60

Click here to load reader

Empati 2 (modul empati dan motivasi)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Empati 2 (modul empati dan motivasi)

Dr. Anandia Putriyuni

1

Page 2: Empati 2 (modul empati dan motivasi)

2

Page 3: Empati 2 (modul empati dan motivasi)

1. Cognitive EmpathyMemahami sudut pandang / kerangka berpikir orang lain

(mental perspective taking).

3

Page 4: Empati 2 (modul empati dan motivasi)

Empati Kognitif mengarah pada kemampuan atau kecendrungan untuk mengenal & menghargai sudut pandang orang lain, khususnya motivasi & kebutuhan akan suatu pertolongan.

4

Page 5: Empati 2 (modul empati dan motivasi)

2. Emotional Empathy = Affective

EmpathyMemahami perasaan / emosi yang dialami oleh orang lain (vicarious sharing of emotion).

5

Page 6: Empati 2 (modul empati dan motivasi)

Empati Afektif adalah kecenderungan untuk bereaksi secara emosional / kejiwaan terhadap emosi orang lain (ekspresi emosi).

6

Page 7: Empati 2 (modul empati dan motivasi)

Ada banyak cara yang berbeda dimana kedua jenis empati tersebut ada dalam diri seseorang.

7

Page 8: Empati 2 (modul empati dan motivasi)

a) Empati kognitif tanpa empati afektif.

Menurut pendapat ‘Smith’ : hal ini paling menguntungkan karena seseorang membiarkan dirinya memahami masalah sosial tanpa sentuhan emosi terhadap masalah tersebut.

8

Page 9: Empati 2 (modul empati dan motivasi)

Contohnya adalah saat dalam keadaan perang. Kemampuan memahami pihak lawan adalah penting, tetapi memahami secara emosi apa yang pihak lawan rasakan mungkin akan menghalangi serangan yang akan dilakukan.

9

Page 10: Empati 2 (modul empati dan motivasi)

b)Kombinasi antara empati kognitif & empati afektif

Melakukan keduanya pasti berguna pada pasangan

dalam perkawinan.

10

Page 11: Empati 2 (modul empati dan motivasi)

Jika hanya melakukan empati kognitif, membuat seseorang hanya menggunakan logika dalam kondisi sosial.

Memahami apa yang dirasakan orang lain sangat penting dalam hubungan yang lebih dekat.

11

Page 12: Empati 2 (modul empati dan motivasi)

Bagaimanapun, jika hanya memiliki empati afektif tidak akan dapat membuat keputusan dalam masalah sosial. Hal ini hanya dapat menimbulkan belas kasihan terhadap orang lain.

Seseorang butuh empati kognitif untuk memahami tindakan apa yang sesuai terhadap suatu keadaan.

12

Page 13: Empati 2 (modul empati dan motivasi)

c) Empati afektif tanpa empati kognitifEmosi dengan segera akan terpengaruh dan keadaan yang dipengaruhi emosi yang bersifat menuruti kata hati.Hal ini, akan lebih berguna dalam pola asuh orang tua karena orang tua yang bisa bereaksi dengan cepat terhadap emosi anaknya, dapat membantu meredakan situasi dengan cara mau mendengarkan (responsif).

13

Page 14: Empati 2 (modul empati dan motivasi)

Juga ditemukan pada keadaan umum dimana terdapat bahaya yang mengancam, sekelompok orang dapat mengetahui dengan cepat dengan menggunakan empati afektifnya.

14

Page 15: Empati 2 (modul empati dan motivasi)

Ketika seseorang dalam keadaan sendiri, empati afektif mungkin tidak begitu berguna karena gerakan hati (intuisi) sosial berasal dari empati kognitif.

15

Page 16: Empati 2 (modul empati dan motivasi)

Empati berbeda dengan : Simpati

Kasihan (pity)

Emosi tular

(emotional contangion)

16

Page 17: Empati 2 (modul empati dan motivasi)

= empathic concernBerasal dari bahasa Yunani

sympatheiaArtinya : dipengaruhi oleh perasaan atau emosi.

17

Page 18: Empati 2 (modul empati dan motivasi)

Dengan demikian inti dari simpati adalah seseorang yang memiliki perhatian yang kuat terhadap orang lain.

Simpati muncul jika ada perasaan atau emosi dari seseorang yang sangat dimengerti & dihargai oleh orang lain.

18

Page 19: Empati 2 (modul empati dan motivasi)

Meskipun simpati & empati sering tertukar dalam pemakaiannya, perbedaan tipis dalam pemakaiannya sehari – hari dapat diketahui.

19

Page 20: Empati 2 (modul empati dan motivasi)

Berempati berarti memahami & merespon keadaan emosi yang dialami orang lain dengan perasaan yang sama.

Simpati tidak hanya mencakup empati (tidak selalu), tapi juga perlu memiliki perhatian yang positif atau keprihatinan terhadap orang lain.

