26
Seri Panduan Pemetaan Partisipatif No. 7 ini, 7 PEMETAAN DENGAN KOMPAS Pola dasar pemetaan dengan kompas Persiapan pemetaan Alat-alat yang digunakan Pelaksanaan pemetaan Menggambar peta dan menghitung luas

Bab 7: Pemetaan dengan Kompas

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bab 7:   Pemetaan dengan Kompas

Seri Panduan Pemetaan

Partisipatif No. 7 ini,

7PEMETAAN

DENGAN

KOMPAS

Pola dasar pemetaan dengan

kompas

Persiapan pemetaan

Alat-alat yang digunakan

Pelaksanaan pemetaan

Menggambar peta dan

menghitung luas

Page 2: Bab 7:   Pemetaan dengan Kompas

MEMPERKENALKAN IDE

PEMETAAN

KESEPAKATAN-KESEPAKATAN

KAMPUNG YANG PENTING

PELATIHAN TEHNIK PEMETAAN

PERENCANAAN KEGIATAN

MEMETAKAN PENGETAHUAN

LOKAL / SURVEY PEMETAAN

MENGGAMBAR PETA

MEMAHAMI PEMETAAN

PARTISIPATIF

TAHAPAN KEGIATAN PEMETAAN PARTISIPATIF

“Kompas adalah alat

sangat berguna dalam

membuat peta. Cara

menggunakannya pun

sangat mudah. Hanya

perlu sedikit ketekunan

untuk mempelajari cara

menggunakan kompas

secara efektif”

Seri Panduan Pemetaan

Partisipatif No. 7 ini menjelaskan tentang:

! Cara mempersiapkan

tim pemetaannya

! Alat-alat yang

diperlukan

! Cara mengambil data

survey dengan kompas

! Cara menghitung

angka hasil pengambilan

data dengan

menggunakan kompas

! Cara menggambar

MEMERIKSA PETA, PENGESAHAAN

PETA DAN PENYUSUNAN

Untuk lebih memahami tahap-tahap pemetaan partisipatif,

lihat juga bagan pada bagian belakang kotak kemasan Seri

Panduan Pemetaan Partisipatif ini

Page 3: Bab 7:   Pemetaan dengan Kompas

Seri Panduan Pemetaan PartisipatifNo. 7 - PEMETAAN DENGAN KOMPAS

Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif (JKPP)

Diterbitkan oleh Garis Pergerakan,

Jalan Cigadung Selatan I No 31

Bandung, 40191

Phone +62 - 22 - 2505531

Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Rahmat Hidayat, dkk

Seri Panduan Pemetaan Partisipatif

Bandung; Garis Pergerakan, 2005

188 hlm.; 14 cm x 21 cm

ISBN: 979-25-4761-4

Cetakan Pertama, Maret 2005

Editor:

Rahmat Hidayat

Wisnu Adhi

Dianto Bachriadi

Penyusun Materi:

Ita Natalia

Restu Achmaliadi

Imam Hanafi

Hilma Safitri

Idham Kurniawan

Albertus Hadi Pramono

Grafis:

Rahmat Hidayat

Terranova Waksman

Page 4: Bab 7:   Pemetaan dengan Kompas

Jenis-Jenis Tranverse

Pemetaan dengan pola

transverse linear dilakukan

dengan cara mengikuti

jalur yang berbentuk garis

seperti jalan atau sungai.

Pemetaan dengan pola

transverse jaringan

dilakukan dengan

membuat beberapa garis

lurus yang sejajar satu

sama lain.

kegunaan transverse

jaringan ini adalah untuk

memetakan begitu banyak

informasi di dalam sebuah

area dengan cara yang

sistematis.

1. Transverse Linear (garis lurus) 2. Transverse Jaringan

Pada Pemetaan Dengan

Kompas (Transverse),

terdapat empat pola

1

Page 5: Bab 7:   Pemetaan dengan Kompas

Pemetaan dengan pola

transverse radial

dilakukan dengan

mensurvey garis-garis

linier (lurus) yang dimulai

pada suatu tempat pusat.

Contoh: Jalan

Pemetaan dengan pola

transverse tertutup ini

dilakukan untuk

menentukan batas suatu

wilayah..

3. Transverse Radial (Jari-jari). 4. Transverse Tertutup (batas).

"... Kenalilah

wilayah Anda!

