sehari-hari yaitu Jika kita

membandingkan air hingga di bawah

suhu 0°C, air itu akan membeku dan

menjadi es. Sebaliknya jika es

dipanaskan di atas suhu 0°C, es akan

mencair. Perubahan air menjadi es atau

sebaliknya merupakan contoh

perubahan fisis yang dapat berlangsung

bolak balik. Sekarang, marilah kita

perhatikan satu contoh perubahan

kimia, misalnya apakah abu hasil

pembakaran kertas dapat berubah

menjadi kertas seperti semula?

Pengalaman mengatakan bahwa hal itu

Menjawab salam.

Aktif mengikuti

pengecekan kehadiran.

Memperhatikan guru

dalam menyampaikan

tujuan pembelajaran.

Menyimak penjelasan

awal guru.

25 menit

Page 95: 101508 lin suciani astuti-fitk

79

tidak dapat terjadi, bukan? Apakah ada

perubahan kimia yang dapat

berlangsung bolak balik?

Membagi siswa menjadi beberapa

kelompok, 1 kelompok terdiri atas 5

orang.

Siswa berkumpul dengan

teman sekelompoknya

Inti Mengorganisasi siswa untuk

belajar

Setelah guru memberikan masalah,

siswa diharuskan untuk mencari

informasi dari berbagai sumber, apakah

ada perubahan reaksi kimia yang

berlangsung bolak balik?

Guru membagikan LKS (lembar

kegiatan siswa) yang berisi panduan

praktikum dan pertanyaan.

Membimbing penyelidikan

individual

Guru mengadakan praktikum tentang

konsep kesetimbangan dinamis

(kesetimbangan irreversible dan

reversible).

Kemudian guru memerintah setiap

kelompok untuk segera melakukan

praktikum.

Guru memerintah siswa untuk

mencatat hasil pengamatannya.

Setelah selesai praktikum, guru

menginstruksi siswa untuk

membereskan alat dan bahan praktikum

seperti semula.

Setiap kelompok

mempersiapkan diri untuk

mengikuti praktikum.

Siswa menerima LKS

(Lembar Kegiatan Siswa)

dari guru.

Siswa menyimak

Siswa melakukan

kegiatan praktikum sesuai

dengan prosedur kerja

didalam LKS

Setiap kelompok ada salah

satu siswa untuk mencatat

hasil pengamatannya.

Siswa membereskan alat

dan bahan praktikum

50 menit

Penutup

Mengembangkan dan

mempresentasikan hasil karya

Guru memerintah siswa untuk

mempresentasikan hasil praktikum

sementara

Menganalisis dan mengevaluasi

proses pemecahan masalah

Guru memberikan tugas pada setiap

kelompok untuk membuat laporan

praktikum.

Guru memerintah semua siswa agar

mempelajari materi selanjutnya

dirumah, karena pada pertemuan

Siswa mempresentasikan

hasil praktikum.

Siswa melaksanakan tugas-

tugas yang diberikan oleh

guru.

Siswa memperhatikan

penjelasan guru

15 menit

Page 96: 101508 lin suciani astuti-fitk

80

selanjutnya akan diberikan soal-soal di

LKS sebelum mempelajari materinya.

Mengakhiri pertemuan pertama dengan

mengucapkan salam

Siswa menjawab salam

E. Sumber

1. Buku kimia SMA kelas XI Erlangga

2. Buku kimia SMA kelas XI Yudistira

3. Alat dan Bahan percobaan

F. Penilaian

1. Teknik Penilaian

Kognitif dan Psikomotorik

2. Bentuk Instrumen

Tes Uraian

LKS (Lembar Kerja Siswa)

Tangerang, Desember 2010

Guru Bidang Studi Kimia Peneliti

Karmawan S.Pd Lin Suciani Astuti

Page 97: 101508 lin suciani astuti-fitk

81

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KESETIMBANGAN KIMIA

SIKLUS 1

Sekolah : SMA Muhamadiyah 02 Cipondoh

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas / Semester : XI IPA 1

Pertemuan ke- : 2

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (4 jam pelajaran)

Standar Kompetensi

3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Kompetensi Dasar

3.3. Menjelaskan kesetimbangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah

kesetimbangan dengan melakukan percobaan.

Indikator

1. Menafsirkan bagan dari reaksi keadaan setimbang

2. Membedakan kesetimbangan homogen dan heterogen

3. Menentukan tetapan kesetimbangan dan tetapan tekanan dalam suatu reaksi

A. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menafsirkan bagan dari reaksi setimbang.

2. Siswa dapat membedakan kesetimbangan homogen dan haterogen

3. Siswa dapat menentukan tetapan kesetimbangan (Kc) dengan tetapan

kesetimbangan tekanan (Kc) dalam suatu reaksi.

B. Materi pembelajaran

Keadaan Setimbang

Page 98: 101508 lin suciani astuti-fitk

82

Gambar 1. perubahan kosentrasi pereaksi dan hasil reaksi menuju keadaan

setimbang untuk reaksi:

Kosentrasi N2 dan H2 (pereaksi) turun, kosentrasi

NH3 (hasil reaksi) naik, pada keadaan setimbang, kosentrasi masing – masing zat

tetap.

Gambar 2. grafik perubahan laju reaksi terhadap waktu pada reaksi bolak – balik:

V1 = laju reaksi dari kiri ke kanan

V2 = laju reaksi dari kanan ke kiri

Kesetimbangan tercapai pada saat V1 = V2

b. Kesetimbangan Homogen dan Heterogen

Contoh kesetimbangan homogen:

1) N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g)

2) H2O(l) H+(aq) + OH

-(aq)

3) CH3COOH(aq) CH3COO-(aq) + H

+(aq)

Contoh kesetimbangan heterogen:

1) CaCO3(s) CaO(s) + CO2(g)

2) Ag2CrO4(s) 2Ag+ (aq) + CrO4

2- (aq)

Tetapan Kesetimbangan

a. Hukum Kesetimbangan

Hukum kesetimbangan untuk reaksi kesetimbangan di atas dapat

dinyatakan dengan sebagai berikut:

CO (g) + 3H2(g) CH4(g) + H2O(g)

Kc = 3

2

24

HCO

OHCH

b. Persamaan Tetapan Kesetimbangan

mA + nB pC + qD

persamaan tetapan kesetimbangannya adalah :

Kc = nm

qp

BA

DC

c. Tetapan Kesetimbangan Tekanan (Kp)

Page 99: 101508 lin suciani astuti-fitk

83

Tekanan kesetimbangan untuk sistem kesetimbangan gas juga dapat

dinyatakan berdasarkan tekanan parsial gas, di samping tetapan

kesetimbangan yang berdasarkan kosentrasi. Tetapan kesetimbangan yang

berdasarkan tekanan parsial disebut tetapan kesetimbangan tekanan parsial

dan dinyatakan dengan Kp.

C. Metode pembelajaran

Model : Problem Based Learning (PBL)

Metode : - Ceramah

- Pemecahan masalah secara kelompok (diskusi)

D. Langkah – langkah pembelajaran

Kegiatan Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Waktu

Awal

Menyampaikan salam

Mengecek kehadiran siswa

Guru mereview kembali materi

yang sudah di ajarkan pada

pertemuan sebelumya, kemudian

guru memberikan pertanyaan

(masalah) kepada siswa:

Kapankah suatu reaksi kimia

dapat mencapai kesetimbangan?

Bagaimanakah cara

membedakan reaksi

kesetimbangan pada jenis-jenis

reaksi kesetimbangan?

Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran bahwa pada hari

ini tentang keadaan setimbang

dan kesetimbangan homogen

dan heterogen.

Menjawab salam

Aktif mengikuti

pengecekan kehadiran

Siswa berusaha untuk

menjawab pertanyaan

guru dengan mencari

dibuku panduan.

Memperhatikan guru

dalam menyampaikan

tujuan pembelajaran dan

materi

15 menit

Inti Mengintruksikan siswa agar

berkumpul dengan kelompoknya

Guru membagikan LKS

(Lembar Kerja Siswa) untuk

dikerjakan oleh siswa.

Memerintah siswa untuk

berdiskusi sesuai dengan

petunjuk LKS

Guru membimbing siswa untuk

Siswa berkumpul dengan

kelompoknya masing-

masing.

Siswa menerima LKS dari

guru

Setiap kelompok mulai

mengerjakan LKS dengan

berdiskusi bersama teman

sekelompoknya

Siswa berdiskusi di kelas

45 menit

Page 100: 101508 lin suciani astuti-fitk

84

melakukan diskusi kelas

Setelah selesai, Guru

memberikan kesempatan kepada

perwakilan tiap kelompok untuk

mempresentasikan hasil diskusi

kelompoknya.

Guru mulai menjelaskan materi

yang telah dibahas pada diskusi

kelas dan membenarkan

jawaban siswa

Perwakilan kelompok

mempresentasikan hasil

diskusi kelompoknya.

Siswa menyimak

penjelasan guru

Penutup Setelah guru memberikan semua

materi yang diajarkan pada

pertemuan hari ini, guru

memberikan kesempatan kepada

siswa bila ada materi yang

belum disampaikan dan kurang

paham bagi siswa.

Menyimpulkan materi bersama-

sama dengan siswa

Mengumpulkan jawaban siswa

Meninggalkan kelas dengan

mengucapkan salam

Menanyakan materi yang

kurang jelas baginya

Bersama-sama dengan

guru menyimpulkan

materi yang sudah dibahas

Mengumpulkan lembar

jawaban

Menjawab salam

30 menit

E. Sumber

- Buku kimia SMA kelas XI Erlangga

- Buku kimia SMA kelas XI, Yudistira

- Internet

F. Penilaian

- Teknik Penilaian

- Kognitif dan Psikomotorik

Bentuk Instrumen

Uraian

LKS (Lembar Kerja Siswa)

Tangerang, Desember 2010

Guru Bidang Studi Kimia Peneliti

Page 101: 101508 lin suciani astuti-fitk

85

Karmawan S.Pd Lin Suciani Astuti

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KESETIMBANGAN KIMIA

SIKLUS 1

Sekolah : SMA Muhamadiyah 02 Cipondoh

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas / Semester : XI IPA 1

Pertemuan ke- : 3

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (4 jam pelajaran)

Standar kompetensi

3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Kompetensi Dasar

3.3. Menjelaskan kesetimbangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah

kesetimbangan dengan melakukan percobaan.

Indikator

1. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran kesetimbangan

2. Mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan berdasarkan

percobaan

A. Tujuan pembelajaran

1. Siswa dapat menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran

kesetimbangan

2. Siswa dapat mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan

berdasarkan percobaan

B. Materi Pembelajaran

Page 102: 101508 lin suciani astuti-fitk

86

PERGESERAN KESETIMBANGAN

1. Azas Le Chatelier

“Bila terhadap suatu kesetimbangan dilakukan suatu tindakan (aksi), maka system

itu akan mengadakan reaksi yang cenderung mengurangi pengaruh aksi

tersebut”.

Reaksi = - Aksi

a. Pengaruh Kosentrasi

Jika kosentrasi pereaksi diperbesar, kesetimbangan akan bergeser ke

kanan.

Jika kosentrasi pereaksi diperkecil, kesetimbangan akan bergeser ke

kiri.

b. Pengaruh Tekanan

Jika tekanan diperbesar (volum diperkecil), kesetimbangan akan

bergeser kea rah yang jumlah koefesiennya terkecil.

Jika tekanan diperkecil (volum diperbesar), kesetimbangan akan

bergeser ke arah yang jumlah koefesiennya terbesar.

c. Pengaruh Komponen Padat dan Cair

Dalam system larutan (pelarut air), penambahan air dalam jumlah yang

signifikan dapat juga berarti memperbesar volum, sehingga

kesetimbangan akan bergeser ke ruas yang jumlah koefesiennya terbesar.

d. Pengaruh Suhu

Jika suhu dinaikkan, kesetimbangan akan bergeser kea rah reaksi

endoterm.

Jika suhu diturunkan, kesetimbangan akan bergeser kea rah reaksi

eksoterm

e. Pengaruh katalis

Meskipun katalis dapat mempercepat pencapaian keadaan setimbang,

namun katalis tidak mmengubah komposisi kesetimbangan. Pengaruh

katalis terhadap waktu dan komponen kesetimbangan.

C. Metode pembelajaran

Page 103: 101508 lin suciani astuti-fitk

87

Model : PBL (Problem Based Learning)

Metode : Praktikum, dan pemecahan masalah secara kelompok

D. Langkah-langkah pembelajaran

Kegiatan Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Waktu

Awal

Menyampaikan salam

Mengecek kehadiran siswa

Guru mereview kembali materi

yang sudah dijelaskan pada

pertemuan sebelumnya dengan

memberikan pertanyaan singkat

pada siswa

Kemudian guru memberikan

suatu masalah kepada siswa:

Mengapa reaksi pembentukan

amonia bergeser ke arah

pereaksi ketika suhu dinaikkan,

sedangkan kesetimbangan

FeSCN2+

bergeser kearah

produk apabila kosentrasi

bertambah? Untuk itu, marilah

kita mempelajari materi yang

selanjutnya

Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran bahwa pada hari

ini akan belajar tentang faktor-

faktor yang mempengaruhi

pergeseran kesetimbangan

menurut Azas Le Chatelier.

Guru memberi tahu siswa bahwa

hari ini akan diadakan kegiatan

praktikum, akan tetapi sebelum

melakukan kegiatan praktikum

guru memberikan LKS terlebih

dahulu yang didalamnya siswa

harus bisa merancang sebuah

eksperimen.

Menjawab salam

Aktif mengikuti

pengecekan kehadiran

Siswa menjawab

pertanyaan guru

Siswa berusaha

menjawab pertanyaan

guru.

Memperhatikan guru

dalam menyampaikan

tujuan pembelajaran

Siswa mendengarkan

intruksi guru

10 menit

Inti Guru memerintah siswa untuk Siswa berkumpul dengan 45 menit

Page 104: 101508 lin suciani astuti-fitk

88

berkumpul pada kelompoknya

masing-masing

Guru membagikan LKS pada

masing-masing kelompok

Guru memerintah siswa untuk

membaca petunjuk yang ada di

LKS kemudian memahami

uraian pendahuluan

Guru mengajak siswa untuk

bergegas segera menuju

laboratorium untuk melakukan

eksperimen

Guru sebagai fasilitator untuk

mengarahkan kegiatan

eksperimen siswa

Guru menyarankan pada seluruh

siswa agar selama praktikum

tidak diperkenankan melakukan

kegiatan lain selain praktikum.

Setelah selesai, guru memerintah

siswa untuk membereskan

peralatan praktikum seperti

semula.

kelompoknya

Siswa menerima LKS dari

guru

Setiap kelompok mulai

membaca

petunjuk/perintah LKS

dengan berdiskusi

bersama teman

sekelompoknya

Siswa bersama teman

sekelompoknya menuju

laboratorium.

Siswa melakukan kegiatan

praktikum

Siswa memperhatikan

penjelasan guru

Siswa membereskan

peralatan praktikum

Penutup Setelah guru memberikan semua

materi yang diajarkan pada

pertemuan hari ini, guru

memberikan kesempatan kepada

siswa bila ada materi yang

belum disampaikan dan kurang

paham bagi siswa.

Menyimpulkan materi bersama-

sama.

Guru memberikan tugas untuk

menyiapkan hasil dan

kesimpulan praktikum agar

dipresentasikan minggu depan

Meninggalkan kelas dengan

mengucapkan salam

Menanyakan materi yang

kurang jelas baginya

Bersama-sama dengan

guru menyimpulkan

materi yang sudah dibahas

Siswa memperhatikan

guru dan

melaksanakannya dirumah

Menjawab salam

35 menit

E. Sumber

- Buku kimia SMA kelas XI Erlangga

- Buku kimia SMA kelas XI, Yudistira

Page 105: 101508 lin suciani astuti-fitk

89

- Internet

F. Penilaian

- Teknik Penilaian

- Kognitif dan Psikomotorik

Bentuk Instrumen

Tes Uraian

LKS (Lembar Kerja Siswa)

Tangerang, Desember 2010

Guru Bidang Studi Kimia Peneliti

Karmawan S.Pd Lin Suciani Astuti

Page 106: 101508 lin suciani astuti-fitk

90

Lampiran 3

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KESETIMBANGAN KIMIA

SIKLUS 2

Sekolah : SMA Muhamadiyah 02 Cipondoh

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas / Semester : XI IPA 1

Pertemuan ke- : 4

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (4 jam pelajaran)

Standar Kompetensi

3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Kompetensi Dasar

3. 4. Menentukan hubungan kuantitatif antara pereaksi dengan hasil reaksi dari suatu reaksi

kesetimbangan.

Indikator

1. Menentukan tetapan kesetimbangan dan tetapan tekanan dalam suatu reaksi

2. Menghitung tetapan kesetimbangan (Kp) dan tetapan kesetimbangan tekanan (Kc)

beserta hubungannya

3. Menghitung hubungan antara Kp dan Kc serta derajat disosiasi

B. Tujuan Pembelajaran

Page 107: 101508 lin suciani astuti-fitk

91

1. Siswa dapat menentukan tetapan kesetimbangan (Kc) dengan tetapan

kesetimbangan tekanan (Kc) dalam suatu reaksi.

2. Siswa dapat menghitung tetapan kesetimbangan (Kp) dan tetapan

kesetimbangan tekanan (Kc) beserta hubungannya.

3. Siswa dapat menghitung bagaimana hubungan antara Kp dan Kc serta derajat

disosiasi

C. Materi pembelajaran

Hubungan nilai tetapan kesetimbangan antara reaksi-reaksi yang berkaitan

Reaksi dapat balik yang melibatkan SO2(g), O2(g), dan SO3(g) dapat dinyatakan dengan

tiga cara berikut:

1) 2SO2(g) + O2(g) 2SO3(g) Kc = K1

2) 2SO3(g) 2SO2(g) + O2(g) Kc = K2

3) SO2(g) + ½ O2 SO3(g) Kc = K3

Bagaimanakah hubungan antara nilai tetapan kesetimbangan reaksi-reaksi itu?

Dalam hal ini, berlaku aturan-aturan sebagai berikut :

1) Jika persamaan reaksi kesetimbangan dibalik, maka harga Kc juga dibalik.

2) Jika koefesien reaksi kesetimbangan di bagi dengan factor n, maka harga tetapan

kesetimbangan yang baru adalah akar pangkat n dari harga tetapan

kesetimbangan yang lama.

3) Jika kefesien reaksi kesetimbangan dikalikan dengan faktor n, maka harga

tetapan kesetimbsngsn yang baru adalah harga tetapan kesetimbangan yang lama

dipangkatkan dengan n.

Penggabungan persamaan tetapan kesetimbangan

Perhatikan beberapa reaksi berikut.

Reaksi (1): N2(g) + O2(g) 2NO(g) K1 = 4,1 x 10-31

Reaksi (2): N2O(g) N2(g) + O2(g) K2 = 4,2 x 1027

Reaksi (3): N2O(g) + O2(g) 2NO(g) K3 = ?

Reaksi (3) merupakan penjumlahan dari reaksi (1) dan reaksi (2), bagaimanakah

hubungan K3 dengan K1 dan K2? Dalam hubungan ini berlaku aturan : jika

reaksi-reaksi kesetimbangan dijumlahkan, maka nilai tetapan kesetimbangan

Page 108: 101508 lin suciani astuti-fitk

92

reaksi total sama dengan hasil kali tetapan kesetimbangan dari reaksi-reaksi yang

dijumlahkan.

Makna tetapan kesetimbangan

1. Memberi ketuntasan tentang ketuntasan reaksi

2. Meramalkan arah rekasi

Dalam penentuan harga tetapan kesetimbangan berdasarkan konsentrasi dan tekanan

parsial gas haruslah mengetahui hubungan kuantitatif antara pereaksi dengan hasil

reaksi dari suatu reaksi kesetimbangan.

Disosiasi adalah peruraian suatu zat menjadi zat lain yang lebih sederhana. Disosiasi

yang terjadi akibat pemanasan disebut disosiasi termal. Disosiasi yang berlangsung

dalam ruang tertutup akan berakhir dengan suatu kesetimbangan yang disebut

kesetimbangan disosiasi.

Beberapa contoh kesetimbangan disosiasi gas :

2SO3(g) ⇌ 2SO2(g) + O2(g)

2NH3(g) ⇌ N2 (g) + 3H2(g)

N2O4(g) ⇌ 2NO2(g)

I2(g) ⇌ 2I(g)

Besarnya fraksi yang terdisosiasi dinyatakan oleh derajat disosiasi (a), yaitu

perbandingan antara jumlah zat yang terdisosiasi dengan jumlah zat mula-mula:

a =

jika jumlah mol zat mula-mula dinyatakan dengan a, maka

a =

jadi, jumlah mol zat yang terdisosiasi = aa mol.

Hubungan kuantitatif mol zat sebelum dan sesudah reaksi dapat digambarkan

misalnya pada reaksi disosiasi. Secara umum reaksi disosiasi dapat dinyatakan

sebagai berikut:

A ⇌ nB

Dengan n = perbandingan antara jumlah koefesien di ruas kanan dengan jumlah

koefesien di ruas kiri.

Page 109: 101508 lin suciani astuti-fitk

93

Contoh:

1. 2NH3(g) ⇌ N2(g) + 3H2(g)

Reaksi ini mempunyai harga n = 2

2. 2HI(g) ⇌ H2(g) + I2(g)

Reaksi ini mempunyai harga n = 1

D. Metode pembelajaran

Model : PBL (Problem Based Learning)

Metode : - Ceramah

- Tanya Jawab

- Pemecahan masalah secara Individu

E. Langkah – langkah pembelajaran

Kegiatan Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Waktu

Awal

Menyampaikan salam

Mengecek kehadiran siswa

Guru mereview kembali materi

yang sudah dijelaskan pada

materi sebelumnya.

Sebelum materi dimulai, guru

memberikan suatu masalah:

Bagaimana cara menghitung

harga Kc? Bagaimana cara

menghitung harga Kp? Dan

bagaimana cara menghitung

hubungan Kp dengan Kc serta

derajat disosiasi?

Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran bahwa pada hari

ini akan belajar tentang

perhitungan harga Kc, Kp,

hubungan Kp dengan Kc serta

derajat disosiasi.

Menjawab salam

Aktif mengikuti

pengecekan kehadiran

Memperhatikan guru

dalam menyampaikan

tujuan pembelajaran

Siswa berusaha mencari

jawabannya

Siswa memperhatikan

penjelasan guru dalam

menyampaikan tujuan

pembelajaran

15 menit

Inti Guru sedikit menjelaskan

tentang perhitungan

kesetimbangan kimia

Guru membagikan kartu soal

Siswa merespon

penjelasan guru

Siswa menerima kartu soal

50 menit

Page 110: 101508 lin suciani astuti-fitk

94

pemecahan masalah untuk setiap

individu

Guru mengarahkan siswa untuk

mengerjakan soal-soal di dalam

kartu soal.

Setelah itu, guru memerintah

siswa untuk segera mengerjakan

soal-soalnya

Sebelum membahasnya, guru

ingin tahu jawaban siswa

terlebih dahulu sehingga guru

memerintah siswa yang ditunjuk

untuk menuliskan jawabannya di

papan tulis.

