69
TEKNIS PENILAIAN KOMPETENSI KURIKULUM 2013

Autentic Assesment teknis

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Autentic Assesment teknis

TEKNIS

PENILAIAN

KOMPETENSI

KURIKULUM 2013

Page 2: Autentic Assesment teknis

Dasar :1. Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013

tentang Implementasi Kurikulum 2013,yang menyatakan bahwa Kurikulum 2013dilakukan secara bertahap mulai tahunajaran 2013/2014

2. Permendikbud Nomor 66 tahun 2013tentang Standar Penilaian Pendidikan,menyebutkan bahwa Hasil penilaian olehpendidik dan satuan pendidikan dilaporkandalam bentuk nilai dan deskripsipencapaian kompetensi kepada orangtuadan Pemerintah

Page 3: Autentic Assesment teknis

Fokus perhatian penilaian kurikulum 2013

1. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi dasar padaKI-3 dan KI-4.

2. Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisadilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, danbukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.

3. Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnyadianalisis untuk menentukan KD yang telah dimiliki dan yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan peserta didik.

4. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjutberupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remedi bagipeserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah ketuntasan, danprogram pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi ketuntasan.

5. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar pesertadidik yang ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya, jikapembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan makaevaluasi harus diberikan baik pada proses misalnya teknik wawancara, maupun produk berupa hasil melakukan observasi lapangan.

Page 4: Autentic Assesment teknis

Konsep Penilaian Autentik

Page 5: Autentic Assesment teknis

Pengertian Asesmen (Penilaian) Autentik

Asesmen autentik adalah suatu istilah/terminologiyang diciptakan untuk menjelaskan berbagai metodepenilaian alternatif yang memungkinkan siswa dapatmendemonstrasikan kemampuannya dalammenyelesaikan tugas-tugas dan menyelesaikanmasalah. Sekaligus, mengekspresikan pengetahuandan keterampilannya dengan cara mensimulasikansituasi yang dapat ditemui di dalam dunia nyata diluar lingkungan sekolah (Hymes, 1991). Dalam halini adalah simulasi yang dapat mengekspresikanprestasi (performance) siswa yang ditemui di dalampraktik dunia nyata.

Page 6: Autentic Assesment teknis

Dalam American Library Association, asesmen autentikdidefinisikan sebagai proses evaluasi untuk mengukurkinerja, prestasi, motivasi, dan sikap-sikap peserta didikpada aktivitas yang relevan dalam pembelajaran. DalamNewton Public School, asesmen autentik diartikansebagai penilaian atas produk dan kinerja yang berhubungan dengan pengalaman kehidupan nyatapeserta didik. Wiggins (1993) mendefinisikan asesmenautentik sebagai upaya pemberian tugas kepadapeserta didik yang mencerminkan prioritas dantantangan yang ditemukan dalam aktivitas-aktivitaspembelajaran, seperti meneliti, menulis, merevisi danmembahas artikel, memberikan analisa oral terhadapperistiwa, berkolaborasi dengan antarsesama melaluidebat, dan sebagainya.

Page 7: Autentic Assesment teknis

Kata lain dari asesmen autentik adalah penilaiankinerja, portofolio, dan penilaian proyek. Asesmenautentik adakalanya disebut penilaian responsif, suatu metode yang sangat populer untuk menilaiproses dan hasil belajar peserta didik yang milikiciri-ciri khusus, mulai dari mereka yang mengalamikelainan tertentu, memiliki bakat dan minat khusus, hingga yang jenius. Asesmen autentik dapat jugaditerapkan dalam bidang ilmu tertentu seperti seniatau ilmu pengetahuan pada umumnya, denganorientasi utamanya pada proses atau hasilpembelajaran.

