Upload
safran-hasibuan
View
496
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Meningkatkan mutu pendidikan merupakan tanggung jawab semua
pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pendidikan terutama bagi guru pada
tingkat Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) karena pada tingkat
inilah yang pertama dan paling utama dalam membentuk peserta didik. Bagi
peserta didik, tingkat SD/MI merupakan tempat awal terjadinya interaksi
antara siswa dengan guru, interaksi antara siswa dengan siswa, antara siswa
dengan warga sekolah yang lainnya dan interaksi yang lebih khusus lagi
terjadi melalui proses pembelajaran di kelas. Pembelajaran yang merupakan
proses komunikasi dua arah, dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik,
sedangkan belajar terpusat pada peserta didik.1
Setiap guru (terutama guru SD/MI) harus menggunakan strategi dan
media pembelajaran yang tepat karena peningkatan mutu pendidikan
berkaitan erat dengan proses pembelajaran dalam kelas. Saat pembelajaran
dalam kelas berlangsung, akan ditemui masalah atau persoalan yang
menghambat proses pembelajaran dan berpengaruh langsung terhadap
pencapaian prestasi belajar siswa.
1Tantri, Tanggu Dan Pudjawan, Pengaruh Model pembelajaran Quantum Teaching
Bermuatan Permainan Puzzle Terhadap Hasil Belajar IPA Kelas IV SD Gugus I Kecamatan Nusa
Penida Kabupaten Klungkung Tahun Pelajaran 2012/2013, Jurnal Penelitian Pendidikan,
(Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan PGSD dan
Teknologi Pendidikan, 2012), hlm. 2.
1
2
Berkenaan dengan proses pembelajaran dalam kelas, kurikulum 1984
Sekolah Dasar maupun Sekolah Menengah Pertama, pada lampiran di dalam
bab pokok-pokok pelaksanaan kurikulum tersurat bahwa proses belajar
mengajar dilaksanakan dengan pendekatan keterampilan proses. Begitu juga
Kurikulum 1994 Pendidikan Dasar dan Sekolah Menengah Umum
menekankan penggunaan pendekatan keterampilan proses dalam pengajaran
IPA. Dengan demikian, jelaslah bahwa aspek proses dituntut dalam
pembelajaran IPA dan sudah sewajarnya pula apabila keterampilan proses
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari guru sains pada jenjang
pendidikan manapun.2
Setiap materi pembelajaran yang diajarkan pasti berbeda dan memiliki
tujuan yang berbeda, oleh karenanya akan ditemui masalah pembelajaran
yang berbeda dan membutuhkan penerapan strategi pembelajaran yang
berbeda pula. Begitu juga halnya dengan pembelajaran IPA, materi
pembelajaran yang berbeda dan sudah tercantum dalam buku pelajaran
menjadi hal pokok bagi guru dalam membuat perencanaan pembelajaran yang
tepat.
Berdasarkan survey awal pada hari senin tanggal 15 September 2014 di
Madrasah Ibtidaiyah Sunan Gunung Jati Sukun dan di Madrasah Ibtidaiyah
Ma’arif I Kota Malang, peneliti mendapatkan hal yang menjadi masalah pada
proses pembelajaran IPA yang dilaksanakan di kelas, yakni:
2Nuryani, Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Malang: UM Press, 2005), hlm. 76.
3
1. Guru masih mengeluh tentang materi pelajaran yang terlalu banyak dan
kurangnya waktu untuk mengajarkan semua materi pembelajaran
2. Keterbatasan kemampuan pendidik dalam pemanfaatan media
pembelajaran elektronik seperti laptop dalam mengemas pembelajaran
berbasis tampilan gambar dan suara saat menyampaikan materi
pembelajaran
3. Rendahnya daya tangkap siswa terhadap materi pembelajaran membuat
guru pengampu mata pelajaran IPA mengalami kesulitan dalam
mengaktifkan siswa untuk terlibat langsung dalam proses penggalian dan
penelaahan materi pelajaran
4. Rendahnya daya ingat siswa terhadap materi pembelajaran yang telah
diajarkan,3 hal ini diketahui peneliti pada saat melakukan observasi
langsung dalam kelas
5. Siswa masih beranggapan mata pelajaran IPA sebagai mata pelajaran
yang bersifat teoritis semata. Akibatnya, ketika mengikuti pembelajaran
IPA siswa merasa cukup mencatat dan menghafal materi yang
disampaikan oleh guru, bahkan tugas-tugas yang diberikan dikerjakan
hanya sekedar menyelesaikan tugas semata.4
Masalah-masalah dalam penyelenggaraan pembelajaran IPA
sebagaimana dikemukakan di atas, jelas membawa pengaruh pada kualitas,
proses dan hasil pembelajaran. Kondisi semacam ini tentu tidak sejalan
3Sumartiasih Guru IPA Kelas V Dan Lilik Malihah Guru Wali Kelas V, Wawancara
Pribadi Pada Survey Awal, Sukun, Senin 20 Oktober 2014, Pukul 09.30-11.00 Wib. 4Yulia Distri Andini, Guru Kelas V MI Sunan Gunung Jati, Tahun Ajaran 2014/2015,
Wawancara Pribadi Pada Survey Awal, Sukun, Senin, 15 September 2014, Pukul 11.00–13.30
Wib.
