32
HAKIKAT ILMU SEJARAH Audrey Betsy/5 Aulia Salsabila/6 Daffa Adiputra/7 Dyah Ayu/8 Edwin/9

Bab 1 hakikat ilmu sejarah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bab 1 hakikat ilmu sejarah

HAKIKAT ILMU SEJARAH

Audrey Betsy/5Aulia Salsabila/6Daffa Adiputra/7Dyah Ayu/8Edwin/9

Page 2: Bab 1 hakikat ilmu sejarah

Asal usul Kata Sejarah (Etimologi)Sejarah: Syajara (Arab) terjadiSyajarah / Syajaratun pohonSyajarah an nasab pohon silsilah

Istoria (Yunani kuno) ilmu, atau belajar dengan cara bertanya-tanyaHistory (Inggris): masa lampau umat manusia atau kejadian-kejadian yang dibuat oleh alam.Geschiedenis (Belanda): kejadian-kejadian yang telah dibuat oleh manusiaGeschichte (Jerman): sesuatu yang telah terjadi

05/02/2023 2

Page 3: Bab 1 hakikat ilmu sejarah

PENGERTIAN SEJARAH Kata sejarah dalam bahasa Yunani adalah ἱστορία yang berarti penyelidikan, pengetahuan yang diperoleh dengan investigasi.

Sejarah adalah istilah umum yang berhubungan dengan peristiwa masa lalu serta penemuan, pengumpulan, pengorganisasian, dan penyajian informasi mengenai suatu peristiwa. Istilah-istilah tersebut meliputi kosmik, geologi, dan sejarah.

Page 4: Bab 1 hakikat ilmu sejarah

SEJARAH DALAM PANDANGAN PARA TOKOH

Herodotus (bapa sejarah): Sejarah ialah satu kajian untuk  menceritakan satu kitaran jatuh bangunnya seseorang tokoh, masyarakat dan peradaban Aristoteles: Sejarah bergelut dengan yang partikular dan hal aktual yang sudah terjadi.Francis Bacon: Sejarah mempelajari sesuatu dalam waktu dan tempat dengan ingatan sebagai instrumen esensial.Vico: Sejarah adalah disiplin ilmu pertama manusia. Ia pusat pengertian manusia karena manusia menciptakan sejarah.

05/02/2023 4

Page 5: Bab 1 hakikat ilmu sejarah

Collingwood: sejarah ialah ilmu tentang tindakan manusia di masa lalu dan diperoleh melalui interpretasi bukti-bukti sejarah.

Kuntowijoyo: sejarah menyuguhkan fakta secara diakronis atau memanjang dalam waktu, ideografis atau bersifat mendeskripsikan, unik, dan empiris atau bersandar pada pengalaman manusia yang sungguh-sungguh.

SEJARAH DALAM PANDANGAN PARA TOKOH

05/02/2023 5

Page 6: Bab 1 hakikat ilmu sejarah

Ciri Utama Sejarah1. Peristiwa tersebut hanya terjadi sekali (unique)2. Peristiwa tersebut merupakan peristiwa penting dan

besar pengaruhnya dalam kehidupan (important)3. Peristiwa tersebut tidak berubah-ubah dan tetap

dikenang sepanjang masa (immortal)

Page 7: Bab 1 hakikat ilmu sejarah

KEDUDUKAN SEJARAH Sejarah merupakan peristiwa yang pernah dialami oleh manusia pada masa lampau. Kemudian peristiwa-peristiwa tersebut dikisahkan kembali setelah terlebih dahulu dikaji berdasarkan metodologi disiplin ilmu sejarah. Sehingga kisah tentang peristiwa sejarah tersebut dapat dipercaya kebenarannya, karena didasarkan pada bukti-bukti autentik yang berhubungan dengan ruang, waktu dan manusia.

