Upload
nur-arasyi
View
155
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Widodo Putro ( 115140097 )
Deni Aldo ( 115140110 )
Nur Arasyi ( 115140115 )
Goldison Aldama ( 115140118 )
Pengertian
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah suatu sistem atau cara menulis bahasa secara menyeluruh dengan huruf, kata dan tanda baca sebagai sarananya yang diberlakukan sejak 16 Agustus 1972.
Perubahan Aturan Ejaan Bangsa
Indonesia
Ejaan Yang Disempurnakan
(EYD) (mulai 16 Agustus
1972)
Ejaan Republik(Ejaan Soewandi)
(1947-1972)
Ejaan Van Ophuijsen(1901-1947)
khususJumatYakni
chususDjum’at
Jakni
choesoesDjoem’at
ja’ni
Ruang Lingkup EYD
• Ruang lingkup EYD mencakupi lima aspek, yaitu:a. Pemakaian Hurufb. Penulisan Hurufc. Penulisan Katad. Penulisan Unsur Serapane. Pemakaian Tanda Baca
Pemakaian Huruf Tunggal
• Huruf abjad. Ada 26 yang masing-masing memiliki jenis huruf besar dan kecil.
• Huruf vokal. Ada 5: a, e, i, o, dan u. Tanda aksen é dapat digunakan pada huruf e jika ejaan kata menimbulkan keraguan.
• Huruf konsonan. Ada 21: b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.
• Huruf c, q, v, w, x, dan y tidak punya contoh di akhir kata.
• Huruf x tidak punya contoh di tengah kata.• Huruf q dan x digunakan khusus untuk nama dan
keperluan ilmu
Huruf Diftong
• Huruf Diftong
Contoh: Pemakaian dalam KataHuruf
Diftong
Contoh Pemakaian dalam Kata
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
ai
au
oi
ain
aula
-
malaikat
saudara
boikot
pandai
harimau
amboi
Gabungan Huruf Konsonan
• Gabungan huruf konsonan.
Ada 4: kh, ng, ny, dansy.Gabungan
Huruf
Konsonan
Contoh Pemakaian dalam Kata
Posisi AwalPosisi
TengahPosisi Akhir
kh
ng
ny
sy
khusus
ngilu
nyata
syarat
akhir
bangun
banyak
isyarat
tarikh
senang
-
arasy
Huruf Miring• Menuliskannamabuku, majalah, dansuratkabar
yang dikutipdalamtulisan• Menegaskanataumengkhususkanhuruf, bagian
kata, kata, ataukelompok kata• Menuliskan kata atauungkapan yang
bukanbahasa Indonesia (Dalamtulisantanganatauketikan, hurufataukata yang akandicetak miring digarisbawahi)Ungkapanasing yang telahdiserapkedalambahasa Indonesia penulisannyadiperlakukansebagai kataIndonesia
Gabungan Huruf Konsonan• Menuliskanjudulbuku, bab, bagianbab, daftarisi,
daftartabel, daftarlambang, daftarpustaka, indeks, danlampiran
• Tidakdipakaiuntukmenegaskanataumengkhususkanhuruf, bagian kata, kata, ataukelompok kata; untukkeperluanitudigunakanhuruf miring.
• Menuliskanlemadansublemasertauntukmenuliskanlambangbilangan yang menyatakanpolisemidalamcetakankamus
A. PEMENGGALAN KATA
1. Pemisahan suku kata pada kata dasar adalahsebagai berikut:
a. Jika di tengah kata ada dua vokal yang berurutan, pemisahantersebut dilakukan di antara kedua vokal itu.
Misalnya: ma-in, sa-at, bu-ah.
b. Jika di tengah kata ada konsonan di antara dua vokal, pemisahantersebut dilakukan sebelum konsonan itu.Misalnya: a-nak, ba-rang, su-lit.
Karena ng, ny, sy, dan kh melambangkan satu konsonan, gabunganhuruf itu tidak pernah diceraikan sehingga pemisahan suku kataterdapat sebelum atau sesudah pasangan huruf itu.
Misalnya : sa-ngat, nyo-nya, i-sya-rat, a-khir, ang-ka, akh-lak.
14
c. Jika di tengah kata ada dua konsonan yang berurutan, pemisahan tersebut terdapat di antara kedua konsonan itu. Misalnya: man-di, som-bong, swas-ta, cap-lok,
Ap-ril, bang-sa, makh-luk.
d. Jika di tengah kata ada tiga konsonan ataulebih, pemisahan tersebut dilakukan di antarakonsonan yang pertama (termasuk ng) denganyang kedua. Misalnya: in-stru-men, ul-tra, in-fra, bang-
krut, ben-trok, ikh-las
15
2. Imbuhan yang mengalami perubahan bentuk dan
partikel yang biasanya ditulis serangkai dengan
kata dasarnya dalam penyukuan kata dipisahkan
sebagai satu kesatuan.
Misalnya: ma-kan-an, me-me-nuh-i, bel-a-jar,
mem-ban-tu, per-gi-lah
Catatan:
a. Bentuk dasar pada kata turunan sedapat-dapatnya tidakdipenggal.
b. Akhiran –i tidak dipenggal.
c. Pada kata berimbuhan sisipan, pemenggalan kata dilakukansebagai berikut.