4
dengan semangat untuk menciptakan pembelajaran yang bermakna bagi
siswa, apabila pada proses pembelajaran guru masih menerapkan strategi
ceramah dan pendekatan pembelajaran konvensional, komunikasi lebih
banyak berlangsung searah, dan penilaian hanya menekankan aspek kognitif,
maka pembelajaran yang kurang bermakna ini akan semakin meluas pada
materi pembelajaran berikutnya.
Dalam usaha meningkatkan proses dan prestasi pembelajaran mata
pelajaran IPA, guru diharapkan mampu menciptakan variasi dalam kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan media dan alat peraga pengajaran dalam
proses pembelajaran untuk membuat situasi menjadi nyata bagi murid-murid
sehingga membantu memotivasi murid-murid dan mampu membangkitkan
minat murid-murid terhadap persoalan yang dihadapi.
Semua bentuk belajar tidak memiliki konsekwensi otomatis yang
memastikan siswa langsung cerdas, pintar atau bijak dari perenungan
informasi ke dalam benak siswa, begitu juga dengan belajar IPA. Belajar
memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri yang diarahkan oleh
guru. Penjelasan dan pemeragaan semata tidak akan membuahkan hasil
belajar yang maksimal tanpa adanya kegiatan belajar aktif. Belajar aktif
memerlukan sarana dan media pembelajaran, harus gesit, menyenangkan, dan
bersemangat. Sehingga siswa akan lebih mudah menyerap ilmu pengetahuan
dan dapat bertahan untuk mengikuti proses pembelajaran dengan adanya
media yang digunakan dalam menyampaikan materi.
5
Dari survey lanjutan yang dilakukan pada hari Selasa 23 September
2014 di Madrasah Ibtidaiyah Sunan Gunung Jati dan pada hari Senin 20
Oktober 2014, dilakukan wawancara dengan kepala sekolah dan guru kelas V
sekaligus pengambilan data Daftar Kumpulan Nilai (DKN) harian semester
ganjil mata pelajaran IPA pada materi Penyesuaian Makhluk Hidup Dengan
Lingkungannya. Data nilai dalam DKN tersebut merupakan nilai yang
diperoleh peserta didik ketika pembelajaran yang disampaikan masih
menerapkan pembelajaran konvensional. Kemudian diklasifikasikan dengan
nilai tertinggi, terendah dan nilai rata-rata siswa.5
Tabel 1.1
Daftar Kumpulan Nilai Ulangan IPATahun Ajaran 2010/2011
No Nomor
Nama Nilai Induk
1 576 Rahma Puspitasari 60
2 606 Gagah Nur Muhammad 60
3 640 Farid Hananto 60
4 557 Muhammad Yusuf 60
5 562 Achmad Muslih 60
6 603 Fajrianto 60
7 604 Fajar Naili 65
8 626 Aziz Miftahul Huda 65
9 627 Agus Setiawan 70
10 629 Atim Guntur Wijaya 60
11 631 Ficky Febriansyah 65
5Yulia Distri Andini, Guru Kelas V MI Sunan Gunung Jati, Tahun Ajaran 2014/2015,
Wawancara Pribadi Pada Survey Lanjutan Dan Pengambilan DKN, Sukun, Senin, 23 September
2014, Pukul 11.00–13.30 Wib.
6
12 632 Igun Kurniawan 65
13 633 Novita Kurnia Sari 60
14 647 Yuliana 70
15 683 Fitri Awaliyah 70
16 684 Muhammad Fajar Mujahid 70
17 639 Wahyu Ramadhan 65
18 702 Mohammad Siswanto 65
19 717 Novan Eka Saputra 65
20 639 Dewi A. 70
Jumlah 1285
Tertinggi 70
Terendah 60
Rata-rata 64,30
Data nilai harian siswa di atas memaparkan bahwa siswa dengan nilai
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) hanya 5 siswa, berarti tingkat kelulusan
siswa pada materi penyesuaian makhluk hidup dengan lingkungannya hanya
sebesar 25 %, dan sebanyak 15 siswa tidak mencapai KKM berati 75 % dari
keseluruhan siswa.
Tabel 1.2
Daftar Kumpulan Nilai Ulangan IPA Tahun Ajaran 2011/2012
No No
Nama Nilai Induk
1 608 Muhammad Arif 40
2 611 Rangga Adi Putra 60
3 628 Ardi Rizal Setiawan 60
4 637 Tutik Setyaningsih 55
7
5 652 Achmad Hanafi 60
6 653 Alfina Maulina Amanda 50
7 654 Ariel Efendi Widian 80
8 655 Andalusia Islami Matsusitha 85
9 656 Anggi 60
10 657 Bagas Aryahadi Saputra 70
11 658 Desi Novitasari 35
12 659 Dinna Siti Chodijah 70
13 663 Elsa Ilmiah 75
14 669 Muhammad Annas Al-Mukarrom 90
15 671 Mirza Rachma Nabila 80
16 672 Muhammad Isyaiyas sadewa 65
17 676 Reza Putra 65
18 677 Rifky Andika Saputra 60
19 680 Rizan Rochmad dewantoro 60
20 682 Agustin Mega utami 70
21 729 Putri Gita Cahyani 65
22 750 Muhammad Barda Sadeli 60
23 638 Vico Savril Setya Yoga 65
Jumlah 1480
Tertinggi 90
Terendah 35
Rata-rata 64.34
Dari paparan data nilai harian siswa di atas diperoleh keterangan
bahwa siswa yang mencapai nilai KKM hanya 8 siswa berarti tingkat
kelulusan siswa hanya 28 % pada materi penyesuaian makhluk hidup dengan
lingkungannya dan 15 siswa tidak mencapai KKM berarti yang tidak lulus
materi 72 %.
