Upload
siti-sihite
View
2.322
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
GENETIKA MIKROBA
Disusun Oleh:
SITI RUKMANA SIHITE
(011.041.00.144)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
LABUHAN BATU
YAYASAN UNIVERSITAS LABUHAN BATU
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkatNya
yang telah memberikan kesehatan serta kemampuan kepada, sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Penulis
menyusun makalah ini yang berisi tentang “Genetika Mikroba”. Bentuk
peyajian praktis dan sederhana agar dapat lebih mudah dipahami.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna dan belum sesuai
dengan apa yang diharapkan, mungkin masih terdapat kesalahan dibeberapa
bagian baik dalam penulisan maupun penyusunanya. Oleh karena itu penulis
meminta maaf sebelumnya dan mengharapkan perbaikan dari Dosen mata kuliah
agar makalah ini menjadi lebih baik.
Besar harapan penulis semoga makalah ini bermanfaat bagi yang
membacanya. Saya, sebagai penulis mengucapakan terimakasih kepada dosen
pembimbing yang mendukung penulisan makalah ini.
Aekkanopan, Desember 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..... ............................................................................................................ iii
BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 3
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................ 3
BAB II. GENETIKA MOKROBA ................................................................................ 4
2.1 Struktur DNA ...................................................................................................... 4
2.2 Genetika Bakteri ................................................................................................. 7
2.3 DNA Bakteri .................................................................................................... 10
2.3.1 Replikasi DNA ..................................................................................... 11
2.3.2 Perpindahan Gen .................................................................................. 16
BAB III. PENUTUP ..................................................................................................... 22
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 22
3.2 Saran ................................................................................................................ 23
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 24
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu genetika mendefinisikan dan menganalisis keturunan atau konstansi
dan perubahan pengaturan dari berbagai fungsi fisiologis yang membentuk
karakter organisme. Unit keturunan disebut gen yang merupakan suatu
segmen DNA yang nukleotidanya membawa informasi karakter biokimia atau
fisiologis tertentu.
Pendekatan tradisional pada genetika telah mengidentifikasikan gen
sebagai dasar kontribusi karakter fenotip atau karakter dari keseluruhan
stuktural dan fisiologis dari suatu sel atau organisme, karakter fenotif seperti
warna mata pada manusia atau resistensi terhadap antibiotik pada bakteri, pada
umumnya di amati pada tingkat organisme. Dasar kimia untuk variasi dalam
fenotif atau perubahan urutan DNA dalam suatu gen atau dalam organisasi
gen.
Penelaahan tentang genetika pertama kali dilakukan oleh seorang ahli
botani bangsa Austria, Gregor Mendel pada tanaman kacang polongnya. Pada
tahun 1860-an ia menyilangkan galur-galur kacang polong dan mempelajari
akibat-akibatnya. Hasilnya antara lain terjadi perubahan-perubahan pada
warna,bentuk, ukuran, dan sifat-sifat lain dari kacang polong tersebut.
Penelitian inilah ia mengembangkan hukum-hukum dasar kebakaan. Hukum
kebakaan berlaku umum bagi semua bentuk kehidupan. Hukum-hukum
mendel berlaku manusia dan juga organisme percobaan dahulu amat populer
dalam genetika, yakni lalat buah Drosophila. Namun sekarang, percobaan-
percobaan ilmu kebakaan dengan menggunakan bakteri Escherichia coli.
Bakteri ini dipilih karena paling mudah dipelajari pada taraf molekuler
sehingga merupakan organisme pilihan bagi banyak ahli genetika. Hal ini
membantu perkembangan bidang genetika mikroba. Jasad renik yang di
pelajari dalam bidang genetika mikroba meliputi bakteri, khamir, kapang, dan
virus.
