22
Nama Andreas Bimanda Cahyadi NIM 145100100111015 Kelas A Kelompo k A1 BAB VI PENENTUAN KONSENTRASI ZAT WARNA MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER UV-VIS TUJUAN: 1. Membuat kurva standar kalium permanganat 2. Menentukan konsentrasi kalium permanganat dalam larutan sampel yang belum diketahui konsentrasinya dengan metode spektrometri A. PRE-LAB 1. Jelaskan prinsip dasar analisis menggunakan spektrofotometri UV-Vis! Spektrofotometri merupakan suatu metode analisa yang didasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombang spesifik dengan mengguankan monokromator prisma atau kisi difraksi dengan detektor Fototube. Dalam analisis cara spektrofotometri UV-Vis terdapat dua daerah panjang gelombang elektromagnetik yang digunakan, yaitu daerah UV (200-380 nm) dan daerah Visible (380-700 nm) (Ambasta, 2008). 2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan spektrum cahaya tampak

Bab vi spektrofotometri

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bab vi spektrofotometri

Nama Andreas Bimanda Cahyadi

NIM 145100100111015

Kelas A

Kelompo

k

A1

BAB VI

PENENTUAN KONSENTRASI ZAT WARNA MENGGUNAKAN

SPEKTROFOTOMETER UV-VIS

TUJUAN:

1. Membuat kurva standar kalium permanganat

2. Menentukan konsentrasi kalium permanganat dalam larutan sampel yang belum diketahui

konsentrasinya dengan metode spektrometri

A. PRE-LAB

1. Jelaskan prinsip dasar analisis menggunakan spektrofotometri UV-Vis!

Spektrofotometri merupakan suatu metode analisa yang didasarkan pada pengukuran serapan

sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombang spesifik

dengan mengguankan monokromator prisma atau kisi difraksi dengan detektor Fototube.

Dalam analisis cara spektrofotometri UV-Vis terdapat dua daerah panjang gelombang

elektromagnetik yang digunakan, yaitu daerah UV (200-380 nm) dan daerah Visible (380-

700 nm) (Ambasta, 2008).

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan spektrum cahaya tampak dan warna komplementer!

Cahaya tampak adalah sebagian kecil dari spektrum elektromagnetik dengan rentang panjang

gelombang antara 400 – 700 nm (Yanoff, 2009).

Cahaya yang tampak atau cahaya yang dilihat dalam kehidupan sehari-hari disebut warna

komplementer. Misalnya suatu zat akan berwarna orange bila menyerap warna biru dari

spektrum sinar tampak dan suatu zat akan berwarna hitam bila menyerap semua warna yang

terdapat pada spektrum sinar tampak. (Esvandiari, 2009)

3. Jelaskan yang dimaksud dengan kurva standar/kurva baku! (25)

Kurva standar merupakan standar dari sampel tertentu yang dapat digunakan sebagai

pedoman ataupun acuan untuk sampel tersebut pada percobaan. Pembuatan kurva standar

bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsentrasi larutan dengan nilai absorbansinya

sehingga konsentrasi sampel dapat diketahui. Terdapat dua metode untuk membuat kurva

Page 2: Bab vi spektrofotometri

standar yakni dengan metode grafik dan metode least square. (Underwood, 2009)

4. Jelaskan hukum yang melandasi spektrofotometri ! (30)

Hukum yang melandasi spektrofotometri adalah hukum Lambert (1760), Beers (1852) dan

juga Bougher (Khopkar, 2006).

Bunyinya :

a. Ketika sinar radiasi monokromatik paralel memasuki sebuah media penyerap di sudut

yang tepat sejajar dengan permukaan medium, setiap lapisan kecil medium

mengurangi intensitas sinar yang masuk lapisan secara konstan.

b. Ketika cahaya monokromatik melewati medium transparan, tingkat penurunan

intensitas dengan ketebalan medium sebanding dengan intensitas cahaya.

c. Intensitas berkas cahaya monokromatik berkurang secara eksponensial sebagai mana

konsentrasi menyerap permukaan meningkat secara deret hitung.

