26
Bahasa Semit dan Karakteristiknya Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Fiqhu Lughah Dosen : Ade Nandang S, M.Ag. Oleh : Kelompok 1 Lusi Alawiyah (1210203055) Rismyanti (1210203080) Siti Komariah (1210203084) Yusef Wahyudi (1210203105) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

Bahasa Semit dan Karakteristiknya

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bahasa Semit dan Karakteristiknya

Bahasa Semit dan KarakteristiknyaDiajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Fiqhu Lughah

Dosen : Ade Nandang S, M.Ag.

Oleh :

Kelompok 1

Lusi Alawiyah (1210203055)

Rismyanti (1210203080)

Siti Komariah (1210203084)

Yusef Wahyudi (1210203105)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

Page 2: Bahasa Semit dan Karakteristiknya

2

2013

Page 3: Bahasa Semit dan Karakteristiknya

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan ke Hadirat Allah SWT yang telah

mengajarkan manusia dengan qalam dan segala curahan rahmat Nya hingga

penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Rahmat dan keselamatan semoga tetap

dicurah limpahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW; Rasul panutan alam,

manusia terfasih di antara orang Arab dan Zaman.

Tak lupa penulis menghaturkan ucapan terima kasih yang tak terhingga

kepada pihak yang terkait dalam pembuatan makalah ini, terutama kepada dosen

mata kuliah fikh lughah bapak Ade Nandang S, M.Ag yang senantiasa

memberikan bimbingandan arahannya dalam mata kuliah ini selain itu pula

bantuan buku karangan beliau yang ikut membantu dalam pengumpulan

informasi.

Akhirnya, penulis berharap semoga makalah ini menjadi ladang amal bagi

semua, sekaligus merupakan cermin kecintaan kita terhadap bahasa. Penulis pun

berharap makalah ini dapat dirasakan manfaatnya tak hanya bagi penulis pribadi

akan tetapi baagi pembacanya.

Walaupun masih menyisakan banyak kekurangan, mudah-mudahn

kehadiran makalah ini menjadi ‘oaseu’ di padang pasir, yang dirindukan oleh

orang-orang yang dahaga dan cinta terhadap bahasa.

Bandung, Oktober 2013

Penyusun

Page 4: Bahasa Semit dan Karakteristiknya

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................I

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................1

B. Rumusan Masalah........................................................................................1

C. Tujuan..........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................3

A. Sejarah Bahasa Samiyah..............................................................................3

B. Pentingnya mengetahui bahasa Samiyah.....................................................5

C. Karakteristik Bahasa Samiyah.....................................................................9

D. Pembagian Bahasa Semit (Samiyah)...........................................................11

E. Hubungan bahasa arab dengan bahasa Semit (Samiyah).............................16

F. Hubungan Bahasa Samiyah (semit) dengan Bahasa Hamiyah (hamit).......17

BAB III PENUTUP.................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………….22

Page 5: Bahasa Semit dan Karakteristiknya

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seperti yang telah kita fahami pada pertemuan sebelumnya, bahwa Fiqh Al

Lighah adalah ilmu yang mengkaji bahasa dari segi perkembangan, percampuran

bahasa satu dan yang lainnya, lahjat makna lafazh, bentuk lafazh yang didasarkan

pada kajian sejarah dan perbandingan dari bahsa-bahasa tersebut. Dan adapun

objek kajiannya adalah sejarah bahasa, asal usul bahasa, kajian tentang mufradat

seperti lafazh Mustarakh, lafazh Mutaradif, lafazh Al-Tadhad dan Isytiqaq.

Pengkajian beberapa point di atas dengan menggunakan metode Historique

Comperative yaitu mengkaji bahasa dengan pendekatan sejarah dan

perbandingan.1

Sebagaimana disebutkan diatas maka penulis menyusun makalah ini berisi

tentang sejarah, perkembangan, karakteristik dan lain sebagainya tentang bahasa

di mulai dari bahsa Samiyah.

B. Rumusan Masalah

Adapun isi dalam makalah ini penulis rumuskannya sebagai berikut:

1. Bagaimana sejarah bahasa Samiyah?

2. Seberapa penting kita mengetahui bahasa Samiyah?

3. Bagaimana karakteristik bahasa Samiyah?

4. Bagaimana pembagian bahasa Samiyah (semit)?

5. Bagaimana hubungan Bahasa Arab dan Bahasa Samiyah (Semit)?

6. Bagaimana hubungan Bahasa Samiyah (Semit) dan Bahasa Hamiyah

(Hamit)?

C. Tujuan Penulisan

1 Ade Nandang, Fiqh Lughah, CV. Insan Mandiri, Bandung : 2012, hal. 26.

Page 6: Bahasa Semit dan Karakteristiknya

2

Setelah kami mengikuti perkuliahan pada pertemuan sebelumnya, kami

menyusun makalah ini dengan tujuan :

1. Agar kami dapat memahami sejarah bahasa khususnya bahasa Samiyah

2. Agar kami memahami pentingnya mengetahui bahasa samiyah.

3. Agar kami mengetahui krakteristik bahasa Samiyah

4. Agar kami mengetahui pembagian dan penyebaran bahasa samiyah.

5. Agar kami mengerti hubungan antara bahasa Arab dan Bahasa Samiyah

(semit).

6. Agar kami mengerti hubungan antara bahasa Samiyah (semit) dengan

bahasa Hamiyah (Hamit)

Page 7: Bahasa Semit dan Karakteristiknya

3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Bahasa Samiyah

Istilah bahasa Samiyah ditetapkan sebagai sebutan bagi sekumpulan bahasa

yang dihubungkankepada salah satu anak nabi Nuh as yaitu Sam. Orang yang

pertama kali memberikan istilah tersebut adalah Scholozer paada tahun 1781

ketika dia mencari nama bagi bahasa orang Ibrani dan bangsa Arab. dia melihat

antara bahasa Ibrani dan bahasa Arab ternyata ada hubungan dan kesamaan.

