34
Tugas Kewarganegaraan “Globalisai & Identitas Nasional” Kelompok 1 : 1. Siti Fatimatuzzaroh (1221408624) 2. Mega Purwati 1

Globalisasi dan identitas nasional

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Globalisasi dan identitas nasional

Tugas Kewarganegaraan

“Globalisai & Identitas Nasional”

Kelompok 1 :

1. Siti Fatimatuzzaroh (1221408624)

2. Mega Purwati (1221408625)

3. Dewi Ambarwati (1221408656)

4. Purwanti (1211408081)

5. Yulian Safa (1211408114)

6. Rizki Tungga Dewi (1211408095)

7. Rosa Claudia R (1211408223)

8. Rendi Supriadi (1211408258)

1

Page 2: Globalisasi dan identitas nasional

Fakultas Ekonomi

Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum  Wr. Wb.

Alhamdulillah hirobbil ‘alamin puji dan syukur kita limpahkan

kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

karunia-Nya kepada kami, sehingga kami mampu

menyelesaikan tugas makalah tentang ”Identitas Nasional” ini.

Adapun makalah ini kami buat adalah untuk memenuhi tugas

yang diberikan kepada kami. Mudah-mudahan dengan

dibuatnya makalah ini bisa berguna bagi kita semua.

Tak ada gading yang tak retak, maka untuk kesempurnaan

makalah ini kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari

berbagai pihak. Kurang lebihnya kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum  Wr. Wb.

Penyusun

2

Page 3: Globalisasi dan identitas nasional

Daftar isi

Kata pengantar 2

Daftar Isi 3 Pengertian Globalisasi 4

Globalisasi dan Krisis Identitas 5

Pemaknaan Globalisasi 6

Nasionalisme 7

Perkembangan Nasionalisme 8

Realitas Nasionalisme dalam Tantangan 9

Pentingnya Identitas Bangsa 11

Kesimpulan dan Saran 13

Kata Penutup 1 4

3

Page 4: Globalisasi dan identitas nasional

Pengertian Globalisasi

Globalisasi diartikan sebagai suatu era atau jaman

yang ditandai dengan perubahan tatanan kehidupan dunia

akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,

menjadikan dunia saling berdekatan.

Era globalisasi ini ternyata bak pedang bermata dua.

Dapat membawa kita menjadi pribadi yang lebih bermutu

atau bahkan menjadi pribadi yang tidak tahu diri. Kepintaran

generasi muda dalam mengaolah teknologi tidak diimbangi

dengan mental yang bermoral. Pada akhirnya negaralah yang

akan menanggung akibatnya. Anak-anak sampai orang

dewasa seakan terbiasa bahkan hafal dengan berita-berita

terbaru yang disajikan di dunia maya tersebut, tapi keaadan

ini bertolak belakang dengan pengetahuan terhadap

pancasila sebagai landasan dalam bertindakyang seakan

asing bahkan tidak mengenalnya.

Tampaknya arus modernisasi dan globalisasi tidak akan

dapat dihindari oleh negara-negara di dunia dalam berbagai

4

Page 5: Globalisasi dan identitas nasional

aspek kehidupannya. Menolak dan menghindari modernisasi

dan globalisasi sama artinya dengan mengucilkan diri dari

masyarakat internasional. Begitu juga di Negara Indonesia

dengan adanya globalisasi dan modernisasi sangat

berpengaruh terhadap budaya kita dan sangat bertentangan.

Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 pada

alinia terakhir terdapat tujuan bangsa serta 5 dasar negara

yang tentunya dibuat dengan maksud tertentu dan proses

yang tidak mudah. Ke lima dasar tersebut menunjukkan

kepribadian (jati diri) bangsa yang membedakan Bangsa

Indonesia dengan bangsa lainya. Sebagai generasi penerus

bangsa yang pada akhirnya penentu kehidupan bangsa

hendaknya dapat menghormati para pendiri bangsa dengan

tetap mengisi kemerdekaan melalui prestasi dan rasa

nosionalisme yang tinggi tercinta dan tentunya tidak

menghilangkan jati diri bangsa Indonesia.

Globalisasi dan Krisis

Identitas

Jati diri yaitu suatu kualitas yang menentukan suatu individu,

sedemikian rupa sehingga diakui sebagai suatu pribadi yang

membedakan dengan individu yang lain. Kualitas yang

menggambarkan suatu jati diri bersifat unik, khas, yang

mencerminkan pribadi individu dimaksud.