Page 8: Autentic Assesment teknis

Asesmen autentik sering dikontradiksikan dengan penilaianyang menggunakan standar tes berbasis norma, pilihan ganda, benar–salah, menjodohkan, atau membuat jawaban singkat. Tentu saja, pola penilaian seperti ini tidak diantikan dalam prosespembelajaran, karena memang lazim digunakan dan memperolehlegitimasi secara akademik. Asesmen autentik dapat dibuat olehguru sendiri, guru secara tim, atau guru bekerja sama denganpeserta didik. Dalam asesmen autentik, seringkali pelibatansiswa sangat penting. Asumsinya, peserta didik dapat melakukanaktivitas belajar lebih baik ketika mereka tahu bagaimana akandinilai. Peserta didik diminta untuk merefleksikan danmengevaluasi kinerja mereka sendiri dalam rangkameningkatkan pemahaman yang lebih dalam tentang tujuanpembelajaran serta mendorong kemampuan belajar yang lebih tinggi. Pada asesmen autentik guru menerapkan kriteriayang berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, kajiankeilmuan, dan pengalaman yang diperoleh dari luar sekolah.

Page 9: Autentic Assesment teknis

Asesmen autentik mencoba menggabungkan kegiatan guru mengajar, kegiatan siswa belajar, motivasi dan keterlibatan pesertadidik, serta keterampilan belajar. Karena penilaian itu merupakanbagian dari proses pembelajaran, guru dan peserta didik berbagipemahaman tentang kriteria kinerja. Dalam beberapa kasus, peserta didik bahkan berkontribusi untuk mendefinisikan harapan atastugas-tugas yang harus mereka lakukan. Asesmen autentik seringdigambarkan sebagai penilaian atas perkembangan peserta didik karenaberfokus pada kemampuan mereka berkembang untuk belajarbagaimana belajar tentang subjek. Asesmen autentik harus mampumenggambarkan sikap, keterampilan, dan pengetahuan apa yang sudah atau belum dimiliki oleh peserta didik, bagaimana merekamenerapkan pengetahuannya, dalam hal apa mereka sudah atau belummampu menerapkan perolehan belajar, dan sebagainya. Atas dasaritu, guru dapat mengidentifikasi materi apa yang sudah layakdilanjutkan dan untuk materi apa pula kegiatan remedial harusdilakukan.

Page 10: Autentic Assesment teknis

Penilaian Autentik dan Belajar Autentik

Page 11: Autentic Assesment teknis

Penilaian autentik meharuskan proses belajar yang autentik pula. Menurut Ormiston, belajar autentikmencerminkan tugas dan pemecahan masalah yang dilakukan oleh peserta didik dikaitkan dengan realitasdi luar sekolah atau kehidupan pada umumnya. Penilaian semacam ini cenderung berfokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual bagi peserta didik, yang memungkinkan mereka secara nyata menunjukkankompetensi atau keterampilan yang dimilikinya. Contohasesmen autentik antara lain keterampilan kerja, kemampuan mengaplikasikan atau menunjukkanperolehan pengetahuan tertentu, simulasi dan bermainperan, portofolio, memilih kegiatan yang strategis, serta memamerkan dan menampilkan sesuatu.

Page 12: Autentic Assesment teknis

Asesmen autentik terdiri dariberbagai teknik penilaian.

Pertama, pengukuran langsung keterampilanpeserta didik yang berhubungan dengan hasiljangka panjang pendidikan seperti kesuksesandi tempat kerja.

Kedua, penilaian atas tugas-tugas yang memerlukan keterlibatan yang luas dan kinerjayang kompleks.

Ketiga, analisis proses yang digunakan untukmenghasilkan respon peserta didik atasperolehan sikap, keterampilan, danpengetahuan yang ada.

Page 13: Autentic Assesment teknis

Dengan demikian, asesmen autentik akanbermakna bagi guru untuk menentukan cara-cara terbaik agar semua siswa dapatmencapai hasil akhir, meski dengan satuanwaktu yang berbeda. Konstruksi sikap, keterampilan, dan pengetahuan dicapaimelalui penyelesaian tugas di mana pesertadidik telah memainkan peran aktif dankreatif.Keterlibatan peserta didik dalammelaksanakan tugas sangat bermakna bagiperkembangan pribadi mereka.