Sejarah sebagai:

PeristiwaKisahIlmu Seni

Page 8: Bab 1 hakikat ilmu sejarah

Menurut R. Mohammad Ali Sejarah sebagai peristiwa ( res gestae ) disebut sejarah objektif karena menunjuk pada peristiwa atau kejadian itu sendiri. Sejarah sebagai peristiwa hanya berlangsung satu kali serta tidak memuat unsur-unsur subjektif baik pelaku maupun saksi sejarah. Tidak semua peristiwa menjadi sejarah apabila tidak ada hubungannya dengan peristiwa yang lain.Contoh Sejarah sebagai Peristiwa :1. Medan area 2. Pertempuran 10

november 3. Bandung lautan api 

Page 9: Bab 1 hakikat ilmu sejarah

1. Sejarah sebagai Peristiwa Sejarah sebagai peristiwa ( history as event ) merupakan sejarah sebagaimana terjadinya peristiwa ( histoire realite ) yang berhubungan dengan perubahan didalam kehidupan manusia. Oleh karena itu peristiwa sejarah harus saling berkaitan dengan peristiwa yang lain, serta memiliki hubungan sebab akibat.

*Peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lampau menjadi materi yang sangat penting dalam pembahasan ilmu sejarah.

Page 10: Bab 1 hakikat ilmu sejarah

2. Sejarah menurut KisahSejarah sebagai kisah ( history as narative ) adalah cerita sejarah yang disusun  dari catatan, kesan dan tafsiran manusia terhadap kejadian yang berlangsung pada masa lampau.

Bersifat Subjekt

if

dipengaruhi oleh latar belakang

kepribadian dan sifat sejarawan.

Karena

Sejarah yang seperti ini dalam kehidupan sehari-

hari dikenal sebagai cerita tertulis yang dapat dibaca oleh setiap orang dalam majalah, koran, tabloid

dan sebagainya.

Page 11: Bab 1 hakikat ilmu sejarah

Menurut Huizinga seorang sejarawan dari Belanda mengatakan bahwa

Sejarah sebagai kisah biasa dibuat dalam bentuk narasi berdasarkan memori, kesan dan tafsiran terhadap kejadian masa lampau. Jejak-jejak sejarah berisi rangkaian kejadian dalam lingkup kehidupan manusia yang menjadi sumber penting untuk penulisan sejarah.  

“Sejarah adalah suatu kisah yang telah berlalu. Sejarah sebagai kisah (histoire recite )

mencoba menangkap dan memahami sejarah sebagaimana terjadinya ( histoire realite ).”

Contoh Sejarah sebagai Kisah :- Kisah Ken Arok dengan setting sejarah Singosari - Kisah Ratu kidul dengan setting sejarah kerajaan Mataram yogyakarta

Page 12: Bab 1 hakikat ilmu sejarah

3. Sejarah sebagai Ilmu  Ilmu adalah pengetahuan yang disusun secara sistematis dan logis untuk menerangkan gejala-gejala alam dan sosial. Sebagai ilmu maka sejarah memiliki metode ilmiah yang terdiri dari tiga aspek, yaitu :1. Aspek teoritis :

menemukan prinsip-prinsip pemecahan masalah untuk mencapai kebenaran sejarah.

2. Aspek metodologi : mencari cara untuk menemukan kebenaran sejarah melalui proses menguji dan menganalisa secara kritis terhadap sumber dan peninggalan sejarah.

3. Aspek teknik : keterampilan tertentu untuk menggunakan sarana penelitian ilmiah agar dapat memperoleh kebenaran sejarah.

Page 13: Bab 1 hakikat ilmu sejarah

Sejarah sebagai ilmu dikarenakan :1. Objek kajian sejarah ialah kejadian-kejadian di

masa lallu yang merupakan sebab-akibat.2. Adanya metode sejarah yang menghubungkan

bukti-bukti sejarah.3. Kisah sejarah tersusun secara sistematis dan

kronologis.4. Kebenaran fakta diperoleh dari penelitian sumber

yang disusun secara rasional dan kritik yang sistematis.

5. Fakta bersifat subjektif karena tiap orang melihat masa lampau dengan cara yang berbeda.

Page 14: Bab 1 hakikat ilmu sejarah

4. Sejarah sebagai Seni Tokoh yang berpandangan kuat sejarah sebagai seni adalah George Macaully Travelyan. 

Dikatakan sejarah sebagai seni karena untuk menyusun cerita sejarah tidaklah mudah, perlu adanya kekuatan intuisi, imajinasi, emosi dan gaya bahasa dari sejarawan

1. IntuisiSejarawan dalam melakukan pengkajian mesti didukung oleh insting, ilham meskipun tidak terlepas dari data secara obyektif.

