76
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS HASANUDDIN RUANG RAWAT : Meranti TANGGAL DI RAWAT : 21 April 2003 A. PENGKAJIAN I. IDENTITAS KLIEN Inisial : Nn. “S” Tanggal pengkajian : 22 April 2003 Umur : 22 tahun RM no : 01 98 25 Informan : Ny. I ( Ibu Klien ) II. ALASAN MASUK : Dirumah klien tidak mau tidur selalu mondar-mandir, ngejar-ngejar pengendara motor dan tidak mau makan, berusaha mencakar mukanya sendiri. Setelah pulang dari Jakarta : merasa ada keluar darah dari hidung dan telinga. III. FAKTOR PREDISPOSISI 1. Pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya ? Ya Tidak 2. Pengobatan sebelumnya Berhasil, Kurang berhasil, Tidak berhasil. 3. Pelaku usia Korban Saksi usia

Askep jiwa meranti AKPER PEMDA MUNA

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Askep jiwa meranti AKPER PEMDA MUNA

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWAPROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

RUANG RAWAT : Meranti TANGGAL DI RAWAT : 21 April 2003

A. PENGKAJIAN

I. IDENTITAS KLIENInisial : Nn. “S” Tanggal pengkajian : 22 April 2003Umur : 22 tahun RM no : 01 98 25Informan : Ny. I ( Ibu Klien )

II. ALASAN MASUK : Dirumah klien tidak mau tidur selalu mondar-mandir, ngejar-ngejar pengendara motor dan tidak mau makan, berusaha mencakar mukanya sendiri. Setelah pulang dari Jakarta : merasa ada keluar darah dari hidung dan telinga.

III. FAKTOR PREDISPOSISI1. Pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya ? Ya Tidak

2. Pengobatan sebelumnya Berhasil, Kurang berhasil,

Tidak berhasil.

3. Pelaku usia Korban Saksi usia

Aniaya fisik

Aniaya seksual

Penolakan

Kekerasan dalamKeluarga.

Tindakan kriminal

Jelaskan No. 1,2,3 Masalah Keperawatan :

4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa : ya, tidak Hubungan keluarga : Paman Klien Gejala : Sama dengan Klien. Riwayat pengobatan/perawatan : Pernah dirawat Di Rs. dadi

Jelaskan : Keluarga klien mengatakan tidak mampu merawat klien karena sering mondar - mandir dirumah, tidak mau tidur, tidak mau makan , sering mengejar

Page 2: Askep jiwa meranti AKPER PEMDA MUNA

pengendara sepeda motor sehingga akhirnya membawa klien ke RS. Dadi Makassar.

Masalah Keperawatan :Ketegangan peran pemberi perawatan

5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan : tidak diterima kuliah di FK, Pindah kuliah dari : UPP jurusan Bhs Inggris Ke UNM jurusan biologi, pelajaran di biologi terasa berat dan klien tidak mampu mengikuti pelajaran dengan baik, hal ini yang menyebabkan klien menyesal sampai sekarang kenapa pindah dari UPP jurusan biologi.dan klien tidak suka kalau diungkit-ungkit masalah kuliahnya.

Masalah Keperawatan : Berduka disfungsional

IV. FISIK1. Tanda vital : TD :110/70 mmHg, N: 80 X/menit, S: 36,50C, P: 24 X / menit2. Ukur : TB : BB: turun, naik

3. Keluhan fisik : ya, tidakJelaskan : Keluhan tidak mau makan

Masalah Keperawatan : Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

V. PSIKOSOSIAL1. Genogram

Ket := perempuan

= Laki - Laki

= Sakit Jiwa

= Tinggal serumahJelaskan : Klien merupakan anak pertama dari 3 bersaudara, ada dari riwayat keluarga yang sakit jiwa yaitu dari pihak ibu anak ke 4,5 . Masalah Keperawatan : Ketegangan peran pemberi perawatan

2. Konsep diria. Citra diri : Persepsi klien terhadap tubuhnya biasa-biasa sajab. Identitas diri : Anak I dari 3 bersaudara, c. Peran : Mahasiswa IKIP jurusan biologi semester IV

Page 3: Askep jiwa meranti AKPER PEMDA MUNA

d. Ideal diri : Klien mempunyai cita-cita ingin masuk di FKe. Harga diri : hubungan dengan orang lain terganggu, klien sering jalan

tunduk karena seakan –akan orang lain menggap dirinya tidak berguna dan seakan-akan orang lain membecinya.

Masalah Keperawatan : Gg. Konsep diri : HDR kronis

3. Hubungan Sosiala. Orang terdekat : Orang tua ( Ibu dan Bapak )b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/ masyarakat : klien hanya aktif di

kegiatan kampus saja.c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : orangnya agak

pendiam dan tertutupMasalah Keperawatan : Isolasi sosial : Menarik diri

4. Spritual:a. Nilai dan keyakinan: Klien beraga islam dan mengakui adanya Allah

SWT, klien menganggap keadaan yang dialami sekarang berasal dari Allah SWT akibat kesalahan-kesalahan yang kita lakukan, klien percaya bahwa penyakit yang diderita pasti Allah SWT mau menolong dalam penyembuhannya.

b. Kegiatan ibadah : Cukup rajin melakukan ibadah sholatMasalah Keperawatan : Tidak ada permasalahan

VI. STATUS MENTAL1. Penampilan :

Kurang rapi

Tidak rapi Penggunaan pakaian yang tidak sesuai

Cara berpakaian tidak seperti biasanyaJelaskan : Kebersihan rambut kurang bersih / terlihat kusut dan agak kotor,

badan dan ektrimitas tampak kotor , dan agak berbau, kebersihan gigi : terlihat kotor, kuku pendek. Berpakaian seadanya ( baju agak kusut ) berjalan tidak pakai sandal, kurang minat dalam merawat diri

Masalah Keperawatan : Perawatan diri tidak adekuat

2. Pembicaraan

Keras Apatis

Cepat Lambat

Gagap Membisu

Page 4: Askep jiwa meranti AKPER PEMDA MUNA

Inkoheren Tidak mampu memulai

pembicaraan Jelaskan :Klien berbicara jelas sesuai dengan topik pembicaraan tetapi agak

lambat, sulit memulai pembicaraan dan menjawab pertanyaan dengan singkat

Masalah Keperawatan : Isolasi sosial : menarik diri

3. Aktivitas Motorik Lesu Tik

Tegang Grimasen

Gelisah Tremor

Agitasi Kompulsif

Jelaskan : klien lebih banyak menghabiskan waktunya dengan menyendiri dan kadang-kadang mondar-mandir

Masalah Keperawatan : Isolasi sosial : Menarik Diri

4. Alam perasaan

Sedih Ketakutan

Putus asa Khawatir

Gembira berlebihan.