20

Page 21: Empati 2 (modul empati dan motivasi)

Pada pemakaian umum, simpati biasanya untuk rasa ketidakbahagiaan atau penderitaan orang lain, terutama kesedihan atas kematian seseorang yang dicintai.

21

Page 22: Empati 2 (modul empati dan motivasi)

Empati afektif yang menimbulkan respon emosional yg berlebihan lebih relevan dengan simpati daripada empati.

22

Page 23: Empati 2 (modul empati dan motivasi)

Yaitu: Perasaan seseorang melihat orang lain dalam kesulitan dan membutuhkan bantuan karena tidak dapat menyelesaikannya sendiri.Sering digambarkan sebagai rasa kasihan terhadap orang lain.

23

Page 24: Empati 2 (modul empati dan motivasi)

Sumber lain mengartikan sama antara simpati dengan pity (kasihan).

24

Page 25: Empati 2 (modul empati dan motivasi)

Yaitu : perasaan ketika seseorang (terutama bayi, anak2 atau rakyat jelata) menirukan emosi yang didapat dari orang lain tanpa mengakui hal itu terjadi. (Hatfield dkk, 1994)

25

Page 26: Empati 2 (modul empati dan motivasi)

Dari sumber lain mendefenisikan Emosi Tular (Emotional Contangion) adalah Ketika seseorang mengenali secara kuat emosi yang muncul dari orang lain dan menjadi subjek yang sama dengan emosinya sendiri.

26

Page 27: Empati 2 (modul empati dan motivasi)

Bukan bagian dari psikologi, tetapi diduga bagian dari dunia paranormal.

Emosi atau keadaan mental orang lain dapat diketahui langsung, tanpa perlu mengetahui ekspresi yang tampak pada orang lain.

27

Page 28: Empati 2 (modul empati dan motivasi)

Empati “Saya mengerti bagaimana perasaanmu”.“I understand how you feel”.

Simpati “Saya merasa kasihan atas penderitaanmu”.“I’m sorry for your pain”.

Emosi Tular “Saya merasakan penderitaanmu”. “ I feel your pain”.

Telepati “Saya tahu bagaimana perasaanmu karena saya dapat membaca pikiranmu”.“I know how you feel because I’m reading your mind”.

28

Page 29: Empati 2 (modul empati dan motivasi)

29

Page 30: Empati 2 (modul empati dan motivasi)

30

Page 31: Empati 2 (modul empati dan motivasi)

31

Page 32: Empati 2 (modul empati dan motivasi)

NEUROLOGI EMPATI 1

32

Page 33: Empati 2 (modul empati dan motivasi)

Berbagi sensasi dan emosi dengan orang lain berhubungan dengan aktifnya beberapa sirkuit yang terlibat dalam proses yang sama pada diri sendiri, termasuk cortex somato-sensory untuk sentuhan, cortex insula dan cortex cingulate anterior (ACC) untuk rasa sakit dan rasa benci serta amygdala untuk rasa takut.

33

Page 34: Empati 2 (modul empati dan motivasi)

34

Page 35: Empati 2 (modul empati dan motivasi)

35

Page 36: Empati 2 (modul empati dan motivasi)

36

Page 37: Empati 2 (modul empati dan motivasi)

Secara umum, daerah ini merupakan otak “emosi” dan sebagian besar dari struktur ini biasanya dihubungkan ke sistem limbik dan para-limbik.

37

Page 38: Empati 2 (modul empati dan motivasi)

Sistem ini penting sekali untuk proses emosi dan berkembang lebih awal dalam phylogenie.

38

Page 39: Empati 2 (modul empati dan motivasi)

Sebagai perbandingan, kemampuan mental berhubungan dengan aktifnya kortek prefrontal & temporal, yang paling penting lobus prefrontal medial dan sulcus superior lobus temporal.

39

Page 40: Empati 2 (modul empati dan motivasi)

40

Page 41: Empati 2 (modul empati dan motivasi)

Struktur tersebut termasuk dalam neo-kortek dan berkembang lebih lambat dalam phylogenie.

41

Page 42: Empati 2 (modul empati dan motivasi)

Empati afektif didasarkan pada sistem limbic & para-limbic dan juga pada korteks somato-sensorik yang berkembang lebih awal dibandingkan kemampuan kita untuk berempati kognitif karena pembentukan relay pada struktur tersebut berkembang lebih awal dalam otak.

42

Page 43: Empati 2 (modul empati dan motivasi)

Sedangkan relay pada struktur neo-cortex merupakan salah satu bagian yang berkembang lebih lambat, seperti cortex prefrontal dan bagian lateral cortex temporal.

43

Page 44: Empati 2 (modul empati dan motivasi)

Ini berarti bahwa kemampuan empati afektif diperoleh sejak awal dalam pertumbuhan tubuh kita dibandingkan dengan empati kognitif.

