35
LAPORAN PENELITIAN KUANTITATIF METODE PENELITIAN SOSIAL PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT KOTA PADANG DI KECAMATAN PAUH PADA PILKADA TAHUN 2005 OLEH : DADI DAPUTRA RAMA 06193086 NOVI HENDRA 06193058 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK JURUSAN ILMU POLITIK 1

Contoh Proposal Penelitian Partisipasi Politik

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Contoh Proposal Penelitian Partisipasi Politik

LAPORAN PENELITIAN KUANTITATIF

METODE PENELITIAN SOSIAL

PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT KOTA PADANG

DI KECAMATAN PAUH PADA PILKADA TAHUN 2005

OLEH :

DADI DAPUTRA RAMA 06193086

NOVI HENDRA 06193058

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

JURUSAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

2008

1

Page 2: Contoh Proposal Penelitian Partisipasi Politik

1. 1. LATAR BELAKANG

Partisipasi politik merupakan hal yang menarik untuk diperhatikan, terbukti dengan

banyaknya ilmuan yang meneliti tentang hal ini. Dalam analisis politik modern,

partisipasi termasuk kedalam hal penting yang belakangan ini banyak mendapat perhatian

di negara-negara berkembang. Namun, walaupun ilmuan dan pengamat politik sudah

relatif lama menekuninya, ternyata sampai saat ini belum ada keseragaman pemahaman

tentang hal tersebut. Sehingga banyak penuli-penulis baru yang ingin meneliti

permasalahan ini.

Partisipasi politik adalah hal yang mempengaruhi sistem politik sebuah negara yang

demokratis, karena sistem politik yang demikratis tidak akan ada artinya tanpa adanya

partisipasi politik. Partisipasi poltik mempunyai hubungan dengan kepentingan

masyarakat. Sehingga apa yang dilakukan rakyat dalam partisipasinya menunjukkan

derajat kepentingan mereka.

Sebenarnya apa yang dilakukan masyarakat dalam kegiatan politiknya, tidak lebih

dari sebuah ungkapan tanggung jawab mereka terhadap keberlangsungan gerak dari

pemerintah. Banyak masyarakat merefleksikannya dalam bentuk partisipasi politik aktif.

Gejala ini sesuai dengan konsep partisipasi politik itu sendiri, dimana kegiatan dan

aktifitas individu sebagai warga negara yang berusaha mempengaruhi pembuatan

keputusan pemerintah. Pengaruh terhadap pemerintah dapat mewujudkan perubahan

dalam sistem politik Indonesia. Hal ini dapat dilakukan dengan kekuatan politik. Salah

satu kekuatan politik yang ada adalah masyarakat dan partisipasinya.

Masyarakat merupakan kelas-kelas yang beragam. Mulai dilihat dari status sosial,

kasta, pendidikan ,sampai pada status ekonominya. Setiap gejala sosial dalam

masyarakat kan ikut mempengaruhi semua komponen penting pemerintah termasuk

bidang politik. Sehingga keberagaman yang ada dalam masyarakat menjadi suatu

fenomena ada atau tidaknya partisipasi dalam politik.

Peran masyarakat dalam panggung politik bukanlah hal yang baru. Peran

masyarakat sebenarnya sudah lama mengakar dalam kehidupan politik bangsa sejak

Indonesia merdeka. Namun bentuk partisipasi masyarakat masa itu masih dalam

belenggu, demokrasi hanya masih untuk para penguasa. Namun setelah lepasnya masa

orde baru dan dimulai dengan pemerintahan yang baru barulah mulai terlihat partisipasi

2

Page 3: Contoh Proposal Penelitian Partisipasi Politik

masyarakat. Hal yang paling menonjol menunjukkan adanya demokrasi besar-basaran

adalah diadakanya sebuah Pemilu yaitu Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun 2005

lalu.

Partisipasi politik masyarakat lebih terbuka, hal ini dikarenakan pada Pilkada tahun

2005 masyarakat dapat memilih kepala daerahnya masing-masing sesuai dengan pilihan.

Dilain hal, masyarakat juga dapat lebih mengenal dan mengetahui calon pilihannya.

Keaadan yang demikian juga terjadi di Kota Padang. Berdasarkan survei awal yang

dilakukan bahwa seiring dengan pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur kebanyakan

masyarakat Kota Padang memberikan partisipasi politiknya, terutama dalam

menggunakan hak suara. Bentuk aktifitas partisipasi politik lainnya adalah kampanye,

menjadi tim sukses, dan menjadi saksi atau pengawas pada saat pemilihan berlangsung.

Yang menjadi menarik dari fenomena politik ini adalah tidak semua masyarakat

melakukan partisipasi politiknya secara aktif, banyak faktor yang mempengaruhi serta

tidak sedikit pula masyarakat yang tidak mau ambil peduli dalam kegiatan partisipasi

politik. Sebagian mereka banyak yang menghabiskan waktu dirumah atau dilokasi tempat

bekerja. Fenomena yang terjadi menjadi sebuah pertanyaan tentang apakah yang

menyebabkan terjadinya perbedaan tingkat partisipasi politik dan bentuk-bentuk

partisipasi politik tersebut.