Page 14: Autentic Assesment teknis

Dalam pembelajaran autentik, peserta didik dimintamengumpulkan informasi dengan pendekatan scientific, memahami aneka fenomena atau gejala danhubungannya satu sama lain secara mendalam, sertamengaitkan apa yang dipelajari dengan dunia nyatayang luar sekolah. Di sini, guru dan peserta didik memilikitanggung jawab atas apa yang terjadi. Peserta didik pun tahu apa yang mereka ingin pelajari, memiliki parameter waktu yang fleksibel, dan bertanggungjawab untuktetap pada tugas. Asesmen autentik pun mendorongpeserta didik mengkonstruksi, mengorganisasikan, menganalisis, mensintesis, menafsirkan, menjelaskan, dan mengevaluasi informasi untuk kemudianmengubahnya menjadi pengetahuan baru.

Page 15: Autentic Assesment teknis

Autentik memandang penilaian dan pembelajaranadalah merupakan dua hal yang saling berkaitan. Penilaian autentik harus mencerminkan masalahdunia nyata, bukan dunia sekolah. Menggunakanberbagai cara dan kriteria holistik (kompetensi utuhmerefleksikan pengetahuan, keterampilan, dansikap). Penilaian autentik tidak hanya mengukurapa yang diketahui oleh peserta didik, tetapilebih menekankan mengukur apa yang dapatdilakukan oleh peserta didik. Berikut contoh-contoh tugas autentik: pemecahan masalahmatematika, melaksanakan percobaan, bercerita, menulis laporan, berpidato, membaca puisi, danmembuat peta perjalanan.

Page 16: Autentic Assesment teknis

Sejalan dengan deskripsi di atas, pada pembelajaran autentik, guru harus menjadi “guru autentik.” Peran guru bukan hanya padaproses pembelajaran, melainkan juga pada penilaian. Untuk bisamelaksanakan pembelajaran autentik, guru harus memenuhikriteria tertentu seperti disajikan berikut ini.

1. Mengetahui bagaimana menilai kekuatan dan kelemahanpeserta didik serta desain pembelajaran.

2. Mengetahui bagaimana cara membimbing peserta didik untukmengembangkan pengetahuan mereka sebelumnya dengan caramengajukan pertanyaan dan menyediakan sumberdayamemadai bagi peserta didik untuk melakukan akuisisipengetahuan.

3. Menjadi pengasuh proses pembelajaran, melihat informasibaru, dan mengasimilasikan pemahaman peserta didik.

4. Menjadi kreatif tentang bagaimana proses belajar pesertadidik dapat diperluas dengan menimba pengalaman dari dunia diluar tembok sekolah.

Page 17: Autentic Assesment teknis

Asesmen autentik adalah komponen pentingdari reformasi pendidikan sejak tahun 1990an. Wiggins (1993) menegaskan bahwa metodepenilaian tradisional untuk mengukur prestasi, seperti tes pilihan ganda, benar/salah, menjodohkan, dan lain-lain telah gagalmengetahui kinerja peserta didik yang sesungguhnya. Tes semacam ini telah gagalmemperoleh gambaran yang utuh mengenaisikap, keterampilan, dan pengetahuan pesertadidik dikaitkan dengan kehidupan nyata merekadi luar sekolah atau masyarakat.

