51
1 Bab 4. Konsep komunitas dalam ekosistem 1. Konsep komunitas biotik 2. Intrakomunitas & konsep dominan 3. Analisis komunitas 4. Keragaman jenis dalam komunitas 5. Interaksi antar spesies 6. Pola dalam komunitas 7. Ekotone & konsep pengaruh tepi bab 4: komunitas

Bab 4. komunitas

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bab 4. komunitas

1

Bab 4. Konsep komunitas dalam ekosistem

1. Konsep komunitas biotik2. Intrakomunitas & konsep dominan3. Analisis komunitas4. Keragaman jenis dalam komunitas5. Interaksi antar spesies6. Pola dalam komunitas7. Ekotone & konsep pengaruh tepi

bab 4: komunitas

Page 2: Bab 4. komunitas

2

1. Konsep komunitas biotik

Definisi:Kumpulan beberapa populasi yang hidup pada daerah/habitat yang sama dan menjadi satu kesatuan yang terorganisir.

Memiliki sifat tambahan dan fungsi melalui transformasi metabolik (dalam satuan ekosistem)

bab 4: komunitas

Page 3: Bab 4. komunitas

3

1. Konsep komunitas biotik

Istilah komunitas dipakai secara luas, dari beberapa biota yang hidup di batang kayu, sampai yang hidup di hutan dan lautan

Komunitas utama/mayor adalah komunitas yang hadir dalam jumlah besar dan mereka relatif tidak tergantung pada masukan/hasil dari komunitas lain di sekitarnya

Komunitas minor adalah komunitas yang bergantung pada masukan/hasil dari komunitas lain di sekitarnya.

bab 4: komunitas

Page 4: Bab 4. komunitas

4

1. Konsep komunitas biotik

Komunitas merupakan satu kesatuan dalam: Fungsional terkait dengan struktur trofik dan arus

energi Komposisional terkait dengan peluang spesies

tertentu dapat hidup berdampingan Konsep komunitas menjadi penting untuk

menjelaskan keragaman spesies yang biasanya hidup bersama di dalam tata aturan tertentu. Hal ini karena organisme tidak begitu saja tersebar di permukaan bumi.

bab 4: komunitas

Page 5: Bab 4. komunitas

5

1. Konsep komunitas biotik

Komunitas satu dan lainnya dapat dibedakan apabila habitat komunitas tersebut memperlihatkan perubahan yang tajam, atau perubahan akibat interaksi dalam komunitas

Konsep komunitas sangat penting dalam praktek pengendalian organisme seperti: Nyamuk dengan mengatur habitatnya Gulma dengan menggunakan musuh alami

bab 4: komunitas

Page 6: Bab 4. komunitas

6

2. Intrakomunitas & konsep dominan

Tidak semua spesies dalam komunitas memiliki peran, nilai atau arti yang sama.

Hanya beberapa spesies yang berperan sebagai pengendali utama komunitasnya.

Pengendalian ini dapat berupa jumlah yang banyak, biomas/produktivitas yang besar atau dengan kegiatan lainnya.

bab 4: komunitas

Page 7: Bab 4. komunitas

7

2. Intrakomunitas & konsep dominan

Klasifikasi intrakomunitas berupaya menilai pentingnya suatu spesies dalam komunitas berdasarkan: Tingkat makanan/trofik Fungsional:produsen, makro konsumen, mikro

konsumen. Dalam masing masing kelompok (tingkatan

tropik maupun fungsional) terdapat spesies yang sangat mempengaruhi arus energi dan lingkungan dari semua spesies.

Spesies ini disebut DOMINAN EKOLOGI bab 4: komunitas

Page 8: Bab 4. komunitas

8

2. Intrakomunitas & konsep dominan

Kekayaan spesies (species richness) Derajat dominansi dapat terpusat pada satu

atau lebih spesies dan dinyatakan dengan indeks dominansi.