Scholozer menyandarkan penamaan ini kepada berita yang terdapat dalam kitab

Taurat tentang keturunan Nuh setelah terjadi banjir besar. Bangsa-bangsa dan

kabilah-kabilah dibagi menjadi tiga bagian besar yang semuanya kembali kepada

anak-anak Nuh yaitu Sam, Ham dan Yafat.2

1. Tempat Pertama Bangsa Samiyah (Semit)

Mengenal tempat pertama bangsa samiyah para ilmuan berbeda pendapat

dalam menentukan tempat yang digunakan oleh bangsa samiyah. Pendapat-

pendapat yang berkembang diantaranya:

a. Bangsa sam tinggal di Habsyah dari Habsyah menyebar ke bagian selatan

arab melalui jalan mundab, dari bagian ini berkembang ke berbagai penjuru

jazirah arab.

b. Bangsa sam tinggal di bagian utara Afrika, lalu berkembang ke Asia melalui

Barzakh Sawis.

c. Bangsa sam tinggal di Armenia dekat perbatasan kurdistan.

d. Guidi berpendapat bahwa bangsa sam tinggal di selatan Iraq. Pendapatnya

didasarkan kepada adanya sebagian kosa kata yang sama berkaitan dengan

binatang dan tumbuh-tumbuhan. Hal ini nampak dari karakter kalimat-

kalimatnya, bunyi-bunyiannya dan makna –maknanya. Juga ada bukti-bukti

lain yang menunjukan bahwa Iraq adalah tempat asal bangasa Samiyah.

2 Ahmad Muhammad Qoddur, Al Madhkal ila Fiqh Al Lughah, Dar al-Fikr al Mu’ashir, Bairut, 1992, hal.23

Page 8: Bahasa Semit dan Karakteristiknya

4

e. Sebagian pakar berpendapat bahwa bangsa samiyah tinggal di selatan

jazirah arab ( Hijaz, Nejed, dan Yaman ). Kebanyakan dari kelompok

orientalis cenderung kepada pendapat ini seperti Renan ( Prancis ) dan

Brokleman ( Almania ). Pendapat ini merupakan pendapat yang paling

shahih, paling kuat dan paling banyak kesesuaiannya dengan peninggalan

bangsa ini serta realitas sejarah. Adapun argumentasi bahwa awal bangsa

Samiyha di Jazirah Arab sebagai berikut:

1) Proses hijrah ( imigrasi ) terjadi secara terus menerus kesebelah barat

daya yaitu ke Nejed, Hijaz dan Yaman dan Migrasi ke sebelah timur ke

Shuriah, Irak dan lain-lain sehingga mereka memerangi bangsa

Sumariyyin dan bisa mengalahkan bangsa mereka (Sumariyyin) sehingga

bisa mendirikan sebuah negeri diatas pemerintahannya yang dikenal

dengan negeri Babilonia.3

2) Dari bagian ini bangsa Sam menyebar ke bagian utara, lalu terbentuk

bangsa yang dikenal dengan bangsa Kan’an.4

3) Dari bagian ini pula terjadi hijrah (migrasi) kedua ke iraq. Hal ini terbukti

dari peninggalannya yaitu bangsa Sam dapat menguasai negeri Iraq yang

pada waktu itu dikendalikan oleh kerajaan Kaldea yang salah satu dari

rajanya bernama Hamuroby.5

4) Dari bagian ini juga menyebar kabilah Ismail (keturunan nabi Ismail

yang tempat tinggal asal mereka di Hijaz) ke utara.6

5) Dari bagian ini juga pada awal masehi berpindah kabilah madyan

( tempat tinggalnya di Hijaz ) ke Syam, dan sebagian kabilah Qahthan

( tempat tinggalkannya di Yaman ), pindah ke Hijaz, Syam, dan iraq.

Maka menetap di makah bani Khuza’ah di Yatsrib bani Aos, Khazraj dan

bani Ghassan di Syam, bani Lakham di Iraq.

3 Migrasi ini terjadi diduga terjadi pada abad ke tiga puluh enam sebelum masehi4 Migrasi ini terjadi diduga terjadi pada abad ke dua puluh enam sebelum masehi5 Diduga terjadi migrasi pada abad ke enam belas sebelum Masehi6 Diduga proses migrasi terjadi pada abad ke enam belas sebelum masehi.

Page 9: Bahasa Semit dan Karakteristiknya

5

2. Bahasa Samiyah Terdahulu (Kuno)

Ulama yahudi pada masa lalu meyakini bahwa bahasa Ibriyah ( Ibrani )

adalah bahasa terdahulu manusia. Pendapat ini berkembang , bahkan sebagian

ulama arab juga meyakini pendapat ini.

Sebagian mereka berpendapat bahwa bahasa Asyuriah al-Babilliyah

(Babilonia- asyuria) merupakan bahasa terdahulu, tetapi pendapat ini kurang

disertai argumentasi, karena apa yang sampai kepada kita dari dari peningalan

Asyuriah sedikit sekali.

Ada juga sebagian ulama yang berpegang pada unsur-unsur kesamaan antara

bahasa-bahasa Samiyah yaitu dari aspek mufrodat dan qawa’id, lalu mereka

menjadikan kesamaan tersebut sebagai gambaran bagi bahasa Samiyah pertama,

dan mereka menganggap bahwa bentuk bahasa ini merupakan bahasa Samiyah

pertama kali ada dan digunakan, dan pertama kali berkembang.

Diantara yang dapat diterima menurut orientalis bahwa bahas arab merupakan

bahasa yang paling banyak terjaga dari bahasa asalnya yaitu bahasa Samiyah baik

dari aspek mufradanya maupun qawa’idnya. Sebabnya adalah karena

perkembangan bahasa tersebut terjadi ditempat terdahulu bagi bangsa Sam, dan

tepatnya bahasa tersebut ditempat independen dan tidak banyak dipengaruhi oleh

bangsa luar, maka sedikit sekali percampuran dengan bahasa lain, juga tidak ada

jalan lain untuk menjauhkan bahasa tersebut dari bahasa asalnya terdahulu.

