12
Ciri-Ciri Budaya Politik yang Berkembang di Indonesia Budaya Politik Pada Masa Sebelum dan Sesudah Kemerdekaan Indonesia

Ciri ciri budaya politik yang berkembang di indonesia

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Ciri ciri budaya politik yang berkembang di indonesia

Ciri-Ciri Budaya Politik yang Berkembang di IndonesiaBudaya Politik Pada Masa Sebelum dan

Sesudah Kemerdekaan Indonesia

Page 2: Ciri ciri budaya politik yang berkembang di indonesia

Menurut Afan Gaffar, budaya politik Indonesia memiliki 3 ciri dominan :

1. Hirarki yang tegar/ketat adanya pemilahan tegas antar penguasa (wong Gedhe) dengan Rakyat kebanyakan ( wong cilik).

2. Kecendrungan Patronage hubungan antara orang berkuasa dan rakyat biasa seperti majikan dengan buruh.

3. Kecendrungan Neo Patrimonialistik perilaku negara masih memperlihatkan tradisi dan budaya politik yang berkarakter patrimonial.

Page 3: Ciri ciri budaya politik yang berkembang di indonesia

Ciri-Ciri Budaya Politik

Sebelum Kemerdekaan

Belanda Jepang

Sesudah Kemerdekaan

Orde Lama Orde Baru Reformasi

Page 4: Ciri ciri budaya politik yang berkembang di indonesia

Zaman Penjajahan Belanda

Belanda

Jepang

Orde Lama

Orde Baru

Reformasi

Pada zaman ini partai-partai politik tidak dapat hidup damai dan tentram. Hal ini disebabkan setiap partai yang menentang akan ditangkap, diasingkan, dipenjarakan atau disingkirkan.

Partai-partai yang pernah ada pada zaman belanda diantaranya adalah Indische Partij (1912), National Indische Partij (1919), Indische Social Demokratische Veriniging (ISDV) Tahun 1915, Partai Komunis Indonesia (1920), Partai Serikat Islam (1923), Partai Nasional Indonesia (1927), Permufakatan Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (1927), Partai Serikat Islam Indonesia (1930), Partai Indonesia (1931), Partai Indonesia Raya (1935), Gerakan Rakyat Indonesia (1937), Gabungan Politik Indonesia (1939)

Page 5: Ciri ciri budaya politik yang berkembang di indonesia

Zaman Penjajahan JepangPada masa awal pendudukan, Jepang menyebarkan propaganda yang menarik. Sikap Jepang pada awalnya menunjukkan kelunakan, misalnya:a) mengizinkan bendera Merah Putih dikibarkan di samping bendera Jepang,b) melarang penggunaan bahasa Belanda,c) mengizinkan penggunaan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari, dand) mengizinkan menyanyikan lagu Indonesia Raya.

Kebijakan Jepang yang lunak ternyata tidak berjalan lama. Jenderal Imamura mengubah semua kebijakannya. Kegiatan politik dilarang dan semua organisasi politik yang ada dibubarkan. Sebagai gantinya Jepang membentuk organisasi-organisasi baru. Tentunya untuk kepentingan Jepang itu sendiri. Organisasi-organisasi yang didirikan Jepang antara lain Gerakan Tiga A, Putera, dan Jawa Hokokai.

Belanda

Jepang

Orde Lama

Orde Baru

Reformasi

Page 6: Ciri ciri budaya politik yang berkembang di indonesia

Zaman Orde LamaBudaya politik yang berkembang pada era ini masih diwarnai dengan sifat primordialisme. Tokoh politik memperkenalkan gagasan Nasionalisme, Agama, dan Komunisme (Nasakom). Gagasan tersebut menjadi patokan bagi partai-partai yang berkembang pada era Demorasi Terpimpin. Dalam kondisi tersebut tokoh politik dapat memelihara keseimbangan politik. Selain itu, paternalisme juga bahkan dapat hidup lebih subur di kalangan elit-elit politiknya.

Pengaturan soal-soal kemasyaraktan lebih cenderung dilakukan secara paksaan. Hal ini bisa dilihat dari adanya teror mental yang dilakukan kepada kelompok-kelompok atau orang-orang yang kontra revolusi ataupun kepada aliran-aliran yang tidak setuju dengan nilai-nilai mutlak yang telah ditetapkan oleh penguasa.

Belanda

Jepang

Orde Lama

Orde Baru

Reformasi

Page 7: Ciri ciri budaya politik yang berkembang di indonesia

Dari masyarakatnya sendiri, besarnya partisipasi berupa tuntutan yang diajukan kepada pemerintah juga masih melebihi kapasitas sistem yang ada. Namun, saluran inputnya dibatasi, yaitu hanya melalui Front Nasional. Input-input yang masuk melalui Front Nasional tersebut menghasilkan output yang berupa output simbolik melalui bentuk rapat-rapat raksasa yang hanya menguntungkan rezim yang sedang berkuasa.