Genetika mikroba tradisional terutama berdasarkan pada pengamatan atau
observasi perkembangan secara luas. Variasi fenotif telah diamati berdasar
kemampuan gen untuk tumbuh dibawah kondisi terseleksi, misalnya bakteri
yang mengandung satu gen yang resisten terhadap ampisilin dapat dibedakan
dari bakteri kekurangan gen selama pertumbuhannya dalam lingkungan yang
mengandung antibiotik sebagai suatu bahan penyeleksi. Catatan bahwa seleksi
gen memerlukan ekspresinya dibawah kondisi yang tepat dapat diamati pada
tingkat fenotif. Genetika bakteri mendasari perkembangan rekayasa genetika,
suatu teknologi yang bertanggung jawab terhadap perkembangan di bidang
kedokteran.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diambil rumusan masalah
sebagai berikut:
Apa pengertian dari genetika bakteri?
Apa saja komponen yang menyusun genetika dari bakteri?
1.3 Tujuan Penulisan
Penulisan ini betujuan untuk mengetahui pengertian dari genetika bakteri
dan komponen apa sajakah yang menyusun genetika bakteri. Genetika
merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan bakteri. Tanpa
adanya faktor genetika ini, kelanjutan spesies bakteri yang bersangkutan tentu
sangat dipertanyakan. Oleh karena pentingnya masalah ini, kelompok kami
mencoba untuk membahas dan mempresentasikannya pada presentasi kali ini.
Adapun tujuan dari pengambilan materi genetika bakteri ini, antara lain
adalah: untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai faktor
genetika bakteri, bagaimana genetika bakteri dapat berpindah dari satu sel ke
sel lain, mengetahui lebih dalam bagaimana suatu sel bakteri dapat mengalami
proses mutasi dan menjadi mutagen dalam kesehariannya. Semua tujuan-
tujuan ini diharapkan dapat tercapai setelah terwujudnya laporan makalah ini.
Selain itu, pengetahuan-pengetahuan yang penulis dapat dari pembahasan
materi ini bisa menjadi wawasan awal yang dapat penulis ambil dan
kembangkan menjadi pengetahuan yang lebih tinggi lagi berikutnya.
BAB II
GENETIKA MOKROBA
2.1 Struktur DNA
Pada tahun 1953, Frances Crick dan James Watson menemukan
model molekul DNA sebagai suatu struktur heliks beruntai ganda, atau
yang lebih dikenal dengan heliks ganda Watson-Crick. Informasi genetika
disimpan sebagai suatu urutan basa pada DNA. Kebanyakan molekul
DNA adalah rantai ganda, dengan basa-basa komplementer (A-T; G-C)
berpasangan menggunakan ikatan hidrogen pada pusat molekul. Sifat
komplementer dari basa memungkinkan satu rantai (rantai cetakan,
template) menyediakan informasi untuk salinan atau ekpresi informasi
pada suatu rantai yang lain (rantai penyandi). Pasangan-pasangan basa
tersusun dalam bagian pusat double helix DNA dan menentukan informasi
genetiknya. Setiap empat basa diikatkan pada phosphor-2-deoxyribose
membentuk suatu nukleotida. Setiap nukleotida dibentuk dari tiga bagian
yaitu:
1) Sebuah senyawa cincin yang mengandung nitrogen, disebut
basa nitrogen. Dapat berupa purin atau pirimidin.
2) Sebuah gugusan gula yang memiliki lima karbon (gula
pentosa), disebut deoksiribosa.
3) Sebuah molekul fosfat. Bagian-bagian tersebut terhubungkan
bersama-sama dalam urutan basa nitrogen-deoksiribosa-fosfat.
Purin dan pirimidin yang membentuk nukleotida, masing-masing
memiliki dua macam basa :
Purin yaitu adenine dan guanine
Pirimidin yaitu cytosine dan thymine
Karena ada empat jenis basa, maka pada DNA dijumpai empat jenis
nukleotida :
1) Deoksiadenosin-5’-monofosfat (adenine + deoksiribosa + fosfat),
2) Deoksiguanosin-5’-monofosfat (guanine + deoksiribosa + fosfat),
3) Deoksitidin-5’-monofosfat (cytosine + deoksiribosa + fosfat),
4) Timidin-5’-monofosfat (thymine + deoksiribosa + fosfat).