B. Pentingnya mengetahui bahasa Samiyah

Bahasa Arab merupakan salah satu dari rumpun bahasa Samiyah, maka ini

sama halnya dengan belajar bahasa Samiyah. Pembelajaran bahasa Arab

berkesinambungan dengan bahasa-bahasa Samiyah yang menunjukkan pada hasil

yang bermanfaat dalam pembahasan kebahasaan. Adapun manfaat dari

pembahasan bahasa Samiyah itu adalah sebagai berikut :

a. Mengetahui Perkembangan Kebahasaan

Dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah ayat 61 disebutkan :

Page 10: Bahasa Semit dan Karakteristiknya

6

لقهل اه ا اوهقآثئآهئ اه ا هم ن اب م ض لر م ت ا األ آم ا م تبنهب هم لج ال ابن ا هر لخ م ع ال ابن ا ارآب اك م ي لد هم اه ا اف ا هس اه اوم فمو او اع اد

“ mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu, agar Dia mengeluarkan bagi kami

dari apa yang ditumbuhkan bumi, yaitu sayur-mayurnya, ketimunnya, bawang

putihnya, kacang adasnya”

Abdullah bin Mas’ud r.a membaca “وثمومه ا” manakah kalimat asli bahasa Arab ?

Apakah dengan tsa (الث اء) atau dengan fa (الف اء) ? Para pakar bahasa Arab berkata :

Sesungguhnya (الشي ن) bahasa Abariyah yang dalam bahasa Aromiyahnya itu

dengan (ت اء) , dalam bahasa Arab dengan (الث اء). Itu merupakan kaidah yang sama

dalam perbandingan suara-suara bahasa Samiyah. Kata (شموم) dalam bahasa

Abariyah adalah (تموم ا) dalam bahasa Aromiyah dan (ثموم) dalam bahasa Arab. Dari

kata ini yang paling benar/asli yaitu kata dari bahasa Arab (dengan tsa). Adapun

“fa” adalah bentuk perkembangan darinya, dan banyak kata dalam bahasa Arab

yang disebutkan dan ada huruf tsa dan fa, seperti ( ,(ثم، فم) ,(الحث الة، الحف الة

Dan masih banyak contoh-contoh yang lain yang dimuat dalam .((األث اثي،األث افي

buku-buku bahasa dan tidak dinamai buku-buku perubahan. Dr. Ramdhan Abdu

Thawab bahwsanya kata kerja (ث اب) dalam bahasa Arab adalah yang asli, dan kata

kerja (ت اب) berarti (keluar dari dosa) atau taubat, bukan aslinya, dan perkembangan

dari (ث اب) bukan bentuk pemalsuan dari bahasa Aromiyah.

b. Mengetahui huruf asli dan huruf tambahan

Ahli bahasa berpendapat bahwa hamzah dalam kata (اطمأن) adalah asli, dan

pembahasan bahasa menolak pendapat ini karena materi dalam bahasa Abariyah (

tanpa hamzah. Pertimbangan keilmuan yang memerhatikan permasalahan ini (طم ن

dengan logika yang benar berpendapat bahwa kata itu yang benar dalam bahasa

Arab (آن آل) dengan wazan (اطم ا )ر) contohnya (افع ا )ر ـ اصف ا kemudian kata itu (احم ا

digunakan dalam banyak syair. Para penyair bermaksud meringkas dari pertemuan

dua huruf mati dan menambahkan hamzah menjadi (اطمأن). Dari syair-syair yang

terkemuka, salah satunya penyair Kutsair bin Abdirrahman Al-Khazaiy:

“Dan kamu Ibnu Layla pandangan kaummu lebih baik”

Page 11: Bahasa Semit dan Karakteristiknya

7

Dan syair Thoromah :

“Dan jika dajal keluar seraya mencari agamanya”

Hal ini tidak terbatas hanya pada syair tetapi dalam prosa pun demikian,

seperti : Perempun ini adalah pemudi dan ini adalah binatang buas (sebutan untuk

golongan Anjing).

Para Ahli Nahwu berpendapat bahwa kata (اسم) adalah tiga huruf asli,

adapun hamzah washol di dalamnya adalah pengganti dari lam yang dibuang, dan

adapun yang mengatakan (سممو) adalah pandangan orang-orang Bashrah.

Sedangkan Orang-orang kufah berpendapat bahwa ia merupakan pengganti dari fa

yang dibuang, asalnya (وسم). Perbandingan bahasa Samiyah menunjukkan bahwa

banyak hubungan atau keterkaitan antara satu kata dengn kata yang lainnya seperti

yang berasal dari bahasa (اسم) mempunyai asal yang sama. Kata (يد – دم - فم)

Abariyah adalah (هشم ) dan dalam bahasa Amariyahnya (اشم ا ), dalam bahasa

Habsyah (لم هس ), dan dalam bahasa Akkadiyahnya (لم م ش ).

Perbandingan ini menunjukkan para ahli nahwu terdahulu tidak

sepenuhnya banar, inilah kelemahan bahasa Samiyah.

c. Mengetahui Kata yang tersusun

Para Ahli nahwu Arab telah menyepakati kata (ليس) terdapat perbedaan

pendapat, kelompok yang pertama dipelopori oleh Khalil bin Ahmad Al-Furohaidi

yang berpendapat bahwa kata itu adalah suatu susunan, asalnya adalah (ل أيس).

Kemudian Hamzahnya dibuang dan menyambungkan huruf lam dengan ya. Asal

kata ليس : ل أيس , yang merujuk pada ungkapan Arab : Ambilkan aku dari apapun

yang kau bisa dan tidak bisa. Yakni dari apapun ia dan bukan ia. Begitupun yang

dikatakan ulama Kufi dan jerman timur (Bergostroser) dalam bukunya ( التطمور

.(البنحموي للغة العربية

Kelompok yang kedua, mereka jumhur ahli Nahwu mengambil ucapan Ibnu

Sayidah Al-Andalusi yang berpendapat bahwasanya kata itu sederhana. Itu adalah

Page 12: Bahasa Semit dan Karakteristiknya

8

Fiil madhi, asalnya (لهيس) kasrah pada huruf ya, kemudian disukunkan karena

mengucapkannya berat dan tidak diganti dengan alif karena tidak digunakan untuk

lafad madhi dan hal. Maka inilah yang disebut Nahwu..!!!