Jadi masyarakat berada pada tingkat budaya politik kaula, karena diciptakan atas usaha dari rezim.

Zaman Orde Lama

Belanda

Jepang

Orde Lama

Orde Baru

Reformasi

Page 8: Ciri ciri budaya politik yang berkembang di indonesia

Zaman Orde BaruGaya politik yang didasarkan primordialisme pada era Orde Baru sudah mulai ditinggalkan. Sifat birokrasi yang bercirikan patron-klien melahirkan tipe birokrasi patrimonial.

Dari penjelasan diatas, mengindikasikan bahwa budaya politik yang berkembang pada era Orde Baru adalah budaya politik subjek. Dimana semua keputusan dibuat oleh pemerintah, sedangkan rakyat hanya bisa tunduk di bawah pemerintahan otoriterianisme Soeharto. Kalaupun ada proses pengambilan keputusan hanya sebagai formalitas karena yang keputusan kebijakan publik yang hanya diformulasikan dalam lingkaran elit birokrasi dan militer.

Belanda

Jepang

Orde Lama

Orde Baru

Reformasi

Page 9: Ciri ciri budaya politik yang berkembang di indonesia

Di masa Orde Baru kekuasaan patrimonialistik telah menyebabkan kekuasaan tak terkontrol sehingga negara menjadi sangat kuat sehingga peluang tumbuhnya civil societyterhambat.Contoh budaya politik Neo Patrimonialistik adalah :

a) proyek di pegang pejabat.b) Promosi jabatan tidak melalui prosedur yang berlaku ( surat sakti).c) Anak pejabat menjadi pengusaha besar, memamfaatkan kekuasaan

orang tuanya dan mendapatkan perlakuan istimewa.d) anak pejabat memegang posisi strategis baik di pemerintahan

maupun politik

Zaman Orde Baru

Belanda

Jepang

Orde Lama

Orde Baru

Reformasi

Page 10: Ciri ciri budaya politik yang berkembang di indonesia

Zaman ReformasiPada masa ini masyarakat mampu memberikan opininya dan aktif dalam kegiatan politik. Dan juga merupakan suatu bentuk budaya politik yang anggota masyarakatnya sudah memiliki pemahaman yang baik mengenai dimensi penentu budaya politik.

Mereka memiliki pengetahuan yang memadai mengenai sistem politik secara umum, tentang peran pemerintah dalam membuat kebijakan beserta penguatan, dan berpartisipasi aktif dalam proses politik yang berlangsung. Masyarakat cenderung di arahkan pada peran pribadi yang aktif dalam semua dimensi di atas, meskipun perasaan dan evaluasi mereka terhadap peran tersebut bisa saja bersifat menerima atau menolak.

Belanda

Jepang

Orde Lama

Orde Baru

Reformasi

Page 11: Ciri ciri budaya politik yang berkembang di indonesia

Tapi, dengan menguatnya budaya paternalistik, masyarakat lebih cenderung mengejar status dibandingkan dengan kemakmuran. Reformasi pada tahun 1998 telah memberikan sumbangan bagi berkembangnya budaya poltik partisipan, namun kuatnya budaya politik patrimonial dan otoriterianisme politik yang masih berkembang di kalangan elit politik dan penyelenggara pemerintahan masih senantiasa mengiringi. Walaupun rakyat mulai peduli dengan input-input politik, akan tetapi tidak diimbangi dengan para elit politik karena mereka masih memiliki mentalitas budaya politik sebelumnya. Sehingga budaya politik yang berkembang cenderung merupakan budaya politik subjek-partisipan.

Dengan demikian, budaya politik era reformasi tetap masih bercorak patrimonial, berorientasi pada kekuasaan dan kekayaan, bersifat sangat paternalistik, dan pragmatis.

Zaman Reformasi

Belanda

Jepang

Orde Lama

Orde Baru

Reformasi

Kesimpulan

Page 12: Ciri ciri budaya politik yang berkembang di indonesia

KESIMPULAN

Perkembangan politik Indonesia dari awal kemerdekaan sampai sekang masih dalam proses mencari jati diri. Hal itu dapat kita lihat dari sistem politik Indonesia yang merupakan dasar dalam menjalankan praktik budaya politik Indonesia yang mengalami beberapa kali pergantian. Budaya politik yang berkembang saat ini masih belum dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat secara menyeluruh, yaitu belum mampu mengangkat harkat dan derajat bangsa ini menjadi negeri yang demokratis dan sejahtera.