Beberapa indeks: Dominansi (C) Kesamaan (S) antar dua komunitas Diversitas: Shannon Wiever (H’), Evenness (E)

Simpson (D)

bab 4: komunitas

Page 9: Bab 4. komunitas

2. Intrakomunitas & konsep dominan

Contoh dalam satu komunitas tersusun dari spesies: Jumlah individu Spesies A 104 Spesies B 71 Spesies C 19 Spesies D 5 Spesies E 3

Berapa total individu, kekayaan spesies dan indek diversitas Simpson (D) dari komunitas tersebut ? bab 4: komunitas 9

Page 10: Bab 4. komunitas

2. Intrakomunitas & konsep dominan

Total Individu= (104+19+71+5+3)=202 Kekayaan spesies : 5 (spesies A,B,C,D dan E) Indeks diversitas Simpson: D=1-Σ (pi) 2

PA=104/202=0.51 PB=19/202=0.09

PC=71/202=0.35 PD=5/202=0.03PE=3/202=0.02

D=1-{(0.51)2+(0.09)2+(0.35)2+(0.03)2+(0.02)2}

D=1-0.40=0.60bab 4: komunitas 10

Page 11: Bab 4. komunitas

11

3. Analisis komunitas

Komunitas dapat diklasifikasi menurut: Habitat fisiknya: hutan tropis, laut, Bentuk/sifat struktur utamanya: spesies dominan,

bentuk hidupnya dan indikasi lain. Sifat atau tanda fungsional:tipe metabolisme

komunitas. Tidak ada peraturan yang pasti dalam

mengklasifikasikan komunitas, tetapi klasifikasi berdasarkan fungsional akan memberikan gambaran lebih baik untuk membandingkan semua komuntas dalam habitat yg sgt berlainan (daratan, laut, air tawar).

bab 4: komunitas

Page 12: Bab 4. komunitas

12

3. Analisis komunitas

Klasifikasi komunitas pada daerah geografis tertentu dapat digunakan dengan dua cara: pendekatan zonasi Pendekatan gradien lingkungan

Ordinasi Kontinuum: gradien lingkungan yang

dihuni oleh spesies yang tertata

bab 4: komunitas

Page 13: Bab 4. komunitas

13

3. Analisis komunitas

Cara yang paling baik untuk menyebut suatu komunitas adalah berdasarkan beberapa sifat yang jelas, mantap baik hidup maupun mati sebagai nama komunitas.

Seperti komunitas jeram, pelagik, pantai pasir.

Pada komunitas binatang memberian nama akan bermasalah karena komunitas binatang jarang yang dominan dalam waktu lama.

bab 4: komunitas

Page 14: Bab 4. komunitas

14

4. Keragaman spesies dalam komunitas

Komunitas tersusun dari: Spesies yang hadir dalam jumlah banyak,

dengan biomas/produktivitas yang besar atau indikasi lainnya, mempunyai nilai penting yang besar dan disebut SPESIES DOMINAN

Spesies yang jarang (hadir dengan jumlah sedikit) mempunyai nilai penting yang kecil.

bab 4: komunitas

Page 15: Bab 4. komunitas

15

4. Keragaman spesies dalam komunitas

Dalam komunitas, dr slrh jumlah spesies dalam komponen trofik atau dlm komunitas secara keseluruhan: Spesies yang dominan, persentasi jenisnya

kecil (jumlah spesiesnya sedikit), sebagian bsr bertanggung jawab pada arus energi pada tiap kelompok trofik.

Spesies yang jarang dominansi jenis, persentasi jenis besar (jumlah spesiesnya besar), sebagian besar bertanggung jawab terhadap (menentukan) keragaman jenis dr kelompok2 trofik dan seluruh komunitas.

bab 4: komunitas

Page 16: Bab 4. komunitas

16

4. Keragaman spesies dalam komunitas

Keragaman komunitas dinyatakan dalam indeks keragaman diperoleh dari membagi jumlah spesies dengan nilai penting (jumlah, biomasa, produktivitas) dari masing masing spesies dalam komunitas (indeks keragaman spesies).

Keragaman jenis akan cenderung: Rendah pada ekosistem yang dikendalikan

oleh faktor fisik kimia (lingk fisik yg keras, pencemaran, tekanan-tekanan lain).

Tinggi pada ekosistem-ekosistem yang dikendalikan oleh faktor biotik.

bab 4: komunitas

Page 17: Bab 4. komunitas

17

4. Keragaman spesies dalam komunitas

Hubungan antara jumlah spesies dan nilai penting (jumlah individu, biomas, produktivitas, indikasi lain) dapat digambarkan seperti kurva cekung.