Sebenarnya belum ada jawaban yang pasti terhadap pertanyaan tersebut, namun

berdasarkan hasil survei awal yang telah dilakukan tampak kecenderungan bahwa

partisipasi politik masyarakat dipengaruhi oleh faktor utama yaitu tingkat pendidikan,

status sosial dan tingkat perekonomian. Kebanyakan partisipasi masyarakat yang

terwujud terjadi pada masyarakat yang golongan masyarakat menengah keatas.

Dikarenakan pada golongan ini masyarakat rata-rata memiliki pendidikan politik dan

perekonomian yang memadai.

1.2. FOKUS PENELITIAN

Dalam penelitian ini yang menjadi focus penelitian adalah tingkat partisipasi

masyarakat kota Padang pada umumnya dan masyarakat Kecamatan Pauh pada

khususnya. Dari focus penelitian ini akan menjadi gambaran atau garis besar penelitian

ini..

3

Page 4: Contoh Proposal Penelitian Partisipasi Politik

1.3. PARADIMA PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan

paradigma tradisionalais. Yang ditujukan untuk mencari data secara empiris khususnya

masyarakat kecamatan pauh.

I. 4. PERUMUSAN MASALAH

Berangkat dari latar belakang diatas yaitu adanya peran partisipasi masyarakat Kota

Padang dalam pelaksanaan pemilihan kepala daerah (Pilkada) daerah provinsi Sumatera

Barat dengan tingakt dan jeni yang berbeda maka muncullah pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaimana hubungan antara tingkat status ekonomi masyarakat dengan

tingkat partisipasi politiknya dalam Pilkada tahun 2005 Sumatera Barat?

2. bagaimana hubungan anatara tingkat pendidikan masyarakat dengan tingkat

partisipasi politiknya dalam Pilkada tahun 2005 Sumatera Barat?

I.5. TUJUAN DAN SIGNIFIKANSI PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah:

1. untuk mengetahui hubungan antara tingkat status ekonomi dengan tingkat

partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan Gubenur dan Wakil Gubenur

propinsi Sumatera Barat.

2. untuk mengetahui hubungan antara tingkat kosumsi media massa masyarakat

dengan tingkat partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan Gubenur dan

Wakil gubenur provinsi Sumatera Barat.

3. untuk mengetahui hubungan antara tingkat identifiaksi kepartian masyarakat

dengan tingkat partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan Gubenur dan

Wakil Gubenur provinsi Sumatera Barat.

Signifikan penelitian

Hasil penelitian ini nantinya dapat memberi manfaat diantaranya sebagai berikut :

4

Page 5: Contoh Proposal Penelitian Partisipasi Politik

1. secara teoritis dapat memperkaya atau menambah referensi tentang partisipasi

politik masyarakat yang masih minim di Sumatra Barat umumnya dan Unand

khususnya.

2. secara akademis, dapat memberikan masukan bagi peneliti lainnya, khususnya

yang tertarik dengan permasalahan partisipasi politik masyarakat.

3. secara praktis, dapat memberikan pemahaman dan pengambilan kebijakan dalam

usaha peningkatan paritsipasi politik masyarakat, melalui proses perbaikan

sosialisasi politik dan pendidikan politik pada masyarakat.

1.6. TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGUKURAN

Menurut pendapat para ahli, pilkada 2005 merupakan puncak apatisme public

terhadap partai politik. Apatisme public ini pulalah yang secara dominan mendorang

sejumlah komponen masyarakat, mengkampanyekan golput. Meskipun deemikian ,

apakah golput menjadi alternatif terbaik ? masih dibutuhkan pencermatan yang lebih

akurat. Menurut ilmuan politik dari Universitas Goerge Mason, Amerika Serikat, Robert

P Clark, partisipasi politik selain melalui aktifitas electroral (pemilu) bisa juga melalui

lobi, aktifitas organisasional (non parpol), kontak individu dengan pejabat politik, bahkan

kekerasan dalam artian upaya mempengaruhi keputusan pemerintah dengan cara melukai

fisik seseorang atau merusak property milik pemerintah.

Menurut Samuel P. Huntington dan Joan M. partisipasi politik adalah aktivitas

warga Negara secara pribadi yang dimaksudkan untuk mempengaruhi pembuatan

keputusan pemerintah. Partisipasi politik dapat bersifat individu ataupun kolektif,

terorganisasi ataupun spontan, mapan, atau sporadis, damai atau kekerasan, legal ataupun

illegal, efektif atau tidak. Partisipasi politik juga bisa berarti kegiatan mempengaruhi

pemerintah, terlepas dari kegiatan secara langsung atau tidak. Langsung berarti ia sendiri

tanpa perantara dan taidak langsung melalui orang-orang yang dapat menyalurkan

pemerintah.