Jelaskan : Pandangan kosong, berdiam diri dan tampak ekspresi muka sedih Masalah Keperawatan : Gg. Konsep diri : Harga diri Rendah

5. Afek

Datar Tumpul

Labil Tidak sesuai

Jelaskan : Klien menunjukkan ekprsesi wajah datar, tidak mau bicara bila ditanya tentang sekolahnya

Masalah Keperawatan : Isolasi sosial : menarik diri

Page 5: Askep jiwa meranti AKPER PEMDA MUNA

6. Interaksi selama wawancara

Bermusuhan tidak kooperatif

Mudah tersinggung kontak mata kurang

Defensif curiga.

Jelaskan : Klien mencoba menghindar ( langsung tidur ) bila ditanya tentang hal yang tidak disukai

Masalah Keperawatan : Isolasi sosial : MD

7. Persepsi ( halusinani )

Perdengaran Penglihatan

Pengecapan Perabaan

Penghidu.

Jelaskan : melihat setan tinggi besar, merasa berada dialam luar, sering mendengar suara-suara bisik ( kamu tidak berharga dan kamu sudah mati ), terkadang datang pada siang hari tapi paling sering pada malam hari sehingga membuat gelisah, klien merasa takut terhadap suara – suara dan apa yang dilihatnya, upaya klein bila hal tersebut datang : klien langsung memejamkan matanya, mencoba tidur , atau lari mendekati keluarga minta pertolongan. Kadang klien berbicara sendiri, sering memandang ke suatu arah tertentu.Masalah Keperawatan : Gangguan Persepsi sensori : halusinasi penglihatan

dan pendengaran

8. Proses pikir

Sirkumtansial Tangensial

Kehilangan asosiasi Flight of ideas

Blocing Pengulangan pembicaraan/persevarasi

Jelaskan : Pembicaraan masih cukup terarah , pembicaraannya nyambung. Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah

9. Isi pikir

Obsesi Fobia

Page 6: Askep jiwa meranti AKPER PEMDA MUNA

Hipokondria Depersonalisasi

Ide yang terkait Pikiran Magis

Waham

Agama somatic Kebesaran curiga

Nihilistic Sisip pikir Siar pikir Kontrol pikir

Jelaskan : Tidak ditemukan adanya keyakinan yang salah yang diyakini oleh klien.

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah

10. Tingkat kesadaran

Bingung Lethargi Stupor.

Jelaskan :. Sering tidur/ ngantuk, klien dapat bangun dengan mudah jika dirangsang suara, respon tepat

Masalah Keperawatan : Isolasi sosial : menarik diri

Disorientasi

Waktu : Tempat: Orang:

Jelaskan : Masih bisa mengingat orang , waktu dan tempat )Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah

11. Memori

Gangguan daya ingat jangka panjang

Gangguan daya ingat jangka pendek

Gangguan daya ingat sesat

Konfabulasi.Jelaskan : untuk fungsi memori klien cenderung malas untuk mengingatMasalah Keperawatan : Harga Diri Rendah

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung

Mudah beralih

Page 7: Askep jiwa meranti AKPER PEMDA MUNA

Tidak mampu berkonsentrasi.

Tidak mampu berhitung sederhana.

Jelaskan : cenderung mengabaikan keadaanMasalah keperawatan : Isolasi sosial menarik diri

13. Kemampuan penilaian

Gangguan ringan Gangguan bermakna

Jelaskan : klien mampu membedakan yang bersih dengan yang kotorMasalah Keperawatan : tidak ada masalah

14. Daya tilik diri

Mengingkari penyakit yang di derita

Menyalahkan hal – hal diluar dirinya.

Jelaskan : Klien mengganggap dirinya tidak sakit, klien menggap dirinya tidak berguna

Masalah keperawatan : Isolasi sosial : menarik diri

VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG

1. Makan

Bantuan minimal Bantuan total

2. BAB /BAK

Bantuan minimal Bantuan total3. Mandi

Bantuan minimal Bantuan total

4. Berpakaian / berias

Bantuan minimal Bantuan total

5. Istirahat dan tidur

Tidur siang lama : selama dirumah klien tidak mau tidur siang

Page 8: Askep jiwa meranti AKPER PEMDA MUNA

Tidur malam lama : Tidak mau tidur malam , selalu jalan mondar - mandir

Aktivitas sebelum / sesudah tidur :

6. Penggunaan obatBantuan minimal Bantuan total

7. Pemeliharaan kesehatanYa Tidak

Perawatan lanjutanSystem pendukung

8. Aktifitas di dalam rumahYa Tidak

Mempersiapkan makananMenjaga kerapihan rumahMencuci pakaianPengaturan keuangan

9. Aktifitas di luar rumahYa Tidak

BelanjaTransportasi :Lain – lain Jelaskan :Masalah Keperawatan :

VIII.MEKANISME KOPING Adaptif Maladaptif

Bicara dengan orang lain Minum alcohol

Mampu menyelesaikan masalah Reaksi lambat

Tekhnik relokasi Bekerja berlebihan

Aktivitas konstruktif Menghindar

Olah raga Mencederai diri

Lainnya Lainnya, Diam

Masalah keperawatan : Koping individu tidak efektif

IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGANMasalah dengan dukungan kelompok,uraikan :

Page 9: Askep jiwa meranti AKPER PEMDA MUNA

Masalah berhubungan dengan lingkungan,uraikan : Klien tidak suka bergaul, pendiam , berjalan tunduk karena merasa tidak berharga dan ornag lain mebincinya.Masalah dengan pekerjaaan, uraikan ; cukup rajin membantu ibunyaMasalah dengan perumahan, uraikan ;Masalah dengan ekonomi, uraikan ;Masalah dengan pelayanan kesehatan, uraikan :Masalah lainnya, uraikan :

Masalah keperawatan : Gg. Konsep diri : Harga diri Rendah

X. KURANG PENGETAHUAN TENTANGPenyakit jiwa System pendukung

Factor predisposisi Penyakit fisik

Koping Obat- obatan

Lainnya

Masalah keperawatan :

IX. ASPEK MEDIKDiagnosa medik :Therapy medik : ZPZ 0-0-1, Halloperidol 5 mg 1-1-1, becomplek

Jelaskan

1. Haloperidol (HP)

a. Indikasi :

Berdaya berat dalam kemampuan menilai realita dalam fungsi netral

serta dalam fungsi kehidupan sehari-hari

b. Mekanisme kerja

Obat anti psikosis dalam memblokade dopamine pada reseptor paska

sinaptik neuron ditolak khususnya system limbic dan system ekstra

pyramidal

c. Efek samping

Sedasi dan inhibisi psikomotor

Gangguan otonomik (hipotensi, anti kolinergik,/parasimpatik, mulut

kering, kesulitan miksi dan difikasi, hidung tersumbat, mata kabur,

tekanan intra oluker meninggi, gangguan irama jantung )

d. Kontra Indikasi

Page 10: Askep jiwa meranti AKPER PEMDA MUNA

Penyakit hati, penyakit darah, epilepsy, kelainan jantung, febris,

ketergantungan obat penyakit SSP, gangguan kesadaran

2. Clorpromazine (ZPZ)

a. Indikasi :