Guru membahas jawaban soal

serta menjelaskannya.

dari guru

Setiap siswa mulai

mengerjakan kartu soal

yang sudah dibagikan oleh

guru

Mengerjakan kartu soal

dengan mencari beberapa

buku sumber

siswa menuliskan

jawabannya di papan tulis

Siswa menyimak dan

memperhatikan penjelasan

guru

Penutup Setelah guru memberikan semua

materi yang diajarkan pada

pertemuan hari ini, guru

memberikan kesempatan kepada

siswa bila ada materi yang

belum disampaikan dan kurang

paham bagi siswa.

Menyimpulkan materi bersama-

sama.

Meninggalkan kelas dengan

mengucapkan salam

Menanyakan materi yang

kurang jelas baginya

Bersama-sama dengan

guru menyimpulkan

materi yang sudah dibahas

Menjawab salam

25 menit

E. Sumber

- Buku kimia SMA kelas XI Erlangga

- Buku kimia SMA kelas XI Yudistira

- Internet

F. Penilaian

- Teknik Penilaian

- Kognitif dan Psikomotorik

Bentuk Instrumen

Page 111: 101508 lin suciani astuti-fitk

95

Tes Uraian

Kartu Soal

Tangerang, Desember 2010

Guru Bidang Studi Kimia Peneliti

Karmawan S.Pd Lin Suciani Astuti

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KESETIMBANGAN KIMIA

SIKLUS 2

Sekolah : SMA Muhamadiyah 02 Cipondoh

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas / Semester : XI IPA 1

Pertemuan ke- : 5

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (4 jam pelajaran)

Standar Kompetensi

3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Kompetensi Dasar

3.5 Menjelaskan penerapan prinsip kesetimbangan dalam kehidupan sehari-hari dan industri.

Indikator

1. Mengaplikasikan penerapan prinsip kesetimbangan dalam industri dan kehidupan

sehari-hari

Page 112: 101508 lin suciani astuti-fitk

96

2. Menjelaskan salah satu manfaat prinsip kesetimbangan dalam industri

A. Tujuan pembelajaran

1. Siswa dapat menjelaskan penerapan prinsip kesetimbangan dalam industri dan

kehidupan sehari-hari

2. Siswa dapat menjelaskan salah satu manfaat prinsip kesetimbangan dalam industri

B. Materi Pembelajaran

Mungkin tanpa kita sadari, reaksi kesetimbangan terjadi dalam tubuh kita. Selain itu,

prinsip kesetimbangan kimia dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan produksi dalam

berbagai industri yang melibatkan reaksi kimia. Apa saja penerapan kesetimbangan

kimia dalam tubuh manusia dan dalam industri? Bagaimana kondisi optimum untuk

memproduksi bahan-bahan kimia di industri yang didasarkan pada reaksi

kesetimbangan. Untuk itu, marilah kita mempelajari materi ini agar bisa menjawab

permasalahan diatas.

Materi:

1. Kesetimbangan Kimia dalam Tubuh Manusia

Berikut ini beberapa contoh proses dalam tubuh manusia yang melibatkan

kesetimbangan kimia.

a. pH Darah dan Jaringan

b. Metabolisme Karbon Dioksida dalam Tubuh

c. Kesetimbangan dalam Mulut

d. Pengikatan Oksigen oleh Darah

2. Kesetimbangan Kimia dalam Industri

a. Industri amonia

b. Industri Asam Sulfat

c. Industri Asam Nitrat

d. Tangki Penyimpanan Hidrogen Cair

C. Metode pembelajaran

Page 113: 101508 lin suciani astuti-fitk

97

Model : PBL (Problem Based Learning)

Metode : Pemecahan masalah secara kelompok

D. Langkah-langkah pembelajaran

Kegiatan Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Waktu

Awal

Menyampaikan salam

Mengecek kehadiran siswa

Guru mereview kembali materi

yang sudah dijelaskan pada

pertemuan sebelumnya dengan

memberikan pertanyaan singkat

pada siswa.

Guru memberikan suatu

masalah: bagaimana aplikasi

prinsip kesetimbangan dalam

industri dan kehidupan sehari-

hari

Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran bahwa pada hari

ini akan belajar tentang aplikasi

prinsip kesetimbangan dalam

industri dan kehidupan sehari-

hari.

Menjawab salam

Aktif mengikuti

pengecekan kehadiran

Siswa ikut aktif dalam

meriview penjelasan

materi

Siswa berusahan mencari

solusi masalahnya

Memperhatikan guru

dalam menyampaikan

tujuan pembelajaran

15 menit

Inti Guru membagikan lembar

informasi yang akan

didiskusikan oleh siswa

Guru mengarahkan siswa untuk

bagaimana memecahkan

masalah pada lembar informasi

yang diberikan oleh guru.

Guru memerintah siswa untuk

mencari data-data informasi dari

berbagai sumber, bisa dari buku

dan bisa juga dari internet

Setelah itu, guru memerintah

siswa untuk segera

mendiskusikannya

Guru memerintah setiap

perwakilan kelompok

membacakan hasil pencarian

informasinya

Setelah selesai dikerjakan, guru

membahas dan menjelaskan

bagaimana cara menyelesaikan

masalah tersebut

Siswa menerima Lembar

informasi dari guru

Setiap kelompok mulai

mendiskusikan lembar

informasi bersama teman

sekelompoknya

Siswa mencari informasi

dari berbagai sumber buku

atau internet untuk

memecahkan masalahnya.

Diskusi dimulai oleh siswa

Perwakilan kelompok

mempresentasikan hasil

diskusi kelompoknya.

Siswa menyimak

penjelasan guru

50 menit

Page 114: 101508 lin suciani astuti-fitk

98

Penutup Setelah guru memberikan semua

materi yang diajarkan pada

pertemuan hari ini, guru

memberikan kesempatan kepada

siswa bila ada materi yang

belum disampaikan dan kurang

paham bagi siswa.

Menyimpulkan materi bersama-

sama.

Guru membagikan post test pada

siklus kedua

Meninggalkan kelas dengan

mengucapkan salam

Menanyakan materi yang

kurang jelas baginya

Menyimpulkan materi

yang sudah dibahas

Siswa mengerjakan soal

post test siklus kedua

Menjawab salam

25 menit

E. Sumber

- Buku kimia SMA kelas XI Erlangga

- Buku kimia SMA kelas XI Yudistira

- Internet

F. Penilaian

- Teknik Penilaian

- Kognitif dan Psikomotorik

Bentuk Instrumen

Tes Uraian

Lembar informasi

Tangerang, Desember 2010

Guru Bidang Studi Kimia Peneliti

Karmawan S.Pd Lin Suciani Astuti

Page 115: 101508 lin suciani astuti-fitk

99

Lampiran 4

LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

KESETIMBANGAN KIMIA DINAMIS

(SIKLUS 1)

Standar Kompetensi : Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor

yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-

hari dan industri.

Kompetensi Dasar : Menjelaskan kesetimbangan dan faktor-faktor yang mmempengaruhi

pergeseran arah kesetimbangan dengan melakukan percobaan.

I. PENDAHULUAN

Jika kita membandingkan air hingga di bawah suhu 0°C, air itu akan membeku.

Sebaliknya jika es dipanaskan di atas suhu 0°C, es akan mencair. Perubahan air menjadi

es atau sebaliknya merupakan contoh perubahan fisis yang dapat berlangsung bolak

balik. Sekarang, marilah kita perhatikan satu contoh perubahan kimia, misalnya apakah

abu hasil pembakaran kertas dapat berubah menjadi kertas seperti semula? Pengalaman

mengatakan bahwa hal itu tidak dapat terjadi, bukan? Apakah ada perubahan kimia yang

dapat berlangsung bolak balik? Dalam kehidupan sehari-hari sulit menemukan reaksi

yang dapat balik. Proses-proses alami umumnya berlangsung searah, tidak dapat balik.

Namun, dilaboratorium maupun dalam proses industri, banyak reaksi yang dapat balik.

Reaksi yang dapat balik kita sebut reaksi reversible. Dan untuk membuktikan bahwa ada

reaksi kimia yang berlangsung secara bolak balik, kita akan melakukan uji coba

praktikum reaksi kesetimbangan reversible (bolak balik).

II. TUJUAN

Mengamati adanya reaksi bolak balik (reversible) dalam reaksi kimia

Page 116: 101508 lin suciani astuti-fitk

100

III. ALAT DAN BAHAN

Alat :

- Labu Erlenmayer 100 mL

- Pipet tetes

- Gelas ukur 50 mL

Bahan :

- K2CrO4 0,1 M

- Asam asetat, CH3COOH 0,1 M

- NaOH 0,1 M

IV. LANGKAH KERJA

1. Ukurlah 25 mL kalium kromat, lalu masukkan ke dalam labu erlenmeyer.

2. Tambahkan asam asetat tetes demi tetes hingga terjadi poerubahan warna pada

labu erlenmeyer yang telah diisi dengan kalium kromat.

3. Setelah terjadi perubahan warna, tambahkan natrium hidroksida tetes demi tetes

hingga terjadi perubahan ke warna semula.

V. HASIL PENGAMATAN

No. Pengamatan Terhadap Warna yang terjadi

1. Kalium kromat

2. Kalium kromat + asam asetat

3. Kalium kromat + asam asetat + natrium

hidroksida

VI. ANALISIS DATA/PERTANYAAN

1. Jelaskanlah pengertian reaksi bolak-balik?

.....................................................................................................................................

.....................................................................................................................................

.....................................................................................................................................

2. Buatlah reaksi kesetimbangan antara ion kromat dan ion H+ dari asam, jika

diketahui bahwa hasil reaksi adalah ion dikromat dan air. Cantumkan pula

perubahan warna yang terjadi.

.....................................................................................................................................

.....................................................................................................................................

.....................................................................................................................................

3. Jelaskan mengapa terjadi perubahan warnna pada reaksi kalium kromat dengan

asam asetat.

Page 117: 101508 lin suciani astuti-fitk

101

.....................................................................................................................................

.....................................................................................................................................

.....................................................................................................................................

VII. Kesimpulan

“Kemenangan sejati tidak pernah melukai pihak yang kalah”

(Joe Namath)

................................................................................................................................................................

................................................................................................................................................................

................................................................................................................................................................

................................................................................................................................................................

................................................................................................................................................................

................................................................................................................................................................

................................................................................................................................................................

................................................................................................................................................................

................................................................................................................................................................

................................................................................................................................................................

................................................................................................................................................................

................................................................................................................................................................

................................................................................................................................................................

Page 118: 101508 lin suciani astuti-fitk

102

LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

KESETIMBANGAN KIMIA DINAMIS

(SIKLUS 1)

Standar Kompetensi : Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor

yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-

hari dan industri.

Kompetensi Dasar : Menjelaskan kesetimbangan dan faktor-faktor yang mmempengaruhi

pergeseran arah kesetimbangan dengan melakukan percobaan

I. PENDAHULUAN

Kapankah suatu reaksi kimia dapat mencapai kesetimbangan? Bagaimanakah cara

membedakan reaksi kesetimbangan antara yang homogen dan heterogen? Bagaimana

cara menyatakan kesetimbangan kimia dari reaksi kimia? Dapatkah nilai Kc

digunakan untuk memperkirakan perbandingan hasil reaksi dan pereaksi? Semua

masalah ini dapat kita kaji solusinya.

Materi :

Bayangkanlah suatu ruangan tertutup di mana 1 mol gas nitrogen dipanaskan bersama

3 mol gas hydrogen. Pada awalnya, hanya terjadi satu reaksi yaitu pembentukan

ammonia.

N2(g) + 3H2(g) → 2NH3

Page 119: 101508 lin suciani astuti-fitk

103

Seperti telah disebutkan diatas, ammonia dapat pula terurai membentuk nitrogen dan

hydrogen. Oleh karena itu, segera setelah terbentuk, sebagian ammonia akan terurai

kembali membentuk gas nitrogen dan hydrogen.

2NH3(g) → N2(g) + 3H2(g)

Selanjutnya, kedua reaksi tersebut akan berlangsung secara simultan (bersama-sama)

menurut reaksi dapat balik berikut.

2NH3(g) + 3H2(g) 2NH3(g)

Misalkan laju reaksi maju v1 dan laju reaksi balik v2, nilai v1 bergantung pada

kosentrasi N2 dan H2, sedangkan nilai v2 bergantung pada kosentrasi NH3. Pada awal

reaksi, v1 mempunyai nilai maksimum, sedangkan v2 = 0 (karena NH3 belum ada).

Selanjutnya, seiring dengan berkurangnya kosentrasi N2 dan H2, nilai v1 semakin lama

semakin kecil. Sebaliknya, dengan bertambahnya kosentrasi NH3, nilai v2 semakin

lama semakin besar. Pada suatu saat, laju reaksi maju (v1) menjadi sama dengan laju

reaksi balik (v2). Hal itu berarti bahwa laju reaksi menghilangnya suatu komponen

sama dengan laju pembentukan komponen itu. Berarti, sejak v1 = v2, jumlah masing-

masing komponen tidak berubah terhadap waktu.

Gambar 1. perubahan kosentrasi p

ereaksi dan hasil reaksi menuju

keadaan setimbang untuk reaksi:

Kosentrasi N2 dan H2 (pereaksi) turun, kosentrasi

NH3 (hasil reaksi) naik, pada keadaan setimbang, kosentrasi masing – masing zat

tetap.

Gambar 2. grafik perubahan laju reaksi terhadap waktu pada reaksi bolak – balik:

V1 = laju reaksi dari kiri ke kanan

V2 = laju reaksi dari kanan ke kiri

Kesetimbangan tercapai pada saat V1 = V2

Page 120: 101508 lin suciani astuti-fitk

104

a. Kesetimbangan Homogen dan Heterogen

Contoh kesetimbangan homogen:

1) N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g)

2) H2O(l) H+(aq) + OH

-(aq)

3) CH3COOH(aq) CH3COO-(aq) + H

+(aq)

Contoh kesetimbangan heterogen:

1) CaCO3(s) CaO(s) + CO2(g)

2) Ag2CrO4(s) 2Ag+ (aq) + CrO4

2- (aq)

Tetapan Kesetimbangan

a. Hukum Kesetimbangan

Hukum kesetimbangan untuk reaksi kesetimbangan di atas dapat

dinyatakan dengan sebagai berikut:

CO (g) + 3H2(g) CH4(g) + H2O(g)

Kc = 3

2

24

HCO

OHCH

b. Persamaan Tetapan Kesetimbangan

mA + nB pC + qD

persamaan tetapan kesetimbangannya adalah :

Kc = nm

qp

BA

DC

c. Tetapan Kesetimbangan Tekanan (Kp)

Tekanan kesetimbangan untuk sistem kesetimbangan gas juga dapat

dinyatakan berdasarkan tekanan parsial gas, di samping tetapan

kesetimbangan yang berdasarkan kosentrasi. Tetapan kesetimbangan yang

berdasarkan tekanan parsial disebut tetapan kesetimbangan tekanan parsial

dan dinyatakan dengan Kp.

d. Tetapan Kesetimbangan untuk Kesetimbangan Heterogen

BiCl3(aq) + H2O(l) BiOCl(s) + 2HCl(aq)

Kc = 3

2

BiCl

HCl

II. PERTANYAAN DISKUSI

1. Perhatikanlah gambar grafik dibawah ini!

Page 121: 101508 lin suciani astuti-fitk

105

a. Jelaskan makna dari grafik diatas pada saat mencapai setimbang.

b. Tuliskanlah reaksi senyawa diatas.

c. Bagaimana kosentrasinya pada saat mencapai kesetimbangan.

2. Tentukan apakah kesetimbangan berikut tergolong kesetimbangan homogeny

dan heterogen.

a. 3 Fe(s) + 4H2O(g) Fe3O4(s) + 4H2(g)

b. CH3COO-(aq) + H2O(l) CH3COOH(aq) + OH

-(aq)

3. Tulislah persamaan tetapan kesetimbangan (Kc) untuk sistem kesetimbangan

berikut.

a. 2 H2S(g) + 3 O2(g) 2 H2O(g) + 2 SO2(g)

b. 4NH3(g) + 3 O2(g) 2 N2(g) + 6 H2O(g)

4. Tulislah tetapan kesetimbangan tekanan (Kp) untuk reaksi berikut.

Na2CO3(s) + SO2(g) + ½ O2(g) Na2SO4(s) + CO2 (g)

Page 122: 101508 lin suciani astuti-fitk

106

1. .........................................................................................................................................................

.........................................................................................................................................................

.........................................................................................................................................................

.........................................................................................................................................................

.........................................................................................................................................................

.........................................................................................................................................................

.........................................................................................................................................................

.........................................................................................................................................................

.........................................................................................................................................................

.........................................................................................................................................................

.........................................................................................................................................................

.........................................................................................................................................................

.........................................................................................................................................................

2. a. ....................................................................................................................................................

...................................................................................................................................................

b. ....................................................................................................................................................

....................................................................................................................................................

3. a. ....................................................................................................................................................

b. ....................................................................................................................................................

4. a. ....................................................................................................................................................

....................................................................................................................................................

b. ...................................................................................................................................................

....................................................................................................................................................

Page 123: 101508 lin suciani astuti-fitk

107

tu delapan jam untuk menebang pohon, saya akan menggunakan yang enam jam

Abraham Lincholn (1809-1865) presiden ke-16 Amerika serikat

LEMBAR KERJA SISWA

PERGESERAN KESETIMBANGAN KIMIA

(SIKLUS 1)

Standar Kompetensi : Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor

yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-

hari dan industri.

Kompetensi Dasar : Menjelaskan kesetimbangan dan faktor-faktor yang mmempengaruhi

pergeseran arah kesetimbangan dengan melakukan percobaan.

I. PENDAHULUAN

Mengapa reaksi pembentukan amonia bergeser ke arah pereaksi ketika suhu

dinaikkan, sedangkan kesetimbangan FeSCN2+

bergeser kearah produk ketika

kosentrasi KSCN ditambahkan?

Materi:

Page 124: 101508 lin suciani astuti-fitk

108

Arah pergeseran kesetimbangan dapat ditentukan berdasarkan pemahaman terhadap

azas Le chatelier, pergeseran kesetimbangan adalah reaksi sistem untuk mengurangi

pengaruh aksi (gangguan) yang diberikan. Sesuai dengan azas Le Chatelier (Reaksi =

- Aksi), jika kosentrasi salah satu komponen tersebut diperbesar, maka reaksi sistem

akan mengurangi komponen tersebut. Sebaliknya, jika kosentrasi salah satu

komponen diperkecil, maka reaksi sistem adalah menambah komponen itu.

Faktor–faktor yang mempengaruhi pergeseran reaksi kesetimbangan menurut azas Le

Chatelier:

a. Pengaruh Kosentrasi

Jika kosentrasi pereaksi diperbesar, kesetimbangan akan bergeser ke

kanan.

Jika kosentrasi pereaksi diperkecil, kesetimbangan akan bergeser ke

kiri.

b. Pengaruh Tekanan

Jika tekanan diperbesar (volum diperkecil), kesetimbangan akan

bergeser kea rah yang jumlah koefesiennya terkecil.

Jika tekanan diperkecil (volum diperbesar), kesetimbangan akan

bergeser ke arah yang jumlah koefesiennya terbesar.

c. Pengaruh Komponen Padat dan Cair

Dalam sistem larutan (pelarut air), penambahan air dalam jumlah yang

signifikan dapat juga berarti memperbesar volum, sehingga kesetimbangan

akan bergeser ke ruas yang jumlah koefesiennya terbesar.

d. Pengaruh Suhu

Jika suhu dinaikkan, kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi

endoterm.

Jika suhu diturunkan, kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi

eksoterm

e. Pengaruh katalis

Meskipun katalis dapat mempercepat pencapaian keadaan setimbang, namun

katalis tidak mmengubah komposisi kesetimbangan. Pengaruh katalis terhadap

waktu dan komponen kesetimbangan.

Page 125: 101508 lin suciani astuti-fitk

109

II. PERTANYAAN DISKUSI

1. Berdasarkan uraian diatas, rancanglah sebuah percobaan untuk membuktikan

bahwa perubahan suhu dapat mempengaruhi kesetimbangan berdasarkan alat

dan bahan berikut:

Percobaan perubahan suhu

Alat: Bahan:

- Gelas kimia - Larutan CuSO4

- Pembakar spirtus - NaCl padat

- Kawat kasa - Air dingin/es batu

- Kaki tiga

- Timbangan

2. Tuliskan laporan hasil percobaan yang kalian lakukan!

3. Berikan kesimpulan dari percobaan yang kalian lakukan!

4. Ditentukan reaksi kesetimbangan:

N2(g) + 3H2(g) ⇌ 2NH3(g) ∆H = -197,8 kJ

Ke arah mana kesetimbangan bergeser jika suhu dinaikkan?

5. Jika diketahui persamaan reaksi kesetimbangan seperti berikut.

2 HI (g) ⇌ H2(g) + I2(g)

Reaksi akan bergeser ke arah mana jika gas H2 dikurangi dari sistem dan gas I2

ditambah?

“ percayalah pada orang yang selalu mencari kebenaran.

Sebaliknya, jangan gampang percaya pada orang yang

mengaku telah menemukan kebenaran”

(Andre Gide)

Page 126: 101508 lin suciani astuti-fitk

110

Lampiran 5

KARTU SOAL PEMECAHAN MASALAH

SECARA INDIVIDU

(SIKLUS 2)

Standar Kompetensi : Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor

yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-

hari dan industri.

Kompetensi Dasar : Menjelaskan kesetimbangan dan faktor-faktor yang mmempengaruhi

pergeseran arah kesetimbangan dengan melakukan percobaan.

Nama : ………………………………

No. Absen :………………………………

Page 127: 101508 lin suciani astuti-fitk

111

I. PENDAHULUAN

Bagaimanakah hubungan antara dua Kc dari reaksi yang berkaitan? Dan

bagaimanakah cara menghitung Kc dalam suatu reaksi kesetimbangan? Agar bisa

menjawab pertanyaan diatas, marilah kita mempelajari tentang hubungan antara dua

Kc yang berkaitan dan menentukan harga Kc pada reaksi kesetimbangan.

II. KARTU SOAL

Page 128: 101508 lin suciani astuti-fitk

112

Page 129: 101508 lin suciani astuti-fitk

113

LEMBAR INFORMASI SISWA

APLIKASI KESETIMBANGAN KIMIA DALAM INDUSTRI

(SIKLUS 2)

Standar Kompetensi : Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor

yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-

hari dan industri.

Kompetensi Dasar : Menjelaskan kesetimbangan dan faktor-faktor yang mmempengaruhi

pergeseran arah kesetimbangan dengan melakukan percobaan.

I. PENDAHULUAN

Page 130: 101508 lin suciani astuti-fitk

114

Mungkin tanpa kita sadari, reaksi kesetimbangan terjadi dalam tubuh kita. Selain itu,

prinsip kesetimbangan kimia dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan produksi dalam

berbagai industri yang melibatkan reaksi kimia. Apa saja penerapan kesetimbangan

kimia dalam tubuh manusia dan dalam industri? Bagaimana kondisi optimum untuk

memproduksi bahan-bahan kimia di industri yang didasarkan pada reaksi

kesetimbangan. Untuk itu, marilah kita mempelajari materi ini agar bisa menjawab

permasalahan diatas.

