33
Widodo Putro ( 115140097 ) Deni Aldo ( 115140110 ) Nur Arasyi ( 115140115 ) Goldison Aldama ( 115140118 )

Eyd ( Geofisika UPNVY 2014 )

Embed Size (px)

Citation preview

Widodo Putro ( 115140097 )

Deni Aldo ( 115140110 )

Nur Arasyi ( 115140115 )

Goldison Aldama ( 115140118 )

PENGERTIAN EYD

Pengertian

Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah suatu sistem atau cara menulis bahasa secara menyeluruh dengan huruf, kata dan tanda baca sebagai sarananya yang diberlakukan sejak 16 Agustus 1972.

Perubahan Aturan Ejaan Bangsa

Indonesia

Ejaan Yang Disempurnakan

(EYD) (mulai 16 Agustus

1972)

Ejaan Republik(Ejaan Soewandi)

(1947-1972)

Ejaan Van Ophuijsen(1901-1947)

khususJumatYakni

chususDjum’at

Jakni

choesoesDjoem’at

ja’ni

RUANG LINGKUP EYD

PEMAKAIAN HURUF

Pemakaian Huruf Tunggal

• Huruf abjad. Ada 26 yang masing-masing memiliki jenis huruf besar dan kecil.

• Huruf vokal. Ada 5: a, e, i, o, dan u. Tanda aksen é dapat digunakan pada huruf e jika ejaan kata menimbulkan keraguan.

• Huruf konsonan. Ada 21: b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.

• Huruf c, q, v, w, x, dan y tidak punya contoh di akhir kata.

• Huruf x tidak punya contoh di tengah kata.• Huruf q dan x digunakan khusus untuk nama dan

keperluan ilmu

Huruf Diftong

• Huruf Diftong

Contoh: Pemakaian dalam KataHuruf

Diftong

Contoh Pemakaian dalam Kata

Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir

ai

au

oi

ain

aula

-

malaikat

saudara

boikot

pandai

harimau

amboi

Gabungan Huruf Konsonan

• Gabungan huruf konsonan.

Ada 4: kh, ng, ny, dansy.Gabungan

Huruf

Konsonan

Contoh Pemakaian dalam Kata

Posisi AwalPosisi

TengahPosisi Akhir

kh

ng

ny

sy

khusus

ngilu

nyata

syarat

akhir

bangun

banyak

isyarat

tarikh

senang

-

arasy

Huruf Miring• Menuliskannamabuku, majalah, dansuratkabar

yang dikutipdalamtulisan• Menegaskanataumengkhususkanhuruf, bagian

kata, kata, ataukelompok kata• Menuliskan kata atauungkapan yang

bukanbahasa Indonesia (Dalamtulisantanganatauketikan, hurufataukata yang akandicetak miring digarisbawahi)Ungkapanasing yang telahdiserapkedalambahasa Indonesia penulisannyadiperlakukansebagai kataIndonesia

Gabungan Huruf Konsonan• Menuliskanjudulbuku, bab, bagianbab, daftarisi,

daftartabel, daftarlambang, daftarpustaka, indeks, danlampiran

• Tidakdipakaiuntukmenegaskanataumengkhususkanhuruf, bagian kata, kata, ataukelompok kata; untukkeperluanitudigunakanhuruf miring.

• Menuliskanlemadansublemasertauntukmenuliskanlambangbilangan yang menyatakanpolisemidalamcetakankamus

PEMENGGALAN KATA

A. PEMENGGALAN KATA

1. Pemisahan suku kata pada kata dasar adalahsebagai berikut:

a. Jika di tengah kata ada dua vokal yang berurutan, pemisahantersebut dilakukan di antara kedua vokal itu.

Misalnya: ma-in, sa-at, bu-ah.

b. Jika di tengah kata ada konsonan di antara dua vokal, pemisahantersebut dilakukan sebelum konsonan itu.Misalnya: a-nak, ba-rang, su-lit.

Karena ng, ny, sy, dan kh melambangkan satu konsonan, gabunganhuruf itu tidak pernah diceraikan sehingga pemisahan suku kataterdapat sebelum atau sesudah pasangan huruf itu.

Misalnya : sa-ngat, nyo-nya, i-sya-rat, a-khir, ang-ka, akh-lak.

14

c. Jika di tengah kata ada dua konsonan yang berurutan, pemisahan tersebut terdapat di antara kedua konsonan itu. Misalnya: man-di, som-bong, swas-ta, cap-lok,

Ap-ril, bang-sa, makh-luk.

d. Jika di tengah kata ada tiga konsonan ataulebih, pemisahan tersebut dilakukan di antarakonsonan yang pertama (termasuk ng) denganyang kedua. Misalnya: in-stru-men, ul-tra, in-fra, bang-

krut, ben-trok, ikh-las

15

2. Imbuhan yang mengalami perubahan bentuk dan

partikel yang biasanya ditulis serangkai dengan

kata dasarnya dalam penyukuan kata dipisahkan

sebagai satu kesatuan.

Misalnya: ma-kan-an, me-me-nuh-i, bel-a-jar,

mem-ban-tu, per-gi-lah

Catatan:

a. Bentuk dasar pada kata turunan sedapat-dapatnya tidakdipenggal.

b. Akhiran –i tidak dipenggal.

c. Pada kata berimbuhan sisipan, pemenggalan kata dilakukansebagai berikut.