Absorbsi sinar oleh larutan mengikuti hukum Lambert-Beer, yaitu :

A = log ( Io / It ) = a b c

Keterangan : Io = Intensitas sinar datang

It = Intensitas sinar yang diteruskan

a = Absorptivitas

b = Panjang sel/kuvet

c = konsentrasi (g/l)

A = Absorban

Page 3: Bab vi spektrofotometri

B. Diagram Alir

1. Penentuan panjang gelombang maksimum

Diencerkan menjadi 3 x 10-4 M

Larutan KMnO4 3 x 10-4 M dimasukkan kedalam kuvet

Diukur absorbansinnya pada panjang gelombang 500 – 580 nm

Dicatat nilai absorbansinya

Nilai absorbansi tertinggi

Larutan KMnO4 10-3 M

Panjang gelombang (λ) maksimum

Page 4: Bab vi spektrofotometri

2. Pembuatan kurva standar

Dimasukkan ke dalam masing – masing labu ukur

Dimasukkan kedalam 5 kuvet

Diukur absorbansinya (A) dengan menggunakan λ maksimum yang diperoleh sebelumnya

Dicatat nilai absorbansinya (A)

Dibuat kurva standar antara absorbansi (sumbu y) terhadap konsentrasi (sumbu x)

Larutan KMnO4 10-3 M

1 ml KMnO4 10-3 M 2 ml KMnO4 10-3 M 3 ml KMnO4 10-3 M

4 ml KMnO4 10-3 M 5 ml KMnO4 10-3 M

Kurva Standar

8 mlAquades

7 mlAquades

5 mlAquades

6 mlAquades

9 mlAquades

Page 5: Bab vi spektrofotometri

3. Pengukuran absorbansi sampel KMNO4

Dimasukkan kedalam kuvet

Diukur absorbansi pada λ maksimum yang digunakan pada pembuatan kurva standar

Dicatat nilai absorbansinya

Ditentukan konsentrasi larutan sampel dengan menggunakan kurva standar

Sampel KmnO4

Page 6: Bab vi spektrofotometri

Tinjauan Pustaka

Pengertian Spektrofotometri UV-Vis

Spektrofotometri merupakan suatu metode analisa yang didasarkan pada pengukuran

serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombang

spesifik dengan mengguankan monokromator prisma atau kisi difraksi dengan detektor

Fototube. Dalam analisis cara spektrofotometri UV-Vis terdapat dua daerah panjang

gelombang elektromagnetik yang digunakan, yaitu daerah UV (200-380 nm) dan daerah

Visible (380-700 nm). (Ambasta, 2008).

Pengertian spektrum cahaya tampak dan warna komplementer

Cahaya tampak adalah sebagian kecil dari spektrum elektromagnetik dengan rentang

panjang gelombang antara 400 – 700 nm (Yanoff, 2009).

Cahaya yang tampak atau cahaya yang dilihat dalam kehidupan sehari-hari disebut

warna komplementer. Misalnya suatu zat akan berwarna orange bila menyerap warna biru

dari spektrum sinar tampak dan suatu zat akan berwarna hitam bila menyerap semua warna

yang terdapat pada spektrum sinar tampak. (Esvandiari, 2009)

Hukum yang melandasi spektrofotometri

Hukum yang melandasi spektrofotometri adalah hukum Lambert (1760), Beers (1852)

dan juga Bougher. (Khopkar, 2006).

Bunyinya :

a. Ketika sinar radiasi monokromatik paralel memasuki sebuah media penyerap di sudut

yang tepat sejajar dengan permukaan medium, setiap lapisan kecil medium

mengurangi intensitas sinar yang masuk lapisan secara konstan.

b. Ketika cahaya monokromatik melewati medium transparan, tingkat penurunan

intensitas dengan ketebalan medium sebanding dengan intensitas cahaya.

c. Intensitas berkas cahaya monokromatik berkurang secara eksponensial sebagai mana

konsentrasi menyerap permukaan meningkat secara deret hitung.

Absorbsi sinar oleh larutan mengikuti hukum Lambert-Beer, yaitu :

A = log ( Io / It ) = a b c

Keterangan : Io = Intensitas sinar datang

It = Intensitas sinar yang diteruskan

a = Absorptivitas

b = Panjang sel/kuvet

Page 7: Bab vi spektrofotometri

c = konsentrasi (g/l)

A = Absorban

Page 8: Bab vi spektrofotometri

DATA HASIL PRAKTIKUM

1. Panjang gelombang maksimum

Konsentrasi KMnO4 yang digunakan untuk mencari panjang gelombang maksimum =

3 x 10-4 M

Konsentrasi Panjang Gelombang Absorbansi

3 x 10-4 500 0,208

3 x 10-4 510 0,217

3 x 10-4 520 0,252

3 x 10-4 530 0,216

3 x 10-4 540 0,238

3 x 10-4 550 0,171

3 x 10-4 560 0,139

3 x 10-4 570 0,100

3 x 10-4 580 0,047

Panjang gelombang maksimum adalah 520 nm (Panjang gelombang maksimum

adalaah panjang gelombang yang menghasilkan absorbansi paling tinggi.)