Materi:

1. Kesetimbangan Kimia dalam Tubuh Manusia

Berikut ini beberapa contoh proses dalam tubuh manusia yang melibatkan

kesetimbangan kimia.

a. pH Darah dan Jaringan

b. Metabolisme Karbon Dioksida dalam Tubuh

c. Kesetimbangan dalam Mulut

d. Pengikatan Oksigen oleh Darah

2. Kesetimbangan Kimia dalam Industri

a. Industri amonia

b. Industri Asam Sulfat

c. Industri Asam Nitrat

d. Tangki Penyimpanan Hidrogen Cair

LEMBAR INFORMASI

Diskusikanlah hal menarik berikut bersama teman sekelompokmu!

Prinsip utama dalam industri adalah bagaimana caranya menghasilkan produk

(hasil reaksi) seoptimal mungkin. Hal tersebut dapat dicapai dengan memodifikasi

reaksi kimia yang terjadi.pada saat kesetimbangan tercapai, produk reaksi yang

dihasilkan jika dilakukan perubahan konsentrasi (produkk reaksinya diambil atau

pereaksi ditambah), perubahan suhu, atau perubahan tekanan dan volum, salah satu

contohnya pada industri Amonia. Nitrogen sangat diperlukan untuk kelangsungan

hidup makhluk hidup. Sebelum Perang Dunia I, dunia kekurangan senyawa nitrogen.

Page 131: 101508 lin suciani astuti-fitk

115

Setelah itu sumber nitrogen dapat diproduksi secara besar-besaran melalui sintesis

amonia.

Fritz Haber merupakan ilmuwan yang sangat berjasa dalam industri amonia.

Haber menerapkan azas Le Chatelier untuk merancang industri amonia yang dikenal

dengan proses Haber, yaitu dibuat dengan cara mereaksikan nitrogen dan oksigen.

Amatilah gambar proses pembuatan amonia dibawah ini. Berikan penjelasan secara

singkat tentang proses pembuatan amonia berdasarkan gambar dibawah ini? Dan

bagaimanakah kondisi (suhu, tekanan, kosentrasi, dan katalis) agar hasil optimum

produksi optimal (reaksi bergeser ke kanan)?

Jawaban Hasil Diskusi Kelompok

...............................................................................................................................................................

...............................................................................................................................................................

...............................................................................................................................................................

...............................................................................................................................................................

...............................................................................................................................................................

...............................................................................................................................................................

...............................................................................................................................................................

...............................................................................................................................................................

...............................................................................................................................................................

...............................................................................................................................................................

...............................................................................................................................................................

...............................................................................................................................................................

...............................................................................................................................................................

...............................................................................................................................................................

...............................................................................................................................................................

...............................................................................................................................................................

...............................................................................................................................................................

...............................................................................................................................................................

...............................................................................................................................................................

Page 132: 101508 lin suciani astuti-fitk

116

e

Ralp Waldo Emerson

Page 133: 101508 lin suciani astuti-fitk

117

KARTU SOAL

Kartu soal 1 Kartu soal 2

Kartu Soal 3 Kartu soal 4

Kartu soal 5 Kartu soal 6

1. Ke dalam ruangan tertutup dimasukkan 1 mol gas A dan 1 mol gas B. Setelah bereaksi menurut persamaan: 2A + 3B ⇌ A2B3 dan dicapai kesetimbangan, masih terdapat 0,25 mol gas B. Kalau volum ruang 1 dm3, maka berapakah tetapan kesetimbangan reaksi tersebut ?

2. Pada reaksi kesetimbangan: 2HI (g) ⇌ H2(g) + I2(g), 0,1 mol HI di panaskan sehingga terbentuk 0,02 mol I2. Berapakah derajat disosiasi HI?

1. 1 mol NH3 dipanaskan pada tekanan tetap 10 atm hingga 300°C, tentukan volume akhir gas tersebut bila,

a. Gas dianggap tidak mengalami disosiasi

b. Gas terdisosiasi 25%

2. Reaksi : 2NO(g) + O2(g) ⇌ 2NO2(g) memiliki Kc = ¼ pada suhu tertentu. Berapakah jumlah mol O2 yang dicampurkan dengan 4 mol NO dalam 1 liter untuk menghasilkan 2 mol NO2 dalam kesetimbangan.

1. Jika terdapat 4 mol gas NH3 yang dimasukkan

ke dalam wadah bervolum 1 L dan terurai

sesuai reaksi kesetimbangan berikut:

2NH3(g) ⇌ N2(g) + 3H2(g), jika pada saat setimbang

terdapat 1 mol gas N2, tentukan harga derajat

disosiasi dan tetapan kesetimbangannya!

1. Amonium karbamat (NH2COONH4) adalah garam asam karbamat yang terdapat dalam urine mamalia. Pada suhu 25°C membentuk kesetimbangan sebagai berikut:

NH2COONH4(s) ⇌ 2NH3(g) + CO2(g), ke dalam suatu wadah vakum yang volumenya 2 L pada suhu 25°C dimasukkan 5 g pada NH2COONH4 (78 g/mol) dan setelah didiamkan beberapa lama ternyata tekanan gas di dalam wadah menjadi 0,116 atm.

a. Jika volume diperkecil menjadi 1 L. Berapakan tekanan total wadah? Dan bagaimana kosentrasinya bertambah atau berkurang?

b. Pada suhu 250°C, nilai Kp untuk kesetimbangan adalah 2,9 x 10-5, berapakah nilai Kc?

1. Diketahui reaksi kesetimbangan :

2HI (g) ⇌ H2(g) + I2(g), jika 0,1 mol gas HI

dimasukkan ke dalam wadah sebesar satu liter

dan dipanaskan pada suhu 100°C terbentuk 0,02

mol gas I2, berapakah derajat disosiasinya pada

keadaan setimbang?

1. Tetapan kesetimbangan Kp untuk reaksi dekomposisi

fosforus pentaklorida menjadi fosforus triklorida dan

klorin: PCl5(g) ⇌ PCl3(g) + Cl2(g) adalah 1,05 pada

suhu 250°C. Jika pada saat kesetimbangan tekanan

parsial PCl5 dan PCl3 berturut-turut adalah 0,875

dan 0,463 atm, berapakah tekanan parsial Cl2?

Page 134: 101508 lin suciani astuti-fitk

118

Kartu soal 7 Kartu soal 8

Kartu soal 9 Kartu soal 10

Kartu soal 11 Kartu soal 12

1. Amonium karbamat (NH2COONH4) adalah garam asam karbamat yang terdapat dalam urine mamalia. Pada suhu 25°C membentuk kesetimbangan sebagai berikut:

NH2COONH4(s) ⇌ 2NH3(g) + CO2(g), ke dalam suatu wadah vakum yang volumenya 2 L pada suhu 25°C dimasukkan 5 g pada NH2COONH4 (78 g/mol) dan setelah didiamkan beberapa lama ternyata tekanan gas di dalam wadah menjadi 0,116 atm.

a. Jika volume diperkecil menjadi 1 L. Berapakan tekanan total wadah? Dan bagaimana kosentrasinya bertambah atau berkurang?

b. Pada suhu 250°C, nilai Kp untuk kesetimbangan adalah 2,9 x 10-5, berapakah nilai Kc?

1.

1. Jika diketahui reaksi kesetimbangan :

N2(g) + 3H2(g) ⇌ 2NH3(g), hitunglah kosentrasi NH3

pada keadaan setimbang bila kosentrasi N2 dan H2

masing-masing adalah 0,01 M pada keadaan

setimbang (Kc = 4,1 x108)!

2. Dalam ruangan bervolum 2 L dimasukkan 1 mol gas

SO3 pada suhu tertentu dan terurai menjadi gas SO2

dan O2 sesuai reaksi kesetimbangan berikut:

2SO3(g) ⇌ 2SO2(g) + O2(g), apabila dalam keadaan

setimbang masih terdapat 0,6 mol gas SO3,

tentukanlah harga Kc!

1. Reaksi: 2NO(g) + O2(g) ⇌ 2 NO2(g) memiliki Kc = ¼ pada

suhu tertentu. Berapakah jumlah mol O2 yang

dicampurkan dengan dengan 4 mol NO dalam 1 liter

untuk menghasilkan 2 mol NO2 dalam

kesetimbangan.

2. 1 mol NH3 dipanaskan pada tekanan tetap 10 atm hingga 300°C, tentukan volume akhir gas tersebut bila,

a. Gas dianggap tidak mengalami disosiasi

b. Gas terdisosiasi 25%

1. Tetapan kesetimbangan Kp untuk reaksi

dekomposisi fosforus pentaklorida menjadi

fosforus triklorida dan klorin: PCl5(g) ⇌ PCl3(g) +

Cl2(g) adalah 1,05 pada suhu 250°C. Jika pada

saat kesetimbangan tekanan parsial PCl5 dan

PCl3 berturut-turut adalah 0,875 dan 0,463

atm, berapakah tekanan parsial Cl2?

1. N2(g) + 3H2(g) ⇌ 2NH3(g), jika tekanan parsial N2 dan H2

masing-masing 0,8 atm dan 0,4 atm dan tekanan

total sistem 2,8 atm hitunglah harga Kp!

2. Jika diketahui reaksi kesetimbangan :

N2(g) + 3H2(g) ⇌ 2NH3(g), hitunglah kosentrasi NH3

pada keadaan setimbang bila kosentrasi N2 dan H2

masing-masing adalah 0,01 M pada keadaan

setimbang (Kc = 4,1 x108)!

1. 1 mol NH3 dipanaskan pada tekanan tetap 10 atm hingga 300°C, tentukan volume akhir gas tersebut bila,

a. Gas dianggap tidak mengalami disosiasi

b. Gas terdisosiasi 25%

2. Pada suhu tertentu, suatu reaksi kesetimbangan berlangsung dalam wadah bervolume 1 L.

C(s) + H2O(aq) ⇌ H2(g) + CO(g), jika zat-zat dalam keadaan setimbang terdapat 0,05 mol C, 0,05 mol H2O, 0,1 mol H2, dan 0,1 mol CO, tentukan nilai Kc?

Page 135: 101508 lin suciani astuti-fitk

119

Kartu soal 13 Kartu soal 14

Kartu soal 15 Kartu soal 16

Kartu soal 17

1. Amonium karbamat (NH2COONH4) adalah garam asam karbamat yang terdapat dalam urine mamalia. Pada suhu 25°C membentuk kesetimbangan sebagai berikut:

NH2COONH4(s) ⇌ 2NH3(g) + CO2(g), ke dalam suatu wadah vakum yang volumenya 2 L pada suhu 25°C dimasukkan 5 g pada NH2COONH4 (78 g/mol) dan setelah didiamkan beberapa lama ternyata tekanan gas di dalam wadah menjadi 0,116 atm.

a. Jika volume diperkecil menjadi 1 L. Berapakan tekanan total wadah? Dan bagaimana kosentrasinya bertambah atau berkurang?

b. Pada suhu 250°C, nilai Kp untuk kesetimbangan adalah 2,9 x 10-5, berapakah nilai Kc?

2.

1.

1. Dalam campuran bervolume 4 L dan suhu tertentu,

terdapat reaksi kesetimbangan:

COCl2(g) ⇌ CO(g) + Cl2(g), jika pada kesetimbangan

terdapat 1,2 mol COCl2, 0,8 mol CO, dan 0,8 mol

Cl2, tentukan nilai Kc!

2. 1 mol NH3 dipanaskan pada tekanan tetap 10 atm hingga 300°C, tentukan volume akhir gas tersebut bila,

a. Gas dianggap tidak mengalami disosiasi

b. Gas terdisosiasi 25%

1. 1 mol NH3 dipanaskan pada tekanan tetap 10 atm hingga 300°C, tentukan volume akhir gas tersebut bila,

a. Gas dianggap tidak mengalami disosiasi

b. Gas terdisosiasi 25%

2. Diketahui kesetimbangan A(g) + B(g) ⇌ C(g). Apabila

diketahui tekanan gas parsial PA = 0,1, PB = 0,2, dan PC

= 0,3. Berapakah harga Kp?

1. Dalam ruangan bervolum 2 L dimasukkan 1 mol gas

SO3 pada suhu tertentu dan terurai menjadi gas SO2

dan O2 sesuai reaksi kesetimbangan berikut:

2SO3(g) ⇌ 2SO2(g) + O2(g), apabila dalam keadaan

setimbang masih terdapat 0,6 mol gas SO3,

tentukanlah harga Kc!

1. Reaksi : 2NO(g) + O2(g) ⇌ 2NO2(g) memiliki Kc = ¼ pada suhu tertentu. Berapakah jumlah mol O2 yang dicampurkan dengan 4 mol NO dalam 1 liter untuk menghasilkan 2 mol NO2 dalam kesetimbangan.

2. Diketahui kesetimbangan A(g) + B(g) ⇌ C(g). Apabila

diketahui tekanan gas parsial PA = 0,1, PB = 0,2, dan PC

= 0,3. Berapakah harga Kp?

Page 136: 101508 lin suciani astuti-fitk

120

KISI-KISI SOAL TES KEMAMPUAN HASIL BELAJAR KONSEP KESETIMBANGAN KIMIA SIKLUS 1

No. Indikator Indikator Soal Soal Jenjang

Kognitif

1. Menjelaskan konsep

kesetimbangan dinamis

1. Menjelaskan reaksi

reversible dan

irreversible

2. Menganalisis kasus dari

konsep kesetimbangan

3. Menafsirkan grafik dari

reaksi kesetimbangan

1. Jelaskan perbedaan antara reaksi dapat balik (reversible)

dan tidak dapat balik (irreversible)? Dan berikan contoh

masing-masing!

2. Jika kamu memanaskan air dalam wadah terbuka maka air

akan menguap dan semakin lama akan semakin habis.

Berbeda halnya bila kamu memanaskan air dalam wadah

tertutup maka air yang menguap akan menempel pada

dinding penutup wadah, kemudian mengembun. Air yang

mengembun tadi akan menetes kembali ke dalam wadah.

Apakah kasus di atas merupakan salah satu contoh

kesetimbangan? Berikan alasanmu!

3. Pada reaksi penguraian (dissosiasi) gas N2O4 untuk

mencapai kesetimbangan adalah sebagai berikut:

N2O4(g) ⇌ 2 NO2 (g)

Tak berwarna merah-coklat

Kosentrasi tidak lagi berubah menurut waktu.

Keadaan kesetimbangan dicapai

Kon

sen NO2

trasi

N2O4

Waktu

C2

C4

C4

Page 137: 101508 lin suciani astuti-fitk

121

Jelaskanlah grafik yang menerangkan proses penguraian gas

N2O4 diatas!

2. Menjelaskan

kesetimbangan homogen

dan heterogen

4. Menjelaskan pengertian

kesetimbangan

heterogen dan homogen

beserta contohnya.

4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kesetimbangan

homogen dan heterogen? Dan tentukan apakah

kesetimbangan berikut tergolong kesetimbangan homogen

atau heterogen?

a. 4 NH3(g) + 5 O2(g) ⇌ 4 NO(g) + 6 H2O

b. 3 Fe(s) + 4 H2O(g) ⇌ Fe3O4(s) + 4 H2

c. CH3COO-(aq) + H2O(l) ⇌ CH3COOH(aq) + OH-(aq)

d. 2 SO2(aq) + O2(aq) ⇌ 2 SO3(g)

e. 2 NaHCO3(g) ⇌ Na2CO3(g) + CO2(g) + H2O(g)

C2

3. Menjelaskan tetapan

kesetimbangan dan

tetapan kesetimbangan

tekanan dalam suatu

reaksi

5. Menerapkan persamaan

tetapan kesetimbangan

pada suatu reaksi

5. Tentukan persamaan tetapan kesetimbangan (Kc) pada

reaksi berikut:

a. BiCl3(aq) + H2O(l) ⇌ BiOCl(s) + 2HCl(aq)

b. N2(g) + 3H2(g) ⇌ 2NH3(g)

c. SO3(g) ⇌ SO2(g) + ½ O2(g)

d. BiCl3(aq) + H2O(l) ⇌ BiOCl(s) + 2HCl(aq)

e. N2(g) + 3H2(g) ⇌ 2NH3(g)

f. SO3(g) ⇌ SO2(g) + ½ O2(g)

C3

4. Meramalkan arah

pergeseran

kesetimbangan dengan

menggunakan azas Le

Chatelier.

6. Menganalisis pengaruh

volume pada

pergeseran

kesetimbangan

7. Menganalisis pengaruh

suhu pada suatu reaksi

kesetimbangan

6. Ditentukan reaksi kesetimbangan berikut:

CaCO3(s) ⇌ CaO(s) + CO2(g) ∆H = 178 kJ

a. Adakah pengaruhnya terhadap kesetimbangan apabila

pada suhu tetap ditambahkan CaCO3(s)? Jelaskan.

b. Cara apa yang dapat dilakukan untuk menggeser

kesetimbangan itu ke kanan?

7. Gas Nitrogen oksida (NO) (yang terdapat dalam asap

kendaraan bermotor) berasal dari reaksi berikut:

N2(g) + O2(g) ⇌ 2 NO(g)

Reaksi tersebut semakin sempurna pada suhu tinggi. Apakah

reaksi itu endoterm atau eksoterm? Jelaskan.

C4

C4

Page 138: 101508 lin suciani astuti-fitk

122

8. Menganalisis gambar

pada suatu reaksi

kesetimbangan

8.

Pada penguraian zat NO2 menjadi N2O4 yang terjadi pada

reaksi berikut: 2 NO2(g) ⇌ N2O4(g)

Pada keadaan setimbang awal tekanan total = 1 atm,

kemudian ditambah sehingga menjadi 2 atm, apakah yang

terjadi? Jelaskan berdasarkan gambar diatas!

C4

5. Menganalisis pengaruh

perubahan suhu,

kosentrasi, tekanan, dan

volum pada pergeseran

kesetimbangan.

9. Mengidentifikasi data

hasil percobaan

9. Perhatikan data percobaan pada tabel berikut:

Temperatur

(°C)

Hasil NH3 (%)

10

atm

30

atm

50

atm

100

atm

200 50,7 67,6 74,4 81,5

300 14,7 50,3 39,4 52,0

400 3,9 10,2 16,3 25,1

500 1,2 3,5 5,6 10,6

Penambahan suhu pada tekanan tetap sebesar 10 atm akan

menggeser kesetimbangan ke kiri. Periksalah pengaruh suhu

pada tekanan lainnya? Simpulkan pengaruh temperatur dan

tekanan terhadap kesetimbangan pada reaksi berikut:

C4

Page 139: 101508 lin suciani astuti-fitk

123

10. Menjelaskan pengaruh

kosentrasi jika dalam

keadaan suhu dan

volume tetap pada suatu

reaksi kesetimbangan

N2(g) + 3H2(g) ⇌ 2NH3(g) ∆H = + 92,2 kJ

10. Ditentukan reaksi kesetimbangan :

2SO2(g) + O2(g) ⇌ 2 SO3(s) ∆H = - 180 kJ

a. Pada suhu dan volume tetap, ke dalam reaksi setimbang

ditambahkan gas O2. Bagaimana pengaruhnya terhadap

masing-masing zat dalam sistem tersebut?

b. Pada suhu dan volume tetap, dari reaksi setimbang

tersebut gas SO3 dikurangi. Bagaimanakah pengaruhnya

terhadap kosentrasi SO2?

C4

Page 140: 101508 lin suciani astuti-fitk

124

KISI-KISI SOAL TES KEMAMPUAN HASIL BELAJAR KONSEP KESETIMBANGAN KIMIA SIKLUS 2

No. Indikator Indikator Soal Soal Jenjang

Kognitif

1. Menafsirkan data percobaan

mengenai kosentrasi pereaksi dan

hasil reaksi pada keadaan setimbang

untuk menentukan derajat disosiasi

dan tetapan kesetimbangan

1. Menghitung volume pada

reaksi kesetimbangan

2. Menghitung derajat disosiasi

pada reaksi kesetimbangan

1. 1 mol NH3 dipanaskan pada tekanan

tetap 10 atm hingga 300°C, tentukan

volume akhir gas tersebut bila,

a. Gas dianggap tidak mengalami

dissosiasi

b. Gas terdisosiasi 25%

2. Diketahui reaksi kesetimbangan:

2 HI(g) ⇌ H2(g) + I2(g)

Jika 0,1 mol gas HI dimasukkan ke

dalam wadah sebesar satu liter dan

dipanaskan pada suhu 100°C terbentuk

0,02 mol gas I2, berapakah derajat

disosiasinya pada keadaan setimbang?

C3

C3

2. Menghitung harga Kc berdasarkan

kosentrasi zat dalam kesetimbangan

3. Menghitung jumlah mol pada

suatu reaksi kesetimbangan

4. Menghitung harga Kc pada

reaksi kesetimbangan

3. Reaksi : 2NO(g) + O2(g) ⇌ 2NO2(g)

Memiliki Kc = ¼ pada suhu tertentu.

Berapakah jumlah mol O2 yang

dicampurkan dengan 4 mol NO dalam 1

liter untuk menghasilkan 2 mol NO2

dalam kesetimbangan.

4. Ke dalam wadah yang bervolume 10

liter, dimasukkan 8 mol NH3 sehingga

terjadi reaksi:

2 NH3(g) ⇌ N2(g) + H2(g). Jika dalam

keadaan setimbang terdapat 4 mol NH3,

hitunglah harga Kc untuk reaksi

kesetimbangan tersebut!

C3

C3

Page 141: 101508 lin suciani astuti-fitk

125

3. Menghitung harga Kp berdasarkan

tekanan parsial gas pereaksi dan

hasil reaksi pada keadaan

kesetimbangan

5. Menghitung tekanan parsial

gas pada reaksi

kesetimbangan

5. Tetapan kesetimbangan Kp untuk reaksi

dekomposisi fosforus pentaklorida

menjadi fosforus triklorida dan klorin

PCl5(g) ⇌ PCl3(g) + Cl2(g)

Adalah 1,05 pada 250°C. Jika pada saat

kesetimbangan tekanan parsial PCl5 dan

PCl3 berturut-turut adalah 0,875 dan

0,463 atm, berapakah tekanan parsial

Cl2?

C3

4. Menghitung harga Kc berdasarkan

harga Kp atau sebaliknya

6. Menghitung harga Kc

berdasarkan nilai Kp pada

suatu reaksi kesetimbangan

6. Amonium karbamat (NH2COONH4)

adalah garam asam karbamat yang

terdapat dalam urine mmamalia. Pada

suhu 25°C membentuk kesetimbangan

sebagai berikut:

NH2COONH4(s) ⇌ 2 NH3(g) + CO2(g)

Ke dalam suatu wadah vakum yang

volumenya 2 L pada suhu 25°C

dimasukkan 5 g pada NH2COONH4 (78

g/mol) dan setelah didiamkan beberapa

lama ternyata tekannan gas di dalam

wadah tersebut menjadi 0,116 atm, dan

tekanan ini tetap konstan dengan

perubahan waktu.

a. Bila pada suhu 25°C dan pada

tekanan konstan tersebut, volume

sistem diperkecil menjadi 1 L.