Untuk syndrome psikosis yaitu brdaya berat dalam kemampuan menilai

realitas, kesadaran diri terganggu , daya nilai norma sosial dan tilik diri

terganggu, berdaya berat dalam fungsi kehidupan sehari-hari, tidak

mampu bekerja, hubungan sosial dan melakukan kegiatan rutin.

b. Mekanisme kerja

Memblokade dopamine pada reseptor pasca sinp diotak khususnya

system ekstra pyramidal

c. Efek samping

- Sedasi

- Gangguan otonomik ( hypotonik, antikolinergik/ parasimpatik ,

mulut kering, kesulitan dalam miksi dan defekasi, hidung

tersumbat , mata kabur , tekanan intra okuler meninggi,

gangguan irama jantung

- Gangguan ektrapiramidal ( distonia akut, akatshia, syndrome

Parkinson tremor, bradikinesia regiditas,

- Gangguan endokrin (amenorhoe, ginekomaati)

- Metabolik, agranulosis, biasanya untuk pemakaian jangka

panjang

d. Kontra indikasi

- Penyakit hati, penyakit darah, epilepsy, kelainan jantung, febris,

ketergantungan obat, penyakit ssp, ganguan kesadaran disebabkan CNS

depresan

Makassar, - - 2003

Page 11: Askep jiwa meranti AKPER PEMDA MUNA

MAHASISWA

B. ANALISA DATA

NO DATA SUBJEKTIF / DATA OBJEKTIF MASALAH

1.

2.

3.

DS : Klien mencoba mencakar mukanya sendiriKlien mau membanting barang-baring dirumahSering mengejar pengendara sepeda motorSering mondar-mandir didalam rumahDO:Klien ingin memukul petugas dan ibunya ketika tidak diberi minum.Tampak mengekspresikan kekesalannya dengan memandang tajam kerah perawat.

DS : Melihat setan tinggi besar, merasa berada dialam luar, sering mendengar suara-suara bisik ( kamu tidak berharga dan kamu sudah mati ), terkadang datang pada siang hari tapi paling sering pada malam hari sehingga membuat gelisah, klien merasa takut terhadap suara – suara dan apa yang dilihatnya, upaya klein bila hal tersebut datang : klien langsung memejamkan matanya, mencoba tidur , atau lari mendekati keluarga minta pertolongan. DO : Kadang klien berbicara sendiriSering memandang ke suatu arah tertentu.

DS : Keluarga mengatakan sejak 10 hari yang lalu kliencenderung menyendiri , menangis dikamar, suka melamun dan tidak suka bergaul, dan berjalan tunduk karena seakan –akan orang lain menggap dirinya tidak berguna dan seakan-akan orang lain membecinya.

Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

Perubahan persepsi sensori : Halusinasi dengar ,

penglihatan

Isolasi sosial : menarik diri

Page 12: Askep jiwa meranti AKPER PEMDA MUNA

4.

5.

6.

DO : Klien tampak selalu di tempat tidurMalas berbicaraTampak menundukkan kepala dan memejamkan matanya

DS :Keluarga mengatakan klien tidak suka bergaul, klien merasa sedih karena cita-cita masuk FK tidak terpenuhi, Pindah kuliah dari : UPP jurusan Bhs Inggris Ke UNM jurusan biologi, pelajaran di biologi terasa berat dan klien tidak mampu mengikuti pelajaran dengan baik, hal ini yang menyebabkan klien menyesal sampai sekarang kenapa pindah dari UPP jurusan biologi.dan klien tidak suka kalau diungkit-ungkit masalah kuliahnya.DO :Hubungan dengan orang lain tergangguMenghindar apabila petugas mencoba menyakan tentang perkuliahnnya. ( klien langsung tidur lagi )

DS :Keluarga klien mengatakan tidak mampu merawat klien karena sering mondar - mandir dirumah, tidak mau tidur,tidakmau makan, sering mengejar pengendara sepeda motor sehingga akhirnya membawa klien ke RS. Dadi Makassar.DO :Klien masuk Rs. Dadi tanggal 21 April 2003diantar oleh keluarga.Tampak keluarga klien bingung dan bertanya-tanya tentang kondisi klien .

DS :Keluarga klien mengatakan klien tidak mau mandi kecuali dipaksaDO :Tampak klien tidak ada minat untuk menjaga kebersiha diriMandi dibantu, berpakaian dibantuKebersihan rambut kurang bersih / terlihat kusut dan agak kotor, badan dan ektrimitas tampak kotor , dan agak berbau, kebersihan gigi : terlihat kotor, kuku pendek. Berpakaian seadanya ( baju agak kusut ) berjalan tidak pakai sandal, kurang minat dalam

Gg. Konsep diri : Harga diri rendah

Ketegangan peran pemberi perawatan

Perawatan diri tidak adekuat

Page 13: Askep jiwa meranti AKPER PEMDA MUNA

merawat diri

C. DAFTAR MASALAH KEPERAWATANa. Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkunganb. Perubahan persepsi sensori : Halusinasi dengar , penglihatanc. Isolasi sosial : menarik dirid. Gg. Konsep diri : Harga diri rendahe. Berduka disfungsionalf. Ketegangan peran pemberi perawatang. Koping keluarga tidak efektif : Ketidakmampuan merawat klien dirumahh. Perawatan diri tidak adekuat.i. Kurang minat merawat diri sendiri

D. DIAGNOSA KEPERAWATANj. Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan b/d Halusinasi dengar ,

penglihatank. Perubahan persepsi sensori : Halusinasi dengar , penglihatan b/d : menarik

diril. Isolasi sosial : menarik diri b/d Harga diri rendahm. Gg. Konsep diri : Harga diri rendah b/d Berduka disfungsionaln. Ketegangan peran pemberi perawatan b/d Ketidakmampuan merawat klien

dirumaho. Perawatan diri tidak adekuat b/d Kurang minat merawat diri sendiri.

Page 14: Askep jiwa meranti AKPER PEMDA MUNA

B. POHON MASALAH

Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

Efek

Perubahan persepsi sensori : Halusinasi dengar , penglihatan

Isolasi social menarik diri

Berduka disfungsional

Gg. Konsep diri : Harga diri rendah

Core Problem

Etiologi

Ketegangan peran pemberi perawatan

Coping keluarga Inefektif :

Ketidakmampuan merawat klien dirumah

Perawatan diri tidak adekuat

Kurang minat merawat diri sendiri

Page 15: Askep jiwa meranti AKPER PEMDA MUNA

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Inisial klien : NY D Ruang : Meranti No RM : 00 21 06

NO HARI/TGLDIAGNOSA

KEPERAWATANTUJUAN

PERENCANAANRASIONALISASI

KRITERIA INTERVENSI

1. 06 -05 -2003

Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan b/d halusinasi dengar/lihat.

TUM : Klien tidak mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan .TUK 1:Klien dapat membina hubungan saling percaya

1.1 Setelah 3 kali pertemuan klien dapat berinteraksi dan berkomunikasi dengan perawat.

1.1.1 Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip – prinsip hubungan theraputik yaitu :a. salam therapeuticb. Perkenalkan diri.c. Jelaskan tujuan

interaksid. Cipatakan

lingkungan yang tenang.

e. Jujur dan menepati janji

Hubungan saling percaya sebagai dasar keterbukaan klien pada perawat dan sebagai dasar untuk interaksi selanjutnya.