Page 18: Autentic Assesment teknis

Data asesmen autentik digunakan untuk berbagai tujuanseperti menentukan kelayakan akuntabilitas implementasikurikulum dan pembelajaran di kelas tertentu. Data asesmenautentik dapat dianalisis dengan metode kualitatif, kuanitatif, maupun kuantitatif. Analisis kualitatif dari asesmen otentifberupa narasi atau deskripsi atas capaian hasil belajarpeserta didik, misalnya, mengenai keunggulan dankelemahan, motivasi, keberanian berpendapat, dansebagainya. Analisis kuantitatif dari data asesmen autentikmenerapkan rubrik skor atau daftar cek (checklist) untukmenilai tanggapan relatif peserta didik relatif terhadapkriteria dalam kisaran terbatas dari empat atau lebih tingkatkemahiran (misalnya: sangat mahir, mahir, sebagian mahir, dan tidak mahir). Rubrik penilaian dapat berupa analitikatau holistik. Analisis holistik memberikan skor keseluruhankinerja peserta didik, seperti menilai kompetisi Olimpiade SainsNasional.

Page 19: Autentic Assesment teknis

Asesmen hasil belajar yang tradisional bahkan cenderungmereduksi makna kurikulum, karena tidak menyentuhesensi nyata dari proses dan hasil belajar peserta didik. Ketika asesmen tradisional cenderung mereduksi maknakurikulum, tidak mampu menggambarkan kompetensi dasar, dan rendah daya prediksinya terhadap derajat sikap, keterampilan, dan kemampuan berpikir yang diartikulasikandalam banyak muatan pelajaran atau disiplin ilmu; ketikaitu pula asesmen autentik memperoleh traksi yang cukupkuat. Memang, pendekatan apa pun yang dipakai dalampenilaian tetap tidak luput dari kelemahan dan kelebihan. Namun demikian, sudah saatnya guru profesional padasemua satuan pendidikan memandu gerakan memadukanpotensi peserta didik, sekolah, dan lingkungannya melaluiasesmen proses dan hasil belajar yang autentik.

Page 20: Autentic Assesment teknis

Data asesmen autentik digunakan untuk berbagai tujuanseperti menentukan kelayakan akuntabilitas implementasikurikulum dan pembelajaran di kelas tertentu. Data asesmenautentik dapat dianalisis dengan metode kualitatif, kuanitatif, maupun kuantitatif. Analisis kualitatif dari asesmen otentifberupa narasi atau deskripsi atas capaian hasil belajarpeserta didik, misalnya, mengenai keunggulan dankelemahan, motivasi, keberanian berpendapat, dansebagainya. Analisis kuantitatif dari data asesmen autentikmenerapkan rubrik skor atau daftar cek (checklist) untukmenilai tanggapan relatif peserta didik relatif terhadapkriteria dalam kisaran terbatas dari empat atau lebih tingkatkemahiran (misalnya: sangat mahir, mahir, sebagian mahir, dan tidak mahir). Rubrik penilaian dapat berupa analitikatau holistik. Analisis holistik memberikan skor keseluruhankinerja peserta didik, seperti menilai kompetisi Olimpiade SainsNasional.

Page 21: Autentic Assesment teknis

Prosedur Pengembangan InstrumenPenilaian

Prosedur pengembangan instrumen penilaian pada proses dan akhir suatu kompetensi dasar yang baik meliputi beberapa tahap, yaitu:

(1) analisis KI dan KD,

(2) perumusan indikator,

(3) penulisan instrumen/soal.

Page 22: Autentic Assesment teknis

1. Analisis KI dan KD

Page 23: Autentic Assesment teknis

Analisis mengandung pengertian bahwa orang yang melakukannya sedang menyelidiki atau mempelajari keadaan yang sebenarnya suatu objek, atau menguraikan suatu pokok atas berbagai bagiannya dan menelaah bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan (Kamus Besar Bahasa Indonesia,1995).

