38
GANGGUAN SOMATOFORM ( SOMATOFORM DISORDER ) Ai siti nurhasanah Ria wahyuni Ria ramadhani

Gangguan somatoform 6

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Gangguan somatoform 6

GANGGUAN SOMATOFORM

( SOMATOFORM DISORDER )

Ai siti nurhasanahRia wahyuni

Ria ramadhani

Page 2: Gangguan somatoform 6

Gangguan somatoform

Kata somatoform diambil dari bahasa yunani soma yang berarti “tubuh”.

Dalam gangguan somatoform, orang memiliki simtom fisik yg mengingatkan pada gangguan fisik, namun tidak ada abnormalitas yg dapat ditemukan sebagai penyebabnya.

Gangguan somatoform (somatoform disorder) di asumsikan melibatkan berbagai macam kondisi ketika konflik psikologis diterjemahkan menjadi permasalahan atau keluhan secara fisik yang menyebabkan stres dan kesulitan yang besar dalam kehidupan seseorang.

Page 3: Gangguan somatoform 6

Gangguan somatoform dianggap sebagai gangguan psikologis daripada gangguan fisik karena tidak ada abnormalitas fisik yang dapat menjelaskan keluhan yang terjadi pada tubuh.

Page 4: Gangguan somatoform 6

Gangguan Konversi

Gangguan Somatisasi

Gangguan Nyeri

Gangguan Dismorfik

Tubuh

Hipokondriasis

Jenis – Jenis Gangguan Somatoform

Page 5: Gangguan somatoform 6

Gangguan konversi Gangguan konversi melibatkan adanya dorongan

yang tidak dapat diterima atau konflik yang sangat menyulitkan yang diterjemahkan ke dalam simtom tubuh motorik atau sensorik yang menyatakan adanya kondisi neurologis atau medis lainnya.

Ciri yang utama dari gangguan ini adalah kehilangan atau perubahan fungsi tubuh di luar kemauan individu karena adanya konflik atau kebutuhan psikologis yang menyebabkan individu merasakan stres yang serius, atau tidak dapat berfungsi secara normal dlm kehidupan sosial, pekerjaan atau area penting lainnya.

Page 6: Gangguan somatoform 6

Contoh KasusTiffany, seorang bankir berusia 32 tahun, berpikir bahwa ia telah

mengalami stres daripda yg dpt ditangani oleh satu orang. Ia berpikir jika dirinya adalah orang yg selalu mengalami hal-hal yg aneh dan ia biasanya menciptakan situasi tsb dari yg dpt diharapkan. Pada suatu malam, ia mengendarai mobil dijalanan yg penuh dengan salju, kemudian ia secara tidak sengaja menabrak seorang pria tua yg sedang berjalan di sisi jalan yg mengakibatkan cedera yg fatal. Pada bulan – bulan berikutnya, ia terjebak dlm proses hukum yg memakan waktu, sehingga perhatiannya teralihkan dari pekerjaannya dan menyebabkan stres emosional yg besar dlm kehidupannya. Pada suatu senin pagi, ia mendapati dirinya berjalan terhuyung – huyung di sekitar kamar tidurnya, tidak bisa melihat apapun selain bayangan benda- benda yg ada di kamarnya. Pada awalnya ia mengira ia hanya mengalami kesulitan untuk bangun dari tidurnya. Setelah pagi berjalan, ia kemudia menyadari jika ia telah kehilangan penglihatannya. Ia menunggu dua hari sebelum berkonsultasi dg dokter. Pada saat ia pergi menuju pertemuan medisnya, ia memiliki keanehan karena kurangnya perhatian terhadap yg tampaknya seperti kondisi fisik yg serius.

Page 7: Gangguan somatoform 6

Karakteristik diagnostik gangguan konversi

Diagnosis ini diberikan kpd org dgn satu simtom atau lebih gangguan dgn sendirinya mempengaruhi fungsi sensoris dan motorik yg menandakan individu berada dlm kondisi neurologis atau kondisi medis umum.

Faktor psikologis dinilai berhubungan dgn kondisi tsb yg dimulai atau diperparah akibat adanya konflik atau stresor.

