36
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Saat ini dengan semakin modernnya zaman, semakin banyak juga penyakit yang timbul akibat gaya hidup manusia dan penularan bakteri. Salah satunya adalah penyakit gastritis, yang terjadi karena inflamasi yang terjadi pada lapisan lambung yang menjadikan sering merasa nyeri pada bagian perut. Penyakit ini tidak bisa menular tapi biasanya bakteri Helycobacter pylori masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan. Gastritis adalah proses inflamsi pada lapisan mukosa dan sub mukosa lambung. Secara histopastologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltarsi sel-sel radang pada daerah tersebut. Gastritis merupakan salah satu penyakit yang banyak dijumpai di klinik atau ruangan penyakit dalam pada umumnya. Kejadian penyakit gastritis meningkat sejak 5 – 6 tahun ini bisa menyerang semua jenis kelamin karena pola makan yang buruk dan kebiasaan mengkonsumsi alkohol dan merokok. Penyakit gastritis ini lebih menyerang kepada usia remaja sampai dewasa sehingga butuh perawatan khusus karena akan menggaggu masa tua kita semua,sehingga dibutuhkan pengetahuan untuk mengobati dan lebih baik lagi untuk mencegah terjadinya penyakit ini sejak dini B. RUMUSAN MASALAH Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu : A. apa pengertian Gastritis ? B. Bagaimana etiologi Gastritis ? C. Bagaimana patofisiologi Gastritis ? D. Bagaimana manifestasi klinis Gastritis ? E. Bagaimana pemeriksaan penunjang Gastritis ? F. Bagaimana penatalaksanaan Gastritis ? G. Bagaimana komplikasi Gastritis ?

Askep gastritis 2

Embed Size (px)

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANGSaat ini dengan semakin modernnya zaman, semakin banyak juga penyakit yang timbul

akibat gaya hidup manusia dan penularan bakteri. Salah satunya adalah penyakit gastritis, yang terjadi karena inflamasi yang terjadi pada lapisan lambung yang menjadikan sering merasa nyeri pada bagian perut. Penyakit ini tidak bisa menular tapi biasanya bakteri Helycobacter pylori masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan.

Gastritis adalah proses inflamsi pada lapisan mukosa dan sub mukosa lambung. Secara histopastologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltarsi sel-sel radang pada daerah tersebut. Gastritis merupakan salah satu penyakit yang banyak dijumpai di klinik atau ruangan penyakit dalam pada umumnya. Kejadian penyakit gastritis meningkat sejak 5 – 6 tahun ini bisa menyerang semua jenis kelamin karena pola makan yang buruk dan kebiasaan mengkonsumsi alkohol dan merokok. Penyakit gastritis ini lebih menyerang kepada usia remaja sampai dewasa sehingga butuh perawatan khusus karena akan menggaggu masa tua kita semua,sehingga dibutuhkan pengetahuan untuk mengobati dan lebih baik lagi untuk mencegah terjadinya penyakit ini sejak dini

B.     RUMUSAN MASALAHAdapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :A. apa pengertian Gastritis ? B. Bagaimana etiologi Gastritis ?C. Bagaimana patofisiologi Gastritis ?D. Bagaimana manifestasi klinis Gastritis ?E. Bagaimana pemeriksaan penunjang Gastritis ?F. Bagaimana penatalaksanaan Gastritis ?G. Bagaimana komplikasi Gastritis ?H. Bagaimana konsep asuhan keperawatan pada pasien dengan gastritis ?I. Bagaimana diagnosa keperawatan yang mungkin timbul ?

C. TUJUAN1. Untuk mengetahui  konsep penyakit dari gastritis, ulkus peptikum dan ca. gaster ?2. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan yang dapat diterapkan pada penderita

gastritis 

D. MANFAAT1. Siswa mampu meningkatkan pengertian mengenai masalah yang berhubungan dengan

gastritis.2. Siswa mampu memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan gastritis.

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIANGastritis adalah suatu peradangan yang terjadi pada mukosa lambung yang akut dengan kerusakan-kerusakan erosi. (Brunner dan Sudath, 2000 : 1405)

B. ETIOLOGI.Gastritis Akut.Inflamasi akut dari dinding lambung yang biasanya terbatas pada mukosanya saja terjadi atas gastritis eksogen dan endogen yang akut.a. Gastritis eksogen akut. Disebabkan faktor dari luar yang terdiri dari beberapa bagian: Gastritis eksogen akut yang simple, disebabkan oleh : Makanan Makanan dan minuman panas yang dapat merusak mukosa lambung, seperti rempah-rempah, alkohol dan sebagainya. Obat-obatan, seperti : Analgetik, Anti inflamasi, antibiotik dsb. Bahan kimia dan minuman yang bersifat korosit, bahan alkali yang kuat seperti, soda, kaustik, (non-hydroxide) korosit sublimat.b. Gastritis endogen akut. Disebabkan kelainan dalam tubuh yang terdiri dalam beberapa bagian :- Gastritis infektiosa akut, disebabkan oleh toksin atau bakteri yang beredar dalam darah dan masuk ke jantung, misalnya morbili, dipteri, variola dsb.- Gastritis egmonos akute, disebabkan oleh invasi langsung dari bakteri pirogen pada dinding lambung, seperti streptococcus, stpilacoccus dsb. B. Gastritis Kronis.Merupakan suatu inflamasi kronik yang terjadi pada waktu lama pada permukaan mukosa lambung, penyebabnya belum diketahui secara langsung, namun diduga disebabkan oleh :- Bakteri, infeksi stapilococcus (akute) mungkin pada akhirnya akan menjadi kronis.- Infeksi lokal, infeksi pada sinus, gigi dan post nasal dapat menimbulkan gastritis.- Alkohol dapat menyebabkan kelainan pada mukosa lambung.- Faktor, psikologis dapat menimbulkan hipersekresi asam lambung.

