28
PERKEMBANGAN MASYARAKAT INDONESIA MASA ORDE BARU Proses Pertumbuhan dan Mobilitas Penduduk Indonesia Wilayah Luas (km 2 ) 1961 1971 1980 1990 Sumatra Jawa Nusa Tenggara Kalimantan Sulawesi Maluku Papua 473.481 132.186 88.488 548.005 189.216 74.505 421.981 29 467 71 7 31 12 - 38 564 85 9 37 15 2 52 676 91 12 46 19 3 77 814 115 17 66 25 4 Indonesia 1.927.8 50 62 77 93 Perkembangan Tingkat Kepadatan Penduduk Indonesia 1961-1990

Bab 1.perkemb masy ind ms orba

Embed Size (px)

Citation preview

PERKEMBANGAN MASYARAKAT INDONESIA MASA ORDE BARU

PERKEMBANGAN MASYARAKAT INDONESIA MASA ORDE BARU Proses Pertumbuhan dan Mobilitas Penduduk IndonesiaWilayahLuas (km2)1961197119801990Sumatra JawaNusa TenggaraKalimantanSulawesiMalukuPapua 473.481132.18688.488548.005189.21674.505421.981294677173112-385648593715252676911246193778141151766254Indonesia 1.927.86250627793

Perkembangan Tingkat Kepadatan Penduduk Indonesia 1961-1990

Perkembangan Jumlah Penduduk Indonesia Tahun 1600 hingga 1990

Untuk mengendalikan laju pertambahan penduduk, sejak pemerintahan Orde Baru, pemerintah mengeluarkan kebijakan tentang pembatasan jumlah angka kelahiran melalui program Keluarga Berencana (KB). Program Keluarga Berencana (KB) sebagai kebijakan kependudukan nasional telah dicanangkan sejak tahun 1969. Tujuan kebijakan kependudukan ini adalah untuk mengatur jumlah penduduk dan kualitasnya sehingga kemakmuran diharapkan dapat meningkat.Program Keluarga Berencana

Sejak program KB dilaksanakan telah terjadi penurunan laju pertumbuhan penduduk, yang terutama disebabkan oleh penurunan tingkat kelahiran Penurunan laju pertumbuhan penduduk juga diikuti peningkatan kualitas SDM yang lain tercermin dari meningkatnya derajat kesehatan, gizi, & pendidikan masyarakat Usia harapan hidup meningkat dari 41,0 th, pada 1960 menjadi 66,2 th pada 2000 Angka kematian bayi menurun dari 159 menjadi 48 per 1.000 kelahiran hidup

Jumlah Angka Kematian Bayi Indonesia Diantara Negara-negara ASEANNo.Angka kematian bayiJumlah (per 1000 penduduk)1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.Brunai DarusalamFilipinaIndonesiaKambojaLaosMalaysiaMyanmarSingapuraThailandVietnam1526469510489022030

Sumber: Biro Pusat Statistik

Jumlah dan Prosentase Penduduk Miskin Indonesia 1976-1990

Sumber: Indonesia Heritage, 2002

Mobilitas Penduduk Indonesia Terkonsentrasi pada daerah Jawa. Jumlah penduduk yang semakin besar mengakibatkan kepadatan penduduk yang terus meningkat, justru terjadi di daerah yang telah padat penduduknya, terutama di Pulau Jawa dan daerah perkotaan Tidak meratanya persebaran penduduk dan kurang terarahnya mobilitas penduduk terkait erat dengan ketidakseimbangan persebaran sumberdaya dan hasil pembangunan

Persebaran Kepadatan Penduduk Indonesia Tahun 1990

Sumber: Indonesia Heritage, 2002

Kepadatan Penduduk dan Arus Migrasi Antar Pulau di Indonesia

Sumber: Indonesia Heritage

Terkait dengan masalah ini, salah satu kebijakan pemerintah adalah dengan melaksanakan program transmigrasi Menurut Undang-Undang No. 3 Tahun 1972 berhubungan dengan: Pemindahan atau perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain yang masih termasuk wilayah Indonesia Perpindahan penduduk ke daerah transmigrasi yang dilakukan secara suka rela dan diatur oleh pemerintah

Perkembangan Transmigrasi Indonesia Sebagai Bentuk Mobilitas PendudukKeluarga Transmigran yang Dibiayai PemerintahKeluarga Transmigran SwakarsaKolonisasiRepelita IRepelita IIRepelita IIIRepelita IVRepelita VKolonisasiRepelita IRepelita IIRepelita IIIRepelita IVRepelita VPeriodeKeluargaPeriodeKeluarga1