Keempat jenis nukleotida ini dihubungkan menjadi utasan
polinukleotida DNA oleh ikatan-ikatan fosfodiester, yaitu setiap gugusan
fosfat menghubungkan atom karbon nomor 3 pada deoksiribosa sebuah
nukleotida dengan atom karbon nomor 5 pada deoksiribosa nukleotida
berikutnya, dengan gugusan fosfat terletak di luar rantai. Hasilnya ialah
suatu rantai yang mengandung gugusan fosfat berselang-seling dengan
gugusan deoksiribosa dan basa-basanya yang mengandung nitrogen
menonjol dari gugusan. Ikatan-ikatan hidrogen menghubungkan basa dari
satu rantai ke rantai yang lain. Muatan negatif phosphodiester backbone
dari DNA berhadapan dengan pelarut, dan muatan ini tersusun sepanjang
struktur linear dari molekul. Panjang molekul DNA pada umumnya
tersusun dalam ribuan pasang DNA ribuan pasang basa, atau kilobase
pavis (kbp). Suatu kromosom Eshericia coli memiliki 4639 kbp.
Panjang keseluruhan kromosom E.coli diperkirakan I nm. Oleh karena
keseluruhan dimensi sel bakteri diperkirakan 1000 kali lebih kecil dari
pada panjangnya tersebut sehingga terbentuk lipatan yang melipat lagi
atau supercoiling, menyusun struktur fisik dari molekul in vivo.
Antara setiap pasangan Adenin-Timin terbentuk dua ikatan
hidrogen (A=T), sedangkan antara setiap pasangan Guanin-Sitosin
terbentuk tiga ikatan hidrogen (G≡C). Akibat dari pembentukan pasangan-
pasangan tersebut ialah bahwa kedua utasan heliks DNA bersifat anti-
paralel, yang berarti bahwa setiap utas menuju arah yang berlawanan
sehingga yang satu diakhiri dengan gugusan hidroksil-3’ bebas dan yang
lain dengan gugusan fosfat-5’
2.2 Genetika Bakteri
Ada dua fenomena biologi pada konsep hereditas yaitu:
1. Hereditas yang bersifat stabil di mana generasi berikut yang terbentuk
dari pembelahan satu sel mempunyai sifat yang identik dengan
induknya.
2. Variasi genetik yang mengakibatkan adanya perbedaan sifat generasi
berikut dari sel induknya akibat peristiwa genetik tertentu, misalnya
mutasi.
Pada bakteri, unit herediternya disebut genom bakteri. Genom bakteri
lazimnya disebut sebagai gen saja. Gen bakteri biasanya terdapat dalam
molekul DNA (asam deoksirinukleat) tunggal, meskipun dikenal pula
adanya materi genetik di luar kromosom (ekstra kromosomal), yang di
sebut plasmid, yang tersebar luas dalam populasi bakteri. Meskipun
bakteri bersifat haploid, transimisi gen dari satu generasi ke generasi
berikutnya berlangsung secara linier, sehingga pada setiap siklus
pembelahan sel, sel anaknya menerima satu set gen yang identik dengan
sel induknya. Kromosom bakteri yang terdiri dari DNA mempunyai berat
lebih kurang 2-3% dari berat kering satu sel. Dengan mikroskop elektron,
DNA tampak sebagai benang-benang fibriler yang menempati sebagian
besar dari volume sel. Molekul DNA bila diekstraksi dari sel bakteri
biasanya mempunyai bentuk yang sirkuler, dengan panjang kira-kira 1
mm. DNA ini mempunyai berat molekul yang tinggi karena terdiri dari
heteropolimer dari deoksiribonukleotida purin yaitu Adenin dan Guanin
dan deoksiribonukleotida pirimidin yaitu Sitosin dan Timin. Watson dan
Crick, dengan sinar X menemukan bahwa struktur DNA terdiri dari dua
rantai poliribonukleotida yang dihubungkan satu sama lain oleh ikatan
hidrogen antara purin di satu rantai dengan pirimidin di rantai lain, dalam
keadaan antiparalel, dan disebut sebagai struktur double helix. Ikatan
hidrogen ini hanya dapat menghubungkan Adenin (6 aminopurin) dengan
Timin (2,4 dioksi 5 metil pirimidin) dan antara Guanin (2 amino 6
oksipurin) dengan Sitosin (2 oksi 4 amino pirimidin). Singkatnya pasangan
basa pada suatu sekuens DNA adalah A-T dan S-G. Karena adanya sistem
berpasangan demikian, maka setiap rantai DNA dapat dijadikan
cetakan/template untuk membangun rantai DNA yang komplementer.
