48
UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN Tugas 2 Analisis Sistem System Thinking, Diagram IO, dan Diagram Cuasal Loop Disusun oleh: Nama : Debby Rahmawati (10308067) Dedi Wiyanto (10308068) Jurusan : Teknik Sipil Dosen : Dr. Ruswandi T.

Causal loop Sistem Perencanaan Apartemen Berbasis Energi Angin

Embed Size (px)

DESCRIPTION

 

Citation preview

Page 1: Causal loop Sistem Perencanaan Apartemen Berbasis Energi Angin

UNIVERSITAS GUNADARMA

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

Tugas 2 Analisis Sistem

System Thinking, Diagram IO, dan Diagram Cuasal Loop

Disusun oleh:

Nama : Debby Rahmawati (10308067)

Dedi Wiyanto (10308068)

Jurusan : Teknik Sipil

Dosen : Dr. Ruswandi T.

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Analisis Sistem

Universitas Gunadarma

2011

Page 2: Causal loop Sistem Perencanaan Apartemen Berbasis Energi Angin

SYSTEM THINKING (BERFIKIR SISTEM)

Semua situasi masalah di dunia berhubungan dengan masalah keputusan yang

seringkali solusi pemecahannya menjadi tidak jelas dikarenakan situasi masalah yang

kompleks dan interaksi antara beragam elemen atau aspek memiliki derajat kompleksitas

yang membatasi kapasitas pikiran manusia sehingga tidak dapat mengevaluasi sedetail

mungkin hal-hal tersebut. Sebagai cara pemecahannya, pengaturan terhadap masalah-masalah

tersebut adalah berupa sistem, yaitu kumpulan hal atau orang yang berhubungan dan

berkaitan satu sama lain serta saling mempengaruhi dalam cara khusus dan memiliki tujuan

tertentu.

Berhubungan dengan kompleksitas sistem untuk pengambilan keputusan yang efektif,

maka diperlukan cara berfikir yang baru (berfikir sistem atau system thinking) sebagai alat

bantu analis memaparkan masalah yang kompleks dan menemukan solusi yang optimal atau

terbaik dimana berbagai masalah tersebut tidak dapat lagi didasarkan pada sebab akibat

bahkan hal tersebut menjadi lingkaran setan (Agus Ristono, 2011).

Begitu pula dengan permasalahan persediaan energi yang terdapat di alam berkurang

secara cepat, ketergantungan kebutuhan manusia pada sumber energi yang tidak dapat

diperbaharui sudah sangat mengkhawatirkan. Melihat kondisi kependudukan yang

mengalami penambahan secara besar menuntut pembangunan hunian yang meningkat,

berbanding lurus dengan kebutuhan energi yang dibutuhkan manusia. Hal ini mengakibatkan

krisis energi tidak dapat diperbaharui terjadi di berbagai tempat di dunia dan memerlukan

suatu tindakan pembangunan dengan sumber bahan bakar non-fossil yang dapat diperbaharui.

Memperhatikan kondisi alam dan potensi angin yang tersebar diseluruh Indonesia

memungkinkan beberapa daerah dapat mengembangkannya menjadi sumber energi untuk

1

Page 3: Causal loop Sistem Perencanaan Apartemen Berbasis Energi Angin

kebutuhan listriknya dimana dalam perencanaannya perlu digunakan kerangka berfikir sistem

untuk menguraikan masalah yang kompleks dan dapat dihasilkan solusi yang optimal.

Ilmu pengetahuan modern telah memecah persoalan-persoalan dunia ini menjadi

bagian-bagian kecil, misalnya berdasarkan sektor. Masalah ekonomi dipecahkan oleh

ekonom, masalah politik dipecahkan oleh politikus. Masalah lingkungan dipecahkan oleh

para ahli Ekologi. Pendekatan ini disebut pendekatan reduksionis.. Padahal semua persoalan

ini bukanlah persoalan yang berbeda-beda, melainkan hanyalah sisi-sisi yang berbeda dari

bangunan yang sama, realitas dunia ini. Persoalan ini berhubungan satu dengan yang lain

dalam satu jaring-jaring permasalahan yang kompleks. Apa yang diputuskan oleh

sekelompok elite di sidang PBB akan berpengaruh terhadap kehidupan para petani di

Banglades dan sebaliknya. Keputusan untuk berhenti bertani yang dilakukan oleh salah

seorang petani di pelosok Irian akan berpengaruh pada persediaan pangan dunia.