234561905-19411950-19681969/70-1973/741974/75-1978/791979/80-1983/841984/85-1988/891989/90-1993/94135.00691.65627.87865.474371.668228.42277.4851

234561905-19411950-19681969/70-1973/741974/75-1978/791979/80-1983/841984/85-1988/891989/90-1993/948.994370.54818.39017.485163.806521.728138.555

Proses Perkembangan Masyarakat Intelektual Indonesia Masa pencerahan intelektual di Indonesia baru terjadi pada awal abad ke-20. Ditandai dengan munculnya Boedi Oetomo, Perhimpunan Indonesia dan diteruskan dengan bangkitnya kelompok pelajar dari seluruh Indonesia yang berani menggagas & mendeklarasikan satu Indonesia dalam satu bahasa, satu bangsa dan satu tanah air. Peristiwa yang kemudian lebih dikenal dengan sumpah pemuda 28 Oktober 1928

Pada masa-masa awal kemerdekaan Indonesia, kelompok intelektual semakin berkembang dan diberi ruang gerak oleh pemerintah yang berkuasa. Tetapi sayang, perkembangan demikian itu akhirnya mati ketika Demokrasi Terpimpin diterapkan di Indonesia tahun 1959 oleh Bung Karno sendiri. Pemikiran, bahkan juga fisik kaum intelektual dipenjarakan. Akhirnya, banyak intelektual yang terpinggirkan bahkan dikejar dan menjadi buronan kekuasaan atau pemerintah Kemerosotan tajam intelektual mengalami tingkat kesuraman yang cukup memprihatinkan pada era Orde Baru, terutama pada masa-masa pertengahan dan akhir rezim Soeharto yang terkenal otoriter dan militeristik

Meski dari segi kuantitas jumlah sekolah, universitas dan jumlah orang yang mengenyam pendidikan dari berbagai jenjang meningkat tajam dibanding periode sebelumnya, tetapi tumbuhnya aktivitas kaum intelektual yang kritis dan aspiratif dianggap sebagai momok dan musuh kekuasaan sehingga perlu diberangus Pada masa reformasi harapan bagi bangkitnya intelektual Indonesia kembali bersinar. Koran, majalah, tabloid dan lain-lain tumbuh bak jamur di musim hujan. Muncul pula editor, jurnalis, sastrawan, penulis, pengamat dan budayawan muda usia, memenuhi ruang publik dengan karya-karya mereka.

Jaringan intelektual, LSM dan kelompok intelektual dengan beragam disiplin ilmu bermunculan. Banyak suara kritis terhadap pemerintah atau otoritas apa pun yang berkuasa terdengar nyaring Permasalahan baru ternyata muncul. Banyak pihak yang menilai bahwa kaum cerdik pandai di Indonesia saat ini lebih asyik dan hanya pandai berdebat saja tanpa memberi manfaat bagi masyarakat

Tingkat Pendidikan Penduduk IndonesiaNo.Pendidikan 1971 (%)1980 (%)1990 (%)1.2.3.4.5.6.7.Tidak sekolahTidak tamat SDSDSMPSMAAkedemiPerguruan Tinggi40,433,3019,604,402,0-0,3027,5041,0020,606,004,400,400,50-7,6036,2012,5011,900,600,90

Sumber: Biro Pusat Statistik

Dampak Revolusi Hijau dan Industrialisasi di IndonesiaMerupakan perubahan dalam produksi pertanian dengan dikembangkannya biji padi dan gandum unggul yang dapat memberi hasil panen berlipat ganda dan penerapan air dan pupuk dalam jumlah besar. Dimulai pada tahun 1960-an. PengertianMenyediakan bahan pangan yang diperlukan guna mengatasi bahaya kelaparan (kekurangan pangan) terutama yang terjadi di negara2 Dunia Ketiga (negara2 berkembang & miskin) di Asia & Afrikatujuan

Dampak Revolusi Hijau di Indonesia Konsep revolusi hijau dikenal dengan Bimas. Revolusi hijau di Indonesia, tidak hanya diarahkan pada upaya mengembangkan varietas unggul biji- bijian melainkan juga tanam-tanaman produktif lainnya. Untuk mencapai maksud tersebut pemerintah menggalakkan program intensifikasi, ekstensifikasi, diversifikasi & rehabilitasi pertanian Tahun 1965 muncul varietas padi sawah pertama yaitu PB-5 & PB-8 (merupakan pengembangan dari jenis IR- 5 & IR-8). Keistimewaan jenis baru ini adalah: berproduksi tinggi, responsif terhadap pemupukan, & masa tanam pendek. Jenis lainnya adalah Cisadane