Waktu terjadinya proses replikasi DNA dalam pembelahan sel, molekul
DNA dari sel anaknya terdiri dari satu rantai DNA yang komplememter
tapi dibuat baru, dengan kata lain, pemindahan materi 11olymer dari satu
generasi ke generasi berikutnya adalah dengan cara semikonservatif.
Fungsi primer DNA pada hakikatnya adalah sebagai sumber perbekalan
informasi 11olymer yang dimiliki oleh sel induk. Proses replikasi di
kerjakan dengan amat lengkap sehingga sel anaknya mendapatkan pula
informasi 11olymer yang lengkap, sehingga terjadi kesetabilan 11olymer
dalam suatu populasi mikroorganisme. Satu benang kromosom biasanya
terdiri dari lima juta pasangan basa dan terbagi atas segmen atau sekuens
asam amino tertentu yang akan membentuk stuktur protein. Protein ini
kemudian menjadi enzim-enzim, komponen 12olymera sel dan struktur sel
yang lain yang secara keseluruhan menentukan karakter dari sel itu.
Mekanisme yang menunjukan bahwa sekuen nukleotida di dalam gen
menentukan sekuens asam amino pada pembentukan protein adalah
sebagai berikut:
1. Suatu enzim amino sel bakteri yang disebut enzim RNA
12olymerase membentuk satu rantai oliribonukleotida (=
messesnger RNA = Mrna) dari rantai DNA yang ada. Proses ini
diseut transkripsi. Jadi pada transkripsi DNA, terbentuk satu rantai
RNA yang komplementer dengan salah satu rantai double helix
dari DNA.
2. Secara enzimatik asam amino akan teraktifasi dan ditransfer
kepada transfer RNA (= Trna yang mempunyai daptor basa yang
komplementer dengan basa Mrna di satu ujungnya dan mempunyai
asam amino spesifik di ujung lainnya tiga buah basa pada Mrna di
sebut triplet basa yang lazim disebut sebagai kodon untuk suatu
asam amino.
3. Mrna dan Trna bersama-sama menuju kepermukaan ribosom
kuman, dan disinilah rantai polipeptida terbentuk sampai
seluruhkodon selesai dibaca menjadi menjadi suatu sekwen asam
amino yang membentuk protein tertentu. Proses ini disebut
translasi.
2.3 DNA Bakteri
Bakteri memiliki kekurangan unsur-unsur yang mengacu pada
stuktur komplek yang terlibat dalam pemisahan kromsom-kromosom
eukariota menjadi nukleid anak yang berbeda. Replikasi dari DNA bakteri
dimulai pada satu titik dan bergerak ke semua arah. Dalam prosesnya, dua
pita lama DNA terpisah dan digunakan sebagai model untuk
mensistensiskan pita-pita baru (replikasi semikonservatif). Strukur dimana
dua pita terpisah dan sintesis baru terjadi disebut sebagai percabangan
replikasi. Replikasi kromosom bakteri sangat terkontrol, dan kromosom tiap
sel yang tumbuh berkisar antara satu dan empat. Beberapa plasmida bakteri
bias memiliki sampai 30 tiruan dalam satu sel bakteri, dan mutasi yang
menyebabkan control bebas dari relikasi plasmida bahkan bias
menghasilkan tiruan yang lebih banyak.
Replikasi pita DNA ganda sirkular dimulai pada locus ori dan
membutuhkan interaksi dengan beberapa protein. Dalam E coli, replikasi
kromosom berakhir pada suatu tempat yang disebut “ter“. Dua kromosom
anak terpisah, atau terpecah sebelum pembagian sel, sehingga tiap-tiap
keturunan memiliki satu DNA anak. Hal ini dapat disempurnakan dengan
bantuan topoisomerase atau melakukan pengkombinasian. Proses serupa
yang mengacu pada replikasi DNA plasmida, kecuali pada beberpa kasus,
replikasinya adalah tidak terarah.