Kondisi tsb tdk secara sengaja diciptakan atau dipalsukan

Page 8: Gangguan somatoform 6

Stelah penyelidikan yg memadai, kondisi klien tdk dpt diatribusikan dgn kondisi medis pd umumnya, akibat penggunaan obt2 terlarang, atau scara kultur memberikan sanksi kepada prilaku atau pengalaman tersebut.

Kondisi tsb menyebabkan stres dan gangguan yg signifikan atau membutuhkan evaluasi medis.

Kondisi tsb tdk terbatas pd rasa sakit atau disfungsi seksual atau tdk juga dapt dijelaskan dgn gangguan mental lainnya.

Tipe-tipe kondisi mencakup: gangguan motorik, ggn sensoris, kejang2 atau sawan, dan gangguan campuran.

Page 9: Gangguan somatoform 6

Gangguan somatisasi Gangguan somatisasi melibatkan

pengekspresian permasalahan psikologis melalui permasalahan yg terjadi pada tubuh yg tdk dpt dijelaskan oleh kondisi medis apapun. Atau apakah kondisi tsb disebabkan karena adanya pengaruh obat – obatan tertentu.

Pada sebagian besar kasus, gangguan somatisasi pertama kali muncul selama masa remaja dan meningkat fluktuasinya sepanjang rentang kehidupan, ketika terjadi peristiwa yg menimbulkan stres dpt menimbulkan intensifikasi episode simtom.

Page 10: Gangguan somatoform 6

Contoh kasusHelen, seorang wanita berusia 29 tahun, sedang mencari treatment

karena dokter mengatakan bahwa tidak ada yg dpt ia lakukan untuk Helen. Ketika ditanyakan mengenai masalah kesehatannya, Helen menceritakan serangkaian keluhan, termasuk seringnya ia tidak dpt mengingat tentang peristiwa yg telah terjadi padanya dan pada waktu yg lain penglihatannya menjadi kabur, sehingga ia tidak dapat membaca huruf pd halaman cetak . Helen sangat suka membaca & melakukan pekerjaan lain di sekitar rumahnya, tetapi ia merasa mudah lelah & susah bernafas karena alasan yg tidak jelas. Ia sering kali tidak bisa memakan makanan yg telah ia siapkan karena ia akan merasa mual dan ingin muntah dg makanan apa pun, bahkan hanya dg mencicipi bumbunya. Menurut suami Helen, Helen telah kehilangan minat untuk melakukan hub. Intim dan mereka hanya melakukan hub. Seksual sebanyak satu kali dlm jangka waktu beberapa bulan sekali, biasanya atas desakan suami Helen. Helen mengeluhkan kram yg sangat menyakitkan saat periode menstruasi & pada saat yg lain, ia merasa bahwa “ dalam dirinya merasa terbakar “. Karena sakit yg dirasakan di punggung, kaki, dan dadanya, Helen ingin tetap berada di tempat tidur sepanjang hari. Helen tinggal di sebuah rumah besar bergaya Victoria yg jarang sekali ia dikelilingi “ karena saya harus berbaring pada saat kaki saya sakit “.

Page 11: Gangguan somatoform 6

Karakteristik Diagnostik Gangguan Somatisasi

Diagnosis ditujukan kpd orang yang bahkan belum berusia 30 th yg telah memiliki banyak keluhan fisik selama bertahun-tahun, sehingga mereka mencari treatment atau mengalami pengalaman yg tidak menyenangkan dlm kehidupan sosial, pekerjaan & area fungsi penting lainnya.

Individu ini mengalami simtom dari setiap empat kategori berikut :

1. Sakit : memiliki setidaknya 4 simtom riwayat sakit ( pada kepala, perut, punggung, dada, rektum )

2. Gastrointestinal : memiliki riwayat setidaknya dua simtom gastrointestinal ( ex: mual, kembung, muntah-muntah, diare )

Page 12: Gangguan somatoform 6

Con’t…

3. Seksual : memiliki riwayat setidaknya satu simtom seksual atau reproduksi selain dari rasa sakit ( ex : disfungsi ereksi atau ejakulasi, menstruasi yg tdk teratur, pendarahan saat menstruasi ).