Jati Diri Bangsa adalah, ciri khas atau karakteristik suatu

bangsa yang membedakannya dari bangsa yang lain. Jati diri

bangsa indonesia berarti karakteriskitik bangsa indonesia yang

5

Page 6: Globalisasi dan identitas nasional

membedakan bangsa indonesia dengan bangsa lainnya. Jati diri

Indonesia merupakan perwujudan dari nilai nilai budaya yang

berkembang dan berasal dari himpunan beberapa suku yang

ada di Indonesia. Krisis identitas yang melanda Indonesia tidak

lagi sekadar berada di tingkatan individu ataupun kelompok-

kelompok kecil dalam masyarakat. Krisis ini muncul hingga ke

tingkatan birokrasi; merasuki para pemangku kepentingan dan

pembuat kebijakan. Indikasi dari krisis identitas kebangsaan ini

dapat terlihat dari berbagai hal, seperti merosotnya rasa bangga

akan identitas sebagai bagian dari bangsa Indonesia,

ketertarikan terhadap budaya dan nilai-nilai asing yang lebih

tinggi dibandingkan terhadap budaya dan nilai-nilai lokal,

keengganan banyak tenaga dengan kompetensi mumpuni untuk

mengabdi di dalam negeri, dan tingginya ketidakpercayaan

masyarakat terhadap pemerintah sebagai akibat dari banyaknya

carut-marut di lingkungan birokrasi.

Beberapa contoh “hilangnya jati diri bangsa”

Korupsi sebagai Wujud Krisis Identitas Bangsa

Adanya krisis identitas bangsa yang terjadi selama beberapa

dekade menyebabkan mentalitas bangsa menjadi tergerus dan

menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap nilai-nilai yang

terkandung dalam Pancasila. Ketika krisis kepercayaan itu

terjadi, pada masa kini masyarakat hanya menjadikan Pancasila

sebagai “buah bibir” saja tanpa bisa menghayati dan

mengamalkannya secara utuh. Sebagai contoh adalah kasus

korupsi ditengah-tengah masyarakat. Kecenderungan tindak

korupsi tersebut hanya memihak dan menguntungkan satu

6

Page 7: Globalisasi dan identitas nasional

pihak saja, sedangkan masyarakat sebagai korban dari korupsi

tersebut.

Pemaknaan Globalisasi

Makna globalisasi

Bukan rahasia lagi kalau saat ini dunia sedang mengalami

perkembangan yang sangat pesat dalam berbagai bidang dan

aspek kehidupan masyarakat dan negara. Batas-batas teritorial

antarnegara yang sebelumnya menjadi salah satu kendala yang

dihadapi dalam konteks hubungan antarbangsa dan negara, kini

hal itu tidak menjadi kendala yang berarti. Perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi dalam eskalasi yang tinggi terutama

teknologi informasi, komunikasi, dan transportasi telah

menyebabkan batas-batas atau sekat-sekat geografis

antarnegara dan bangsa seolah tak nampak lagi. Pantas, kalau

banyak pihak mengatakan bahwa kecenderungan kehidupan

bangsa dan negara saat ini mengarah kepada terbentuknya

suatu masyarakat global (global village).

Marshall McLuhan mengkonseptualisasikan “global

village” yang dimaknai sebagai sebuah proses homogenisasi

jagat sebagai akibat dari kesuksesan system komunikasi secara

keseluruhan. Saat ini, betapa mudahnya orang melakukan

komunikasi jarak jauh, tidak hanya antarkota melainkan

antarnegara yang lokasinya sangat berjauhan. Bahkan, saat ini

tidak jarang para petinggi negara mengadakan pertemuan

dengan staf pembantunya (misalnya menteri) melalui

7

Page 8: Globalisasi dan identitas nasional

teleconference atau konferensi jarak jauh dengan maksud untuk

memantau keadaan atau situasi dalam negeri, baik keadaan

politik maupun ekonomi, dan sebagainya. Demikian pula,

komunikasi dapat dilakukan melalui media internet yang dalam

waktu yang relatif singkat, dapat diperoleh informasi atau

berita-berita aktual yang terjadi di belahan penjuru dunia ini.