Page 24: Autentic Assesment teknis

KI dan KD adalah sumber petunjuk bagi guru tentang batas minimum bahan ajar, pengetahuan dan keterampilan, serta nilai dan sikap yang harus dapat dikuasai siswa melalui proses belajar mengajar yang diselenggarakan menurut jenjang kelas dan lamanya pendidikan suatu sekolah. Maksud analisis KI dan KD ini adalah agar guru memiliki wawasan yang tepat dan pemahaman yang benar tentang bahan ajar, pengetahuan dan keterampilan, serta nilai sikap yang harus tumbuh dan dikuasai siswa dalam masa pendidikan mereka. Sementara itu, kegiatan analisis KI dan KD ini merupakan proses guru memahami dengan benar dan mendapat wawasan yang tepat tentang kerangka dasar kurikulum yang menjadi acuan utama mengelola KBM. Kegunaan analisis ini juga membantu guru dalam merencanakan dan melaksanakan serta menindak lanjuti kegiatan belajar mengajar yang dikelola guru.

Page 25: Autentic Assesment teknis

Terkait pengembangan instrumen penilaian pada proses dan akhir suatu kompetensi dasar kegiatan analisis yang dapat dilakukan guru adalah menelaah secara mendalam tentang pesan-pesan kurikulum yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi perilaku-perilaku

Page 26: Autentic Assesment teknis

khusus esensial dalam kompetensi dengan cara menjabarkan kompetensi inti, kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi dalam rangka mencari esensi dari tiap kompetensi dasar. Hasil yang diperoleh dari analisis KI dan KD ini adalah peta kompetensi, yaitu peta perilaku-perilaku yang dikehendaki terjadi pada siswa pada saat atau setelah proses pembelajaran berlangsung. Digambarkan dalam bentuk diagram langkah analisis KI dan KD yang menghasilkan sejumlah Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK), dan tujuan sebagai berikut.

Page 27: Autentic Assesment teknis
Page 28: Autentic Assesment teknis

2. Pengembangan Indikator dalam Penulisan Instrumen Penilaian

Page 29: Autentic Assesment teknis

indikator, yaitu merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, satuan pendidikan, dan potensi daerah. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.

Page 30: Autentic Assesment teknis

Menentukan atau merumuskanIndikator Pencapaian Kompetensi

(IPK). Penentuan IPK dilakukan setelah analisis KI dan KD. Penentuan IPK ini sangatlah penting dan guru benar-benar harus menguasai urutan atau hierarki konsep dan/atau tingkat kesulitan materi. Hal yang sebaiknya perlu diketahui guru dalam menentukan IPK, adalah sebagai berikut.

1) Dasar pengembangan IPK, yaitu: (1) sesuai dengan karakteristik siswa, muatan pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah, dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi, (2) sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.

2) Perlu diingat tentang pengertian IPK, yaitu: (1) perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian muatan pelajaran, (2) dirumuskan dengan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap dan keterampilan.

Page 31: Autentic Assesment teknis

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perumusan indikator

Page 32: Autentic Assesment teknis

1) Setiap KD dikembangkan menjadi beberapa indikator.

Menurut Safari (Wardhani, 2012: 5-9), ada 3 kelompok IPK, yaitu:

a. Indikator kunci

b. Indikator pendukung

c. Indikator kompleks

Page 33: Autentic Assesment teknis

a. Indikator Kunci

a) Indikator kunci adalah yang memenuhi syarat UKRK, yaitu: (1) urgensi, dimaknai bahwa secara teoritis indikator itu harus dikuasai siswa, (2) kontinuitas, dimaknai bahwa indikator ini merupakan indikator lanjutan yang

merupakan pedalaman dari satu atau lebih indikator yang sudah pernah dipelajari pada KD sebelumnya atau KD itu sendiri,

(3) relevansi, dimaknai bahwa indikator itu diperlukan untuk mempelajari/memahami pelajaran lain,

(4) keterpakaian, dimaknai bahwa indikator ini memiliki nilai terapan tinggi dalam kehidupan sehari-hari.

Rumusan indikator kunci harus ada pada tiap KD, apapun keadaan karakteristik siswa, muatan pelajaran, satuan pendidikan, dan potensi daerah. Indikator kunci ini harus diujikan, dengan maksud untuk mengetahui tingkat pencapaian siswa terhadap KD. Pengujian indikator ini melalui ulangan harian/ulangan tengah semester/akhir semester.