4. Pseudoneurological : memiliki riwayat setidaknya satu simtom atau gangguan yg menandakan adanya kondisi neurologis yg tdk terbatas pada rasa sakit ( ex: simtom konversi, misalnya gangguan koordinasi/ keseimbangan, paralisis/ kelemahan pd daerah ttt, kesulitan menelan, halusinasi, kehilangan indra peraba/ sensasi terhadap rasa sakit, simtom disosiatif ).

Page 13: Gangguan somatoform 6

Con’t… Salah satu dari ( 1 ) simtom tdk

dapat diatribusikan seluruhnya dg kondisi medis ttt atau karena penggunaan obat- obatan ttt atau ( 2 ) jika terdapat kondisi medis ttt, keluhan, atau gangguan fisik merupakan hal yg dapat dipergunakan untuk dapat memperkirakan apa yang dapat terjadi.

Simtom – simtom tidak ditampilkan secara sengaja.

Page 14: Gangguan somatoform 6

Gangguan Nyeri ( Pain Disorder )

Gejala utama gangguan nyeri adalah adanya nyeri pada satu atau lebih tempat yang tidak sepenuhnya disebabkan oleh kondisi medis atau neurologis non psikiatrik.

Dalam gangguan nyeri, suatu bentuk rasa sakit ( yg menimbulkan stres atau gangguan personal yg kuat ) merupakan fokus utama dari keluhan medis yg disampaikan oleh pasien.

Orang dg gangguan nyeri menemukan jika kehidupan mereka dihabiskan dg pengalaman rasa sakit mereka dan usaha untuk mencari kesembuhan.

Page 15: Gangguan somatoform 6

Contoh Kasus..

Brian, seorang manajer toko berusia 48 tahun, memiliki keluhan selama lebih dari tiga tahun mengenai sakit yg ia rasakan terus menerus pada dua bagian yg berbeda dari tubuhnya, yaitu kaki dan giginya. Pada suatu waktu, rasa sakit yg ia rasakan sangat hebat, sehingga ia harus menghabiskan sepanjang harinya dg terbaring terlentang di rumahnya. Ia telah mengunjungi sejumlah dokter gigi dan dokter spesialis kaki yg tidak dpt menemukan penyebab medis yg dpt didiagnosis atas keluhannya tsb. Meskipun sejumlah dokter mengatakan jika simtom ini pertama kali muncul setelah perceraian Brian yg menyakitkan, Brian tidak dpt dan tidak bersedia mengakui bahwa mungkin terdapat hub. Antara kedua hal tsb. Brian sering kali tidak masuk bekerja & berada di ambang resiko kehilangan pekerjaannya. Kemungkinan ini membuatnya ketakutan karena alasan finansial & emosional. Ia telah bekerja sejak usia 19 tahun, memulai kariernya di bidang perdagangan sebagai pegawai pengiriman barang bagi perusahaan besar eceran yg memberikan diskon. Brian mengalami peningkatan karier menuju posisi manajer yg saat ini ditempatinya & saat ini ia ketakutan tidak dpt mencari pekerjaan lain atau dpt mengalami keberhasilan lagi sbg pegawai.

Page 16: Gangguan somatoform 6

Karakteristik Diagnostik Gangguan Nyeri

Orang dg kondisi ini mengeluhkan rasa sakit pada satu tempat atau lebih yg cukup parah, sehingga membutuhkan perhatian klinis.

Rasa sakit mengakibatkan stres atau impairment yg signifikan.

Faktor psikologis dinilai memiliki peran yg penting atas serangan, tingkat keparahan, penambahan, atau menetapnya rasa sakit.

Rasa sakit yg dirasakan tidak sengaja dimunculkan atau dipalsukan

Kondisi ini sebaiknya tidak dimasukkan kedalam gangguan mental lainnya.

Tipe gangguan ini adalah ( 1 ) akut jika terjadi kurang dari 6 bulan atau ( 2 ) kronis jika terjadi selama 6 bulan atau lebih.