Pembahasan bandingan dalam bahasa Samiyah antara (ليس) yang tersusun

dari (ل + أيس) itu tidak ditemukan lagi sekarang dalam bahasa Arab kecuali dalam

ungkapan-ungkapan terdahulu seperti ucapan Arab : Ambilkan aku dari apapun

yang kau bisa dan tidak bisa, yakni ada dan tiadanya. Kata (أيس) adalah berasal

dari bahasa Abariyah (يش), lawannya (ال يش) dan dalam bahasa Asyuriyah (أشمو)

lawannya (لشمو), dalam bahasa Aromiyah (أيت) lawannya (ليت) asalnya (ل أيت)

artinya : tidak ditemukan, dan makna kata ini (ليس) adalah perkembangan dari ( ل

sebagaimana yang dinyatakan oleh Khalil dan (ل) lawannya dating dari (أيس

orang-orang yang mengikutinya.Sedangkan contoh dari perkembangan Nahwu

adalah (السي ن وسموف) penggunaan bahasa ini merujuk pada satu makna. Oorang-

orang Bashrah berpendapat bahwa masa yang akan datang ditandai dengan السي ن

yang kemudian dipersempit dengan سموف. Inilah alasan logis yang tidak

mendukung dalam penggunaan bahasa. Di dalam ayat-ayat Al-Quran, banyak

terdapat kedua huruf ini, dan bahwasanya السي ن dan سموف sama sebagai penanda

waktu yang akan datang. Firman Allah : (فسموف تعلممون م ن يأتيه عذاب يخزيه) dan

firmannya : (سيعلممون غدا م ن الكذاب األشر), kedua ayat ini maksudnya sama yaitu

menunjukkan hari kiamat. Adapun orang-orang Kufi berpendapat bahwasanya

dalam maknanya sebagaimana yang pertama itu سموف itu sama dengan السي ن

merupakan potongan dari yang kedua. Ini pendapat yang shahih karena kata (

adalah jenis kata isim yang bermakna permulaan dan tujuan, ini dalam (سموف

makna bahasa Aromiyah. Kemudian menjadi suatu perangkat setelah menjadi kata

isim, dan kata سموف dalam bahasa Arab bermakna sabar dan kata تسمويف bermakna

pengakhiran. Kata تسمويف dalam pelaksanaan keagamaan bermakna pengawasan,

yang bearsal dari kata kerja. Contohnya : سموفت الرجل تسمويف ا, Perbandingan ini pun

menyebar bahwasanya kata سموف merupakan perkembangan dari kata isim yang

mempertahankan bahasa Arab dengan makna yang berdekatan dengan makna dari

bahasa Aromiyah.

Page 13: Bahasa Semit dan Karakteristiknya

9

Para ahli bahasa terdahulu tidak mengacuhkan perhatian terhadap bahasa

Samiyah, tetapi sebagian dari mereka mengetahui hubungan antara bahasa Arab

dengan bahasa-bahasa Samiyah yang lainnya, pengetahuan mereka bertambah saat

mempelajari aspek kebahasaan dan persamaan bahasa Arab dengan bahasa

Samiyah. Dalam buku Al-‘Ayin disebutkan “Kan’an bin Sam bin Nuh

menurunkan nasab Kan’aniyun (Orang-orang keturunan kan’an), mereka

berbicara dengan bahasa yang mirip bahasa Arab”, Abu ‘Abid Al-Qosim bin

Salam berpendapat tentang bahasa Suryani dan komponen-komponennya

menggunakan fathah di akhir kata-katanya sebagaimana ditukil dari Abu Hatam

Ar-Razi dalam bukunya Az-Zinah, dan juga dari Ibnu Hazm Al-Andalusi yang

mengatakan ada hubungan dekat antara bahasa Arab, bahasa Abariyah dan bahasa

Suryani. Begitupun juga Imam As-Sahily mengungkapkan hubungan antara

bahasa Arab dengan bahasa Suryani. Dan banyak lagi yang menyepakati bahwa

bahasa Arab dengan bahasa Suryani itu mempunyai kedekatan baik delam

lafadnya ataupun maknanya, dalam sisi lain Abu Hayyan Al-Andalusi juga

mengungkapkan bahwa bahasa Habsyi juga berhubungan dengan bahasa Arab.

Pengarang keduanya itu bebas.

C. Karakteristik Bahasa Samiyah

Diantara karakteristik bahasa Syamiah yang terpenting adalah sebagai berikut:

1. Karakteristik bahasa Semit yang paling menonjol dibanding dengan

bahasa-bahasa yang lain adalah akar kata bahasa-bahasa ini lebih banyak

menggunakan konsonan dari pada vocal. Dengan kata lain, bahwa makna

dasar suatu kata terkait dengan konsonan akar kata. Sedangkan vocal

dianggap dalam sebuah kata dan tidak merubah makna sebuah kata.

Contoh: kata ب ، اكآتــ اب ، م كهتــ اب اكلتــ .dst اك اتــ اب ، ، Makna asli kata-kata ini terkait

dengan huruf ت، ك dan . ب

2. Banyak sekali terdapat kata yang maknanya terkandung dalam tiga

konsonan akar kata, lalu diberi awalan atau sisipan untuk mengubah

maknanya seperti kata: ب ، ، ب ، اكــ اهت لمو لكم تــ ، ب ، ام لكم تــ لك ات اب ، ام لســ ات لن اك ات اب ا ، ها لك ات اب ، ها .dst, اك ا ات اب ، اأ

Itulah sebabnya, maka verba (fi’il) dalam bahasa-bahasa Semit memiliki

Page 14: Bahasa Semit dan Karakteristiknya

10

sejumlah pola berimbuhan (mazid) yang menunjukkan berbagai makna

yang diambil dari makna verba dasar yang dibentuk secara baku dengan

mengubah kata dasar untuk menunjukkan kuantitas atau kualitas

perbuatan, seperti makna repfleksif, saling melakukan perbuatan, bentuk

pasif dan lain-lain.

3. bahasa Semit banyak menggunakan huruf paringal (tenggorokan) seperti

huruf ع ، , ه danح serta huruf tekanan dalam (mufakhkham),

seperti ص dan ط

4. Bahasa Semit juga tidak terlalu memperhatikan cabang-cabang dari kala

verba (lampau, kini dan akan datang). Dalam bahasa Semit terdapat 3 kata

pokok yaitu lampau, kini dan akan datang. Sebagai contoh dalam bahasa

Arab sebagai salah satu bahasa Semit, verba ada tiga bentuk yaitu verba

bentuk lampau (madhi), bentuk kini (mudhari’) dan bentuk yang akan

datang (mudhari’). Dalam bahasa Arab terdapat beberapa kata untuk

menunjukkan kala yang akan datang yaitu لمو اف ، س ل ن dan اس لم serta ال untuk ال

kata lampau

5. Bahasa Semit tidak mengenal adanya bentuk kata gabungan yang berasal

dari nomina dan verba seperti dalam bahasa bahasa

Inggris describe ( mendeskripsikan, menggambarkan, menguraikan) yang

berasal dari kata de+scribe yang sama denga bahasa Jerman bescreiben

yang berasa dari kata be + schreiben. Begitu pula dalam kata bahasa

Inggris circumstance (keadaan) yang berasal dari kata circum +

stance yang sama dengan bahasa Jerman unstand yang berasal

dari un+stand.