490 500 510 520 530 540 550 560 570 580 5900

0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

0.3

f(x) = − 0.00209 x + 1.3046R² = 0.700315305686191

Panjang Gelombang Maksimum

AbsorbansiLinear (Absorbansi)

Panjang Gelombang

Abs

roba

nsi

2. Kurva Standart

Page 9: Bab vi spektrofotometri

Konsentrasi Larutan KMnO4 (M)

(sumbu X)

Absorbansi (diukur pada panjang

gelombang maksimum) (sumbu y)

1 x 10-4 0,129

2 x 10-4 0,164

3 x 10-4 0,241

4 x 10-4 0,324

5 x 10-4 0,417

0 0.0001 0.0002 0.0003 0.0004 0.0005 0.00060

0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

0.3

0.35

0.4

0.45

f(x) = 736 x + 0.0342R² = 0.978532461432855

Kurva Standar

AbsorbansiLinear (Absorbansi)

Konsentrasi

A b

s o r

b n

a s i

3. Pengukuran absorbansi sampel KMnO4

Absorbansi sampel KMnO4 diukur pada panjang gelombang maksimum = 520 nm

Nama Sampel Absorbansi

Sampel A 0,233

Sampel B 0,335

Konsentrasi sampel A KMnO4 : Konsentrasi sampel B KMnO4 :

y = 736x + 0,0342 y = 736x + 0,0342

0,233 = 736x + 0,0342 0,335 = 736x + 0,0342

736x = 0,1998 736x = 0,3208

x = 2,71 x 10-4 M x = 4,36 x 10-4 M

4. Perhitungan Pengenceran

1. KMnO4 10-3 M menjadi 1 x 10-4 M

Page 10: Bab vi spektrofotometri

M1V1 = M2V2

10-3 x V1 = 1 x 10-4 x 10

V1 = 1 ml

2. KMnO4 10-3 M menjadi 2 x 10-4 M

M1V1 = M2V2

10-3 x V1 = 2 x 10-4 x 10

V1 = 2 ml

3. KMnO4 10-3 M menjadi 3 x 10-4 M

M1V1 = M2V2

10-3 x V1 = 3 x 10-4 x 10

V1 = 3 ml

4. KMnO4 10-3 M menjadi 4 x 10-4 M

M1V1 = M2V2

10-3 x V1 = 4 x 10-4 x 10

V1 = 4 ml

5. KMnO4 10-3 M menjadi 5 x 10-4 M

M1V1 = M2V2

10-3 x V1 = 5 x 10-4 x 10

V1 = 5 ml

PEMBAHASAN

Page 11: Bab vi spektrofotometri

Alat dan Bahan Keterangan

Spektrofotometer Untuk mendapatkan nilai absorbansi dari sebuah larutan

Kuvet Tempat sampel untuk diuji dengan menggunakan spektrofotometer

Tabung reaksi Tempat sampel sebelum dipindahkan ke dalam kuvet

Labu ukur Untuk menghomogenkan sampel

Gelas Beker Tempat mencampurkan larutan

Bulb Untuk menghisap larutan

Pipet ukur Digunakan untuk mengambil larutan dengan volume tertentu

Larutan KMnO4 10-3 M Bahan yang akan diencerkan menjadi 1 x 10-4 M, 2 x 10-4 M, 3 x

10-4 M, 4 x 10-4 M dan 5 x 10-4 M untuk selanjutnya diuji nilai

absrobansinya.