Berapa tekanan total wadah setelah

mencapai kesetimbangan kembali?

Dan bagaimana kosentrasi

NH2COONH4 bertambah atau

berkurang?

b. Pada suhu 250°C, nilai Kp untuk

C3

Page 142: 101508 lin suciani astuti-fitk

126

kesetimbangan adalah

2,9 x 10-5

maka berapakah nilai Kc?

5. Menganalisis penerapan prinsip

kesetimbangan dalam industri

7. Mensintesis prinsip

kesetimbangan pada

pembuatan asam sulfat

8. Mendeskripsikan keuntungan

katalis pada suatu reaksi

kesetimbangan

9. Menjelaskan tahapan-tahapan

pembuatan asam nitrat

7. Tahap penting pada pembuatan asam

sulfat adalah mengubah SO2 menjadi

SO3, karena reaksinya merupakan reaksi

kesetimbangan:

2 SO2(g) + O2(g) ⇌ 2SO3(g) ∆H = -98

kJ

a. Berdasarkan prinsip kesetimbangan,

bagaimanakah pengaturan suhu dan

tekanan yang menguntungkan

pembentukkan SO3? Jelaskan.

b. Pada proses kontak digunakan

tekanan normal (1 atm) dan suhu

yang relatif tinggi (sekitar 500°C).

Apakah hal ini sesuai dengan prinsip

kesetimbangan?

8. NH3 dibuat dari gas N2 dan gas H2

menurut reaksi kesetimbangan:

N2(g) + 3H2(g) ⇌ 2NH3(g) ∆H = -

92 kJ

Menurut proses Haber-Bosch,

pembuatan amonia dilakukan dengan

tekanan tinggi (sekitar 500°C). Jelaskan

alasan digunakannya tekanan dan suhu

tinggi pada proses itu. Kemudian apakah

ada keuntungannya dalam menggunakan

katalis?

9. Asam nitrat di gunakan dalam pembuatan

pupuk amonium nitrat, bahan peledak

seperti TNT, industri zat warna, dan

metalurgi. Asam nitrat dapat dibuat

C5

C6

C2

Page 143: 101508 lin suciani astuti-fitk

127

dengan cara mereaksikan NO2 dengan

air. Metode apa yang biasa digunakan

dalam industri asam nitrat? Dan

jelaskanlah tahap-tahapnya?

6. Menerapkan prinsip reaksi

kesetimbangan dalam tubuh

manusia

10. Menjelaskan contoh reaksi

kesetimbangan dalam tubuh

10. Sebutkan contoh proses dalam tubuh yang

melibatkan reaksi kesetimbangan kimia?

C2

Page 144: 101508 lin suciani astuti-fitk

128

KISI-KISI KUNCI JAWABAN DAN PENSKORAN TES KEMAMPUAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP

KESETIMBANGAN KIMIA SIKLUS 1

No. Indikator Jawaban Bobot Nilai

1. Menjelaskan konsep kesetimbangan

dinamis

1. Reaksi yang tidak dapat balik (irreversible) yaitu reaksi kimia yang

berlangsung hanya untuk mendapatkan produk (hasil reaksi) saja dan

tidak dapat menghasilkan reaktan (pereaksi kembali). Sedangkan

reaksi yang dapat balik (reversible) yaitu reaksi kimia yang

berlangsung dua arah (bolak balik) dapat membentuk reaktan

(pereaksi kembali).

Contoh reaksi ireversible : Kertas dibakar, pembusukan buah

Contoh reaksi reversible : Proses pemanasan air dalam wadah

tertutup, siklus oksigen, dan proses penguapan air dari permukaan

bumi dengan proses turunnya hujan.

Penskoran nilai:

Diberi poin 10, jika mampu menjawab dengan tepat sesuai dengan kunci

jawaban

Diberi poin 5, jika mampu menjawab sampai perbedaan reaksi

irreversibel dan reversibel

Diberi poin 1, menjawab tetapi jawaban salah/tidak sesuai dengan kunci

jawaban

Diberi poin 0, jika tidak menjawab sama sekali

2. Ya, karena ketika air (H2O) dipanaskan suhunya akan semakin

bertambah sehingga air menyerap kalor dengan ditandai air menguap

dan menempel didinding tutup wadah, kesetimbangan akan bergeser

ke arah endoterm. Kemudian ketika air (H2O) didiamkan, suhunya

akan semakin turun sehingga air melepas kalor dengan ditandai uap

yang menempel pada dinding tutup wadah( mengembun) dan air

menetes kembali ke dalam wadah, kesetimbangan akan bergeser ke

arah eksoterm.

10 Poin

10 Poin

Page 145: 101508 lin suciani astuti-fitk

129

Penskoran nilai:

Diberi poin 10, jika mampu menjawab dengan tepat sesuai dengan kunci

jawaban

Diberi poin 5, jika mampu menjawab benar tetapi kurang lengkap

Diberi poin 1, menjawab tetapi jawaban salah/tidak sesuai dengan kunci

jawaban

Diberi poin 0, jika tidak menjawab sama sekali

3. Pada keadaan kesetimbangan, jumlah molekul NO2 dan N2O4 tetap.

Oleh karena itu ketika keadaan kesetimbangan tercapai tidak terjadi

perubahan sifat makroskopis zat. Akan tetapi reaksi penguraian dan

pembentukkan N2O4 tetap berlangsung secara terus menerus tidak

kunjung berhenti. Jadi, pada eadaan kesetimbangan dinamis,

sekalipun secara makroskopis tidak terjadi perubahan, tetapi secara

makroskopis tetap terjadi perubahan yang terus menerus.

Penskoran nilai:

Diberi poin 10, jika mampu menjawab dengan tepat sesuai dengan kunci

jawaban

Diberi poin 5, jika mampu menjawab benar tetapi kurang sesuai dengan

kunci

Diberi poin 1, menjawab tetapi jawaban salah/tidak sesuai dengan kunci

jawaban

Diberi poin 0, jika tidak menjawab sama sekali

10 Poin

2. Menjelaskan kesetimbangan

homogen dan heterogen

4. Kesetimbangan homogen adalah reaksi kesetimbangan yang

mengandung zat-zat homogen (satu fase). Sedangkan Kesetimbangan

heterogen adalah reaksi kesetimbangan yang mengandung zat-zat

yang heterogen (beberapa fase)

a. Kesetimbangan homogen

b. Kesetimbangan heterogen

c. Kesetimbangan heterogen

10 poin

Page 146: 101508 lin suciani astuti-fitk

130

d. Kesetimbangan homogen

e. Kesetimbangan heterogen

Penskoran nilai:

Diberi poin 10, jika mampu menjawab dengan tepat sesuai dengan kunci

jawaban

Diberi poin 5, jika mampu menjawab benar tetapi kurang sesuai dengan

kunci jawaban

Diberi poin 1, menjawab tetapi jawaban salah/tidak sesuai dengan kunci

jawaban

Diberi poin 0, jika tidak menjawab sama sekali

3. Menjelaskan tetapan kesetimbangan

dan tetapan kesetimbangan tekanan

dalam suatu reaksi

5. a. Kc =

b. Kc = M-2

c. Kc = M1/2

d. Kp =

e. Kp =

f. Kp =

Penskoran nilai:

Diberi poin 10, jika mampu menjawab dengan tepat sesuai dengan kunci

jawaban

10 poin

Page 147: 101508 lin suciani astuti-fitk

131

Diberi poin 5, jika mampu menjawab benar tetapi kurang sesuai dengan

kunci jawaban

Diberi poin 1, menjawab tetapi jawaban salah/tidak sesuai dengan kunci

jawaban

Diberi poin 0, jika tidak menjawab sama sekali

4. Meramalkan arah pergeseran

kesetimbangan dengan menggunakan

azas Le Chatelier.

6. a. Ada, penambahan CaCO3 salah satu pereaksi akan menggeser ke

arah kanan.

b. Dengan ditambahkan CaCO3

Penskoran nilai:

Diberi poin 10, jika mampu menjawab dengan tepat sesuai dengan kunci

jawaban

Diberi poin 5, jika mampu menjawab benar tetapi kurang sesuai dengan

kunci jawaban

Diberi poin 1, menjawab tetapi jawaban salah/tidak sesuai dengan kunci

jawaban

Diberi poin 0, jika tidak menjawab sama sekali

7. Reaksinya termasuk reaksi endoterm, karena N2(g) dan O2(g)

memerlukan kalor (menyerap panas)

Penskoran nilai:

Diberi poin 10, jika mampu menjawab dengan tepat sesuai dengan kunci

jawaban

Diberi poin 5, jika mampu menjawab benar tetapi kurang sesuai dengan

kunci jawaban

Diberi poin 1, menjawab tetapi jawaban salah/tidak sesuai dengan kunci

jawaban

Diberi poin 0, jika tidak menjawab sama sekali

10 Poin

10 Poin

Page 148: 101508 lin suciani astuti-fitk

132

8. Pada gambar (a) campuran NO2 dan N2O4 pada keadaann setimbang

mula-mula (P = 1 atm). Dalam wadah terdapat 17 molekul (5

molekul NO2 dan 12 molekul N2O4) dan 87 atom (29 atom N dan 58

atom O). Gambar (b) Tekanan total diperbesar menjadi 2 atm,

menyebabkan volume berkurang. Dan pada gambar (c) beberapa saat

setelah tekanan diperbesar, dua molekul NO2 bergabung membentuk

molekul N2O4. Dalam wadah terdapat 16 molekul (3 molekul NO2

dan 13 molekul N2O4) dan 87 atom (29 atom N dan 58 atom O).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa jika tekanan bertambah, volume

akan berkurang. Begitu juga sebaliknya jika tekanan bertambah

(volume berkurang), reaksi akan bergeser ke kanan karena setiap dua

molekul NO2 membentuk satu molekul N2O4.

Penskoran nilai:

Diberi poin 10, jika mampu menjawab dengan tepat sesuai dengan kunci

jawaban

Diberi poin 5, jika mampu menjawab benar tetapi kurang sesuai dengan

kunci jawaban

Diberi poin 1, menjawab tetapi jawaban salah/tidak sesuai dengan kunci

jawaban

Diberi poin 0, jika tidak menjawab sama sekali

10 Poin

5. Menganalisi pengaruh perubahan

suhu, kosentrasi, tekanan, dan volum

pada pergeseran kesetimbangan.

9. Pengaruh suhu pada tekanan lainnya yaitu semakin tinggi suhu pada

tekanan tetap sebesar 30 atm rendemen NH3 semakin kecil begitu

juga dengan atm 50, 100, 600, dan 1000. Kesimpulannya : rendemen

NH3 pada suhu konstan 200°C akan menggeser kekanan karena

semakin besar tekanannya akan semakin tinggi nilai rendemen NH3.

Sedangkan semakin bertambahnya suhu pada tekanan 10 atm akan

10 Poin

Page 149: 101508 lin suciani astuti-fitk

133

menggeser kesetimbangan kekiri.

Penskoran nilai:

Diberi poin 10, jika mampu menjawab dengan tepat sesuai dengan kunci

jawaban

Diberi poin 5, jika mampu menjawab benar tetapi kurang sesuai dengan

kunci jawaban

Diberi poin 1, menjawab tetapi jawaban salah/tidak sesuai dengan kunci

jawaban

Diberi poin 0, jika tidak menjawab sama sekali

10. a. Pada suhu dan tekanan tetap, jika gas O2 ditambahkan

kesetimbangan akan bergeser dari ke kanan. Karena reaksi

bergeseser ke kanan, maka gas SO2 akan berkurang seangkan gas

SO3 akan bertambah.

b. Pada suhu dan tekanan tetap, jika gas SO3 dikurangi

kesetimbangan akan bergeser dari kiri ke kanan. Karena reaksi

bergeser ke kanan, maka gas SO2 akan berkurang.

Penskoran nilai:

Diberi poin 10, jika mampu menjawab dengan tepat sesuai dengan kunci

jawaban

Diberi poin 5, jika mampu menjawab benar tetapi kurang sesuai dengan

kunci jawaban

Diberi poin 1, menjawab tetapi jawaban salah/tidak sesuai dengan kunci

jawaban

Diberi poin 0, jika tidak menjawab sama sekali

10 Poin

Page 150: 101508 lin suciani astuti-fitk

134

KISI-KISI JAWABAN DAN PENSKORAN TES KEMAMPUAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP

KESETIMBANGAN KIMIA SIKLUS 2

No. Indikator Jawaban soal Bobot Nilai

1. Menafsirkan data percobaan mengenai

kosentrasi pereaksi dan hasil reaksi

pada keadaan setimbang untuk

menentukan derajat disosiasi dan

tetapan kesetimbangan

1. a. Volum gas dapat dihitung dengan rumus ideal,

PV = nRT, atau V = V =

Bila gas tidak mengalami disosiasi maka jumlah mol gas tetap 1

mol

V = liter = 4,7 liter

b. Bila gas terdisosiasi 25% ( a = 0,25) maka jumlah mol total

campuran gas = α [ 1 + (n-1) a] mol

= 1 [ 1 + (2-1) 0,25] mol

= 1,25 mol

Jadi, volume gas V = liter = 5,88 liter

Penskoran nilai:

Diberi poin 10, jika mampu menjawab dengan tepat sesuai dengan

kunci jawaban

Diberi poin 5, jika mampu menjawab benar tetapi kurang sesuai

dengan kunci jawaban

Diberi poin 1, menjawab tetapi jawaban salah/tidak sesuai dengan

kunci jawaban

10 Poin

Page 151: 101508 lin suciani astuti-fitk

135

Diberi poin 0, jika tidak menjawab sama sekali

2. 2 HI(g) ⇌ H2(g) + I2(g)

Awal 0,1 - -

Reaksi 0,02 0,02 0,02

Setimbang 0,08 0,02 0,02

a = = = 0,2

Penskoran nilai:

Diberi poin 10, jika mampu menjawab dengan tepat sesuai dengan

kunci jawaban

Diberi poin 5, jika mampu menjawab benar tetapi kurang sesuai

dengan kunci jawaban

Diberi poin 1, menjawab tetapi jawaban salah/tidak sesuai dengan

kunci jawaban

Diberi poin 0, jika tidak menjawab sama sekali

10 Poin

Page 152: 101508 lin suciani astuti-fitk

136

2. Menghitung harga Kc berdasarkan

kosentrasi zat dalam kesetimbangan

3. 2NO + O2 ⇌ 2NO2

Awal : 4 x

Reaksi : 2 1

Setimbang : 2 x - 1 2

x – 1 = 4

x = 5

Penskoran nilai:

Diberi poin 10, jika mampu menjawab dengan tepat sesuai dengan

kunci jawaban

Diberi poin 5, jika mampu menjawab benar tetapi kurang sesuai

dengan kunci jawaban

Diberi poin 1, menjawab tetapi jawaban salah/tidak sesuai dengan

kunci jawaban

Diberi poin 0, jika tidak menjawab sama sekali

4. 2 NH3(g) ⇌ N2(g) + 3 H2(g)

Awal 8 - -

Reaksi -4 +2 +6

Setimbang 4 2 6

10 Poin

10 Poin

Page 153: 101508 lin suciani astuti-fitk

137

[NH3] = M [N2] = M [ H2] = M

Kc = = =

Penskoran nilai:

Diberi poin 10, jika mampu menjawab dengan tepat sesuai dengan

kunci jawaban

Diberi poin 5, jika mampu menjawab benar tetapi kurang sesuai

dengan kunci jawaban

Diberi poin 1, menjawab tetapi jawaban salah/tidak sesuai dengan

kunci jawaban

Diberi poin 0, jika tidak menjawab sama sekali

3. Menghitung harga Kp berdasarkan

tekanan parsial gas pereaksi dan hasil

reaksi pada keadaan kesetimbangan

5. a. Kc =

Karena T = 375 + 273 = 648 K dan ∆n = 2 – 4 = -2, di dapat :

Kc = = 1,2

b. 1,05 =

PCl2 = = 1,98 atm

Penskoran nilai:

Diberi poin 10, jika mampu menjawab dengan tepat sesuai dengan

kunci jawaban

Diberi poin 5, jika mampu menjawab benar tetapi kurang sesuai

10 Poin

Page 154: 101508 lin suciani astuti-fitk

138

dengan kunci jawaban

Diberi poin 1, menjawab tetapi jawaban salah/tidak sesuai dengan

kunci jawaban

Diberi poin 0, jika tidak menjawab sama sekali

4. Menghitung harga Kc berdasarkan

harga Kp

6. a. Volume dikurangi dari 2L - 1L, sesuai dengan asa Le Chatelier

bahwa jika pada kesetimbangan reaksi dilakukan aksi-aksi

tertentu, sistem akan mengadakan reaksi yang menggeser

kesetimbangan untuk menghilangkan pengaruh aksi tersebut

sehingga jika volume dikurangi maka tekanan akan bertambah,

reaksi akan bergeser kearah kanan. Tekanan totalnya menjadi

0,174 atm karena tekanan awal ditambah tekanan penambahan.

2 NH3(g) + CO2 ⇌ NH2COONH4

[ NH2COONH4]awal = =

=

= 0,032 M

[ NH2COONH4]volum dikurangi =

=

= 0,064 M

Jadi, dilihat dari perhitungan kosentrasi menunjukan bahwa

10 Poin

Page 155: 101508 lin suciani astuti-fitk

139

kosentrasinya bertambah.

b. Kp = Kc (RT)∆n

2,9 x 10-5

= Kc (0,082 x 523)2

2,9 x 10-5

= Kc x (1,8x103)

Kc = = 1,6 x 10-8

Penskoran nilai:

Diberi poin 10, jika mampu menjawab dengan tepat dan lengkap

sesuai dengan kunci jawaban

Diberi poin 5, jika mampu menjawab benar tetapi kurang lengkap

Diberi poin 1, menjawab tetapi jawaban salah/tidak sesuai dengan

kunci jawaban

Diberi poin 0, jika tidak menjawab sama sekali

5. Mengaplikasikan penerapan prinsip

kesetimbangan dalam industri

7. a. Pada proses kontak digunakan suhu sekitar 500 °C dan katalis

V2O5. Sebenarnya tekanan besar akan menguntungkan produksi

SO3, tetapi penambahan tekanan ternyata tidak diimbangi

penambahan hasil yang memadai. Oleh karena itu, pada proses

kontak tidak digunakan tekanan besar melainkan tekanan normal 1

atm.

b.Ya, hal ini sesuai dengan prinsip kesetimbangan kimia karena

dengan kenaikan suhu proses kesetimbangan berlaku meskipun

tekanan dijadikan tetap/normal (1 atm).

Penskoran nilai:

10 Poin

Page 156: 101508 lin suciani astuti-fitk

140

Diberi poin 10, jika mampu menjawab dengan tepat dan lengkap

sesuai dengan kunci jawaban

Diberi poin 5, jika mampu menjawab benar tetapi kurang lengkap

Diberi poin 1, menjawab tetapi jawaban salah/tidak sesuai dengan

kunci jawaban

Diberi poin 0, jika tidak menjawab sama sekali

8. Jika tekanan dinaikkan maka diperlukan ketebalan pipa yang lebih

banyak agar tidak mudah rusak bila tekanan gas meningkat. Hal

tersebut mengeluarkan biaya yang banyak. Jika suhu terlalu tinggi

atau terlalu rendah maka jumlah amoniak yang diperoleh sedikit

dan reaksi membutuhkan waktu yang cukup lama. Oleh karena

itu, Fritz Haber dan Carl bosch menggunakan tekanan dan suhu

optimum untuk membuat amoniak. Tekanan optimum untuk

membuat amoniak ialah 250 atm atau 351 kPa dan suhu 550°C

dengan menggunakan katalis Fe yang diperoleh dari reduksi

Fe3O4. Ada keuntungan dalam penggunaan katalis diantaranya

yaitu katalis penting bagi reaksi yang memerlukan suhu tinggi,

karena dengan suatu katalis reaksi seperti ini dapat berlangsung

pada suhu yang lebih rendah. Meskipun katalis dapat

mempercepat pencapaian keadaan setimbang, namun katalis tidak

mengubah komposisi kesetimbangan.

Penskoran nilai:

Diberi poin 10, jika mampu menjawab dengan tepat dan lengkap

sesuai dengan kunci jawaban

Diberi poin 5, jika mampu menjawab benar tetapi kurang lengkap

Diberi poin 1, menjawab tetapi jawaban salah/tidak sesuai dengan

kunci jawaban

10 Poin

Page 157: 101508 lin suciani astuti-fitk

141

Diberi poin 0, jika tidak menjawab sama sekali

9. Pada industri asam nitrat biasa digunakan metode Ostwald yang

terdiri atas tiga tahap reaksi:

Tahap 1: oksidasi amonia

Biasanya proses pembuatan asam nitrat satu pekat dengan

pembuatan amonia karena sebagian amonia yang dihasilkan

dioksidasi untuk menghasilkan gas nitrogen monoksida. Pada reaksi

ini suhu reaksi sekitar 900°C. Dan digunakan katalis platina dan

rhenium.

4 NH3(g) + 5 O2(g) ⇌ 4 NO(g) +6 H2O(l) ∆H = -907 kJ

Gas NO optimum, jika suhu reaksi diturunkan dan tekanan

diperbesar

Tahap 2: oksidasi gas NO

Gas NO yang terbenntuk selanjutnya dicampurkan dengan udara

agar dapat bereaksi dengan oksigen.

2 NO(g) + O2(g) ⇌ 2NO2(g)

Tahap 3: pembentukan HNO3

Pada tahap akhir ini, gas NO2 direaksikan dengan air menghasilkan

asam nitrat dan gas NO

3NO2(g) + H2O(l) ⇌ 2HNO3(aq) + NO(g)

10 Poin

Page 158: 101508 lin suciani astuti-fitk

142

Penskoran nilai:

Diberi poin 10, jika mampu menjawab dengan tepat dan lengkap

sesuai dengan kunci jawaban

Diberi poin 5, jika mampu menjawab benar tetapi kurang lengkap

Diberi poin 1, menjawab tetapi jawaban salah/tidak sesuai dengan

kunci jawaban

Diberi poin 0, jika tidak menjawab sama sekali

6. Menerapkan prinsip reaksi

kesetimbangan dalam tubuh manusia

10. 1) pH darah dan jaringan tubuh

2) Metabolisme karbondioksida dalam tubuh

3) Kesetimbangan dalam mulut

4) pengikatan oksigen dalam darah

Penskoran nilai:

Diberi poin 10, jika mampu menjawab dengan tepat dan lengkap

sesuai dengan kunci jawaban

Diberi poin 5, jika mampu menjawab benar tetapi kurang lengkap

Diberi poin 1, menjawab tetapi jawaban salah/tidak sesuai dengan

kunci jawaban

Diberi poin 0, jika tidak menjawab sama sekali

10 Poin

Page 159: 101508 lin suciani astuti-fitk

143

Lampiran 10

Soal Post Test Uraian Siklus 1

Nama : Hari/tanggal :

Kelas : Waktu :

Kosentrasi tidak lagi berubah menurut waktu.

Keadaan kesetimbangan dicapai

Kon NO2

sen

trasi

N2O4

Waktu

Jelaskanlah grafik yang menerangkan proses penguraian gas N2O4 diatas!

