19
ASSALAMU’ALAIKUM WR.WB Niktatianto Romadhon Alfitra Nailo Nada Ibtihal Yumna Siti Langga Lubis LI’AN

Bab Nikah kelas XII "Lian"

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Agama Islam tentang Nikah materi "Lian"

Citation preview

Page 1: Bab Nikah kelas XII "Lian"

ASSALAMU’ALAIKUM WR.WB

Niktatianto Romadhon Alfitra Nailo Nada Ibtihal Yumna Siti Langga Lubis

LI’AN

Page 2: Bab Nikah kelas XII "Lian"

Bab 1Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Dengan semakin kompleksnya permasalahan yang ada dalam perkawinan, maka perlu digaris bawahi bahwasanya permasalahan-permasalahan ini perlu dicermati akar-akar permasalahannya. Akan tetapi makalah ini hanya membatasi pembahasan materi Li’an sebagai tugas makalah dari Ibu Sri Rahmalina

Dengan harapan  siswa mampu memahami dan selanjutnya dapat mengaplikasikan dalam kehidupan bermasyarakat dan bisa memberikan pencerahan kepada masyarakat sehingga konsep-konsep terkait ajaran-ajaran islam mengenai perkawinan bisa teraplikasikan secara benar sehingga bisa tercipta kehidupan yang harmonis di masyarakat.

Page 3: Bab Nikah kelas XII "Lian"

1.2 Rumusan Masalah Apa yang dimaksud dengan Li’an? Apa saja contoh dari kasus Li’an yang terjadi pada

masa Rasulullah SAW.? Apa hikmah dan akibat dari kasus Li’an ?

Page 4: Bab Nikah kelas XII "Lian"

1.3 Tujuan Penulisan

Tulisan ini ditujukan guna memperjelas keingintahuan kami selaku penulis mengenai hal-hal yang dapat memutuskan ikatan perkawinan terkhusus pada pembahasan Li’an serta diajukan sebagai pemenuhan tugas mata pelajaran agama islam.

Page 5: Bab Nikah kelas XII "Lian"

1.4 Metodologi Penulisan

Tulisan ini disusun dengan metode studi literatur menggunakan berbagai data yang bersumber dari : buku, artikel.

Page 6: Bab Nikah kelas XII "Lian"

Bab 2Pembahasan

2.1 Pengertian Li’an

Istilah li’aan diambil dari kata la’n ( لعـ ن ) yang berarti laknat atau kutukan. Sedangkan menurut syari’at, li’aan adalah kesaksian yang diperkuat dengan sumpah antara suami-istri yang disertai dengan menyebutkan laknat dan kemurkaan Allah.

Hukum li’aan dibolehkan apabila suami memiliki dugaan kuat istrinya telah berselingkuh dengan lelaki lain, atau dia mengetahui istrinya berselingkuh. Namun jika suami mendapati istrinya hamil sedangkan dirinya tidak pernah menggauli istrinya atau dia yakin kehamilannya itu bukan dari hasil hubungan dengannya maka hukum li’aan menjadi wajib.

Page 7: Bab Nikah kelas XII "Lian"

 Allah Ta’ala berfirman,

Page 8: Bab Nikah kelas XII "Lian"

Yang artinya:

“Dan orang-orang yang menuduh istrinya (berzina), padahal mereka tidak memiliki saksi-saksi selain diri mereka sendiri, maka persaksikanlah masing-masing dari mereka (dengan) empat kali sumpah dengan (nama) Allah, bahwa sesungguhnya ia termasuk orang yang berkata benar. Dan (sumpah) yang kelima bahwa laknat Allah akan menimpanya, jika ia termasuk orang yang berdusta. Dan istri itu terhindar dari hukumam apabila ia bersumpak empat kali atas (nama) Allah bahwa dia (suaminya) benar-benar termasuk orang-orang yang berdusta. Dan (sumpah) yang kelima bahwa kemurkaan Allah akan menimpanya (istri), jika ia (suaminya) itu termasuk orang yang berkata benar. Dan sekiranya bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu (niscaya kamu akan menemui kesulitan). Dan sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat, Mahabijaksana.” (Qs. An-Nuur: 6-10)

Page 9: Bab Nikah kelas XII "Lian"

2.2 Contoh dari Kasus Li’an yang Terjadi Pada Masa Rasulullah

Sebab turunnya ayat ini dan kekhususan hukum li'an kepada dua suami istri adalah firman Allah yang menyebutkan tentang sanksi orang yang menuduh wanita mukminah, yaitu firman Allah SWT : 

د�اء� ه� ش� ب�ع�ة� ر�ب�أ� ت�وا

ي�أ� ل�م� ث�م� ن�ات� ص� ال�م�ح� م�ون� ي�ر� ال�ذ�ين� و�أ�ول�ئ�ك� و� �ب�د%ا أ اد�ة% ه� ش� م� ل�ه� ب�ل�وا ت�ق� و�ال ل�د�ة% ج� ان�ين� ث�م� ل�د�وه�م� اج� ف�

ون ق� اس� ال�ف� ه�م�"Orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik (berbuat zina) dan mereka tidak mendatangkan empat orang saksi, maka deralah mereka (yang menuduh itu) delapan puluh kali dera, dan janganlah kamu terima kesaksian mereka buat selama-lamanya. Mereka itulah orang-orang yang fasik." (an-Nuur [24]: 4)

Page 10: Bab Nikah kelas XII "Lian"

Sehubungan dengan permasalahan di atas, dalam sebuah riwayat diceritakan bahwa Sa'ad bin Ubadah selaku sesepuh orang Anshar berkata, "Apakah hanya seperti ini, wahai Rasulullah? (maksudnya adalah apakah solusinya hanya seperti yang tertera pada surat An-Nuur ayat 4 diatas). Rasulullah SAW bersabda, "Apakah kalian mendengar apa yang diucapkan oleh sesepuh kalian, wahai kaum Anshar?" Mereka menjawab, "Dia adalah manusia paling besar cemburunya. Demi Allah, dia hanya menikah satu kali dengan perempuan perawan dan dia tidak pernah mencerai istrinya. Dia lelaki paling berani menikahi perempuan perawan, karena cemburunya yang demikian besar itu."

Kemudian Sa'ad berkata, "Demi Allah, wahai Rasulullah, aku yakin firman Allah itu benar, dan aku juga yakin ayat itu dari Allah. Namun, aku hanya merasa heran, seandainya aku menemukan pergelangan tangan (istri) diperkosa, aku tidak boleh berbuat apa-apa, tidak boleh membentak, dan tidak boleh mengusirnya sampai aku dapat menghadirkan empat orang saksi. Demi Allah, jika aku menghadirkan mereka, pastilah pemerkosa itu telah memuaskan nafsunya."

Page 11: Bab Nikah kelas XII "Lian"

Tidak berselang lama setelah kejadian itu, pada suatu sore, ketika Hilal bin Umayyah kembali dari kampung halamannya, dia mendapati istrinya bersama seorang laki-laki. Dia melihat dan mendengarnya sendiri, namun dia tidak membentak atau mengusirnya sampai waktu pagi tiba. Pagi itu juga, Hilal menemui Rasulullah SAW dan berkata, "Wahai Rasulullah, kemarin, ketika aku pulang di sore hari, aku mendapati istriku bersama seorang laki-laki. Aku melihat dan mendengarnya sendiri." Mendengar cerita itu, Rasulullah tidak senang dan marah. Sa'ad bin Ubadah berkata, "Sekarang, Rasulullah mendapat contoh langsung dari peristiwa Hilal bin Umayyah. Kesaksian Hilal pun tidak dapat diterima oleh kaum muslimin."

Hilal berkata, "Aku berharap, Allah akan memberikan jalan keluar untukku." Kemudian Hilal berkata kembali, "Ya Rasulullah, aku mengerti engkau marah karena cerita yang aku sampaikan. Allah mengetahui bahwa aku berkata jujur."

Demi Allah, sesungguhnya, Rasulullah SAW ingin memberikan perintah agar Hilal didera, namun saat itu wahyu turun, yakni Surah An Nuur ayat : 6 – 10 tersebut.

Setelah itu, Rasulullah SAW bersabda, "Bergembiralah, hai Hilal, Allah telah memberikan jalan keluar dan kelapangan." Hilal menyahut, "Sungguh, itulah yang aku harapkan dari Tuhanku." 

Page 12: Bab Nikah kelas XII "Lian"

Diriwayatkan juga dari jalur Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma,beliau menceritakan:

“Bahwa fulan bin fulan berkata, ‘Wahai Rasulullah, bagaimanakah menurut pendapatmu jika salah seorang diantara kami mendapati istrinya berbuat zina, apakah yang seharusnya ia lakukan?’ Jika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berbicara, maka dia berbicara untuk suatu perkara yang besar. Sedangkan jika dia diam, maka dia diam untuk perkara yang besar. Ibnu ‘Umar menuturkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam diam dan tidak menjawabnya.

Setelah itu, orang tersebut mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lagi dan mengatakan, ‘Sesungguhnya permasalahan yang aku tanyakan kepadamu itu telah menimpaku.’ Oleh karena itu, Allah Ta’ala menurunkan banyak ayat dalam surat An-Nuur yang berbunyi, ‘Orang-orang yang menuduh istri-istri mereka melakukan perbuatan zina..’ Nabi membacakan ayat-ayat tersebut pada orang tadi. Beliau memberikan nasihat kepadanya, mengingatkannya dan memberitahu kepadanya bahwa siksa di dunia itu lebih ringan daripada siksa di akhirat. Orang tadi mengatakan, ‘Tidak, demi Dzat yang telah mengutusmu sebagai seorang Nabi, aku tidaklah berdusta dalam tuduhan itu.’