2. ImajinasiSejarawan perlu memiliki daya imajinasi yang diperlukan dalam menggambarkan peristiwa atau kejadian secara kompleks dan hidup, tetapi tetap bersandar pada obyektivitas.

3. EmosiSejarawan harus mampu menggamparkan suatu peristiswa-kejadian dengan hidup dan menarik, sehingga sejarawan harus melibatkan emosi / rasa dalam menyusun cerita seolah dirinya mengalami sendiri, tetapi tetap berpegang teguh pada obyektivitas

Page 15: Bab 1 hakikat ilmu sejarah

4. Gaya BahasaGaya bahasa dalam penulisan sejarah diperlukan, tetapi bukan berarti bahwa karya sejarah itu bahasanya berbelit-belit atau berbunga-bunga, melainkan tetap lugas dan sistematis tetapi menarik untuk dibaca.

Tetapi bila dalam penulisan sejarah sebagai seni, sejarawan lupa pada batas-batas dan standar keilmuan sejarah, maka fungsi sejarah sebagai seni akan lemah, sebab akan kurang obyektif dan terlalu terbatas pada obyek-obyek yang ditulis.

Page 16: Bab 1 hakikat ilmu sejarah

A. KONSEP PERIODISASI DALAM ILMU SEJARAHAdalah pembagian waktu dalam sejarah berdasarkan zaman atau periodeDilakukan karena masa sejak manusia ada sampai sekarang merupakan rentang yang sangat panjang, sehingga sejarawan kesulitan memahami maupun membahas masalah-masalah yang muncul dalam sejarah kehidupan manusia. Para ahli menyusun periodisasi dengan menyajikan peristiwa dalam tiap periode dengan urut dan sistematis.Penyusunan periodisasi sejarah berdasarkan pada terjadinya peristiwa yang mempunyai tiga dimensi yaitu ruang (spasial), waktu (temporal)dan tema tertentu(tematis). Peristiwa disusun berdasarkan pada urutan waktu terjadinya sebuah peristiwa.

Page 17: Bab 1 hakikat ilmu sejarah

Tujuan Periodisasi Memudahkan sejarawan, peminat, pembaca, dan pemerhati sejarah untuk menganalisis suatu peristiwa Memudahkan klasifikasi dalam ilmu sejarah. Menyederhanakan banyaknya peristiwa sejarah sehingga mudah di pahami. Memenuhi persyaratan sistematika ilmu pengetahuan

Page 18: Bab 1 hakikat ilmu sejarah

CONTOH PERIODISASI SEJARAH INDONESIA Zaman Pra Sejarah ( Sebelum abad ke 4 M ) Zaman Hindu – Budha ( Abad ke 4 M – Abad ke 5 M ) Zaman Perkembangan Islam ( Abad ke 7 M – Abad ke 16 M ) Zaman Penjajahan Belanda ( Abad ke 16 – Tahun 1942 ) Zaman Pendudukan Jepang ( Tahun 1942 – Tahun 1945 ) Zaman Kemerdekaan ( Awal Tahun 1945 ) Zaman Revolusi ( Tahun 1945 – Tahun 1949 ) Zaman Orde Lama ( Tahun 1949 – Tahun 1966 ) Zaman Orde Baru (Tahun 1967 – Tahun 1998) Zaman Reformasi (Tahun 1998 – Sekarang)

Page 19: Bab 1 hakikat ilmu sejarah

B. KONSEP KRONOLOGI DALAM ILMU SEJARAH Kronologi adalah urutan peristiwa yang disusun berdasarkan waktu terjadinya.

Secara etimologi, kronologi berasal dari kata chronos berarti waktu dan logos berarti ilmu, jadi kronologi adalah ilmu tentang waktu.

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, W.J.S. Poerwadarminta menjelaskan bahwa kronologi adalah ilmu pengukur berdasarkan kesatuan waktu dan urutan-urutan waktu dari sejumlah peritiwa tertentu.