Hubungan2 jumlah jenis scr kuantitatif sangat beragam (tekanan fisik, pengurangan spesies, kepentingan, dominansi spesies, dll)

Lihat Gbr 6.4 Odum, 1994 hal 184) Dua pendekatan dalam menganalisis keragaman

bertujuan untuk: Membandingkan antara pola, bentuk, persamaan

kurva dari berbagai spesies. Membandingkan antara indeks keragaman.

bab 4: komunitas

Page 18: Bab 4. komunitas

4. Keragaman spesies dalam komunitas

Keragaman spesies mempunyai sejumlah komponen yang dapat memberi reaksi secara berbeda-beda terhadap faktor geografis, perkembangan atau fisik.

bab 4: komunitas 18

Page 19: Bab 4. komunitas

19

4. Keragaman spesies dalam komunitas

Keragaman spesies terdiri atas dua komponen: Kekayaan spesies atau KOMPONEN VARIETAS

dinyatakan dengan jumlah seluruh spesies (S) dan jumlah seluruh nilai penting (N). Indeks spesies: jumlah spesies per satuan area.

Kesama-rataan/kemerataan atau EQUITIBILITAS. Pembagian individu-individu yang merata antar spesies. Dinyatakan dengan indeks kemerataan (evenness).

bab 4: komunitas

Page 20: Bab 4. komunitas

20

4. Keragaman spesies dalam komunitas

Indeks keragaman dapat digunakan untuk membandingkan satu komunitas dengan komunitas lainnya.

Keragaman mengungkapkan kemungkinan terjadinya sistem umpan balik (feed back), karena pada komunitas dengan keragaman tinggi, rantai makanannya lebih panjang, lebih kompleks, akan memberi kemungkinan untuk terjadinya umpan balik untuk mengendalikan perubahan.

bab 4: komunitas

Page 21: Bab 4. komunitas

21

4. Keragaman spesies dalam komunitas

Pada ekosistem yang mantap akan diperoleh komunitas dengan keragaman yang tinggi, karena energi yang tersedia akan lebih banyak digunakan untuk memelihara keragaman spesies daripada untuk memelihara ekosistem.

Sebaliknya, pada ekosistem yang sering mengalami guncangan (faktor fisik-kimia) secara periodik akan diperoleh komunitas dengan keragaman rendah.

bab 4: komunitas

Page 22: Bab 4. komunitas

22

4. Keragaman spesies dalam komunitas

Keragaman cenderung akan tinggi pada komunitas yang berumur tua daripada yang berumur muda, karena terjadinya proses evolusi.

Kemantapan suatu komunitas lebih bergantung pada keragaman daripada produktivitas.

bab 4: komunitas

Page 23: Bab 4. komunitas

23

4. Keragaman spesies dalam komunitas

Keragaman komunitas sangat dipengaruhi oleh hubungan fungsional, seperti: penggembalaan yang berlebihan pada satu sisi

akan mengurangi jumlah spesies rumput yang dimakan dan memberi peluang pada spesies rumput lainnya yang tidak dimakan untuk tumbuh lebih subur.

Keragaman spesies sessil pada batuan di daerah pasang surut di daerah tropis lebih tinggi karena adanya spesies pemangsa yang memakan spesies sessil (Paine, 1966).

bab 4: komunitas

Page 24: Bab 4. komunitas

24

4. Keragaman spesies dalam komunitas

Keragaman dipakai dalam menganalisis pengaruh aktivitas manusia pada ekosistem: Pengaruh pestisida pada komunitas arthropoda.

Apabila pestisida membunuh spesies dominan maka tingkat kemerataan dalam komunitas akan meningkat. Penyemprotan yang dilakukan selama 10 hari, mengakibatkan depresi selama 2 minggu dan guncangan dalam komunitas selama 2 minggu.

bab 4: komunitas

Page 25: Bab 4. komunitas

25

4. Keragaman spesies dalam komunitas

Pengaruh buangan limbah di muara mengakibatkan menurunannya keragaman benthos dari 40 spesies menjadi tinggal 10 spesies.

bab 4: komunitas

Page 26: Bab 4. komunitas

bab 4: komunitas 26

5. Interaksi antar dua spesies

Dua spesies dapat berinteraksi: Neutralism [ 0 0] Kompetisi :

• Persaingan yang saling menghambat [ - -]• Persaingan menggunakan sumberdaya [ - -]

Amensalism [ - 0] Parasitism [- +] Predation [- +] Komensalis [+ 0] Mutualism :

• Proto-kooperation (fakultatif = tidak wajib) [++]• Mutualism (obligate = wajib) [+ + ]

Page 27: Bab 4. komunitas

5. Interaksi antar dua spesies

Neutralism adalah interspesifik interaksi yang paling banyak. Dua spesies yang tidak saling mempengaruhi.