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kesetimbangan homogen dan heterogen? Dan

tentukan apakah kesetimbangan berikut tergolong kesetimbangan homogen atau

heterogen?

a. 4 NH3(g) + 5 O2(g) ⇌ 4 NO(g) + 6 H2O

b. 3 Fe(s) + 4 H2O(g) ⇌ Fe3O4(s) + 4 H2

c. CH3COO-(aq) + H2O(l) ⇌ CH3COOH(aq) + OH-(aq)

d. 2 SO2(aq) + O2(aq) ⇌ 2 SO3(g)

e. 2 NaHCO3(g) ⇌ Na2CO3(g) + CO2(g) + H2O(g)

3. Tentukan persamaan tetapan kesetimbangan (Kc) dan tetapan kesetimbangan tekanan

parsial gas (Kp) pada reaksi berikut:

a. BiCl3(aq) + H2O(l) ⇌ BiOCl(s) + 2HCl(aq)

b. N2(g) + 3H2(g) ⇌ 2NH3(g)

d. 2 H2S(g) + 3 O2 ⇌ 2 H2O (g) + 2 SO2 (g)

1. Pada reaksi penguraian (dissosiasi) gas N2O4 untuk mencapai kesetimbangan adalah

sebagai berikut:

N2O4(g) ⇌ 2 NO2 (g)

Tak berwarna merah-coklat

c. 2 H2S(g) + 3 O2 ⇌ 2 H2O (g) + 2 SO2 (g)

e. N2(g) + 3H2(g) ⇌ 2NH3(g)

Page 160: 101508 lin suciani astuti-fitk

144

f. 2 HI (g) ⇌ H2(g) + I2(g)

4. Ditentukan reaksi kesetimbangan berikut:

CaCO3(s) ⇌ CaO(s) + CO2(g) ∆H = 178 kJ

a. Adakah pengaruhnya terhadap kesetimbangan apabila pada suhu tetap

ditambahkan CaCO3(s)? Jelaskan.

b. Cara apa yang dapat dilakukan untuk menggeser kesetimbangan itu ke kanan?

5. Ditentukan reaksi kesetimbangan :

2SO2(g) + O2(g) ⇌ 2 SO3(s) ∆H = - 180 kJ

a. Pada suhu dan volume tetap, ke dalam reaksi setimbang ditambahkan gas O2.

Bagaimana pengaruhnya terhadap masing-masing zat dalam sistem tersebut?

b. Pada suhu dan volume tetap, dari reaksi setimbang tersebut gas SO3 dikurangi.

Bagaimanakah pengaruhnya terhadap kosentrasi SO2?

Page 161: 101508 lin suciani astuti-fitk

145

Lampiran 11

Soal Post Test Uraian Siklus 2

Nama : Hari/tanggal :

Kelas : Waktu :

1. 1 mol NH3 dipanaskan pada tekanan tetap 10 atm hingga 300°C, tentukan volume

akhir gas tersebut bila,

a. Gas dianggap tidak mengalami dissosiasi

b. Gas terdisosiasi 25%

2. Reaksi : 2NO(g) + O2(g) ⇌ 2NO2(g)

Memiliki Kc = ¼ pada suhu tertentu. Berapakah jumlah mol O2 yang dicampurkan

dengan 4 mol NO dalam 1 liter untuk menghasilkan 2 mol NO2 dalam kesetimbangan.

3. Amonium karbamat (NH2COONH4) adalah garam asam karbamat yang terdapat

dalam urine mmamalia. Pada suhu 25°C membentuk kesetimbangan sebagai berikut:

NH2COONH4(s) ⇌ 2 NH3(g) + CO2(g)

Ke dalam suatu wadah vakum yang volumenya 2 L pada suhu 25°C dimasukkan 5 g

pada NH2COONH4 (78 g/mol) dan setelah didiamkan beberapa lama ternyata

tekannan gas di dalam wadah tersebut menjadi 0,116 atm, dan tekanan ini tetap

konstan dengan perubahan waktu.

a. Bila pada suhu 25°C dan pada tekanan konstan tersebut, volume sistem diperkecil

menjadi 1 L. Berapa tekanan total wadah setelah mencapai kesetimbangan

kembali? Dan bagaimana kosentrasi NH2COONH4 bertambah atau berkurang?

b. Pada suhu 250°C, nilai Kp untuk kesetimbangan adalah

2,9 x 10-5

maka berapakah nilai Kc?

4. Tahap penting pada pembuatan asam sulfat adalah mengubah SO2 menjadi SO3,

karena reaksinya merupakan reaksi kesetimbangan:

2 SO2(g) + O2(g) ⇌ 2SO3(g) ∆H = -98 kJ

a. Berdasarkan prinsip kesetimbangan, bagaimanakah pengaturan suhu dan tekanan

yang menguntungkan pembentukkan SO3? Jelaskan.

b. Pada proses kontak digunakan tekanan normal (1 atm) dan suhu yang relatif tinggi

(sekitar 500°C). Apakah hal ini sesuai dengan prinsip kesetimbangan?

5. Sebutkan contoh proses dalam tubuh yang melibatkan reaksi kesetimbangan kimia?

Page 162: 101508 lin suciani astuti-fitk

146

Lampiran 12

Tabel Nilai Kimia Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Muhamadiyah 02 Cipondoh

Tahun Ajaran 2009/2010

Absen UH 1 UH 2 UH 3 UTS UH 4 UH 5

1 70 72 72 88 92 82

2 65 55 70 38 52 54

3 75 70 50 55 65 70

4 70 64 45 25 72

5 54 35 34 35 20 52

6 55 38 28 30 45 48

7 75 65 70 35 68 72

8 75 45 20 40 32 54

9 70 42 45 60 60 35

10 82 35 70 65 78 75

11 45 32 58 20 72 28

12 47 68 45 35 45 32

13 70 70 68 72 68 68

14 75 60 45 55 60 70

15 80 72 75 62 78 58

16 68 68 70 68 40 42

17 65 52 35 40 30 28

18 50 70 72 55 20 35

19 74 68 72 48 72 45

20 62 30 20 70 48 30

21 80 75 75 60 68 75

22 90 75 70 55 70 68

23 45 38 34 54 45 55

24 44 35 40 78 42 30

25 42 30 70 25 20

26 60 55 58 45 30 42

27 65 65 45 35 50 55

28 75 70 70 65 68 70

29 70 65 35 45 75 72

30 85 78 75 75 70 70

31 70 62 70 50 45 38

32 90 75 80 70 88 80

33 65 55 50 68 68 70

34 45 57 58 68 35 40

35 65 55 30 25 40 32

36 78 42 70 38 50 62

Jumlah 2346 2035 1986 1917 1939 1929

Rata-

rata

65,16 57,08 55,16 53,25 53,86 53,58

51,30

Page 163: 101508 lin suciani astuti-fitk

147

Keterangan:

UH 1 = Ulangan Harian Struktur Atom

UH 2 = Ulangan Harian Bentuk Molekul

UH 3 = Ulangan Harian Termokimia

UTS = Ujian Tengah Semester

UH 4 = Ulangan Harian Laju Reaksi

UH 5 = Ulangan Harian Kesetimbangan Kimia

Mengetahui,

Guru Bidang Studi Kimia

Karmawan, S.Pd

Page 164: 101508 lin suciani astuti-fitk

148

Lampiran 13

Tabel Analisis Uji Coba Instrumen Tes Hasil Belajar Kesetimbangan

Kimia Siklus I dan Siklus II

Siklus I

No Soal Daya Beda

Tingkat

Kesukaran Validitas

Nilai Kategori Nilai Kategori r hitung r tabel Keterangan

1 0,429 Baik 0,533 Sedang 0,6 0,482 Valid

2 0,429 Baik 0,333 Sedang 0,449 0,482 Invalid

3 0 Jelek 0 Sukar 0,175 0,482 Invalid

4 0 Jelek 0,333 Sedang 0,786 0,482 Valid

5 0,571 Baik 0,300 Sedang 0,659 0,482 Valid

6 0 Jelek 0 Sukar 0,005 0,482 Invalid

7 0 Jelek 0 Sukar 0,185 0,482 Invalid

8 0,143 Jelek 0,067 Sukar 0,744 0,482 Valid

9 0,143 Jelek 0,067 Sukar 0,374 0,482 Invalid

10 0,286 Cukup 0,300 Sedang 0,726 0,482 Valid

Reliabilitas 0,90

Kategori Baik

Siklus II

No Soal Daya Beda

Tingkat

Kesukaran Validitas

Nilai Kategori Nilai Kategori r hitung r tabel Keterangan

1 0 0 Sukar 0,741 0,482 Valid

2 0 0 Sukar -0,198 0,482 Invalid

3 0 Jelek 0 Sukar 0,337 0,482 Invalid

4 0,714 Sangat

baik

0,467 Sedang 0,734 0,482 Valid

5 0,143 Jelek 0,067 Sukar 0,623 0,482 Valid

6 0 Jelek 0 Sukar 0,318 0,482 Invalid

7 0,143 Jelek 0,067 Sukar 0,350 0,482 Invalid

8 0 Jelek 0 Sukar -0,135 0,482 Invalid

9 0,286 Cukup 0,333 Sedang 0,658 0,482 Valid

10 0,286 Cukup 0,467 Sedang 0,657 0,482 Valid

Reliabilitas 0,74

Kategori Baik

Page 165: 101508 lin suciani astuti-fitk

149

Lampiran 14

Analisis Validitas dan Reliabilitas Tes Kemampuan Hasil Belajar Pada Siklus I

1 2 3 4 5

A 10 10 3 10 7 40 1600 31.4 985.96

B 10 10 3 7 5 35 1225 14.4 207.36

C 10 10 3 10 10 43 1849 13.4 179.56

D 10 10 1 10 10 41 1681 9.4 88.36

E 7 5 1 7 10 30 900 3.4 11.56

F 7 5 3 5 5 25 625 1.4 1.96

G 10 5 3 7 5 30 900 -1.6 2.56

H 10 10 1 7 5 33 1089 -1.6 2.56

I 7 3 3 7 5 25 625 -2.6 6.76

J 10 3 3 7 5 28 784 -8.6 73.96

K 10 3 3 5 5 26 676 -8.6 73.96

L 1 5 1 5 5 17 289 -9.6 92.16

M 3 3 3 7 3 19 361 -11.6 134.56

N 5 7 0 5 1 18 324 -12.6 158.76

O 3 5 3 3 1 15 225 -16.6 275.56

Xi 113 94 34 102 82 425 13153 0 2295.6

RATA-RATA 48.6

Jumlah Xi2 991 710 94 752 560

Jumlah Xi x Xt 5832 4805 1687 5245 4319

Jumlah (xi x xt) 340.2 236.6 34.6 287.8 333.8

Jumlah xi2 139.73 120.93 16.93 58.4 111.7

Nilai rit 0.6 0.449 0.175 0.786 0.659

r Tabel 5% (n = 15) 0.482 0.482 0.482 0.482 0.482

Hasil valid tidak valid tidak valid valid valid

Butir Soal 1 4 5 8 10 Jumlah Vars T Nilai rii

Varians Butir 9.31 3,89 7,45 3,67 5,05 52.72 153.04 0,90

Jumlah Sxt2Nama SiswaSkor Butir Soal

Jumlah Xt Jumlah Xt2 Xt Rata-rata (SXt)

Page 166: 101508 lin suciani astuti-fitk

150

Lampiran 15

Perhitungan Uji Validitas Instrumen Siklus I (Contoh : Soal Tes Hasil Belajar Siklus I No. 1)

rit = XiXt

Xi 2 Xt 2

Penyelesaian:

SXt = 729 SX2

t = 37725 Sχ2

t = 2295,6

1. ∑ X 1 = 113 ∑ X 1 X t = 5832

∑ X2

t = 991

∑ X1 Xt = 5832 – 729 x 113

15 = 340,8

∑ x2t = 991 -

1132

15 = 139,73

Korelasinya adalah sebagai berikut :

r it = 340,2

229,5 x 139,73 =

340,2

566,36 = 0,60

r tabel = 0,482

Karena rhitung > rtabel, maka soal dinyatakan valid

Page 167: 101508 lin suciani astuti-fitk

151

Lampiran 16

Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen Siklus I

r ii = 𝑘

𝑘 − 1 [1 -

𝑆𝑖2

𝑆𝑡2 ]

1. Mencari jumlah varians butir yang valid :

Nomor Butir Varians Butir

1

4

5

8

10

139,73 : 15 = 9,31

58,4 : 15 = 3,89

111,73 : 15 = 7,45

56,4 : 15 = 3,76

75,73 : 15 = 5,05

Jumlah 29,46

2. Mencari varians skor total :

St2 =

S𝑥𝑡2

N =

2295,6

15 = 153,04

3. Mencari nilai koefesien reliabilitas tes :

r ii = 10

10 − 1 [ 1 –

29,46

153,04 ]

= 0,90

Page 168: 101508 lin suciani astuti-fitk

152

Lampiran 17

Tingkat Kesukara Soal Siklus I

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

a 10 10 3 10 7 5 5 10 10 10 80

b 10 10 3 7 5 3 3 7 5 10 63

c 10 10 3 10 10 5 3 5 1 5 62

d 10 10 1 10 10 1 5 3 3 5 58

e 7 5 1 7 10 1 3 5 3 10 52

f 7 5 3 5 5 5 5 5 5 5 50

g 10 5 3 7 5 5 3 5 1 3 47

h 10 10 1 7 5 3 0 5 1 5 47

i 7 3 3 7 5 7 1 5 1 7 46

j 10 3 3 7 5 3 1 3 0 5 40

k 10 3 3 5 5 5 1 5 0 3 40

l 1 5 1 5 5 5 0 5 7 5 39

m 3 3 3 7 3 5 0 5 3 5 37

n 5 7 0 5 1 5 0 1 5 7 36

o 3 5 3 3 1 1 1 3 5 7 32

skor benar 80 50 0 30 30 0 0 10 10 30 729

jum siswa yang benar 8 5 0 3 3 0 0 1 1 3

tingkat kesukaran 0.5333 0.3333 0 0.3 0.3 0 0 0.0667 0.0667 0.3

keterangan sedang sedang sukar sedang sedang sukar sukar sukar sukar sedang

Kategori Soal

0,00 - 0,30 : Sukar 0,30 - 0,70 : Sedang 0,71 - 1,00 : Mudah

Nama Siswaskor Butir Soal

Jumlah

Page 169: 101508 lin suciani astuti-fitk

153

Lampiran 18

Daya Beda Soal Siklus I

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 10 10 3 10 7 5 5 10 10 10 80

B 10 10 3 7 5 3 3 7 5 10 63

C 10 10 3 10 10 5 3 5 1 5 62

D 10 10 1 10 10 1 5 3 3 5 58

E 7 5 1 7 10 1 3 5 3 10 52

F 7 5 3 5 5 5 5 5 5 5 50

G 10 5 3 7 5 5 3 5 1 3 47

H 10 10 1 7 5 3 0 5 1 5

I 7 3 3 7 5 7 1 5 1 7 46

J 10 3 3 7 5 3 1 3 0 5 40

K 10 3 3 5 5 5 1 5 0 3 40

L 1 5 1 5 5 5 0 5 7 5 39

M 3 3 3 7 3 5 0 5 3 5 37

N 5 7 0 5 1 5 0 1 5 7 36

O 3 5 3 3 1 1 1 3 5 7 32

BA 5 4 0 3 4 0 0 1 1 3

JA 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7

BB 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0

JB 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7

D 0.429 0.571 0 0.429 0.571 0 0 0.143 0.143 0.429

KET BAIK BAIK JELEK JELEK BAIK JELEK JELEK JELEK JELEK BAIK

0,00 - 0,20 = JELEK 0,40 - 0,70 = BAIK

0,20 - 0,40 = CUKUP 0,70 - 1,00 = BAIK SEKALI

SiswaButir Soal

jumlah

Page 170: 101508 lin suciani astuti-fitk

154

Lampiran 19

Perhitungan Tingkat Kesukaran dan Daya Beda Siklus I

Perhitungan Tingkat Kesukaran

(Contoh soal No. 1)

𝑃 =𝐵

𝑁

𝑃 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑡𝑒𝑠

𝑃 =8

15= 0,5333 (Sedang)

Perhitungan Daya Beda

(Contoh Soal No. 1)

𝐷 =𝐵𝑎

𝐽𝑎−𝐵𝑏

𝐽𝑎= 𝑃𝐴 − 𝑃𝑏

𝐷 =5

7−

2

7

𝐷 = 0,429 Baik

Page 171: 101508 lin suciani astuti-fitk

155

Lampiran 20

1 2 3 4 5

A 5 0 7 10 10 32 1024 19.67 386.91

B 3 1 5 10 5 24 576 15.67 245.55

C 3 1 3 10 3 20 400 14.67 215.21

D 1 3 5 7 7 23 529 5.67 32.15

E 3 3 3 10 1 20 400 2.67 7.13

F 3 1 1 10 5 20 400 2.67 7.13

G 3 3 5 10 7 28 784 0.67 0.45

H 1 1 3 7 3 15 225 -0.33 0.11

I 1 3 1 7 1 13 169 -4.33 18.75

J 3 1 1 10 1 16 256 -5.33 28.41

K 1 1 0 7 1 10 100 -5.33 28.41

L 1 1 3 5 3 13 169 -7.33 53.73

M 1 3 5 7 1 17 289 -10.33 106.71

N 1 1 5 7 5 19 361 -10.33 106.71

O 1 1 3 3 1 9 81 -18.33 335.99

Xi 31 24 50 120 54 279 5763 0.05 1573.35

RATA-RATA 42.33

Jumlah Xi2 87 54 222 1028 306

Jumlah Xi x Xt 1453 985 2228 5320 2547

Jumlah (xi x xt) 140.67 -31 111.33 240 261

Jumlah xi2 22.93 15.6 55.33 68 111.6

Nilai rit 0.741 -0.198 0.377 0.734 0.623

r Tabel 5% (n = 15) 0.482 0.482 0.482 0.482 0.482

Hasil valid tidak valid tidak valid valid valid

Butir Soal 1 4 5 9 10 Jumlah Vars T Nilai rii

Varians Butir 1.53 4,53 7,44 10,2 10,59 1.53 104.89 0.6

Analisis Validitas dan Realibilitas Tes Kemampuan Hasil Belajar Pada Siklus II

Jumlah Sxt2Nama SiswaSkor Butir Soal

Jumlah Xt Jumlah Xt2 Xt Rata-rata (SXt)

Page 172: 101508 lin suciani astuti-fitk

156

Lampiran 21

Perhitungan Uji Validitas Instrumen Siklus II (Contoh : Soal Tes Hasil Belajar Siklus I No. 1)

rit = XiXt

Xi 2 Xt 2

Penyelesaian:

SXt = 635 SX2

t = 28455 Sx2

t = 1573,35

1. ∑ X1 = 31 ∑ X1 Xt = 1453

∑ X2

t = 87

∑ x1 xt = 1453 – 635 x 31

15 = 1453 – 1312, 33 = 140,67

∑ x2t = 87 -

312

15 = 87 – 64,07 = 22,93

Koefesien korelasi adalah sebagai berikut :

r it = 140,67

1573,35 𝑥 22,93 =

140,67

189,94 = 0,74

r tabel = 0,482

Karena rhitung > rtabel, maka soal dinyatakan valid

Page 173: 101508 lin suciani astuti-fitk

157

Lampiran 22

Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen Siklus II

r ii = 𝑘

𝑘 − 1 [1 -

𝑆𝑖2

𝑆𝑡2 ]

1. Mencari jumlah varians butir yang valid :

Nomor Butir Varians Butir

1

4

5

8

10

139,73 : 15 = 9,31

58,4 : 15 = 3,89

111,73 : 15 = 7,45

56,4 : 15 = 3,76

75,73 : 15 = 5,05

Jumlah 29,46

2. Mencari varians skor total :

St2 =

S𝑥𝑡2

N =

1573,35

15 = 104,89

3. Mencari nilai koefesien reliabilitas tes :

r ii = 10

10 − 1 [ 1 –

34,29

104,89 ]

= 0,74

Page 174: 101508 lin suciani astuti-fitk

158

Lampiran 23

Tingkat Kesukaran Soal Siklus II

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

a 5 0 7 10 10 5 3 5 7 10 62

b 3 1 5 10 5 3 10 1 10 10 58

c 3 1 3 10 3 7 7 3 10 10 57

d 1 3 5 7 7 7 3 1 7 7 48

e 3 3 3 10 1 3 7 5 5 5 45

f 3 1 1 10 5 3 1 1 10 10 45

g 3 3 5 10 7 1 1 3 5 5 43

h 1 1 3 7 3 1 5 1 10 10 42

i 1 3 1 7 1 0 5 3 7 10 38

j 3 1 1 10 1 1 5 3 5 7 37

k 1 1 0 7 1 0 5 5 10 7 37

l 1 1 3 5 3 5 5 1 1 10 35

m 1 3 5 7 1 3 3 5 3 1 32

n 1 1 5 7 5 3 3 1 3 3 32

o 1 1 3 3 1 5 3 5 1 1 24

skor benar 0 0 0 70 10 0 10 0 50 70 210

jum siswa yang benar 0 0 0 7 1 0 1 0 5 7 21

tingkat kesukaran 0 0 0 0.4667 0.0667 0 0.0667 0 0.3333 0.4667

keterangan sukar sukar sukar sedang Sukar sukar sukar sukar Sedang sedang

Kategori Soal

0,00 - 0,30 : Sukar 0,30 - 0,70 : Sedang 0,71 - 1,00 : Mudah

Nama Siswaskor Butir Soal

Jumlah

Page 175: 101508 lin suciani astuti-fitk

159

Lampiran 24

Daya Beda Soal Siklus II

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 5 0 7 10 10 5 3 5 7 10 62

B 3 1 5 10 5 3 10 1 10 10 58

C 3 1 3 10 3 7 7 3 10 10 57

D 1 3 5 7 7 7 3 1 7 7 48

E 3 3 3 10 1 3 7 5 5 5 45

F 3 1 1 10 5 3 1 1 10 10 45

G 3 3 5 10 7 1 1 3 5 5 43

H 1 1 3 7 3 1 5 1 10 10 42

I 1 3 1 7 1 0 5 3 7 10 38

J 3 1 1 10 1 1 5 3 5 7 37

K 1 1 0 7 1 0 5 5 10 7 37

L 1 1 3 5 3 5 5 1 1 10 35

M 1 3 5 7 1 3 3 5 3 1 32

N 1 1 5 7 5 3 3 1 3 3 32

O 1 1 3 3 1 5 3 5 1 1 24

BA 0 0 0 6 1 0 1 0 3 4

JA 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7

BB 0 0 0 1 0 0 0 0 1 2

JB 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7

D 0 0 0 0.7143 0.143 0 0.143 0 0.286 0.286

KET jelek jelek jelek sangat baik jelek jelek jelek jelek cukup cukup

0,00 - 0,20 = JELEK 0,40 - 0,70 = BAIK

0,20 - 0,40 = CUKUP 0,70 - 1,00 = BAIK SEKALI

Siswaskor Butir Soal

Jumlah

Page 176: 101508 lin suciani astuti-fitk

160

Lampiran 25

Perhitungan Tingkat Kesukaran dan Daya Beda Siklus II

Perhitungan Tingkat Kesukaran

(Contoh soal No. 1)