Dunia sedang mencari bentuknya. Dunia sedang berevolusi ke satu tingkat peradaban

baru yang lebih berkualitas daripada tingkat peradaban sebelumnya. Hal ini berarti harus ada

penyelesaian terhadap persoalan-persoalan umum dunia seperti ketidakadilan sosial,

kemiskinan dan kerusakan lingkungan tadi. Dengan paradigma yang lama, yakni pendekatan

reduksionis, permasalahan-permasalahan tadi tidak mungkin terselesaikan. 

Sistem dapat diartikan sebagai kumpulan elemen yang saling berkaitan dan saling

mempengaruhi dan mempunyai tujuan yang sama. Ilmu pengetahuan modern telah mencapai

kemajuannya dengan memecah-mecah sistem menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan

mempelajari secara mendalam masing-masing bagian itu. Pendekatan ini tidak berlaku untuk

sistem. Sebuah sistem adalah lebih daripada bila seluruh komponennya dijumlahkan (Gambar

1). Dan sistem akan bekerja bila seluruh komponennya terletak dan terhubung pada

tempatnya.

Sumber: Hari Kusnanto, 2011.

Gambar 1. Sistem

2

Page 4: Causal loop Sistem Perencanaan Apartemen Berbasis Energi Angin

Cara berpikir sistem adalah salah satu pendekatan yang diperlukan agar manusia

dapat memandang persoalan-persoalan dunia ini dengan lebih menyeluruh dan dengan

demikian pengambilan keputusan dan pilihan aksi dapat dibuat lebih terarah kepada sumber-

sumber persoalan yang akan mengubah sistem secara efektif. Dibawah ini (Gambar 2)

digambarkan perbedaan antara penyelesaian masalah dengan berfikir sistem dan pendekatan

reduksionis (paradigma lama).

Sumber: Ruswandi, 2011.

Gambar 2. Penyelesaian Masalah dengan Berpikir Sistem dan Pendekatan Reduksionis

Beberapa nilai yang terkandung dalam cara berpikir sistem :

1. Menghargai bagaimana model mental mempengaruhi cara pandang kita

2. Mengubah perspektif untuk melihat leverage point baru

3. Melihat pada kesalingtergantungan (interdependencies)

4. Merasakan dan menghargai kepentingan jangka panjang dan lingkungan

5. Memperkirakan yang biasanya tidak diperkirakan

6. Berfokus pada struktur yang membangun dan menyebabkan perilaku sistem

7. Menyadari bagian yang tersulit tanpa tendensi untuk menyelesaikannya dengan tergesa-

gesa

8. Mencari pengalaman

9. Menggunakan bahasa pola dasar dan analogi untuk mengantisipasi perilaku dan

kecenderungan untuk berubah.

3

PROBLEMS SOLUTION

FUNDAMENTALPROBLEMS

SYMPTHOMATICPROBLEMS

HOLISTIK SNAPSHOT

SYSTEMAPROACH

NON SYSTEM APROACH

MULTI DISIPLIN MONO DISIPLIN?

Pendekatan Reduksionis

Berpikir Sistem

Page 5: Causal loop Sistem Perencanaan Apartemen Berbasis Energi Angin

Berdasarkan hal tersebut dapat digambarkan penyelesaian berfikir sistem seperti diagram

blok berikut.

Sumber: Ruswandi, 2011.

Gambar 3. Diagram Blok Berfikir Sistem

Permasalahan yang terjadi di dunia nyata dapat dicari solusinya dengan menggunakan

paradigma baru yang melihat masalah sebagai suatu sistem sehingga harus dikaji

menggunakan pendekatan sistem yang manggabungkan dan mempertimbangkan berbagai sisi

baik ekonomi, biofisik, maupun sosial budaya dengan melakukan uji kelayakan ekonomi,

penerimaan masyarakat, serta ketahanan lingkungan. Beranjak dari hal tersebut maka

pengambilan keputusan dan pilihan aksi dapat dibuat lebih terarah kepada sumber-sumber

persoalan yang akan mengubah sistem secara efektif (system thinking). Lalu dengan analisis

sistem yang selanjutnya dilakukan dapat dimodelkan berdasarkan struktur dan pola seperti

yang terjadi dalam kehidupan nyata sehingga hasilnya dapat digunakan untuk memprediksi

serta mendapatkan solusi yang terbaik dengan uraian langkah-langkah penyelesaian (Gambar

4):

1. Cognitive Map

a. Need Analysys

b. Formulasi masalah

2. Causal Map

Diagram sebab akibat

4

REAL WORLD

SYSTEM APPROACH

SYSTEM THINKING

ARCHETYPEMODEL DINAMIC

STRUKTUR, POLA, KEJADIAN

SOSBUD

EKONOMIBIOFISIK

-Economically feasible-Sociologically acceptable- Ecologically sustainable

Page 6: Causal loop Sistem Perencanaan Apartemen Berbasis Energi Angin

3. Pengembangan Model

Model dinamik

4. Validasi dan Verifikasi

a. Validasi struktur

b. Validasi kinerja

Sumber: Ruswandi, 2011.