8
Tabel 1.3
Daftar Kumpulan Nilai Ulangan IPA Tahun Ajaran 2012/2013
No No
Nama Nilai Induk
1 542 Bagus Dwi Saputro 43
2 686 Dinda Mukti Aisyah 68
3 665 Farid Alamsyah Maulana 82
4 691 Handa Astika Prahma 73
5 688 Ika Anggarista 62
6 666 Lilis Nur Syamsiah 53
7 673 Maria Melinda 70
8 689 Mita Ratnasari 68
9 690 Mohammad Rendy Setyo Putro 72
10 675 Panca Prasetyo 56
11 692 Pramodya Regina Salsabila 60
12 678 Sebtian Febrianto 52
13 693 Siti Halimah 60
14 694 Triana Auviatu Nur Azizah 70
15 695 Ulfi Fathurrohman 68
16 696 Fiona Afadilla 63
17 791 Wimpi Setya Aditya 75
18 793 Tito Bagaskara Pratama 60
Jumlah 1155
Tertinggi 82
Terendah 43
Rata-rata 64.16
Dari data nilai siswa di atas diperoleh keterangan bahwa siswa yang
mencapai KKM hanya 6 siswa berarti yang lulus hanya 35 % dan 12 siswa
tidak mencapai KKM atau berkisar 65 %.
9
Tabel 1.4
Daftar Kumpulan Nilai Ulangan IPA Tahun Ajaran 2013/2014
No No
Nama Nilai Induk
1 706 Ayu Wandira 50
2 789 Deffi Putri Chandrawati 75
3 709 Deva Chandra Eko Prasetyo 65
4 710 Dinda Hendriyana Tantri 75
5 687 Hendra Novan Riyanto 65
6 712 Indah Maulina 40
7 701 Madhan Siwi 40
8 717 Nur Chasanah 70
9 718 Nurul Hikmah 90
10 719 Nessa Amelia 60
11 720 Nazwa Sandra Febrina 100
12 798 Sabilla Rina Cahyani 60
13 722 Siti Khodijah Nisa' Mukaromah 60
14 723 Shinta Fadilla Nur Rochmah 90
15 797 Tubagus Reyhan Fahreza 60
16 726 Widiya Safitri 60
17 721 Rizki 40
Jumlah 1100
Tertinggi 100
Terendah 40
Rata-rata 64,70
Dari data nilai siswa di atas diperoleh keterangan bahwa siswa yang
mencapai KKM hanya 6 siswa berarti yang lulus hanya 30 % dan 11 siswa
tidak mencapai KKM atau berkisar 70 %. Data nilai yang telah dipaparkan di
atas menjadi pembuktian bahwa begitu rendahnya prestasi belajar ilmu
10
pengetahuan alam siswa pada materi penyesuaian makhluk hidup dengan
lingkungannya setiap tahunnya.
Berdasarkan masalah pembelajaran dan pemaparan data di atas, perlu
dilakukan suatu penelitian, oleh karenanya penulis menyusun rencana
penelitian “Efektifitas Strategi Learning Cycle Untuk Meningkatkan Prestasi
Belajar Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Sunan Gunung Jati Dan
Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif I Sukun Malang”.
Dalam proses pembelajaran nantinya akan digunakan media alat
peraga berupa gambar berbentuk kartu . Penggunaan media ini dimaksudkan
untuk membuat suasana pembelajaran lebih aktif, inovatif serta
menyenangkan, tidak kalah pentingnya pembelajaran IPA melalui Strategi
Learning Cycle diharapkan merangsang peningkatan kemampuan profesional
guru dalam merancang media pembelajaran sendiri sehingga pelaksanaan
pembelajaran lebih bermanfaat dan menyenangkan.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian yang akan dilakukan adalah:
1. Bagaimana penerapan Strategi Learning Cycle untuk mengefektifkan
proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan sehingga belajar tidak
menjadi beban moril bagi peserta didik?
2. Apakah Strategi Learning Cycle berpengaruh positif terhadap peningkatan
daya ingat siswa terhadap materi pembelajaran yang diajarkan?
3. Apakah dengan menggunakkan Strategi Learning Cycle prestasi belajar
siswa mengalami peningkatan secara signifikan?
11
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan Strategi Learning Cycle guna
mengefektifkan proses pembelajaran yang menyenangkan.
