16
Asuransi Syariah M. Yazid Afandi

Asuransi Syariah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Ini file fiqh maliyah dari Pak Yazid, semoga bermanfaat, I do not own this file, I'm just sharing ^^

Citation preview

Page 1: Asuransi Syariah

Asuransi SyariahM. Yazid Afandi

Page 2: Asuransi Syariah

Definisi Adalah sebuah persetujuan dimana pihak yang

menjamin berjanji kepada pihak yang dijamin untuk menerima sejumlah uang premi sebagai pengganti kerugian, yang mungkin akan diderita oleh yang dijamin, karena sebuah peristiwa yang belum jelas akan terjadi

Perjanjian yang konskuensinya salah satu pihak menjanjikan pihak lain untuk menanggung kerugian yang mungkin dihadapinya dengan imbalan membayar sejumlah uang yang disebut premi

Page 3: Asuransi Syariah

Pandangan Para Ulama’ Mengharamkan asuransi dalam segala

macam dan bentuknya Membolehkan semua asuransi dalam

prakteknya sekarang ini Membolehkan asuransi yang bersifat sosial

dan mengharamkan asuransi yang bersifat komersial

Menganggap subhat

Page 4: Asuransi Syariah

Landasan Para Ulama’ Pendapat Pertama; didukung oleh Sayyid Sabiq,

Abdllah al-Qalqilli, Muhammad Yusuf al-Qaradlawi, Muhammad Bakhit al-Mu’thi; beralasan:

- Asuransi pada hakekatnya sama atau serupa dengan judi- Mengandung unsur tidak jelas dan tidak pasti- Mengandung unsur riba- Mengandung unsur eksploitasi, karena pemegang polis

kalau tidak bisa melanjutkan pembayaran preminya, bisa hilang atau dikurangi uang premi yang telah dibayarkan

- Premi-premi yang telah dibayarkan oleh pemegang polis diputar dalam praktek riba (kredit berbunga)

Page 5: Asuransi Syariah

Pendapat Kedua

Didukung oleh Abdul Wahab Khallaf, Mustafa Ahmad Al-Zarqa’, Muhammad Yusuf Musa, Abdurrahman Isa; berasalan:

- Tidak ada nash al-Qur’an dan Hadis yang melarang asuransi- Ada kesepakatan/kerelaan kedua belah pihak- Mengandung kepentingan umum (maslahah ‘Ammah), sebab

premi yang terkumpul dapat diinvestasikan untuk pembangunan-pembangunan fasilitas umum

- Asuransi termasuk akad mudlarabah; akad kerja sama bagi hasil antara pemegang polis dan pihak asuransi atas dasar PLS

- Asuransi termasuk akad syirkah Muawanah

Page 6: Asuransi Syariah

Pendapat ketiga Didukung oleh Abu Zahrah; ia beralasan

Untuk kebolehan asuransi yang bersifat sosial sebagaimana alasan kedua, dan alasan dilarangnya asuransi yang bersifat komersial sebagaimana yang diungkapkan dalam pandangan pertama.

Pendapat Keempat; Syubhat karena tidak ada nash yang secara jelas membolehkan atau malarang. Konskuensinya, kita mesti hati-hati dalam mempraktekkannya, da baru boleh dilakukan kalau dalam kondisi darurat

Page 7: Asuransi Syariah

Sifat-sifat Asuransi dalam praktek (secara umum) Asuransi komersal/bisnis;- adalah asuransi dimana pihak pemberi asuransi terpisah

dengan pihak penerima asuransi. - Ia mengadakan perjanjian dengan penerima asuransi

sebagai pengganti cicilan yang tetap.- Yakni dengan cara mengadakan perjanjian dengan sebagian

orang yang berhadapan dengan hal-hal yang berbahaya dengan janji akan memberikan kepada mereka sejumlah uang kontan, jika terjadi bahaya yang telah didaftar.

- Pihak penjamin memiliki sepenuhnya dana yang disetor pihak yang akan mendapat jaminan.

- Asuransi ini dalam prakteknya bermacam-macam

Page 8: Asuransi Syariah

Asuransi Kolektif Disebut juga asuransi kooperatif Pihak pemberi asuransi dengan penerima jasa asuransi berada dalam

satu pihak sebagai pengelola asuransi. Mereka mengadakan perjanjian bersama dengan komitmen akan

memberi mereka sejumlah uang kontan sebagai kompensasi bagi setiap anggota yang tertimpa bahaya yang sudah dimasukkan ke dalam daftar tanggungan

Pihak pemberi dan penerima jasa asuransi berada dalam satu pihak Kalau jumlah premi yang dibayarkan lebih banyak dari jumlah yang

harus dibayar, kelebihan tersebut akan diberikan kepada para penerima jasa asuransi lainnya. Kalau kurang, mereka semua diminta untuk menutupi

Mereka tidak berupaya memperoleh keuntungan melalui usaha asuransi ini, bahkan untuk meringankan kerugian yang terkadang dialami mereka, kerja sama itu diputar dengan perantaraan para anggotanya

Asuransi kolektif = asuransi syariah

Page 9: Asuransi Syariah

Dasar Normatif Asuransi Syariah Adanya Perintah Tuhan untuk saling tolong menolong Adanya ajaran untuk meproteksi diri: Dalam Al Qur’an, surat

Yusuf :43-49, Allah menggambarkan contoh usaha manusia membentuk sistem proteksi menghadapai kemungkinan yang buruk dimasa depan. Secara ringkas, ayat ini bercerita tentang pertanyaan raja mesir tetang mimpinya kepada Nabi Yusuf. Dimana raja Mesir bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi yang kurus, dan dia juga melihat tujuh tangkai gandum yang hijau berbuah serta tujuh tangkai yang merah mengering tidak berbuah. Nabi Yusuf dalam hal ini menjawab supaya kamu bertanam tujuh tahun dan dari hasilnya hendaklah disimpan sebagian. Kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun yang amat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapapi masa sulit tesebut, kecuali sedikit dari apa yang disimpan.