Biasanya partisipasi politik dipengaruhi oleh pertama, budaya politik masyarakat

setempat. Ini terkait dengan beberapa nilai yang diyakini oleh masyarakat seperti nilai

adat dan nilai tradisi, agama, dll. Kedua, partisipasi dipengaruhi juga oleh status social.

Status social meliputi pendidikan, okonomi, dan kelas social masyarakat. Biasanya

5

Page 6: Contoh Proposal Penelitian Partisipasi Politik

masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi dan berpendapatan yang

memadai lebih berpartisipasi dibandingkan orang yang berpendidikan dan berpenghasilan

rendah. Ketiga, partisipasi dipengaruhi juga oleh keterbukaan yang dilakukan pemerintah.

Ini berkaitan dengan political will pemerintah untuk membuka ruang public yang seluas-

luasnya.

Model-model partisipasi politik ada lima yaitu :

1. kegiatan pemilihan, berkaitan dengan setiap tindakan yang bertujuan

mempengaruhi hasil pemelihan.

2. lobbying, yaitu upaya yang dilakukan untuk menghubungi pejabat–pejabat dan

pemimpin politik dengan tujuan mempengaruhi keputusan mengenai persoalan

yang menyangkut sejumlah orang.

3. kegiatan organisasi, tujuan utamanya adalah mempengaruhi pengambilan

keputusan pemerintah.

4. mencari koneksi, biasanya hanya bermanfaat pada sedikit orang.

5. tindakan kekerasan, hal ini dilakukan sebagai upaya terakhir.

1. Partipassi Politik Masyarakat dalam Pemilihan Gubenur dan Wakil Gubenur

Sumbar 2005

Seiring dengan dilaksanakannya pemilihan kepala daerah langsung ( Pilkada)

pada bulan Juni 2005 yang merupakan implementasi salah satu bagian dari UU No. 32

tahun 2004 tentang pemerintah daerah dalam PP No. 6 tahun 2005 khususnya pemilihan

Gubenur dan Wakil Gubenur, maka kegiatan partisipasi politik ini semakin terlihat dalam

kehidupan masyarakat. Karena pilakda merupakan sakah satu produk demokrasi dan

merupakan salah satu saran pendidikan pilitik, dimana semua masyarakat dapat

memberikan partisipasi politiknya. Sebagaimana dicatat oleh propesor Miriam

Budihardjo dalam bukunya “demokrasi di Indonesia “

Selain itu dengan dilaksanakannya pemilihan Gubenur dan Wakil Gubenur ini

maka masyarakat dapat memberikan partisipasi politiknya secara individual. Sebenarnya

tidak hanya berkaitan dengan pemberian suara yang dapat dilakukan masyarakat dalam

Pilgub. Masyarakat melakukan partisipasi politiknya antara lain dengan menjadi tim

6

Page 7: Contoh Proposal Penelitian Partisipasi Politik

sukses calon Gubenur dan Wakil Gubenur, saksi dalam pelaksanaan pemilihan, ikut

dalam aktifitas kampanye pasangan calon.

2. Hubungan Tingkat Status Ekonomi dengan Tingkat Partisipasi Politik

Masyarakat

Status adalah posisi dalam suatu hirarki, suatu wadah bagi hak dan kewajiban,

aspek status dari peranan prestise yang berkaitan dengan suatau posisi peranan ideal.

Sehubungan dengan orang-orang lainnya dalam kelompok tersebut atau suatu kelompok

lainnya dalam kelompok yang lebih besar. Oleh karena status yang dimiliki seseoang

menentukannya dalam stratifikasi tersebut.

Menurut Nimkof, status ekonomi menentukan kelas seseorang, maka status

seseorang dalam masyarakat menjadi penting, dari yang diungakapkan diatas bahwa

status ekonomi memisahkan orang dalam golongan yang berbeda-beda. Status ekonomi

masyarakat yang tinggi mencerminkan kondisi keuangan masyarakat yang baik pula.

Dengan memadainya keuangan masyarakat maka masyarakat tersebut dapat memikirkan

kemungkinan-kemungkinan lain selain mencari uang. Biasanya status ekonomi atau

keuangan yang memadai menyebabkan partisipasi politik yang tinggi pula.

1.7. MODEL ANALISIS

Model analisis dalam penelitian sangat berguna untuk memfokuskan kajian yan

dilakukan atau dengan pengertian lain, objek yang diteliti ditentukan criteria agar dapat

menjawab masalah penelitian yang ada.

Model analisis dalam penelitian ini adalah semua masyarakat yang berdomisili di

Kecamatan Pauh dan mendaptkan hak dalam pemilu Gubenur dan Wakil Gubenur

Sumbar. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang pendapat,

persepsi, dan orientasi individu terhadap partisipasi politiknya.