2. Untuk mengetahui apakah Strategi Learning Cycle berpengaruh positif
terhadap peningkatan daya ingat siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran.
3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan dan peningkatan prestasi belajar
siswa yang signifikan dengan menggunakan Strategi Learning Cycle.
D. Manfaat Penelitian
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan akan bermanfaat memberikan
sumbangan pemikiran dalam pengembangan ilmu pendidikan, khususnya
pengembangan Strategi Learning Cycle pada berbagai mata pelajaran tingkat
dasar hingga perguruan tinggi guna menemukan konsep metode pembelajaran
yang dinilai efektif. Maksud pengembangan disini adalah pengembangan
Learning Cycle untuk diterapkan pada berbagai disiplin ilmu sehingga
berbagai macam model atau strategi pembelajaran tidak hanya sekedar
diketahui semata tanpa digunakan, tetapi benar-benar diterapkan oleh tenaga
pendidik dalam jenjang pendidikan apapun.
Secara praktis, penelitian ini diharapkan bermanfaat:
1. Sebagai panduan bagi guru atau peneliti lain mengenai prosedural
penggunaan media Strategi Learning Cycle dalam penyusunan rencana
12
kegiatan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan, sehingga
menghilangkan kejenuhan siswa pada saat belajar.
2. Meningkatan prestasi belajar siswa, diarahkan untuk memberikan
pemahaman kepada siswa bahwa materi pembelajaran IPA berkaitan
langsung dengan kehidupan nyata dan berpengaruh langsung dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Bagi kepala sekolah untuk pemantauan pengembangan perencanaan,
pelaksanaan dan penilaian proses semua materi pembelajaran yang
dilakukan oleh guru khususnya pelajaran IPA.
E. Hipotesis Penelitian
Peneliti memahami usia siswa pada tingkat pendidikan SD/MI
khususnya kelas V yang masih memiliki keinginan bermain yang begitu
besar, perlu diterapkan media pembelajaran yang tepat dan strategi
pembelajaran yang baik, guna menyeimbangakan emosional siswa saat
belajar, oleh karena itu peneliti memahami strategi yang tepat digunakan
dalam pembelajaran IPA pada saat penelitian nantinya adalah strategi
leraning cycle yang dipadu dengan media card sort, sehingga dengan
berdasarkan latar belakang masalah pembelajaran yang dipaparkan di atas
maka hipotesis penelitian ini adalah dengan Strategi Learning Cycle proses
pembelajaran mejadi lebih aktif dan menyenangkan serta dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi penyesuaian diri
makhluk hidup dengan lingkungannya di MI Sunan Gunung Jati dan MI
Ma’arif I Sukun Malang.
13
F. Ruang Lingkup Penelitian
Lingkup penelitian ini dibatasi pada mata pelajaran IPA kelas V yang
mencakup:
1. Standar Kompetensi: Mengidentifikasi cara makhluk hidup
menyesuaikan diri dengan lingkungannya
2. Kompetensi Dasar: Mengidentifikasi penyesuaian diri hewan dengan
lingkungan tertentu untuk mempertahankan hidup dan Mengidentifikasi
penyesuaian diri tumbuhan dengan lingkungan tertentu untuk
mempertahankan hidup
3. Uraian Materi adalah penyesuaian hewan dengan lingkungannya dan
penyesuaian tumbuhan dengan lingkungannya.
G. Originalitas Penelitian
Setiap rencana penelitian yang akan dilakukan harus benar-benar
berbeda dengan penelitian yang pernah dilaksanakan oleh peneliti lain, agar
karya ilmiah yang disusun benar-benar orisinil dan tidak merupakan karya
tulis yang disusun berdasarkan plagiasi. Di bawah ini dipaparkan penelitian
terdahulu yang relevan terhadap penelitian yang akan dilaksanakan.
Hendri Setiawan, Penerapan Model Pembelajaran Card Sort Berbasis
Kontekstual Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Kelas
VII SMP An Nur Bululawang Pada Mata Pelajaran PKN, Pascasarjana
Universitas Negeri Malang Program Studi Pendidikan Dasar, Juli 2010.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan bidang penelitian tindakan
14
kelas (PTK).6 Penerapan media pembelajaran card sort pada penelitian ini
diterapkan pada siswa Sekolah Menengah atau Madrasah Tsanawiyah MTs
pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan tujuan
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
Kesimpulan penelitian ini menerangkan bahwa (1) penerapan model
pembelajaran tipe card sort berbasis kontekstual dapat meningkatkan aktivitas
belajar siswa hal ini dapat dilihat dari aktivitas kooperatif siswa berjalan
dengan relatif baik, dilihat dari elemen-elemen saling ketergantungan positif
siswa terlihat saling membantu dalam kelompok yang ditunjukkan dengan
yang lainnya serta saling memberi motivasi dalam bentuk verbal. (2) model
pembelajaran ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
PKN Kelas VII SMP Annur Bululawang. Hal tersebut dapat dilihat dari rata-
rata tes siswa sebelum diterapkan pembelajaran tipe card sort hanya 74,48 %.