Transposon tidak membawa informasi genetika yang dibutuhkan
untuk memasangkan replikasi sendiri terhadap pembagian sel, sehingga
perkembangbiakannya tergantung pada penyatuan fisiknya dengan replika
bakteri. Penyatuan ini dibantu oleh kemampuan transposon untuk
membentuk tiruannya sendiri, yang mungkin disisipkan dalam replika yang
sama atau mungkin disatukan pada replika lainnya. Spesifisitas dari
rangkaian pada bagian sisipan biasanya rendah, sehingga transposon kadang
cenderung menyisip dalam sistem acak. Sebagian besar plasmida ditransfer
antar sel-sel bakteri, dan penyisipan dari sebuah transposon ke dalam suatu
plasmida bisa menyebabkan penyebaran dalam sebuah populasi.
2.3.1 Replikasi DNA
Sintesis perbanyakan bahan genetik seperti DNA, dilakukan
melalui proses yang disebut replikasi. Replikasi dapat dikatakan
merupakan reaksi kimia yang mencirikan proses kehidupan. Melalui
suatu replikasi, senyawa kimia dapat membentuk dirinya untuk
menghasilkan senyawa baru yang mirip dengan dirinya. Replikasi
hanya terjadi pada asam nukleat, DNA atau RNA. Molekul asam
nukleat yang mampu bereplikasi disebut replikon. Tidak ditemukan
senyawa lain yang sintesisnya dilakukan melalui replikasi.
Pada sel, replikasi DNA terjadi sebelum pembelahan sel.
Prokariota terus-menerus melakukan replikasi DNA. Pada eukariota,
waktu terjadinya replikasi DNA sangatlah teratur, yaitu pada fase S
daur sel, sebelum mitosis atau meiosis I. Penggandaan tersebut
memanfaatkan enzim DNA polimerase yang membantu
pembentukan ikatan antara nukleotida-nukleotida penyusun polimer
DNA. Proses replikasi DNA dapat pula dilakukan in vitro dalam
proses yang disebut reaksi berantai polimerase (PCR). Dengan
demikian, setiap sel yang melakukan mitosis akan dihasilkan 2 sel
anak yang memilki DNA lengkap sama persis dengan yang dimiliki
induknya.
Biosintesis Nukleotida
Sebelum rantai polinukleotida DNA dapat disintesis oleh
bakteri atau organisme lain, harus tersedia sekumpulan nukleotida
seluler. Pada bakteri tertentu, nukleotida harus disuplai dalam
medium dalam bentuk jadi. Pada bakteri lain dapat mensintesis
nukleotida dari nutrien yang sederhana, seperti glukosa, ammonium
sulfat, dan mineral. Perubahan nutrien sederhana menjadi nukleotida
bagi sintesis DNA menyangkut sederetan reaksi yang rumit,
beberapa di antaranya membutuhkan energi berupa ATP. Salah satu
dari reaksi-reaksi ini ialah pembentukan bentuk teraktivasi
nukleotida bagi sintesis rantai polinukleotida DNA berutasan ganda:
nukleotida-fosfat + ADP Nukleotida + ATP kinase
nukleotida-difosfat + ADP Nukleotida-fosfat + ATP kinase
Energi dalam bentuk ATP disediakan. Pada setiap nukleotida
teraktivasi terikat dua gugusan fosfat yang berasal dari peruraian dua
ATP.
Regulasi Replikasi DNA
Kromosom suatu bakteri yang khas ialah sebuah molekul
DNA berutasan-ganda, yang mempunyai berat molekul kira-kira
2,5 x 109 Dalton (satu Dalton sama dengan massa satu atom
hidrogen). Jumlah pasangan basanya kurang lebih 4 x 106. Bila
kromosom tersebut ditarik secara linier dalam bentuk heliks-ganda,
ukurannya akan mencapai kira-kira 1,25 mm, yaitu beberapa ratus
kali lebih panjang daripada sel bakteri yang memilikinya.
a. Replikasi mensyaratkan situs awal
Syarat pertama agar suatu DNA dapat bereplikasi ialah bahwa
pada DNA tersebut terdapat situs awal replikasi. Hasil
pengamatan terhadap kromosom E.coli memperlihatkan bahwa
replikasi selalu dimulai dari titik awal tertentu (Cairns, 1963).
