16

AKULTURASI BUDAYA NADRAN

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: AKULTURASI BUDAYA NADRAN
Page 2: AKULTURASI BUDAYA NADRAN

AKULTURASI NADRAN

Husnul khotimah

Renita rahmawati

Agustin farah

Khusnul khotimah

Imam rosyidi

M. Zulfikar Noor

Page 3: AKULTURASI BUDAYA NADRAN

NADRAN

SEJARAH

PROSES PELAKSANAAN

NADRAN MENURUT AJARAN

ISLAM

PENGERTIAN

GAMBAR

Page 4: AKULTURASI BUDAYA NADRAN

PENGERTIAN

Nadran merupakan suatu tradisi hasil akulturasi

budaya Islam dan Hindu yang diwariskan sejak ratusan

tahun secara turun-temurun. Kata nadran menurut sebagian

masyarakat berasal dari kata nazar yang mempunyai

makna dalam agama Islam yaitu pemenuhan janji. Adapun

inti upacara nadran adalah mempersembahkan sesajen

(yang merupakan ritual dalam agama Hindu untuk

menghormati roh leluhurnya) kepada penguasa laut agar

diberi limpahan hasil laut, sekaligus merupakan ritual tolak

bala (keselamatan).

Page 5: AKULTURASI BUDAYA NADRAN

Nadran adalah upacara adat para nelayan di pesisir pantai utara Jawa, seperti : Subang, Indramayu dan Cirebon yang bertujuan untuk mensyukuri hasil tangkapan ikan, mengharap peningkatan hasil pada tahun mendatang dan berdo’a agar tidak mendapat aral melintang dalam mencarinafkah di laut. Inilah maksud utama dari Upacara Adat Nadran yang diselenggarakan secara rutin setiap tahun. Selain upacara ritual adat, kesenian tradisional serta pasar malam pun diselenggarakan selama seminggu.

Page 6: AKULTURASI BUDAYA NADRAN

SEJARAH NADRAN

Asal usul pelaksanaan budaya Nadran berawal pada tahun 410 M, dimana Raja Purnawarman, raja ketiga Kerajaan Tarumanegara yang terletak di dekat sungai Citarum yang mengalir dari Bandung ke Indramayu, memerintahkan Raja Indraprahasta Prabu Santanu untuk memperdalam atau memperbaiki tanggul, yang bertujuan untuk menduplikat Sungai Gangga di India. Duplikat Sungai Gangga tersebut untuk keperluan mandi suci. Sungai yang dimaksud adalah sungai Gangganadi dan muaranya di sebut Subanadi. Sungai tersebut sekarang adalah sungai Kriyan, terletak di belakang Keraton Kasepuhan Kota Cirebon. Mandi suci di sungai Gangganadi dilakukan setahun sekali, sebagai acara ritual untuk menghilangkan kesialan dan sebagai sarana mempersatukan rakyat dan pemujaan kepada sang pencipta.

Page 7: AKULTURASI BUDAYA NADRAN

PROSES PELAKSANAAN

Pemotongan kepala kerbau dan pemotongan nasi

tumpeng yang disiapkan dalam sebuah dongdong atau

miniatur kapal nelayan. Kepala kerbau tersebut dibalut

dengan kain putih bersama dengan perangkat Sesajen lainnya

untuk ditenggelamkan.

Nasi tumpeng dan lauk pauk lainnya dibagikan kepada

anggota masyarakat sekitarnya, yang biasa disebut dengan

bancaan atau berkah. Umumnya upacara ini disertai dengan

penyajian tari-tarian, pergelaran wayang kulit, mantra, doa-

doa dan sesajen.

Page 8: AKULTURASI BUDAYA NADRAN

Pembacaan mantra dilakukan oleh seorangtokoh spiritual nelayan yang dilanjutkan denganmengusung dongdong menuju lautan. Puncak prosesiberlangsung saat dongdong yang berisi sesajidiceburkan ke laut. Puluhan kapal langsung berebutmendekati sesaji tersebut. Mereka percaya berbagaisesaji yang menempel pada kapal mereka akanmendatangkan berkah bagi tangkapan selanjutnya. Selesai prosesi berebut sesaji, para nelayan inikembali dengan harapan baru, mereka yakin hasiltangkapan ikan semakin meningkat setelah ruwatanselesai dilakukan.