Page 13: Bab Nikah kelas XII "Lian"

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas memanggil istri orang tersebut. Beliau memberinya nasihat, mengingatkannya, memberitahu bahwa siksa di dunia itu lebih ringan daripada siksa di akhirat. Wanita tersebut lantas berkata, ‘Tidak, demi Dzat yang telah mengutusmu dengan membawa kebenaran, sesungguhnya suamiku telah berdusta.’ Nabi memulai dari orang tersebut. Orang tersebut lantas memberikan kesaksian atas nama Allah sebanyak empat kali bahwa dirinya adalah orang yang benar. Yang kelima adalah bahwa laknat Allah akan menimpanya sekiranya dirinya berdusta.

Berikutnya adalah sang istri, wanita tersebut lantas bersaksi atas nama Allah sebanyak empat kali bahwa suaminya telah berdusta. Yang kelima adalah bahwa dirinya akan mendapatkan kemurkaan Allah, jika ternyata suaminyalah yang benar. Setelah itu, Nabi menceraikan pasangan suami istri tersebut.’

Page 14: Bab Nikah kelas XII "Lian"

‘Allah mengetahui bahwa salah satu diantara kalian telah berdusta. Apakah ada diantara kalian yang hendak bertaubat?’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata demikian sebanyak tiga kali.

Dalam lafazh lain disebutkan, ‘Engkau tidak boleh bersamanya untuk selamanya.’

‘Wahai Rasulullah, bagaimana dengan mas kawinku?’ kata orang tersebut. Nabi menjawab, ‘Mas kawin itu tidak lagi menjadi milikmu. Jika kamu memang benar, maka maskawin itu adalah sebagai ganti engkau telah menggaulinya. Namun, jika engkau berdusta, maka amat sangat tidak mungkin harta itu kembali kepadamu darinya.” [Hadits shahih. Riwayat Muslim. Si fulan yang disebutkan dalam riwayat di atas adalah Uwaimir Al-'Ajlani]

Page 15: Bab Nikah kelas XII "Lian"

2.3 Hikmah dan Akibat dari Kasus Li’an  Hikmah penetapan hukum ini adalah:

1. Ketaatan seorang istri kepada suami tidak akan bertahan kecuali dengan adanya keselarasan dan kasih sayang diantara keduanya.

2. Penetapannya merupakan suatu bentuk pelajaran bagi keduanya. Juga suatu kewaspadaan dan peringatan bahwa apa yang telah dilakukan telah menodai kehormatan rumah tangga.

3. Sebagai satu usaha untuk menjaga kehormatan yang tidak akan kembali atas tuduhan tersebut walau dengan berlalunya hari.

Akibat Li’an

Akibat li’an suami, yaitu timbul beberapa hukum yakni  dia tidak disiksa (didera), Si istri wajib disiksa (didera) dengan siksaan zina, suami istri bercerai selamanya, dan kalau ada anak, anak itu tidak dapat diakui oleh suaminya.

Page 16: Bab Nikah kelas XII "Lian"

BAB IIIPENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Li’an ialah sumpah yang diucapkan oleh suami ketika ia menuduh isterinya berbuat zina dengan empat kali kesaksian bahwa ia termasuk orang yang benar dalam tuduhannya kemudian pada sumpah kesaksian kelima disertai persyaratan bahwa ia bersedia menerima laknat Allah jika ia berdusta adalam tuduhannya itu.

2. Ayat-ayat Al-qur’an yang membicarakan masalah li’an diantaranya yaitu, surat An- Nur ayat 6-10 serta hadist yang menjelaskan masalah li’an diantaranya adalah hadist yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Ibnu Umar r.a, dan lain sebaginya.

Page 17: Bab Nikah kelas XII "Lian"

3.2 Saran

Demikianlah makalah yang kami buat, dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kepada para pembaca, teman-teman, serta guru pembina tim penulis sarankan untuk memakluminya dan memberi masukan berupa keritikan yang membangun agar kami tidak salah lagi dalam pembuatan makalah dilain hari nantinya.

Page 18: Bab Nikah kelas XII "Lian"

DAFTAR PUSTAKA• Al Qur’an Al Kariem

• HaditsWeb Kumpulan dan Refrensi Belajar Hadits (Al Qur'an dan Terjemahannya) 

• Syamsuri. 2006. Pendidikan Agama Islam untuk SMA Kelas XII. Jakarta : Erlangga.

Page 19: Bab Nikah kelas XII "Lian"

SEKIAN TERIMAKASIH

WASALAM