Gambar 4. Langkah-Langkah Penyelesaian Masalah dengan System Thinking

Melalui pendekatan berpikir sistem, terdapat beberapa manfaat yang dapat diperoleh yaitu:

1. Memberi pemahaman atas keterkaitan elemen-elemen yang mempengaruhi kinerja

organisasi

2. Menjadi bahasa bersama untuk dialog tentang struktur dan proses sistem

3. Memetakan dan simulasi apa yang dipahami bersama

5

COGNITIF MAP

ANALISIS KEBUTUHANFORMULASI MASALAH

COGNITIF MAP

ANALISIS KEBUTUHANFORMULASI MASALAH

MODEL ABSTRAK MODEL ABSTRAK

CAUSAL MAP CAUSAL MAP

KONSTRUKSI MODEL KONSTRUKSI MODEL

VALIDASI DAN VERIFIKASI

VALIDASI DAN VERIFIKASI

WAWANCARA PAKAR

DISKUSI MELALUI FGD,OBSERVASI DI

LAPANGAN

DIAGRAMSEBABAKIBAT

MODEL DINAMIK

OK

SELESAI SELESAI

TIDAK

YA

Page 7: Causal loop Sistem Perencanaan Apartemen Berbasis Energi Angin

DIAGRAM INPUT OUTPUT

6

Page 8: Causal loop Sistem Perencanaan Apartemen Berbasis Energi Angin

Penjelasan Diagram Input Output (IO)

Input Tidak Terkendali:

1. Kecepatan angin

Sekitar 1-3 % energi matahari yang mencapai permukaan bumi dikonversi menjadi energi

angin. Jumlah ini setara dengan 50-100 kali lebih besar dari energi yang diubah ke bentuk

biomassa oleh seluruh tanaman di permukaan bumi melalu proses fotosintesis. Namun

angin memiliki kekuatan berbeda-beda dan dengan demikian tidak dapat menjamin power

secara berkelanjutan.

Turbin tersebut paling tidak membutuhkan angin dalam kisaran 5,5 m/s (20 km/jam).

Sebagian besar daerah di Indonesia mempunyai kecepatan angin rata-rata sekitar 4 m/s,

kecuali beberapa daerah di Indonesia yang memiliki potensi pengembangan PLTB antara

lain NTB, NTT, Maluku, dan wilayah-wilayah Indonesia bagian timur lainnya. Lembaga

Penerbangan dan Antariksa Nasional mengukur kecepatan angin di Indonesia Timur dan

menyimpulkan daerah dengan kecepatan angin tinggi adalah Nusa Tenggara Barat dan

Timur dan Sulawesi. Kupang merupakan lokasi dengan potensi paling besar karena

memiliki kecepatan angin sebesar 5,5 m/detik.

2. Perubahan kondisi alam (cuaca dan iklim)

Perubahan musim, perbedaan siang dan malam, pengaruh gaya coriolis, irregularitas

albedo permukaan daratan dan air, kelembaban dan gesekan angin dengan berbagai

permukaan merupakan beberapa contoh dari begitu banyak faktor yang mengakibatkan

aliran angin menjadi kompleks.

7

Page 9: Causal loop Sistem Perencanaan Apartemen Berbasis Energi Angin

3. Biaya konstruksi dan investasi yang besar

Hambatan utama dalam penyebarluasan pemanfaatan energi angin di Indonesia adalah

lokasi spesifik (specific site) dan harga relatif tinggi dibanding harga per kWh listrik yang

dihasilkan oleh sumber energi konvensional. Seringkali pada lokasi potensial

pemanfaatan energi angin, tetapi jauh dari calon pelanggan. Jika ada pun, calon

pelanggan tidak memiliki daya beli tinggi. Investasi yang mahal, kurangnya subsidi

pemerintah, dan komponen turbin hasil impor mengakibatkan harga listrik dan

pembangkitan tenaga angin belum bisa murah.

Input Terkendali:

1. Jumlah kebutuhan energi

Pertumbuhan ekonomi yang semakin baik akan meningkatkan kebutuhan energi dalam

negeri dan kemampuan/daya beli masyarakat serta akan menjadi daya tarik investasi

swasta yang diperlukan dalam pembangunan sektor energi. Peranan energi baru dan

terbarukan lainnya meningkat menjadi 4,4% pada tahun 2025.

