7. ULTIMATUM PERTAMA Bagian utara kota Bandung harus
dikosongkan dan juga menyerahkan senjata yang dirampas dari tentara
jepang oleh pihak indonesia selambat- lambatnya tanggal 29 November
1945
8. ULTIMATUM PERTAMA MC DONALD MR DATUK DJAMIN GUBERNUR JABAR
1945-1946
9. 24 NOVEMBER 1945
10. MARKAS NICA HOTEL PREANGER HOTEL HOMANN
11. ULTIMATUM KEDUA 23 MARET 1946
12. ULTIMATUM KEDUA Menuntut agar semua masyarakat dan para
pejuang TRI mengosongkan bagian selatan kota bandung paling lambat
malam hari tanggal 24 Maret 1946
13. SURAT PERINTAH PM AMIR SYARIFUDIN JENDRAL SOEDIRMAN
14. PERINTAH DARI PERDANA MENTRI Bahwa para pejuang / pasukan
RI harus mundur dari kota Bandung sesuai dengan perjanjian antara
pemerintah RI dengan Sekutu yanag saat itu sedang berlangsung di
Jakarta
15. SURAT PERINTAH DARI JENDRAL SOEDIRMAN Bahwa para
pejuang/pasukan RI harus mempertahankan Kota Bandung sampai titik
darah penghabisan
16. RAPAT MUSYAWARAH MP3 MAJELIS PERSATUAN PERJUANGAN
PARIANGAN
17. Next Menghadapi dua perintah yang berbeda ini, akhirnya
pada 24 Maret 1946 pukul 10.00 WIB, para petinggi TRI mengadakan
rapat untuk menyikapi perintah PM Sjahril di Markas Divisi III TKR.
Rapat ini dihadiri para pemimpin pasukan Komandan Divisi III
Kolonel Nasution, Komandan Resimen 8 Letkol Omon Abdurrahman,
Komandan Batalyon I Mayor Abdurrahman, Komandan Batalyon II Mayor
Sumarsono, Komandan Batalyon III Mayor Ahmad Wiranatakusumah, Ketua
MP3 Letkol Soetoko, Komandan Polisi Tentara Rukana, dan perwakilan
tokoh masyarakat dan pejuang Bandung.
18. Next Rapat pun berlangsung alot dan panas. Berbagai usulan
perlawanan disampaikan peserta rapat, salah satu usul adalah
meledakkan terowongan Sungai Citarum di Rajamandala sehingga airnya
merendam Bandung. Usul ini disampaikan Rukana. Namun saking
emosinya, Rukana menyebut usulnya agar Bandung menjadi lautan api,
padahal maksudnya lautan air. Diduga, dari rapat inilah muncul
istilah Bandung Lautan Api.
19. Akhirnya.. Sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam
militer di Bandung, Nasution akhirnya memutuskan untuk mentaati
keputusan pemerintah RI. Keputusan ini berisi beberapa poin, di
antaranyaTRI akan mundur sambil melakukan melakukan infiltrasi atau
bumi hangus, hingga Bandung diserahkan dalam keadaan tidak utuh.
Lalu rakyat akan diajak mengungsi bersamaTRI. Selama
pengungsian,TRI dan pejuang akan melakukan perlawanan dengan taktik
gerilya ke Bandung Utara dan Selatan
20. Next Melalui siaran RRI pada pukul 14.00, Nasution
mengumumkan: bahwa semua pegawai dan rakyat harus keluar sebelum
pukul 24.00, tentara melakukan bumi hangus terhadap objek vital di
Bandung agar tidak dipakai Inggris dan NICA.
21. Proses Peristiwa Maret 1946, dalam waktu tujuh jam, sekitar
200.000 penduduk mengukir sejarah dengan membakar rumah dan harta
benda mereka, meninggalkan kota Bandung menuju pegunungan di
selatan. Peristiwa itu di kenal sebagai Bandung Lautan Api. Sebuah
memorabilia sejarah Bandung.
22. Next Saat malam tiba, TRI akan menyerang Bandung. TRI juga
mempersiapkan sejumlah titik pengungsian bagi Keresidenan Priangan,
Walikota Bandung, Bupati Bandung, Jawatan KA, Jawatan PTT, rumah
sakit, dan lain-lain.