Situs awal replikasi dikenal dengan istilah titik ori (singkatan
dari origin of replication). Pada kromosom bakteri diketahui
hanya ada satu titik ori, sedangkan pada kromosom eukariot
terbukti mempunyai banyak titik ori. DNA yang tidak
mempunyai titik ori tidak akan dapat bereplikasi.
b. Replikasi memerlukan untaian ganda
Persyaratan kedua untuk dapat berlangsungnya proses replikasi
ialah bahwa asam nukleat harus berada dalam bentuk untaian
ganda. Hal ini telah diuraikan oleh Watson dan Crick (1953),
yaitu bahwa implikasi genetik dari heliks ganda ialah
memungkinkan pembentukan DNA baru secara swaproduksi
(replikasi). Adanya dua untai polinukleotida serta per pasangan
antiparalel antara basa-basanya akan mendukung proses
replikasi, yaitu setiap untaian akan menjadi model bagi
pembentukan untai pasangannya. Bukti bahwa untai ganda
menjadi syarat dalam replikasi dapat dilihat pada DNA virus
yang sedang bereplikasi. Virus mempunyai genom bervariasi,
baik beruntai ganda maupun tunggal, tetapi pada saat
bereplikasi virus selalu berada dalam keadaan untai ganda.
c. Replikasi DNA mengikuti pola hipotesis semikonservatif
Untuk dapat terjadi proses replikasi seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya, Watson dan Crick mengajukan suatu
usulan pola replikasi DNA yang disebut pola semikonservatif.
Pola konservatif mula-mula dibuktikan oleh Mathew Maselson
dan Francis Stahl yang bekerja dengan E.coli yang telah
menggunakan teknik radio isotop, sentrifugasi, dan
spektrofotometer. Dengan pola semikonservatif ini akan
terpenuhi dua hal. Pertama, fungsi pewarisan dalam replikasi
satu utasan DNA. Kedua, fungsi pemeliharaan sifat, yaitu
struktur DNA yang baru akan sama dengan struktur DNA
sebelumnya. 3’
d. Sintesis DNA mempunyai arah pertumbuhan 5’ Molekul
nukleotida dalam keadaan bebas akan terbentuk nukleotida
tripospat. Dalam proses sintesis DNA, dua nukleotida
digabungkan satu dengan yang lainnya dengan cara
merangkaikan karbon gula kelima (C5) yang mengandung
fosfat dari satu nukleotida kepada karbon gula ketiga (C3) yang
mengandung –OH dari nukleotida lain dan membentuk ikatan
5’-3’ fosfodieter.
e. Replikasi berjalan secara bertahap
Dalam proses replikasi terjadi dua proses. Pertama, pelepasan
heliks ganda menjadi untai tunggal dan membentuk cabang
replikasi. Kedua, sintesis rantai baru dengan menggunakan
untaian tunggal tersebut sebagai model. Pada situs awal
replikasi, enzim DNA polimerase akan memutus pilinan heliks
ganda menjadi dua untaian tunggal. Dalam proses ini akan
terbentuk struktur huruf Y, titik persimpangannya disebut titik
tumbuh. Replikasi bergerak berurutan dari titik tumbuh, baik
pada satu arah (replikasi satu arah) atau dua arah (replikasi dua
arah). Situs awal dan titik tumbuh terikat pada membran sel
dan dari sinilah kedua utasan diduplikasi. Masing-masing
utasan mempunyai urutan basa pada utasan-utasan DNA yang
mula-mula.
f. Sintesis DNA bersifat tidak sinambung
Utasan-utasannya direplikasi dalam bentuk segmen-segmen
kecil yang disebut fragmen Okazaki, dengan arah 5’ ke 3’.