Page 17: Gangguan somatoform 6

Gangguan Dismorfik Tubuh

Penderita terpaku pada kerusakan fisik yang dibayangkan atau dibesar-besarkan dalam hal penampilan mereka.

Orang dg gangguan dismorfik tubuh terlalu disibukkan, bahkan hampir pada titik mengalami delusi, dg gagasan jika tubuh mereka jelek atau cacat.

Sebagian besar kekhawatiran pada orang-orang yang mengalami gangguan ini lebih bersifat imajinasi.

Page 18: Gangguan somatoform 6

Contoh Kasus

Lydia adalah seorang wanita berusia 43 tahun yg dianjurkan untuk mendatangi ahli klinik kesehatan mental oleh ahli bedah lokal. Delapan tahun belakangan ini, Lydia telah mendatangi tempat bedah plastik di berbagai penjuru negara untuk menemukan sso yg melakukan bedah plastik untuk memperkecil ukuran tangannya yg diyakininya terlalu gendut. Sampai operasi ini dilakukan, ia tidak akan meninggalkan rumahnya tanpa menggunakan sarung tangan. Ahli bedah plastik meminta persetujuan anggota keluarga & teman – teman Lydia bahwa persepsi Lydia mengenai tangannya mengalami penyimpangan dan melakukan operasi bedah plastik merupakan tindakan yg tidak tepat serta tidak bertanggung jawab.

Page 19: Gangguan somatoform 6

Karakteristik Diagnosis Gangguan Dismorfik Tubuh

Orang dg kondisi ini disibukkan dengan gambaran adanya kekurangan pada penampilan mereka. Bahkan, jika ada kekurangan kecil, maka kekhawatiran mereka menjadi menjadi berlebihan.

Perhatian mereka yg berlebihan menyebabkan stres dan gangguan.

Perhatian mereka yg berlebihan sebaiknya tidak dimasukkan ke dalam gangguan mental lainnya seperti anoreksia nervosa.

Page 20: Gangguan somatoform 6

Hipokondriasis Orang dg hipokondriasis ( hypochondrriasis ) meyakini atau

memiliki ketakutan jika mereka memiliki penyakit yg serius, sedangkan pada kenyataannya mereka hanya mengalami reaksi tubuh yg normal. Misalnya, sakit perut yg biasanya hanya terjadi selama satu hari dpt membuat wanita dg hipokondriasis merasa cemas jika sakitnya telah berkembang menjadi kanker perut.

Tidak seperti gangguan konversi atau gangguan somatis, hipokondriasis tidak melibatkan disfungsi tubuh yg ekstrem atau simtom medis yg tidak dapat dijelaskan. Sebaliknya, orang dg hipokondriasis keliru dlm menafsirkan atau membesar-besarkan permasalahan normal yg terjadi pada tubuh mereka.

Orang dg hipokondriasis tidak menunjukkan la belle indifference ( ketidakpedulian yang indah ) yg dialami oleh individu yg menderita simtom kecemasan yg parah atau depresi ( Gureje, Ustun, & Simon, 1997 ).

Page 21: Gangguan somatoform 6

Contoh Kasus

Robert (38) adalah seorang ahli radiologi (ilmu kedokteran untuk melihat bagian dalam tubuh manusia menggunakan pancaran atau radiasi gelombang, baik gelombang elektromagnetik maupun gelombang mekanik). Ia baru saja pulang dari kunjungan selama 10 hari di sebuah pusat diagnostik terkenal di mana ia menjalani pengujian ekstensif untuk seluruh sistem pencernaannya. Evaluasi membuktikan tanda negatif untuk penyakit fisik apapun, namun bukannya merasa lega, ia tampak marah dan kecewa dengan penemuan tersebut.Ia telah merasa terganggu selama beberapa bulan dengan berbagai simtom fisik yang digambarkannya sebagai simtom-simtom yang berupa nyeri perut ringan, terasa “penuh”, “isi perut yang bergemuruh” dan perasaan akan “isi perut yang keras”. Ia menjadi yakin bahwa simtom-simtom ini disebabkan oleh kanker usus besar dan ia menjadi terbiasa untuk menguji sampel darahnya setiap minggu dan secara hati-hati memeriksakan perutnya akan “massa” yang terdapat di dalamnya saat terlentang di tempat tidur setiap beberapa hari sekali. Ia juga secara diam-diam melakukan penelitian X-ray pada dirinya sendiri di luar jam kantor.