C. PATOFISIOLOGI.Pada gaster yang terjadi peradangan pada lapisan mukosa terjadi kemerahan, edema dan meradang, biasanya peradangan ini terbatas pada mukosa saja. Apabila sering mengkonsumsi bahan-bahan yang bersifat iritasi maka dapat menyebabkan perdarahan mukosa lambung, juga dapat menimbulkan kerak yang disertai reaksi inflamasi. Jika hal ini terus berlanjut, maka akan terjadi peningkatan sekresi asam lambung serta dapat meningkatkan jumlah asam lambung. Keadaan demikian dapat menyebabnkan iritasi yang lebih parah pada mukosa lambung akibat hipersekresi dari asam lambung.

D. MANIFESTASI KLINIS.A. Gastritis Akute.a. Gastritis Akute Eksogen Simple- Nyeri epigastrik mendadak.- Nausea yang di susul dengan vomitus.- Saat serangan pasien berkeringat, gelisah, sakit perut, dan kadang disertai panas serta tachicardi.- Biasanya dalam 1-2 hari sembuh kembali.b. Gastritis Akute Eksogen Korosiva- Pasien kolaps dengan kulit yang dingin.- Tachicardi dan sianosis.- Perasaan seperti terbakar, pada epigastrium.- Nyeri hebat / kolik.c. Gastritis Infeksiosa Akute- Anoreksia- Perasaan tertekan pada epigastrium.- Vomitus.- Hematemisis.d. Gastritis Hegmonos Akute :- Nyeri hebat mendadak di epigastrium - Neusia.- Rasa tegang pada epigastrium - Vomitus.- Panas tinggi dan lemas - Tachipneu.- Lidah kering sedikit ekterik - Tachicardi- Sianosis pada ektremitas - Diare.- Abdomen lembek - LeukositosisB. Gastritis Kronis, terdiri dari :a. Gastritis Superfisialis.- Rasa tertekan yang samar pada epigastrium.- Penurunan BB.- Kembung / rasa penuh pada epigastrium.- Nousea.- Rasa perih sebelun dan sesudah makan.- Terasa pusing.- Vomitus.b. Gastritis Atropikan.- Rasa tertekan pada epigastrium. - Anorexia.- Rasa penuh pada perut. - Nousea.- Keluar angin pada mulut. - Vumitus.- Mudah tersinggung. - Gelisah.- Mulut dan tenggorokan terasa kering.c. Gastritis Hypertropik Kronik- Nyeri pada epigastrium yang tidak selalu berkurang setelah minum susu.- Nyeri biasanya timbul pada malam hari.- Kadang disertai melena.

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG. Tiga cara dalam menegakkan pemeriksaan, yaitu gambaran klinis, gambaran lesi mukosa akut di mukosa lambung berupa erosi atau ulkus dangkal dengan tepi rata pada endoskopi, dan gambaran foto atau gambaran radiologi dengan kontras tunggal yang sukar untuk melihat lesi permukaan yang superficial, karena itu sebaiknya digunakan kontras ganda secara umum peranan endoskopi saluran cerna bagian atas lebih sensitif dan spesifik untuk diagnosis kelainan akut lambung.

F. PENATALAKSANAAN.A. Gastritis Akute.a. Gastritis Eksogen Akute Simple.- Fase akute, istirahat total 1-2 hari.- Hari 1 sebaiknya jangan diberikan makan, setelah mual dan muntah berkurang, coba berikan teh hangat dan air minum.- Hari kedua berikan susu hangat, benintton dengan garam terutama setelah banyak muntah.- Hari ketiga boleh makan bubur dan bisa makan lembek lainnya.- Kolaborasi medik :o Pemberian cairan.o Antimentek untuk mengurangi muntah ~ Sotatik.o Anti spasmodik untuk memperbaiki spasme otot.b. Gastritis Infektiosa Akute.- Pengaturan diet.- Beri makanan lembek dan tidak merangsang mual dan muntah.- Kolaborasi medik :o Pemberian antibiotik untuk penanganan factor penyebab.o Pembrian anti spasmodik.c. Gastritis Hegmonos Akute.- Pengaturan diet.- Pada abses lokal perlu dilakukan drainase.- Pada pasien dengan hegmonos dispus perlu gastriktomy.- Kolaborasi medik :o Antibiotik untuk penanganan faktor penyebab.B. Gastritis Kronis.a. Gastritis Superfisialis.- Istirahat yang cukup.- Pemberian makanan yang cair utuk penderita yang mengalami erosi dan perdarahan sedikit.- Makanan lembek untuk yang tidak terjadi perdarahan.- Kolaborasi medik :o Pemberian anti spasmodik.b. Gastritis Atropikan.- Setelah makan sebaiknya istirahat untuk mnecegah terjadinya neusea dan vomitus.- Beri makanan lembek dan porsi kecil tapi sering.- Kolaborasi medik :o Pemberian anti spasmodik.

o Beri ekstrak hati, Vit. B12, dan zat besi.c. Gastritis Hypertropikan.- Istirahat yang cukup.- Hindari merokok.- Beri makanan cair dan lembek.- Kolaborasi medik :o Anti spasmodik.o Anti perdarahan k/p.

G. KOMPLIKASIA. Gastritis Akute.a. Perdarahan saluran cerna atas, hingga anemia dan kematian.b. Ulkus pada lambung.c. Perforasi lambung.B. Gastritis Kronis.a. Gangguan penyerapan Vitamin B12 karena atropi lambung dan akan terjadi anemia pernisiosa.b. Gangguan penyerapan zat besi.c. Penyempitan daearah fillorus.d. Kanker lambung.

H. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GASTRITISA. PENGKAJIAN1. Aktivitas / istirahat.Gejala : Kelemahan / kelelahan.Tanda : Takhikardi, takipnoe, ( hiperventilasi ).2. Sirkulasi.Gejala : • Hipotensi.• Takhikardi. Disritmia.• Kelemahan nadi / perifer• Pengisian kapiler lambat.• Warna kulit pucat, sianosis.• Kelembaban kulit, berkeringat.3. Integritas Ego.Gejala : • Faktor stress akut / psikologi.• Perasaan tidak berdaya.Tanda : • Tanda ansietas, misalnya ; pucat, gelisah, berkeringat.• Perhatian menyempit.4. Eliminasi.Gejala : • Perubahan pola defekasi / karakteristik feces.Tanda : • Nyeri tekan abdomen.• Distensi abdomen. Peningkatan bunyi usus.• Karakteristik feses ; diare dan konstipasi.5. Makanan / Cairan

Gejala : • Anorexia, mual, dan muntah, cegukan.• Tidak toleran terhadap makanan.Tanda : • Muntah, membran mukosa kering, turgor kulit menurun.6. NeorosensoriGejala : • Pusing, sakit kepala, terasa berdengung.• Status mental, tingkat kesadaran terganggu, cenderung mengantuk, disorientasi, bingung.7. Nyeri / KenyamananGejala : • Nyeri digambarkan tajam, dangkal, rasa terbakar, perih• Rasa ketidaknyamanan / distres samar-samar setelah banyak makan & hilang setelah minum obat antasida.• Nyeri epigastrium kiri menyebar ketengah dan menjalar tembus kepinggang 1-2 jam setelah makan ( ulkus peptik ).• Nyeri epigastrium kanan 4 jam setelah makan dan hilang setelah diberi antasida ( ulkus doudenum ).• Faktor pencetus, makanan, rokok, alkohol penggunaan obat tertentu.• Stress psikologis.8. KeamananGejala : Alergi terhadap obat.Tanda : Peningkatan suhu.

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN TIMBUL1. Nyeri (akut) berhubungan dengan inflamasi mukosa lambung.Tujuan : Nyeri hilang (terkontrol) dan kebutuhan rasa nyaman terpenuhi.KH : - Nyeri klien berkurang atau hilang.- Skala nyeri 0.- Klien dapat relaks.- Keadaan umum klien baik.• Intervensi1. Observasi TTV.2. Kaji skala nyeri klien.3. Atur posisi yang nyaman bagi klien.4. Ajarkan teknik distraksi dan reklasasi.5. Kolaborasi dalam pemberian analgetik.• Rasionalisasi.1. Mengetahui perkembangan klien.2. Mengetahui perkembangan nyeri klien.3. Posisi yang tepat dan dirasa nyaman oleh klien dapat mengurangi resiko klien terhadap nyeri.4. Dapat membuat klien jadi lebih baik dan melupakan nyeri.5. Analgetik dapat memblok reseptor nyeri pada susunan saraf pusat.2. Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat.Tujuan : Pemenuhan nutrisi klien dapat teratasi dan BB klien dapat dipertahankan.KH : - Nafsu makan klien membaik.

: - BB klien menunjukkan peningkatan.• Intervensi1. Anjurkan istirahat sebelum makan.2. Dorong tirah baring dan pembatasan aktivitas selama fase akut.3. Anjurkan makan sedikit demi sedikit tapi sering.4. Hindari makanan yang menimbulkan gas.5. Beri makanan selagi hangat.6. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian diet.• Rasionalisasi1. Menenangkan peristaltik dan meningkatkan energi untuk makan.2. Menurunkan kebutuhan metabolik untuk mencegah penurunan kalori dan simpanan energi.3. Menghindari terjadinya mual karena pengisian lanbung secara tiba-tiba.4. Dapat mempengaruhi nafsu makan atau pencernaan dan membatasi masukan nutrisi.5. Dapat membangkitkan nafsu makan.6. Diet yang sesuai dapat mempercepat penyembuhan3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.Tujuan : Klien dapat beraktivitas.KH : - Klien dapat beraktivitas tanpa bantuan,- Skala aktivitas 0-1• Intervensi1. Observasi sejauh mana klien dapat melakukan aktivitas.2. Berikan lingkungan yang tenang.3. Berikan bantuan dalam aktivitas.4. Jelaskan pentingnya beraktivitas bagi klien.• Rasionalisasi1. Mengetahui aktivitas yang dapat dilakukan klien.2. Menigkatkan istirahat klien.3. Membantu bila perlu, harga diri ditingkatkan bila klien melakukan sesuatu sendiri.4. Klien tahu pentingnya beraktivitas.4. Ganguan pola istirahat dan tidur berhubungan dengan sakit kepala dan pusing.Tujuan : Kebutuhan istirahat dan tidur klien tidak terganggu.KH : - Klien dapat istirahat dan tidur secara normal atau biasa.- Klien merasa lebih sehat.- Klien tidak kelihatan lesu.• Intervensi1. Kaji pola istirahat dan tidur klien.2. Ciptakan lingkungan tenang.• Rasionalisasi1. Memberi informasi untuk intervensi berikutnya.2. Mempercepat klien untuk tidur.5. Ansietas tahap sedang berhubungan dengan perubahan status kesehatan.Tujuan : Ansietas klien dapat teratasi.KH : - Kepercayaan diri klien meningkat.• Intervensi