Dengan mengobservsi respon klien dapat diketahui

Page 16: Askep jiwa meranti AKPER PEMDA MUNA

TUK 2 :Klien dapat mengekspresikan perasaannya dengan rasa aman

1.2 Ekspresi wajah klien bersahabat menunjukan rasa senang, tersenyum, adakan kontak mata dan berespon jika di tanya.

2.1 Setelah 3 kali pertemuan klien dapat menceritakan perasaan dan persepsinya secara spontan.

f. Observasi respon verbal dan non verbal klien .

g. Bersikap empati.

1.2.1 Temani klien dan tunjukan bahwa perawat benar – benar ingin membantu klien.

1.2.2 Dengarkan dengan aktif apa yang dikemukakan klien dan beri kesempatan untuk mengekspresikan perasaannya.

2.1.1 Pertahankan dan tingkatkan hubungan saling percaya yangtelah terbina.

2.1.2 Sebut /panggil nama klien degan jelas saat interaksi.

apakah klien mau melanjutkan interaksi. Respon non verbal yang menunjukan bahwa perawat akan benar – benar membantu mengurangi kecemasan klien.

Hubungan saling percaya dapat menurunkan perasaan terancam klien.Meningkatkan dan menghadirkan keasadaran klien pada

Page 17: Askep jiwa meranti AKPER PEMDA MUNA

2.2 Ekspresi wajah klien tenag saat menceritakan perasaan dan persepsinya, ekspresi wajah tidak tegang atau nampak rileks saat bercerita.

2.2.1 Ciptakan lingkungan yang tenang, suasana yang hangat dan bersahabat dengan :a. Tampilkan

ekspresi non verbal yang bersahabat.

b. Bersikap ramah namun tidak berlebihan

2.2.2 Gunakan komunikasi verbal dan hindarkan komunikasi non verbal misalnya : mengangguk untuk kata “ ya “ dan menggeleng untuk kata “ tidak ‘.

2.2.3 Dorong klien untuk mengekspresikan perasaanya dengan penuh empati.

realita dalam setiap interaksi.Dapat membangkaitkan minat klien pada realita dalam tiap interaksi.

Simbol yang tidak jelas dapat membingungkan dan dapat meningkatkan gangguan orientasi realitas.

Respon yang positif dan komunikasi terbuka meningkatkan minat klien untuk menceritakan perasaannya.

Page 18: Askep jiwa meranti AKPER PEMDA MUNA

TUK 3 :Klien dapat mengenal halusinasinya.

3.1 Klien dapat membedakan hal nyata dan tidak nyata mis : tentang cuaca atau lingkungan ruangan.

3.1.1 Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap mis : 5 mnt/jam, 10 mnt/jam, 15 mnt/ jam, dst.

3.1.2 Observasi tingkah laku verbal atau non verbal yang berhubungan dengan halusinasi seperti:a. Perhatikan isi

kalimat.b. Tiba – tiba

berjalan.c. Mata tertutup.

3.1.3 Gambarkan tingkah laku halusinasi pada klien mis : “ apa ada yang terdengar atau terlihat ketika mata klien melotot “.

Kontak yang sering dan singkat selain untuk membina trust juga dapat digunakan sebagai pemutus halusinasi.

Pada tahap awal pasien harus lebih dahulu mengenalkan tentang halusinasinya.

Klien mungkin tidak mampu untuk mengungkapkan persepsinya maka perawat memfasilitasi klien untuk mengemukakan secara terbuka dengan memberi tahu hasil observasi perawat.

Page 19: Askep jiwa meranti AKPER PEMDA MUNA

3.2 Klien dapat menyebutkan situasi yang menimbulkan sifat, frekwensi, isi dan waktu terjadinya halusinasi.

4.1 Klien dapat menyebutkan tindakan yang harus dilakukan um\ntuk

3.1.4 Terima halusinasi sebagai hal yang nyata bagi klien dan tidak nyata bg klien dengan memberi pendapat tidak membenarkan.

3.2.1. Bersama klien mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi, sifat, frekwensi, isi dan waktu terjadinya.

3.2.2. Bersama klien berusaha untuk memastikan factor pencetus timbulnya halusinasi “ apa yang terjadi “ dan “ apa yang di rasakan “.

4.1.1 Identifikasi bersama klien cara / tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi.

Konfrontasi terhadp klien dapat merusak trust dan meningkatkan kecemasan klien.

Peran serta aktif klien sangat menentukan keefektifan tindakan yang dilakukan.

Halusinasi pada umumnya terjadi sete;lah kecemasan timbul.

Agar klien mampu melakukan cara untuk mengatasi halusinasi.

Page 20: Askep jiwa meranti AKPER PEMDA MUNA

TUK 4 :Klien dapat mengontrol halusinasinya

mengendalikan halusinasinya.

4.2 Setelah 3 kali pertemuan perhatian klien pada stimulus eksternal meningkat.

4.3 Klien melaporkan waktu terjadi halusinasinya.

4.1.2 Diskuiskan cara dan manfaat yangdigunakan klien, jika bermanfaat beri pujian.

4.2.1 Dorong klien untuk melaporkan jika timbul halusinasi.

4.2.2 Tingkatkan respon klien pada realitas,orientasikan klien pada waktu , orang dan tempat berada dimana sekarang.

4.2.3 Bersama klien membuat jadwal aktifitas untuk menghidari kesendirian klien.

4.3.1 Bersama klien mengontrol halusinasi, klasrifikasi jika terjadi halusinasi.

Pujian dapat meningkatkan harga diri klien.

Upaya untuk memutrus halusinasi.

Stimulus eksternal harus selalu dimunculkan.

Dengan aktifitas dapat meningkatkan stimulus eksternal dan memutus stimulus internal.Dengan meningkatkan rangsangan eksternal dapat meningkatkan kemampuan klien dalam mengontrol halusinasinya.

Page 21: Askep jiwa meranti AKPER PEMDA MUNA

TUK 5 :Klien dapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasinya

5.1 Keluarga dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.

5.2 Keluarga dapat menyebutkan pengertian, tanda dan tindakan untuk mengendalikan halusinasinya.

4.3.2 Beri pujian jika klien segera melaaporkan munculnya halusinasinya.

5.1.1 Anjurkan klien untuk memberitahu keluarga jika mengalami halusinasi.

5.2.1 Diskusikan dengan keluarga ( pada saat keluarga berkunjung/ pada saat kunjungan rumah ) tentang :

a. Gejala halusinasi yang dialami klien.

b. Cara yangdapat dilakukan klien dan keluarga klien untuk memutuskan halusinasinya.

c. Cara merawat anggota keluarga yang halusinasi dirumah : beri kegiatan, jangan biarkan sendiri, makan bersama,

Pujian dapat meningkatkan harga diri klien.