1.8 HIPOTESIS

Penelitian ini berangkat dari suatu hipotesis kerja yang akan dibuktikan dalam

penelitian lapangan dengan menggunakan analisis statistic. Hipotesis merupakan

pernyatan yang menunjukan bagaiman peneliti berfikir tenetang hubungan antara

7

Page 8: Contoh Proposal Penelitian Partisipasi Politik

fenomena yang diamatinya. Hipotesis bertujuan untuk menuntun peneliti dalam mencari

data-data responden yang termuat dalam item-item pertanyaan. Dalam penelitian ini

hipotesis yang digunakan adalah hipotesis korelatif yaitu adanya hubungan antara

variabel-variabel yan diteliti. Hipotesis yang akan diuji tersebut antara lain:

1. semakin baik status ekonomi masyarakat maka semakin tinggi partisipasi politik

masyarakat.

2. semakin tinggi tingkat kosumsi media massa maka masyarakat semakin tinggi

tingkat partisipasi pilitik masyarakat.

3. semakin tinggi identifikasi kepartaian masyarakat maka semakin tinggi tingkat

pertisipasi politik masyarakat.

Kerangka hubungan variabel

Hipotesis geometrik

Hipotesis indenpenden hipotesis dependen

Status social ekonomi

Kosumsi media massa

Identifikasi kepartaian

Partisipasi politik

masyarakat pauh

dalam pilkada 2005

8

Page 9: Contoh Proposal Penelitian Partisipasi Politik

1.9 METODE PENELITIAN

1.9.1. Pendekatan dan Tipe Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Sementara jenid

penelitian yang digunakan adalah eksplanatori atau penelitian penjelasan. Penelitian

ini tidak hanya memberikan sekedar gambaran mengenai gejala social tertentu

namun, juga menjelaskan hubungan klausa antara variabel-variabel penelitian dan

pengajuan hipotesa yang telah dirumuskan sebelumnya. Penelitian ini dilaksanakan

dengan melakkukan survey yang mengambil sampel dari satu populasi dan

menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data.

1.9.2. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini didukung dengan data yan bersifat kuantitatif. Teknik yan dipakai

dalam penelitain ini adalah teknik wawancara tersrtuktur dengan menggunakan

kuesioner. Kuesioner dalam penelitian ini disebarkan dengan tujuan untuk

memperoleh data dan informasi dari lapangan.

1.9.3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Pauh-Padang Sumatera Barat. Karena

penelitian ini melihat tingkat partisipasi politik masyarakat Pauh. Selain itu

Kecamatan Pauh adalah kecamatan yang memiliki Universitas yaitu Universitas

Andalas, dimana partisipasi politik masyarakat dipengaruhi oleh keberadaan kampus

unand.

1.9.4. Populasi dan Sampel

Dalam penelitian ini diambil sebagai populasi adalah masyarakat Kecamatan

Pauh yang memiliki hak suara. Penetapan ini didasari oleh aturan atau UU yang

mengatur hak pilih yaitu warga negara Indonesia yang memiliki umur diatas 17

tahun. Dalam artian kata setiap masyarakat yang memenuhi syarat untuk memilih dan

terdaftar sebagai pemilih.

9

Page 10: Contoh Proposal Penelitian Partisipasi Politik

Karena banyaknya populasi maka dalam penelitian ini ditarik sampel. Sampel adalah

sebagian wakil yang akan diteliti. Sampel dalam penelitian ini ditarik dengan

menggunakan teknik stratified proportional random sampling

Identitas Responden

Umur Responden

No Umur Frekuensi Persentase

1 < 25 4 40

2 26-35 2 20

3 36-45 3 30

4 > 46 1 10

Total 10 100

Dari 10 orang responden yang diteliti tidak ada yang memberikan jawaban tidak

tentang umur. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa umur responden pada umumnya

berkisar antara 22-46 tahun. Terbukti dengan 4 responden berumur dibawah 25 tahun

dengan persentase 40%, 2 orang responden berumur antara 26-35 tahun atau 20%, umur

36-45 tahun berjumlah 3 orang atau 30% dan hanya 1 orang responden yang berumur

antar 49-55 tahun atau 10%.

Jenis Kelamin Responden

No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

1 < 25 8 80

2 26-35 2 20

Total 10 100

Ternyata setelah dilakukan penelitian diketahui bahwa dari 10 orang responden

jumlah responden laki-laki lebih banyak daripada responden perempuan yaitu sebanyak 8

orang atau 80%. Sedangkan jumlah responden perempuan adalah 2 orang atau 20%.