Dampak Revolusi Hijau Terhadap Peningkatan Produksi Pangan Tahun 1960-an akhir hingga awal 1990-an Indonesia termasuk salah satu negara yang berhasil mengantar sektor pertanian terutama beras dari kekurangan menuju swasembada Tahun 1980 hingga tahun 1985 Indonesia mencatatkan diri sebagai negara pegekspor beras

Produksi Beras di Indonesia, 1989-1994

Tetapi memasuki akhir tahun 1995 hingga sekarang, Indonesia justru menjadi negara pengimpor beras. Mengapa??Produksi Beras dan Impor Indonesia 1995-2002 TahunProduksi (ribu ton)Impor (ribu ton)1995199619971998199920002001200232.33433.21631.20631.11832.14832.04031.89132.1303.1041.090 4066.0774.1831.5121.3843.707Rata-rata1995-20021998-200232.25231.8651.5033.373

Dampak Revolusi Hijau Terhadap perubahan teknologi Penerapan teknologi secara tidak layak menyebabkan terganggunya ekosistem tanah & lingkungan Penerapan berbagai teknologi dalam pertanian tanaman pangan telah menyebabkan keberadaan pertanian tradisional yang padat karya menjadi terpinggirkan Penerapan rekayasa genetik telah memunculkan berbagai jenis tanaman baru yang memiliki karakteristik berbeda dengan tanaman sejenis

Jenis tanaman hasil rekayasa genetik inilah yang kemudian banyak dianjurkan untuk dipilih petani, dengan alasan ia memiliki banyak keunggulan. Akibatnya, petani beralih dari penggunaan bibit lokal atau tradisional ke bibit hasil rekayasa genetik yang sebenarnya sangat rawan penyakitDampak Revolusi Hijau Terhadap lingkungan Pemupukan yang lebih mementingkan unsur nitrogen untuk mempercepat produksi tanaman pangan telah menimbulkan ketimpangan dalam hal unsur hara tanah, menyebabkan tercemarnya air tanah dan pemasaman tanah

Teknik monokultur ganda merusak keanekaragaman biologi, yaitu rusaknya genetik Inovasi bibit unggul banyak menghilangkan plasma nutfah lokal Pupuk kimia semakin mengeraskan tanah dan membunuh bahan organik tanah. Ternak dan kompos organik juga mulai ditinggalkan petani Pestisida kimia banyak membunuh predator alami, bahkan bisa membahayakan manusia sendiri

Dampak lainnya Produk pangan terasuki zat atau materi kimia berbahaya akibat penggunaan pestisida, insektisida, & herbisida yang berlebih & sering Penanaman jenis tanaman pangan seperti padi dan gandum secara monokultur dengan varietas yang sama atau yang secara genetik sekeluarga telah menimbulkan epidemi hama dan penyakit Mengurangi keanekaragaman tanaman pangan Revolusi hijau makin melebarkan gap antara petani yang mengusahakan lahan beririgasi dengan petani subsistem di daerah tanah tadah hujan terutama di lahan atas dan lahan rawa.

Respon Masyarakat Indonesia Terhadap Perubahan Dunia ke Arah Globalisasi di Bidang TeknologiRespon Positif Diwujudkan dalam bentuk pemanfaatan dan pengembangan teknologi tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Baik pemerintah, dunia bisnis maupun individu-individu telah memanfaatkan berbagai kemajuan teknologi dunia. Akan tetapi jika dibandingkan dengan besarnya jumlah penduduk, pemanfaatannya belum maksimal

Respon Negatif Pada masa orde baru, pemerintah cenderung bersikap represif terhadap berkembangnya teknologi informasi. Pemerintah cenderung curiga dan khawatir terhadap perkembangan teknologi bidang informasi ini dsebabkan karena pemerintah khawatir hal itu akan dimanfaatkan bagi pihak-pihak tertentu dalam negara untuk kritis terhadap pemerintahan

Pemerintahan era reformasi, masih juga menunjukkan sikap yang gagap terhadap keberadaan dan perkembangan teknologi informasi. Hal ini diantaranya terlihat dari dikeluarkannya Keputusan Presiden (Kepres) No. 96 Tahun 2000 yang berisi larangan masuknya investor asing di bidang industri multimedia Dalam tataran masyarakat, globalisasi menimbulkan perlawanan dalam bentuk aksi-aksi demonstrasi menentang dampak globalisasi