Hubungan saling percaya dengan keluarga mendorong partisipasi dalam merawat klien.Meningkatkan motivasi keluarga .

Sebagai dasar dalam pemberian pendidikan kesehatan pada keluarga.

Meningkatkan kemampuan dan pengetahuan keluarga dalam merawat klien di rumah.

Meningkatkan

Page 22: Askep jiwa meranti AKPER PEMDA MUNA

TUK 6 :Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik.

6.1 Klien dan keluarga dapat menyebutkan manfaat dosis dan efek samping obat.

6.2 Klien dapat mendemonstrasikan penggunaan obat dengan benar.

6.3 Klien dapat informasi tentang manfaat dan efek samping obat.

6.4 Klien memahami akibat berhentinya obat tanpa berkonsultasi.

bepergian bersama.d. Beri informasi

awaktu follow – up atau kapan perlu mendapat bantuan dalam mengatasi halusinasi yangtidakterkontrol dan risiko mencederai orang lain.

6.1.1 Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang dosis, frekwensi dan manfaat obat.

6.2.1 Anjurkan klien minta sendiri obat pada perawat dan merasakan manfaatnya.

6.3.1 Anjurkan klien bicara dengan dokter tentang manfaat san efek samping obat yang dirasakan.

6.4.1 Diskusikan akibat berhenti obat tanpa

motivasi keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada.

Meningkatkan kesadaran klien tentang manfaat obat.

Page 23: Askep jiwa meranti AKPER PEMDA MUNA

6.5 Klien dapat menyebutkan prinsip 5 benar penggunaan obat.

konsultasi.

Bantu klien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar.

2, 06-05-2003

Perubahan sensori persepsi : halusianasi pendengaran b/d menarik diri

TUM : Klien dapat berinteraksi dengan orang lain sehingga tidak terjadi halusinasi

Page 24: Askep jiwa meranti AKPER PEMDA MUNA

TUK 1:Klien dapat membina hubungan saling percaya

1.1 Ekspresi wajah klien bersahabat menunjukan rasa senang, tersenyum, adakan kontak mata , mau menyebutkan nama, mau menjawab salam, klien mau duduk berdampingan dengan perawat, mau mengutarakan masalah yang dihadapi.

1.1.2 Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip – prinsip hubungan theraputik yaitu :a. Sapa klien dengan

ramah baik verbal maupun non verbal.

b. Perkenalkan diri dengan sopan.

c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien.

d. Jelaskan tujuan pertemuan.

e. Jujur dan menepati janji.

f. Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya.

g. Ber perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien.

Hubungan saling percaya sebagai dasar keterbukaan klien pada perawat dan sebagai dasar untuk interaksi selanjutnya.

Page 25: Askep jiwa meranti AKPER PEMDA MUNA

TUK 2 :Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri.

TUK 3 :Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian tidak

2.1 Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri yang bersal dari : diri sendiri, orang lain, dan lingkungan.

3.1 Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain

2.1.1 Kaji pengetahuan klien tentang prilaku menarik diri dan tanda – tandanya.

2.1.2 Berikan kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab menarik diri atau tidak mau bergaul.

2.1.3 Diskusikan bersama klien tentang prilaku MD, tanda – tanda serta penyebab yang muncul.

2.1.4 Berikan pujian terhadap kemampuan klien dalam mengungkapkan perasaannya.

3.1.1 Kaji pengetahuan klien tentang manfaat berhubungan dengan orang lain.

3.1.2 Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan

Mengetahui prilaku penyebab menarik diri.

Meningkatkan harga diri klien.

Mengetahui tingkat pemahaman klien tentang pentingnya berhubungan dengan orang lain.

Page 26: Askep jiwa meranti AKPER PEMDA MUNA

berhubungan dengan orang lain.

3.2 Kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.

perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain.

3.1.3 Diskusikan bersama klien tentang manfaatnya berhubungan dengan orang lain.

3.1.4 Berikan re inforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain.

3.2.1 Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengna orang lain.

3.2.2 Beri kesempatan kepada klien untuk

Mengetahui tingkat pemahaman klien tentang manfaat berhubungan dengan orang lain.Meningkatkan harga diri klien.

Mengetahui tingkat pemahaman klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain.

Page 27: Askep jiwa meranti AKPER PEMDA MUNA

TUK 4 :Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap.

4.1 Klien dapat mendemonstrasikan hubungan sosial secara bertahap antara :a. K – Pb. K – P – Kc. K – P – Kelg

mengungkapkan perasaan tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain.

3.2.3 Diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.

3.2.4 Berikan re inforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain.

4.1.1 Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain.

4.1.2 Dorong dan Bantu klien untuk berhubungan dengan

Meningkatkan harga diri klien.

Mengetahui kemampuan klien bertinteraksi dengan orang lainMelatih klien untuk berintegrasi dengan orang lain secara

Page 28: Askep jiwa meranti AKPER PEMDA MUNA

d. K – P – Klp. orang lain melalui tahap : a. K – Pb. K – P – P- lainc. K – P – P lain – K

laind. K- Kel / klp/

masy.4.1.3 Beri reinforcement

terhadap keberhasilan yang telah di capai.

4.1.4 Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan.

4.1.5 Diskusikan jadwal harian yang dapat dilakukan bersama klien dalam mengisi waktu.

4.1.6 Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan.

4.1.7 Beri reinforcement atas kegiatan klien dalam kegiatan

bertahap dengan meninmgkatkan harga diri klien.

Meningkatkan harga diri klien.

Klien mengerti manfaat berhubungan dengan orang lain.Melatih klien berdisiplin waktu dan meningkatkan klien untuk berhubungan dengan orang lain.

Klien merasa diperhatikan dan dilibatkan dalam kegiatan diruangan.Meningkatkan harga diri klien.Mengekplorasi

Page 29: Askep jiwa meranti AKPER PEMDA MUNA

TUK 5 :Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain.

TUK 6 :Klien dapat memberdayakan system pendukung atau keluarga mampu mengembangkan kemampuan klien untuk berhubungan dengan orang lain.

5.1 Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain untuk diri sendiri dan orang lain.

6.1 Keluarga dapat ;a. Menjelaskan

perasaannya.b. Menjelaskan cara

merawat klien menarik diri.

c. Mendemonstrasikan cara perawatan klien menarik diri.

d. Berpartisipasi

ruangan.5.1.1 Dorong klien untuk

mengungkapkan perasaannya bila berhubungan dengan orang lain.

5.1.2 Diskusikan dengan klien tentang perasaan mamnfaat berhubungan dengan orang lain.

5.1.3 Beri reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan perasaan manfaat berhubungan dengan orang lain.

6.1.1 Bina hubungan saling percaya dengan keluarga :

a. salam, perkenalkan diri.

b. Sampaikan tujuan.c. Buat kontrak.d. Eksplorasi perasaan

keluarga.6.1.2 Diskusikan dengan

perasaan klien.

Meningkatkan percaya diri dan harga diri klien.

Hubungan saling percaya merupakan dasar untuk interaksi selanjutnya.