10

Page 11: Contoh Proposal Penelitian Partisipasi Politik

Pemungutan Suara

Penggunaan Hak Pilih

No Penggunaan Hak Pilih Frekuensi Persentase

1 Ya 8 80

2 Tidak 2 20

Total 10 100

Setelah dilakukan penelitian dapat diketahui bahwa dari 10 orang responden yang

diteliti tidak semua responden yang menggunakan hak pilihnya dalam Pilkada 2005

tersebut. Namun jumlah responden yang menggunkan hak pilihya lebih banyak dibanding

responden yang tidak memilih yaitu sebanyak 8 orang atau 80%, sedangkan responden

yang tidak memilih adalah 2 orang atau 20%

Calon Yang Dipilih

No Nama Calon Frekuensi Persentase

1 Gamawan-Marlis 3 37.5

2 Jefri-Dasman - -

3 Kapitra-Dalimi - -

4 Irwan-Ikasuma 4 50

5 Rahasia 1 12.5

Total 8 100

Dari data di atas dapat di lihat bahwa dari 8 orang responden yang ikut memilih,

pasangan Gamawan-Marlis dipilih oleh 3 orang responden atau 37.5%. Pasangan Irwan-

Ikasuma sebanyak 4 orang responden atau 50%. Pasangan Jefri-Dasman dan Kapitra-

Dalimi tidak mendapat suara dari 8 orang pemilih tersebut. Sedangkan 1 orang responden

atau 12.5% merahasiakan pasangan pilihannya.

11

Page 12: Contoh Proposal Penelitian Partisipasi Politik

Alasan Memilih

No Alasan Memilih Frekuensi Persentase

1 Kesadaran sendiri 2 25

2 Fanatik terhadap calon 3 37.5

3 Suka terhadap calon 2 25

4 Diminta untuk memilih - -

5 Ikut pilihan orang lain 1 12.5

Total 8 100

Dari 8 orang responden yang memilih diketahui bahwa alasan responden memilih

adalah karena kesadaran sendiri sebanyak 2 orang atau 25%, alasan memilih karena

fanatik terhadap calon yang dipilih sebanyak 3 orang responden atau 37.5%. Responden

yan memilih karena suka terhadap calon sebanyak 2 orang atau 25%. Sedangkan

responden yang ikut pilihan orang lain hanya 1 orang dengan persentase 12.5%. Dan dari

data diatas tidak ditemukan responden yang memilih karena diminta untuk memilih

pasangan calon.

Sikap Terhadap Calon

No Sikap Terhadap Calon Frekuensi Persentase

1 Simpati 6 75

2 Sangat simpati - -

3 Tidak simpati - -

4 Biasa saja 2 25

Total 8 100

Selain memilih karena adanya alasan, responden juga memiliki sikap terhadap calon

yang dipilihnya. Dapat dilihat dari 8 orang pemilih terdapat sabagian besar responden

memilih calonnya karena simpati terhadap calon tersebut yaitu sebanyak 6 orang atau

75%. Sedangkan responden yang bersikap biasa saja terhadap calonnya sebanyak 2 orang

atau 25%.

12

Page 13: Contoh Proposal Penelitian Partisipasi Politik

Latar Belakang yang Cocok Untuk Seorang Gubernur

No Latar Belakang Frekuensi Persentase

1 Birokrat 2 25

2 Militer 1 12.5

3 Politisi 1 12.5

4 Pengusaha 2 25

5 Praktisi - -

6 Lainnya 2 25

Total 8 100

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden menginginkan calon yang berlatar

belakang birokrat dan pengusaha @2 orang atau @25%. Responden yang memilih calon

berlatar belakang militer dan politisi @1 orang atau @12.5%. sedangkan untuk berlatar

belakang seorang praktisi, tidak satupun calon yang memilihnya dan pilihan tersebut

dialihkan ke pilihan lainnya yaitu sebanyak 2 orang atau 25% dari jumlah responden.

Alasan Jika Tidak Ikut Memilih

No Alasan Frekuensi Persentase

1 Tidak percaya janji calon 5 50

2 Tidak ada calon yang sesuai 2 20

3 Bingung karena banyaknya calon - -

4 Ajakan teman - -

5 Kesibukan yang tidak bisa dilewatkan 3 30

Total 10 100

Berdasarkan data di atas kebanyakan dari 10 orang responden yang diajukan

pertanyaan jika tidak ikut memilih rata-rata beralasan tidak percaya pada janji calon yaitu

dengan 5 orang atau 50%. Untuk alasan tidak ada calon yang sesuai adalah sebanyak 2

orang responden atau 20%. Sedangkan responden yang memberikan alasan karena

kesibukan yang tidak bisa dilewatkan adalah 3 orang atau 30%. Dan dari tabel tersebut

13

Page 14: Contoh Proposal Penelitian Partisipasi Politik

juga terlihat tidak ada responden yang memberikan alasan bingung karena banyak calon

dan alasan ajakan teman.