Misalnya: te-lun-juk, si-nam-bung, ge-li-gi

16

PENULISAN NAMA DIRICara penulisan nama diri berdasarkan aturan EYD

Penulisan Nama Diri

Cara penulisan nama diri ( nama orang,lembaga, tempat, jalan, gunung, sungai danlain-lain) harus mengikuti EYD, kecuali jika adapertimbangan khusus menyangkut segi adat,hukum atau sejarah.

Penulisan Nama Diri

Pemakaian Biasa

Pemakaian Khusus

Pemakaian BiasaPenggunaan aturan EYD pada penulisan bahasa-bahasa yang lazim.

Contoh :Rumahnya di Jalan Pajajaran No.5.Ia berkantor di Jalan Budi Utomo.

Pemakaian KhususPenggunaan aturan EYD pada penulisan bahasa-

bahasa yang tidak lazim.

Pengecualian Penggunaan aturan EYD pada Huruf “x”

Untuk Penulisan Nama Diri dan Istilah Ilmiah.Contoh:•Alex, Mexico, Texas (nama diri)•Xenon, Xantat (nama unsurkimia)•Sinar-x, (istilah ilmupengetahuan )•X1, x2, (lambang dalammatematika)

Untuk penulisan bukan nama diri dan istilah ilmiah menggunakan “ks” bukan “x”.Contoh:•Taksi•Teleks•Ekstra

Pengecualian Penggunaan aturan EYD pada Nama Diri

Ejaan van

Ophuijsen

Ejaan Republik EYD

Soehardjo Suhardjo Suharjo

Abdoellah Tjoet Abdullah Tjut Abdullah Cut

Penulisan huruf

1. Huruf kapitalMisalnya : Palembang kota metropolitan.

Republika.

2. Huruf miringMisalnya :Badudu. Perencanaan Pengajaran. 2009. Bandung: PT Angin Ribut

Penulisan Kata

1. Kata dasar2. Kata turunan3. Kata ulang4. Gabungan kata5. Kata ganti kau, ku, mu, dan nya6. Kata depan di, ke, dan dari7. Kata sandang si dan sang8. Partikel9. Singkatan dan akronim10. Angka dan lambang bilangan

23

PENULISAN KATA

A. Kata Dasar

Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagaisatu kesatuan.

Misalnya:

Kami percaya bahwa kamu anak yang pandai.

24

B. Kata Turunan

1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengankata dasarnya.Misalnya:

bergeletar diberikan

2. Awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya jika bentukdasarnya berupa gabungan kata.Misalnya:bertepuk tangan sebar luaskan

3. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata dan sekaligusmendapat awalan dan akhiran, kata-kata itu ditulis serangkai. Misalnya:

memberitahukan mempertanggungjawabkan

25

4. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalamkombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai. Misalnya:

monoteisme antarkota multilateralcaturtunggal dasawarsa kontrarevolusi

Catatan:(1) Apabila bentuk terikat tersebut diikuti oleh kata yang huruf

awalnya huruf besar, di antara kedua unsur itu dituliskan tandahubung (-).Misalnya:

non-Indonesiapan-Afrikanisme

(2) Maha sebagai unsur gabungan kata ditulis serangkai, kecualijika diikuti oleh kata yang bukan kata dasar dan kata esa.Misalnya:

Allah Yang Mahakuasa.

26

C. Bentuk Ulang

Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakantanda hubung.

Misalnya:

anak-anak centang-perenang porak-poranda gerak-geriksayur-mayur

27

D. Gabungan Kata1. Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah

khusus, bagian-bagiannya ditulis terpisah.Misalnya:

duta besar model linear kambing hitam

2. Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkinmenimbulkan salah baca, dapat diberi tanda hubung untukmenegaskan pertalian di antara unsur yang bersangkutan.Misalnya:

ibu-bapak kami buku sejarah-baru watt-jam

3. Gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata ditulisserangkai.Misalnya:

daripada silaturahmi halalbihalal syahbandar

28

E. Kata Ganti -ku, kau- , -mu, dan -nya

Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yangmengikutinya, -ku, -mu, dan -nya ditulis serangkai dengan kata yangmendahuluinya.Misalnya:Apa yang kumiliki boleh kauambil.

F. Kata Depan di, ke, dan dari

Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata

yang mengikutinya, kecuali di dalam gabungan kata

yang sudah dianggap sebagai satu kata seperti kepada

dan daripada.

Misalnya:

Adiknya pergi ke luar negeri.

Mereka ada di rumah.

30

G. Kata si dan sang

Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata

yangmengikutinya.

Misalnya:

Harimau itu marah sekali kepada sang Kancil.

H. Partikel

1.Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkaidengan kata yang mendahuluinya.Misalnya:

Apakah yang tersirat dalam surat itu?Bacalah buku itu baik-baik!Apatah lagi yang akan diucapkannya?

2. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.Misalnya:

Apa pun yang dimakannya, ia tetap kurus.Hendak pulang pun, sudah tak ada

kendaraan.

32

3. Partikel per yang berarti 'mulai', ‘demi’, dan ‘tiap’ ditulis terpisah dari bagian-bagian kalimat yang mendampinginya.Misalnya:

Harga kain itu Rp2.000,00 per helai.Mereka masuk ke dalam ruangan satu per satu.Pegawai negeri mendapat kenaikan gaji per 1 April.