Page 22: Gangguan somatoform 6

Ada sejarah getaran jantung yang tidak normal yang dideteksi saat ia berusia 13 tahun dan adik laki-lakinya meninggal karena penyakit jantung bawaan di awal masa kanak-kanak. Saat evaluasi, getaran jantungnya terbukti tidak berbahaya, ia malah mulai khawatir bahwa ada sesuatu yang lupa diperiksa.

Ia mengembangkan ketakutan bahwa ada sesuatu yang benar-benar salah dengan jantungnya. Dan saat ketakutan tersebut benar-benar dapat dikesampingkan, hal itu tidak pernah benar-benar hilang. Sewaktu di sekolah kedokteran ia khawatir akan penyakit-penyakit yang dipelajari di kelas patologi.Sejak lulus, ia seringkali memperhatikan kesehatannya dan memiliki pola khas: menyadari keberadaan simtom tertentu, menjadi terfokus pada kemungkinan arti dari simtom tersebut dan menjalani evaluasi fisik yang terbukti negatif. Keputusannya untuk mencari konsultasi psikiatrik diawali oleh kejadian dengan anak laki-lakinya yang berusia 9 tahun. Anaknya secara tidak sengaja berjalan di dekatnya saat ia memeriksa perutnya dan bertanya,”Sekarang apalagi menurutmu, Ayah?”. Ia menangis saat bercerita tentang kejadian itu, menggambarkan persaan malu dan marahnya yang sebagian besar terhadap dirinya sendiri.

Page 23: Gangguan somatoform 6

Karakteristik Diagnostik Hipokondriasis

Orang dg gangguan ini disibukkan oleh ketakutan jika mereka memiliki penyakit yg serius, atau terhadap gagasan hal tsb yg disebabkan interpretasi mereka yg keliru terhadap simtom tubuh.

Mereka tetap disibukkan dengan ketakutan mereka meskipun telah ada evaluasi medis yg tepat atau individu telah diyakini oleh pihak medis.

Kekhawatiran mereka tidak berhubungan dg intensitas delusi atau secara khusus berhubungan dengan kekhawatiran terhadap penampilan.

Page 24: Gangguan somatoform 6

Con’t… Kesibukan mereka terhadap

ketakutan menyebabkan stres atau gangguan yg signifikan.

Gangguan ini terjadi setidaknya selama 6 bulan.

Ketakutan mereka sebaiknya tidak diperhitungkan dg gangguan mental lainnya.

Page 25: Gangguan somatoform 6

Kondisi yang Berhubungan dengan Gangguan Somatoform

1. Malingering : kesengajaan memalsukan simtom penyakit fisik atau gangguan psikologis dg motif tersembunyi. Contoh : Alex yg memiliki luka kecil dalam sebuah kecelakaan mobil mengatakan jika ia telah mengalami disfungsi memori yg serius atau ia mengatakan saat ini ia mengalami simtom gangguan pasca trauma.

2. Factitious Disorder : orang memalsukan simtom atau gangguan, bukan karena ada tujuan untuk mendapatkan keuntungan ttt, tetapi karena adanya kebutuhan dlm diri individu untuk mempertahankan peran sakit. Contoh : Munchaunsen syndrome

Page 26: Gangguan somatoform 6

Karakteristik Diagnostik Malingering

Orang yg pura – pura sakit ( malinger ) secara sengaja memalsukan atau secara berlebihan membesar-besarkan simtom psikologis atau fisik.

Mereka dimotivasi oleh keuntungan tertentu, seperti menghindari tugas militer, pekerjaan, mendapatkan kompensasi finansial, menghindari tuntutan kriminal, dan mendapatkan pengobatan yg tidak dibutuhkan.