Itulah gambaran kehidupan saat ini, kehidupan yang serba

menglobal dalam berbagai aspek atau dimensi kehidupan

manusia. Inilah yang disebut dengan globalisasi (globalization).

Secara etimologis, globalisasi berasal dari kata “globe”

yang berarti bola dunia, sedangkan akhiran sasi mengandung

makna sebuah “proses” atau keadaan yang sedang berjalan

atau terjadi saat ini. Jadi, secara etimologis, globalisasi

mengandung pengertian sebuah proses mendunia yang tengah

terjadi saat ini menyangkut berbagai bidang dan aspek

kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara-negara di dunia. Di

Perancis, globalisasi dikenal dengan istilah mondialisation.

Sementara di Jerman dikenal dengan sebutan istilah

globaliserung. Secara konsep memang berbeda, namun pada

dasarnya mengandung pengertian yang tidak berbeda, yakni

proses yang mendunia dalam berbagai bidang dan aspek

kehidupan negera dan bangsa di penjuru dunia ini.

NasionalismeNasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan

mempertahankan kedaulatan sebuah negara dengan

mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk sekelompok

manusia yang mempunyai tujuan atau cita-cita yang sama

8

Page 9: Globalisasi dan identitas nasional

dalam mewujudkan kepentingan nasional, dan nasionalisme

juga rasa ingin mempertahankan negaranya, baik dari internal

maupun eksternal. Seperti: Cinta pada tanah air, ras, bahasa

atau sejarah budaya. Dan juga dapat dikatakan nasionalisme

merupakan suatu keinginan akan kemerdekaan politik,

keselamatan dan prestise bangsa.

Perkembangan

Nasionalisme

Nasionalisme adalah sebuah paham yang direalisasikan

dalam sebuah negara yang mendambakan kepentingan

bersama, yaitu kepentingan bangsa (nation), walaupun mereka

terdiri dari masyarakat yang majemuk. Bangsa mempunyai

pengertian totalitas yang tidak membedakan suku, ras,

golongan, dan agama. Diantara mereka tercipta hubungan

sosial yang harmonis dan sepadan atas dasar kekeluargaan.

Kepentingan semua kelompok diinstutionalisasikan dalam

berbagai organisasi sosial, politik, ekonomi, dan keagamaan.

Upaya penggalangan kebersamaan ini sering kali bertujuan

menghapus superioritas kolonial terhadap suatu bangsa yang

telah menimbulkan berbagai penderitaan selama kurun waktu

yang cukup lama.

Nasionalisme sendiri mengandung makna “suatu sikap mental

di mana loyalitas tertinggi dari individu adalah untuk negara-

bangsa”; atau “sikap politik dan sosial dari kelompok-kelompok

suatu bangsa yang mempunyai kesamaan kebudayaan, bahasa,

9

Page 10: Globalisasi dan identitas nasional

dan wilayah, serta kesamaan cita-cita dan tujuan, dan dengan

demikian mersakan adanya kesetiaan yang mendalam terhadap

bangsa.

Dalam konteks ini, kata kunci dalam nasionalisme adalah

supreme loyality terhadap kelompok bangsa. Kesetiaan ini

muncul karena adanya kesadaran akan identitas kolektif yang

berbeda dengan yang lain. Pada kebanyakan kasus, hal itu

terjadi karena kesamaan keturunan, bahasa atau kebudayaan.

Akan tetapi , ini semua bukanlah unsur yang subtansial serba

yang paling penting dalam nasionalisme adalah adanya

“kemauan untuk bersatu”. Oleh karena itu, “bangsa” merupakan

konsep yang selalu berubah, tidak statis, dan juga tidak given,

sejalan dengan dinamika kekuatan-kekuatan yang

melahirkannya.

Perkembangan Nasionalisme di Indonesia di pengaruhi oleh

dua faktor yaitu faktor dari dalam (internal) atau pengaruh dari

luar (eksternal)

Pengaruh dari dalam (internal) :

Kenangan kejayaan masa lampau

Penderitaan dan kesengsaraan akibat Imperialisme

Munculnya gol. Cendikiawan

Kemajuan dalam bidang politik

Pengaruh dari luar (Eksternal) :

Kemenangan Jepang atas Rusia pada tahun 1905

Pergerakan Nasional di India (Mahatma Gandhi:

Ahimsa=dilarang membunuh/anti perang, Hartal=gerakan

mogok, Satyagraha=gerkan untuk tidak bekerjasama

dengan kolonial Inggris, Swadesi=gerkan untuk memakai

produk dalam negeri sendiri)

Gerakan kebangsaan Filipina yang dipimpin oleh Dr. Jose

10

Page 11: Globalisasi dan identitas nasional

Rizal

Gerakan Nasional RRC dipimpin oleh Dr. Sun Yat Sen.