1. Observasi respon fisiologis, mis : takipnoe, palpitasi, pusing.2. Catat petunjuk perilaku, mis : gelisah, midah tersinggung.3. Dorong pernyataan takut dan ansietas, berikan respon umpan balik.4. Berikan lingkungan yang tenang untuk beristirahat.5. Berikan tekhnik relaksasi, mis: latihan nafas dalamdan bimbingan imaginasi.• Rasionalisasi1. Dapat menjadi indikasi derajat ansietas yang dialami pasien.2. Indikator derajat ansietas.3. Membuat hubungan therafiutik, membantu pasien untuk menerima perasaan dan menurunkan ansietas yang tidak perlu tentang ketidak tahuan.4. Memindahkan pasien dari stresor luar dan meningkatkan relaksasi, juga dapat meningkatkan ketrampilan koping.5. Cara relaksasi dapat membantu menurunkan takut dan ansietas.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Tn. SDENGAN DIAGNOSA MEDIS GASTRITIS

I. BIODATAA. Identitas KlienNama : Tn. SUmur : 26 tahunJenis Kelamin : Laki-lakiAgama : IslamSuku/Bangsa : Jawa/IndonesiaStatus Marital : KawinPendidikan/Pekerjaan : SMA/SwastaBahasa yang digunakan : Bahasa IndonesiaAlamat : Sungai RangasKiriman dari : -Tanggal Masuk RS : 2 Agustus 2011 Jam 18.45 WITATanggal Pengkajian : 2 Agustus 2011 Jam 19.00 WITANomor Register : 4285/11B. Penanggung Jawab KlienNama : Tn. BHubungan dengan Klien : TemanUmur : 36 tahunAlamat : Sungai Rangas

II. ALASAN MASUK RUMAH SAKITA. Alasan DirawatSejak 2 hari yang lalu klien merasakan sakit di perut disertai mual dan pusing, yang disebabkan oleh gastritis (maag). Sebelum masuk Rumah sakit klien meminum obat maag yang dibelinya di toko obat, tapi karena keadaan klien semakin melemah dan tak kunjung sembuh, akhirnya klien dibawa ke RSUD H. Damanhuri Barabai.B. Keluhan UtamaNyeri di perut (lambung) disertai mual dan pusing.1. Provocative/PallitiveDari penuturan klien, 2 hari yang lalu sebelum masuk Rumah Sakit, klien merasakan nyeri disekitar perut, serta mual dan pusing. Penyebabnya dikarenakan kebiasaan klien yang sering terlambat makan. Melihat keadaan klien yang merasakaan nyeri di perut tepatnya di lambung dan keadaan klien yang semakin melemah serta sempat pingsan, maka teman klien membawa klien ke RSUD H. Damanhuri Barabai untuk mendapatkan perawatan.2. Qualiti/QuantityKlien merasa nyeri di perutnya serta klien terlihat pucat.3. RegionalKlien merasakan nyeri bagian abdomen sebelah kiri.

4. Severity ScaleSkala nyeri klien adalah skala 3 yaitu nyeri berat.0 : tidak nyeri1: nyeri ringan2 : nyeri sedang3 : nyeri berat4 : nyeri tak tertahankan5. TimingKlien mengatakan bahwa sakitnya kadang-kadang timbul.

III. RIWAYAT KESEHATANA. Riwayat Kesehatan Sebelum Sakit IniDari penuturan klien, klien memang memiliki riwayat penyakit maag, tapi tidak pernah separah ini, biasanya setelah minum obat yang dibeli di toko obat, sakit klien sembuh.B. Riwayat Kesehatan SekarangSejak 2 hari yang lalu klien mengalami sakit perut yang terus-menerus disertai mual dan pusing, bahkan sebelum dibawa ke rumah sakit, klien sempat pingsan. Akhirnya melihat keadaan klien yang semakin melemah, teman klien langsung membawa klien ke RSUD H. Damanhuri Barabai pada tanggal 2 Agustus 2011 jam 18.45 WITA untuk mendapatkan perawatan.C. Riwayat Kesehatan KeluargaKlien mengatakan bahwa dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit seperti yang dideritanya sekarang, dan di keluarga klien juga tidak ada yang menderita penyakit keturunan seperti Hipertensi dan DM serta penyakit menular seperti Hepatitis dan AIDS.Genogram :(Tn. S, 26 tahun, gastritis)Keterangan :: Laki-laki : Kawin: Perempuan : Tinggal serumah: Klien : Meninggal

IV. AKTIVITAS SEHARI-HARIA. Makan dan Minum1. NutrisiDi rumah : Klien makan 3 kali sehari dengan nasi, ikan dan sayur, kadang-kadang bisa sekali saja. Jenis makanan bervariasi dan tidak ada pantangan.Di RS : Klien makan 3 kali sehari tetapi hanya sedikit-dikit. Klien tidak dapat menghabiskan porsi yang disediakan, hanya 2-3 sendok saja yang dapat dihabiskan. Makanan yang disediakan adalah bubur dengan lauk, sayur dan buah (pisang).2. MinumDi rumah : Klien minum 5-6 gelas per hari, jenis minuman air putih dan teh.Di RS : Klien minum 3-4 gelas air per hari.

B. Eliminasi1. BAKDi rumah : Klien BAK 3-6 kali sehari, warna kuning jernih dan bau pesing.Di RS : Klien trampak susah untuk BAK.2. BABDi rumah : Frekuensi BAB klien 2-3 kali sehari.Di RS : Frekuensi BAB klien 1 kali sehari.C. Istirahat dan TidurDi rumah : Klien tidur siang sekitar jam 15.00 WITA dan tidur malam sekitar jam 22.00 WITA kurang lebih 6-7 jam.Di RS : Klien beristirahat total di tempat tidur.Tidur klien terganggu karena sering merasa nyeri pada ulu hati. Dan tidur klien selama kurang lebih 4-5 jam.D. AktivitasDi rumah : Klien dapat beraktivitas dengan baik.Di RS : Aktivitas klien terganggu karena klien perlu istirahat di tempat tidur karena keadaan klien lemah dank lien beraktivitas dibantu oleh keluarganya.E. Kebersihan DiriDi rumah : Klien mandi 3 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari, klien mencuci rambutnya 1 kali seminngu dan memotong kukunya jika panjang.Di RS : Klien tidak pernah mandi karena kondisinya yang lemah. Karena itu klien hanya diseka-seka oleh keluarganya.F. RekreasiDi rumah : Klien biasanya menonton TV dan mendengar musik dan terkadang kalau hari libur klien mengajak keluarganya berjalan-jalan.Di RS : Klien tidak mempunyai hiburan apapun.