2. Perkembangan teknologi

PT Pindad merupakan industri dalam negeri yang memproduksi generator elektrik dalam

berbagai spesifikasi. Generator tersebut diaplikasi pada berbagai pembangkit listrik. Ada

tiga jenis generator yang diproduksi PT Pindad, yaitu generator permanent magenet,

induced magnet, dan synchronous. Generator PT Pindad yang telah diaplikasikan adalah

generator untuk turbin angin berkapasitas 10 kW dan 50 kW. Turbin ini dioperasikan di

Ende, Nusa Tenggar Timur.

3. Jumlah penghuni

Jumlah penghuni dari gedung yang dapat diperkirakan sehingga dapat juga direncakan

seberapa besar energi yang harus dihasilkan oleh sumber energi yang ada.

8

Page 10: Causal loop Sistem Perencanaan Apartemen Berbasis Energi Angin

4. Ketersediaan sumber energi

Seluruh energi terbaharui secara definisi juga merupakan energi berkelanjutan, yang

berarti mereka tersedia dalam waktu jauh ke depan yang berarti tidak diperlukannya

perencanaan apabila mereka habis seperti halnya perencanaan ke depan untuk bahan

bakar fossil.

Input Lingkungan:

1. Undang-undang No. 30 Tahun 2007 Tentang Energi

2. Undang-undang No. 30 Tahun 2009 Tentang Ketenagalistrikan

3. Peraturan Menteri ESDM Nomor 30 Tahun 2006 tentang Penetapan dan Pemberlakuan

Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Bidang Pembangkitan Energi Baru

dan Terbarukan Pembangkit Listrik Tenaga Mikri Hidro (PLTMH), Pembangkit Listrik

Biomassa (PLTBM), Pembagkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB), dan Pembangkit Listrik

Tenaga Surya (PLTS).

4. Peraturan Menteri ESDM No. 30 Tahun 2009 tentang Penetapan dan Pemberlakuan

Standar Kompetensi Tenaga Teknik Kelistrikan Bidang Pembangkitan Tenaga Listrik

Sub Bagian Perancangan, Sub Bagian Perencanaan, Sub bagian Konstruksi dan Sub

Bagian Inspeksi.

Output Diharapkan:

1. Terpenuhinya kebutuhan listrik apartemen

Hasil perencanaan sumber energi angin yang terpasang pada gedung apartemen berupaya

untuk memenuhinya kebutuhan listrik tanpa ketergantungan dengan sumber daya

konvensional.

9

Page 11: Causal loop Sistem Perencanaan Apartemen Berbasis Energi Angin

2. Energi yang lebih ekonomis

Jika dikaitkan dengan penggunaan minyak bumi sebagai bahan bakar sistem pembangkit

listrik, maka kecenderungan tersebut berarti akan meningkatkan pula biaya operasional

pembangkitan yang berpengaruh langsung terhadap biaya satuan produksi energi

listriknya. Di lain pihak biaya satuan produksi energi listrik dari sistem pembangkit listrik

yang memanfaatkan sumber daya energi terbarukan menunjukkan tendensi menurun,

sehingga banyak ilmuwan percaya, bahwa pada suatu saat biaya satuan produksi tersebut

akan lebih rendah dari biaya satuan produksi dengan minyak bumi atau energi fosil

lainnya.

Sumber: Pekik Argo Dahono, 2011.

Gambar 5. Perbandingan Biaya Produksi Listrik Beberapa Sumber Energi

3. Bangunan dengan green energy

Bangunan dengan energi hijau menjadi harapan terciptanya gedung dengan sumber

energi dan tenaga yang ramah terhadap lingkungan. Khususnya, istilah ini merujuk ke

sumber-sumber energi yang dapat diperbaharui dan tidak mencemari lingkungan

seperti air, sinar matahari dan angin.

10

Page 12: Causal loop Sistem Perencanaan Apartemen Berbasis Energi Angin

4. Peningkatan kualitas lingkungan

Pembakaran energi fosil akan membebaskan Karbondioksida (CO2) dan beberapa gas

yang merugikan lainnya ke atmosfir. Pembebasan ini merubah komposisi kimia lapisan

udara dan mengakibatkan terbentuknya efek rumah kaca (green house effect), yang

memberi kontribusi pada peningkatan suhu bumi. Guna mengurangi pengaruh negatif

tersebut, sudah sepantasnya dikembangkan pemanfaatan sumber daya energi terbarukan

dalam produksi energi listrik. Sebagai ilustrasi, setiap kWh energi listrik yang diproduksi

dari energi terbarukan dapat menghindarkan pembebasan 974 gr CO2, 962 mg SO2 dan

700 mg NOx ke udara, dari pada jika diproduksi dari energi fosil.