Realitas Nasionalisme dalam

tantangan

Realitas perkembangan sosial-ekonomi dan politik sekarang

ini ternyata menghadirkan tantangan berat bagi nasionalisme

Indonesia. Setidaknya, ada dua tantangan utama yang bila tidak

diwaspadai dapat menggerogoti eksistensi nasionalisme itu

sendiri.

"Yaitu tantangan yang bersifat internal dan eksternal," ungkap

Menko Perekonomian Hatta Rajasa.

Tantangan internal, dijelaskannya, secara faktual masih adanya

kelompok yang ingin melepaskan ikatan nasionalisme melalui

gagasan disintegratif yang sangat tidak konstruktif. 

"Menghadapi kelompok ini, kita tidak boleh terlalu reaktif

dengan melakukan tindakan-tindakan represif," ujar Hatta,

Selasa (11/10), di Jakarta. Penyelesaian persoalan yang

berdimensi internal ini, menurutnya pendekatan yang dilakukan

hendaknya bersifat persuasif yang dilandasi oleh cinta kasih

antara sesama anak bangsa.

Sedangkan tantangan eksternal, ditegaskan Hatta, secara

gradual Indonesia dihadapkan pada perubahan tatanan dunia

melalui arus globalisasi. "Sadar atau tidak sadar, jika tidak

dikelola dengan baik, globalisasi dapat mengikis semangat

11

Page 12: Globalisasi dan identitas nasional

nasionalisme kita. Kecintaan pada negeri sendiri dapat

berkurang akibat terbukanya arus informasi dan teknologi yang

sangat sulit dihindari," tuturnya.

Secara tidak langsung, tatanan sistem sosial, politik,

ekonomi, dan budaya Indonesia, kata Hatta, mendapatkan

pengaruh dari luar, yang tidak semuanya bernilai positif, atau

sesuai dengan harkat dan karakter kita sebagai sebuah bangsa.

Tantangan globalisasi semacam inilah yang ditegaskannya

harus dijawab dengan melakukan internalisasi terhadap ideologi

nasionalisme beserta perangkat norma yang mengokohkannya.

"Jadi kita tidak perlu takut dan gamang terhadap fenomena

pluralisme global. Secara faktual bangsa Indonesia dengan

ratusan suku, ratusan bahasa, serta agama dan

keyakinan, adalah bangsa paling pluralis di muka bumi.

Globalisasi bukanlah musuh yang harus ditakuti, sebaliknya

justru potensial untuk meningkatkan posisi Indonesia di pentas

internasional."

Hatta menambahkan nasionalisme saat ini harus mampu

mempertahankan kedaulatan dan integritas wilayah Indonesia.

Instrumen penting yang digunakan adalah kehidupan yang

demokratis, penegakan dan supremasi hukum, dan

pembangunan ekonomi. Bersamaan dengan itu, perlu

dirumuskan pemaknaan baru nasionalisme. Kalau dulu,

semangat itu jadi landasan mengusir penjajah, sekarang

semangat itu harus dijadikan landasan menuju bangsa yang

maju, terhormat, dan bermartabat.

12

Page 13: Globalisasi dan identitas nasional

PENTINGNYA SEBUAH

IDENTITAS DALAM SUATU

BANGSA

Identitas dari sebuah negara merupakan hal yang

penting demi terlaksananya kepercayaan diri dan

kekuatan dari negara itu sendiri. Lalu, bagaimana dengan

keadaan globalisasi yang tidak dapat kita hindari

sedangkan globalisasi sendiri menimbulkan hilangnya

batas antar-negara yang berarti juga ‘melepaskan’

identitas negara tersebut untuk bersatu dengan identitas

negara lainnya sehingga menjadi identitas internasional.