Interaksi ini terjadi secara tidak langsung atau karena kecelakaan

Contoh: tarantula dan kaktus yang hidup di padang pasir

bab 4: komunitas 27

Page 28: Bab 4. komunitas

5. Interaksi antar dua spesies Kompetisi terjadi ketika dua individu

menggunakan sumberdaya alam yang sama namun tersedia dalam jumlah terbatas. Sumber daya dapat berupa mangsa, air, cahaya, nutrient, tempat bersarang.

Kompetisi antar individu dari spesies yang sama (dalam populasi) disebut intra spesifik dan dari spesies yang berbeda (dalam komunitas) disebut interspesifik.

bab 4: komunitas 28

Page 29: Bab 4. komunitas

5. Interaksi antar dua spesies

bab 4: komunitas 29

Contoh interaksi Paramecium aurelia dengan P. caudatum

Page 30: Bab 4. komunitas

5. Interaksi antar dua spesies

Amensalism: interaksi yang terjadi ketika satu individu menderita sementara yang satunya tidak mendapat pengaruh.

Contoh: Tumbuhan Redwood yang menghasilkan allelopathy (racun) membunuh moluska dan intertidal organisme

bab 4: komunitas 30

Page 31: Bab 4. komunitas

5. Interaksi antar dua spesies Parasitism: interaksi antara parasit

(organisme yang mengambil makanan dari organisme lain yang menjadi tempat hidupnya) dengan inangnya.

Parasit mengambil keuntungan dari inangnya (di luar tubuh: ektoparasit, di dalam tubuh : indoparasit).

bab 4: komunitas 31

Page 32: Bab 4. komunitas

5. Interaksi antar dua spesies

Predasi :hubungan predator dengan mangsanya berlangsung dalam kurun waktu lama dan melibatkan co-evolusi

Predator dapat menjadi density-dependent mortality factor bagi populasi mangsa (prey).

Mangsa (prey) dapat merupakan faktor pembatas limiting resource bagi predator.

bab 4: komunitas 32

Page 33: Bab 4. komunitas

5. Interaksi antar dua spesies

bab 4: komunitas 33

Page 34: Bab 4. komunitas

5. Interaksi antar dua spesies

Komensalism is interaksi interspesifik satu mendapat keuntungan dan yang lainnya tidak terpengaruh.

Komensalism sangat umum ditemukan di alam seperti burung yang bersarang di pohon.

bab 4: komunitas 34

Page 35: Bab 4. komunitas

5. Interaksi antar dua spesies

Ikan anemone yang hidup pada tentakel anemone. Ikan memiliki membran mucus yang membuatnya immun terhadap bau dari anemone serta mendapat perlindungan.

bab 4: komunitas 35

Page 36: Bab 4. komunitas

5. Interaksi antar dua spesies Mutualism interaksi interspesifik dua

spesies yang keduanya mendapat keuntungan.

Contoh: tumbuhan berbunga dengan serangga penyerbuk (pollinator) dapat bersifat fakultatif

Termites dengan protozoa endosymbiotik (bersifat obligate)

Manusia dengan binatang peliharaan (kebanyakan bersifat fakultatif dan beberapa obligate) bab 4: komunitas 36

Page 37: Bab 4. komunitas

37

6. Pola dalam komunitas

Pola komunitas adalah struktur yang dibentuk akibat dari: penyebaran spesies dalam komunitas interaksi organisme dengan lingkungannya

Pola penataan dan kegiatan dalam komunitas juga berperan dalam menjaga kemantapan komunitas

bab 4: komunitas

Page 38: Bab 4. komunitas

38

6. Pola dalam komunitas

Pola dalam komunitas dibedakan: Stratifikasi Zonasi Perioditas kegiatan Reproduktif Sosial Ko-aktif (persaingan, antibiosis, mutualisme) Stochastik(kakas acak).

bab 4: komunitas

Page 39: Bab 4. komunitas

39

6. Pola dalam komunitas

Pola stratifikasi terlihat pada: komunitas tumbuhan di hutan herba, semak

dan pohon bawah tajuk. Komunitas ikan di danau, laut yang terkait

dengan temperatur, kandungan oksigen atau pencahayaan.

Pola zonasi terlihat pada: Komunitas spesies yang hidup di laut

intertidal (pasang surut), litoral (permukaan terbuka), dan abysal (laut dalam).

bab 4: komunitas

Page 40: Bab 4. komunitas

40

6. Pola dalam komunitas

Pola perioditas kegiatan terlihat: pada komunitas zooplankton di danau

dan laut. Zooplankton migrasi pada malam hari ke permukaan air untuk mencari mangsa, turun ke daerah yang lebih dalam untuk menghindari panas.