𝑃 =𝐵

𝑁

𝑃 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑡𝑒𝑠

𝑃 =0

15= 0 (Sukar)

Perhitungan Daya Beda

(Contoh Soal No. 1)

𝐷 =𝐵𝑎

𝐽𝑎−𝐵𝑏

𝐽𝑎= 𝑃𝐴 − 𝑃𝑏

𝐷 =0

7−

0

7

𝐷 = 0 Jelek

Page 177: 101508 lin suciani astuti-fitk

161

Lampiran 26

TABEL PENCAPAIAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR KONSEP

KESETIMBANGAN KIMIA SIKLUS 1

No Nama Siswa Nilai

Pretest

Nilai

Postest

KKM Ketuntasan

1. Ana Fadhilah 34 80 65 Tuntas

2. Anisa Pertiwi 18 66 65 Tuntas

3. Afiza Sheba 16 60 65 Belum tuntas

4. Akhmalu Fikri 36 80 65 Tuntas

5. Ashabul Kahfi 24 76 65 Tuntas

6. Bagus Adi S. 18 72 65 Tuntas

7. Dimas Satriyo 24 46 65 Belum Tuntas

8. Dina Islamiyah 26 58 65 Belum Tuntas

9. Dinar Rosia F 30 66 65 Tuntas

10. Eka Miftahul 24 76 65 Tuntas

11. Evi Bella K 22 74 65 Tuntas

12. Fadiah Diniyanti 20 60 65 Belum Tuntas

13. Fidienia Izzani 16 66 65 Tuntas

14. Honesty Nabila 28 80 65 Tuntas

15. Ichsan Nur A 18 40 65 Belum Tuntas

16. Intan Ilmiah S 26 74 65 Tuntas

17. Lutfikah M 24 64 65 Belum Tuntas

18. Maudiya Fauka 18 66 65 Tuntas

19. Mustika Sari D 26 70 65 Tuntas

20. Nur Aryani 12 74 65 Tuntas

21. Nur Mutia U 26 72 65 Tuntas

22. Nur Mala F 18 76 65 Tuntas

23. Nurul Oktaviani 28 58 65 Belum Tuntas

24. Puput Putri R. 32 64 65 Belum Tuntas

25. Puspa Damayanti 30 74 65 Tuntas

26. Rahmayanti 26 74 65 Tuntas

27. Reni Handayani 22 78 65 Tuntas

28. Riska Oktavianti 24 74 65 Tuntas

29. Rohayati 22 80 65 Tuntas

30. Sarah Yustin P 26 76 65 Tuntas

31. Saprudin 14 52 65 Belum Tuntas

32. Syahrian 28 66 65 Tuntas

33. Syahroni 18 60 65 Belum Tuntas

34. Uci Mutiara C 22 60 65 Belum Tuntas

35. Wahyu Furqon 24 52 65 Belum Tuntas

36. Yulinarwati 32 60 65 Belum Tuntas

Rata-rata 23,67 67,33

Jumlah siswa yang mencapai nilai KKM yaitu x 100% = 63,89%

Page 178: 101508 lin suciani astuti-fitk

162

Lampiran 27

TABEL PENCAPAIAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR KONSEP

KESETIMBANGAN KIMIA SIKLUS 2

No Nama Siswa Nilai

Pretest

Nilai

Postest

KKM Ketuntasan

1. Ana Fadhilah 36 100 65 Tuntas

2. Anisa Pertiwi 40 90 65 Tuntas

3. Afiza Sheba 26 80 65 Tuntas

4. Akhmalu Fikri 28 96 65 Tuntas

5. Ashabul Kahfi 32 96 65 Tuntas

6. Bagus Adi S. 38 68 65 Tuntas

7. Dimas Satriyo 40 68 65 Tuntas

8. Dina Islamiyah 42 90 65 Tuntas

9. Dinar Rosia F 44 86 65 Tuntas

10. Eka Miftahul 40 88 65 Tuntas

11. Evi Bella K 36 78 65 Tuntas

12. Fadiah Diniyanti 32 78 65 Tuntas

13. Fidienia Izzani 34 60 65 Belum Tuntas

14. Honesty Nabila 36 90 65 Tuntas

15. Ichsan Nur A 20 80 65 Tuntas

16. Intan Ilmiah S 22 42 65 Belum Tuntas

17. Lutfikah M 24 60 65 Belum Tuntas

18. Maudiya Fauka 26 60 65 Belum Tuntas

19. Mustika Sari D 24 70 65 Tuntas

20. Nur Aryani 30 80 65 Tuntas

21. Nur Mutia U 30 78 65 Tuntas

22. Nur Mala F 24 80 65 Tuntas

23. Nurul Oktaviani 26 80 65 Tuntas

24. Puput Putri R. 28 80 65 Tuntas

25. Puspa Damayanti 30 60 65 Belum Tuntas

26. Rahmayanti 32 70 65 Tuntas

27. Reni Handayani 34 86 65 Tuntas

28. Riska Oktavianti 30 70 65 Tuntas

29. Rohayati 28 70 65 Tuntas

30. Sarah Yustin P 36 78 65 Tuntas

31. Saprudin 40 90 65 Tuntas

32. Syahrian 42 90 65 Tuntas

33. Syahroni 26 80 65 Tuntas

34. Uci Mutiara C 28 70 65 Tuntas

35. Wahyu Furqon 42 70 65 Tuntas

36. Yulinarwati 40 80 65 Tuntas

Rata-rata 32,39 77,56

Jumlah siswa yang mencapai nilai KKM yaitu x 100% = 86,11%

Page 179: 101508 lin suciani astuti-fitk

163

Lampiran 28

Bahan Kajian : Kesetimbangan Kimia Jumlah Soal : 5 Butir KKM : 65

Kelas : XI IPA 1 Jumlah Siswa : 36

1 2 3 4 5 Ya Tidak

1 Ana Fadhilah 0 8 5 3 1 17 34% √

2 Anisa Pertiwi 0 5 1 3 0 9 18% √

3 Afiza Sheba 0 5 1 1 1 8 16% √

4 Akhmalu Fikri 1 8 3 3 3 18 36% √

5 Ashabul Kahfi 1 5 3 3 0 12 24% √

6 Bagus Adi S 3 5 1 0 0 9 18% √

7 Dimas Satriyo 1 5 5 1 0 12 24% √

8 Dina Islamiyah 0 8 3 1 1 13 26% √

9 Dinar Rosia F 0 8 1 3 3 15 30% √

10 Eka Miftahul 3 5 1 3 0 12 24% √

11 Evi Bella K 0 8 3 0 0 11 22% √

12 Fadiah Diniyanti 0 5 3 1 1 10 20% √

13 Fidienia Izzani 0 1 1 3 3 8 16% √

14 Honesy Nabila 1 8 3 1 1 14 28% √

15 Ichsan Nur A 1 5 3 0 0 9 18% √

16 Intan Ilmiah S 3 5 3 1 1 13 26% √

17 Lutfikah M 3 5 3 1 0 12 24% √

18 Maudya Fauka 0 8 1 0 0 9 18% √

19 Mustika Sari D 1 8 3 1 0 13 26% √

20 Nur Aryani 0 5 1 0 0 6 12% √

21 Nur Mutia Utami 3 8 1 0 1 13 26% √

22 Nur Mala Firdani 1 5 3 0 0 9 18% √

23 Nurul Oktaviani 3 8 1 1 1 14 28% √

24 Puput Putri R 3 8 1 3 1 16 32% √

25 Puspa Damayanti 0 8 3 3 1 15 30% √

26 Rahmayanti 1 5 3 3 1 13 26% √

27 Reni Handayani 3 5 1 1 1 11 22% √

28 Riska Oktavianti 1 8 1 1 1 12 24% √

29 Rohayati 3 5 1 1 1 11 22% √

30 Sarah Yustin P 1 8 0 3 1 13 26% √

31 Saprudin 1 5 0 1 0 7 14% √

32 Syahrian 3 8 1 1 1 14 28% √

33 Syahroni 1 5 1 1 1 9 18% √

34 Uci Mutiara C 1 8 0 1 1 11 22% √

35 Wahyu Furqon 3 5 0 3 1 12 24% √

36 Yulinarwati 1 8 1 3 3 16 32% √

Jumlah Skor 47 227 66 55 31 426 852%

Skor Maksimum 360 360 360 360 360 1800

Skor yang tercapai (%) 13.05 63.05 18.33 15.27 8.61 23.67 24%

ANALISIS PREETES SIKLUS I SMA MUHAMADIYAH 02 CIPONDOH

No Nama SiswaSkor yang diperoleh untuk No. Soal

∑ skor tes KetercapaianKetuntasan

Page 180: 101508 lin suciani astuti-fitk

164

Lampiran 29

Bahan Kajian : Kesetimbangan Kimia Jumlah Soal : 5 Butir KKM : 65

Kelas : XI IPA 1 Jumlah Siswa : 36

1 2 3 4 5 Ya Tidak

1 Ana Fadhilah 10 10 10 3 7 40 80% √

2 Anisa Pertiwi 10 8 7 3 5 33 66% √

3 Afiza Sheba 8 5 10 7 0 30 60% √

4 Akhmalu Fikri 10 8 10 7 5 40 80% √

5 Ashabul Kahfi 10 8 8 7 5 38 76% √

6 Bagus Adi S 8 8 10 5 5 36 72% √

7 Dimas Satriyo 7 8 3 5 0 23 46% √

8 Dina Islamiyah 10 8 1 3 7 29 58% √

9 Dinar Rosia F 10 8 3 7 5 33 66% √

10 Eka Miftahul 8 10 5 10 5 38 76% √

11 Evi Bella K 10 7 10 5 5 37 74% √

12 Fadiah Diniyanti 10 7 5 3 5 30 60% √

13 Fidienia Izzani 7 8 10 3 5 33 66% √

14 Honesy Nabila 10 8 10 7 5 40 80% √

15 Ichsan Nur A 5 5 0 5 5 20 40% √

16 Intan Ilmiah S 10 1 8 10 8 37 74% √

17 Lutfikah M 10 8 8 3 3 32 64% √

18 Maudya Fauka 10 7 8 3 5 33 66% √

19 Mustika Sari D 10 7 10 3 5 35 70% √

20 Nur Aryani 10 7 8 7 5 37 74% √

21 Nur Mutia Utami 10 8 10 3 5 36 72% √

22 Nur Mala Firdani 8 8 10 7 5 38 76% √

23 Nurul Oktaviani 10 8 3 3 5 29 58% √

24 Puput Putri R 7 10 5 5 5 32 64% √

25 Puspa Damayanti 8 10 7 7 5 37 74% √

26 Rahmayanti 10 8 10 1 8 37 √

27 Reni Handayani 10 5 10 7 7 39 78% √

28 Riska Oktavianti 8 7 10 5 7 37 74% √

29 Rohayati 10 8 10 7 5 40 80% √

30 Sarah Yustin P 10 8 10 5 5 38 76% √

31 Saprudin 10 5 5 3 3 26 52% √

32 Syahrian 10 8 10 0 5 33 66% √

33 Syahroni 10 8 0 7 5 30 60% √

34 Uci Mutiara C 10 8 0 7 5 30 60% √

35 Wahyu Furqon 8 8 5 5 0 26 52% √

36 Yulinarwati 3 7 7 5 8 30 60% √

Jumlah Skor 325 270 256 183 178 1212 2350%

Skor Maksimum 360 360 360 360 360 1800

Skor yang tercapai (%) 90.27 73.89 71.11 50.83 49.44 67.33 67%

ANALISIS POSTES SIKLUS I SMA MUHAMADIYAH 02 CIPONDOH

No Nama SiswaSkor yang diperoleh untuk No. Soal

∑ skor tes KetercapaianKetuntasan

Page 181: 101508 lin suciani astuti-fitk

165

Lampiran 30

Bahan Kajian : Kesetimbangan Kimia Jumlah Soal : 5 Butir KKM : 65

Kelas : XI IPA 1 Jumlah Siswa : 36

1 2 3 4 5 Ya Tidak

1 Ana Fadhilah 7 3 0 3 5 18 36% √

2 Anisa Pertiwi 3 8 1 3 5 20 40% √

3 Afiza Sheba 0 7 0 1 5 13 26% √

4 Akhmalu Fikri 3 3 0 3 5 14 28% √

5 Ashabul Kahfi 0 5 3 3 5 16 32% √

6 Bagus Adi S 3 5 1 5 5 19 38% √

7 Dimas Satriyo 5 5 0 5 5 20 40% √

8 Dina Islamiyah 5 3 0 3 10 21 42% √

9 Dinar Rosia F 5 3 1 3 10 22 44% √

10 Eka Miftahul 3 3 1 3 10 20 40% √

11 Evi Bella K 5 5 0 3 5 18 36% √

12 Fadiah Diniyanti 1 1 3 1 10 16 32% √

13 Fidienia Izzani 3 5 1 3 5 17 34% √

14 Honesy Nabila 5 0 3 5 5 18 36% √

15 Ichsan Nur A 0 0 0 5 5 10 20% √

16 Intan Ilmiah S 3 3 0 0 5 11 22% √

17 Lutfikah M 3 1 3 0 5 12 24% √

18 Maudya Fauka 5 0 0 3 5 13 26% √

19 Mustika Sari D 0 0 1 1 10 12 24% √

20 Nur Aryani 3 0 1 1 10 15 30% √

21 Nur Mutia Utami 3 3 1 1 7 15 30% √

22 Nur Mala Firdani 1 5 1 0 5 12 24% √

23 Nurul Oktaviani 3 3 1 1 5 13 26% √

24 Puput Putri R 3 5 0 3 3 14 28% √

25 Puspa Damayanti 1 3 3 3 5 15 30% √

26 Rahmayanti 1 5 1 3 6 16 32% √

27 Reni Handayani 3 5 1 3 5 17 34% √

28 Riska Oktavianti 1 8 0 1 5 15 30% √

29 Rohayati 3 5 0 1 5 14 28% √

30 Sarah Yustin P 3 5 0 3 7 18 36% √

31 Saprudin 1 10 3 1 5 20 40% √

32 Syahrian 3 5 0 3 10 21 42% √

33 Syahroni 1 3 1 1 7 13 26% √

34 Uci Mutiara C 1 3 0 0 10 14 28% √

35 Wahyu Furqon 3 5 0 3 10 21 42% √

36 Yulinarwati 5 5 0 5 5 20 40% √

Jumlah Skor 98 138 31 86 230 583 1166%

Skor Maksimum 360 360 360 360 360 1800

Skor yang tercapai (%) 27.22 36.94 8.05 23.89 63.89 32.39 32%

ANALISIS PREETES SIKLUS II SMA MUHAMADIYAH 02 CIPONDOH

No Nama SiswaSkor yang diperoleh untuk No. Soal

∑ skor tes KetercapaianKetuntasan

Page 182: 101508 lin suciani astuti-fitk

166

Lampiran 31

Bahan Kajian : Kesetimbangan Kimia Jumlah Soal : 5 Butir KKM : 65

Kelas : XI IPA 1 Jumlah Siswa : 36

1 2 3 4 5 Ya Tidak

1 Ana Fadhilah 10 10 10 10 10 50 100% √

2 Anisa Pertiwi 10 10 10 5 10 45 90% √

3 Afiza Sheba 8 10 5 7 10 40 80% √

4 Akhmalu Fikri 10 10 10 8 10 48 96% √

5 Ashabul Kahfi 10 10 10 8 10 48 96% √

6 Bagus Adi S 7 7 8 7 5 34 68% √

7 Dimas Satriyo 7 10 7 5 5 34 68% √

8 Dina Islamiyah 10 10 10 5 10 45 90% √

9 Dinar Rosia F 10 10 5 8 10 43 86% √

10 Eka Miftahul 7 10 7 10 10 44 88% √

11 Evi Bella K 8 8 10 3 10 39 78% √

12 Fadiah Diniyanti 10 7 7 5 10 39 78% √

13 Fidienia Izzani 10 5 0 5 10 30 60% √

14 Honesy Nabila 10 10 10 5 10 45 90% √

15 Ichsan Nur A 10 10 3 7 10 40 80% √

16 Intan Ilmiah S 3 3 0 5 10 21 42% √

17 Lutfikah M 10 5 0 5 10 30 60% √

18 Maudya Fauka 7 1 7 5 10 30 60% √

19 Mustika Sari D 5 10 7 3 10 35 70% √

20 Nur Aryani 10 7 8 5 10 40 80% √

21 Nur Mutia Utami 10 7 5 7 10 39 78% √

22 Nur Mala Firdani 10 10 10 5 5 40 80% √

23 Nurul Oktaviani 10 10 10 0 10 40 80% √

24 Puput Putri R 10 8 5 7 10 40 80% √

25 Puspa Damayanti 5 7 5 3 10 30 60% √

26 Rahmayanti 10 7 3 5 10 35 70% √

27 Reni Handayani 10 10 10 3 10 43 86% √

28 Riska Oktavianti 10 10 0 5 10 35 70% √

29 Rohayati 10 10 5 0 10 35 70% √

30 Sarah Yustin P 10 10 8 1 10 39 78% √

31 Saprudin 10 10 10 5 10 45 90% √

32 Syahrian 10 10 5 10 10 45 90% √

33 Syahroni 10 10 7 3 10 40 80% √

34 Uci Mutiara C 10 10 0 5 10 35 70% √

35 Wahyu Furqon 10 8 0 7 10 35 70% √

36 Yulinarwati 10 10 5 5 10 40 80% √

Jumlah Skor 327 310 222 192 345 1396 2792%

Skor Maksimum 360 360 360 360 360 1800

Skor yang tercapai (%) 90.83 86.11 61.67 53.33 95.83 77.56 78%

ANALISIS POSTES SIKLUS II SMA MUHAMADIYAH 02 CIPONDOH

No Nama SiswaSkor yang diperoleh untuk No. Soal

∑ skor tes KetercapaianKetuntasan

Page 183: 101508 lin suciani astuti-fitk

167

Lampiran 32

TABEL SKOR N-GAIN SIKLUS 1

No. Pretest Postest N-Gain Kategori

1. 34 80 0,70 Tinggi

2. 18 66 0,63 Sedang

3. 16 60 0,48 Sedang

4. 36 80 0,69 Sedang

5. 24 76 0,68 Sedang

6. 18 72 0,66 Sedang

7. 24 46 0,29 Rendah

8. 26 58 0,41 Sedang

9. 30 66 0,46 Sedang

10. 24 76 0,68 Sedang

11. 22 74 0,64 Sedang

12. 20 60 0,50 Sedang

13. 16 66 0,62 Sedang

14. 28 80 0,72 Tinggi

15. 18 40 0,27 Rendah

16. 26 74 0,70 Tinggi

17. 24 64 0,53 Sedang

18. 18 66 0,61 Sedang

19. 26 70 0,59 Sedang

20. 12 74 0,70 Tinggi

21. 26 72 0,62 Sedang

22. 18 76 0,71 Tinggi

23. 28 58 0,36 Sedang

24. 32 64 0,53 Sedang

25. 30 74 0,63 Sedang

26. 26 74 0,59 Sedang

27. 22 78 0,72 Tinggi

28. 24 74 0,61 Sedang

29. 22 80 0,74 Tinggi

30. 26 76 0,68 Sedang

31. 14 52 0,44 Sedang

32. 28 66 0,67 Sedang

33. 18 60 0,44 Sedang

34. 22 60 0,49 Sedang

35. 24 52 0,37 Sedang

36. 32 60 0,53 Sedang

Rata-

rata

23,67 67,33 0,61 Sedang

SD 5,64 11,63

Page 184: 101508 lin suciani astuti-fitk

168

Lampiran 33

TABEL SKOR N-GAIN SIKLUS 2

No. Pretest Postest N-Gain Kategori

1. 36 100 1,00 Tinggi

2. 40 90 0,83 Tinggi

3. 26 80 0,73 Tinggi

4. 28 96 0,95 Tinggi

5. 32 96 0,94 Tinggi

6. 38 68 0,48 Sedang

7. 40 68 0,47 Sedang

8. 42 90 0,83 Tinggi

9. 44 86 0,75 Tinggi

10. 40 88 0,80 Tinggi

11. 36 78 0,66 Sedang

12. 32 78 0,68 Sedang

13. 34 60 0,42 Sedang

14. 36 90 0,84 Tinggi

15. 20 80 0,75 Tinggi

16. 22 42 0,26 Rendah

17. 24 60 0,47 Sedang

18. 26 60 0,46 Sedang

19. 24 70 0,61 Sedang

20. 30 80 0,66 Sedang

21. 30 78 0,69 Sedang

22. 24 80 0,74 Tinggi

23. 26 80 0,76 Tinggi

24. 28 80 0,69 Sedang

25. 30 60 0,57 Sedang

26. 32 70 0,53 Sedang

27. 34 86 0,82 Tinggi

28. 30 70 0,57 Sedang

29. 28 70 0,61 Sedang

30. 36 78 0,66 Sedang

31. 40 90 0,83 Tinggi

32. 42 90 0,83 Tinggi

33. 26 80 0,73 Tinggi

34. 28 70 0,58 Sedang

35. 42 70 0,48 Sedang

36. 40 80 0,67 Sedang

Rata-

rata

32,39 77,56 0,71 Tinggi

SD 6,60 12,44

Page 185: 101508 lin suciani astuti-fitk

169

TABEL SKOR N-GAIN SIKLUS 1 DAN SIKLUS 2 UNTUK UJI HOMOGENITAS

X = Skor N-Gain untuk siklus 1

Y = Skor N-Gain untuk siklus 2

No. X Y Xi Yi Xi2

Yi2

Xi*Yi

1 0,70 1,00 0,09 0,32 0,0081 0,1024 0,0288

2 0,63 0,83 0,02 0,15 0,0004 0,0225 0,0030

3 0,50 0,73 -0,11 0,05 0,0169 0,0025 -0,0065

4 0,70 0,95 0,09 0,27 0,0064 0,0729 0,0216

5 0,70 0,94 0,09 0,26 0,0049 0,0676 0,0182

6 0,70 0,48 0,09 -0,20 0,0025 0,0400 -0,0100

7 0,30 0,47 -0,31 -0,14 0,1024 0,0196 0,0448

8 0,41 0,83 -0,20 0,15 0,0400 0,0225 -0,0300

9 0,50 0,75 -0,11 0,07 0,0225 0,0049 -0,0105

10 0,70 0,80 0,09 0,12 0,0049 0,0144 0,0084

11 0,64 0,66 0,03 -0,02 0,0009 0,0004 -0,0006

12 0,50 0,68 -0,11 0,00 0,0121 0,0000 0,0000

13 0,62 0,42 0,01 -0,26 0,0001 0,0676 -0,0026

14 0,72 0,84 0,11 0,16 0,0121 0,0256 0,0176

15 0,30 0,75 -0,31 0,07 0,1156 0,0049 -0,0238

16 0,70 0,26 0,09 -0,35 0,0081 0,1225 -0,0315

17 0,53 0,47 -0,08 -0,21 0,0064 0,0441 0,0168

18 0,61 0,46 0,00 -0,22 0,0000 0,0484 0,0000

19 0,60 0,61 -0,01 -0,07 0,0004 0,0049 0,0014

20 0,70 0,66 0,09 -0,02 0,0081 0,0004 -0,0018

21 0,62 0,69 0,01 0,01 0,0001 0,0001 0,0001

22 0,71 0,74 0,10 0,06 0,0100 0,0036 0,0060

23 0,40 0,76 -0,21 0,08 0,0625 0,0064 -0,0200

24 0,53 0,69 -0,08 0,01 0,0064 0,0001 -0,0008

25 0,63 0,57 0,02 -0,11 0,0004 0,0121 -0,0022

26 0,60 0,53 -0,01 -0,15 0,0004 0,0225 0,0030

27 0,72 0,82 0,11 0,14 0,0121 0,0196 0,0154

28 0,61 0,57 0,00 -0,11 0,0000 0,0121 0,0000

29 0,74 0,61 0,13 -0,07 0,0169 0,0049 -0,0091

30 0,70 0,66 0,09 -0,02 0,0049 0,0004 -0,0014

31 0,44 0,83 -0,17 0,15 0,0289 0,0081 -0,0153

32 0,70 0,83 0,09 0,15 0,0036 0,0225 0,0090

33 0,44 0,73 -0,17 0,05 0,0289 0,0025 -0,0085

34 0,50 0,58 -0,11 -0,10 0,0144 0,0100 0,0120

35 0,40 0,48 -0,21 -0,20 0,0576 0,0400 0,0480

Page 186: 101508 lin suciani astuti-fitk

170

36 0,53 0,67 -0,08 -0,01 0,0064 0,0001 0,0008

Jml 21,89 24,36 -1,27 -0,04 0,6263 0,8531 0,0803

Rata-

rata

0,61 0,68

SD 0,12 0,16

SD2

0,014 0,026

TABEL SKOR N-GAIN UNTUK UJI t

X = Skor N-Gain untuk siklus 1

Y = Skor N-Gain untuk siklus 2

No. X Y D D2

1. 0,70 1,00 -0,30 0,0900

2. 0,63 0,83 -0,20 0,0400

3. 0,48 0,73 -0,25 0,0625

4. 0,70 0,95 -0,25 0,0625

5. 0,70 0,94 -0,24 0,0576

6. 0,66 0,48 0,18 0,0324

7. 0,30 0,47 -0,17 0,0289

8. 0,41 0,83 -0,42 0,1764

9. 0,46 0,75 -0,29 0,0841

10. 0,68 0,80 -0,12 0,0144

11. 0,64 0,66 -0,02 0,0004

12. 0,50 0,68 -0,18 0,0324

13. 0,62 0,42 0,20 0,0400

14. 0,72 0,84 -0,12 0,0144

15. 0,30 0,75 -0,45 0,2025

16. 0,70 0,26 0,44 0,1936

17. 0,53 0,47 0,06 0,0036

18. 0,61 0,46 0,15 0,0225

19. 0,60 0,61 -0,01 0,0001

20. 0,70 0,66 0,04 0,0016

21. 0,62 0,69 -0,07 0,0049

22. 0,71 0,74 -0,03 0,0009

23. 0,40 0,76 -0,36 0,1296

24. 0,53 0,69 -0,16 0,0256

25. 0,63 0,57 0,06 0,0036

26. 0,60 0,53 0,07 0,0049

27. 0,72 0,82 -0,10 0,0100

28. 0,61 0,57 0,04 0,0016

29. 0,74 0,61 0,13 0,0169

30. 0,68 0,66 0,02 0,0004

31. 0,54 0,77 -0,23 0,0529

32. 0,67 0,83 -0,16 0,0256

33. 0,44 0,73 -0,29 0,0841

Page 187: 101508 lin suciani astuti-fitk