6. struktur idhafah (frase) dalam bahasa Semit hubungan antara mudhaf dan

mudhaf ilaih sangat erat, sehingga dalam banyak hal seringkali keduanya

melebur menjadi satu kata, terutama dalam perkembangan yang modern,

seperti kata لرد لســ ام ال dan امــ ا او هر yang berasal dari kata لرد air) امــ اء او bunga)

dan م س ام ال .(modal) ارلأ Contoh lain dalam bahasa klasik اح ابم قـر (dingin) yang

berasal dari kata ر(  ب + م ق . اح

Page 15: Bahasa Semit dan Karakteristiknya

11

7. Bahasa Syamiah secara umum terdiri dari tiga huruf seperti contoh kata

قتل ، ضرب

D. Pembagian Bahasa Semit (Samiyah)

Para ulama membagi bahasa Semit ke dalam dua bagian : Samiyah Timur

dan Barat, kemudian Samiyah Barat terbagi dalam dua bagian : Barat Utara dan

Barat Selatan. Dr. Juwad Ali menyebut pembagian ini pada tahun 1869 M.

1. Samiyah Timur

Adalah bahasa Akkadia dengan bagiannya yaitu : Babalia dan Asyuria,

gambarannya tertulis dalam tulisan kuno yang ada di relief-relief, salah satu

tulisan yang terpenting adalah (Hukum Hamurrabi) yang terkenal. Nama Akkadia

diambil dari kota (أكاد) yang terdapat di bagian utara dari negeri Babalia sekitar

2350 km, dan menjadi ibu kota negaranya. Ini merupakan negeri pertama bangsa

Semit berkembang. Bahasa ini telah punah dari dulu dan tidak sampai kepada

genarasi sekarang kecuali hanya tulisan-tulisan berupa ukiran yang menjadi salah

satu budaya bangsayang tinggal diantara dua sungai, tigris dan eufrat. Sebuah

penelitian yang pernah dilakukan pada tahun 1843 M, menemukan banyak ukiran,

kemudian dilanjutkan oleh penelitian yang dilakukan ilmuan Inggris Rawlinson

pada tahun 1847 M.

2. Samiyah Barat, dibagi menjadi dua :

Samiyah Barat Utara, meliputi dua bahasa : Kan’aniyah dan Aromiyah.

a. Kan’aniyah adalah bahasa kabilah-kabilah yang kemungkinan

bermigrasi dari bagian barat selatan dari negeri Arab dan kemudian

mereka menjadikan Palestina dan Suria sebagai tempat tinggal mereka,

dan sebagian kawasan laut tengah. Kan’aniyah terbagi menjadi dua

yaitu :

Page 16: Bahasa Semit dan Karakteristiknya

12

1) Kan’aniyah Utara : Dinamakan bahasa Agoriti yang merupakan

dialek Kan’aniyah yang lama, penamaan ini diambil dari nama

Agorit, sebuah kota yang terletak sekitar 12 km dari sebelah utara

Adzkiyah, telah dilakukan penelitian pada tahun 1929 M dengan

ditemukannya berbagai ukiran yang menyerupai bahasa Akkadiyah ,

tetapi bahasa Agoriti lebih memperhatikan aspek perbedaan abjad

dari Akkadiyah yang lebih memperhatikan aturan kata-kata yang

terpisah.

2) Kan’aniyah Selatan : misalnya dalam bahasa Abariyah yang ditulis

pada masa lalu, termasuk juga kitab Taurat, kitabnya nabi Musa as

yang lima (pembentukan, tempat keluar, kelenturan, bilangan,

penggandaan) dan kitab-kitab para nabi seperti Muzamir Daud.

Dari sumber-sumber terdahulu, dalam bahasa Abariyah ada

Qashidah Daburoh yang menggambarkan tentang bani Israil juga

menceritakan tentang pemimpin Israil terhadap kepemimpinan

Kan’aniyah. Bahasa Abariyah mengalami perkembangan yang

membedakan kuat lemahnya menurut informasi-informasi yang

menceritakan sejarah agama dan bahasa Yahudi. Bahasa Abariyah

telah memberikan pengaruh terhadap bahasa Arab setelah terjadinga

Fath islam sehingga orang-orang Yahudi menyusun kaidah-kaidah

kebahasaan menyerupai kaidah dalam bahasa Arab, begitupun juga

kaitannya dengan syair-syair mereka.

Kan’aniyah Selatan mempunyai dialek yaitu dialek Muabiyah,

contohnya (ميشع), kata ini adalah dialek orang-orang Muabiyah

keturunan Luth bin saudara Ibrahim as sebagaimana disebutkan pada

masa lalu. Diriwayatkan bahwa (ميشع) adalah sebutan untuk raja

Israil.

Bahasa Finiqiyah : ditemukan di daerah finiqiyah (Tyre - Sidon -

Jubayl), kemudian penggunaan dialek bahasa ini dibawa keluar oleh

Page 17: Bahasa Semit dan Karakteristiknya

13

penggunanya sehingga sampai di tepi laut tengah dan populer

dikenal dengan (قرطاجنة) Qorthajanah dan dialek yang utama di

daerah itu adalah (بونية) Buniyah, cabang dari Finiqiyah. Sama

dengan bahasa lain, bahasa Finiqiyah juga ditemukan berupa ukiran-

ukiran / prasasti, dan prasasti yang terkenal adalah Prasasti kerajaan

Babylus dan raja Kelmu. Bahasa Finiqiyah merupakan bahasa

terlama di rumpun bahasa Abariyah, tetapi juga ada dalam jejak

bahasa Aromiyah sebelum masehi, dan bahasa Aromiyah muncul

sebelum abad pertama masehi.