Page 34: Autentic Assesment teknis

b. Indikator pendukungb) Indikator pendukung merupakan indikator yang mendukung indikator kunci. Indikator pendukung mencerminkan kemampuan jembatan yang diperlukan dalam rangka menguasai kemampuan yang dirumuskan oleh indikator kunci. Indikator pendukung boleh dinamai indikator jembatan.

Kemampuan prasyarat untuk indikator kunci yang dirumuskan pada indikator pendukung/jembatan adalah kemampuan berkait dengan KD bersangkutan yang sedang dipelajari, bukan berkait dengan kemampuan pada KD-KD sebelumnya. Bila kemampuan prasyarat untuk Indikator kunci berkait dengan kemampuan pada KD-KD sebelumnya yang telah dipelajari, maka penguasaannya dideteksi (bukan diuji) dalam apersepsi pada kegiatan pendahuluan pembelajaran. Kemampuan prasyarat untuk indikator kunci yang dirumuskan pada indikator pendukung/jembatan dibahas pada kegiatan inti pembelajaran, tepatnya sebelum siswa belajar dengan tolok ukur indikator kunci.

Indikator pendukung atau jembatan ini diperlukan bila pada umumnya siswa diprediksi ‘lemah’ dalam kemampuan prasyarat berkait dengan kemampuan pada indikator kunci, sedangkan apabila pada umumnya siswa diprediksi cepat menguasai kemampuan yang dirumuskan oleh indikator kunci, maka tidak iperlukan indikator pendukung /jembatan.

Indikator pendukung/jembatan sebaiknya diuji sendiri, bila tak terwakili dalam pengujian indikator kunci. Karena menjadi modal atau prasyarat untuk menguasai kemampuan pada indikator kunci, maka sebaiknya pengujian indikator pendukung/jembatan dilakukan sebelum siswa belajar kemampuan yang berkait dengan indikator kunci.

Page 35: Autentic Assesment teknis

c) Indikator kompleks merupakan indikator yang memiliki tingkat kesulitan dan kerumitan yang tinggi. Dalam pelaksanaannya menuntut: (1) kreativitas yang tinggi, (2) waktu yang cukup lama karena perlu pengulangan, (3) penalaran dan kecermatan siswa yang tinggi, (4) sarana dan prasarana sesuai tuntutan kompetensi yang harus dicapai. Indikator kompleks mencerminkan tuntutan kemampuan tambahan atau kemampuan yang sifatnya pengayaan dari target kemampuan minimal pada KD-nya. Indikator kompleks boleh juga dinamai indikator pengayaan. Indikator kompleks merupakan indikator yang memiliki tingkat kesulitan dan kerumitan yang tinggi dan diperlukan bila siswa menguasai kemampuan yang dirumuskan pada indikator kunci dengan cepat dan mudah.

Indikator kompleks ini diujikan apabila diterapkan ke semua siswa yaitu melalui ulangan harian.Bila kemudian siswa dapat mencapainya berarti dapat dikatakan bahwa tingkat kemampuan siswa sudah di atas target minimal. Indikator kompleks ini tidak diujikan apabila tidak diterapkan untuk semua siswa, sedangkan penilaian cukup dengan tugas-tugas untuk mencermati seberapa jauh siswa yang mempelajarinya telah menguasai kemampuan terkait indikator kompleks/ pengayaan.

Page 36: Autentic Assesment teknis

2) Indikator menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur

dan/atau diobservasi

Page 37: Autentic Assesment teknis

Untuk membuat atau menulis indikator tentunya tidak terlepas dari taksonomi Bloom. Menurut Bloom, tujuan pendidikan dalam garis besarnya terbagi menjadi tiga ranah atau kawasan (domain), yaitu pertama domain kognitif, kedua ranah afektif, dan ketiga ranah psikomotor. Indikator yang masuk ranah kognitif untuk taksonomi Bloom versi baru tediri atas (dari level 1 sampai 6): (1) remembering (mengingat), (2) understanding (memahami), (3) applying (menerapkan), (4) analyzing (menganalisis, mengurai), (5) evaluating (menilai), dan (6) creating (mencipta).