Misalnya: te-lun-juk, si-nam-bung, ge-li-gi
16
Penulisan Nama Diri
Cara penulisan nama diri ( nama orang,lembaga, tempat, jalan, gunung, sungai danlain-lain) harus mengikuti EYD, kecuali jika adapertimbangan khusus menyangkut segi adat,hukum atau sejarah.
Penulisan Nama Diri
Pemakaian Biasa
Pemakaian Khusus
Pemakaian BiasaPenggunaan aturan EYD pada penulisan bahasa-bahasa yang lazim.
Contoh :Rumahnya di Jalan Pajajaran No.5.Ia berkantor di Jalan Budi Utomo.
Pemakaian KhususPenggunaan aturan EYD pada penulisan bahasa-
bahasa yang tidak lazim.
Pengecualian Penggunaan aturan EYD pada Huruf “x”
Untuk Penulisan Nama Diri dan Istilah Ilmiah.Contoh:•Alex, Mexico, Texas (nama diri)•Xenon, Xantat (nama unsurkimia)•Sinar-x, (istilah ilmupengetahuan )•X1, x2, (lambang dalammatematika)
Untuk penulisan bukan nama diri dan istilah ilmiah menggunakan “ks” bukan “x”.Contoh:•Taksi•Teleks•Ekstra
Pengecualian Penggunaan aturan EYD pada Nama Diri
Ejaan van
Ophuijsen
Ejaan Republik EYD
Soehardjo Suhardjo Suharjo
Abdoellah Tjoet Abdullah Tjut Abdullah Cut
Penulisan huruf
1. Huruf kapitalMisalnya : Palembang kota metropolitan.
Republika.
2. Huruf miringMisalnya :Badudu. Perencanaan Pengajaran. 2009. Bandung: PT Angin Ribut
Penulisan Kata
1. Kata dasar2. Kata turunan3. Kata ulang4. Gabungan kata5. Kata ganti kau, ku, mu, dan nya6. Kata depan di, ke, dan dari7. Kata sandang si dan sang8. Partikel9. Singkatan dan akronim10. Angka dan lambang bilangan
23
PENULISAN KATA
A. Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagaisatu kesatuan.
Misalnya:
Kami percaya bahwa kamu anak yang pandai.
24
B. Kata Turunan
1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengankata dasarnya.Misalnya:
bergeletar diberikan
2. Awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya jika bentukdasarnya berupa gabungan kata.Misalnya:bertepuk tangan sebar luaskan
3. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata dan sekaligusmendapat awalan dan akhiran, kata-kata itu ditulis serangkai. Misalnya:
memberitahukan mempertanggungjawabkan
25
4. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalamkombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai. Misalnya:
monoteisme antarkota multilateralcaturtunggal dasawarsa kontrarevolusi
Catatan:(1) Apabila bentuk terikat tersebut diikuti oleh kata yang huruf
awalnya huruf besar, di antara kedua unsur itu dituliskan tandahubung (-).Misalnya:
non-Indonesiapan-Afrikanisme
(2) Maha sebagai unsur gabungan kata ditulis serangkai, kecualijika diikuti oleh kata yang bukan kata dasar dan kata esa.Misalnya:
Allah Yang Mahakuasa.
26
C. Bentuk Ulang
Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakantanda hubung.
Misalnya:
anak-anak centang-perenang porak-poranda gerak-geriksayur-mayur
27
D. Gabungan Kata1. Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah
khusus, bagian-bagiannya ditulis terpisah.Misalnya:
duta besar model linear kambing hitam
2. Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkinmenimbulkan salah baca, dapat diberi tanda hubung untukmenegaskan pertalian di antara unsur yang bersangkutan.Misalnya:
ibu-bapak kami buku sejarah-baru watt-jam
3. Gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata ditulisserangkai.Misalnya:
daripada silaturahmi halalbihalal syahbandar
28
E. Kata Ganti -ku, kau- , -mu, dan -nya
Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yangmengikutinya, -ku, -mu, dan -nya ditulis serangkai dengan kata yangmendahuluinya.Misalnya:Apa yang kumiliki boleh kauambil.
F. Kata Depan di, ke, dan dari
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata
yang mengikutinya, kecuali di dalam gabungan kata
yang sudah dianggap sebagai satu kata seperti kepada
dan daripada.
Misalnya:
Adiknya pergi ke luar negeri.
Mereka ada di rumah.
30
G. Kata si dan sang
Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata
yangmengikutinya.
Misalnya:
Harimau itu marah sekali kepada sang Kancil.
H. Partikel
1.Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkaidengan kata yang mendahuluinya.Misalnya:
Apakah yang tersirat dalam surat itu?Bacalah buku itu baik-baik!Apatah lagi yang akan diucapkannya?
2. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.Misalnya:
Apa pun yang dimakannya, ia tetap kurus.Hendak pulang pun, sudah tak ada
kendaraan.
32
3. Partikel per yang berarti 'mulai', ‘demi’, dan ‘tiap’ ditulis terpisah dari bagian-bagian kalimat yang mendampinginya.Misalnya:
Harga kain itu Rp2.000,00 per helai.Mereka masuk ke dalam ruangan satu per satu.Pegawai negeri mendapat kenaikan gaji per 1 April.