b. Bahasa Aromiyah : adalah bahasa kabilah-kabilah yang menetap di

ujung kawasan Arab dekat teluk Arab dan di provinsi-provinsi selatan

Suria. Pengguna bahasa Aromiyah berhijrah ke bagian Suria sekitar

abad ke-5 SM. Bahasa Aromiyah berbeda dengan bahasa Kan’aniyah

yang mendekati bahasa Abariyah, Finiqiyah, dan menjadi mayoritas di

bumi Mesopotamia (negara diantara dua sungai) dan Suria. Kemudian

menyebar ke wilayah Iraq. Bahasa Aromiyah terbagi menjadi dua

bagian :

1) Aromaniyah Barat, bahasa ini ditemukan dalam bentuk prasasti /

ukiran relief raja Samala, dan sebagiannya lagi pada buku Daniel,

Azra dan Irmiya yang ditulis dalam bahasa Aromiyah yang

ditemukan di wilayah Faylah, kota Aswan. Dokumen-dokumen ini

lebih dulu sampai kepada kita dari peninggalan-peninggalan bahasa

Samiyah yang dikodifikasikan menggunakan tinta. Dan ditemukan –

juga – di kota (تدمر) Tadmur yang banyak meninggalkan arsip

dengan bahasa Aromiyah. Di sana terdapat banyak ukiran/prasasti

yang menggambarkan kota yang bersangkutan seperti di kota

Bashrah, di Syam, dan di provinsi ‘Ula di Hijaz. Juga terdapat

banyak di ukiran batu nisan pada abad pertama SM dan abad ke-4 M,

dan ungkapan-ungkapan bahasa Abariyah yang diterjemahkan dan

ditulis dengan bahasa Aromiyah di saat para penerjemah dari

Page 18: Bahasa Semit dan Karakteristiknya

14

Abariyah meninggal dari ranah perkembangan bahasa pada masa itu

yang mana bangsa Palestina yang menggunakan bahasa Aromiyah.

Inilah yang menjadi awal perintah untuk menjelaskan bahasa lisan

dan adanya kodifikasi dari terjemahan-terjemahan yang ada.

2) Aromiyah Timur, bahasa ini adalah bahasa Manda’iyah, yaitu bahasa

keagamaan orang-orang yang menggunakannya masih ada sampai

sekarang di belahan Iraq bagian Selatan. Di Iraq sendiri dikenal

dengan nama (الصابئة). Mereka hidup di tepi sungai-sungai khususnya

di daerah Masyroh dan di kota Maysan. Dr. Ali Abdul Wahid

mengatakan bahwa agama mereka adalah Yahudi dan Masehi

(Nashrani).

Ada bebrapa pandangan tentang bahasa Aromiyah Timur, pertama :

Pernyataan ini perlu dikaji ulang, sumber yang ada mengatakan

bahwa Shobiah tidak ada kaitannya dengan yahudi tetapi mereka lebih

dekat dengan Nashrani dari Isa as dan Yahya bin Zakaria karena

keduanya adalah Nabi mereka. Sejarawan Iraq, Ustad Abdur Rizqi Al-

Hussaini menulis sebuah buku tentang ini mengenai sejarahnya, tata cara

dalam peribadahannya, yang dinamai (الصابئة المندائيون) ini berdekatan

antara (المنداعية) dan (المندائية), yaitu terletak pada huruf ‘ain dan hamzah.

Peninggalan Sejarah-sejarah ini terbatas antara dua abad yaitu abad ke-7

dan ke-9 M. Dalam jumlahnya lebih dekat pada bahasa Aromiyah lama

yang asli dari semua bahasa Aromiyah yang lalu.

Kedua : dikenal (التلمود البابلي) Talmud babalia. Para ilmuwan

Yahudi telah mengungkapkan bahwa Babal itu penggunanya (الترجوم)

ketika disandarkan pada penjelasan (المشنا), yang menjadi teks keagamaan

yahudi yang dikarang pada tahun ke 70 M ketika akhir bidang

kepolitikan yahudi di wilayah Palestina lampau. Adapun bahasa

Abariyah pada saat itu sedikit digunakan oleh para lelaki agama Yahudi

yang mana telah banyak mengalami kerusakan yang dijelaskan dalam

Page 19: Bahasa Semit dan Karakteristiknya

15

dokumen dengan bahasa yang mudah dipahami. Untuk itu, dijelaskan

dengan bahasa Aromiyah yang dikenal dengan (الجمارا) jumara, peristiwa

ini tersebar dari mulai abad ke-4 M sampai abad ke-6 M. Dan telah

diketahui bahwa bahasa yang dikodifikasi dengan penjelasan ini benyak

menggunakan bahasa Abariyah.

Ketiga : bahasa Suryani adalah dialek terpenting dalam bahsa

Aromiyah. Orang-orang Aromiyah menamakan dirinya dengan Suryani

setelah memluk agama Nashrani. Bahasa Suryani dibagi berdasarkan

gereja nashraninya menjadi dua bagian : Nasathiroh di bagian timur dan

Ya’qubiyah di bagian barat, kemudian pembagian ini memnghasilkan

dua dialek Suryani : timur dan barat. Peninggalan Suryani ini disatukan

oleh pengarang-pengarang yang memfokuskan perhatian mereka

terhadap tafsir kitab Taurat, Injil, dan Qashidah yang bersenandung di

gereja-gereja dan penyusun-penyusun dalam sejarah gereja Suryani

beserta para pendetanya. Fokus perhatian bahasa Suryani mengenai

sejarahnya merupakan suatu jalan yang dipotong dengan kebudayaan

Yunani untuk kebudayaan Islam, sebagaimana bahasa Suryani yang

merupakan perhubungan antara bahasa Arab dan bahasa Yunani. Banyak

kata dari bahasa Yunani yang masuk ke dalam bahasa Arab kemudian

dipindahkan ke dalam bahasa Suryani dan menjadi istilah filsafat,

lingkungan dan ilmiah. Bahasa Suryani tidak seutuhnya menjadi bahasa

setelah datangnya Islam sekitar enam abad. Sisanya terdapat di sebagian

provinsi-provinsi di pegunungan di Libanon, Syam, dan Iraq.