Larutan KMnO4 sampel A Bahan yang diuji nilai absorbansinya dan selanjutnya akan

dihitung konsentrasinya menggunakan kurva standar

Larutan KMnO4 sampel B Bahan yang diuji nilai absorbansinya dan selanjutnya akan

dihitung konsentrasinya menggunakan kurva standar

Aquades Untuk mengencerkan bahan

1. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum

Analisa Prosedur

Prinsip kerja dari spektrofotometer uv-vis adalah mengukur nilai absorbansi atau nilai

cahaya yang diserap suatu larutan untuk menentukan konsentrasi dari larutan tersebut

dengan menggunakan persamaan dalam kurva standar. Hukum yang dijadikan

landasan dalam spektrofotometri adalah hukum Lambert-Beer. “Jika suatu cahaya

monokromator melalui suatu media yang transparan, maka intensitas cahaya yang

datang dibanding intensitas cahaya yang diteruskan sebanding dengan absorbansi serta

absorbtivitas molar (koefisien ekstingsi molar), tebal media (kuvet) dan konsentrasi

larutan”. Cara pengukuran absorbansi larutan standart untuk menentukan λ maksimum

adalah sebagai berikut :

Pertama yang dilakukan adalah mempersiapkan larutan KMnO4 10-3 M. Lalu

mengambil sebanyak 3 ml larutan KMnO4 10-3 M, memasukkan ke dalam gelas beker

dan mengencerkannya dengan menambahkan aquades secukupnya. Setelah itu

memasukkan ke dalam labu ukur 10 ml, menambahkan kembali aquades hingga tanda

batas untuk selanjutnya dilakukan proses homogenisasi. Setelah itu dilakukan proses

homogenisasi kemudian dipindahkan ke dalam tabung reaksi. Mengambil larutan

KMnO4 3 x 10-4 M secukupnya dengan menggunakan pipet dan memindahkan ke

Page 12: Bab vi spektrofotometri

dalam kuvet hingga tanda batas (Digunakan larutan KMnO4 3 x 10-4 M sebagai larutan

stnadar dikarenakan sifatnya yang tidak terlalu encer maupun terlalu pekat).

Menyalakan spektrofotometer dan membiarkan terlebih dahulu selama 15 menit.

Menekan tombol arah kiri untuk mengatur panjang gelombang. Menekan tombol atas

atau bawah untuk menentukan panjang gelombang yang akan ditentukan. Mengatur

panjang gelombang pertama sebesar 500 nm hingga panjang gelombang terakhir

sebesar 580 nm. Menekan tombol √ berwarna ungu. Memasukkan larutan blanko di

dalam kuvet ke dalam tempat kuvet (Cara dalam memegang kuvet harus diperhatikan,

yang dipegang adalah sisi kasar/buram dan bukan sisi halus/transparan karena apabila

sampai terpegang, maka kotoran, protein, minyak/keringat akan mempengaruhi nilai

absorbansi, saat meletakkan kuvet pada tempatnya, segitiga di atas kuvet harus sesuai

segitiga pada spektrofotometer). Menekan tombol hijau untuk menembak larutan

blanko dengan cahaya. Menunggu hingga nilai absorbansi terbaca. Setelah terbaca,

menekan tombol biru bertuliskan OA/100% T untuk menetralkan. Mengeluarkan

larutan blanko dan memasukkan larutan KMnO4 3 x 10-4 M. Menekan tombol hijau

untuk menembakan cahaya dan mengetahui nilai absorbansi. Mencatat nilai

absorbansi. Nilai λ maksimum berdasarkan nilai absorbansi teringgi yang diperoleh

yaitu 0,252 adalah 520 nm.

Analisa Hasil

Penentuan konsentrasi KMnO4 dilakukan dengan menggunakan

spektrofotometri UV-Vis. Spektrofotometri ini merupakan gabungan antara

spektrofotometri UV dan VIS yang menggunakan dua buah sumber cahaya yang

berbeda yakni sumber cahaya UV dan visible. Proses absorpsi sinar yang dilewatkan

dalam sampel secara umum sama pada spektrofotometri yang lainnya, ketika cahaya

datang engan berbagai panjang gelombang mengenai suatu zat, maka cahaya dengan

panjang gelombang tertentu saja yang akan diserap. Suatu molekul yang memegang

peranan penting adalah elektron valensi dari setiap atom yang ada sehingga terbentuk

suatu materi. Ketika cahaya mengenai sampel sebagian akan diserap, sebagian akan

dihamburkan, dan sebagian lagi akan diteruskan. Cahaya yang diserap diukur sebagai

absorbansi (A) sedangkan cahaya yang dihamburkan diukur sebagai transmitansi (T),

yang dinyatakan dengan hukum Lambert-Beer yang bunyinya “jumlah radiasi cahaya

tampak (ultraviolet,inframerah, dan lain-lain) yang diserap atau ditransmisikan oleh

suatu larutan merupakan fungsi eksponen dari konsentrasi zat dan tebal larutan”

(Windy, 2013).