V. PSIKOSOSIALA. PsikologisKlien dapat menerima dengan sabar terhadap penyakit yang dideritanya dan klien juga menganggap ini adalah cobaan dan teguran dari Tuhan. Klien juga dapat beradaptasi dengan baik di lingkungan RS dan tim kesehatan.B. SosialHubungan klien dengan keluarganya tampak harmonis terlihat dari banyaknya keluarga yang berkunjung selama klien dirawat. Klien juga dapat berkomunikasi dengan tim kesehatan lain.C. SpiritualKlien beragama Islam tetapi selama klien dirawat di Rumah Sakit klien tidak dapat melakukan shalat, klien hanya berdo’a untuk minta kesembuhannya.

VI. PEMERIKSAAN FISIKTanggal 2 Agustus 2011A. Keadaan umum1. Kesadaran : Komposmentis

2. GCS : 4,5,63. Penampilan : Klien tampak lemah, pucat dan gelisah4. Ciri-ciri tubuh : Badan kurus dan kulit sawo matang5. Pols : 86 kali/menitRR : 28 kali/menitTD : 120 / 70 mmHgT : 36,0 ° C6. Gol darah : OB. Head to toe1. KepalaBentuk simetris tidak terdapat kotoran atau ketombe, pergerakan tidak kaku dapat digerakkan ke kiri dan ke kanan, tidak terdapat luka pada kulit kepala dan kulit kepala cukup bersih.2. RambutRambut klien pendek lurus, warna hitam dan rambut klien terlihat bersih.3. MataBentuk mata simetris, fungsi penglihatan baik, konjungtiva tidak anemis, pupil dan reflex cahaya baik, klien tidak memakai alat bantu penglihatan.4. Hidung ( Penciuman )Bentuk dan posisi hidung simetris, fungsi penciuman baik, tidak terdapat secret atau benda asing yang menempel, tidak terdapat epitaksis dan rhinorrhoe dan tidak ada peradangan.5. Telinga ( Pendengaran )Bentuk dan posisi simetris, ketajaman pendengaran baik, tidak terdapat serumen dan cairan pada lubang telinga, tidak terdapat perdarahan dan klien tidak menggunakan alat bantu pendengaran.6. Mulut dan gigiBentuk bibir simetris, warna bibir tampak kehitaman, mukosa bibir tampak kering, fungsi pengecapan baik, tidak terdapat perdarahan dan peradangan, mulut cukup bersih dank lien tidak menggunakan gigi palsu.7. LeherTidak ada pembesaran kelenjar getah bening dan kelenjar tiroid, tidak terdapat peradangan dan leher dapat digerakkan secara anatomis.8. Thorax (fungsi pernapasan )Bentuk simetris, tidak terdengar bunyi wheezing dan tidak ada penurunan ekspansi paru kiri dan kanan.9. AbdomenBentuk simetris, abdomen terlihat bersih tidak terdapat luka. Abdomen klien kembung saat diperkusi, nyeri tekan di ulu hati saat di palpasi, saat auskultrasi bising usus 16 kali/menit (Normal : 8-12 kali/menit).10. ReproduksiJenis kelamin klien adalah laki-laki, mempunyai seorang istri dan dua orang anak.11. Ekstremitas Ekstremitas atas : dapat digerakkan dengan baik dan ekstremitas atas dekstra terpasang infus. Ekstremitas bawah : keduanya dapat digerakkan dengan baik tapi keadaan klien yang

lemah terpaksa klien istirahat total di tempat tidur.12. IntegumenWarna kulit klien sawo matang, tidak terdapat lesi dan memar.

VII. PEMERIKSAAN PENUNJANG LABORATORIUMHasil Pemeriksaan HematologiJenis Hasil Nilai NormalHemoglobin 13,7 gram% L : 12-16 gram%, P : 12-14 gram%Lekosit 4630/mm3 L/P : 6.000-10.000 /mm3Laju endap darah 26 mm/jam L : 0-10 mm/jam, P : 0-15 mm/jamHematokrit 41 % L : 40-48 %, P : 37-43 %Trombosit 256.000/mm3 L/P : 200.000-400.000 /mm3Hitung Jenis LekositEOS BASO STAB SEG LYMP MONO0% 0% 0% 51% 41% 8%Nilai normal : EOS : 1-3 % SEG : 50-70 %BASO : 0-1 % LYMP : 20-40 %STAB : 2-6 % MONO : 2-8 %Widal1/100 1/200 1/400 1/800S. Typhi O + + - -S. Typhi H + + + -S. Paratyphi A - - - -S. Paratyphi B + - - -

VIII. PENGOBATAN Tanggal 2 Agustus 2011- Inf RL / D5% 28 tpm- Ranitidin 1 amp / 12 jam (antasida)- Antrain 1 amp / 8 jam (analgetik)- Dexanta syr 3 x 2 cth (antipiretik) Tanggal 3 Agustus 2011- Inf D5% 28 tpm- Ranitidin 1 amp / 12 jam (antasida)- Dexanta syr 3 x 1 cth (antipiretik) Tanggal 4 Agustus 2011- Inf D5% 28 tpmMahasiswa Yang MengkajiLiana Avita