Setelah keluarga

Page 30: Askep jiwa meranti AKPER PEMDA MUNA

dalam perawatan klien menarik diri.

anggota keluarga tentang :

a. Prilaku MDb. Penyebab prilaku

MD.c. Akibat yang terjadi

apabila prilaku MD tidak ditangani.

d. Cara keluarga menghadapi klien menarik diri.

6.1.3 Dorong anggota keluarga untuk memberi dukungan pada klien.

6.1.4 Anjurkan untuk bezuk bergantian.

6.1.5 Beri reinforcement positif atas hal – hal yang telah dicapai oleh keluarga.

mengerti diharapkan keluarga dapat berpartisipasi dalam merawat klien menarik diri.

Menigkatkan peran serta keluarga dan meningkatkan harga diri klien serta melatih klien untuk selalu berinteraksi dengan orang lain.

3 06-05-2003

Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri

TUM :Klien dapat berhubungan dengan orang lain

Page 31: Askep jiwa meranti AKPER PEMDA MUNA

rendah secara optimalTUK 1 :Klien dapat membina hubungan saling percaya

TUK 2 :Klien dapat mengidentifikasi kemampuan positif yang dimiliki

TUK 3

1.1. Ekspresi wajah bersahabat, menunjukkan rasa senang, ada kontak mata, mau berjabat tangan, menyebutkan nama, manjawab salam, klien mau duduk berdampingan dengan perawat.

2.1. Setelah 4x pertemuan klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positifyang dimiliki :a. Aspek intelektual b. Aspek sosial

budayac. Aspek fisik d. Aspek emosional /

kepribadian yang dimiliki klien

3.1. Setelah 6x

1.1.1 Bina hubungan saling percaya dengan komunikasi terpeutik:a. Salam terpeutikb. Perkenalkan diric. Jelaskan tujuan

interaksid. Ciptakan

lingkungan yang tenan

e. Buat kontrak yang jelas

f. Tepati waktu

2.1.1 Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien

2.2.1 Setiap bertemu klien dihindarkan dari memberi penilaian negatif

2.2.2 Utamakan memberi pujian yang realistis

3.1.1 Diskusikan dengan

Hubungan saling percaya sebagai dasar iteraksi yang terapeutik antara perawat dan klien

Memotivasi klien memandang dirinya secara positif.

Penilaian negatif semakin menambah rasa tidak percaya diriPemberian pujian dapat meningkatkan harga diri klienMemotivasi klien

Page 32: Askep jiwa meranti AKPER PEMDA MUNA

Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan

TUK 4Klien dapat (menetapkan) merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki

pertemuan klien dapat menyebutkan kemampuan yang dapat digunakan.

4.1. Setelah 7x pertemuan klien dapat membuat rencana kegiatan harian

klien kemampuan yang masih dapat digunakan selama sakit

3.1.2 Diskusikan dengan klien kemampuan yang dapatdiperlihatkan penggunaannya

4.1.1. Rencanakan bersama klien aktifitas yang dapat dilanjutkan setiap hari sesuai kemampuan:a. Kegiatan mandirib. Kegiatan dengan

bantuan sebagianc. Kegiatan yang

membu tuhkan bantuan total

4.1.2 Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien

4.1.3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang klien lakukan

mengidentifikasi kegiatan selama sakit

Membantu klien mengembangkan kemampuan yang ada pada dirinya

Membantu klien mengembangkan kemampuan yang ada pada dirinya

Memberikan klien gambaran tentang kemampuannyaMemberi rol model bagi klien sehingga mudah bagi klien untuk melakukan kegiatan

Page 33: Askep jiwa meranti AKPER PEMDA MUNA

TUK 5Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya

TUK 6Klien dapat memanfatkan system pendukung yang ada

5.1. Setelah 10x pertemuan klien dapat melakuan kegiatan sesuai dengan kondisi sakit dan kemampaunnya

6.1 Setelah 11 x pertemuan klien dapat memanfaatkan sytem pendukung yang ada dikeluarga

5.1.1 Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan

5.1.2 Beri pujian atas keberhasilan klien

5.1.3 Diskusikan kemungkinan pelaksanaan dirumah

6.1.1 Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan harga diri

6.1.2 Bantu keluarga memberi dukungan

Kesempatan untuk berhasil dapat memotivasi klien untuk melakukan menetapkan ketrampilan yang sudah dimilikiMemotivasi klien untuk melakukan ketrampilan selanjutnyaMendukung klien dalam melakukan aktifitas

Untuk memotivasi dan mempertahankan aspek positif dan keluarga mempunyai arti penting bagi klien

Page 34: Askep jiwa meranti AKPER PEMDA MUNA

selama klien dirawat, bantu keluarga menyiapkan lingkungan dirumah

4. 06-05-2003

Gangguan konsep diri: Harga diri rendah berhubungan dengan berduka disfungsional

TUM :Klien dapat memperlihatkan perasaan-perasaan nilai diri yang meningkat saat pulang

Page 35: Askep jiwa meranti AKPER PEMDA MUNA

TUK 1 :Klien dapat membina hubungan saling percaya

TUK 2 :Klien dapat mngenal respon kehilangan

1.1. Ekspresi wajah bersahabat, menunjukkan rasa senang, ada kontak mata, mau berjabat tangan, menyebutkan nama, manjawab salam, klien mau duduk berdampingan dengan prawat.

2.1. Klien dapat menyata kan perasaan yang menyebabkan berduka disfungsional

1.1.1. Bina hubungan saling percaya dengan komunikasi terpeutik:a. Salam terpeutikb. Perkenalkan diric. Jelaskan tujuan

interaksid. Ciptakan

lingkungan yang tenang

e. Buat kontrak yang jelas

f. Tepati waktu2.1.1 Perhatikan sikap

menerima sesuatu yang menciptakan lingkungan yang tidak mengancam untuk mengekspresikan perasaan klien

2.1.2 Identifikasi fungsi dimana marah, frustrasi, dan kekerasan membantu klien.

2.1.3 Gali bersama klien

Hubungan saling percaya sebagai dasar iteraksi yang terapeutik antara perawat dan klien

Sikap menerima disampaikan kepada klien bahwa perawat percaya ia adalah pribadi yang berguna dapat meningkatkan rasa percaya klien

Pengungkapan perasaan secara verbal dalam suatu lingkungan dapat menolong klien sampai pada persoalan-persoalan yang belum tercapaiRekonsiliasi perasaan

Page 36: Askep jiwa meranti AKPER PEMDA MUNA

TUK 3 :Klien dapat mengidentifikasi koping yang konstruktif dan destruktifTUK 4 :Klien dapat mengidentifikasi koping yang konstruktif