Page 20: Bab 1 hakikat ilmu sejarah

CONTOH KRONOLOGI: KRONOLOGI PERISTIWA 17 AGUSTUS 1945

28 MEI 1945 : Dibentuknya BPUPKI1 JUNI 1945 : Lahirnya Pancasila7 AGUSTUS 1945 : Dibentuknya PPKI14 AGUSTUS 1945 : Jepang menyerah kepada sekutu16 AGUSTUS 1945 : Terjadi peristiwa Rengasdengklok17 AGUSTUS 1945 : Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Page 21: Bab 1 hakikat ilmu sejarah

C. KONSEP GENERALISASI DALAM ILMU SEJARAH Generalisasi (bahasa Latin generalis bermaksud umum) adalah pekerjaan penyimpulan dari yang khusus kepada yang umum.

Tujuan Generalisasi Sejarah 1.      Generalisasi Saintifikasi merupakan generalisasi yang sifatnya umum untuk mengecek teori yang lebih luas karena sering kali berbeda dengan generalisasi ditingkat yang lebih sempit.

Contoh : a.   Bagi kaum Marxisme, revolusi dianggap perjuangan sebagai perjuangan kelas. Hal ini kemudian digunakan untuk menganalisis Revolusi Perancis dan revolusi lainnya. Terbukti generalisasi ini salah.

2.      Generalisasi Simplifikasi merupakan generalisasi yang sifatnya sempit dan sederhana. Hal ini mempermudah seorang ahli sejarah dalam menganalisa suatu peristiwa. Misalnya, revolusi social di Sumatra Timur sering disederhanakan dengan kata “rakyat melawan bangsawan”

Page 22: Bab 1 hakikat ilmu sejarah

Macam-macam Generalisasi a. Generalisasi Konseptual yaitu konsep yang menggambarkan fakta.

b. Generalisasi Personal yaitu penyimpulan suatu kejadian melalui perorangan.

c. Generalisasi Tematik yaitu berdasarkan tema. d. Generalisasi Spatial yaitu generalisasi tentang tempat.. e. Generalisasi Periodik yaitu membuat kesimpulan umum mengenai sebuah periode.

f. Generalisasi Sosial yaitu membuat kesimpulan terhadap suatu kelompok social.

g. Generalisasi Kausal yaitu membuat kesimpulan atas dasar sebab akibat.

h. Generalisasi Kultural. yaitu kesimpulan atas dasar cultural “adat istiadat”.

i. Generalisasi Sistemik yaitu pembuatan kesimpulan umum tentang suatu system.

j. Generalisasi Struktural yaitu membuat kesimpulan struktur fisik maupun non-fisik seseorang/lembaga agar mudah mengenali dan membedakan.

Page 23: Bab 1 hakikat ilmu sejarah

KEMAMPUAN BERPIKIR SINKRONIK DAN DIAKRONIK Pengertian berpikir diakronis adalah kemampuan memahami peristiwa dengan melakukan penelusuran pada masa lalu. Contohnya, memahami Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 dengan menelusuri perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia sejak masa penjajahan Belanda pada abad ke-17. Oleh karena itu cara berpikir diakronis sangat mementingkan proses terjadinya sebuah peristiwa.

berpikir sinkronik memahami peristiwa dengan mengabaikan aspek perkembangannya. Cara berpikir sinkronik memperluas ruang dalam suatu peristiwa. Sebagai contoh, Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 dijelaskan dengan menguraikan berbagai aspek, seperti aspek social, ekonomi, politik, dan hubungan internasioal. Oleh karena itu cara berpikir sinkronik sangat mementingkan struktur yang terdapat dalam setiap peristiwa. 

Page 24: Bab 1 hakikat ilmu sejarah

Cara berpikir sejarah itu bersifat diakronik, memanjang dalam waktu, serta memetingkan proses terjadinya sebuah peristiwa.

Cara berpikir ilmu-ilmu sosial itu bersifat sinkronik, melebar dalam ruang, serta mementingkan struktur dalam satu peristiwa. 