Untuk mudahnya level 1 remembering (mengingat) apabila indikator kompetensinya dibuatkan instrumen penilaiannya yang berupa soal, maka biasanya soal yang dibuat tersebut masuk dalam katagori soal mudah, dan level 2 understanding (memahami) soalnya masuk dalam katagori soal sedang, sedangkan level 3 applying (menerapkan) soalnya masuk dalam kategori soal sulit. Namun demikian, secara teoretik akademik tidak sesederhana itu. Soal mudah, sedang, ataupun sulit ditentukan lewat telaah instrumen secara kualitatif/teoretis, ujicoba dan analisis hasil ujicoba tes.

Berikut contoh kata kerja operasional yang dapat dipakai untuk ranah kognitif level mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengurai, menilai, dan mencipta seperti ditunjukkan dalam tabel 1, sedangkan untuk ranah afektif dan psikomotor disajikan dalam tabel 2.

Untuk membantu dalam mengembangkan indikator, guru dapat menggunakan katakerja operasional seperti yang tertera pada tabel 1. Pada kegiatan pembuatan indikator, KD-KD telah tersedia di Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum, selanjutnya diberikan kebebasanpada guru menurunkan KD kedalam indikator kompetensi sesuai apa yang akan diukur. Indikator kompetensi ini sebagai dasar untuk membuat indikator-indikator soal atau indikatorpenilaian dan dilanjutkan dengan pembuatan atau penyusunan soal.

Page 38: Autentic Assesment teknis
Page 39: Autentic Assesment teknis
Page 40: Autentic Assesment teknis
Page 41: Autentic Assesment teknis

3) Tingkat kata kerja dalam indikatorlebih rendah atau setara dengan kata

kerja dalam KD

Page 42: Autentic Assesment teknis

Kata kerja dalam indikator lebih rendah dari kata kerja dalam KD, apabila dari KD tersebut dapat diturunkan sejumlah atau banyak indikator. Sementara itu, kata kerja dalam indikator setara dengan kata kerja dalam KD terjadi apabila kata kerja dalam KD tersebut tidak memungkinkan diturunkan menjadi kata kerja yang lain atau kata kerja dalam KD merupakan satu-satunya kata yang memungkinkan.

Page 43: Autentic Assesment teknis

Contoh langkah perumusan indikator

Sebagai contoh langkah perumusan indikator muatan pelajaran matematika di kelas IV, KD 3.5 Menentukan kelipatan persekutuan dua buah bilangan dan menentukan kelipatan persekutuan terkecil (KPK), adalah sebagai berikut.

a) Menentukan kelipatan persekutuan dua buah bilangan b) Menentukan KPK dua buah bilangan c) Menyebutkan faktor prima suatu bilangan d) Menentukan faktorisasi prima suatu bilangan e) Menggunakan faktor prima untuk menentukan KPK dari dua

bilangan 3 atau 4 angka f) dan lain-lain.

Page 44: Autentic Assesment teknis

Tentunya dalam penulisan indikator, hanya ada satu indikator kompetensi yang diukur. Dari indikator-indikator tersebut, mana yang dikatakan indikator jembatan, kunci, dan tambahan? Perhatikan indikator di atas, menentukan KPK (item b) diperoleh dengan menggunakan kelipatan persekutuan. Indikator pada item a dan b ini disebut sebagai indicator kunci. Sementara itu, menentukan KPK pada item e menggunakan faktor prima, sedangkan faktor prima dan faktorisasi prima belum diajarkan. Untuk itu, faktor prima dan faktorisasi prima perlu diajarkan terlebih dahulu dan dijadikan sebagai indikator jembatan (indikator c dan d), sedangkan indikator e bisa disebut sebagai indikator kunci yang sekaligus sebagai indikator kompleks. Guru dapat mengelompokkan indikator-indikator tersebut berdasarkan tingkatan kata kerjanya dan karakteristik atau kompetensi yang dimiliki siswanya. Di samping itu, indikator yang dirumuskan dengan kata kerja operasional tersebut juga dapat menunjukkan apakah indikator tersebut dapat diamati dan diukur.