1. Samiyah Barat Selatan : Ada dua yaitu bahasa Arab dan bahasa Habsyi

Bahasa Habsyi :

Adalah bahasa kabilah-kabilah dari Arab yang pindah dari arah

wilayah selatan yang melewati bab El-Mandeb sampai ke Afrika. Kabilah yang

Page 20: Bahasa Semit dan Karakteristiknya

16

terkenal adalah kabilah (جشت) Gesat, dan kabilah (الجعازي) Al-Ij’azi. Kemudian

daerah itu dinamai oleh orang-orang (yang pindah dari kawasan Arab) dengan

nama Habsyah yang dinisbatkan kepada kabilah yang pertama, sedangkan dalam

bahasa dinisbatkan kepada kabilah yang kedua yaitu bahasa Ja’ziyah. Persamaan

antara Habsyi dan Yaman lama lebih banyak daripada Habsyi dan bahasa Arab.

Dialek yang paling penting adalah dialek Ja’ziyah atau Habsyi Ats-tsuyubiyah.

Ats-tsuyubiyah sendiri lebih dikenal orang-orang Yunani. Orang-orang Habsyi

pada waktu itu menjadikannya sebagai pengganti untuk Nashrani yang

berlawanan dengan Yang Suci. Bahasa ini tersebar di kota Uksum yang

diterjemahkan dalam buku suci dan buku-buku lain yang ringkasannya

diterjemahkan dalam bahasa Yunani. Bahasa Amhariyah menjadi bahasa yang

resmi yang digunakan di kantor-kantor dan bahasa Al-Ja’ziyah menjadi bahasa

agama dan sastra. Bbahasa Amhariyah diantaranya mengandung qashidah

peperangan pada abad ke 14, 15, dan 16 M. Dalam bahasa ini terdapat dialek

Tigriniyah, cabang dari bahasa Al-Ij’aziyah, jarang digunakan dalam tulisan.

Dialek ini ditemukan dan populer pada tahun 1952 M.

E. Hubungan Bahasa Arab dengan Bahasa Semit (Samiyah)

Bahasa Arab merupakan cabang dari rumpun besar Bahasa

Samiyah/Semit. Sebagaimana kita ketahui, bahwa Istilah bahasa Samiyah/Semit

pertama kali dicetuskan oleh Schlozer pada tahun 1781 M, ketika ia mencari nama

bagi bangsa Abariyah, Dan bangsa Arab dan Habsyi merupakan satu rumpun

bahasa ini. Schlozer menyandarkan penamaan ini kepada berita dalam kitab taurat

tentang keturunan Nuh as setelah terjadi banjir. Bangsa-bangsa dan kabilah-

kabilah terbagi ke dalam tiga golongan besar yang mana tiga golongan itu kembali

ke anak-anak Nuh as (sam - ham - yafis). Kemudian muncul istilah atau penamaan

Samiyah untuk menandakan bangsa dan bahasa itu. Para ulama telah menyepakati

dengan penamaan ini. Pembahas Tunisia (Muhammad Khalifah) berfikir

bahwasanya istilah ini mengikuti Ahli Ketimuran yang berdalih pada kitab Taurat

yaitu Panggilan dan istana Samiyah diarahkan pada Yahudi dalam hal

kepercayaan mereka dengan pemahaman bangsa Samiyah yang hampir

Page 21: Bahasa Semit dan Karakteristiknya

17

memisahkan diri dari penamaan ini, Ketahuilah bahwasanya kata "Samiyah"

merupakan suatu cabang ilmu dari cabang pembelajaran kebahasaan pada masa

kini, tetapi kita menemukan bahwasanya sebagian pelajar Arab yang masih

berusaha untuk memperbaiki penamaan ini lebih banyak yang benar, dan aspek

semantik itu lebih benar terhadap kenyataan bangsa dan bahasa itu disamping

sebahagian besar pelajar masih menggunakan dalam hal yang bersifat wajib selain

menyelamatkan kesahihannya dan kebenarannya. Ustad 'Abbas Al-Aqod

berpendapat Sesungguhnya kebenaran penamaan bangsa Semit dengan (Bangsa

Arab) dan penamaan bahasanya dengan (Bahasa Arab yang dulu), (Abul Al-

Anbiya : 148). Adapun Almarhum Ustad Thoha Baqir menyebutkan

"Sesungguhnya Kawasan Arab itu merupakan ayunan bagi kaum-kaum yang

termasuk dalam penamaan orang-orang Semit yang berpindah dari tanah air Arab.

Nama yang benar baginya adalah (Kaum-kaum terdahulu), dan adapun bahasa

mereka yaitu Bahasa Arab yang dulu. (Dakhil dalam bahasa Arab : 17). Pendapat

yang lain memandang bahwa istilah Bahasa Arab yang dulu itu merupakan istilah

yang baik yang dimaksudkan untuk membedakan istilah Samiyah.

F. Hubungan Bahasa Samiyah (Semit) dengan Bahasa Hamiyah (Hamit)

Ada berbagi bentuk kesamaan antara bahasa Samiyah dengan bahasa hamiyah,

diantaranya sebagai berikut:

1. Bahasa Mesir kuno menyerupai bahasa Samiyah dalam penggunaan dlomir

bagi jama mutakallim )dan nama ن bagi mukhotob mufrod dan huruf ( تا)

nama bilangan, nama-nama kata benda khususnya nama-nama yang

tersusun dari dua bunyi ( سييما – فييم – يييم ). Banyak juga persamaan dalam

kaidah-kaidah bentuk dan susunanya diantaranya ta’nis isim dan shifat

dengan hruuf .تييا Begitu pula penggunaan bunyi vocal lebih banyak

dibandingkan konsonan dalam menentukan kosa katanya dan

pengucapannya. Dengan demikian sebagian ulama menggap bahwa bahasa

mesir kuno dan bahasa samiyah merupakan dua kelompok bahasa dari satu

rumpun.

Page 22: Bahasa Semit dan Karakteristiknya

18

2. Para peneliti telah Nampak bentuk persamaan yang banyak antara bahasa

samiyah dengan bahasa Barbar, Kusyia dalam aspek yang berkaitan

dengan bentuk kata dan pengambilan suatu kata. Alasan peneliti mengenai

hal itu diantaranya:

a. Sebagian para peneliti berpendapat bahwa bahasa samiyah, Mesir

kuno, barbariya, dan kusyryiah, merupakan empat kelompok bahasa

dari rumpun yang satu, hanya saja terpisahnya bahasa barbaria dan

bahasa kusyia dari bahasa samiyah terjadi dalam kurun waktu yang

lama sebelum terpisahnya bahasa Mesir dari bahasa samiyah.

b. Sebagian ulama berpendapat bahwa bahasa Kusyiyah dan bahasa

Barbaria tidak ada hubungan kekerabatan dengan bahasa Samiyah.