IX. ANALISA DATANo. Hari/tanggal/

jam Data Subjektif dan Objektif Etiologi Masalah paraf1. Selasa,2 Agustus 201119.05 WITA DS :Klien mengatakan nyeri di perutnya.DO :- Klien tampak meringis kesakitan- KU lemah- Skala nyeri 3 (berat)- Klien merasa nyeri saat di palpasi- Bising usus 16 kali/menit- Hipertympani- TTVTD : 120/70 mmHgT : 36,0 oCN : 86 kali/menitR : 28 kali/menitInflamasi mukosa lambung Nyeri2. Selasa,2 Agustus 201119.05 WITA DS :Klien mengatakan tidak nafsu makan karena mual.DO :- KU lemah- Mukosa bibir kering- Klien hanya menghabiskan 2-3 sendok dari porsi yang disediakan- TTVTD : 120/70 mmHgT : 36,0 oCN : 86 kali/menitR : 28 kali/menit- BB : 57 Kg Intake yang tidak adekuat Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh3. Selasa,2 Agustus 201119.05 WITA DS :Klien berkata badannya terasa lemah.DO :- KU lemah- Klien istirahat total di tempat tidur- Skala aktivitas ketergantungan 2Kelemahan fisik Intoleransi aktivitas

X. DAFTAR MASALAHNo Hari/tanggal/

jam Diagnosa Keperawatan Tanggal muncul Tanggal teratasi Paraf1. Selasa,2 Agustus 201119.05 WITA Nyeri berhubungan dengan inflamasi mukosa lambung.DS :Klien mengatakan nyeri di perutnya.DO :- Klien tampak meringis kesakitan- KU lemah- Skala nyeri 3 (berat)- Klien merasa nyeri saat di palpasi- Bising usus 16 kali/menit- Hipertympani- TTVTD : 120/70 mmHgT : 36,0 oCN : 86 kali/menitR : 28 kali/menit2-8-2011 4-8-20112. Selasa,2 Agustus 201119.05 WITA Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat.DS :Klien mengatakan tidak nafsu makan karena mual.DO :- KU lemah- Mukosa bibir kering- Klien hanya menghabiskan 2-3 sendok dari porsi yang disediakan- TTVTD : 120/70 mmHgT : 36,0 oCN : 86 kali/menitR : 28 kali/menit- BB : 57 Kg 2-8-2011 4-8-20113. Selasa,2 Agustus 201119.05 WITA Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.DS :Klien berkata badannya terasa lemah.DO :- KU lemah- Klien istirahat total di tempat tidur- Skala aktivitas ketergantungan 2 2-8-2011 4-8-2011

XI. INTERVENSI KEPERAWATANNo Hari/tgl/jam Dx.Kep Tujuan Intervensi Rasional Paraf1. Selasa,2 Agustus 201119.10 WITA Dalam 2 x 24 jam nyeri dapat teratasi dengan kriteria :- Nyeri klien berkurang atau hilang- Skala nyeri 0- Klien dapat relaks- KU klien baik1. Observasi TTV.2. Kaji skala nyeri.3. Atur posisi yang nyaman bagi klien.4. Ajarkan teknik distraksi dan reklasasi.5. Kolaborasi dalam pemberian analgetik. 1. Mengetahui perkembangan klien.2. Mengetahui perkembangan nyeri klien.3. Mengurangi rasa nyeri.4. Dapat membuat klien jadi lebih baik dan melupakan nyeri.5. Analgetik dapat memblok reseptor nyeri pada susunan saraf pusat.2. Selasa,2 Agustus 201119.10 WITA Dalam 2 x 24 jam gangguan pemenuhan nutrisi dapat teratasi dengan kriteria :- Nafsu makan klien membaik.- BB klien menunjukkan peningkatan. 1. Anjurkan istirahat sebelum makan.2. Dorong tirah baring dan pembatasan aktivitas selama fase akut.3. Anjurkan makan sedikit demi sedikit tapi sering.4. Beri makanan selagi hangat.5. Hindari makanan yang menimbulkan gas.6. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian diet. 1. Menenangkan peristaltik dan meningkatkan energi untuk makan.2. Menurunkan kebutuhan metabolik untuk mencegah penurunan kalori dan simpanan energi.3. Memenuhi kebutuhan energi.4. Dapat membangkitkan nafsu makan.5. Dapat mempengaruhi nafsu makan atau pencernaan dan membatasi masukan nutrisi.6. Diet yang sesuai dapat mempercepat penyembuhan.3. Selasa,2 Agustus 201119.10 WITA Dalam 2 x 24 jam perawatan klien dapat beraktivitas dengan kriteria :- Klien dapat beraktivitas tanpa bantuan.- Skala aktivitas 1-0. 1. Observasi sejauh mana klien bisa melakukan aktivitas.2. Jelaskan pentingnya beraktivitas bagi klien.3. Berikan lingkungan yang tenang.4. Berikan bantuan dalam aktivitas. 1. Mengetahui aktivitas yang dapat dilakukan klien.

2. Klien tahu pentingnya beraktivitas3. Meningkatkan istirahat klien.4. Membantu bila perlu, harga diri ditingkatkan bila klien melakukan sesuatu sendiri.