Page 13: Bab vi spektrofotometri

Panjang gelombang yang digunakan pada percobaan ini yaitu 525.40 nm untuk

KMnO4. Panjang gelombang ini didapatkan dari memindai panjang gelombang

menggunakan larutan standar, proses pemindaian ini dinamakan mencari λ

maksimum. Penetapan panjang gelombang maksimum dilakukan untuk mengetahui

pada panjang gelombang berapa menghasilkan nilai serapan paling maksimum pada

sampel, sehingga hasil pengukuran pun akurat dan memperkecil galat.

Panjang gelombang maksimum ditentukan dengan cara membuat deret standar

KMnO4 dalam berbagai konsentrasi. Larutan standar KMnO4 0,01 M, dibuat secara

terpisah dengan mengencerkan 1 ml, 2 ml, 3ml, 4ml, dan 5 mL larutan baku tersebut

dengan larutan aquades dalam labu takar 10 mL. Setelah mendapatkan nilai panjang

gelombang maksimum, selanjutnya larutan standar KMnO4 dan sampel diukur pada

panjang gelombang tersebut. Dari pengukuran tiap larutan standar akan diperoleh

persamaan regresi linear yang akan digunakan untuk menentukan konsentrasi KMnO4

dalam larutan sampel.

2. Penentuan Kurva Standar

Larutan KMnO4 10-3 M diencerkan menjadi 1 x 10-4 M, 2 x 10-4 M, 3 x 10-4 M, 4 x 10-4

M dan 5 x 10-4 M dengan menggunakan rumus pengenceran M1V1 = M2V2.

M1: Konsentrasi Awal (10-3 M)

V1: Volume Awal

M2: Konsentrasi Akhir (1 x 10-4 M, 2 x 10-4 M, 3 x 10-4 M, 4 x 10-4 M, 5 x 10-4 M)

V2: Volume Akhir (10 ml)

Sehingga didapatkan volume awal untuk masing – masing larutan secara berurutan

adalah 1 ml, 2 ml, 3 ml, 4 ml dan 5 ml. Lalu memasukkan larutan tersebut ke dalam

masing – masing labu ukur. Menambahkan sampai tanda batas (volumenya 10 ml).

Menutup labu ukur dengan penutup dan menghomogenkan larutan. Memindahkan

larutan dalam labu ukur ke dalam masing – masing tabung reaksi yang telah dilabeli

terlebih dahulu. Dengan menggunakan pipet, mengambil masing – masing larutan dan

masukkannya ke dalam masing – masing kuvet. Menyalakan Spektrofotometer Uv-Vis

dan membiarkannya selama 15 menit, menekan tombol arah kiri, mengatur λ sebesar

520 nm sesuai nilai λ maksimum yang telah diperoleh dipercobaan sebelumnya.

Menekan tombol √ berwarna ungu. Memasukkan larutan blanko lalu menekan tombol

hijau, setelah nilai absorbansi terbaca, menekan tombol biru untuk mengkalibrasi.

Mengeluarkan larutan blanko, lalu memasukkan larutan KMnO4 yang telah diencerkan

menjadi 1 x 10-4 M ke dalam tempat kuvet, selanjutnya menekan tombol hijau lalu

Page 14: Bab vi spektrofotometri

mencatat nilai absorbansinya, mengeluarkan larutan KMnO4 1 x 10-4 M dan secara

bergantian melakukan kegiatan yang sama untuk larutan KMnO4 2 x 10-4 M, 3 x 10-4

M, 4 x 10-4 M dan 5 x 10-4 M. Setelah mencatat nilai absorbansi semua larutan,

kemudian membuat kurva standar dengan konsentrasi KMnO4 sebagai sumbu x dan

nilai absorbansi sebagai sumbu y. Setelah itu akan didapatkan persamaan yang akan

menjadi acuan untuk percobaan selanjutnya (Widarsih, 2007).