Dengan menerima globalisasi sebagai kondisi yang tidak

dapat dihindari, artinya secara otomatis kita menerima

manfaat sekaligus konsekuensi dari globalisasi. Globalisasi

memfasilitasi negara-negara di dunia untuk bertukar

banyak hal termasuk kebudayaan, informasi, dan unsur-

unsur pembentuk identitas nasional lainnya. Dari hal

tersebut berarti kita harus menerima pengaruh-pengaruh

negara lain yang secara lambat laun memengaruhi

identitas bangsa. Pada dasarnya, kekuasaan atas sejauh

mana penerimaan terhadap globalisasi dapat terjadi

sepenuhnya ada di tangan negara itu sendiri. Sejauh

mana sebuah negara menghendaki batas- batasnya

diintervensi oleh kehadiran globalisasi. Sebuah negara

memiliki hak mutlak untuk menentukan identitas

13

Page 14: Globalisasi dan identitas nasional

negaranya sendiri dan menentukan sejauh mana

identitasnya dapat terus dijaga. Negara memiliki

kemampuan untuk menyetujui hubungan dengan negara

lain  berdasar pada nilai-nilai identitas yang dimilikinya.

Apabila pengaruh yang akan didapat sesuai dengan

identitas bangsa dan tidak mengancam lunturnya

karakteristik dan identitas  bangsa tersebut, maka hal

tersebut bukanlah sesuatu yang perlu dikhawatirkan.

Identitas sebuah negara adalah sebuah hal yang penting

dan harus terus dipertahankan selama identitas tersebut

tidak menghambat perkembangan negara tersebut untuk

menjadi lebih baik. Hal yang sama terjadi pada

penyikapan sebuah negara terhadap globalisasi.

Penerimaan globalisasi seutuhnya berada ditangan

negara, kontrol atas pertukaran apa saja yang dapat

menjadi modal untuk membawa negara tersebut berada di

keadaan yang lebih baik dari sebelumnya merupakan

pertimbangan yang baik. Oleh karena itu, kesadaran

terhadap identitas negara adalah penting untuk

menentukan pengaruh apa saja yang harus dan tidak

harus diterima dari globalisasi.

KESIMPULAN

14

Page 15: Globalisasi dan identitas nasional

Setelah memahami identitas dan globalisasi, urgensi

diantara keduanya, dan kenyataan zaman yang tidak

dapat dielakkan, kita dapat menyimpulkan bahwa

globalisasi berperan dalam menghapus batas-batas antar-

negara sehingga mengakibatkan pudarnya identitas

sebuah negara. Akan tetapi, pentingnya identitas bagi

sebuah negara menyebabkan negara harus mampu

menentukan sendiri sejauh mana negara dapat menerima

globalisasi. Oleh karena itu, hal yang harus dilakukan oleh

negara adalah menyadari secara utuh identitas negaranya

supaya dapat menerima globalisasi dengan pengaruh

yang sesuai dengan identitas negara.

SARAN Kami menyarankan kepada pembaca atau pun semua pihak

yang membaca dan memanfaatkan makalah ini kedepannya

agar:

1) Menambahkan dan memerdalam bahasan mengenai

identitas nasional dan unsur-unsur identitas nasional;

2) Menambahkan dan memerdalam bahasan mengenai

identitas internasional dan unsure-unsur identitas

internasional;

3) Menambahkan dan memerdalam ruang lingkup globalisasi

mencakup globalisasi  budaya, ekonomi, informasi,

teknologi, dan pola pikir;

4) Pendekatan dalam mengelaborasikan identitas dan

globalisasi didasarkan pada  beberapa pemikiran para

ahli.

15

Page 16: Globalisasi dan identitas nasional

KATA PENUTUP

Segala puji bagi Allah pemilik mata air cinta yang tiada pernah

kering karena dengan aliran kasih sayangnya kami bisa

menyelesaikan resume ini dengan kesabaran dan kebahagiaan.

Semoga dengan hasil makalah ini bisa memberilan gambaran

yang jelas dan gamblang tentang ”Identitas Bangsa“

Dalam penyusunan tugas makalah ini, kami menyadari masih

banyak kesalahan dan kekurangan. Maka dari itu saran dan

kritik yang membangun dari semua pihak merupakan modal

utama kami untuk meraih tangga kesuksesan.

Akhirnya tiada kata yang paling indah kecuali puji syukur

alhamdulillah pada pemilik kasih sayang sempurna atas berjuta

nikmat yang tercurah yang kita rasakan sampai saat ini.

 

16

Page 17: Globalisasi dan identitas nasional

17