Output Tidak Diharapkan:

1. Kurangnya pasokan energi listrik

Akibat kecepatan angin yang tidak menentu dan perubahan kondisi alam dan cuaca, maka

mungkin tenaga listrik yang dihasilkan menjadi relatif lebih kecil dari erencanaan untuk

memenuhi seluruh kebutuhan energi listrik yang diperlukan sehingga akan terjadi

kurangnya pasokan energi listrik.

2. Pencemaran suara

Keluaran dari proses konversi angin untuk dihasilkan menjadi energi listrik yang

dilakukan oleh turbin menghasilkan suara yang cukup keras, dan menjadikan ini sebagai

salah satu pencemaran udara yang tidak memberi kenyamanan pada manusia.

3. Kegagalan investasi

Kegagalan investasi dapat terjadi jika pada perencanaan keseluruhan studi kelayakan

aspek tidak seimbang. Serta pengoperasian yang buruk dan belum tersedinya teknologi

serta SDM yang terampil.

11

Page 13: Causal loop Sistem Perencanaan Apartemen Berbasis Energi Angin

Manajemen:

1. Pengelolaan gedung

Terintegrasinya perangkat utilitas gedung dengan sumber energi harus dipastikan agar

seluruh kegiatan yang membutuhkan listrik dapat berjalan lancar.

2. Maintenance sumber energi

Penggunaan secara terus menerus dalam menghasil energi perlu pula didukung dengan

maintenance yang berkala yang telah dapat mengacu pada lampiran III PerMen ESDM

No. 26 Tahun 2009 tentang Standar Kompetensi Sub Bidang Pemeliharaan PLTB.

3. Pelatihan tenaga terampil (SDM)

Orang-orang yang berhubungan dengan konstruksi, pelaksanaan operasional, dan

pemeliharaan sumber energi angin ini harus memiliki kompetensi yang telah ditetapkan

pada lampiran III Permen ESDM No. 26 Tahun 2009 tentang Standar Kompetensi Tenaga

Teknik Ketenagalistrikan Bidang Pembangkitan Energi Baru dan Terbarukan (PLTB).

4. Benefit & Monitoring Evaluation (BME)

Perlu direncanakannya monitoring terhadap kegiatan pembangunan, operasional, dan

pemeliharaan serta evaluasi seberapa besar keuntungan yang didapatkan dibandingkan

hasil perencanaan awal.

12

Page 14: Causal loop Sistem Perencanaan Apartemen Berbasis Energi Angin

Sumber: LAPAN, Majalah Energi Edisi Maret 2011

Gambar 6. Peta Potensi Angin Beberapa Daerah di Indonesia

13

Page 15: Causal loop Sistem Perencanaan Apartemen Berbasis Energi Angin

DIAGRAM SEBAB AKIBAT (CAUSAL LOOP)

Gambar 7. Diagram Sebab Akibat (Causal Loop)

Penjelasan Diagram Causal Loop:

Persediaan energi yang terdapat di alam berkurang secara cepat,

ketergantungan kebutuhan manusia pada sumber energi yang tidak dapat

diperbaharui sudah sangat mengkhawatirkan. Melihat kondisi kependudukan yang

mengalami penambahan secara besar, berbanding lurus dengan kebutuhan energi

yang dibutuhkan manusia untuk keberlangsungan eksistensinya. Hal ini

mengakibatkan krisis energi tidak dapat diperbaharui terjadi serentak di berbagai

tempat di dunia. Mengingat ketersediaan energi yang makin menipis ini menuntut

14

Page 16: Causal loop Sistem Perencanaan Apartemen Berbasis Energi Angin

adanya inovasi teknologi pembangkit energi yang baru, yang sumbernya ada dan

banyak serta dapat terus diperbaharui. Salah satu alternatif energi yang dapat

dikembangkan adalah penggunaan energi angin, Indonesia yang memiliki sebaran

potensi angin yang bagus di hampir seluruh wilayah Nusantara ini sangat

mungkin mengembangkan pembangkit listrik bertenagakan angin.