Partisipasi Dalam Kampanye

No Latar Belakang Frekuensi Persentase

1 Ya 2 20

2 Tidak 8 80

Total 10 100

Ternyata partisipasi politik masyarakat dalam kampanye berbanding terbalik

dengan partisipasi dalam menggunakan hak suara yaitu dari 10 orang responden dapat

dilihat bahwa sebanyak 8 orang responden atau 80% tidak ikut dalam kampanye Pilkada

2005. Sedangkan responden yang ikut dalam kampanye hanya sebanyak 2 orang atau

20%.

Mengikuti semua Kampanye

No Mengikuti Semua Kampanye Frekuensi Persentase

1 Ya - -

2 Tidak semua 3 30

3 Tidak sama sekali 7 70

Total 10 100

Dari data di atas ternyata tidak ada satupun responden yang mengikuti semua

kampanye Pilkada calon pilihannya. Responden yang tidak mengikuti semua kampanye

sebanyak 3 orang atau 30%. Persentase yang besar adalah 70% atau 7 dari 10 orang

responden tidak mengikuti sama sekali selama kampanye Pelikada 2005 berlangsung.

14

Page 15: Contoh Proposal Penelitian Partisipasi Politik

Status Sosial Ekonomi

Pernghasilan perbulan

No Jumlah penghasilan perbulan Frekuensi Persentase

1 < Rp. 1.000.000,00 3 30

2 Rp. 1.000.000,00 – Rp. 1.500.000,00 4 40

3 Rp. 2.000.000,00 – Rp. 3.000.000,00 3 30

4 Rp. 4.000.000,00 – Rp. 5.000.000,00 - -

5 > Rp. 5. 000.000,00 - -

Total 10 100

Berdasarkan data diatas, status sosial yang dilihat dari jumlah penghasilan perbulan

berkisar antara Rp. 1.000.000,00 – Rp. 2.000.000,00. dari 10 orang responden tersebut,

responden yang berpenghasilan < Rp. 1.000.000,00 adalah sebanyak 3 orang atau 30%.

Responden yang berpenghasilan antara Rp. 1.000.000,00 – Rp. 1.500.000,00 adalah

sebanyak 4 orang responden. Responden yang Rp. 2.000.000,00 – Rp. 3.000.000,00

sebanyak 3 orang atau 30%. Sedangkan tidak ada satupun responden yang berpenghasilan

lebih dari Rp. 4.000.000,00.

Daerah Tempat Tinggal

No Daerah Tempat Tinggal Frekuensi Persentase

1 Apartemen - -

2 Perumahan/Komplek 4 40

3 Asrama - -

4 Perkampungan 6 60

Total 10 100

Data dari tabel di atas membuktikan bahwa responden sebagian besar tinggal di

derah perkampungan sebanyak 6 orang atau 60% dan di daerah perumahan/komplek

sebanyak 4 orang atau 40%. Namun, dari 10 orang responden tersebut tidak ada yang

tinggal di apartemen ataupun asrama.

15

Page 16: Contoh Proposal Penelitian Partisipasi Politik

Media Massa

Mengenal Calon

No Media Frekuensi Persentase

1 Koran 2 20

2 Spanduk/Baliho 2 20

3 Radio 1 10

4 Teman 4 40

5 Dll 1 10

Total 10 100

Dari 10 orang responden yang diteliti dapat dilihat dari tabel di atas bahwa

responden mengenal pasangan calonnya dari koran dan spanduk/baliho masing-masing

sebanyak 2 orang dengan persentase masing-masingnya 20%. responden yang mengenal

calonnya dari radio hanya 1 orang atau 10%. Sedangkan dari teman memiliki jumlah

paling banyak yaitu 4 orang atau 40%, dan 1 orang responden atau 10% mengenal dari

media lain.

Membaca Berita

No Membaca berita Frekuensi Persentase

1 Setiap hari 1 10

2 4 kali seminggu 1 10

3 2 kali seminggu 3 30

4 1 kali seminggu 1 10

5 Tidak pernah 4 40

Total 10 100

Setelah dilakukan penelitian mengenai berapa kali responden membaca berita, dari

10 orang responden tersebut responden yang membaca berita setiap hari hanya 1 orang

atau 10%. Responden yang membaca berita 4 kali dalam seminggu hanya 1 orang atau

10%, 2 kali seminggu sebanyak 3 orang atau 30% dan 1 kali seminggu 1 orang responden

16

Page 17: Contoh Proposal Penelitian Partisipasi Politik

atau 10%. Sedangkan responden yang tidak pernah membaca berita sebanyak 4 orang

atau dengan persentase terbesar yaitu 40%.

Pernah Membaca Koran Lokal

No Pernah Membaca Koran Lokal Frekuensi Persentase

1 Ya 10 100

2 Tidak - -

Total 10 100

Dilihat dari aktifitas membaca koran, data di atas menunjukkan bahwa dari 10

orang responden, ternyata semua atau 100% responden pernah membaca koran lokal.