Adapun adanya kesesuain bahsa-bahsa ini dalam aspek mufrodat dan

kaidah-kaidahnya ini semua kembali kepada saling keterpengaruhan

antara kedua bahasa tersebut.

c. Bahsa mesir merupakan kerabat dari bahsa Samiyah. adapun hubungan

bahasa kusyiya dengan bahasa barbariya satu dengan yang lainnya, dan

hubungan antara kedua bahsa tersebut dengan bahasa Mesir dan bahasa

Samiyah tidak bisa diputuskan sampai penelitian mengenai hal itu

mendapat kesimpulan yang benar.

Page 23: Bahasa Semit dan Karakteristiknya

19

BAB III

SIMPULAN

Dari pembahasan yang diatas, dapat kita ambil kesimpulan sebagai berikut.

A. Sejarah Bahasa Samiyah

Istilah bahasa Samiyah pertama kali diberikan oleh Scholozer sebagai

sebutan bagi sekumpulan bahasa yang dihubungkan kepada salah satu nama anak

nabi Nuh as yaitu Sam. Dari pendapat para peneliti kita dapat menyimpulkan

bahwa tempat pertama bagi semua bangsa-bangsa Samiyah adalah bagian selatan

Barat daya jazirah yaitu Nejed, Hijaz, Yaman dan sekitarnya. Bahasa Samiyahini

telah mengalami fase-fase perkembangan sebelum sampai pada keadaan sekarang

ini. Maka dengan kondisi seperti itu bahasa jauh sekali dari asal yang terdahulu.

B. Pentingnya mengetahui bahasa samiyah

Adapun manfaat yang dapat kita peroleh dari mempelajari bahasa Samiyah

diantaranya kita mengetahui perkembangan kebahasaan, mengetahui huruf asli

dan huruf tambahan dan mengetahui kata yang tersusun.

C. Krakteristik bahasa Samiyah

1. Lebih banyak menggunakan konsonan dari pada vocal

2. Banyak sekali terdapat kata yang maknanya terkandung dalam tiga

konsonan akar kata, lalu diberi awalan atau sisipan untuk mengubah

maknanya.

3. Tidak terlalu memperhatikan cabang-cabang dari kala verba (lampau, kini

dan akan datang)

4. Tidak mengenal adanya bentuk kata gabungan yang berasal dari nomina

dan verba.

5. Struktur idhafah (frase) dalam bahasa Semit hubungan antara mudhaf dan

mudhaf ilaih sangat erat. .

6. Bahasa Syamiah secara umum terdiri dari tiga huruf seperti contoh kata

قتل ، ضرب

Page 24: Bahasa Semit dan Karakteristiknya

20

D. Pembagian dan penyebaran bahasa samiyah.

Pembagian dan penyebaran bahasa Samiyah disimpulkan dalam bagan dibawah

ini:

Bahasa

Samiyah Timur Samiyah Barat

Akkadia

Asyuria

Barat Utara

ArabiahAramiyah

Barat Selatan

Kan’aniyah Habsyah

Ibrani Nabti

Agoriti Suryani

Finiqia

Al-jazirah

Amhariyah

TijriniyahUtara Selatan

Baidah

Syi’ir

Baqiyah

Shofwiyah

Samudiyah

Lihyaniyah

Rajaz

Hukam

Fushha

Yaman Kuno

Ma’iniyah

Sabaiyah

Humeriyah

Hadromiyah

Qibtiyah

Samiyah

Page 25: Bahasa Semit dan Karakteristiknya

21

E. Hubungan antara bahasa Arab dan Bahasa Samiyah (semit)

Bahasa Arab merupakan cabang dari rumpun besar Bahasa

Samiyah/Semit. Sudah jelas dengan demikian terdapat hubungan anatra

keduanya.

"Sesungguhnya Kawasan Arab itu merupakan ayunan bagi kaum-kaum

yang termasuk dalam penamaan orang-orang Semit yang berpindah dari tanah

air Arab. Nama yang benar baginya adalah (Kaum-kaum terdahulu), dan

adapun bahasa mereka yaitu Bahasa Arab yang dulu”. Muhammad Thaha

Baqir.

F. Hubungan antara bahasa Samiyah (semit) dengan bahasa Hamiyah

(Hamit)

Bahasa Hamiyah terdiri dari tiga kelompok bahasa, yaitu bahasa Mesir,

bahasa Barbar dan bahasa Kusyiyah. Bahasa Mesir kuno meyerupai bahasa

Samiyah dalam penggunaan dhomir, nama-nama kata benda, kaidah bentuk

dan susunan, pembentukan fi’il mudhari dan penggunaan bunyi vokal yang

lebih banyak dibandingkan dengan konsonan. Ha ini menunjukan bahwa

bahasa Samiyah dan bahasa Mesir kuno merupakan dua kelompok bahasa dari

satu rumpun.

Begitu pula terdapat beberapa kesamaan antara bahasa Samiyah dengan

bahasa Barbar dan bahasa Kusyiya. Akan tetapi letak kedekatan kedua bahasa

ini dengan bahasa Samiyah masih dalam perbedaan pendapat. Maka belum bisa

menjadi kesimpulan.

Page 26: Bahasa Semit dan Karakteristiknya

22

DAFTAR PUSTAKA

Ade Nandang, 2012. Fiqih luqoh. Bandung : CV Insan Mandiri

Mizyan, Ali Hasan. As-Syarif, Ibrahim Ath-Thohir. 2002. Mabahits fi Fiqhil

Lughoh. Saudi Arabia. Pustaka Syumu Ats-Tsaqofah

http://depiesta-inc.blogspot.com/2012/10/kedudukan-bahasa-arab-dari-bahasa.html

http://www.dedeyahya.com/2012/10/penyebaran-bahasa-samiyah-semit.html

http://warokakmaly.blogspot.com/2012/03/sejarah-bahasa-semit-dan-ciri

cirinya.html, Atlas Sejarah Dunia Islam (c,d,e dan f).