Tentukan tujuan pemetaan di

wilayah Anda..!

Untuk mudah menentukan Pola”

Masing-masing pola dapat

2

Page 6: Bab 7:   Pemetaan dengan Kompas

Dalam satu tim pemetaan dengan kompas, setidaknya

dibutuhkan empat (4) orang anggota, yaitu : satu (1) orang

pemegang kompas dan klinometer, dua (2) orang yang

melakukan pengukuran jarak, dan satu (1) orang pencatat

Ada baiknya jika kita

menyertakan orang

yang banyak tahu

tentang lokasi yang

Mempersiapkan Tim Pemetaan

Siapa saja, bisa menjadi anggota

tim pemetaan baik itu laki-laki

maupun perempuan

3

Page 7: Bab 7:   Pemetaan dengan Kompas

"Alat Yang Digunakan"

1. Kompas

2. Klinometer

Kompas

penting untuk

menentukan

arah.

Alat ini berguna

untuk menetukan

kemiringan.3. Alat Ukur

Meteran yang digunakan ada baiknya memiliki

panjang 30-50 meter. Kalau tidak memiliki

meteran, dapat digunakan tali panjang yang

diberi tanda setiap meternya.

Kalau memungkinkan (ketersediaan alat), bentuk

beberapa tim pemetaan untuk pembagian tugas.

Ini akan mempercepat kerja pemetaan.

1 meter

4

Page 8: Bab 7:   Pemetaan dengan Kompas

Catatan Kiri Catatan KananPatok

(stasiun)Derajat Depan

(Azimuth)

Derajat Belakang

(back azimuth)

Jarak

(meter)Kemiringan

4. Alat Tulis dan Tabel Data.Ini diperlukan untuk mencatat data

dalam informasi yang didapat.

Untuk memulai pemetaan, kita harus

menentukan titik awal dan dari titik awal

tersebut kita dapat menentukan rute

"Memulai Pemetaan"

Titik awal yang dipilih sebaiknya adalah objek yang mudah

dikenali dan mudah dicari dalam peta topografi. Misalnya,

jembatan atau persimpangan jalan.

Kalau tidak memiliki peta dasar, kita dapat menentukan titik

awal dengan menggunakan GPS

5

Page 9: Bab 7:   Pemetaan dengan Kompas

Mengukur Arah, Jarak,

dan Kemiringan

Untuk mengukur arah dapat dilakukan dengan kompas.

Bidiklah arah dari satu patok ke patok lain dengan

menggunakan kompas.

Ukurlah jarak dari patok satu ke patok lainnya,

dengan menggunakan meteran

Penggunaan

kompas dibahas

pada bab 10

Patok 1 Patok 2

Patok 1 Patok 2

6

Page 10: Bab 7:   Pemetaan dengan Kompas

Ukurlah kemiringan dengan

Sudut Kemiringan

yang diukur

Bidang datar

Bidang miring

Kenapa

kemiringan

Peta merupakan gambar bumi dalam bentuk

datar, sementara permukaan bumi yang asli

bukan merupakan bidang datar karena terdiri

dari gunung dan lembah yang tidak datar.

Untuk itu, permukaan bumi yang miring atau

tidak datar harus dihitung bidang datarnya.

Patok 1

Patok 2

7

Page 11: Bab 7:   Pemetaan dengan Kompas

Masukkan setiap data ke dalam

tabel yang telah dibuat.

Mencatat Data dan Informasi Wilayah

Ingat..!!

Dari data inilah

peta wilayah

akan dibuat.

Catatan Kiri Catatan KananPatok

(stasiun)Derajat Depan

(Azimuth)

Derajat Belakang

(back azimuth)