171

34. 0,60 0,58 0,02 0,0004

35. 0,40 0,48 -0,08 0,0064

36. 0,53 0,67 -0,14 0,0196

Jml 21,89 24,30 -3,23 1,55

Page 188: 101508 lin suciani astuti-fitk

172

Lampiran 34

Tabel Tindakan Kegiatan Guru dan Siswa pada siklus I

No

Kegiatan

Guru Siswa

Pertemuan Pertama

1. Orientasi Siswa kepada masalah:

Menyampaikan tujuan pembelajaran

bahwa pada pertemuan ini akan

dilaksanakan praktikum untuk

mengetahui kesetimbangan reversible

berdasarkan percobaan

Menyimak penjelasan guru

2. Memberikan tes awal (pretest) dengan

tes uraian sebanyak 5 soal

Secara individu dalam mengerjakan soal pretest

yang diberikan.

3. Membagi siswa ke dalam 5 kelompok Duduk secara berkelompok sesuai dengan

kelompok yang sudah ditentukan

4. Memusatkan perhatian siswa dengan

kehidupan sehari-hari yaitu jika kita

membandingkan air hingga dibawah

suhu 0°C, air itu akan membeku dan

menjadi es. Sebaliknya jika es

dipanaskan di atas suhu 0°C, es akan

mencair. Perubahan air menjadi es atau

sebaliknya merupakan contoh

perubahan fisis yang dapat berlangsung

bolak balik. Kemudian guru

membimbing siswa pada menentukan

suatu masalah yaitu apakah abu hasil

pembakaran kertas dapat berubah

menjadi kertas seperti semula?? Dan

apakah ada perubahan kimia yang dapat

berlangsung bolak balik?

Memperhatikan penjelasan guru yang mengarah

pada suatu masalah

4. Mengorganisasi siswa untuk belajar:

Membagikan LKS (Lembar Kerja

Siswa) yang berisi panduan dan

pertanyaan tugas yang berhubungan

dengan masalah

Menerima LKS (Lembar kerja siswa) dari guru

5. Membimbing penyelidikan individual

maupun kelompok:

Mengadakan praktikum tentang konsep

kesetimbangan dinamis (kesetimbangan

reversible dan irreversible)

Setiap kelompok mempersiapkan diri untuk

mengikuti praktikum

6. Menginstruksikan setiap kelompok

untuk segera melakukan praktikum

sesuai dengan prosedur yang ada

Melakukan kegiatan praktikum sesuai dengan

prosedur kerja yang ada di LKS

7. Mengembangkan dan menyajikan

hasil karya:

Menginstruksikan siswa untuk mencatat

hasil pengamatannya dan menganalisis

data sesuai dengan hasil penyelidikan

yang mereka temui

Mencatat hasil pengamatannya

8. Mengistruksikan siswa untuk

membereskan alat dan bahan seperti

semula di laboratorium apabila sudah

Membereskan alat dan bahan praktikum apabila

sudah selesai

Page 189: 101508 lin suciani astuti-fitk

173

selesai praktikum

9. Menganalisis dan mengevaluasi

proses pemecahan masalah:

Menginstruksikan siswa untuk

mempresentasikan hasil praktikum

Mempresentasikan hasil praktikum

10. Memberikan tugas pada setiap

kelompok untuk membuat laporan

praktikum setiap individu pada

pertemuan selanjutnya

Tiap individu mengumpulkan laporan praktikum

Pertemuan Kedua

1. Mengorientasi siswa kepada masalah:

Menyampaikan tujuan pembelajaran

bahwa pada pertemuan akan membahas

tentang keadaan setimbang dari suatu

grafik, kesetimbangan homogen dan

heterogen, dan tetapan kesetimbangan.

Menyimak penjelasan guru

2. “Kapankah suatu reaksi kimia dapat

mencapai kesetimbangan?

Bagaimanakah cara membedakan reaksi

kesetimbangan antara yang homogen

dan heterogen? Bagaimana cara

menyatakan kesetimbangan kimia dari

reaksi kimia? Dapatkah nilai Kc

digunakan untuk memperkirakan

perbandingan hasil reaksi dan pereaksi?

Semua masalah ini dapat kita kaji

solusinya”

Memperhatikan penjelasan guru dan menyadari

akan suatu masalah yang harus di cari solusinya

3. Mengintruksikan siswa agar berkumpul

dengan kelompoknya

Duduk berkelompok sesuai kelompok yang

sudah ditentukan.

4. Mengorganisasi siswa untuk belajar:

Membagikan LKS (Lembar Kerja

Siswa) untuk dikerjakan oleh siswa.

Tiap kelompok menerima LKS

5. Mengintruksi siswa untuk berdiskusi

sesuai dengan petunjuk LKS

Mengerjakan LKS dengan berdiskusi bersama

teman sekelompoknya

6. Membimbing penyelidikan secara

kelompok:

Membimbing siswa untuk melakukan

diskusi kelas

Berdiskusi di kelas dengan mencari dari berbagai

sumber buku

7. Mengembangkan dan menyajikan

hasil karya:

Memberikan kesempatan kepada

perwakilan tiap kelompok untuk

mempresentasikan hasil diskusi

kelompoknya

Perwakilan masing-masing kelompok,

mempresentasikan hasil diskusinya

8. Menganalisis dan mengevaluasi

proses pemecahan masalah:

Menjelaskan materi yang telah dibahas

pada diskusi kelas dan membenarkan

jawaban siswa

Memperhatikan dengan seksama penjelasan guru

9. Memberikan kesempatan kepada siswa

bila ada materi yang belum disampaikan

dan kurang paham bagi siswa

Menanyakan materi yang kurang jelas baginya

Pertemuan Ketiga

1. Mengorientasi siswa kepada masalah: Menyimak penjelasan guru

Page 190: 101508 lin suciani astuti-fitk

174

Menyampaikan tujuan pembelajaran

bahwa pada pertemuan akan membahas

tentang keadaan setimbang dari suatu

grafik, kesetimbangan homogen dan

heterogen, dan tetapan kesetimbangan.

2. Guru memberikan masalah kepada

siswa: mengapa reaksi pembentukan

amonia bergeser ke arah pereaksi ketika

suhu dinaikkan, sedangkan

kesetimbangan FeSCN2+

bergeser ke

arah produk apabila kosentrasi

bertambah??

Menyadari akan suatu masalah

3. Mengorganisasi siswa untuk belajar:

Memberi tahu siswa bahwa hari ini akan

diadakan kegiatan praktikum, akan

tetapi sebelum melakukan praktikum

guru memberikan LKS terlebih dahulu

yang didalamnya siswa harus bisa

merancang sebuah eksperimen

Menjelaskan persepsi masalah yang berkaitan

dengan faktor-faktor yang mempengaruhi

pergeseran kesetimbangan

4. Memerintah siswa untuk berkumpul

pada kelompoknya masing-masing

Berkumpul dengan kelompoknya

5. Membagikan LKS pada masing-masing

kelompok

Menerima LKS dari guru

6. Membimbing penyelidikan secara

berkelompok:

Mengintruksikan siswa untuk membaca

petunjuk yang ada di LKS kemudian

memahami uraian pendahuluan

kemudian mendiskusikan dengan teman

kelompoknya untuk merancang sebuah

percobaan

Membaca petunjuk LKS dan menentukan

kemungkinan-kemungkinan penyelesaian

masalah

7. Mengajak siswa untuk bergagas segera

menuju laboratorium untuk melakukan

eksperimen

Menuju ke laboratorium untuk melakukan

eksperimen serta menentukan sebab akibat dari

masalah yang ingin diselesaikan

8. Menyarankan pada seluruh siswa agar

selama praktikum tidak diperkenankan

melakukan kegiatan lain selain kegiatan

praktikum

Mengumpulkan dan memilih data yang relevan,

menelaah data dalam merancang eksperimen

kemudian mengambil keputusan untuk

melakukan eksperimen sesuai dengan rancangan

yang sudah dipersiapkan.

9. Mengintruksikan siswa untuk

membereskan peralatan praktikum

seperti semula

Membereskan semua peralatan praktikum

10. Mengembangkan dan menyiapkan

hasil karya:

Memberikan tugas untuk menyiapkan

hasil dan kesimpulan dari pengamatan

praktikum agar dipresentasikan

Memperhitungkan akibat yang akan terjadi

dalam membuat hasil pengamatan dan

menyimpulkannya untuk melaporkan hasil

praktikum ke guru

11. Menganalisis dan mengevaluasi

proses pemecahan masalah:

Menginstruksikan hasil pengamatan dan

menganalisis data pertanyaan yang ada

pada LKS pendahuluan

12. Membagikan soal postes siklus I

sebanyak 5 soal

Mengerjakan soal postest

Page 191: 101508 lin suciani astuti-fitk

175

Lampiran 35

Tabel Tindakan Kegiatan Guru dan Siswa pada Siklus II

No

Kegiatan

Guru Siswa

Pertemuan Pertama

1. Mengorientasi siswa pada masalah:

Menyampaikan tujuan pembelajaran

bahwa pada pertemuan ini akan belajar

tentang perhitungan harga Kc, Kp,

hubungan Kp dengan Kc serta derajat

disosiasi.

Menyimak penjelasan guru

2. Memberikan tes awal (pretest) dengan

tes uraian sebanyak 5 soal untuk siklus

II

Secara perorangan mengisi soal yang diberikan

3. Sebelum materi di mulai, guru

memberikan suatu masalah: bagaimana

cara menghitung harga Kc? Bagaimana

cara menghitung harga Kp? Dan

bagaimana cara menghitung hubungan

Kp dan Kc serta derajat disosiasi?

Siswa berusaha mencari pemecahan masalahnya

dengan mencari informasi dari beberapa sumber

4. Mengorganisasi siswa untuk belajar:

Memberikan sedikit gambaran tentang

perhitungan kesetimbangan kimia

Merespon penjelasan guru

5. Membegikan kartu soal masalah untuk

setiap individu

Menerima kartu soal masalah

6. Membimbing penyelidikan secara

individual:

Mengarahkan siswa untuk mengerjakan

soal-soal didalam kartu soal

Memulai mengerjakan soal pada kartu soal yang

sudah dibagikan oleh guru

7. Mengintruksikan siswa untuk segera

mengerjakan soal-soalnya

Mengerjakan kartu soal dengan mencari

beberapa buku sumber

8. Mengembangkan dan menyajikan

hasil karya:

Sebelum membahasnya, guru ingin tahu

jawaban siswa terlebih dahulu sehingga

guru mengintruksikan siswa yang

ditunjuk untuk menuliskan jawabannya

di papan tulis

Menuliskan jawabannya di papan tulis

9. Menganalisis dan mengevaluasi

proses pemecahan masalah:

Membahas jawaban soal serta

menjelaskan pemecahan masalah yang

sudah diberikan pada awal pembelajaran

Menyimak dan memperhatikan penjelasan guru

10. Memberikan kesempatan kepada siswa

bila ada materi yang belum disampaikan

dan kurang paham bagi siswa

Menanyakan materi yang kurang jelas baginya

Pertemuan Kedua

1. Mereview kembali materi yang sudah

dijelaskan pada pertemuan sebelumnya

dengan memberikan pertanyaan singkat

pada siswa

Ikut aktif dalam mengulas kembali penjelasan

materi sebelumnya

Page 192: 101508 lin suciani astuti-fitk

176

2. Mengorientasi siswa pada masalah:

Memberikan suatu masalah: Bagaimana

aplikasi prinsip kesetimbangan dalam

industri dan kehidupan sehari-hari

Berusaha mencari solusi masalah dari beberapa

sumber buku

3. Menyampaikan tujuan pembelajaran

bahwa pada hari ini akan belajar tentang

aplikasi

Memperhatikan guru dalam menyampaikan

tujuan pembelajaran

4. Mengorganisasi siswa untuk belajar:

Membagikan lembar informasi yang

akan didiskusikan oleh siswa.

Menerima lembar informasi dari guru

5. Mengarahkan siswa untuk bagaimana

memecahkan masalah pada lembar

informasi yang diberikan oleh guru

Setiap kelompok mulai mendiskusikan lembar

informasi bersama teman sekelompoknya

6. Membimbing penyelidikan secara

kelompok:

Mengintruksikan siswa untuk mencari

data-data informasi dari berbagai

sumber, bisa dari buku atau dari internet

Mencari informasi dari berbagai sumber buku

atau internet untuk memecahkan masalahnya

7. Mengembangkan dan menyajikan

hasil karya:

Mengintruksikan setiap perwakilan

kelompok membacakan hasil pencarian

informasinya

Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil

diskusi kelompoknya

8. Menganalisis dan mengevaluasi

proses pemecahan masalah:

Membahas dan menjelaskan bagaimana

cara memecahkan masalah tersebut

Menyimak penjelasan guru

9. Memberikan kesempatan kepada siswa

untuk bertanya apabila ada yang belum

dipahaminya

Menanyakan materi yang kurang jelas baginya

10. Menyimpulkan materi bersama-sama Ikut aktif dalam menyimpulkan materi

11. Membagikan tes akhir (postest) pada

siklus II

Mengerjakan soal postest siklus II

Page 193: 101508 lin suciani astuti-fitk

177

Lampiran 36

Lembar Observasi Kegiatan Siswa

No

Langkah-langkah PBL

(Problem Based

Learning)

Aspek yang diamati

Kelompok

Jumlah 1 2 3 4 5 6

1. Menyadari Masalah a. Kesadaran adanya masalah pada materi

yang sedang dibahas

b. Keterlibatan langsung dalam proses

pembelajaran

2. Merumuskan Masalah a. Kemampuan untuk mengemukakan

pertanyaan

b. Menjelaskan persepsi masalah yang

berkaitan dengan data-data apa yang

harus dikumpulkan

c. Siswa dapat memprioritaskan masalah

3. Merumuskan

Hipotesis

a. Menentukan sebab akibat dari masalah

yang ingin diselesaikan

b. Menentukan kemungkinan-kemungkinan

penyelesaian masalah

4. Mengumpulkan Data a. Kemampuan mengumpulkan data dan

memilih

b. Kemampuan menyajikan dalam bentuk

berbagai

5. Menguji Hipotesis a. Kecakapan menelaah data

b. Menyimpulkan pilihan penyelesaian

yang sudah yang sudah ditentukan

dengan baik dan benar

6. Menentukan pilihan

penyelesaian

a. Kecakapan memilih alternatif

penyelesaian

b. Siswa dapat memperhitungkan

Page 194: 101508 lin suciani astuti-fitk

178

kemungkinan yang akan terjadi dengan

alternatif yang dipilihnya

c. Siswa dapat memperhitungkan akibat

yang akan dipilihnya

Observer

(......................)

Page 195: 101508 lin suciani astuti-fitk

179

Lampiran 37

Lembar Observasi Kegiatan Siswa (Individu)

No

Langkah PBL

(Problem Based

Learning)

Aspek yang diamati

Jumlah siswa yang

memunculkan indikator tiap

individu

1. Menyadari Masalah a. Kesadaran adanya masalah pada materi

yang sedang dibahas

b. Keterlibatan langsung dalam proses

pembelajaran

2. Merumuskan Masalah a. Kemampuan untuk mengemukakan

pertanyaan

b. Menjelaskan persepsi masalah yang

berkaitan dengan data-data apa yang

dikumpulkan

c. Siswa dapat memprioritaskan masalah

3. Merumuskan

Hipotesis

a. Menentukan sebab akibat dari masalah

yang ingin diselesaikan

b. Menentukan kemungkinan-kemungkinan

penyelesaian masalah

4. Mengumpulkan Data a. Kemampuan mengumpulkan data dan

memilih data

b. Kemampuan menyajikan dalam bentuk

berbagai tampilan agar mudah dipahami

5. Menguji Hipotesis a. Kecakapan menelaah data

b. Menyimpulkan pilihan penyelesaian

yang sudah ditentukan dengan baik dan

benar

6. Menentukan pilihan

penyelesaian

a. Kecakapan memilih alternatif

penyelesaian

b. Siswa dapat memperhitungkan

kemungkinan yang akan terjadi dengan

alternatif yang dipilihnya

Observer

(.......................)

Page 196: 101508 lin suciani astuti-fitk

Lampiran 38 180

Tabel Persentase Lembar Observasi Kegiatan Siswa

No. Langkah-langkah

PBL Aspek tiap tahapan yang di amati

Persentase siswa yang memunculkan langkah-

langkah PBL

Siklus 1 Siklus II

% Kategori % Kategori

1. Menyadari

Masalah

a. Kesadaran adanya masalah pada

materi yang sedang dibahas

73,22% Baik 100% Sangat

Baik

b. Keterlibatan langsung dalam

proses pembelajaran

70,43% Baik 88,88% Baik

Rata-rata 71,82% Baik 94,44% Sangat

Baik

2. Merumuskan

masalah

a. Kemapuan untuk mengemukakan

pertanyaan

64,04% Cukup 75,00% Baik

b. Menjelaskan persepsi masalah

yang berkaitan dengan data-data

apa yang harus dikumpulkan

61,11% Cukup 67,59% Cukup

c. Siswa dapat memprioritaskan

masalah

64,35% Cukup 72,36% Baik

Rata-rata 63,16% Cukup 71,65% Baik

3. Merumuskan

hipotesis

a. Menentukan sebab akibat dari

masalah yang ingin diselesaikan

72,22% Baik 75,00% Baik

b. Menentukan kemungkinan-

kemungkinan penyelesaian

masalah

65,74% Cukup 84,72% Sangat

Baik

Rata-rata 68,98% Cukup 79,86% Baik

4. Mengumpulkan

data

a. Kemampuan mengumpulkan data

dan memilih data

75,00% Baik 75,00% Sangat

Baik

b. Kemampuan menyajikan dalam

bentuk berbagai tampilan agar

mudah dipahami

72,22% Baik 79,17% Baik

Rata-rata 73,61% Baik 77,08% Baik

5. Menguji hipotesis a. Kecakapan menelaah data 68,52% Cukup 79,17% Baik

b. Menyimpulkan pilihan

penyelesaian yang sudah

ditentukan dengan baik dan benar

80,56% Sangat

baik

95,84% Sangat

Baik

Rata-rata 74,54% Baik 87,50% Sangat

Baik

6. Menentukan

pilihan

penyelesaian

a. Kecakapan memilih alternatif

penyelesaian

72,22% Baik 75,00% Sangat

Baik

b. Siswa dapat memperhitungkan

kemungkinan yang akan terjadi

dengan alternatif yang dipilihnya

75,92% Baik 79,17% Baik

c. Siswa dapat memperhitungkan

akibat yang akan dipilihnya

67,59% Cukup 77,76% Baik

Rata-rata 71,91% Baik 77,31% Baik

Page 197: 101508 lin suciani astuti-fitk

181

Lampiran 39

Lembar Observasi Kemampuan PBL (Problem Based Learning) Guru

Pertemuan ke- :

Siklus ke- :

Materi :

Berilah tanda chek-list (√) sesuai aspek yang diamati pada guru.