Energi angin ini menghasilkan biaya produksi listrik yang lebih murah,

meskipun pada investasi awal untuk mendirikan pembangkit tenaga ini

membutuhkan biaya yang sangat besar. Tapi jika biaya investasi tersebut telah

kembali, maka biaya untuk memproduksi listrik dengan sumber energi utamanya

adalah angin menjadi sangat kecil. Sehingga energi ini dapat diterapkan secara

ekonomis dan dapat diberlakukan pada bangunan gedung.

Pembangkit energi angin yang ke depannya akan menjadi kebutuhan dan

sebuah trend di masyarakat akan menuntut kompetisi pasar industri untuk

memproduksi segala komponen-komponen pendukung terciptanya sistem

pembangkit energi ini. Sehingga menjamurnya pabrik-pabrik industri yang

memproduksi generator, turbin dan kelengkapan lainnya akan membuka lapangan

kerja baru bagi masyarakat yang dapat meningkatkan jumlah angkatan kerja baru

dan berakhir pada meningkatnya kualitas kehidupan masyarakat secara umum.

Seiring dengan kualitas kehidupan yang meningkat maka menuntut adanya

kehidupan yang lebih baik melalui pemenuhan kebutuhan ruang yang bertambah

pula dimana artinya akan menurun jumlah Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan

meningkatnya pembangunan hunian yang dapat dikombinasikan dengan

penerapan energi angin. Kualitas kehidupan yang meningkat dan peningkatan

15

Page 17: Causal loop Sistem Perencanaan Apartemen Berbasis Energi Angin

lapangan kerja yang ditimbulkan dapat meningkatkan pendapatan perkapita secara

umum sehingga semangat berinvestasi dapat terpicu dan tertariknya para investor

menanamkan modal dalam hal penerapan energi angin pada bangunan.

Setiap inovasi teknologi tidak terlepas dari dampak sisi baik dan buruknya,

sisi baik pada dari energi angin ini adalah tidak adanya sisa keluaran hasil

pembakaran serta bahan-bahan berbahaya lainnya. Sehingga tingkat pencemaran

udara dapat berkurang secara signifikan dan kualitas lingkungan hidup dapat

meningkat sejalan dengan sedikitnya kadar udara kotor. Pada sisi buruknya adalah

efek suara dari turbin yang ditimbulkan sangat menganggu pendengaran sekitar

terutama pada lingkungan kawasan permukiman. Batas-batas peningkatan

pencemaran suara dan udara ini memerlukan batasan regulasi dari pemerintah

mengenai penggunaan energi terbarukan angin baik dalam hal instalasi,

operasional, maupun maintenance seperti yang telah diatur dalam Peraturan

Menteri ESDM No. 30 Tahun 2009 tentang Penetapan dan Pemberlakuan Standar

Kompetensi Tenaga Teknik Kelistrikan Bidang Pembangkitan Tenaga Listrik Sub

Bagian Perancangan, Sub Bagian Perencanaan, Sub bagian Konstruksi dan Sub

Bagian Inspeksi serta sejumlah peraturan lainnya yang terkait. Melalui adanya

dukungan aturan pemerintah tersebut maka dapat mendukung pemenuhan

kebutuhan hunian yang diwujudkan melalui pembangunan gedung berbasiskan

energi angin.

16

Page 18: Causal loop Sistem Perencanaan Apartemen Berbasis Energi Angin

Gambar 8. Diagram Sub Sistem Krisis Energi

Penjelasan dari sub sistem keterkaitan krisis energi, inovasi teknologi dan

energi terbarukan angin dapat dijelaskan sebagai berikut:

Seiring dari berkembangnya waktu mengakibatan krisis energi. Krisis

energi dalam hal ini adalah menurunnya ketersediaan sumber energi fosil yang

tidak dapat diperbaharui. Kemudian dari faktor kenaikkan penduduk secara nyata

akan meningkatkan krisis energi tersebut. Selanjutnya dari pembangunan fisik

yang terjadi pada lingkungan masyarakat menyebabkan kenaikan krisis energi

semakin tidak dapat dielakkan. Dari faktor-faktor yang mengelilingi krisis energi

yang terjadi, ada keterkaitan utama lagi dari waktu yang berjalan terhadap

kenaikan jumlah pembangunan, dan kenaikan jumlah penduduk. Kemudian dari

kenaikan jumlah penduduk tersebut menambah jumlah pembangunan yang terjadi.