Membaca Koran Lokal

No Membaca Koran Lokal Frekuensi Persentase

1 Setiap hari 1 1

2 4 kali seminggu 3 20

3 2 kali seminggu 2 20

4 1 kali seminggu 3 30

5 Tidak pernah 1 10

Total 10 100

Setelah dilakukan penelitian mengenai berapa kali responden membaca koran lokal

dari 10 orang responden tersebut, hanya 1 orang responden yang membaca koran lokal

setiap hari. Responden yang membaca koran lokal 4 kali dalam seminggu sebanyak 3

orang atau 30%, 2 kali seminggu sebanyak 2 orang atau 20% dan 1 kali seminggu dengan

4 orang responden yaitu 40%. Sedangkan responden yang tidak pernah membaca koran

lokal hanya 1 orang atau 10%.

17

Page 18: Contoh Proposal Penelitian Partisipasi Politik

Pernah Membaca Koran Nasional

No Pernah Membaca Koran Nasional Frekuensi Persentase

1 Ya 8 80

2 Tidak 2 20

Total 10 100

Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa dari 10 orang reseponden, ternyata

rata-rata responden pernah membaca koran nasional yaitu sebanyak 8 orang atau 80%.

Sedangkan responden yang tidak pernah membaca koran nasional sebanyak 2 orang atau

persentasinya 20%.

Membaca Koran Nasional

No Membaca Koran Nasional Frekuensi Persentase

1 Setiap hari - -

2 4 kali seminggu 2 20

3 2 kali seminggu 2 20

4 1 kali seminggu 4 40

5 Tidak pernah 2 20

Total 10 100

Setelah dilakukan penelitian mengenai berapa kali responden membaca koran

nasional dari 10 orang responden tersebut, tidak satupun responden yang membaca koran

nasional setiap hari. Responden yang membaca koran nasional 4 kali dalam seminggu

sebanyak 2 orang atau 20%, 2 kali seminggu sebanyak 2 orang atau 20% dan 1 kali

seminggu memiliki persentase terbesar dengan 4 orang responden yaitu 40%. Sedangkan

responden yang tidak pernah membaca koran nasional sebanyak 2 orang atau 20%.

18

Page 19: Contoh Proposal Penelitian Partisipasi Politik

Membaca Berita Politik Saat Membaca Koran

No Membaca Koran Lokal Frekuensi Persentase

1 selalu 3 30

2 Jarang 2 20

3 Sekali-kali 3 30

4 Tidak pernah 2 20

Total 10 100

Dilihat dari ketertarikan responden terhadap berita politik saat membaca koran,

dapat dilihat dari data di atas bahwa responden yang selalu membaca berita politik saat

membaca koran adalah sebanyak 3 orang atau 30m%, responden yang jarang membaca

berita politik sebanyak 2 orang atau 20%. Sedangkankan responden yang sekali-kali

membaca berita politik sebanyak 3 orang atau 30% dan responden yang tidak pernah

sebanyak 20% atau 2 orang responden

I.10. Analisis Uji Hipotesis

Berdasarkan data dari penelitian maka untuk menguji hipotesis peneliti

lihat berdasarkan tidak adanya partisipasi masyarakat di Kecamatan Pauh sebagai berikut:

no partisipasi masyarakat di Kecamatan Pauh

1 Berpartisipasi

2 Tidak Berpartisipasi

3 Tidak Berpartisipasi

4 Berpartisipasi

5 Berpartisipasi

6 Berpartisipasi

7 Berpartisipasi

8 Berpartisipasi

9 Berpartisipasi

10 Berpartisipasi

19

Page 20: Contoh Proposal Penelitian Partisipasi Politik

Berdasarkan data di atas peneliti akan menganalisa berdasarkan hipotesis yaitu :

Ho= tidak ada partisipasi masyarakat di Kecamatan Pauh pada pilkada

Sumbar 2005

Ha =adanya partisipasi masyarakat di Kecamatan Pauh pada pilkada

Sumbar 2005

No Kategori Fo Fh ( Fo-Fh)2 ( Fo-Fh) 2

Fh

1 Berpartisipasi 8 5 9 1,8

2 Tidak berpartisipasi 2 5 9 1,8

Jumlah 10 10 18 3,6

Jadi x hitung = 10 dan x table = 5%= 3.48

Uji hipotesis

Jika x table > x hitung maka hipotesis Ha ditolak

Jika x hitung dengan x table maka Ha diterima

Maka

Ha = 10 Ho = 3,48

Berarti dalam penelitian ini maka Ha nya diterima dan Ho nya ditolak

1.11. KESIMPULAN

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara tingkat status

ekonomi, kosumsi media massa, dan identifikasi kepartaian dengan tingkat partisipasi

politik.

Hasil pengujian hipotesis tersebut adalah:

1. hipotesis pertama ditolak, karena terdapat hubungan terbalik antara status

ekonomi dengan tingkat partisipasi politik. Hal ini dibuktikan dengan taraf

kepercayaan 5 %. Berarti temuan pada survey awal yang menyatakan bahwa

tingkat status ekonomi seseorang sangat menentukan tingkat partisipasi politik

masyarakat salah.