Cara berpikir sinkronik sangat mempengaruhi kelahiran sejarah baru yang sangat dipengaruhi perkembangan imu-ilmu sosial. Pengaruh itu dapat digolongan ke dalam tiga macam, yaitu konsep, teori, dan permasalahan.

1. Konsep  Bahasa latinnya conceptus, berarti gagasan atau ide. Para sejarawan banyak menggunakan konsep ilmu-ilmu social. Contoh, sejarawan Anhar Gonggong dalam disertasinya tentang Kahar Muzakkar menggunakan konsep politik lokal untuk menerangkan konflik antargolongan di Sulawesi Selatan. Konsep ilmu sosial lain yang digunakannya adalah konsep dari psykologi etnis yang terdapat dalam masyarakat Sulsel, yaitu sirik yang berarti harga diri atau martabat.

 

Page 25: Bab 1 hakikat ilmu sejarah

2. Teori Bahasa Yunani theoria berarti kaidah yang mendasari suatu gejala, yang sudah melalui verifikasi. Sebagai contoh adalah karya sejarawan Ibrahim Alfian, Perang di Jalan Allah. Ia menerangkan perang Aceh dengan teori perilaku kolektif dari ilmu social. diterangkan bahwa perilaku kolektif dapat timbul, melalui ketegangan structural dan keyakinan yang tersebar. Dalam kasus perang Aceh yang diteliti Ibrahim Alfian dijelaskan adanya ketegangan antara orang Aceh dengan pemerintah colonial Hindia Belanda (ketegangan structural), dan keyakinan yang tersebar di kalangan masyarakat Aceh bahwa musuh mereka adalah golongan kafir. Pertentangan antara kafir dan muslim itulah yang menghasilkan ideology perang sabil.

3. Permasalahan Dalam sejarah banyak permasalahan ilmu social yang dapat diangkat jadi topik penelitian sejarah, seperti mobilitas social, kriminalitas, migrasi, gerakan petani, budaya istana, kebangkitan kelas menengah dsb. Sebagai contoh, karya Sartono Kartodirdjo tentang perkembangan peradaban priyayi yang ditulis berdasarkan permasalahan elite dalam pemerintahan kolonial, kemunculannya, lambang-lambangnya, dan perubahan-perubahannya.

Page 26: Bab 1 hakikat ilmu sejarah

Perbedaan Konsep berpikir Sinkronis dan Diakronis

1. Cara berpikir Sinkronis : a. Mengamati kehidupan sosial secara meluas berdimensi ruang b. Memandang kehidupan masyarakat sebagai sebuah sistem yang terstruktur dan saling berkaitan

c. Menguraikan kehidupan masyarakat secara deskriptif d. Menjelaskan struktur dan fungsi dari masing-masing unit dalam kondisi statis

e. Digunakan oleh ilmu-ilmu sosial, seperti : Geografi, Sosiologi, Politik, Ekonomi, Antropologi dan Arkeologi

Page 27: Bab 1 hakikat ilmu sejarah

2. Cara berpikir Diakronis atau Kronologis a. Mempelajari sosial secara memanjang berdimensi waktu b. Memandang masyarakat sebagai sesuatu yang terus bergerak dan memilkiki hubungan kausalitas atau sebab akibat.

c. Menguraikan proses transformasi yang terus berlangsung dari waktu ke waktu kehidupan masyarakat secara berkesinambungan

d. Menguraikan kehidupan masyarakat secara dinamis e. Digunakan dalam ilmu Sejarah

Page 28: Bab 1 hakikat ilmu sejarah

GUNA INTRINSIK SEJARAH1. Sejarah sebagai ilmu. Sejarah adalah ilmu yang terbuka.

Keterbukaan itu membuat siapapun dapat mengaku sebagai sejarawan secara sah asal hasilnya dapat dipertanggung jawabkan sebagai ilmu. Sejarah sebagai ilmu dapat berkembang dengan berbagai cara : (1) perkembangan dalam filsafat, (2) perkembangan dalam teori sejarah, (3) perkembangan dalam ilmu lain dan (4) perkembangan dalam metode sejarah.

2. Sejarah sebagai cara mengetahui masa lampau. Ada dua sikap terhadap sejarah, yaitu melestarikan atau menolak. Melestarikan karena manganggap masa lampau itu penuh makna.