Jarak

(meter)Kemiringan

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

130

80

100

55

20

330

240

263

293

241

214

310

260

280

235

200

150

320

83

113

61

34

50

45

34.6

42

33

37

23

45

17

53.3

37

0

10

30

0

0

0

0

0

10

38

0

Titik awal di jembatan sungai paku

hutan lindung

hutan lindung, 46 makam keramat

318 makam keramat

padang rumput, sawah

sungai

sawah

212 arah kampung

155 arah kampung

hutan

padang rumput

kembali ke titik awal

-

sungai paku

-

-

-

sungai

-

-

-

-

-

-

Sepanjang perjalanan Kita harus mencatat semua informasi

penting yang terdapat di dalam wilayah kita, seperti

keberadaan makam keramat/leluhur, mata air, sungai, jalan,

Ada beberapa tehnik untuk memcatat informasi wilayah

Mencatat atau Menggambar sketsa dari suatu wilayah yang dilalui

dalam melakukan pemetaan

Menggunakan tehnik persimpangan, yaitu membidik tempat penting

dari dua patok yang berbeda. Ketika menggambar pertemuan kedua

Patok 6

Patok 7 Patok 8

Patok 9

Makam Keramat

8

Page 12: Bab 7:   Pemetaan dengan Kompas

Mengolah Data

1. Mengubah jarak kemiringan

menjadi jarak datar.

Setelah pemetaan dengan kompas selesai, dan

semua data telah dicatat, langkah selanjutnya

adalah mengubah jarak kemiringan menjadi jarak

Untuk

melakukannya,

Jarak datar =

Jarak kemiringan x cosinus (sudut kemiringan).

Tentukan nilai cosinus dari 20 !

- cosinus 20 = 0,9397

- jarak datar = 50 x 0,9397

20Jarak kemiringan = 50

Sudut

Contoh :

TERNYATA MUDAH MENGHITUNGNYA...!!

9

Page 13: Bab 7:   Pemetaan dengan Kompas

Bagaimana

cara

mengetahui

nilai

cosinus?

Selalu

gunakan

kalkulator

untuk

menghitung.

Gunakanlah

tabel kosinus

yang biasa

dimiliki anak

sekolahan!

2. Menentukan skala peta.

Yang pertama-tama harus dilakukan dalam

menggambar peta adalah menentukan skala peta.

SKALA PETA adalah

perbandingan jarak

sebenarnya dengan jarak

yang ada dalam peta.

Penentuan skala ini bertujuan untuk dapat menampung

gambar peta dalam kertas yang tersedia.

Misalnya...

Jarak sari kampung kita ke

kampung tetangga 100 m,

maka jarak di dalam peta

10

Page 14: Bab 7:   Pemetaan dengan Kompas

Cara menentukan besaran skala :

1. Tentukan panjang kertas yang Anda miliki.

2. Perkirakanlah berapa jarak terpanjang dari survey

pemetaan yang Anda lakukan, ubahlah ke dalam sa-

tuan centimeter. 1 km = 100.000 cm.

-------------- 90 cm ----------------

“ Panjang kertas

yang biasa

digunakan untuk

menggambar

peta adalah 90cm

Harus diingat!100 cm = 1 meter

1 km = 1000 meter.

Jarak terpanjang kurang lebih

1 kilometer, atau sama dengan

11

Page 15: Bab 7:   Pemetaan dengan Kompas

3. Menentukan skala.

Setelah sisi terpanjang kertas dan jarak terpanjang

pemetaan sudah ditentukan, maka dapat dimulai

perhitungan skala.

RUMUS UNTUK MENENTUKAN SKALA :

1 :

Skala =

Skala = 100.000 cm : 90 cm

= 1111,11

= 1200

Karena angka 1111,11 adalah angka yang tidak

lazim, maka kita harus bulatkan angka tersebut

menjadi 1200 .

Maka, skala untuk peta yang kita buat adalah

Jarak terpanjang pemetaan (cm)Panjang kertas (cm)

Meskipun terdapat banyak rumus

dan hitungan, bukan berarti ini

pekerjaan yang sulit..!

Lakukanlah latihan terus menerus

saya yakin anda pasti BISA...!!

12

Page 16: Bab 7:   Pemetaan dengan Kompas

- Jarak sebenarnya 20 meter

- Skala 1 : 1200

Berapakah jarak peta?

* Ubahlah satuan jarak sebenarnya

dari meter menjadi centimeter

20 m = 2000 cm

Jarak peta = 2000 / 1200

= 1,66 cm

= 1,7 cm

Contoh :

5. Membuat tabel baru. Untuk mencatat semua penghitungan dan untuk

memudahkan memindahkan data ke dalam bentuk

gambar, buatlah tabel baru...