Fragmen-fragmen ini kemudian digabungkan menjadi satu oleh
enzim DNA ligase. Inisiasi (pengawalan) replikasi DNA
membutuhkan suatu pancingan, yaitu sepotong pendek RNA
yang disintesis oleh RNA polimerase dan komplementer
terhadap DNA. Dengan adanya pemula ini, DNA polimerase
dapat mulai mensintesis deoksiribonukleotida. Sekali
pancingan mengena, DNA polimerase lalu mencerna RNA
tersebut dan menggantikannya dengan DNA. Berpartisipasinya
RNA sebagai pancing tampaknya ekstensif karena setiap
fragmen Okazaki juga mengandung sebagian RNA sebagai
pancing.
2.3.2 Perpindahan Gen
Perpindahan gen merupakan suatu kegiatan yang dilakukan
bakteri dengan mengirimkan informasi genetik (DNA) dari sel
donor ke sel resipien. Kegiatan perpindahan gen ini ada tiga yakni :
1. Transformasi
Transformasi pertama kali ditemukan oleh Frederick Griffith
pada tahun 1928. Dia mempelajari transformasi satu tipe
Streptococcus pneumoniae menjadi tipe yang berbeda. S.
pneumoniae dibagi menjadi 100 tipe lain yang berbeda atas
dasar perbedaan kimia pada kapsulnya. Jadi, tipe 1
menghasilkan kapsul yang berbeda dengan tipe 2, dan
seterusnya. Transformasi ialah proses pemindahan DNA bebas
sel yang mengandung sejumlah informasi genetik (DNA) dari
satu sel ke sel lainnya. DNA tersebut diperoleh dari sel donor
melalui lisis sel alamiah atau dengan cara ekstraksi kimiawi.
Begitu fragmen DNA dari sel donor tertangkap oleh sel
resipien, maka terjadilah rekombinasi.
Manfaat yang didapat dari transformasi gen pada bakteri adalah
a. Sarana penting dalam rekayasa genetika.
b. Memetakan kromosom bakteri.
c. Bermanfaat dalam penelitian-penelitian genetik bakteri di
laboratorium.
2. Konjugasi
Konjugasi merupakan mekanisme perpindahan informasi
genetik (DNA) dari sel donor ke sel resipien yang terjadi akibat
adanya kontak sel dengan sel. Konjugasi bakteri pertama kali
ditemukan oleh Lederberg dan Tatum pada tahun 1946. Mereka
menggabungkan dua galur mutan Escherichia coli yang
berbeda yang tidak mampu mensintesis satu atau lebih faktor
tumbuh esensiil dan memberinya kesempatan untuk kawin.
Pada proses konjugasi, sel donor (jantan) memasukkan
sebagian DNA ke dalam sel resipien melalui pili seks yang
dimiliki oleh sel jantan. Setelah DNA donor masuk ke dalam
sel resipien, enzim-enzim yang bekerja pada DNA resipien
menggunting dan mengeksisi suatu fragmen DNA resipien.
Kemudian DNA donor dipadukan ke dalam kromosom resipien
di tempat DNA yang tereksisi. Mekanisme ini sebenarnya
berlangsung juga pada kegiatan transformasi dan transduksi.
Dengan adanya proses konjugasi ini, gen-gen tertentu yang
membawa sifat resistensi pada obat dapat berpindah dari
populasi bakteri yang resisten ke populasi bakteri yang tidak
resisten. Oleh karenanya, bila hal tersebut terjadi pada populasi
bakteri bisa timbul multi drug resistance.
3. Transduksi
Beberapa jenis virus berkembang biak di dalam sel bakteri.
Virus-virus yang inangnya adalah bakteri seringkali disebut
bakteriofage atau fage. Pada waktu fage menginfeksi bakteri,
fage memasukkan DNA-nya ke dalam bakteri tersebut. DNA
fage ini kemudian bereplikasi di dalam sel bakteri atau
berintegrasi dengan kromosom bakteri. Inilah yang dikenal
dengan transduksi. Jadi, transduksi adalah proses perpindahan
gen dari suatu bakteri ke bakteri lain oleh bakteriofage lalu oleh
bakteriofage tersebut plasmid ditransfer ke populasi bakteri.