17

Page 19: Causal loop Sistem Perencanaan Apartemen Berbasis Energi Angin

Krisis energi yang terjadi menuntut adanya perkembangan pada inovasi

teknologi, inovasi teknologi ini berdampak pada langsung pengembangan SDM

yang bertimbal balik kembali pada kemajuan inovasi teknologi. Inovasi teknologi

ini menunjang proses pendidikan pada seluruh aspek institusi akademik dan non

akademik, dan pada akhirnya SDM yant terkait pada proses pendidikan ini akan

memberikan dampak baik kembali pada pengembangan inovasi teknologi ke

depannya. Salah satu dampak terhadap SDA adalah adanya ekploitasi yang

berlebih terhadap penggunaan SDA yang ada untuk menunjang infrastruktur dari

inovasi teknologi, oleh karena itulah diperlukan regulasi dari pemerintah untuk

mengatur kadar yang cukup dalam pengembangannya ke depan.

Meningkatnya inovasi teknologi beserta komponen-komponen di

dalamnya, yakni SDM, SDA dan pendidikan, menjadikan energi terbarukan angin

bertambah secara kuantitatif maupun kualitatif. Bertambahnya energi terbarukan

angin ini, terciptalah suatu trend baru di masyarakat akan kebutuhan energi baru

terbarukan, sehingga supply permintaan energi terbarukan angin ini akan semakin

diminati. Kelanjutan dari permintaaan ini menuntut adanya ketersediaan lahan

bagi sejumlah industri dan lokasi penempatan pembangkit energi angin. Sehingga

ketersediaan lahan ini akan semakin menurun di kemudian hari. Adapun faktor

yang tidak dapat dikendalikan, dalam hal ini adalah potensi angin yang meningkat

juga turut menambah ketersediaan pembangkit energi terbarukan angin bertambah

secara signifikan.

18

Page 20: Causal loop Sistem Perencanaan Apartemen Berbasis Energi Angin

Gambar 9. Diagram Sub Sistem Penerapan Energi Angin pada Gedung

Penjelasan dari subsistem regulasi pemerintah, kualitas lingkungan dan

penerapan energi angin pada gedung dapat dijelaskan sebagai berikut:

Keterkaitan pada krisis energi yang dibahas sebelumnya pada subsistem

krisis energi yang pada akhirnya adalah dibutuhkan pembangkit energi dari tenaga

terbarukan angin yang secara langsung mengurangi pencemaran udara dan di sisi

lain meningkatkan pencemaran suara. Maka dibutukan regulasi dari pemerintah

secara langsung untuk mengatur kondisi-kondisi yang diperlukan bagi masyarakat

pengguna energi terbarukan angin ini. Regulasi pemerintah ini akan menambah

secara langsung peraturan energi dan lingkungan yang mengatur parameter

19

Page 21: Causal loop Sistem Perencanaan Apartemen Berbasis Energi Angin

lingkungan yang baik, serta penambahan pada kebijakan pemerintah dalam sektor

pembangunan berbasiskan energi baru terbarukan.

Regulasi pemerintah ini menjadikan peningkatan kualitas lingkungan yang

diharapkan dapat diwujudkan dengan segera dan sebaik mungkin. Kualitas

lingkungan ini dapat diindikasikan pada peningkatan kadar oksigen yang banyak

dan jumlah tumbuhan yang bertambah. Sehingga dapat jelas manfaat yang

dirasakan adalah kesegaran udara yang dirasakan.

Regulasi pemerintah dan kualitas lingkungan ini memicu pada penerapan

energi angin pada gedung yang semakin baik ke depannya, untuk itu perlu

kolaborasi baik atas segala sektor yang terkait dalam realisasinya.

Penerapan energi angin pada gedung yang masih cukup baru dalam

pengembangannya dan masih sedikitnya tenaga ahli yang mengerjakannya, maka

diperlukan banyak sekali pelatihan-pelatihan yang harus dilaksanakan agar terjadi

percepatan dalam perkembangannya. Utilitas yang diperlukan pada pembangunan

gedung yang telah berbasiskan energi angin perlu diadaptasi sedemikian hingga

tercapainya kondisi gedung yang ideal. Sedangkan dari sisi pengelolaan

(manajemen) gedung perlu dibuat konsep baru yang sesuai dengan inovasi

teknologi pembangkit energi angin, karena banyak faktor seperti perawatan dan

pemeliharaan yang disesuaikan. Begitu pula pelatihan yang telah dijelaskan diatas

akan berproses juga pada SDM yang terkait langsung dengan utilitas gedung

beserta pengelolaannya.

20

Page 22: Causal loop Sistem Perencanaan Apartemen Berbasis Energi Angin

21

Page 23: Causal loop Sistem Perencanaan Apartemen Berbasis Energi Angin

22

Page 24: Causal loop Sistem Perencanaan Apartemen Berbasis Energi Angin

Sumber: Soeripno Martosaputro, Majalah Energi Edisi Maret 2011.