Page 29: Bab 1 hakikat ilmu sejarah

3. Sejarah sebagai pendapat. Banyak penulis sejarah menggunakan ilmunya untuk menyatakan pendapat. Sebagai contoh yang berkembang di Amerika ada dua aliran yang sama-sama menggunakan sejarah, konsensus dan konflik. Konsensus karena mereka berpendapat bahwa dalam masyarakat selalu ada konsensus, dan para sejarawan selalu bersikap kompromistis; sebaliknya konflik karena menekankan seolah-olah dalam masyarakat selalu terjadi pertentangan dan menganjurkan supaya bersikap kritis dalam berpikir tentang sejarah.

4. Sejarah sebagai profesi. Banyak profesi yang berkenaan dengan kesejarahan, diantaranya : guru sejarah, pegawai sejarah, pencatat sejarah, penulis dan peneliti sejarah.

Page 30: Bab 1 hakikat ilmu sejarah

GUNA EKSTRINSIK SEJARAH1.      Sejarah sebagai pendidikan moralSejarah memberikan contoh tentang benar dan salah, baik dan buruk, cinta dan benci, berhak dan tidak, merdeka dan terjajah,dermawan dan pelit serta berani dan takut dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

2.      Sejarah sebagai pendidikan penalaran Dalam Sejarah harus berpikir plurikausal, yang menjadi penyebab suatu peristiwa itu banyak hal. Artinya, sejarawan harus berpikir secara multidimensi, melihat segala sesuatu dari banyak segi, dan haus bersabar. 

3.     Sejarah sebagai pendidikan politikPada zaman Orde Lama ada indoktrinasi melalui sekolah.  Tujuan dari pendidikan politik ialah dukungan atas politik kekuasaan dengan mendorong perbuatan-perbuatan revolusioner dan menyingkirkan kaum kontrarevolusi.  Zaman Orde Baru kita mengenal penataran-penataran dengan tujuan pembangunan.  Tentu saja tujuan, intensitas, dan materi berbeda-beda, tetapi semua dapat dimasukkan dalam pendidikan politik.  Hal ini bertujuan untuk mengenalkan ideology Negara serta hak dan kewajiban warga Negara. Kita dapat menulis sejarah pendidikan politik di Indonesia yang sumbernya berasal dari bahan-bahan tertulis mengenai sejarah organisasi yang digunakan oleh para kader.

Page 31: Bab 1 hakikat ilmu sejarah

4.     Sejarah sebagai pendidikan kebijakan    Untuk menentukan suatu kebijakan dibutuhkan pandangan tentang lingkungan alam, masyarakat dan sejarah.  Sementara lingkungan alam dapat dipenuhi oleh ilmu-ilmu lingkungan dan masyarakat oleh ekonomi, sosiologi, antropologi dan politik, pandangan berdasar waktu hanya dapat dipenuhi oleh sejarah Misalnya, kita akan membuat peraturan tentang otonomi daerah.  Kita tidak akan tahu hasilnya, andaikata undang-undang tentang otonomi dibuat tanpa mengetahui kebijakan serupa di masa lampau5.     Sejarah sebagai pendidikan masa depan  Indonesia dapat belajar dari negara-negara yang telah maju dalam bidang-bidang tertentu.  Contohnya, dari negara-negara yang sudah memasuki pascaindustrial, ditandai dengan semakin banyaknya jaminan social dan menghilangnya proletariat, Indonesia dapat belajar dalam pengelolaan masyarakat. Kita harus banyak membaca sejarah negara-negara lain, bukan karena teknologinya yang lebih maju yang dengan mudah dapat diserap, tetapi yang lebih penting ialah belajar organisasi sosialnya. Kita juga bisa belajar bagaimana dalam waktu yang relatif singkat dapat mengangkat ekonomi bumiputra.6.     Sejarah sebagai pendidikan keindahan    Saat membaca sejarah Indonesia, kita diminta untuk membuka hati dan perasaan, sehingga timbul rasa bangga dan cinta terhadap sejarah tanah air. 7. Sejarah sebagai ilmu bantu

Page 32: Bab 1 hakikat ilmu sejarah