Yang kemudian meningkat menjadi 76,11 % pada siklus I dan meningkat
menjadi 80,07 % pada pelaksanaan siklis II.7
Islamijati Setyaningsih, Pembelajaran Menggunakan Peta Konsep
Melalui Strategi Learning Cycle Dalam Upaya Membangun Pemahaman
Fungsi Kuadrat Dan Grafiknya, Pascasarjana Universitas Negeri Malang,
Program Studi Pendidikan Matematika, Desember 2010. Penelitian ini adalah
penelitian kualitatif dengan desain penelitian tindakan kelas, Penelitian ini
6Hendri Setiawan, Penerapan Model Pembelajaran Card Sort Berbasis Kontekstual
Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP An Nur Bululawang Pada
Mata Pelajaran PKN, Pascasarjana Universitas Negeri Malang Program Studi Pendidikan Dasar,
Juli 2010, hlm. 53. 7Hendri Setiawan, Penerapan Model Pembelajaran Card Sort … hlm. 136-138.
15
dilaksanakan di SMA Negeri I Malang Kelas X-2 pada tahun ajaran
2009/2010.
Dalam penelitian ini Islamijati kesimpulan yang diterangkannya
adalah, (1) pembelajaran menggunakan peta konsep melalui strategi
Learning Cycle 5E dapat membangun pemahaman siswa kelas X-2 SMA
Negeri I terhadap konsep fungsi kuadrat dan grafiknya. (2) Hasil penelitian
dilihat dari hasil observasi, hasil tes akhir siklus, hasil pembuatan peta konsep
dan wawancara. Dari hasil tes akhir siklus sangat memuaskan, yaitu
persentase ketuntasan belajar klasikal (TB) sebesar 97,4% yang
menunjukkan bahwa siswa dapat membangun pemahaman fungsi kuadrat dan
grafiknya.8
Febi Dwi Widayanti, Pengaruh Pengelompokan Siswa Berdasarkan
Gaya Belajar Dan Multiple Intelegences Pada Model Pembelajaran Learning
Cycle Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas XI IPA SMAN 3
Lumajang, Pascasarjana Universitas Negeri Malang, Program Studi Magister
Pendidikan Kimia, Tahun 2010. Penelitian ini merupakan penelitian
eksperimental semu (quasi eksperimental design) yang bertujuan menguji
pegaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat.9 Penelitian ini
menyimpulkan bahwa (1) ada pengaruh pengelompokan siswa berdasarkan
8Islamijati Setyaningsih, Pembelajaran Menggunakan Peta Konsep Melalui Strategi
Learning Cycle Dalam Upaya Membangun Pemahaman Fungsi Kuadrat Dan Grafiknya,
Pascasarjana Universitas Negeri Malang, Program Studi Pendidikan Matematika, Desember 2010,
hlm. 241-242. 9Febi Dwi Widayanti, Pengaruh Pengelompokan Siswa Berdasarkan Gaya Belajar Dan
Multiple Intelegences Pada Model Pembelajaran Learning Cycle Terhadap Hasil Belajar Kimia
Siswa Kelas XI IPA SMAN 3 Lumajang, Pascasarjana Universitas Negeri Malang, Program Studi
Magister Pendidikan Kimia, Tahun 2010, hlm. 49.
16
gaya belajar terhadap kemampuan higher order thinking pada model
pembelajaran learning cycle (LC) siswa kelas XI IPA SMAN 3 Lumajang. (2)
Ada pengaruh multiple intelegensi dan kemampuan higher order thinnking
pada model pembelajaran LC siswa kelas XI IPA SMAN 3 Lumajang. (3)
Ada pengaruh pengelompokan berdasarkangaya belajar dan tingkat multiple
intelegences siswa terhadap hasil belajar dan kemampuan higher order
thinking pada model pembelajaran LC siswa kelas XI IPA SMAN 3
Lumajang.10
Saudah, Pengembangan Perangkat Pembelajaran Bercirikan Learning
Cycle Untuk Meningkatkan Pemahaman Pada Materi Persamaan Garis Lurus,
Pascasarjana Universitas Negeri Malang, Program Studi Pendidikan
Matematika, Maret 2013. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan
yang bertujuan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berupa
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa
(LKS) menggunakan model pengembangan ADDIE (Analysis, Design,
Development, Implementation, Evaluation) yang dilaksanakan di SMP Negeri
1 Blitar Kelas VIII A Tahun Ajaran 2012/2013.
Pada penelitian tersebut data hasil validasi dan observasi digunakan
untuk menentukan tingkat validasi, tingkat kepraktisan dan tingkat
keefektifan perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Analisis data hasil
validasi RPP memiliki rata-rata 3,564 dan hasil validasi LKS rata-ratanya
3,61. Berdasarkan kriteria kevalidan data hasil validasi mendapat kategori
10
Febi Dwi Widayanti, Pengaruh Pengelompokan Siswa Berdasarkan… hlm. 83-84.