23

Page 25: Causal loop Sistem Perencanaan Apartemen Berbasis Energi Angin

ANALISIS HIERARKI PROSES (AHP) DENGAN

CRITERIUM DECISION PLUS (CDP)

CDP merupakan salah satu pengambil keputusan ideal.

Program ini menyediakan 20 block struktur hirarki, artinya dapat

membantu analisis penentuan pilihan/penentuan prioritas sampai dengan 20

alternatif. Hasil analisanya dapat berupa diagram sensitivitas, contribution, grafik

dan lainnya yang dapat diubah tampilannya. Alternatif akan dilihat dari score,

alternatif mana yang lebih unggul. Langkah-langkah pengerjaannya seperti berikut

ini :

1. Menetapkan goal, kriteria dan subkriteria

Gambar 10. Penetapan Goal, Kriteria, dan Subkriteria

2. Selanjutnya hal-hal tersebut digambarkan dalam sebuah diagram struktur

hierarki seperti:

24

Page 26: Causal loop Sistem Perencanaan Apartemen Berbasis Energi Angin

Gambar 11. Diagram Struktur Hierarki

25

Page 27: Causal loop Sistem Perencanaan Apartemen Berbasis Energi Angin

Diagram pada gambar 11. diatas mempresentasikan keputusan untuk memilih

prioritas sistem pengembangan apartemen berbasis energi angin. Adapu kriteria

untuk membuat keputusan tersebut adalah:

1. Aspek teknologi

2. Aspek ekonomi

3. Aspek legalitas

4. Aspek operasional

5. Aspek ekologi

Alternatif yang tersedia dalam membuat keputusan tersebut adalah sebagai

berikut:

1. Pengembangan turbin angin

2. Pelatihan tenaga terampil

3. Evaluasi dan monitoring manfaat

3. Lalu dilakukan penilaian terhadap kriteria dengan cara mengisi data

perbandingan antar kriteria dengan klik tombol di toolbar dan rate

masing-masing kriteria, subkriteria hingga alternatif untuk mengetahui mana

yang lebih unggul (Gambar 12).

Gambar 12. Hasil pengisian nilai antar kriteria pada level 2

26

Page 28: Causal loop Sistem Perencanaan Apartemen Berbasis Energi Angin

Gambar 13. Hasil pengisian nilai antar subkriteria pada kriteria teknologi

Gambar 14. Hasil pengisian nilai antar subkriteria pada kriteria ekonomi

27

Page 29: Causal loop Sistem Perencanaan Apartemen Berbasis Energi Angin

Gambar 15. Hasil pengisian nilai antar subkriteria pada kriteria legalitas

Gambar 16. Hasil pengisian nilai antar subkriteria pada kriteria

operasional

28

Page 30: Causal loop Sistem Perencanaan Apartemen Berbasis Energi Angin

Gambar 17. Hasil pengisian nilai antar subkriteria pada kriteria ekologi

4. Setelah di rate langkah selanjutnya adalah melihat score dengan mengklik

tombol di toolbar, hingga didapat output seperti berikut :

Gambar 18. Hasil pengolahan akhir AHP

Berdasarkan hasil pengolahan akhir, dapat dilihat bahwa pengembangan turbin

angin memiliki nilai decision scors 0,714 dan lebih unggul dibandingkan yang

lainnya.

5. Setelah itu pilih hasil analisis yang diinginkan, misalnya dalam hal ini

contribution by criteria hingga muncul output seperti berikut :

29

Page 31: Causal loop Sistem Perencanaan Apartemen Berbasis Energi Angin

Gambar 19. Grafik Kontribusi Apartemen Berenergi Angin

Dapat dilihat bahwa pada alternatif pengembangan turbin angin, aspek ekologi

memegang peranan paling penting, setelah itu aspek legalitas baru aspek

teknologi. Begitu pula pada evaluasi dan monitoring manfaat, kriteria yang unggul

adalah aspek ekologi dan pada alternatif ketiga yaitu pelatihan tenaga terampil,

aspek legalitas memegang peranan paling penting.

Gambar 20. Grafik Kontribusi Ekonomi

30

Page 32: Causal loop Sistem Perencanaan Apartemen Berbasis Energi Angin

KESIMPULAN

31

Page 33: Causal loop Sistem Perencanaan Apartemen Berbasis Energi Angin

6. REFERENSI

Muttaqin, Adi Yusuf. 2006. Analisis dengan CDP versi 3.0. Universitas Diponogoro

Semarang.

32