Adanya ajaran untuk merencanakanmasa depan: “Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuat untuk hari esok (masa depan) dan bertaqwalah kamu kepada Allah. Sesunguhnya Allah Maha mengetahui apa yang engkau kerjakan”.

Page 10: Asuransi Syariah

Prinsip Dasar Asuransi Syari’ah- Asuransi syariah harus dibangun atas dasar taawun (kerja sama),

tolong menolong, saling menjamin, tidakberorentasi bisnis atau menumpuk keuntungan materi semata.

- Bersifat tabarru’ dan saling berbagi resiko (risk sharing) tidak ”transfer resiko”

- Setiap anggota yang menyetor uangnya menurut jumlahyang telah ditentukan, harus disertai dengan niat membantu demi menegakan prinsip ukhuwah. Kemudian dari yang yang terkumpul itu diambilah sejumlah uang guna membantu orang yang sangat memerlukan.

- Dalam asuransi syari’ah tidak ada pihak yang lebihkuat karena semua keputusan dan aturan-aturan diambilmenurut izin jama’ah seperti dalam asuransi takaful

Page 11: Asuransi Syariah

Manfaat Asuransi Syariah Tumbuhnya rasa persaudaraan dan rasa sepenanggungan di antara

anggota. Secara umum dapat memberikan perlindungan- perlindungan dari resiko

kerugian yang diderita satu pihak. Juga meningkatkan efesiensi, karena tidak perlu secara khusus

mengadakan pengamanan dan pengawasan untuk memberikan perlindungan yang memakan banyak tenaga, waktu, dan biaya.

Pemerataan biaya, yaitu cukup hanya dengan mengeluarkan biaya yang jumlahnya tertentu, dan tidak perlu mengganti/ membayar sendiri kerugian yang timbul yang jumlahnya tidak tertentu dan tidak pasti.

Sebagai tabungan, karena jumlah yang dibayar pada pihak asuransi akan dikembalikan saat terjadi peristiwa atau berhentinya akad.

Menutup Loss of corning power seseorang atau badan usaha pada saat ia tidak dapat berfungsi (bekerja).

Page 12: Asuransi Syariah

Persamaan Asuransi Syariah dan Konvensioal Akad kedua asuransi ini berdasarkan keridloan

dari masing-masing pihak. Kedua-duanya memberikan jaminan keamanan

bagi para anggota Kedua asuransi ini memiliki akad yang bersifad

mustamir (terus) Kedua-duanya berjalan sesuai dengan

kesepakatan masing-masing pihak.

Page 13: Asuransi Syariah

Perbedaan asuransi konvensional dan asuransi syariah Melibatkan nilai-nilai ilahiyah dalam setiap kreatifitas

produknya, dgn menghadirkan Dewan Pengawas Syariah; dalam asuransi konvensional, hal itu tidak mendapat perhatian.

prinsip akad asuransi syariah adalah takafuli(tolong-menolong) . Yaitu nasabah yang satu menolong nasabah yang lain yang tengah mengalami kesulitan. Sedangkan akad asuransi konvensional bersifat tabaduli; (jual-beli antara nasabah dengan perusahaan).

dana yang terkumpul dari nasabah perusahaan asuransi syariah (premi) diinvestasikan berdasarkan syariah dengan sistem bagi hasil (mudharobah). Sedangkan pada asuransi konvensional, investasi dana dilakukan pada sembarang sektor dengan sistem bunga.

Page 14: Asuransi Syariah

Lanjutan … premi yang terkumpul diperlakukan tetap sbg dana milik nasabah.

Perusahaan hanya sebagai pemegang amanah untuk mengelolanya. Sedngkan pada asuransi konvensional, premi menjadi milik perusahaan dan perusahaan-lah yang memiliki otoritas penuh untuk menetapkan kebijakan pengelolaan dana tersebut.

untuk kepentingan pembayaran klaim nasabah, dana diambil dari rekening tabarru (dana sosial) seluruh peserta yang sudah diikhlaskan untuk keperluan tolong-menolong bila ada peserta yang terkena musibah. Sedangkan dalam asuransi konvensional, dana pembayaran klaim diambil dari rekening milik perusahaan.

keuntungan investasi dibagi dua antara nasabah selaku pemilik dana dengan perusahaan selaku pengelola, dengan prinsip bagi hasil. Sedangkan dalam asuransi konvensional, keuntungan sepenuhnya menjadimilik perusahaan. Jika tak ada klaim, nasabah tak memperoleh apa-apa.

Page 15: Asuransi Syariah

Lanjutan …. Pada asuransi konvensional dikenal dana hangus, dimana

peserta tidak dapat melanjutkan pembayaran premi dan ingin mengundurkan diri sebelum masa jatuh tempo. Begitu pula dengan asuransi jiwa konvensional non-saving (tidak mengandung unsur tabungan) atau asuransi kerugian, jika habis msa kontrak dan tidak terjadi klaim, maka premi asuransi yang sudah dibayarkan hangus atau menjadi keuntungan perusahaan asuransi.Dalam konsep asuransi syariah, mekanismenya tidak mengenal dana hangus. Peserta yang baru masuk sekalipun karena satu dan lain hal ingin mengundurkan diri, maka dana atau premi yang sebelumnya sudah dibayarkan dapat diambil kembali kecuali sebagian kecil saja yang sudah diniatkan untuk dana tabarru’ yang tidak dapat diambil.

Page 16: Asuransi Syariah

Matur Nuwun