17
sangat tinggi dan berdasarkan kriteria tersebut perangkat pembelajaran yang
dikembangkan memenuhi validitas isi maupun konstruk.11
Eni Titikusumawati, Penerapan Pembelajaran Pendidikan Matematika
Realistik (PMR) Melalui Lerning Cycle Untuk Meningkatkan Pemahaman
Dan Aplikasi Konsep Peluang Siswa SMAN 1 Plosoklaten Kediri,
Pascasarjana Universitas Negeri Malang, Program Studi Pendidikan
matematika, Juli 2009. Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif dengan
desain penelitian tindakan kelas yang bertujuan menghasilkan model
pembelajaran matematika realistuk yang diimplementasikan melalui strategi
learning cycle.
Penelitian tersebut menyimpulkan, (1) Bahwa telah dihasilkan model
pembelajaran dalam PMR melalui learning cycle yang dapat meningkatkan
pemahaman dan aplikasi siswa kelas XI IPA 1 SMAN 1 Plosoklaten Kediri
pada konsep peluang. (2) Penerapan model pembelajaran PMR telah dapat
meningkatkan pemahaman dan aplikasi konsep peluang, yang ditunjukkan
dengan keberhasilan siswa menguasai aspek pemahaman dan aplikasi
melebihi indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu sebesar 85% total siswa
kelas XI IPA 1 yang mendapat nilai lebih dari atau sama dengan 65 setelah
melalui 2 siklus tindakan. Aspek pemahaman siklus 1 sebesar 66,67 dan
siklus 2 sebesar 84,6%. Sedangkan pada aspek aplikasi siklus 1 sebesar
66,67% dan siklus 2 sebesar 92,3 %. Skor rata-rata yang diperoleh pada aspek
pemahaman dan aplikasi siklus 1 adalah 70,3 dan siklus 2 adalah 80,3. (3)
11
Saudah, Pengembangan Perangkat Pembelajaran Bercirikan Learning Cycle Untuk
Meningkatkan Pemahaman Pada Materi Persamaan Garis Lurus, Pascasarjana Universitas
Negeri Malang, Program Studi Pendidikan Matematika, Maret 2013, hlm. 122.
18
Siswa memberikan respon yang positif terhadap penerapan model
pembelajaran Pendidikan Matematika Realistik (PMR) Melalui Lerning
Cycle Untuk Meningkatkan Pemahaman Dan Aplikasi Konsep Peluang.12
Wulan Agustini, Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) Learning Cycle 5 Fase (LCM) Terhadap Prestasi Belajar
Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Purwosari, Pascasarjana Universitas Negeri
Malang, Program Studi Pendidikan Fisika, Februari 2011. Pendekatan
penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain penelitian eksperimen semu
(quasi Eksperimental) bertujuan untuk menguji perbedaan model
pembelajaran PBL dengan LCM terhadap prestasi belajar siswa kelas X
SMKN I purwosari.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa, (1) Prestasi belajar fisika
siswa yang belajar menggunakan PBL berbeda dengan yang menggunakan
LCM. Pada pembelajaran PBL siswa lebih termotivasi dan mendapatkan
pengalaman yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. (2) PBL lebih
efektif daripada LCM, model pembelajaran tersebut memberikan respon yang
positif terhadap model pembelajaran yang diberikan, sedangkan siswa yang
belajar menggunakan model LCM memberikan respon yang netral terhadap
model pembelajaran yang diberikan.13
12
Eni Titikusumawati, Penerapan Pembelajaran Pendidikan Matematika Realistik
(PMR) Melalui Lerning Cycle Untuk Meningkatkan Pemahaman Dan Aplikasi Konsep Peluang
Siswa SMAN 1 Plosoklaten Kediri, Pascasarjana Universitas Negeri Malang, Program Studi
Pendidikan Matematika, Juli 2009, hlm. 138-139. 13
Wulan Agustini, Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Learning Cycle 5 Fase (LCM) Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas X SMK Negeri 1
Purwosari, Pascasarjana Universitas Negeri Malang, Program Studi Pendidikan Fisika, Februari
2011, hlm. 61.
19
Fenti Eka Nurulia, Pengembangan Modul Elektronik Senyawa
Hidrokarbon Berbasis Mind Map Dengan Pendekatan Learning Cycle 5 E
Untuk Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Lumajang, Pascasrajana Universitas
Negeri Malang, Januari 2013. Desai penelitian ini pengembangan yang
menggunakan model penegembangan 4D. Penelitian ini menyimpulkan, (1)
Modul elektronik materi senyawa hidrokarbon berbasis mind map dengan
pendekatan learning cycle 5 e hasil pengembangan dikemas dalam bentuk file
elektronik. Berdasarkan penilaian kelayakan isinya, modul pembelajaran
pengembangan termasuk layak. Berdasarkan penilaian kelayakan
penampilannya, media pembelajaran hasil pengembangan juga termasuk
layak. (2) Berdasarkan evaluasi terhadap hasil belajar siswa, maka siswa yang
dibelajarkan denganb modul elektronik materi senyawa hidrokarbon berbasis
mind map dengan pendekatan learning cycle 5E lebih efektif dibandingkan
dengan yang dibelajarkan tanpa berbasis mind map.14
Untuk memperjelas bagaimana originalitas penelitian ini dengan
penelitian yang telah dilakukan penelliti-peneliti sebelumnya dan untuk
menghindarkan penelitian ini dari hasil plagiasi, pada tabel di bawah ini
dicantumkan secara jelas perbedaan atau persamaan penelitian terdahulu:
14
Fenti Eka Nurulia, Pengembangan Modul Elektronik Senyawa Hidrokarbon Berbasis
Mind Map Dengan Pendekatan Learning Cycle 5 E Untuk Siswa Kelas X SMA Negeri 2Lumajang,
Pascasrajana Universitas Negeri Malang, Januari 2013. hlm. 82.