Page 9: AKULTURASI BUDAYA NADRAN

Sesajen yang diberikan oleh masyarakat disebut ancak,

yang berupa anjungan berbentuk replika perahu yang berisi

kepala kerbau, kembang tujuh rupa, buah-buahan, makanan

khas dan lain sebagainya. Sebelum dilepaskan kelaut, ancak

diarak terlebih dahulu mengelilingi tempat-tempat yang

telah ditentukan sambil diiringi berbagai suguhan seni

tradisional, seperti tarling, genjring, buroq, barongsai, telik

sandi, jangkungan ataupun seni kontemporer (drumband).

Page 10: AKULTURASI BUDAYA NADRAN

Upacara Nadran bertambah semarak karena upacara

ini menampilkan hiburan wayang yang merupakan

kebudayaan Hindu. Selain itu, banyak tetabuhan dan

nyanyian dalam proses upacara Nadran.

Upacara Nadran yang dilakukaan setiap tahun sekali

oleh masyarakat pesisir ini mempunyai nilai-nilai filosofi

yang kuat. Nilai nilai yang terbangun dari upacara

tersebut adalah solidaritas, etis, kultural dan religius

yang tercipta dari simbol-simbol yang ada dalam upacara

tersebut.

Page 11: AKULTURASI BUDAYA NADRAN

Nilai-nilai kebersamaan yang ada dalam upacara

Nadran ini menjadi sebuah dorongan ke depan

untuk membangun masyarakat yang menjalankan

nilai-nilai kebersamaan dan kepatuhan terhadap

yang maha kuasa

Upacara Nadran dilakukan masyarakat nelayan

satu tahun sekali yang waktunya jatuh antara

bulan Juli sampai agustus.

Page 12: AKULTURASI BUDAYA NADRAN

NADRAN MENURUT AJARAN ISLAM

Tradisi-tradisi Nadran setelah kedatangan Islam tidaklagi dimaknai sebagai sebuah persembahan kepadaSanghyang Jagat Batara , akan tetapi lebih dimaknaisebagai wujud syukur kepada Allah SWT atas karuniayang diberikan-Nya kepada para nelayan, baik itu karuniakesehatan, kekuatan maupun hasil tangkapan ikan yang berlimpah. Mantra-mantra yang dibacakan dalam prosesiNadran diganti dengan pembacaan do’a-do’a yang dipimpin oleh seorang ulama. Lauk pauk hasil bumi yang diikut sertakan dalam ucapan ini di bagi-bagikan kepada penduduk desa dengan simbolisasi pembagian berkah.

Page 13: AKULTURASI BUDAYA NADRAN

Pelarungan kepala kerbau ke laut tetap

dilakukan, tapi tidak lagi dimaknai sebagai

persembahan kepada Dewa Baruna, tetapi lebih

bersimbol pada membuang kesialan, sekaligus

untuk mengingat bahwa laut merupakan sumber

kehidupan bagi para nelayan sehingga perlu

dijaga dan dilestarikan.

Page 14: AKULTURASI BUDAYA NADRAN

Nuansa keislaman juga nampak dalam pementasan seni wayang dantari. Wayang yang dipertunjukan adalah wayang Golek Cepak dan wayangkulit Dakwah yang merupakan asli Indramayu yang alur ceritanya diambildari Babad Indramayu, Babad Walisanga dan Babad Ambiya, yang menggambarkan sejarah Islamisasi di tanah Jawa yang dilakukan para Wali, beserta cerita perjuangan Rasulullah SAW dan sahabat-sahabatnya dalammenegakkan syariat islam.

Pagelaran wayang semalam suntuk dalam tradisi Nadran bukan hanyauntuk bergadang, akan tetapi masyarakat mendapatkan penyuluhan danpembekalan rohani. Pagelaran ini diistilahkan dengan tabarukan, yaitumencari keberkahan atas syukur yang mendalam, dengan membuangkebiasaan-kebiasaan buruk dan menggantinya dengan nilai-nilai positif.

Page 15: AKULTURASI BUDAYA NADRAN
Page 16: AKULTURASI BUDAYA NADRAN