4. Mengubah jarak sebenarnya ke dalam jarak peta.

Jarak peta (cm) = Jarak sebenarnya (cm)

Skala

Jarak skala pada tabel

ini berdasarkan skala 1 :

1000

130

80

100

55

20

330

240

263

293

241

214

310

260

280

235

200

150

320

83

113

61

34

50

45

34.6

42

33

37

23

45

17

53.3

37

0

10

30

0

0

0

0

0

10

38

0

50

45

30

42

33

37

23

45

17

42

37

5

4.5

3

4.2

3.3

3.7

2.3

4.5

1.7

4.2

3.7

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Patok Derajat Depan

(Azimuth)

Derajat Belakang

(Azimuth)

Jarak

(Meter)

Kemiringan Jarak Datar

(Meter)Jarak Skala

(Centimeter)

130

80

100

55

20

330

240

263

293

241

214

310

260

280

235

200

150

320

83

113

61

34

50

45

34.6

42

33

37

23

45

17

53.3

37

0

10

30

0

0

0

0

0

10

38

0

50

45

30

42

33

37

23

45

17

42

37

5

4.5

3

4.2

3.3

3.7

2.3

4.5

1.7

4.2

3.7

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Patok Derajat Depan

(Azimuth)

Derajat Belakang

(Azimuth)

Jarak

(Meter)

Kemiringan Jarak Datar

(Meter)Jarak Skala

(Centimeter)

13

RUMUS PEMBULATANJika angka dibelakang koma lebih besar dari 5, maka pembulatan keatas, dan sebaliknya jika sama atau lebih kecil dari 5, maka pembulatan kebawah

Page 17: Bab 7:   Pemetaan dengan Kompas

Menggambar Peta

Menyiapkan kertas milimeter block dan alat-alat lainnya.

Agar

menggambar

peta lebih

mudah,

gunakanlah

Kertas milimeter block terdiri dri

garis-garis lurus yang mendatar

(hor i zonta l ) dan menurun

( v e r t i k a l ) , s e h i n g g a a k a n

memudahkan penentuan garis

Alat-alat yang digunakan :

Busur Derajat

Pensil Mistar /

14

Page 18: Bab 7:   Pemetaan dengan Kompas

Langkah-langkah menggambar peta

1. Menentukan titik awal penggambaran.

2 . Dar i t i t ik tersebut tentukan su-

dut pemetaan (az imut) dar i

Titik awal penggambaran lebih baik

Utara

Stasiun awal

Titik 360/0 harus tepat

berada digaris utara

Titik stasiun 0, harus tepat

berada disumbu busur

Berilah tanda titik dengan pensil.

Ini merupakan titik untuk

menentukan garis kearah patok

kedua ( stasiun 1 )

Utara

15

Page 19: Bab 7:   Pemetaan dengan Kompas

3. Gambarlah garis lurus yang panjang-

nya sesuai dengan jarak yang sudah

4. Dari titik kedua ( patok 1 ), lakukanlah hal

yang sama, untuk menentukan gambar

dari patok kedua.

Patok 0

Patok 1

0

5

Utara

Lakukanlah langkah-langkah tersebut di atas sampai semua

patok (stasiun) tergambar dan anda mendapatkan sebuah

gambar peta hasil pemetaan anda

Patok 0

Patok 1

16

Page 20: Bab 7:   Pemetaan dengan Kompas

5. Lakukan terus-menerus sampai semua

tergambar, sehingga Anda mendapat-

6. Jika Anda melakukan penggabungan

pola dalam melakukan pemetaan, ma-

ka gambarlah pola lainnya, berdasar-

kan hasil pemetaan dengan pola ter-

sebut.

Peta ini dibuat dari hasil pemetaan dengan

menggambar pola (transverse) batas.

Gambar peta yang menggabungkan pola

(traverse) tertutup dengan traverse linear (garis).