20
Tabel 1.5
Perbedaan Dan Persamaan Dengan Penelitian Sebelumnya
N
o.
Nama Peneliti,
Judul Dan
Tahun
Penelitian
Persamaan Perbedaan Originalitas
Penelitian
1. Fenti Eka
Nurulia,
Pengembangan
Modul
Elektronik
Senyawa
Hidrokarbon
Berbasis Mind
Map Dengan
Pendekatan
Learning Cycle
5 E Untuk Siswa
Kelas X SMA
Negeri 2
Lumajang,
Pascasrajana
Universitas
Negeri Malang,
Januari 2013.
Strategi Yang
Digunakan
Adalah
Learning
Cycle
- Desain
Penelitian
Pengembangan
- Menggunakan
Model
Pengembangan
4D
- Diterapkan Pada
Tingkat SMA
- Bertujuan
Mengembangka
n Modul
Pembelajaran
- Betujuan
Meningkatkan
Hasil Belajar
Siswa
- Menggunakan
Strategi
Pembelajaran
Learning
Cycle
- Menggunakan
Media Card
Sort sebagai
pendukung
pembelajaran
- Bertujuan
Meningkatkan
Aktivitas
Belajar
- Bertujuan
Meningkatkan
Hasil Belajar
- Diterapkan
Pada Mata
Pelajaran Ilmu
Pengetahuan
Alam (IPA)
- Dilaksanakan
2. Islamijati
Setyaningsih,
Pembelajaran
Menggunakan
Menggunakan
Strategi
Pembelajaran
Learning
- Dilaksanakan
Pada Tingkat
SMA
- Pembelajaran
21
Peta Konsep
Melalui Strategi
Learning Cycle
Dalam Upaya
Membangun
Pemahaman
Fungsi Kuadrat
Dan Grafiknya,
Pascasarjana
Universitas
Negeri Malang,
Program Studi
Pendidikan
Matematika,
Desember 2010.
Cycle Peta Konsep
- Bertujuan
Untuk
Memahami
Fungsi Kuadrat
Dan Grafiknya
- Desain
Penelitian
Tindakan Kelas
(PTK)
Pada Kelas
Tinggi, Yaitu
Kelas V MI
- Penelitian
Yang
Dilakukan
Adalah
Penelitian
Kuantitatif
Dengan Desain
Penelitian
Eksperimen
Murni.
3. Febi Dwi
Widayanti,
Pengaruh
Pengelompokan
Siswa
Berdasarkan
Gaya Belajar
Dan Multiple
Intelegences
Pada Model
Pembelajaran
Learning Cycle
Terhadap Hasil
Belajar Kimia
Siswa Kelas XI
IPA SMAN 3
Menggunakan
Model
Pembelajaran
Learning
Cycle
- Desain
Penelitian
Eksperimen
Semu
- Bertujuan
Menguji
Pegaruh
Variabel-
Variabel Bebas
Terhadap
Variabel Terikat
- Diterapkan Pada
Tingkat SMA
22
Lumajang,
Pascasarjana
Universitas
Negeri Malang,
Program Studi
Magister
Pendidikan
Kimia, Tahun
2010.
4. Saudah,
Pengembangan
Perangkat
Pembelajaran
Bercirikan
Learning Cycle
Untuk
Meningkatkan
Pemahaman
Pada Materi
Persamaan Garis
Lurus,
Pascasarjana
Universitas
Negeri Malang,
Program Studi
Pendidikan
Matematika,
Maret 2013.
Pengembangan
Perangkat
Pembelajaran
Bercirikan
Learning
Cycle
- Desain
Penelitian
Pengembangan
- Bertujuan
Mengembangka
n Perangkat
Pembelajaran
Berupa RPP
Dan LKS
- Model
Pengembangan
ADDIE
- Diterapkan
Pada Tingkat
SMP
5. Eni
Titikusumawati,
Strategi Yang
Digunakan
- Diterapkan
Pada Tingkat
23
Penerapan
Pembelajaran
Pendidikan
Matematika
Realistik (PMR)
Melalui Lerning
Cycle Untuk
Meningkatkan
Pemahaman
Dan Aplikasi
Konsep Peluang
Siswa SMAN 1
Plosoklaten
Kediri,
Pascasarjana
Universitas
Negeri Malang,
Program Studi
Pendidikan
matematika, Juli
2009.