3. Hasil Konsentrasi Sampel KMnO4

Setelah di uji dengan menggunakan spektrofotometer dengan panjang

gelombang acuan sebesar 520 nm, di dapatkan nilai absorbansi larutan KMnO4 sampel

A sebesar 0,233 dan untuk sampel B sebesar 0,355. Untuk menentukan konsentrasi

dari larutan KMnO4 sampel tersebut, maka harus dimasukkan ke dalam persamaan

kurva standar yang diperoleh yaitu sebesar y = 736x + 0,0343 dan R2 = 0,9785 (sumbu

y adalah nilai absorbansi dan sumbu x adalah konsentrasi). Setelah dimasukkan dan

dihitung diperoleh hasil konsentrasi untuk larutan KMnO4 sampel A sebesar 2,71 x

10-4 M dan larutan KMnO4 sampel B sebesar 4,36 x 10-4 M.

Faktor – faktor yang dapat mempengaruhi nilai absorbansi antara lain (Widarsih,

2007) :

a) Tebal dan bahan penyusun dari media atau kuvet yang digunakan seperti

penggunaan gelas atau kuartz.

b) Intensitas Cahaya, saat kuvet ditembak dengan cahaya, maka harus diusahakan

agar tidak ada cahaya luar yang masuk karena dapat mempengaruhi nilai

absorbansinya.

c) Sisi halus/transparan tersentuh sehingga kotoran, protein, lemak, dan keringat ikut

menempel dan mempengaruhi nilai absorbansi, maka dari itu sebelum dimasukkan

ke dalam tempat kuvet, sisi halus harus terlebih dahulu dibersihkan menggunakan

tisue, saat membersihkan haruslah satu arah saja.

d) Adanya cahaya yang dihamburkan atau dipantulkan sehingga tidak terserap oleh

larutan.

e) Jenis pelarut, pH larutan, suhu larutan dan suhu luar juga dapat mempengaruhi

nilai absorbansi.

Jadi, kelima faktor di atas adalah penyebab dari adanya perbedaan nilai absrobansi

larutan KMnO4 3 x 10-4 M di percobaan pertama dan kedua.

KESIMPULAN

Page 15: Bab vi spektrofotometri

Analisis kimia dengan metode spektrofotometri didasarkan pada interaksi panjang

gelombang tertentu yang sempit dan mendekati monokromatik dengan molekul dari suatu

materi. Interaksi tersebut meliputi proses adsorpsi, emisi, refleksi dan transmisi radiasi

elektromagnetik oleh atom-atom atau molekul dalam suatu materi. Hal ini didasarkan pada

kenyataan bahwa molekul selalu mengabsorbsi cahaya elektromagnetik jika frekuensi cahaya

tersebut sama dengan frekuensi getaran dari molekul tersebut. Alat yang digunakan dalam

pengukurannya disebut spektrofotometer. Spektrofotometer merupakan penggabungan dua

alat yaitu spektrometer sebagai penghasil sinar dari spektrum dengan panjang gelombang

tertentu dan fotometer sebagai alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan,

direfleksikan, atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang.

Kurva standar dibuat dari hasil uji nilai cahaya atau absorbansi larutan KMnO4 dengan

volume yang berbeda. Dalam penentuan konsentrasi sampel larutan KMnO4 menggunakan

rumus yang ada di persamaan kurva standar dengan γ sebagai nilai absorbansi dan χ sebagai

konsentrasi. Analisis KMnO4 dapat dilakukan secara simultan dengan menggunakan

spektrofotometri pada panjang gelombang maksimum untuk KMnO4 yaitu 520 nm.

DAFTAR PUSTAKA

Page 16: Bab vi spektrofotometri

Ambasta, B.K. 2008. Chemistey for Engineers. New Delhi: Laxmi Publications

Esvandiari. 2009. KIMIA. Jakarta: PT. Niaga Swadaya.

Khopka, S.M. 2006. Basic Concepts of Analytical Chemistry. New Delhi: New Age

International.

Underwood,A.L dan R.A day, J.R. 2009. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga. Jakarta.

Widarsih, Wiwi R, Arief R, dan Rohayati S. 2007. Spektrofotometri. Bogor : SMAK Bogor.

Windy S, Fatimawati, dan Aditya Y. 2013. Identifikasi dan penetapan kadar asam benzoat

pada kecap asin. Manado: Pharmacon.

Yanoff, Myron, Jay S. Duker dan James J. Augsburger. 2009. Ophthalmology Ed. 3. China:

Elsevier Health Sciences.

Tanggal NilaiParaf

Asisten