20

Page 21: Contoh Proposal Penelitian Partisipasi Politik

2. hipotesis kedua diterima, karena t hitung lebih besar daripada t table hubungan

antara tingkat kosumsi media massa dengan tingkat partisipasi politik. Ini juga

dibuktikan dengan tingkat kepercayaan 5%. Berarti semakin tinggi tingkat

kosumsi media massa tidak mempengaruhi tingkat partisipasi politik.

21

Page 22: Contoh Proposal Penelitian Partisipasi Politik

KUISIONER

LEMBARAN KUESIONERPARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT PAUH PADA PILKADA

TAHUN 2005

A. Identitas Responden

Nama :

Umur :

Jenis kelamin :

Jorong :

Apakah pendidikan terakhir anda?a. tidak tamat SDb. tamatan SDc. tamatan SMP/ Sederajatd. tamatan SMA/Sederajate. tamatan diplomaf. tamatan sarjana

Apakah propesi anda?a. PNSb. TNI/Polric. Pensiunan/purnad. Pegawai swastae. …………………

B. Pemungutan Suara

1. Apakah anda ikut memilih pada pilkada 2005?a. yab. tidak2. Siapa calon gubenur yang anda pilih dalam pilkada tersebut?a. Gamawan fauzi-marlis rahmanb. Jefri geofani-dasmanc. Kapitra-dalimid. Irwan prayitno-ikasumae. Rahasia3. Jika anda memilih dari alasan berikut, manakah yang membuat anda ikut memilih

pada pilkada 2005?a. kesadaran sendiri b. fanatic trhadap salah satu calon c. suka terhadap salah satu calon

22

Page 23: Contoh Proposal Penelitian Partisipasi Politik

d. diminta untuk memilih salah satu calon e. ikut pilihan orang lain4. Bagaimana sikap anda terhadap calon yang anda pilih?a. simpatib. sangat simpati c. tidak simpatid. biasa saja5. Apa latarbelakang yang paling cocok menurut anda untuk seorang gubenur

sumbar?a. birokratb. militerc. politisid. pengusahae. akademisif. kalangan praktisig. lainnya6. Jika anda tidak ikut memilih dari alasan berikut, manakah yang membuat anda

tidak ikut memilih pada pilkada 2005? a. tidak percaya pada janji calonb. tidak ada yang sesuai dengan andac. bingung karena banyaknya calond. ajakan dari temane. kesibukan yang tidak bisa dilewatkan7. Apakah anda ikut kampanye pilkada tahun 2005?a. yab. tidak8. Apakah anda ikut semua kampanye calon pada pilkada tahun 2005?a. yab. tidak semuac. tidak sama sekali

C. Status Sosial dan Ekonomi

9. Berapa penghasilan yang anda peroleh tiap bulannya?a. <Rp 1.000.000,00b. Rp 1.000.000,00-Rp 1.500.000,00c. Rp 2.000.000,00-Rp 3.000.000,00d. Rp 4. 000.000,00-Rp 5.000.000,00e. >Rp 5.000.000,0010. Apakah penghasilan tersebut mencukupi kebutuhan anda?a. sangat mencukupib. mencukupic. kurang mencukupid. tidak mecukupie. sangat tidak mencukupi

23

Page 24: Contoh Proposal Penelitian Partisipasi Politik

11. Apakah pendidikan formal yang pernah anda terima?----------------------------------------------------------------12. Apakah pendidkan informal yang pernah anda terima?--------------------------------------------------------------------13. Dimanakah pemukiman tempat anda tinggal?a. apartemenb. perumahan/kompekc. asramad. perkampungane. ------------------

D. Media Massa

14. Darimanakah anda kenal pasangan calon yang anda pilih?a. Koranb. Spanduk/balihoc. Radiod. Temane. Dll15. Berapa kali anda membaca berita di media massa?a. setiap hari b. 4 kali semingguc. 2 kali seminggud. 1 kali seminggue. tidak pernah16. Apakah anda pernah membaca Koran local?a. ya b. tidak 17. Berapa kali anda membaca Koran local?a. setiap harib. 4 kali semingguc. 2 kali seminggu d. 1 kali seminggue. tidak pernah18. Apakah anda pernah membaca Koran nasioanl?a. ya b. tidak19. Berapa kali anda membaca Koran nasional?a. setiap harib. 4 kali semingguc. 2 kali seminggud. 1 kali seminggue. tidak pernah20. Apakah setiap membaca Koran anda, membaca berita politik?a. selalub. jarang

24

Page 25: Contoh Proposal Penelitian Partisipasi Politik

c. sekali-kalid. tidak pernah21. Apakah anda selalu memperhatikan berita kampenye yang ada di media massa?a. yab. tidak

25