44

Page 45: Empati 2 (modul empati dan motivasi)

Tambahan lagi, penemuan cortex prefrontal bagian dorsolateral tidak sepenuhnya matang sampai usia 25 tahun sehingga kemampuan sempurna untuk berempati belum berkembang sampai usia dewasa tua.

45

Page 46: Empati 2 (modul empati dan motivasi)

NEUROLOGI EMPATI 2

46

Page 47: Empati 2 (modul empati dan motivasi)

Saraf cermin awalnya ditemukan pada monyet pada th 1980 & 1990 oleh sekelompok neuropsikologis yaitu Giacomo Rizzolatti, Giuseppe Di Pellegrino, Luciano Fadiga, Leonardo Fogassi dan Vittorio Gallese di Universitas Parma, Itali.

47

Page 48: Empati 2 (modul empati dan motivasi)

Mereka meletakkan elektroda pada cortex premotor bagian ventral monyet untuk mempelajari saraf khususnya yang mengontrol gerakan tangan & mulut.

Contohnya ketika monyet mengambil sepotong makanan maka respon sarafnya akan diukur.

48

Page 49: Empati 2 (modul empati dan motivasi)

Ternyata beberapa saraf yang merespon ketika monyet mengambil makanan sama dengan saat monyet tersebut melihat orang mengambil makanan.

Percobaan berikutnya menemukan kira – kira 10 % saraf pada frontal inferior dan cortex parietal inferior monyet mempunyai saraf cermin & memberikan respon yg sama untuk gerakan tangan & aksi mengamati.

49

Page 50: Empati 2 (modul empati dan motivasi)

Saraf cermin pada monyet dipercaya sebagai sarana untuk memahami tingkah laku binatang lain.

Percobaan terbaru menunjukan bahwa bayi monyet dapat meniru gerakan wajah manusia. Meskipun, tidak diketaui secara pasti apakah saraf cermin mendasari tingkah laku ini.

50

Page 51: Empati 2 (modul empati dan motivasi)

Yang terbaru, Christian Keysers dkk telah menyatakan bahwa pada monyet maupun manusia, sistem saraf cermin juga merespon suara dari suatu gerakan.

Secara normal tidak mungkin meneliti satu saraf pada otak manusia, maka para ahli tidak dapat memastikan bahwa manusia mempunyai saraf cermin.

51

Page 52: Empati 2 (modul empati dan motivasi)

Hasil percobaan dengan functional magnetic resonance imaging (fMRI) menunjukan bahwa cortex pada lobus frontal inferior & lobus parietal superior manusia aktif saat seseorang melakukan gerakan dan juga saat seseorang melihat orang lain melakukan suatu gerakan.

52

Page 53: Empati 2 (modul empati dan motivasi)

Hal ini menunjukan bahwa daerah otak tersebut mengandung saraf cermin dan telah diyakini sebagai SISTEM SARAF CERMIN pada manusia.

53

Page 54: Empati 2 (modul empati dan motivasi)

Jadi saraf cermin adalah tipe tertentu dari sel otak yang aktif saat seseorang melakukan suatu gerakan dan juga saat mengamati, mendengar dan bahkan membaca tentang suatu gerakan yang sama, yang dilakukan oleh orang lain.

54

Page 55: Empati 2 (modul empati dan motivasi)

Pengukuran secara tidak langsung telah digunakan untuk meneliti sistem saraf cermin pada manusia.

Contoh : saat seseorang mengamati gerakan orang lain, cortex motoriknya menjadi lebih mudah dirangsang.

55

Page 56: Empati 2 (modul empati dan motivasi)

Saraf yang dapat dirangsang ini diukur dengan merekam ukuran motor evoked potential (MEP) yang dicetuskan oleh rangsangan magnetik transcranial.

Perubahan pada ukuran MEP diambil sebagai ukuran aktifitas sistem saraf cermin, karena MEP berasal dari cortex motorik primer yang berhubungan langsung ke daerah saraf cermin di otak.

56

Page 57: Empati 2 (modul empati dan motivasi)

Stephanie Preston dan Frans de Wall, Jean Decety serta Vittorio Gallese telah membuktikan bahwa sistem saraf cermin terlibat dalam empati.

57

Page 58: Empati 2 (modul empati dan motivasi)

Melalui saraf cermin, kita secara naluri & tanpa tenaga “menempatkan diri kita pada sepatu orang lain“ yang kita amati atau pikirkan. Tanpa disengaja, otak kita dengan segera mencerminkan orang lain, menuntun kita merasakan apa yang orang lain rasakan & membaca apa yang dipikirkan.

58

Page 59: Empati 2 (modul empati dan motivasi)

Yang terbaru, Christian Keysers di Social Brain Lab beserta temannya telah menyatakan bahwa orang yang lebih berempati berdasarkan kuesioner laporan pribadi mempunyai aktifitas yang kuat pada sistem saraf cermin untuk gerakan tangan & emosi.

59

Page 60: Empati 2 (modul empati dan motivasi)

Sampai ketemu minggu depan...

60