0

12

3

4

5

67

89

10

17

Page 21: Bab 7:   Pemetaan dengan Kompas

Memasukan Informasi Wilayah dan

Catatan Survey

Setelah data survey telah tergambar, langkah

selanjutnya adalah memasukan informasi wilayah

kedalam peta

Kalau anda melakukan pemetaan dengan melakukan pola

gabungan, isikanlah catatan atau informasi wilayah dari

survey pemetaan dengan pola lain

Untuk mengisi informasi wilayah, dapat juga

dilakukan dengan menyalin dari peta

topografi. Tetapi anda harus lebih dulu

menyalin peta yang anda buat di kertas

milimeter block ke dalam kertas kalkir (kertas

tembus pandang), kemudian dari kertas kalkir

itu salinlah rincian informasinya. Untuk itu anda

harus membuat peta sesuai dengan skala peta

topografi

18

Page 22: Bab 7:   Pemetaan dengan Kompas

Membuat legenda dan Kolom

Pengesahan

Membuat Legenda

dan Kolom

Pengesahan dalam

pemetaan

partisipatif

merupakan

keharusan

Sawah

Hutan Lindung

Perkampungan

Makam Keramat/Leluhur

Kebun Rakyat

Padang Rumput

Hutan Rakyat

Batas Wilayah

Sungai

Jalan Setapak

Skala 1 : 1.000

Kolom Pengesahan

Disahkan pada tanggal :Tempat Pengesahan :

LEGENDA KOLOM

19

Page 23: Bab 7:   Pemetaan dengan Kompas

Menghitung Luas

Bagaimana caranya agar kita

tahu luas wilayah yang sudah

Gampang sekali...

Cara menghitungnya tidak

Untuk mengetahui luas wilayah yang kita petakan, dapat dihitung

secara manual yaitu dengan menggunakan kertas milimeter blok

Lakukan perhitungan luas sesuai

dengan skala yang digunakan.

Pada skala 1 : 1000,

maka luas 1 cm persegi dipeta

sama dengan

10 x 10 = 100 meter persegi

Untuk kotak yang kecil (milimeter)

satu kotaknya sama dengan

1 x 1 = 1 meter persegi1 cm

1 c

m

PENTING UNTUK DIINGAT SAAT MENGHITUNG LUAS

Skala 1 : 1000 artinya, setiap jarak 1 cm dipeta, sama dengan

1000 cm jarak sebenarnya.

Untuk mengitung luas, skala tersebut harus dirubah kedalam

PERHITUNGAN INI SANGAT PENTING SEBAGAI ACUAN UNTUK MENGHITUNG LUAS KESELURUHAN

20

Page 24: Bab 7:   Pemetaan dengan Kompas

Terpotongnya kotak oleh garis batas pasti terjadi...

Untuk menghitungnya kita dapat melakukan generalisasi, yaitu

dengan cara menghitung semua kotak milimeter (kotak kecil) yang

terpotong, kemudian dibagi dengan angka 2 maka hasilnya

dianggap sebagai kotak milimeter utuh

Setelah acuan tersebut diketahui,

lakukanlah perhitungan dengan cermat,

teliti dan sabar pada tiap-tiap kotak

Wah banyak sekali

kotaknya....! dan ada

yang terpotong

batas wilayah

Dalam gambar tersebut, jumlah kotak milimeter (kotak kecil) yang

terpotong berjumlah 38, maka 38 dibagi 2 adalah 19. Jumlah 19

itulah yang kemudian kita hitung luasnya......

Gambar di samping ini

menunjukan kotak-kotak kecil

yang terpotong oleh garis batas

wilayah (berwarna biru) dan

garis merah merupakan batas

dari kotak-kotak kecil yang tidak

21

Page 25: Bab 7:   Pemetaan dengan Kompas

Saya sudah menghitungnya, terdapat

80 kotak centimeter, 2308 kotak

milimeter dan 350 kotak milimeter

yang terpotong.

Kotak milimeter yang terpotong dibagi

2, adalah 350 dibagi 2 adalah 175.

Sekarang kita dapat

menghitung luas wilayah yang

80 x 100 = 8000 m2

2483 x 1 = 2483 m2

Luas = 10483 m2+

Bagaimana kalau kita ingin merubah satuan

luasnya menjadi hektar?

I hektar = 10000 m2

Jadi 10483 m2 (persegi) dibagi

10000, sama dengan 1.0483

Hektar

Jangan lupa !!! pada skala 1 : 1000,

Maka luas

1 cm2 = 10 x 10 = 100 m2

1 mm2 = 1 x 1 = 1 m2!

22

Page 26: Bab 7:   Pemetaan dengan Kompas

Contoh-contoh yang disajikan dalam

buku ini adalah contoh yang sangat

sederhana

Ketika anda melakukan pemetaan yang

sebenarnya, anda akan menghadapi

persoalan yang lebih rumit.

Tetapi inti dan cara mengerjakannya

adalah sama. Anda harus tekun berlatih

dan berlatih

SELAMAT MELAKUKAN PEMETAAN

PARTISIPATIF

23