Page 45: Autentic Assesment teknis

3. Penulisan Instrumen Penilaian/Soal:

Page 46: Autentic Assesment teknis

Mengingat bahwa:

(a) indikator (pencapaian kompetensi) merupakan jabaran dari kompetensi dasar yang dirumuskan lebih operasional, dan

(b) (b) penguasaan tiap siswa pada tiap kompetensi dasar harus dinilai, maka indikator (pencapaian kompetensi) dapat dijadikan acuan/panduan dalam membuat indikator penulisan instrumen untuk menilai penguasaan kompetensi siswa.

Page 47: Autentic Assesment teknis

Kriteria indikator penulisan instrumen penilain yang baik:

a. Memuat ciri-ciri dari kompetensi dasar yang hendak diukur

b. Memuat satu (untuk instrumen bentuk obyektif) atau lebih dari satu (instrumen bentuk uraian) kata kerja operasional yang dapat diukur.

c. Dapat dibuatkan instrumennya

Page 48: Autentic Assesment teknis

Hubungan Kompetensi Dasar (KD) ,Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK), dan Indikator Penulisan Soal (IPS)

Page 49: Autentic Assesment teknis

Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengahdilaksanakan berdasarkan standar penilaian pendidikan yang berlaku secara nasional.Penilaian kompetensi dilakukan melalui pengukuran indikator-indikator pada setiapkompetensi dasar (KD). Dalam penilaian hasil belajar oleh pendidik dapat digunakanberbagai teknik penilaian di antaranya adalah:

(1) penilaian melalui tes, meliputi: testertulis, tes lisan, dan tes perbuatan/kinerja/unjuk kerja;

(2) penilaian melalui non tes,yang meliputi: (a) penugasan, antara lain: pekerjaan rumah,

penilaian proyek, penilaianproduk, dan portofolio, (b) penilaian melalui pengamatan atau opservasi.

Page 50: Autentic Assesment teknis

Penilaian proses belajar adalah upaya memberi nilai terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam mencapai tujuan pembelajaran dan/atau sejauh mana keefektifan dan efensiensinya dalam perubahan tingkah laku siswa.

Page 51: Autentic Assesment teknis

Penilaian hasil belajar adalah suatu kegiatan pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasil belajar peserta didik berdasarkan tahapan belajarnya selama mengikuti proses pembelajaran. Penilaian hasil belajar siswa mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Penilaian hasil belajar harus dilakukan dalam kerangka mengukur perkembangan hasil belajar siswa berupa pencapaian kompetensi yang diharapkan. Oleh karena itu macam dan bentuk instrumen penilaian pembelajaran yang digunakan mengacu pada hasil belajar itu.

Page 52: Autentic Assesment teknis
Page 53: Autentic Assesment teknis
Page 54: Autentic Assesment teknis
Page 55: Autentic Assesment teknis
Page 56: Autentic Assesment teknis
Page 57: Autentic Assesment teknis
Page 58: Autentic Assesment teknis
Page 59: Autentic Assesment teknis
Page 60: Autentic Assesment teknis
Page 61: Autentic Assesment teknis
Page 62: Autentic Assesment teknis
Page 63: Autentic Assesment teknis
Page 64: Autentic Assesment teknis
Page 65: Autentic Assesment teknis
Page 66: Autentic Assesment teknis
Page 67: Autentic Assesment teknis
Page 68: Autentic Assesment teknis
Page 69: Autentic Assesment teknis

Terima Kasih