No

Tahapan PBL

(Problem Based

Learning)

Aspek Tiap Tahapan yang Diamati

Skala

∑ Catatan 4 3 2 1

1. Orientasi siswa

pada masalah

a. Menstimulus siswa, agar terdapat pertanyaan

yang mengarah pada masalah

b. Menjelaskan tujuan pembelajaran

c. Memotivasi siswa terlibat pada aktivitas

pemecahan masalah yang dipilihnya.

d. Menetapkan hipotesis untuk mencari

pemecahan masalah

2. Mengorganisasi

siswa untuk

belajar

a. Membantu siswa dalam mendefinisikan

masalah yang ada

b. Membantu siswa mengorganisasikan tugas

belajar yang berhubungan dengan masalah

tersebut

3. Membimbing

penyelidikan

individual maupun

kelompok

a. Mendorong siswa untuk mengumpulkan

informasi yang sesuai

b. Membimbing siswa dalam melaksanakan

eksperimen

c. Membimbing siswa untuk

Page 198: 101508 lin suciani astuti-fitk

182

pemilihan/menggunakan alat dengan benar

d. Mengarahkan siswa agar menggunakan

metode dan prosedur kerja dengan benar

e. Meminta siswa untuk mendiskusikan hasil

dan membandingkannya dengan literatur

4. Mengembangkan

dan menyajikan

hasil karya

a. Meminta siswa untuk mencatat hasil

penyelidikan yang sesuai

b. Membantu siswa untuk menyajikan

pemahaman baru

c. Membimbing siswa untuk membuat

kesimpulan

5. Menganalisis dan

mengevaluasi

proses pemecahan

masalah

a. Membantu siswa untuk melakukan refleksi

atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka

dan proses – proses yang mereka gunakan

b. Membimbing setiap kelompok

mempresentasikan hasil penyelidikan

c. Memberi kesempatan siswa untuk mengkritisi

hasil yang dipresentasikan dari kelompok lain

d. Meminta siswa untuk mengumpulkan laporan

tertulis

Keterangan :

4 = Baik, jika kegiatan PBL (Problem Based Learning) ada dan sesuai dengan tahapan-tahapannya

3 = Cukup Baik, jika kegiatan PBL (Problem Based Learning) ada dan kurang sesuai dengan tahapan-tahapannya

2 = Sedang, jika kegiatan PBL (Problem Based Learning) ada dan tidak sesuai dengan tahapan-tahapannya

1 = Kurang Baik, jika kegiatan PBL (Problem based Learning) tidak ada

Jakarta, November 2010

Page 199: 101508 lin suciani astuti-fitk

183

Observer

(…………………….)

Page 200: 101508 lin suciani astuti-fitk

184

Lampiran 40

TABEL HASIL OBSERVASI KEGIATAN GURU

No Kegiatan

Siklus I Siklus II

Pertemuan Ke -1 Pertemuan Ke -2 Pertemuan Ke -3 Pertemuan Ke -4 Pertemuan Ke -5

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Orientasi siswa pada

masalah

a. Mengajukan

pertanyaan yang

mengarah pada

masalah

√ √ √ √ √

b. Menjelaskan tujuan

pembelajaran

√ √ √ √ √

c. Memotivasi siswa

dalam mendefinisikan

masalah yang ada

√ √ √ √ √

d. Menetapkan hipotesis

untuk mencari

pemecahan masalah

√ √ √ √ √

2. Mengorganisasi siswa

untuk belajar

a. Membantu siswa

dalam memaknai

masalah yang ada

√ √ √ √ √

b. Membantu siswa

mengorganisasikan

tugas belajar yang

berhubungan dengan

masalah yang tersebut

√ √ √ √ √

Page 201: 101508 lin suciani astuti-fitk

185

3. Membimbing

penyelidikan individual

maupun kelompok

a. Mendorong siswa

untuk mengumpulkan

informasi yang sesuai

√ √ √ √ √

b. Membimbing siswa

untuk dalam

melaksanakan

eksperimen

√ √ √ √ √

c. Membimbing siswa

untuk

pemilihan/menggunak

an alat dengan benar

√ √ √ √ √

d. Mengarahkan siswa

agar menggunakan

metode dan prosedur

kerja dengan benar

√ √ √ √ √

e. Meminta siswa untuk

mendiskusikan hasil

dan

membandingkannya

dengan literatur

√ √ √ √ √

4. Mengembangkan dan

menyajikan hasil karya

a. Meminta siswa untuk

mencatat hasil

penyelidikan yang

sesuai

√ √ √ √ √

b. Membantu siswa

untuk menyajikan

√ √ √ √ √

Page 202: 101508 lin suciani astuti-fitk

186

pemahaman baru

c. Membimbing siswa

untuk membuat

kesimpulan

√ √ √ √ √

5. Menganalisis dan

mengevaluasi proses

pemecahan masalah

a. Membantu siswa

untuk melakukan

refleksi atau evaluasi

terhadap penyelidikan

mereka dan proses

yang mereka gunakan

√ √ √ √ √

b. Membimbing setiap

kelompok

mempresentasikan

hasil penyelidikan

√ √ √ √ √

c. Memberi kesempatan

siswa untuk

mengkritisi hasil yang

dipresentasikan dari

kelompok lain

√ √ √ √ √

d. Meminta siswa untuk

mengumpulkan

laporan tertulis

√ √ √ √ √

Persentase tiap pertemuan (%) 77% 75% 94% 83% 90,27%

Persentase tiap siklus (%) 82,41 86,80

Kategori Sangat Baik Sangat Baik

Page 203: 101508 lin suciani astuti-fitk

187

Lampiran 41

Catatan Lapangan

Indikator Uraian

Kegiatan siswa

Kegiatan guru

Interaksi antar siswa

Interaksi siswa dengan guru

Jenis permasalahan atau penugasan

yang dikerjakan siswa

Sumber belajar yang digunakan

Page 204: 101508 lin suciani astuti-fitk

188

Tabel Catatan Lapangan Pada Siklus I

Hal-hal yang teramati dalam pelaksanaan PBL (Problem Based Learning)

Indikator Uraian

Kegiatan siswa Siswa mengerjakan soal pretest dan postes secara mendiri.

Terlihat beberapa siswa yang masih bingung dengan soal

pretest.

Sebagian besar siswa belum menguasai keterampilan yang

dipelajari ketika proses pembelajaran karena banyak siswa

yang merasa kesulitan dalam menggunakan alat praktikum

seperti bagaimana memegang erlenmayer pada saat

mengocok larutan dan pemakaian kaki tiga kompor spirtus.

Terkadang terlihat ada beberapa anak yang tidak serius dalam

pembelajaran (bercandamainkan dan memainkan handphone)

ketika proses pembelajaran berlangsung, sehingga siswa tidak

fokus dalam belajarnya.

Terkadang masih banyak siswa yang belum berani

memberikan tanggapan dikarenakankurang percaya diri.

Siswa masih kurang memahami dalam menjelaskan persepsi

tentang suatu masalah yang harus berkaitan dengan data-data

yang dikumpulkan.

Kegiatan guru Guru berperan sebagai fasilitator dalam kegiatan praktikum

dan diskusi dengan cara berkeliling kelas dan memantau

proses pembelajaran yang sedang berlangsung, dan

membantu siswa dalam mengembangkan dan menyajikan

hasil karya

Guru memberikan peluang yang besar untuk siswa berperan

langsung dalam proses pembelajaran.

Interaksi antar siswa Siswa bekerja sama dengan teman sekelompoknya dalam

kegiatan praktikum dan mendiskusikan permasalahan yang

ada pada awal pembelajaran.

Pada saat kegiatan diskusi dan praktikum, terlihat sebagian

besar siswa aktif mengikuti proses pembelajaran. Hanya ada

sedikit siswa yang masih pasif dalam kegiatan pembelajaran

terutama keterlibatan langsung dalam belajarnya.

Pada saat memecahkan masalah secara kelompok (diskusi)

jumlah siswa yang mengungkapkan pendapat dan berani

mengkritisi jawaban dari kelompok lain masih sangat sedikit.

Interaksi siswa dengan

guru Siswa berinteraksi dengan guru selama pembelajaran

berlangsung. Siswa banyak menanyakan prosedur LKS yang

belum dipahami, cara menyelesaikan masalah dengan

bereksperimen, cara menggunakan alat dan bahan dengan

tepat maupun dengan menanyakan analisis data yang ada di

LKS selama diskusi kelompok

Pada pemecahan masalah secara kelompok untuk

menafsirkan grafik kesetimbangan, di sini sebagian siswa

menanyakan kepada guru bagaimana mencari sumber data

informasinya.

Page 205: 101508 lin suciani astuti-fitk

189

Siswa selalu mengeluh dengan diadakannya kelompok yang

anggota kelompoknya tidak bergantian pada setiap

pertemuan, membuat mereka merasa bosan.

Jenis permasalahan

dan penugasan yang

akan di pecahkan oleh

siswa

Jenis permasalahan yang dikerjakan oleh siswa adalah

mencari solusi untuk memecahkan masalah yang ada di

pendahuluan LKS.

Jenis penugasan yang di kerjakan oleh siswa adalah

menyelesaikan semua pertanyaan atau analisis data yang ada

di LKS

Sumber belajar yang

digunakan

Sumber belajar yang digunakan berupa LKS, buku kimia kelas

XI, dan buku-buku kimia yang lain yang membahas

kesetimbangan kimia agar dapat membimbing siswa dalam

menemukan pemecahan masalah dan menemukan konsep

pelajaran tersebut secara individu maupun kelompok

Lainnya : Waktu Penggunaan waktu pada proses belajar mengajar masih kurang

karena waktu yang diberikann untuk praktikum dan diskusi

belum mencukupi.

06 Desember 2010

Observer

Karmawan, S.Pd

Page 206: 101508 lin suciani astuti-fitk

190

Tabel Catatan Lapangan Pada Siklus II

Hal-hal yang teramati dalam pelaksanaan PBL (Problem based Learning)

Indikator Uraian

Kegiatan siswa Siswa mengerjakan soal pretest dan postest secara individual

pada siklus II. Siswa sudah terbiasa dengan soal-soal pretes dan

postes

Siswa tampak lebih bersemangat dengan kegiatan

pembelajaran, karena termotivasi dengan masalah kehidupan

sehari-hari yang berkaitan dengan kesetimbangan kimia dan

aplikasinya

Siswa mulai menganalisis masalah yang ada dengan serius dan

fokus

Peningkatan berpikir kritis siswa dalam mengikuti

pembelajaran terlihat baik, sebagian siswa sudah mulai sering

bertanya jika mengalami kesulitan dan tidak ragu lagi untuk

mengemukakan pendapat/ide walaupun masih dikategorikan

masih kurang.

Siswa terlihat senang ketika anggota kelompok diganti secara

heterogen

Hasil pemecahan masalah siswa sudah sistematis, beberapa

kelompok sudah benar dalam penyelesaian masalah

Keberanian siswa dalam menyajikan hasil pemecahan masalah

lebih meningkat dibandingkan dengan siklus I.

Terlihat kemampuan siswa dalam merancang sesuatu yang baru

dan unik untuk menyajikan hasil penyelesaian masalah masih

kurang

Kegiatan guru Guru berperan sebagai fasilitator untuk membimbing siswa

tentang kesadaran siswa terhadap masalah yang ada

Guru memberikan kesempetan kepada siswa untuk berperan

langsung dalam proses pembelajaran

Guru melakukan analisis dengan cukup baik pada proses

pemecahan masalah

Guru telah berusaha membimbing, mengarahkan, memberi

motivasi dan melatih siswa untuk selalu berfikir secara kritis

dan berani mengungkapkan gagasan ataupun mengkritisi

pendapat orang lain

Interakksi antar siswa Siswa bekerja sama dengan teman sekelompoknya dalam

kegiatan diskusi

Pada saat proses pemecahan masalah secara individu, banyak

siswa yang menanyakannya kepada siswa lain karena masih

ada soal yang belum dimengerti

Pada saat kegiatan diskusi, terlihat sebagian besar siswa aktif

mengikuti proses pembelajaran. Siswa aktif mencari informasi

dari beberapa sumber buku kimia dan LKS yang ada di

sekolah.

Setiap perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi

Page 207: 101508 lin suciani astuti-fitk

191

kelompoknya dan kelompok lain menanggapinya.

Interaksi antar guru Siswa berinteraksi dengan guru selama pembelajaran berlangsung.

Siswa banyak menanyakan maksud dari lembar informasi.

Jenis masalah atau

penugasan yang

dikerjakan siswa

Jenis masalah atau penugasan yang dikerjakan oleh siswa berupa

kartu soal untuk pemecahan masalah secara individu, Lembar

informasi untuk pemecahan masalah secara berkelompok

Sumber belajar yang

digunakan

Sumber belajar yang digunakan dari buku paket kimia kelas XI,

LKS dari sekolah dan internet

Lainnya: waktu Penggunaan waktu ketika proses pembelajaran masih kurang

karena waktu yang diberikan untuk presentasi perwakilan

kelompok pada saat diskusi kelas belum mencukupi

06 Desember 2010

Observer

Karmawan, S.Pd

Page 208: 101508 lin suciani astuti-fitk

192

BERITA WAWANCARA

OBSERVASI AWAL TERHADAP GURU BIDANG STUDI KIMIA

Hari/Tanggal :

Tempat : SMA Muhamadiyah 02 Cipondoh

Waktu : 10.00 WIB

Yang diwawancarai : Karmawan, S.Pd

Yang mewawancarai : Peneliti

Peneliti : Menurut Bapak, bagaimana persepsi siswa terhadap mata pelajaran

kimia?

Guru Kimia : Sedang-sedang saja, tidak terlalu tinggi kecuali pada pada beberapa

anak minat belajarnya bagus. Tetapi secara keseluruhan dari tahun ke

tahun minat belajar siswa mengalami penurunan

Peneliti : Adakah hambatan yang Bapak temukan dalam proses KBM di dalam

kelas? Jika Ya, Jenis hambatan apa yang ada di dalam kelas dan

bagaimana solusinya?

Guru Kimia : Bahan ajar, mereka sangat sulit memahami materi dan susah untuk

memahami masalah dan memecahkan masalah

Peneliiti : Dalam proses pembelajaran dikelas, apakah Bapak menggunakan

suatu metode/model pembelajaran? Jika ya, tolong sebutkan

metode/model pembelajaran apa yang Bapak pakai?

Guru Kimia : Ya. Variatif, tergantung materi, cara penyampaian materi, tetapi

kebanyakan menggunakan metode ceramah. Penggunaan media (tabel

periodik, molimood) yang variatif, sedangkan model/metode tidak,

hanya ceramah.

Peneliti : Berapa angka standar minimal KKM untuk materi kesetimbangan

kimia?

Guru Kimia : 65

Peneliti : Berapa persentase siswa yang dapat memenuhi standar minimal KKM

pada materi kesetimbangan kimia?

Guru Kimia : Kurang dari setengahnya yaitu 50%

Page 209: 101508 lin suciani astuti-fitk

193

Peneliti : Bagaimana hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran kimia,

khususnya pada materi termokimia, laju reaksi, dan kesetimbangan

kimia?

Guru Kimia : Kurang memuaskan

Guru Bidang Studi Kimia Peneliti

Karmawan S.Pd Lin Suciani Astuti

Page 210: 101508 lin suciani astuti-fitk

194

Lampiran 45

PEDOMAN WAWANCARA

Wawancara dilaksanakan pada:

Hari/Tanggal :

Responden :

Tempat : SMU Muhamadiyah 02 Cipondoh

Tujuan Wawancara : Mengetahui tingkat keberhasilan dan kekurangan yang ada pada

tindakan dalam meningkatkan hasil belajar konsep kesetimbangan

kimia siswa dengan menggunakan model pembelajaran PBL

(Problem Based learning).

Daftar Pertanyaan Wawancara Siswa Setelah Tindakan Siklus I

1. Apakah kamu merasa senang belajar kesetimbangan kimia menggunakan model

pembelajaran PBL (Problem Based Learning)?

2. Metode pembelajaran manakah yang kamu suka, pembelajaran seperti biasa atau

model pembelajaran PBL? Mengapa?

3. Pada bagian mana yang kamu suka/tidak suka dari model pembelajaran PBL

(Problem Based Learning) ini?

4. Perbedaan apa yang kamu rasakan setelah belajar kimia menggunakan model

pembelajaran PBL (Problem Based Learning)?

5. Apakah kamu menjadi lebih sulit memahami pelajaran dengan menggunakan model

ini?

6. Apakah kamu aktif dalam setiap pemecahan masalah secara kelompok?

7. Apakah model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) ini dapat meningkatkan

hasil belajar siswa?

8. Menurut kamu, apa kekurangan dan kelebihan dari model pembelajaran PBL ini?

9. Apa kamu memiliki saran terhadap pembelajaran kimia menggunakan model

pembelajaran PBL agar menjadi lebih baik? Bagaimana saran kamu?

Page 211: 101508 lin suciani astuti-fitk

195

Lampiran 46

PEDOMAN WAWANCARA

Wawancara dilaksanakan pada:

Hari/Tanggal :

Responden :

Tempat : SMU Muhamadiyah 02 Cipondoh

Tujuan Wawancara : Mengetahui tingkat keberhasilan dan kekurangan yang ada pada

tindakan dalam meningkatkan hasil belajar konsep kesetimbangan

kimia siswa dengan menggunakan model pembelajaran PBL

(Problem Based learning).

Daftar Pertanyaan Wawancara Siswa Setelah Tindakan Siklus II:

1. Bagaimana perasaan kamu saat belajar dengan model pembelajaran PBL pada

siklus II?

2. Kemajuan apa yang kamu rasakan setelah belajar dengan menggunakan model

pembelajaran PBL ini?

3. Apakah terdapat keluhan siswa terhadap penggunaan model pembelajaran PBL

pada siklus II?

4. Apakah siswa terlihat menyukai model pembelajaran ini?

5. Menurut bapak, apakah kekurangan dan kelebihan model pembelajaran PBL pada

siklus II ini?

6. Bagaimana solusi untuk mengatasi kekurangan yang ada pada tindakan II ini?

Page 212: 101508 lin suciani astuti-fitk

197

Lampiran 47

Tabel Hasil Wawancara Siswa Siklus I

No Hal yang ditanyakan Jawaban Siswa

1. Apakah kamu merasa senang belajar

kesetimbangan kimia menggunakan

model pembelajaran PBL (Problem

Based Learning)?

Siswa merasa cukup senang, karena

model atau metode ini berbeda dengan

metode pembelajaran yang lain dan proses pembelajaran tidak satu arah,

melainkan dua arah antara siswa dengan

guru dan antar siswa.

2. Metode pembelajaran manakah yang

kamu suka, pembelajaran seperti

biasa atau pembelajaran PBL

(Problem Based Learning)?

Sebenarnya lebih menyukai metode

pembelajaran seperti biasa akan tetapi

ada baiknya siswa mencoba belajar

dengan model pembelajaran baru yaitu

menggunakan model pembelajaran PBL,

karena ingin mengetahui perubahan

belajarnya. Apakah meningkat atau

menurun

3. Pada bagian mana yang kamu suka

atau tidak suka dari model

pembelajaran PBL (Problem based

Learning)

Sukanya : pada saat mencari sumber

informasi dalam penyelesaian masalah

karena membuat kita lebih giat untuk

belajar dan semangat mencari informasi-

informasi lain tentang kimia.

Tidak sukanya: terlalu banyak masalah

karena kita belum terbiasa dengan

belajar mandiri (selalu mengandalkan

penjelasan guru)

4. Perbedaan apa yang kamu rasakan

setelah belajar kimia menggunakan

model pembelajaran PBL?

Belajar kita menjadi lebih baik dari yang

sebelumnya meskipun harus lebih

menekankan pada tingkat berfikirnya.

5. Apakah kamu menjadi lebih sulit

memahami pelajaran melalui

langkah-langkah model pembelajaran

PBL?

Agak sedikit sulit dan membingungkan,

karena siswa mungkin belum terbiasa

menggunakan metode-metode

pembelajaran seperti ini

6. Apakah banyak siswa yang aktif

dalam setiap pemecahan masalah

secara berkelompok maupun

individu

Beberapa siswa sudah mulai ikut aktif

dalam proses pembelajaran PBL

meskipun ada beberapa yang masih pasif

7. Apakah model pembelajaran PBL

(Problem Based Learning) sudah

dapat meningkatkan hasil belajar

siswa?

Ada sedikit peningkatan dalam hasil

belajarnya

8. Menurut kamu, apa kekurangan dan

kelebihan dari model pembelajaran

PBL?

Kekurangannya: terlalu banyak masalah,

guru kurang menerangkan tentang

materi, memerlukan waktu yang lebih

lama

Kelebihan: metode pembelajaran yang

dapat melatih kita untuk belajar mandiri

Page 213: 101508 lin suciani astuti-fitk

198

dan berpikir lebih mendalam lagi, dan

lebih mendapatkan pengetahuan yang

lebih luas.

9. Apakah kamu memiliki saran

terhadap pembelajaran kimia

menggunakan model pembelajaran

PBL agar menjadi lebih baik?

Ada : 1) Jangan selalu belajar dengan

berkelompok, sesekali secara individu.

2) Diadakannya sebuah permainan

dengan memberi reward pada siswa atau

kelompok yang berani mengemukakan

hasil karyanya dengan baik dan benar. 3)

tidak terlalu banyak tugas

Page 214: 101508 lin suciani astuti-fitk

199

Lampiran 48

Tabel Hasil wawancara siswa siklus II

No Pertanyaan Peneliti Jawaban Siswa

1. Bagaimana perasaan kamu saat belajar

dengan model pembelajaran PBL pada

siklus II?

Setelah tahu manfaat dan selalu berlatih

untuk belajar dengan masalah model

pembelajaran PBL terasa

menyenangkan, karena model atau

metode ini menuntut kita untuk

memahami suatu konsep dari

permasalahan sehingga kita mempunyai

pengetahuan yang luas dari

pembelajaran kimia

2. Kemajuan apa yang kamu rasakan

setelah belajar dengan menggunakan

model pembelajaran PBL ini?

Belajar lebih semangat dan lebih aktif

sehingga hasil belajar kimia saya bisa

meningkat

3. Apakah terdapat keluhan siswa

terhadap penggunaan model

pembelajaran PBL pada siklus II?

Ada, sulit untuk mengemukakan ide-ide

baru dan kemampuan untuk merancang

penyelesaian yang baru dan unik agar

lebih mudah dipahami.

4. Apakah siswa terlihat menyukai model

pembelajaran ini?

Terlihat sebagian besar siswa mulai

menyukai model pembelajaran PBL

5. Menurut kamu, apakah kekurangan

dan kelebihan model pembelajaran

PBL pada siklus II ini?

Kekurangannya : langkah-langkah dalam

pembelajaran PBL agak merepotkan,

dan menekankan siswa untuk selalu

berfikir dan terus berfikir.

Kelebihannya : model ini diterapkan

pada konsep yang pas yaitu

kesetimbangan kimia, karena pada

konsep itu banyak masalah baik dari

masalah perhitungan atau aplikasinya.

Dan dapat memberi pengetahuan yang

luas untuk siswa

6. Bagaimana solusi untuk mengatasi

kekurangan yang ada pada tindakan II

ini?

Mungkin dari langkah-langkah PBL di

selipkan permainan dan motivasi untuk

siswa agar siswa tidak jenuh dan bosan.

Page 215: 101508 lin suciani astuti-fitk

200

DOKUMENTASI KEGIATAN PEMBELAJARAN

Page 216: 101508 lin suciani astuti-fitk

201

Page 217: 101508 lin suciani astuti-fitk

202

Page 218: 101508 lin suciani astuti-fitk

203