3.1. Klien dapat menyatakan secara verbal prilaku yang konsturktif dan destruktif

4.1. Klien dapat mendemonstrasikan prilaku yang konstruktif yang berhubungan dengan berduka disfungsional

sumber kemarahan yang sebenarnya

3.1.1. Jelaskan prilaku yang berhubungan dengan proses berduka yang normal dan abnormal

4.1.1. Bantu klien untuk mengerti cara yang tepat untuk mengekpresikan kemarahan yang konstruktif

dalam tahap ini adalah penting sebelum dalam proses berduka dilanjutkanDapat menolong klien untuk mengurangi beberapa rasa bersalah bahwa respon - respon ini disebabkan oleh dirinyaPenguatan positif meningkatkan harga diri dan mendorong pengulangan perilaku yang diharapkan

6 21-04-2003

Defisit perawatan diri : kebersuhan diri berhubungan dengan kurangnya motivasi perawatan

TUM Klien dapat meningkatkan minat atau motivasinya dan

Page 37: Askep jiwa meranti AKPER PEMDA MUNA

diri mempertahankan kebersihanTUK 1 :Klien dapat mengenal tentang pentingnya kebersihan diri

1.1 Klien dapat menyebut kan kebersihan diri dalam waktu 2x pertemuan :a. Tanda-tanda bersihb. Badan tidak bauc. Rambut rapi,

bersih dan tidak berbau

d. Gigi bersih dan tidak bau mulut

e. Baju rapi dan tidak bau

1.2.meneyebutkan kembali kebersihan untuk kesehatan yaitu :

1. Mencegah penyakit2. Memberi perasaan

segar dan nyaman3. Menjaga kebersihan

gigi dan menjaga kebersihan mulut

1.1.1. Diskusikaan bersama klien pentingnya kebersihan diri dengan cara menjelaskan pengertian tentang arti bersih dan tanda-tanda bersih.

1.1.2 Dorong klien untuk menyebutkan 3 dari 5 tanda kebersihan diri

1.2.1 Diskusikan fungsi kebersihan diri dengan menggali pengetahun klien terhadap hal berhubungan dengan kebersihan diri

1.2.2. Bantu klien mengungkapakan arti kebersihan diri dan tujuan memelihara kebersihan diri

1.2.3. Beri reinforcemen positif setelah klien mampu mengungkapakan arti

Pengetahuan ini dibutuhkan untuk mengembangkan rencana perawatan klien yang adekuat

Ungkapan klien kepada perawat sebagai bukti sejauh mana pemahaman klien terhadap kebersihan diri.Mengidentifikasi hambatan yang dirasakan klien dalam proses perawatan diri

Kenyamanan dan keamanan klien merupakann prioritas keperawatan

Penguatan posiiitif akan meningkatkan harga diri dan mendorong

Page 38: Askep jiwa meranti AKPER PEMDA MUNA

TUK 2 :Klien dapat melakukan kebersihan diri

1.3.menjelaskan cara merawat diri ,antara lain :a. Mandi 2x sehari

dengan sabunb. Menggosok gigi

minimal 2x sehari setelah makan dan akan tidur

c. Mecuci rambut 2-3 kali seminggu dan nmemotong kuku bila panjang

d. Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan

2.1 Klien berusaha untuk memelihara kebersihan yaitu :a.Mandi pakai sabun

kebersihan diri

1.3.1. Ingatkan klien untuk memelihara kebersihan diri seperti :a. Mandi 2x pagi dan

soreb. Sikat gigi minimal

2x sehari sesudah makan dan akan tidur

c. Keramas dan menyisir rambut

d. Gunting kuku bila panjang

2.1.1 Motivasi klien untuk mandi

a. Ingatkan caranya

pengulanghan prilaku yang diharapkan.Kenyamanan dan keamanan klien merupakan prioritas keperawatan

Kebersihan penampilan, kemandirian dalam melakukan suatu aktifitas akan meningkatkan harga diri

Memandirikan klien dalam melakukan

Page 39: Askep jiwa meranti AKPER PEMDA MUNA

dengan bantuan perawat

dan disiram dengan air sampai bersiha.

b. Mengganti pakaian sehari sekali dan merapikan penampilan

evaluasi hasilnya dan beri umpan balik

b. Bimbing klien dengan bantuan minimal

c. Jika hasilnya kurang, kaji hambatan yang ada

2.1.2. Bimbing klien untuk mandi, beri kesempatan klien untuk mendemonstrasikan cara memelihara kebersihan diriyang benar :a. Ingatkan dan

anjurkan klien untuk mandi dua kali sehari dengan menggunakan sabun

b. Anjurkan klien untuk meningkatkan cara mandi yang benar

2.1.3. Anjurkan klien untuk mengganti baju setiap hari a. Anjurkan klien

untuk mempertahankan

aktifitas

Kebersihan akan kenyamanan dan keamanan pasien merupakan prioritas utama keperawatan

Page 40: Askep jiwa meranti AKPER PEMDA MUNA

TUK 3Klien dapat melakukan kebersihan perawatan diri

3.1. Setelah :f. Mandi pagi dan

sore g. Ganti baju setiap

dan meningkatkan penampilan diri setiap hari

b. Dorong klien untuk mencuci pakaian sendiri

c. Demonstrasikan cara mencuci pakaian yang benar dengan sabun dan di bilas

2.1.4. Kaji keinginan klien untuk memotong kuku dan merapikan rambut :a. Beri kesempatan pada klien untuk melakukan sendirib. ingatkan potong

kuku dan keramas2.1.5. Kolaborasi dengan

perawat ruangan untuk pengololaan fasilitas perawatan kebersihan diri, seperti mandi dan kebersihan kamar mandi

2.1.6. Bekerjasama dengan keluarga untuk mmengadakan fasilitas

Mengetahui sejauh mana kesadaran klien tentang kebersihan diri

Untuk lebih mengoptimal kan pelayanan dalam kebersihan penampilan, kemandirian dalam melakukan aktifitas

Membantu klien dalam meningkatkan hubungan interpersonal dengan keluarga

Lebih mengoptimalkan

Page 41: Askep jiwa meranti AKPER PEMDA MUNA

secara mandiri

TUK 4 :Klien dapat mepertahan kan kebersihan diri secara mandiri

TUK 5 :Klien mendapat dukungan keluarga dalam meningkatkan kenersihan diri

harih. Penampilan bersih

dan rapi

4.1. Klien tampak bersih dan rapi

5.1. Keluarga selalu mengingat hal-hal yang bersih

kebersihan diri seperti : odol, sikat gigi, sampo, pakaian ganti dan sandal

3.1.1. Monitor klien dalam

melaksanakan kebersihan diri secara teratur. Ingatkan untuk mencuci rambut, menggosok gigi, ganti baju dan pakai sandal

4.1.1 Beri informasi positif jika melakukukan kebersihan diri

5.1.1. Jelaskan pada keluarga tentang penyebab kurang minatnya klien menjaga kebersihan diri

5.1.2. Diskusikan bersama keluarga tentang tindakan yang telah

dalam kebersihan memandirikan klien.