23. Next Meski panik, secara umum rakyat mematuhi keputusan
pemerintah. Banyak rakyat yang mengungsi, Meski berat hati harus
meninggalkan rumah yang sudah mereka ditinggali sejak kecil. Tempat
tujuan pengungsi menyebar, mulai dari Cililin, Ciparay dan
Majalaya, Tasikmalaya, Cianjur, Ciwidey, Garut, Sukabumi, bahkan
adaya yang mengikuti hingga Jogjakarta.
24. Next TRI menjadwalkan peledakan pertama dimulai pukul 24.00
WIB di Gedung Regentsweg, selatan Alun-alun Bandung yaitu Gedung
Indische Restaurant (sekarang Gedung BRI), sebagai aba-aba untuk
meledakan semua gedung.
25. Next Di tengah persiapan itu tiba-tiba terjadi ledakkan.
Seorang pejuang, Endang Karmas, mengaku heran dengan adanya
ledakan, padahal baru pukul 20.00 WIB. Ledakkan pertama itu
terlanjur dianggap aba-aba, sehingga pejuang lain pun tergesa-gesa
melakukan pembakaran dan peledakkan gedung.
26. Next Karena persiapan yang minim, banyak gedung vital yang
tidak bisa diledakkan, kalaupun meledak, tidak sanggup merusak
bangunan yang terlalu kokoh.
27. Next Terlebih saat persiapan pengungsian pasukan Gurkha dan
NICA terus melakukan provokasi hingga penembakan terhadap para
pejuang. Hal itulah yang membuat rencana pembakaran dan
penghancuran objek vital tidak berjalan seperti rencana.
28. Next Kebakaran hebat justru timbul dari rumah-rumah warga
yang sengaja dibakar, baik oleh pejuang maupun oleh pemilik rumah
yang sukarela membakar rumahnya sebelum berangkat ngungsi.
Rumah-rumah warga yang dibakar membentang dari Jalan Buah Batu,
Cicadas, Cimindi, Cibadak, Pagarsih, Cigereleng, Jalan Sudirman,
Jalan Kopo. Kobaran api terbesar ada di daerah Cicadas dan
Tegalega, di sekitar Ciroyom, Jalan Pangeran Sumedang (Oto Iskandar
Dinata), Cikudapateuh, dan lain-lain
29. Next Semua listrik mati. Inggris mulai menyerang sehingga
pertempuran sengit terjadi. Pertempuran yang paling seru terjadi di
Desa Dayeuhkolot, sebelah selatan Bandung, di mana terdapat pabrik
mesiu yang besar milik Sekutu. TRI bermaksud menghancurkan gudang
mesiu tersebut. Untuk itu diutuslah Muhammad Toha dan Ramdan. Kedua
pemuda itu berhasil meledakkan gudang tersebut dengan granat
tangan. Gudang besar itu meledak dan terbakar, tetapi kedua pemuda
itu pun ikut gugur sebagai pahlawan bangsa.
30. ASAL USUL BANDUNG LAUTAN API
31. BandoengLaoetanApi Seorang wartawan muda saat itu, yaitu
Atje Bastaman, menyaksikan pemandangan pembakaran Bandung dari
bukit Gunung Leutik di sekitar Pameungpeuk,Garut. Dari puncak itu
Atje Bastaman melihat Bandung yang memerah dari Cicadas sampai
dengan Cimindi. 26 Maret 1946
32. BandoengLaoetanApi Setelah tiba di Tasikmalaya, Atje
Bastaman dengan bersemangat segera menulis berita dan memberi judul
Bandoeng Djadi Laoetan Laoetan Api. Namun karena kurangnya ruang
untuk tulisan judulnya, maka judul berita diperpendek menjadi
Bandoeng Laoetan Api.
33. ASAL USUL HALO-HALO BANDUNG
34. Halo-halo Bandung Sejarah heroic itu tercatat dalam sejarah
bangsa Indonesia sebagai peristiwa Bandung Lautan Api (BLA). Lagu
Halo-halo Bandung ciptaan Ismail Marzuki menjadi lagi perjuangan
pada saat itu. NICA Belanda berhasil menguasai Jawa Barat melalui
Perjanjian Renville (17 Januari 1948).
35. Halo-halo Bandung Beberapa tahun kemudian, lagu "Halo-Halo
Bandung" ditulis untuk melambangkan emosi mereka, seiring janji
akan kembali ke kota tercinta, yang telah menjadi lautan api.
Perlambang emosi mereka, seiring janji akan kembali ke kota
tercinta, yang telah menjadi lautan api.