XII. IMPLEMENTASI DAN EVALUASINo Hari/tgl Dx.Kep Jam Implementasi Evaluasi Paraf1. Selasa,2 Agustus 201119.1519.2019.2519.30 1. Mengobservasi TTV.- TD : 120/70 mmHg- N : 86 kali/menit- R : 28 kali/menit- T : 36,0 oC2. Mengkaji skala nyeri 3 (berat).3. Mengatur posisi yang nyaman bagi klien (semi fowler).4. Berkolaborasi dalam pemberian analgetik.- Antrain 1 amp/8 jam. Jam : 21.30 WITAS :Klien mengatakan nyeri di perutnya.O :- Klien tampak meringis kesakitan- KU lemah- Skala nyeri 3 (berat)- Nyeri saat palpasi- Bising usus 16 kali/menit- Hipertympani- TTVTD : 120/70 mmHgN : 86 kali/menitR : 28 kali/menitT : 36,0 oC.A :Masalah teratasi sebagian.P :Intervensi dilanjutkan (1-3).2. Selasa,2 Agustus 201119.4019.4519.50 1. Menganjurkan istirahat sebelum makan.2. Menyarankan tirah baring dan membatasi gerak selama fase akut.

3. Menganjurkan makan sedikit demi sedikit tapi sering. Jam : 21.30 WITAS :Klien mengatakan tidak nafsu makan karena mual.O :- KU lemah- Mukosa bibir kering- Klien hanya menghabiskan 2-3 sendok dari porsi yang diberikan- TTVTD : 120/70 mmHgN : 86 kali/menitR : 28 kali/menitT : 36,0 oC- BB : 57 KgA :Masalah belum teratasi.P :Intervensi dilanjutkan (1-3).3. Selasa,2 Agustus 201119.5520.0020.30 1. Mengobservasi sejauh mana klien bisa melakukan aktivitas.2. Menjelaskan pentingnya beraktivitas bagi klien (melatih gerak).3. Membantu klien dalam beraktivitas (mengantar klien yang ingin BAK ke kamar mandi). Jam : 21.30 WITAS :Klien berkata badannya terasa lemah.O :- KU lemah- Klien istirahat total di tempat tidur- Skala aktivitas ketergantungan 2.A :Masalah belum teratasi.P :Intervensi dilanjutkan (1-3).4. Rabu,3 Agustus 2011 12.0012.1012.151. Mengobservasi TTV.TD : 120/70 mmHgN : 80 kali/menitT : 36,0 oCR : 24 kali/menit.

2. Mengkaji skala nyeri 2 (sedang).3. Mengatur posisi yang nyaman bagi klien (semi fowler). Jam : 14.00 WITAS :Klien mengatakan nyerinya sudah berkurang.O :- KU masih lemah- Skala nyeri 2 (sedang)- Masih terasa nyeri saat di palpasi- Klien merasa pusing- TTVTD : 120/70 mmHgN : 80 kali/menitT : 36,0 oCR : 24 kali/menit.A :Masalah teratasi sebagian.P :Intervensi dilanjutkan (1-3).5. Rabu,3 Agustus 2011 12.3012.3512.4012.401. Menganjurkan istirahat sebelum makan.2. Menyarankan tirah baring dan membatasi gerak selama fase akut.3. Memberikan makanan selagi hangat.4. Menganjurkan makan sedikit demi sedikit tapi sering.Jam : 14.00 WITAS :Klien mengatakan mualnya sudah berkurang dan nafsu makannya mulai ada.O :- KU masih lemah- Mukosa bibir lembab- Klien bisa menghabiskan ¾ dari porsi yang diberikan- TTVTD : 120/70 mmHgN : 80 kali/menitT : 36,0 oCR : 24 kali/menit- BB : 57 KgA :Masalah teratasi sebagian.P :Intervensi dilanjutkan (1 dan 4).

6. Rabu,3 Agustus 2011 12.4512.5013.00 1. Mengobservasi sejauh mana klien bisa melakukan aktivitas.2. Menjelaskan pentingnya beraktivitas bagi klien (melatih gerak).3. Membantu klien dalam beraktivitas (mengantar klien yang ingin BAK ke kamar mandi). Jam : 14.00 WITAS :Klien berkata badannya masih sedikit terasa lemah.O :- KU masih lemah.- Bisa beraktivitas sedikit demi sedikit walaupun masih dibantu.- Skala aktivitas ketergantungan 2.A :Masalah teratasi sebagian.P :Intervensi dilanjutkan (1).7. Kamis,4 Agustus 2011 09.1009.2009.25 1. Mengobservasi TTV.TD : 120/70 mmHgN : 82 kali/menitT : 36,2 oCR : 24 kali/menit.2. Mengkaji skala nyeri.Skala nyeri 0 (tidak ada nyeri).3. Mengatur posisi yang nyaman bagi klien (semi fowler). Jam : 11.00 WITAS :Klien mengatakan nyerinya sudah hilang.O :- KU klien sudah membaik.- Skala nyeri 0.- TTVTD : 120/70 mmHgN : 82 kali/menitT : 36,2 oCR : 24 kali/menitA :Masalah teratasi.P :Intervensi dihentikan, klien pulang.8. Kamis,4 Agustus 2011 09.40

09.45 1. Menganjurkan istirahat sebelum makan.2. Menganjurkan makan sedikit demi sedikit. Jam : 11.00 WITAS :Klien mengatakan bahwa mualnya sudah hilang dan nafsu makannya sudah ada.O :- KU klien baik.- Mukosa bibir lembab.- Klien bisa menghabiskan makanan dengan porsi yang disediakan.- TTVTD : 120/70 mmHgN : 82 kali/menitT : 36,2 oCR : 24 kali/menit- BB : 57 KgA :Masalah teratasi.P :Intervensi dihentikan, klien pulang.9. Kamis,4 Agustus 2011 09.50 1. Mengobservasi sejauh mana klien bisa melakukan aktivitas. Jam : 11.00 WITAS :Klien berkata keadaannya sudah membaik.O :- KU klien baik.- Klien sudah bisa beraktivitas sedikit demi sedikit walaupun terkadang masih sedikit minta bantuan.- Skala aktivitas ketergantungan 1.A :Masalah teratasi.P :Intervensi dihentikan, klien pulang.