Organisme yang bersifat noctunal (lebih aktif pada malam hari), organisme crepuscula (aktif pada senja hari).

bab 4: komunitas

Page 41: Bab 4. komunitas

41

6. Pola dalam komunitas

Pola reproduktif terlihat pada: Komunitas burung migrasi mencari

tempat untuk bertelur. Komunitas ikan migrasi ke daerah

estuaria untuk memijah Pola sosial terlihat pada:

Komunitas monyet yang berkelompok untuk mempertahankan daerah teritorialnya.

bab 4: komunitas

Page 42: Bab 4. komunitas

42

6. Pola dalam komunitas

Pola ko-aktif terlihat pada: Komunitas yang hidup bersama secara

mutualisme, persaingan atau dengan interaksi lainnya.

Pola stochastik terlihat pada: Komunitas yang tertata secara

acak/random. Namun jarang sekali ditemukan di alam.

bab 4: komunitas

Page 43: Bab 4. komunitas

43

7. Ekotone & konsep pengaruh tepi

Ekotone adalah komunitas peralihan yang terdapat pada antara dua atau lebih komunitas yang berbeda.

Komunitas hutan dan komunitas rumput, komunitas yang hidup di batuan dengan yang hidup di sedimen di dasar laut, komunitas yang hidup di estuaria (perairan tawar dan laut).

bab 4: komunitas

Page 44: Bab 4. komunitas

44

7. Ekotone & konsep pengaruh tepi

Komunitas ekotone biasanya terdiri atas: spesies dari masing masing komunitas yang berbeda ditambah dengan spesies yang khas yang hanya ditemukan pada daerah ekotone.

Komunitas ekotone memiliki jumlah spesies dan kerapatan populasi lebih tinggi daripada di masing-masing komunitas yang berbeda.

Kecenderungan untuk meningkatnya keragaman spesies pada ekotone disebut dengan pengaruh tepi “EDGE EFFECT”

bab 4: komunitas

Page 45: Bab 4. komunitas

45

7. Ekotone & konsep pengaruh tepi

Komunitas sering kali berubah-ubah secara perlahan mengikuti perubahan gradien lingkungan fisik atau secara mendadak.

Pada perubahan yang mendadak akan terbentuk pada daerah/jalur tegangan persaingan antara dua komunitas.

bab 4: komunitas

Page 46: Bab 4. komunitas

46

7. Ekotone & konsep pengaruh tepi

Komunitas yang ditemukan di jalur ini memberi sifat-sifat tambahan pada komunitas ekotone.

Komunitas yang menghabiskan seluruh atau sebagain besar masa hidupnya di daerah pertemuan/peralihan antar dua komunitas yang berbeda disebut KOMUNITAS TEPIAN.

bab 4: komunitas

Page 47: Bab 4. komunitas

47

7. Ekotone & konsep pengaruh tepi

Tepian hutan merupakan ekotone antara komunitas hutan dengan komunitas rumput dan semak.

Keberadaan manusia di hutan: bila di tepian hutan mereka akan

mempertahankan komunitas tepian hutan Bila di dalam hutan mereka akan membuka

hutan menjadi habitat-habitat kecil yang dikelilingi oleh padang rumput, semak atau tanaman.

bab 4: komunitas

Page 48: Bab 4. komunitas

48

7. Ekotone & konsep pengaruh tepi

Organisme yang mampu hidup di ekotone buatan seperti gulma, serangga, burung dan mamalia.

Jumlah mereka akan meningkat dan penyebarannya akan meluas akibatnya daerah yang dihuni akan menjadi lebih besar.

bab 4: komunitas

Page 49: Bab 4. komunitas

49

7. Ekotone & konsep pengaruh tepi

Kepadatan burung di daerah lingkungan campuran seperti di permukiman, kampus, akan lebih tinggi dibandingkan dengan di hutan.

Kepadatan populasi burung meningkat di kota-kota pinggiran hutan.

Peningkatan jumlah spesies dalam ekotone tidak bersifat universal. Seperti jumlah spesies tumbuhan di daerah tepian hutan menurun.

bab 4: komunitas

Page 50: Bab 4. komunitas

7. Ekotone & konsep pengaruh tepi

bab 4: komunitas 50

Page 51: Bab 4. komunitas

7. Ekotone & konsep pengaruh tepi

bab 4: komunitas 51