Page 27: Gangguan somatoform 6

Karakteristik Diagnostik Factitious Disorder

Label ini diberikan kepada orang yg dengan sengaja menampilkan atau memalsukan simtom fisik atau psikologis.

Motivasi dari individu ini adalah untuk mendapatkan peran sakit.

Tidak ada keuntungan eksternal, seperti keuntungan ekonomi atau menghindari tanggung jawab.

Sebagian besar simtom dapat berupa simtom paikologis, fisik, atau kombinasi dari keduanya.

Page 28: Gangguan somatoform 6

Pandangan Teoritis Tentang Gangguan Somatoform

1. Teori Psikodinamika Charcot, Breurer, & Freud memberikan kontribusi pada

keyakinan bahwa penyebab histeria bersifat psikologis dan bukan fisik.

Freud meyakini bahwa ego berfungsi untuk mengontrol impuls seksual dan agresif yg mengancam atau tidak dapat diterima yg timbul dari id melalui mekanisme pertahanan diri seperti represi. Kontrol seperti ini menghambat timbulnya kecemasan yg akan terjadi bila orang tersebut menjadi sadar akan adanya impuls- impuls itu.

Pada sejumlah kasus, emosi yg “ tertahan “ atau “ dipotong “, dari impuls yg mengancam dikonversikan ke dalam simtom fisik, seperti kelumpuhan dan kebutaan histerikal.

Page 29: Gangguan somatoform 6

Menurut teori psikodinamika, simtom histerikal memiliki fungsi : Memberikan orang tsb keuntungan primer dan keuntungan sekunder.a. Keuntungan primer : Hilangnya kecemasan yg

mendasar yg diperoleh dari berkembangnya simtom – simtom neurotik. Contoh : kelumpuhan histerikal dari sebuah lengan dpt menyimbolkan dan juga mencegah individu untuk mengekspresikan impuls seksual ( ex : masturbasi ).

b. Keuntungan sekunder : keuntungan sampingan yg dihubungkan dg gangguan neurotis atau lainnya, seperti ekspresi simpati, perhatian, yg meningkat, dan terbebas dari tanggung jawab.

Page 30: Gangguan somatoform 6

2. Teori Belajar Dalam pandangan teori belajar, simtom dari

gangguan konversi dan gangguan somatoform lainnya juga membawa keuntungan, atau hal – hal yg me – reinforcing, pada “ peran sakit “. Orang dg gangguan konversi dpt terbebaskan dari tugas atau tanggung jawab seperti pergi kerja atau melakukan tugas rumah tangga ( Miller, 1987 ).

Menjadi sakit biasanya juga menimbulkan simpati dan dukungan. Orang yg menerima penguatan semacam ini saat sakit dimasa lalu cenderung belajar untuk mengadopsi peran sakit bahkan saat ia sedang tidak sakit ( Kendell, 1983 ).

Page 31: Gangguan somatoform 6

3. Teori Kognitif Teoritikus kognitif telah berspekulasi bahwa

beberapa kasus hipokondriasis dpt mewakili sebuah tipe dari strategi self- handicaping, suatu cara menyalahkan kinerja yg rendah pada kesehatan yg buruk.

Pada kasus- kasus lain, mengalihkan perhatian pada keluhan fisik dpt menjadi suatu cara untuk menghindari berpikir tentang masalah kehidupan yg lain.

Penjelasan kognitif lain berfokus pada peran dari pikiran yang terdistorsi.

Page 32: Gangguan somatoform 6

Penanganan/ Treatment Gangguan Somatoform

1. Gangguan Konversi Case report dan spekulasi klinis saat ini menjadi sumber

informasi penting dalam membantu orang-orang yang mengalami gangguan ini. Pada analisa kasus, bukanlah ide yang baik untuk meyakinkan mereka yang mengalami gangguan ini bahwa gejala conversion yang mereka alami berhubungan dengan faktor psikologis. Pengetahuan klinis lebih menyajikan pendekatan yang lembut dan suportif dengan memberikan reward bagi kemajuan dalam proses pengobatan meeka (Simon dalam Davidson, Neale, Kring, 2004).