BAB IIIPENUTUP

A. KESIMPULAN 1. Gastritis atau yang lebih dikenal maag adalah penyakit tidak menular yang disebabkan

imflamasi (pembengkakan) dari mukosa lambung.2. Gastritis ada 2 kelompok yaitu gastritis akut dan gastritis kronik. Tetapi gastritis

kronik bukan merupakan lanjutan dari gastritis akut, dan keduanya tidak saling berhubungan.

3. Ada banyak factor risiko yang dapat menyebabkan maag antara lain, pola makan yang tidak teratur, jenis makanan yang dapat memicu asam lambung kopi, teh, rokok, alcohol, stress, obat-obatan, dan usia

4. Gejala gastritis bermacam-macam, tergantung kepada jenis gastritisnya. Biasanya penderita gastritis mengalami gangguan pencernaan (indigesti) dan rasa tidak nyaman di perut sebelah atas.

5. Pencegahan dari penyakit ini yaitu dengan menghindari semua factor risiko yang dapat memicu timbulnya penyakit gastritis

6. Pengobatan dengan memberikan obat yang dapat menetralisir asam lambung seperti antasida, selain itu selalu perhatikan pola konsumsi makanan, hindari makanan yang dapat memicu naiknya asam lambung

B. SARAN 1. Obat maag diminum 1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah makan untuk

penyerapan obat yang baik

2. Minum obat secara teratur dan sesuai dosis

3. Makan secara teratur

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier. 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Anonimous, 2010. 

Baliwati, Yayak F. 2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta: Penebar Swadaya Beyer. 2004

Brunner dan Suddart, 2000, Keperawatan Medikal Bedah, EGC, Jakarta. Budiyanto, Carko. 2010. Merokok Memang Ternyata Nikmat.

http://nina9yuli.student.umm.ac.id/2010/02/11/Merokok-Memang-Ternyata-Nikmat/ Ester, Monica. 2001. Pedoman Perawatan Pasien. Jakarta: EGC  Iskandar, H. Yul. 2009. Saluran Cerna. Jakarta: Gramedia Kelly, Gregory. 2010 Okviani, Wati. 2011. Pola Makan Gastritis.

http://www.library.upnvj.ac.id/-pdf/2s1keperawatan/205312047/.pdf Nadesul. 2005. Sakit Lambung, Bagaimana Terjadinya. http://www.kompas.com/Sakit-

Lambung-Bagaimana/Terjadinya Soeparman, 1999, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, FKUI, Jakarta. Suyono, Slamet. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Balai Penerbitan

FKUI  Warianto, Chaidar. 2011. Minum Kopi Bisa Berakibat Gangguan Pencernaan.

http://www.griyawisata.com/pdf. php ? url pdf = 28640 Yayak F. 2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta: Penebar Swadaya Beyer. 2004.

Medical Nutrition Therapy for Upper Gastrointestinal Tract Disorders.

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini.

Penyusun bersyukur karena dengan kodrat dan iradat Allah SWT. Penyusun dapat menyelesaikan tugas dengan baik. Namun dengan kerendahan hati, keterbukaan tangan dan keleluasaan waktu “tak ada gading yang tak retak” oleh karena itu penyusun berterima kasih akan saran dan kritik sahabat pembaca budiman. Semoga memberikan manfaat bagi kita semua

Akhirnya semoga makalah ini dapat menjadi ladang amal saleh yang diterima oleh Allah SWT, ilmu yang bermanfaat dan menjadi bagian dalam mewujudkan agen of change kearah yang diridhai Allah SWT. Amin.

Raha, 3 Maret 2014

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………….....…............ i

DAFTAR ISI ………………………………………………………………........... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……………………………………….. ………....................... 1

B. Rumusan Masalah………………………………………..……....................... 1

C. Tujuan dan Kegunaan........................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian........................................................................................................... 2B. etiologi. ............................................................................................................. 2C. Patofisiologi. ..................................................................................................... 2D. Manifestasi klinis. ............................................................................................. 3E. pemeriksaan penunjang. .................................................................................. 4F. penatalaksanaan. ............................................................................................... 4G. Komplikasi..........................................................................................................5H. Konsep asuhan keperawatan pada pasien dengan gastritis................................ 5I. Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul................................................... 6

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Tn. S DENGAN DIAGNOSA MEDIS GASTRITIS

I. Biodata................................................................................................................. 9II. Alasan masuk rumah sakit..................................................................................... 9

III. Riwayat kesehatan................................................................................................ 10IV. Aktivitas sehari-hari............................................................................................... 10V. Psikososial............................................................................................................. 11

VI. Pemeriksaan fisik................................................................................................... 12VII. Pemeriksaan penunjang laboratorium...................................................................... 13

VIII. Pengobatan.............................................................................................................. 13IX. Analisa data.............................................................................................................. 14X. Daftar masalah........................................................................................................ 15

XI. Intervensi keperawatan............................................................................................ 16XII. Implementasi dan evaluasi..................................................................................... 17

BAB III PENUTUP

4.1 Kesimpulan ……………………………………………………….................... 22

4.2 Saran................................................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 23

TUGAS : KOMUNIKASI TERAPEUTIK

MAKALAH GASTRITISASUHAN KEPERAWATAN MEDIS DENGAN DIAGNOSIS GASTRITIS

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK I

1. INTAN IRIANTI ENDANG RISWANDI 2. HARSINA3. SITI AYU NINGSI4. WA NIAS

SMKS KESEHATAN KARYA PERSADA

KABUPATEN MUNA

2014