Informasi yang positif merupakan pengakuan yang dapat memotifasi klien melakukan hal yang positif

Meningkatkan hubungan interpersonal dan sadar akan pentingnya kebersihan diri bagi klienMemandirikan klien dan memeberi kenyamanan klien selama proses keperawatan

Guna meningkatkan

Page 42: Askep jiwa meranti AKPER PEMDA MUNA

5.2. Keluarga menyiapkan sarana untuk membantu klien

5.3. Keluarga membantu dan membimbing klien dalam menjaga kebersihan

dilakukan klien selama dirumah sakit dalam menjaga kebersihan dan kemajuan yang dialami dirumah sakit

5.1.3. Anjurkan keluarga untuk memutuskan memberi stimulus terhadap kemajuan yang telah dialami di Rumah Sakit

5.2.1. Jelaskan pada keluarga tentang manfaat sarana yang lengkap dalam menjaga kebersihan diri klien. Anjurkan keluarga untuk menyiapakan sarana dalam menjaga kebersihan diri

5.2.3. Diskusikan bersama keluarga cara memabantu klien dalam menjaga kebersihan diri

5.3.1. Diskusikan dengan keluarga mengenai hal-hal yang dilakukan

harga diri klienLebih mengoptimalkan guna kemandirian klien dalam beraktifitasMemotifasi klien untuk meningkatkan kebersihan diri

Lebih memandirikan klien untuk kenyamanan dan keamanan klien

Lebih meningkatkan hubungan inter personal dan memperhatikan lebih lanjut akan pentingnya kebersihan klien.

Page 43: Askep jiwa meranti AKPER PEMDA MUNA

5. 06-05-2003

Ketegangan peran pemberi perawatan b/d Ketidak mampuan keluarga merawat klien dirumah.

TUMKetegangan peran pemberi perawatan tidak terjadi lagi

TUK 1 :Keluarga dapat 1.1 Setelah 3 x pertemuan

misalnyaa. Mengingatkan klien

pada waktu mandi b. Sikat gigi, keramas,

ganti baju, dan lain-lain

1.1.1 Bina hubungan saling Hubungan saling percaya sebagai dasar

Page 44: Askep jiwa meranti AKPER PEMDA MUNA

menbina hubungan saling percaya dengan perawat.

keluarga dapat membina hubungan saling percaya.

percaya dengan keluarga dengan menggunakan komunikasi yang terapeutik:a. Perkenalkan

namab. Jelaskan tujuan

dan maksudc. Jelaskan peran

perawat dan keluarga.

1.1.2 Ciptakan lingkungan yang terapeutik saat berinteraksi.

1.1.3 Tunjukan bahwa perawat benar – benar ingin membantum dan tunjukan sikap empati,

keterbukaan keluarga pada perawat dans ebagai dasar untuk interkasi selanjutnya.

Respon non verbal lebih menguatkan rasa percaya keluarga bahwa perawat benar akan membantu keluarga.

Page 45: Askep jiwa meranti AKPER PEMDA MUNA

TUK 2 :Keluarga dapat mengekspersikan perasaannya tentang penyakit klien.

TUK 3 :Keluarga dapat mengenal adanya masalah kesehatan jiwa pada anggota keluarganya.

2.1 Keluarga dapat mengidentifikasi perasaan terhadap penyakit klien.

3.1 Keluarga dapat menyebutkan pengertian tentang menarik diri, halusinasi dll.

mendengarkan dengan aktif yang diungkapkan keluarga.

2.1.1 Berikan kesempatan pada keluarga untuk mengekspresikan perasaanya.

2.1.2 Dengarkan dengan aktif apa yang dikemukakan keluarga.

3.1.1 Diskusikan dengan keluraga tentang :a.Arti dari menarik diri.b. Tand

a dan gejala menarik diri.

c.Penyebab menarik diri.

3.1.2 Diskusikan dengan keluraga tentang :a.Arti dari

Halusinasi b. Tanda dan

Dapat mengurangi segaian beban keluarga dan sebagai peetunjuk bagi intervensi selanjutnya.

Meningkatkan pengetahuan keluarga.

Page 46: Askep jiwa meranti AKPER PEMDA MUNA

TUK 4:Keluarga dapat mengambil keputusan, berperan serta dalam perawatan klien di rumah sakit dan melakukan perawatan setelah kembali kerumah.

TUK 5 :Keluarga mampu melakukan perawatan klien dirumah.

3.2 Keluarga dapat menyebutkan masalah klien.

4.1 Keluarga dapat menyebutkan akibat jika klien tidak mendapat perawatan.

4.2 Keluarga dapat menjelaskan kembali peran sertanya dalam perawatan klien.

5.1 Keluarga dapat menyebutkan cara mengatasi masalah / merawat klien.

5.2 Keluarga dapat mendemonstrasikan

gejala Halusinasic.Penyebab

Halusinasi3.2.1. Kaji Perasaan

keluarga tentang masalah klien.

4.1.1 Diskusikan bersama keluarga tentang akibat jika MD dan Halusinasi tidak diatasi

4.1.2 Kaji perasaan keluarga setelah mengetahui akibat masalah diatasi.

4.2.1 Diskusikan peran serta keluarga dalam merawat klien.

5.1.1 Kaji pengetahuan keluarga tentang cara – cara mengatasi masalah MD dan Halusinasi.

Meningkatkan pengetahuan keluarga.

Diharapkan keluarga dapat berpartisipasi aktif dalam membantu klien mengatasi masalahnya.Meningkatkan pengetahuan keluarga tentang cara mengatasi masalah klien.Meningkatkan motivasi keluarga dalam mangatasi klien.

Meningkatkan kemampuan keluarga.Meningkatkan pengetahuan keluarga tentang lingkungan terapeutik.

Page 47: Askep jiwa meranti AKPER PEMDA MUNA

TUK 6 :Keluarga memodifikasi lingkungan yang berkaitan dengan masalah klien.

kembali cara merawat klien.

6.1 Keluarga dapat memodifikasi lingkungan fisik.

5.1.2 Diskusikan bersama keluarga tentang cara menangani MD dan Halusinasi.

5.1.3 Dorong keluarga untuk selalu melaksanakan cara mengatasi masalah yang telah di pelajari.

5.1.4 Anjurkan pada keluarga tentang hal yamg perlu diperhatikan.

5.2.1 Bersama keluarga mensimulasikan cara berkomunikasi dengan klien.

5.2.2 Dorong keluarga untuk memperhatikan hal – hal yang telah dipelajari.

6.1.1 Diskusikan bersama keluarga untuk memodifikasi lingkungan yang menunjang

Meningkatkan pengetahuan keluarga tentang fasilitas kesehatan dan tindakan cepat dalam mengatasi masalah klien.

Page 48: Askep jiwa meranti AKPER PEMDA MUNA

TUK 7 :Keluarga dapat memanfaatkan fasilitas layanan kesehatan.

7.1 Keluarga dapat menggunakan fasilitas kesehatan

kesembuhan klien.6.1.2 Dorong keluarga

untuk menciptakan lingkungan yang mendukung.

7.1.1 Anjurkan untuk membawa klien pergi kontrol.

7.1.2 Anjurkan Keluarga untuk segera membawa ke RS terdekat jika keadaan klien bertambah parah.

Page 49: Askep jiwa meranti AKPER PEMDA MUNA