Psikoanalisis berusaha mengungkap dan mengangkat konflik tidak sadar yang berasal dari masa kecil ke dalam perhatian kesadaran. Salah satunya adalah dengan “ hipnosis “.

Page 33: Gangguan somatoform 6

Con’t…

2. Gangguan Somatisasi Psikoterapi dilakukan baik individual dan

kelompok. Dalam lingkungan psikoterapetik, pasien dibantu untuk mengatasi gejalanya, untuk mengekspresikan emosi yang mendasari dan untuk mengembangkan strategi alternatif untuk mengekspresikan perasaan mereka.

Pengobatan psikofarmakologis diindikasikan bila gangguan somatisasi disertai dengan gangguan penyerta (misalnya: gangguan mood, gangguan depresi yang nyata, gangguan anxietas. Medikasi harus dimonitor karena pasien dengan gangguan somatisasi cenderung menggunakan obat secara berlebihan dan tidak dapat dipercaya.

Page 34: Gangguan somatoform 6

Con’t….

3. Hipokondriasis Secara umum, pendekatan cognitive-behavioral

terbukti efektif dalam mengurangi hypochondriasis. Penelitian menujukkan bahwa penderita hypochondriasis memperlihatkan bias kognitif dalam melihat ancaman ketika berkaitan dengan isu kesehatan.

Cognitive-Behavioral Therapy ( CBT ) dapat bertujuan untuk mengubah pemikiran pesimistis. Selain itu, pengobatan juga hendaknya dikaitkan dengan strategi yang mengalihkan penderita gangguan ini dari gejala-gejala tubuh dan meyakinkan mereka untuk mencari kepastian medis bahwa mereka tidak sakit.

Page 35: Gangguan somatoform 6

Con’t…

4. Gangguan Nyeri Terapi untuk Pain Disorder: Berdasarkan

mutakhir, biasanya tidak ada gunanya membuat perbedaan yang tajam antara rasa nyeri psikogenik dan rasa nyeri yang benar-benar di sebabkan oleh factor medis, seperti cedera jaringan otot. Umumnya diasumsikan bahwa rasa nyeri selalu mengandung kedua komponen tersebut. penanganan yang efektif cenderung terdiri dari hal-hal berikut:

1. Memvalidasikan bahwa rasa nyeri itu adalah nyata dan bukan hanya ada dalam pikiran penderita. 

Page 36: Gangguan somatoform 6

2. Relaxation training   3. Memberi reward kepada mereka yang

berperilaku tidak seperti orang yang mengalami rasa nyeri. Secara umum disarankan untuk mengubah fokus perhatian dari apa yang tidak dapat dilakukan oleh penderita akibat rasa nyeri yang dialaminya, tetapi mengajari penderita bagaimana caranya menghadapi stress, mendorong untuk mengerjakan aktivitas yang lebih baik, dan meningkatkan kontrol diri, terlepas dari keterbatasan fisik atau ketidaknyamanan yang penderita rasakan.

Page 37: Gangguan somatoform 6

Con’t….

5. Gangguan Dismorfik Tubuh Teknik kognitif- behavioral, paling sering memberikan

pemaparan terhadap pencegahan respon dan rekonstruksi kognitif, juga mencapai hasil yg memberikan harapan dalam menangani gangguan dismorfik tubuh ( BDD ) ( Cororve & Gleaves, 2001 ). Pemaparan dpt dilakukan dg secara sengaja memunculkan kerusakan yg dipersepsikan di depan umum, dan bukan menutupinya melalui penggunaan rias wajah atau pakaian. Pencegahan respon berfokus pada pemutusan ritual kompulsif, seperti memeriksa di depan cermin ( ex : dg menutup semua cermin di rumah ) & berdandan yg berlebihan

Dalam rekonstruksi kognitif, terapis menantang keyakinan klien yg terdistorsi mengenai penampilan fisiknya dg cara menyemangati mereka untuk mengevaluasi keyakinan mereka dg bukti yg jelas.

Page 38: Gangguan somatoform 6