Learning
Cycle
SMA
- Desain
Penelitian
Tindakan Kelas
- Bertujuan
Menghasilkan
Model
Pembelajaran
Matematika
Realistik (PMR)
- Diterapkan
Pada Materi
Pelajaran
Matematika
6. Wulan Agustini,
Efektivitas
Model
Pembelajaran
Problem Based
Learning (PBL)
Learning Cycle
5 Fase (LCM)
Terhadap
Prestasi Belajar
Strategi Yang
Digunakan
Learning
Cycle
- Desain
Penelitian
Eksperimen
Semu
- Bertujuan
Menguji Model
Pembelajaran
PBL Dan LCM
Terhadap
Prestasi Belajar
24
Siswa Kelas X
SMK Negeri 1
Purwosari,
Pascasarjana
Universitas
Negeri Malang,
Program Studi
Pendidikan
Fisika, Februari
2011.
- Diterapkan
Pada Tingkat
SMK
- Pada
Pembelajaran
Fisika
7. Hendri
Setiawan,
Penerapan
Model
Pembelajaran
Card Sort
Berbasis
Kontekstual
Untuk
Meningkatkan
Aktivitas Dan
Hasil Belajar
Siswa Kelas VII
SMP An Nur
Bululawang
Pada Mata
Pelajaran PKN,
Pascasarjana
Universitas
Negeri Malang
Program Studi
- Menggunakan
Model
Pembelajaran
Card Sort
- Bertujuan
Meningkatkan
Aktivitas
Belajar
Bertujuan
Meningkatkan
Hasil Belajar
- Dilaksanakan
Pada Siswa
Tingkat
Menengah
Yaitu Kelas VII
SMP
- Desain
Penelitian
Tindakan Kelas
(PTK)
- Diterapkan Pada
Mata Pelajaran
Pendidikan
Kewarganegaraa
n (PKN)
25
Pendidikan
Dasar, Juli 2010.
Berdasarkan pemaparan penelitian terdahulu di atas, menunjukkan
bahwa Strategi Learning Cycle proses berpengaruh positif terhadap
pengembangan kemampuan siswa dalam belajar dan dapat meningkatan
prestasi belajar siswa. oleh karena itu, rencana penelitian dengan
menggunakan Strategi Learning Cycle juga akan dilakukan pada siswa Kelas
V MI Sunan Gunung Jati dan MI Ma’arif I Sukun Malang dengan tujuan
utama memperbaiki proses pembelajaran yang kurang baik dan meningkatkan
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi pembelajaran
Penyesuaian Makhluk Hidup Dengan Lingkungannya.
H. Definisi Operasional
Definisi operasional kata kuci penelitian ini adalah:
1. “Learning Cycle” merupakan model pembelajaran yang berbasis
konstruktivisme, hal ini senada dengan penjelasan Nina pada seminar
nasional matematika 3 Desember 2011 di Yogyakarta yang kemudian
disusun dalam prosiding UNY, beliau menjelaskan bahwa siswa memiliki
kemungkinan untuk menemukan konsep sendiri tentang materi
pembelajaran atau memantapkan konsep yang dipelajari, mencegah
terjadinya kesalahan konsep, dan memberikan peluang kepada siswa untuk
menerapkan konsep-konsep yang telah dipelajari pada situasi baru.
Implementasi model pembelajaran learning cycle dalam pembelajaran
26
sesuai dengan kontruktivisme dimana pengetahuan dibangun pada diri
peserta didik.15
2. “Card Sort” merupakan metode yang menciptakan kondisi pembelajaran
yang bersifat kerjasama, saling menolong dan tanggung jawab dalam
menyelesaikan tugas yang diberikan lewat permainan kartu. Merupakan
kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengerjakan konsep,
karakteristik, klasifikasi, fakta, tentang objek atau mereview informasi.16
3. ”Mata Pelajaran IPA” ini merupakan salah satu mata pelajaran eksakta
yang diajarkan mulai dari sekolah tingkat dasar sampai tingkat atas. Dalam
penelitian ini bagian dari mata pelajar IPA yang menjadi materi pokok
penelitian adalah pada materi BAB 5 Penyesuaian Makhluk Hidup Dengan
Lingkungannya,17
yang diajarkan pada semester ganjil kelas V.
4. ”Prestasi Belajar siswa” yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil
belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran IPA yang telah diberikan
penerapan media card sort dan strategi learning cycle.
5. ”Siswa Kelas V” dalam penelitian adalah siswa kelas V MI Sunan Gunung
Jati yang akan digunakan sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas V MI
Ma’arif I Sukun malang sebagai kelas kontrol.
15
Nina Agustyaningrum, Prosiding Pascasrjana Universitas Negeri Yogyakarta, Jurusan
Pendidikan Matematika, Implementasi Model Pembelajaran Learning Cycle 5E Untuk
Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas IX B SMP Negeri 2 Sleman,
Yogyakarta, 2011, hlm. 381. 16
Hisyam Zaini, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Pustaka Insani Madani, 2008),
hlm. 50. 17
Erni Puspita, Mahir Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SD/MI Kelas V, (Bogor: Jatiwangi,
2012), hlm. 43-48.
27
Definisi istilah di atas dipaparkan dengan alasan karena dalam sebuah
penelitian, segala komponen yang berkaitan dengan penelitian harus memiliki
definisi yang tepat agar tidak menimbulkan ambiguitas (bermakna ganda)
ketika karya ilmiah tersebut dilaksanakan dan dibaca oleh orang banyak.