Transduksi ditemukan oleh Norton Zinder dan Joshua
Lederberg pada tahun 1952. Pada waktu DNA fage dikemas di
dalam pembungkusnya untuk membentuk bakteri-bakteri fage
baru, DNA fage tersebut dapat membawa sebagian dari DNA
bakteri yang telah menjadi inangnya. Selanjutnya, bila fage
menginfeksi bakteri lainnya, maka fage akan memasukkan
DNA-nya yang mengandung sebagian dari DNA bakteri inang
sebelumnya. Dengan demikian, fage tidak hanya memasukkan
DNA-nya sendiri ke dalam sel bakteri yang diinfeksinya, tetapi
juga memasukkan DNA dari bakteri lain yang ikut terbawa
pada DNA fage. Jadi, secara alami fage memindahkan DNA
dari satu sel bakteri ke bakteri lainnya.
Ada dua tipe transduksi, yaitu:
1. Transduksi terbatas
Pada proses ini tidak semua gen dapat ditransfer.
Transduksi terbatas terjadi saat profage telah terintegrasi
pada kromosom bakteri. Gen-gen bakteri yang mengalami
transduksi terbatas adalah yang berdekatan dengan profage
yang terintegrasi.
2. Transduksi umum
Transduksi umum terjadi bila suatu fage memindahkan gen
dari kromosom bakteri atau plasmid. Pada saat fage
memulai siklus litik, enzim-enzim virus menghidrolisis
kromosom bakteri menjadi potongan-potongan kecil DNA.
Setiap bagian dari kromosom bakteri tersebut dapat
digabungkan dengan kepala fage selama perakitan fage.
Fage yang telah berisi DNA sel bakteri dapat menginfeksi
sel lain dan mentransfer gen bakteri di dalam sel resipien
DNA bakteri dan bergabung dengan rekombinasi homolog
menggantikan gen dalam sel resipien. Transduksi ini terjadi
pada bakteri gram positif dan gram negatif.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DNA adalah sebuah molekul panjang yang menyerupai tali,
biasanya terdiri dari dua utas, saling membelit membentuk heliks ganda
(double helix). Setiap utas terdiri dari nukleotida-nukleotida yang
tergabung membentuk rantai polinukleotida.
Untuk memperbanyak dirinya, DNA melakukan suatu proses yang
disebut replikasi. Replikasi dapat dikatakan merupakan reaksi kimia yang
memungkinkan senyawa kimia dapat membentuk dirinya untuk
menghasilkan senyawa baru yang mirip dengan dirinya. Replikasi DNA
mengikuti pola semi konservatif yang sintesisnya dimulai dari titik ori
3’ dan arah pertumbuhannya ialah 5’
Perpindahan gen yang dilakuakan bakteri melalui tiga cara, yaitu :
konjugasi, transformasi, dan transduksi. Konjugasi merupakan proses
perpindahan gen bakteri melalui kontak antar selnya. Transformasi
merupakan proses perpindahan gen bakteri melalui sel bebas. Transduksi
merupakan proses perpindahan gen dari suatu bakteri ke bakteri lain
dengan bantuan bakteriofage.
Mutagenesis merupakan suatu teknik untuk menciptakan mutasi
yang meliputi lima tahap/proses. Mutagen adalah bahan yang
menyebabkan terjadinya mutasi. Mutagen terbagi menjadi tiga : mutagen
bahan kimia, mutagen bahan fisika, dan mutagen bahan biologi.
DNA rekombinan adalah DNA yang telah mengalami proses rekombinasi
atau penyusunan kembali. Proses ini diawali oleh terpotongnya struktur
DNA oleh enzim restriksi endonuklease kemudian potongan DNA tersebut
disisipkan pada DNA resipien dan digabungkan kembali oleh enzim
ligase. Struktur DNA yang baru ini akan ikut bereplikasi apabila organism
pembawanya berkembangbiak. Meskipun banyak kontroversi teknologi
baru ini, teknologi ini cukup mendatangkan manfaat bagi kehidupan umat
manusia.
3.2 Saran
Saya sebagai penulis berharap melalui makalah ini saya serta pembaca
menjadi lebih paham dan mendapat ilmu lebih mengenai genetika
mikroba.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. http//:wikipedia.com/genetika bakteri/. 14 Desember 2013.
Anonim. http//:google.com/genetika bakteri dan virus/. 14 Desember 2013.